Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

40
E D I S I K H U S U S Desember 2015 Harga Rp 14.000 Prospek Bisnis Daring Serangkaian artikel tentang besarnya potensi bisnis daring di tanah air berikut seluk-beluk membangun toko daring alias toko online. Memilih Lapak Banyak pilihan lapak di dunia maya. Pahami kelebihan dan kekurangan masing-masing agar sesuai dengan jenis bisnis pilihan Anda. Memilih Jenis Usaha Hampir semua jenis usaha mempunyai peluang untuk bersinar di bisnis daring. Tentukan yang paling pas dengan hasrat Anda! Darling, Yuk Buka Toko Daring! KTNK151210

Transcript of Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Page 1: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

E D I S I K H U S U S D e s e m b e r 2 0 1 5Harga Rp 14.000

Prospek Bisnis DaringSerangkaian artikel tentang

besarnya potensi bisnis daring di tanah air berikut seluk-beluk

membangun toko daring alias toko online.

Memilih LapakBanyak pilihan lapak di dunia maya. Pahami kelebihan dan kekurangan masing-masing

agar sesuai dengan jenis bisnis pilihan Anda.

Memilih Jenis UsahaHampir semua jenis usaha mempunyai peluang untuk bersinar di bisnis daring.

Tentukan yang paling pas dengan hasrat Anda!

Darling, Yuk Buka Toko Daring!

KTNK151210

Page 2: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 5Daftar Isi2

Foto & Angka3. Data seputar e-commerce dan

peluang pasarnya

Makroekonomi4. Paket ekonomi bisa bawa

dampak positif tahun depan

Pengantar5. Potensi besar di bisnis online

seiring tumbuhnya kelas menengah Indonesia

Mengenal Jenis Daring6. Mengenal seluk-beluk

membangun toko daring

Sistem Pembayaran8. Ini dia berbagai sistem pemba-

yaran dalam transaksi daring

Memilih Lapak10. Kelebihan dan kekurangan

jualan di media sosial12. Berjualan di marketplace bisa

bantu menarik pembeli

Sistim Pengiriman14. Memilih layanan jasa

pengiriman barang

Wawancara16. Choirul Djamhari, Deputi

Pembayaran Kementerian Koperasi dan UKM: Jangan Sampai UMKM Jadi Korban e-Commerce

17. Achmad Zaky, Founder & CEO BukaLapak.com: Sekarang, Investor yang Aktif Mencari Startup

Kiat Display Produk18. Tip membuat foto di situs dan

akun media sosial

Bangun Kepercayaan19. Trik membangun kepercayaan

saat berbisnis daring

Kiat Promosi20. Membedah strategi pebisnis

online untuk sedot pembeli

Usaha Online Pilihan21. Jurus menentukan jenis usaha

toko online22. Lapak busana daring masih

menjanjikan walau persaingan ketat

24. Peluang dan tantangan bisnis produk kecantikan online

26. Strategi memasarkan perhiasan secara online

28. Peluang berjualan alat elektronik online masih terbuka

30. Memulai usaha toko komputer dan perangkat di jagad maya

32. Langkah-langkah membuka toko tas dan sepatu online

34. Peluang bisnis pernak-pernik di dunia maya terbuka lebar

36. Kiat-kiat berjualan buku melalui dunia maya

38. Kiat membangun toko online produk kesehatan

Selebiz40. Nafa Urbach dan Dian Sastro

Foto Cover: MuradiGrafis Cover: Alri Kemas

10. Untung rugi jualan di media sosial

Media sosial selama ini sering dijadikan salah satu tempat menjajakan barang dagangan. Efektifkah? Simak ulasannya di Edisi Khusus KONTAN ini.

Wartawan ”KONTAN” selalu dibekali tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima atau meminta apa pun dari nara sumber

Penerbit: PT Grahanusa Mediatama Surat Izin: Surat Keputusan Menpen Nomor 307/ SIUPP/B.1/1996, tanggal 19 Maret 1996. Direktur: Lukas Widjaja, Ardian Taufik Gesuri Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Ardian Taufik Gesuri Dewan Redaksi: Ardian Taufik Gesuri, Mesti Sinaga, Hasbi Maulana, Hendrika Yunapritta, Djumyati Partawidjaja, Titis Nurdiana, Bagus Marsudi, Ahmad Febrian, Markus Sumartomdjon, R. Cipta Wahyana, Barly Haliem Noe, Asih Kirana Wardani, Johana Ani Kristanti, Umar Idris, Harris Hadinata, Thomas Hadiwinata, Yuwono Triatmodjo, Khomarul Hidayat, Syamsul Ashar, SS Kurniawan, Havid Vebri, Wahyu Tri Rahmawati, Uji Agung S. Asnil Bambani Amri, Lamgiat Siringoringo, Sanny Cicilia, Barratut Taqiyyah, Sandy Baskoro, Ruisa

Khoiriyah, Avanty Nurdiana, Adi Wikanto, Dupla Kartini, Ignatius Andri Indradie, Rizki Caturini, Fransiska Firlana S., Anastasia Lilin, Roy Franedya Hutabarat, Amal Ihsan Hadian, Azis Husaini, Dessy Rosalina Pasaribu, Anna Suci Perwitasari, Fitri Nur Arifenie, Yudho Winarto, Dikky Setiawan, Herlina Kartika D., Hendra Gunawan, A. Herry Prasetyo, Amailia Putri Hasniawati, Tedy Gumilar, Sofyan Nur Hidayat, Christine Novita, Fahriyadi, Ragil Nugroho, Mona Debora Tobing, Nina Dwiantika, Asep Munazat Zatnika K, Wahyu Satriani Ari Wulan, Dea Chadiza Syafina, Petrus Dabu, Noverius Laoli, Adisti Dini Indreswari, Handoyo, Narita Indrastiti, Muhammad Yazid, Dadan M. Ramdan, Tendi Mahadi, Marantina Napitu, Merlinda Riska, Melati Amaya Dori, Dina Farisah, Agus Triyono, Ignatia M. Sri Sayekti, Dityasa Hanin F., Tri Sulistiowati, Agung Jatmiko, Oginawa Ramadhan Prayogo, Adinda Ade Mustami, Raden Roro Putri W., Annisa Anindita Wibawa, Issa Almawadi, Francisca Bertha Vistika Putri, Mimi Silvia, Wuwun Nafsiah, Ranimay Syarah, Pratama Guitarra, Jane Aprilyani, Maggie Quesada Sekretariat Redaksi: Santi Manager Produksi & Pengarah Rancang Grafis: Indra Surya Rancang Grafis: Candra Kusmana, Hendrik ST Oloan Tambunan, Steve G.A., Pj. Praksa, Thomas Luhur M. Redaktur Foto: Hendra Suhara Fotografer: Achmad Fauzie, Carolus Agus Waluyo, Wicaksono Daniel Prabowo, Cheppy A. Muchlis, Muradi, Baihaki, Fransiskus Parulian Penyelaras Warna: Pandji Indra, Alri Kemas N. Riset dan Dokumentasi Foto: Melly Anne Firdianti, Dedi Sukamto, Nasrudi Kaisuku Redaksi Bahasa: Tri Adi Sarwoko, Catur Ari Wibowo Perpustakaan dan Pemelihara Data: Deni Riaddy, Deti Riswiani, Priyanto, Nugroho, Iklan: Aris Akhmadi, B. Erna Haryati, Sesilia Artanto, M. Iqbal, Risang Wahyu P., Indah Sulistyorini M., Farrel Dewantara, Nurul Maulidya L., Yosua Agus, FX Tutur Wibowo, Adhika Kirana, Hani Sukma Adji Corporate Circulation: Eko Suranto Marketing Communication: Thomas Y. Widyanto, Tutur Wibowo, Renggo Kutut Kujantoko, Gusmaiwan Lubis, Lucky Alan KontanAcademy: Margaretha Matasak, Guido S. Radityo, Ngadirin Alamat Redaksi: Gedung KONTAN, Jalan Kebayoran Lama No. 1119 Jakarta 12210 Iklan: Gedung KOMPAS GRAMEDIA, Jalan Palmerah Selatan No. 22-28 unit II Lt. 2, Jakarta Selatan 10270 Sirkulasi: Gedung KOMPAS, Jalan Gajah mada No.109-110A Jakarta 11140 Telepon: Redaksi (021) 535 7636, 532 8134, Iklan (021) 536 79909, 548 3008 Faksimile: Redaksi: (021) 535 7633, Iklan: (021) 5369 9080, Sirkulasi (021) 260 0972 E-mail: [email protected], Web site: www.kontan.co.id, Dicetak oleh: Percetakan PT Gramedia Isi di luar tanggung jawab per-cetakan. Tarif Iklan Tabloid Kontan 3015: Display / Advertorial min. FC 31.000,-/mmk (min.600 mmk), BW 26.000,-/mmk (min.40 mmk), Iklan Kuping, Halaman depan FC 12.000.000, Halaman dalam FC 5.600.000, Halaman belakang FC 11.500.000, Banner, Halaman depan FC 31.500.000, Halaman dalam BW 4.350.000, Halaman dalam FC 9.000.000, Halaman belakang FC 16.000.000, Kolom. 8x terbit, 1 kolom x 100 mm, BW 4.000.000, 2 kolom x 50 mm BW 4.000.000, 2 kolom x 100 mm BW 7.800.000, Surcharge untuk halaman 3 & 40 (Back cover) 20%, Catatan: Tarif di atas belum termasuk diskon Agensi dan PPN 10%, berlaku 1 Januari 2015, harga dalam IDR.

KONTAN/Muradi

Page 3: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Foto & Angka 3D e s e m b e r 2 0 1 5

KONTA

N/Muradi

Pada 2013, jumlah kelas menengah di Indonesia

mencapai 74 juta orang. Tahun 2020, diprediksi

menjadi 141 juta atau 54% jumlah penduduk. *

Sumber:

* Bolton Consulting Group

** International Data Corporation (IDC)

*** Bank Indonesia (BI)

Kurun 2012-2015, pasar e-commerce di In-

donesia akan tumbuh 42%. Lebih

tinggi dibandingkan Malaysia (14%), Thai-

land (22%), dan Filipina (28%). **

Transaksi perdagangan daring pada 2014 men-

capai Rp 34,9 triliun dan tahun ini di-

perkirakan meroket 544% menjadi

Rp 224,9 triliun. ***

Page 4: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Makroekonomi4D e s e m b e r 2 0 1 5

Tahun 2015 menjelang garis finis. Memasuki tahun baru, saatnya melupakan dan me-

ninggalkan segala masalah dan kesulitan. Maklum, buat banyak orang, 2015 adalah tahun yang berat. Pertumbuhan ekonomi berjalan pelan, konsumsi publik tergerus, dan nilai tukar rupiah anjlok tajam. Pokoknya, kehi-dupan ekonomi terasa susah.

Butuh waktu sampai Februari 2016 untuk mengetahui persis seberapa besar ekonomi negeri ini tumbuh di 2015. Cuma, ke-mungkinan target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerin-tah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 sebesar 5,7% tak akan tercapai. Bisa tumbuh sampai 5% saja sungguh suatu keberuntungan besar.

Ini juga sudah disadari peme-rintah. Makanya, pemerintah mengoreksi angka pertumbuh-an ekonomi tahun ini menjadi hanya 4,8%. Bank Indonesia (BI) juga memangkas proyeksi

pertumbuhan ekonomi 2015 menjadi 4,8%. Padahal, awal Oktober, BI masih yakin ekono-mi bisa tumbuh 4,9%.

Bank Pembangunan Asia (ADB) menurunkan proyeksi p e r t u m b u h a n e k o n o m i Indonesia tahun 2015 dari sebe-lumnya 4,9% menjadi 4,8%.Menurut Menteri Koordinator P e r e k o n o m i a n D a r m i n Nasution, pertumbuhan ekono-mi masih lambat karena per-mintaan masih lemah.

Sebenarnya, pemerintah su-dah berusaha menggenjot per-tumbuhan melalui belanja pe-merintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Kencangnya pembangunan in-frastruktur selama November 2015 terindikasi dari penjualan semen yang mengalami pening-katan. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, penjualan se-men nasional pada November 2015 naik 4,7% menjadi 6.055.511 ton ketimbang periode sama tahun lalu sebesar 3,9%.

Masalahnya, kucuran belanja tersebut belum mencukupi alias masih di bawah target . Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), yang merupakan institusi dengan anggaran belanja terbe-sar misalnya, sampai awal Desember 2015 lalu, baru mem-belanjakan 70,9% alokasi ang-garan belanja. Jumlah itu masih jauh di bawah target realisasi belanja 2015 sebesar 93% dari total pagu dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 118,6 triliun.

Makanya, ADB memprediksi, total sampai akhir tahun belan-ja modal pemerintah hanya akan terserap 80%–85%. Angka itu didasari pada realisasi pe-nyerapan anggaran per 31 Oktober 2015 yang baru menca-pai 62,9% dari target atau sebe-sar Rp 829,9 triliun. Walhasil, upaya mendorong ekonomi dari belanja pemerintah tak akan maksimal tercapai. Apalagi, kontribusinya selama ini juga cuma 10% sampai 11% saja.

Terbantu paket

Pengamat ekonomi Drajad Wibowo menilai, faktor luar dan dalam negeri masih meng-ganjal peluang kebangkitan ekonomi 2016. Dari sisi ekster-nal yang perlu diperhatikan adalah kelanjutan arah kebijak-an moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Keputusan The Fed menunda kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 15–16 Desember 2015 berarti masih ada peluang kenaikan suku bunga di 2016. Ini mengha-dirkan nuansa ketidakpastian yang masih akan dominan me-nekan pergerakan rupiah dan masuknya investasi asing.

Pengaruh devaluasi yuan juga masih akan menekan pergerak-an rupiah. Meski telah tercatat sebagai mata uang special drawing rights (SDR), People's Bank of China (PBOC) masih menekankan prioritas orientasi kebijakan untuk menggenjot perekonomian domestik. Awal Desember lalu, PBOC kembali

memangkas bunga dan menu-runkan nilai yuan sebesar 0,1%.Jelas ini bukan kebijakan yang terakhir. Masih ada potensi pe-lemahan yuan tahun 2016.

Walau tekanan negatif dari eksternal tak bisa dihapuskan begitu saja, ada aura harapan dari dalam negeri yang bisa mendorong pertumbuhan. Harapan itu datang dari kebi-jakan paket ekonomi yang digu-lirkan pemerintah yang berinti-kan kebijakan deregulasi dan debirokratisasi. "Kalau dibilang ini memulihkan kepercayaan investor, memang belum. Tetapi cakupan kebijakan ini luas, jadi pasti akan memberi dampak positif di 2016," kata Drajad.

Di paket pertama saja, tak kurang dari 134 peraturan da-lam berbagai tingkat, yang mengalami penyederhanaan. Cakupan industri yang meng-alami deregulasi dan debirokra-tisasi terbilang luas, mulai dari sektor infrastruktur, properti, hingga ritel.

Ada juga paket ekonomi yang dirancang untuk melindungi masyarakat pendapatan rendah dan masyarakat di pedesaan seperti mempercepat pencairan dana desa, meningkatkan pem-bagian beras untuk kalangan miskin (raskin), stabilisasi har-ga pangan. Pemerintah sebe-lumnya juga menaikkan batas pendapatan tidak kena pajak, untuk mengerek daya beli ma-syarakat.

Tidak heran, Bank Dunia juga memuji kebijakan paket-paket-an ini. Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, bahkan menilai, per-tumbuhan ekonomi Indonesia 2016 akan lebih baik dibanding-kan dengan negara pengekspor komoditas karena kebijakan pemerintah yang proaktif. "Implementasi yang baik dari upaya ini bisa memperkuat ke-percayaan investor,” ujarnya.

Itu sebabnya, Bank Dunia berani memproyeksikan per-tumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan sebesar 5,3%. Tapi, lembaga keuangan internasio-nal ini mengingatkan, proyeksi itu disertai risiko, ya itu tadi, kenaikan suku bunga The Fed dan pelambatan ekonomi nega-ra-negara mitra dagang utama.

Lana Soelistianingsih, eko-nom Samuel Asset Management, menilai, tahun depan, pemerin-tah hanya bisa mengandalkan pasar domestik. Tingkat harga harus dijaga agar konsumsi bisa tinggi. o

Ekonomi global yang loyo masih membayangi kondisi tahun depan. Potensi kenaikan suku bunga The Fed dan pelemahan yuan masih menekan rupiah. Cuma, ada seberkas sinar harapan dari paket kebijakan ekonomi.

KONTA

N/Muradi

❝Cakupan kebijakan

paket ekonomi yang cukup luas, di-

prediksi akan bisa memberikan

dampak positif bagi ekonomi

Indonesia di 2016.

Amal Ihsan Hadian, Adinda Ade Bustami

Eksternal Masih Menekan Internal Hadirkan Harapan

Paket kebijakan ekonomi bisa membawa dampak positif tahun depan

Page 5: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Pengantar 5D e s e m b e r 2 0 1 5

Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2015 baru saja berla-lu. Harbolnas, yang

diperingati tiap 12 Desember, bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri e-commerce di Indonesia. "Industri e-com-merce belakangan sudah sema-kin maju dengan makin banyak-nya para pelaku usaha dan awareness masyarakat sudah baik," ujar Indra Yonathan, SVP Strategic Markting Partnership Lazada Indonesia sekaligus Ketua Panitia Harbolnas 2015.

Dus, selain untuk mendidik masyarakat tentang belanja da-ring, Harbolnas juga merupakan ajang promosi dan memperluas pasar para pebisnis daring. Harbolnas kali ini istimewa ka-rena diikuti sekitar 140 pelaku e-commerce dan berlangsung lebih dari satu hari. Tak pelak,

kampanye diskon besar-besar-an dari 10-12 Desember ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Memang, belum ada angka penjualan resmi yang dirilis, tapi para pe-laku memperkirakan, penjualan mereka bisa melonjak 10 kali lipat dari penjualan di hari bia-sa. Diperkirakan, nilai transaksi Harbolnas 2015 mencapai US$ 3 juta–US$ 5 juta.

Angka itu mengindikasikan betapa besarnya potensi pasar bisnis daring di Tanah Air.

Peluang besar

Boleh dibilang, optimisme mengenai prospek industri e-commerce di Indonesia saat ini memang tengah membuncah. Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak Achmad Zaky me-nyebut, nilai transaksi online

sepanjang 2014 mencapai Rp 35,5 triliun dan akan terus tumbuh sekitar 18% per tahun. "Tak diapa-apakan pun, bisnis online di Indonesia akan tum-buh pesat," ujar Daniel Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi E-com-merce Indonesia, hakul yakin.

Daniel mengklaim, pertum-buhan e-commerce di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara (ASEAN). "Pertumbuhan e-commerce 300%–400% per ta-hun," ujarnya. Tapi, menurut International Data Corporation (IDC), pasar e-commerce di Indonesia hanya akan tumbuh 42% per tahun antara 2012-2015. Toh, pertumbuhan ini tetap yang tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lain, se-perti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%).

Pertumbuhan e-commerce yang tinggi itu seiring dengan

pertumbuhan kelas menengah yang kian menyenangi belanja secara daring. Merujuk laporan terbaru dari The Boston Consulting Group (BCG), kelas menengah dan konsumen mak-mur alias middle class and af-fluent consumers (MACs) di Indonesia diperkirakan tumbuh dari 88 juta orang di 2014 men-jadi lebih dari 140 juta orang di 2020. Affluent consumer adalah individu yang memiliki aset fi-n a n s i a l l i k u i d a n t a r a US$ 100.000–US$ 1 juta atau dengan penghasilan tahunan lebih dari US$ 75.000. "Secara makro, di tengah pelemahan ekonomi global, nyatanya laju ekonomi Indonesia masih ba-gus ketimbang negara lain," ujar Regan Dwinanda, Head of Marketing and Partnership Mataharimall

Selain pertumbuhan MACs,

pertumbuhan pengguna smart-phone dan internet juga turut mendorong pertumbuhan in-dustri e-commerce. Riset Online Shopping Outlook 2015 BMI Research menyebut, pada 2014, pengguna belanja online men-capai 24% dari jumlah pengguna internet di Indonesia. Adapun, Asosiasi Penyelenggara Jasa Intenet Indonesia (APJII) me-nyebut, pengguna internet ta-hun ini sekitar 139 juta semen-tara Kementerian Komunikasi dan Informasi memproyeksi-kan, pengguna internet tahun ini sekitar 150 juta. "Menurut saya, bisnis via internet ini ke-sempatan yang tak boleh disia-siakan," ujar Zaky.

Nah, KONTAN edisi khusus ini bermaksud membantu Anda menjadi onlinepreneur lewat berbagai jurus berbisnis daring dan alternatif bisnis daring. o

Menikmati Laba Membuka Lapak di Dunia MayaPotensi besar di bisnis online seiring dengan pertumbuhan kelas menengah Indonesia

Masyarakat kini semakin akrab dengan belanja secara daring. Terbukti, nilai transaksi dalam jaringan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini melahirkan peluang bisnis daring yang sayang untuk dilewatkan.

KONTAN/Muradi

Asih Kirana W., Dadan M. Ramdan, Oginawa R. Prayogo, Marantina Napitu

Page 6: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 5Mengenal Bisnis Daring6

Hari gini, siapa, sih, yang tidak mengenal media sosial? Meski tak ada data pastinya,

tapi kita bisa menebak, hampir semua orang yang mengakses jaringan internet saat ini memi-liki akun di media sosial, mini-mal satu. Entah di Facebook, Twitter, Instagram, atau Path. Betul?

Namun, bagi kebanyakan orang, akun di media sosial ter-sebut baru digunakan untuk keperluan sosial, seperti berba-gi aktivitas, foto, informasi, atau sekadar mencurahkan isi hati. Ada juga yang memanfaat-kannya untuk kepentingan poli-tik. Namun, bisa dibilang, baru sebagian kecil dari total akun media sosial yang dimanfaatkan untuk keperluan bisnis.

Beberapa tahun belakangan, para pelaku usaha yang kreatif memanfaatkan jaringan sosial media sebagai wahana untuk mengembangkan bisnis mere-ka. Ada yang berangkat dari bisnis offline yang mengandal-kan pertemuan fisik. Ada pula yang benar-benar memulainya secara online lewat jaringan internet. Hasilnya, ternyata ti-dak bisa dipandang dengan se-belah mata. Omzet ratusan juta rupiah bisa berawal dari satu langkah sederhana; sekadar membuka lapak online.

Yang menarik, sejumlah pela-ku bisnis daring meyakini, tren tersebut masih akan berkem-bang di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, penetrasi bisnis onli-ne di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Berdasarkan ni-lai transaksi, transaksi daring masih kecil. “Perdagangan onli-ne hanya 0,06% dari total belan-ja ritel,” ungkap Fetnayeti, D i r e k t u r B i n a U s a h a Perdagangan, Kementerian P e r d a g a n g a n R e p u b l i k Indonesia. Dalam tiga tahun ke depan, pemerintah menarget-kan, nilai transaksi ritel daring bisa mencapai 5% dari total transaksi ritel di tanah air.

Dilihat dari jumlah pengguna internet, potensi pertumbuhan bisnis daring juga masih besar. Saat ini, menurut Indonesia

Country Consultant Google Henky Prihatna, jumlah peng-guna internet di Indonesia baru berkisar 80 juta – 90 juta orang. Dari jumlah tersebut, baru seki-tar 7 juta yang melakukan trans-aksi belanja daring.

Optimisme para pelaku bisnis online didukung oleh pertum-buhan kelas menengah, yang berarti peningkatan daya beli. Selain itu, peningkatan penggu-na telepon pintar alias smart-phone juga mendukung pertum-buhan belanja daring. Maklum, trennya makin banyak masya-rakat yang berbelanja lewat ga-wai mobile ini. Sistem pemba-yaran yang nyaman dan aman juga mendukung pertumbuhan bisnis online.

Internet & logistik masih jadi kendala

Nah, apabila ingin ikut me-nikmati cuan di bisnis online, ada beberapa hal mendasar yang perlu Anda pahami terle-bih dahulu.

Bentuk paling sederhana dari bisnis online ini adalah membu-ka toko daring. Toko daring pada prinsipnya adalah toko yang memanfaatkan teknologi komunikasi sehingga tidak me-merlukan pertemuan fisik anta-ra penjual dan pembeli.

Anda bisa berjualan lewat apl ikasi Whatsapp atau Blackberry Messenger (BBM).

Namun, tentu saja pasarnya jadi sangat terbatas. Untuk menya-sar pasar yang lebih luas, Anda bisa membuka akun pribadi di media sosial sebagai lapak da-ring Anda. Tapi, besarnya pasar juga akan sangat tergantung dari luas jaringan atau jumlah pertemanan atau follower Anda. Apabila jaringan Anda besar, tentu kemungkinan Anda men-jual produk Anda pun akan le-bih besar. Sebaliknya ketika ja-ringan Anda hanya sedikit, po-tensi transaksi pun minim.

Pendiri OMG Consulting Yoris Sebastian mengatakan, jumlah follower atau pertema-nan yang banyak memang men-jadi nilai lebih tersendiri ketika memulai bisnis online. Namun, ia berpendapat, minimnya jum-lah follower atau teman jangan menjadi penghalang memulai toko daring. Ia mengambil kisah Fahma Mahardini membangun toko online Wika Souvenir Flanel sebagai contoh. Sebagai seorang sales promotion girl, Fahma tidak memiliki banyak follower atau teman. Namun, dengan keterampilannya meng-

olah kerajinan tangan dari ba-han kain flanel, ia memberani-kan diri berbisnis online. "Sekali ada transaksi dan konsumen puas, marketing dari mulut ke mulut sangat ampuh," kata Yoris. Alhasil, bisnis Fahma kini berkembang pesat.

Melangkah lebih jauh, Anda bisa juga membuka lapak da-ring Anda di market place. Ini adalah semacam pasar atau pu-sat perdagangan di dunia maya. Untuk memiliki lapak di sini, Anda mungkin akan dikenakan biaya oleh pemilik pasar. Tapi, biasanya nilainya mungil.

Jika punya modal besar, Anda bahkan bisa membangun e-commerce sendiri, yakni pusat perbelanjaan milik Anda sendi-ri, di mana Anda bisa menawar-kan berbagai produk Anda.

Melihat berbagai pilihan la-pak tersebut, bisa disimpulkan bahwa bisnis online bisa jalan bahkan tanpa modal. Modal hanya Anda perlukan untuk menciptakan produk. Bahkan, ini pun tak perlu bila produk diperoleh dari pihak lain. Dus, modalnya cuma jaringan inter-

net dan kemampuan menjual. Asyiknya, begitu Anda memi-

liki lapak online, jangkauan pa-sar Anda bisa tanpa batas. Tidak hanya di sekitar rumah atau di dalam negeri, tapi bisa menem-bus pasar luar negeri. Sebab, siapa pun dan di mana pun bisa mengakses jaringan internet.

Tapi, bisnis daring pun punya tantangan. Yang terpenting ada-lah membangun kepercayaan. Karena tak langsung memegang barang, seringkali konsumen kurang percaya dengan kualitas produk yang Anda tawarkan.

Selain itu adalah masalah lo-gistik. Hingga saat ini, jasa lo-gistik dan ekspedisi masih ke-rap mengecewakan konsumen.

Jaringan internet yang buruk juga masih menjadi kendala utama. "Internet kita hanya le-bih cepat dari Laos dan Filipina," ujar Achmad Zaky, pendiri Bukalapak.

Namun bisa Anda bayangkan, bila kelak jaringan internet dan logistik di Tanah Air semakin baik, belanja daring bisa sema-kin menggila. Anda tak mau ketinggalan kereta, bukan? o

Biar Tak Sekadar Berceloteh di Media SosialMengenal seluk-beluk membangun toko daring

Membuka lapak daring menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memulai bisnis dengan modal mini. Saat ini, kesempatan itu terbuka lebar karena belanja daring kian lazim seiring pertumbuhan gawai mobile.

KONTAN/Baihaki

Asih Kirana W., Dadan M. Ramdan, Oginawa R. Prayogo, Marantina Napitu

Perbedaan Marketplace, E-commerce dan Toko Online

Marketplace E-commerce Toko online

Produk yang tersedia Banyak vendor/brand Barang dari satu vendor Barang punya pemilik toko online/situs

Model bisnis Business to business (B2B), business to costumer (B2C) Business to customer (B2C) Customer to customer (C2C)

Sumber profit Biaya untuk menjadi vendor premium, dari space iklan banner

Keuntungan saat ada transaksi dengan customer utama, keuntungan iklan (optional)

Keuntungan saat transaksi dengan pembeli utama

Proses pembayaran Tergantung kebijakan vendor, marketplace sebagai pihak ketiga Langsung ke situs e-commerce Langsung ke pemilik situs/toko daring

Proses pengirimanDikirim dari tempat vendor penyedia produk, metode tergantung masing masing vendor

Dikirim dari satu tempat dan metode pengiriman yang sama

Dikirim dari toko offline-nya, pemilik toko atau situs

Sumber: Riset KONTAN

Page 7: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Kontan 7Desember 2015

Page 8: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 58

Tidak sulit untuk mem-bayangkan seberapa mengkilap prospek bisnis online di sini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika memproyeksikan nilai e-commerce di sini pada 2020 bisa mencapai US$ 200 miliar. Kalau dirupiahkan de-ngan kurs Rp 10.000 per US$ 1 saja, nilai itu setara dengan Rp 2.000 triliun.

Saat bertemu dengan tim KONTAN dua pekan lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menye-but, proyeksi itu terbilang rea-

listis. Yang menjadi model ada-lah pertumbuhan e-commerce di China yang tahun lalu nilai-nya sudah US$ 436 miliar.

Nilai e-commerce di sini ta-hun lalu baru US$ 12 miliar, atau setara dengan Rp 120 trili-un, jika menggunakan kurs US$ 1 setara Rp 10.000. Memang, jika dibandingkan dengan nilai perdagangan konvensional, angka belanja online masih mini, cuma 0,6%.

Di negara-negara yang memi-liki e-commerce lebih semarak, seperti Amerika Serikat atau China, nilai belanja online su-

dah setara dengan 10% dari total belanja ritel konvensional. Jelas, belanja online di sini ma-sih punya ruang untuk tumbuh.

Memang, untuk menumbuh-kan belanja online, Indonesia butuh, dalam bahasa ahli tele-komunikasi sekarang, environ-ment. Seberapa besar kemung-kinan environment untuk e-commerce membaik? Jika meli-hat angka kepemilikan ponsel dan pengguna internet, kita pa-tut berbesar hati karena angka-nya terus meningkat.

Pengguna internet aktif di negeri kita disebut sudah nyaris

mencapai 100 juta. Sedang jum-lah nomer ponsel yang aktif saat ini berada di kisaran 150 jutaan. Tingkat pertumbuhan kepemilikan smartphone yang kini lazim digunakan untuk mengakses internet pun terbi-lang tinggi, 50% per tahun.

Sayangnya, masih ada faktor lingkungan lain yang mengham-bat suburnya pertumbuhan e-commerce di sini. Yang paling mudah terlihat adalah infra-struktur broadband yang masih terbatas. Padahal, pita lebar memainkan peran penting da-lam koneksi internet.

Faktor lingkungan lain yang bisa menghambat jagad niaga internet adalah belum adanya budaya membayar transaksi secara digital. Banyak yang bisa disebut sebagai penyebab, ter-masuk keterbatasan infrastruk-tur broadband tadi.

Karena jalur pita lebar yang tersedia masih terbatas, jumlah merchant yang bisa memanfa-atkan sistim pembayaran digital juga terbatas. Ujung-ujungnya, pembeli online yang bisa me-manfaatkan sistem pembayaran online masih terbatas.

Heru Sutadi, pengamat indus-tri telekomunikasi menyebut ada dua kekurangan dalam ling-kungan e-commerce yang ter-kait dengan pembayaran. Masing-masing adalah belum terintegrasinya sistim pemba-yaran serta nilai pembayaran secara online yang terbatas.

Situasi itu diperburuk dengan aturan Bank Indonesia yang terlalu kaku, tutur Heru. "Di Amerika, sudah ada Samsung Pay atau Apple Pay, sementara kita untuk mengatur e-money saja lama," tutur dia.

Transfer langsung

Untuk mendapat gambaran tentang seberapa pentingnya transaksi pembayaran bagi per-dagangan online, ada baiknya kita melihat situasi yang kini umum terjadi.

Mereka yang hendak menjadi pebisnis di jagad maya saat ini punya, sedikitnya, tiga pilihan untuk memasarkan produknya. Mereka bisa memasang iklan di berbagai forum atau situs clas-sified ads, situs sosial media ataupun aplikasi messenger Dengan cara ini, praktis si pe-

Melalui Gerbang agar Pembayaran Tak RibetMenimbang berbagai model pemrosesan pembayaran yang sesuai di bisnis online

KONTAN/Muradi

Dalam perdagangan onli-ne, ada satu pihak lagi

yang memainkan peranan penting dalam memuluskan transaksi pembayaran. Peran ini dimainkan oleh para pe-nyedia jasa payment gateway . Perusahaan ini mengembang-kan sistem pembayaran yang bisa menghubungkan tiga pi-hak sekaligus.

Dua dari tiga pihak itu adalah pembeli dan merchant atau toko online. Satu pihak lainnya ada-lah bank, jika metode pemba-yaran yang digunakan adalah kartu kredit, kartu debit atau transfer antar rekening bank.

Pihak ketiga di sini juga bisa berupa penerbit uang elektro-nik, seperti operator telepon se-luler, jika yang digunakan seba-gai media pembayaran adalah e-money. Namun jika pembeli memilih metode pembayaran secara tunai, maka pihak ketiga

di sini bisa berupa jaringan mi-nimarket, seperti Indomaret ataupun Alfamart.

Kendati memainkan peran penting dalam melancarkan bis-nis online, payment gateway belum terlalu populer. Coba sa-ja tanyakan ke mereka yang pernah belanja online, apa pay-ment gateway yang mereka gu-nakan? Sangat mungkin mereka tak tahu. Bahkan, bisa jadi si konsumen online itu tak sadar sama sekali dengan kehadiran payment gateway .

Istilah payment gateway me-rujuk ke penyedia aplikasi e-commerce yang berkaitan de-ngan verifikasi pembayaran. Sedang terminologi gerbang pembayaran sendiri merujuk ke jalur online yang terproteksi yang menghubungkan antara pemilik toko dengan bank atau penerbit media pembayaran.

Penyedia jasa gerbang pem-

bayaran sudah ada hampir satu dekade di sini. Kini, paling tidak ada 14 penyedia payment gate-way di Indonesia. Merek layan-an tersebut di antaranya Doku, Veritrans, Ipaymu, Indomog, MOLPay, AyoPay dan Unipin.

Lima merek lain adalah GU-dang Voucher, Unik, PulsaQ, MimoPay, Finpay, Fasapay. Ber-ikutnya, ada Kaspay, Inapay, Ipay88, 2C2P dan Ionpay.

Dari keseluruhan penyedia jasa itu, dua merek yang paling berbunyi di jagad e-commerce saat ini adalah Doku dan Veri-trans. Doku yang dimiliki oleh PT Nusa Satu Inti Artha sudah beredar sejak 2007. "Kami pa-yment gateway lokal pertama," tutur Himelda Renuat, Chief Marketing Officer Doku.

Nama Doku diambil dari ba-hasa slank yang populer di ta-hun 1990-an yang berarti uang. Istilah itu sengaja digunakan

Nusa Satu sebagai mereknya untuk menunjukkan bahwa me-reka produk lokal.

Sedang Veritrans yang baru hadir tiga tahun lalu, merupa-kan merek dari PT Midtrans. Nama Veritrans sendiri sudah populer di negeri asalnya, yaitu Jepang, sebagai penyedia jasa pembayaran elektronik. "Kami ingin membantu semua toko on-line untuk mengadopsi semua metode pembayaran secara efi-sien," tutur Diera Yosefina Harto-no, Vice President of Marketing Veritrans.

Saat ini, merchant yang di-gandeng Doku dan Veritrans ti-dak terbatas mal online yang etalasenya berisi ribuan item saja, tetapi juga toko milik usa-ha kecil dan menengah. Perhi-tungan tarif untuk pebisnis usaha kecil dan menengah pun sama, yaitu baru dikenakan ketika ada transaksi. o

Pemain Penting yang Belum Populer

Selama lingkungannya mendukung nilai bisnis online di Indonesia bisa mencapai US$ 200 miliar di 2020. Salah satu faktor yang akan menentukan kesuburan bisnis online adalah kemudahan melakukan pembayaran.

Merlinda Riska

Page 9: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Sistim Pembayaran 9

bisnis melakukan usaha secara konvensional. Istilah online di sini sebatas memanfaatkan si-tus internet sebagai media iklan bagi produk atau jasanya.

Beriklan di situs internet ini kemungkinan akan menjadi ta-hap pertama yang ditempuh pebisnis skala kecil yang ingin menjajal manisnya e-commerce. Ambil contoh Laurensius, yang aktif menjajakan berbagai ba-rang dagangannya di forum jual beli Kaskus.

Nah, dalam gaya berdagang jenis ini, tentu si penjual yang harus menentukan metode pembayaran dan pengiriman barang. Yang paling lazim, si penjual akan meminta pembeli mentransfer uang terlebih da-hulu ke rekeningnya.

Setelah si pembeli menyerah-kan bukti pembayaran, bisa melalui program messenger atau e-mail, baru si penjual akan mengirimkan barang. Di skema ini, kita melihat penjual, apalagi pembeli, rawan tertipu.

Si penjual bisa saja tertipu oleh bukti transfer palsu. Sebaliknya, pembeli juga mung-kin dikelabui oleh mereka yang hanya ingin mengantongi duit, alias menipu.

Karena banyaknya penipuan itulah, berbagai forum jual beli menawarkan rekening bersa-ma. Penggunaan joint account ini bisa meminimalisir kemung-kinan saling menipu karena uang baru bisa dicairkan apabi-la sudah ada persetujuan dari pembeli maupun penjual. Adapun pelaksana pencairan rekening itu biasanya pihak ke-tiga, seperti moderator forum.

Gaya kedua bisnis online yang bisa ditempuh adalah ber-gabung dengan mal online atau market place yang booming tiga tahun terakhir. Saat ini, ba-nyak mal online yang meneri-ma pasokan dari pihak ketiga, seperti grup Lazada, Blibli dan Berrybenka.

Di model ini, si pebisnis tak ubahnya pemasok dalam bisnis konvensional. Ria Devina Astika yang berdagang akseso-ris wanita di berbagai toko onli-ne menuturkan, saat memasok ke mal-mal online tersebut, ia tak lagi ribet mengurus pena-gihan dari calon pembeli. "Nanti setiap bulan akan dikirimkan oleh pengelola list barang yang laku dan rincian pembayaran," tutur Ria.

Sistem pembayaran toko on-line memang dipegang oleh si

pemilik toko itu sendiri. Dan biasanya si pemilik toko akan menggunakan jasa penyedia payment gateway.

Model bisnis online yang me-manfaatkan market place juga setali tiga uang. Pengelola mar-ket place lah yang menentukan sistim pembayaran yang digu-nakan. Pemasok ataupun pem-beli, ya tinggal memanfaatkan sesuai dengan seleranya.

Yevida, pemilik lapak olahan kacang dan susu di Bukalapak dan Tokopedia menuturkan syarat yang diminta pengelola marketplace sangatlah sederha-na. Setiap merchant, seperti di-rinya, diminta memiliki reke-ning pribadi di salah satu bank yang termasuk dalam daftar pengelola marketplace. "Ada beberapa bank swasta dan BUMN yang bisa saya pilih," tu-tur Yevida.

Ia menuturkan, setelah si pembeli menuntaskan pemba-yaran, ia akan mendapatkan notifikasi tentang adanya pe-sanan. Setelah memastikan stok tersedia, Yevida melakukan pa-cking dan mengirimkan barang pesanan melalui jasa pengirim-

an barang.Resi pengiriman itu harus ia

masukan lagi ke sistim yang di-sediakan pengelola marketpla-ce. Setelah itu, ia tinggal me-

nunggu pembeli melakukan konfirmasi penerimaan barang. Nah, saat konfirmasi itu terlak-sana, pengelola marketplace akan meneruskan uang yang telah ia collect dari pembeli ke

akun Yevida. Ia bisa mencairkan uang di saldo akunnya setiap saat ke rekening banknya.

Pilihan ketiga untuk berbisnis di jagad online adalah mengo-perasikan sendiri website. Ini biasanya dipilih oleh pebisnis UMKM yang sudah punya jam terbang tinggi di e-commerce. Perusahaan e-commerce de-ngan modal tebal juga biasanya memilih cara ini.

Nah dengan mendirikan web-site sendiri, barulah si pebisnis online harus memutar otak me-milih metode pembayaran yang bisa ia tawarkan. Cara paling gampang, akhirnya kembali lagi ke gaya pembayaran offline, seperti yang dipilih oleh banyak pebisnis online di forum jual beli maupun situs media sosial.

Apakah mungkin menjalin kerjasama dengan bank hingga bisa menawarkan fasilitas pem-bayaran seperti yang ditawar-kan oleh penyedia market place atau toko online? Di atas ker-tas, itu mungkin saja terjadi. Namun Andi, yang berbisnis fashion di Jakarta, pernah mengajukan permohonan se-macam itu, dan mendapat pe-

nolakan. "Katanya, bank tidak akan memproses permohonan fasilitas seperti itu dari pemilik situs," tutur dia.

Pertimbangan bank untuk ti-dak mengobral fasilitas pemro-sesan pembayaran ke pengelola toko online merupakan bentuk kehati-hatian menjaga data. Karena kemampuan mempro-ses pembayaran, katakan mela-lui rekening bank, atau kartu kredit, berarti kemampuan mengakses berbagai data reke-ning atau kartu kredit itu tadi.

Tapi pebisnis UKMK jangan terburu berkecil hati dulu. Mereka masih punya kesempat-an untuk menawarkan layanan pembayaran online layaknya market place dengan memanfa-atkan jasa para penyedia pay-ment gateway.

Saat ini, semakin banyak pe-nyedia payment gateway yang menyasar pebisnis UMKM se-bagai klien mereka. Termasuk dua pemain terbesar payment gateway di sini, yaitu Doku dan Veritrans. Yang menarik lagi, layanan yang ditawarkan untuk UMKM ini juga menyediakan berbagai pilihan alat bayar. o

KONTAN/Muradi

Era digital memudahkan pebisnis usaha kecil, mik-

ro dan menengah (UMKM) un-tuk melaksanakan niat bereks-pansi. Dengan membuka toko secara online, para pebisnis kelas tanggung bisa bereks-pansi dengan kebutuhan mo-dal yang lebih terjangkau.

Gerai yang berupa situs inter-net memungkinkan pebisnis UMKM menjangkau pasar tak cuma di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. Yang asyiknya, ya itu tadi, biaya untuk membu-ka gerai dengan cakupan glo-bal itu lebih murah dibanding-kan dengan berbisnis offline.

Memang, selain punya ke-unggulan dibandingkan bisnis konvensional, bisnis online men-syaratkan adanya keribetan yang cuma muncul saat orang bertransaksi melalui jagad ma-ya, yaitu saat pembayaran.

Kalau Anda buka toko, pem-bayaran bakal lunas begitu si pembeli menyerahkan uang tu-nia sesuai harga. Kalau toko Anda sudah besar, atau Anda menjual barang dengan harga

mahal, Anda tinggal menyedia-kan electronic data capture agar si pembeli bisa membayar de-ngan kartu debit atau kredit. Be-gitu kartu digesekkan, struk pem-bayaran pun keluar.

Tetapi bagaimana kalau An-da, sebagai pemilik toko tidak bertatap muka secara langsung dengan si pembeli? Bagaimana si pembeli bisa menerima uang, atau alat pembayaran lain, se-perti kartu kredit?

Kebanyakan pemilik toko onli-ne di sini, terutama yang masih berskala kecil, menyiasatinya dengan cara "offline." Jadi si pembeli diminta untuk membayar dengan cara mentransfer sejum-lah uang ke rekeningnya. Trans-fer bisa dilakukan melalui mesin ATM, internet banking, ataupun mobile banking.

Untuk memastikan si pembeli telah membayar, biasanya pen-jual akan meminta bukti pemba-yaran. Bukti ini bisa berupa foto yang dikirim melalui aplikasi messenger semacam Whatsapp atau BBM.

Cara ini sejatinya tak cuma

merepotkan. Si pembeli pun ha-rus menanggung risiko kena tipu. Bagaimana kalau setelah ia membayar, ternyata penjual ti-dak mengirimkan barang?

Solusi agar pembeli dan pen-jual bisa sama-sama percaya dan tidak merasa direpotkan adalah menggunakan jasa pe-nyedia payment gateway. Provi-der gerbang pembayaran inilah yang menciptakan aplikasi yang memungkinkan pembeli e-com-merce bisa membayar dengan dengan berbagai bentuk alat pembayaran.

Uang tunai yang bisa diguna-kan seperti uang tunai yang ada di rekening bank, uang berupa e-money, atau bahkan uang tu-nai yang dibayarkan ke titik-titik penerimaan, seperti minimarket. Kartu kredit payment gateway juga menerima kartu kredit.

Nah, pertanyaan yang bisa jadi muncul di benak pembeli yang menggunakan kartu kredit adalah bagaimana memastikan si penyedia payment gateway ti-dak menyalahgunakan data mi-liknya? Pertanyaan yang sama

sejatinya muncul di benak bankir dan pemilik bisnis online. Bagai-mana pun bank dan pemilik toko online berkepentingan meng-amankan calon pembeli.

Nah untuk menjawab keragu-an para konsumen online dalam menggunakan kartu kreditnya, penyedia payment gateway bia-sanya akan menyatakan bahwa mereka diaudit sesuai standar PCIDSS. Singkatan itu merujuk ke Payment Card Industry Data Standard Security. Itu adalah protokol keamanan yang diran-cang bersama oleh lima raksasa penyedia kartu kredit di dunia: Visa, Mastercard, Amex, JCB dan Discover. Tujuan utama me-reka merilis protokol itu adalah meningkatkan keamanan data kartu, saat data-data kartu di-transmisikan, disimpan dan di-proses oleh pihak lain.

Pertama kali dirilis pada 2004, PCIDSS telah tiga kali di-perbarui. Versi yang terakhir, yaitu 3.0, dirilis pada November 2013, dan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2017. o

Standar Dunia untuk Mengamankan Kartu

❝Pebisnis UMKM

dapat menawarkan layanan bak mar-ketplace dengan

memanfaatkan la-yanan yang dita-warkan penyedia

payment gateway.

Page 10: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 510

Kehadiran internet dan kantong -kantong media sosial telah banyak mengubah

perilaku sosial orang Indonesia. Di pergaulan global, orang Indonesia sudah terkenal seba-gai pengguna jejaring sosial yang sangat aktif. Keaktifan orang kita memakai media sosi-al boleh jadi banyak dipengaru-hi karakter masyarakat yang senang berbagi apapun, terma-suk lewat social media.

Dengan jumlah populasi nan besar, lebih dari 247 juta jiwa, ditambah karakter suka berbagi itu, tidak heran bila popularitas media sosial di negeri ini betul-betul moncer. Indikasinya ada-lah jumlah pengguna aktif me-dia sosial. Indonesia tercatat sebagai negara dengan penggu-na aktif Facebook nomor tiga terbesar di dunia. Sekitar 63 juta orang aktif mengakses Facebook melalui mobile phone mereka. Angka itu diperkirakan akan membengkak menjadi 95 juta orang pada 2018. Di tataran dunia, Facebook ditongkrongi

dengan setia oleh sekitar semi-liar pengguna setiap hari.

Tapi, Facebook bukan satu-satunya media sosial favorit orang Indonesia. Situs micro-blogging Twitter juga menyedot minat jutaan orang Indonesia. Tak kurang dari 50 juta orang Indonesia aktif berkicau di jeja-ring sosial berlambang burung dengan kelir biru itu. Sedang di level global, pengguna aktifnya berkisar 316 juta user.

Bagi pelaku usaha, angka-angka tersebut menawarkan peluang bisnis yang tidak kecil. Media sosial bisa juga dimanfa-atkan untuk keperluan bisnis. "Bahkan, kalau Anda pandai mengelolanya, media itu bisa menjadi begitu efektif dalam menjaring pelanggan yang begi-tu banyak," kata Wahyu Saidi, konsultan wirausaha.

Fungsi dasar

Meski membuka lapak di jeja-ring sosial bisa menyalahi fung-si utamanya sebagai wadah ko-munikasi dan interaksi, enggak

ada salahnya memakai media sosial sebagai ladang memanen untung. Sebab, transaksi jual beli tidak hanya ada di pasar, juga di ruang privat seperti me-lalui akun media sosial.

Tambah lagi, banyak operator media sosial menawarkan akun secara gratis kepada setiap penggunanya, tak terkecuali yang berniat jualan secara onli-ne. Cuma, itu tadi, "Anda harus memahami fungsi media sosial sebagai ajang silaturahim para pemakainya sebagai dasar un-tuk melakukan promosi di me-dia sosial," ujar Wahyu.

Salah satu keuntungan aktif di media sosial, menurut Wahyu, adalah Anda bisa mengetahui secara langsung apa yang se-dang menjadi tren di masyara-kat. Anda juga bisa mengetahui keinginan mereka. Lalu, Anda bisa meningkatkan merek usa-ha sehingga lebih dikenal dan mendapat pelanggan baru. “Media sosial bisa difungsikan sebagai corong supaya produk dikenal lebih luas lagi,” tambah Yukka Herlanda, pendiri Brodo,

toko fashion pria online. Tapi, masing-masing media

sosial punya karakteristik. Sifat khas ini yang membuat Anda harus jeli dalam membuka la-pak di media sosial. Contoh, jika yang menjadi prioritas ada-lah kecepatan dalam transaksi atau respons pembeli, Anda perlu mempertimbangkan membuka lapak di jejaring sosi-al yang memiliki tingkat inter-face dan impresi yang tinggi, s e p e r t i F a c e b o o k d a n Instagram. Yuk, kita kenali ka-rakter sejumlah media sosial untuk lokasi dagang.

n Facebook

Banyak pelaku usaha yang menggunakan Facebook untuk berbisnis, bahkan sebelum jeja-ring sosial besutan Mark Zuckerberg ini melahirkan fitur Fanpage. Maklum, pengguna Facebook paling banyak diban-ding media sosial lain.

Yukka bilang, Facebook su-dah menjadi bagian hidup atau social layer hampir semua orang, walau interaksinya eng-gak seheboh lima tahun lalu. "Kalau untuk usaha mikro, ke-cil, dan menengah (UMKM), Facebook masih okelah untuk jualan, dan range target usianya 19 tahun sampai 35 tahun," kata pria 27 tahun yang mulai ber-jualan dari Facebook.

Nah, keberadaan Fanpage mendorong banyak pebisnis le-bih memilih memanfaatkan fitur ini ketimbang akun. Sebab, Fanpage l eb ih prakt is . Pengguna Facebook tinggal nge-like tanpa perlu menjadi teman. Dengan Fanpage, peng-usaha juga bisa mendapatkan fans sebanyak-banyaknya, tan-pa batasan. Beda dengan akun yang dibatasi 5.000 user.

Kelebihan lain berjualan di

Facebook: Anda bisa mengulas produk lebih detail dan panjang. Fitur comment memudahkan Anda melihat feedback atawa umpan balik dari calon konsu-men atau testimoni dari para pelanggan. "Namun, jika tidak merawat akun maupun Fanpage Facebook dengan baik, pelang-gan bisa kecewa," kata Anas Faizurahman, pemilik Asibayi.com, toko peralatan bayi dan ibu menyusui online.

Itu sebabnya, Anda mesti pu-nya tenaga khusus yang fokus merawat dan menjaga akun ataupun Fanpage merek dagang di Facebook. Anas setidaknya punya 15 karyawan yang me-ngelola akun dan Fanpage Facebook Asibayi secara bergi-liran. Soalnya, ia bukan cuma m e n j a j a k a n p r o d u k d i Facebook, juga menjawab ko-mentar yang masuk lewat com-ment dan menerima order me-lalui fitur messages.

Hanya, Anas mengungkap-kan, Facebook punya jam ta-yang utama alias prime time. "Kalau jualan di Facebook anta-ra jam 10 pagi hingga 12 siang merupakan waktu yang pas un-tuk mulai posting karena di jam i tu banyak yang akses Facebook," ucap dia.

Toh, Facebook sebagai lokasi jualan tetap punya kelemahan. Menurut Nukman Luthfie, peng-amat media sosial, meski bisa menyedot fans sebanyak-ba-nyaknya, posting melaui fitur Fanpage tidak berbayar hanya bisa meraih 1/6 dari total liker. "Gratisan hanya segitu. Kalau mau seluruhnya kejangkau, ya, harus bayar," katanya.

Selain itu, Yukka menambah-kan, saat ini tingkat impresi pengguna Facebook terhadap produk sudah anjlok dalam. Sekarang, setiap posting kon-ten, hanya meraih 1%–2% dari

Di Mana Ada Orang, di Situ Anda JualanKelebihan dan kekurangan jualan melalui media sosial

Media sosial semakin intim dengan kebanyakan masyarakat kita. Pengguna social media di negara kita lebih dari 100 juta user. Ini pasar yang sangat empuk bagi pebisnis untuk berjualan di media sosial. Tapi, mana yang cocok?

KONTAN/Baihaki

❝Pada akhirnya,

setelah membuka lapak di berbagai

media sosial, pebis-nis online sebaik-nya harus punya

situs sendiri, paling tidak blog.

Dian Sari Pertiwi

Page 11: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Memilih Lapak 11

total liker Fanpage Brodo kita. Soalnya, semakin banyak orang yang buka lapak di Facebook dan posting konten. Cuma, ka-lau terlalu sering posting kon-ten bisa menjadi bumerang. Para pengguna Facebook bakal menganggap konten itu sebagai spam atawa sampah. Meski be-gitu, "Dari sisi engagement kami masih mengandalkan Facebook," tegas Yukka.

n Instagram

Beda dengan Facebook, Instagram mempunyai kekuat-an untuk mendeskripsikan pro-duk melalui foto. Tak heran, banyak pebisnis online yang memanfaatkan jejaring sosial yang baru populer dua tahun terakhir ini untuk mempopuler-kan produk dan jasa mereka lewat foto-foto keren.

Instagram atau populer de-ngan singkatan IG memiliki ba-nyak efek yang bisa digunakan para pengguna pada saat mere-ka hendak menyunting fotonya. Contohnya, efek X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, dan Sutro. Ada juga efek Tilt-Shift yang fungsi-nya untuk memfokuskan satu titik pada sebuah foto dan seke-lilingnya menjadi buram.

Tak cuma itu, media sosial yang dicaplok Facebook tahun 2012 lalu itu punya fitur yang secara otomatis membagikan posting foto ke jejaring sosial lainnya seperti Facebook. Tapi, "Instagram butuh kekuatan vi-sual yang bagus banget. Kalau kontennya bagus, maka orang akan follow dan engage akun Anda," imbuh Yukka.

Selain itu, Anas menambah-kan, IG memiliki prime time untuk postiong konten yang le-bih lama dari Facebook. "Merata, mulai jam delapan pagi sampai delapan malam. Soalnya, pengguna banyak mengakses IG dari HP," tutur Anas.

Sedang kelemahan IG dari kacamamata Nukman, media sosial ini tidak bisa memberi tautan atau link agar pembeli bisa berlabuh di situs penjual, jika dia punya website. "Link di photo caption tidak bisa diklik. Ini jadi menyulitkan kalau pen-jual mau mengarahkan pembeli ke landing page dalam bentuk website," jelas Nukman.

n Twitter

Pengguna Twitter di Indonesia yang mencapai 50 juta user ten-

tu menjadi kanal yang potensial untuk mendatangkan pembeli. Lewat akunnya, pebisnis online bisa mengirimkan pesan plus link untuk menuju sebuah situs yang menampilkan berbagai konten, mulai artikel, foto, sam-pai video. Jadi, kelebihan Twitter salah satunya bisa men-jadi alat untuk membawa orang ke laman bisnis online.

Kelebihan lainnya, menurut Poetry Gladies, penjual brow-nies di Twitter dengan akun @DapurGladies, personal bran-ding lebih kuat jika berbisnis di media sosial ini. "Karena orang akan menjadi follower berda-sarkan basis konten yang kita bagikan," kata perempuan yang berbisnis online di Twitter se-jak tahun 2013 lalu ini.

Kemudian, Poetry menutur-kan, konten-konten Twitter bisa mendatangkan respons yang lebih cepat dari pengikut. Sehingga, "Saya juga bisa baca lebih cepat semua notifikasi yang masuk," ujarnya yang per-nah bekerja sebagai reporter di salah satu televisi ini.

Yang juga menjadi kekuatan Twitter, Nukman menambah-

kan, penyebaran konten yang bisa masif. Misalnya, Anda bisa meminta follower yang punya banyak pengikut untuk me-ret-weet (RT) kicauan Anda. "Biasanya untuk pedagang pe-mula, orang yang follower-nya banyak tidak terlalu hitungan untuk sekadar RT, dia mau membantu. Kecuali untuk pro-duk dari perusahaan yang su-dah ada brand," katanya.

Cuma kekurangannya, baik Poetry maupun Nukman me-nyatakan, ruang untuk berkicau di Twitter terbatas. Soalnya, pengguna hanya bisa berkicau paling banyak 140 karakter. Untuk itu, pebisnis online yang membuka lapak di Twitter ha-rus kuat dalam teknik menyam-paikan sebuah cerita atau ki-cauan (storytelling).

n Situs atau blog

Pada akhirnya, Yukka mene-gaskan, setelah membuka lapak di berbagai media sosial bahkan situs marketplace, pebisnis on-line sebaiknya harus punya si-tus sendiri, paling tidak blog. Di situs berbayar maupun tidak

berbayar, Anda bisa berjualan dengan leluasa, menampilkan semua produk dan jasa dengan informasi yang lengkap, mulai harga sampai spesifikasi.

Sebab, menurut Yukka, ber-jualan di media sosial tak sela-manya efektif. Ia mencontoh-kan, di tahun-tahun awal berda-gang di Facebook, Brodo me-nuai sukses. Tapi, tahun-tahun berikutnya, tingkat engagement dengan pengguna terus menu-run. "Untungnya saya sudah buka toko sendiri di web. Jadi, waktu pamor di Facebook tu-run, Brodo sudah aman di toko sendiri lantaran pelanggan su-dah paham bahwa Brodo sudah punya web sendiri," kata pemi-lik situs bro.do ini

Lebih dari sekadar etalase, Anda bisa mengubah website merek dagang menjadi toko online. Caranya, dengan me-nambah fitur transaksi pemba-yaran belanja untuk para pe-langgan. Selain memakai kartu debit, belanja bisa mengguna-kan kartu kredit dan lewat fitur pembayaran beberapa bank.

Anas menambahkan, kalau Anda memang mau serius ber-

bisnis online, memang sudah seharusnya membuat situs be-lanja sendiri. "Secara branding lebih bagus, enggak nebeng pi-hak lain lebih bagus. Kita bisa menampilkan konten yang komplet dan informatif juga unik yang bisa merangsang konsumen," ujar Anas yang me-mulai bisnis online dari situs baru ke media sosial.

Hanya, Yukka mengingatkan, membuka website sendiri harus dengan pertimbangan matang. Meski banyak yang gratis, me-rawat situs atau blog juga perlu pengetahuan yang mumpuni. Pasalnya, tidak semudah me-nangkap calon pembeli seperti melalui media sosial.

Walau banyak pilihan saluran penjualan dengan karakteristik-nya masing-masing, Nukman memberi saran: jualan di media sosial sebaiknya jangan hanya di satu channel, kalau perlu menggunakan semua channel yang ada. "Kalau jualan prinsip-nya adalah di mana ada orang di situ kamu jual," katanya.

Silakan Anda timbang, mana yang cocok dengan produk atau jasa dan target pasarnya. o

KONTAN/Muradi

Bukan cuma internet dan media sosial yang menja-

di saluran penjualan para pe-bisnis online. Aplikasi perca-kapan (chat) pun bisa menjadi tempat berdagang. Operator aplikasi chat bahkan menyedia-kan lapak dan toko, termasuk layanan promosi produk.

Line, misalnya. Aplikasi chat asal Jepang ini menawarkan Li-ne@ yakni family apps atau apli-kasi yang berdiri sendiri tapi dikelola secara resmi oleh Line. ada banyak kemudahan yang ditawarkan. Misalnya, penggu-na Line@ bisa memberikan data lebih lengkap tentang usaha-nya, mulai jam buka-tutup toko, denah kios, barang-barang yang dijual, hingga mengumpul-kan data konsumen lewat statis-tik harian dan survei.

Untuk laporan statistik harian, ini bisa dipantau oleh pemilik akun Line@. "Contohnya, kita posting sebuah konten, itu bisa dilihat berapa banyak view, uni-que visitor, dan jumlah share," kata Fanny Verona, E-Commer-ce Manager Line Indonesia. Pe-

milik akun juga bisa melakukan survei kecil pada para subscri-ber-nya untuk mengetahui minat pelanggan. Survei ini berbentuk pilihan ganda, jawaban sing-kat, ataupun polling.

Satu akun Line@ bisa dikelola oleh banyak orang sebagai ad-ministrator (admin). "Yang gratis bisa sampai 20 orang, yang berbayar hingga 100 orang," ujar Fanny. Aplikasi berbayar mendapat kelebihan dari jumlah broadcast message mencapai 50.000 pesan, dengan jumlah admin hingga 100 akun.

Cuma, Line tidak menyedia-kan fitur khusus untuk pengguna Line@ dalam mempromosikan bisnisnya. Alhasil, semua ter-gantung dari strategi pemasa-ran si pengguna Line@.

Keuntungan lain dari Line@, Ariny Ma'rifah, pemilik Deary Baby Shop, menambahkan, bi-sa menjaring anggota dengan jumlah tidak terbatas. Lewat akun @deary, dia kini sudah punya anggota lebih dari 2.000 orang. Sedang kalau pakai akun Line gratis, maksimal ha-

nya 500 orang. "Jika broadcast message pakai Line@, enggak akan muncul di daftar chat se-perti BlackBerry Messenger (BBM). Jadi, chat terakhir de-ngan konsumen masih bisa ter-baca dan enggak menganggu konsumen," kata Ariny.

Tak cuma itu, Ariny juga lebih bisa mengatur waktu untuk men-jawab pesan yang masuk jika sedang sibuk mengemas ba-rang. Sebab, lewat Line@ me-nyediakan fitur jawab otomatis. Selain itu, fitur menyapa anggo-ta baru juga membuat para pen-jual merasa lebih profesional. "Setiap ada orang yang baru add akun @deary, saya akan sapa dengan ucapan terimaka-sih dan sosialisasi cara order pakai format agar pesanan ce-pat diproses," ucap dia.

Sejak menggunakan akun premium berbayar dari Line ini, Ariny mengungkapkan, mulai pertengahan tahun 2015 lalu lebih dari 50% order masuk le-wat Line ketimbang BBM atau WhatsApp. Beberapa kali pas-ca kirim broadcast tentang pro-

duk atau koleksi baru, langsung ludes dipesan. Padahal, belum sempat diunggah di akun Insta-gram atau website.

Meski harus bayar, Ariny me-ngatakan, tarifnya sangat mu-rah, hanya US$ 12 per tahun. "Kalau mau dagang, kan, me-mang harus ada pengeluaran. Dan, sejauh ini fungsi Line@dan biaya yang dikeluarkan bisa di-bilang murah," ujarnya.

Meski begitu, menurut Ariny, Line@ memiliki kelemahan. La-yanan ini tidak memiliki fasilitas mesin pencari alias search eng-gine. "Jadi, pernah pas mau Le-baran banyak order masuk tapi belum sempat catat pesanan-nya. Ketika mau cari lagi harus scroll ke atas semua percakap-an, enggak bisa di-search nama akunnya apa," beber dia.

Selain untuk tempat jualan, banyak pebisnis online yang memanfaatkan aplikasi chat un-tuk untuk melakukan komunikasi dan proses transaksi dengan pembeli. Ya, selagi bermanfaat, semua saluran penjualan me-mang harus digunakan. o

Membuka Lapak di Aplikasi Percakapan

Page 12: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 512

Belanja di internet? Jangan. Hati-hati ba-nyak penipuan tuh. Begitulah dulu ungka-

pan yang sering terdengar kalau kita mengungkapkan niat ber-belanja di internet. Sekarang, aktivitas belanja online me-ningkat tajam. Semakin hari semakin banyak orang di Indonesia yang merasa lebih nyaman untuk belanja secara online. Mereka semakin me-nyadari kemudahan dan banyak waktu yang bisa dihemat de-ngan belanja secara online.

Selain karena koneksi inter-net di Indonesia yang semakin cepat dan akses internet yang kian mudah dan terjangkau, pertumbuhan omzet belanja online di Indonesia juga disum-bang oleh online marketplace atau pasar online. Ini adalah si-tus yang mempertemukan ba-nyak penjual dengan pembeli, layaknya pasar di dunia nyata. Bedanya, proses jual beli dila-kukan tanpa tatap muka.

Kehadiran marketplace se-perti Lazada, Bukalapak, Blibli atau Tokopedia menghadirkan pilihan transaksi online yang mudah dan aman.

Mereka tak hanya menyedia-kan tempat, fasilitas dan sistem infrastruktur agar penjual dan pembeli bisa melakukan trans-aksi tetapi juga menjadi media-tor yang memastikan keamanan transaksi yang dilakukan. Kekhawatiran masalah keaman-an yang selama ini mengganjal transaksi di internet menjadi ti-dak relevan.

Buat Anda yang ingin menja-jal berniaga di dunia maya, marketplace bisa menjadi pilih-an yang menarik sebagai tempat memasarkan barang dagangan

Anda. "Marketplace memper-luas pangsa pasar, mempermu-dah calon konsumen untuk memperoleh produk," kata Yevida, pemilik usaha susu dan permen almond Mettamilk.

Cuma, sejatinya ada banyak pilihan berjualan di internet. Anda bisa membuat toko online sendiri, memasarkan produk di media sosial atau forum online, memasang iklan baris, atau me-miliki gerai di pasar online.

Saking banyaknya pilihan, orang awam kebanyakan jadi bingung, tidak tahu harus mulai dari mana. Lapak apa yang ha-rus saya pilih untuk berjualan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus tahu dulu apa itu marketplace, bagaimana cara kerjanya, lalu apa kelebih-an dan kekurangan jualan di marketplace dibanding dengan lapak lainnya.

Belum tentu aman

Seperti sudah diuraikan, marketplace tak hanya menye-diakan tempat, fasilitas dan sis-tem infrastruktur agar penjual dan pembeli bisa melakukan transaksi tetapi juga menjadi pihak tengah yang memastikan transaksi yang dilakukan aman. Kekhawatiran masalah keaman-an yang selama ini mengganjal transaksi di internet menjadi ti-dak relevan.

Beberapa marketplace yang populer adalah Tokopedia, Buka Lapak, Lazada, Blibli, Elevania. Marketplace diatas berbeda dengan situs iklan ba-ris seperti OLX, yang dulu ber-nama Toko Bagus atau situs fo-rum seperti Kaskus. Marketplace yang umum juga berbeda de-ngan retailer e-commerce besar

seperti Mataharimall atau Zalora. Perbedaannya terletak di sistem kerjanya.

Lapak iklan baris seperti OLX misalnya, sejatinya sama persis dengan iklan baris di koran. Anda sebagai penjual bisa pa-sang iklan dengan tarif tertentu. Calon pembeli yang tertarik lantas bisa menghubungi Anda secara langsung, via nomor kontak atau email yang Anda cantumkan di iklan.

Jadi OLX sama sekali tidak ikut campur dalam transaksi atau komunikasi yang terjadi antara pemasang iklan (penju-al) dengan calon pembeli. Mereka hanya menyediakan tempat untuk beriklan. Ini mirip dengan sub-forum jual beli di Kaskus. Karena itu, tingkat ke-amanan dari transaksi seperti ini tentu lebih rendah.

Makanya, OLX dan Kaskus juga kerap mewanti-wanti agar Anda sebagai pembeli berhati-hati dan melakukan pengece-

kan atau bertemu langsung de-ngan penjual untuk melakukan transaksi. Penipuan juga bisa menimpa penjual. Jadi Anda juga harus berhati-hati kalau berjualan di tempat ini,

Saat ini, marak juga pihak ketiga yang tidak terafiliasi de-ngan OLX dan Kaskus yang menawarkan mekanisme reke-ning bersama. Nyatanya, tak sedikit kasus pihak ketiga ini membawa kabur uang pembeli. Baru November 2015 lalu, Kaskus meluncurkan Brankas, fitur rekening bersama resmi.

Lain lagi dengan e-commerce besar seperti Zalora atau Mataharimall. Meski masuk ka-tegori marketplace, mereka ini sebenarnya lebih mirip dengan retailer besar yang ada di mal seperti Matahari, Cahaya, Sogo, dan lainnya.

Sistem kerjanya, mereka me-miliki pemasok dalam jumlah yang banyak. Tapi retailer ini yang menyeleksi dan mengon-trol produk-produk yang ingin mereka jual, mengatur stok produk di gudang, dan juga pe-ngiriman barang.

Buat Anda yang baru memu-lai usaha dengan merek yang belum terkenal atau skala usa-hanya masih kecil, jelas tak mudah berjualan di sini karena mekanisme pengawasan mutu. Maklum, retailer harus menjaga nama baik dengan memastikan kualitas produk.

Pilihan lain, Anda bisa mem-bangun toko online sendiri. Memiliki toko online sendiri menghadirkan kelebihan kare-na Anda memiliki kontrol sepe-nuhnya terhadap website atau toko Anda.

Tidak ada orang yang bisa melarang Anda berjualan pro-

duk tertentu. Anda juga bebas bikin promo.

Tapi, menurut Yevida, dengan memiliki website sendiri, se-sungguhnya Anda juga sedang membangun brand produk Anda sendiri. Pembeli bisa de-ngan mudah mengingat merek atau website Anda sehingga bisa dengan mudah kembali belanja ke toko Anda lagi. Calon pembeli juga tidak berpotensi nyasar atau salah beli ke penju-al lain seperti yang sering terja-di di marketplace.

Masalahnya, tak mudah mem-bangun situs yang menarik un-tuk toko online Anda. Anda juga harus belajar mendatangkan traffic atau pengunjung ke toko Anda sendiri. Mulai dari belajar Search Engine Optimization (SEO) hingga marketing dan promosi. Ini berbeda dengan marketplace yang biasanya su-dah ramai pengunjung.

Calon pembeli yang baru per-tama membeli juga bisa ragu apakah Anda sedang berjualan a tau berusaha menipu . Makanya, Yevida bilang, hal ini akan sangat menolong apabila loyal consumer sudah terben-tuk atau keterikatan pembeli dengan produk sudah ada.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan tersebut, tidak he-ran banyak orang lebih memilih berjualan di marketplace. Selain pasti disatroni pengunjung dan calon pembeli, produk kita juga diiklankan ke berbagai media. "Kalau di HijUp kita diiklankan di majalah Laiqa," kata Ria Devina Astika, pemilik usaha kerajinan tangan RoleModel. Produk Ria juga dipakai oleh model untuk photoshoot majal-an dan situs. "Ini bisa menam-bah koleksi foto produk kita".

Cermat Pilih Tempat agar Laba Kian PadatBerjualan di marketplace online masih menjadi cara yang paling ampuh menarik pembeli

Aktivitas belanja online meningkat sangat tajam. Fenomena ini banyak disumbang oleh menjamurnya marketplace yang menjamin keamanan transaksi. Masalahnya, bagaimana memilih marketplace yang tepat untuk produk Anda?

KONTAN/Muradi

❝Ada marketplace

yang lebih mirip re-tailer di mal yang

menyeleksi dan me-ngontrol produk

yang ingin mereka jual di situsnya

Amal Ihsan Hadian, Merlinda Riska

Page 13: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Memilih Lapak 13

Dengan banyaknya market-place, mana sejatinya yang bisa jadi pilihan. Dari beberapa pen-jua l yang d iwawancara KONTAN, semuanya mengaku memiliki lapak di beberapa marketplace sekaligus. Yevida misalnya, memiliki gerai di Bukalapak, Tokopedia, selain memiliki akun di Facebook, Twitter, Instagram, Kaskus, ser-ta toko online sendiri.

Sementara Ria mengaku me-mi l ik i lapak d i Hi jUp, Berrybenka, 8wood, Zalora, Qlapa, dan Outlet.com. Pilihan ini harus didasarkan pada ka-rakter produk yang Anda jual dan pasar yang Anda sasar. Ia mencontohkan, untuk menjadi tenant di Hijup dan Berrybenka harus menjual produk yang se-suai dengan konsep dan seg-mentasi pasar yang disasar. Contohnya, HijUp yang khusus menjual kebutuhan hijaber ka-langan menengah ke atas. "Kita harus memahami segmentasi pasar dan selera customer se-tiap marketplace misalnya pro-duk tidak pasaran sehingga penjualan lancar," katanya.

Biaya gratis

Selain itu, Anda juga harus memahami biaya yang dikeluar-kan di setiap marketplace. Menurut Intan Uswatun Khasanah, Manager PT Aditia Adiyasa Anugrah, distributor SHM Shigeru, Automatic Retractable Mirror, transaksi pembelian baik Bukalapak ataupun Tokopedia tidak dike-nakan pajak.

Namun untuk promosi pada Bukalapak dikenakan biaya push per satu kali promosi se-besar Rp 500 dengan promosi bebas dalam 1 waktu.

Sementara pada Tokopedia ini bisa didapat secara gratis dengan batasan promosi maksi-mal 1 barang dalam 1 jam.Banyak marketplace juga tidak mengenakan biaya pendaftaran alias gratis. Pihak marketplace nantinya hanya akan menam-bahkan biaya dari produk yang kita jual. Ada juga marketplace yang menerapkan potongan konsinyasi seperti HijUp.

Menurut Marshall, penjual jaket hoodie, pelapak baru yang belum memiliki reputasi baik berupa feedback positif dari pembeli memang akan kesulit-an untuk bersaing dengan pen-jual yang menjual produk seje-nis. Untuk awalan, memang ha-rus mengeluarkan biaya teruta-ma untuk membayar iklan di situs agar muncul dalam urutan pertama pertama dalam penca-rian. "Atau supaya lapak kita terpampang di main homepage situs tersebut," katanya.

Seperti juga memiliki toko online sendiri, ketika berjualan di marketplace, Anda juga me-miliki keleluasaan mengubah data barang atau produk seperti spesifikasi dan harga. Anda, juga bisa menawarkan diskon tertentu, walau tawaran diskon dan promo juga kadang datang dari pengelola marketplace. Anda juga berhak menolak ka-lau tak tertarik. "Mereka akan bilang kita ada promo ini, mau

ikut atau tidak," kata Ria. Anda juga tak perlu punya

banyak stok. Untuk situs Bukalapak misalnya, hanya di-wajibkan minimal menyediakan 10 barang. Setiap barang yang terjual akan tersinkronasi de-ngan sistem di website market-place dengan sendirinya. "Artinya kalau stok kosong ik-lan tidak tampil," kata Intan.

Kebanyakan marketplace akan menyerahkan sepenuhnya ke Anda soal kemasan dan pe-ngiriman. Beberapa marketpla-ce seperti HijUp, 8wood, dan Berrybenka akan mengambil-alih urusan mengemas dan pe-ngiriman barang ke customer. Ada juga yang kita mengemas

sendiri tapi pengiriman barang akan dilakukan kurir mereka seperti Qlapa harus mengemas sendiri. "Meski mengemas sen-diri ada juga yang memberikan panduan soal kemasan seperti Zalora," kata Ria.

Banyak marketplace menye-rahkan kepada pemilik lapak bagaimana menampilkan pro-duk mereka. Ada juga yang agak ribet seperti Zalora yang menerapkan aturan seperti la-tar belakang harus putih dan lainnya. Yavida sendiri meng-aku lebih menyukai template dan sistem yang diberikan oleh Tokopedia.

Ria lain lagi. Menurutnya, HijUp, Berrybenka dan 8wood

memiliki tampilan foto produk yang paling baik karena menye-diakan model dan pemotretan untuk produknya. "Berrybenka dan 8wood malah modelnya bule," katanya.

Adapun soal kecepatan trans-aksi, Putri Anisa Yuliani, pem-beli online, mengaku paling suka dengan kecepatan Tokopedia. Tokopedian juga cepat memproses konfirmasi pembayaran ke penjual . Sementara Gloria Natalia meni-lai, Zalora menyediakan layan-an pengambilan barang yang ti-dak cocok yang paling memu-dahkan konsumen.

Dengan semua pengalaman selama ini, meski memiliki toko

online sendiri serta akun di ba-nyak media sosial, semua pen-jual mengaku pada umumnya puas dengan pelayanan mar-ketplace.

Apalagi, dengan makin ba-nyaknya marketplace, persaing-an makin ketat sehingga setiap pengelola berlomba-lomba memberikan servis terbaik. Pengunjung juga tetap berda-tangan. Yevida misalnya, meng-aku total rerata satu bulan ada 150 transaksi dengan omset berkisar Rp 27 juta -35 juta per bulan. Sementara Marshall mengaku memperoleh omzet hingga Rp 22 juta per tahun.

Jadi, tak perlu ragu jualan di marketplace. o

KONTAN/Baihaki

Di era digital ini, hampir se-gala sesuatu bisa ditemu-

kan secara online di internet. Anda bukan saja bisa mencari dan menawarkan produk da-gangan yang Anda inginkan, tetapi juga bisa menjajakan atau mencari jasa di marketpla-ce online.

Ya, sekarang ini, banyak pa-sar dunia maya yang menawar-kan jasa, baik yang beragam alias segala macam jasa atau yang khusus. Yang terakhir ini contohnya Bridestory. Ini adalah marketplace penyedia segala jasa pernikahan. Mulai dari tempat atau venue, jasa hias pengantin, hingga fotografi.

Menurut Kevin Mintagara, CEO Bridestory, kontribusi pa-ling besar pendapatan Bridesto-ry berasal dari jasa fotografi, diikuti dengan jasa sewa baju pengantin, dan wedding venue. Sejak berdiri April 2014 silam hingga saat ini ini, jasa fotogra-fi adalah yang paling banyak dicari, mencapai 40.000 sam-pai 50.000 permintaan.

Ada lagi yang namanya Ru-ang Guru. Ini marketplace yang mempertemukan murid atau orang yang membutuhkan tutor atau guru privat. Urusannya tak terbatas murid sekolah saja, lo.

Sebab, Iman Usman, pendiri Ruang Guru, mendapat ilham membangun pasar jasa tutor karena kesulitan mencari pem-bimbing saat hendak kuliah di Amerika. Saat ini, jumlah guru yang terdaftar sudah mencapai 20.000 orang yang tersebar di

seluruh Indonesia. Ada juga marketplace jasa

yang umum seperti Monolia. Menurut Theodora Prasetio, pendiri Monolia, masyarakat di kota makin sulit untuk mencari tenaga profesional untuk jasa tertentu seperti tukang ledeng air, servis AC, tukang cat, tu-kang taman, pembasmi serang-ga dan lainnya. Total, Monolia menyediakan 50 kategori jasa termasuk katering, sewa mobil, pembersih rumah, jasa bantu pindah rumah, home spa, kursus masak, dan lainnya.

Buat Anda yang lebih tertarik menawarkan jasa, berikut bebe-rapa pasar jasa online:

n Freelancer Indonesia

Saat ini, Freelancer Indonesia merupakan marketplace jasa terbesar di Indonesia. Situs ini sejatinya adalah versi Indonesia dari marketplace asal Australia. Pada Agustus tahun lalu, Fre-elancer Indonesia mengklaim memiliki lebih dari 350.000 freelancer dan 25.000 perusa-haan atau pencari jasa.

Ada banyak jasa freelance yang ditawarkan di sini seperti IT, jurnalistik, jasa penerjemah-an, marketing, desain, dan ma-sih banyak lagi. Anda juga bisa melihat proyek yang ditawarkan pencari jasa. Uniknya, Anda bisa menawar atau melelang upah untuk mengerjakan pro-yek. Ada juga yang namanya kontes, ketika Anda bersaing

dengan freelancer lain untuk mengerjakan proyek.

n Sribulancer

Sama seperti Freelancer Indo-nesia, SribuLancer juga menye-diakan berbagai macam peker-jaan, Bedanya SribuLancer lebih lokal. Ini bisa dilihat mulai dari klien, pekerjaan, hingga sistem pembayarannya. SribuLancer menerapkan pembayaran mela-lui transfer bank. Klien melaku-kan pembayaran ke rekening Sribulancer yang bertindak se-bagai akun rekening bersama.

Ini tentu saja lebih cocok de-ngan pasar di Indonesia yang sebagian besar penduduknya belum memiliki kartu kredit atau tidak memiliki akun PayPal. Me-lalui situsnya, SribuLancer meng-klaim sudah memiliki lebih dari 18.800 freelancer terdaftar de-ngan lebih dari 770 proyek yang dipasang oleh berbagai perusahaan dan individu.

n Projects

Perbedaan Projects, selain bi-sa mendapatkan proyek peker-jaan atau jasa, pengguna Pro-jects juga bisa melakukan trans-aksi jual-beli produk digital di situs ini. Produk-produk digital yang dijual di Projects bervaria-si, mulai dari e-book, desain kaos, software, game, template situs, dan produk lainnya.

Selain itu, Projects juga me-nyediakan program Affiliate Re-ferral sebagai alternatif pengha-

silan pasif bagi pengguna. Pengguna hanya perlu mempro-mosikan Projects melalui URL yang telah disediakan. Nanti-nya, Projects bisa melacak sia-pa saja orang yang mendaftar di situs ini berdasarkan referral tersebut. Jika orang yang baru mendaftar tersebut berhasil me-lakukan transaksi, maka peng-guna yang memberikan referral bisa mendapatkan komisi.

n Gobann

Gobann sedikit berbeda de-ngan marketplace lainnya. Pa-sar maya ini diperuntukkan bagi freelancer atau siapa pun yang ingin menyediakan jasa “apa-pun” dengan upah sekitar Rp 50.000. Unik kan? Situs ini mempunyai dua menu utama yakni Kangtao dan Demand. Kangtao merupakan jasa yang ditawarkan oleh freelancer, se-dangkan Demand adalah per-mintaan jasa dari para klien.

Gobann menyediakan berba-gai macam kategori pekerjaan mulai dari jasa programming, template desain web, jasa penu-lisan, travel, dan lain sebagai-nya. Dengan upah Rp50.000, banyak jasa-jasa unik yang dita-warkan oleh para freelancer, mulai dari menawarkan diri un-tuk menjadi guru spiritual, meni-ru suara kucing, merapikan ka-mar dalam satu jam, dan masih banyak lagi. Situs ini menyedia-kan berbagai metode pemba-yaran, mulai dari transfer bank, PayPal, KasPay, dan T-Cash. o

Malas Merapikan Kamar? Cari Orang di Marketplace

Page 14: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 514

Memilih jasa pengi-riman barang men-jadi faktor penting bagi pelaku bisnis

online. Karena jasa pengiriman merupakan perpanjangan ta-ngan dari toko online agar ba-rang bisa sampai ke tangan konsumen.

Kebanyakan pelaku bisnis online memanfaatkan perusa-haan jasa pengiriman untuk ba-rang yang akan diberikan ke konsumen baik antar kota mau-pun antar luar kota. Alasannya, hal itu memudahkan dan me-ngurangi biaya dibandingkan harus mempunyai tenaga eks-pedisi sendiri.

Julia Famor Pratami, pemilik toko online tas dan sepatu im-por Adoramora, menyatakan, kalau kemampuan perusahaan kurir kebanyakan sudah bisa menjangkau dari Sabang sam-pai Merauke. "Ini pasti memper-mudah pelaku e-commerce," ujar Julia.

Dini Surono, Pemiliki Ciciero Bags, penjual offline dan online tas wanita merek Ciciero pun sependapat menggunakan kurir pihak ketiga lebih dikarenakan faktor efisiensi. Penjual online tinggal mengurus sampai ke pengemasan saja.

Adapun kriteria yang biasa-nya dipilih oleh para pelaku e-commerce adalah perusahaan kurir yang cukup dikenal, jang-kauannya luas, kecepatan wak-tu pengiriman dan perlakuan terhadap barang yang dikirim. “Kalau ada paket khusus untuk

e-commerce juga lebih mena-rik,” tambah Julia.

Sheryta Arsalia, pendiri Schatzbox, toko tas dan sepatu impor online, menyatakan, ke-tepatan waktu ke konsumen menjadi prioritas pelaku e-com-merce. Makanya saat memilih jasa pengiriman, jangan pernah ragu untuk menanyakan esti-masi waktu pengiriman.

Pantau kurir

Nah, jika Anda sudah menjadi pelaku bisnis online, ada baik-nya segera menjalin kerjasama dengan kurir terdekat di tempat Anda tinggal. Karena letaknya yang dekat, Anda bisa mengan-tarkan order yang masuk de-ngan lebih cepat.

Syukur-syukur, mereka punya fasilitas penjemputan barang ke lokasi Anda. Makanya, Anda perlu mencari tahu jasa pengi-riman mana yang mempunyai agen-agen lebih banyak.

Nah, soal perlakuan terhadap barang, Anda bisa sedikit mena-nyakan kepada konsumen Anda. Seperti apa barang terse-but saat mereka terima. Dengan demikian Anda pun bisa melihat kinerja kurir tersebut. “Dari situ akan kelihatan apakah barang saat diterima itu bungkusannya dalam keadaan baik atau tidak,” terang Shery.

Nah, apa saja yang menjadi pertimbangan untuk memilih jasa pengiriman? Berikut ada beberapa tips dalam memilih jasa kurir.

n Biaya

Kebanyakan pelaku bisnis online pasti sudah hafal tarif untuk jasa pengiriman. Hampir semua perusahaan jasa pengi-riman memiliki tarif yang biasa-nya ditampilkan di website ma-sing-masing. "Biaya ini menen-tukan harga yang akan diberi-kan ke konsumen saat membeli

barang," ujar Muhammad Syafiq Ali'elha pemilik khatulistiwa.net, situs jual beli buku. Makanya, bagi anda pemilik jasa online penting untuk me-ngetahui daftar tarif jasa pengi-riman.

Apalagi buat Anda yang biasa memberikan jasa gratis ongkos kirim. Karena dengan mengeta-hui biaya tarif, Anda bisa me-masukkan biaya pengiriman itu

ke harga yang akan ditetapkan u n t u k s e b u a h b a r a n g . Bayangkan jika Anda memberi layanan free ongkos kirim, ter-nyata barang itu harus dikirim ke daerah yang biaya pengirim-annya besar. Padahal margin keuntungan yang didapat dari barang itu lebih kecil diban-dingkan jasa pengirimannya.

Selain soal tarif, Anda juga perlu menanyakan alamat leng-kap konsumen. Hal ini membu-at paket barang bisa lebih cepat ke tangan konsumen. Karena sering ada kasus terjadi, di mana barang yang dikirim lama mendarat ke tangan konsumen karena alamat tidak lengkap.

Tarif jasa pengiriman juga beragam, tergantung daerah yang akan dituju. Nah, bagi Anda pelaku bisnis online, ada baiknya detil untuk menanya-kan kepada konsumen soal ala-mat pengiriman. Karena di be-berapa daerah tertentu, misal-nya saja Bandar Lampung, tarif pengiriman ke kota dengan ka-bupaten akan jauh berbeda.

Selain daerah yang dituju, estimasi waktu pengiriman juga menentukan biaya. Di beberapa perusahaan jasa pengiriman memiliki layanan ekspres de-ngan estimasi satu hari sampai ke tangan konsumen.

Di PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) ada yang nama-nya paket Yakin Esok Sampai (YES). Sementara di Citra Van Titipan Kilat (TIKI) ada paket yang namanya One Night Service (ONS).

Tentu saja untuk paket-paket ini harganya lebih mahal diban-dingkan yang biasa. Namun, dengan paket yang lebih cepat sampai membuat konsumen akan lebih puas.

n Coverage Area

Kebanyakan jasa pengiriman memang sudah hampir men-jangkau daerah-daerah di ber-bagai pelosok Indonesia. Namun, ada beberapa daerah yang memang tak bisa didatangi oleh jasa pengiriman. Syafiq menceritakan untuk coverage area jasa pengiriman, ia masih memilih PT Pos Indonesia yang bisa menjangkau seluruh dae-rah di Indonesia.

Tjetjeng Herijadi, Manajer Operasional apotek online me-dicastore.com, mengatakan, berdasarkan pengalaman, me-mang ada daerah tertentu yang tak bisa dijangkau oleh jasa pe-ngiriman swasta lainnya. Kalaupun ada harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan Pos Indonesia.

n Sistem Layanan

Selain tarif, penjual online juga perlu memperhatikan la-yanan yang ada di jasa pengi-riman. Salah satu bentuk layan-an dari jasa pengiriman ke pen-jual online adalah sistem layan-an barang yang akan Anda kirim tidak perlu Anda bawa ke agen

Memilih Layanan dari Jasa Pengiriman Barang Mempertimbangkan berbagai faktor jasa pengiriman barang

KONTAN/Muradi

❝Tarif paket express

satu hari sampai memang lebih ma-hal tetapi kadang bisa memuaskan

konsumen

Lamgiat S, Herry P, Melati Amaya D, Revita Rita Rani

Pengiriman barang menjadi jantung bisnis online. Begitu barang tidak sampai ke tangan konsumen dengan baik maka nama baik penjual bisnis online akan tercoreng. Makanya lebih bijak memilih jasa kurir.

Page 15: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Sistim Pengiriman 15

jasa pengiriman. Kebanyakan agen-agen bisa mengambil ba-rang yang akan Anda kirim.

Nah, jika ada jasa pengiriman seperti ini maka akan memu-dahkan pelaku bisnis online. "Terutama untuk barang-barang yang jumlahnya banyak dan cukup berat," ujar Syafiq.

Selain itu, kebanyakan jasa pengiriman juga memanjakan para penerima barang atau kon-sumen dari bisnis online. Ada beberapa perusahaan jasa pe-ngiriman yang menyediakan fa-silitas barang itu bisa dititipkan ke agen untuk sementara.

Misalnya JNE yang memiliki layanan Pickup Point (PIPO). Dengan layanan ini, pelanggan JNE dapat meminta paket atau barang dikirimkan ke Kantor Perwakilan (KP) JNE yang me-nyediakan layanan PIPO serta dilengkapi dengan fasilitas pe-nyimpanan khusus.

Penerima paket bisa meng-ambil pada waktu yang diingin-kan, sehingga aktivitasnya se-hari-hari tidak terganggu. Pengirim juga tak perlu khawa-tir barang tidak sampai karena kurir datang saat penerima ti-dak berada di tempat.

Nah, tentu saja fasilitas ini akan memanjakan konsumen dan membuat pelaku bisnis on-line juga semakin sumringah. Maklum, kadang ada kasus ba-rang yang sudah dikirim ternya-ta harus kembali ke penjual online dengan alasan penerima

alias konsumen tidak sedang berada di alamat kiriman.

n Sistem tracking

Setelah barang dikirim mela-lui jasa pengiriman, pelaku bis-nis online akan mendapatkan nomor resi. Dengan nomor resi ini, konsumen bisa melacak status pengiriman melalui situs resmi perusahaan kurir.

Dini mengatakan, nomor resi ini yang diberikan ke konsumen begitu barang sudah dimasuk-kan ke jasa pengiriman. Memberi nomor resi ke konsu-men menjadi semacam kewa-jiban para pelaku bisnis online. Karena dengan memberikan nomor resi artinya kewajiban untuk mengirim barang sudah selesai. Penjual online sudah bisa dianggap tidak menipu.

Nah, sistem tracking di ma-sing-masing jasa pengiriman memang agak berbeda-beda. Ada perusahaan yang memilik sistem tracking bagus. Tetapi ada juga yang memang agak lama saat memasukkan kode resi itu ke mesin pencari di situs resmi jasa pengiriman. Nah, sistem tracking ini juga menja-di salah satu pertimbangan da-lam memilih jasa pengiriman.

Nah, kalau begini bisa jadi pelaku bisnis online harus kem-bali mengeluarkan biaya untuk mengirim kembali barang itu. Jadi, jasa kurir mana yang akan Anda jadikan partner? o

KONTAN/Muradi

Hubungan bisnis e-commerce dan bisnis ekspedisi ibarat interaksi

simbiosis mutualisme. Kedua pihak sa-ling membutuhkan dan saling mengun-tungkan.

Bisnis toko online jelas membutuhkan jasa logistik untuk mengirimkan barang kepada pelanggan. Namun, pelaku bis-nis ekspedisi juga memperoleh keuntung-an dengan semakin maraknya transaksi online. Mohammad Feriadi, Presiden Di-rektur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), mengamini, perkembangan bisnis e-commerce yang pesat berdampak posi-tif bagi bisnis JNE.

Memang, Ferjadi tidak memiliki perhi-tungan pasti kontribusi bisnis e-commerce

bagi JNE. Yang jelas, pengiriman ritel saat ini menyumbang 60%-70% terhadap total pendapatan JNE. "Saya kira, di situ

termasuk para pengusaha yang menja-lankan bisnis e-commerce. Mereka da-tang ke konter kami dan mengirim barang yang mereka jual," ujar Ferjadi.

Untuk pebisnis e-commerce skala be-sar, JNE menawarkan kerjasama sistem berlangganan. Dengan kerjasama ini, pemilik toko online tidak perlu mengantar-kan barang yang hendak dikirim ke agen JNE. Sebaliknya, petugas JNE yang akan mengambil barang milik toko online di tempat dan waktu sesuai kesepakatan.

Nah, kerjasama berlangganan ini bia-sanya dilakukan oleh pebisnis online yang besar-besar alias korporasi. Pelaku bisnis online skala kecil ataupun individu-al sebetulnya bisa saja berlangganan. Namun, ada syarat transaksi minimum yang harus dipenuhi. Ferjadi bilang, un-tuk bisa berlangganan, pebisnis online

harus memiliki transaksi pengiriman Rp 5 juta sebulan.

Toh, Ferjadi mengatakan, saat ini JNE belum memiliki layanan khusus untuk pe-laku bisnis e-commerce. "Kami memang sedang memikirkan konsep dan layanan yang memang ditujukan buat pelaku e-

commerce. Mudah-mudahan tahun depan bisa terwujud," ujar Ferjadi.

Namun, bukan cuma JNE yang bermi-nat menawarkan layanan khusus bagi pelaku e-commerce. RPX Group juga me-miliki rencana serupa. David Batubara, Chief Executive Officer RPX Group, me-ngatakan, tahun depan, manajemen RPX akan menggelar kerjasama dengan pela-ku e-commerce. Sayang, David enggan membeberkan rencana tersebut.

Yang jelas, David bilang, pasar e-com-

merce menarik bagi RPX. Khusus untuk li-

ni usaha RPX Express, pasar e-commerce bahkan menjadi kontributor utama hing-ga 60%-70% terhadap total pendapatan perusahaan.

Untuk memperkuat bisnis ritel, RPX Gri-up sejak tahun lalu menggandeng PT In-domarco Prismatama, pemilik gerai Indo-maret. RPX berharap, perluasan jaringan penjualan melalui ribuan gerai Indomaret bisa mendongkrak pasar business to cus-

tomer (B2C) dan customer to customer (C2C). Maklum, selama ini RPX lebih ba-nyak menggarap pasar korporasi.

Hingga tutup tahun, RPX menargetkan bisa menggandeng 8.000 gerai Indoma-ret di Jawa-Bali. Tahun depan, RPX me-nargetkan bekerjasama dengan11.000 gerai Indomaret di luar Jawa-Bali. Saat ini, RPX sudah menggandeng 3.700 ge-rai Indomaret di Jabodetabek. o

Perusahaan Ekspedisi Kecipratan Berkah Bisnis Online

Simulasi Layanan dan Tarif Pengiriman Kota Asal: Jakarta

Kota Tujuan: Surabaya

Berat Kiriman 1 kilogram

Nama Perusahaan Nama Layanan Tarif Estimasi Pengiriman

Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE)

OKE Rp 17.000 2-3 hari

REG Rp 19.000 1-2 hari

YES Rp 29.000 1-1 hari

SPS Rp 483.000 NA

Citra Van Titipan Kilat (TIKI)

SDS (Same Day Service) Rp 246.000 NA

HDS (Holyday Delivery Service) Rp 46.000 NA

Over Night Service (ONS) Rp 25.000 NA

Regular Service (Reg) Rp 17.000 NA

Economi Service Rp 12.000 NA

Pos IndonesiaSurat Kilat Khusus Rp 17.830 2-4 hari

Express Next Day Rp 20.830 1 hari

Wahana Prestasi Logistik Domestic Express Service Rp 10.000 3 hari

Pahala Kencana (Pahala Express)

Prima Express Rp 29.500 1 hari

Express Next Day Rp 16.000 2 hari

Express Ekonomis Rp 35.000 4-5 hari

RPX Group

SameDay Package (SDP) Rp 251.000 NA

MidDay Package (MDP) Rp 40.000 1 hari

Next Day Package Rp 33.000 1 hari

Regular Package (RGP) Rp 18.000 2-4 hari

Retail Package Rp 16.000 4-6 hari

Eka Sari Lorena (ESL Express)

RPX (Road Package Express) Rp 12.000 NA

Sky Reguler Express SRX Rp 21.000 NA

Sky Speedy Express SSX Rp 54.000 NA

SiCepat EkspresRegular (REG) Rp 19.000 1-2 hari

Besok Sampai Tujuan (BEST) Rp 29.000 1 hari

Sumber: Riset KONTAN

Page 16: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 5Wawancara16

Bisnis e-Commerce berkembang pesat di Indonesia beberapa tahun terakhir. Lalu,

bagaimana peluang dan tan-tangannya untuk UMKM kita? Berikut penuturan Deputi B i d a n g P e m b i a y a a n Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari ke war-tawan KONTAN S.S. Kurniawan, dua pekan yang lalu:

KONTAN: Bagaimana pelu-ang bisnis e-Commerce untuk UMKM di Indonesia?CHOIRUL: Sangat besar kare-na UMKM punya produk dan jasa yang sifatnya hampir multi-dimensional atau hadir di ber-bagai sektor kegiatan ekonomi. Makanya, kami sangat positif menyambut peluang yang sa-ngat besar ini. Sehingga, jangan sampai kegairahan UMKM un-tuk memasuki era e-Commerce justru menjadi bumerang atau kontraproduktif hanya karena kita tidak hati-hati dalam mela-kukan pemahaman dan meres-ponsnya dengan baik.

KONTAN: Perkembangan bisnisnya sejauh in?CHOIRUL: Bisnis e-Commer-ce boleh dibilang tren relatif baru tapi perkembangannya luar biasa. Pertama, kegiatan transaksional melalui mekanis-me e-Commerce bergerak ce-pat. Ada UMKM yang bisa me-nyesuaikan, ada yang tidak. Geraknya tidak seirama dengan apa yang bisa menjadi potensi dan kapasitas UMKM.

Kedua, pada level UMKM, baik sebagai pemasok maupun

produsen, ada tahapannya. Ada UMKM yang masih buta huruf terhadap transaksional melalui siber, ada yang menggunakan aplikasi atau software yang si-fatnya instan atau stand alone, ada yang mengundang konsul-tan untuk kegiatan-kegiatan yang berbasis e-Commerce, ada yang sudah pada sampai pe-manfaatan cloud integrated computing system.

Ketiga, ada tingkatan terha-dap exposure e-Commerce. Ini menjadi fakta sendiri. Nah, hal itu membutuhkan koridor un-tuk memastikan kegiatan trans-aksional UMKM lewat e-Commerce tidak bersifat manu-pulatif dan spekulatif.

KONTAN: Berapa pertum-buhan jumlah UMKM kita yang berbisnis online?CHOIRUL: Terus terang kami belum punya data untuk itu, karena kami lebih banyak men-ciptakan iklim agar UMKM ti-dak terhambat melakukan transaksi melalui e-Commerce. Dan, jangan sampai UMKM jadi korban dari e-Commerce.

KONTAN: Apa tantangan UMKM berbisnis online?CHOIRUL: Tantangannya adalah, UMKM adalah populasi yang besar dan beragam, belum lagi kalau bicara sebaran geo-grafisnya. Mereka tidak memi-liki akses dan kompetensi yang sama. Dengan keragaman ini, tidak ada pendekatan yang se-ragam, harus melihat bidang UMKM-nya apa, levelnya, dan spektrum kegiatan bisnisnya. Kita tidak bisa menggeneralisir

UMKM, agar tidak sampai pada kesimpulan yang keliru.

KONTAN: Lalu, apa yang sudah dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM?CHOIRUL: Kami melakukan sosialisasi terus-terusan kepada

UMKM. Pertama, agar minimal mereka tahu manfaat e-Com-merce, apakah sesuai dengan jenis bisnis maupun kegiatan usaha yang diharapkan. Kedua, e-Commerce ada biayanya ter-masuk biaya transaksi. Ketiga, e-Commerce memiliki risiko. Soalnya, banyak yang masih belum memahami bahwa kegi-atan itu mengandung risiko ke-gagalan usaha, ketidakcocokan dengan mitra usaha, dan risiko di luar kemampuan pihak-pihak yang bertransaksi.

Kami melakukan sosialisasi lintas sektoral, masing-masing

deputi punya binaan. Sosialisasi terkait bidang deputi masing-masing. Kalau saya, sosialisasi masalah pembiayaan seperti transaksi terkait pasar uang. Kami melakukan sosialisasi pembiayaan agar UMKM tidak terkecoh dengan berbagai in-vestasi dan transaksi yang eng-gak jelas, termasuk risiko hu-kum yang bisa terjadi dalam kegiatan transaksional.

Sosialisasi ini untuk menya-darkan UMKM bahwa ada kegi-atan e-Commerce. Lalu, kami membuat mereka melek e-Commerce, supaya jangan sam-pai mereka tidak tahu karena masih banyak yang belum tahu. Tambah lagi, kebanyakan UMKM masih menjadi objek penyerta, yang melakukan kegi-atan e-Commerce orang lain. Kalau menjadi subjek, sih, tidak masalah. Contoh, UKM num-pang berjualan di market place. Maklum, banyak UMKM berpi-kiran, yang penting barang da-gangan mereka laku. Dengan menjadi objek, UMKM tak bisa memantau 100% terhadap pro-duknya. Seringkali pihak lain membuat spesifikasi produk yang tidak sesuai semestinya. Kemudian, konsumen komplain karena produk yang diterima tidak sesuai spesifikasi.

KONTAN: Cuma sosialisasi, tak ada bantuan modal?CHOIRUL: Untuk bantuan modal usaha, kami respons de-ngan melakukan fleksibilitas aturan-aturan terkait penyalur-an Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan begitu, semakin banyak yang mengakses KUR termasuk

UMKM yang masuk kerangka e-Commerce, terutama mereka yang bergerak dalam bidang ekonomi kreatif. Tentu, fleksi-bilitas aturan ini disertai dengan membuat suku bunga turun KUR, sehingga daya saing UMKM bisa meningkat.

KONTAN: Bagaimana de-ngan aturan hukumnya?CHOIRUL: Memang, aturan hukum yang ada belum mema-dahi. Makanya, kami bekerjasa-ma dengan provider dan lintas instansi, baik pemerintah mau-pun nonpemerintah. Saat ini ada rancangan peraturan peme-rintah (RPP) yang sedang diba-has bersama Bank Indonesia. Kami mengharapkan RPP ini segera selesai karena menyang-kut keamanan dan kelancaran transaksi e-Commerce.

KONTAN: Masyarakat Eko-nomi ASEAN (MEA) yang se-bentar lagi berlaku menjadi ancaman UMKM kita?CHOIRUL: Kita tidak boleh lengah karena MEA semakin mendorong intensifikasi dari usaha e-Commerce. Tapi, saya sudah berinteraksi dengan pela-ku usaha dan pengambil kebi-jakan dari negara lain, semua punya perasaan yang sama yak-ni cemas-cemas harap. Merasa nanti masuk dalam suatu era yang banyak mereka tidak tahu, itu perasaan yang wajar. Suasa-na psikologis ini nanti akan berkurang saat masuk dalam MEA sesungguhnya. Yang pen-ting adalah kesiapan SDM, pro-duk, dan infrastruktur yang menjadi pendukung. o

Jangan Sampai UMKM Jadi Korban e-Commerce

Pertumbuhan pasar e-Commerce di Indonesia begitu pesat. Pemainnya bukan cuma perusahaan-perusahaan besar, banyak juga dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah terus menciptakan iklim agar UMKM tidak terhambat masuk ke dalam pasar e-Commerce.

KONTAN/SS.Kurniawan

Choirul Djamhari, Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM:

❝Kita membutuhkan koridor untuk me-mastikan kegiatan

transaksional UMKM lewat

e-Commerce tidak bersifat manupula-tif dan spekulatif.

Page 17: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Wawancara 17

Berawal dari garasi rumah, Bukalapak.com tumbuh menjadi salah satu market

place terbesar di Indonesia. Kepada wartawan KONTAN Oginawa R. Prayogo, Rabu (2/12), founder sekalis Chief Executive Officer Bukalapak.com Achmad Zaky menuturkan perkembangan Bukalapak dan prospek bisnis e-commerce di tanah air. Berikut nukilannya:

KONTAN: Apa tantangan terberat saat mendirikan dan mengembangkan Bukalapak?ZAKY: Saat mendirikan Buka-lapak dari sebuah garasi kecil, kami percaya bahwa ini akan menjadi besar. Kami meyakini, ekonomi internet adalah masa depan. Sayang, pada waktu itu tidak semuanya berpikiran se-perti itu. Saat Bukalapak mulai tumbuh dan server yang lama tidak lagi memadai, kami ingin membeli server baru. Kami cari dana ke para pengusaha besar. Kami dianggap hanya main-main, nanti juga bosan dan ber-henti. In short, secara umum, tantangan yang paling berat pada waktu itu, tidak banyak yang percaya bahwa internet bisa menjadi bisnis dan memi-liki nilai ekonomi yang tinggi bagi banyak orang. Bahkan, orangtua saya sendiri awalnya tidak mendukung keputusan untuk berbisnis di bidang ini.

KONTAN: Bagaimana me-nyiasatinya?ZAKY: Seeing is believing. Buktikan saja. Get shit done. Saat Bukalapak dan industri in-ternet mulai berkembang di In-donesia, banyak orang berubah pikiran dan mulai melihat inter-net secara serius.

KONTAN: Untuk saat ini, apa tantangan terberatnya?ZAKY: Sekarang industri inter-

net sedang sangat bergairah. Mindset investor kita sudah mulai akrab bisnis internet. Lima tahunan yang lalu, para investor lokal belum tahu po-tensi bisnis di internet itu luar biasa. Ini semua berubah sete-lah banyak investor dari luar datang dan berani berinvestasi ke startup-startup di Indone-sia. Salah satu momen penting-nya adalah akuisisi Koprol oleh Yahoo! Saya kira itu salah satu tipping point-nya.

Tapi, hal ini membuat pemain di industri ini semakin banyak alias banyak pesaingnya. Meski demikian, saya justru melihat ini dengan optimis. Pengguna e-commerce masih sangat kecil dibanding total transaksi kita dan pasti akan terus tumbuh. Semakin banyak yang terjun ke bisnis ini, berarti awareness masyarakat semakin mening-kat. Bukalapak fokus saja pada consumer dan pelapak.

KONTAN: Bagaimana strate-gi awal mencari penjual dan pembeli di Bukalapak?ZAKY: Berhubung saat itu market place atau e-commerce belum dikenal, kami harus tu-run tangan sendiri. Saat hari pertama diluncurkan, pengun-jung Bukalapak sedikit sekali karena memang belum ada yang berminat buka lapak di situ.

Kami datangi setiap mal dan pedagang kecil untuk merayu mereka gabung di Bukalapak. Para pedagang online di Facebook juga kami kirim pe-san satu-satu. Bahkan, kami buatkan akun mereka di Bukalapak. Sampai-sampai foto produk mereka juga kami yang upload. Pas ada order, kami ka-sih tahu mereka. Setelah ter-bukti, baru mereka sadar, ter-nyata Bukalapak ini membantu penjualan mereka. Kalau supply ada, demand akan muncul. Kami juga ajak saudara, teman,

sampai orang-orang yang seka-dar kenal nama untuk gabung di Bukalapak. Orang tak mencoba karena tidak tahu atau takut. Begitu merasakan kemudahan-nya, mereka terus kembali.

KONTAN: Bagaimana per-kembangan Bukalapak? ZAKY: Bukalapak selalu ber-usaha untuk memudahkan para user, bahkan non-user untuk bisa bertransaksi di sini. Dari segi fitur, kami punya beberapa yang kami unggulkan. Ada fitur bukadompet yang bisa kita isi dengan sejumlah uang. Lalu, kalau kita mau beli barang, ting-gal pakai uang yang ada di bu-kadompet. Tak perlu mengisi data diri dan transfer uang seca-ra berulang-ulang.

Untuk pelanggan yang tidak terlalu percaya uang eletronik, Bukalapak menyediakan pem-bayaran via Indomaret. Untuk orang-orang yang malas buat akun, Bukalapak menyediakan fitur beli tanpa daftar bagi non-user. Bagi yang punya tingkat mobilitas yang tinggi, Bukalapak sudah ada versi mobile. Untuk para pelapak, kami menyedia-kan beberapa fitur yang bisa memudahkan mereka untuk membuat barangnya lebih laku. Ada push yang bisa membuat barang kita muncul paling atas di mesin pencari.

Untuk trafik dan transaksi di Bukalapak, peningkatannya sa-ngat pesat. Saya jawab hari ini pun, besok sudah berlipat gan-da. Yang jelas, saat ini Bukalapak menempati urutan pertama si-tus e-commerce yang paling se-ring dikunjungi di Indonesia versi alexa.com.

KONTAN: Bagaimana Buka-lapak mendapatkan investor?ZAKY: Modal awal Bukalapak dulu sekitar ratusan ribulah. Itu dipakai untuk beli domain dan hosting. Ketika Bukalapak

mulai membesar, lalu lintas data user mulai banyak. Kami butuh server baru untuk mena-ngani hal ini. Kami mencari-cari sumber dana dari perusa-haan lokal juga ke senior-seni-or di ITB dulu, tapi mereka semua tidak ada yang mau me-nanamkan uangnya di sini. Mereka tak percaya bahwa in-ternet itu sebuah bisnis. Di mata mereka, bisnis itu, ya, tambang, properti, dan bisnis lain yang sudah lazim di Indo-nesia. Internet cuma buat main-main. Padahal, waktu itu saya cuma minta investasi se-nilai Rp 100 juta untuk membe-li server baru.

Uniknya, investasi malah da-tang dari luar; Batavia Incubator, punya Jepang. Pertumbuhan yang pesat setelah kehadiran investor pertama itu mendo-rong investor lain untuk datang. Tahun 2012, GREE Ventures berminat untuk investasi. Pada 2014, Bukalapak mendapat in-vestasi seri A dari Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures. Tahun ini, kami dapat investasi seri B dari EMTEK. Sekarang, para investor ini yang malah aktif mencari startup untuk didanai di Indonesia.

KONTAN: Seperti apa pros-pek bisnis marketplace dan e-commerce di Indonesia?NAMA: Luar biasa besar. Ka-lau dulu saya dan rekan saya tidak meyakini bisnis online ini akan besar seperti sekarang, Bukalapak tidak akan berdiri. Di 2014 saja, nilai transaksi bisnis online sudah mencapai Rp 35,5 triliun dan diprediksi terus tumbuh 18% setiap tahun di negara berkembang. Peng-guna internet Indonesia masih sekitar 34,9% atau sekitar 90 juta, dan itu artinya masih be-sar ruang tumbuhnya. Apalagi, Indonesia sudah masuk ke da-lam radar Global Internet In-

vestment Fund. Menurut saya, bisnis internet ini adalah ke-sempatan yang tidak boleh di-sia-siakan oleh rakyat Indone-sia.

KONTAN: Apa saja peluang, tantangan dan hambatan bis-nis e-commerce di Indonesia?NAMA: Untuk peluang, ba-nyak. Tingkat penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 34,9 % pada 2014 dan akan terus tumbuh setiap tahun. Perusaha-an-perusahaan bonafide lokal sudah banyak yang tertarik un-tuk mengucurkan venture capi-tal bagi perusahaan startup, belum lagi pengusaha asing yang siap berinvestasi.

Tantangan dan hambatan yang paling krusial tentu keter-sedian infrastruktur internet. Indonesia termasuk negara yang kecepatan internetnya terburuk di ASEAN. Internet kita hanya lebih cepat dari Laos dan Filipina. Infrastruktur logistik juga masih menjadi tantangan tersendiri di Indonesia, apalagi untuk daerah di luar Jawa, khu-susnya bagian timur Indonesia. Ini bisa menghambat pengirim-an barang ke konsumen.

Tantangan lainnya adalah ta-lents. Ini adalah bisnis di mana talents dihargai sangat mahal. Sayang, universitas-universitas di Indonesia yang bisa menye-diakan talents yang bisa bersa-ing secara global dapat dihitung dengan jari. We must do some-thing about this. Kalau tidak, nanti talents-nya diisi oleh orang-orang dari India dan ne-gara-negara lain yang lebih siap.

Ekosistem peraturan juga penting. Jangan sampai saat masih kecil tidak didukung, saat sudah besar malah digang-gu dengan peraturan-peraturan yang tidak mendorong pertum-buhan perusahaan-perusahaan internet kita. o

Sekarang, Investor yang Aktif Mencari Startup!

Bak cendawan di musim penghujan, bisnis e-commerce di tanah air tumbuh subur. Adalah Bukalapak.com, salah satu pelopor market place yang meramaikan bisnis e-commerce tersebut. Sejak eksis 2010, Bukalapak.com berhasil menggaet banyak investor, termasuk investor dari luar negeri.

KONTAN/Muradi

Achmad Zaky, Founder & CEO Bukalapak.com:

Page 18: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 5Kiat Mendisplay Produk18

Satu gambar seribu kata. Begitu kalimat yang sering kita de-ngar untuk menggam-

barkan kekuatan sebuah gam-bar. Kalimat itu juga berlaku dalam berbisnis online.

Kekuatan visual yang tertu-ang dalam foto juga menjadi magnet bagi calon pembeli. Kadang atau malah sering, ke-san pertama datang dari tampil-an produk dan jasa. Semakin menarik dan atraktif, pembeli akan tergoda membawa produk Anda ke rumah mereka.

Buat Yukka Harlanda, pemi-lik Brodo, toko fashion pria online asal Bandung, foto me-rupakan salah satu bentuk ko-munikasi persuasif agar pembe-li tertarik. Selain itu, foto juga bisa membentuk citra merek alias brand image dan me-nguatkan ikatan antara konsu-men dengan produk.

Tapi, jika baru merintis usaha di dunia maya, Anda tidak harus menggunakan jasa fotografer profesional untuk membuat foto-foto produk dan jasa. Kebutuhan foto akan mengikuti pertumbuhan bisnis Anda. Yuka mencontohkan, dirinya saat baru memulai usaha juga me-rangkap sebagai tukang foto. “Sekarang, sih, kami sudah pu-nya fotografer sendiri, karena hampir setiap hari ada pengam-bilan gambar,” kata dia.

Paling tidak, menurut Ovik Hamdan, pemilik www.jasafo-tografi.com, ada tiga hal yang harus Anda perhatikan jika ingin memotret produk tanpa jasa fotografer profesional. Pertama, detail produk. Anda harus bisa memunculkan detail produk. Baju, contohnya, Anda perlu menampilkan detail ba-han dan motifnya. Semakin

Anda menonjolkan detail pro-duk, foto lebih menarik.

Kedua, sisi dan komposisi-nya. Sama seperti orang, pro-duk pun memiliki angle terbaik. Ada produk yang tidak menarik jika dijepret dari samping atau atas, misalnya, sepatu. Anda enggak mungkin mengambil gambar dari sisi atas, lantaran tidak bisa menampilkan semua bagian dari sepatu. Sudut terba-ik untuk sepatu adalah ketika sol, model, dan bahannya terli-hat secara bersamaan dalam satu bidikan. Komposisi juga penting, agar foto produk tidak terlihat terlalu penuh mengisi seluruh frame. Anda perlu mengukur komposisi yang se-suai, supaya produk tampak proporsional dan keren.

Ketiga, pencahayaan yang memegang peranan penting da-lam memengaruhi karakter produk. Anda perlu mengatur lighting baik pemotretan di da-lam maupun luar ruangan.

Bergantung angle

Kalau merasa repot dengan urusan foto produk dan ingin fokus sama pemasaran, Anda bisa menyerahkan masalah ini kepada jasa fotografi. Tarifnya bervariasi, tergantung jenis la-yanan. Ada dua jenis layanan fotografi produk yaitu foto pro-duk dan foto konsep.

Foto produk tarifnya bergan-tung pada berapa banyak angle yang Anda inginkan. Semakin banyak semakin mahal. Untuk sekali foto dengan satu angle, Ovik menawarkan tar i f Rp 35.000. Tarifnya lebih murah menjadi 25.000 per foto kalau sesi pemotretan di atas 20 kali. Jika objek fotonya makanan, walau tidak menggunakan kon-

sep dan properti apa pun, biaya-nya sebesar Rp 60.000 untuk merekam satu angle. Sedangkan untuk foto konsep, biayanya jauh lebih mahal, mulai Rp 325.000 per foto. Sebab, selain perlu ide, dalam membuat foto konsep ada sejumlah properti yang perlu Anda sewa.

Cuma, untuk menghasilkan foto yang sedap dilihat di web-site atau akun social media, Anda perlu menambahkan un-sur-unsur berikut ini:

n Sesuai tema

Menurut Yukka, mengunggah foto sama perannya dengan menyapa konsumen. Itu sebab-nya, ia menyesuaikan pema-sangan foto di situs maupun akun media sosial Brodo de-ngan musim dan kejadian yang baru atau sedang terjadi. Ini akan membuat konsumen me-rasa dekat dengan produk. Misalnya, memasuki musim

penghujan, Brodo memajang foto bertemakan hujan. Tak ke-tinggalan tip merawat sepatu kulit di musim hujan.

n Foto seri

Selain tema yang sesuai, Anda juga mesti memperhatikan ke-baruan dari media sosial yang menjadi lapak untuk berjualan. Yukka bilang, interaksi tertinggi saat mengunggah gambar ada-lah dengan cara meng-upload lebih dari tiga foto sekaligus. “Sekarang kami sekali upload empat foto di Facebook, jadi bentuknya collage terdiri dari tiga foto produk dan satu foto besar berisi produk yang dipa-kai oleh model,” ujarnya.

Foto berseri seperti itu mem-buat interaksi dengan konsu-men lebih tinggi ketimbang mengunggah foto biasa. Apalagi, Facebook cukup sering meng-ubah tampilannya. Jadi, Anda harus siap-siap mengusung strategi baru tiap saat.

n Plus informasi

Lain sama Brodo, Asibayi.com sebagai penjual produk bayi dan kebutuhan ibu menyu-sui secara online mengusung s t ra teg i berbeda . Anas Faizurahman, pemilik Asibayi.com, menjelaskan, foto-foto produknya selalu dilengkapi dengan cara penggunaan. Sebab, beberapa produk dia adalah barang impor. “Foto pro-duk lebih disukai jika lengkap dengan cara menggunakan pro-duk tersebut,” bebernya.

Menjual produk di laman dan media sosial, tidak hanya meng-andalkan foto yang menarik, juga informasi produk, cara menggunakan, sampai harga

jual. Info yang detail bakal me-mudahkan calon pembeli me-nimbang keputusan: apakah akan membeli atau tidak.

n Punya konsep

Cuma, foto juga perlu konsep agar tidak membosankan. Contoh, foto-foto yang terpam-p a n g d i a k u n Tw i t t e r @DapurGladies milik Poetry Gladies yang menjual brownies. Setiap foto produknya selalu memiliki konsep dan tema. Agar menarik, dia menambah aksen dan perlengkapan makan yang unik dan vintage.

Benda yang Gladies gunakan adalah peralatan dapur, salah satunya, talenan. Konsepnya, brownies yang sudah dipotong kecil-kecil disusun rapih di atas landasan untuk memotong, mencincang, dan sebagainya terbuat dari kayu itu.

Selain itu, Gladies juga me-nyusun konsep foto brownies bersama secangkir teh atau di-padankan dengan suasana pik-nik di taman. “Selain pakai konsep, karena jualannya ma-kanan, satu frame hanya satu varian produk,” kata dia.

Kalau ada lebih dari satu vari-an dalam satu frame, itu akan membuat bingung calon pem-beli. Lain halnya jika ingin membuat semacam foto kata-log. Anda bisa menggabungkan foto-foto tersebut dalam bentuk collage. Satu collage idealnya berisi empat foto. Soalnya, bila lebih dari empat, foto akan ter-lihat terlalu kecil dan enggak menarik. "Memang, foto juga menjadi kekuatan. Jadi, bagai-mana caranya bikin foto yang buat orang mau beli produk kita," tambah Gladies.

Siap menjepret. o

Satu Gambar Bisa Bermakna Seribu Kata Tip membuat foto produk di laman dan akun media sosial

Foto produk juga menjadi magnet bagi calon pembeli. Sebab, foto bisa membentuk citra merek serta menguatkan ikatan antara konsumen dan produk. Jadi, Anda mesti betul-betul serius dalam membuat foto-foto produk.

KONTAN/Muradi

❝Memang, foto juga menjadi kekuatan.

Jadi, bagaimana caranya bikin foto yang buat orang

mau membeli produk kita.

Dian Sari Pertiwi

Page 19: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Membangun Kepercayaan 19D e s e m b e r 2 0 1 5

Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Anda mungkin pernah

mendengar peribahasa terse-but, setidaknya waktu masih duduk di bangku sekolah. Intinya, orang yang melakukan kecurangan atau perbuatan lain yang bisa merusak kepercaya-an, untuk seterusnya akan sulit mendapatkan kepercayaan.

Nah, kalau Anda berniat men-jalankan bisnis, terutama di bi-dang e-commerce, sebaiknya peribahasa tersebut Anda ingat baik-baik. Dalam bisnis, keper-cayaan adalah hal yang mutlak. Pembeli mana, sih, yang mau membeli barang dari orang yang tidak bisa dia percaya?

Apalagi bila Anda menjalan-kan bisnis daring. Dalam hal ini, pembeli bisa jadi sama sekali tidak pernah bertemu langsung dengan penjual. Karena itu, penjual harus bisa membangun kepercayaan, agar pembeli ti-dak ragu membeli darinya. "Kalau perlu, bisa jadi seperti teman dengan pembeli," cetus Fauzi, penjual CD musik yang berdagang lewat Facebook.

Spesifikasi produk

Pada dasarnya, tidak terlalu sulit untuk membentuk dan menjaga kepercayaan pelang-gan saat menjalankan bisnis secara online. Garis besarnya, yang penting si penjual harus bisa memahami kebutuhan si pembeli dan tidak sampai mem-buat pembeli marah-marah. Jadi, jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak disukai pem-beli. Jangan lupa, pembeli ada-lah raja.

Ada beberapa kesalahan pe-dagang di lapak online yang bisa membuat pelanggan kehi-

langan kepercayaan. Pertama, soal spesifikasi produk yang di-jual. Seringkali terjadi, seorang pembeli membeli barang de-ngan spesifikasi tertentu seba-gaimana dipasang oleh si penju-al, namun ternyata barang yang dikirimkan memiliki spesifikasi yang berbeda.

Kedua, soal waktu pengirim-an. "Pembeli suka penjual yang pengirimannya cepat dan jelas," kata Henky Eko Sriyantono, pakar bisnis. Meski pengiriman lama, namun bila sebelumnya penjual sudah menginformasi-kan hal tersebut, pembeli biasa-nya tidak masalah. Namun bila sampai waktu yang dijanjikan barang tidak juga sampai, pem-beli pasti bakal protes.

Ketiga, pelayanan terhadap pelanggan. Berbicara soal ini, banyak hal terkait pelayanan yang kerap menjadi pemicu pe-langgan lari. Misalnya, si penju-al punya sumbu pendek. Banyak, lo, penjual online yang tidak sabar kalau mendapat ba-nyak pertanyaan dari calon pembeli. Ada juga penjual yang malah marah-marah bila men-dapat komplain dari pembeli. Sikap seperti ini bisa menjauh-kan pembeli.

Sikap lain yang bisa membuat pembeli pindah ke lain hati ada-lah tidak terbuka pada pembeli. Misal, penjual ogah memberi banyak informasi soal produk jualannya pada pembeli. Ini bisa membuat pembeli bertanya-ta-nya soal kejujuran si penjual.

Lalu, ada juga penjual yang dengan gampang memasukkan pembeli dalam daftar hitam ali-as blacklist. Misalnya penjual langsung mem-blacklist pembe-li yang banyak bertanya tentang satu produk, tetapi urung mem-beli. Atau mem-blacklist pem-beli yang memberi testimoni

jelek atas pelayanannya.Pembeli juga biasanya tidak

menyukai penjual yang kemudi-an menjadi tukang spam. Mungkin Anda pernah mene-mukan tipe penjual seperti ini di media sosial seperti Facebook atau Instagram.

Nah, kalau Anda tertarik menjadi penjaja barang via du-nia maya, Anda bisa mencoba trik berikut agar pembeli tidak sampai pindah ke lain hati.

n Memberi informasi yang jelas

Saat membeli di toko online, pembeli tidak bisa memegang, mencoba atau memeriksa ba-rang yang ingin dibeli. Karena itu, pembeli biasanya hanya bisa mengandalkan deskripsi yang diberikan si pembeli.

Karena itu, pembeli lebih me-nyukai bila penjual memberikan informasi dan deskripsi jelas mengenai barang yang ia jual. Selain itu, pembeli juga lebih menyukai penjual yang men-

cantumkan jelas harga barang yang ia jual tersebut.

n Respon cepat dan ramah

Penjual idealnya harus bisa merespon dengan cepat perta-nyaan atau pesanan dari pem-beli. Bila kebetulan tidak bisa menjawab cepat pertanyaan atau order dari pembeli, jelas-kan kondisi yang menghalangi kepada pelanggan.

Agar pembeli makin mudah berkomunikasi dengan penjual, ada baiknya penjual memiliki alternatif media komunikasi. Misal, selain mengandalkan te-lepon dan SMS, penjual juga menyediakan saluran komuni-kasi melalui aplikasi komunika-si WhatsApp, BBM, Line, atau melalui akun media sosial se-perti Facebook, Instagram (IG), Twitter atau Path.

Selain itu, pastikan pembeli mendapat pelayanan yang in-formatif. "Kalau barang yang dicari enggak ada, tawarkan al-ternatif lain, kasih saran atau tawarkan solusi," tutur Asri, pemilik toko pakaian online bernama Spookaroos.

Bila ada pelanggan yang me-ngeluh atau komplain, penjual juga jangan lantas merasa ter-sudut. "Dengarkan pelanggan, kalau ada keluhan harus minta maaf dan tawarkan solusi win win," imbuh Asri, yang membu-ka toko online-nya di market-place Elevenia dan Tokopedia serta Instagram ini.

n Layanan yang mem-beri nilai tambah

Bila Anda menjadi pengusaha e-commerce, ada baiknya Anda juga memberikan layanan yang memiliki nilai tambah (added

value) kepada pelanggan Anda. Fauzi misalnya, mengizinkan pembelinya untuk melakukan booking sekitar 10 hari. "Kalau sudah sering beli malah ada yang booking sampai satu bu-lan," kisah dia. Selama dalam status booking, barang tersebut tidak akan dijual ke orang lain.

Asri juga mengungkapkan hal serupa. Untuk pelanggan setia, ia bisa memberikan harga spe-sial, diskon khusus hingga gra-tis ongkos kirim. "Kalau sudah langganan juga bisa bayar kalau sudah gajian," kata dia.

n Menyediakan tem-pat testimoni

Sediakan tempat pelanggan menulis testimoni di laman toko online Anda. Testimoni ini akan berguna bagi calon pembeli lain yang ingin membeli. Bila ba-nyak yang memberi testimoni positif untuk toko Anda, biasa-nya akan lebih mudah untuk menjaring pelanggan baru.

Testimoni juga bisa memban-tu menjaga kepercayaan bila toko online terkena masalah. Misal, ada pelanggan komplain. "Dengan adanya testimoni, pe-langgan secara umum akan tahu sebenarnya toko online itu reputasinya bagus, tapi kebetul-an ada error," jelas Eko.

n Mencantumkan informasi luring

Pembeli akan lebih percaya bila suatu toko online juga mencantumkan kontak (luring) offline. Pembeli akan lebih ya-kin bahwa toko tersebut kredi-bel, bukan toko fiktif.

Jadi, jangan cuma meninggal-kan pesan "Cek IG kita ya, sis!" di laman medsos orang lain ka-lau ingin pembeli setia. o

Jangan Sampai Bikin Pelanggan Naik DarahTip membangun kepercayaan pelanggan saat menjalankan bisnis daring

Agar sukses menjalankan bisnis sebagai pengusaha e-commerce, penjual harus bisa menjaga kepercayaan pembeli. Apa saja yang perlu dilakukan agar pembeli tidak lari ke lapak sebelah? Simak artikel berikut.

KONTAN/Muradi

❝Penjual jangan lan-

tas memasukkan pembeli yang ba-

nyak bertanya tapi tidak jadi membeli ke dalam daftar hi-

tam (blacklist).

Harris Hadinata

Page 20: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 5Kiat Promosi20

Membuka lapak atau toko di dunia maya memang lebih gam-pang ketimbang di

dunia nyata. Biaya membangun lapak atawa toko online juga enggak sebesar mendirikan lapak atau toko offline. Bahkan ada yang tak perlu mengeluar-kan biaya sepeser pun.

Itu sebabnya, lapak atau toko di internet menjamur, mulai yang menumpang jualan di me-dia sosial, marketplace, pusat perbelanjaan online, sampai yang membuka sendiri lewat situs. Tak pelak, para pedagang harus pintar-pintar berpromosi guna menarik calon pembeli, sekalipun untuk sekadar meng-unjungi lapak atau toko.

Ada dua cara

Secara dasar, ada dua cara promosi di internet dan media sosial: berbayar dan tidak ber-bayar. Perpaduan keduanya tentu lebih baik. Tapi, bukan berarti hanya melakukan strate-gi promosi cuma-cuma tidak bagus. Itu tergantung kebutuh-an dan kemampuan. "Karena hanya jual kosmetik yang har-ganya enggak begitu mahal dan membidik pasar yang baru mau mulai dandan, saya belum per-nah menggunakan promosi b e r b a y a r, " k a t a M a i n a Sumapradja, penjual kosmetik di Twitter, @Funjunkies.

Meski begitu, hanya dalam hitungan tiga bulan omzet Maina melonjak berkali-kali li-pat. Dari awalnya hanya jutaan rupiah, sekarang penghasilan dari jualan kosmetik impor bu-atan Jerman tersebut menjadi puluhan juta rupiah.

Nah, untuk mengenal lebih jauh cara melakukan promosi berbayar dan tidak berbayar, berikut strateginya dari sejum-lah pelaku bisnis online:

n Promosi tidak berbayar

Kebanyakan pembeli berburu produk dan jasa di internet le-wat mesin pencari bernama Google. Perburuan melalui Google lebih mudah. Cukup mengetik jenis atau nama pro-duk dan jasa yang dibidik, da-lam waktu singkat Google bakal menyajikan puluhan bahkan ratusan lapak atau toko yang menjual barang-barang itu.

Tentu, semua pebisnis online

ingin lapak atau tokonya ada di halaman pertama bahkan urut-an teratas dari hasil pencarian Google. Untuk itu, Anda perlu mengoptimalkan search engine optimization (SEO) atau opti-m a s i m e s i n p e n c a r i . "Kebanyakan pedagang enggak memperhatikan SEO, keba-nyakan hanya fokus ke komuni-tas," ujar Anas Fauzirahman. pemilik Asibayi.com.

Agar lapak atau toko bisa muncul di halaman pertama, Anda mesti menentukan kata kunci atau keyword. Misalnya, Anas memasukkan kata kunci Medela Swing, merek produk perlengkapan menyusui untuk perempuan yang bekerja. Lalu, membuat konten yang berman-faat sesuai kata kunci.

Walau bisa nongol di halaman pertama Google, Anda tetap harus merawat konten lapak atau toko. Anda mesti rajin memperbarui halaman situs atau timeline akun media sosial dengan berbagai macam pos-tingan konten. Bukan cuma produk, Anda juga perlu mem-berikan informasi yang berhu-bungan dengan produk dan jasa yang dijual. Contoh, Anas rajin berbagi tip, mulai merawat bayi sampai makanan pendamping air susu ibu (MPASI).

Strategi Maina pun enggak cukup mem-posting produk-produk baru di akun Twitternya, tapi melakukan review produk. Dengan begitu, "Konsumen akan makin percaya dengan kita dan membeli produk kita. Tapi saya juga menekankan ke-pada konsumen bahwa mereka juga harus punya pengetahuan yang cukup untuk memilih pro-duk," tambah Maina.

Tantangan utama bagi Anda yang aktif mem-posting konten adalah, bisa tetap terus update produk dan info tanpa membu-at konsumen terganggu. Jadi, Anda harus betul-betul mem-persiapkan materi konten kata-kata dan visual dengan baik, ti-dak asal-asalan.

Buat yang berjualan di Instagram, Anda bisa melaku-kan strategi shoutout for shou-tout (SFS). Maksudnya, sesama online shop saling mempromo-sikan satu sama lain. Devi, pe-milik IT BabyStore di Instagram berakun @ITbabystore, contoh-nya. Dia ikut group chat messe-nger online baby shop di Instagram. "Sebelum ikut grup, hanya nambah 10 follower su-

sah banget. Tapi, ketika ikut grup bisa dapat sampai 300 fol-lower sehari," beber dia.

Dan, meski kuno, jangan abaikan jurus promosi mulut ke mulut atau mouth to mouth. Caranya, dengan menayangkan testimoni dari pelanggan yang puas dengan produk Anda.

n Promosi berbayar

Buat yang mau merogoh ko-cek untuk mempromosikan la-pak atau tokonya, Twitter me-nawarkan layanan iklan mandiri alias self service advertising platform ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Layanan bernama Twitter Ads ini bisa membantu pelaku usa-ha mengembangkan bisnis me-lalui strategi beriklan efektif, terukur, lagi terjangkau.

Menurut Roy Simangunsong, Country Business Head Twitter

Indonesia, ada beberapa keun-tungan yang ditawarkan kepada pengguna yang ingin memanfa-atkan Twitter Ads. Pertama, menjalankan promosi sesuai sasaran. Pertumbuhan jumlah pengikut pelaku UMKM bisa terdongkrak. Jumlah pengun-jung ke situs mereka juga bisa turut meningkat. "Pengguna Twitter Ads hanya perlu mem-bayar setiap aktivitas yang se-suai dengan tujuan dan kategori spesifik," ungkap Roy.

Kedua, pelaku UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih spesifik. Misalnya, berdasarkan wilayah demografi, minat, akun yang mereka ikuti, perangkat, dan kata kunci. Nah, sasaran bidik yang spesifik seperti itu bisa mengefektifkan tujuan ik-lan dan membantu kinerja pe-masaran dari UMKM.

Ketiga, monitor dan analisis hasil secara real-time. Pengguna Twitter Ads bisa mengakses analisis tweet atau cuitan setiap saat. Roy bilang, beranda anali-sis dan dashboard aktivitas cuitan memberi paparan data yang bisa ditindaklanjuti pelaku UMKM, baik berupa cuitan or-ganik ataupun berbayar. Hal itu memungkinkan pengguna twit-ter Ads mempromosikan kon-ten lebih cepat. Fasilitas dash-board kampanye juga bisa membantu memahami dan mengoptimalkan kampanye berbayar sesuai sasaran.

Tarifnya? Roy enggan menye-butkan angkanya. Cuma, kabar-nya tarif Twitter Ads sekitar US$ 3,5 per impresi atau per tampil ke 1.000 pengguna.

Facebook juga punya layanan

iklan. Platformnya juga mirip dengan Twitter Ads yakni layan-an mandiri. Artinya, pengguna yang ingin beriklan bisa menyu-sun sendiri materi iklannya dan memanfaatkan data-data demo-grafi, profil pasar yang dituju, interest, tingkah laku, dan lain sebagainya yang disediakan oleh jejaring sosial ini.

Data-data itu akan membantu pemasang iklan, agar pariwara yang tampil bisa sampai ke sa-saran pasar dengan spesifik dan efektif. Juga biaya yang terukur. Biaya iklannya bergantung pada pemanfaatan platform oleh pengiklan. Alhasil, semakin lengkap pengguna memanfaat-kan fitur-fitur di platform iklan Facebook, tarifnya bisa lebih mahal. “Range harga beriklan di Facebook mulai dari Rp 50.000 per hari untuk bidik ribu-an orang. Kalau puluhan atau ratusan ribu orang lain lagi har-ganya,” kata Anas.

Ada lagi Google AdWords yang bisa digunakan untuk membuat iklan yang akan mun-cul pada laman hasil penelusu-ran Google yang relevan dan jaringan situs penjual. "Cukup efektif bisa menjangkau 10%–15% traffic dari total traffic pengunjung situs," ujar Anas.

Tertarik? Sebuah agen jasa iklan Google AdWords mena-warkan Paket UKM bertarif Rp 499.000. Anda akan menda-patkan maksimal tiga iklan, tampil pada halaman pertama Google search engine, 10 key-word, gratis biaya setup, dan laporan performa iklan.

Mau promosi tidak berbayar, berbayar, atau dua-duanya? o

Biar Konsumen Makin Percaya Lalu MembeliMembedah strategi pebisnis online dalam menyedot pembeli

Lapak dan toko online semakin menjamur di dunia maya. Promosi yang jitu menjadi salah satu senjata untuk memenangkan peperangan. Anda bisa melakukan promosi berbayar atau tidak berbayar tergantung kebutuhan.

KONTAN/Baihaki

❝Anda harus betul-

betul mempersiap-kan materi konten

kata-kata dan visual dengan baik, tidak asal-asalan, agar ti-dak membuat kon-sumen terganggu.

Dian Sari Pertiwi

Page 21: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Memilih Jenis Usaha 21D e s e m b e r 2 0 1 5

Banyak sudah kisah sukses tentang mere-ka yang menggeluti bisnis toko daring.

Berjualan lewat internet tanpa banyak promosi, mendapatkan kepercayaan dari pembeli, dan meraup omzet ratusan juta ru-piah setiap bulan. Adalah wajar bila Anda ingin mengikuti ke-suksesan mereka. Namun men-jalankan bisnis yang sama, belum tentu menghasilkan ke-suksesan serupa.

Lalu, bagaimana cara Anda menentukan bisnis toko daring yang bisa mengantarkan Anda meraih impian sebagai peng-usaha daring sukses?

Seperti halnya membuka toko fisik atau offline, ada bebe-rapa hal yang mesti Anda per-timbangkan saat akan membu-ka toko daring. Yang terutama tentu saja jenis produk barang atau jasa yang akan Anda ta-warkan. Dan, sebagaimana ber-laku hukum permintaan-pena-

waran, produk yang akan laku keras adalah produk yang ting-kat permintaannya tinggi.

Memberi solusi

Indonesia Country Consultant Google Henky Prihatna menga-takan, menurut survei yang di-lakukan Google pada tahun lalu, ada 10 produk yang paling dicari konsumen Indonesia. Produk itu antara lain mainan, kendaraan, pakaian, peralatan masak, dan produk kecantikan serta perawatan tubuh. Sebagai awal, Anda bisa memakai hasil survei Google ini sebagai acuan atau bahan pertimbangan.

Sementara, menurut Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi dan Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia Daniel Tumiwa, ham-pir semua bisnis punya potensi besar untuk bersinar di tahun mendatang. Namun, Daniel mengakui, tidak semua bisnis cocok untuk dipasarkan secara

daring. Misalnya, komoditas air mineral atau bensin. "Itu di mana-mana ada dan orang tidak kesulitan mencarinya," ujarnya.

Dus, kata kunci dalam berbis-nis daring adalah harus memu-dahkan masyarakat dalam mengakses produk yang di-inginkan. Problem utama ma-syarakat dalam mendapatkan produk adalah kesibukan, ke-macetan jalan serta jarak. Alhasil, mereka mencari produk yang mereka butuhkan via in-ternet. Nah, toko online mesti memberikan solusi dari perso-alan tersebut.

Menurut Heru, bisnis trans-portasi masih menarik karena masih dibutuhkan. Pemain saat ini, seperti Gojek dan GrabBike, baru melayani wilayah tertentu. Jadi, ada potensi untuk dikem-bangkan di daerah lain.

Selain itu, beberapa produk masih potensial ditawarkan se-cara daring antara lain produk pribadi seperti pakaian dalam,

lingerie, obat-obatan khusus, serta games online. “Bisa dilihat dari aplikasi Duel Otak yang mencuri perhatian pengguna di dalam negeri,” sebut Heru.

Dari sisi e-commerce, Heru mengatakan, sektor consumer goods, busana, akomodasi, dan furnitur masih tetap berkem-bang tahun depan. Namun, per-saingan di sektor itu sangat ra-mai sehingga pemain baru membutuhkan strategi khusus, misalnya menjual produk yang tidak dijual di lapak lain atau produk yang khas lokal. Produk berkaitan dengan hobi juga ma-sih menarik. Ambil contoh, bis-nis ikan koi.

Daniel menambahkan, ke de-pan, barang dan jasa yang dita-warkan secara daring akan kian tersegmentasi. Contohnya, jasa guru les atau tukang jahit jins yang menggunakan plat-form mobile.

Mengenali diri

Sebenarnya, tak soal apa pun jenis produk barang dan jasa yang Anda pilih untuk ditawar-kan secara online. Menurut pendiri OMG Consulting Yoris Sebastian, ada enam jurus yang mesti Anda terapkan dalam memulai bisnis daring. Dia me-rangkum jurus tersebut dengan rumus 5W1H.

Pertama: Who am I? Di sini, calon onlinepreneur mesti me-ngenali diri sendiri terlebih da-hulu untuk menentukan jenis bisnis yang hendak digeluti. Yoris mengambil contoh Ria Sarwono dan Carline Darjanto. Duo pendiri Cotton Ink ini ber-sahabat sejak SMP dan sama-sama tertarik terhadap fashion. Jadi, mereka memilih busana sebagai bisnisnya.

Kedua; What am I offering? Keduanya memikirkan konsep busana yang ditawarkan.

Pilihannya, pakaian dengan de-sain yang simpel dan nyaman untuk dipakai sehari-hari atau ke kantor dengan harga terjang-kau dan kualitas baik.

Ketiga; Why does it matter? Tidak semua orang merasa pan-tas atau suka mengenakan baju yang sedang trend. Jadi, mereka menciptakan busana yang me-reka suka, teman-teman suka, sekaligus trendy.

Keempat; Whom are we talking to? Di sini, pelaku bisnis toko daring memikirkan pasar atau target produk mereka. Dus, produk pun harus disesua-ikan dengan segmen pasar ini. Dalam kasus Cotton Ink, pasar utamanya adalah perempuan usia 21-25 tahun, yang tersebar di Indonesia dan Malaysia.

Kelima; When is the right thing? Menurut Yoris, perta-nyaan ini tak akan terjawab jika Anda tak pernah mencobanya. Duo pendiri Cotton Ink, misal-nya, memilih untuk memulai bisnisnya sebagai side job se-hingga mereka bisa belajar dulu sebagai karyawan. Setahun ke-mudian, baru mereka mantap terjun sepenuhnya dib bisnis ini setelah penghasilan dari Cotton Ink menyamai gaji mereka se-bagai karyawan. "Timing is everything," ujar Yoris.

Keenam; How to attract cus-tomer? Yoris mengatakan, sete-lah 5W tadi beres, barulah Anda memikirkan cara mempromosi-kan bisnis Anda. Banyak cara yang bisa ditempuh. Namun, keunikan produk Anda paling menentukan kesuksesan bisnis Anda. Product is the best mar-keting tool.

Nah, sebagai pertimbangan, pada halaman-halaman berikut, KONTAN mengulas sejumlah jenis usaha daring. Semoga bisa menjadi inspirasi. Ingat, mulai-lah dari hal kecil untuk mewu-judkan mimpi besar Anda! o

Agar Toko Daring Meraup Cuan NyaringJurus menentukan jenis usaha toko online

Seperti halnya membuka toko isik, ada banyak alternatif bisnis toko daring. Sebelum memutuskan jenis barang atau jasa yang akan Anda tawarkan lewat bisnis daring, ada beberapa hal yang mesti Anda pertimbangkan secara matang.

KONTAN/BaihakiAsih Kirana W., Marantina Napitu, Oginawa R. Prayogo

Modal Bukan Soal

Hingga lima tahun ke bela-kang, para pendiri e-com-

merce masih sulit mencari sunti-kan modal untuk mengembang-kan bisnis mereka. Di mata para bankir, usaha mereka tidaklah bankable alias tak layak untuk mendapat fasilitas kredit. Ada-pun venture capital belum begi-tu melirik pasar Indonesia. Tapi, kini lain cerita. "Sekarang, para investor ini yang malah aktif mencari startup untuk didanai di Indonesia," tutur Achmad Zaky, pendiri dan Chief Executive Of-ficer (CEO) Bukalapak.com.

Sepakat, Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia Daniel Tu-miwa menyebut, saat ini banyak

perusahaan ventura bersedia memberikan permodalan bagi para technopreneur, sebutan bagi para pendiri startup atau e-commerce. “Mereka butuh mencairkan dana investasi dan dana ini tampaknya akan ba-nyak jatuh pada pemain-pemain lokal,” tutur dia.

Jika modal tak lagi soal bagi para technopreneur, lantas ba-gaimana bagi onlineprenuer, mereka yang sekadar membuka toko daring? Semestinya juga tidak harus jadi persoalan. Ber-beda dengan membuka lapak fisik, investasi membuka toko di dunia maya justru jauh lebih ri-ngan. Sebab, pelaku toko online

tak perlu modal untuk membeli ruko atau kios atau sekadar me-nyewa dan merenovasi gerai. Cukup membuat akun di media sosial, misalnya, tanpa perlu modal sepeser pun.

Praktis, modal yang diperlu-kan terbatas untuk pengadaan barang dan jasa yang ditawar-kan. Nilainya tentu saja sangat tergantung pada jenis usaha yang dipilih serta kreativitas si pelaku usaha dalam menekan biaya. Bahkan, bisa jadi tanpa modal sekali. Banyak pemilik toko online yang hanya bermo-dalkan jaringan atau follower.

Jadi, tak perlu keder memulai toko daring, kan? o

Page 22: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 522

Selain makanan, pakai-an juga menjadi salah satu buruan umat ma-nusia di dunia ini. Tak

heran, potongan kain yang me-nutupi dan melindungi tubuh ini menjadi kebutuhan pokok manusia.

Permintaan pakaian tak ber-henti mengalir lantaran produk busana ini mengenal tren, baik yang berkaitan dengan model, jenis kain yang dipakai, hingga warna. Alhasil, penjualan baju yang mengadopsi tren terkini selalu memikat konsumen yang gemar mengikuti tren.

Penikmat fashion pun makin leluasa berbelanja pakaian de-ngan kehadiran gerai-gerai on-line. Sama seperti peritel yang menawarkan produk melalui department store atau toko fi-sik lainnya, pelaku usaha bidang busana yang menekuni jalur online ikut menikmati pertum-buhan pasar busana. Bahkan, beberapa di antaranya justru mencapai sukses dari lapaknya di dunia maya ini.

Riana Bismarak, salah satu-nya. Dia mendirikan gerai onli-ne bertajuk Belowcepek.com. Perempuan yang berlatar bela-kang dunia perhotelan ini mengawali bisnis daring fas-hion pada 2011. Sebelumnya, penyuka fashion ini pernah membuka butik di salah satu pusat belanja ternama pada 2010. Namun, dia terpaksa me-nutup butik tersebut setahun kemudian lantaran kurang ber-kembang. Riana memilih jalur online untuk menjangkau pasar dari luar Jakarta. "Harapan saya semua orang Indonesia bisa menggunakan produk Indonesia dengan harga yang affordable," tutur dia.

Sesuai dengan nama gerai-nya, harga memang menjadi pertimbangan penting bagi Riana. Riana mengisi etalase gerainya dengan aneka produk busana berbanderol harga di bawah Rp 100.000 per potong. "Pokoknya, semua barang harus bisa dijual dengan harga di ba-wah cepek," cetus Riana. Konsep inilah yang membuat gerainya cepat mendapat banyak peng-unjung.

Tak hanya harga yang menja-di kekuatan Below Cepek. Riana juga ingin mengangkat produk lokal. Sebab, dalam ri-set pasar yang dilakoninya, pe-rempuan 38 tahun ini menemu-kan mayoritas toko online menjual pakaian dari luar nege-

ri, terutama Korea Selatan, China dan Jepang. Dia pun ingin mengubah pemikiran negatif masyarakat mengenai produk dalam negeri. "Saya ingin bukti-kan, produk buatan usaha kecil dan menengah (UKM) pun ba-gus-bagus dan tak kalah dengan produk luar, terutama fashion," kata dia.

Perempuan yang pernah menjabat corporate director di Waterbom Jakarta ini mengge-lontorkan modal Rp 100 juta dari kantong pribadinya untuk merintis Below Cepek. Setengah dari modal itu dia gunakan un-t u k m e m b u a t w e b s i t e . Sementara, untuk stok produk, dia bekerjasama dengan lima UKM di Jakarta.

Kini, sudah lebih dari 70 UKM di berbagai kota yang menjadi rekan Below Cepek. Sebagian produk UKM tersebut dibeli putus oleh Riana. Sisanya, de-ngan sistem revenue sharing alias bagi hasil. Misalnya, 70% untuk pemilik produk dan 30% untuk Below Cepek.

Sejak awal, Riana memilih bekerjasama dengan UKM, khu-susnya penjahit baju di bebera-pa kota, supaya dia bisa fokus di pemasaran. Sejatinya, banyak pelaku UKM yang bisa mempro-duksi baju dengan harga ter-jangkau tetapi tidak semuanya berkualitas baik. "Bagi saya, kalau vendor bisa bikin baju di bawah Rp 100.000, tapi baju itu tidak terlihat biasa, ya, saya pasti pilih," ujar dia.

Untuk mendapatkan produk yang sesuai, Riana mencari sen-diri pemasoknya. Dua pertim-bangan Riana dalam memilih produk adalah model dan kuali-tas. "At least, ketika lihat pro-duk itu, orang tidak percaya harganya hanya cepek," cetus perempuan yang selalu tampil modis ini.

Berbagai jenis produk fas-hion bisa dipesan di Below Cepek, mulai dari pakaian, ak-sesori, tas, sepatu, hingga bulu mata. Harganya berada di kisar-an Rp 19.000-Rp 99.000 per item. Saat ini, volume penjualan Below Cepek mencapai 1.000 potong per bulan. Sayang, ia tak mengunkap omzetnya.

Dalam empat tahun, Below Cepek berkembang pesat men-jadi pusat perbelanjaan online. Penjualan situs itu melaju. Riana pun terus berbenah agar semakin banyak orang yang membeli produk fashion lokal melalui toko daringnya.

Ke depan, dia pun melihat usaha online ini sangat menjan-jikan karena masyarakat kian percaya dengan produk yang dijual secara online. "Sekarang tinggal bagaimana membuat di-ferensiasi dan mengembangkan produk yang dimiliki," tegas dia.

Busana muslimah

Peluang berbisnis daring bu-sana juga ditangkap oleh Diajeng Lestari. Perempuan 29 tahun ini mendirikan Hijab Up (hijup.com) sebagai e-commer-ce produk fesyen khusus bagi kaum muslimah.

Sejak awal, Ajeng memang memilih busana muslim sebagai lahan bisnisnya. Dengan popu-lasi muslim terbesar di dunia, pasar fashion muslim sangat potensial di Indonesia. Sama seperti Riana, Ajeng yang per-nah bekerja sebagai market re-searcher di sebuah perusahaan ini mengawali langkahnya ber-bekal riset. Dia melakukan pe-nelitian dan wawancara dengan beberapa orang yang menjalani bisnis serupa.

Dari situ, dia membuat kata-log fashion online. "Tapi ter-nyata permintaan pasar bukan hanya katalog, mereka butuh marketing online dan sistem untuk mengatur lalu lintas pro-duk," ujar Ajeng.

Bersama sang suami, Achmad Zaky Syaifudin yang jago IT, dia membangun Hijup sebagai e-commerce yang menjadi plat-form untuk menjembatani pe-milik merek busana muslim. Hijup, yang merupakan singkat-an dari Hijab Up, mulai bersel-ancar di dunia maya pada 1 Agustus 2011.

Ajeng mengenang, awalnya sulit untuk menggaet produsen busana muslim untuk mema-jang produk di Hijup. Hambatan itu pun sempat menggoyahkan ikhtiarnya. Namun, dia terus menyakinkan diri bahwa usaha ini bakal berhasil.

Pada bulan-bulan pertama, Hijup memiliki 14 tenant. Penjualannya terus merangkak naik, seiring jumlah pengunjung dan konsumen yang terus me-ningkat.

Hingga awal 2013, ada sekitar 1,5 juta orang yang melongok Hijup yang sudah menggandeng 70 tenant. Video tutorial hijab yang dipublikasi lewat Youtube pun ditonton lebih dari 8 juta orang. Saat itu, Hijup mampu meraup omzet Rp 1 miliar per bulan.

Pada tahun 2014, Hijup mem-peroleh 1,6 juta kunjungan. Sekitar 20% di antaranya ber-asal dari luar Indonesia, seperti Malaysia, India, dan Amerika Serikat.

Tahun ini, bersamaan dengan

pertumbuhan bisnis startup, Hijup juga bertumbuh pesat. Pendapatan Hijup naik tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu dengan rata-rata 400 transaksi saban hari. Kini, ada 83 tenant yang bergabung dengan 200 merek.

Riset terakhir memperkira-kan bawah fashion muslim akan mencapai 11,2% dari total belanja fashion global dalam tiga tahun ke depan. Nilai pem-belanjaannya hingga US$ 322 miliar di tahun 2018.

Informasi lengkap

Saat ini, banyak pengusaha memilih merintis bisnis lewat jalur online untuk menawarkan produknya lantaran konsep ini menawarkan banyak keunggul-an. Selain kebutuhan modal le-bih ringan, jangkauan pasarnya juga sangat luas. Lantaran ke-dua hal ini pula, Riana dan Ajeng memilih penjualan daring dalam bisnis mereka.

Untuk merintis Hijup, Ajeng hanya bermodal Rp 5 juta. Modalnya memang tak besar lantaran sang suami yang juga pemilik Bukalapak.com mena-ngani semua tetek-bengek ber-kaitan dengan website.

Maklum, masa-masa memulai bisnis merupakan momen pe-nuh risiko, karena belum terli-hat seperti apa jadinya bentuk-

Desain dan Kualitas, Kunci Memanen Klik PengunjungMeski persaingan makin kencang, lapak busana daring masih menjanjikan

J. Ani Kristanti, Marantina Napitu

Untuk menjangkau pasar yang luas dengan modal terbatas, banyak pelaku usaha mengandalkan lapak daring. Tak terkecuali dalam bisnis busana. Desain dan kualitas produk menjadi kunci sukses menuai klik dan belanja dari pengunjung.

KONTAN/Baihaki

Lantaran sudah punya lapak di dunia maya, gerai fisik bukan menjadi kebutuhan utama.

Namun, seiring dengan perkembangan skala bis-nis, beberapa pemain bisnis daring akhirnya ju-ga memutuskan untuk membuka gerai fisik.

Setelah tiga tahun melenggang di dunia maya, awal 2015, Riana Bismarak membuka butik Be-low Cepek di Jakarta Selatan. "Butik ini hadir karena banyak customer yang ingin melihat lang-sung produk yang dijual secara online," tutur dia. Langkah ini juga dilakukannya terkait dengan kebutuhan branding Below Cepek.

Untuk alasan yang sama pula, Ria Sarwono, salah satu pemilik Cotton Ink, juga membuka toko offline di Kemang, Jakarta Selatan. Meski penju-alan masih difokuskan lewat media digital, lang-

kah ini ditempuh sebagai strategi untuk membe-sarkan nama Cotton Ink dalam bisnis busana.

Begitu pula dengan kebutuhan gudang. Meski sebagian produk dikirim langsung oleh vendor, keberadaan gudang penting. Menurut Diajeng Lestari, pendiri Hijup.com, gudang diperlukan untuk menyeleksi produk yang akan dikirimkan ke konsumen. Besarnya gudang disesuaikan de-ngan skala usaha.

Supaya konsumen mendapatkan pengalaman belanja terbaik, Riana juga sering mengunjungi usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjadi vendornya untuk memastikan kualitas pengirim-annya. Bahkan, dia memberi contoh cara mem-bungkus produk sesuai standar yang ditetapkan Below Cepek. o

Gerai Fisik sebagai Pendukung

Page 23: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Busana 23

nya bisnis ini. Untuk itulah, Ajeng amat berhemat saat itu. Bisnis online memungkinkan-nya untuk memiliki ruang kan-tor mungil. Kantor pertamanya hanya berukuran 3 meter x 3 meter, dengan dua orang karya-wan untuk bagian administrasi dan gudang.

Lain halnya dengan Riana. Dari modal Rp 100 juta, pembu-atan website mengambil ang-garan hingga Rp 50 juta. "Tapi kalau sekarang mau bikin bisnis e-commerce, rasanya dana segi-tu takkan cukup," kata Riana yang baru-baru ini juga melaku-kan penyegaran website Below Cepek.

Dalam bisnis fashion, peng-hematan modal maupun biaya operasional bisa dilakukan da-lam tahap awal. Kuncinya, pela-ku usaha mau terlibat langsung. Ambil misal, untuk menampil-kan produk baru, Ajeng menjadi stylist saat pemotretan dan mengkoordinasi pemotretan.

Begitu pula dengan Riana yang sampai saat ini hanya mempekerjakan enam orang karyawan. Setiap pemotretan produk baru langsung berada di bawah arahannya. Bahkan, tak jarang Riana juga menjadi mo-del yang mengenakan produk Below Cepek. "Ke mana pun, saya selalu pakai produk sendi-ri," ujar dia.

Namun, seperti bisnis umum-nya, untuk menjual produk fashion dalam sistem online, fokus pelaku usaha adalah da-lam hal pemasaran. Oleh karena itu, sebagian dari mereka me-milih untuk tidak memproduksi sendiri produk yang dijualnya.

Baik Ajeng dan Riana meng-andalkan pihak ketiga, baik te-nant ataupun supplier, untuk semua produk yang ditawarkan melalui gerai online mereka. Proses seleksi produk yang ke-tat pun menjadi kunci keberha-silan bisnis online ini.

Ajeng menyaring tenant yang bergabung dengan Hijup.com dengan mempertimbangkan kreativitas, kualitas dan karak-ter. Untuk sisi kreativitas, dia mendorong desainer untuk membuat desain baru, bukan sekadar menjiplak. "Kalau men-jiplak, produknya nanti terlalu masif dan seragam. Ini juga buruk untuk ekosistem usaha," jelas dia.

Soal kualitas, dia ingin pro-duk yang dijual di Hijup.com bisa menyaingi brand luar negeri. "Karena kami bersaing dengan brand luar yang agre-sif masuk ke Indonesia, kuali-tas tak bisa ditawar," seru Ajeng. Selanjutnya, jika de-sainer mampu menyajikan karakter brand yang kuat akan memacu mereka untuk tak sekadar ikut-ikutan dalam mendesain produk.

Begitu pula dengan Riana. Dia amat ketat menyeleksi ven-dor untuk Below Cepek. Untuk mendapatkan produk yang se-suai, Riana juga langsung turun ke lapangan mencari supplier lokal Indonesia.

Soal pemasaran sendiri, gerai online juga jangan kalah dengan gerai fisik. Ini adalah soal meng-olah penampilan website seme-narik mungkin serta menawar-kan beragam program promosi yang menarik. Intinya, bagaima-na caranya agar pelanggan tak berpaling dan konsumen baru melirik produk Anda.

Di Belowcepek.com, Riana berusaha setiap pagi menampil-kan koleksi baru. "Harus ada sesuatu yang baru setiap hari supaya konsumen setia berkun-jung dan belanja," kata Riana.

Sampai saat ini, masih dia sen-diri yang mengelola tampilan se-luruh lapaknya, baik website maupun akun media sosial Below Cepek. Maklum, angin persaing-an semakin kencang. Baik dari

daring sejenis di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk fas-hion muslimah, Ajeng melihat banyak startup yang menyasar pasar yang sama. Sebut saja Hijabenka, Saqina, The Hijab by PinkEmma, dan baru-baru ini Muslimarket. Sementara, di luar negeri, e-commerce serupa ber-munculan di Turki.

Tak jauh berbeda, Riana juga melihat kompetisi yang ketat dalam bisnis busana online ini. Bukan hanya dalam negeri, ba-nyak pemain dari luar yang juga

masuk. Dia pun merasa berun-tung meluncurkan Below Cepek jauh sebelum e-commerce ber-tumbuh pesat seperti sekarang. "Tapi, ini tantangan bagi kami pemain lama untuk bisa berta-han," kata Riana.

Selain inovasi agar tetap ung-gul dibanding pesaing, faktor aman dan terpercaya bisa mem-buat gerai online, termasuk produknya disukai pelanggan. "Bisnis online memiliki tang-gungjawab atas kepercayaan konsumen, maka kami harus menyeleksi benar produk-pro-

duk yang ditawarkan tenant pada kami," kata Ajeng.

Berbisnis online berarti juga harus memberikan informasi lengkap tentang produk yang di-jual. Pengalaman pertama berbe-lanja di sini sangat menentukan loyalitas pelanggan. Jadi, kualitas produk, ketepatan informasi, dan keamanan bertransaksi harus di-perhatikan benar.

Menurut Ajeng, sebagai per-usahaan teknologi, salah satu aset penting adalah sumber daya manusia (SDM) di bidang

teknologi informasi (IT). Bukan hanya untuk memastikan server tidak down, tapi juga menyangkut pembayaran dan inovasi di bi-dang teknologi. Sekarang dari 90 orang karyawan Hijup.com, sebagian besar mengurus IT dan mengontrol kualitas produk serta layanan konsumen.

Jika Anda juga menyukai du-nia fashion, tidak ada salahnya melangkah lebih maju dengan menjajal membuka gerai busa-na di dunia maya. o

Banyak orang sukses dari sebuah ide bisnis yang

datang tanpa sengaja. Roja Fitridayani mengalami hal ini. Perempuan 23 tahun ini terjun menjadi pengusaha hijab se-telah foto hijabnya di akun In-stagram mendapat respons dari pembeli.

Lantaran harga hijab model selendang (pashmina) dianggap terlalu mahal bagi dirinya, Oja, panggilan Roja, mencoba bikin sendiri. Dia memberi beberapa helai kain untuk dibuat hijab pashmina. Tak mau sisa kain terbuang sia-sia, Oja berinisiatif membuat hijab dari sisa kain tersebut untuk dijual.

Agustus 2012, Oja memutus-kan untuk lebih serius menekuni bisnis hijab. Dia menyewa se-buah kontrakan sebagai work-

shop dengan mempekerjakan dua penjahit. Produk berkualitas dan harga miring menjadi keku-atannya menembus pasar. Har-ga Hijab Princess Rp 35.000, sementara di luar, harganya mencapai Rp 50.000.

Oja yang masih kuliah, mene-rapkan ilmu yang diperolehnya dalam bisnisnya. Dia menetap-kan segmentasi, target dan posi-tioning produk Hijab Princess. "Dalam bisnis, ketiga hal itu sa-ngat penting," kata dia.

Hijab Princess menyasar seg-men kelas menengah atas. Tar-get pasarnya adalah anak-anak kuliah seperti dirinya. Untuk po-sitioning, Oja menempatkan produknya sebagai produk yang berkelas dengan tagline Your Royal Partner.

Dengan berbagai strategi ini,

akselerasi bisnisnya berjalan cepat. Dalam waktu empat bu-lan, dia bisa mengantongi un-tung lebih dari Rp 1 juta. Oja tak menyangka, hijab jadi bisnis yang menguntungkan baginya.

Omzetnya terus menanjak pada 2013. Berkat kualitas pro-duk yang baik, yakni memakai bahan diamond georgette italia-no yang sesuai untuk pashmina, pendapatannya terus terdong-krak. Bahkan, dalam waktu tiga hari, 4.000 lembar pashmina terjual.

Bukan cuma urusan kualitas produk, dalam berbisnis online, Oja sangat memperhatikan ser-vis. Dia mengutamakan kera-mahan dalam melayani konsu-men. "Kedua hal ini terlihat me-nonjol ketika saya melakukan riset pasar," tutur Oja yang kini

mengambil studi Master of Busi-ness Administration di Institut Teknologi Bandung.

Oja pun rajin menampilkan produk pashmina barunya di akun Instagram. "Kami harus selalu update supaya konsumen tidak berpikir toko kami tutup," ujar dia. Paling tidak dalam tiga hari, Oja selalu menampilkan sejumlah foto koleksi hijabnya.

Untuk menjaga kualitas pro-duk, Oja masih memproduksi sendiri Hijab Princess. Untuk memenuhi sekitar 10.000 helai pashmina per bulan, dia mem-pekerjakan 16 karyawan.

Untuk mendukung strategi branding, dia juga membuka butik di Bandung. Di butiknya ini, Oja juga melengkapi pro-duknya dengan baju muslim bergaya kasual. o

Bisnis Hijab Tanpa Sengaja

Hijab Princess

Roja Fitridayani

(Oja)

Mulai Usaha Agustus 2012

Jenis produk Hijab

Modal Rp 100.000

Produksi 9.000-10.000 hijab per bulan,

dengan harga Rp 50.000-

Rp 145.000.

Cotton InkRia Sarwono & Carline Darjanto

Mulai Usaha 2008Jenis produk Pakaian dan aksesori wanitaModal Rp 1 jutaOmzet Ratusan juta rupiah per bulan

Below Cepek

Riana Bismarak

Mulai Usaha 24 November 2011

Jenis produk Pakaian dan aksesori wanita

Modal Rp 100 juta

Produksi 500-1.000 helai per bulan, dengan

harga termahal Rp 100.000

HijUpDiajeng Lestari (Ajeng)

Mulai Usaha 2010Jenis produk Pakaian muslim dan aksesoriModal Rp 5 jutaOmzet Rp 2 miliar per bulan

Page 24: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 524

Internet memang menjadi fa-silitas praktis yang mengun-tungkan bila digunakan de-ngan bijak. Kemampuannya

menjangkau segala lapis masyara-kat di berbagai wilayah menjadi magnet tersendiri hingga hampir semua orang ingin memiliki akses menjangkau internet.

Dengan internet, keinginan orang membuka lapak untuk menjajakan dagangan bisa ter-fasilitasi dengan mudah. Tak cuma menawarkan produk-pro-duk semacam elektronik, pro-duk pakaian, sepatu, tas, kini produk kecantikan macam bulu mata dan pensil alis pun dengan mudah bisa dijajakan di dunia maya dengan akses internet.

Penjual bulu mata atau pensil alis pun makin leluasa dengan memajang dagangan di media online. Sebab dengan media online, promosi menjadi lebih mudah. Penjual cukup membu-at tutorial cara pemakaian si makeup. Pembeli dengan sendi-rinya akan mengerti kegunaan dan pemakaiannya.

Si pembeli bisa melihat lang-sung cara cara pemakaian pro-duk melalui video atau gambar tutorial tersebut. Bila tak jadi beli, dia tak akan merasa malu. Namun bila tertarik ia bisa lang-sung mengontak si penjual.

Beda bila mendatangi ke kon-ter kosmet ik langsung. Seringkali pembeli merasa sungkan bila harus bertanya-tanya ke pramuniaga apalagi ujung-ujungnya tak jadi beli ka-rena tak cocok, tentu tak jarang dapat senyum kecut mbak-mbak pramuniaganya, bukan?

"Saya tadinya tak suka make

up karena tak paham soal fung-si make up dan cara pemakai-annya. Mau datang ke konter kosmetik malas nanya-nanya ke pramuniaganya, " ujar Febri Rosa, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kawasan Depok, Jawa Barat.

Tapi sejak tahu banyak penju-al produk-produk kecantikan di online, gadis berusia 21 tahun itu pun menjajal untuk belanja. Menurut Febri dia lebih nyaman belanja kosmetik secara online. "Apalagi sekarang makin ba-nyak tutorial make up di inter-net jadi makin ingin belajar dandan, deh. Hampir sebulan sekali pasti ada yang dibeli. Banyak produk impor yang lucu-lucu," kata Febri yang se-karang mengaku ketagihan ko-leksi lipstik ini.

Tren-tren makeup dan berias diri memang makin intens dua tahun terakhir. Mulai tren menghias kuku, tren memben-tuk alis, sampai tren pamer bi-bir seksi nan padat dengan matte lipstick. Tren itu makin terbentuk dengan ramainya toko-toko kosmetik online yang menyajikan beragam tutorial merias diri. Alhasil mereka yang ingin belajar mekap bisa belajar dari tutorial ini.

Tren seputar kecantikan wa-nita memang tak pernah ada habisnya. Kegemaran wanita akan bersolek demi menjadi dan mempertahankan kecantik-an memang ceruk pasar yang menarik untuk digali.

Tak heran bila Irene Ursula menjajal untuk menjual produk kecantikan dan perawatan se-cara online. Tahun 2013, ibu

satu anak ini mendirikan toko online khusus kosmetik melalui website yang dibangunnya ber-nama BeautyHaulindo.com. "Awalnya cuma iseng, eh jadi keterusan," katanya.

Irene awalnya hanya mema-jang foto koleksi mekap priba-dinya di media sosialnya. Tak disangka, produk kecantikan

yang ia gunakan mendapat res-pon dari rekan-rekannya. Banyak dari rekan Irene yang tertarik untuk memiliki.

Untuk memulai usahanya, Irene menggelontorkan modal Rp 10 juta. Sekarang, Irene mampu menjual 520 item sam-pai 2.600 item produk kecantik-an per bulan. Harga produk ke-cantikan yang ditawarkan Irine mulai Rp 50.000 per item sam-pai Rp 700.000 per item. "Berbisnis lewat online itu jauh lebih menyenangkan ketimbang

kita duduk di toko. Kita tidak harus serta merta berinteraksi secara tatap muka dengan kon-sumen. Biaya dan tenaga yang dikeluarkan juga tidak banyak," ujar Irene. Karena alasan itulah, sekalipun omzet sudah besar, Irine enggan membuka toko konvensional.

Menurut Irene, membuka toko offline membutuhkan in-vestasi yang nilainya jauh lebih besar. Penjualan dirasa akan sulit karena belum tentu semua konsumen bisa menjangkau toko offline. Selain itu, penjual yang menggunakan toko kon-vensional harus memikirkan display barang. Sementara toko online, sudah tentu hanya membutuhkan keahlian mem-buat foto yang menarik untuk dipajang di akun berbagai situs media sosial.

Hal itu pula yang mendorong Anasti Eldaresa Sembiring membuka toko online kosmetik melalui akun intagram @favor-shop_tahun 2013. Sekalipun baru dua tahun berbisnis dan melalui akun Instagram saja, Elda, sapaan Eldaresa, saat ini sudah mampu menjual 450 item sampai 600 item produk pera-watan tubuh. Lumayan, kan?

Pemain lain yang juga sudah merasakan manisnya berbisnis aneka produk kecantikan dan perawatan tubuh adalah Dina D a n i a s r i , p e m i l i k Makeupuccino.com. Dina me-mulai bisnis tahun 2011 dengan modal Rp 8 juta. Kala itu media yang digunakan oleh Dina un-tuk berjualan kosmetik adalah Facebook dan group BlackBerry Massenger (BBM). Lalu ber-

kembang melalui Twitter dan Instagram. Baru tahun ini, Dina fokus untuk mengelola website untuk menjalankan bisnis. "Awalnya cuma jualan ke te-man-teman kantor tapi tak ta-hunya berkembang dan mulai berbisnis via online," ujarnya.

Produk yang ditawarkan Dina harganya berkisar Rp 50.000 hingga Rp 800.000. Dalam sebu-lan, Dina mampu menjual 1 0 . 4 0 0 – 1 8 . 2 0 0 p r o d u k . "Keuntungan yang didapat dari bisnis ini sekitar 10% sam-pai 20%," ungkap Dina.

Kuasai produk

Pengalaman Dina, Irene, dan Elda meraup untung dari bisnis kecantikan dan perawatan me-lalui media online memang tampak menggiurkan. Namun ternyata untuk bisa merasakan kesuksesan seperti yang mere-ka alami membutuhkan kerja keras dan strategi. Untuk me-mulai bisnis produk kecantikan dan perawatan secara online tentu harus memiliki keahlian di bidang komputer yang terko-neksi dengan internet.

Selain itu Anda harus tahu mengenai produk-produk yang akan Anda jual. Paling tidak Anda harus tahu fungsi atau kegunaan kosmetik yang Anda jual. Sebab sebagai penjual kos-metik, Anda akan kebanjiran pertanyaan seputar produk dari calon pembeli.

Anda juga harus memiliki ke-mampuan berbahasa iklan yang baik. Sebab dengan mengandal-kan berjualan di media online sangat mengandalkan foto dan

Penguasaan Produk dan Testimoni Jadi KunciPeluang dan tantangan berbisnis produk kecantikan dan perawatan secara online

Fransiska Firlana, Marshall Sautlan

Bisnis kecantikan dan perawatan tubuh makin ciamik. Kendati margin keuntungan tipis tapi kontinyuitas pembelian produk menjadi peluang tersendiri. Sebab tren kecantikan seputar perempuan terus berjalan.

KONTAN/Muradi

❝Strategi pemasaran yang terbilang jitu

untuk berjualan kosmetik di jagad

online adalah men-dapatkan endorse-

ment dari para pesohor

Page 25: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Kecantikan dan Perawatan 25

bahasa iklan yang mudah diteri-ma calon pembeli. Bahasa iklan di media sosial itu harus sing-kat, tidak bertele-tele tetapi mampu memberi penjelasan yang mencakup segala informa-si, dan menarik tentunya. "Adanya pengetahuan akan pro-duk maka akan mudah pula kita untuk memilih kata-kata yang menarik untuk calon pembeli," ujar Irene.

Karena bisnis ini berbasis online, tentu Anda harus me-nguasai aplikasi atau software untuk memberikan kesan me-narik pada dinding toko online Anda. Pastikan juga Anda men-dapatkan produk yang aman untuk dipakai. "Harus yakin kalau produk kecantikan dan perawatan yang akan dijual itu tidak ada efeknya. Itu hal pokok yang selalu menjadi perhatian," kata Elda.

Elda sendiri menjadikan diri-nya sebagai kelinci percobaan untuk semua produk miliknya. Jika ada salah satu produk yang tidak memiliki efek bagi peng-gunannya, produk tersebut tidak akan ia jual. Kebetulan Elda mengkhususkan diri ber-jualan enam produk kecantikan dan perawatan wanita. Produk yang ia jual berupa lulur, jamu gurah, pemutih lipatan, detoks, sugarwax, hingga pembesar payudara wanita.

Menurut Elda, menjual pro-duk yang jumlahnya sedikit na-mun fokus, lebih efektif daripa-da menjual banyak produk se-kaligus. Kelebihan dari menjual produk yang terbatas adalah penjual mampu mengetahui se-cara detail informasi terkait produk yang ditawarkan. Jadi, ketika ada pertanyaan yang terlontar dari calon pembeli, si penjual dapat menjawab de-ngan jelas. Itu akan menambah keyakinan calon pembeli.

Untuk mendapatkan produ-sen atau distributor produk kosmetik Anda bisa berselancar di internet. Bila sudah menda-patkan barang yang cocok se-baiknya Anda menjalin kerjasa-ma dengan distributor atau produsen tersebut demi menja-min ketersediaan produk. Pastikan pula barang yang Anda jual itu asli, sebab zaman sudah canggih. Pembeli bisa cek un-tuk membandingkan antara yang asli dan palsu. Sekali Anda jual produk palsu risikonya be-sar untuk usaha Anda. "Ingat ini bisnis kepercayaan," ujar Dina.

Dina mengingatkan, penjual harus ekstra hati-hati dalam memilih produsen atau pema-sok produk kecantikan dan pe-rawatan. "Sebaiknya mengambil langsung dari produsen resmi agar resiko bisa diminimalisasi. Paling tidak, pembeli tidak diru-gikan," jelas dia.

Asuransikan

Bisnis online erat kaitannya dengan jasa pengiriman. Nah untuk memudahkan pengirim-an barang Anda sebaiknya be-kerjasama dengan jasa pengi-riman sehingga tahu proses ki-rim dan ongkosnya. Sebab keti-ka bertransaksi dengan pembe-li, Anda pasti akan langsung di-tanyai ongkos kirim yang harus ditanggung pembeli.

Irene mengaku, kendala yang sering dihadapi dalam bisnis ini adalah adalah ketika barang sampai ke pihak kurir. Tidak jarang barang yang akan dikirim justru rusak ketika sampai ke tangan konsumen. Untuk meng-hindari hal-hal seperti itu, Irene menyarankan agar barang yang akan dikirim dikemas sedemi-kian rupa hingga tahan bentur-an. Maklum, produk kosmetik

terhitung rentan dengan tekan-an. Selain itu, usahakan meng-gunakan asuransi pengiriman dari pihak kurir agar jika terjadi kerusakan ada klaim ganti-rugi dan konsumen pun merasa le-bih aman dan nyaman.

Sementara dalam transaksi pembayaran, gunakan metode yang mudah dipakai pembeli. Dalam bisnis produk kecantik-an metode pembayaran yang paling populer adalah transfer antar rekening bank. "Pastikan Anda mendapatkan bukti trans-fer dulu baru kirim barang yang dipesan," ujar Elda.

Dian menambahkan, selain bukti transfer pastikan Anda memiliki akses internet banking atau sms banking sehingga transfer dari pembeli bisa lang-sung terdeteksi. "Tidak sedikit ada konsumen yang "nakal" da-lam bertransaksi. Saya pernah terima struk pembayaran palsu dari pembeli, penipuan sejenis ini memang sedang populer di toko online," katanya.

Minta testimoni

Bisnis ini memang terbilang susah-susah gampang. "Jangan terlalu mengejar untung karena tidak akan pernah ada habisnya. Kunci terpenting untuk menca-pai sukses dalam bisnis ini ada-lah menjaga kepuasan konsu-men," ujar Elda.

Ia optimistis, jika konsumen puas dengan produk yang dita-warkan, biasanya bisnis terse-but akan mendapatkan feedback positif dari para pembeli. Feedback itu bisa berupa ko-mentar positif terkait produk yang dijual. Ini yang biasa pela-ku bisnis online disebut dengan testimonium. Elda mengaku, bisnisnya menjadi sangat ter-

bantu dengan adanya testimoni dari para pembelinya.

Menurut pengalamannya, jika toko online berhasil menjaring memiliki testimonial positif dari para pembelinya, maka calon pembeli akan dengan sendiri-nya. Mereka yang sudah terta-rik, akan semakin yakin untuk membeli produk yang ditawar-kan. Calon pembeli merasa le-bih yakin karena ada orang lain yang telah lebih dulu mencoba atau membeli produk di online shop tersebut.

Nah untuk meyakinkan calon pembeli, gunakan strategi iklan endorse. Cara ini termasuk stra-tegi pemasaran yang paling jitu di bisnis produk kecantikan. Sekarang banyak artis yang membuka diri untuk menjadi pemberi endorsement produk kecantikan. Misalnya Tantri Kotak, Gisel, Gracia Indri, Chika Jesica, dan masih banyak lagi. Mereka banyak yang mencan-tumkan nomor telepon seluler di instagram mereka yang khu-sus untuk layanan endorse.

Endorsement adalah cara ik-lan dengan meminta testimoni dari tokoh terkenal atau berpe-ngaruh yang memiliki jumlah followers cukup banyak di me-dia sosial. Bagaimana caranya? Cukup meminta si artis untuk berfoto dengan produk yang Anda jual lalu tag foto tersebut ke akun Anda. Si artis biasanya mendapatkan produk Anda se-cara gratis.

Penjual kosmetik online sa-ngat banyak di dunia maya. Produk yang dijual pun dari merek yang sama. Ketat persa-ingan ini tentu membutuhkan siasat dalam menjaring pembe-li. Jangan segan untuk memberi promosi diskon berkala.

Ayo mencoba! o

Anasti Eldaresa Sembiring tergolong wirausaha mu-

da yang sukses berkat coba-coba. Gadis kelahiran 6 Okto-ber 1994 ini memulai usaha online penjualan produk kecan-tikan dan perawatan baru 2013 lalu. Namun dalam dua tahun saja, ia sudah mampu mengan-tongi keuntungan bersih yang nilainya berkisar Rp 15 juta sampai Rp 23 juta per bulan.

Elda, sapaan akrab Eldaresa yang masih berstatus sebagai mahasiswa ini mengawali bis-nis dengan modal Rp 1,2 juta.

Modal itu didapat dari memin-jam sang ibu. Dengan modal itu, dia belanjakan produk ke-cantikan yang lalu dipasarkan melalui akun Instagram yang ia buat dengan nama @favorshop. "Awalnya memang cuma iseng, tapi tak tahunya modal yang saya pinjam dari ibu itu bisa kembali hanya dalam waktu ku-rang dari tiga minggu," kata perempuan berkacamata ini.

Elda pun merasa ketagihan untuk berbisnis kosmetik di du-nia maya. Keuntungan yang di-dapatnya pun digunakan untuk

berbelanja barang lagi.Elda ingat betul, ketika awal

berbisnis kosmetik, modalnya masih sangat terbatas. Karena itu pula, Elda hanya mampu ku-lakan lulur tidak sampai selusin. Untungnya ia tak membutuhkan waktu lama untuk menjual lulur itu. Elda pun mampu mengecap keuntungan dan memutar kem-bali modalnya. "Keuntungan yang didapat saya gunakan kembali untuk belanja produk lulur," katanya.

Berkat keseriusannya, Elda yang tadinya hanya mampu

menjual puluhan produk per bu-lan, kini mampu menjual produk 450 item sampai 600 item per bulan. "Rada kewalahan juga, karena saya menjalankan bisnis ini sendirian. Tapi senang kare-na toko online saya makin ba-nyak pelanggan," katanya.

Produk yang dijual Elda me-miliki harga mulai Rp 50.000 sampai Rp 450.000. Saat ini Elda fokus menjual enam produk perawatan badan. "Tahun de-pan saya berencana mau mere-krut pegawai dan meluncurkan website," kata Elda. o

Iseng-Iseng Menguntungkan

@Favorshop_Pemilik: Anasti Eldaresa Sembiring (Elda)

Mulai Usaha 2013Modal Rp 1,2 jutaProduk terjual 450–600 item per bulanHarga produk Rp 50.000–Rp 450.000Metode

PembayaranTransfer

Beautyhaulindo.com

Pemilik: Irene Ursula

Mulai Usaha 2013Modal Rp 10 jutaProduk terjual 520–2.600 item per bulan Harga produk Rp 50.000–Rp 700.000Metode Pembayaran

Transfer

Makeupuccino.

com

Pemilik: Dina Daniasri

Mulai Usaha 2011

Modal Rp 8 juta

Produk terjual 10.400–18.200 item per bulan

Harga produk Rp 50.000–Rp 800.000

Metode

Pembayaran

Transfer

Page 26: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 526

Anda pernah berpikir mendesain perhiasan, seperti cincin sendiri, dan mewujudkannya?

Banyak toko online perhiasan, jika Anda mau menjelajahinya dari mesin pencari. Nah, star-tup bernama Trove, dari New York, dapat mengakomodasi keinginan Anda mendesain dan membuat perhiasan sendiri.

Trove didirikan oleh Brian Park, mantan Manajer Produksi Zynga, perusahaan pembuat vi-deo game, tahun lalu. Di situs-nya, Park menyediakan katalog berisi 30 desain dasar untuk cincin, gelang, dan kalung.

Dari katalog ini, konsumen bisa mendesain lebih lanjut per-hiasan yang mereka inginkan, sesuai selera. Setelah desain selesai, lantas diajukan ke Trove.

Selanjutnya, Trove akan me-ngirimkan prototipe perhiasan dari plastik untuk mendapat persetujuan pemesannya. Setelah disetujui, barulah perhi-asan tadi dibuat aslinya. Pelanggan dapat memilih bahan dari emas, perak, atau lainnya. Trove memasang banderol har-ga mulai US$50, tentu saja har-ga perhiasan dari emas atau perak bakal lebih mahal.

Trove sedikit mengubah pola permainan dari bisnis perhiasan online. Tanpa meninggalkan rumah, pelanggan bisa mende-sain sendiri, dan duduk manis menanti kiriman perhiasan im-pian itu. Park sendiri bukan pe-bisnis perhiasan atau desainer perhiasan. Tapi, ia melihat pelu-ang dari bisnis ini.

Hal itu juga yang membawa pengusaha asal Jerman mendi-rikan Elli Germany. Jawita Chandra Sri, Manager Online Marketing Bonofactum, perusa-haan yang membawahi Elli Germany, mengatakan bahwa pemilik Bonofactum berlatar-belakang teknologi informasi.

Hal serupa juga dialami Happy Salma yang enggak pu-nya keahlian mendesain perhi-asan, meski untuk berbisnis daring ini, Happy bergandengan dengan Sri Luce Rusna yang ahli mendesain. Mereka mendi-rikan Tulola Jewelry.

Anda tidak bukan selebriti seperti Happy atau tak berlatar-belakang teknologi informasi seperti Park atau pemilik Bonofactum tapi masih ingin berbisnis perhiasan online? Jalan saja terus, seperti peng-alaman Wahyu Juliadinintyas. Ibu rumah tangga ini berbisnis perhiasan online dengan modal kulakan dan memasarkannya lewat Permatacantik.com.

Sebagai pelengkap berbusa-na, perhiasan dapat dibikin dari berbagai bahan, sebut saja plas-tik, karet sampai logam berhar-ga seperti perak dan emas. Perbedaan bahan baku akan membedakan harga jual perhi-asan dan, buntutnya, bakal me-nentukan pasar mana yang Anda tuju.

Ciri khas produk

Wahyu, misalnya, ketika awal memulai bisnis perhiasan onli-ne pada Agustus 2010, ia hanya menyediakan bros seharga Rp

20.000. Dua bulan setelah berbisnis,

Wahyu tahu peta penjual batu giok dan perak berhiaskan batu permata. Ia lantas berpikir un-tuk fokus di perhiasan yang le-bih mahal. “Karena saya menju-al secara online, mereka meng-

izinkan saya memotret produk-nya dulu, “ kata dia.

Selang empat bulan, omzet Wahyu naik hingga rata-rata Rp 40 juta per bulan. Ia memper-oleh pasokan perhiasan dari lima agen. Selain dari giok dan permata, Wahyu juga menyedia-

kan perhiasan imitasi dari tita-nium. “Bahan ini mulai tren ta-hun 2012, diimpor dari China,” ujarnya.

Adapun Elli Germany, menu-rut Jawita, membidik pembeli dari Eropa. “Peluncuran perta-ma situs kami di Jerman tahun

Kemilau Keuntungan dari Bisnis PerhiasanStrategi memasarkan perhiasan secara online sesuai segmen pasar

Sri Sayekti, Hendrika Yunapritta

Meski tidak ahli mendesain, Anda tetap bisa sukses berbisnis perhiasan secara online. Bahkan, produk Anda bisa mendunia melalui Internet. Simak pengalaman para pebisnis perhiasan online berikut.

KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Kalau bicara soal bisnis perhiasan, tentu kita ti-

dak akan melewatkan Gold Mart. Sejak berdiri pada Juni 1991 sampai sekarang, terhi-tung Gold Mart sudah memi-liki 33 outlet di 14 kota Jawa dan Sumatera. Dari puluhan outlet tersebut, sebelas di an-taranya adalah toko sendiri dan 22 merupakan gerai di departmen store seperti Cen-tro, Parkson, Seibu, dan So-go.

Aji Iswanto, Retail and Who-lesale Manager PT Gold Martin-do mengatakan, kendati tidak termasuk kebutuhan pokok, tapi potensi bisnis perhiasan tetap menjanjikan.

Saat ini, sebagai pebisnis perhiasan ritel, Gold Martindo punya karyawan sebanyak 150 orang. Paling banyak ada-lah karyawan outlet, karena satu outlet setidaknya membu-tuhkan empat orang pekerja. "Sisanya ada di kantor pusat, sebanyak 58 karyawan, lalu di gudang dan workshop di Sun-ter," kata Aji.

Nah, ramai-ramai bisnis onli-ne seperti sekarang, rupanya Gold Mart juga tidak mau ke-tinggalan. Mulai November 2014 yang lalu, mereka beker-jasama dengan Lazada dan Mataharimal.com untuk mema-sarkan produk di marketplace tersebut.

Apakah puluhan gerai di ko-ta besar tadi dirasa kurang?

Tentu saja, penjualan online untuk memperlebar pasar yang dibidik oleh Gold Mart. "Penju-alan online terus kami kem-bangkan untuk menjangkau pelanggan di seluruh wilayah, seperti Banjarmasin dan Pontia-nak," jelas Aji.

Selain produk Gold Mart, menurut Aji, mereka juga mem-buat merek Gold Master untuk versi perhiasan emas 24 karat. "Ini untuk memenuhi perminta-an pelanggan, yang suka emas murni," kata dia. Belakangan, menurut Aji, perhiasan emas murni bisa dijadikan wahana investasi, selain untuk aksesori. Ini keunggulan perhiasan 24 karat, ketimbang emas batang-

an 24 karat yang hanya bisa disimpan.

Aji tidak memungkiri bahwa persaingan toko perhiasan onli-ne cukup sengit. Kendati meru-pakan pemain besar di pasar offline, toh Gold Mart harus menyesuaikan diri. "Agar me-narik pembeli online, kami se-cara rutin mengadakan prog-ram diskon," kata dia. Saat ini, Gold Martindo menjual produk Gold Mart dengan kisaran har-ga antara Rp 1,5 juta sampai Rp 50 juta. Sedangkan varian Gold Master ditawarkan dari Rp 3,5 juta sampai Rp 100 juta per unit.

Program diskon ini dipilih karena dianggap bisa langsung dirasakan oleh pembeli, ketim-bang bagi-bagi hadiah seperti yang lazim dilakukan toko per-hiasan offline.

Biarpun sudah setahun lebih menawarkan produk lewat in-ternet, toh penjualan Gold Mart dan Gold Master secara online baru memberikan kontribusi 5% atas keseluruhan penjualan Gold Martindo. o

Ikut Memasarkan Lewat Dunia Maya

Page 27: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Perhiasan 27

2008,” kenang Jawita. Mereka memasarkan produk Elli Germany lewat marketplace seperti Amazon, Ebay, Zalando, dan Otto.

Agar dapat bersaing, pebisnis perhiasan online harus punya ciri khas tersendiri, seperti Park yang membiarkan konsumen mendesain sendiri perhiasan mereka. Seperti kita tahu di atas, Wahyu fokus pada bebera-pa jenis batu berharga.

Jawita mengatakan bahwa perhiasan Elli Germany meng-gunakan bahan perak 925. "Itu standar tertinggi perhiasan pe-rak dan telah menjadi standar internasional," jelas Jawita. Perak 925 merupakan hasil pen-campuran 92,5% perak murni dan 7,5% tembaga.

Itu sebabnya, kata Jawita lagi, mereka membedakan pro-duknya, selain Elli Germany, ada Goldhimmel (untuk perhi-asan dari emas), Diamore (un-tuk perhiasan berbatu perma-ta), dan Perlu.

Adapun Happy memberikan ciri khas produk berdasarkan eksklusivitas desain dengan hanya memproduksi satu buah perhiasan untuk setiap desain. Desain eksklusif inilah yang di-jual dengan harga lebih tinggi yakni antara Rp 6 juta hingga Rp 19 juta. Sedang perhiasan dengan desain biasa dari Tulola dipasarkan mulai dari harga Rp 500 ribu.

Risiko pengiriman

Namun, untuk menghasilkan perhiasan yang eksklusif itu ti-dak mudah. Tulola harus men-cari perajin perhiasan yang bisa mewujudkan desain mereka. Sri mengatakan bahwa bela-kangan ini sulit mencari perajin perhiasan berusia muda yang mau mengerjakannya dengan tangan (100% handmade). Padahal, menurut Sri, Tulola mempertahankan proses pe-ngerjaan perhiasan sesuai pa-kem tradisional atau dengan tangan seluruhnya. Sekarang mereka memiliki sekitar 80 pe-kerja.

Jawita tidak mengutarakan problem tersebut. Bahkan, saat pasar sedang ramai, mereka acapkali merekrut pekerja lepas hingga 500 orang. Adapun kar-yawan tetap Bonofactum ada-lah sekitar 50 orang pekerja.

Sulit mencari perajin adalah problem klasik pebisnis perhi-

asan, baik yang membuka gerai sesungguhnya ataupun berjua-lan di dunia maya. Namun, pe-dagang perhiasan dunia maya punya tantangan lain, yaitu risi-ko kerusakan perhiasan selama pengiriman ke konsumen.

Pebisnis perhiasan online harus menyadari dan memini-malisir hal tersebut. Aji Iswanto, Retail and Wholesale Manager PT Gold Martindo, pemilik ja-ringan penjualan Gold Mart

yang juga ditawarkan secara online, risiko kerusakan ini me-mang harus ditekan. Makanya, kata dia, beberapa perusahaan jasa pengiriman menerapkan biaya asuransi untuk kiriman perhiasan yang besarnya 0,5%.

Karena risiko itu pula, menu-rut Aji, Gold Mart pilih untuk melakukan pengiriman sendiri. "Kami belum berani menyerah-kan pengiriman kepada pihak ketiga. Barangnya memang ke-cil, tapi nilainya tinggi, dan asu-ransinya juga mahal," kata Aji lagi.

Seperti juga pemilik bisnis online pada umumnya, Tulola Jewelry menggunakan DHL un-tuk pengiriman barangnya. Sedangkan Wahyu pilih mengi-rimkan barang pesanan konsu-mennya melalui JNE dan Pos Indonesia.

Dengan etalase di dunia maya, pasar para pebisnis per-hiasan online ini menjadi tidak berbatas geografis.

Pembeli Elli Germany, misal-nya, menurut Jawitra, sekitar 30% berasal dari pasar lokal. "Kalau pasar Eropa mencapai 70%," kata Jawitra yang mena-warkan perhiasan dengan ki-saran harga antara Rp 150.000 sampai Rp 400.000 untuk pasar domestik.

Kalau pembeli Eropa lebih familiar dengan Elli Germany di Ebay atau Amazon, maka kon-sumen Indonesia dapat mene-mui perhiasan ini di Lazada, Zalora, dan Mataharimal.com.

Tahun depan, menurut Jawita, mereka akan menjajal pasar Asia Tenggara, melalui Lazada dan Zalora di Thailand, Vietnam, Malyas ia , dan Philipina.

Wahyu memilih tetap di situs belanjanya sendiri. "Kalau web-site sendiri lebih bebas. Kalau gabung di marketplace, kita ha-rus ikut regulasi mereka," ujar Wahyu. Biasanya, pembeli da-tang setelah menjelajah di me-sin pencari dengan mengetik-kan kata kunci batu giok dan permata.

Pelanggan Wahyu yang paling sering order justru berasal dari Papua. "Di Papua kata pelang-gan saya, susah mencari perhi-asan dan mahal," jelas Wahyu. Sekali order, pelanggannya itu bisa mencapai nominal Rp 15 juta. "Mereka biasa patungan beli untuk menghemat biaya pengiriman," jelas Wahyu. o

Dok.Tulola Jewelry

Kecintaan terhadap perhi-asan tradisional membu-

at Sri Luce Rusna dan Happy Salma mengembangkan Tulo-la Jewelry hingga seperti se-karang.

Saat awal berdiri tahun 2007 Tulola Jewelry masih terbatas produksinya. Dewi Sri Luce Rus-na yang biasa dipanggil Sri baru memasarkan pada kera-bat dan temannya, termasuk Happy Salma. Pada tahun 2010 Tulola menjual daring perhiasan. Lantas Happy me-mutuskan bergabung resmi me-lalui badan hukum. Momentum kerjasama ini ditandai dengan pameran bertajuk Juwita Ma-lam, di Kemang, Jakarta pada November 2011. Lantas kedua pemilik berbagi tugas. "Saya mengurus desain, produksi dan kualitas produksi, sedang Hap-py membuat konsep dan strate-gi penjualan," ujar Sri.

Hingga saat ini gerai Tulola hanya ada di Bali dan belum ada rencana membuka di kota lain. "Lokasi pembuatan di satu tempat memudahkan kami da-

lam mengontrol kualitas pro-duk," ujar Sri. Oleh karena itu Sri menjamin setiap perhiasan Tulola memiliki kualitas baik. "Mungkin kami satu-satunya produsen perhiasan yang mem-berikan garansi dua tahun un-tuk kualitas platting," jelas Sri.

Perencanaan produksi perhi-asan oleh Tulola dilakukan per tahun. Proses produksi bagi de-sain eksklusif memakan waktu hingga satu bulan. "Jadi pe-langgan Tulola tak perlu khawa-tir akan ada kembaran perhias-annya," imbuh Sri.

Di luar desain eksklusif, Tulo-la juga memproduksi perhiasan yang lebih terjangkau harga-nya yakni mulai dari harga Rp 500 ribu. Harga perhiasan Tu-lola ini bisa diterima pasar de-ngan baik. Terbukti setiap kali mengadakan pameran perhias-an di Jakarta sebagian besar laku terjual. Harga ini juga se-padan dengan bahan yang di-gunakan yakni emas, perak dan aneka batu berharga.

Selain desain eksklusif, ciri khas perhiasan Tulola adalah

mengusung konsep sejarah da-lam setiap produk yang dilun-curkan ke pasar. Sekedar con-toh produk Pita Loka yang terin-spirasi dari kecantikan putri Dyah Pitaloka Citaresmi, putri raja Linggabuana di tanah Sun-da yang dipinang oleh Hayam-wuruk, raja Majapahit.

Menurut Sri, karena kecinta-an pada motif dan warisan lelu-hur, maka proses pengerjaan produksi Tulola sebisa mungkin tidak lepas dari pakem tradisio-nal yang sudah ada secara tu-run temurun. "Kami menguta-makan kualitas dan kami mem-buat yang orang lain tidak mau mengerjakan, baik dari segi desain, konsep hingga marke-ting," jelas Sri.

Memasarkan perhiasan ber-harga jutaan rupiah ini bagi Happy tak cukup mengandal-kan kekuatan sendiri. Setiap tahun Happy menyiapkan satu kegiatan budaya berkolaborasi dengan berbagai pihak. "Tulo-la selalu memiliki konsep besar, baik berupa pertunjukan atau film pendek," jelas Happy. o

Produksi Perhiasan Sesuai Tradisi

❝Pedagang perhias-

an online punya tantangan lain,

yakni risiko kerusakan barang saat pengiriman.

Tulola Jewelry

Nama Pemilik:

Dewi Sri Luce Rusna &

Happy Salma

Mulai Usaha Tahun 2007

Jenis produk Perhiasan

Harga produk Rp 500.000 - Rp 19.000.000

Omzet Rp 700 juta/bulan

Lain-lain Produksi sendiri dengan jumlah

karyawan 80 orang

Permatacantik .comNama Pemilik: Wahyu Juliadiningtyas

Mulai Usaha Agustus 2010Jenis produk PerhiasanHarga produk Rp 60.000 - Rp 2.500.000OmsetRp 40 juta/bulanLain-lain Tidak memproduksi sendiri, kulakan dari agen perhiasan

Page 28: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 528

Sebagian masyarakat Indonesia makin ke-ranjingan berbelanja di dunia maya. Selain

praktis, harga yang lebih murah menjadi pertimbangan mereka membeli produk dan jasa di lapak atau toko online.

Hasil riset Kantar Worldpanel soal fast moving consumer good (FMCG) di Indonesia yang dirilis akhir Oktober 2015 lalu menunjukkan, produk fashion dan barang elektronik menem-pati urutan teratas produk yang dibeli secara online. Info saja, produk elektronik masuk dalam kategori FMCG dengan klasifi-kasi fast moving consumer electronics exchange.

Maklum, saat ini banyak orang yang menggunakan ba-rang elektronik untuk waktu singkat, antara satu tahun hing-ga dua tahun. Soalnya, produ-sen elektronik terus mengeluar-kan model-model baru yang berteknologi lebih maju.

Ambil contoh, televisi.

Produsen elektronik berhasil melahirkan smart TV yang menggabungkan televisi berla-yar kualitas tinggi dengan akses internet. Alhasil, sambil nonton siaran televisi, pemirsa bisa memperbarui status akun pri-badinya di jejaring sosial.

Ini makin klop dengan perila-ku sebagian masyarakat Indonesia yang menjadikan ba-rang elektronik bukan cuma untuk kebutuhan, juga sebagai gaya hidup. Tak heran, barang elektronik, mulai televisi, mesin cuci, penyejuk ruangan (AC), hingga konsol permainan alias game console menjadi salah produk yang paling dicari kon-sumen di dunia maya.

Hendr ik Tio , pemi l ik Bhinneka.com, mengatakan, pembelian barang elektronik lewat toko online memang cu-kup besar. Soalnya, pelapak online berani memberikan har-ga yang lebih murah ketimbang pemilik toko offline. "Contoh, setiap bulan kami bisa menjual

lebih dari 300 barang elektro-nik," ungkap Hendrik.

Modal besar

Tentu, penjualan yang luma-yan bagus ini membuka peluang orang membuka toko elektro-nik online . Tambah lagi, Raymond Siswara Wong Direktur Arjunaelektronik.com, bilang, produsen elektronik masih lebih suka menggunakan saluran tradisional untuk men-jual produk-produknya. Mereka masih berkonsentrasi menjual barang elektronik melalui toko atau gerai fisik (offline).

Bagi produsen elektronik, untuk membeli barang elektro-nik masyarakat perlu melihat dan menyentuh langsung pro-duk yang akan mereka beli. "Hampir 70% hingga 80% produ-sen elektronik menawarkan barang dagangannya secara offline," ujar Raymond yang bersama kakaknya berbisnis online sejak tahun 2012.

Arjunaelektronik.com menju-al berbagai produk elektronik, mulai TV, kulkas, mesin cuci, AC, audio system, sampai per-alatan rumahtangga. Saban bu-lan, menurut Raymond, toko elektronik online-nya bisa me-lego lebih dari 100 barang. Sayang, ia menolak mengung-kao omzet per bulannya.

Barang elektronik yang juga punya pasar cukup menjanjikan adalah game console seperti PlayStation dan aksesorinya. Dennis Andreas, pemilik Dextmall.com, menuturkan, permintaan konsol permainan cukup tinggi. Penyebabnya, game berbasis online yang se-makin marak. Dampaknya, para gamers lebih senang mencari

produk sembari bermain game di dunia maya. "Sekarang makin banyak anak muda yang sangat kecanduan bermain game ke-timbang bermain di luar bersa-ma teman-temannya. Ini menja-di peluang yang menjanjikan," kata dia yang membuka toko online tahun 2010 lalu.

Yang makin menggiurkan membuka toko elektronik onli-ne, Raymond menambahkan, margin atau keuntungan usaha-nya bisa dua digit tanpa mau menyebut angka pasti.

Cuma, walau punya peluang yang besar, persaingannya ter-bilang sengit. Sebab, terus ber-munculan toko elektronik onli-ne baru. Belum lagi kehadiran mal online milik para konglo-merat dan investor asing yang juga menjual bermacam barang elektronik. Lantaran punya dana jumbo, mereka dengan mudah jor-joran mempromosi-kan mal online-nya. Sebut saja, Mataharimall.com.

Lantaran harga produknya enggak murah, untuk berbisnis

barang elektronik online tentu membutuhkan modal yang ti-dak sedikit. Tapi, dana untuk membeli barang elektronik un-tuk stok bisa berkurang jika mendapatkan produk langsung dari produsen atau importir. Biasanya mereka senang berhu-bungan langsung dengan pem-beli dalam jumlah besar.

Dana besar juga dibutuhkan untuk membangun website.Raymond menceritakan, untuk membuat situs Arjunaelektro-nik.com, dirinya dan sang ka-kak menghabiskan dana dalam jumlah gede. Duit itu digunakan untuk membayar jasa tenaga ahli dalam membangun dan m e n g e m b a n g k a n l a m a n Arjunaelektronik.com. Maklum, tenaga ahli yang jago membikin situs yang mumpuni masih ter-batas sehingga bayarannya lu-mayan tinggi.

Sebab, prinsip Raymond ada-lah, website yang bagus lebih dilirik konsumen ketimbang si-tus yang biasa-biasa saja. Makanya, ia rela merogoh ko-cek dalam-dalam untuk mem-bangun situs. "Produk elektro-nik juga selalu berkembang , jadi gambar dan tampilan web-site harus selalu disesuaikan dan diperbarui," ujarnya.

Berapa uang yang Raymond habiskan untuk membuat web-site Arjunaelektronik.com? Dia merahasiakan nilainya. Yang jelas, "Dana yang dihabiskan lebih besar ketimbang membu-ka toko offline," katanya.

Hendrik menambahkan, mo-dal yang jumbo juga dikeluar-kan untuk merekrut karyawan. Mulai tim marketing hingga tim teknologi informasi (IT). Tim IT tentu bertugas mengelola web-site dan menjaga sistem ke-

Modal Gede tapi dengan Margin Cukup Tebal Peluang berjualan barang elektronik secara online masih terbuka

Roy Franedya, Agung Jatmiko, Merlinda Riska

Makin banyak orang yang membeli barang elektronik secara online. Alhasil, peluang berjualan barang elektronik di dunia maya makin besar. Apalagi, margin usahanya dua digit. Cuma, modal yang dibutuhkan sangat besar.

KONTAN/Baihaki

❝Idealnya memang berbisnis di dunia

maya cukup punya toko online dan gu-dang saja. Dengan begitu, biaya bisa ditekan serendah

mungkin.

Page 29: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Perangkat Elektronik 29

amanan pelanggan saat ber-transaksi. "Kami punya tim marketing dan pengelola situs sendiri. Jumlah karyawan kami sekarang total sudah mencapai 620 orang," beber dia.

Kala memulai bisnis online tahun 1999 silam, Hendrik me-ngeluarkan dana hingga Rp 100 juta. Jumlah yang sangat besar ketika itu. Tapi, dia mengklaim saat ini Bhinneka.com menjadi salah satu perusahaan e-Commerce yang sudah balik modal dan mencetak laba.

Butuh gudang

Nah, salah satu keuntungan berbisnis barang elektronik online adalah tempat display yang tidak terbatas. Pemilik toko online bisa memajang se-mua barang yang dijajakan di situsnya. Setelah itu, mereka hanya perlu memastikan keter-sedian barang di gudang.

Tapi, apakah ini berarti pebis-nis barang elektronik online ti-dak membutuhkan toko offline? Hendrik mengungkapkan, ke-beradaan toko fisik sangat ter-gantung pada pemilik dan mo-del bisnis yang dikembangkan. Jika model bisnisnya seperti Bhinneka.com yang menjual produk secara langsung, maka tidak perlu punya toko offline. Yang dibutuhkan hanya gudang untuk menyimpan sekaligus memastikan stok barang.

Cuma, menurut Raymond, sebaiknya pebisnis barang elek-tronik online punya toko offli-ne. Pasalnya, produsen dan pe-masok barang elektronik lebih percaya kepada pemilik toko fisik. Selain itu, masyarakat Indonesia masih terbiasa me-meriksa barang elektronik se-belum membeli. "Idealnya me-mang toko online dan gudang saja. Dengan begitu, biaya bisa ditekan serendah mungkin," imbuhnya. Saat ini Arjunaelek-tronik.com memiliki dua show-room dan 12 mini showrom di Pulau Jawa.

Untuk yang mau berjualan game console, pebisnis online juga harus memiliki toko fisik. Tapi, mereka tidak butuh gu-dang karena tak menyimpan persediaan barang dalam jum-lah besar. Kehadiran toko offli-ne untuk memberikan peng-alaman langsung kepada pe-langgan ketika mencoba game console yang mereka cari.

Kalau sudah punya toko ba-rang elektronik online, tentu Anda harus memikirkan kelang-sungan hidupnya. Berikut bebe-rapa tip agar bisnis Anda bisa bertahan dan untung:

n Promosi

Sebagus apapun website yang

dibangun belum tentu bisa me-nyedot konsumen untuk seka-dar mengunjungi situs Anda. Sebagai pendatang baru, ma-syarakat tidak mengetahui lam-an toko online Anda. Untuk itu, Anda perlu melakukan promo-si. Salah satunya dengan mela-kukan search engine optimiza-tion (SEO). Ini ialah suatu tek-nik untuk memaksimalkan situs agar lebih dikenal atau lebih mudah dibaca oleh mesin pen-cari atau search engine.

Yang tidak kalah penting, Anda juga mesti memasang ik-lan di media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Dengan beriklan di social media, Anda bisa membidik para pengguna atau user jejaring sosial yang yang menjadi target pasar se-hingga iklan bisa efektif.

Hendrik menyarankan para pemula di bisnis barang elek-tronik online juga mesti mem-buka lapak di situs pusat belan-ja online, seperti Lazada dan Blibli, serta marketplace semi-sal Tokopedia dan Bukalapak. Sebab, situs pusat belanja onli-ne dan marketplace selalu gen-car berpromosi, sehingga bisnis Anda bisa terangkat.

Namun, Raymod berpesan, Anda perlu memantau barang dagangan sesering mungkin. Maklum, ada banyak toko onli-ne yang menawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih murah di situs pusat be-lanja dan marketplace.

n Keunikan

Agar produk yang Anda jual mendapat perhatian dari khala-yak, butuh sesuatu yang unik. Pembeda ini bisa memaksa

orang mencari produk Anda dan membelinya. Selain itu, ke-unikan akan membuat Anda keluar dari zona persaingan dari kompetitor. Keunikan ter-sebut bisa dari bentuk hingga layanan yang diberikan.

Raymond mengungkapkan, jika bisa menciptakan keunik-an, itu bakal membuat pelang-gan memiliki anggapan produk yang Anda jual tidak ada di tem-pat lain. Ambil contoh, salah satu pembeda Arjunaelektronik.com dengan toko online sebe-lah adalah, pelanggan bisa membeli produk elektronik se-cara online secara kredit.

Arjunaelektronik.com meng-gandeng perusahaan pembiaya-an FIF Spektra dan AEON da-lam menghadirkan layanan ini. "Memang, dari segi harga, ba-rang kredit lebih mahal ketim-bang membeli tunai. Tapi, se-mua kami jelaskan di website, kenapa harganya bisa jadi lebih mahal," terang Raymond.

n Pengiriman

Pengiriman barang pesanan pembeli menjadi salah kunci sukses berbisnis online. Ini menjadi penting karena sebagi-an barang elektronik wujudnya besar-besar, seperti mesin cuci dan kulkas. Tak cuma itu, ba-rang elektronik rentan terhadap benturan.

Makanya, Anda mesti memi-liki layanan pengiriman barang yang bagus. Selain cepat dan tepat waktu, barang yang dian-tar harus sampai di tangan pem-beli dalam keadaan mulus. Anda juga bisa bermitra dengan perusahaan logistik yang punya reputasi sangat bagus. o

KONTAN/Muradi

Punya gerai fisik yang ter-sebar di mana-mana be-

lum tentu membuat para pe-main besar dalam bisnis elek-tronik bisa terus bertahan se-bagai pemimpin pasar. Per-ubahan gaya hidup sebagian masyarakat kita yang membe-li produk di dunia maya mem-buat mereka juga harus mem-perkuat bisnis online.

Alasan inilah yang membuat PT Electronic City Indonesia Tbk berbenah. Emiten berkode sa-ham ECII ini berencana mem-perkuat bisnisnya di dunia dunia maya, dengan melakukan pe-ngembangan infrastruktur tekno-logi informatika (IT) dan sumber daya manusia (SDM). Sehing-ga, situs online mereka tak lagi sekadar menjadi etalase.

Untuk pengembangan ini, Elec-

tronic City siap merogoh kocek sebagai belanja modal sebesar Rp 200 miliar. "Kami akan kem-bangkan bisnis e-Commerce, agar kontribusinya bisa optimal," ungkap Ferry Wiraatmadja, Direktur Electronic City.

Sekadar info, Elektronik City sudah memiliki portal belanja bernama electronic-city.com Se-belumnya, mereka tak terlalu serius menggarap penjualan produk lewat dunia maya.

Nah, baru belakangan, tatka-la minat belanja online masya-rakat Indonesia terlihat mening-kat, Electronic City lantas mem-benahi portal belanja mereka. Secara bertahap, perusahaan itu memperbaiki tampilan lapak mereka dan memperbaiki sistem yang mendukungnya.

Sementara dari sisi kinerja,

sebelumnya Electronic City mengklaim pertumbuhan belan-ja online mereka selama bulan puasa tumbuh sampai 600%. Namun, lonjakan pertumbuhan penjualan itu tak berdampak signifikan terhadap konsolidasi pendapatan perusahaan.

Sejauh ini, penjualan online hanya berkontribusi 1% terha-dap total penjualan Electronic City. Selebihnya adalah sum-bangan dari penjualan gerai offline atawa gerai fisik.

Dus, Electronic City tak men-canangkan target muluk atas penjualan online tahun ini. Me-reka menargetkan kontribusi se-rupa dengan capaian sejauh ini, yakni sumbangan 1% penju-alan online terhadap total target penjualan. "Yang penting bagi kami adalah, kami bisa meman-

faatkan peluang yang ada untuk menumbuhkan bisnis Electronic City," kata Ferry.

Dalam jangka panjang, Elec-tronic City yakin geliat pertum-buhan penjualan online tak akan menggerus penjualan me-lalui gerai fisik. Alasan mereka, kedua jenis lapak itu menyasar karakter pembeli yang berbeda. Gerai online lebih cocok bagi konsumen yang menyukai ke-praktisan. Sementara gerai fisik menyasar konsumen yang masih membutuhkan pengalaman me-nyentuh barang dagangan se-belum mereka membeli.

Saat ini, Elektronik City telah mengoperasikan 70 gerai yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Perinciannya, 54 ge-rai Electronic City Store dan 16 Electronic City Outlet. o

Tak Lagi Sekadar sebagai Etalase

Arjunaelektronik.

com

Raymond Siswara

Wong

Mulai online 2012

Jenis produk Barang elektronik, gadget, laptop

Modal tidak disebutkan

Penjualan > 100 unit per bulan (elektronik)

Toko offline Ada

Lokasi Jakarta

Karyawan > 20 orang

Bhinneka.comHendrik Tio

Online sejak 1999Jenis produk Barang elektronik, notebook, gadget, komputer, dan lain-lain

ModalRp 100 juta untuk membangun website dan promosi online

Penjualan 300 unit per bulan (elektronik)

Toko offline AdaLokasiJakartaKaryawan 620 orang

Page 30: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 530

Semua ada. Begitu kira-kira inti tagline dari berbagai mal online yang kini memenuhi

jagad internet kita. Cemilan khas nusantara, tumbler, me-mori handphone, hingga mobil sekali pun bisa kita lihat menye-saki etalase mal online yang populer belakangan ini.

Kehadiran berbagai mal onli-ne dengan etalase yang penuh sesak menjadi bukti pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia selama lima tahun terakhir. Indonesia sejatinya sudah mengenal perdagangan dunia maya sejak awal abad ke-21. "Namun karena di tahun-ta-hun awal infrastruktur dan ekosistem belum mendukung, perkembangannya jadi sangat lambat," tutur Hendrik Tio, CEO sekaligus pendiri situs www.bhinneka.com.

Situs yang didirikan Hendrik pada 1999 itu, termasuk genera-si awal website niaga lokal. Hendrik yang sudah memiliki toko komputer konvensional sejak 1993, merambah dunia maya demi mencari peluang baru. Maklumlah, kondisi eko-nomi Indonesia saat itu lesu terjepit krisis nilai tukar rupiah sekaligus krisis politik.

Pilihan Hendrik untuk me-rambah perdagangan digital tak keliru. Target yang dipasang Kementerian Komunikasi dan Informatika, nilai e-commerce yang tahun lalu baru US$ 12 miliar, bakal berlipat ganda menjadi US$ 130 miliar di 2020.

Komputer dan berbagai kera-batnya, seperti printer, serta aneka komponennya, termasuk barang yang punya prospek menarik diperdagangkan secara digital. Mengapa? Pertama ka-

rena komputer barang yang teknologinya masih berkem-bang. Itu berarti, selalu ada produk baru yang menarik un-tuk dibeli. Alasan lain, produk komputer memiliki begitu ba-nyak merek di pasar.

Keragaman barang dagangan semakin menjadi-jadi karena orang di sini masih terbiasa membeli komponen demi kom-ponen untuk dirakit sendiri. Untuk merakit satu unit kom-puter, paling tidak orang akan membeli mainboard, memory, processor, storage, input-out-put, dan monitor. Jika satu komponen saja bisa punya lebih dari lima merek, bisa dibayang-kan berapa banyak merek yang bisa ditawarkan. Belum lagi, jika kita bicara tentang akseso-ris komputer.

Mengingat kebanyakan orang yang membutuhkan komputer tidak asing lagi dengan jagad internet, jangan heran jika me-reka akan terlebih dulu meriset kebutuhannya dari berbagai sumber di internet, seperti membaca review produk atau testimoni pengguna, sebelum mengambil keputusan.

Setelah tahu merek idaman-nya, baru si calon pembeli ber-buru komputer. Langsung ke sentra perdagangan komputer? Bisa saja kalau mau membuang waktu hingga berjam-jam untuk berkeliling dari satu toko ke toko yang lain.

Cara lain yang bisa ditempuh calon pembeli adalah mencari terlebih dulu di toko-toko kom-puter online. Memastikan toko mana saja yang menjual, kata-kanlah, mainboard merek B atau processor merek A.

Prospek berdagang komputer secara online paling gamblang

terlihat dari banyaknya toko yang menawarkan aneka pro-duk komputer berikut kompo-nen dan aksesorisnya di inter-net saat ini. Selain Bhinneka, ada belasan toko komputer di-gital lain yang eksis. Dan jangan kaget banyak dari toko kompu-ter digital yang kini nilai omzet-nya berbilang miliaran rupiah.

Bagaimana, tertarik untuk membuka toko komputer onli-ne? Jika ya, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk membuka toko konvensional terlebih dulu. Mengapa demiki-an? Kenyataannya, para pemilik toko komputer online saat ini memulai dari toko konvensio-nal sebelum menerjuni lahan e-commerce. "Jangan coba-coba membuka website tanpa toko fisik. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih ragu-ragu un-tuk belanja online," tutur Sachirul Alim, pemilik dan pe-ngelola situs www.manggadu-

akomputer.com.Kehati-hatian itu tentunya

semakin tinggi jika barang yang hendak dibeli nilainya berkisar jutaan rupiah, seperti harga ke-banyakan komputer dan kelu-arganya. Nah, keraguan itu bia-sanya akan pupus jika si calon pembeli melihat situs itu punya toko fisik.

Manfaat gudang

Mereka yang punya jam ter-bang berdagang komputer se-cara konvensional akan terban-tu saat membuka gerai digital. Pemilik toko tidak akan kesulit-an untuk mencari pemasok un-tuk, katakan, monitor merek Z dengan harga termurah.

Pengalaman mengelola toko konvensional juga akan mem-bantu pemilik toko komputer online untuk menentukan seg-men pasar yang akan diincar-nya. Jangan lupa komputer, pe-ripheral, dan komponen punya produk yang sangat beragam. Membutuhkan modal yang sa-ngat besar, baik dalam bentuk uang maupun jaringan, untuk membuka toko yang menyedia-kan seluruh produk komputer.

Dengan menentukan segmen pasar yang akan dibidik, pebis-nis komputer online akan lebih mudah merancang berbagai strategi usahanya, seperti da-lam pengelolaan stok, pemasa-ran dan tentu, permodalan.

Ambil contoh, situs jakarta-notebook.com yang fokus pada barang-barang yang susah dica-ri di pasar dan memiliki harga miring. "Saya memang ingin memberikan harga yang murah, supaya orang berpikir bahwa harga barang sejenis itu akan mahal sekali kalau tidak ada

saya," tutur Rudy Wijaya. Sejak tahun 1999, Rudy merintis ber-dagang notebook secara preor-der. Baru pada 2003, ia membu-ka situs jakartanotebook.com.

Anda juga bisa memilih seg-mentasi sesuai dengan jenis pelanggan seperti yang dilaku-kan oleh Irul, panggilan akrab dari Sachirul. Saat ini, toko on-line Irul menyasar korporat se-bagai pasar utamanya.

Lokasi juga bisa digunakan sebagai pedoman menentukan segmen pasar. Oliver Setiawan, pemilik situs anugrahpratama.com menyasar para pembeli di Surabaya dan kota-kota besar di kawasan Timur Indonesia sebagai pasar utamanya. Maklumlah, Oliver mengopera-sikan toko komputer konven-sional dengan nama serupa di Kota Pahlawan. "Tapi kalau ada permintaan dari Jakarta atau Jawa Barat, ya tentu tetap kami layani," tutur dia.

Jika penentuan celah pasar telah ditetapkan, menghitung kebutuhan modal akan lebih mudah. Saat ini, memang sudah agak sulit menempuh strategi berhemat yang pernah dipakai Rudy saat meluncurkan jakar-tanotebook.com.

Rudy yang sudah berjualan offline, mengaku cuma meng-gunakan keuntungan dari hasil penjualan tokonya. Ia hanya butuh dana tambahan, sebesar Rp 50.000 per bulan, untuk hos-ting website toko komputernya. "Situs e-commerce itu ada yang kaya, ada yang miskin. Nah, saya termasuk yang miskin," ujar dia.

Di masa kini, nilai dana yang Anda harus siapkan untuk membangun toko komputer online jelas lebih besar. Jika

Meyakinkan Konsumen dengan Toko KonvensionalMemulai usaha toko komputer dan berbagai perangkatnya di jagad maya

KONTAN/Muradi

❝Semakin sedikit calon pembeli

komputer yang mau menghabiskan

waktunya untuk berburu barang idamannya dari

toko ke toko.

Marshall Sautlan

Prospek berdagang komputer secara online masih terbuka lebar. Masih banyak celah pasar yang kosong karena keragaman produk. Usaha ini sangat cocok bagi mereka yang punya jam terbang di toko komputer konvensional.

Page 31: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Perangkat Komputer 31

ingin membuka toko konven-sional plus toko online, kebu-tuhan dananya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Angka itu yang dikeluarkan Irul saat mengawali bisnisnya.

Bagian terbesar dari modal itu terpakai untuk barang da-gangan. Sisanya untuk membia-yai kebutuhan operasional toko konvensional yang juga menun-jang toko online, seperti biaya karyawan, sewa tempat me-nyimpan barang, dan berbagai biaya utilitas, semacam listrik dan telepon.

Nilai modal untuk toko kon-vensional tentu bergantung pada skala usaha yang diingin-kan. Cuma ada beberapa yang harus dipertimbangkan.

Saat memulai usaha, paling tidak Anda memiliki karyawan yang khusus menangani pelang-gan, mulai menerima order hingga menindaklanjuti keluh-an. Kalau tak paham pembuku-an, Anda seharusnya merekrut karyawan yang mahir adminis-trasi.

Sebisa mungkin Anda juga mengalokasikan modal untuk menyiapkan ruang penyimpan barang. Gudang ini bisa saja berbagi lokasi dengan toko konvensional. "Keberadaan gu-dang ini akan membantu kelan-caran bisnis," tutur Rudy.

Promosi online

Ada juga bagian modal yang dialokasi untuk kebutuhan toko online. Peruntukannya seperti biaya merancang dan memba-ngun situs, sewa atau hosting website dan biaya pemasaran.

Kegiatan pemasaran yang menjadi standar banyak toko online saat ini adalah beriklan

di situs media sosial dan mela-kukan search engine optimiza-tion alias SEO. Untuk yang pertama, minimal Anda berik-lan di Facebook. Untuk meme-nuhi agenda kedua, Anda bisa menggunakan jasa pihak ketiga dalam melakukan SEO. Trik ini memungkinkan situs Anda akan mudah ditemukan oleh mereka yang menggunakan mesin pen-cari seperti Google.

Nah, berapa nilai pasti kebu-tuhan dana untuk membangun toko online memang sukar di-rinci. Maklumlah, kebanyakan investasi itu terserap untuk jasa yang nilainya bervariasi. Kalau Anda jago pemrograman, bukan tak mungkin investasi yang di-butuhkan hanyalah waktu. Namun sekadar memberi ilus-trasi saja, Oliver mengeluarkan sekitar Rp 50 juta untuk mem-bangun situs Anugrahpratama, yang sudah termasuk sistem pembayarannya.

Selain anugrahpratama.com, jakartanotebook.com dan bhinneka.com juga telah me-nyediakan pilihan membayar secara online ke pelanggan. Pilihan metode pembayaran terbanyak ditawarkan bhinne-ka.com. Pembeli di situs itu bisa membayar mulai dengan cara paling sederhana, transfer bank, baik yang melalui internet atau-pun ATM, menggunakan kartu kredit, kartu debit dan uang elektronik alias e-money.

Namun kalau modal Anda masih terbatas, bisa juga guna-kan cara yang umum digunakan pebisnis online kelas menengah ke bawah, yaitu transfer antar rekening bank. Situs milik Irul termasuk yang masih menggu-nakan metode klasik tersebut.

Andai si pembeli telah mem-

bayar, tahap berikut yang harus Anda cermati untuk menjaga kepuasan pelanggan adalah memastikan barang dagangan sampai ke pembeli dalam kon-disi baik, dan dalam waktu se-cepat mungkin.

Jika pembeli yang Anda sasar membeli dalam jumlah pasar, atau segmen korporat, dan ter-biasa membayar saat menerima barang, ada baiknya memba-ngun tim kurir sendiri. "Selain bisa menjaga kondisi barang, ini juga memungkinkan sistim cash on delivery," tutur Irul.

Namun pastikan jumlah kar-yawan yang Anda rekrut untuk urusan ekspedisi ini tidak akan membebani di saat pasar se-dang lesu. Nah, apabila tenaga ekspedisi yang tersedia tidak memadai, saat order sedang tinggi-tingginya, Anda bisa menggunakan jasa kurir pihak ketiga. "Kami memanfaatkan ojek online yang menawarkan pengiriman barang," tutur Oliver yang juga memiliki kar-yawan pengantaran sendiri.

Menimbang beberapa faktor di atas, mudah-mudahan Anda bisa mulai merancang toko komputer online sendiri. Asal cermat menentukan segmen, membangun jaringan pemasok, dan mengelola stok, Anda pasti bisa menjaring pembeli . "Mencari customer itu ibarat nabung, harus mencari satu-satu," ujar Rudy.

Begitu mendapat satu pelang-gan, jangan lupa untuk menjaga kepercayaannya. Niscaya, Anda cepat balik modal dalam waktu kurang dari lima tahun seperti yang dialami Hendrik, Rudy, Irul dan Oliver.

Selamat membuka toko kom-puter online. o

KONTAN/Muradi

bhinneka.com

Hendrik Tio

Online sejak 1999

Modal Rp 100 juta untuk membangun

website dan promosi online

Produk Komputer, peripheral dan kompo-

nen serta aneka consumer product

Omzet 90.000 item per hari

Toko Offline Ada

Lokasi Jakarta

Karyawan 620 orang

manggadua-komputer.com

Sachirul Alim

Online sejak 2011

Modal Rp 200 juta untuk toko fisik dan

situs online

Produk Komputer, peripheral dan komponen

Omzet Rp 200 juta per bulan (minimal)

Toko Offline Ada

Lokasi Jakarta

Karyawan 8

anugrahprata-

ma.com

Oliver Setiawan

Online sejak 2006

Modal Rp 50 juta untuk situs

Produk Komputer, peripheral dan

komponen

Omzet Rp 80 juta per bulan (minimal)

Toko Offline Ada

Lokasi Surabaya

Karyawan 40

jakartanote-book.comRudy Wijaya

Online sejak 1999Modal Rp 60.000 untuk biaya hosting website selama setahunProduk Komputer, peripheral dan komponenOmzet Tidak ada dataToko Offline Ada

Lokasi JakartaKaryawan 60

Page 32: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 532

Tahukah Anda kalau Syahrini adalah seo-rang kolektor sepatu? Selebriti yang lekat

dengan idiom cetar membahana ini konon memiliki koleksi se-patu hingga 400 pasang lebih. Bahkan, beberapa sepatu ko-leksinya berharga hingga belas-an juta lebih.

Sepatu adalah salah satu ba-rang fashion yang gemar diko-leksi oleh wanita. Selain sepatu, barang fashion lain yang juga kerap memenuhi lemari kaum hawa adalah tas. Memiliki sepa-sang sepatu dan satu tas bisa jadi tidak cukup bagi seorang fashionholic.

Banyaknya orang yang doyan berburu tas dan sepatu untuk menambah koleksinya ini mem-buka peluang bisnis. Tak heran, banyak toko yang menjajakan berbagai merek dan bentuk tas maupun sepatu tersebar di ber-bagai pusat perbelanjaan.

Tertarik mencoba peruntung-an di bisnis tas dan sepatu? Kalau ya, Anda tidak perlu re-pot-repot mencari tempat untuk membuka toko tas atau sepatu. Cobalah menjajakan tas dan sepatu secara online.

Memang, masih banyak orang

yang lebih senang membeli langsung ke toko jika ingin mendapatkan sepatu baru. Sebab, dengan datang ke toko, mereka bisa mencoba terlebih dulu beberapa model sepatu yang dianggap menarik. Begitu juga dengan tas

Tapi ternyata, banyak juga, lo, orang-orang yang ingin me-miliki tas atau sepatu baru, teta-pi tidak punya cukup waktu untuk pergi mencari ke toko. Nah, buat orang-orang seperti ini, toko tas dan sepatu luring akan jadi pilihan.

Selain itu, memang ada bebe-rapa hal yang membuat orang lebih memilih berbelanja di toko online ketimbang pergi ke toko offline. Pertama, tentu toko online memiliki keunggul-an dari sisi kemudahan meng-akses. "Banyak orang yang tidak suka berpanas ria atau berma-cet ria untuk berbelanja sebuah tas atau sepasang sepatu," kata Sheryta Arsalia, pemilik toko tas dan sepatu online bernama Schatzbox.

Kedua, seringkali, toko tas atau sepatu online menawarkan model yang lebih beragam, wa-laupun dengan stok yang lebih terbatas. "Toko online tak ter-

batas model dan harga, bahkan produk ekspor dan impor ada di toko online. Jadi bisa banyak pilihan juga," tambah Julia Famor, pemilik toko tas dan sepatu online Adoramora.

Prospek cerah

Para pedagang tas dan sepatu online menyebut, peluang da-lam bisnis ini masih terbuka luas. Pasalnya, tas dan sepatu termasuk barang yang memang dibutuhkan karena kegunaan-nya. Setiap orang tentu membu-tuhkan alas kaki dan tas untuk membawa barang-barangnya.

Selain itu, tas dan sepatu ter-masuk barang lifestyle. Banyak

orang yang gemar mengoleksi kedua barang ini, atau orang-orang yang memang doyan ber-ganti-ganti tas dan sepatu. Itu mengapa bisnis e-commerce tas dan sepatu memiliki prospek yang menggiurkan.

Toko tas dan sepatu online biasanya juga jadi pilihan orang-orang yang gemar memiliki tas atau sepatu impor dengan me-rek tertentu. Para pecinta tas dan sepatu impor ini tidak perlu repot-repot berbelanja ke luar negeri.

Memang, beberapa merek tas dan sepatu di luar negeri juga bisa dibeli langsung ke produ-sennya secara online. Tetapi, tidak semua penggemar tas atau sepatu impor ini memiliki sarana untuk berbelanja lang-sung ke luar negeri. “Mereka yang tidak punya kartu kredit atau akun e-money luar negeri, bisa tinggal belanja dari toko online sepatu dan tas impor,” tambah Shery. Selain itu, ba-nyak yang merasa bertransaksi dengan toko online dalam ne-geri lebih aman.

Seberapa menarik, sih, pros-pek berbisnis sepatu dan tas via dunia maya ini? Biar lebih jelas, mari kita tengok Adoramora. Toko online yang berdiri sejak 2012 ini kini omzetnya sudah mencapai Rp 300 juta sebulan.

Asal tahu saja, di masa-masa awal berjalannya toko, omzet Adoramora cuma sekitar jutaan rupiah per bulan. Setelah sudah cukup berhasil di bisnis penju-alan tas dan sepatu, kini Adoramora memperluas pro-duk jualannya. Selain menjaja-kan tas dan sepatu, toko online ini juga menjual aksesori, per-lengkapan rumah tangga dan benda unik lainnya.

Tambah lagi, cuan dari bisnis toko tas dan sepatu online ini j u g a c u k u p l u m a y a n . “Keuntungan yang bisa diambil bervariasi, bisa mulai dari seki-tar Rp 250.000 hingga Rp 1 juta untuk tiap produk impor saat ini,” tambah Julia saat diwa-wancarai KONTAN.

Menjadi pedagang tas dan sepatu ini juga tidak susah-su-sah amat, kok. Saat ini, peda-gang sepatu dan tas tidak perlu punya perajin sepatu atau.tas sendiri untuk bisa menjual ba-rang-barang yang berkualitas. Asal tahu saja, salah satu ke-unggulan berdagang tas dan se-patu secara online adalah pen-jual cukup menggunakan senja-ta berupa foto.

Dengan hanya bermodalkan foto, maka pemilik toko online sudah bisa berjualan. Foto ini bisa didapatkan dari pemasok, perajin atau situs masing-ma-sing produsen sepatu.

Tambah lagi, penjual barang secara online jelas tidak me-merlukan toko fisik untuk me-majang barangnya. Karena itu, si penjual tidak perlu mengelu-arkan biaya investasi toko. Dampaknya, harga barang bisa semakin bersaing.

Menurut Dini Surono, pendiri toko tas Ciciero Bags, hal ini menjadi keuntungan bagi pebis-nis yang menjajakan barang se-cara online. Menurut dia, saat ini semakin banyak orang yang mencari produk berkualitas dengan harga lebih murah. "Kondisi perekonomian yang lesu juga bisa membuat orang lebih memilih berbelanja di toko online, sehingga tidak me-ngeluarkan banyak ongkos," te-rang Dini.

Harus paham

Meski pada dasarnya menjadi penjual sepatu dan tas online tidak susah-susah amat, tetapi bukan berarti menjalankan bis-nis ini tidak perlu bekal. Salah satu syarat agar bisa sukses menjadi penjual tas dan sepatu online adalah orang tersebut harus memiliki passion di bi-dang bisnis, juga dalam hal tas dan sepatu. "Kalau sudah pas-sion, semuanya akan terasa ri-ngan," kata Julia.

Jangan lupa, tas dan sepatu adalah barang fashion. Karena itu, perkembangan produk ini pun mengikuti perkembangan fashion. Penjual tas dan sepatu tentu harus mengetahui dan se-lalu mengikuti perkembangan mode tersebut. Dengan demiki-an, produk-produknya juga bisa tetap laris.

Tentu saja, bila awalnya buta soal dunia fashion tas dan sepa-

Peluang Laba nan Apik dari Para FashionholicLangkah demi langkah memulai bisnis toko tas dan sepatu di dunia maya

Melati Amaya Dori

Banyak orang di Indonesia gemar mengoleksi tas dan sepatu. Karena itu, peluang bisnis menjajakan tas dan sepatu juga masih terbuka lebar. Bila tak ingin repot menjaga toko tas dan sepatu, Anda bisa coba membuka toko online.

KONTAN/Muradi

❝Keuntungan yang

bisa diambil dari ju-alan tas dan sepatu bervariasi, bisa mu-lai dari Rp 250.000

hingga Rp 1 juta un-tuk tiap produk.

Page 33: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Tas dan Sepatu 33

tu, Anda bisa mempelajari hal ini sebelum memulai bisnis. Kalaupun Anda merasa tidak mampu memahami sendiri me-ngenai seluk beluk tren tas dan sepatu, Anda bisa mencari mit-ra atau mempekerjakan karya-wan yang mengerti mengenai tren dan mode seputar tas dan sepatu.

Nah, kalau Anda memang ya-kin siap menjalankan bisnis on-line tas dan sepatu, berikut hal-hal yang perlu Anda siapkan.

n Mencari pemasok

Salah satu trik sukses dalam berbisnis sepatu dan tas online adalah barang yang Anda jual adalah barang yang tidak pasar-an. Akan lebih baik bila barang yang Anda jual tidak banyak ditemukan di toko-toko offline. Karena itu, pada dasarnya, saat Anda berniat memulai bisnis online tas dan sepatu, ada dua pilihan yang bisa Anda pertim-bangkan.

Pertama, Anda bisa menjaja-kan tas dan sepatu eksklusif yang didesain dengan merek sendiri. Kedua, Anda bisa men-jajakan produk tas atau sepatu yang produsennya belum mem-buka gerai di Indonesia.

Kalau Anda memilih cara pertama, berarti Anda harus menyiapkan sarana produksi sendiri. Atau, Anda bisa meng-gandeng perajin tas dan sepatu di dalam negeri.

Kelebihan dari model bisnis pertama adalah bisa memantau produksi dan ketersediaan ba-rang secara langsung. Selain itu, barang yang dijual biasanya sudah ready stock. Jadi konsu-men tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan barang. Tapi kekurangannya, skema bisnis ini butuh modal besar.

Model bisnis kedua tentu jauh lebih mudah. Pada dasar-nya, Anda hanya menjadi resel-ler. Untuk mendapatkan barang, Anda bisa bekerjasama dengan kenalan yang berada di luar ne-geri. Sementara foto-foto untuk produk bisa diambil dari inter-net, misal dari situs resmi pro-dusen produk tersebut.

Kelebihan skema bisnis ini adalah modalnya yang tidak terlalu besar. Hanya saja, penju-al butuh relasi yang bisa mengu-rus pembelian dan pengiriman barang di negara asal.

Skema ini juga akan mempe-ngaruhi jenis produk yang diju-al. Ambil contoh Schatzbox. Lantaran memiliki relasi di Jerman, toko online ini lebih banyak menawarkan produk

asal Jerman. Sedang Adoramora banyak menawarkan produk dari negeri Paman Sam karena Julia memiliki relasi di sana.

Orang yang bisa menjadi rela-si ini juga tidak perlu syarat-syarat khusus. Menurut Shery, yang penting pastikan relasi di negara tersebut tahu betul tem-pat tas dan sepatu yang produk-nya cocok dan bisa ditawarkan di dalam negeri.

Tentu saja, relasi ini tidak gratis. Nantinya, relasi yang membantu mencari barang se-baiknya mendapatkan komisi dari tiap produk yang terjual. Biasanya komisi yang diberikan berkisar 10%-13% dari harga barang tersebut.

Nantinya, relasi tersebut juga bertugas mengirimkan barang ke Indonesia. Namun barang ti-dak langsung dikirim ke alamat pembeli, melainkan ke alamat toko online terlebih dulu. DI toko online, barang tersebut dicek ulang, lalu dikemas ulang, baru setelah itu dikirim ke kon-sumen.

Karena proses shipping yang panjang tadi, maka demi kenya-manan konsumen, harga yang tercantum sebaiknya sudah termasuk seluruh ongkos kirim. “Dari harga, biaya untuk ship-ping biasanya berkisar 10-15% juga,” terang Shery.

Lalu, untuk mengurangi ong-kos kirim dari luar negeri, seba-iknya penjual mendatangkan beberapa barang sekaligus. Jadi sebaiknya, penjual menunggu beberapa pesanan baru mengi-rim barang dari luar negeri.

n Modal

Skema bisnis yang Anda pilih akan menentukan modal yang harus dikeluarkan. Menurut Dini, jika memilih model bisnis pertama, maka modal yang di-butuhkan bisa mencapai Rp 100 juta. Investasi terbesar adalah untuk membeli mesin, bahan baku dan tempat produksi. Mesin dan bahan baku bisa ma-hal karena masih banyak yang harus diimpor.

Bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi tas dan sepatu biasanya berupa kulit asli, kulit sintetis, kanvas, serta bahan tekstil lainnya. Sedang mesin utama yang dibutuhkan adalah mesin pemotong tekstil dan mesin jahit.

Sementara skema bisnis ke-dua tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Julia berki-sah, pengalamannya saat me-rintis bisnis tas dan sepatu onli-ne tiga tahun silam, ia bersama

seorang temannya hanya mero-goh kocek sekitar Rp 5 juta. Modal ini hanya untuk pembeli-an barang jualan.

Modal juga jadi lebih kecil karena Julia tidak mempekerja-kan orang lain. Saat mulai me-rintis, ia mengerjakan semua hal sendiri, mulai dari belanja produk, mengurus packaging, pengiriman hingga pembukuan. Kini, tim Adoramora sudah menjadi tujuh orang.

n Meningkatkan traffic

Kalau Anda sudah siap de-ngan produk, Anda tinggal men-cari tempat berjualan. Banyak pilihan tempat berjualan secara online. Anda bisa memanfaat-kan marketplace macam Bukalapak atau Tokopedia. Atau Anda juga bisa memanfa-atkan media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Setelah tempat berjualan siap, yang perlu Anda lakukan adalah menciptakan traffic. Karena sia-sia saja bila Anda sudah mema-jang foto-foto produk yang ba-gus dan menarik, namun tidak ada lalulintas orang yang meng-unjungi toko Anda.

Cara mendongkrak tingkat kunjungan beragam. Di antara-nya adalah dengan rajin mem-perbarui situs atau media sosial yang biasa digunakan untuk berjualan.

Selain itu, penjual bisa memin-ta bantuan endorser. Biasanya, endorser yang efektif adalah orang-orang yang media sosial-nya memiliki banyak pengikut. “Kalau bisa yang kita endorse banyak like-nya,” kata Shery. Sebab, akun yang banyak peng-gemar belum tentu banyak traf-fic, sehingga kurang efektif untuk endorse. Tapi akun yang banyak like, retweet atau favorite, biasa-nya memiliki banyak lalulintas.

Selain menggunakan endor-ser, penjual sendiri sebaiknya aktif memanfaatkan akun me-dia sosialnya sendiri. "Iklan di Facbook atau Instagram biasa-nya cukup membantu mema-sarkan produk," kata Julia.

Strategi lain untuk menarik traffic adalah dengan mema-sang foto produk yang unik. Jadi produknya tidak pasaran dan tidak sering dilihat di toko online atau offline lain. Di sam-ping itu, bila ada pesohor yang kebetulan menggunakan pro-duk serupa, bisa dimanfaatkan untuk promosi.

Nah, setelah semuanya berja-lan, penjual tinggal menjaga agar langganan tak kabur plus terus mengembangkan pasar. o

Pengguna tas dan sepatu biasanya cukup loyal terhadap toko tas dan sepatu yang mereka anggap memberikan

pelayanan apik. Karena itu, bila Anda berniat membuka toko online tas dan sepatu, Anda harus bisa menjaga baik-baik pelanggan yang datang.

Dalam bisnis online tas dan sepatu, biasanya sistem pemesan-an yang dijalankan adalah pra pemesanan atau biasa dikenal dengan pre-order. Jadi, konsumen harus memesan barang yang diinginkan terlebih dahulu. Beberapa toko online menetapkan, saat pembeli membuat pesanan, pembayaran barang minimal sekitar 50% dari total harga sudah dibayarkan terlebih dulu se-bagai uang muka.

Biasanya, setelah pemesanan dalam jumlah tertentu terkum-pul, barulah relasi atau tim toko online tersebut membelikan ba-rang yang diinginkan. Setelah barang diperoleh, barang terse-but akan dikirimkan ke alamat toko online, baru disebar ke ma-sing-masing pemesan. Barang dikirim ke alamat pembeli setelah si pembeli mengirim sisa pembayaran.

Karena model bisnis seperti ini, penjual tas dan sepatu online harus bisa memberikan respon cepat, ramah dan informatif ke-pada pembeli. Penjual juga harus siap menghadapi komplain dari pembeli

Selain memperhatikan pelayanan, pembeli tas dan sepatu ju-ga memperhatikan kualitas dari barang yang dijual. Jika sudah tahu kualitas dari merek produk yang dijual di satu toko, tidak jarang pembeli tas dan sepatu akan kembali membeli produk tersebut di toko yang sama.

Ke depan, pebisnis tas dan sepatu online melihat peluang akan semakin terbuka. "Apalagi ada MEA," ujar Dini Surono, pemilik Ciciero Bags. Meski begitu, MEA juga akan menjadi tantangan bila pebisnis tak siap bersaing. o

Jaga Layanan dan Kualitas

Ciciero BagsDini Surono

Mulai Usaha 2008Jenis produk Tas, dompet, aksesoriModal

Rp 100.000.000Situscicierobags.comLain-lainCiciero Bags sebelumnya sudah dikenal sebagai tas premium, bahkan sering dijajakan di pusat perbelanjaan premium. Untuk memperbesar pangsa pasar, Dini juga masuk ke pemasaran online.

Adoramora

Julia Famor Pratami

Mulai Usaha 2 Januari 2012

Jenis produk Tas dan sepatu

ModalRp 5.000.000

OmzetRp 300.000.000

Lain-lain Awalnya Adoramora hanya men-

jual tas dan sepatu wanita. Tapi

kini, ada Adoramora for Him yang

menjual tas dan sepatu untuk pria.

Adoramora juga menjual barang

unik dan alat rumah tangga

Schatzbox

Sheryta Arsalia

Mulai Usaha 1 Februari 2015Jenis produk Tas dan SepatuModal 2.500.000

Omzet Rp 15.000.000Lain-lain Shery, panggilan Sheryta, akan

menambah portofolio produknya. Dara kelahiran Juni 1989 ini ten-gah mencari relasi bisnis di Jepang. Sekarang, dia masih melakukan pendekatan dengan calon relasi.

Page 34: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 534

Jika digunakan dengan bijak, internet bisa mendatangkan manfaat lebih bagi masyarakat.

Daya jangkaunya yang luas membuat segala aktivitas seha-ri-hari menjadi lebih efektif dan efisien. Enggak heran, semakin banyak orang ingin memiliki akses ke dunia maya.

Internet juga menawarkan keuntungan bagi para pebisnis. Di dunia maya, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk membuka lapak atau toko online. Tak cuma sebatas menawarkan produk-produk seperti barang elektronik, gad-get, pakaian, sepatu, atau tas. Sekarang pernak-pernik sema-cam stoples kaca, wallpaper alias kertas dinding, serta se-suatu yang berbau hobi bisa di-jual melalui internet.

Produk pernak-pernik me-mang bukan barang yang men-jadi keperluan harian. Tapi, se-iring perkembangan gaya hidup, kebutuhan akan pernak-pernik terus tumbuh bahkan mencip-takan tren. Masyarakat juga le-bih suka mencari produk per-nak-pernik di dunia maya. Maklum, mereka bisa menjum-pai banyak toko dan mengun-junginya tanpa perlu beranjak dari kursi. Mereka pun bisa membandingkan harga satu toko dengan toko lain.

Itu sebabnya, Dede Fajar Kurniawan ikutan menjajal per-untungan dalam bisnis pernak-pernik online dengan menawar-kan wallpaper. Tahun 2012 lalu ayah satu anak ini mendirikan toko wallpaper online dengan bendera Aerowallpaperdinding.com. "Berbisnis wallpaper awalnya karena ketika renovasi rumah saya mengeluarkan duit yang banyak untuk membeli wallpaper. Biayanya hampir

sama dengan biaya renovasi satu ruangan," ujarnya.

Semula Dede hanya membu-ka lapak di media sosial. Tak disangka, produk wallpaper yang ia tawarkan mendapat respons dari rekan-rekannya. Banyak dari rekan Dede yang tertarik membeli. Sejurus ke-mudian ia membangun website untuk memperluas pemasaran barang dagangannya.

Saat ini Dede mampu menjual 100 rol hingga 150 rol wallpaper per bulan. Harga yang dia ta-warkan mulai Rp 240.000 per rol sampai Rp 640.000 per rol. Dede juga menyediakan jasa pemasangan wallpaper dengan tarif mulai Rp 50.000 per rol– Rp 60.000 per rol jika membeli lebih dari 10 gulungan.

Buatan sendiri

Pemain lain yang merasakan manisnya bisnis pernak-pernik adalah Aliifah Mahdy. Wanita lulusan Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia, ini menjual stoples kaca dengan tutup berdesain unik. Dia menjajakan produk-nya melalui situs Lovelyjars.com sejak tahun 2012. Fungsinya bisa untuk wadah apa saja, misalnya, tempat eye shadow, lipstik, brush make up, dan cotton bud.

Sekarang koleksi stoples Aliifah ada 12 ukuran, mulai diameter 5 centimeter (cm) hingga 18 cm. Untuk modelnya, ada ratusan, dari bentuk bina-tang, action figure, huruf, siluet, bunga, dan banyak lagi bentuk lainnya, sesuai pesanan klien. "Semua saya yang desain," ujar-nya yang pertama kali produksi membuat model shio dengan stoples ukuran kecil.

Harga jual yang dipatok un-

tuk satu stoples kaca bervariasi, dari Rp 69.000–Rp 269.000. Dengan kapasitas produksi per bulan maksimal 7.000 pieces, Aliifah bisa mendulang omzet lebih dari Rp 400 juta. "Pembelinya ada yang dari Kuwait, Qatar, Singapura, dan Filipina," kata Aliifah.

Bisnis pernak-pernik berbasis hobi juga bisa menjadi peluang meraup untung . Donny Revangga Adityara merasakan-nya melalui usaha rumah dan arena bermain untuk kucing. Ia menawarkan produk di bawah

bendera Wahana Modular Cat Housing di situs Wahanaku.com, juga media sosial, seperti Facebook dan Instagram.

Setiap produk buatan Donny merupakan pesanan dari pe-langgan, bukan bentuk jadi. Satu unit rumah atau arena ma-inan kucing dia lego dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 9 juta, tergantung kerumitan pembuat-an. Tiap bulan ia bisa mempro-duksi 8 unit–12 unit rumah atau arena mainan kucing.

Menurut Donny, bisnis pem-buatan rumah atau mainan ku-cing cukup menjanjikan. Pasalnya, banyak pecinta ku-cing di Indonesia dan sebagian memberikan respons positif melalui media sosial terhadap produk yang ditawarkan. Bahkan, respons juga datang dari pecinta kucing asal Rusia, Singapura, dan Korea Selatan. "Sekarang kami dalam tahap p e n g e m b a n g a n e k s p o r. Beberapa bulan ke depan pro-duk kami bisa dijual ke luar ne-geri," ujarnya bangga.

Donny menjajal usahanya mulai Februari 2015 lalu. Banyak riset dan uji coba yang dia jalankan lebih dulu untuk mantap mendirikan usaha ini. Terutama melihat perkembang-an komunitas kucing, kebutuh-an mereka, serta gaya hidup orang yang serbapraktis.

Modal kecil

Melihat pencapaian Dede, Aliifah, dan Doddy, bisnis per-nak-pernik memang punya pe-luang yang cukup besar untuk pemain lain masuk dan meraih untung. Rata-rata mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan penghasil-an puluhan juta rupiah.

Tambah lagi, terjun ke bisnis pernak-pernik tidak membutuh-kan modal yang gede-gede amat. Dede, misalnya, hanya mengeluarkan dana sebesar Rp 200.000 per tahun untuk sewa domain dan hosting. Pembuatan website juga dilaku-kan secara mandiri.

Awal berbisnis, Dede juga ti-dak mengeluarkan dana untuk membeli wallpaper sebagai ba-rang dagangannya. Sebab, mu-lanya dia hanya membantu orang untuk menjual wallpaper.

"Setelah enam bulan berbisnis, baru saya bertemu dengan im-portir wallpaper dari Cina. Saya bisa membeli dengan harga murah karena saya dapat dari tangan kedua," ujarnya.

Donny juga keluar modal awal yang tidak terlalu besar, hanya Rp 15 juta. Uang ini dia gunakan untuk membuat proto-type rumah kucing untuk tes pasar. Saat ini Donny belum memiliki bengkel kerja atawa workshop sendiri. Dalam pem-buatan rumah dan arena berma-in kucing, ia berkongsi dengan seorang perajin mebel. Tapi, desain dia yang buat. Proses pembuatan dari awal desain hingga produksi membutuhkan waktu hingga tiga minggu.

Untuk kehadiran toko offline, Aliifah menuturkan, dalam bis-nis stoples cantik gerai fisik an-tara butuh dan tidak butuh. Soalnya, pembeli bisa menda-patkan semua informasi tentang produk melalui website. Tapi, ada pembeli yang juga ingin melihat langsung dan menyen-tuh stoples yang diincar.

Saat ini Aliifah, sih, memiliki gerai di daerah Kebon Jeruk, Jakarta. Namun, ia lebih suka tempat itu disebut sebagai stu-dio kerja. "Tempat itu juga saya jadikan kantor. Cuma, kalau ada pelanggan yang ingin mam-pir, harus buat janji dulu tiga hari sebelumnya, agar bisa me-nyiapkan pilihan stoples lebih beragam," ucap Aliifah.

Sementara Dede memilih menutup toko fisiknya tahun lalu. Dia punya alasan: penjual-annya kurang menggembirakan, jauh di bawah angka sales toko online-nya. Padahal, dengan membuka toko fisik dia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk sewa tempat dan memba-yar gaji karyawan.

Kuncinya, Harus Sering-Sering BerinovasiPeluang berbisnis pernak-pernik di dunia maya terbuka lebar

KONTAN/Muradi

❝Untuk pernak-per-nik berbasis indus-tri kreatif, banyak riset dan uji coba

yang mesti dijalan-kan lebih dulu un-

tuk mantap mendi-rikan usaha ini.

Roy Franedya, Agung Jatmiko, Jane Apriliani

Bisnis pernak-pernik secara online menawarkan peluang yang cukup besar. Pemain yang sedikit membuat bisnis ini bisa menghasilkan omzet tinggi. Tapi, untuk bisa sukses Anda dituntut untuk terus berinovasi.

Page 35: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Pernak pernik / Barang Unik 35

Inovasi

Untuk memulai dan agar suk-ses dalam bisnis pernak-pernik, inovasi menjadi salah satu kun-cinya. Aliifah memberikan dua tip. Pertama, sebaiknya memu-lai bisnis dengan ide yang baru atau memodifikasi produk yang ada. Ini akan membuat produk yang Anda tawarkan memiliki keunggulan dan lebih dahulu dikenali oleh konsumen.

Kedua, terus berinovasi su-paya pelanggan tidak beralih ke kompetitor. Jangan segan untuk berinovasi dengan menciptakan desain dan produk baru, meski bisnis sudah mapan. Maklum, bisnis pernak-pernik sangat ra-wan plagiat. "Pertahankan kua-litas layanan kepada konsumen, agar konsumen tidak hanya menikmati kualitas produk me-lainkan juga kualitas layanan kita," terang Aliifah.

Betul, inovasi menjadi salah satu tulang punggung untuk sukses dalam bisnis pernak-pernih. Makanya, Donny meng-klaim kelebihan produknya terletak pada desain, karakter produk, dan fasilitas yang dise-diakan. Produk besutannya mencakup area segala aktivitas kucing, tempat bermain, dan tempat berlatih ketangkasan untuk kebutuhan emosional kucing. Tapi, produknya tetap mengedepankan estetika desain dalam interior ruang sehingga akan berkesan unik.

Saat ini, ada 10 varian produk Wahana Modular dengan desain untuk ras kucing tertentu. Contoh, seri produk wall ha-nging, yaitu arena bermain ku-cing di dinding yang memiliki beberapa tipe, seperti playful, snowdays, rustic, dan wild. Rencananya Donny meluncur-kan produk teepee yang unggul dalam perakitan yang lebih gampang, dengan sistem modu-lar dan konsep etnik.

Untuk bisnis wallpaper, Dede menambahkan, inovasinya bisa dengan menawarkan jasa-jasa pendukung seperti jasa desain interior. Layanan ini perlu dise-diakan agar pembeli mendapat masukan yang lebih beragam, sehingga bisa memaksimalkan dan mempercantik ruangan yang akan direnovasi.

Selain itu, pebisnis wallpaper online mesti punya jaringan i m p o r t i r y a n g b a n y a k . Tujuannya, agar wallpaper yang mereka tawarkan punya pilihan beragam. Saat ini hampir semua produk wallpaper di Indonesia berasal dari China.

Mau bisnis pernak-pernik? o

Dok.Wahana Modular Cat Housing

Gagasan bisnis bisa da-tang dari mana-mana. Bi-

sa dari kebiasaan atau hobi. Contohnya, Aliifah Mahdy. Pe-rempuan kelahiran Jakarta, 18 September 1986, ini bisa memiliki bisnis beromzet lebih dari Rp 400 juta per bulan dari kebiasaannya menyimpan sega-la jenis pernak-pernik, seperti ikat rambut, kuteks, dan akseso-ri dalam sebuah stoples kaca atawa jar bekas selai.

Ide bisnis stoples dengan tu-tup berdesain unik datang saat Aliifah masih duduk di bangku kuliah. Ketika itu, mahasiswi Ju-rusan Desain Grafis Limkokwing University, Malaysia ini dituntut membuat sebuah karya kreatif sebagai tugas akhirnya.

Aliifah pun memutuskan mem-buat jar dengan tutup berdesain menarik sehingga terlihat unik dan lucu. Ia membesut lima jar untuk tugas akhirnya. "Tak di-

sangka, apresiasi dosen saya cukup bagus," ujarnya.

Respons dari para pengajar-nya menjadi penyulut semangat Aliifah untuk memulai bisnis. Dia lantas membuat selusin jar cantik dan menawarkannya me-lalui akun Facebook-nya. Lagi-lagi sambutannya positif. Hanya dalam tempo dua jam, stoples bikinannya ludes terjual.

Pengalaman ini membulatkan tekad Aliifah menggeluti bisnis stoples cantik. Tahun 2012, ia meluncurkan merek Lovely Jars by Alf's Stuff. Pembeli juga bisa memesan stoples sesuai dengan keinginannya (costumized).

Keputusannya untuk mena-warkan produknya di dunia ma-ya sangat membantu bisnisnya berkembang dengan cepat. Pe-langgannya sudah sampai ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Salah satu pelanggan-nya adalah Dian Pelangi, pe-

rancang busana muslim.Tak cuma itu, Aliifah mendapat

pesanan dari Kesultanan Brunei Darussalam tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, order yang masuk mencapai 1.000 stoples yang akan dijadikan suvenir acara akikah cucu perempuan Sultan Brunei. Mereka mengeta-hui produk stoples Aliifah dari media sosial, bukan melalui re-komendasi orang. "Awalnya saya tidak tahu siapa yang pe-san. Tapi, ketika menerima ala-mat pengiriman saya kaget ka-rena dikirimkan ke Istana Kesul-tanan Brunei Darussalam," ung-kap Aliifah bangga.

Beda lagi dengan Donny Re-vanga yang memulai bisnis dari kesukaannya memelihara ku-cing. Dia juga bergabung dalam komunitas pecinta kucing di Su-rabaya. Cuma, ia melihat per-lengkapan arena bermain untuk kucing yang masih kurang me-

madai di Indonesia.Fakta ini memunculkan ide di

benak Donny untuk menjalani bisnis pembuatan rumah dan arena bermain kucing. Apalagi, dengan latar belakang Donny yang saat ini sedang menge-nyam pendidikan di Jurusan De-sain Interior Institut Teknologi Se-puluh Nopember (ITS), bisa men-dukung bisnisnya yang erat kait-annya dengan desain. Dia mengklaim Wahana Modular Cat Housing yang menjadi me-rek dagangnya merupakan pelo-por di Indonesia dalam usaha arena bermain kucing.

Perkembangan bisnis Donny juga tidak lepas dari usahanya mengikuti lomba usaha startup bertajuk Shell LiveWire 2015. Ajang yang menjaring para pe-bisnis muda Tanah Air dengan ide usaha yang inovatif ini turut membawa pria 23 tahun ini menjadi salah satu finalis. o

Dari Tugas Akhir Kuliah, Menjangkau Luar Negeri

Lovelyjars.comAliifah Mahdy

Online sejak 2012Jenis produk Stoples kaca unikModal kurang dari Rp 1 jutaOmzet > Rp 400 juta per bulanToko offline AdaLokasi JakartaKaryawan 9 orang

Aerowallpa-perdinding.comDede Fajar Kurniawan

Online sejak 2012Jenis produk WallpaperModal Rp 200.000 (biaya domain dan hosting website)Penjualan 100 rol–150 rol per bulanToko Offline Tidak adaLokasi JakartaKaryawan Tidak ada

Wahanaku.

com

Donny Revangga

Adityara

Mulai Usaha Februari 2015

Jenis produk Rumah dan wahana bermain

kucing

Modal Rp 15 juta

Penjualan 8 unit–12 unit per bulan

Toko offline Tidak ada

Lokasi Surabaya

Karyawan Tidak ada

Page 36: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 536

Di era semua serba on-line, maka banyak bisnis yang ikutan ju-alan melalui dunia

maya. Termasuk juga menjual buku. Kalau dulu toko-toko buku banyak menghiasi pusat perbelanjaan, kini pelan-pelan toko-toko buku mulai mengu-rangi ekspansinya dalam ben-tuk membuka gerai baru dan ikut berjualan secara daring.

Penjualan buku melalui onli-ne memang banyak memangkas biaya yang harus dikeluarkan. Potensi bisnis ini juga masih bagus di tengah tantangan per-ubahan zaman. Minat baca ma-syarakat Indonesia masih bisa dijaga oleh komunitas-komuni-tas yang terus bertumbuh.

Program pemerintah juga masih terus membangun buda-ya membaca pada masyarakat Indonesia. Sehingga ini menjadi peluang usaha tersendiri bagi pebisnis toko buku online.

Nah, menjual buku melalui online memang tidak begitu mudah, karena banyak hal yang perlu disiasati. Apalagi sudah banyak perusahaan maupun perorangan yang sudah lebih dulu memulai bisnis ini. Namun tak ada kata terlambat untuk memulai sebuah usaha.

Muhammad Syafiq Ali'elha, pemilik Khatulistiwa.net, men-ceritakan, saat memulai bisnis-nya pada tahun 2007 lalu, inter-net masih merupakan barang yang mahal. "Provider internet masih sedikit dan belum semu-

rah seperti saat ini," ujar Syafiq kepada KONTAN.

Saat memulai, ia pun masih harus keluar masuk warung in-ternet (warnet) untuk menja-lankan bisnisnya. Namun, kare-na memiliki hobi membaca buku dan menulis, ia pun men-jalankan bisnis ini dengan pe-nuh semangat.

Pelan-pelan, Syafiq pun ber-hasil menjalankan bisnisnya hingga saat ini. Saat memulai-nya hanya sendirian, kini ia su-dah memiliki tiga karyawan dan sebuah gudang buku yang juga dijadikan kantor.

Margin lumayan

Lain lagi ceritanya dengan Se-tiawan, salah satu pemilik Buku-kita.com. Ia menceritakan, saat memulai bisnis pada tahun 2006 lalu bersama temannya, niat Se-tiawan hanya menjadikan bisnis toko buku online ini sebagai bisnis sambilan. Sebelum me-mulai bisnis toko buku online, Setiawan bersama temannya adalah seorang web developer. Ia kerap memberi pelatihan komputer pada perusahaan dan instansi pemerintah.

Nah salah satu rekannya juga sering membuat buku-buku tentang komputer. Temannya itu pun sering mendapatkan buku contoh dari penerbit. Buku-buku contoh tersebut ke-rap kali terbengkalai begitu saja. Setiawan pun terpikir un-tuk menjualnya.

Nah, karena mempunyai latar belakang web developer , Setiawan bersama temannya langsung kepikiran untuk mem-buat website penjualan online.

Hasilnya, saat ini sudah ada 18 orang yang menjadi karya-wan. Keanggotaan Bukukita.com pun terus naik, saat ini tercatat ada 145.000 anggota.

Aulia Halimatussadiah, pemi-lik toko buku online Kutukutu-buku.com, mengatakan, ia me-rintis toko buku online karena lebih memilih berbisnis ketim-bang jadi karyawan perusaha-an. Aulia yang saat itu masih menjadi karyawan pun mendiri-kan toko buku online bersama rekan sekantornya di 2006 si-lam. Modalnya kurang dari Rp 10 juta. Hanya dalam tiga bulan,

Kutukutubuku.com ramai di-kunjungi calon konsumen.

Berbicara keuntungan, mar-gin berjualan buku online me-mang tak terlalu besar. Syafiq menceritakan bisnis buku onli-ne merupakan kerjasama pen-jual dengan penerbit. Biasanya, penerbit memberi diskon hing-ga 30% dari harga jual buku.

Dari diskon itu, penjual buku online bisa memberi diskon 10%-15% ke pembeli. Diskon inilah yang merangsang konsu-men membeli melalui online. Jadi, harga buku lebih murah dibanding di toko buku biasa. "Marginnya antara 10% hingga 20% per buku," ujar Syafiq.

Namun jangan melihat kecil-nya margin itu. Karena jika penjualan sudah semakin besar maka keuntungan pun bisa se-makin besar. Syafiq mencerita-kan, dalam sehari Khatulistiwa bisa menjual 30 buku. "Belaka-ngan bisnis ini memang turun. Tetapi tahun 2008-an kami sem-pat menjual hingga 300 buku per hari," ujarnya.

Sedangkan Setiawan menga-takan bisnisnya memang terus bergerak dinamis. "Kami bisa menjual 200-300 buku per hari-nya," ujar Setiawan.

Nah, pengalaman Setiawan dan Syafiq ini menunjukan ka-lau ada kemauan pasti ada ja-lan. Latar belakang Syafiq yang hobi membaca dan Setiawan yang web developer memang membantu mereka memulai bisnisnya. Tetapi memulai dari nol pun tak masalah. Berikut beberapa langkah untuk memu-lai bisnis toko buku online.

n Membuat Website

Pertama kali yang perlu dila-kukan adalah membuat websi-te. Nantinya, tampilan website ini bisa ikut menentukan pema-sukan buat si pebisnis. Buatlah desain situs yang menarik dan mengakomodasi gambar-gam-bar sampul buku yang dijual.

Selain itu, penting juga mem-buat tampilan situs yang user friendly. Tampilan situs sebaik-nya memudahkan konsumen mencari buku yang mereka inginkan. "Standar internasio-nal, minimal tiga kali klik saja untuk sebuah buku sudah bisa dibeli," ujar Syafiq. Di sini bu-tuh kejelian programer dalam membuat tampilan situs.

Jika Anda tidak bisa membu-at halaman situs sendiri, Anda bisa menggunakan jasa seorang programer untuk membuat si-tus. Tentu saja, Anda bebas menggunakan jasa desainer si-tus freelance. Tetapi supaya pengembangan situs toko buku online bisa lebih terjamin, Anda sebaiknya menjadikan progra-mer tadi sebagai karyawan.

Setiawan menceritakan ia mempunyai programer tersen-diri yang siap untuk menjaga keberlangsungan situs. Teruta-ma pada saat traffic di situs se-dang banyak, maka biasanya agak berat saat dibuka

Berbicara soal traffic situs, Anda juga perlu mencari cara agar kunjungan ke situs Anda tinggi. Salah satu caranya ada-lah menggunakan sinopsis. Ke-banyakan, penjual hanya me-nyalin ulang sinopsis yang ter-dapat di bagian belakang buku.

Tetapi Syafiq punya kiat ter-

Mencoba Peruntungan Jualan Buku OnlineKiat-kiat berjualan buku melalui dunia maya

Lamgiat Siringoringo

KONTAN/Baihaki

❝Menggunakan me-dia jejaring sosial

menjadi cara efek-tif untuk untuk me-masarkan website

buku online

Page 37: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Buku 37

sendiri dalam membuat sinopsis ini. Menurut dia, dengan menu-lis sinopsis yang menarik, maka toko buku online yang dikelola bisa muncul di urutan teratas mesin pencari.

Ia berkisah, saat menjual sa-lah satu buku Andrea Hirata, ia menulis sendiri sinopsis untuk buku tersebut. Dia mengguna-kan kata-kata yang memiliki asosiasi kuat dengan buku ter-sebut dalam sinopsisnya.

Hasilnya, situsnya selalu ber-ada di urutas paling atas mesin pencari saat orang mencari in-formasi tentang buku tersebut. "Kata-kata kunci yang tepat di sinopsis membuat Google cepat mendeteksi," ujarnya. Hasilnya, saat itu Khatulistiwa kebanjiran order buku Andrea Hirata.

Sedangkan Setiawan mence-ritakan, dari 50.000 pengunjung yang masuk BukuKita.com se-tiap harinya, sebagian besar masuk melalui Google. Hal ini diakui Setiawan adalah dampak positif dari kerja sama dengan Google Asia Pasifik yang dijalin dari tahun 2009 lalu. “Kami satu-satunya toko buku online di Indonesia di luar penerbit yang kerja sama dengan Goo-gle. Jadi, kalau ada pengunjung yang mengakses Google Book dan mencari buku akan muncul link BukuKita,” jelas dia.

Tentu saja buat yang ingin memulai bisnis kerjasama de-ngan Google ini harus mengelu-arkan biaya lagi. Namun biaya

ini bisa tertutupi jika penjualan meningkat, dibantu traffic yang tinggi di situs tersebut.

n Hubungi penerbit

Setelah membuat situs, maka langkah kedua adalah menda-tangi penerbit untuk bekerjasa-ma dalam menjual buku. Pekerjaan ini memang harus ada tawar-menawar antara ke-dua belah pihak. Penjual buku online berharap mendapatkan diskon buku yang lumayan be-sar, sedangkan penerbit ingin bukunya terjual lebih banyak lagi tanpa embel-embel diskon yang besar.

Di sinilah strategi yang bakal-an menentukan prestasi men-dapatkan diskon besar. Penerbit biasanya tidak berani untuk memberikan diskon besar bagi pemain buku online yang tidak terlalu besar. Makanya penting untuk terus menggenjot penju-alan sembari terus memperbai-ki tampilan situs.

Kerjasama dengan penerbit ini, selain membicarakan dis-kon, juga bakalan menentukan stok buku yang bisa diambil terlebih dahulu tanpa harus membayar. Istilahnya dalam dunia dagang disebut sistem konsinyasi. Kalau penerbit su-dah percaya dengan Anda, maka banyak buku yang bisa dititipkan ke Anda. Jadi, Anda tak perlu keluar uang untuk mendapat stok barang.

Setiawan mengaku di gudang-nya Ada sekitar 80.000 buku yang siap dijual. "80%-nya me-makai sistem konsinyasi," ujar-nya. Saat ini Bukukita menjalin kerja sama dengan 300 penerbit di seluruh Indonesia dan bebe-rapa distributor buku impor.

Namun jangan khawatir, buat Anda yang belum mempunyai bargaining power dengan pe-nerbit, maka bisa mengakali dengan mencoba mengetahui buku-buku mana yang layak untuk dibeli dan dijadikan stok. "Biasanya buku dari penulis terkenal itu bisa dibeli untuk dijadikan stok," ujar Syafiq.

Ia yakin berhubungan dengan penerbit juga tak akan terlalu sulit, karena sama-sama mem-butuhkan. Penerbit membutuh-kan penjual buku online untuk menjadi saluran distribusi, se-dangkan penjualan buku online membutuhkan penerbit untuk meningkatkan penjualan.

n Pemasaran

Di lini bisnis apapun, bagian pemasaran adalah organ ter-penting. Karena pemasaran ini merupakan pintu untuk me-ningkatkan penjualan. Jika si-tus sudah menarik, maka perlu satu tool lagi untuk menarik minat orang membuka situs toko buku online yang Anda miliki.

Salah satu caranya adalah memasarkan lewat media sosi-al. Ada beberapa media sosial yang sekarang sedang naik daun. "Facebook, Twitter, dan Line," ujar Aulia. Dari situ, calon

konsumen akan terbawa untuk masuk ke situs Anda.

Agar pemasaran selalu berha-sil, penjual sebaiknya menggu-nakan strategi marketing yang fleksibel dengan mengikuti tren yang ada. Perhatikan media-media sosial mana saja yang

bisa menjadi sarana efektif un-tuk mempromosikan produk. Dengan demikian, penjualan juga bisa meningkat.

Biar kepercayaan tumbuh, kata Aulia, perlu juga mema-sang testimoni para pelanggan.

Bagaimana Anda tertarik? o

Menjadi penjual buku online memang ba-nyak tantangan. Salah satunya, hobi

membaca yang saat ini mulai luntur di kalang-an masyarakat, karena semakin menjamurnya penggunaan gadget.

Makanya, sekarang sudah susah menemui orang membaca buku di tempat umum. Yang se-ring ditemui adalah orang asik sedang bermain dengan gawainya. Setiawan, salah satu founder bukukita.com, mengatakan, tren ini sudah terlihat sejak empat tahun lalu. "Ini memang menjadi tantangan bagi penyedia jasa jual buku online," ujar dia.

Tantangan lainnya seiring menjamurnya gadget adalah kemunculan e-book atau buku elektronik. Tentu saja kehadiran e-book bisa mem-buat penjualan buku-buku fisik kian menurun.

Memang, menurut Setiawan, tren e-book di In-donesia berjalan lambat. Salah satu alasannya karena masyarakat Indonesia masih belum begi-tu terbiasa dengan e-book. Menurutnya, masya-rakat Indonesia masih beranggapan buku harus ada bentuk fisiknya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, bukukita.com pun berinovasi. Misalnya, bukukita sering

bekerjasama dengan penerbit dan penulis untuk menyediakan pre order buku sebelum resmi dilun-curkan. Dengan pre order, pembeli mendapat bonus tanda tangan dari penulis. "Yang seperti ini kan tidak bisa di e-book," ujar Setiawan.

Namun memang tak bisa dipungkiri, pelan-pelan e-book memang bisa saja semakin merajai dunia buku. Syafiq Ali'elha, pemilik toko buku online khatulistiwa.net, mengatakan, situs penju-alan buku dunia terkenal sudah mulai menjual e-book. Artinya, penjual buku online memang ha-rus berbenah.

Bukukita.com juga sudah mengantisipasi tren, baik dalam industri buku maupun perilaku mem-baca. Untuk mengantisipasi tren membaca mela-lui tablet, rencananya Bukukita.com akan mulai menyediakan e-book tahun depan.

Namun, memang agak berat untuk menyedia-kan e-book secara sembarangan. Harus ada kerjasama resmi dengan penerbit dan penulis. "Ini kan bicara copyright, jadi harus ada kerjasa-ma yang jelas," ujar Syafiq. Tetapi, lantaran se-makin berkembang, maka penjual buku online pasti akan melirik bisnis e-book ini.

Kita tunggu saja kerjasamanya. o

e-Book Bakal Menggusur Buku Cetak

Khatulistiwa.net

Muhammad Syafiq

Ali'elha

Mulai Usaha 2007

Jenis produk Buku

Modal Rp 5 juta

Transaksi Penjualan 30 buku per hari

Bukukita.com

Setiawan

Mulai Usaha 2006Jenis produk BukuTransaksi Penjualan 300 buku per hari Lain-lain Tahun depan menjual e-Book

KutuKutuBuku.com

Aulia Halimatussadiah

Mulai Usaha 2006Jenis produk BukuModal Rp 10 jutaLain-lain Kini juga menjadi penerbit buku

KONTAN/Muradi

Page 38: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

D e s e m b e r 2 0 1 538

Selama masih ada orang sakit yang ingin sehat, bisnis di bidang kese-hatan tidak akan per-

nah lekang oleh waktu. Bahkan, bisnis kesehatan makin mena-rik lantaran kian banyak orang sehat ingin tetap bugar.

Bisnis kesehatan sepintas ti-dak lagi menarik sejak pemerin-tah menggelar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) se-jak awal 2014 silam. Program yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ini bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan menyeluruh bagi masyarakat Indonesia. Singkat kata, masyarakat kini tak perlu risau saat sakit dan ingin bero-bat. Cukup dengan premi ter-jangkau, masyarakat bisa mem-peroleh layanan kesehatan se-cara komprehensif.

Tak bisa dipungkiri, program JKN berimbas negatif bagi se-bagian pelaku bisnis di bidang kesehatan. Lantaran memper-oleh obat secara gratis lewat program JKN, konsumen tidak lagi harus repot membeli obat sendiri. Alhasil, permintaan obat maupun produk kesehatan lainnya berkurang.

Toh, bukan cuma orang sakit yang menjadi pangsa pasar bis-nis kesehatan. Orang sehat pun membutuhkan jasa dan produk kesehatan agar stamina dan kesehatan tetap terjaga. Itu arti-nya, sekitar 250 juta jiwa pen-duduk Indonesia bisa menjadi target bisnis kesehatan.

Nah, prospek bisnis kesehat-an semakin carah seiring me-ningkatnya kesadaran masyara-kat terhadap kesehatan. Tjetjeng Herjadi, Manajer Operasional apotek online

Medicastore.com, mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin baik. Semakin banyak orang Indonesia yang memiliki orien-tasi mencegah kesehatan lebih baik dibandingkan mengobati. Ini menjadi peluang bagi usaha di bidang produk kesehatan, khususnya penjualan produk suplemen dan vitamin.

Gambaran kesadaran masya-rakat Indonesia terhadap kese-hatan tercermin pada Sun Life Asia Health Index 2015. Survei yang digelar Sun Life di sembi-lan negara di Asia ini melibat-kan 4.429 responden berusia 25 tahun hingga 60 tahun. Di Indonesia, survei yang digelar pada 14 Juli-3 Agustus 2015 ini melibatkan 706 responden.

Hasil survei menyebutkan, 73% orang Indonesia menyata-kan pentingnya menjadi sehat. Angka ini naik 19% dibanding-kan tahun lalu. Motivasi orang Indonesia untuk menjadi sehat juga naik dari 52% pada tahun lalu menjadi 73%.

Meski kesehatan menjadi as-pek terpenting, lebih dari 35% orang Indonesia masih tidak berolahraga secara rutin. Selain itu, tidak sedikit responden menunjukkan kebiasaan yang tidak sehat, seperti kurang tidur maupun merokok.

Antonius, pendiri toko online makanan diet sehat alami Superfoodindonesia .com, mengakui, pasar produk kese-hatan memang tidak besar-be-sar amat. Sebagian orang baru mengonsumsi produk kesehat-an saat sudah terkena penyakit. Namun, belakangan, tidak sedi-kit orang yang mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Mereka memilih mencegah ke-

sehatan dengan mengonsumsi produk kesehatan seperti ma-kanan diet sehat alami.

Apotek online

Nah, seiring perkembangan teknologi dan pengguna inter-net, bisnis kesehatan pun ber-kembang ke ranah dunia maya. Bukan cuma berjualan secara offline, tidak sedikit penjual produk kesehatan menjajakan dagangannya di dunia maya.

Direktur Utama PT K-24 Indonesia sekaligus pemilik ja-ringan apotek K-24 Gideon Hartono, mengatakan, berda-sarkan data Bolton Consulting Group (BCG), golongan kelas menengah di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan men-capai 141 juta orang, atau seki-tar 54% dari total penduduk di Indonesia. Mereka adalah ma-syarakat yang melek teknologi informasi dan generasi Y tum-buh menjadi orang yang selalu

terkoneksi. Kelas menengah ini juga me-

rupakan kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan menyadari pentingnya kon-sumsi suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan. Karena itu pula, bisa dipastikan pasar bisnis online di bidang farmasi dan produk kesehatan sangat besar dan makin me-ningkat. Ini pula yang menjadi alasan Gideon meluncurkan toko online Obat24.com Oktober lalu (lihat boks).

Toko online produk kesehat-an tentu bukan semata tren. Namun, toko produk kesehatan di dunia maya ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Tjetjeng mengatakan, banyak orang mengalami masalah 4M saat membeli obat. Yang dimaksud 4M adalah mahal, malas, malu, dan mumet alias pusing.

Menurut Tjetjeng, apotek on-line menjawab kendala 4M ter-sebut. Konsumen tidak perlu repot-repot pergi ke apotek un-tuk sekadar membeli obat. Sudah jalan macet, belum tentu apotek yang dituju menyedia-kan obat yang mau dibeli.

Konsumen dengan kendala 4M ini lah yang dibidik Medicastore.com. Berdiri sejak 1998, situs milik PT Clinisindo Putra Perkasa ini awalnya me-rupakan media informasi me-ngenai kesehatan, obat, dan penyakit. Saat itu, karyawan cuma empat orang.

Sejak lima tahun lalu, pemilik perusahaan, Roy Lembong, mengubah situs media informa-si menjadi apotek online. Namun, Tjetjeng mengatakan, media informasi mengenai obat dan penyakit tetap berjalan se-perti sebelumnya.

Nah, untuk mendirikan bisnis apotek online ini, Tjetjeng me-ngatakan, perusahaan mengge-lontorkan modal hingga Rp 1 miliar. Selain untuk membiayai kebutuhan infrastruktur seperti jaringan internet dan komputer, modal tersebut sebagian besar membeli stok produk. Maklum, seper t i apotek o f f l ine , Medicastore.com menyediakan berbagai obat, baik obat resep maupun obat bebas, suplemen, vitamin, dan alat kesehatan.

Kini, pelanggan Medicastore.com tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Separuh pelanggan merupakan konsumen di Jabodetabek. Jumlah karyawan Medicastore.com saat ini 40 orang, terdiri dari kurir, apote-ker, asisten apoteker, dan dok-ter yang bertugas menangani informasi kesehatan. "Omzet per bulan Rp 1 miliar dengan margin 15%," ujar Tjetjeng.

Meski beroperasi secara on-line, syarat membangun bisnis ini tak berbeda dengan mendiri-kan apotek offline. Selain izin usaha, Anda harus memiliki izin mendirikan apotek dari menteri kesehatan. Sesuai regulasi, Anda juga harus memiliki apo-teker, apoteker pendamping, mapun asisten apoteker.

Untuk pasokan produk, Anda bisa membelinya dari distribu-tor resmi alias pedagang besar farmasi (PBF) yang terdaftar. Ingat, inti dari sebuah bisnis adalah kepercayaan. Dalam bisnis kesehatan, kepercayaan sangat vital lantaran terkait de-ngan kesehatan pasien. Karena itu, Tjetjeng mengatakan, apo-tek online harus menjual pro-duk resmi yang terdaftar dan mendapat nomor izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan

Konsumen Tetap Sehat, Laba Makin MemikatKiat membangun toko online produk kesehatan

Herry Prasetyo

Meski pemerintah menggelar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), prospek toko online produk kesehatan tetap menarik. Bukan cuma orang sakit, orang sehat pun merupakan pasar yang ciamik.

KONTAN/Baihaki

❝Prospek toko onli-ne produk kesehat-

an cerah seiring meningkatnya ke-sadaran masyara-

kat terhadap kese-hatan.

Page 39: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Produk Kesehatan 39

Makanan (BPOM). Nah, biar tidak tertipu produk

palsu, lebih mudah bagi Anda memasok produk dari distribu-tor resmi. Bahkan, "Karena kami merupakan pengusaha kena pajak (PKP), kami hanya bekerjasama dengan distributor resmi yang bisa memberikan faktur pajak," ujar Tjetjeng.

Berbagai produk kesehatan

Selain membutuhkan modal besar, membangun apotek onli-ne memang terkesan ribet lan-taran banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Namun, Anda tidak perlu putus asa. Sebab, pasar produk kesehatan terbu-ka lebar.

Nah, salah satu peluang yang bisa Anda bidik adalah menjual produk suplemen maupun vita-min seperti yang dilakoni pemi-lik Rumahfitnes.com Krisna Nugraha dan pemilik Oztokovi-tamin.com Evie Kevinardi. Lantaran tidak tergolong obat, proses pendirian toko online suplemen maupun vitamin le-bih mudah dibandingkan mem-buka apotek online. Modal pun bisa lebih kecil lantaran produk lebih terbatas.

Evie. misalnya, mendirikan Oztokovitamin.com pada September 2015 dengan modal awal Rp 12 juta. Sebelumnya, perempuan berusia 23 tahun ini sudah memiliki Kittyvieshop.com, toko pakaian dan pernak-pernik berkarakter Hello Kity, yang berdiri sejak 2011 silam. Lantaran bisnis pertama mulai menyusut, Evie pun berekspan-si membuka toko vitamin seca-ra online.

Skala usaha Evie memang masih kecil. Dibantu satu orang karyawan, Evie melayani 60-100 transaksi penjualan saban bu-lan. Harga produk vitamin yang jual antara Rp 150.000-Rp 400.000. Jika dihitung secara kasar, Evie bisa meraup omzet minimal Rp 9 juta dengan mar-gin kotor di kisaran 10%. "Bulan keenam saya sudah balik mo-dal," tutur Evie.

Sedangkan Krisna mendiri-kan Rumahfitnes.com pada 2009 lalu bermodal Rp 100 juta. Sebesar 80% dari modal terse-but dialokasikan untuk membe-li produk suplemen fitnes. Dua bulan pertama, tidak ada kon-sumen yang membeli produk yang ia tawarkan. Setelah mem-perbaiki sistem dan desain si-tus, pria berusia 24 tahun ini

berhasil mencetak penjualan pada bulan ketiga.

Kini, jumlah pengunjung Rumahfitnes.com mencapai 3.000 pengunjung unik per hari. Dari jumlah tersebut, yang me-lakukan transaksi pembelian 50-100 orang per hari. Harga produk yang Krisna jual di ren-tang Rp 200.000-Rp 1 juta. Dari bisnis ini, Krisna memperoleh margin kotor 10%-20%.

Selain menjual suplemen, Krisna kini sudah berekspansi menjual aksesori fitnes seperti kaus, celana, maupun sarung tangan. Malah, berkongsi de-ngan temannya, Krisna sudah memiliki pabrik sendiri khusus untuk memproduksi aksesori yang ia jual.

Membuka toko suplemen dan vitamin memang lebih mudah dibandingkan membuka apotek online. Namun, jangan lupa, Krisna mengingatkan, Anda ti-dak bisa menjual suplemen sembarangan. Meski barang impor, suplemen dan vitamin yang Anda juga harus terdaftar dan memperoleh izin edar dari BPOM. "Sebaiknya, ambil pro-duk dari distributor resmi yang sudah mendapat izin BPOM," ujar Krisna.

Selain suplemen dan vitamin, peluang lain di bidang kesehat-an adalah menjual makanan diet sehat alami seperti yang dilakoni Antonius. Mulanya, Antonius merupakan distribu-tor biji-bijian sehat alami seper-ti chia seed alias biji chia mau-pun flax seed atau biji bunga flax. Usaha ini sudah dirintis sejak tujuh tahun lalu.

Sejak awal 2013 lalu, Antonius mulai merambah bisnis online. Alasannya bukan sekadar ke-pincut potensi pasar yang ce-rah. Namun, saat itu, orangtua-nya yang terkena tumor otak bisa pulih bekat mengonsumsi biji bunga flax. Pengalaman ini pula yang mendorong Antonius ingin membantu masyarakat luas dengan memasarkan seca-ra ritel melalui jalur online.

Antonius mengatakan, modal untuk mendirikan Superfoodin-donesia.com tidak seberapa. Yang jelas, saat ini ia memasar-kan 150 jenis produk makanan alami kesehatan. Omzet setiap bulan Rp 500 juta dengan mar-gin keuntungan sekitar 10%-12%. Jumlah karyawan seba-nyak 10 orang.

Lantaran produk yang dijual merupakan bahan mentah tan-pa proses pengolahan, Antonius mengatakan, tidak perlu sertifi-kasi BPOM untuk memasarkan

produk makanan kesehatan alami. "Kami cuma membutuh-kan izin usaha pangan industri rumah tangga (PIRT) untuk mengemas ulang produk," ujar Antonius.

Namun, bukan berarti Anda bisa menjual produk seenak-nya. Antonius mengatakan, ia menerapkan kendali kualitas alias quality control yang ketat untuk setiap produk yang ia jual. Sebelum memasok dan menjual, ia terlebih dahulu mempelajari dokumen produk yang diberikan oleh distributor mengenai kandungan dan man-faat kesehatan produk.

Karena kebanyakan produk makanan alami merupakan ba-rang impor, Antonius harus mengimpor produk dari distri-butor di luar negeri. Untuk pro-duk dalam jumlah kecil, ia membeli dari distributor lokal.

Nah, segala tetek bengek per-siapan membangun bisnis onli-ne barangkali sudah Anda paha-mi. Nah, yang membedakan toko online produk kesehatan dengan produk lainnya seperti mainan ataupun pakaian adalah produk yang mesti memiliki izin BPOM. Karena distributor pro-duk merupakan mitra penting bagi keberlanjutan usaha, Tjetjeng menyarankan, ada ba-iknya kerjasama terus dijalin dengan baik dan pembayaran jangan sampi molor. "Kalau pembayaran molor, bisa-bisa distributor tidak mau memasok produk," ujar Tjetjeng.

Sebagai nilai tambah, tidak ada salahnya toko online pro-duk kesehatan memberi layan-an khusus bagi konsumen. Krisna, misalnya, memberi la-yanan tambahan berupa kon-sultasi kebugaran dan konsulta-si suplemen pada pelanggannya. Selain itu, ia menyediakan hala-man khusus bagi pelanggannya yang ingin memamerkan trans-formasi bentuk tubuh. "Ini la-yanan purnajual yang kami berikan gratis," ujar Krisna.

Begitu pula, Medicastore,com hingga kini terus melengkapi informasi mengenai berbagai penyakit, obat, dan lain seba-gainya. Selain itu, untuk mem-bangun dan menjaga keperca-yaan konsumen, Tjetjeng me-ngatakan, pelaku bisnis online perlu membangun toko offline. "Dengan adanya kepercayaan, pelanggan terus meningkat," ujar Tjetjeng.

Perlu atau tidaknya, tergan-tung Anda. Yang penting, bagai-mana Anda terus membangun kepercayaan konsumen. o

Potensi bisnis online memang menggiur-kan. Itu sebabnya, jaringan Apotek K-24

pun memutuskan ikut merambah bisnis apotek di dunia maya dengan mendirikan Obat24.com sejak Oktober lalu.

Padahal, jaringan apotek yang sudah berdiri sejak 2002 lalu ini sudah memiliki lebih dari 355 gerai di seluruh Indonesia. Toh, keunggulan ja-ringan ini pula yang menjadi bekal Apotek K-24 menyasar pasar online.

Direktur Utama PT K-24 Indonesia Gideon Har-tono, mengatakan, sudah sejak dua tahun lalu membangun sistem teknologi informasi untuk e-

commerce. Ia membutuhkan waktu satu tahun untuk percobaan sistem.

Untuk mendirikan apotek online ini, K-24 mero-goh modal sekitar Rp 2 miliar. Modal tersebut untuk membiayai pengembangan perangkat ke-ras, jaringan, SDM, dan biaya operasional. Ini belum termasuk biaya peluncuran produk, lo.

Menurut Gideon, Obat24.com menggandeng gerai K-24 di seluruh Indonesia. Pengiriman pro-duk dilakukan gerai yang paling dekat dengan konsumen. Dengan sistem ini, Obat24.com dan aplikasi Android Obat24 berani menawarkan layanan pengiriman produk dalam waktu satu jam dan ketersediaan obat yang lengkap.

Nah, untuk skema kerjasamanya, gerai yang memperoleh pesanan cukup menyetorkan sejum-lah iuran kepada Obat24.com. Menurut Gideon, strategi ini merupakan upaya induk usaha mem-

perluas layanan ke seluruh pelosok Indonesia. Obat24.com saat ini baru meluncur di Jogja.

Meski begitu, pesanan dari luar Jogja sudah ma-suk. Transaksi per hari masih berjumlah puluhan namun terus meningkat. "Dalam waktu dekat, kami akan roadshow ke beberapa kota besar lainnya," ujar Gideon.

Saat banyak pelaku bisnis berekspansi ke du-nia maya, pemilik Rajasusu.com David Setiawan justru menghentikan toko online sejak tahun lalu. David lebih memilih membesarkan toko offline.

Tentu, bukan tanpa alasan David menutup toko online yang sudah dibangunnya sejak 2013 lalu. Alih-alih menghasilkan keuntungan, toko Rajasu-su.com justru bikin rugi. Padahal, David mengu-curkan modal Rp 500 juta untuk membangun bisnis online tersebut. Namun, dalam perjalanan-nya, banyak masalah terjadi seperti kurir yang nakal, barang sering hilang, hingga biaya ope-rasional yang membengkak lantaran mengguna-kan kurir sendiri. "Saya kurang rapi menata bis-nis online," ujar David.

Kini, David memilih fokus memperbanyak toko offline Raja Susu. Tahun ini, ia sudah membuka 10 cabang. Rata-rata transaksi per hari di seluruh cabang sebanyak 200-300 transaksi dengan keranjang belanja tiap transaksi Rp 50.000- Rp 500.000. Tapi, David tampaknya belum ka-pok. Jika tak ada halangan, tahun depan ia akan menjajal masuk bisnis online lagi. Pengusaha me-mang enggak boleh gampang menyerah. o

Ada yang Datang dan Ada yang Pergi

Rumahfitnes.comKrisna Nugraha

Mulai Usaha Akhir 2009Jenis produk suplemen fitnes dan aksesori fitnes

ModalRp 100 jutaTransaksi 50-100 pembeli per bulan

Harga produk Rp 200.000-Rp 1 juta

Superfoodindone-sia.com

Antonius

Mulai Usaha Awal 2013Jenis produk Makanan sehat alami seperti chia seed dan flax seedModal NAOmzet Rp 500 juta per bulan

Medicastore.com

PT Clinisindo Putra

Perkasa (Roy Lem-

bong)

Mulai Usaha 2010

Jenis produk Berbagai obat, vitamin, dan alat

kesehatan

Modal Rp 1 miliar

Omzet Rp 1 miliar per bulan

Oztokovitamin.

com

Evie Kevinardi

Mulai Usaha September 2014

Jenis produk Vitamin

Modal Rp 12 juta

Transaksi 60-100 transaksi per bulan

Harga produk Rp 150.000-Rp 400.000

Page 40: Kiat-Kiat Jualan / Dagang Online versi Tabloid Kontan

Selebiz40D e s e m b e r 2 0 1 5

Hati artis sinetron Nafa Indria Urbach sedang b e r b u n g a - b u n g a . Sebab usaha kuliner

yang baru ia rintis dua minggu sudah balik modal. “Tak me-nyangka bisa seperti ini respon konsumen,” kata perempuan kelahiran Magelang, Jawa Tengah 15 Juni 1980 ini.

Sejak awal bulan Desember, perempuan yang populer de-ngan nama Nafa Urbach ini membuka usaha kuliner mango sticky rice alias ketan mangga.

Sesuai namanya, jajanan ma-ngo sticky rice ini berbahan dasar beras ketan nan gurih dan potongan mangga segar. Jajanan khas Thailand ini di-lengkapi dengan saus putih berbahan santan yang kental yang diadon dengan garam, gula pasir, dan tapioka.

Sebagai taburannya adalah biji wijen yang disangrai. “Ini jajanan yang populer di Thailand. Setiap kali ke sana aku pasti makan mango sticky rice. Di sini kan belum ada, jadi aku sama temanku coba bikin dan jual panganan ini,” ujar pe-rempuan berkulit putih ini.

Bersama dua rekannya yang bernama Nini dan Jupiter, ibu satu anak inipun memulai bis-

nisnya. Demi mendapatkan rasa ketan mangga seperti di negeri asalnya, Nafa menggunakan ketan yang berasal dari negeri gajah putih itu sebagai bahan dasar ketan mangga. Usaha ini dinamainya dengan Zango Mango.

Setelah menemukan resep dan konsistensi rasa yang pas, penyanyi beraliran slow rock ini pun mulai menjajakan olahan ketan mangga melalui akun Instagram miliknya. "Ya coba-coba saja dulu, padahal follo-wers saya cuma sekitar 300.000. Tapi ternyata responnya bagus banget. Tidak nyangka pokok-nya," ujar artis berambut pan-jang kegirangan.

Nafa sengaja memasarkan dan promosi melalui online ka-rena ingin tes pasar terlebih dahulu. "Gerai delivery ada di Kemang tapi memang lebih ba-nyak yang memesan melalui Instagramku. Lalu kami buat akun Instagram khusus Zango Mango," jelasnya. Kini pengikut akun zangomango80 sudah mencapai 1.888 akun.

Nafa bercerita awal-awal ber-diri pesanan langsung mencapai 200 porsi per hari. Menurut Nafa, pesanan yang tak diduga ini dikarenakan banyak orang yang penasaran dengan jajanan ala gajah putih ini. Maklum ja-rang ada. Apalagi harganya ter-hitung terjangkau bagi orang kebanyakan, yakni Rp 35.000

untuk satu porsi ketan mangga dan Rp 45.000 untuk satu porsi ke-tan durian.

Siap buka offline

Usaha jajanan ala Nafa ini ma-kin terbantu de-ngan adanya jasa Gojek. Nafa tak perlu merekrut kurir khusus untuk layanan delivery da-gangannya ini. Dia juga tidak ragu mengirim makanan me-lalui ojek apli-kasi ini. Sejauh ini, tutur Nafa, konsumennya puas dengan metode pe-ngiriman pe-sanan Zango M a n g o . Kondisi makan-an pun terjaga.

B e l a k a n g a n pesanan ketan mangga pun ma-kin melonjak. Ibu satu anak ini pun kerja ekstra karena pesanan setiap hari bisa mencapai 500

porsi. "Kalau sedang lelah ya kami batasi 200 porsi sehari, maklum kokinya baru ada satu," jelas dia.

Setelah menuai pujian, me-lalui testimoni konsumen Zango Mango di media online, Nafa bersama rekannya per-caya diri untuk buka stan dari bazar ke bazar. “Jadi ja-lur online dan offline kami garap. Bahkan sekarang kami sedang menyiapkan stan te-tap di beberapa pusat perbe-lanjaan di Jakarta," ujar istri Zack Lee ini.

Nafa bercerita kendati su-dah balik modal, keuntungan yang ia dapat saat ini lebih ba-nyak untuk memodali pengem-bangan usaha. Salah satu per-untukan dana itu adalah mem-buka stan tetap tadi. Selain itu, Nafa tengah menambah alat produksi dan sedang me-nyusun sistem kerjasama un-tuk usaha yang baru dirintis-nya ini.

Menurut pengakuan pe-rempuan tersebut, sudah banyak orang dari luar Jakarta yang menanyakan syarat-syarat agar bisa kerja-

sama memasarkan ketan mangga. "Ternyata banyak yang tertarik bisnis ini. Banyak yang minta kerjasama sema-cam waralaba gitu. Saat ini sih masih kami siapkan konsep-nya," jelas dia.

Semakin sukses ya Mbak. o

Nafa Urbach memulai bisnis lewat medsos

berbekal 300.000 followers

Fransiska Firlana

Bagi seorang Dian Sastrowardoyo, me-miliki tubuh yang bugar dan langsing

adalah wajib. Maklum, profesi-nya sebagai seorang aktris juga selebritis menuntut penampil-an yang sempurna. Tak ingin sekadar terlihat cantik dengan sapuan make-up, perempuan kelahiran Jakarta, 16 Maret 1982 ini selalu memperhatikan asupan gizi bagi tubuh mungil-nya. Diet sehat pun menjadi pilihannya.

Berawal sebagai pelanggan katering diet, terlintas di benak pemilik nama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo ini untuk memulai sendiri bisnis katering diet. Alasannya seder-hana. "Menu diet itu, kan, se-ring tanpa garam. Rasanya kok hambar," ujar istri Maulana Indraguna Sutowo ini.

Bak gayung bersambut, tiga sahabatnya sejak bersekolah di SMA Tarakanita I menyam-but gagasan tersebut. Alhasil, sejak Agustus 2014, Dian ber-sama Tana Suwardhono, Reina Wardhana, Jessica Halim me-mulai bisnis katering diet yang mereka namakan 3 Skinny

Minnies. Jalur online menjadi pilihan empat sekawan ini ka-rena tidak perlu modal besar. "Awalnya lewat Whatsapp ka-rena memang semula hanya ditawarkan ke teman-teman dekat," kata Dian.

Kelas premium

Ternyata, bisnis katering diet ini mendapatkan respons yang baik. Kini, 3 Skinny Minnies juga ditawarkan lewat akun

Instagram, website, Path, dan Youtube.

Tak mau sekadar ikut-ikutan berbisnis di dunia maya, Dian dan kawan-kawan serius me-mikirkan konsep bisnis ini. Dengan konsep diet catering without suffering, 3 Skinny Minnies menyajikan paket menu empat sehat, makan si-ang dan malam, Senin-Jumat, dengan rasa yang tetap enak di lidah. "Ya, seperti makanan di restoran," kata Dian.

Ibu dua anak ini mengklaim, 3 Skinny Minnies hanya mema-kai bahan berkualitas premi-um. Bahkan, sekitar 80% bahan bakunya merupakan produk impor. Tak heran, harganya paling murah Rp 1,5 juta untuk paket standar. "Kami memang katering diet paling mahal di Indonesia saat ini. Segmen kami, A plus," jelas Dian.

Meski mahal, menu 3 Skinny Minnies ternyata tetap laris manis. Namun, hingga kini, 3

Skinny Minnies membatasi or-der maksimal 100 orang per batch. Selain itu, 3 Skinny Minnies baru bisa melayani area Jakarta.

Serius branding

Maklum, menurut Dian, un-tuk menjaga kualitas dan rasa, pemilik 3 Skinny Minnies ma-sih turun langsung ke dapur. Dapur 3 Skinny Minnies pun cuma ada di tiga lokasi, yakni Menteng, Jeruk Purut, dan Cidodol. "Hanya 3 Skinny Minnies, katering diet yang pemiliknya masih masak sen-diri di dapur," ujar Dian yang lebih mengurusi pemasaran.

Keunikan itu pula yang membuat Yoris Sebastian, pen-diri OMG Consulting, mema-sukkan kisah 3 Skinny Minnies sebagai contoh bisnis daring dalam buku terbarunya, 5W1H. Dalam acara bedah buku ini beberapa waktu lalu, Dian ber-bagi tips untuk pemilik toko online. Misal, mesti serius soal penggarapan branding, mulai dari warna dan tipografi merek atau nama produk, hingga soal penyebaran informasi. "Jangan pernah men-tag orang lain ka-rena itu akan sangat meng-ganggu," pesan Dian.

Siapa yang tertarik meng-ikuti jejak Dian? o

Diet Catering without SuferingKisah Dian Sastrowardoyo dan kawan-kawan membesarkan 3 Skinny Minnies

Asih Kirana Wardani

Cuma Lewat IG, Dua Minggu BEP

TRIB

UN

NEW

S/Je

prim

a

KONTAN/Asih Kirana