kinerja manajerial

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan semakin ke Adanya perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan so ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Hal ini akan membuat setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya semaksimal mungkin agar dap memenangkan persaingan. Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaiansistem yang berlakudalam organisasi tersebut. Kinerjamanajerial merupakan salah satu faktoryang dapat meningkatkan efektifitas organisasi. Kinerja manajerial merupakan fungsi- fungsi organisasi meliputi : perencanaan, inetigasi, koordinasi, ealuasi penga!asan, pengatura negosiasidan per!akilan "indrianto,#$$$%. Sedangkan menurut model Porter-&a!ler, faktor penunjang kinerja adalah adanya kemampuan da yang tinggi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya, adanya usaha ya tinggi untuk mencapai target tertentu dalam pekerjaan, dan adanya perseps jelas tentang peran manajer dalam pencapaian tujuan "Anjar!ani, #$$'%. 1

description

kinerja manajerial

Transcript of kinerja manajerial

10

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PenelitianPada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Adanya perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Hal ini akan membuat setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya semaksimal mungkin agar dapat memenangkan persaingan.Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektifitas organisasi. Kinerja manajerial merupakan fungsi- fungsi organisasi yang meliputi : perencanaan, invetigasi, koordinasi, evaluasi pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan (indrianto,2000). Sedangkan menurut model Porter-Lawler, faktor penunjang kinerja adalah adanya kemampuan dan bakat yang tinggi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya, adanya usaha yang tinggi untuk mencapai target tertentu dalam pekerjaan, dan adanya persepsi yang jelas tentang peran manajer dalam pencapaian tujuan (Anjarwani, 2008).Baik buruknya kinerja manajerial suatu perusahaan berawal dari informasi akuntansi yang dipergunakan oleh pihak manajemen untuk menentukan arah dan kebijakan perusahaan. Kriteria kualitas informasi yang bagus adalah relevan, akurat, tepat waktu, ringkas, jelas, dapat dipertanggungjawabkan, dan konsisten. Ketika salah satu kriteria tersebut tidak ada dalam informasi yang diberikan kepada manajer, manajer tersebut cenderung untuk membuat keputusan yang tidak efektif. Demikian pula, informasi yang relevan, namun disediakan sangat terlambat untuk sebuah keputusan, tidak dapat dipergunakan untuk membuat sebuah keputusan dalam waktu yang mendesak. Semakin baik kinerja manajerial suatu perusahaan, maka akan semakin baik pula kualitas informasi akuntansi yang dipergunakan. Demikian pula sebaliknya, semakin buruk kinerja manajerial suatu perusahaan, maka akan semakin buruk pula kualitas informasi akuntansi yang dipergunakan. (Rio Angga S, 2010) Laba keseluruhan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun ini mengalami kenaikan sebesar 10,69%. Laba bersih seluruh BUMN tahun 2012 tercatat sebesar Rp 128 triliun, naik dari tahun lalu sebesar Rp 115,6 triliun. "Kontribusi laba terbesar berasal dari BUMN jasa keuangan lalu disusul BUMN jasa pertambangan.Ada lima kluster BUMN, yakni; Pertamina, PLN, perusahaan terbuka, perbankan dan lainnya. Untuk BUMN perbankan, menyumbang kontribusi laba Rp 43,83 triliun, naik 27,89% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 34,27 triliun. Setelah sektor perbankan, BUMN penyumbang laba terbesar adalah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mendapat laba Rp 33,03 triliun. Tahun lalu, emiten BUMN menyumbang kontribusi laba sebesar Rp 30,88 triliun. Sementara itu, PT Pertamina menyumbang kontribusi laba Rp 23,94 triliun. Jumlah laba Pertamina ini naik 13% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 21,19 triliun. Berbeda dengan Pertamina, BUMN energi yakni PT PLN mengalami penurunan laba. Tahun lalu, laba PLN mencapai Rp 7,19 triliun, namun tahun inihanya meraup laba sebesar Rp 2,9 triliun. Padahal, dalam rencana kerja, laba PLN pada 2012 seharusnya mencapai Rp 12,49 triliun. Kinerja laba PLN melambat karena rugi hitungan kurs adanya penundaan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Data di dalam paparan ini masih dapat berubah karena belum semua BUMN menyampaikan kinerja 2012 yaitu sebanyak 8 BUMN non-listed. Selain membukukan kenaikan laba, BUMN juga mampu membukukan kenaikan penjualan dan aset. Tahun ini, penjualan BUMN mencapai Rp 1.555,29 triliun atau naik 12,84% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 1.378,26 triliun. (Sumber : http://industri.kontan.co.id/xml/mari-mengintip-laba-bumn-tahun-2012)Dalam konteks perusahaan BUMN, khususnya PT. Pos Indonesia (persero) menangkap berbagai macam perubahan situasi ekonomi dengan peningkatan kinerja manajerial sebagai fungsi yang penting di dalam organisasi. Karena keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer perusahaan di dalam melaksanakan pertanggung jawabannya. Kinerja mengarah pada tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu. Berdasarkan data yang diperoleh, kinerja PT. Pos Indonesia (Persero) mengalami penurunan dengan terjadinya kerugian selama enam tahun berturut-turut. Pada tahun 2004 kerugian PT. Pos Indonesia sebesar Rp235 miliar, tahun 2005 Rp145 miliar, tahun 2006 Rp131 miliar, dan terus terjadi sampai tahun 2008. Namun sejak tahun 2009 telah dilakukan pembenahan infrastruktur secara berkala yaitu dengan menerapkan sistem online di seluruh kantor pos di seluruh Indonesia dan hasilnya terjadi kenaikan pendapatan jasa keuangan hingga 40% pada tahun 2011. (Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/460845/34/ )Sedangkan dari sumber lain diperoleh data dari tahun 2011 hingga Maret 2012 yang lalu PT. Pos Indonesia mampu membukukan pendapatan sebesar Rp789,538 miliar dan laba bersih Rp 80,817 miliar. Bila Dibandingkan dengan Rencana Kerja Anggaran (RKA) perolehan pendapatan PT Pos melebihi target, realisasinya mencapai 100%. Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 tumbuh 17,46%. Demikian juga dengan laba bersih dibandingkan RKA realisasi mencapai 119%. Laba bersih kuartal I-2012 ini meningkat 39,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja yang baik ini juga terlihat selama 2011 lalu. Dari sisi pendapatan mengalami kenaikan 14,74%, yakni dari 2,683 triliun pada 2010 menjadi 3,078 triliun di 2011. Lalu laba bersih setelah pajak yang berhasil dibukukan juga meningkat dengan pesat yakni tumbuh sebesar 220%. Pada 2010 laba bersih tercatat Rp45,318 miliar, tahun 2011 laba bersih melonjak menjadi Rp144,98 miliar. Selama 2011 bisnis mail dan parcel masih mendominasi dengan memberikan kontribusi sebesar 52% dari pendapatan. Sementara bisnis jasa keuangan memberikan kontribusi terhadap pendapatan sebesar 43%. (Sumber : http://infocsr.net/read/6226/13/07/2012/i-ketut-mardjana,-direktur-utama-pt-pos-indonesia-saatnya-bangkit-dari-tidur.html) Dari fenomena diatas menyiratkan perlunya optimalisasi kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia agar tetap sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan daya saing, maka berbagai faktor yang dapat meningkatkan kinerja manajerial perlu mendapat perhatian serius. Faktor kunci tersebut seperti yang dikemukakan oleh Muslimin (2007:450) yaitu pengendalian manajemen yang meliputi : pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal, hasil ini mendukung penelitian yang telah dikemukakan oleh Gul, 1991; Mia & Chenhall, 1994; Gull & Chia, 1994 ( dalam jurnal Syarifuddin 2001), yang menyatakan bahwa sistem pengendalian akan lebih bias menunjang dalam pencapaian tujuan organisasi apabila desainnya sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut. Pengendalian akuntansi menurut muslimin (2007:451) merupakan suatu perencanaan, sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang didasarkan pada sistem informasi. Pengendalian perilaku menurut Faisal dan Kusuma (2002:163) adalah pengendalian yang berdasarkan struktur otoritas, peraturan-peraturan formal serta prosedur standar pengoprasian. Pengendalian perilaku bertujuan untuk menjamin hasil yang ingin dicapai meliputi aktivitas pengawasan, monitoring, dan aktivitas yang sedang berjalan, dimana aktivitas tersebut berperilaku sesuai dengan cara yang dikehendaki, sehingga dalam suatu organisasi pengendalian perilaku akan mempengaruhi kinerja organisasional.Pengendalian personal menurut Faisal dan Kusuma (2002:163) adalah pengendalian yang berdasarkan pada pembuatan kebijakan-kebijakan yang menyangkut sumber daya manusia. Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Muslimin (2007:452) bahwa kebijakan kebijakan pengendalian personal menyediakan informasi personal untuk perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen atau organisasi. Dengan adanya kebijakan yang baik dalam perusahaan akan dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan. Pada prakteknya kebanyakan perusahaan cenderung melakukan pengendalian yang berpusat pada satu jenis pengendalian saja yaitu pengendalian akuntansi, daripada menggunakan pengendalian yang lain. Sebagai contoh ketika target penjualan yang diinginkan tidak terealisasi, sehingga produksi menjadi menurun, perusahaan cenderung melakukan evalusi hanya dari faktor sistem akuntansinya dengan mengabaikan faktor yang lain seperti kurangnya perilaku manajer dalam mengawasi dan memonitor tindakan bawahan untuk memastikan apakah tindakan karyawan sudah sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh perusahaan.Oleh karena itu, setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota organisasi melalui para pimpinan (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pemilihan pengendalian yang tepat akan sangat menentukan efektifitas pengendalian tersebut, penggunaan pengendalian yang tidak tepat akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan oleh perusahaan seperti meningkatnya perpindahan tenaga kerja, timbulnya ketegangan kerja, menurunnya kepuasan kerja yang pada akhirnya akan menurunkan komitmen pada organisasi dan menurunkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengendalian manajemen diperlukan oleh setiap perusahaan, karena sistem tersebut didesain untuk mengukur aktivitas anggota organisasi melalui para pimpinan atau manajer dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan atau pengukuran serta analisis prestasi dan penghargaan, karena dalam pelaksanaan pembangunan di era globalisasi ini, tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dalam mencapai tujuan pembangunan, untuk itu dibutuhkan manusia yang berkualitas dan tangguh untuk siap memasuki era globalisasi serta mampu melakukan perubahan untuk dapat bersaing. Dengan melihat fenomena yang terjadi di PT. Pos Indonesia, maka penulis bermaksud melakukan suatu penelitian yang merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya dengan judul Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial (studi pada PT. Pos Indonesia (Persero)) . 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengendalian akuntansi pada PT. Pos Indonesia (Persero)2. Bagaimana pengendalian perilaku pada PT. Pos Indonesia (Persero)3. Bagaimana pengendalian personal pada PT. Pos Indonesia (Persero)4. Bagaimana kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero)5. Seberapa besar pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero)6. Seberapa besar pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal secara simultan terhadap kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero)1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang peneliti kemukakan maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui pengendalian akuntansi pada PT. Pos Indonesia (Persero)2. Untuk mengetahui pengendalian perilaku pada PT. Pos Indonesia (Persero)3. Untuk mengetahui pengendalian personal pada PT. Pos Indonesia (Persero)4. Untuk mengetahui kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero)5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero)6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal secara simultan terhadap kinerja manajerial pada PT. Pos Indonesia (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis a. Dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku, dan pengendalian personal terhadap kinerja manajerial.b. Dapat menambah pengetahuan sebagai bahan pertimbangan antara teori tentang kinerja manajerial dengan pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal.

1.4.2. Kegunaan TeknisAdapun kegunaan teknis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Bagi Penulis Penelitian ini dijadikan sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman bagin penulis sendiri tentang kinerja manajerial dan pengendalian manajemen yang meliputi pengendalian akuntansi, pengendalian perilaku dan pengendalian personal dan juga sebagai suatu alat untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan sebenarnya di lapangan.b. Bagi Perusahaan yang BersangkutanHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna dan sebagai masukan yang sifatnya membangun bagi perusahaan dalam penilaian kinerja sehubungan dengan konsep Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial dan sebagai suatu literatur yang berguna bagi segenap pihak yang bersangkutan guna memberikan efektivitas dan efisiensi tambahan kerja yang lebih baik dikemudian hari. c. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung yang merupakan perusahaan BUMN yang berlokasi di jalan Cilaki No. 73 Bandung . Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012.

1. 1.1.

1