Khutbah Idul Adha Unair-2

download Khutbah Idul Adha Unair-2

of 7

description

khutbah

Transcript of Khutbah Idul Adha Unair-2

TIDAK ADA KESUKSESAN TANPA PENGORBANAN DAN PERTOLONGAN ALLAH SWT.

Allhu Akbar 9X, L ilha illaLlhu HuwaLlhu Akbar, Allhu Akbar WaliLlhilhamd.Ma'syiral Muslimn RahimakumuLlh,Alhamdulillhi Rabbi al-lamn, segala pujian hanya patut kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dialah yang menciptakan, memiliki, mengatur seluruh alam semesta ini. Dia satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan tiada sekutu bagi-Nya. Dia pula yang telah memberikan anugerah kepada kita petunjuk hidup yang lurus, yakni Al-Islam, sebagai sebuah dn yang haqq, sesuai fitrah manusiaShalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah, Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang senantiasa mempelajari dan mengikuti petunjuknya, mengamalkannya dan berusaha menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh penduduk bumi sampai akhir zaman.Allhu Akbar 3X, WaliLlhilhamdMa'syira al-Muslimn Rahimakumullh,Pada hari ini seluruh umat islam merayakan hari Idul Adha atau Idul Qurban. Alhamdulillah pada tahun ini ummat islam di Indonesia, sebagian besar menyepakati hari ini, 15 Oktober 2013, merayakannya. Bersamaan dengan sebagian umat islam menunaikan wukuf haji di Arafah kemarin, kita melaksanakaN puasa sunnah hari Arafah. Hal ini patut kita syukuri, karena demikianlah seharusnya ummat islam ( baca : ulama dan para cendekia ) bersatu dalam menentukan hari raya, memberi masukan kepada pemerintah sebagai pengambil keputusan sehingga masyarakat umum yang mayoritas awam tidak kebingungan mencari pedoman. Allhu Akbar 3X, WaliLlhilhamdMa'syira al-Muslimn Rahimakumullh,Setiap tahun kita merayakan hari raya Qurban, bersamaan para jamaah haji menunaikan rukun islam yang kelima itu. Semua tentu tidak lepas dari skenario Allah SWT yang mentaqdirkan peran utama Nabi Ibrahim AS, Abul Anbiya, bapak para nabi. Sebab melalui Nabi Ibrahimlah Allah SWT memanggil manusia agar berhaji ke Baitullah di Makkah. Nabi Ibrahim AS telah diuji oleh Allah SWT dengan berbagai rintangan masyarakat di zamannya, tetapi sukses mengarungi rintangan tersebut dengan tetap men-Tauhidkan Allah SWT dan mengikuti petunjuk-petunjuknya. Bahkan ketika diperintah agar mengurbankan putranya yang masih muda belia, yakni Ismail AS.Pelajaran yang bisa kita ambil dari sosok Nabi Ibrahim AS adalah keyakinannya yang begitu kuat terhadap keberadaan Allah SWT dan kekuasaan yang dimiliki-Nya. Beliau juga memiliki jiwa yang lurus serta senantiasa berserah diri hanya kepada Allah SWT, tegas terhadap hal-hal yang prinsip, bahkan terhadap ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim AS tidak segan-segan mengingatkan kaumnya akan kesesatan mereka dan bahaya kehidupan sesat mereka. Nabi Ibrahim memotong leher sebagian patung sesembahan kaumnya dengan kapaknya, lalu kapaknya itu dikalungkan di leher berhala yang paling besar. Tatkala kaumnya menanyakan kepadanya siapa yang memotong leher sejumlah patung sesembahan mereka, nabi Ibrahim AS mempersilakan mereka bertanya kepada patung yang paling besar, yang dilehernya terdapat kapak, jika mereka memang bisa bicara. Allah SWT mengabadikan hal ini dalam firman-Nya:

Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Hai Ibrahim?" Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar Itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". Maka mereka Telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)", Kemudian kepala mereka jadi tertunduk[963] (lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) Telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.". Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?". Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?. (QS. Al Anbiya 62-67). Ini adalah dialog yang cerdas, yang menggambarkan penggunaan akal pada tempat yang semestinya. Dalam ayat lain digambarkan betapa cerdas dan beraninya Nabi Ibrahim AS ketika berdebat dengan penguasa dhalim waktu itu, Raja Babilonia Namrud :

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata : Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah [02]: 258).Betapa peristiwa-peristiwa seperti di atas masih terjadi di sekitar kita. Pada era yang diakui sebagai era modern sekarang ini masih banyak aktifitas-aktifitas / ritual yang dilakukan tanpa tuntunan Allah SWT dan rasulNya, serta meyakini hal-hal tidak nyambung di akal. Misalnya pada saat upacara pernikahan, upacara adat, kompetisi olah raga dan seni, bahkan pada acara seremonial resmi negara.

Nabi Ibrahim AS telah menunjukkan kepada kita semua, bagaimana seseorang yang hanya ingin berbakti kepada Alloh SWT harus mengorbankan banyak keinginan dunia, yang menurut ukuran manusia biasa adalah mungkin wajar. Hal hal tersebut sebagian sebagian terekam dan dipatenkan dalam rangkaian ibadah haji :1. Kita tahu bahwa sangat wajar setiap orang laki ingin selalu dekat dengan keluarga, apalagi di tengah-tengah padang pasir yang gersang, harus meninggalkan istri sendirian, dalam keadaan hamil pula. Tapi karena itu perintah Allah SWT, berangkatlah nabi Ibrahim AS, dan beliau sangat yakin Allah SWT akan menjaganya. Ternyata benar, kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi dengan baik, sehingga muncul sumur zam-zam yang menjadi sumber penghidupan kota mekah dan sekitarnya sampai sekarang. Hal ini dipatenkan oleh Allah SWT dalam ibadah sai agar umat manusia beriman selalu mengingatnya

2. Kita juga tahu bahwa seorang ayah yang sudah lama meninggalkan keluarga kemudian pulang, betapa senang dan harunya bisa bersama keluarga kembali. Tapi apa yang terjadi, perintah Allah SWT justru ingin memisahkannya. Alangkah sedihnya, apalagi ketika meminta pertimbangan sang anak, menunjukkan mulianya akhlaq sang anak terhadap perintah Allah SWT tsb. Tetapi karena itu perintah Allah SWT, dibuanglah jauh-jauh keinginan tsb dan yakin Allah SWT memiliki perencanaan lain yang lebih baik.

Nabi Ibrahim AS berkata : Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu ? Nabi Ismail AS menjawab : Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar ( Asshoffat : 102 )

Dan lagi-lagi benar bahwa Allah SWT memiliki perencanaan lain dengan perintah tersebut. Maka Kami berseru kepadanya: Wahai Ibrahim, kamu telah membenarkan mimpimu. Sungguh Kami akan memberi pahala kepada orang-orang yang beramal shalih. Sungguh perintah Allah kepada Ibrahim itu merupakan satu ujian keimanan yang sangat jelas. Kami ganti Ismail dengan seekor domba yang sangat besar. [Ash-Shaffat, 37: 104-107]Hal ini terekam dalam rangkaian ibadah kurban, yang juga merupakan salah satu kewajiban haji dan disunnahkan pada umat islam yang sedang tidak berhaji.

3. Manusia dalam melaksanakan kebaikan atau perintah Allah SWT tidak senantiasa mulus tanpa kendala. Rintangan-rintangan biasanya akan muncul silih berganti. Rintangan yang paling berat biasanya berkaitan dengan niat melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Paling berperan menggangunya adalah iblis dan para setan yang senantiasa gentayangan mengganggu umat manusia. Nabi Ibrahim AS termasuk orang yang sukses mengatasi rintangan tersebut. Hal ini juga terekam dalam rangkaiaan ibadah haji, yaitu melempar jumrah.

Allhu Akbar 3X, WaliLlhilhamdMa'syira al-Muslimn Rahimakumullh,Seluruh berhasilan /kesuksesan pasti butuh pengorbanan, baik keberhasilan dunia maupun akhirat.- Seorang pelajar/ mahasiswa yang ingin mendapatkan ilmu yang banyak dan nilai yang baik membutuhkan ketekunan dan belajar yang keras, mengorbankan waktu bersenang-senang bersama teman-teman sebayanya. - Demikian pula seorang yang memulai jadi pengusaha. Bila ingin sukses harus hidup prihatin, tekun dan penuh pengorbanan. Apabila diberi keuntungan oleh Allah SWT tidak dihabiskan untuk foya-foya, tetapi terus menyisihkan sebagian untuk menambah modal agar usahanya semakin besar. - Petani yang ingin sukses harus belajar memilih bibit yang unggul, mengolah tanah yang baik dan efisien, menanam sesuai musim dan memeliharanya agar tumbuh subur dan tidak kena penyakit. Setelahnya harus memanen dan menjual pada saat yang tepat, agar hasilnya optimal. Hal ini tentu akan mengorbankan keinginan sesaat untuk cepat-cepat bisa panen, menikmati uangnya untuk keperluan konsumtif.- Seorang pegawai yang ingin sukses harus disiplin, menjaga amanah yang diberikan kepadanya, memberi contoh kepada pegawai lain untuk memilki budaya bekerja yang baik, tidak korupsi, mengorbankan diri untuk tidak bekerja santai, ala kadarnya, cepat-cepat ingin kaya dengan cara tidak wajar dan dianggap suksesDemikian seterusnya, seorang yang meniti karir sebagai guru, dosen, karyawan perusahaan, kaum profesional. Semua membutuhkan upaya yang serius, ketekunan dan pengorbanan. Kadang seorang yang sedang meniti karir, harus rela jauh dari anak dan istri hanya ingin sukses melanjutkan studi yang lokasinya jauh dari tempat asal.Keberhasilan yang sesungguhnya tidak bisa dicapai secara instan, karena keberhasilan yang diperoleh dengan cara demikian akan melahirkan manusia-manusia yang rapuh dan tidak tahan terhadap cobaan dan tantangan. Bagaimana mencapai keberhasilan akhirat ? Keberhasilan akhirat membutuhkan pengorbanan lebih besar untuk mencapainya. Kalau keberhasilan dunia membutuhkan pengorbanan sebagian kesenangan hidupnya, maka kebahagiaan akhirat membutuhkan evaluasi seluruh rangkaian hidup manusia selama di dunia. Apakah selama diberi kesempatan bernafas di dunia ini banyak dipakai untuk mengabdi pada Allah SWT atau untuk mengabdi pada yang lain, seperti : popularitas, harga diri, pangkat, kekayaaan, jabatan, wanita dst.

Para nabi lain juga memberi contoh menjalani hidup dengan penuh pengorbanan, dan insyaAllah mereka sukses dunia akhirat. Bahkan rasulullah, Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Tauhid terakhir juga menjalani hidup dengan penuh keprihatinan dan pengorbanan. Mulai menjadi anak yatim semasa masih di kandungan, piatu ketika umur 6 tahun, ditinggal kakek tercinta saat usia 8 tahun, dimusuhi para kafir Quraish sampai hampir dibunuh. Pernah pula ditawari kedudukan, wanita dan harta, asal meninggalkan risalah Islam. Tapi semua itu berhasil dilewati oleh Rasulullah SAW dengan baik, sehingga risalah tersebut sampai pada kita saat ini. Sebuah pengorbanan yang tidak sia-sia.

Pengelolaan organisasi atau institusi juga dibutuhkan pengorbanan. Apalagi institusi setingkat negara, dibutuhkan pengorbanan para orang-orang yang dipercaya sebagai pengambil keputusan. Saat ini negeri kita, Indonesia, sedang dilanda krisis yang luar biasa, yaitu krisis kepemimpinan. Sebuah krisis yang berdampak multi dimensi karena menyangkut moral para pengambil kebijakan. Hal ini tentu tidak terjadi begitu saja, tetapi menyangkut proses yang sudah lama. Kita harus berani mengevaluasi diri dan mengakui kesalahan. Hampir seluruh lini, para pengambil kebijakan di negeri ini terlibat korupsi. Apanya yang salah ? Perdebatan terjadi, sebagian menyalahkan sistem karena penyebarannya sudah sistemik. Sebagian yang lain tidak setuju kalau yang disalahkan sistem, karena beberapa perubahan telah diambil, tetapi korupsi tetap meraja lela. Apapun penyebabnya harus disiapkan generasi pemimpin masa depan. Mereka adalah generasi yang punya dedikasi dan kemampuan, siap berkorban untuk membawa negeri ini lebih baik, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuurun. Lembaga pendidikan / Perguruan Tinggi dan guru/dosen yang handal dan bermoral sangat dibutuhkan untuk menghasilkan generasi ini. Generasi yang tidak hanya mahir tehnologi mutakhir di bidangnya, tapi harus terlatih dengan mental dan moral yang terjaga. Disamping mereka malu diketahui publik kalau salah/curang, mereka juga malu diketahui Allah SWT. Ketika lahir generasi yang demikian, pada posisi apapun mereka berada akan saling menguatkan untuk terjadinya perbaikan negara dan masyarakat.

1