Kinerja Bank Dan Asuransi

51
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sang penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangun dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal, lem perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun pada ma yang akan datang. Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu mena uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto, 1 Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana masyaraka untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis sebagai usaha. Kedua jenis lembaga keuangan tersebut harus memiliki kinerja ya yang dicapai dari semua aktifitas usahanya. Kinerja merupakan terjemah performance. Performance berdasarkan kamus bisnis dan manajemen adala hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang dipergunakan untuk menu dicapainya hasil yang positif (Amin Wijaya, 1995:63). Oleh karena itu unit usaha akan selalu mengukur dan menilai kinerja usahanya agar dike tingkat hasil nyata yang dapat dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu.

Transcript of Kinerja Bank Dan Asuransi

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang cukup besar. Di Indonesia peranan lembaga keuangan sangat penting dan strategis agar peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan dapat ditingkatkan. Untuk itu maka upaya pengembangan pasar modal, lembaga perbankan dan lembaga keuangan bukan bank terutama perusahaan asuransi menjadi tuntutan penting bagi pembangunan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Bank dan perusahaan asuransi memiliki fungsi yang sama yaitu menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Thomas Suyanto, 1998:1). Kedua badan usaha tersebut berfungsi sebagai penghimpun dana masyarakat untuk disalurkan kepada masyarakat terutama masyarakat bisnis sebagai badan usaha. Kedua jenis lembaga keuangan tersebut harus memiliki kinerja yang baik yang dicapai dari semua aktifitas usahanya. Kinerja merupakan terjemahan dari performance. Performance berdasarkan kamus bisnis dan manajemen adalah hasil nyata yang dicapai, kadang-kadang dipergunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang positif (Amin Wijaya, 1995:63). Oleh karena itu setiap unit usaha akan selalu mengukur dan menilai kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata yang dapat dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu.

2

Kinerja perusahaan yang sudah go public akan sangat diperlukan dan bahkan diwajibkan untuk melaporkan kinerja keuangannya secara periodik, termasuk dalam hal ini adalah perusahaan bank dan perusahaan asuransi yang telah menjadi perusahaan publik dan listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Penilaian dan pengukuran kinerja terhadap sebuah badan usaha yang telah go public sangat penting bagi para manajer (manajemen), para investor atau calon investor, pemerintah, masyarakat bisnis maupun lembaga-lembaga lain yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil pengukuran dan penilaian terhadap kinerja unit bisnisnya, untuk memastikan tingkat keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategik maupun operasional pada masa selanjutnya. Para investor sangat

berkepentingan atas hasil pengukuran dan penilaian kinerja suatu badan usaha. Setelah mengetahui hasil pengukuran dan penilaian kinerja tersebut, maka mereka akan mampu untuk mengambil keputusan, apakah akan tetap bertahan sebagai pemilik badan usaha tersebut atau harus menjualnya kepada investor lain. Berapa tingkat keuntungan yang bisa dicapai dan bagaimana prospek usaha pada masa yang akan datang merupakan sebagian informasi penting bagi para investor maupun calon investor. Calon investor sangat berkepentingan terhadap kinerja suatu badan usaha untuk menentukan akan menjadi investor atau tidak dalam bidang usaha tersebut. Pemerintah sangat berkepentingan terhadap pengukuran dan penilaian kinerja suatu lembaga keuangan sebab mempunyai fungsi yang strategis dalam rangka memajukan dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan masyarakat bisnis sangat

3

menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan maju sehingga dapat dicapai efisiensi dan, berupa biaya yang murah dan efisien. Data keuangan perusahaan akan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan apabila data tersebut dianalisis lebih lanjut. Dalam mengadakan analisis laporan keuangan suatu perusahaan memerlukan adanya alat tertentu. Alat yang paling umum digunakan adalah analisis rasio keuangan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil (Bambang Riyanto, 1995:329). Apabila rasio-rasio yang dihitung diinterpretasikan secara tepat, maka akan mampu menunjukkan kondisi keuangan dan hasil-hasil usaha yang telah dicapai. Berdasarkan fungsi strategis, serta manfaat dari pengukuran dan penilaian kinerja kedua lembaga tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian ini. Penelitian mengenai komparasi kinerja perusahaan bank dan asuransi juga telah dilakukan oleh Hadi Wahyono. Dalam penelitian tersebut Hadi Wahyono menggunakan variabel pengukur kinerja yang terdiri dari rentabilitas ekonomi, net profit margin, debt ratio, struktur modal, laba per lembar saham dan equity per share. Hasil dari penelitian tersebut adalah net profit margin, debt ratio, struktur modal, dan earning per share dari bank lebih baik daripada asuransi, tetapi rentabilitas ekonomi dan equity per share dar bank lebih jelek dari asuransi. Bertitik tolak dari penelitian tersebut, maka penulis mereplikasikannya dengan meneliti kembali penelitian Hadi Wahyono yang berjudul Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi

4

Empiris di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan Sistem Pelaksanaan penelitian kesehatan bank dengan standar Bank Indonesia (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 30/227/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum) (Selamet Riyadi, 2006:169), yang meliputi faktor-faktor CAMEL yang terdiri atas capital (permodalan), assets quality (kualitas aktiva produktif), management (manajemen), earning (rentabilitas) dan liquidity (likuiditas). Sistem penilaian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan bank.

B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,

permasalahan yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan

asuransi yang listed di BEJ? 2. Bagaimanakah fungsi Return On Assets (ROA), Quick Ratio (QR), Debt Ratio (DR), Struktur Modal (SM), Earning Per Share (EPS), Equity Per Share (EQPS), Return on Investment (ROI), yang terkandung dalam CAMEL sebagai alat pengukur kinerja keuangan bank dan asuransi?

5

3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005? 4. Kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara perusahaan bank dan asuransi?

C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada penilaian keberhasilan dan perkembangan usaha bank dan asuransi dilihat dari posisi finansial yang tercermin dari gambaran kapitalisasi dan keadaan keuangan sampel penelitian yang disajikan dan dibatasi pada periode 2005. Teknik yang dipakai meliputi analisis berbagai alat pengukur kinerja keuangan bank dan asuransi menurut SK Menteri Keuangan Nomor

KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank, disebutkan bahwa pembinaan dan pengawasan perusahaan bank dan lembaga keuangan selain bank termasuk asuransi memiliki ukuran dan penilaian yang sama. sehingga dari hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai dasar informasi bagi bank dan asuransi dalam menilai kinerja keuangan atau perkembangan finansial bank dan asuransi.

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama penelitian ini adalah:

6

1. Untuk mengetahui keadaan kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005. 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan yang berarti antara kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005.

E. Manfaat Penelitian 3. Bagi Bank dan Asuransi yang listed di BEJ, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk menambah informasi kuantitatif mengenai kinerja keuangan bank dan asuransi tesebut pada suatu periode. 4. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan dalam menerapkan disiplin ilmu yang didapat dari bangku kuliah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.

Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kinerja bank dan selain bank pernah dilakukan oleh:

7

a.

Supardi (1995), dalam penelitian yang berjudul Analisis

Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ, dianalisis perbedaan kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank dengan sampel penelitian 10 perusahaan bank dan 10 lembaga keuangan bukan bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Persoalan yang dipertanyakan adalah apakah ada perusahaan yang bergerak di lembaga keuangan terutama yang go public dan listing di BEJ memiliki kinerja yang sama atau berbeda. Jika terjadi perbedaan apakah perbedaan itu signifikan. Dengan pendekatan analisis inferensial ( dengan uji beda rata-rata) diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja bank dan lembaga keuangan bukan bank ditinjau dari variable-variabel : struktur modal, jumlah kapitalisasi dana, volume usaha, nilai buku per lembar saham, laba per lembar saham dan rentabilitas aktiva. b. Hadi Wahyono (2002) yang meneliti mengenai Komparasi

Kinerja Bank dan Asuransi Yang Terdaftar di BEJ pada tahun 2000. Variabel-variabel yang digunakan yaitu Rentabilitas Ekonomi, Net Profit Margin(NPM), Debt Ratio, Struktur Modal, Earning Per Share dan Equity Per share. Tehnik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak sepuluh untuk masing-masing lembaga. Berdasarkan rasio-rasio keuangan dan uji hipotesis statistik dengan menggunakan t-test (two tail) pada tingkat signifikansi 95% terbukti bahwa Net Profit Margin, Debt Ratio,

8

Struktur Modal,dan Earning Per Share bank lebih baik daripada asuransi, tetapi Rentabilitas Ekonomi dan Equity Per Share bank lebih jelek daripada asuransi.

2.

Landasan Teori a. Pasar Modal Untuk keperluan operasi dan ekspansi, perusahaan memerlukan dana. Kebutuhan dana ini dipenuhi dari modal sendiri atau sumber dana dari luar perusahaan. Dana dari luar perusahaan bisa didapat melalui berbagai pihak antara lain oleh lembaga keuangan bank dan lembaga non bank. Pasar modal sebagai salah satu alternatif pendanaan selain bank diartikan sebagai pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka menengah dan dana jangka panjang dengan pihak yang memiliki kelebihan dana.Husnan dan Pujiastuti (1993:1) menyatakan bahwa secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal di satu pihak merupakan salah satu alternatif pembelanjaan bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang, di pihak lain sebagai alternatif investasi bagi masyarakat (individu atau lembaga) yang mempunyai kelebihan dana. Melalui mekanisme kegiatan pasar modal dapat diharapkan dana yang ada di masyarakat bisa

9

disalurkan untuk membiayai kegiatan yang bersifat produktif yang dilaksanakan oleh dunia usaha. Pasar modal sebagai lembaga pendanaan mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung proses pembangunan. Dengan adanya perdagangan efek baik itu saham, obligasi, maupun surat warkat yang lain kegiatan perekonomian diharapkan terus berlangsung. Secara implisit bisa dikatakan bahwa pasar modal memberikan peran makro dan peran mikro yakni berperan bagi kelangsungan pembangunan negara Indonesia dan bermanfaat bagi perusahaan publik baik itu industri maupun perusahaan jenis lain yang memerlukan dana untuk pengembangan usaha. Disamping itu memberikan tempat bagi investor untuk melakukan investasinya melalui pasar modal. Harga dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal terjadi berdasarkan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran, dimana kekuatan tersebut mencerminkan penilaian investor atau calon investor terhadap saham. Sehingga harga-harga dari surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal juga mencerminkan nilai dari perusahaan yang bersangkutan. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal seperti halnya jumlah perusahaan yang memasyarakatkan saham atau instrumen lain di pasar modal, jumlah efek perusahaan yang ditawarkan, serta kegiatan transaksi jual beli instrumen efek pasar modal yang

10

dilakukan. Secara umum syarat-syarat yang diperlukan agar pasar modal bisa berkembang antara lain; adanya ketersediaan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu baik informasi historis atau ramalan, adnya likuiditas yang menunjukkan kemampuan untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu secara cepat dan pada harga yang terlampau berbeda dengan harga sebelumnya, dengan asumsi tidak ada informasi baru yang timbul, adanya efisiensi internal yang terjadi apabila biaya transaksi semakin rendah, adanya efisiensi eksternal yakni berkaitan dengan adaptasi harga saham.

b.

Pengertian bank Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Bank menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Usaha yang dilakukan oleh Bank Umum meliputi UU RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan, (1992: 11):

11

a.

Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu b. c. d. Menerbitkan kredit Menerbitkan surat pengakuan hutang Membeli dan menjual atau menjamin atas resiko sendiri

maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah Selain melakukan kegiatan tersebut diatas Bank Umum juga melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia juga melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian, penyimpangan dan masih banyak kegiatan lainnya. BPR mempunyai usaha-usaha seperti (UU RI 7 tahun 1992 tentaang perbankan, 1992:19-20); a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

berupa deposito berjangka, tabungan, dana atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. c. Memberikan kredit. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip

bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

12

d.

Menetapkan dananya dalam bentuk SBI, deposito berjangka,

sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank.

c.

Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina Untuk memajukan perkembangan yang sehat dari urusan kredit dan perbankan, maka Bank Indonesia melaksanakan pembinaan: a. 1). Di bidang perbankan Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran giral, serta menyelenggarakan kliring antar bank. 2). Menetapkan ketentua-ketentuan umum tentang permodalan likuiditas bank. 3). Memberikan bimbingan kepada bank-bank guna penatalaksaan bank secara sehat. 4). Meminta laporan yang dianggap perlu dan

mengadakan pemeriksaan segala aktivitas. b. 1). Di bidang perkreditan Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka waktu tertentu untuk diajukan kepada pemerintah meliputi dewan moneter. 2). 3). Menetapkan tingkat dan struktur bunga. Menetapkan pembatasan kualitatif dan kuantitatif atas pemberian kredit perbankan.

13

4).

Bank Indonesia dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank dengan cara: a) Menerima penggadaian uang b) Menerima sebagai jaminan surat-surat berharga c) Menerima askep, dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh BI

5).

Memberikan kredit likuiditas pada bank-bank untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat.

6).

Pemberian kredit bank dibatasi oleh rencana kredit yang bersangkutan.

7).

Bank tidak diperkenankan melakukan penyertaan modal dalam perusahaan kecuali dalam lembaga keuangan dimana penyertaan hanya dapat dilakukan dengan cadangan.

d.

Fungsi Lembaga perbankan Bank mempunyai fungsi dan peranan yang strategis, terutama dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan nasional. Memperhatikan peranan tersebut, maka perbankan perlu

mendapatkan pembinaan dan pengawasan yang efektif, agar perbankan berfungsi secara efisien, sehat dan wajar, sehingga mampu untuk : a. b. Menghadapi persoalan Melindungi dana yang dititipkan masyarakat kepadanya

14

c. kredit

Menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk pemberian ke bidang-bidang produktif bagi pencapaian sasaran

pembangunan

e.

Pengertian Asuransi Pengertian asuransi terdapat dalam Pasal 1 angka (1) Undangundang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan disefinisikan sebagai berikut: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasrkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Rumusan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 ini ternyata lebih luas lingkupnya, yaitu meliputi: a. Asuransi Kerugian (Loss Insurance), yaitu perlindungan terhadap harta seseorang atau badan hukum, yang meliputi benda asuransi, risiko yang ditanggung, premi asuransi, ganti kerugian.

15

b.

Asuransi Jiwa (Life Insurance), yaitu perlindungan terhadap keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa seseorang, risiko yang ditanggung, premi asuransi, dan santunan sejumlah uang dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian (refund) bila asuransi jiwa berakhir tanpa terjadi evenemen.

c.

Asuransi Sosial (Social Security Insurance), yaitu perlindungan terhadap keselamatan seseorang, yang meliputi jiwa dan raga seseorang, risiko yang ditanggung, iuran asuransi, dan santunan sejumlah uang dalam hal terjadi evenemen.

f.

Pengertian dan arti penting laporan keuangan Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan laporan rugi laba. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis ekstern merupakan sumber informasi penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan suatu bank. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa tingkat kesehatan bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha bank yang dipimpinnya. Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai laporan keuangan, yaitu bahwa:

16

Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan/ laba ditahan (Drs. S. Munawir, 1995: 5).

Jadi untuk mengetahui posisi keuangan bank serta hasil / perkembangan bank perlu adanya analisa terhadap laporan keuangan bank yang bersangkutan. g. Fungsi laporan keuangan Dari penyajian laporan keuangan secara rutin manajer

memperoleh banyak sekali manfaat: a. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu. b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas dalam perusahaan. c. Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam perusahaan. d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan. e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

17

f. Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam perusahaan tersebut.

h. Kinerja Keuangan Sebagai wujud yang dicapai perusahaan dalam periode waktu usaha, tidak lepas dari kinerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Apabila kinerja perusahaan bagus, akan menghasilkan prestasi yang bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut menteri keuangan RI berdasarkan Keputusan No 740/KMK.00/1989, bahwa yang dimaksud dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut (Singgih, 2001:1) Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Herfert (1999:68) mengemukakan bahwa dalam

mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan adalah investor, para manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat, dalam hal ini investor. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya. Pihak yang terikat dengan kegiatan sehari-hari perusahaan adalah manajemen perusahaan. Para manajer bertanggung jawab terhadap efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber-sumber ekonomi

18

lainnya

dalam

pengelolaan

perusahaan

yang

tercermin

dalam

pertumbuhan laba dan deviden perusahaan, yang pada gilirannya akan nampak dalam kenaikan nilai perusahaan. Di sisi lain para kreditor dan pemberi pinjaman, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, berkepentingan dengan pembayaran bunga serta pengembalian pinjaman pokok yang mantap, baik tentang jumlah maupun waktu pembayaran. Kemampuan memenuhi kewajiban ini ditandai oleh aktiva yang dimiliki perusahaan sebagai jaminan atas investasinya serta jaminan terhadap resiko yang dihadapi oleh kreditor tersebut. Pihak pemerintah juga berkepentingan terhadap kinerja karena dapat dijadikan sebagai dasar untuk penetapan beban pajak, pembuatan berbagai kebijakan, regulasi, pemberian fasilitas terhadap kondisi ekonomi dan moneter negara. Begitu pula pihak lain seperti underwriter dan analis sekuritas karena bagi underwriter informasi kinerja perusahaan bisa digunakan dasar penetapan harga saham pada penawaran umum perdana (IPO), analis sekuritas memerlukannya guna pemberian masukan kepada para pelaku pasar modal. Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui perhitungan rasio finansial dari semua laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini Weston dan Copeland (1992) mengelompokkan dalam 35 rasio. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dalam lima kategori utama:

19

a. Rasio keuntungan, ditujukan untuk menilai seberapa bagus tingkat laba suatu perusahaan. b. Rasio aktivitas, ditujukan untuk mengukur efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan dan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang selama ini tersembunyi. c. Rasio leverage, ditujukan untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. d. Rasio likuiditas, ditujukan untuk mengukur seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek. e. Rasio pertumbuhan, ditujukan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.

i. Variabel Pengukur Kinerja Bank dan Asuransi Rasio pengukur kinerja dalam penelitian ini ditetapkan

berdasarkan atas pengukur kinerja lembaga keuangan yang dimuat pada SK. Menteri Keuangan Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank,

20

seperti pada penelitian Hadi Wahyono, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah: a. Return On Asset (ROA) yaitu perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset ,hal ini mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan. Laba Sebelum Pajak Total Asset

Return On Asset (ROA) =

b. Quick Ratio (QR), yaitu perbandingan antara alat liquid dengan hutang lancar. Alat Liquid Hutang Lancar

Quick Ratio (QR) =

c. Debt Ratio (DR), yaitu membandingkan total hutang dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan. Total Hutang Debt Ratio (DR) = Total Asset d. Struktur Modal (SM), yaitu alat penilaian perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan Struktur Modal (SM) = modal sendiri. Total Hutang Total Modal Sendiri

21

e. Equity Per Share (EQPS), yaitu perbandingan antara total ekuitas dengan jumlah lembar saham biasa dengan jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham (equity per share). Equity Per Share (EQPS) = Total Equity Jumlah Lembar Saham Biasa

f. Return on Investment (ROI), yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.Return on Investment (ROI) = Keuntungan neto setelah pajak Total Aktiva

g.

CAMEL, yang terdiri dari: 1. Capital (Permodalan) Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi : Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Komposisi permodalan. Trend ke depan yaitu proyeksi KPMM. Perbandingan proyeksi produktif yang diklasifikasikan dengan modal.

22

Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal dari laba yang ditahan. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha. Akses kepada sumber permodalan. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan. 2. Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif) Dalam penilaiannya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang meliputi komponen-komponen sebagai berikut: Perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan total aktiva produktif. Perbandingan debitur inti di luar pihak terkait dengan total kredit. Perbandingan perkembangan aktiva produktif

bermasalah/non performing asset dengan aktiva produktif. Tingakat kecukupan pembentukan Penyisihan Penyusutan Aktiva Produktif (PPAP). Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif. Dokumentasi aktiva produktif. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. 3. Management (Manajemen)

23

Dalam penilaiannya terdapat 3 faktor manajemen yang dinilai meliputi: Manajemen Umum. Penerapan sistem manajemen resiko. Kepatuhan terhadap kepatuhan (Bank Indonesia dan atau pihak lainnya). 4. Earning (Rentabilitas) Faktor-faktor rentabilitas: Return On Assets (ROA). Return On Equity (ROE). Net Interest Margin (NIM). Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan

Operasional (BOPO). Perkembangan laba operasional. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Prospek laba operasional. 5. Liquidity (Likuiditas) Dalam penilaiannya digunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor likuiditas yang meliputi: Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan. 1-month matuary mismatch ratio.

24

Loan to Deposit Ratio (LDR). Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management atau ALMA). Kemampuan bank untuk masuk ke pasar uang, pasar modal atau mendapatkan sumber-sumber pendanan lainnya. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

3.

Kerangka Berpikir Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan kerja manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kerjanya sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Penilaian kinerja perusahaan merupakan penilaian atas efisiensi dan produktivitas dalam usaha secara berkala atas dasar laporan keuangan. Dalam mengukur kinerja perusahaan digunakan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan proses penilaian laporan keuangan untuk mengevaluasi keberhasilan perusahaan di masa lalu dengan melihat aktivitas perusahaan dan untuk memperkirakan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi digunakan analisis laporan keuangan berdasarkan SK

25

Menteri Keuangan Nomor KEP.792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang Lembaga Keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan No.280/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan selain bank seperti yang ditulis oleh Hadi Wahyono (2002) yang meneliti mengenai komparasi kinerja bank dan asuransi yang terdaftar di BEJ pada tahun 2000.

4.

Hipotesis Formulasi Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah: H1: Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi H2 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi

BAB III METODE PENELITIAN

26

Penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto, karena di dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel penelitian, melainkan hanya pengungkapan fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada pada obyek penelitian sebelum penelitian ini dilakukan. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini merupakan penelitian komparatif karena penelitian ini bersifat membandingkan antara 2 obyek yang berbeda yaitu perusahaan bank dan asuransi.

1.

Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Jakarta dimana datanya diambil di Pojok Bursa Efek Jakarta MM UII, Condong Catur, Depok, Sleman Yogyakarta.

2.

Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Return On Asset (ROA)

Merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total asset. Hal ini menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan laba. 2. Quick Ratio (QR)

Merupakan alat penilaian kinerja perusahaan yang membandingkan antara alat liquid perusahaan dengan hutang lancar perusahaan.

27

3.

Debt Ratio (DR)

Alat penilaian kinerja perusahaan ini membandingkan total hutang dengan total harta. Hal ini menunjukkan kemampuan keseluruhan harta untuk menutup total hutang yang menjadi tanggungan perusahaan. 4. Struktur Modal

Struktur modal merupakan alat penilaian perusahaan atas kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri. 5. Earning Per Share

Earning per share atau laba per lembar saham adalah laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan yang beredar. 6. Equity Per Share

Equity per share adalah jumlah modal sendiri pada setiap lembar saham yang beredar. 7. Return on Investment (ROI)

ROI merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

8.

CAMEL, yang terdiri:

Capital ( Permodalan )

28

Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Titik lemah dari penelitian ini adalah bahwa tidak adanya Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) pada perusahaan asuransi, maka Capital Adequaty Ratio (CAR) dalam perhitungan ini telah dimodifikasi sehingga menjadi perbandingan antara Ekiutas dengan Total Asset. Assets Quality ( Kualitas Aktiva ) Pada aspek kualitas asset ini merupakan penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Management ( Manajemen ) Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Earning ( Rentabilitas ) Pada aspek rentabilitas ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiansi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan: - perbandingan laba terhadap total asset (ROA). Liquidity ( Likuiditas )

29

Pada aspek ini penilaian didasarkan atas kemampuan bank dalam membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui1.

3.

Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Bank dan Asuransi yang terdaftar di Bursa efek Jakarta yaitu sebanyak 26 perusahaan. Banyaknya populasi yang terdaftar di BEJ dan adanya kriteria-kriteria tertentu, maka dalam penelitian ini diambil beberapa perusahaan untuk masing-masing kelompok sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Masri Sangaribuan dan Sofian Efendi, 1981:122), diantaranya : 1. Perusahaan bank dan asuransi yang sudah go public sebelum 31 Desember 2005. 2. Emiten yang sudah menyertakan laporan keuangan per 31 Desember 2005 yang telah diaudit, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipercaya. 3. Frekuensi terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan dalam kelompok bank dan asuransi yang aktif melakukan transaksi di bursa.

1

Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain (hal 88-89)

30

4.

Tingkat kapitalisasi pasar (market Capitalization) terbesar, yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok bank maupun swasta yang mampu menyerap modal besar dalam perdagangan di bursa.

5.

Kecukupan data, yaitu perusahaan-perusahaan yang mempunyai data yang cukup untuk keperluan analisis data.

31

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas sampel pada penelitian ini sebanyak 20 perusahaan yakni 10 perusahaan bank dan 10 perusahaan asuransi yaitu terlihat pada table berikut ini: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Perusahaan Bank Bank Mayapada Bank Panin Bank Danamon Bank BRI Bank Mega Bank Bumi Putera Bank BCA Bank Mandiri Bank Niaga Bank BNI Perusahaan Asuransi Asuransi Dayin Mitra Asuransi Panin Life Asuransi Bintang Asuransi Bina Dana Artha Asuransi Harta Aman Pratama Lippo General Insurance Panin Insurance Asuransi Ramayana Asuransi Multi Artha Guna Asuransi Jasa Tania

4.

Instrumen atau Alat Pengumpulan Data 1. a. Instrumen / Jenis data Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Untuk Komparasi Kinerja Keuangan

Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diperlukan data kapitalisasi dan keadaan keuangan sampel penelitian pada perusahaan bank dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari obyek yang diteliti tetapi dengan

32

mengumpulkan data dari perpustakaan sebagai landasan pemikiran yang meliputi literature, catatan atau bacaan lain yang berhubungan dengan obyek yang diteliti agar diperoleh suatu penelitian yang benar.

5.

Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian diperlukan metode-metode tertentu untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai yang diharapkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan atau dokumen tertulis.

6.

Teknik Analisis Langkah pengujian kinerja perusahaan dan pembuktian statistik perbedaan kinerja keuangan bank dan asuransi dilakukan dengan cara: (a). Analisis untuk menghitung kinerja perusahaan 1. Return On Asset (ROA) =Laba Sebelum Pajak Total Asset

2. Quick ratio (QR) =

Alat Liquid Hutang Lancar Total Hutang Total Asset Total Hutang Total Modal Sendiri

3. Debt Ratio (DR) =

4. Struktur Modal (SM) =

33

5. Earning Per Share =

Laba Setelah Pajak - Dividen Saham Preferen Jumlah Lembar Saham Biasa Total Equity Jumlah Lembar Saham BiasaKeuntungan neto setelah pajak Total Aktiva

6. Equity Per Share (EQPS) =

7. Return on Investment (ROI) =

8. Capital Adequaty ratio =

Ekuitas Total Assets

Hasil dari perhitungan masing masing rasio akan digunakan untuk menentukan kinerja keuangan manakah yang lebih baik antara bank dan asuransi. Formulasi hipotesis untuk setiap variabel adalah: H1 : Kinerja keuangan bank lebih baik daripada asuransi

(b). Analisis Perbedaan 1. Menyusun formulasi Hipotesis untuk setiap variabel, digunakan pengujian dua sisi: H2 : terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank dan asuransi. 2. Menentukan Level of Significant (), dalam hal ini digunakan = 0,05 3. Menentukan kriteria pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1985:173):

daerah

daerah

34

ditolak -1,645

diterima

H2 ditolak apabila z hitung > z table ( -1,645) H2 diterima apabila z hitung < z table (-1,645) 4. Dari sampel yang dimbil dihitung nilai z nya untuk setiap variabel dengan rumus pengujian (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1985:173):

X1 X 2

( n1 1) S1 2 + n2 2 1 S 2 2 1 1 t= + n1 + n2 2 n1 n2 dimana: X1 : X2 : n1 : n2 : S1 : S2 : 1985:188) Mean kinerja bank Mean kinerja asuransi banyaknya perusahaan bank yang diamati banyaknya perusahaan asuransi yang diamati deviasi standar kinerja bank deviasi standar kinerja asuransi (Djarwanto,

(

)

Adapun formula untuk deviasi standar adalah (Sudjana, 1991:160):

(X1-X)2S= n-1 dan formula untuk mean adalah:n

X1t=1

X=

35

n dimana:n

X1 = jumlah nilai kinerja bank atau asuransit=1

n = banyak bank atau asuransi Kesimpulan: H2 diterima atau ditolak.

Guna membantu perhitungan stasistik nonparametrik dan uji z maka digunakan alat bantu perangkat lunak computer program SPSS (Statistical Program for Social Science).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

36

A. Gambaran Keadaan Keuangan Sampel Penelitian Dari dua puluh (20) sampel penelitian yaitu sepuluh perusahaan bank dan sepuluh perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan kriteria-kriteria yaitu mampu menyerap modal yang besar dalam perdagangan di bursa, frekuensi terbesar yaitu perusahaan bank dan asuransi yang aktif melakukan transaksi di bursa dan kecukupan data, terlihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005 (dalam jutaan Rp)Total Modal PERBANKAN Bank Mayapada Bank Panin Bank Danamon Bank Rakyat Indonesia Bank Mega Bank Bumi Putera Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Niaga Bank Negara Indonesia RATA-RATA Total Aset EAT 16.945 505.799 2.003.198 3.808.587 179.353 -48.104 3.597.681 603.369 546.921 1.417.104 1.263.085,4 EBT 23.831 673.499 2.998.243 5.607.952 263.691 -48.104 5.123.618 1.232.553 746.329 2.255.782 1.887.739,4 Total Hutang Sendiri 3.155.554 36.919.444 67.803.454 122.775.579 25.109.428 4.317.058 150.180.206 263.383.348 41.579.861 147.812.206 86.303.613,8 2.828.343 32.102.803 59.043.170 109.422.597 23.832.803 4.112.943 134.332.330 240.164.245 37.610.301 135.890.987 100.659.023,8 317.211 4.384.651 8.588.953 13.352.982 1.276.625 204.115 15.847.154 23.214.722 3.966.113 11.894.914 8.304.744 13 31 407 316 126 -24 292 30 46,07 106,75 134,382 EPS

Sumber

: Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UII Secara rata-rata, kondisi keuangan perusahaan bank dapat dilihat pada

tabel 1. Total aset tertinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Mayapada. Total aset rata perusahaan bank adalah Rp. 86.303.613.800.000,00. Laba bersih perusahaan tertinggi dimiliki oleh Bank

37

Rakyat Indonesia, sedangkan terendah dimiliki oleh Bank Bumi Putera. Perusahaan bank yang paling banyak total hutangnya adalah Bank Mandiri, sedangkan yang paling sedikit hutangnya adalah Bank Mayapada. Total modal sendiri yang paling tinggi dimiliki oleh Bank Mandiri, sedangkan yang paling rendah adalah Bank Bumi Putera. Earning per share tertinggi diperoleh Bank Danamon, sedangkan yang terendah diperoleh Bank Bumi Putera.

Tabel 2 Ringkasan Kondisi Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005 (dalam jutaan Rp)

38

Total Modal ASURANSI Total Aset EAT EBT Total Hutang Sendiri Asuransi Dayin Mitra Panin Life Asuransi Bintang Asuransi Bina Dana Artha Asuransi Harta Aman Pratama Lippo General Insurance Panin Insurance Asuransi Ramayana Asuransi Multi Artha Guna Asuransi Jasa Tania RATA-RATA 239.212 2.582.197 174.682 217.519 42.255 449.281 3.656.440 204.318 289.078 151.477 800.645,9 8.527 196.752 3.206 -8.396 2.720 20.952 40.561 15.042 13.685 7.080 30.012,9 9.873 185.820 2.221 -12.172 2.911 21.395 129.774 20.937 14.339 9.791 36.353 134.021 824.218 100.212 111.183 15.273 111.897 1.030.488 120.573 134.507 56.222 263.859,4 105.191 1.757.979 74.470 106.335 26.982 337.384 1.427.881 83.732 154.571 95.256 416.978,1 44 16 40 -30 10 140 17 264 11 24 53,6 EPS

Sumber

: Indonesian Capital Market Directory, 2006 Pojok BEJ FE UII Secara rata-rata kondisi keuangan perusahaan asuransi dapat dilihat

pada tabel 2. Total aset tertinggi dimiliki oleh Panin Insurance, sedangkan terendah dimiliki oleh Asuransi Harta Aman Pratama. Total aset rata-rata perusahaan asuransi adalah Rp 800.645.900.000,00. Laba bersih perusahaan asuransi tertinggi diperoleh oleh Panin Life, sedangkan terendah diperoleh oleh Asuransi Bina Dana Artha. Perusahaan asuransi yang paling banyak total hutangnya adalah Panin Insurance, sedangkan yang paling sedikit total hutangnya adalah Asuransi Harta Aman Pratama. Earning per share tertinggi diperoleh oleh Asuransi Ramayana, sedangkan yang terendah diperoleh oleh Asuransi Bina Dana Artha. B. Kinerja Keuangan Perusahaan Bank dan Asuransi

39

Gambaran kinerja keuangan perusahaan bank dan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebagai berikut: Tabel 3 Kinerja Keuangan Perusahaan Bank Tahun 2005 Sumber: Tabel 1 diolahBank\ Kinerja Bank Mayapada Bank Panin Bank Danamon Bank Rakyat Indonesia Bank Mega Bank Bumi Putera Bank Central Asia Bank Mandiri Bank Niaga Bank Negara Indonesia RATA-RATA CAR 0,1 0,119 0,127 0,109 0,051 0,047 0,106 0,088 0,095 0,08 0,092 ROA 0,008 0,018 0,044 0,046 0,011 -0,015 0,034 0,005 0,018 0,015 0,018 DR 0,897 0,87 0,871 0,891 0,953 0,953 0,895 0,912 0,904 0,919 0,906 EPS 13,15 31 407,71 321,7 126 -24 292 29,9 60,07 106,75 136,428 EQPS 257,805 273 1748,103 1127,887 896,859 101,84 1286,211 1150,407 435,61 896,06 1144,06 SM 8,499 7,321 6,874 8,195 18,669 20,15 8,477 10,345 9,429 11,424 10,938 ROI 0,005 0,014 0,03 0,031 0,07 -0,011 0,024 0,002 0,013 0,01 0,0125 QR 0,14324 0,22253 0,24185 0,24438 0,18205 0,21899 0,26465 0,24817 0,16508 0,28687 0,221781

40

Tabel 4 Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2005Asuransi\ Kinerja Asuransi Dayin Mitra Panin Life Asuransi Bintang Asuransi Artha Asuransi Bina Harta Dana Aman CAR 0,44 0,681 0,426 0,489 0,639 0,751 0,391 0,41 Artha 0,535 0,629 0,651 ROA 0,041 0,072 0,013 -0,056 0,069 0,048 0,036 0,103 0,05 0,065 0,044 DR 0,56 0,319 0,323 0,054 0,361 0,249 0,026 0,59 0,465 0,371 0,426 EPS 44 16,62 40 -30 10,45 140 17,13 264 14,03 24 54,003 EQPS 542,814 146,712 929,097 379,945 103,747 2254,4 603,041 1469,53 158,474 318 690,576 SM 1,274 0,469 1,345 1,046 0,566 0,332 0,667 1,448 0,87 0,59 1,034 ROI 0,036 0,076 0,018 -0,039 0,064 0,047 0,011 0,074 0,047 0,0467 0,0381 QR 0,0397 1,05577 0,05654 0,16579 0,53535 0,22935 0,23055 0,23387 0,00076 0,01282 0,2560485

Pratama Lippo General Insurance Panin Insurance Asuransi Ramayana Asuransi Multi

Guna Asuransi Jasa Tania RATA-RATA

Sumber: Tabel 2 diolah

Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4 di atas, maka diketahui secara ratarata: a. CAR bank Sebesar 0,092 lebih kecil dari CAR asuransi yang sebesar 0,651. H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modal tidak lebih baik dari asuransi. b. Return On Asset (ROA) bank sebesar 0,018 lebih kecil daripada ROA asuransi sebesar. 0,044 atau H1 ditolak artinya bahwa kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki tidak lebih baik dari asuransi.

41

c.

Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 lebih besar dari DR asuransi sebesar 0,426 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam menjamin semua hutangnya dengan total asetnya tidak lebih baik daripada asuransi.

d.

Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428 lebih besar dari EPS asuransi sebesar 54,003 atau H1 diterima artinya kinerja bank dalam menghasilkan laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan yang beredar lebih baik dari asuransi.

e.

Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 lebih besar daripada SM asuransi sebesar 1,034 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri yang dimilikinya tidak lebih baik dari asuransi.

f.

Equity Per Share (EQPS) bank sebesar 1.144,06 lebih besar daripada EQPS asuransi sebesar 690,576 atau H1 diterima artinya modal sendiri untuk setiap lembar saham bank yang beredar lebih baik dari asuransi.

g.

Return On Investment (ROI) bank sebesar 0,0125 lebih kecil dari pada ROI asuransi sebesar 0,0381 atau H1 ditolak artinya kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dari total assetnya tidak lebih baik daripada asuransi.

h.

QR (Quick Ratio) bank sebesar 0,221781kecil dari pada QR asuransi yang sebesar 0,2560485, atau H1 ditolak yang artinya kemampuan asuransi dalam memenuhi aspek likuiditas lebih baik dari pada bank.

42

C.

Pengujian Hipotesis Menggunakan Statistik Nonparametrik Untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

mengenai kinerja keuangan bank dan kinerja keuangan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, maka perlu diadakan pengujian hipotesis dengan menggunakan Statistik nonparametric Uji Wilcoxon. Hasil perhitungan nonparametric uji Wilcoxon masing-masing kinerja antara bank dan asuransi terdapat pada lampiran. Pengambilan Keputusan pada uji Wilcoxon bisa didapat menggunakan uji z, dengan = 5%, maka luas kurva normal adalah 50% - 5% = 45% atau 0,45. Pada table z, untuk luas 0,45 didapat angka z table sekitar -1,645 (tanda - menyesuaikan dengan angka z output)2.

Berdasarkan Angka Z Dasar pengambilan keputusan sama dengan uji z: Jika Statistik Hitung (angka z output) > Statistik Tabel (table z), maka Ho ditolak. Jika Statistik Hitung (angka z output) < Statistik Tabel (table z), maka Ho diterima.

2

Singgih Santoso, Menguasai STATISTIK di era informasi dengan SPSS 14, (hal 275-279)

43

Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Variabel Penelitian Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi

VARIABEL PENELITIAN CAR ROA DR EPS EQPS SM ROI QR

Z tabel -1,645 -1,645 -1,645 -1,645 -1,645 -1,645 -1,645 -1,645

Uji Z (Z output) -2,803 -1,580 -2,805 -1,274 -1,070 -2,803 -1,274 -0,764

Asymp. Sig. (2tailed) 0,005 0,114 0,005 0,203 0,285 0,005 0,203 0,445

KET H2 ditolak H2 diterima H2 ditolak H2 diterima H2 diterima H2 ditolak H2 diterima H2 diterima

Keterangan * : Kriteria pengujian : H2 ditolak apabila : Z output > table Z (-1,645) H2 diterima apabila : Z output < table Z (-1,645)

Dari tabel 5 dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut: a. CAR, dari hasil uji hipotesis di atas didapat bahwa H2 ditolak, atau terdapat perbedaan yang signifikan mengenai ratarata CAR antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel. Dengan demikian kinerja bank dalam kemampuan memenuhi kecukupan modal berbeda secara signifikan dari kinerja asuransi. b. ROA, dari hasil uji hipotesis di atas didapat bahwa H2 diterima, atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai rata-rata ROA antara bank dan asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Dengan demikian kinerja bank dalam

44

menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dari kinerja asuransi. c. Debt Ratio (DR), hasil uji statistik H2 ditolak yaitu menunjukkan bahwa memang terdapat perbedaan yang signifikan mengenai rata-rata DR antara bank dan asuransi. Fenomena ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank untuk menutup hutang keseluruhan yang dimilikinya dengan total asset berbeda secara signifikan dengan kemampuan asuransi dalam menutup total hutangnya dengan total harta yang dimiliki. d. Earning Per Share (EPS), dari hasil

pengujian hipotesis penelitian secara statistik bahwa H2 diterima, hal ini menunjukan bahwa ternyata menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan EPS dengan rata-rata EPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. e. Equity Per Share (EQPS), hasil pengujian hipotesis penelitian secara statistik, ternyata menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan EQPS dengan rata-rata EQPS asuransi. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z table. Maka H2 diterima.

45

f.

Struktur Modal (SM), hasil uji hipotesis secara statistik menunjukkan bahwa H2 ditolak maka terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan SM dari asuransi. Hal ini ditunjukkan nilai z hitung yang lebih besar dari z tabel. Dengan demikian kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak atas total assetnya kemampuan asuransi. berbeda secara signifikan dengan

g.

Return On Investment (ROI), dari hasil uji hipotesis di atas H2 diterima, secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan ROI dengan rata-rata ROI asuransi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan neto dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan asuransi.

h.

Quick Ratio (QR), dari hasil uji statistic di atas H2 diterima, secara statistic menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata kinerja bank yang diukur dengan QR dengan rata-rata kinerja QR asuransi. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai z hitung yang lebih kecil dari z tabel. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan asuransi.

46

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 14 maka diketahui bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja total antara Bank dengan kinerja total Asuransi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.

Keadaan kinerja bank dan asuransi yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2005 adalah : a. Rata-rata ROA asuransi sebesar 0,044 dan rata-rata ROA

asuransi sebesar 0,018. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa ROA asuransi secara rata-rata lebih baik dari bank. b. Rata-rata QR bank sebesar 0,221781 dan rata-rata QR

asuransi sebesar 0,2560485. Keadaan tersebut menunjukan bahwa QR asuransi secara rata-rata lebih baik dari pada QR bank. c. Rata-rata Debt Ratio (DR) bank sebesar 0,906 dan rata-rata

DR asuransi sebesar 0,426, keadaan tersebut menunjukkan bahwa DR asuransi lebih baik dari pada bank..

47

d.

Rata-rata Earning Per Share (EPS) bank sebesar 136,428

dan rata EPS asuransi sebesar 54,003 keadaan tersebut menunjukkan bahwa EPS rata-rata bank lebih baik dari kinerja asuransi. e. Rata-rata Struktur Modal (SM) bank sebesar 10,938 dan

rata-rata SM asuransi sebesar 1,034, keadaan tersebut menunjukkan bahwa SM asuransi lebih baik dari pada SM bank. f. Rata-rata Equity Per Share (EQPS) sebesar 1.144,06 dan

rata-rata EQPS asuransi sebesar 690,576 keadaan tersebut menunjukkan bahwa EQPS bank lebih baik dari kinerja. g. Rata-rata Return On Investment (ROI) bank sebesar 0,0125

dan ROI asuransi sebesar 0,0381, keadaan tersebut menunjukkan bahwa kinerja ROI asuransi lebih baik dari bank. h. Rata-rata CAR bank sebesar 0,092 dan CAR asuransi

sebesar 0,651, keadaan tersebut menunjukan bahwa kinerja asuransi lebih baik dari bank. 2. Secara keseluruhan kinerja perusahaan asuransi lebih baik dari pada perusahaan bank. 3. Hasil uji statistik nonparametric dan uji z menunjukan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara perusahaan bank dengan perusahaan asuransi.

48

B.

Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini

adalah : 1. Bank harus meningkatkan kinerjanya dalam beberapa indikator penilaian. Hal ini dikarenakan dalam beberapa indikator penilaian tersebut walaupun kinerjanya positif tetapi secara rata-rata masih lebih rendah dari asuransi, yaitu Return On Asset (ROA), Return On Investment (ROI) dengan cara meningkatkan laba perusahaan, DR, QR dan SM dengan cara mengurangi hutang perusahaan dan CAR dengan cara meningkatkan modal perusahaan. Sedangkan asuransi harus meningkatkan kinerjanya dalam indikator penilaian ROE (Return On Equity) ,Earning Per Share (EPS), Equity Per Share (EQPS) dengan meningkatkan modal perusahaan. 2. Kebijakan struktur modal harus benar-benar diperhatikan oleh manajer kedua jenis perusahaan mengingat posisi struktur modal memiliki peran untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.

Dibenarkan memperbesar penggunaan modal asing selama rentabilitas modal sendiri atau laba per lembar saham dapat ditingkatkan pula.

49

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaya Tunggal, 1995, Kamus Bisnis dan Manajemen, Rineka Cipta, Jakarta. Bambang Riyanto, 1999, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Fred J Weston dan Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, Ninth Edition, The Dryden Press, Florida., Bumi Aksara, Jakarta. Hadi Wahyono, 2002, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Universitas Jember. Helfert, 1999, Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta. Lembaran Negara Republik Indonesia, 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 2 Tahun 1992, Jakarta. , 1992, Undang-undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1992, Jakarta. , 1995, Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1995, Jakarta. Martono, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta. Munawir S, 1993, Analisa laporan keuangan, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta Ps Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985, Statistik Induktif, edisi ketiga, Yogyakarta, BPFE. Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga, FE UI, Jakarta.

50

Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1993, Teori Portofolio dan Implikasinya terhadap Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Santoso Singgih, 2006, Menguasai STATISTIK di Era Informasi dengan SPSS 14, Elex Media Komputindo, Gramedia, Jakarta. Suad Husnan dan Enny Pujiastuti, 1994, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sudjana, 1984, Metode Statistika, Tarsito, Bandung. Supardi, 1995, Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Bank dan LKBB di BEJ, Jurnal Kajian Bisnis, Yogyakarta. Thomas Suyatno, 1998, Kelembagaan Perbankan, STIE Perbankan dan PT Gramedia, Jakarta.

51