Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
-
Upload
rizkizombie93 -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
1/44
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul ABSES OTAK. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kimia Klinik.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat selesai tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Amiin.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
2/44
Abses Otak 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... 1Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 3
B. Tujuan.................................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ............................................................................................................................ 4
B. Etiologi ................................................................................................................................ 4
C. Patofisiologi ........................................................................................................................ 5
D. Manifestasi Klinik ............................................................................................................... 6
E. Pemeriksaan Diagnostik .....................................................................................................11
F. Penatalaksanaan .................................................................................................................14
G. Komplikasi .........................................................................................................................15
H. Konsep Keperawatan ..........................................................................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................................15
B. Saran ............... ..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
3/44
Abses Otak 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otak Anda mengendalikan semua fungsi tubuh Anda. Otak merupakan pusat dari
keseluruhan tubuh Anda. Jika otak Anda sehat, maka akan mendorong kesehatan tubuh
serta menunjang kesehatan mental Anda. Sebaliknya, apabila otak Anda terganggu, maka
kesehatan tubuh dan mental Anda bisa ikut terganggu.
Seandainya jantung atau paru-paru Anda berhenti bekerja selama beberapa menit,
Anda masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak Anda berhenti bekerja selama satu
detik saja, maka tubuh Anda mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ yang paling
penting dari seluruh organ di tubuh manusia.
otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Cerebrum (Otak Besar)
2. Cerebellum (Otak Kecil)
3. Brainstem (Batang Otak)
4. Limbic System (Sistem Limbik)
1. Cerebrum (Otak Besar)
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki
kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan
kemampuan visual. Kecerdasan intelektual atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas
bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus
Occipital dan Lobus Temporal.
Lobus Frontalmerupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
4/44
Abses Otak 4
Lobus Parietalberada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporalberada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipitalada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan
visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher
bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur
sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang
dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan
mengunci pintu dan sebagainya.
Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan
koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak
mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan
baju.
3. Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai ke tulang punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian
otak ini mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur
suhu tubuh, mengatur proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitufight or flight(lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena itu, batang
otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur perasaan teritorial
sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika
orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat dengan anda.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
5/44
Abses Otak 5
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Mesencephalonatau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas
dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah
berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran
pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Medulla oblongataadalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan
menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi
otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
Ponsmerupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama
dengan formasi reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Catatan:Kelompok tertentu mengklaim bahwa Otak Tengah berhubungan dengan
kemampuan supranatural seperti melihat dengan mata tertutup. Klaim ini ditentang oleh
para ilmuwan dan para dokter saraf karena tidak terbukti dan tidak ada dasar ilmiahnya.
4. Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang
otak ibarat kerah baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti
kerah. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia
sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbikantara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan
korteks limbik. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan
seks, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Bagian terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak.
Misalnya Anda lebih memperhatikan anak Anda sendiri dibanding dengan anak orang
yang tidak Anda kenal. Mengapa? Karena Anda punya hubungan emosional yang kuat
dengan anak Anda. Begitu juga, ketika Anda membenci seseorang, Anda malah sering
memperhatikan atau mengingatkan. Hal ini terjadi karena Anda punya hubungan
emosional dengan orang yang Anda benci.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.
Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran
kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang dan perilaku tulus
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
6/44
Abses Otak 6
lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua
nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan kejujuran.
Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringan
otak. Kasus ini bisa terjadi pada anak dan dewasa. Infeksi yang terjadi diakibatkan oleh
jamur, bakteri, parasit dan komplikasi lain, misalnya otitis media dan mastoiditis. Pada
pasien yang mengalami abses otak akan rentan terhadap komplikasi-komplikasi yang
sangat berbahaya bagi penderitanya, misalnya: gangguan mental, paralisis, kejang, defisit
neurologis fokal, hidrosephalus serta herniasi, oleh karena itu perlu adanya penanganan
yang serius terhadap kasus ini( Guyton, 1987)
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Kimia Klinik.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh gambaran mengenai abses otak.
b. Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan abses otak.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
7/44
Abses Otak 7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Abses otak (AO) adalah suatu proses infeksi yang melibatkan parenkim otak;
terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi dari fokus yang berdekatan atau melaui
sistem vaskular. Timbunan abses pada daerah otak mempunyai daerah spesifik, pada
daerah cerebrum 75% dan cerebellum 25% ( Elizabeth J,2009).
Abses otak adalah kumpulan nanah yang
terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan
otak yang disebabkan karena infeksi bakteri
atau jamur. Abses otak biasanya akibat
komplikasi dari suatu infeksi, trauma atau
tindak pembedahan. Keadaan-keadaan ini
jarang terjadi, namun demikian insidens
terjadinya abses otak sangat tinggi pada
penderita yang mengalami gangguan
kekebalan tubuh (seperti penderita HIV positif
atau orang yang menerima transplantasi
organ). (Harsono, 1996)
B. Etiologi
Penyebab dari abses otak ini antara lain, yaitu:
1. Bakteri
Bakteri yang tersering adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus anaerob,
Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus alpha hemolyticus, E. coli dan
Baeteroides. Abses oleh Staphylococcus biasanya berkembang dari perjalanan otitis
media atau fraktur kranii. Bila infeksi berasal dari sinus paranasalis penyebabnya adalah
Streptococcus aerob dan anaerob, Staphylococcus dan Haemophilus influenzae. Abses
oleh Streptococcus dan Pneumococcus sering merupakan komplikasi infeksi paru. Abses
pada penderita jantung bawaan sianotik umumnya oleh Streptococcus anaerob.
( Elizabeth J,2009).
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
8/44
Abses Otak 8
2. Jamur
Jamur penyebab AO antara lain Nocardia asteroides, Cladosporium trichoides dan
spesies Candida dan Aspergillus.
3. ParasitWalaupun jarang, Entamuba histolitica, suatu parasit amuba usus dapat
menimbulkan AO secara hematogen.
Penyebab terjadinya abses:
Abses dapat timbul akibat penyebaran secara hematogen dari infeksi paru sistemik
(empyema, abses paru, bronkhiektase, pneumonia), endokarditis bakterial akut dan
subakut dan pada penyakit jantung bawaan Tetralogi Fallot (abses multiple, lokasipada substansi putih dan abu dari jaringan otak). Abses otak yang penyebarannya
secara hematogen, letak absesnya sesuai dengan peredaran darah yang didistribusioleh arteri cerebri media terutama lobus parietalis, atau cerebellum dan batang
otak.
Abses dapat juga dijumpai pada penderita penyakit immunologik seperti AIDS,
penderita penyakit kronis yang mendapat kemoterapi/steroid yang dapatmenurunkan
sistem kekebalan tubuh.
20-37% penyebab abses otak tidak diketahui.
Penyebab abses yang jarang dijumpai, osteomyelitis tengkorak, sellulitis,erysipelas wajah, abses tonsil, pustula kulit, luka tembus pada tengkorak kepala,
infeksi gigi luka tembak di kepala, septikemia.
Berdasarkan sumber infeksi dapat ditentukan lokasi timbulnya abses dilobus otak.
Beberapa diantaranya:
Infeksi sinus paranasal dapat menyebar secara retrograd thrombophlebitis melalui
klep vena diploika menuju lobus frontalis atau temporal Bentuk absesnya biasanyatunggal, terletak superficial di otak, dekat dengan sumber infeksinya.
Sinusitis frontal dapat menyebabkan abses di bagian anterior atau inferior lobusfrontalis.
Sinusitis sphenoidalis dapat menyebabkan abses pada lobus frontalis atau
temporalis.
Sinusitis maxillaris dapat menyebabkan abses pada lobus temporalis.
Sinusitis ethmoidalis dapat menyebabkan abses pada lobus frontalis.
Infeksi pada telinga tengah dapat menyebar ke lobus temporalis.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
9/44
Abses Otak 9
Infeksi pada mastoid dan kerusakan tengkorak kepala karena kelainan bawaanseperti kerusakan tegmentum timpani atau kerusakan tulang temporal oleh
kolesteoma dapat menyebar kedalam cerebellum.
Infeksi parasit (Schistosomiasis, Amoeba, Fungus (Actinomycosis, Candida
albicans)
4. Komplikasi dari infeksi lain
Komplikasi dari infeksi telinga (otitis media, mastoiditis) hampir setengah dari
jumlah penyebab abses otak serta komplikasi infeksi lainnya seperti: paru-paru
(bronkiektaksis, abses paru, empisema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan
kulit. (Barbara C, 1996)
Factor predisposisi dapat menyangkut host, kuman infeksi atau factor lingkungan.
Diantaranya:
1. faktor tuan rumah (host)
Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi mencakup
kesehatan umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif, aliran
darah ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang berfungsi
sempurna.
2. faktor kuman
Kuman tertentu cendeerung neurotropik seperti yang membangkitkan meningitis
bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang tidak bersangkut paut dengan
faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi yang rendah dapat menyebabkan
infeksi di susunan saraf pusat jika terdapat ganggguan pada system limfoid atau
retikuloendotelial.
3. faktor lingkungan
Faktor tersebut bersangkutan dengan transisi kuman. Yang dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melaui air, atau udara.
C. Patofisiologi
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi leukosit
atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa hari atau minggu dari
fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista berisi pus. Kemudian terjadi
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
10/44
Abses Otak 10
ruptur, bila terjadi ruptur maka infeksi akan meluas keseluruh otak dan bisa timbul
meningitis. ( Elizabeth J,2009)
Abses Otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di
sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara langsungseperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh penyebaran
hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada pertemuan substansia
alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya berlokasi pada daerah dekat
permukaan otak pada lobus tertentu.
Abses Otak bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada
penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah
sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia. Polisitemia ini
memudahkan terjadinya trombo-emboli. Umumnya lokasi abses pada tempat yang
sebelumnya telah mengalami infark akibat trombosis; tempat ini menjadi rentan terhadap
bakteremi atau radang ringan. Karena adanya shunt kanan ke kin maka bakteremi yang
biasanya dibersihkan oleh paru-paru sekarang masuk langsung ke dalam sirkulasi
sistemik yang kemudian ke daerah infark. Biasanya terjadi pada umur lebih dari 2 tahun.
Dua pertiga abses otak adalah soliter, hanya sepertiga abses otak adalah multipel.
Pada tahap awal abses otak terjadi reaksi radang yang difus pada jaringan otak dengan
infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan kongesti jaringan otak, kadang-kadang
disertai bintik perdarahan. Setelah beberapa hari sampai beberapa minggu terjadi nekrosis
dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk suatu rongga abses. Astroglia,
fibroblas dan makrofag mengelilingi jaringan yang nekrotik. Mula-mula abses tidak
berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan fibrosis yang progresif terbentuk kapsul
dengan dinding yang konsentris. Tebal kapsul antara beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter.
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala awal dan umum dari abses otak adalah nyeri kepala, IM menurun
kesadaran mungkin dpat terjadi, kaku kuduk, kejang, defisit motorik, adanya tandatanda
peningkatan tekanan intrakranial. Tanda dan gejala lain tergantung dari lokasi abses.
( Elizabeth J,2009).
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
11/44
Abses Otak 11
Lokasi Tanda dan Gejala Sumber Infeksi
Lobus frontalis Kulit kepala lunak/lembut
Nyeri kepala yang terlokalisir di frontal
Letargi, apatis, disorientasiHemiparesis /paralisis
Kontralateral
Demam tinggi
Kejang
Sinus paranasal
Lobus temporal Dispagia
Gangguan lapang pandang
Distonia
Paralisis saraf III dan IV
Paralisis fasial kontralateral
Sinusitis maxiliaris
Infeksi saluran
tengah
Cerebellum Ataxia ipsilateral
Leher kaku
Nystagmus
Dystonia
Kaku kuduk positif
Nyeri kepala pada suboccipital
Disfungsi saraf III, IV, V, VI.
Infeksi pada telinga
tengah
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus abses otak,
yaitu:
1. X-ray tengkorak, sinus, mastoid, paru-paru: terdapat proses suppurative.
2. CT scan: adanya lokasi abses dan ventrikel terjadi perubahan ukuran.
3. MRI: sama halnya dengan CT scan yaitu adanya lokasi abses dan ventrikel terjadi
perubahan ukuran.
4. Biopsi otak: mengetahui jenis kuman patogen.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
12/44
Abses Otak 12
5. Lumbal Pungsi: meningkatnya sel darah putih, glukosa normal, protein meningkat
(kontraindikasi pada kemungkinan terjadi herniasi karena peningkatan TIK). (Barbara
C, 1996)
NEUROPATOLOGI DAN GAMBARANCT-SCAN
Proses pembentukan abses otak oleh bakteri Streptococcus alpha hemolyticus
secara histologis dibagi dalam 4 fase dan waktu 2 minggu untuk terbentuknyakapsul abses.
1. Early cerebritis (hari 13 )
2. Late cerebritis (hari 49 )3. Early capsule formation (hari 1013 )
4. Late capsule formation(hari 14 atau lebih)
1. Early cerebritis (stadium serebritis dini)
Terjadi reaksi radang lokal dengan infiltrasi polymorphonuclear leukosit,limfosit dan plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi, yang dimulai pada hari
pertama dan meningkat pada hari ke 3. Sel-sel radang terdapat pada tunika
adventisia dari pembuluh darah dan mengelilingi daerah nekrosis infeksi.Peradangan perivaskular ini disebut cerebritis. Saat ini terjadi edema disekitar
otakdan peningkatan efek massa karena pembesaran abses.Gambaran CT Scan :
Pada hari pertama terlihat daerah yang hipodens dengan sebagian gambaranseperti cincin. Pada hari ketiga gambaran cincin lebih jelas sesuai dengan diameterserebritisnya. Didapati mengelilingi pusat nekrosis.
2. Late cerebritis ( stadium serebritis lanjut)Saat ini terjadi perubahan histologis yang sangat berarti. Daerah pusat
nekrosis membesar oleh karena peningkatan acellular debris dan pembentukan
nanah karena pelepasan enzim-enzim dari sel radang. Ditepi pusat nekrosis
didapati daerah sel radang, makrofag-makrofag besar dan gambaran fibroblast
yang terpencar. Fibroblast mulai menjadi retikulum yang akan membentuk kapsulkolagen. Pada fase ini edema otak menyebar maksimal sehingga lesi menjadisangat besar.
Gambaran CT-Scan :Gambaran cincin sempurna, 10 menit setelah pemberian kontras perinfus. Kontrasmasuk ke daerah sentral dengan gambaran lesi homogen menunjukkan adanya
cerebritis.
3. Early capsule formation (stadium pembentukan kapsul dini)Pusat nekrosis mulai mengecil, makrofag-makrofag menelan acellular
debris dan fibroblast meningkat dalam pembentukan kapsul. Lapisan fibroblastmembentuk anyaman retikulum mengelilingi pusat nekrosis. Didaerah ventrikel,
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
13/44
Abses Otak 13
pembentukan dinding sangat lambat oleh karena kurangnya vaskularisasi didaerah
substansi putih dibandingkan substansi abu. Pembentukan kapsul yang terlambat di
permukaan tengah memungkinkan abses membesar kedalam substansi putih. Bila
abses cukup besar, dapat robek kedalam ventrikel lateralis. Pada pembentukan
kapsul, terlihat daerah anyaman retikulum yang tersebar membentuk kapsul
kollagen, Reaksi astrosit disekitar otak mulai meningkat.
Gambaran CT-Scan :Hampir sama dengan fase cerebritis, tetapi pusat nekrosis lebih kecil dan kapsul
terlihat lebih tebal.
4. Late capsule formation (stadium pembentukan kapsul lanjut)
Terjadi perkembangan lengkap abses dengan gambaran histologis sebagai
berikut: bentuk pusat nekrosis diisi oleh acellular debris dan sel-sel radang.Daerah tepidari sel radang, makrofag dan fibroblast. Kapsul kolagen yang tebal.
Lapisan neovaskular sehubungan dengan cerebritis yang berlanjut. Reaksi astrosit,gliosis dan edema otak diluar kapsul.
Gambaran CT-Scan :
Gambaran kapsul dari abses jelas terlihat, sedangkan daerah nekrosis tidak diisioleh kontras.
F. Penatalaksanaan
Penetalaksaan medis yang dilakukan pada abses otak, yaitu:
1. Penatalaksaan Umum
a) Support nutrisi: tinggi kalori dan tinggi protein.
b) Terapi peningktan TIK
c) Support fungsi tanda vital
d) Fisioterapi
2. Pembedahan
3. Pengobatan
a) Antibiotik: Penicillin G, Chlorampenicol, Nafcillin, Matronidazole.
b) Glococorticosteroid: Dexamethasone
c) Anticonvulsants: Oilantin.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
14/44
Abses Otak 14
G. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang akan terjadi pada pasien dengan abses otak adalah:
1. Gangguan mental
2. Paralisis,3. Kejang
4. Defisit neurologis fokal
5. Hidrosephalus
6. Herniasi
A. ASUHAN PERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABSES OTAK
a. Pengkajian1. Anamnesis
Identitas klien ;usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tgl MRS, askes dst.
Keluhan utama ; nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaran
Riwayat penyakit sekarang ; demam, anoreksi dan malaise, peninggian tekanan
intrakranial serta gejala nerologik fokal .
Riwayat penyakit dahulu : pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis media,
mastoiditis ) atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis, abses paru, empiema ) jantung (
endokarditis ), organ pelvis, gigi dan kulit.
2. Pemeriksaan fisik
Pola fungsi kesehatan :
Aktivitas/istirahat, adapun gejalanya :
a) Malaise Tanda; ataksia,masalah berjalan,kelumpuhan,gerakan involunter.
b) Sirkulasi Gejala: adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis Tanda: TD
meningkat,nadi menurun (berhubungan peningkatan TIK dan pengaruh pada
vasomotor).
c) Eliminasi Tanda: adanya inkontensia dan/atau retensi
d) Nutrisi, Gejala: kehilangan nafsu makan,disfagia (pada periode akut) Tanda:
anoreksia,muntah. turgor kulit jelek,membrane Mukosa kering.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
15/44
Abses Otak 15
e) Higiene
Tanda: ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut).
f) Neurosensori
Gejala: sakit kepala,parestesia,timbul kejang, gangguan penglihatanTanda: penurunan status mental dan kesadaran,kehilangan memori, sulit dalam
mengambil keputusan,afasia,mata, Pupil unisokor (peningkatan TIK),nistagmus.kejang
umum lokal.
g) Nyeri /kenyamanan
Tanda: tampak terus terjaga. Menangis/mengeluh.
Gejala: Sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan;leher/punggung kaku.
h) Pernapasan
Gejala: adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda: peningkatan kerja pernapasan ( episode awal ).
Perubahan mental (letargi sampai koma) dan gelisah.
i) Keamanan
Gejala: adanya riwayat ISPA/infeksi lain meliputi ; mastoiditis, telinga tengah,
sinus,abses gigi; infeksi pelvis,abdomen atau kulit;fungsi lumbal, pembedahan, fraktur
pada tengkorak/cedera kepala.
Tanda: suhu meningkat, diaforesis, menggigil. Kelemahan secara umum; tonus otot
flaksid atau spastik: paralisis atau parese, Gangguan sensasi.
3. Prosedur diagnostic
Adapun pemeriksaan laboratoriumnya :
LED meningkat dan mungkin disertai leukositosis.
CT Scan
Mengidentifikasi dan melokalisasi abses besar dan abses kecil disekitarnya.
Arteriografi
Menunjukkan lokasi abses di lobus temporal atau abses cerebellum.
Electroencephalography, brain scanning, computerized tomography (CT) dan
encephalography dapat membantu diagnosa dan menentukan lokasi abses otak.Ventrikulography udara, pneumoencephalography atau angiography cerebral juga
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
16/44
Abses Otak 16
diperlukan untuk menentukan letak abses. Abses otak dapat ditentukan lokasinya pada
saat operasi dengan menggunakan aspirasi jarum.
Pemeriksaan terbaik untuk menemukan abses otak adalah CT scan atau MRI. Sejak
kehadiran CT scan dan MRI, Jumlah kematian menurun sampai 90%. Biopsi dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau stroke dan untuk menentukan organisme
penyebab terjadinya abses.
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tes rutin:
- Serum C-reactive protein (CRP) atau sedimentasi Westergren
- Tes serologik, diperoleh dari beberapa patogen (serum immunoglobulin cairan
cerebrospinal Polymerase chain reaction untuk Toxoplasma)
- Kultur darah (paling sedikit 2 kali, lebih baik sebelum penggunaan antibiotik)
- Leukositosis sedang, dan sedimentasi eritrosit serta CRP umumnya meningkat. Kadar
serum sodium mungkin berkurang sebagai hasil produksi hormon antidiuretik yang
tidak normal. Jumlah platelet mungkin tinggi atau rendah.
b. Cairan cerebrospinal:
Pungsi lumbal jarang dilakukan dan merupakan kontraindikasi jika tekanan intrakranial
meningkat. Biasanya hasilnya tidak begitu berguna, memperlihatkan peningkatan
pleositosis protein dengan jumlah variabel netrofil, kadar glukosa normal, dan pungsi
lumbal untuk menyingkirkan proses penyakit lain, khususnya meningitis. Jumlah
leukosit umumnya meningkat mencapai 100.000/l.
c. Aspirasi abses:
Aspirasi kultur abses untuk organisme aerob, anaerob dan tahan asam. Selanjutnya
sebaiknya dilakukan pewarnaan gram, pewarnaan tahan asam (untuk Mycobacterium),
pewarnaan spora (methenamine silver mucicarmine).
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
17/44
Abses Otak 17
2. Foto:
CT scan dilakukan setelah tes lain, seperti angiografi, ventriculografi,
pneumoencefalografi, dan scan radionuclide otak, yang hampir tidak memberi manfaat.
CT scan dengan pemberian zat kontras, dapat mendeteksi jumlah dan lokasi abses, dan
itu dapat menjadi landasan utama dalam diagnosis dan penatalaksanaan selanjutnya.
Metode ini digunakan untuk mengonfirmasi diagnosa, untuk mengetahui lokasi lesi dan
prognosis setelah penanganan. Setelah injeksi zat kontras, CT scan memperlihatkan
gambaran khas otak sebagai hipodens pusat dengan peningkatan jaringan sekitar yang
sama.
MRI dipertimbangkan sebagai metode diagnostik pertama untuk diagnosis abses otak.
MRI dapat memberikan diagnosis yang akurat dan tindak lanjut yang baik dari lesi
dengan sensitifitas dan spesifitas yang paling baik. Dibandingkan CT scan, MRI
memberikan kemampuan lebih baik, kontras terhebat antara edema cerebral dan otak,
dan deteksi dini terhadap lesi dan penyebaran inflamasi ke ventrikel dan ruang
subarachnoid.
3. Tes lain:
EEG kadang-kadang menyatakan fokus tegangan tinggi dengan aktifitas lambat. EEG
sama sekali jarang bernilai dalam penegasan diagnosis, dan merupakan prosedur yang
kurang akurat pada evaluasi abses.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
18/44
Abses Otak 18
DIAGNOSIS BANDING
1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Tumor Serebri
Abses otak biasanya sulit dibedakan dengan kelainan otak yang lain (yaitu tumor
otak, leptomeningitis atau encephalitis). Pada tumor otak, biasanya tidak terdapat
riwayat atau adanya infeksi yang mendahului dan hitung sel dalam liquor
cerebrospinalis biasanya normal. Leptomeningitis biasanya dapat dibedakan lewat
biakan liquor cerebrospinalis yang positif. Leptomeningitis fulminan yang akut mudah
dibedakan secara klinik dengan abses otak, sedangkan leptomeningitis yang ringan
(misalnya leptomeningitis tuberculosa dan syphilitica) secara klinik sulit dibedakan.
Biasanya encephalitis tidak memperlihatkan tanda-tanda fokal abses otak dan biasanya
menyebabkan perubahan yang berat dan lebih mendalam pada sensorium dan
personalitas.
Gambaran klinik pada abses otak juga biasanya ditunjukkan oleh gejala dari
space-occupying lesion. Tanda dan gejala termasuk diikuti demam tinggi ataupun
ringan, sakit kepala persisten (biasanya terlokalisir), rasa mengantuk, bingung, stupor,
kejang umum dan lokal, mual dan muntah, kerusakan fokal motorik dan sensorik, papil
edema, ataxia, hemiparese.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan abses otak, yaitu:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan,
peningkatan tekanan intra kranial (TIK).
2. Resiko injuri: jatuh berhubungan dengan aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan
status mental.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
19/44
Abses Otak 19
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum, defisit
neurologik.
4. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.
5. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat, kehilangancairan.
c. Intervensi
Intervensi yang direncanakan pada klien dengan abses otak, yaitu:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan,
peningkatan tekanan intra kranial (TIK).Kriteria hasil:
a) Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi
b) Tanda vital dalam batas normal
c) Tidak terjadi defisit neurologi.
Intervensi Rasional
Monitor status neurologi setiap
2 jam: tingkat kesadaran, pupil,
refleks, kemampuan motorik,
nyeri kepala, kaku kuduk.
Monitor tanda vital dan
temperatur setiap 2 jam.
Kurangi aktivitas yang dapat
menimbulkan peningkatan TIK:
batuk, mengedan, muntah,
menahan napas.
Berikan waktu istirahat yang
cukup dan kurangi stimuluslingkungan.
Tinggikan posisi kepala 30-40o
pertahankan kepala pada posisi
neutral, hindari fleksi leher.
Kolaborasi dalam pemberian
diuretik osmotik, steroid, oksigen,
antibiotik.
Tanda dari iritasi meningeal
terjadi akibat peradangan dan
mengakibatkan peningkatan TIK.
Perubahan tekanan nadi dan
bradikardia indikasi herniasi otak
dan peningkatan TIK.
Menghindari peningktan TIK.
Mengurangi peningkatan TIK.
Memfasilitasi kelancaran aliran
darah vena.
Mengurangi edema serebral,
memenuhi kebutuhan oksigenasi,menghilangkan faktor penyebab.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
20/44
Abses Otak 20
2. Resiko injuri: jatuh berhubungan dengan aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan
status mental.
Kriteria hasil:
a) Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasi.b) Kejang tidak terjadi.
c) Injuri tidak terjadi.
Intervensi Rasional
Kaji status neurologi setiap 2
jam.
Pertahankan keamanan pasien
seperti penggunaan penghalang
tempat tidur, kesiapan suction,
spatel, oksigen. Catat aktivitas kejang dan
tinggal bersama pasien selama
kejang.
Kaji status neurologik dan tanda
vital setelah kejang.
Orientasikan pasien ke
lingkungan.
Kolaborasi dalal pemberian obat
anti kejang.
Menentukan keadaan pasien
dan resiko kejang.
Mengurangi resiko injuri dan
mencegah obstruksi pernapasan.
Merencanakan intervensi lebih
lanjut dan mengurangi kejang. Mengetahui respon post
kejang.
Setelah kejang kemungkinan
pasien disorientasi.
Mengurangi resiko kejang/
menghentikan kejang.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum, defisit
neurologik.
Kriteria hasil:
a) Pasien dapat mempertahankan mobilisasinya secara optimal.
b) Integritas kulit utuh.
c) Tidak terjadi atropi.
d) Tidak terjadi kontraktur.
Intervensi Rasional
Kaji kemampuan mobilisasi.
Alih posisi pasien setiap 2 jam.
Lakukan mesage bagian tubuh
yang tertekan.
Lakukan ROM pasive.
Monitor tromboemboli,
konstipasi.
Konsul pada ahli fisioterapi jika
diperlukan.
Hemiparese mungkin dapat
terjadi.
Menghindari kerusakan kulit.
Melancarkan aliran darah dan
mencegah dekubitus.
Menghindari kontraktur dan
atropi.
Komplikasi imobilitas.
Perencanaan yang penting
lebih lanjut.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
21/44
Abses Otak 21
4. Hipertermia berhubungan dengan infeksi.
Kriteria Hasil:
a) Suhu tubuh normal 36,537, 5oC.
b) Tanda vital normal.c) Turgor kulit baik.
d) Pengeluaran urine tidak pekat, elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Monitor suhu setiap 2 jam.
Monitor tanda vital.
Monitor tanda-tanda dehidrasi.
Berikan obat anti pieksia.
Berikan minum yang cukup
2000 cc/hari. Lakukan kompres dingin dan
hangat.
Mengetahui suhu tubuh.
Efek dari peningkatan suhu
adalah perubahan nadi,
pernapasan dan tekanan darah.
Tubuh dapat kehilangan cairan
melalui kulit dan penguapan. Mengurangi suhu tubuh.
Mencegah dehidrasi.
Mengurangi suhu tubuh
melalui proses konduksi.
5. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat, kehilangan
cairan.
Kriteria Hasil :
a) Suhu tubuh normal 36,537, 5oC.
b) Tanda vital normal.
c) Turgor kulit baik.
d) Pengeluaran urine tidak pekat, elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Ukur tanda vital setiap 4 jam.
Monitor hasil pemeriksaan
laboraturium terutama elektrrolit. Observasi tanda-tanda dehidrasi.
Catat intake dan output cairan.
Berikan minuman dalam porsi
sedikit tapi sering.
Pertahankan temperatur tubuh
dalam batas normal.
Kolaborasi dalam pembeian
cairan intravena.
Pertahankan dan monitor
tekanan vena setral.
Ketidak seimbangan cairan
dan elektrolit menimbulkan
perubahan tanda vital sepertipenurunan tekanan darah, dan
peningkatan nadi.
Mengetahui perbaikan atau
ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit.
Mencegah secara dini terjadi
dehidrasi.
Mengetahui keseimbangan
cairan.
Mengurangi distensi gaster.
Penningkatan temperatur
mengakibatkan pengeluaran
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
22/44
Abses Otak 22
cairan lewat kulit bertambah.
Pemenuhan kebutuhan cairan
dengan IV akan mempercepat
pemulihan dehidrasi.
Tekanan vena sentral untuk
mengetahui keseimbangan cairan.
d. Evaluasi
Hasil evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan implementasi dari intervensi yang
direncanakan, yaitu:
1. Mencapai perubahan tingkat kesadaran dan orientasi yang meningkat.
a. Menunjukkan peningkatan kesadaran.b. Pandangan bagus
c. Menurunnya kelemahan motorik
d. Tanda vital dalam batas normal
e. Menunjukkan tidak terjadinya defisit neurologi
f. Menunjukkan tidak adanya refleks patologis.
2. Tidak terjadinya resiko yang dapat menyebabkan injuri
a. Menunjukkan peningkatan kesadaran
b. Tidak terjadi kejang
c. Peningkatan satus mental
3. Klien mampu beradaptasi terhadap ganggaun mobilitas fisik yang dialami
a. Menunjukkan mobilisasi secara aktif dan optimal
b. Menunjukkan integritas kulit yang utuh
c. Tidak terjadinya atropi
d. Tidak terjadinya kontraktur.
e. Menetapkan program istirahat dan latihan yang seimbang.
f. Menunjukkan partisipasi dalam perawatan.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
23/44
Abses Otak 23
4. Mencapai penurunan suhu tubuh
a. Menunjukkan tanda vital yang normal
b. Menunjukkan pengeluaran urine yang tidak pekat
c. Menunjukkan suhu tubuh normald. Menunjukkan turgor kulit yang baik
5. Mencapai kebutuhan nutrisi yang terpenuhi
a. Menunjukkan tanda-tanda nutrisi yang terpenuhi.
b. Mentaati program medikasi
c. Menujukkan nafsu makan yang baik
d. Menunjukkan intake makanan yang baik.e. Menunjukkan peningkatan berat badan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaannya terdiri atas tindakan operatif mengeringkan pus. Pembedahan
dapat ditunda sampai abses tersebut diliputi oleh kapsul yang padat. Apabila abses sudah
diliputi dengan baik oleh kapsul dan mudah dibedah, kadang-kadang dapat dilaksanakan
eksisi in toto. Umumnya dikerjakan marsupialisasi cavitas, pengisian cavitas dan berbagai
tipe insisi serta drainage. Setelah tindakan surgical drainage dilakukan, irigasi rongga
abses dengan solution antibiotik sangat bermanfaat. Pengobatan fokus asal infeksi
(misalnya mastoiditis kronis) kadangkala diperlukan sebelum abses otak sembuh sama
sekali. Terapi antibiotik harus berdasarkan hasil-hasil biakan dan tes sensitivitas.
1. Antibiotik
Pengobatan untuk abses otak adalah antibiotik, yang paling sering digunakan
adalah pemberian oxacillin 2 gr IV tiap 4 jam atau penicillin G 4 juta unit IV tiap 4 jam,
metronidazole 500 mg IV tiap 6 jam, dan ceftriaxone 2-4 gr tiap 12 jam. Jika tidak ada
respon, dipertimbangkan pemberian amfoterisin B untuk menangani kemungkinan infeksi
jamur. Penanganan lengkap 4-8 minggu, durasinya harus berdasarkan CT scan atau
gambaran MRI, yang pemeriksaannya diulang setiap 2 minggu. Jika antibiotik tidakberhasil mengatasi keadaan ini, maka dilakukan pembedahan untuk membuang nanah.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
24/44
Abses Otak 24
Kadang abses menyebabkan bertambahnya tekanan dan pembengkakan di dalam otak,
yang ditandai dengan penurunan kesadaran yang sangat rendah. Keadaan ini sangat serius
dan bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap, sehingga diberikan kortikosteroid
dexamethasone 4-10 mg IV tiap 6 jam selama 4-6 hari dan obat lainnya (misalnyamanitol) untuk mengurangi pembengkakan otak dan mengurangi tekanan di dalam otak.
Walaupun pemilihan antibiotik idealnya disesuaikan dengan hasil kultur spesifik
dari spesimen yang berbeda, antibiotik preoperatif sebaiknya diberikan terlebih dahulu
untuk drainage. Dosis antibiotik preoperatif sebaiknya tidak mensterilkan kebanyakan
abses asalkan material purulen terkirim tepat pada laboratorium mikrobiologi. Bakteri
anaerob memainkan peranan penting pada abses otak, dimana pemeliharaan spesimen
pada saatsurgical drainagesangat penting. Ketepatan proses dan pemeliharaan spesimen
tergantung pada prosedur penggunaan tiap perlengkapan rumah sakit (seperti media
transport), tetapi teknik aseptik yang optimal pada selama prosedur anaerobik sepenuhnya
esensial untuk interpretasi kultur pada pembedahan pada kasus abses otak.
Pada infeksi SSP, pemilihan antibiotik ideal tergantung pada kemampuan untuk
mencapai tempat infeksi yang diharapkan (seperti memasuki parenkim otak),
menghambat pertumbuhan kebanyakan organisme patogen pada umumnya, dan lebih baik
dalam menyingkirkan bakteri penyebab (efek bakterisidal baik). Sebelum pelaporan hasil
kultur, perbandingan antibiotik harus diberikan, didasarkan atas riwayat pasien dan
kesesuaian tanda dan gejala.
Antibiotik spesifik
- Penicillin menembus baik ke ronggga abses dan aktif melawan produksi non -lactamase dari organisme anaerob dan aerob.
- Chloramfenicol menembus baik ke dalam ruang intrakranial dan juga aktif melawan
Haemophilus spp, S pneumoniae, dan kebanyakan obligat anaerob. Penggunaannya
dibatasi karena kemampuan dari kombinasi antimikroba yang lain lebih manjur dan
kurang toksik (cefotaxime dan metronidazole)
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
25/44
Abses Otak 25
- Metronidazole menembus baik ke dalam SSP dan tidak dipengaruhi oleh terapi
kortikosteroid, aktif sebagai anti bakteri anaerob, dan mungkin suboptimal terhadap
kuman kokkus gram positif anaerob.
- Cephalosporin generasi ketiga (cefotaxime, ceftriaxone, cefiksim) umumnya adekuat
sebagai terapi terhadap organisme gram negatif. Seperti Pseudomonas, diantisipasi
dengan cephalosporin parenteral ceftazidime atau cefepime.
- Aminoglikosida tidak menembus baik ke dalam SSP dan relatif kurang aktif karena
kondisi anaerob dan kandungan asam dari abses.
- -lactamase resisten penicillin (seperti oxacillin, methicillin, nafcillin) mengandung carakerja bagus melawan methicillin-sensitif Staphylococcus aureus. Bagaimanapun,
penetrasinya ke SSP kurang dibanding penicillin, dan penambahan rifampin
bermanfaat pada meningitis staphylococcus.
- Vankomisin paling efektif melawan methicillin-resisten Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis seperti halnya Streptococcus aerob dan anaerob serta
Clostridium spp.
- Dengan pengecualian Bacteriodes fragilis dan beberapa strain Prevotella,
Porphyromonas, dan Fusobacterium, kebanyakan dari patogen anaerob terisolasi
sensitif terhadap penicillin. Karena penicillin-resisten organisme anaerob mendominasi
dalam abses otak, terapi empiris seharusnya mengandung bahan yang efektif dan juga
dapat menembus sawar darah-otak, meliputi metronidazole, chloramphenicol,
ticarcillin dan asam clavulanic, imipenem, atau meropenem.
- Penggunaan carbapenems dan -lactamase secara umum harus hati-hati karena dosis
tinggi dapat menyebabkan aktivitas kejang. Resiko kejang pada pasien dengan abses
otak meninggi pada penggunaan imipenem. Walaupun fluroquinolones mempunyai
daya tembus yang baik ke dalam SSP, penggunannya dibatasi dalam penanganan abses
otak.
- Terapi dengan penicillin harus ditambahkan metronidazole untuk menutupiStreptococcus aerob dan mikroaerofili.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
26/44
Abses Otak 26
- -laktamase - resisten penicillin atau vankomisin untuk penanganan Staphylococcus
aureus umumnya digunakan.
- Amfotericin B digunakan untuk infeksi Candida, Sryptococcus dan mucorales,
voriconazole untuk infeksiAspergillus danP boydii.
- Infeksi Toxoplasma gondii diatasi dengan pyrimethamine dan sulfadiazine.
2. Pembedahan
Pasien dengan abses otak mungkin dapat baik tanpa pembedahan, tetapi
kebanyakan pasien membutuhkan pembedahan disamping pemberian antibiotik yang
tepat untuk penanganan definitif. Hal tersebut sangat perlu, karena bagaimanapun
menyangkut penilaian keseluruhan pasien abses otak pada perencanaan penanganan awal,
tidak hanya untuk penegakan diganosis, tetapi juga selama penanganan medis, kondisi
pasien mungkin memburuk dengan cepat dan membutuhkan penanganan bedah segera.
Pembedahan dengan drainase merupakan terapi yang paling optimal, dengan
teknik aspirasi yang merupakan prosedur paling umum dan sering dilakukan dengan
bantuan CT scan atau MRI. Drainage ventrikular dikombinasikan dengan antimikroba
dan atau intrathecal digunakan untuk mengatasi abses otak yang ruptur sampai ke
ventrikel.
Walaupun pemilihan antimikroba yang sesuai paling penting dalam menangani
infeksi intrakranial, pembedahan drainage mungkin diperlukan. Pasien tanpa indikasi
pengobatan diperlukan pembedahan, yang mungkin dilakukan dengan asprasi stereotaktik
dan eksisi. Pada kasus abses multipel atau abses pada area penting otak, aspirasi berulang
diperlukan untuk melengkapi eksisi. Antibiotik dosis tinggi untuk satu periode mungkin
menjadi alternatif. Resiko aspirasi berulang dapat menyebabkan perdarahan. Terapi
optimal dari abses oleh jamur umumnya memerlukan pendekatan medis dan bedah.
Penundaan pembedahan drainage dapat meningkatkan angka kematian. Studi
terbaru menggambarkan abses otak pada fase awal dari cerebritis mungkin berespon
terhadap terapi antimikroba tanpa pembedahan. Pembedahan drainage mungkindiperlukan pada banyak pasien untuk menjamin terapi adekuat dan lengkap dari infeksi.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
27/44
Abses Otak 27
Pembedahan darurat harus dilakukan jika terdapat abses tunggal. Abses dengan
ukuran lebih dari 2,5 cm dieksisi atau aspirasi, sedang yang lebih kecil dari 2,5 cm
diaspirasi dengan tujuan diagnosis.
PROGNOSIS
Terapi dengan obat-obatan sangat memperbaiki prognosis abses otak. Bahkan
pernah dinyatakan bahwa pembentukan abses otak dapat digagalkan dengan penggunaan
antibiotik yang tepat pada awal perjalanan infeksi (yaitu cerebritis). Tanpa pengobatan
biasanya abses otak akan membawa akibat yang buruk.
Pengobatan herbal
1. Bawang Merah
Bawang merah mengandung
belerang yang dipercaya banyak orang
mengandung antibakteri dan zat
diuretik. Sirup atau obat yang terbuat
dari bawang merah berkhasiat sebagai
ekspekstoran yang membantu
mengeluarkan lendir dari bronkus, paru-
paru, dan trakea. Selain itu sirup atauobat yang terbuat dari bawang merah
berkhasiat untuk melawan radang dan
memperlancar aliran darah.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
28/44
Abses Otak 28
2. Teh Hijau
Memang benar teh hijau bukan
antibiotik yang kuat, namun berdasarkan
hasil penelitian teh hijau mampu membantu
kinerja antibiotik. Teh hijau mengandung
aktioksidan yang tinggi dan sangat
bermanfaat bagi tubuh. Teh hijau
mengandung kafein yang rendah dan mampu
membuat bakteri lemah terhadap antibiotik.
3. Madu
Madu bermanfaat untuk infeksi dan
luka, terutama jika menggunakan madu
Manuka. Madu ini berasal dari lebah yang
secara eksklusif diberikan tanaman
manuka di Australia dan Selandia Baru.
Madu Manuka ini terkenal mengandung
antibiotik. Enzim antimikroba yang
terkandung dalam madu ini akan
mengeluarkan hidrogen peroksida yangmampu menghalangi pertumbuhan bakteri
pada infeksi bakteri internal dan eksternal,
seperti radang perut. Dengan setetes saja
madu Manuka, infeksi akan teratasi.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
29/44
Abses Otak 29
4. Minyak Oregano
Dikenal sebagai rajanya antibiotik alami
di beberapa studi dan penelitian. Seperti
dikutip dari Care2, minyak oregano ini
memiliki manfaat antibiotik yang sangat
kuat dibandingkan bahan lainnya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh
Paul Belaiche, minyak oregano mampu
membunuh 96% bakteri pneumococcus,
92% bakteri neisseria, bakteri proteus dan
bakteri staphylococcus. Bakteri strein dan
neisseria ini sering ditemukan pada penyakit gonorrhea dan meningitis. Sedangkan
bakteri proteus ditemukan pada infeksi usus, dan bakteri staphylococcus seringkali
ditemukan pada makanan yang beracun.
Dikatakan juga, minyak oregano ini mampu berperan sebagai antibiotik yang
mempercepat penyembuhan sakit tenggorokan, demam, reumatik, infeksi luar, dan
anorexia.
4. Ekstrak Daun Zaitun
Daun Zaitun dikenal juga sebagai alternatif
antibiotik lain, yang sangat ampuh menangani virus.
Drs O dan B. Lee dari Department of Biomedical
Science di CHA University Korea menemukan bahwa
daun zaitun ini berpotensi besar melawan serangan
virus dan mikroba serta radikal bebas.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
30/44
Abses Otak 30
BAB III
(Teerapi Obat)
DIAZEPAM
Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-kloro-1,3-
dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on
SEDIAAN
tablet, injeksi dan gel rectal, dalam berbagai dosis sediaan.
Beberapa contoh nama dagang diazepam dipasaran yaitu Stesolid, Valium, Validex
dan Valisanbe, untuk sediaan tunggal dan Neurodial, Metaneuron dan Danalgin,
untuk sediaan kombinasi dengan metampiron dalam bentuk sediaan tablet.
EFEK SAMPING
Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk
Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition
Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,
angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias, blurred vision, kehilangan
keseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of liver, drug
dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false Sense of well-being, fatigue, general
weakness, headache disorder, hypotension, Increased bronchial secretions, leukopenia,
libido changes, muscle spasm, muscle weakness, nausea, neutropenia disorder,
polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea, skin rash, sleep automatism,
tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual changes, vomiting, xerostomia.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
31/44
Abses Otak 31
MEKANISME KERJA
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.
Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan
yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalamotak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat
korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya
pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap
reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan
aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan lebih
banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida
menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel
untuk dirangsang berkurang.
INTERAKSI OBAT
Obat-obat :
1.Alkohol, antidepresan, antihistamin dan analgesik opioid pemberian bersama
mengakibatkan depresi SSP tambahan.
2.Simetidin, kontrasepsi oral, disulfiram, fluoksetin, isoniazid, ketokonazol, metoprolol,
propoksifen, propranolol, atau asam valproat dapat menurunkan metabolisme diazepam,
memperkuat kerja diazepam.
3.Dapat menurunkan efisiensi levodopa.
4.Rifampicin atau barbiturat dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi efektifitas
diazepam.
5.Efek sedatifnya dapat menurun karena teofilin.
6.Ikatan plasma dari diazepam dan DMDZ akan direduksi dan konsentrasin obat yang
bebas akan meningkat, segera setelah pemberian heparin secara intravena.
7.Diazepam yang diberikan secara oral akan sangat cepat diabsorbsi stelah pamberian
metoclorpropamida secara intravena. Perubahan motilitas dari gastrointestinal juga
memberikan pengaruh terhadap proses absorbsi.
8.Benzodiazepin tidak digunakan bersamaan dengan intibitor protease-HIV, termasuk
alprazolam, clorazepate, diazepam, estazolam, flurazepam, dan triazolam.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
32/44
Abses Otak 32
INDIKASI
Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah
yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk gemeteran, kegilaan dan dapat
menyerang secara tiba-tiba. Halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alkohol. diazepamjuga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang otot merupakan penyakit neurologi.
dizepam digunakan sebagai obat penenang dan dapat juga dikombinasikan dengan obat
lain. Diazepam memiliki fungsi utama sebagai obat anti nyeri (analgesik).
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas
Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
Pasien koma
Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
Nyeri berat tak terkendali
Glaukoma sudut sempit
Kehamilan atau laktasi
Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)
DOSIS & RUTE
Antiansietas, Antikonvulsan.
PO (Dewasa) : 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat sekali sehari.
PO (anak-anak > 6 bulan) : 1-2,5 mg 3-4 kali sehari.
IM, IV (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.
Pra-kardioversi
IV (Dewasa) : 5-15 mg 5-10 menit prakardioversi.
Pra-endoskopi
IV (Dewasa) : sampai 20 mg.
IM (Dewasa) : 5-10 mg 30 menit pra-endoskopi.
Status Epileptikus
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
33/44
Abses Otak 33
IV (Dewasa) : 5-10 mg, dapat diulang tiap 10-15 menit total 30 mg, program pengobatan
ini dapat diulang kembali dalam 2-4 jam (rute IM biasanya digunakan bila rute IV tidak
tersedia).
IM, IV (Anak-anak > 5 tahun) : 1 mg tiap 2-5 menit total 10 mg, diulang tiap 2-4 jam.IM, IV (Anak-anak 1 bulan 5 tahun) : 0,2-0,5 mg tiap 2-5 menit sampai maksimum 5
mg, dapat diulang tiap 2-4 jam.
Rektal (Dewasa) : 0,15-0,5 mg/kg (sampai 20 mg/dosis).
Rektal (Geriatrik) : 0,2-0,3 mg/kg.
Rektal (Anak-anak) : 0,2-0,5 mg/kg.
Relaksasi Otot Skelet
PO (Dewasa) : 2-10 mg 3-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat satu kali
sehari. 2-2,5 mg 1-2 kali sehari diawal pada lansia atau pasien yang sangat lemah.
IM, IV (Dewasa) : 5-10 mg (2-5 mg pada pasien yang sangat lemah) dapat diulang dalam
2-4 jam.
Putus Alkohol
PO (Dewasa) : 10 mg 3-4 kali pada 24 jam pertama, diturunkan sampai 5 mg 3-4 kali
sehari.
IM, IV (Dewasa) : 10 mg di awal, keudian 5-10 mg dalam 3-4 jam sesuai keperluan.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
34/44
Abses Otak 34
Dexamethasone
Komposisi :
Tiap tablet dexamethasone mengandung:
deksametason
deksametason
..................................
..................................
0,5 mg
0,75 mg
Tiap ml injeksi Deksamethasone Harsen mengandung
Deksametason Natrium Fosfat ............................ 5 mg
Uraian dan Penggunaan:
Deksamethasone adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai
perbandingan Deksamethasone 0,75 mg setara dengan obat sbb : 25 mg cortisone, 25 mg
hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Deksamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral corticoid dari
Cortisone dan Hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocortical
tidak berguna.
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya; untuk anti inflamasi, pengobatan
rheumatik arthritis dan penyakit collagen lainnya, alergi dermatitis dll. penyakit kulit,
penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi glucocorticoid berguna lebih
menguntungkan sebagai penyakit leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada
jaringan lunak dan anemia hemolytica.
Kontra Indikasi
Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada
mata; tuberkulose aktif, peptic ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat
menguntungkan penderita.
jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi
yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/01/dexamethasone.htmlhttp://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/01/dexamethasone.htmlhttp://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/01/dexamethasone.html -
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
35/44
Abses Otak 35
Efek Samping
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid
seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkandengan beberapa glucocorticoid lainnya.
Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Dosis :
Oral :
Parenteral :
Anak-anak :
0,5 mg - 10 mg per hari (rata-rata 1,5 mg - 3 mg per hari).
5 mg - 40 mg per hari.
untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Dosis i.m. diberikantiap 6 jam untuk mendapatkan efek yang
maksimum.
0,08 mg - 0,3 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Interaksi Obat :
Insulin, hipoglikemik oral : menurunkan efek hipoglikemik
Phenythoin, phenobarbital, efedrin : meningkatkan clearance metabolik dari
deksametason; menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas fisiologis.
Antikoagulansia oral : meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
Diuretik yang mendepresi kalium : meningkatkan resiko hipokalemia.
Glikosida kardiak: meningkatkan reesiko aritmia atau toksisitas digitalis sekunder
terhadap hipokalemia.
Antigen untuk tes kulit : menurunkan reaksivitas.
Imunisasi : menurunkan respon antibodi.
Perhatian :
Kekurangan adrenocortical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat
dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan
cirrhosis.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
36/44
Abses Otak 36
Cefixime
Brand:: Dexa Medica
Product Code:: G
Komposisi: Sefiksim100 mg
Indikasi: Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, otitis media, (radang rongga
gendang telinga), faringitis dan tonsilitis, bronkhitis, akut dan
eksaserbasi (kumatnya penyakit atau gejala penyakit secara mendadak)
akut bronkhitis kronis
Dosis: Anak-anak: sehari 2x1,5-3 mg/ kgBB. Infeksi yang lebih berat atau
tidak mudah ditangani: sehari 2x6 mg/ kgBB
Kontra Indikasi: Riwayat syok yang disebabkan oleh sefiksim, hipersensitivitas, anak
dibawah 6 bulan
Perhatian: Hipersensitivitas terhadap penisilin, riwayat berbagai bentuk alergi baik
pribadi (pasien itu sendiri) atau pada keluarga pasien , gangguan seriusfungsi ginjal, nutrisi per oral kurang, pasien yang menerima nutrisi
parenteral, lansia, pasien debil, hamil, menyusui,anak usia 6 bulan
Efek Samping: Syok, hipersensitivitas, gangguan hematologis, gangguan saluran
pencernaan, kekurangan vitamin K
Kemasan: Kapsul 100 mg x 5 x 10
http://www.apotikantar.com/dexa_medicahttp://www.apotikantar.com/dexa_medicahttp://www.apotikantar.com/dexa_medica -
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
37/44
Abses Otak 37
Bio ATP
Category: Vitamin Neurotropik
Komposisi:
Tiap tablet berisi: ATP 20mg Vitamin B1 disulfida 100mg Vitamin B6 HCl 200mg
Vitamin B12 200mcg Vitamin E 30mg
Indikasi:
Astenia muskular atau neuro muskular, gangguan metabolisme otot jantung, kelelahan fisik.
Dosis:
24 tablet sehari Atau menurut petunjuk dokter
Efek Samping:
penumpukan vit-E
Kemasan:
Doos isi 10 strip @ 10 tablet
Keterangan
Hindarkan dari cahaya dan kelembaban
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
38/44
Abses Otak 38
Theophyllin
Nama Obat : Theophylline
Mekanisme Kerja : Theophylline merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek
anatara lain merangsang susunan syaraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama
bronkus.
Dosis :
Dewasa 3 kali sehari 1 kapsul/15 ml
Anak-anak 3 kali sehari 7,5 ml
Dosis Lazim Untuk Anak dan Bayi :
Dosis Lazim
Sekali Sehari5 mg/kg -
Dosis Lazim dan Dosis Maksimum untuk Dewasa :
Dosis Lazim Dosis Maksimum Sekali Sehari Sekali Sehari 200 mg 500 mg
500 mg 1 g
Efek Samping :
Susunan syaraf pusat, seperti : sakit kepala, insomnia
Kardiovaskuler, seperti : palpitasi, takikardi, aritmia ventrikuler
Pernafasan, seperti : tachypnea
Rash, hiperglikime
Gastrointestinal, seperti : mual, muntah, diare
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
39/44
Abses Otak 39
BAB V
KONSELING ( pembahasan )
Sekenario 1
Seorng pasien berumur 22 tahun di rujuk ke rumah sakit karena menderita abses
otak yang disebabkan dari pneumonia akut dengan keluhan berupa pusing dan nyeri pada
kepala, sesak napas, batuk berdahak , demam, dan lemas. Abses diduga akibat bakteri
Streptococcus pneumoniae, Istilah pneumonia terkadang digunakan secara lebih luas
terhadap berbagai kondisi yang menyebabkan inflamasi paru-paru (misalnya yang
disebabkan olehpenyakit autoimun,luka bakar kimia atau reaksi obat); namun demikian,
inflamasi ini lebih tepat disebut sebagaipneumonitis.
Pasien menderita pneumonia karena pola hidup yang buruk, seperti perokok aktif,
dan pola makan yang tidak teratur. Pasien termasuk orang yang sibuk dalam pekerjaannya
sehingga lupa akan kesehatan, ditambah lagi pasien adalah perantauan yang hidup sendiri dan
jauh dengan keluarga.
Pemeriksaan fisik pasien demam tinggi, sakit kepala persisten (biasanya
terlokalisir), rasa mengantuk, bingung, kejang umum dan lokal, kerusakan fokal motorik
dan sensorik. Batuk berdahak, sesak nafas (disebabkan pneumonia) dan lemas.
Percakapan
Apoteker : Selamat siang mas, silahkan masuk. Ada yang bisa saya bantu?
Pasien : pagi pak, begini sudah satu minggu ini saya mengalami sakit dikepala
bagian kanan, demam, batuk berdahak, lemas dan sesak napas serta nyeri
di bagian dada kanan.
Apoteker : apa anda memiliki riwayat penyakit paru-paru atau otak sebelumnya?
Pasien : Ya, saya telah didiagnosa pneumonia satu bulan yang lalu oleh dokter.Lalu sekarang, setelah konsultasi dengan dokter, saya didiagnosa abses
otak stadium serebritis lanjut.
Apoteker : Itu cukup berat, pembentuk dan nanah karena pelepasan enzim-enzim
dari sel radang, dan mengakibatkan edema pada otak. Pada fase ini edema
otak menyebar maksimal sehingga lesi menjadi sangat besar. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh pneumonia yang diakibatkan pola hidup yangkurang sehat seperti merokok, dan pola makan tidak sehat.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Inflamasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_autoimun&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pneumonitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pneumonitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_autoimun&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Inflamasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Streptococcus_pneumoniae&action=edit&redlink=1 -
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
40/44
Abses Otak 40
Pasien : Saya memang perokok berat, dan punya pola makan buruk, karna saya
orang sibuk dan pekerja keras, hehehe
Apoteker : Harus segera dihentikan pola hidup begitu mas, jika tidak nanti bisa
bertambah parah. Kalo boleh tanya, anda tinggal dengan siapa?
Pasien : Iya pak, akan saya lakukan. Saya tinggal sendiri, saya pun tinggal diperantauan. Memangnya kenapa?
Apoteker : begini, untuk pengobatannya dibutuhkan perhatian ekstra, karena sudah
masuk stadium cukup sulit, namun masih dapat disembuhkan dengan obat
dan bila terlambat harus dilakukan pembedahan untuk membersihkannanah. Mengenai obat, ada lima macam obat yang harus diminum.
Diantaranya diazepam sebagai anti nyeri dengan aturan pakai 3x1 sesudah
makan, deksametason sebagai anti radang dengan aturan pakai 3x1
sesudah makan, cefixim sebagai antibiotik dengan aturan pakai 3x1sesudah makan, teophylin sebagai obat sesak napas dengan aturan pakai3x1 sesudah makan, dan bio ATP untuk multi vitamin dengan aturan
pakai 1x1 sesudah makan. Untuk pembayaran silahkan di kasir, dan
semoga lekas sembuh.
Pasien : Ya, terima kasih pak.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
41/44
Abses Otak 41
BAB VII
A. Kesimpulan
Abses otak (AO) adalah suatu reaksi piogenik yang terlokalisir pada jaringan
otak. Kasus ini bisa terjadi pada anak dan dewasa. Infeksi yang terjadi diakibatkan oleh
jamur, bakteri, parasit dan komplikasi lain, misalnya otitis media dan mastoiditis. Pada
pasien yang mengalami abses otak akan rentan terhadap komplikasi-komplikasi yang
sangat berbahaya bagi penderitanya, misalnya: gangguan mental, paralisis, kejang, defisit
neurologis fokal, hidrosephalus serta herniasi. Kasus ini dapat menyebabkan masalah
keperawatan, seperti: perubahan perfusi jaringan serebral, resiko injuri, kerusakan
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
42/44
Abses Otak 42
mobilitas fisik, hipertermia, ketidakseimbangan cairan, nutrisi kurang dari kebutuhan
serta nyeri. (Elizabeth J, 2009)
B. SaranAbses otak dapat menyebabkan perubahan status kesehatan pada penderitanya
serta dapat menimbulkan komplikasi yang dapat memperparah kondisi prognosis pada
klien dengan kasus tersebut. Oleh karena itu perlu adanya penanganan yang serius
terhadap kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA
Britt, Richard H : Brain Abscess, J. Neurosurg. 1985; vol.3.
Choudhury AR, Taylor et al; Primary excision of brain abscess,
British Med. Journal, 1977.
Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi. EGC: Jakarta
Garfield JS ; Primary excision of brain abscess, British Med. J., 1977
Guyton. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi. EGC: Jakarta.
-
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
43/44
Abses Otak 43
Fischbein Charles A. et al Risk factors for brain abscess in patients with congenital heart
disease; The American.J of Cardiology, July 1974
Hakim AA.Pengamatan pengelolaan abses otak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
; 1984-1986
Harsono. 1996.Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi I.Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Ingham HR, Selkon JB & Roxby CM : Bacteriological study of otogenic cerebral
abscess; Chemotherapeutic role of metronidazole, British Med J, 1977
Jukarnain. 2011.Keperawatan MedikalBedah gangguan Sistem Persarafan.
Keogh. AJ :Bacteriology of abscesses of the CNS ; British Med. J, 1977.
Long, Barbara C. 1996. Keperawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan.Bandung: yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan.
Price, Sylvia A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit Volume 1
Edisi 6. EGC: Jakarta.
Richard H., Setti S. Rengachary :Brain Abscess; Neurosurg; Mc.Graw-Hill Company,New York, 1985, vol.1.
S. Naga, Sholeh. 2014. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Cetakan 5. DIVA
Press: Yogyakarta.
Xiang Y.Han et al :Fusobacterial brain abscess A review of five cases and analysis of
possible pathogenesis; Journal of Neurosurg, Oct.2003; vol.99.
Yang. SY :Brain Abscess ; A review of 400 cases, J. Neurosurg, 1981.
Situs:
http://aktivasiotak.com/fungsi_otak.html
http://www.apotikantar.com/cefixime_ogb_dexa_100_mg_kapsul
http://asysyifa-coba.blogspot.com/2011/02/abses-otak.html
http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/05/16/abses-otak
http://infoobat.blogspot.com/2011/02/diazepam.html
http://medicastore.com/obat/689/BIO-ATP_TABLET.html
http://ochonny.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-abses-otak.html
http://aktivasiotak.com/fungsi_otak.htmlhttp://aktivasiotak.com/fungsi_otak.htmlhttp://www.apotikantar.com/cefixime_ogb_dexa_100_mg_kapsulhttp://www.apotikantar.com/cefixime_ogb_dexa_100_mg_kapsulhttp://asysyifa-coba.blogspot.com/2011/02/abses-otak.htmlhttp://asysyifa-coba.blogspot.com/2011/02/abses-otak.htmlhttp://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/05/16/abses-otakhttp://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/05/16/abses-otakhttp://infoobat.blogspot.com/2011/02/diazepam.htmlhttp://medicastore.com/obat/689/BIO-ATP_TABLET.htmlhttp://medicastore.com/obat/689/BIO-ATP_TABLET.htmlhttp://ochonny.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-abses-otak.htmlhttp://ochonny.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-abses-otak.htmlhttp://medicastore.com/obat/689/BIO-ATP_TABLET.htmlhttp://infoobat.blogspot.com/2011/02/diazepam.htmlhttp://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/05/16/abses-otakhttp://asysyifa-coba.blogspot.com/2011/02/abses-otak.htmlhttp://www.apotikantar.com/cefixime_ogb_dexa_100_mg_kapsulhttp://aktivasiotak.com/fungsi_otak.html -
7/22/2019 Kimia Klinik_Abses Otak (AO).docx
44/44