KINERJA SEKTOR MONETER

43
KINERJA SEKTOR MONETER • Proses pemulihan perekonomian global yang terus berjalan di tahun 2010 didukung oleh perekonomian di kawasan Asia, terutama Cina dan India. Faktor eksternal lain yang menjadi tantangan Indonesia di tahun 2010 adalah mulai diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai bulan Januari 2010 dan krisis keuangan yang dialami oleh Yunani dan negara- negara di Eropa. • Untuk itu Pemerintah dan Bank Indonesia selaku otoritas moneter secara berkesinambungan senantiasa berkoordinasi dalam menanggapi berbagai dinamika yang berkembang. 1

description

KINERJA SEKTOR MONETER. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KINERJA SEKTOR MONETER

Page 1: KINERJA SEKTOR MONETER

1

KINERJA SEKTOR MONETER

• Proses pemulihan perekonomian global yang terus berjalan di tahun 2010 didukung oleh perekonomian di kawasan Asia, terutama Cina dan India. Faktor eksternal lain yang menjadi tantangan Indonesia di tahun 2010 adalah mulai diberlakukannya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mulai bulan Januari 2010 dan krisis keuangan yang dialami oleh Yunani dan negara-negara di Eropa.

• Untuk itu Pemerintah dan Bank Indonesia selaku otoritas moneter secara berkesinambungan senantiasa berkoordinasi dalam menanggapi berbagai dinamika yang berkembang.

Page 2: KINERJA SEKTOR MONETER

2

• Langkah kebijakan yang dilakukan oleh BI dan pemerintah di tahun 2010 diarahkan untuk bertahan terhadap kondisi krisis dan ke depan bersiap memanfaatkan peluang dari pemulihan ekonomi global dengan tetap menjalankan dan melanjutkan kebijakan di tahun 2009 yaitu tetap mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga keseimbangan antara mendorong perekonomian domestik dan menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan dalam jangka menengah dalam upaya memperkuat proses pemulihan perekonomian dan menjaga stabilitas keuangan agar dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

• Di bidang perbankan, Bank Indonesia terus melanjutkan program konsolidasi dan mendorong intermediasi.

Page 3: KINERJA SEKTOR MONETER

3

Kinerja Stabilitas Keuangan• Tujuan pembangunan bukan lagi semata-mata

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi lebih kepada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemulihan ekonomi global yang berangsur mulai terjadi sejak pertengahan tahun 2009 masih terus berlanjut di tahun 2010.

• Sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan adalah perekonomian domestik dalam merespon ekonomi global relatif tinggi sehingga perekonomian Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang masih bisa tumbuh positif.

Page 4: KINERJA SEKTOR MONETER

4

• Kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI di tahun 2010 diarahkan untuk menjaga agar inflasi dapat ditekan serendah dan stabil mungkin dengan sasaran inflasi tahun 2010 pada kisaran 5 persen dan diarahkan agar inflasi terus dalam tren yang menurun. Upaya mencapai tingkat inflasi yang rendah dalam jangka menengah ini sangat relevan untuk menjaga daya saing perekonomian domestik.

• Di samping cukup berhasil menjaga kondisi perekonomian, stabilitas sektor keuangan juga terpelihara. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sejumlah langkah-langkah kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi pemulihan ekonomi global pasca krisis.

Page 5: KINERJA SEKTOR MONETER

5

• Setiap awal tahun kondisi yang terjadi adalah masyarakat umumnya selalu berhati-hati dan tidak terlalu banyak atau berlebihan dalam membelanjakan uangnya untuk kebutuhan.

• Kondisi seperti ini terjadi di triwulan 1-2010, dimana uang M1 yang beredar secara rata-rata hanya sebesar Rp 493,7 triliun yang menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan IV-2009, karena uang M1 yang beredar di bulan Januari dan Februari 2010 mengalami penurunan masing masing turun sebesar 3,74 persen dan 1,30 persen.

Page 6: KINERJA SEKTOR MONETER

6

• Hal ini disebabkan karena komponen pendukung M1 yaitu uang kartal dan uang giral mengalami penurunan. Sampai akhir Maret 2010, uang M1 yang beredar hanya mencapai Rp 494,5 triliun, secara absolut naik Rp 4,4 triliun atau meningkat sekitar 0,89 persen dari bulan Februari 2010, meskipun komponen pendukung uang kartal yang beredar masih terus menurun.

Page 7: KINERJA SEKTOR MONETER

7

• Sementara itu uang beredar dalam arti luas (M2) di triwulan 1 2010 relatif stabil dan masih menunjukkan kenaikan, karena adanya komponen pendukung M2 yang menunjukkan peningkatan. Peredaran uang M1 dan M2 di triwulan 11-2010 menunjukkan arah positif, rata-rata mencapai Rp. 518,0 triliun dan Rp. 2.162,6 triliun atau masing-masing naik 4,93 persen dan 3,78 persen.

• Kenaikan jumlah uang M1 yang beredar terus berlanjut di triwulan 111-2009 rata-rata mencapai Rp 548,4 triliun atau naik 5,86 persen.

Page 8: KINERJA SEKTOR MONETER

8

• Kenaikan ini disebabkan karena komponen pendukung M1 yaitu uang kartal mengalami peningkatan karena aktivitas perekonomian di dalam negeri begitu pula dengan komponen uang giral.

• Kenaikan uang M1 yang beredar berpengaruh positif terhadap M2 yang beredar di triwulan yang sama, dimana jumlah M2 yang beredar mencapai Rp 2.241,2 triliun atau naik 3,64 persen.

Page 9: KINERJA SEKTOR MONETER

9

• Memasuki triwulan IV-2010 uang M1 yang beredar kembali mengalami kenaikan hingga 5,30 persen dibanding triwulan sebelumnya atau rata-rata mencapai Rp 577,4 triliun. Kenaikan ini disebabkan komponen pendukung M1 yaitu uang kartal dan uang giral meningkat masing-masing naik 5,03 persen dan 5,49 persen. Walaupun komponen uang kartal dan uang giral paska hari Raya Idul Fitri sempat mengalami penurunan, namun mendekati akhir tahun menjelang hari libur keagamaan dan pergantian tahun kebutuhan masyarakat akan uang kartal meningkat.

Page 10: KINERJA SEKTOR MONETER

10

• Sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan, BI senantiasa memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup. Peredaran M2 di triwulan yang sama rata-rata mencapai Rp 2.374,8 triliun menunjukkan kenaikan 5,96 persen dibanding triwulan III-2010. Kenaikan ini disebabkan komponen pendukung M2 yaitu uang kuasi setiap bulannya di triwulan IV-2009 turut meningkat, rata-rata mencapai Rp 1.791,4 triliun atau naik 6,02 persen.

Page 11: KINERJA SEKTOR MONETER

11

Pengaruh Inflasi dan Faktor Musiman Terhadap Peredaran Uang KartaI

• Jika dilihat komponen pendukung M1 yaitu uang kartal yang beredar di masyarakat sepanjang tahun 2010 mengalami penurunan diawal tahun dan di bulan September 2010.

• Pasca hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun umumnya masyarakat di awal tahun mulai kembali menyimpan uangnya di bank, dan jika dilihat angka inflasi awal tahun cukup terkendali, Terutama dari kelompok makanan karena mulai memasuki musim panen sehingga kebutuhan akan bahan makanan cukup dan harga juga stabil.

• Kondisi ini menyebabkan uang kartal yang beredar di masyarakat pada bulan Januari-Maret 2010 menurun.

Page 12: KINERJA SEKTOR MONETER

12

• Posisi uang kartal yang diedarkan di triwulan II-2010 meningkat sebesar 3,23 persen dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari Rp 209,5 triliun menjadi Rp. 216,3 triliun.

• Peningkatan ini sejalan dengan pola musiman yang selalu berulang yaitu bersamaan dengan menjelang libur anak sekolah dan mulai memasuki tahun ajaran baru pendaftaran anak sekolah sehingga kebutuhan masyarakat meningkat.

• Selain itu juga didukung oleh angka inflasi yang mulai mengalami tekanan sehingga menunjukkan peningkatan disebabkan karena anomali cuaca di dalam negeri yang menyebabkan distribusi bahan makanan terhambat mengakibat beberapa produk makanan mengalami kenaikan harga karena kurangnya pasokan.

Page 13: KINERJA SEKTOR MONETER

13

• Peredaran uang kartal di triwulan III-2010 kembali meningkat sehubungan dengan tekanan inflasi terutama bersumber dari bahan makanan, seperti kenaikan harga beras yang didorong oleh kenaikan ongkos produksi, dan lagi-lagi faktor periodik menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya idui Fitri dimana konsumsi masyarakat meningkat. Selain itu juga secara global terjadi gejolak harga beberapa komoditas dunia, terutama harga komoditas pangan dunia yang meningkat tinggi yang berimbas pada beberapa komoditas bahan makanan di dalam negeri yang turut naik harganya.

Page 14: KINERJA SEKTOR MONETER

14

• Kebutuhan uang kartal terus meningkat hingga bulan Desember 2010, disebabkan karena tekanan inflasi di triwulan IV-2010 yang semakin tinggi dan masih berlanjutnya gangguan iklim/ cuaca. Kenaikan inflasi dari kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh gejolak harga bahan pangan yang rentan terhadap gangguan iklim.

• Ini karena pengaruh kondisi alam dimana curah hujan yang tinggi menyebabkan komoditas pangan seperti beras dan sayur mayur mengalami gangguan dalam pendistribusian dan pasokan yang akhirnya mendorong kenaikan harga yang sangat tinggi. Kebutuhan masyarakat akan uang kartalpun semakin meningkat di triwulan IV 2010 karena pengaruh lonjakan harga dan juga menjelang hari besar keagamaan disambung dengan libur panjang akhir tahun.

Page 15: KINERJA SEKTOR MONETER

15

• Kontrol BI dalam pergerakan dan perkembangan uang primer menjadikannya sebagai target utama dalam membuat kebijakan moneter. Hal ini dilakukan agar terjadi kestabilan perekonomian negara tetap dapat terjaga. Kebijakan yang diambil adalah pengendalian uang beredar (quantity approach) dalam hal ini pengendalian uang primer. Uang primer yaitu uang kartal di masyarakat (uang kertas dan uang logam yang berlaku), cadangan bank komersial umum (BKU) di Bank Indonesia (BI) (terdiri atas kas dan giro BKU), serta giro swasta bukan bank (penduduk) pada BI.

Page 16: KINERJA SEKTOR MONETER

16

• Membaiknya kondisi perekonomian dunia di triwulan I-2010 direspon negatif oleh peredaran uang primer, rata-rata hanya mencapai Rp. 379,6 triliun.

• Peredaran setiap bulannya dari bulan Januari-Maret 2010 terus mengalami penurunan, setelah menembus Rp. 402 triliun lebih pada Desember 2009, hingga bulan Maret 2010 uang primer yang beredar hanya mencapai Rp. 374,4 triliun jauh dibandingkan kondisi diawal tahun 2010 yang mencapai Rp. 384,2 triliun

Page 17: KINERJA SEKTOR MONETER

17

Perkembangan Uang Beredar 2009-2010 (Miliar Rupiah)

Akhir Periode

M2 ( 2009 )

Jumlah

M1

Uang Kuasi

Surat Berharga

Selain SahamUang Kartal Uang Giral Jumlah

TRIW I 188351 251862 440213 1454252 2570 1897035

TRIW II 195683 268488 464171 1471967 2937 1939075

Juli 200774 268170 468944 1489165 2841 1960950

Agustus 200424 289704 490128 1501929 3238 1995294

September 210822 279679 490502 1525204 2805 2018510

TRIW III 204007 279184 483191 1505433 2961 1992168

Oktober 205864 279674 485538 1532774 3206 2021517

November 212054 283007 495061 1563875 3270 2062206

Desember 226006 289818 515824 1622055 3504 2141384

TRIW IV 214641 284166 498808 1572901 3327 2075036

Page 18: KINERJA SEKTOR MONETER

18

Akhir Periode

M2 ( 2010 )

Jumlah

M1

Uang Kuasi

Surat Berharga

Selain Saham

Uang Kartal

Uang Giral Jumlah

Januari 211811 284716 496527 1570059 7274 2073860Februari 211708 278376 490084 1568632 7765 2066481Maret 205083 289378 494461 1611373 6249 2112083TRIW I 209534 284156 493690 1583355 7096 2083897April 211390 283327 494718 1615203 6103 2116024Mei 214695 299310 514005 1622981 6248 2143234Juni 222828 322577 545405 1680374 5365 2231144TRIW II 216304 301738 518043 1639519 5905 2162567Juli 228239 311508 539746 1672443 5400 2217589Agustus 241166 314328 555495 1676517 4448 2236459

September 229825 320117 549941 1720039 4975 2274955TRIW III 233077 315317 548394 1689666 4941 2241203Oktober 235709 319840 555549 1747976 5321 2308846November 238500 332837 571337 1769654 6816 2347807

Desember 260227 345184 605411 1856720 9075 2471206TRIW IV 244812 332620 577432 1791450 7071 2374788

Page 19: KINERJA SEKTOR MONETER

19

• Memasuki triwulan II-2010, semakin membaiknya kondisi perekonomian dunia, mendapat respon positif yang ditandai dengan peredaran uang primer yang mencapai Rp. 392,9 triliun, lebih tinggi Rp. 13,3 triliun dari triwulan sebelumnya atau naik 3,51 persen. Uang primer yang beredar di bulan April 2010 kembali menunjukkan peningkatan sebesar 2,94 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Selanjutnya di bulan Mei dan Juni 2010 masing-masing naik sebesar 1,66 persen dan 2,45 persen. Hingga bulan Juni 2010 posisi uang primer yang beredar mencapai Rp. 401,4 triliun masih rendah dibandingkan posisi uang primer yang beredar di bulan Desember 2009.

Page 20: KINERJA SEKTOR MONETER

20

Perkembangan Uang Primer 2009-2010 (Miliar Rupiah)

Akhir Periode

Uang Kartal yang Diedarkan

Giro Bank

Giro Perusahaan &

Perorangan JumlahUang Kartal Kas Bank

2009          

TRIW I 188351 41331 77430 608 307719

TRIW II 195683 39742 77465 611 313501

Juli 200774 41634 79831 611 322850

Agustus 200424 43878 79754 607 324662

September 210822 62922 79920 633 354297

TRIW III 204007 49478 79835 617 333937

Oktober 205864 41086 81559 602 364869

November 212054 45405 85659 581 376938

Desember 226006 53023 89903 601 402119

TRIW IV 214641 46505 85707 595 381309

Page 21: KINERJA SEKTOR MONETER

21

Akhir Periode

Uang Kartal yang Diedarkan

Giro BankGiro Perusahaan

& Perorangan JumlahUang Kartal Kas Bank

2010          

Januari 211811 46307 86871 588 384176

Februari 211708 43710 87743 649 380145

Maret 205083 45529 85666 539 374406

TRIW I 209534 45182 86760 592 379576

April 211390 42544 96653 575 385431

Mei 214695 48057 90443 591 391848

Juni 222828 46544 92287 578 401435

TRIW II 216304 45715 93128 581 392905

Juli 228239 46224 93307 850 408967

Agustus 241166 53296 92044 348 426867

September 229825 58975 93665 497 423809

TRIW III 233077 52832 93005 565 419881

Oktober 235709 47370 95348 430 418884

November 238500 51374 152849 462 483922

Desember 260227 58381 159106 484 518447TRIW IV 244812 52375 135768 459 473751

Page 22: KINERJA SEKTOR MONETER

22

• Tren peningkatan terus berlanjut di bulan Juli dan Agustus 2010 masing-masing mencapai Rp. 409,0 triliun dan Rp. 426,9 triliun atau masing-masing naik sebesar 1,88 persen dan 4,38 persen. Meskipun demikian, pada bulan Juli komponen pendukung uang primer yaitu uang kartal pada kas bank mengalami penurunan dan pada bulan Agustus komponen pendukung uang primer yang mengalami penurunan adalah Giro pada bank dan Giro perusahaan dan perorangan.

• Pada bulan September 2010 komponen uang kartal kembali mengalami penurunan sehingga juga berpengaruh pada komponen uang primer yang juga mengalami penurunan sekitar 0,72 persen atau hanya mencapai Rp. 423,8 triliun. Meskipun demikian secara rata-rata di triwulan III uang primer yang beredar mencapai Rp. 419,9 triliun mengalami peningkatan 6,86 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Page 23: KINERJA SEKTOR MONETER

23

• Uang primer yang beredar di triwulan IV-2010 mencapai Rp. 473,8 triliun, mengalami peningkatan 12,76 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Besaran uang primer yang beredar di bulan Oktober 2010 kembali mengalami penurunan 1,16 persen atau hanya mencapai Rp. 418,9 triliun. Peredaran uang primer di dua bulan terakhir tahun 2010 menunjukkan peningkatan masing-masing naik sebesar 15,53 persen dan 7,13 persen.

• Hal ini merupakan faktor periodik yang selalu berulang setiap tahun kembali terjadi dimana setiap menutup akhir tahun terkait dengan respon Bank Indonesia untuk memenuhi tambahan permintaan uang beredar, seiring dengan bertambahnya keperluan masyarakat menjelang musim libur panjang sehingga harus dapat mencukupi peredaran uang kartal yang dibutuhkan masyarakat.

Page 24: KINERJA SEKTOR MONETER

24

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

• Kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Menyikapi kondisi perekonomian global pasca krisis dan mulai merangkak naiknya harga-harga komoditas di pasar internasional, Bank Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar gejolak nilai tukar tidak berlebihan dan tetap stabil.

Page 25: KINERJA SEKTOR MONETER

25

• Di akhir tahun 2009 rupiah mengalami penguatan dan menyentuh angka Rp. 9.466 per dolar AS. Pergerakan nilai mata uang Yen mengalami pelemahan dan ditutup pada level Rp. 106,13 per 100 yen di bulan Desember 2009.

• Pergerakan nilai kurs rupiah terhadap euro cukup berfluktuasi. Pada bulan Desember 2009 , kembali menguat hingga menembus level Rp. 13.854 per euro €.

Page 26: KINERJA SEKTOR MONETER

26

Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang Asing terhadap Rupiah di Pasaran Jakarta, 2009-2010

Periode2009 2010

U.S. $ Yen Euro € U.S. $ Yen Euro €

Januari 11133 12225 14595 9293 101,63 13240

Februari 11853 127,88 15131 9320 103,13 12807

Maret 11864 119,88 15290 9182 101,88 12254

Triw I 11617 123,33 15005 9265 102,21 12767

April 11166 111,88 14751 9020 9625 12085

Mei 10373 107,38 14116 9168 99,00 11459

Juni 10184 105,38 14266 9185 100,26 11177

Triw II 10736 108,21 14377 9129 98,50 11574

Juli 10180 107,25 14259 9050 102,75 11564

Agustus 9955 104,38 14195 8970 104,88 11590

September 9920 107,63 14345 8958 106,25 11489

Triw III 10018 106,42 14267 9003 104,63 11547

Oktober 9461 104,25 14024 8926 108,50 12336

Nopember 9469 105,75 14085 8935 108,38 12212

Desember 9466 106,13 13854 9015 107,86 11883

Triw IV 9465 105,38 13968 8958 108,24 12144

Page 27: KINERJA SEKTOR MONETER

27

• Memasuki tahun 2010, proses pemulihan ekonomi global masih terus berlangsung serta semakin kuatnya kondisi fundamental ekonomi domestik memberikan dukungan yang positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Secara rata-rata pada triwulan 1-2010, nilai rupiah mencapai Rp. 9.265 per dolar AS atau menguat sebesar 2,11 persen.

• Pada akhir triwulan 1-2010 (bulan Maret) rupiah ditutup pada level Rp. 9.182 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada triwulan II-2010 menguat 1,47 persen dibanding triwulan sebelumnya rata-rata mencapai Rp. 9.129 per dolar AS.

Page 28: KINERJA SEKTOR MONETER

28

• Rupiah sempat tertekan pada bulan Mei-Juni 2010 yang disebabkan oleh sentimen negatif di pasar keuangan global akibat masalah fiskal di beberapa negara Eropa. Nilai tukar rupiah kembali melemah dan ditutup pada level Rp. 9.185 per dolar AS, melemah 0,3 persen dari bulan Mei 2010.

• Kepercayaan investor asing meningkat seiring dengan semakin derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah di triwulan III-2010, yang rata-rata mencapai Rp. 9.003 per dolar AS atau terapresiasi sebesar 1,38 persen. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di triwulan IV-2010 kembali terapresiasi sebesar 0,50 persen dibanding triwulan lalu.

Page 29: KINERJA SEKTOR MONETER

29

• Namun jika dilihat pergerakan nilai kurs setiap bulannya pada bulan november sempat terkoreksi sedikit akibat faktor eksternal yang terjadi di belahan negara eropa dan kondisi ini terus berlanjut hingga Desember 2010 yang disebabkan meningkatnya permintaan masyarakat akan valas pada akhir tahun yang mengakibatkan rupiah tertekan sebesar 0,90 persen atau berada pada level Rp. 9.015 per dolar AS.

Page 30: KINERJA SEKTOR MONETER

30

• Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang euro € mulai bulan Januari-Juni 2010 menunjukkan penguatan yang sangat signifikan dari Rp. 13.240 per euro € pada bulan Januari menjadi Rp 11.177 per euro C. Namun penguatan tersebut sempat terkoreksi di dua bulan berikutnya (Juli-Agustus 2010).

• Memasuki triwulan IV-2010 nilai tukar rupiah mengalami tekanan terhadap euro € sebesar 5,17 persen dibanding triwulan III-2010. Penguatan rupiah terhadap euro€ sempat terjadi di bulan November- Desember 2010. Pada akhir tahun rupiah ditutup pada level Rp. 11.883 per euro €, nilai kurs ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan nilai kurs pada bulan Juni 2010.

Page 31: KINERJA SEKTOR MONETER

31

Pergerakan Suku Bunga• Di sektor perbankan, kondisi kinerja perbankan

nasional di tahun 2009 yang relatif baik dan stabil dalam merespon krisis global, diperkuat melalui penerapan kebijakan moneter longgar melalui BI Rate.

• BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan, melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang (SBI dan PUAB). Langkah yang diambil BI pada tahun 2009 adalah menurunkan BI Rate dengan mempertimbangkan secara menyeluruh prospek perekonomian ke depan.

Page 32: KINERJA SEKTOR MONETER

32

• BI Rate 6.5 persen tetap dipertahankan karena dianggap cukup konsisten dan kondisi ini tetap bertahan hingga Desember 2010. Arah kebijakan tersebut ditempuh karena melihat tekanan pada sistim keuangan yang mulai menurun semakin membaik dan stabilnya sistem keuangan domestik.

• Seiring dengan kebijakan yang diambil pemerintah dengan melakukan stimulus fiskal dan penetapan BI Rate, maka bunga SBI pun mengikuti pergerakan dari suku bunga BI Rate.

Page 33: KINERJA SEKTOR MONETER

33

• Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) juga terus menurun mendekati bunga BI Rate. Suku bunga PUAB tahun 2009 secara keseluruhan sudah di bawah dari BI Rate.

• Hal ini sejalan dengan kebijakan moneter yaitu penguatan pasar uang dan suku bunga. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan diikuti oleh turunnya bunga pinjaman.

• Namun, kenyataannya bunga pinjaman tidak turun secepat seperti yang diharapkan.

Page 34: KINERJA SEKTOR MONETER

34

• Pergerakan Suku Bunga Indonesia (SBI) 1 bulan dan 3 bulan di awal tahun 2010 ditetapkan masing-masing 6,45 persen dan 6,60 persen. Bunga SBI 1 bulan dan 3 bulan terus menurun hingga April 2010, namun di bulan Mei 2010 suku SBI 1 bulan dan 3 bulan sempat dinaikkan masing-masing ke posisi 6,30 persen dan 6,58 persen. Sampai bulan Juni 2010 bunga SBI 1 bulan diturunkan sebesar 4 bps menjadi 6,26 persen sedangkan SBI 3 bulan dinaikkan kembali 2 bps menjadi 6,60 persen

Page 35: KINERJA SEKTOR MONETER

35

• Pada 16 Juni 2010 BI mengeluarkan Paket Kebijakan antara lain mencakup:

• Pelebaran Koridor Suku Bunga PUAB• Penerapan minimum one month holding

period SBI, kebijakan ini mulai diberlakukan pada tanggal 7 Juli 2010.

• Dengan adanya paket 16 Juni tersebut langkah yang diambil BI adalah menghapus atau meniadakan SBI 1 mulai Juni 2010 dan SBI 3 bulan sejak November 2010

Page 36: KINERJA SEKTOR MONETER

36

• Selain itu B1 juga menerbitkan SBI berjangka waktu 9 bulan dan 12 bulan. Penerbitan SBI 9 bulan mulai diberlakukan pada lelang SBI bulanan minggu II Agustus 2010, dan SBI 12 bulan dilakukan mulai minggu II September 2010 (dikutip dari Laporan Perkembangan Pelaksanaan tugas dan wewenang BI di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran Triwulan 11-2010).

Page 37: KINERJA SEKTOR MONETER

37

• Dengan adanya paket 16 Juni tersebut langkah yang diambil BI adalah menghapus atau meniadakan SBI 1 bulan sejak bulan Juli 2010, dengan harapan memperpanjang kepemilikan SBI dari 1 bulan menjadi 3 bulan.

• Dengan demikian investor yang menanamkan modalnya melalui SBI harus menahan investasinya selama 3 bulan dulu sebelum menjual kembali. SBI 3 bulan beredar sampal bulan Oktober 2010 dan pada bulan November 2010 tidak ada lagi SBI untuk jangka waktu 3 bulan. BI hanya mengeluarkan SBI jangka menengah yaitu 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan.

Page 38: KINERJA SEKTOR MONETER

38

• Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, kerangka kebijakan moneter dilakukan melalui pengendalian suku bunga dan dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate). Dalam tataran operasional, BI Rate tercermin dari suku bunga pasar uang jangka pendek yang merupakan sasaran operasional kebijakan moneter. BI menggunakan suku bunga Pasar Uang Antara Bank (PUAB) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter.

Page 39: KINERJA SEKTOR MONETER

39

Suku Bunga Domestik 2009-2010Akhir Periode

Pasar Uang Antar Bank Sertifikat Bank Indonesia

1 HariKeseluruha

n1 Bulan 3 Bulan

2009 Januari 8,89 8,97 9,50 9,93Februari 8,62 8,62 8,74 9,25Maret 8,25 8,25 8,21 8,61April 7,74 7,76 7,59 7,95Mei 7,45 7,46 7,25 7,39Juni 6,81 6,85 6,95 7,05Juli 6,58 6,59 6,71 6,79Agustus 6,19 6,22 6,58 6,63September 6,39 6,41 6,48 6,55Oktober 6,31 6,33 6,49 6,60November 6,35 6,40 6,47 6,59Desember 6,47 6,47 6,46 6,59

Page 40: KINERJA SEKTOR MONETER

40

2010 Januari 6,28 6,37 6,45 6,60

Februari 6,19 6,21 6,41 6,59

Maret 6,14 6,17 6,27 6,56

April 6,14 6,14 6,20 6,50

Mei 6,24 6,26 6,30 6,58

Juni 6,24 6,31 6,26 6,60

Juli 6,24 6,25 - 6,63

Agustus 6,45 6,48 - 6,63

September 6,19 6,31 - 6,64

Oktober 5,63 5,69 - 6,37

November 5,60 5,65 - -

Desember 5,70 5,82 - -

Page 41: KINERJA SEKTOR MONETER

41

• Memasuki tahun 2010 pergerakan suku bunga PUAB secara keseluruhan tetap terjaga dan cenderung menurun hingga bulan April 2010 dan berada pada posisi 6,14 persen pada titik ini suku bunga PUAB sudah berada di bawah BI Rate. Namun pada bulan Mei-Juni 2010 suku bunga PUB secara keseluruhan kembali meningkat 12 bps dan 5 bps, meskipun demikian peningkatan ini masih di bawah BI Rate. Pada bulan September suku bunga PUAB secara keseluruhan sempat turun dan kembali naik di bulan Agustus 2010 menjadi 6,48 persen

Page 42: KINERJA SEKTOR MONETER

42

• Sepanjang bulan September-November 2010 suku bunga PUAB secara keseluruhan terus menurun hingga di bawah 6 persen.

• Pada akhir tahun suku bunga PUAB berada pada 5,82 persen lebih tinggi dari 17 bps dari bulan November 2010 dengan suku bunga sebesar 5,65 persen.

Page 43: KINERJA SEKTOR MONETER

43

• Kebutuhan uang kartal masyarakat yang meningkat mempengaruhi peningkatan suku bunga di pasar uang antar bank. Peningkatan penarikan uang kartal secara umum mencerminkan persepsi risiko masih cukup stabil.

• Secara keseluruhan tahun, rata rata spread suku bunga PUAB tertinggi dan terendah di tahun 2010 menurun menjadi 24 bps dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar 43 bps.