KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN...

156
KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) DALAM PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR DI KABUPATEN LEBAK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik Oleh: Anwar Musyadad NIM. 6661103432 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015

Transcript of KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN...

Page 1: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

DAERAH (BPBD) DALAM PENANGGULANGAN

BENCANA BANJIR DI KABUPATEN LEBAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Konsentrasi Manajemen Publik

Oleh

Anwar Musyadad

NIM 6661103432

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Proposal skripsi

penelitian ini yang berjudul ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kecamatan Rangkasbitung

Kabupaten Lebak rdquo

Adapun proposal skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat untuk

bisa melakukan penelitian lapangan yang kemudian akan menjadi skripsi yang

merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Dalam penyusunan proposal skripsi ini Peneliti melibatkan banyak pihak

yang senantiasa memberikan bantuan baik berupa pengajaran bimbingan

dukungan moral dan materil maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna

hingga tersusunnya skripsi ini Untuk itu dengan rasa hormat Peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dr H Sholeh Hidayat MPd Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2 Dr Agus Sjafari MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3 Kandung Sapto Nugroho SSos MSi Wakil Dekan I Bidang Akademik

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ii

4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah

meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan

masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam

menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini

9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya

selama ini

10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah

memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar

mengajar

11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas

segal sumbangsihnya

12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan

dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini

iii

13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini

14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian

data-data kepada peneilti

15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti

kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku

16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi

M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam

penelitian ini

17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu

Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah

memberikan semangat kepada peneliti

18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman

Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan

menemani penulis selama perkuliahan di kampus

19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima

kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti

dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat

iv

dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Serang 4 September 2014

Anwar Musyadad

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 2: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Proposal skripsi

penelitian ini yang berjudul ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kecamatan Rangkasbitung

Kabupaten Lebak rdquo

Adapun proposal skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat untuk

bisa melakukan penelitian lapangan yang kemudian akan menjadi skripsi yang

merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Dalam penyusunan proposal skripsi ini Peneliti melibatkan banyak pihak

yang senantiasa memberikan bantuan baik berupa pengajaran bimbingan

dukungan moral dan materil maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna

hingga tersusunnya skripsi ini Untuk itu dengan rasa hormat Peneliti

mengucapkan terima kasih kepada

1 Prof Dr H Sholeh Hidayat MPd Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2 Dr Agus Sjafari MSi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3 Kandung Sapto Nugroho SSos MSi Wakil Dekan I Bidang Akademik

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ii

4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah

meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan

masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam

menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini

9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya

selama ini

10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah

memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar

mengajar

11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas

segal sumbangsihnya

12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan

dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini

iii

13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini

14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian

data-data kepada peneilti

15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti

kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku

16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi

M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam

penelitian ini

17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu

Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah

memberikan semangat kepada peneliti

18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman

Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan

menemani penulis selama perkuliahan di kampus

19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima

kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti

dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat

iv

dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Serang 4 September 2014

Anwar Musyadad

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 3: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

ii

4 Mia Dwianna W MIkom Wakil Dekan II Bidang Keuangan danUmum

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5 Ismanto SSos MM Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6 Rina Yulianti SIP MSi Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

7 Anis Fuad SSos MSi Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi

Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

8 Riny Handayani MSi Dosen Pembimbing I terima kasih telah

meluangkan waktunya untuk melakukan sesi bimbingan dan memberikan

masukan serta arahannya yang sangat membantu Peneliti dalam

menghadapi masalah-masalah terkait penyusunan skripsi ini

9 Deden M Haris MSi terima kasih atas pengarahan dan bimbingannya

selama ini

10 Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah dan pernah

memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar

mengajar

11 Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas

segal sumbangsihnya

12 Untuk Kedua orang tuaku Ibu dan Bapak yang selau memberikan

dorongan dorsquoa dan biaya tanpa henti hingga detik ini

iii

13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini

14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian

data-data kepada peneilti

15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti

kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku

16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi

M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam

penelitian ini

17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu

Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah

memberikan semangat kepada peneliti

18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman

Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan

menemani penulis selama perkuliahan di kampus

19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima

kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti

dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat

iv

dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Serang 4 September 2014

Anwar Musyadad

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 4: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

iii

13 Untuk Kakak-kakaku yang selalu memberikan motivasi untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini

14 Yth Bapak Kaprawi selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Bapak Bernardi Kasie Kedaruratan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan Terima kasih atas arahan dan pemberian

data-data kepada peneilti

15 Kepada Sdr Nani Nurul Hidayah atas dorsquoa dan motivasi yang tiada henti

kepada peneliti Kamu adalah seseorang yang berharga bagi hidupku

16 Kepada sahabatku Agus Muizudin Ismatullah Adi Fajar Nugraha Yogi

M Akbar dan Rifki Apriadi Firdaus yang selalu membantu peneliti dalam

penelitian ini

17 Kepada teman-teman seperjuangan Aat Syafaat Ikhwan Effendi Wahyu

Firmansyah Arif Syandi Negara dan Noel Ricky R yang telah

memberikan semangat kepada peneliti

18 Kepada teman-teman kelas G Non Reguler angkatan 2010 teman-teman

Administrasi Negara angkatan 2010 yang telah menjadi sahabat dan

menemani penulis selama perkuliahan di kampus

19 Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu terima

kasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam

penyusunan skripsi ini

Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu Peneliti Oleh karena itu Peneliti

dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat

iv

dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Serang 4 September 2014

Anwar Musyadad

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 5: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

iv

dalam skripsi ini Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penelitian ini

Serang 4 September 2014

Anwar Musyadad

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 6: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah 1

12 Identifikasi Masalah 10

13 Batasan dan Rumusan Masalah 11

131 Batasan Masalah 11

132 Rumusan Masalah 11

14 Tujuan Penelitian 11

15 Manfaat Penelitian 12

16 Sistematika Penulisan 12

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR

21 Deskripsi Teori 16

211 Konsep Kinerja 16

212 Konsep Organisasi 19

213 Konsep Kinerja Organisasi 20

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 7: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

vi

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik 21

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 22

216 Indikator Kinerja 22

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian

Manajemen 25

218 Konsep Bencana 26

219 Faktor-Faktor Penyebab Bencana 28

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia 29

2111 Dampak Bencana 29

2112 Manajemen Bencana 30

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana 32

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana 33

2115 Konsep Banjir 35

22 Penelitian terdahulu 37

23 Kerangka Berfikir 40

24 Asumsi Dasar 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

31 Metode Penelitian 45

32 Sasaran Penelitian 45

33 Instrument Penelitian 46

34 Teknik Pengumpulan Data 47

35 Informan Penelitian 51

36 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 52

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 8: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

vii

37 Pengujian Keabsahan Data 56

38 Lokasi dan Jadwal Penelitian 57

381 Lokasi Penelitian 57

382 Jadwal Penelitian 57-58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 9: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 11 Daerah Rawan Bencana di Kabupaten Lebak Tahun 2013helliphelliphelliphellip 3

Tabel12 Data Kerusakan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013hellip 4

Tabel 13 Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berdasarkan Tingkat Pendidikan 8

Tabel 31 Pedoman Wawancarahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 48

Tabel 32 Kategori dan Spesifikasi Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 52

Tabel 33 Jadwal Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 10: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencanahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 32

Gambar 23 Kerangka Berfikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 11: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat yang

menyatakan antara lain bahwa ldquoNegara melindungi segenap Bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umumrdquo Dalam

pernyataan ini mempunyai makna bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan perlindungan hak-hak dasar termasuk perlindungan dan hak untuk

bebas dari rasa takut ancaman resiko termasuk dampak bencana Perlindungan

atas hak-hak dasar ini menjadikan suatu kewajiban pemerintah untuk

mewujudkannya dalam bentuk program-program yang sesuai dengan pernyataan

tersebut

Sejalan dengan tujuan konstitusi yang telah disebutkan di atas maka suatu

keharusan pemerintah untuk melakukan perlindungan dalam hal penanggulangan

bencana yang dimuat pada suatu lingkup manajemen bencana (disaster

management) yang efektif dan efisien khususnya dalam penanggulangan bencana

banjir Penanggulangan bencana banjir memang tidak bisa dilakukan oleh sepihak

saja yaitu pemerintah akan tetapi semua pihak harus aktif berperan termasuk

masyarakat pun harus berpartisipasi dalam penanganan masalah banjir ini

Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan akan berbagai macam

bencana Kondisi daerah Provinsi Banten memiliki geografis geologis hidrologis

dan demografis yang memungkinkan terjadi berbagai macam bencana baik yang

2

disebabkan oleh faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

menyebabkan timbulnya korban jiwa kerusakan lingkungan kerugian harta benda

dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat

pembangunan nasional Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia

selama kurun waktu 13 tahun terakhir di wilayah Provinsi Banten teridentifikasi

11 jenis kejadian bencana meliputi tanah longsor gempa bumi banjir dan tanah

longsor banjir kekeringan abrasi kecelakaan industri kecelakaan transportasi

aksi teror KLB dan puting beliung

Wilayah KabupatenKota di Provinsi Banten rentan akan berbagai macam

bencana Berikut data kejadian bencana KabupatenKota di Provinsi Banten

Tabel 11

Data Kejadian Bencana di Provinsi Banten 2000-2013

Kabupaten

Kota

Teror Banjir Abrasi Gempa

bumi

Kecelakaan

industri

Kecelakaan

Transportasi

Kekeringan KLB Puting

Beliung

Tanah

Longsor

Kota

Cilegon

3 1 1 1 1

Kota

Serang

2 1 3

Kota

Tangerang

7 1 2

Kota

Tangerang

Selatan

1

Kab

Lebak

21 9 10 8

Kab

Pandeglang

1 29 1 3 12 7 4

Kab

Serang

16 1 19 8 1

Kab

Tangerang

1 14 1 10 6 3 2

Total 2 93 2 3 2 1 53 6 34 15

Sumber Diadaptasi Dari Profil Daerah Rawan Bencana Provinsi Banten 2013

Dari tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa bencana yang sering terjadi di

Provinsi Banten adalah bencana banjir yaitu 93 kejadian kekeringan 53 kejadian

puting beliung 34 kejadian dan tanah longsor 15 kejadian Berdasarkan data

3

tersebut bencana banjir yang sering terjadi yaitu di daerah Kabupaten Pandeglang

dan Lebak Dengan komposisi Kabupaten Lebak 21 dan Kabupaten Pandeglang

29 kali

Oleh karena hal tersebut pemerintah membuat Undang-Undang tentang

penanggulangan bencana yang dituangkan pada Undang-Undang No 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang atau Peraturan ini dibuat

sebagai payung hukum mengenai proses penyelenggaraan penanggulangan

bencana di Indonesia Penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

Undang-Undang ini dimulai dari prabencana pada saat bencana hingga proses

pemulihan pasca bencana diatur di dalamnya

Kabupaten Lebak yang merupakan salah satu dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten yang memiliki berbagai macam potensi bencana

telah menindaklanjutinya dengan mendirikan Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun

2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kabupaten Lebak Pembentukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak ini sebagai salah satu Badan yang

mempunyai tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di

wilayah Kabupaten Lebak

Dibuatnya Peraturan Daerah mengenai pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah ini karena beberapa wilayah daerah di

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana Yang diantaranya adalah

bencana banjir tanah longsor gempa bumi tsunami kekeringan dan kebakaran

4

Menurut data yang tertuang dalam laporan kejadian bencana banjir di Kabupaten

Lebak tahun 2013 menyatakan bahwa Kabupaten Lebak memiliki 28 kecamatan

340 desa dan 5 kelurahan Dari seluruh kecamatan yang ada di wilayah

Kabupaten Lebak rentan akan berbagai macam bencana

Berikut data wilayah rawan bencana Kabupaten Lebak dapat dilihat pada

Tabel 11 di bawah ini

Tabel 12

Daerah Rawan Bencana Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

No Jenis Bencana Sebaran Wilayah Keterangan

1 Banjir Kec Rangkasbitung

Kalanganyar Cimarga Cibadak

Cileles Malingping Wanasalam

Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari

Muncang Cilograng dan Gunung

Kencana

15 Kecamatan

2 Longsor Kecamatan Sobang Lebak

Gedong Cigemblong

Bojongmanik Cibeber Gunung

Kencana Muncang Cipanas

Cileles Cimarga Cikulur dan

Cilograng

12 Kecamatan

3 Gempa dan Tsunami Kecamatan Wanasalam

Malingping Cihara Bayah

Cibeber dan Panggarangan

6 Kecamatan

4 Kekeringan Kecamatan Maja Leuwidamar

Muncang Cilograng Wanasalam

dan Curugbitung

6 Kecamatan

5 Kebakaran Kecamatan Leuwidamar (Desa

Kanekes dan Desa Nagayati) dan

Kecamatan Sobang

2 Kecamatan

Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013

Dari tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa daerah-daerah di Kabupaten

Lebak rawanrentan akan bencana Dimulai dari bencana banjir tersebar di 16

kecamatan longsor tersebar di 12 kecamatan gempa bumi dan tsunami 6

5

kecamatan kekeringan 6 kecamatan dan kebakaran tersebar di 2 kecamatan

Namun jika di lihat komposisi dari beberapa jenis bencana dapat dilihat bahwa

bencana banjir lebih mendominasi jumlahnya yang tersebar di 15 kecamatan di

Kabupaten Lebak Dalam hal ini bahwa banjir merupakan bencana yang paling

banyak terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dengan jumlah wilayah tersebar di 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan kecamatan yaitu 28 kecamatan Hal ini

menggambarkan bahwa setengah wilayah yang berada di Kabupaten Lebak

terindikasi sebagai wilayah yang rentan akan bahaya bencana banjir

Adapun data kerusakan ataupun dampak bencana yang diakibatkan oleh

bencana banjir di Kabupaten Lebak Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di

bawah ini

Tabel 12

Data Kerusakan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Tahun 2013

Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total

1 Permukiman 292 87 28

2 Sarana Pendidikan 26 11 0

3 Jalan dan Jembatan 0 21 2

4 Sarana Penyediaan Air Minum 2 2 0

5 Kerusakan Irigasi 0 22 0

Jumlah 320 143 30

No UraianTipe Kerusakan

(Sumber Diadaptasi dari Laporan BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2013)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dalam kejadian bencana banjir tahun

2013 di Kabupaten Lebak telah mengakibatkan kerusakan pada permukiman

dengan jumlah 292 rusak ringan 87 rusak berat dan 28 rusak total Selanjutnya

kerusakan pada sarana pendidikan yaitu 26 rusak ringan dan 11 rusak berat Jalan

dan jembatan yaitu 21 rusak berat dan 2 rusak total Dalam hal sarana penyediaan

6

air minum 2 rusak ringan dan 2 rusak berat Selain itu pula kerusakan irigasi yang

diakibatkan banjir ini yaitu 22 rusak berat

Informasi lain mengenai bencana banjir yang dilansir oleh media online

merdekacom tanggal 10 Januari 2013 mencatat yakni terdapat 3962 rumah

terendam banjir dan longsoran sebanyak 51 unit rumah dengan kategori sebanyak

31 rusak total 13 rusak ringan dan 10 rusak berat Mereka warga yang terkena

banjir dan longsor di 15 kecamatan yakni Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak

Cimarga Leuwidamar Banjarsari dan Lebak Gedong Panggarangan

Wanasalam Gunung Kencana Cilograng Muncang Cikulur Sobang dan

Cibeber

Banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir yang dimulai

dari kerugian materi serta menimbulkan korban jiwa maka penanganan masalah

bencana banjir ini harus dilakukan dengan serius Pasalnya banjir ini dapat

mengganggu proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) UNDRO (United Nations Disaster Relief

Organization) yang dikutip Nurjanah dkk (201333) mengemukakan bencana

secara serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan dalam beberapa

cara termasuk (a) hilangnya sumber-sumber daya (b) gangguan terhadap

program-program (c) pengaruh pada iklim investasi (d) pengaruh pada sektor

non-formal dan (e) destabilisasi politik

Sehubungan dengan hal tersebut langkah-langkah manajemen

penanggulangan bencana yang dimulai pada tahap pra bencana saat tanggap

7

darurat bencana dan pasca bencana sudah semestinya dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk di pusat

dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk di

daerah sertap pihak-pihak yang terkait (stakeholder) di dalamnya untuk

menanggulangi potensi bencana khususnya penanggulangan bencana banjir

Oleh karenanya bencana banjir di Kabupaten Lebak yang tiap tahunnya

meningkat membuat perhatian peneliti dalam proses penanggulangannya

Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak diakibatkan oleh meluapnya

sungai Ciujung yang merupakan sungai yang melintasi daerah ini Menurut data

yang dilansir BPBD Kabupaten Lebak kejadian bencana banjir tahun 2013 terjadi

di 15 kecamatan yaitu Kecamatan Rangkasbitung Kalanganyar Cimarga

Cibadak Cileles Malingping Wanasalam Panggarangan Bayah Sobang

Cigemblong Banjarsari Muncang Cilograng dan Gunung Kencana

Dari data wilayah yang sering terkena dampak bencana banjir di atas

menggambarkan bahwa terdapat permasalahan terkait dengan timbulnya atau

terjadinya bencana banjir Timbulnya bencana banjir dikarenakan sebagian hutan

gundul atau lahan resapan air berkurang akibat ulah manusia yang

mengeksploitasi hutan secara berlebihan Sehingga hutan tidak lagi berfungsi

sepenuhnya sebagai penyerap air hujan Lahan hutanpun menjadi longsor dan

tanah longsorannya menyebabkan aliran sungai menjadi dangkal Pendangkalan

aliran sungai ini menjadi penghambat aliran sungai ketika menampung air saat

musim penghujan datang Selain itu pula pembuangan sampah oleh masyarakat

pada aliran sungai memicu dan dapat menimbulkan tersendatnya aliran sungai

8

Ditambah dengan adanya penambangan pasir liar yang dilakukan oleh masyarakat

yang mengakibatkan pengrusakan lingkungan daerah aliran sungai (Sumber

Wawancara dengan Bapak Kaprawi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak

15 Mei 2014)

Permasalahan penanggulangan bencana banjir tampak semakin berat dan

kompleks sehingga membutuhkan perhatian khusus dan urgent dari semua

pemangku kepentingan Dalam penanggulangan bencana banjir tersebut kinerja

organisasi dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai kordinator dan lembaga yang berwenang dan bertugas

di bidang kebencanaan dituntut untuk bekerja secara optimal

Kinerja organisasi merupakan salah satu sorotan yang paling tajam dalam

pelaksanaan pemerintahan menyangkut kesiapan jumlah pendidikan dan

profesionalisme Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sebagai salah satu organisasi pemerintahan yang berwenang

dalam penanggulangan bencana memiliki peran dalam penyelenggaraan

penanggulangan atas berbagai bencana di wilayah Kabupaten Lebak khususnya

dalam penanggulangan bencana banjir Pelaksanaan penanggulangan bencana

yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak diperlukan kesiapan yang mantap

demi terselenggaranya pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance)

Atas dasar dari peristiwa-peristiwa bencana banjir yang terjadi di Daerah

Kabupaten Lebak memunculkan berbagai pertanyaan mengenai kinerja BPBD

Kabupaten Lebak selaku instansi atau lembaga pemerintah yang bergerak di

sektor bidang penanggulangan bencana

9

Adapun hasil pengamatan (observation) peneliti di lapangan yang dapat

dilihat dan disimpulkan terkait dengan permasalahan kinerja BPBD Kabupaten

Lebak dalam penanggulangan bencana banjir yaitu Pertama keterbatasan

jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi

kebencanaan kepada masyarakat Hal ini diungkapkan oleh bapak Bernardi selaku

Kepala Seksi Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Kabupaten Lebak bahwa

jaringan informasi dan komunikasi sangat terbatas sehingga pemberian informasi

kebencanaan kepada masyarakat khususnya di wilayah yang sulit dijangkau

sangat minim (Sumber Wawancara dengan Bapak Bernardi Kepala Seksi

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 Mei 2014)

Kedua sumber daya manusia (SDM) atau aparatur BPBD Kabupaten

Lebak yang terbatas Jumlah aparatur BPBD lebak yaitu sebanyak 17 orang

dengan komposisi tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel 13 di bawah ini

Tabel 13

Aparatur BPBD Kabupaten LebakBerdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Pelaksana SMK 1 orang

2 Sekretaris S1 1 orang

3 Kepala Seksi Pencegahan dan KesiapsiagaanS1 1 orang

4 Kepala Seksi Kedaruratan Logistik SPM-Pertanian 1 orang

5 Kepala Rehabilitasi dan Rekonstruksi S1 1 orang

6 Staf S1 3 orang

SMA 8 orang

SLTP 1 orang

17 orangJumlah

Sumber Diadaptasi dari Renstra BPBD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2018

Dapat dilihat dari tabel 13 di atas bahwa komposisi aparatur BPBD Lebak

berdasarkan pendidikan diantaranya S1 berjumlah 6 orang SMASMK 10 orang

10

dan SLTP 1 orang dengan total keseluruhan berjumlah 17 orang pegawaiSelain

itu pula dapat di lihat dari setiap seksi bidang di tempati oleh satu orang tanpa

anggota di dalamnya Hal ini mengindikasikan bahwa dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana kurang optimal Dimana seharusnya aparatur dalam

setiap seksi memiliki anggota untuk kelancaran kegiatan dalam proses

penyelenggaraan bencana baik pada saat pra bencana saat bencana dan pasca

bencanaPeneliti menyimpulkan demikian karena dilihat komposisi pendidikan

serta jumlah pegawaiaparatur(Sumber Wawancara Bapak Bernardi Kasie

Rekonstruksi dan Rehabilitasi 20 mei 2014)

Lain halnya jika dibandingkan pada BPBD Kabupaten Serang yang

memiliki Pegawaiaparatur lebih banyak dibandingkan dengan BPBD Kabupaten

Lebak BPBD Kabupaten Serang memiliki 82 pegawai yang terdiri dari PNS

(Pegawai Negeri Sipil) TKK dan Staff di lingkungan BPBD Kabupaten Serang

(Sumber Data Pegawai BPBD Kabupaten Serang)

Ketiga masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penanggulangan

bencana banjir Sarana dan prasarana merupakan penunjang kinerja pegawai yang

cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja

Tanpa sarana dan prasarana yang memadai proses penyelenggaraan

penanggulangan bencana tidak dapat optimal Hingga saat ini Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak hanya memiliki 5

perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir sedangkan daerah yang

merupakan daerah rawan dan langganan banjir tiap tahunnya berjumlah 15

11

Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Lebak(Sumber Laporan Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor Kabupaten Lebak Tahun 2014)

Jika dibandingkan dengan BPBD Kabupaten Serang terkait sarana dan

prasarana dalam penanggulangan banjir BPBD Kabupaten Serang yang

wilayahnya lebih sedikit mengalami bencana banjir justru lebih banyak memiliki

sarana dalam penanggulangan bencana banjir Diantaranya berdasarkan data

peralatan penanggulangan banjir khususnya perahu karet BPBD Kabupaten

Serang memiliki 7 perahu karet untuk penanggulangan bencana banjir

Keempat belum adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang pendanaan

penanggulangan bencana Padahal kondisi wilayah Kabupaten Lebak rawan akan

bencana khususnya bencana banjir Saat ini BPBD Lebak masih tergantung

kepada pendanaan pemerintah pusat melalui BNPB (Badan Nasional

Penanggulangan Bencana) serta Biaya Tidak Terduga (BTT) yang dikeluarkan

oleh pihak Pemerintah Kabupaten Lebak Seharusnya sudah menjadi prioritas

Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Pendanaan Penanggulangan Bencana

terlebih daerahnya termasuk rawan akan bencana (Sumber Wawancara dengan

Bapak Febi Kasie Kesiapsiagaan BPBD Lebak 28 Agustus 2014)

Kelima ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir yang

dilakukan oleh BPBD kabupaten Lebak yang hanya sekedar memberikan materi

mengenai penanggulangan banjir tanpa ditindaklanjuti dengan praktek-praktek

yang mendukung dengan kegiatan penanggulangan bencana banjir (Sumber

Wawancara Bapak Romli masyarakat Rangkasbitung 20 Mei 2014)

12

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul mengenai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

12 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas yang telah dijabarkan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa permasalahan yaitu diantaranya

sebagai berikut

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah

Dalam penelitian tentunya diperlukan suatu pembatasan-pembatasan

dalam masalah yang akan diteliti Hal ini dilakukan agar penelitian yang

dilakukan tidak meluas dari fokus penelitian Maka peneliti membatasi ruang

13

lingkup permasalahan ini pada Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

132 Rumusan Masalah

Setelah masalah penelitian dibatasi ruang lingkupnya maka rumusan

dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak

14 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak

15 Manfaat Penelitian

Berdasarkan maksud dan tujuannya maka hasil penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat baik secara teori maupun praktis sebagai berikut

1 Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah

wawasan tentang Kinerja BPBD Kabupaten Lebak

2 Manfaat atau kegunaan teori yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan bahan informasi bagi penyelenggara penanggulangan bencana di

Kabupaten Lebak

14

3 Bagi kegunaan praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak pada khususnya dan Indonesia pada umumnya

16 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini peneliti membagi ke dalam 5 (lima) bagian yang

masing-masing terdiri dari sub bagian yaitu sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Terdiri dari

11 Latar Belakang Masalah yaitu menggambarkan ruang lingkup dan

kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara

deduktif dari lingkup yang umum hingga kepada masalah yang

spesifik yang relevan dengan judul skripsi

12 Identifikasi Masalah yaitu mengidentifikasi dikaitkan dengan tema

topikjudul dan fenomena yang akan diteliti

13 Batasan dan Rumusan Masalah

131 Batasan Masalah yaitu pemfokusan masalah-masalah yang

akan diajukan dalam rumusan masalah

132 Rumusan Masalah yaitu mendefinisikan permasalahan

yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan

operasional

15

14 Tujuan Penelitian yaitu mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai

dengandilaksanakannya penelitian sejalan dengan isi dan rumusan

permasalahan

15 Manfaat Penelitian yaitu menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

temuan penelitian

Bab II Deskripsi Teori dan Hipotesis Penelitian

Terdiri dari

21 Deskripsi Teori yaitu mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep

yang relevan dengan permasalahan penelitian kemudian

menyusunnya secara teratur dan rapi Dengan mengkaji berbagai teori

dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep penelitian

yang jelas dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk

penyelidikan sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi

jawaban atas masalah yang telah dirumuskanHasil penting lainnya

dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut

peneliti yang di dalamnya tergambar pedoman wawancara

22 Penelitian Terdahulu penelitian terdahulu mengkaji penelitian yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang diambil dari berbagai

sumber ilmiah

23 Kerangka Berfikir yaitu menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca

16

24 Hipotesis Penelitian yaitu anggapan atau jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti

Bab III Metodologi Penelitian

Terdiri dari

31 Pendekatan dan Metode Penelitian yaitu menjelaskan metode yang

dipergunakan dalam penelitian

32 Ruang Lingkup Penelitian yaitu menjelaskan akan sasaran-

sasaranyang akan diteliti dalam penelitian

33 Lokasi Penelitian yaitu menerangkan mengenai tempat penelitian

yang dilakukan

34 Variabel Penelitian yaitu terdiri dari variabel konsep dan variabel

operasional

35 Instrument Penelitian yaitu menjelaskan tentang proses penyusunan

dan jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

36 Populasi dan Sampel yaitu menjelaskan mengenai wilayah

generalisasi atau populasi penelitian dan penetapan sampel penelitian

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data yait menjelaskan teknik

pengolahan dan analisis data Analisis data harus sesuai dengan

pendekatan penelitian

38 Jadwal penelitian yaitu menggambarkan tentang jadwal penelitian

yang telah dilaksanakan dari mulai mulai penelitian hingga

terselesaikannya penelitian

Bab IV Hasil Penelitian

17

Terdiri dari

41 Deskripsi Objek Penelitian yaitu menjelaskna tentang objek

penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas struktur

organisasi dari populasisampel

42 Deskripsi Data yaitu menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah

dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data

kuantiatif yang relevan

43 Pengujian Persyaratan Statistik yaitu melakukan pengujian terhadap

persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu

44 Pengujian Hipotesis yaitu melakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan teknik analisa statistik dimana hasil analisa tersebut

adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian Hasil perhitungan

akhir statistik disajikan dalam diagram pie (lingkaran)

45 Interpretasi Hasil Penelitian yaitu melakukan penafsiran terhadap

hasil akhir pengujian hipotesis

46 Pembahasan yaitu melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil

analisis data

Bab V Penutup

Terdiri dari

51 Kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan

secara ringkas dan padat

18

52 Saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap

bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis

19

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

21 Deskripsi Teori

211 Konsep Kinerja

Menurut kamus besar bahasa indonesia secara etimologis kinerja diartikan

sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kinerja dalam

pengertiannya dartikan sebagai prestasi yang diperlihatkan dalam kegiatan atau

pekerjaan yang telah dilakukan Sedangkan Lijan Poltak Sinambela (2014140)

mengemukakan bahwa kinerja merupakan implementasi dari teori keseimbangan

yang mengatakan bahwa seseorang akan menunjukan prestasi yang optimal bila ia

mendapatkan manfaat(benefit) dan terdapat adanya rangsangan (inducement)

dalam pekerjaannya secara adil dan masuk akal (reasonable)

Sementara itu Mangkunegara (20069) mengemukakan kinerja (prestasi

kerja) ialah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas Pencapaian tersebut dihasilkan dari pegawai yang

bertanggungjawab dengan pekerjaannya

Menurut Keban (200343) menyebutkan bahwa kinerja (performance)

dalam organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil (the degree of

accomplishment) atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi

secara berkesinambungan

20

Selanjutnya Steers (200367) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat dijalankan

secara aktual dan misi organisasi tercapai Sedangkan Mahsun (200625)

berpendapat bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program dan kebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi

Sedarmayanti dalam bukunya mengenai pengembangan kepribadian

pegawai (2004176) dikatakan bahwa kinerja

Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak

melanggar hukum dan sesuai moral maupun etika

Moeheriono (201060) mengemukakan bahwa kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran tujuan visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi

Sementara itu Robbins yang dikutip oleh Moeheriono (201061)

mengemukakan bahwa kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan

(ability) motivasi (motivation) dan kesempatan (opportunity) Artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan motivasi dan kesempatan Seiring dengan hal

itu menurut Moeheriono (201061) mengemukakan bahwa kinerja dalam

menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan

dengan kepuasan kerja pegawaikaryawan dan tingkat besaran imbalan yang

diberikan serta dipengaruhi oleh keterampilan kemampuandan sifat-sifat

21

individu Oleh karenanya menurut model mitra-lawyer kinerja individu pada

dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (1) harapan mengenai imabalan

(2) dorongan (3) kemampuan (4) kebutuhan dan sifat (5) persepsi terhadap

tugas (6) imbalan eksternal dan internal serta (7) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja

Sumber lain mengemukakan seperti yang dinyatakan oleh Otley yang

dikutip oleh Mahmudi (20136) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu

yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini meliputi hasil

yang dicapai kerja tersebut Sejalan dengan pendapat Rogers yang dikutip oleh

Mahmudi (20136) yang mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja itu sendiri

(outcomes of works) karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat

terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi kepuasan pelanggan dan kontribusi

ekonomi

Menurut Mahmudi (201320) berpendapat bahwa kinerja merupakan suatu

konstruk multidimensional yang mencakup banyak faktor yang

mempengaruhinya diantaranya yaitu

1 Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2 Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3 Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4 Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5 Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

22

Wibowo (20114) berpendapat bahwa kinerja adalah merupakan

implementasi dari rencana yang telah disusun Implementasi kinerja dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi motivasi

dan kepentingan Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber

daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam menjalankan

kinerja Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard

(1993) bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan Seseorang harus memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Lain hal menurut Prawirosentono (19992) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya

mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika

Dari berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas bahwa definisi dari

kinerja (performance) dapat disimpulkan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun secara kualitatif sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung jawab

masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

23

212 Konsep Organisasi

Organisasi dalam bahasa inggris yaitu organize yang berarti menciptakan

struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

hubungan satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan Sedangkan

Hasibuan (2006 120) mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem

perserikatan formal berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang

bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu organisasi hanya merupakan alat

dan wadah

Mahsun (2006 1) memberikan pendapat tentang konsep organisasi

bahwa organisasi sering dipahami sebagai sekelompok orang yang berkumpul dan

bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah

sasaran tertentu yang telah ditetapkan bersama

Sementara itu Robbins (20014) mengemukakan bahwa organisasi

adaalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan

yang relatif dapat diidentifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus-

menerus untuk mencapai tujuan

213 Konsep Kinerja Organisasi

Simanjuntak (20053) mengemukakan bahwa kinerja organisasi

merupakan agregasi atau akumulasi kinerja semua unit-unit organisasi yang sama

dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja di organisasi

tersebut Dengan demikian kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh tiga faktor

utama yaitu dukungan organisasi kemampuan manajemen dan kinerja setiap

24

orang yang bekerja di perusahaan tersebut Kinerja organisasi juga sangat

dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktur

organisasi pemilihan teknologi dan penyediaan prasarana serta sarana kerja

Smentara itu surjadi (20097) berpendapat bahwa kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan

organisasi berarti bahwa kinerja organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh

mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah

ditetapkan sebelumnya Sedangkan menurut Sobandi (2006176) kinerja

organisasi merupakan sesuatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun

waktu tertentu baik yang terkait dengan input output outcome benefit maupun

impact

214 Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Tujuan pengukuran kinerja sektor publik menurut Mahmudi (201314)

diantaranya adalah sebagai berikut

1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

2) Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

3) Memperbaiki kinerja periode berikutnya

4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward dan punishmnet

5) Memotivasi pegawai

6) Menciptakan akuntabilitas publik

Sementara itu Moeheriono (2010103) mengemukakan bahwa tujuan

manajemen kinerja dari suatu organisasi berbagai macam diantaranya adalah

1) Menerjemahkan dari visi dan misi organisasi ke dalam tujuan dan hasil

yang jelas mudah dipahami dan dapat diukur sehingga membantu

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan

25

2) Menyediakan informasi untuk menilai mengelola dan meningkatkan

keberhasilan kinerja keseluruhan organisasi

3) Mengubah paradigma dari orientasi pengendalian dan ketaatan menjadi

pendekatan strategik yang berkelanjutan kepada keberhasilan

organisasi

4) Menyediakan manajemen kinerja yang lengkap dengan memasukan

ukuran-ukuran kualitas biaya ketepatan waktu kepuasan

stakeholders dan peningkatan keahlian pegawai

215 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional yang mencakup

banyak faktor yang mempengaruhinya Mahmudi (201320) mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah

1) Faktor personalindividu meliputi pengetahuan keterampilan (skill)

kemampuan kepercayaan diri motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu

2) Faktor kepemimpinan maliputi kualitas dalam memberikan dorongan

semangat arahan dan dukungan yang diberikan manajer dan team

leader

3) Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan dalam satu tim kepercayaan terhadap sesama anggota tim

kekompakan dan keeratan anggota tim

4) Faktor sistem meliputi sistem kerja fasilitas kerja atau infrastruktur

yang diberikan oleh organisasi proses organisasi dan kultur kinerja

dalam organisasi

5) Faktor kontekstual (situasional) meliputi tekanan dan perubahan

lingkungan eksternal dan internal

Sedangkan menurut Mangkunegara (200167) faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut

1) Faktor Kemampuan

Secara umum kemampuan ini terbagi menjadi dua yaitu kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skills)

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pekerja yang dalam

menghadapi situasi kerja

26

216 Indikator Kinerja

Menurut Moeheriono (201074) indikator kinerja (performance indicator)

didefinisikan sebagai berikut

1) Indikator kinerja sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang

dipergunakan untuk mengukur output atau outcome suatu kegiatan

2) Sebagai alat ukur yang dipergunakan untuk menentukan derajat

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

3) Sebagai ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi

4) Suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja

atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas

Hal lain Mahmudi (2013155) berpendapat bahwa indikator kinerja

merupakan sarana atau alat (means) untuk mengukur hasil suatu aktivitas

kegiatan atau proses dan bukan hasil atau tujuan itu sendiri (ends) Peran

indikator kinerja bagi organisasi sektor publik adalah memberikan tanda atau

rambu-rambu bagi manajer dan pihak luar untuk menilai kinerja organisasi

Selain itu pula Mahmudi (2013156) mengemukakan peran indikator

kinerja diantaranya yaitu

1) Membantu memperbaiki praktik manajemen

2) Meningkatkan akuntabilitas manajemen dengan memberikan tanggung

jawab secara ekplisit dan pemberian bukti atas suatu keberhasilan atau

kegagalan

3) Memberikan dasar untuk melakukan perencanaan kebijakan dan

pengendalian

4) Memberikan informasi yang esensial kepada manajemen sehingga

memungkinkan bagi manajemen untuk melakukan pengendalian

kinerja di semua level organisasi

5) Memberikan dasar untuk pemberian kompensasi kepada staff

Menurut Hersey Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102) terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

27

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

Sedangkan Moeheriono (201082) indikator kinerja dalam Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) disajikan sebagai berikut

28

1) Masukan (inputs) yaitu ukuran tingkat pengaruh sosial ekonomi

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

indikator kinerja dalam suatu kegiatan

2) Keluaran (outputs) kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan

langsung oleh masyarakat Dapat berupa tersedianya fasilitas yang

dapat diakses atau dinikmati oleh publik

3) Hasil(outcomes) yaitu segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dapat

memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat

4) Manfaat(benefits) yaitu segala sesuatu berupa produkjasa (fisik dan

nonfisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan

5) Dampak(impacts) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output misalnya sumber daya manusia dana material

waktu dan teknologi

Sementara itu Zeithaml Parasuraman amp Berry yang dikutip oleh

Ratminto amp Atik Septi Winarsih (2010175) mengemukakan indikator kinerja

pelayanan sebagai berikut

1) Tangibles atau ketampakan fisik artinya petampakan fisik dari

gedung peralatan pegawai dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki

oleh providers

2) Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk

menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat

3) Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas

4) Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan

kepada customers

5) Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customers

217 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Sebagai Pengendalian Manajemen

Dalam organisasi birokrasi atau sektor publik pendekatan manajemen

yang sering digunakan adalah model pengendalian formal Menurut Mahmudi

(201358) pengendalian formal dilakukan melalui kegiatan-kegiatan resmi

29

organisasi yang biasanya bersifat rutin misalnya perencanaan strategik

pembuatan program penganggaran evaluasi kinerja rapat atau pertemuan rutin

dan sebagainya

Taylor yang dikutip oleh Mahmudi (201359) menyatakan bahwa

pengendalian merupakan bentuk ilmiah dari manajemen Sebelumnya manajemen

dipahami sebagai seni semata-mata Namun ternyata manajemen bisa dipelajari

melalui pendekatan ilmiah Pengendalian manajemen melalui beberapa aktivitas

yaitu

1) Perencanaan aktivitas yang akan dilakukan organisasi

2) Pengkoordinasian aktivitas berbagai bagian organisasi

3) Pengkomunikasian informasi ke seluruh bagian organisasi

4) Evaluasi terhadap informasi

5) Pembuatan keputusan

6) Mempengaruhi orang-orang dalam organisasi untuk mengubah prilaku

218 Konsep Bencana

Menurut W Nick Carter yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201310)

memberikan definisi bencana yang dimuat dalam buku disaster management

yaitu

ldquoan event natural or man-made sudden or progressive which impacts

with such severity that the affected community has to respond by taking

exceptional measuresrdquo

Definisi lain menurut International Strategy for Disaster Reduction (UN-

ISDR-200224) adalah

ldquoa serious disruption of the functioning of a community or a society

causing widespread human material economic or environmental

losses which exceed the ability of the affected communitysociety to

cope using its own resourcesrdquo

( ldquosuatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia

terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan sehingga menyebabkan

hilangnya jiwa manusia harta benda dan kerusakan lingkungan

30

kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala

sumberdayanyardquo)

Berdasarkan definisi bencana di atas dapat digeneralisasikan bahwa untuk

dapat disebut ldquobencanardquo harus dipenuhi beberapa kriteria sebagai berikut

1 Ada peristiwa

2 Terjadi karena faktor alam atau karena ulah manusia

3 Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara

perlahan-lahanbertahap (slow)

4 Menimbulkan hilangnya jiwa manusia harta benda kerugian sosial

ekonomi kerusakan lingkungan dan lain-lain

5 Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut

ldquoBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik oleh faktor alam danatau non-alam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia

kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologisrdquo

Menurut Nurjanah dkk (201313) menyatakan bahwa peristiwa yang

ditimbulkan oleh gejala alam maupun yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

baru dapat disebut bencana ketika masyarakatmanusia yang terkena dampak oleh

peristiwa itu tidak mampu untuk menanggulanginya Ancaman alam itu sendiri

tidak selalu berakhir dengan bencana Ancaman alam menjadi bencana ketika

manusia tidak siap untuk menghadapinya dan pada akhirnya terkena dampak

Kerentanan manusia terhadap dampak gejala alam sebagian besar ditentukan oleh

tindakan manusia atau kegagalan manusia untuk bertindak

Terjadinya bencana adalah karena adanya pertemuan antara bahaya dan

kerentanan serta ada pemicunya Berikut gambar 21 Proses tejadinya bencana

31

Gambar 21 Proses Terjadinya Bencana

(Sumber Nurjanah dkkManajemen Bencana2013 hal 14)

Berdasarkan gambar di atas bahwa bencana terjadi setelah melalui proses

tiga unsur yang diantaranya yaitu

1 Bahaya

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai

potensi mengancam kehidupan manusia kerugian harta benda dan

kerusakan lingkungan

2 Kerentanan (vulnerability)

Kerentanan merupakan suatu kondisi dari suatu komunitas atau

masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan

dalam menghadapi ancaman bahaya

3 Resiko bencana (risk disaster)

Risiko bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah

dengan ancaman bahaya yang ada

219 Faktor-faktor Penyebab Bencana

Menurut Nurjanah dkk (201321) menyatakan terdapat tiga penyebab

terjadinya bencana yaitu (1) Faktor alam (natural disaster) karena fenomena

alam dan tanpa ada campur tangan manusia (2) Faktor non-alam (non-natural

disaster) yaitu bukan karena fenomena alam dan juga bukan akibat perbuatan

manusia (3) faktor sosialmanusia (man-made disaster) yang murni akibat

perbuatan manusia misalnya konflik horizontal konflik vertikal dan terorisme

Bahaya

Kerentanan

Risiko

Bencana

Bencana

Pemicu

32

Menurut UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201322) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kerentanan adalah (1) berada di

lokasi berbahaya (2) kemiskinan (3) perpindahan penduduk dari desa ke kota (4)

kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan (5) pertambahan penduduk yang

besar (6) perubahan budaya dan (7) kurangnya informasi dan kesadaran

Sedangkan menurut Eko Teguh Paripurno dalam Nurjanah dkk (201322)

sumber ancaman bencana dapat dikelompokkan ke dalam empat sumber ancaman

yaitu

1 Sumber ancaman klimatologis

Adalah sumber ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh iklim

dapat berupa rendah dan tingginya curah hujan tinggi dan

derasnya ombak di pantai arah angin serta beberapa kejadian

alam lain yang sangat erat hubungannya dengan iklim dan cuaca

2 Sumber ancaman geologis

Yaitu sumber ancaman yang terjadi oleh adanya dinamika bumi

baik berupa pergerakan lempeng bumi bentuk dan rupa bumi

jenis dan materi penyusunan bumi

3 Sumber ancaman industri dan kegagalan teknologi

Adalah sumber ancaman akibat adanya kegagalan teknologi

maupun kesalahan pengelolaan suatu proses industri

pembuangan limbah polusi yang ditimbulkan atau dapat pula

akibat proses persiapan produksi

4 Faktor manusia juga merupakan salah satu sumber ancaman

Perilaku atau ulah manusia baik dalam pengelolaan lingkungan

perebutan sumberdaya permasalahan ras dan kepentingan

lainnya serta akibat dari sebuah kebijakan yang berdampak pada

sebuah komunitas pada dasarnya merupakan sumber ancaman

2110 Jenis-jenis Bencana Alam di Indonesia

Karakteristik perlu diidentifikasi dan dipahami oleh aparatur pemerintah

dan masyarakat terutama yang tinggal di daerah atau wilayah rawan bencana

Upaya mengenal karakteristik bencana yang sering dilakukan merupakan suatu

33

upaya mitigasi sehingga diharapkan apabila terjadi bencana dampaknya dapat

dikurangi

Berikut deskripsi dari sejumlah jenis-jenis bencana yang sering terjadi di

Indonesia menurut Nurjanah dkk (201324) yaitu sebagai berikut

1 Banjir

2 Tanah longsor

3 Kekeringan

4 Kebakaran lahan dan hutan

5 Angin badai

6 Gempa bumi

7 Tsunami

8 Letusan gunung api

2111 Dampak Bencana

UNDRO (1992) yang dikutip oleh Nurjanah dkk (201333)

mengemukakan bencana serius dapat mengganggu inisiatif-inisiatif pembangunan

dalam beberapa cara termasuk (1) hilanggnya sumber-sumber daya (2)

gangguan terhadap program-program (3) pengaruh pada iklim investasi (4)

pengaruh pada sektor non formal dan (5) destabilisasi politik

Sedangkan menurut Benson and Clay (2004) dalam Nurjanah dkk

(201335) menyatakan bahwa dampak bencana dapat dibagi kedalam tiga bagian

yakni

1 Dampak langsung (direct impact)

Meliputi kerugian finansial dari kerusakan aset ekonomi

misalnya rusaknya bangunan tempat tinggal infrastruktur lahan

pertanian dan lain-lain

2 Dampak tidak langsung (indirect impact)

Meliputi berhentinya proses produksi hilangnya output dan

sumber penerimaan

3 Dampak sekunder (secondary impact)

Meliputi terhambatnya pertumbuhan ekonomi terganggunya

rencana pembangunan yang telah disusun meningkatnya defisit

34

neraca pembayaran meningkatnya angka kemiskinan dan lain-

lain

2112 Manajemen Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

mendefinisikan bahwa manajemen bencana (disaster management) sebagai

serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang

berisiko timbulnya bencana kegiatan pencegahan bencana tanggap darurat

rehabilitasi dan rekonstruksi

Menurut Nurjanah dkk (201342) mengemukakan bahwa manajemen

bencana (disaster management) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

bencana beserta segala aspek yang berkaitan dengan bencana terutama risiko

bencana dan bagaimana menghindari risiko bencana Manajemen bencana

merupakan proses dinamis tentang bekerjanya fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi dari perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing)

penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling)

Sedangkan menurut W Nick Carter dalam Nurjanah (201344) definisi

manajemen bencana yaitu

ldquoan applied science which seeks by the systematic observation and

analysis of disasters to improve measures relaitng to prevention

mitigation preparedness emergency response and recoveryrdquo

Selanjutnya dalam wikipedia Emergency Management (2007)

mengemukakan bahwa penanggulangan bencana adalah proses yang terus

menerus di mana setiap individu kelompok dan masyarakat berusaha mengatur

35

risiko untuk menghindari atau memperbaiki dampak dari suatu bencana yang

dihasilkan dari suatu musibah

Dalam manajemen bencana terdapat tiga aspek yang mendasar yaitu (1)

respon terhadap bencana (2) kesiapsiagaan menghadapi bencana (3) minimasi

efek bencana (mitigasi) Ketiga aspek ini bersesuaian dengan siklus manajemen

bencana yaitu dapat dilihat pada gambar 22 berikut ini

Gambar 22 Siklus Manajemen Bencana

Sumber Nick Carter dalam Nurjanah dkk(201342)

2113 Prinsip-prinsip Manajemen Bencana

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana pasal 3 disebutkan bahwa azas prinsip-prinsip

manajemen penanggulangan bencana yaitu kemanusiaan keadilan kesamaan

kedudukan dalam hukum dan pemerintahan keseimbangan keselarasan

ketertiban dan kepastian hukum kebersamaan kelestarian lingkungan hidup ilmu

pengetahuan dan teknologi

Kesiapsiagaan

Mitigasi

Pencegahan Pembangunan

Bencana

Tanggap darurat

Pemulihan

36

Selain itu Nurjanah dkk (201345) mengemukakan bahwa

penanggulangan bencana harus didasarkan pada prinsip-prinsip praktis sebagai

berikut

1 Cepat dan Tepat

Bahwa penanggulangan bencana dilaksanakan dengan secara cepat

dan tepat sesuai dengan tututan keadaan

2 Prioritas

Prioritas dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang harus mengutamakan kelompok rentan

3 Koordinasi dan Keterpaduan

Koordinasi dimaksudkan sebagai upaya penanggulangan bencana

yang didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung

Sedangkan keterpaduan dimaksudkan sebagai upaya

penanggulangan bencana dilaksanakan oleh berbagai sektor secara

terpadu yang didasarkan pada kerjasama yang baik dan sailng

mendukung

4 Berdayaguna dan Berhasilguna

Dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak

membuang waktu tenaga dan biaya yang berlebihan

5 Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dimaksudkan bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

Sedangkan akuntabilitas adalah bahwa penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum

6 Kemitraan

Penanggulangan bencana harus melibatkan berbagai pihak secara

seimbang

7 Pemberdayaan

Penanggulangan bencana dilakukan dengan melibatkan korban

bencana secara aktif

8 Non Diskriminatif

Penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang

berbeda terhadap jenis kelamin suku agama ras dan aliran politik

apapun

9 Non-Proselitisi

Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama dan

atau keyakinan

37

2114 Tahapan Penanggulangan Bencana

Tahapan penanggulangan bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak sesuai dengan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

1 Tahapan Pra Bencana

Tujuan Pengurangan Risiko Bencana

Manajemen Manajemen Risiko Bencana

Penyelenggaraan Situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat

potensi bencana

Kegiatan

1) Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko

bencana baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun

kerentanan pihak yang terancam bencana (situasi tidak terjadi

bencana)

2) Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk

mengurangi risiko bencana baik melalui pembangunan fisik

maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana (situasi terdapat potensi bencana)

2 Tahapan Saat Bencana

Tujuan Penanganan darurat

Manajemen Manajemen darurat

38

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Tanggap darurat (emergency response) yaitu serangkain

kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian

bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan

yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban

harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan

pengurusan pengungsi penyelamatan serta pemulihan

prasarana dan sarana

3 Tahapan Pasca Bencana

Tujuan Pemulihan

Manajemen Manajemen pemulihan

Penyelenggaraan Situasi tanggap darurat

Kegiatan

1) Rehabilitasi yaitu perbaikan dan pemulihan semua aspek

pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang

memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama

untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek

pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca

bencana

2) Rekonstruksi yaitu pembangunan kembali semua prasarana dan

sarana kelembagaan pada wilayah pasca bencana baik pada

tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran

39

utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian

sosial dan budaya tegaknya hukum dan ketertiban dan

bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek

kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana

(Sumber Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Kabupaten Lebak 2014-2018)

2115 Konsep Banjir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) banjir adalah berair

banyak dan deras atau terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat

Dengan kata lain banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang

oleh air dalam jumlah yang begitu besar Sedangkan Wikipedia mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan

merendam daratan Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti

sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari

batasan alaminya Banjirpun dapat terjadi di sungai ketika alirannya melebihi

kapasitas saluran air terutama di kelokan sungai

Sejalan dengan pengertian dalam buku profil Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten (2013) bahwa banjir adalah aliran air

sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung

sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai Aliran air

limpasan tersebut yang semakin meninggi mengalir dan melimpasi muka tanah

yang biasanya tidak dilewati aliran air

40

Menurut Pusat Pendidikan Mitigasi Bencana (2010) mengemukakan

bahwa banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya

kering) karena volume air yang meningkat Banjir dapat terjadi karena peluapan

air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar peluapan sungai atau

pecahnya bendungan sungai

Menurut kodoatie dan Sugiyanto (2002) sebab-sebab alami banjir antara

lain

1 Curah hujan

2 Pengaruh fisiografi

3 Erosi dan sedimentasi

4 Kapasitas sungai

5 Kapasitas drainase yang tidak memadai

6 Pengaruh air pasang

Sedangkan BPBD Provinsi Banten dalam buku Profil Daerah Rawan

Bencana terdapat beberapa faktor penyebab banjir diantaranya

1 Curah hujan tinggi

2 Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut

3 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan

pengaliran air keluar sempit

4 Banyak permukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai

5 Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di

pinggir sungai

6 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai

Selain itu pula dalam buku Panduan Penanggulangan Bencana Provinsi

Banten (201317) bahwa untuk mengurangi dampak banjir yakni

1 Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2 Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian

sungai yang sering menimbulkan banjir

3 Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta

daerah banjir

4 Tidak membuang sampah ke dalam sungai mengadakan program

pengerukan sungai

5 Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan

laut

41

6 Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan

serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir

7 Membentuk polisi peduli lingkungan

2115 Tugas dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

42

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

22 Penelitian Terdahulu

Temuan-temuan hasil dari penelitian sebelumnya merupakan sebagai

alatbahan pertimbangan dan data pendukung dalam penelitian yang sedang

dilakukan Penelitian terdahulu harus ada keterkaitan dengan penelitian yang

sedang diteliti sehingga dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pendukung

data Oleh karena pentingnya melihat hasil penelitian yang terdahulu maka

43

peneliti akan memaparkan setidaknya dua hasil penelitian yang sudah ada

Pemaparan hasil penelitian akan dijelaskan di bawah ini

1) Peneliti Pertama

Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Marino Y Cristanti

Marbun tahun 2013 dengan judul peranan koordinasi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam upaya

penanggulangan bencana banjir di kota Medan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Medan dalam upaya penanggulangan bencana banjir Dari hasil

penelitian ini didapat beberapa temuan diantaranya yaitu Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan belum

melakukan koordinasi sesuai tupoksi koordinasi yang dilakukan

bersifat arahanhimbauan berupa surat dan koordinasi Pemerintah

Kota Medan dalam pemberian bantuan logistik kepada masyarakat

korban banjir berjalan kurang baik

2) Peneliti Kedua

Penelitian yang dilakukan oleh Chandra Yudiana Efendi jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Komputer Indonesia mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Wilayah

kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun 2012 Penelitian ini

menggunakan teori kinerja organisasi publik menurut Dwiyanto yang

terdiri dari lima indikator yaitu produktivitas kualitas layanan

44

responsivitas responsibilitas dan akuntabilitas Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif Dari hasil

penelitian menunjukan (1) Produktivitas kinerja BPBD Kabupaten

Bandung sudah cukup baik (2) Kualitas layanan kinerja BPBD

Kabupaten Bandung cukup baik dilihat dari adanya fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi serta adanya diklat kepada aparatur dan

masyarakat (3) Responsivitas kepada masyarakat di wilayah

kecamatan Baleendah cukup baik hal tersebut di lihat dari adanya

peringatan dini dan tanggap darurat serta pemenuhan akan kebutuhan

masyarakat yang terkena banjir (4) Responsibilitas BPBD Kabupaten

Bandung berjalan cukup baik karena sudah sesuai dengan SOP (5)

Akuntabilitas kinerja BPBD Kabupaten Bandung sudah baik dilihatnya

dari tercapainya sasaran dari kegiatan atau program Dengan demikian

dalam penelitian kinerja BPBD Kabupaten Bandung dalam upaya

penanggulangan banjir di wilayah Baleendah dinilai sudah cukup baik

3) Peneliti yang Bersangkutan (Mahasiswa)

Penelitian ini berjudul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak Sedangkan

metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif

45

Peneliti menemukan beberapa permasalahan terkait dengan kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

dalam upaya penaggulangan bencana banjir di Kabuapten Lebak

Permasalahannya yaitu Keterbatasan jaringan informasi dan

komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan

kepada masyarakat Sumber daya manusia atau aparatur BPBD

Kabupaten Lebak yang terbatas Keterbatasan sarana dan prasarana

dalam penanggulangan bencana banjir Belum adanya Peraturan

Daerah tentang Pendanaan Bencana dan Ketidakefektifan sosialisasi

penanggulangan bencana banjir

23 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan

sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari kinerja

BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir maka dalam

penelitian ini dibuatkanlah kerangka berfikir Sehingga dengan adanya kerangka

berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian

Menurut Sugiyono (201065) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting Oleh

karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka

46

berfikir Adapun permasalahan-permasalahan yang ada terkait kinerja BPBD

Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir diantaranya

1) Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2) Sumber daya manusia atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang

terbatas

3) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana

banjir

4) Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5) Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya bencana banjir

6) Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka

kiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja BPBD yang optimal dalam

penanggulangan bencana banjir Di bawah ini akan dikemukakan mengenai

indikator kinerja yang menjadi titik acuan untuk mengetahui kinerja BPBD

dengan menggunakan indikator kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo (2011102) yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Indikator kinerja organisasi yang telah disebutkan di atas dinilai dan

dianggap lebih rasional dan tepat untuk menjawab permasalahan-permasalahan

47

yang ada pada kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana banjir Dengan

diadakannya pengukuran kinerja sesuai indikator kinerja organisasi yang telah

disebutkan di atas maka diharapkan BPBD kabupaten Lebak lebih optimal lagi

dalam penanggulangan bencana banjir khususnya di kecamatan Rangkasbitung

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat di lihat pada gambar 23 di bawah

ini

48

Gambar 23

Kerangka Berfikir

Gambar 23 Kerangka Berfikir

Identifikasi Masalah

1 Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam

penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat

2 SDM atau aparatur BPBD Kabupaten Lebak yang terbatas

3 Keterbatasan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana banjir

4 Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pendanaan Bencana

5 Ketidakefektifan sosialisasi penanggulangan bencana banjir

Kinerja Organisasi

1 Tujuan

2 Standar

3 Alatsarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

(Hersey Blanchard dan Johnson dalam buku Wibowo 2011102)

Terwujudnya Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak Yang Optimal

Penyelenggaraan BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Di Kabupaten Lebak

49

24 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya Hipotesis memberi hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang akan

digunakan sebagai dasar argumentasi Pada penelitian ini hipotesis yang

digunakan oleh peneliti adalah hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah deskriptif

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir maka pada penelitian

ini hipotesis yang akan diambil yaitu

Hipotesis nol ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling rendah atau sama dengan

65 dari nilai idealnya 100 rdquo

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

H0 micro gt 65

Ha micro lt 65

50

Dari hipotesis di atas maka peneliti menentukan dan mengambil salah

satu hipotesis untuk penelitian yaitu

Ha micro lt 65

Hipotesis alternatif ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak paling tinggi 65 dari nilai

idealnya 100rdquo

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (20101) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Berdasarkan tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu

cara ilmiah tujuan dan kegunaan Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis Rasional

berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati

oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian

itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis

Sedangkan Usman dan Setadi Akbar (201141) mengemukakan bahwa

metodologi penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian Ditinjau dari filsafat metodologi

penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu yang menyangkut bagaimana

kita mengadakan penelitian

Untuk menemukan jawaban dalam masalah-masalah tujuan dan manfaat

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka metode penelitian yang berjudul

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam

52

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Menurut Sugiyono (20078) Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatifstatistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

Irawan (2006108) menjelaskan bahwa metode deskriptif digunakan untuk

mengkaji sesuatu seperti apa adanya (variabel tunggal) atau pola hubungan

(korelasional) antara dua atau lebih variabel Sedangkan menurut Suryabarata

(199224) metode penelitian deskriptif adalah penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan

terorganisasi menganai unit tersebut

32 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

adalah organisasi BPBD Kabupaten Lebak dan masyarakat Kabupaten Lebak

yang mengharapkan pelayanan dalam bidang penanggulangan bencana banjir

berjalan dengan baik dan terwujudnya masyarakat yang tangguh akan bencana

53

33 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD)

Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini penetapan

lokasi terdapat di daerah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah rawan akan

bencana banjir Daerah rawan bencana banjir di Kabupaten Lebak terdapat 15

Kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan yang berada di Kabupaten

Lebak yakni

1 Kecamatan Rangkasbitung

2 Kecamatan Kalanganyar

3 Kecamatan Cibadak

4 Kecamatan Cimarga

5 Kecamatan Leuwidamar

6 Kecamatan Banjarsari

7 Kecamatan Lebak Gedong

8 Kecamatan Panggarangan

9 Kecamatan Wanasalam

10 Kecamatan Gunung Kencana

11 Kecamatan Cilograng

12 Kecamatan Muncang

13 Kecamatan Cikulur

14 Kecamtan Sobang dan

15 Kecamatan Cibeber

54

34 Variabel Penelitian

341 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini adalah Kinerja Organisasi Pelayanan Publik

organisasi pelayanan publik yang dimaksud adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dengan lokus penelitian di Kabupaten Lebak Sehingga

peneliti menentukan teori yang dapat menguji kinerja dari organisasi pelayanan

publik tersebut berdasarkan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti pada

tahap observasi lapangan Berdasarkan permasalahan di lapangan maka peneliti

memutuskan untuk menggunakan teori indikator kinerja menurut Hersey

Blancharddan Johnson untuk mengetahui kinerja BPBD dalam penanggulangan

bencana banjir di Kabupaten Lebak Indikator kinerja menurut Hersey Blanchard

dan Johnson yaitu

1 Tujuan

2 Standar

3 Alat atau sarana

4 Kompetensi

5 Motif

6 Peluang

7 Umpan Balik

Dari ketujuh indikator tersebut dapat dijabarkan kedalam sub indikator

yang kemudian dijadikan pertanyaan-pertanyaan pada instrumen penelitian untuk

mengukur kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

55

342 Definisi Operasional

Adapun pada penelitian kinerja BPBD dalam penanggulangan bencana

banjir di Kabupaten Lebak yang menjadi variabel adalah kinerja BPBD dalam

penanggulangan bencana banjir Teori yang digunakan adalah indikator kinerja

menurutHersey Blancharddan Johnson Seperti yang dijelaskan sebelumnya

maka setiap indikator teori akan dijabarkan menjadi sub indikator yang kemudian

dijadikan pertanyaan pada instrumen penelitian

35 Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

alam maupun sosial Oleh karena itu maka diperlukan alat ukur yang baik yang

selanjutnya dinamakan sebagai instrumen Menurut Sugiyono (2010119)

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

angket dengan satu variabel dan menggunakan skala Likert dalam pengukuran

jawaban dari para responden Dengan skala Likert maka variabel yang akan

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel Kemudian indikator tersebut

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item instumen dalam bentuk

pertanyaan Jawaban setiap item instrumen memliki tingkatan nilai dari sangat

positif sampai sangat negatif

Sehingga untuk keperluan analisis kuantitatif anak jawaban dari setiap item

instrumen diberi skor dapat di lihat pada tabel 31 berikut ini

56

Tabel 31

Skoring Instrumen Penelitian

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber Sugiyono 2007

Untuk mempermudah dalam menemukan jawaban atas masalah yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka berikut ini peneliti sajikan operasional

variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen yang dapat dilihat pada Tabel32 berikut

ini

57

Tabel 32

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Butir Skala

Kinerja Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

(BPBD) Dalam

Penanggulangan

Bencana Banjir

Di Kabupaten

Lebak

Tujuan 1 Pengurangan Risiko

Bencana (Pra bencana)

2 Penanganan kedaruratan

(saat Bencana)

3 Pemulihan (Pasca

Bencana)

123

Likert

Standar 1 Standar Operating

Procedure (SOP)

4 5 6

Alat atau sarana 1 Kelengkapan peralatan

penanggulangan bencana

2 Alat Komunikasi

3 Tempat penyimpanan alat

dan logistic

7 8 9

Kompetensi 1 Kemampuan aparatur

2 Kesesuaian aparatur

dengan fungsi tugas

10 11

12

Motif 1 Motivasi dalam

penanggulangan bencana

3 Prilaku aparatur

4 Sosialisasi Bencana

banjir

13 14

15

Peluang 1 Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

2 Solusi Bencana Banjir

3 Partisipasi Masyarakat

16 17

18

Umpan Balik 1 Pelaporan hasil kegatan

2 Penilaian kinerja

3 Tindak lanjut hasil

kegiatan

19 20

21

Sumber Peneliti 2014

36 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (200890) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

58

kesimpulannya Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di

mana penyelidik tertarik

Sejalan dengan Irawan (2006113) populasi (validitas eksternal) adalah

keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran generalisasi Maka peneliti

mengambil sampel kemudian menelitinya sebagai generalisasi populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten

Lebak yang terkena dampak bencana banjir Peneliti mengambil populasi 15

kecamatan dari jumlah keseluruhan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak Hal ini

dikarenakan tidak semua wilayah di Kabupaten Lebak terkena dampak bencana

banjir dan data tersebut didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kabupaten Lebak Jumlah populasi dari 15 Kecamatan sebesar 734402 jiwa data

ini didapat dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak

Untuk mendapatkan sampel yang representatif peneliti menggunakan rumus

untuk mencari data yang lebih akurat Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kesalahan sebesar 10 sebagai berikut

Keterangan

n ukuran sampel

N ukuran populasi

e sampling error(10)

N

n gt

1+Ne2

59

Dapat dihitung berikut ini

n gt N gt 734402

1+ Ne2 1 + (734402)(01)

2

gt 734402

1 + 734402

gt 734402

734502

gt 999

asymp 100

Berdasarkan penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dengan

taraf kesalahan 10 di atas maka didapatkan sampel sebesar 100 orang

Kemudian dalam penentuan teknik sampling peneliti menggunakan teknik

proportional cluster random sampling Dimana sampel dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan

proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan

proporsinya masing-masing dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar

kecilnya sub populasi sehingga nantinya jumlah sampel yang diambil akan

menghasilkan sampel yang representatif Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

33 di bawah ini

60

Tabel 33

Perhitungan Sampel

No Populasi Jumlah Perhitungan

Hasil

Akhir

1 Kec Rangkasbitung 120808 120808

734402x 100 = 016 x 100 16

2 Kec Kalanganyar 33119 33119

734402x 100 = 005 x 100 5

3 Kecamatan Cibadak 60130 60130

734402x 100 = 008 x 100 8

4 Kec Cimarga 63164 63164

734402x 100 = 009 x 100 9

5 Kec Leuwidamar 52244 52244

734402x 100 = 007 x 100 7

6 Kec Banjarsari 59488 59488

734402x 100 = 008 x 100 8

7 Kec Lebak Gedong 22280 22280

734402X 100 = 003 x 100

3

8 Kec Panggarangan 36553 36553

734402X 100 = 005 X 100

5

9 Kec Wanasalam 53184 53184

734402X 100 = 007 X 100

7

10 Kec Gunung Kencana 33852 33852

734402x 100 = 005 x 100

5

11 Kec Cilograng 32861 32861

734402x 100 = 004 x 100

4

12 Kec Muncang 32751 32751

734402 x 100 = 004 x 100

4

13 Kec Cikulur 48303 48303

734402 x 100 = 007 x 100

7

14 Kec Sobang 29402 29402

734402x 100 = 004 x 100

4

15 Kec Cibeber 56263 56263

734402x 100 = 008 x 100

8

Jumlah sum 734402 100

Sumber Peneliti 2014

61

37 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan Pada penelitian kuantitatif pengolahan data secara umum

dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing) proses pemberian identitas

(coding) dan proses pembeberan (tabulating)

1 Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan Proses editing dimulai dengan memberi

identitas pada instrumen yang telah terjawab Kemudian memeriksa

satu per satu lembaran instrumen pengumpulan data kemudian

memeriksa poin-poin serta jawaban yang tersedia Apabila terjadi

kejanggalan pada instrumen tersebut berilah identitas tertentu pada

instrumen dan poin yang janggal tersebut

2 Coding

Setelah tahap editing selesai dilakukan kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memilki

arti tertentu pada saat dianalisis

3 Tabulating

62

Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data Maksud

tabulating adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan

mengatur angka-angka serta menghitungnya

Setelah data selesai diolah maka tahap berikutnya yaitu analisis data

Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan

data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah

dipahami oleh pembaca

Di dalam penelitian ini data yang diteliti yaitu data interval adalah data

yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai 0 (nol) absolutmutlak Kemudian

hipotesis yang terdapat di dalam penelitian ini yaitu hipotesis deskriptif yaitu

jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu yang berkenaan dengan

variabel mandiri Oleh karena itu di dalam pengujian hipotesis deskriptif tersebut

dipakai t-test satu sampel sebagai berikut

Keterangan

t = nilai t yang dihitung

π = rata-rata hitung

micro0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku

n = jumlah anggota sampel

38 Jadwal Penelitian

63

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 33 berikut

ini

Tabel 33

Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun Tahun

2014 2015

Feb Mar Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb

1 Observasi Awal

2 Pengurusan Perizinan

3 Tahap Penyusunan Proposal

Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Revisi Proposal

6 Pengolahan dan analisis data

7 Penyusunan Laporan Akhir

8 Sidang Skripsi

9 Revisi Laporan

Sumber Peneliti 2015

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

41 Deskripsi Obyek Penelitian

411 Deskripsi Kabupaten Lebak

Gambar 41

Peta Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten yang berada di Wilayah

Provinsi Banten Kabupaten Lebak terletak antara 6deg18rsquo-7deg00rsquo Lintang Selatan

dan 105deg25rsquo-106deg30rsquo Bujur Timur dengan luas wilayah 304472 Ha (304472

KM2) yang terdiri dari 28 Kecamatan dengan 340 desa dan 5 Kelurahan

Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah administratifyaitu Sebelah Utara

Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan Samudera Indonesia Sebelah

Barat Kabupaten Pandeglang Sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Sukabumi

Kecamatan paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Cibeber dan Paling kecil

luas wilayahnya adalah Kecamatan Kalanganyar

64

65

Penduduk Kabupaten Lebak menurut Sensus Penduduk 2014 berjumlah

1258637orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lebak

tahun 2014 data penduduk di Kabupaten Lebak dapat di lihat pada tabel 41 di

bawah ini

Tabel 41

Jumlah Penduduk Kabupaten Lebak Tahun 2014

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Malingping 32584 31137 63721

Wanasalam 27316 25868 53184

Panggarangan 18587 17966 36553

Cihara 15709 14901 30610

Bayah 21420 20817 42237

Cilograng 16939 15922 32861

Cibeber 28741 27522 56263

Cijaku 14105 13749 27854

Cigemblong 10336 9921 20254

Banjarsari 30477 29011 59488

Cileles 24624 23772 59488

Gunung Kencana 17438 16414 33852

Bojongmanik 11233 10753 21986

Cirinten 13412 12216 25673

Leuwidamar 26764 25480 52244

Muncang 16768 15983 32751

Sobang 15081 14321 29402

Cipanas 24006 23038 47044

Lebakgedong 11637 10643 22280

Sajira 24626 23430 48056

Cimarga 32234 30930 63164

Cikulur 24476 23827 48303

Warunggunung 27662 26172 53834

Cibadak 30952 29178 60130

Rangkasbitung 62030 58778 120808

Kalanganyar 17246 15873 33119

Maja 27294 25058 52352

Curugbitung 16128 14998 31126

Total 1258637

(Sumber httplebakkabbpsgoid)

66

Dari data di atas dapat di lihat bahwa penduduk Kecamatan

Rangkasbitung yang memiliki penduduk paling banyak dengan jumlah 120808

orang Sementara jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan

Cigemblong dengan jumlah penduduk 20 254 orang

412 Deskripsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak

Berdasarkan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana penyelenggaraan penanggulangan

bencana diharapkan semakin baik karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 memiliki tugas

sebagai penyelenggara penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Lebak yang

dilakukan secara terarah terkoordinasi dan terpadu mulai sejak penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

413 Visi dan Misi BPBD Kabupaten Lebak

Penetapan visi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu

organisasi karena dengan visi tersebut akan dapat mencerminkan apa yang hendak

dicapai oleh organisasi serta memberikan arah dan fokus strategis yang

berorientasi terhadap masa depan pembangunan dan bahkan menjamin

kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi

67

Visi yang ditetapkan mencerminkan gambaran peran dan kondisi yang

ingin diwujudkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masa

depan Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan visi Pemerintah Kabupaten

Lebak maka visi BPBD Kabupaten Lebak adalah ldquoKabupaten Lebak yang siaga

tangguh dan berakhlak dalam penenggulangan bencana

Sedangkan Misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak yaitu

1 Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan dalam

penanggulangan bencana

2 Membangun kesipasiagaan daerah dalam mengurangi resiko bencana

melalui penyusunan mekanisme penanggulangan bencana yang holistik

terencana dan terpadu

3 Membangun budaya keselamatan dan ketahanan untuk masyarakat

Kabupaten Lebak dengan menggunakan pengetahuan inovasi dan

pendidikan

414 Tugas Pokok dan Fungsi BPBD Kabupaten Lebak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak

merupakan unsur pelaksana bidang penanggulangan bencana dipimpin oleh

kepala badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah BPBD Kabupaten Lebak mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana

melaksanakan urusan kebencanaan berdasarkan azas otonomi dan tugas

68

pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi

Banten

Adapun tugas BPBD Kabupaten Lebak mengacu kepada Peraturan Daerah

Kabupaten Lebak Nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak diantaranya

yaitu

1 Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah dan Badan Nasional

Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana

penanganan darurat rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara

2 Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan perundang-undangan

3 Menyusun menetapkan dan menginformasikan peta relawan bencana

4 Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana

5 Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi

darurat bencana

6 Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7 Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan sumber lain yang sah

8 Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

69

Sedangkan fungsi BPBD Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugas

mempunyai fungsi yaitu

1 Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat efektif dan

efisien dan

2 Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana terpadu dan menyeluruh

415 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Struktur organisasi BPBD Kabupaten Lebak mengacu pada Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Berikut bagan struktur

organisasi BPBD Kabupaten Lebak

Gambar 41

Struktur Organisasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak

Kepala Badan

Unsur Pengarah Kepala Pelaksana

Seksi

pencegahan dan

kesiapsiagaan

Seksi

Rehabilitasi

dan

Rekonstruksi

Seksi

Kedaruratan

dan Logistik

Sekretaris

70

1 Kepala Badan Pelaksana

Mempunyai tugas

(1) Pengordinasian perencanaan pembinaan dan pengendalian terhadap

program administrasi dan sumber daya serta kerja sama BPBD

Kabupaten

(2) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan

mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan

masyarakat

(3) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

(4) Pengordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan

pada pascabencana

2 Sekretariat

Mempunyai tugas

(1) Pengoordinasian sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BPBD

Kabupaten Lebak

(2) Pengoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BPBD

Kabupaten

(3) Pembinaan dan Pelayanan administrasi ketatausahaan hukum dan

pertaturan perundang-undangan organisasi tata laksana kepegawaian

keuangan dan persesdiaan perlengkapan dan rumah tangga BPBD

(4) Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD Kabupaten

71

(5) Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah

penanggulangan bencana

(6) Pengoordinasian dalam penyususnan laporan BPBD Kabupaten

3 Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang pencegahan mitigasi dan

kesipasiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(2) Pengkoordinasian di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

(3) Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi terkait di bidang

pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta

pemberdayaan masyarakat

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang pencegahan mitigasi dan kesiapsiagaan

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4 Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat penanganan

pengungsi dan dukungan logistik

72

(3) Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat

(4) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada

saat tanggap darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

(5) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum di bidang penangglangna bencana pada saat tanggap

darurat penanganan pengungsi dan dukungan logistik

5 Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas

(1) Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca

bencana

(2) Mengkoordinasikan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pascabencana

(3) Pelaksanaan hubungan di bidang penanggulangan bencana pada

pascabencana

(4) Pemantauan evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan umum

42 Pengujian Persyaratan Statistik

421 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif sebelum

mengolah data hasil koesioner jawaban dari responden maka harus melakukan uji

validitas instrument Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

73

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurnya Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu koesioner

Kevaliditasan suatu instrument menggambarkan bahwa suatu instrument

benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam

penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran

Untuk mengetahui butiritem dari instrument yang telah dibuat itu valid

atau tidak valid dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

dengan skor total Pengujiannya dilakukan dengan menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut

Keterangan

r = Koefisien Korelasi Product Moment

n = Jumlah Sampel

sum xy= Jumlah hasil kali skor pertanyaan dengan total

sumy = Jumlah skor total

sumx = Jumlah skor per item pertanyaan

sumx2 = Jumlah skor item yang dikuadratkan

sumy2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan

74

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSSperhitungan

korelasi yang dilakukan hasilnya dapat dilihat pada tabel 42 di bawah ini

Tabel 42

Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS V16)

No r hitung r tabel Keterangan

1 0442 0195 Valid

2 0221 0195 Valid

3 0650 0195 Valid

4 0435 0195 Valid

5 0579 0195 Valid

6 0531 0195 Valid

7 0676 0195 Valid

8 0529 0195 Valid

9 0602 0195 Valid

10 0608 0195 Valid

11 0674 0195 Valid

12 0510 0195 Valid

13 0625 0195 Valid

14 0584 0195 Valid

15 0556 0195 Valid

16 0605 0195 Valid

17 0594 0195 Valid

18 0197 0195 Valid

19 0539 0195 Valid

20 0457 0195 Valid

21 0299 0195 Valid

Dikatakan valid jika rhitung gt r tabel maka rtabel sudah ditentukan sebesar

0195 dan taraf signifikansi sebesar 5 Sementara itu sampel dalam penelitian

ini berjumlah 100 responden Berdasarkan uji validitas pada tabel di atas dapat di

lihat rhitung dari seluruh instrumen lebih besar dari r tabel dan menunjukan bahwa

seluruh responden yang berjumlah 94 orang dapat menjawab pertanyaan

penelitian yang dapat dikatakan valid Oleh karena itu jumlah instrumen

75

berdasarkan perhitungan tabel di atas dikatakan valid dan dapat digunakan dalam

penelitian

422 Uji Reliabilitas Instrumen

Pada tahap selanjutnya setelah melakukan uji validitas maka dilanjutkan

dengan uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel

Reliabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat

ukur Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha

Cronbach Alpha Cronbach yaitu penghitungan yang dilakukan dengan

menghitung rata-rata imterkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam

koesioner dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 030 (Purwanto

2007181) Pengukurannya berdasarkan alpha cronbach 0 sampai 1 Apabila

dikelompokan maka skala tersebut dapat dikelompokan dalam lima kelas dengan

range yang sama dan ukuran kemantapan alpha tersebut dapat diinterpretasikan

1 Nilai Alpha Cronbach 000 sd 020 berarti kurang reliabel

2 Nilai Alpha Cronbach 021 sd 040 berarti agak reliabel

3 Nilai Alpha Cronbach 042 sd 060 berarti cukup reliabel

4 Nilai Alpha Cronbach 061 sd 080 berarti reliabel

5 Nilai Alpha Cronbach 081 sd 100 berarti sangat relabel

76

Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16 dan diperoleh

sebagai berikut

Tabel 43

Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS V 16)

Case Processing Summary

N

Cases Valid 100 1000

Excludeda 0 0

Total 100 1000

a Listwise deletion based on all variables in the

procedure

Tabel 44

Reliability Statistic

Cronbachs

Alpha N of Items

740 22

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada tabel 44 dapat dilihat bahwa

nilai Alpha Cronbach 0740 Sementara dalam pengelompokan skala yang telah

dipaparkan sebelumnya yaitu pengelompokan skala 5 dalam buku Triton bahwa

nilai 0740 masuk dalam skala ke 4 yaitu 061 ndash 080 yang berarti reliabel

Sehingga pada hasil akhirnya bahwa insrumen penelitian ini reliabel

43 Deskripsi Data

431 Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Lebak yang

tersebar di 15 Kecamatan dengan jumlah populasi sebesar 734402 orang Dengan

77

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 maka jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang Kemudian teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional cluster random

sampling dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan

besaran sampel atas besaran populasi Dikatakan proportional cluster random

sampling karena populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing

dalam penelitian Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub

populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif

Pada pengisian koesioner responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin dan

pekerjaan Berikut ini peneliti akan memapaparkan identitas responden dengan

diagram batang

78

Diagram 41

Jenis Kelamin Responden

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 41 di atas dapat diketahui bahwa 61 responden (61)

adalah responden berjenis kelamin laki-laki 39 responden (39) adalah berjenis

kelamin perempuan Berdasarkan pengumpulan dan olah data hasil kuesioner

menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir di Kabupaten Lebak didominasi oleh laki-laki dengan selisih perbedaan

22 dari responden yang berjenis kelamin perempuan

Sedangkan identitas diri responden terkait dengan pekerjaan dapat dilihat

pada diagram 42 di bawah ini

(61)

(39)

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki-laki Perempuan

79

Diagram 42

Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014

Dari diagram 42 di atas dapat di lihat bahwasannya responden

berdasarkan pekerjaan meliputi petani sebanyak 53 responden (53) 26

responden (26) dengan status pekerjaan wiraswasta 10 responden (10)

dengan status pekerjaan sebagai pelajar kemudian 6 responden (6) bekerja

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 responden (5) bekerja sebagai buruh

Hasil pengumpulan dan olah data hasil koesioner menunjukan bahwa responden

didominasi atau yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani dan yang paling

rendah adalah responden yang bekerja sebagai buruh

(6)

(26)

(53)

(10)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

PNS Wiraswasta Petani Pelajar Buruh

80

432 Analisis Data

Pada analisis data peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil

penyebaran koesioner kepada masyarakat Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

kecamatan saja dengan jumlah sampel 100 orang Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui jawaban mereka mengenai Kinerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dengan menggunakan data variabel dimana peneliti menggunakan teori Kinerja

Organisasi

Menurut Hersey Blancharddan Johnson yang dikutip oleh Wibowo

(2011102)terdapat tujuh indikator kinerja yaitu

1) Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh

seorang individu dan organisasi untuk dicapai Untuk mencapai tujuan

diperlukan kinerja individu kelompok dan organisasi Kinerja individu

maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang

diinginkan

2) Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat

dicapai Tanpa standar tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan

tercapai Kinerja seseorang dikatakan berhasil apabila mampu

memcapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara

atasan dan bawahan

3) Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses Alat atau saran

merupakan faktor penunjang untuk mencapai tujuan Tanpa alat atau

sarana tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya Tanpa alat atau sarana

tidak mungkin dapat melakukan pekerjaan

4) Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik

Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan

5) Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang memberikan pengakuan menetapkan

tujuan menantang menetapkan standar terjangkau meminta umpan

balik memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu

81

melakukan pekerjaan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan yang mengakibatkan disinsentif

6) Peluang pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukan

prestasi kerjanya Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada

adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat Jika pekerja dihindari

karena supervisor tidak percaya terhadap kualitas dan kepuasan

konsumen mereka secara efektif akan dihambat dari kemampuan

memenuhi syarat untuk berprestasi

7) Umpan balik antar tujuan standar dan umpan balik bersifat saling

terkait Umpan balik melaporkan kemajuan baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar

Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur

kemajuan kinerja standar kinerja dan pencapaian tujuan Dengan

umpan balik dilakukan evalusasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya

dapat dilakukan perbaikan kinerja

4321 Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Indikator Tujuan

Berdasarkan dari teori kinerja organisasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan indikator tujuan

Adapun jawaban dari responden berdasarkan pertanyaan yang berkaitan dengan

indikator tujuan akan dipaparkan di bawaha ini

Pertama jawaban responden dari pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi

pengurangan resiko bencanatelah dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lebak dapat

dilihat pada diagram 43 di bawah ini

82

Diagram 43

Kegiatan Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Telah Dilaksanakan

BPBD Kabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 43 di atas mengenai tanggapan atau jawaban dari

responden atas pertanyaan bahwa kegiatan sosialisasi tentang pengurangan resiko

bencana banji rtelah dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Lebak adalah 4

responden atau sekitar 4 menjawab sangat setuju 39 responden atau 39

menjawab setuju 52 responden atau 52 menjawab tidak setuju dan 5 responden

atau 5 menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian dapat dikatakan dan

diasumsikan bahwa secara mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh BPBD mengenai sosialisasi

pengurangan resiko bencana banjir Hal ini mengasumsikan bahwa BPBD belum

melaksanakan sosialisasi terkait pengurangan resiko bencana banjir yang belum

(4)

(39)

(52)

(5)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

83

dirasakan oleh sebagian masyarakat Adapun sebagian responden menjawab

setuju dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pengurangan resiko

bencana banjir oleh BPBD sudah dirasakan oleh masyarakat Tetapi dengan

banyaknya responden menjawab tidak setuju maka dapat diasumsikan bahwa

selama ini BPBD masih belum optimal dan menyeluruh dalam melaksanakan

kegiatan sosialisasi pengurangan resiko bencana banjir yang sudah menjadi tugas

dan tujuan organisasi tersebut

Selanjutnya diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan kedua

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

Diagram 44

Penanganan Kedaruratan Bencana Banjir Telah Dilaksanakan Oleh

BPBDKabupaten Lebak

Berdasarkan diagram 44 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan bahwa BPBD sudah melaksanakan tugas dalam penanganan

(11)

(53)

(35)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

84

kedaruratan bencana banjir adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju

53 responden (53) menjawab setuju 35 responden (35) menjawab tidak

setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian

secara mayoritas responden setuju bahwa BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan bencana banjir pada saat terjadinya bencana banjir Ini dikarenakan

bahwa pada saat bencana banjir terjadi BPBD sudah melaksanakan penanganan

kedaruratan untuk menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Lebak

Kemudian diagram hasil penelitian berdasarkan butir pertanyaan ketiga

dalam indikator tujuan berikut adalah diagram beserta pertanyaannya

85

Diagram 45

BPBD Menyelenggarakan Pemulihan Setelah Bencana Terjadi

Dari diagram 45 di atas dapat dilihat bahwa komposisi dari tanggapan

responden terkait apakah BPBD menyelenggarakan pemulihan (rekonstruksi)

setelah bencana banjir terjadi Tanggapan responden yaitu 2 responden (2)

menjawab sangat setuju 40 responden (40) menjawab setuju 52 responden

(52) menjawab tidak setuju dan 6 responden (6) menjawab sangat tidak

setuju Berdasarkan data tanggapan responden tersebut mayoritas menjawab tidak

setuju terkait bahwa BPBD sudah menyelenggarakan pemulihan setelah bencana

banjir terjadi Adapun sebagian masyarakat menjawab setuju karena ada sebagian

masyarakat yang telah merasakan pelayanan BPBD terkait pemulihan bencana

pada pasca bencana

(2)

(40)

(52)

(6)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

86

4322 Indikator Standar

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator standar berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 46

Penyelenggaraan Penanggulangan Banjir Sesuai Prosedur

Berdasarkan diagram 46 di atas dapat dilihat bahwa komposisi nilai dari

tanggapan responden terkait dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak sesuai prosedur adalah 3 responden (3)

menjawab sangat setuju 45 responden (45) menjawab setuju 51 responden

(51) menjawab tidak setuju dan 1 responden (1) menjawab sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden menjawab tidak setuju

terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sudah sesuai prosedur

Hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah

(3)

(45)

(51)

(1)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

87

masih belum sesuai prosedur Adapun responden yang menjawab setuju dengan

komposisi sebesar 45 dikarenakan sebagian responden menilai sudah sesuai

prosedur Hal ini dikarenakan keterbatasan pegawai BPBD dalam menjalankan

tugas masih kurang responsif

Selanjutnya berdasarkanhasil penelitian lapangan dari butir kedua dari

indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 47

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Mengedepankan

Keadilan

Berdasarkan diagram 47 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan penyelenggaraan BPBD dalam penanggulangan bencana banjir

mengedepankan keadilan adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38

responden (38) menjawab setuju 51 responden (51) menjawab tidak setuju

(3)

(38)

(51)

(8)

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

88

dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan

penyelenggaraan BPBD Kabupaten Lebak dalam penanggulangan bencana banjir

dengan mengedepankan keadilan Adapun responden menjawab setuju karena

sedikit dari mayoritas responden tidak merasakan hal tersebut bahkan responden

lebih menciptakan rasa aman terhadap apa yang mereka hadapi pada saat bencana

banjir terjadi

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator standar berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 48

Cepat dan Tanggap Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

Dari diagram 48 di atas mengenai tanggapan responden atas pertanyaan

bahwa BPBD Kabupaten Lebak cepat tanggap dalam penanggulangan bencana

(5)

(28)

(59)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

89

banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 28 responden (28)

menjawab setuju 59 responden (59) menjawab tidak setuju dan 8 responden

(8) menjawab sangat tidak setujuDengan demikian secara mayoritas responden

dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait dengan cepat tanggap dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir oleh BPBD Kabupaten Lebak

Adapun responden yang menjawab setuju karena responden merasakan pelayanan

yang cepat tanggap dari BPBD Kabupaten Lebak Karena berdasarkan prinsipnya

BPBD harus cepat tanggap dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

khususnya bencana banjir

4323 Indikator Alat atau Sarana

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator alat atau sarana berikut diagram dan pertanyaannya

Diagram 49

Peralatan Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Telah Lengkap

(3)

(31)

(54)

(12)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

90

Berdasarkan diagram 49 di atas mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan terkait dengan peralatan dalam penanggulangan bencana banjir

BPBD Kabupaten Lebak telah lengkap adalah 3 responden (3) menjawab

sangat setuju 31 responden (31) menjawab setuju 54 responden (54)

menjawab tidak setuju 12 responden (12) menjawab sangat setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

dikarenakan dalam penyelenggaraannya penanggulangan bencana banjir pihak

BPBD Kabupaten Lebak masih kekurangan akan kelengkapan peralatan dalam

penanggulangan banjir Adapun responden yang menjawab setuju dikarenakan

masyarakat di sebagian daerah merasakan kelengkapan peralatan BPBD dalam

penanggulangan banjir sudah memadai

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dari butir

kedua indokator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

91

Diagram 410

Alat Komunikasi dalam Memberikan Informasi Bencana Banjir Sudah

Memadai

Berdasarkan diagram 410 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait alat komunikasi dalam memberikan informasi bencana banjir

BPBD sudah memadai adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 39

responden (39) menjawab setuju 46 responden (46) menjawab tidak setuju

dan 10 responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju terkait kepemilikan

alat komunikasi dalam memberikan informasi kebencananaan Ini dikarenakan

responden menilai bahwa alat komunikasi BPBD dalam memberikan informasi

kebencanaan masih belum memadai

(5)

(39)

(46)

(10)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

92

Selanjutunya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir ketiga

indikator alat atau sarana berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 411

Tempat Penyimpanan Bantuan Logistik Sudah Memadai

Berdasarkan diagram 411 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden terkait tempat penyimpanan bantuan logistik di BPBD kabupaten

Lebak sudah memadai adalah 11 responden (11) menjawab sangat setuju 31

responden (31) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

responden menilai bahwa BPBD masih belum memilliki tempat yang memadai

untuk penyimpanan bantuan logistic bencana

(11)

(31)

(45)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

93

4324 Indikator Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 412

BPBD Memiliki Kemampuan Yang Baik dalam Penyelenggaraan Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 412 di atas mengenai BPBD Kabupaten Lebak

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 33 responden (33)

menjawab setuju 47 responden (47) menjawab tidak setuju dan 13 responden

(13) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju atas BPBD Kabupaten Lebak

(7)

(33)

(47)

(13)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

94

memiliki kemampuan yang baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

banjir

Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir kedua dari

indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 413

BPBD Selalu Memeberikan Informasi Setiap Akan Terjadinya Bencana

Banjir

Berdasarkan diagram 413 di atas mengenai tanggapan responden atas

BPBD Kabupaten Lebak selalu memberikan informasi setiap akan terjadinya

bencana banjir adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju 38 responden

(38) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan responden

(4)

(38)

(49)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

95

menilai bahwa dalam pelaksanaannya BPBD Kabupaten Lebak belum

memberikan informasi terkait akan terjadinya bencana banjir ini dikarenakan

BPBD masih belum memiliki alat komunikasi yang memadai dalam pemberian

informasi kepada masyarakat Selain itu pula belum berjalannya komunitas

masyarakat tangguh bencana di tiap daerah rawan bencana banjir Sehingga dalam

pemberian informasi masih belum optimal

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir

ketiga dari indikator kompetensi berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 414

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir Sesuai Tugas dan Fungsi

Dari diagram 414 di atas dapat dilihat mengenai tanggapan responden atas

pertanyaan setujukah penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsi adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 38 responden

(3)

(38)

(50)

(9)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Series1

96

(38) menjawab setuju 50 responden (50) menjawab tidak setuju dan 9

responden (9) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas

responden mengasumsikan tidak setuju akan penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir sesuai tugas dan fungsi Ini dikarenakan masyarakat menilai dalam

pelaksanaannya BPBD yang seharusnya menjadi koordinator dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana namun realitanya yang menjadi

koordinator dari pihak militer

4325 Indikator Motif

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator kompetensi berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 415

BPBD Telah Memberikan Penyuluhan Mengenai Bahaya Bencana Banjir

(7)

(43)(45)

(5)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

97

Dari diagram 415 di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

mengenai pertanyaan mengenai BPBD telah memberikan penyuluhan mengenai

bahaya bencana banjir adalah 7 responden (7) menjawab sangat setuju 43

responden (43) menjawab setuju 45 responden (45) menjawab tidak setuju

dan 5 responden (5) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

prosentase dapat dikatakan responden menjawab tidak setuju bahwa penyuluhan

mengenai bahaya bencana banjir telah dilaksanakan oleh BPBD Adapun

responden yang menjawab setuju karena sebagian masyarakat di Kabupaten

Lebak telah mengikuti penyuluhan bahayanya bencana banjir yang dilakukan oleh

BPBD

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua dari indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 416

BPBD Memiliki Motivasi tinggi Dalam Penanggulangan Bencana Banjir

(3)

(40)

(49)

(8)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

98

Berdasarkan diagram 416 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD selama ini memiliki motivasi tinggi dalam

penangggulangan bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat

setuju 40 responden (40) menjawab setuju 49 responden (49) menjawab

tidak setuju dan 8 responden (8) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju

Adapun responden yang menjawab setuju karena menilai bahwa BPBD dalam

menjalankan tugas telah memiliki motivasi dalam penanggulangan bencana banjir

Sementara itu berikutnya hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator motif berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 417

Aparatur BPBD Kabupaten Lebak Berprilaku Sukarela dalam

Penanggulangan Bencana Banjir

(5)

(33)

(52)

(10)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

99

Dari diagram 417 di atas dapat di lihat mengenai tanggapan responden

atas pertaanyaan bahwa BPBD berprilaku sukarela dalam penanggulangan

bencana banjir adalah 5 responden (5) menjawab sangat setuju 33 responden

(33) menjawab setuju 52 responden (52) menjawab tidak setuju dan 10

responden (10) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Hal ini dikarenakan

aparatur BPBD masih belum berprilaku sukarela dalam penyelenggaraan

penanggulangan banjir

4326 Indikator Peluang

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator peluang berikut daigram dan pertanyaannya

100

Diagram 418

BPBD Lebak Telah Memberikan Pelatihan Kepada Komunitas Masyarakat

Tangguh Bencana

Berdasarkan diagram 418 di atas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan pelatihan kepada komunitas

masyarakat tangguh bencana adalah 4 responden (4) menjawab sangat setuju

30 responden (30) menjawab setuju 53 responden (53) menjawab tidak

setuju 13 responden (13) menjawab sangat tidak setuju Secara mayoritas

responden dapat dikatakan menjawan tidak setuju dengan pernyataan bahwa

BPBD telah memberikan pelatihan kepada Komunitas Masyarakat Tangguh

Bencana Hal ini dikarenakan bahwa pihak BPBD hanya mensosialisasikan terkait

bencana banjir dan masih belum memberikan pelatihan yang intensif terhadap

komunitas tangguh bencana

(4)

(30)

(53)

(13)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

101

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian lapangan dari butir kedua

indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 419

BPBD Telah Memberikan Solusi akan Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 419 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan bahwa BPBD telah memberikan solusi akan bencana banjir adalah 6

responden (6) menjawab sangat setuju 37 responden (37) menjawab setuju

43 responden (43) menjawab tidak setuju dan 14 responden (14) sangat tidak

setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab

tidak setuju dengan pertnyaataan bahwa BPBD telah memberikan solsusi akan

bencana banjir Ini dikarenakan BPBD hanya menyelenggrakan penanggulangan

bencana dan belum memberikan solusi terkait bencana banjir

6(6)

37(37)

(43)

(14)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

102

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

ketiga indikator peluang berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 420

BPBD Memberikan Kebebasan Kepada Masyarakat Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 420 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD Memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir adalah 15 responden (15) menjawab sangat

setuju 51 responden (51) menjawab setuju 31 responden (31) menjawab

tidak setuju dan 3 responden (3) menjawab sangat tidak setuju Dengan

demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan menjawab setuju Ini

dikarenakan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana banjir dari mulai

(15)

(51)

(31)

(3)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

103

evakuasi hingga pemulihan bencana masyarakat diberikan kebebasan untuk

bergabung dalam penggulangan bencana banjir sebagai rasa kemanusiaan

4327 Indikator Umpan Balik

Berdasarkan hasil penelitian lapangan diperoleh hasil penelitian

berdasarkan indikator umpan balik berikut daigram dan pertanyaannya

Diagram 421

BPBD Selalu Memberikan Informasi Hasil Kegiatan Penanggulangan

Bencana Banjir

Berdasarkan diagram 421 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu memberikan informasi hasil kegiatan penanggulangan

bencana banjir adalah 3 responden (3) menjawab sangat setuju 28 responden

(28) menjawab setuju 54 responden (54) menjawab tidak setuju dan 15

(3)

(28)

(54)

(15)

0

10

20

30

40

50

60

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

104

responden (15) menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara

mayoritas responden dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan

dalam pemberian informasi hasil kegiatan penanggulangan bencana banjir tidak

seluruh atau semuanya diketahui oleh masyarakat

Kemudian selanjutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir

kedua indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 422

BPBD Selalu Melaksanakan Penilaian Atas Prestasi Kerja

Berdasarkan diagram 422 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

adalah 1 responden (1) menjawab sangat setuju 23 responden (23) menjawab

setuju 72 responden (72) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4)

menjawab sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden

(1)

(23)

(72)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

105

dapat dikatakan menjawab tidak setuju Ini dikarenakan dalam pelaksanaan

evaluasi atau penilaian kinerja masih belum berjalan dengan baik dan masyarakat

masih belum melihat perubahan-perubahan yang signifikan

Berikutnya berdasarkan hasil penelitian di lapangan dari butir ketiga

indikator umpan balik berikut adalah diagram dan pertanyaannya

Diagram 423

BPBD Perlu Menindaklanjuti Kegiatan Yang Dilaksanakan

Berdasarkan diagram 423 diatas mengenai tanggapan responden atas

pernyataan BPBD perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah

7 responden (7) menjawab sangat setuju 58 responden (58) menjawab setuju

31 responden (31) menjawab tidak setuju dan 4 responden (4) menjawab

sangat tidak setuju Dengan demikian secara mayoritas responden dapat dikatakan

menjawab setuju Ini dikarenakan dalam setiap kegiatan harus selalu ada tindak

(7)

(58)

(31)

(4)

0

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

106

lanjutnya agar nantinya dapat menciptakan suatu kegiatan yang lebih baik lagi di

masa yang akan datang Sehingga dalam pelaksanaannya BPBD dapat optimal dan

lebih responsif dalam penanggulangan bencana khususnya dalam penanggulangan

bencana banjir

44 Pengujian Hipotesis

Penelitian ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo ini memiliki

hipotesis sebagai berikut

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak paling tinggi

mencapai 65 dari nilai idealnya 100rdquo

Sementara tujuan daripada pengujian hipotesis ini yaitu untuk mengetahui

tingkat signifikansi dari hipotesis yang diajukan Pada tahap pengujian hipotesis

ini peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel

Berdasarkan penghitungan data skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 21 x

100 = 8400 Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

pernyataan yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan

skala Likert) 21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam

bentuk koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini Selanjutnya untuk jumlah skor penelitian (lihat di lampiran tabel

distrribusi data) adalah sebesar 5049 Dengan demikian maka nilai ldquoKinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

107

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo adalah 5049 8400 = 06010 maka diprosentasikan

60

Skor ideal untuk Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak adalah 4 x 21 x 100 = 8400

Keterangannya adalah 4 = nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban pernyataan

yang diajukan kepada responden (kriteria penilaian skor berdasarkan skala Likert)

21 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk

koesioner dan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian

ini dan nilai meannilai rata-rata adalah 8400 100 = 84 Sehingga untuk Kinerja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebak nilai yang dihipotesiskan tertinggi 65 dari yang

diharapkan Sementara nilai yang dihipotesiskan adalah 065 x 84 = 55 Untuk

perhitungan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut Ha untuk memprediksi

micro lebih kecil atau sama dengan 65 dari skor ideal

H0 = micro gt65 gt 065 x 84 = 55

Ha = micro lt 65 lt 065 x 84 = 55

Pengujian hipotesis menggunakan rumus t- test satu sampel dengan uji

pihak kiri adalah sebagai berikut

Diketahui

micro =5049

100

= 5049

micro0= 55

108

s =

n

s

x

s = 766

n = 100

ditanya t

t =

n

s

x

t = - 549 x 10

766

t = - 716

Dari hasil penghitungan di atas dapat dilihat bahwa nilai thitung adalah -

716 Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = (n ndash 1) = ( 100 ndash 1) = 99 dan taraf kesalahan = 10

untuk uji satu pihak kiri didapat nilai ttabel yaitu -1289 Karena nilai thitung lebih

kecil dari pada nilai ttabel (-716 lt -1289) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha

maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak Dapat dilihat

pada gambar 42 mengenai kurva daerah penerimaan Ha dan penolakan H0

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

ditemukan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak yaitu

5049

8400 x 100 = 6010

109

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak paling tinggi 65 dari nilai idealnya 100 dapat diterima atau dari

penghitungan sampel rata-rata menghasilkan nilai sebesar 6010 dibulatkan

menjadi 60 Berikut kurva daerah penerimaan Hipotesis alternatif (Ha) dan

daerah penerimaan H0

Gambar 42

Kurva Penerimaan dan Penerimaan H0

-716 0 1289

60 65

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa thitung ternyata jatuh pada

daerah penerimaan Ha dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak

45 Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak sebelumnya

telah mempunyai rumusan masalah deskriptif dan peneliti berusaha menjawab

perumusan masalah tersebut Rumusan masalah tersebut adalah ldquoSeberapa besar

Daerah penerimaan Ha

Daerah Penerimaan H0

110

Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Penanggulangan Bencana

Banjir Di Kabupaten Lebakrdquo

Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat dari pemaparan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-test satu

sampel dengan menguji pihak kiri bahwa harga thitung lebih kecil (lt) dari harga

ttabel dan itu dapat diartikan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak Karena dari hasil

pengujian menunjukan bahwa hipotesis mencapai 6010 dari angka yang

diharapkan 65

Berdasarkan dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa

ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebakrdquo mencapai 6010 dari angka tertinggi yang

dihipotesiskan yaitu 65 Ini berarti tingkat Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

masuk dalam kategori kurang baik Hal tersebut dapat dilihat pada pengkategorian

sebagai berikut

Kategori Instrumen

2100 4200 6300 8400

5049

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

111

Nilai 5049 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik maka

hasil di atas masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada

kategori kurang baik

46 Pembahasan

Berdasarkan teori kinerja organisasi menurut Hersey Blanchard dan

Johnson bahwa kinerja organisasi dapat diukur dari beberapa aspek diantaranya

tujuan standar alatsarana kompetensi motif peluang dan umpan balik

(Wibowo 2011102) Maka dengan teori kinerja organisasi tersebut dapat

mengukur dan menjelaskan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Penjelasan

dari hasil pengolahan data dari indikator kinerka organisasi tersebut lebih jelasnya

akan dipaparkan di bawah ini

1 Indikator Tujuan

Indikator tujuan berkaitan dengan tujuan pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten

Lebak yang diantaranya adalah berkaitan dengan pengurangan resiko

bencana pada saat prabencana penanganan kedaruratan saat bencana

terjadi dan pemulihan pada saat setelah terjadi bencana (pasca bencana)

Dalam hal ini masyarakat di Kabupaten Lebak merasakan akan adanya

pelayanan kebencanaan yang merupakan tugas dari BPBD khususnya

dalam bencana banjir Dari hasil pengolahan data dalam indikator tujuan

ini memuat 3 butir instrumen pertanyaandalam pengolahannya didapatkan

112

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator tujuan 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator tujuan yaitu sebesar

754 1200 = 063 x 100 = 63 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan Kabupaten Lebak baik Sebagaimana digambarkan

dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

754

Nilai 754 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati pada kategori baik

2 Indikator Standar

Indikator standar berkaitan dengan SOP (Standard Operating Procedure)

yang memuat mengenai pelayanan BPBD yang sesuai prosedur adil dan

tidak didkriminatif serta cepat dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data pada indikator standar ini

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

113

memuat 3 butir pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor

ideal indikator standar yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

indikator standar 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi

oleh responden yaitu sebesar 716 1200 x 100 = 60 Hal ini dapat

diartikan bahwa Kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator standar

Sebagaimana digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

716

Nilai 716 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

3 Indikator Alatsarana

Indikator Alatsarana merupakan indikator untuk mengukur terkait dengan

ketersediaannya kelengkapan peralatan penanggulangan bencana banjir

alat komunikasi dan tempat penyimpanan logistik untuk menunjang

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

114

Kinerja BPBD dalam Penaggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

Dari hasil pengolahan data pada indikator alatsarana ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

alatsarana yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator tujuan 100 =

jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 704 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator alatsarana Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

704

Nilai 704 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

4 Indikator Kompetensi

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

115

Indikator kompetensi berkaitan dengan kemampuan aparaturpegawai dan

kesesuaian pegawai dengan tugas dan fungsinya Dalam hal ini

kemampuan dan tugas pegawai BPBD terkait dalam penanggulangan

bencana banjir sudah mumpuni atau belum dalam menunjang kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari

hasil pengolahan data pada indikator kompetensi ini memuat 3 butir

pertanyaan Dalam pengolahannya diperoleh dari skor ideal indikator

kompetensi yaitu 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban

pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada

skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator kompetensi

100 = jumlah sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor

ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu

sebesar 706 1200 x 100 = 59 Hal ini dapat diartikan bahwa Kinerja

BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak

berjalan kurang baik bila dilihat dari indikator kompetensi Sebagaimana

digambarkan dalam kategori berikut ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

706

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

116

Nilai 706 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

5 Indikator Motif

Indikator motif berkaitan dengan motivasi dalam penanggulangan

bencana prilaku pegawaiaparatur dan sosialisasi bahaya banjir Indikator

motif ini berkaitan dengan motivasi dalam mendukung kinerja BPBD

dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil

pengolahan data dalam indikator motif ini memuat 3 butir instrumen

pertanyaandalam pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator

tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert

3 = jumlah pertanyaan yang ada pada indikator motif 100 = jumlah

sampel yang dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi

tingkat persetujuan dari indikator motif yaitu sebesar 723 1200 = 06 x

100 = 60 Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di

Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori

di bawah ini

117

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

723

Nilai 723 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

6 Indikator Peluang

Indikator peluang berkaitan dengan komunitas masyarakat tangguh

bencana solusi bencana banjir dan partispasi masyarakat dalam

penanggulangan bencana banjir Indikator peluang ini berkaitan dengan

peluang-peluang untuk mendukung kinerja BPBD dalam Penanggulangan

Bencana Banjir di Kabupaten Lebak Dari hasil pengolahan data dalam

indikator peluang ini memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam

pengolahannya didapatkan dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x

100 = 1200 (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden kriteria skor berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah

pertanyaan yang ada pada indikator peluang 100 = jumlah sampel yang

dijadikan responden) Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari

indikator peluang yaitu sebesar 738 1200 = 059 x 100 = 59

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

118

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah dalam penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak

kurang baik Sebagaimana digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

738

Nilai 738 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka hasil di atas

masuk dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori

kurang baik

7 Indikator Umpan Balik

Indikator umpan balik berkaitan dengan pelaporan hasil kegiatan

penilaian kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan penanggulangan bencana

banjir oleh BPBD Indikator umpan balik ini berkaitan dengan umpan-

umpan yang dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mendukung

kinerja BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten

Lebak Dari hasil pengolahan data dalam indikator umpan balik ini

memuat 3 butir instrumen pertanyaan dalam pengolahannya didapatkan

dari skor ideal indikator tujuan adalah 4 x 3 x 100 = 1200 (4 = nilai dari

setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert 3 = jumlah pertanyaan yang ada pada

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

119

indikator peluang 100 = jumlah sampel yang dijadikan responden)

Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang

diisi oleh responden jadi tingkat persetujuan dari indikator peluang yaitu

sebesar 708 1200 = 059 x 100 = 59 Berdasarkan hasil tersebut dapat

dikatakan Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam

penanggulangan banjir di Kabupaten Lebak kurang baik Sebagaimana

digambarkan dalam kategori di bawah ini

Kategori Instrumen

300 600 900 1200

708

Nilai 708 termasuk dalam interval kurang baik dan baik maka masuk

dalam kategori kurang baik karena lebih mendekati pada kategori kurang

baik

Berdasarkan perhitungan pada setiap indikator di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator

penelitian yaitu indikator tujuan sejauh ini baru mencapai 63 indikator

standar 60 indikator alatsarana 59 kompetensi 59 motif 60

indikator peluang 59 dan indikator umpan balik 59

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan

bahwa Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

120

Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak dilihat dari tujuh

indikator diantaranya indikator tujuan standar alatsarana kompetensi

motif peluang dan umpan balik Dapat dikatakan kurang baik Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini

Berdasarkan hasil koesioner dan pemaparan di atas maka total

skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini dimana menggunakan

tujuh indikator kinerja menurut Hersey Blanchard dan Johnson dalam

buku Wibowo Dalam hal ini Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan

Bencana Banjir Di Kabupaten Lebak ditunjukan pada diagram berikut

Diagram 424

Tingkat Kinerja BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di

Kabupaten Lebak Berdasarkan Indikator

Sumber Peneliti 2014

57

58

59

60

61

62

63

64 63

60

59 59

60

59 59

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penghitungan dan pengujian hipotesis maka

dapat diketahui ldquoKinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam

Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak tercapai 60 dari

maksimal 65 Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji hipotesis

pihak kiri menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti Kinerja

BPBD Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Lebak dalam

pencapaiannya sebesar 60 dari yang diharapkan Ini berarti ketercapaian lebih

kecil dari hipotesis awal yakni 65 Hal ini di dapat berdasarkan pada hasil

penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal

Dalam hal ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang timbul dalam

proses penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir yang belum dapat

sepenuhnya teratasi Diantaranya permasalahan terkait dengan alatsarana yang

belum memadai Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data tingkat kinerja

indikator alatsarana yaitu didapatkan hasil sebesar 59 Ini menggambarkan

bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari yang diharapkan 65 yang

menunjukan bahwa masih minimnya alatsarana penanggulangan bencana banjir

Ditambah pula dengan keterbatasan sumber daya manusia yang professional di

bidang kebencanaan khususnya dalam penanggulangan bencana banjir di

Kabupaten Lebak Dari data penghitungan indikator kompetensi menunjukan hasil

sebesar 59 dan ini menunjukan bahwa tingkat persetujuannya masih rendah dari

nilai yang diharapkan 65

52 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian di

lapangan yaitu

1 Alatsarana dalam penanggulangan bencana banjir harus ditambah dan

dilengkapi Pasalnya wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 15

Kecamatan rawan akan bencana banjir tiap tahunnya Sehingga

membutuhkan alatsarana yang lebih lengkap agar proses penyelenggaraan

bencana banjir dapat diatasi dengan baik

2 Aparatur atau Sumber Daya Manusia (SDM) harus ditambah dan

ditingkatkan kompetensinya Sehingga dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana banjir dapat dilaksanakan dengan profesional

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Departemen Pendidikan Nasional 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ke- 4 Jakarta Gramedia

Hasibuan Malayu SP 2006 Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah

Jakarta Bumi Aksara

Irawan Prasetya 2006 Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu

Sosial Jakarta FISIP UI

Kodoatie J R dan Sugiyanto 2002 Banjir Beberapa Masalah dan Metode

Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Nurjanah dkk 2013 Manajemen Bencana Bandung Alfabeta

Mangkunegara AA Anwar Prabu 2006 Evaluasi Kinerja Sumber Daya

Manusia Bandung PT Refika Aditama

Keban Jeremias T 2003 Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Pendekatan

Manajemen dan Kebijakan Makalah Seminar Sehari Yogyakarta

FISIPOL UGM

Mahmudi 2013 Manajemen Kinerja Sektor Publik Yogyakarta UPP STIM

YKPN

Mahsun Muhammad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik Yogyakarta FE

UGM

Mangkunegara Prabu Anwar 2001 Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan Bandung Remaja Rosdakarya

Miles Matthew dan Michael Huberman 2009 Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru) Jakarta UI Press

Moeheriono 2010 Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Bogor Ghalia

Indonesia

Moleong Lexy J 2007 Metode Penelitian Kualitatif Bandung Remaja

Rosdakarya

Prawirosentono 1999 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan Yogyakarta BPFE

Robbins Stephen P 2001 Prilaku Organisasi Jakarta Prenhalindo

Satori Djamrsquoan dan Komariah 2010 Metode Penelitian Kualitaif Bandung

Alfabeta

Sedarmayanti 2004 Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja Jakarta

CV Mandar maju

Simanjuntak Payaman J 2005 Manajemen dan Evaluasi Kinerja Jakarta FE UI

Sinambela Lijan Poltak dkk 2014 Reformasi Pelayanan Publik Teori

Kebijakan dan Implementasi Jakarta Bumi Aksara

Sobandi Baban 2006 Desentralisasi dan Tuntunan Penataan Kelembagaan

Daerah Bandung Humaniora

Steers RM 2003 Organization Effectiveness A Behavioral View Jakarta

Erlangga

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantiatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfbeta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian Kualitatif Bandung Alfabeta

Sugiyono 2010 Metode Penelitian Admninistrasi Bandung Alfabeta

Surjadi 2009 Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik Bandung Refika

Aditama

Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah 2012 Penelitian Kualitatif Sebuah

Pengantar Bandung Alfabeta

Wibowo 2011 Manajemen Kinerja Jakarta RajaGarafindo Persada

Sumber Peraturan

UUD 1945 Pembukaan

UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Sumber Internet

httpwwwantaranewscom 1200 warga rangkasbitung korban banjir mengungsi

Diakses tanggal 28 Mei 2014 Pukul 2115 WIB

httpwwwmerdekacom peristiwa 15 kecamatan di lebak banten terendam

banjir 3 tewas Diakses tanggal 24 Mei 2014 Pukul 1524 WIB

httpp2mbgeografiupiedu Tentang_Bencana Diakses pada tanggal 5 Juni

2014 Pukul 1500 WIB

Sumber Dokumen

Buku Panduan Penanggulangan Bencana

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak Kejadian

Bencana Banjir dan Longsor tahun 2013 dan 2014

Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten

Skripsi Chandra Yudiana Efendi Kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

(BPBD) di Wilayah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung tahun

2012

Skripsi Marino Y Cristanti Marbun Peranan Koordinasi Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan dalam Upaya Penanggulangan

Bencana Banjir di Kota Medan tahun 2013

KOESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

No Responden

Pekerjaan

Jenis Kelamin

Alamat

PETUNJUK PENGISIAN

1 Bacalah angket ini dengan teliti supaya BapakIbu mengerti maksud

pertanyaannya

2 Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dari beberapa pilihan

dengan cara di silang (X)

3 Bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung

kepada peneliti

A Indikator Tujuan

1 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pengurangan akan

risiko bencana bencana banjir pada saat sebelum bencana terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

2 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah melaksanakan tugas dalam penanganan kedaruratan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

3 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan pemulihan setelah bencana banjir terjadi

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

B Indikator Standar

4 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak sesuai prosedur dalam penanggulangan banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

5 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

mengedepankan keadilan dan tidak diskriminatif

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

6 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak menyelenggarakan penanggulangan bencana banjir dengan

cepat tanggap

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

C Indikator Alat Sarana

7 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak memiliki peralatan yang lengkap dalam penyelenggaraan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

8 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki alat komunikasi untuk menginfomasikan bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

9 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki tempat penyimpanan alat dan logistik yang memadai

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

D Indikator Kompetensi

10 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki kemampuan yang baik untuk menyelenggarakan

penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

11 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memberikan informasi setiap akan datangnya terjadi bencana

banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

12 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak melaksanakan tugas penanggulangan bencana banjir sesuai

tugas dan fungsinya masing-masing

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

E Indikator Motif

13 Setujukah bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten

Lebak telah memberikan penyuluhan tentang bahayanya akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

14 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak memiliki motivasi untuk melaksanakan penanggulangan

bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

15 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak berprilaku sukarela dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

F Indikator Peluang

16 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan pelatihan terhadap Komunitas Masyarakat

Tangguh akan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

17 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan solusi tentang bahayanya bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

18 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak telah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk ikut

serta dalam penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Setuju

G Indikator Umpan Balik

19 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu menginformasikan hasil kegiatan dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

20 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak selalu melaksanakan penilaian-penilaian atas prestasi kerja

yang telah dikerjakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

21 Setujukah bahwa aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Lebak perlu menindaklanjuti kegiatan yang telah dilaksanakan

a Sangat Setuju

b Setuju

c Tidak Setuju

d Sangat Tidak Setuju

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21

1 L Petani 2 2 3 2 2 1 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 62

2 L Wiraswasta 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 56

3 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 57

4 L Petani 2 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 50

5 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 48

6 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 45

7 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 50

8 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 46

9 L Petani 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 1 2 4 52

10 L Petani 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

11 P Pelajar 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 54

12 P Pelajar 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 65

13 P Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 51

14 L Pelajar 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 50

15 L Petani 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 60

16 P Petani 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 48

17 P Petani 3 3 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

18 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 36

19 L Wiraswasta 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 45

20 L Buruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 33

21 P Buruh 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 44

22 P Buruh 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 41

23 L Buruh 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 57

24 L Petani 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 60

25 P Petani 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 50

26 P Petani 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 54

27 L Buruh 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 57

28 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 3 3 38

29 L Petani 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 42

30 P Wiraswasta 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 43

PertanyaanNo TotalLP Status

31 L Wiraswasta 2 4 2 2 2 2 1 1 1 3 1 3 1 3 2 1 1 3 1 2 3 41

32 P Petani 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 1 1 3 37

33 L Wiraswasta 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 38

34 L Wiraswasta 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 49

35 L Wiraswasta 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 67

36 P Wiraswasta 3 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 53

37 L Wiraswasta 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 54

38 P Petani 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52

39 P Petani 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 49

40 P Petani 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 50

41 L Petani 2 3 2 2 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 4 1 2 2 41

42 P Petani 2 4 1 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 1 1 1 37

43 P Petani 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 36

44 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2 2 1 2 2 44

45 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 40

46 P Petani 3 3 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 3 3 38

47 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 45

48 L Petani 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 47

49 L Petani 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 3 45

50 L Petani 3 4 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 49

51 P Petani 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 47

52 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 45

53 P Pelajar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 62

54 P Pelajar 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66

55 P Pelajar 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 43

56 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 59

57 P Wiraswasta 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 48

58 L Pelajar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 58

59 L Pelajar 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69

60 L Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 71

61 L Wiraswasta 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 59

62 L PNS 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 50

63 L Wiraswasta 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 59

64 P PNS 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 2 2 3 51

65 P Petani 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 46

66 L Petani 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 47

67 P Petani 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 47

68 L Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 53

69 P Petani 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 53

70 L Petani 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61

71 L PNS 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 70

72 L Petani 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 56

73 L Wiraswasta 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 49

74 L Petani 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 46

75 L Wiraswasta 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 52

76 L Wiraswasta 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 3 45

77 P Wiraswasta 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 55

78 P Petani 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 56

79 P Petani 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 53

80 L PNS 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 56

81 P Petani 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 47

82 L PNS 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 50

83 L PNS 3 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 1 4 2 3 1 2 3 2 2 2 52

84 P Pelajar 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 49

85 L Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 52

86 P Petani 1 4 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 2 2 3 4 2 1 2 2 3 51

87 L Petani 2 2 3 3 3 2 2 2 1 4 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 2 50

88 P Petani 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 48

89 L Petani 3 2 3 3 3 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 49

90 P Petani 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 50

91 L Petani 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 49

92 P Wiraswasta 2 2 2 4 1 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 3 3 2 2 3 51

93 L Wiraswasta 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 52

94 P Wiraswasta 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 3 1 2 2 2 3 4 2 3 52

95 L Wiraswasta 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 2 50

96 P Petani 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 48

97 L Petani 1 3 3 3 3 1 2 2 4 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 51

98 L Petani 2 4 2 3 3 2 1 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 1 1 4 52

99 L Petani 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 1 4 2 2 3 52

100 P Petani 3 3 3 3 1 2 3 3 4 2 3 1 2 3 4 2 3 2 2 2 4 55

242 274 238 250 236 230 225 239 240 234 237 235 252 238 233 225 235 278 219 221 268 5049Jumlah

  • 01 COVERpdf
  • 02 LEMBAR PERSETUJUAN amp PENGESAHANpdf
  • 03 KATA PENGANTARpdf
  • 04 DAFTAR ISIpdf
  • 05 BAB Ipdf
  • 06 BAB IIpdf
  • 07 BAB IIIpdf
  • 08 BAB IVpdf
  • 09 BAB Vpdf
  • 10 Daftar Pustakapdf
  • 11 SURATpdf
  • 12 koesionerpdf
  • 13 TABEL INDUKpdf
Page 12: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 13: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 14: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 15: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 16: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 17: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 18: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 19: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 20: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 21: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 22: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 23: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 24: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 25: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 26: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 27: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 28: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 29: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 30: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 31: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 32: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 33: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 34: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 35: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 36: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 37: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 38: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 39: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 40: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 41: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 42: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 43: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 44: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 45: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 46: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 47: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 48: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 49: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 50: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 51: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 52: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 53: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 54: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 55: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 56: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 57: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 58: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 59: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 60: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 61: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 62: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 63: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 64: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 65: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 66: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 67: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 68: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 69: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 70: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 71: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 72: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 73: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 74: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 75: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 76: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 77: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 78: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 79: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 80: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 81: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 82: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 83: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 84: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 85: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 86: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 87: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 88: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 89: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 90: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 91: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 92: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 93: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 94: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 95: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 96: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 97: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 98: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 99: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 100: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 101: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 102: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 103: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 104: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 105: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 106: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 107: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 108: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 109: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 110: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 111: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 112: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 113: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 114: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 115: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 116: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 117: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 118: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 119: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 120: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 121: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 122: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 123: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 124: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 125: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 126: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 127: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 128: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 129: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 130: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 131: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 132: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 133: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 134: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 135: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 136: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 137: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 138: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 139: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 140: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 141: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 142: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 143: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 144: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama
Page 145: KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH …eprints.untirta.ac.id/560/1/KINERJA BADAN PENANGGULANGAN... · 2016. 7. 25. · Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia, selama