Kirim Bahan DK

4
1. Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain, ataupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Secara anatomic, sendi dibagi menjadi 3, yaitu : Sinartrosis : sendi yang tidak memungkinkan tulang-tulang yang berhubungan dapat bergerak satu sama lain. Contoh : tulang tengkorak. i. Diartrosis (Sendi Sinovial) : sambungan antara 2 tulang atau lebih yang memungkinkan tulang-tulang tersebut bergerak satu sama lain. Di antara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat rongga yang disebut kavum artkulare. Sendi ini tersusun atas bonggol sendi (kapsul artikulare), bursa sendi dan ikat sendi (ligamentum). Berdasarkan bentuknya diartrosis dibagi dalam beberapa sendi, yaitu : a. Sendi Engsel / Ginglymus : interfalang, articulation cubiti, articulation talocrularis, dan sebagainya. b. Sendi Pasak : gerak rotasi pada radioulnaris c. Articulatio ellipsoidea : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, kecuali rotasi pada artculatio radiocarpalis d. Sendi Pelana : fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi pada carpometacarpalis. e. Sendi Peluru : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medial. Rotasi lateral, dan sirkumduksi pada artculatio humeri dan articulation coxae.

description

asasas

Transcript of Kirim Bahan DK

Page 1: Kirim Bahan DK

1. Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang-tulang tersebut

dapat bergerak satu sama lain, ataupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Secara anatomic,

sendi dibagi menjadi 3, yaitu :

Sinartrosis : sendi yang tidak memungkinkan tulang-tulang yang berhubungan dapat

bergerak satu sama lain. Contoh : tulang tengkorak.

i. Diartrosis (Sendi Sinovial) : sambungan antara 2 tulang atau lebih yang memungkinkan

tulang-tulang tersebut bergerak satu sama lain.

Di antara tulang-tulang yang bersendi tersebut terdapat rongga yang disebut kavum

artkulare. Sendi ini tersusun atas bonggol sendi (kapsul artikulare), bursa sendi dan ikat

sendi (ligamentum). Berdasarkan bentuknya diartrosis dibagi dalam beberapa sendi, yaitu

:

a. Sendi Engsel / Ginglymus : interfalang, articulation cubiti, articulation talocrularis,

dan sebagainya.

b. Sendi Pasak : gerak rotasi pada radioulnaris

c. Articulatio ellipsoidea : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, kecuali rotasi pada

artculatio radiocarpalis

d. Sendi Pelana : fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi pada carpometacarpalis.

e. Sendi Peluru : fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi medial. Rotasi lateral, dan

sirkumduksi pada artculatio humeri dan articulation coxae.

ii. Amfiartrosis : sendi yang memungkinkan tulang-tulang yang saling berhubungan dapat

bergerak secara terbatas, misalnya sendi sakroiliaka dan antarcorpus vertebrae.

RAWAN SENDI

Pada sendi synovial (diartrosis), tulang-tulang yang saling berhubungan dilapisi rawan

sendi. Rawan sendi dibentuk oleh sel rawan sendi (kondrosit) dan matrix rawan sendi.

Kondrosit berfungsi menyintesis dan memelihara matrix rawan sehingga fungsi bantalan

rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matrix rawan sendi terutama terdiri dari air,

proteoglikan, dan kolagen. Bersama-sama dengan asam hialuronat, proteoglikan membentuk

agregat yang dapat menghisap air di sekitarnya sehingga mengembang sedemikian rupa dan

membentuk bantalan yang baik sesuai dengan fungsi rawan sendi.

Page 2: Kirim Bahan DK

Kolagen merupakan molekul protein yang sangat kuat, berfungsi sebagai kerangka bagi

rawan sendi yang akan membatasi pengembangan berlebihan agregat proteoglikan.

Rawan sendi merupakan jaringan yang avaskular, oleh sebab itu makanan diperoleh

dengan jalan difusi. Beban yang intermiten pada rawan sendi sangat baik bagi difusi nutrient

untuk rawan sendi.

Pada rawan sendi yang normal, proses degradasi dan sintesis matriks selalu terjadi. Salah

satu enzim proteolitik yang dihasilkan oleh kondrosit dan berperan pada degradasi kolagen

dan proteoglikan adalah kelompok enzim metaloprotease, seperti kolagenase dan stromelisin.

Berbagai sitokin juga berperan pada proses degradasi dan sintesis matriks. Interleukin-1 (IL-

1) yang dihasilkan oleh makrofag berperan pada degradsi kolegen dan proteoglikan. Growth

Factors factor-1 (IGF-1) berperan merangsang sintesis proteoglikan dan menghambat kerja

IL-1.

Rawan sendi merupakan salah satu jaringan sumber keratin sulfat, oleh sebab itu keratin

sulfat dalam serum dan cairan sendi dapat digunakan sebagai penanda kerusakan rawan

sendi.

Ruddy S, Harris ED, Sledge CB, Kent NN. Kelly’s Textbook of Rheumatology, 6th Ed., Philadelphia. WB Saunders, 2001;pp. 1410.

12. Kaku sendi pada pasien tersebut disebabkan karena terbentuknya tulang baru yang menggantikan kartilago pada

sendi sehingga mobilitas sendi berkurang. Kaku sendi merupakan rasa seperti diikat, lebih terasa pada pagi hari akibat dari

imobilitas/istirahat yang terlalu lama dari sendi dan otot-otot penggerak sendi serta suhu sendi yang rendah sehingga

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah yang memberi suplai zat makanan pada sendi. Kaku sendi ini berkurang setelah

digerak-gerakkan. Pada OA kaku pagi hari (morning stiffness) berlangsung ringan dan singkat, umumnya kurang dari 30

menit (10-15 menit) sedangkan pada RA lebih dari 30 menit

Kumar, Vinlay;Ramzi S.Cotran;Stanley L.Robbins. Buku ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC

8. TAMBAHAN

.Hormon. Pada wanita terdapat sejumlah besar estrogen dan selebihnya androgen dalam jumlah yang kecil. Pada pria

terjadi sebaliknya. Hormon androgen bersifat imunosupresan yang berarti menekan kerja sistem imun. Sebaliknya, hormon

estrogen lebih bersifat imunostimulant yakni lebih bersifat memacu kerja sistem imun. Akibatnya, wanita sangat berpeluang

untuk menderita berbagai penyakit autoimun.

Sudoyo, Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departenen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page 3: Kirim Bahan DK