Khitan Perempuan

19
KHITAN PEREMPUAN dr. H. Hanny Rono Sulistyo, Sp.OG(K), MM

description

Polemik khitan perempuan antara kalangan agamawan dan ilmuwan

Transcript of Khitan Perempuan

Page 1: Khitan Perempuan

KHITAN PEREMPUANdr. H. Hanny Rono Sulistyo, Sp.OG(K), MM

Page 2: Khitan Perempuan

PERBEDAAN ULAMA → STATUS HUKUM

• Khitan Perempuan → WAJIB:– Imam Syafi’i dan Sebagian Ulama Madzhab Syafi’i.

• Khitan Perempuan → SUNAH:– Imam Hanafi, Maliki, Hambali, dan sebagian ulama Salafi.

• Khitan Perempuan → Tak Ada Dalil Shahih & Sharih:– Ulama Afrika Utara (Syekh Abdinasir Haji Hasan), Ulama al-

Azhar Mesir Syaikh Dr. Sayyid Thanthawi, Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi, Syaikh Musthafa al-Adawi, Syaikh Mahmud Syaltut.

Page 3: Khitan Perempuan

PERBEDAAN ULAMA → Letak Khitan Perempuan

• Imam Nawawi (Syarah Shahih Muslim):– Memotong sedikit kulit (Jildah) di atas Farj’ (kemaluan).

• Ibnu Hajar al-Atsqalani (Fath al-Bari):– Memotong bagian paling atas dari Farj’ perempuan di atas

tempat masuknya penis, yang berbentuk seperti biji atau seperti jengger ayam jago.

• Ibnu Taimiyah (Majmu' al-Fatawa):– Memotong bagian paling atas kulit yang dikenal dengan

'Arf al-Dik (jengger ayam jantan). Rasulullah saw pernah berkata kepada wanita tukang khitan: “Potonglah dan jangan dihabiskan, karena itu lebih indah bagi wajah dan lebih terhormat baginya di hadapan suami” [HR. Abu Daud, al-Bazzar, ath-Thabrani].

Page 4: Khitan Perempuan

PERBEDAAN ULAMA → Letak Khitan Perempuan

• Ibnu al-Hajj (al-Madkhal):– Khitan diperselisihkan pada wanita, apakah mereka dikhitan secara mutlak

atau dibedakan antara penduduk Masyriq (timur) dan Maghrib (barat). Maka penduduk Masyriq diperintah untuk khitan karena pada wanita mereka ada bagian yang bisa dipotong ketika khitan, sedangkan penduduk Maghrib tidak diperintah khitan karena tidak ada bagian tersebut pada wanita mereka. Jadi hal ini kembali pada kandungan Ta’lil (sebab atau alasan).

• Syaikh Nashiruddin al-Albani (Majmuah Fatawa al-Madina al-Munawarrah):– Khitan wanita berbeda antara suatu negeri dengan negeri-negeri lainnya.

Kadang dipotong banyak dan kadang hanya dipotong sedikit saja. Jadi sekiranya perlu dikhitan dan dipotong, lebih baik di potong. Jika tidak, maka tidak usah di potong.

• Imam al-Mawardi (dikutip Ensiklopedi Hukum Islam):– Membuang bagian dalam Farj’ yaitu kelentit atau gumpalan jaringan kecil

yang terdapat pada ujung lubang vulva bagian atas kemaluannya.

Page 5: Khitan Perempuan

PENDAPAT ULAMA → FUNGSI KHITAN PEREMPUAN

• Syaikh Nashiruddin al-Albani (ash-Shahihah):– Rasulullah saw pernah berkata kepada wanita tukang khitan:

“Potonglah dan jangan dihabiskan, karena itu lebih indah bagi wajah dan lebih terhormat baginya di hadapan suami” [HR. Abu Daud, al-Bazzar, ath-Thabrani].

• Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (Syarhul Mumti’):– Khitan bagi wanita tujuannya untuk mengecilkan syahwatnya, jadi

ia hanya untuk mencari sebuah kesempurnaan dan bukan sebuah kewajiban.

• Ibnu Taimiyah (Majmu' al-Fatawa) :– Tujuan khitan bagi wanita agar nafsunya normal, jika wanita itu

tidak dikhitan, nafsu syahwatnya menggebu-gebu.

Page 6: Khitan Perempuan

MISTERI DALAM KHITAN WANITA ?

• Khitan wanita → menghilangkan penumpukan najis atau kotoran pada vagina ? → Syarat Syah Shalat

• Khitan wanita → mempermudah orgasme ?

• Khitan wanita → menjaga libido wanita ?

• Khitan wanita → mempercantik diri wanita ?

Page 7: Khitan Perempuan

Anatomi Normal Kelamin Perempuan

Page 8: Khitan Perempuan

Slide selanjutnyailustrasi perkembanganorgan genital pada bayi

http://www.youtube.com/watch?v=SuWoXFIcgCg

Page 9: Khitan Perempuan

MEDIS: Khitan Wanita = Female Genital Mutilation

• Deklarasi PBB 7 November 1967 tentang Declaration on the Elimination of Discrimination Against Women

• Resolusi Majelis Umum PBB no. 180 tentang Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women – CEDAW)

• UU RI Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita

• Surat Edaran Dirjen BinKesMas no. HK.00.07.1.3.1047a tgl 20 April 2006 tentang Larangan Medikalisasi Sunat Perempuan bagi Petugas Kesehatan

• Eliminating Female Genital Mutilation - An Interagency Statement, 2008, oleh OHCHR, UNAIDS, UNDP, UNECA, UNESCO, UNFPA, UNHCR, UNICEF, UNIFEM, WHO.

Page 10: Khitan Perempuan

Slide selanjutnyacontoh khitan wanita(female circumcision)

http://www.youtube.com/watch?v=YkCbv8wrlNg

Page 11: Khitan Perempuan

Klasifikasi Khitan Wanita Menurut WHOhttp://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/

1. Type I – Clitoridectomy : partial or total removal of the clitoris (a small, sensitive and erectile part of the female genitals) and, in very rare cases, only the prepuce (the fold of skin surrounding the clitoris).

2. Type II – Excision : partial or total removal of the clitoris and the labia minora, with or without excision of the labia majora (the labia are "the lips" that surround the vagina).

3. Type III – Infibulation : narrowing of the vaginal opening through the creation of a covering seal. The seal is formed by cutting and repositioning the inner, or outer, labia, with or without removal of the clitoris.

4. Type IV : Any procedure that affects the genitalia, including piercing, pricking, and/or stretching of the clitoris or surrounding areas.

Page 12: Khitan Perempuan

Type I - ClitoridectomyIndonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan Yaman.

Page 13: Khitan Perempuan

Type II - ExcisionAfrika Sub Gurun Sahara

Page 14: Khitan Perempuan

Type III - InfibulationSudan, sebagian Mesir, Somalia, Mali, dan sebagian Nigeria.

Page 15: Khitan Perempuan

Type IV - Pharaonic / Other Harmful ProceduresPricking, Piercing, Incising, Scraping and Cauterization. Type IV is found primarily

among isolated ethnic groups as well as in combination with other types.

Page 16: Khitan Perempuan

RESIKO KHITAN WANITA MENURUT WHO

• Sever Pain, Injury, or Trauma Pain• Shock or Psychological Consequences• Excessive Bleeding or Infections• Difficulty in Passing Urine or Faeces• HIV/AIDS Transmission• Loss of Sexual Sensation or Painful Sexual

Intercourse• Birth Complication or Painful Childbirth• Menstrual Problem or Infertility• Death

Page 17: Khitan Perempuan

ILMU ALLAH

TIDAK BISA dipahami:terpisah agama ATAU ilmiah

BISA dipahami:terpadu agama DAN ilmiah

Page 18: Khitan Perempuan

Ibnu Sina “Avicenna”(980-1037 m) hidup di era Dinasti Abbasiyah

ULAMA “PLUS”

Agamawan+

Ilmuwan

=

Page 19: Khitan Perempuan

Timbul Polemik Adanya Dikotomi

ULAMA = PESANTREN ILMUWAN = UNIVERSITAS

Cara Berpikir:Dalil Agama

Cara Berpikir:Logika Ilmiah

Duduk Bersama =SOLUSI AGAMA + ILMIAH