KISTA OVARIUM

download KISTA OVARIUM

If you can't read please download the document

Transcript of KISTA OVARIUM

Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik dan pen ggunaan ultrasound (USG) secara luas. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista di bedakan menjadi dua macam, yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik. Tent ang neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal i ni terjadi karena klasifikasi berdasarkan histopatologi dan embriologi belum dap at diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan mengenai asal-u sul beberapa kista. Pengertian a. Menurut (Winkjosastro, et. all, 1999) kistoma ovarii merupakan suatu tumor, b aik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam keh amilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kist a coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kel ainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke d alam panggul. b. Kista Ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah c air yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus o leh selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik dan ada pula yang berbentuk seper ti anggur. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-s el tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menye bar ke bagian tubuh lainnya. Tumor ovarium non neoplastik. a. Kista folikel b. Kista korpus lutein c. Kista teka lutein d. Kista inklusi germinal e. Kista endometrium Kista yang paling sering ditemukan adalah kista korpus lutein dan folikel. Insidens dan Epidemiologi Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan se bagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian t erbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai silent killer Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua wanita pr emenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse. Kebanyakan dari kista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada semua umur, tetapi kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang se telah masa menopouse. Etiologi Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tet api beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan da lam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutk an bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (fol ikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah ho rmon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fung si ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak m enghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnorma l kadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi; 1. Gaya hidup tidak sehat.

Diantaranya; 1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat 2. Zat tambahan pada makanan 3. Kurang olah raga 4. Merokok dan konsumsi alkohol 5. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius 6. Sering stress 2. Faktor genetic. Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang dise but protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bers ifat karsinogen ,polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, p rotoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker. Anatomi dan Histologi Anatomi Indung telur pada seorang wanita dewasa sebesar ibu jari tangan dan terletak di kiri dan di kanan, dekat pada dinding pelvis di possa ovarika. Ovarium berhubung an dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium. Pembuluh darah kedua ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii. Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarian kecil berada dalam ligamentum latun (hilus ovarii). Disitu masuk pembuluh-pembuluh dar ah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dan ovarium dinamakan mesovarium. Histologi Bagian ovarium yang berada di dalam cavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-s ilindrik, disebut epithelium germinativun. Dibawah epitel ini terdapat tunika al folikel primord buginea dan di bawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel ial. Pada wanita diperkirakan terdapat banyak polikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel, berkembang menjadi folikel de graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang terpenting, dan dapat ditemukan di korteks ova rii dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam tingkat tingkat perkembangan d ari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folike l de graaf yang matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuour folikuli y ang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi. Patofisiologi Fungsi Ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembe ntukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tida k akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipof isa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan pen imbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel t ersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk sec ara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada wanita. Kista ovarium dibagi beberapa tipe : 1. Kista Fungsional Tipe terbanyak dari kista ovarium adalah kista fungsional, biasa disebut kista f isiologik berarti tidak patogenik. Kista ini terbentuk dari jaringan yang beruba h pada saat fungsi normal menstruasi. Kista normal ini akan mengecil dan menghil ang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-3 siklus menstruasi. Terdapat 2 macam kista fungsional : kista folikuler dam kista korpus luteum. a. Kista Folikuler Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulas i bilamana ada rangsangan LH (luteinizing Hormon). Pengeluaran hormon diatur ole h kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan lancar sel telur akan d

ilepaskan dan mulai perjalanannya ke saluran telur untuk dibuahi. Kista folikule r terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimul ai, sehingga folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan bahkan folikel tu mbuh terus hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya , jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus menstruasi. b. Kista Korpus luteum Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dim ulai. Folikel kemudian beraksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon Estrogen d an progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan d alam folikel ini disebut sebagai korpus luteum. Tetapi kadang-kadang setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4-9 inci (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah, kista ini dapat pecah dan menyebabkan perdarahan intest inal dan nyeri tajam yang tiba-tiba. 2. Kista Dermoid Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi d an lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masa kecil, bahkan mungkin sudah dibaw a dalam kandunngan ibunya. Kista ini biasanya sering tidak membawa gejala, tetap i dapat bertambah besar dan menimbulkan nyeri. 3. Kista Endometriosis Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menj adi kista. Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus , echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat. 4. Kista Adenoma Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kista adenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ p erut lainnya. 5. Polikistik Ovarium Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang meny ebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovar ium yang disebabkan oleh gangguan hormonal. Terutama hormon androgen yang berleb ihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar yang tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga menimbulkan masalah fertili tas. Diagnosis Gambaran Klinik Kista ovarium menimbulkan gejala nyeri jika terdorong ke struktur disekitarnya, ruptur, perdarahan. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kista ovarium adalah: a. Haid yang tidak teratur b. Nyeri pinggul, bersifat tumpul yang menetap atau intermittent yang menjalar k e belakang dan paha c. Nyeri jika bersenggama d. Nyeri pergerakan perut e. Mual, muntah, perut terasa penuh f. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil) Gambaran Radiologi 1. USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemamp uan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama seka

li . Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz). Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acusti c tertentu. dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersi fat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial, atau pl eural efusion. Pada USG kista ovarium akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dindin g yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang l ebih putih dari dinding depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak be rsepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen -elemen darah di dalam kista. Transabdominal Sonogram Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal ultrasonograp hy untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra abdominal lainnya, sep erti ginjal, hati, dan asites. Syarat pemeriksaan transabdominal sonogram dilaku kan dalam keadaan vesica urinaria terisi/penuh. Endovaginal Sonogram Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail struktur pelvis . Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong. Kista Endometriosis Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada endometrium, yang m emberikan gambaran yang padat. Polikistik Ovarium Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma. 2. MRI Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-sc an, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapa t pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu d ibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus. USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan. Diagnosis Banding Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penya kit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah ; a. Inflamasi Pelvic (PID) Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative pembesaran ovarium kiri (pada pasien dengan keluhan nyeri). b. Endometriosis Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat. c. Kehamilan Ektopik Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine. d. Kanker ovarium Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler Penatalaksanaan Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan: Pendekatan Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm. Pil Kontrasepsi Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kis ta. Pembedahan Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus seg era mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Lapar atomy. Prognosis Prognosis untuk kista jinak baik. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovar ium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di p usat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ( 5 Years survival rate ) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sed angkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut seh ingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer . Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium: a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-an gsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik ya ng minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan te rjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak. b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan d apat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungki nan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemer iksaan pelvic menjadi penting DAFTAR PUSTAKA 1. Armstrong, P., Pemale Genital tract in Diagnostic Imaging Fifth Edition, Blac kwell Publishing, Australia, 2004, hal.263-273 2. Bourgan D.R., Ectopic Pregnancy. [online]. 2005 Des. 2. [cited 2007 Des.12]. Available from: http://www.emedicine./com. 3. Daly S., Endometrioma/Endometriosis. [online]. 2007 August 16. [cited 2007 De s. 12]. Available from: URL:http://www.emedicine.com 4. De Jong, W., Tumor Ovarium dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2003:729-730 5. Helm W.,Ovarian Cysts. [online]. 2005 Sept 16. [cited 2007 Des. 07]. Availabl e from: URL:http://www.emedicine.com 6. Kistoma Ovari. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 12]. Available from: URL:http ://www.google.com 7. Kumar, Robins. Ovarium dalam Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC.2002 : 390-393 8. Marrinan G., Ovarian Cysts, Radiology>Obstetric/Gynecologic. [online]. 2007.

[cited 2007 Des. 05] Available from: http://www.emedicine./com. 9. Mudgil S.,Pelvic Inflamatory Desease. [online]. 2007 Aug. 13. [cited 2007 Des . 12]. Available from: URL:http://www.emedicine.com 10. Putz, R. dan R. Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 2, EGC, Jakarta, 2000, hal.195, 197 11. Rasad S., Ultrasonografi dalam Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, editor: eka yuda I. Jakarta: FKUI 2005:453-455 12. Sindroma Ovarium Polikistik. [online]. 2006. [cited 2007 Des. 12]. Available from: URL:http://www.medicastore.com 13. Sue E, Hueter. Benign Ovarian cysts in understanding pathofisiology. the 3th edition, Philadelphia, 2004 : 902-903 14. Sutton, D., Textbook of Radiology and Imaging Volume II Seventh Edition, Els evier, USA, 2003: 1218-1231 15. Staf C.M., Ovarian Cysts. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 07] Available fro m: http://www.mayoclinic./com 16. Wikipedia. Ovarian Cysts. [ cited 2007 Des. 07] Available from : the term of the GNU free documents license.co.id 17. Wiknjosastro H. Anatomi Panggul dan Isinya Dalam Buku Ilmu Kandungan Edisi 2 ., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardj o.2005: 13-14 18. Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu Kandungan Edis i 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroha rdjo.2005: 345-346 19. http://www.irwanashari.com/2008/06/kista-ovarium.html