Kista ovarium

3
Kista ovarium Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. secara umum kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan konsistensi kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa didaerah pelvik dapat juga terjadi ketidakteraturan haid. Terdapat beberapa jenis kista fungsional (Hadibroto, 2005): 1. Kista folikuler Kista folikuler merupakan kista jenis tumor ovarium jinak yang paling banyak dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3 – 8 cm.kista ini disebabkan oleh karena kegagalan ovulasi oleh karena gangguan pelepasan gonadotropin hipofisis. Secara histologis, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam berupa sel-sel granulosa dan dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat dalam folikel yang tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi sehingga menyebabbkan pembesaran dari kista folikuler. Biasanya jenis kista ini tidak menimbulkan gejala, meskipun tidak teratur haid (Hadibroto, 2005). 2. Kista korpus luteum Kista korpus luteum berbentuk unilokuler dengan ukuran bervariasi antara 3 – 11 cm. kista ini disebabkan karna terjadinya penumpukan cairan hasil resopsi darah yang berasal dari perubahan korpus hemoragikum menjadi korpus luteum. Bila ukuran korpusluteum lebih dari 3 cm disebut

description

Laporan kasus

Transcript of Kista ovarium

Page 1: Kista ovarium

Kista ovarium

Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. secara umum kista

ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobil dan konsistensi kistik.

Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa didaerah pelvik dapat juga terjadi

ketidakteraturan haid. Terdapat beberapa jenis kista fungsional (Hadibroto, 2005):

1. Kista folikuler

Kista folikuler merupakan kista jenis tumor ovarium jinak yang paling banyak

dijumpai. Ukuran bervariasi antara 3 – 8 cm.kista ini disebabkan oleh karena

kegagalan ovulasi oleh karena gangguan pelepasan gonadotropin hipofisis. Secara

histologis, kista folikuler dilapisi oleh lapisan dalam berupa sel-sel granulosa dan

dilapisan luar berupa sel-sel teka interna. Cairan yang terdapat dalam folikel yang

tidak seluruhnya terbentuk tidak dapat diresorbsi sehingga menyebabbkan

pembesaran dari kista folikuler. Biasanya jenis kista ini tidak menimbulkan gejala,

meskipun tidak teratur haid (Hadibroto, 2005).

2. Kista korpus luteum

Kista korpus luteum berbentuk unilokuler dengan ukuran bervariasi antara 3 – 11 cm.

kista ini disebabkan karna terjadinya penumpukan cairan hasil resopsi darah yang

berasal dari perubahan korpus hemoragikum menjadi korpus luteum. Bila ukuran

korpusluteum lebih dari 3 cm disebut dengan kista. Kisata korpus luteum yang dapat

menyebabkan nyeri local dan amenorea sehingga secara kelinis kadang sulit

dibedakan dengan kehamilan ektopik (Hadibroto, 2005).

3. Kista teka lutein

Kista teka lutein timbul karena adanya peningkatan gonadotropin korionik. Kista ini

terjadi pada pasien dengan penyakit mola hidatidosa, koriokarsinoma maupun pada

pasien yang mendapat terapi gonadotropin kronik dan klomifen sitrat. Secara

histologi, kista ini terdiri dari sel-sel teka yang mengalami proses lutenisasi maupun

yang tidak. Kista ini biasanya bilateral dan berisi cairan berwarna jernih. Keluhan

abdominal tidak begitu nyata, meskipun terkadang dijumpai keluhan nyeri panggul

(Hadibroto, 2005).

4. Luteoma kehamilan

Page 2: Kista ovarium

Tumor yang menyerupai nodul-nodul sel leutin ini terjadi pada saat kehamilan.

Ukuran nodul dapat mencapai 20 cm dan bersifat multifocal ataupun bilateral. Secara

makroskopis kista ini membentuk lembaran-lembaran besar sel-sel leutin dengan

sitoplasma yang banyak dengan nuclei yang seragam. Secara kelinis kistaini didapati

pada saat hamil dan dapat mengalami regresi beberapa bulan setelah melahirkan

(Hadibroto, 2005).

Hadibroto R.B. 2005. Laparoskopi pada Kista Ovarium. Departemen Obsitetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan. Vol 38Hal. 261-3