Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk...

4
31 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013 Drs SETYADI RAHMAN membangkitkan etos kerja muslim Jamaah sidang Jum’ah yang dimulyakan Allah. Beberapa hari yang lalu, kita saksikan banyak manusia di dunia yang menyambut kehadiran tahun baru 2013 M dengan gegap gempita dan penuh kesukacitaan. Termasuk sebagian umat Islam yang tidak memahami makna tahun baru Masehi. Kalau dihitung secara materi, betapa besarnya jumlah dana yang dihamburkan demi sebuah pesta menyambut kehadiran tahun baru. Betapa sangat bermaknanya andaikata dana sebesar itu digunakan untuk memberantas kemiskinan dan kebodohan. Itulah kehidupan dunia! Dunia bermakna “sesuatu yang dekat dengan kita”, tetapi juga berarti “sesuatu yang bernilai rendah dan dapat merendahkan derajat manusia yang menyukainya secara tidak semestinya”. Karena itu, benarlah firman Allah SwT bahwa dunia adalah “tempat bersenang-senang yang menipu atau memperdayakan” (Q.S. Ali ‘Imran: 185 ) atau “sekedar permainan dan sesuatu yang dapat melalaikan” (Q.S. al-An’am: 32). Zumratal Mukminin rahimakumullah. Sebagai seorang Muslim, kita selalu diingatkan oleh Allah SwT, bahwa status waktu dan pergantiannya, serta segala macam penanggalan atau kalender yang dibuat manusia harus selalu dikaitkan dengan amal perbuatan dan karya manusia, serta evaluasi yang berkesinambungan tentang keduanya tanpa dibatasi sekat- sekat waktu yang dibuat manusia. Bukankah Allah SwT telah berfirman: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr [59]: 18) Dalam konteks kebudayaan dan peradaban, seorang Muslim yang beriman, selayaknya menjadikan ayat di atas sebagai pedoman untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban manusia ke arah yang lebih bermartabat dibandingkan dengan kebudayaan dan peradaban manusia yang kini sedang berkembang. Adapun ciri-ciri etos amal/ karya/kerja Muslim alternatif yang disarankan antara lain: 1. memiliki jiwa kepemimpinan (leadership); 2. selalu berhitung, yaitu melakukan muhasabah atau evaluasi; 3. menghargai waktu; 4. tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan/kebajikan; 5. hidup berhemat dan efisien; 6. memiliki jiwa wiraswasta (entrepreneurship); 7. memiliki instink bertanding dan bersaing; 8. memiliki keinginan untuk mandiri (independent); 9. haus untuk memiliki sifat keilmuan; 10. berwawasan makro-universal; 11. memerhatikan kesehatan dan gizi; 12. ulet dan pantang menyerah; 13. berorientasi pada produktivitas; dan 14. memperkaya jaringan silaturahim. Mengapa harus memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)? Karena Nabi saw bersabda, bahwa setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Mengapa harus selalu berhitung? Karena Umar bin Khatthab ra pernah berwasiat bahwa “… hendaklah kamu menghitung dirimu sendiri sebelum datangnya hari yang waktu itu kamu akan diperhitungkan.” Mengapa harus menghargai waktu? Karena Khutbah Jum'at

Transcript of Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk...

Page 1: Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk mengembangkan ... untuk memiliki sifat keilmuan; 10. ... SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98

31SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013

Drs SETYADI RAHMAN

membangkitkan etos kerja muslim

Jamaah sidang Jum’ah yangdimulyakan Allah.

Beberapa hari yang lalu, kitasaksikan banyak manusia di duniayang menyambut kehadiran tahunbaru 2013 M dengan gegapgempita dan penuh kesukacitaan.Termasuk sebagian umat Islamyang tidak memahami maknatahun baru Masehi. Kalau dihitungsecara materi, betapa besarnyajumlah dana yang dihamburkandemi sebuah pesta menyambutkehadiran tahun baru. Betapasangat bermaknanya andaikatadana sebesar itu digunakan untukmemberantas kemiskinan dankebodohan.

Itulah kehidupan dunia! Duniabermakna “sesuatu yang dekatdengan kita”, tetapi juga berarti“sesuatu yang bernilai rendah dandapat merendahkan derajatmanusia yang menyukainyasecara tidak semestinya”. Karenaitu, benarlah firman Allah SwTbahwa dunia adalah “tempat

bersenang-senang yang menipuatau memperdayakan” (Q.S. Ali‘Imran: 185 ) atau “sekedarpermainan dan sesuatu yang dapatmelalaikan” (Q.S. al-An’am: 32).

Zumratal Mukmininrahimakumullah.

Sebagai seorang Muslim, kitaselalu diingatkan oleh Allah SwT,bahwa status waktu danpergantiannya, serta segalamacam penanggalan atau kalenderyang dibuat manusia harus selaludikaitkan dengan amal perbuatandan karya manusia, serta evaluasiyang berkesinambungan tentangkeduanya tanpa dibatasi sekat-sekat waktu yang dibuat manusia.Bukankah Allah SwT telahberfirman:

Artinya: “Hai orang-orangyang beriman, bertakwalahkepada Allah, dan hendaklahsetiap diri memerhatikan apayang telah diperbuatnya untukhari esok (akhirat), danbertakwalah kepada Allah,sesungguhnya Allah MahaMengetahui apa yang kamukerjakan.” (Al-Hasyr [59]: 18)

Dalam konteks kebudayaandan peradaban, seorang Muslimyang beriman, selayaknyamenjadikan ayat di atas sebagaipedoman untuk mengembangkankebudayaan dan peradaban

manusia ke arah yang lebihbermartabat dibandingkan dengankebudayaan dan peradabanmanusia yang kini sedangberkembang.

Adapun ciri-ciri etos amal/karya/kerja Muslim alternatif yangdisarankan antara lain: 1. memilikijiwa kepemimpinan (leadership);2. selalu berhitung, yaitumelakukan muhasabah atauevaluasi; 3. menghargai waktu; 4.tidak pernah merasa puas berbuatkebaikan/kebajikan; 5. hidupberhemat dan efisien; 6. memilikijiwa wiraswasta(entrepreneurship); 7. memilikiinstink bertanding dan bersaing;8. memiliki keinginan untukmandiri (independent); 9. hausuntuk memiliki sifat keilmuan; 10.berwawasan makro-universal; 11.memerhatikan kesehatan dan gizi;12. ulet dan pantang menyerah;13. berorientasi padaproduktivitas; dan 14.memperkaya jaringan silaturahim.

Mengapa harus memiliki jiwakepemimpinan (leadership)?Karena Nabi saw bersabda,bahwa setiap orang adalahpemimpin dan akan dimintaipertanggungjawaban ataskepemimpinannya. Mengapaharus selalu berhitung? KarenaUmar bin Khatthab ra pernahberwasiat bahwa “… hendaklahkamu menghitung dirimu sendirisebelum datangnya hari yangwaktu itu kamu akandiperhitungkan.” Mengapa harusmenghargai waktu? Karena

Khutbah Jum'at

Page 2: Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk mengembangkan ... untuk memiliki sifat keilmuan; 10. ... SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98

32 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H

teringat Q,s. Al-‘Ashr ayat 1-3yang merupakan isyarat dansimbolisasi tentang pentingnyamakna waktu danpemanfaatannya.

Mengapa tidak boleh merasapuas berbuat kebaikan/kebajikan?Sebab, bukankah terdapatperintah untuk berjihad dengansebenar-benar jihad di jalan Allahatau karena Allah. Allah SwTberfirman:

Artinya: “Dan berjihadlahkamu pada jalan Allah denganjihad yang sebenar-benarnya…”(Al-Hajj [22]: 78).

Mengapa perlu hidup hematdan efisien? Sebab, orang yangberhemat adalah orang yangmemiliki pandangan jauh ke depan(future outlook). Bahwa tidakselamanya waktu itu berjalanlurus, tetapi ada naik-turunnya(up and down). Mengapa harusmemiliki jiwa wiraswasta? Sebab,kita meneladani Rasulullah sawyang pernah menjadi seorangpebisnis yang sukses, dan teringatdengan sabda beliau bahwa:“Sesungguhnya, Allah sangatcinta kepada orang Mukmin yangberpenghasilan.” Mengapa harusmemiliki instink bertanding danbersaing? Sebab, semangatbertanding merupakan sisi laindari citra seorang Muslim yangmemiliki semangat jihad dan tidakakan menyerah pada kelemahanatau nasib menurut pengertianseorang “fatalis” atau“jabbariyun”.

Ma’asyiral Musliminrahimakumullah.

Mengapa harus memilikikeinginan untuk mandiri? Karena

nilai tauhid yang dihayati seorangMuslim akan mendorongnyamemiliki jiwa merdeka, bukan jiwaterjajah, yang melahirkan dayainovasi dan kreativitas atas usahasendiri. Mengapa harus haus untukmemiliki sifat keilmuan? Karenadengan wawasan keilmuan yangluas, seorang Muslim tidak pernahcepat menerima sesuatu sebagaitaken for granted. Melainkanselalu dikritisi, sebagai wujud daripengejawantahan firman AllahSwT dalam Q,s. Al-Isra’ [17]: 36.Mengapa harus berwawasanmakro universal? Karena denganmemiliki wawasan seperti itu,seorang Muslim akan menjadimanusia bijaksana yang mampumembuat pertimbangan yang tepat,dan keputusannya lebih mendekatitingkat presisi (ketepatan) yangterarah dan benar.

Mengapa harus memerhatikankesehatan dan gizi? Sebab,Rasulullah saw pernah bersabda,“Sesungguhnya, jasadmumempunyai hak atas dirimu.” Danfirman Allah SwT dalam Q,s.‘Abasa [80]: 24, “Makahendaklah setiap manusiamemerhatikan makanannya.”Mengapa harus ulet dan pantangmenyerah? Sebab, ada teladanNabi saw yang mencium tangansahabat beliau yang hitam danmelepuh akibat bekerja kerasmencangkul tanah demi mencarinafkah untuk keluarganya.

Mengapa harus berorientasipada produktivitas? Karenaterdapat larangan Allah SwTdalam Q,s. Al-Isra’ [17]: 26-27agar menjauhi sikap mubadziryang pelakunya ditetapkan sebagaisaudara setan. Mengapa harusmemperkaya jaringan silaturahim?Karena terdorong oleh sabda Nabi

Khutbah Jum'atsaw bahwa, “Barangsiapa yangingin panjang umur dan banyakrizki, maka hendaklah iamenyambung tali silaturahim.”

KHUTBAH II

Jamaah sidang Jum’ah yangdimuliakan Allah.

Marilah kita akhiri renunganJum’at ini dengan berdoa kehadirat Allah SwT.•

Page 3: Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk mengembangkan ... untuk memiliki sifat keilmuan; 10. ... SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98

33SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 1 - 15 JANUARI 2013

Khutbah Jum'at

ISNGADI MARWAH ATMADJA

Muslim pemakmur bumi

Jamaah shalat Jum’at yangdirahmati Allah.

Pada hari ini tidak ada alasanbagi kita untuk tidak mengucapsyukur kepada Allah SwT.

Dalam surat Al-Baqarah (2)ayat ke-30 yang tadi kita baca diawal khutbah, secara jelas AllahSwT menyatakan kalaudiciptakannya manusia di bumi iniadalah sebagai khalifah yangdiberi tugas untuk memakmurkanbumi. Bukan untuk merusak bumidan menumpahkan darah

sebagaimana yang dikhawatirkanoleh para malaikat.

Walau begitu, tidak semuamanusia selalu ingat tujuanpenciptaan dirinya. Banyak diantara manusia yang jatuh menjadimakhluk terkutuk sebagaimanayang dikhawatirkan para malaikat.

Jamaah shalat Jum’at yangdikasihi Allah.

Mayoritas manusia mengangapalam sebagai lahan untuk dikuasaidan ditaklukkan. Hal ini sangatjelas dilihat pada diri manusiamodern, terutama pada zamansetelah ditemukannya mesin uapyang menjadi awal dari revolusiindustri dan zaman modern.Dengan berdalih membangundunia, mereka telah merusakdunia, menghancurkankeseimbangan alam danmengacaukan tatanan ekosistem.

Dalam lapangan sosial jugahampir sama. Dengan alasanmembangun peradaban, banyak diantara manusia yang malahmerusak tatanan yangseharusnya. Misalnya dengannama Hak Asasi Manusia, banyakorang menuntut diperbolehkannyamembunuh bayi dalam kandunganataupun menuntutdiperbolehkannya zina.

Namun, ada pula yangbertindak sebaliknya. Denganmengusung jargon syariah malahmengakali hukum Islam untukmenuruti hawa nafsunya.Poligami dan menceraikan istrimemang tidak dilarang oleh Islam,

tetapi apakah elok kalau setiapbulan kita menikah dengan wanitayang berbeda untuk kemudiandiceraikan dalam hitungan hari?

Tampaknya manusia-manusiaseperti inilah yang disindir Allahdalam ayat ke-11 surat Al-Baqarah, yaitu tidak tahu lagibedanya merusak danmemperbaiki.

Jamaah shalat Jum’at yangdikasihi Allah.

Dalam suatu Hadits Rasulullahbersabda,

“...Perumpamaan orangberiman itu bagaikan lebah. Iamakan yang bersih,mengeluarkan sesuatu yangbersih, hinggap di tempat yangbersih dan tidak merusak ataumematahkan (yangdihinggapinya)...” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Hadits ini dapat dijadikanacuan bagaimana tugaskekhalifahan manusia di bumi inidapat ditunaikan. Yaitu, hanyamemakan sesuatu yang bersih.Bersih di sini dimaknai dengansesuatu yang jelas kehalalannya.Manusia yang beriman dan sadarakan tugasnya sebagai khalifah dibumi hanya akan mengambilsesuatu yang memang menjadihaknya dan tidak akan menguasai

Page 4: Khutbah Jum'at - Universitas Muhammadiyah Malang Corner/Khutbah/Membangkit… · pedoman untuk mengembangkan ... untuk memiliki sifat keilmuan; 10. ... SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98

34 SUARA MUHAMMADIYAH 01 / 98 | 18 SAFAR - 3 RABIULAWAL 1434 H

Khutbah Jum'athak orang lain. Seperti lebah yanghanya memakan sari bunga tanpamau mengganggu komponenbunga yang lain.

Orang beriman selayaknyatidak mengganggu hak orang lain,dan bahkan harus memastikanhak orang lain sampai kepadayang berhak.

Sifat lebah kedua yang disebutdalam Hadits itu adalahmengeluarkan sesuatu yangbersih, yaitu madu.

Orang beriman harussenantiasa berhati-hati agar semuayang keluar dari dirinya, baikyang berwujud tulisan, perkataan,dan perbuatan tidak menjadi racunperadaban. Tetapi berusaha agarsemua yang dikeluarkannya ituadalah madu peradaban yang bisadimanfaatkan oleh semuamakhluk di muka bumi.

Sifat lebah ketiga yang disebutdalam Hadits itu adalah tidakpernah merusak. Begitulahseorang Mukmin. Dia tidak layakmerusak apa pun yang ada dimuka bumi ini. Kalau dia datangke suatu tempat tidak akanmembuat berisik danmengacaukan tatanan yang sudahada. Apa yang sudah baik akandibiarkan tetap menjadi baik.

Tidak merusak dan tidakmematahkan dahan serta rantingyang dipijak. Ini juga berarti lebahadalah hewan yang tidak sukamencari perkara atau membuatgara-gara dengan makhluk yanglain. Kesantunan lebah inidilakukan bukan karena lebahmerupakan hewan yang lemahdan penakut. Dia tidak maumengganggu, tetapi juga tidakmau diganggu. Kalau ada makhluklain yang kurang ajar merusaksarangnya, maka lebah akan

membalas dengan sengatannya.Orang beriman pasti tidak akan

mengumbar sengatnya tanpa sebabyang jelas. Dan juga tidak akanmenggunakan sengatnya secaratidak bertanggung jawab. Orangberiman pasti tidak akan menyakitisesamanya, tetapi kekuatan dansengatnya itu hanya akan digunakanuntuk melindungi sesamanya.

KHUTBAH 2

Jamaah Jum’at yang berbahagiadan dimuliakan Allah.

Dalam surat Al-Ashr, Allah

mengingatkan kepada kita semuauntuk senantisa saling berwasiatdalam menaati kebenaran dansaling berwasiat dalam kesabaran.

Dalam surat Al-Balad, Allahjuga mengingatkan untuk salingberwasiat dalam kesabaran danberkasih sayang. Apabila kitasaling memberi nasihat, maka kitaberhak untuk berharap terhindardari sindiran Allah sebagaimanusia yang tidak bisamembedakan antara merusak danmemperbaiki.

Akhirnya, marilah kita akhiripertemuan yang mulia ini denganberdoa kepada Allah SwT,semoga Allah SwT berkenanmemberi kesempatan kepada kitauntuk mensyukuri hidayah imandengan terus memakmurkanbumi, dengan cara yang diridlai-Nya.•