Kisi-kisi mikologi_2

12
Kisi-kisi UAS Mikologi 1. Morfologi dan sifat jamur (fungi) 2. Syarat pertumbuhan jamur 3. Klasifikasi jamur 4. Mekanisme penularan jamur 5. Koloni hifa dan spora jamur 6. Cara pemeriksaan/diagnosis jamur 7. Dermatofita: a. Spesies jamur dermatofita b. Aspek klinik dermatofitosis c. Cara pemeriksaan dermatofitosis d. Perbedaan dermatomikosis dan dermatofitosis e. Perbedaan dermatofitosis dan non-dermatofitosis 8. Kanididiasis a. Jamur penyebab b. Macam-macam kandidiasis c. Aspek klinik kandidiasis d. Diagnosis kandidiasis 9. Histoplasmosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 10. Aspergilosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 11. Nokardiasis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan c. Aspek klinik d. Diagnosis 12. Aktinomikosis a. Jamur penyebab b. Bahan pemeriksaan

description

ujian mikologi analis

Transcript of Kisi-kisi mikologi_2

Page 1: Kisi-kisi mikologi_2

Kisi-kisi UASMikologi

1. Morfologi dan sifat jamur (fungi)2. Syarat pertumbuhan jamur3. Klasifikasi jamur4. Mekanisme penularan jamur5. Koloni hifa dan spora jamur6. Cara pemeriksaan/diagnosis jamur7. Dermatofita:

a. Spesies jamur dermatofitab. Aspek klinik dermatofitosisc. Cara pemeriksaan dermatofitosisd. Perbedaan dermatomikosis dan dermatofitosise. Perbedaan dermatofitosis dan non-dermatofitosis

8. Kanididiasisa. Jamur penyebabb. Macam-macam kandidiasisc. Aspek klinik kandidiasisd. Diagnosis kandidiasis

9. Histoplasmosisa. Jamur penyebabb. Bahan pemeriksaanc. Aspek klinikd. Diagnosis

10. Aspergilosisa. Jamur penyebabb. Bahan pemeriksaanc. Aspek klinikd. Diagnosis

11. Nokardiasisa. Jamur penyebabb. Bahan pemeriksaanc. Aspek klinikd. Diagnosis

12. Aktinomikosisa. Jamur penyebabb. Bahan pemeriksaanc. Aspek klinikd. Diagnosis

Page 2: Kisi-kisi mikologi_2

KISI-KISI UAS PARASITOLOGI

1. MORFOLOGI DAN SIFAT JAMUR- Jamur umumnya bersifat mikroskopik,- Saprofitik = jamur yang selama hidupnya mengambil zat-zat sisa/zat mati dari organisme

lain- Parasitik = jamur yang selama hidupnya mengambil zat-zat makanan berupa zat organik

dari organisme lain yg masih hidup- Patogen aportunistik = jamur bisa berubah menjadi patogen bila hospes yg di hinggapinya

memberi peluang untuk tumbuh suburnya jamur tersebut.Morfologi :

a. Koloni adalah sekumpulan jamur sejenis yang terdapat dalam tempat pertumbuhan yang sama.

b. Hifa jamur bentuknya menyerupai benang-benang (filamen) yang tersusun oleh komponen dinding sel, sitoplasma sel, dan inti sel (nukleas).

c. Spora pada jamur merupakan alat reproduksi. Pada dasarnya reproduksi jamur dilakukan secara vegetataif (=aseksual), dan generatif (=seksual),

2. SYARAT PERTUMBUHAN JAMURJamur memerlukan kondisi habitat dan lingkungan fisik yang sesuai, misalnya habitat tsb

mempunyai kelembaban tinggi, tersedia zat organik yang cukup, tersedia oksigen, dan tidak membutuhkan cahaya matahari atau fotopobik.

3. KLASIFIKASI JAMUR

Filum Subfilum Klas Genus/SpesiesThallophyta 1. Schizomycophyta Schizomycetes Actinomyces israelii

Nocardia asteroidesNocardia braziliensis

2. Myxomycophyta Mixomycetes Physarium sp.3. Eumycophyta 3.1 Phycomycetes Mucor sp.

Rhizopus sp.3.2 Basidiomycetes Volvariella volvacea3.3 Ascomycetes Saccharomyces sp.3.4 Deuteromycetes Cryptococcus neoformans

Candida albicansHistoplasma capsulatumSporotrichum schenckiiAspergillus sp.Penicilium sp.Hormodendrum oedrosoiHormodendrum compactumHormodendrum tricoidesHormodendrum werneckiPhialophora verrucosa

Page 3: Kisi-kisi mikologi_2

Microsporum audouiniMicrosporum canisMicrosporum gypseumEpidermophyton floccosumTrichophyton mentagropyhtesTrichophyton rubrumTrichophyton tonsuransMalassezia furfurPiedraia hortaiTrichosporon beigelii

4. MEKANISME PENULARAN JAMURJamur dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui beberapa cara yaitu:

a. Melalui luka-luka kecil atau aberasi kulit, misalnya pada dermatomikosis, kromoblastomikosis

b. Menghisap elemen-elmen jamur (secara inhalasi), mislanya histoplasmosisc. Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit, misalnya pada

dermatomikosis

5. KOLONI, HIFA DAN SPORA JAMURa. Koloni adalah sekumpulan jamur sejenis yang terdapat dalam tempat pertumbuhan yang

sama. Dikenal tiga macam koloni jamur:

Koloni ragi (yeast ragi)Terdiri dari sel-sel ragi dan tidak mempunyai misellium. Sel ragi umumnya membentuk tunas (budding). Pada jamur-jamur tertentu ada yang membentuk akaspora misalnya Saccharomyces sp.

Koloni menyerupai ragiTerdiri dari sel-sel ragi dan miselium semu (pseudomiselium). Sel-sel ragi membentuk tunas, tapi tidak membentuk akaspora, misalnya Candida albicans.

Koloni filamenTipe koloni ini secara makroskopik tampak seperti buludru, wool, kapas, atau katun. Secara mikroskopik pada koloni ini tampak hifa sejati yang membentuk miselium dan spora, misalnya Geotrichum sp.

b. Hifa jamur bentuknya menyerupai benang-benang (filamen) yang tersusun oleh komponen dinding sel, sitoplasma sel, dan inti sel (nukleas). Menurut fungsinya hifa dibedakan menjadi 3 macam:

- Hifa vegetatif, tumbuh kearah bawah dan dan berfungsi mengambil zat-zat makanan.

- Hifa udara, tumbuh kearah yang bertentangan dengan hifa vegetatif, yaitu keudara (atas) dan berfungsi untuk pnegambilan oksigen.

- Hifa generatif, tumbuh kearah yang bertentangan dengan hifa vegetatif dan berfungsi membentuk alat-alat reproduksi (=spora)

Menurut bentuk, hifa dapat dibedakan menajdi 3 macam:

Page 4: Kisi-kisi mikologi_2

Hifa bersepta, merupakan bentuk benang yang dibatasi oleh dinding pemisah (sekat), sehingga hifa terpisah2 menjadi banyak sel yang melekat erat-erat antara satu dengan yang lainnya.

Hifa tidak bersepta, merupakan benang yang didalamnya tidak dipisahkan oleh dinding pemisah (sekat)m sehingga tampak berupa sel-sel memanjang seperti pipa.

Hifa semu, adalah bentuk hifa yang seakan-akan menyerupai rangkaian sel-sel, tetapi sel-sel tersebut sewaktu-waktu dapat terpisah (lepas).

c. SporaSpora pada jamur merupakan alat reproduksi. Pada dasarnya reproduksi jamur dilakukan secara vegetataif (=aseksual), dan generatif (=seksual), sehingga spora yang dihasilkan berupa spora aseksual dan spora seksual. Spora aseksual dibentuk langsung dari hifa tanpa adanya proses peleburan inti, sedangkan seksual dibentuk dari hasil peleburan (fusi) inti yang sejenisnya sama (homolog) atau tidak sama (heterolog).

Spora aseksual meliputi :- Blastospora

- Artospora

- Khlamidospora

- Konidiospora

- Sporangiospora Spora aseksual meliputi :

- Aksospora

- Basidiospora

- Zigospora

6. CARA PEMERIKSAAN DIANGNOSIS JAMURa. Pemeriksaan langsung

Misalnya pemeriksaan kerokan kulit, potongan rambut atau kerokan kuku. Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, di periksa langsung di bubuhi larutan KOH 10-40% untuk melarutkan keratin kulit atau kuku. Dalam pemeriksaan dibawah mikroskop tampak adanya masa hifa jamur. Apabila sudah tua, hifanya bersekat-sekat dan terjadi fragmentasi menghasilkan artospora (pada pemeriksaan dermatofitosis). Apabila bahan pemeriksaan dari pitiriasis versikolor (panu), maka akan tampak adanya hifa pendek-pendek dengan kmpulan spora yg ukurannya bervariasi.

Pada penderita dermatofitosis, sampel kulit diplih dari bagian yang aktif, yaitu bagian pinggir (tepi). Sebelum kerokan kulit diambil terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian dibubuhi KOH 10%. Apabila sampel dari rambut maka harus dipilih masa rambut yang terputus atau rambut yang tidak mengkilat, selanjutnya dibubuhi dengan KOH 20%, kemudian diperiksa ada/tidaknya infeksiendotrik dan ektotrik. Apabila sampel diperoleh dari kuku, maka sampel kuku dipilih dengan mengambil massa detritus kuku tsb, kemudian dibubuhi dengan larutan Koh 20-40% dan diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui adanya hifa dan spora.

b. Pembiakan Dilakukan dalam media agar Sabouraud pada suhu kamar 25-30oC. Setelah seminggu

diamati, apakah ada perubahan atau pertumbuhan jamur. Yang perlu diperhatikan:

Page 5: Kisi-kisi mikologi_2

Bentuk koloni, melipui koloni ragi, koloni menyerupai ragi dan koloni filamenBentuk hifa, yaitu hifa vegetatif, hifa produksi, hifa bersekat, hifa tidak bersekat, hifa sejati, hifa semu, dan hifa senotik.Bentuk spora, meliputi spora aseksual dan spora seksual, yaitu Blastospora, Artospora, Khlamidospora, Konidiospora, Sporangiospora, Aksospora, Basidiospora, Zigospora dan Oospora

c. Tes imunologikDilakukan dengan suntikan intrakutan dengan antigen yang dibuat dari koloni jamur.

Bila pada test tersebut + berarti tubuh positif terinfeksi oleh jamur.

d. Biopsi jaringanBiasanya hanya dilakukan pada penderita yang terinfeksi oleh jamur2 sistematik

(profunda). Bahan pemeriksaan diambil dari jaringan tersangka dan tampak keberadaan elemn-elemen jamur. Cara ini dilakukan dengan tekhnik histologi yaitu jaringan diwarnai dengan zat warna khusus yang bisa untuk mewarnai jaringan dan jamur. Zat warna yang biasa digunakan seperti larutan gram, hematoksilin eosin, periodic acid schiff (PAS), dll.

e. Pemeriksaan dengan sinar woodLazim disebut dengan irradiasi. Sinar wood adalah sinar ultraviolet yang dilewatkan

pada saringan wood, berubah disini sinar polikromatik, menjadi sinar monokromatik yang mempunyai panjang gelombang 3.600A. sinar ini tidak dapat dilihat. Bila sinar wood ini diarahkan ke arah kulit atau ra,but yang terinfeksi jamur-jamur tertentu, maka sinar yang menuju ke kulit atau rambut berubah menjadi sinar yang dapat dilihat. Disini sinar tampak hijau kebiruan.

7. DERMATOFITAa. Spesies jamur dermatofita

Microspoum canis, Microsporum gypsum, Trychophyton rubrum, Trychophyton mentagrohytes, Trychophyton concentricum, dan Epidermophyton floccosum.

b. Aspek klinik dermatofitosisKelainan kulit yang disebabkan dermatofitosis berwarna kemerahan dan dilapisi sisik kulit yang terinfeksi tampak proses aktif dibagian tepi dan membentuk vesikel-vesikel. Kelainan ini disertai perasaan gatal terutama bila berkeringat. Dermatofita yang menginfeksi rambut dapat menimbulkan dua bentuk infeksi, yaitu infeksi ekstotriks dan endotriks. Pada infeksi ekstotriks, spora tampak didalam dan diluar rambut, sedangkan pada infeksi endotriks spora hanya terdapat didalam rambut.

c. Cara pemeriksaan dermatofitosisDiagnosis laboratorium dibuat berdasarkan kerokan kulit, rambut dan kuku.

Pengumpulan bahan untuk pemeriksaan mikosis ini diambil dari kelainan kulit yang dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian diambil pad daerah kelainan yang aktif kemudian daerah kelainan tersebut dikerok sisi kulitnya dengan pisau steril. Bila ada kelainan pada rambut sebaiknya dilakukan dahulu pemeriksaan dengan sinar wood.

Page 6: Kisi-kisi mikologi_2

Kemudian rambut yang terinfeksi baru dicabut dengan pinset epilasi dan diperiksa dibawah mikroskop.

Untuk pemeriksaan kuku bahan pemeriksaan kuku diambil dari permukaan kuku yang sakit dan bahan kerokan dari bawah kuku sehingga diperoleh detritus-detritusnya. Bila perlu kuku yang terinfeksi dicabut atau dipotong. Pada sediaan KOH dari bahan kulit dan kuku, tampak adanya hifa jamur panjang dengan atau tanpa percabangan ; dengan atau tanpa artrospora.

d. Perbedaan dermatomikosis dan dermatofitosisKedua istilah ini kadang-kadang ada pendapat yang menggap pengertiannya sama.Dermatofitosis ialah mikosis superfisial yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.Dermatomikosis ialah semua penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur termasuk pitiriasis versikolor, kandidiasis kulit dan kelainan kulit pada mikosis profunda.

e. Perbedaan dermatofitosis dan non dermatofitosisga tau jawabannya...kalau tau kasih tau ya..

8. KANDIDIASISa. jamur penyebab

candida terutama Candida albicans. Jamur ini dapat ditemukan pada orang sehat sebagai saprofit di dalam alat pencernaan, alat pernafasan dan vagina. Kecuali C.albicans dapat ditemukan di alam

b. macam-macam kandidiasis1. kandidiasis kulit dan selaput lendir

Kelainan kulit mengenai daerah lipatan seperti payudara, ketiak, lipat paha dan sela-sela jari kaki dan tangan. Kulit biasanya berwarna merah (eritem), agak basah pada bagian-bagian tepi tampak vesikel dan sisik halus. Keluhan penderita terutama gatal dan rasa nyeri pada saat makan dan minum.

2. kandidiasis bronkus (brinchial candidiasis)Kelainan ini mengenai bronkus dan cabang-cabangnya, dgn gejala menyerupai infeksi. Pada bronkiektasis dapat terjadi kandidiasis sekunder.

3. kandidiasis paru (pulmonary candidiasis)Jamur menginfeksi paru dan menimbulkan pneumonia. Gejala klinik dan penyebarannya dapat menyerupai tuberkulosis paru.

4. kandidiasis sistemikKandidiasis dapat terjadi sebagai akibat terjadi penyebaran secara hematogen dari fokus infeksi ke berbagai alat dalam, atau sebagai akibat suntikan atau infus.

5. candidi-id

Page 7: Kisi-kisi mikologi_2

yaitu kelainan pada kulit berdasarkan reaksi alergi dengan membentuk vesikel-vesikel bebas jamur.

c. aspek klinik kandidiasismanusia terinfeksi jamur ini secara eksogen misalnya tertelan, kontak langsung pada kulit atau dengan suntikan biasanya terjadi pada bayi. Infeksi secara endogen biasanya terjadi pada org dewasa. Kandidiasis dapat timbul berdasarkan adanya faktor predisposisi. Faktor ini dapat berupa keadaan lemah, defisiensi vitamin terutama vit. B-2, diabetes melitus, kehamilan, penyakit darah, keadaan basah terus menerus pada suatu tempat, pemakaian obat antibiotik, dll.

d. diagnosis kandidialisbahan pemeriksaan yang digunakan tergantung pada tempat kelainan, misalnya kerokan kulit, urin, darah, usap vagina, dll. Bahan padat diperiksa dgn larutan KOH 10%, bahan cair diperiksa langsung atau diwarnai dengan larutan Gram. Bahan usap diperiksa dengan larutan air garam atau diwarnai.Jamur yang diperiksa tampak seperti blastospora dan hifa semu. Gambaran histopatologi berupa peradangan tidak khas. Dlm biakan media agar pd suhu kamar, jamur membentuk koloni menyerupai ragi. Determinan spesies candida dgn uji deretan gula, sedangkan untuk C.albicans dgn corn meal agar (CMA) dgn tween 80, agar EMB, serum dan putih telur.

9. HISTOPLASMOSISa. jamur penyebab

Histoplasma capsulatum, jamur ini bersifat dimorfik yg hidup sbg saprofit di tanah, terutama yg mengandung kotoran ayam. Burung dan kelelawar.

b. Bahan pemeriksaanSputum, bilasan bronkus, darah, sumsum tulang, bahan biopsi dan urin.

c. Aspek klinikInfeksi jamur ini melalui inhalasi spora atau bagian jamur lain, terutama mikrokonidia

d. DiagnosisDengan menemukan jamur H.capsulatum pada bahan pemeriksaan. Pada suhu kamar jamur ini tumbuh koloni filamen dgn pembentukan banyak mikrokonidia berbentuk lonjong dan makrokonidia mempunyai tonjolan seperti duri.

10. ASPERGILOSISa. jamur penyebab

beberapa spesies seperti Aspergillus sp. Jamur ini terdapat di alam bebas, sedangkan sporanya dapat di isolasi dari udara.

b. Bahan pemeriksaanSputum, sekret bronkus, sekret hidung, nanah dari sinus, kerokan kuku, kerokan kornea, serumen, biopsi jaringan, dan bahan autopsi (diambil dari jaringan mayat)

Page 8: Kisi-kisi mikologi_2

c. Aspek klinikCara infeksi tergantung dari lokalisasi.

d. DiagnosisPada sediaan langsung dapat ditemukan jamur di dalam bahan klinik sebagai hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora. Biakan pada media agar Sabouraud membentuk koloni filamin dgn pembentukan spora yg khas.

11. NOKARDIASIS a. Jamur penyebab

Beberapa spesies Nokardia terutama Nokardia asteroides. Jamur ini terdapat di alam bebas.

b. Bahan pemeriksaanSputum, bahan operasi, bahan klinik lain.

c. Aspek klinikCara infeksi nokardiosis terjadi secara inhalasi. Dengan penyebaran hematogen, jamur dapat memasuki ke alat-alat lain, terutama otak dan ginjal

d. DiagnosisPada pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram atau tahan asam, N.asterosdes dan N.brasiliensis tampak sebagai hifa halus berukuran 1 mikron, bercabang tahan asam atau tahan asam sebagian.

12. AKTINOMIKOSISa. Jamur penyebab

Penyebabnya ialah A.israelii yaitu jamur anaerob yang hidup dalam mulut pada gigi yang berlubang atau dlm kripta tonsil sebagai saprofit.

b. Bahan biakanBahan klinik berupa nanah, sputum, jaringan dan lain-lain bahan yang dapat di ambil dari tempat kelainan.

c. Aspek klinikInfeksi jamur terjadi secara endogen. Jamur A.israelii di dalam mulut bisa menjadi patogen bila ada perubahan dlm mulut, fraktur, pencabutan gigi, dll. Beberapa bakteri mempunyai peranan dlm patogenesis.

d. DiagnosisPada pemeriksaan sediaan langsung dengan larutan KOH 10% atau pewarnaan Gram, jamur tampak sebagai granula aktinomikotik berwarna kuning. Dengan pewarnaan Gram jamur berwarna ungu.