Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

43
PENANGANAN DAN DAMPAK KISTA OVARIUM TERHADAP KEHAMILAN A. PENDAHULUAN 1,2,3 Umumnya wanita memiliki dua buah indung telur atau ovarium, berbentuk seperti buah almond sebesar ibu jari dengan ukuran 1 x 2 x 3,5 cm, terletak di sebelah kiri dan kanan pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi wanita dan berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium disebut mesovarium. Tumor ovarium adalah pembesaran ovarium dengan diameter > 5 cm. Tumor ini ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor neoplastik dibagi lagi menjadi tumor jinak dan ganas. Tumor jinak tersebut dibagi lagi dalam kelompok tumor kistik dan solid. 1

description

kista ovarium dan penanganannya dalam kehamilanlaporan kasus

Transcript of Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Page 1: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

PENANGANAN DAN DAMPAK KISTA OVARIUM

TERHADAP KEHAMILAN

A. PENDAHULUAN 1,2,3

Umumnya wanita memiliki dua buah indung telur atau ovarium, berbentuk

seperti buah almond sebesar ibu jari dengan ukuran 1 x 2 x 3,5 cm, terletak di

sebelah kiri dan kanan pada dinding pelvis di fossa ovarika.

Ovarium merupakan salah satu organ reproduksi wanita dan berhubungan

dengan uterus melalui ligamentum ovarii proprium. Ovarium terletak pada lapisan

belakang ligamentum latum. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang

ligamentum latum dengan ovarium disebut mesovarium.

Tumor ovarium adalah pembesaran ovarium dengan diameter > 5 cm.

Tumor ini ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor neoplastik

dibagi lagi menjadi tumor jinak dan ganas. Tumor jinak tersebut dibagi lagi dalam

kelompok tumor kistik dan solid.

Tumor ovarium dapat timbul di segala usia, tersering adalah pada usia 30-

60 tahun. Masalah klinis yang sering ditimbulkan yaitu :

1. Tumor ovarium sering jinak namun dapat berubah menjadi ganas.

2. Pada stadium dini bersifat asimptomatis dan tidak menimbulkan rasa sakit.

3. Dapat tumbuh menjadi besar sehingga menimbulkan gangguan mekanis

seperti torsi / terpelintir dan perforasi.

Tumor ovarium jinak sering memberikan diagnosa dan keadaan tindakan

yang sulit bagi seorang pemeriksa karena berbeda antara hasil yang didapatkan

1

Page 2: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

secara klinis dengan hasil yang didapatkan secara patologi anatomi. Suatu

pendekatan secara akurat terhadap diagnosa dan pengobatannya dapat

menghindari dari kemungkinan resiko yang tidak dikehendaki.

Insiden keganasan tumor meningkat dengan bertambahnya umur dan

umumnya timbul pada masa paska menopause dengan rata-rata di atas 61 tahun.

Resiko keganasan pada masa usia > 50 tahun atau paska menopause sebesar 50 %.

Adanya massa pada adnexa selama kehamilan tidaklah jarang ditemukan,

insidensinya lebih kurang 1 dari 100 kehamilan. Pada kebanyakan kasus, massa

yang dijumpai adalah jinak.

Dijumpainya massa pada ovarium selama kehamilan ini memberikan

beberapa pertanyaan, seperti bagaimana cara mendiagnosa adanya massa,

bagaimana penanganannya tanpa mengganggu kehamilan, apakah dibutuhkan

tindakan operasi, dan kapan waktu yang tepat untuk dilakukan operasi jika

memang dibutuhkan.

B. DEFINISI 4

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada

indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam

selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Kista ovarium sering

terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena

perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan

sel telur dari ovarium.

2

Page 3: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

C. KLASIFIKASI 4

Tumor ini ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor

neoplastik dibagi lagi menjadi tumor jinak dan ganas. Tumor jinak tersebut dibagi

lagi dalam kelompok tumor kistik dan solid.

Tumor non neoplastik :

1. Tumor akibat radang

2. Tumor lain : kista folikel, kista korpus luteum, kista lutein, kista inklusi

germinal, kista endometrium.

Tumor neoplastik jinak :

1. Kistik : kista ovarii simpleks, kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma

ovarii musinosum, kista endometroid, dan kista dermoid.

2. Solid : fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma,

limfangioma, tumor Brenner, tumor sisa adrenal (maskulinova-blastoma).

Gambar 1. Kista Korpus Luteum

3

Page 4: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Gambar 2. Kista Folikuler

D. PENYEBAB 4,5

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang

nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,

tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini

terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.

E. GEJALA 2,4,5

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala terutama bila kista

berukuran kecil, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Namun, ada kista

yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan gejala nyeri yang tajam.

Diagnosa pasti kista ovarium tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena

gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,

kehamilan ektopik atau kanker ovarium. Gejala-gejala yang mungkin muncul

pada kista ovarium :

4

Page 5: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- Perut terasa penuh, berat, kembung

- Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

- Haid tidak teratur

- Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke

punggung bawah dan paha

- Nyeri senggama

- Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat

hamil.

Bila terdapat gejala berikut, diperlukan penanganan segera :

- Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba

- Nyeri bersamaan dengan demam

- Rasa ingin muntah

Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Gejala

tersering yang dikeluhkan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul.

Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang

terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang

terjadi di dalam kista dan tangkai yang terpelintir.

Tumor dengan ukuran besar dapat menimbulkan tekanan terhadap alat-alat

sekitarnya disebabkan oleh ukuran dan posisinya dalam perut. Selain gangguan

miksi, obstipasi, edema pada tungkai, juga dapat terjadi hilangnya nafsu makan,

rasa sesak dan lain-lain.

5

Page 6: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Kebanyakan dari kista yang dijumpai pada kehamilan merupakan kista

corpus luteum. Biasanya berdiameter < 6 cm dan akan hilang pada usia kehamilan

14 – 18 minggu. Kista yang harus dilakukan operasi adalah kista teratoma, serous,

mucinosum, kista para ovarica dan endometriosis. Hanya 2 – 4 % yang mengarah

ke malignansi. Perdarahan pada kista dapat terjadi sedikit-sedikit, dapat juga

terjadi dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan distensi cepat dari kista

dan menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor ovarium dengan diameter > 5 cm

akan tetapi belum terlalu besar sehingga terbatas gerakannya. Tumor akan

semakin besar bila terjadi perdarahan di dalamnya. Tindakan operasi harus segera

dilakukan untuk mencegah tumor menjadi ruptur.

Setelah dilakukan pengangkatan tumor, perlu dilakukan pemeriksaan

secara mikroskopik, terutama bila dijumpai tanda-tanda keganasan seperti asites,

tumor padat dan pertumbuhan tumor yang cepat.

F. DIAGNOSA 3,6,7,8

Diagnosa biasanya sulit ditegakkan, tumor adnexa biasanya muncul

dengan tanda dan gejala seperti iritasi peritoneum sekunder dari terpelintir,

perdarahan ataupun ruptur. Semakin besar usia kehamilan, semakin sulit untuk

mengidentifikasi besar massa.

Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya

kista dan membantu untuk menentukan apakah kista tersebut jinak atau ganas.

USG lebih sensitif daripada pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya tumor

ovarium. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering

6

Page 7: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

dilakukan karena pertimbangan biaya. Kebanyakan massa adnexa dalam

kehamilan ini ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan antenatal

rutin dengan USG.

Massa adnexa yang dapat dijumpai dari USG :

- Kista fungsional

Kista fungsional seperti kista folikular, kista korpus luteum, atau kista teka

lutein biasanya memiliki batas yang tipis dengan cairan di tengahnya.

Dijumpainya korpus luteum merupakan hal yang normal selama kehamilan.

Walaupun biasanya dijumpai dengan ukuran yang kecil melalui USG, korpus

luteum ini bisa mencapai ukuran hingga 10 cm pada kehamilan. Kista lainnya

dapat mengandung debris, seperti bekuan darah yang menunjukkan suatu

endometriosis atau kista simpel dengan perdarahan di dalamnya. Kista

fungsional biasanya menghilang pada saat trimester kedua kehamilan. Namun

pada beberapa kasus, kista dapat menyebabkan komplikasi seperti torsi atau

ruptur, menyebabkan nyeri akut atau perdarahan. Bagaimanapun tumor kistik

yang dijumpai selama trimester pertama kehamilan harus dikarakteristikkan

dan diikuti perkembangannya dengan USG.

- Benign cystic teratoma

Benign cystic teratoma biasanya memiliki lapisan jaringan yang berlapis,

adanya kalsifikasi, dan lapisan lemak dan cairan. Tumor ini biasanya tidak

tumbuh secara substansial selama kehamilan. Jika ukurannya lebih kecil dari

6 cm, tumor ini dapat diobservasi secara simpel. Tumor yang lebih besar

kadang-kadang dapat mengalami ruptur atau torsi, atau menjadi obstruksi

pada persalinan.

7

Page 8: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- Benign cystadenoma

Benign cystadenoma biasanya menunjukkan penampakan seperti kista simpel

tanpa septa yang luas, sementara cystadenocarcinoma biasanya memiliki

septa, aliran darah yang abnormal, peningkatan vaskularitas, atau dijumpai

ketiganya sekaligus. Bagaimanapun, kita tidak bisa membedakan suatu

cystadenoma dengan cystadenocarcinoma hanya melalui pemeriksaan USG.

Sekitar 10 % dari massa adnexa yang dijumpai selama kehamilan adalah

ganas.

Walaupun USG dapat membantu mendiagnosa massa adnexa, tetapi

akurasi atau spesifisitas untuk membedakan massa jinak dengan ganas masih

terbatas. Beberapa kriteria dari massa ovarium yang meningkatkan resiko

keganasan seperti ukuran yang lebih besar dari 5 cm (walaupun ukuran yang lebih

kecil juga dapat menjadi ganas), gambaran kompleks kistik dan solid, dan massa

yang menetap seiring berjalannya waktu.

Pada beberapa kasus, masa adnexa ditemukan pada saat dilakukannya

sectio caesarea. Fenomena ini meningkat mengingat tingginya angka sectio

caesarea. Untuk menghindari perlunya dilakukan operasi di kemudian hari, dan

untuk menghindari diagnosis yang terlambat dari suatu keganasan ovarium, perlu

dilakukan inspeksi adnexa secara rutin setelah menutup insisi uterus pada semua

wanita yang melahirkan dengan sectio caesarea.

Daisa (1989) mengamati perbedaan antara tumor jinak dan ganas pada

pemeriksaan panggul dan pada saat pembedahan. Penemuan pada pemeriksaan

panggul :

8

Page 9: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Jinak Ganas

Sifat Unilateral Bilateral

Konsistensi Kistik Padat

Gerakan Bebas Terbatas

Permukaan Licin Tidak

Ascites Tidak ada / sedikit Banyak

Benjolan cul de sac Tidak ada Ada

Pertumbuhan Lambat Cepat

Pemeriksaan CA-125 mungkin bermanfaat setelah trimester pertama

kehamilan. Nilai serum CA-125 biasanya meningkat selama trimester pertama

kehamilan, tapi mungkin dapat bermanfaat untuk penilaian lebih lanjut atau untuk

follow up dari suatu keganasan.

Suatu peningkatan serum alpha-fetoprotein dilaporkan pada beberapa

kehamilan dengan sinus endodermal atau tumor ovarium germ-cell. Alpha-

fetoprotein harus diukur jika dijumpai adanya suatu tumor germ-cell yang

mencurigakan dari pemeriksaan USG.

9

Page 10: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

G. KOMPLIKASI 9,10,11,12,13

Komplikasi tumor adnexa dalam kehamilan :

1. Terpelintir

2. Penekanan terhadap panggul

3. Perdarahan

4. Ruptur

Torsi atau terpelintir adalah terjadinya rotasi total atau sebagian dari massa

adnexa. Faktor predisposisinya adalah ukuran yang cukup besar, mobilitas bebas

dan adanya pedikel yang panjang. Etiologi pastinya belum diketahui. Yang paling

banyak dijumpai adalah pada kista dermoid dan kistadenoma serous. Torsi yang

komplit menyebabkan blokade vena dan limfatik menyebabkan stasis dan

kongesti vena, perdarahan, dan nekrosis. Kista menjadi lebih lunak dan mudah

ruptur. Pasien biasanya mengalami nyeri perut akut dan pada pemeriksaan

panggul dapat dijumpai massa kista yang lunak yang terpisah dari uterus. Resiko

dari torsi ovarium ini meningkat sebanyak 5 kali lipat selama kehamilan.

Insidensinya sebanyak 5 dari 10.000 kehamilan.

Robekan dinding kista dapat pula terjadi akibat trauma lain, seperti

pukulan pada perut dan senggama. Bila kista hanya berisi cairan serous, maka rasa

nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum akan segera berkurang, namun bila

berisi cairan darah, maka akan menimbulkan rasa sakit yang terus menerus

disertai dengan tanda-tanda akut abdomen. Jika robekan terjadi pada kista

adenoma musinosum maka akan mengakibatkan perlengketan dalam rongga perut.

Keadaan ini dikenal dengan pseudomiksoma peritonei.

10

Page 11: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya

kanker ovarium pada wanita di atas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih

belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia di atas 40 tahun untuk

melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker

ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral

terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Sehingga bila seorang

wanita usia subur menggunakan metode kontrasepsi ini dan kemudian mengalami

keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan

lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

Bagaimanapun keganasan pada ovarium selama kehamilan merupakan hal

yang jarang dijumpai. Jika dijumpai biasanya merupakan tahap awal dan memiliki

outcome yang baik, berdasarkan penelitian meta analisis oleh Leiserowitz dkk.

pada tahun 2006. Dari penelitian ini dijumpai 9.375 kehamilan dengan massa

adnexa, dan dijumpai 87 kanker ovarium dan 115 kasus diantaranya memiliki

tumor potensial ganas rendah atau low-malignant-potential (LMP).

Suatu penelitian lain pada 130 kasus dalam kehamilan yang menjalani

operasi menunjukkan bahwa ditemukan tumor ganas atau LMP pada 6,1 % kasus.

Pada 10 pasien, hal yang dijumpai pada saat laparotomi adalah leiomyoma. Dari

penelitian ini dikatakan bahwa pemeriksaan USG sebelum operasi tidak dapat

membedakan tumor LMP dengan neoplasma jinak.

Penelitian dari tahun 1994 sampai 2001 ditemukan 8 pasien dengan massa

adnexa dari 16.472 kehamilan. 6 pasien menjalani laparotomi pada trimester

pertama dan/atau trimester kedua kehamilan. 2 dari mereka dilakukan laparotomi

11

Page 12: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

emergensi karena adanya torsi atau perdarahan sebagai komplikasi dari massa

adnexa. Kedelapan pasien ini menjalani persalinan saat aterm. 2 pasien menjalani

sectio caesarea dengan indikasi obstetrik.

H. PENGOBATAN 3,5,11,14,15,16

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan

sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun

tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan

tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak

sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.

Tumor ovarium neoplastik membutuhkan tindakan operasi, sedangkan

tumor ovarium non neoplastik tidak. Tumor dengan diameter < 5 cm, tidak

diperlukan tindakan operasi, namun dilakukan observasi selama 2 – 3 bulan untuk

membuktikan tumor tersebut mengecil atau membesar. Jika ukuran tumor

menetap atau membesar berarti tumor tersebut bersifat neoplastik, sehingga perlu

penanganan lebih lanjut.

Tindakan operasi pada tumor ovarium jinak berupa reseksi pada bagian

ovarium yang mengandung tumor. Tetapi bila tumor besar atau ada komplikasi

perlu dilakukan tindakan salfingooforektomi. Bila dijumpai keraguan, maka perlu

dilakukan frozen section, jika hasilnya adalah ganas operasi yang tepat adalah

histerektomi total + bisalfingooforektomi + omentektomi + limfadenektomi

selektif pada kelenjar getah bening serviks dan aorta.

12

Page 13: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Kista pada kehamilan perlu dioperasi apabila :

1. Dalam evaluasi kehamilan 14 – 18 minggu kista tidak mengalami

pengecilan, karena biasanya pada usia kehamilan 18 minggu, kista

fungsional akan menghilang.

2. Jika timbul komplikasi seperti peritonitis, ruptur, kista terpelintir dan

infeksi.

3. Jika massa besar sehingga menekan uterus.

4. Jika dicurigai adanya suatu keganasan.

Operasi tidak disarankan dilakukan pada trimester pertama kehamilan,

dengan alasan tingginya angka korpus luteum selama kehamilan, jarangnya

dijumpai keganasan, rendahnya kejadian komplikasi adnexa dengan observasi

yang baik, dan potensi untuk terjadinya keguguran atau kematian janin,

pertumbuhan janin terhambat, partus prematur, dan teratogenitas.

Bagaimanapun, operasi yang dilakukan setelah trimester pertama selama

kehamilan tetap memberikan masalah, dimana diperlukan manipulasi terhadap

uterus wanita hamil. Suatu studi kohort pada tahun 1989 di Swedia terhadap 5.405

wanita yang menjalani operasi non-obstetrik selama kehamilannya memberikan

hasil :

- Kejadian malformasi kongenital dan kematian janin dalam persalinan tidak

meningkat pada wanita yang menjalani operasi selama kehamilannya.

- Angka berat badan bayi lahir rendah dan sangat rendah meningkat, seiring

dengan meningkatnya kejadian prematuritas dan pertumbuhan janin

terhambat.

13

Page 14: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- Insidensi bayi lahir hidup tetapi kemudian meninggal dalam 168 jam juga

meningkat, hal ini meningkat tidak berhubungan dengan trimester usia

kehamilan.

Beberapa data menunjukkan bahwa operasi adnexa selama trimester kedua

akhir atau trimester ketiga awal kehamilan memberikan resiko yang lebih besar

untuk terjadinya persalinan prematur, atau pertumbuhan janin terhambat, atau

keduanya.

Dari suatu penelitian kohort lain pada tahun 1999 pada 130 kasus yang

menjalani operasi selama kehamilannya, dijumpai 2 kematian janin dalam

kandungan dan 1 kematian neonatal. Dimana pasien yang menjalani laparotomi

setelah usia kehamilan 23 minggu memiliki luaran kehamilan yang kurang baik

dibandingkan dengan yang menjalani laparotomi dengan usia kehamilan lebih

awal.

Waktu yang paling baik untuk dilakukannya operasi elektif adalah saat

dilakukannya sectio caesarea. Waktu lain yang tepat untuk melakukan operasi

elektif kemungkinan adalah saat awal sampai pertengahan trimester kedua

kehamilan. Pada masa ini, operasi elektif untuk massa adnexa memerlukan

pemaparan panggul, tanpa perlu dilakukannya manipulasi uterus yang signifikan,

dan berhubungan dengan angka komplikasi kehamilan yang lebih rendah.

Observasi yang baik merupakan alternatif yang baik untuk intervensi

operasi selama kehamilan, kecuali dicurigai adanya keganasan. Schmeler dkk.

menilai kasus dari 59 wanita yang memiliki massa adnexa dengan diameter lebih

5 cm yang terdeteksi selama kehamilan dari keseluruhan 127.177 persalinan dari

14

Page 15: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

tahun 1990 sampai 2003. Operasi antepartum dilakukan pada 17 wanita (29%). 13

kasus diantaranya memberikan hasil USG dengan gambaran yang dicurigai

adanya keganasan, dan 4 kasus diantaranya dengan adanya torsi ovarium. Sisanya

diobservasi, dan operasi ditunda hingga saat dilakukan sectio caesarea atau

sesudahnya. 25 (42 %) dari keseluruhan 59 kasus merupakan kista dermoid.

Kanker didiagnosa pada 4 pasien (6,8%), dan 1 pasien (1,7%) merupakan tumor

LMP.

Penelitian di Korea pada tahun 1996 sampai 2006 terhadap 27 pasien yang

didiagnosa dengan kanker ovarium dalam kehamilannya menunjukkan bahwa 26

pasien menjalani operasi konservatif dengan mempertahankan kehamilannya,

dengan rata-rata operasi dilakukan pada usia kehamilan 20 minggu. Dari seluruh

27 pasien, 26 diantaranya menjalani persalinan aterm dengan bayi yang sehat

tanpa adanya kelainan malformasi. Hanya 1 pasien dengan kanker ovarium

epitelial yang mengalami relaps 19 bulan setelah menjalani operasi konservatif

dengan kemoterapi adjuvant.

Bagaimanapun walaupun ada bukti tentang amannya dilakukan operasi

pada wanita selama kehamilannya, operasi yang dilakukan tetap memiliki resiko

terhadap wanita hamil dan bayinya. Sehingga pilihan penanganan harus

dipertimbangkan berdasarkan karakteristik dari massa adnexa yang ada dan usia

kehamilannya.

Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap

perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang

ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil

sendiri.

15

Page 16: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah

penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk

kista, isi dari kista dan lain sebagainya.

Jika kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat

dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan

operasi pengangkatan kista. Jaringan kista sebaiknya segera dibawa ke

laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut

berkembang menjadi kanker.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Anatomi Panggul dan Isinya. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua.

Bina Pustaka, Jakarta, 1994 : 1 – 25.

2. Hillard PA. Benign Dissease of the Female Reproduction Tract. Berek JS (ed)

Novak’s Gynecology. 12th Ed. William & Wilkins, Baltimore, 1996 : 361 –

76.

16

Page 17: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

3. Hoffman MS, Sayer RA. Adnexal Masses In Pregnancy. Obg Management.

Maret, 2007 : 27 – 44.

4. Joedosapoetra MS, Sutoto. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Ilmu

Kandungan, Edisi kedua. Bina Pustaka, Jakarta, 1994 : 328 – 62.

5. Govan ADT, Hart DM, Callender R. Gynaecology Ilustrated, fourth edition,

Churchill Livingstone, London, 1993 : 304 – 17.

6. Zanetta G, et al. A Prospective Study of the Role of Ultrasound in the

Management of Adnexal Masses During Pregnancy. BJOG : an International

Journal of Obstetrics and Gynaecology. Milan, June 2003, Vol. 110 : 578 –

83.

7. Rosevear SK. The Adnexa – Ovarian Lesion. Handbook of Gynaecology

Management, Blackwell Science, Hongkong, 2002 : 188 – 96.

8. Myers ER, et al. Management of Adnexal Mass. Evidence Report /

Technology Assessment, number 130, North Carolina, February 2006 : 9 –

15.

9. Kolluru V, et al. Torsion of Ovarian Cyst During Pregnancy : a case report.

BioMed Central, Case Journal 2009, 2 : 9405 : 1 – 3.

10. Leiserowitz GS, Xing G, Cress R, Brahmbhatt B, Dalrymple JL, Smith LH.

Adnexal masses in pregnancy: how often are they malignant? Gynecol Oncol.

2006;101:315–321.

11. Whitecar P, Turner S, Higby K. Adnexal Masses in Pregnancy : A Review of

130 cases Undergoing Surgical Management. American Journal of Obstetrics

& Gynaecology, 1999, vol. 181, issue 1 : 19-24.

17

Page 18: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

12. Duić Z, Kukura V, Ciglar S, Podobnik M, Podgajski M. Adnexal masses in

pregnancy: a review of eight cases undergoing surgical management. Eur J

Gynaecol Oncol. 2002;23(2):133-4.

13. Achadiat MC. Tumor-tumor Ovarium Borderline. Cermin Dunia Kedokteran.

No. 112, Jakarta. 1996 : 21-4.

14. Schmeler KM, Mayo-Smith WW, Peipert JF, Weitzen S, Manuel MD,

Gordinier ME. Adnexal masses in pregnancy: surgery compared with

observation. Obstet Gynecol. 2005;105:1098–1103.

15. Kwon YS, Mok JE, Lim KT, Lee IH, Kim TJ, Lee KH, Shim JU. Ovarian

Cancer during Pregnancy: Clinical and Pregnancy Outcome. J Korean Med

Sci 2010; 25: 230-4.

16. Nahar S, Begum T, Naher L, Siddique T, Rani C, Khabir MR. Surgical

Management and Outcome of Adnexal Masses during Pregnancy : A 2 year

Retrospective Study. Bangladesh J Obstet Gynaecol, 2008; Vol. 23(2) : 51-55

LAPORAN KASUS

Status Orang Sakit

Nama : Ny. S

Umur : 34 thn

Alamat : Desa Mekar Laras Tanjung Tiram

Suku : Melayu

18

Page 19: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

MR : 88.60.61.13

Tanggal : 26 Juni 2014

Pukul : 12.37 WIB

Ny. S, 34 tahun, G6P5A0, datang ke RSHAM pada tanggal 26 Juni 2014 jam 12.37

wib dengan :

KU : Nyeri perut

Telaah : Dialami OS sejak 2 jam sebelum masuk RS dan dirasakan

semakin memberat. Riwayat perut membesar dialami OS sejak 1

tahun terakhir dan dirasakan semakin membesar. Riwayat keluar

lendir darah (-). Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). Riwayat

penurunan nafsu makan (+). Riwayat penurunan berat badan (+).

BAK (+) N, BAB (+) N.

RPT/RPO : -/-

HPHT : ? - 01 - 2014

TTP : ? - 10 - 2014

ANC : Bidan 5x

Riwayat KB : (-)

Riwayat Persalinan :

1. ♀, aterm, 3200 gram, PSP, bidan, rumah, 17 tahun, sehat.

2. ♀, aterm, 3200 gram, PSP, bidan, rumah, 15 tahun, sehat.

3. ♀, aterm, 4000 gram, PSP, bidan, rumah, 10 tahun, sehat.

4. ♂, aterm, 3000 gram, PSP, bidan, klinik, 8 tahun, sehat.

5. ♂, aterm, 3000 gram, PSP, bidan, klinik, 5 tahun, sehat.

6. Hamil ini.

19

Page 20: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Status Present :

Sensorium : CM Anemia : (-)

TD : 120/70 mmHg Ikterus : (-)

HR : 94 x/i Cyanosis : (-)

RR : 20 x/i Dyspnoe : (-)

T : 36,5 0C Oedem : (-)

Status Lokalisata :

Kepala : Konj palp inf pucat (-/-). Sklera ikterik (-/-)

Leher : dbn

Thorax : SP : Vesikuler (+)

ST : (-)

Abdomen : Distensi, membesar simetris, peristaltik (+)

TFU : Sulit dinilai

Tegang : Sulit dinilai

Terbawah : Sulit dinilai

Gerak : (+)

DJJ : 188 x/mnt

His : (+)

Genetalia Ext : P/V (-)

Extremitas : Oedem (-)

USG TAS

20

Page 21: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

• JT, AH

• FM (+), FHR (+)

• Placenta corpus posterior

• BPD: 40 mm

• FL: 36 mm

• AC: 58 mm

• Air ketuban cukup

• Tampak gambaran hipoechoic, septa (+), papil (-), multilokuler, tidak

terukur kaliper, asal massa sulit dinilai

Kesan : IUP (22-23) mgg + AH + Kista ovarium multiloculated

Hasil Laboratorium :

21

Page 22: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Hb : 10.80 gr/dl

Leukosit : 12.330/mm3

Hematokrit : 33.00 %

Trombosit : 445.000/mm3

KGD adr : 94 mg/dl AFP : 140.2

Ur / cr : 13.2/ 0.55 mg/dl CEA : 0,2

SGPT / SGOT : 12 / 15 U/L CA125 : 22.74

Na / K / Cl : 137 / 4.1 / 108 mEq/L Chol tot : 273

PT : 14.0’’ (C: 13.20) Trig : 145

INR : 1.07 Chol HDL : 57

APPt : 33.8“ (C:31.9) Chol LDL : 170

TT : 17.2” (C: 15.7)

Diagnosa : Kista ovarium multiloculated + GMG + KDR (22-23) mgg +

AH

Rencana : Laparotomi cito

Lapor supv Prof. dr. Hamonangan H, SpOG.K ACC

Laporan Salfingoooforektomi Sinistra a/i Kista Ovarium

- Ibu dibaringkan dimeja operasi dgn infus dan kateter terpasang baik.

22

Page 23: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- Dilakukan aseptik dan antiseptik pada dinding abdomen dengan betadine dan

alkohol, kemudian ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.

- Dibawah spinal anastesi, dilakukan insisi midline dari kutis dan subkutis

- Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya fascia digunting ke kanan

dan ke kiri, otot dikuakkan secara tumpul.

- Peritoneum dijepit dengan klem, diangkat, lalu digunting ke atas dan ke

bawah, dipasang hack blast.

- Tampak massa kistik berlobus berukuran sebesar bola kaki. Identifikasi asal

massa kesan berasal dari adnexa kiri. Lalu diputuskan untuk dilakukan

salfingooforektomi sinistra.

- Identifikasi adnexa kanan dalam batas normal. Identifikasi uterus membesar

sesuai dengan usia kehamilan.

- Klem peritoneum dipasang lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan

darah, kesan : bersih.

- Peritoneum dijahit dengan plain cat-gut no.1. kemudian dilakukan jahitan

aproksimasi otot dinding abdomen dengan plain cat-gut no.1 secara simple

suture.

- Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan

chromic cat-gut no.2.

- Sub kutis dijahit secara simple suture dengan plain cat-gut no.1.

- Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vicryl no.3.0

- Luka operasi ditutup dengan kasa steril + bethadine solution.

- Keadaan ibu post op : baik dan stabil

Terapi - IVFD RL 20 gtt/mnt

- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam

23

Page 24: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- Movicox supp / 12 jam

Pengawasan pasca operasi :

- Awasi vital sign, his, DJJ dan tanda-tanda perdarahan

- Cek Hb 2 jam post operasi, jika Hb < 8 gr/dl transfusi sesuai kebutuhan

Hasil Laboratorium 27 Juni 20 14 (post op)

Hb : 10,50 gr/dl

Ht : 31,10 %

L : 8.230 /mm3

Tr : 249.000 /mm3

Follow tgl 27-06-2014 jam 08.00 wib

KU : Nyeri luka operasi

SP : Sensorium : CM

TD : 110 / 70 mmHg

HR : 94 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,7 0C

Status Lokalisata

- Abdomen : membesar simetris, peristaltik (+)

- TFU : 1 jari bawah pusat

- P/V : (-)

- Gerak : (+)

- His : (-)

- DJJ : 144 x/i

- BAK : (+)

- BAB : (-) flatus (+)

Dx : Post SOS a/i kista ovarium + GMG + KDR (22-23) mgg + AH

24

Page 25: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Th/ : - IVFD RL 20 gtt/mnt

- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam

- Movicox supp / 12 jam

R/ : - aff kateter

Follow tgl 28-06-2014 jam 08.00 wib

KU : -

SP : Sens : CM

TD : 120 / 80 mmHg

HR : 72 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,3 °C

Status Lokalisata

- Abdomen : membesar simetris, peristaltik (+)

- TFU : 1 jari bawah pusat

- P/V : (-)

- Gerak : (+)

- His : (-)

- DJJ : 144 x/i

- BAK : (+)

- BAB : (-) flatus (+)

Dx : Post SOS a/i kista ovarium + GMG + KDR (22-23) mgg + AH

Th/ :

- Cefadroxyl 2 x 500 mg

- Ibuprofen 3 x 400 mg

- Sulfas ferosus 2 x 1

Follow tgl 29-06-2014 jam 08.00 wib

KU : -

25

Page 26: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

SP : Sens : CM

TD : 120 / 80 mmHg

HR : 72 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,3 °C

Status Lokalisata

- Abdomen : membesar simetris, peristaltik (+)

- TFU : 1 jari bawah pusat

- P/V : (-)

- Gerak : (+)

- His : (-)

- DJJ : 144 x/i

- BAK : (+)

- BAB : (-) flatus (+)

Dx : Post SOS a/i kista ovarium + GMG + KDR (22-23) mgg + AH

Th/ :

- Cefadroxyl 2 x 500 mg

- Ibuprofen 3 x 400 mg

- Sulfas ferosus 2 x 1

Follow tgl 30-06-2014 jam 08.00 wib

KU : -

SP : Sens : CM

TD : 120 / 80 mmHg

HR : 72 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,3 °C

Status Lokalisata

- Abdomen : membesar simetris, peristaltik (+)

26

Page 27: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

- TFU : 1 jari bawah pusat

- P/V : (-)

- Gerak : (+)

- His : (-)

- DJJ : 144 x/i

- BAK : (+)

- BAB : (-) flatus (+)

Dx : Post SOS a/i kista ovarium + GMG + KDR (22-23) mgg + AH

Th/ :

- Cefadroxyl 2 x 500 mg

- Ibuprofen 3 x 400 mg

- Sulfas ferosus 2 x 1

R/ : GV luka op kering

OS PBJ kontrol PIH

ANALISA KASUS

27

Page 28: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Telah dilaporkan Ny. S, 34 tahun, G6P5A0, datang ke RSHAM tanggal 26

Juni 2014 pukul 10.05 WIB dengan Dialami OS sejak 2 jam sebelum masuk RS

dan dirasakan semakin memberat. Riwayat perut membesar dialami OS sejak 1

tahun terakhir dan dirasakan semakin membesar. Riwayat keluar lendir darah (-).

Riwayat keluar air-air dari kemaluan (-). Riwayat penurunan nafsu makan (+).

Riwayat penurunan berat badan (+). BAK (+) N, BAB (+) N.

Dari pemeriksaan USG tanggal 26 Juni 2014 didapatkan hasil Kista

Ovarium + IUP (22-23) mgg + AH.

Pasien dipersiapkan untuk dilakukan laparotomi cito dengan pertimbangan

OS mengeluh nyeri yang semakin lama semakin memberat. Hal ini sesuai dengan

teori dimana jika kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan

akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk

melakukan operasi pengangkatan kista.

Os pulang pada tanggal 30 Juni 2014 dengan keadaan umum baik, hasil

laboratorium dalam batas normal, luka operasi kering, dan direncanakan kontrol

ke Poli Ibu Hamil. Hasil PA Cystadenoma Mucinosum Ovarii.

PERMASALAHAN KASUS

28

Page 29: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

Permasalahan Teori

Terhadap OS dilakukan tindakan

laparotomi cito dikarenakan keluhan

nyeri yang semakin memberat.

Pada saat tindakan laparotomi cito

dilakukan, OS sedang hamil dengan

usia kehamilan (22-23) minggu.

Kadar Ca 125 pada pasien ini 22,74

U/mL

Menurut teori indikasi dilakukan

tindakan pengangkatan kista ovarium

dalam kehamilan apabila :

1. Dalam evaluasi kehamilan 14 –

18 minggu kista tidak

mengalami pengecilan, karena

biasanya pada usia kehamilan

18 minggu, kista fungsional

akan menghilang.

2. Jika timbul komplikasi seperti

peritonitis, ruptur, kista

terpelintir dan infeksi.

3. Jika massa besar sehingga

menekan uterus.

4. Jika dicurigai adanya suatu

keganasan.

Menurut teori waktu yang tepat untuk

melakukan operasi elektif kemungkinan

adalah saat awal sampai pertengahan

trimester kedua kehamilan. Beberapa

data menunjukkan bahwa operasi

adnexa selama trimester kedua akhir

atau trimester ketiga awal kehamilan

memberikan resiko yang lebih besar

untuk terjadinya persalinan prematur,

atau pertumbuhan janin terhambat, atau

keduanya.

Pemeriksaan CA-125 mungkin

bermanfaat setelah trimester pertama

kehamilan. Nilai serum CA-125

29

Page 30: Kista Ovarium Dlm Kehamilan Doc

biasanya meningkat selama trimester

pertama kehamilan, namun tidak

berkorelasi secara klinis dengan kondisi

patologis.

30