Keynes

21
MASHAB KEYNES A. PENDAHULUAN Siapa yang tidak kenal dengan Keynes? Atau lebih lengkapnya John Maynard Keynes . Semua mahasiswa fakultas ekonomi khususnya yang telah mengambil mata kuliah ekonomi makro pasti pernah mendengar nama kesohor ini. Kini nama Keynes melambung kembali setelah sekitar 40 tahun-an namanya tergilas liberalisme Adam Smith ala Neoliberal. Melalui serangkain stimulus-stimulus ekonomi yang dilakukan oleh banyak negara, khususnya Amerika Serikat, kini pandangan ekonomi Keynes yang dikenal dengan istilah Big Government telah kembali. Majalah Newsweek edisi 21 Februari 2009 dalam artikel yang berjudul Who This Fella Keynes, Anyway, mengungkapkan orang yang telah mati 63 tahun yang lalu ini seperti hidup lagi menjadi anggota tim ekonomi Presiden Barack Obama. Berkat jasa tokoh-tokoh neo-klasik yang melumpuhkan serangan Marx terhadap sistem kapitalis, maka perekonomian pada awal abad ke-20 berjalan sesuai dengan 1

description

gjhj

Transcript of Keynes

Page 1: Keynes

MASHAB KEYNES

A. PENDAHULUAN

Siapa yang tidak kenal dengan Keynes? Atau lebih lengkapnya John Maynard

Keynes. Semua mahasiswa fakultas ekonomi khususnya yang telah mengambil mata

kuliah ekonomi makro pasti pernah mendengar nama kesohor ini.

Kini nama Keynes melambung kembali setelah sekitar 40 tahun-an namanya tergilas

liberalisme Adam Smith ala Neoliberal. Melalui serangkain stimulus-stimulus

ekonomi yang dilakukan oleh banyak negara, khususnya Amerika Serikat, kini

pandangan ekonomi Keynes yang dikenal dengan istilah Big Government telah

kembali.

Majalah Newsweek edisi 21 Februari 2009 dalam artikel yang berjudul Who This

Fella Keynes, Anyway, mengungkapkan orang yang telah mati 63 tahun yang lalu ini

seperti hidup lagi menjadi anggota tim ekonomi Presiden Barack Obama.

Berkat jasa tokoh-tokoh neo-klasik yang melumpuhkan serangan Marx terhadap

sistem kapitalis, maka perekonomian pada awal abad ke-20 berjalan sesuai dengan

paham laissez faire-laissez passer seperti keinginan kaum klasik dan neo-klasik,

Didasarkan atas pendapat J.B. Say yang mengatakan bahwa penawaran akan selalu

berhasil menciptakan permintaannya sendiri (supply creates it’s own demand), maka

tiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan barang-barang sebanyak-banyaknya.

Akibatnya produksi meningkat tak terkendalikan, hingga pada tahun 30-an dunia

mengalami krisis ekonomi yang maha dahsyat (depresi besar-besaran), di mana

perekonomian ambruk, pengangguran terbuka merajalela, dan inflasi membubung tak

terkendali.

Krisis yang dialami negara-negara maju seperti yang digambarkan di atas oleh

sebagian pihak dianggap bahwa ramalan Marx tentang kejatuhan sistem kapitalis

1

Page 2: Keynes

menjadi kenyataan. Dalam menghadapi persoalan ekonomi yang maha dahsyat

tersebut teori-teori ekonomi yang dikembangkan oleh pakar-pakar klasik maupun

neo-klasik seperti lumpuh tak berdaya. Teoori klasik dan neo-klasik tak mampu

menjelaskan fenomena dan peristiwa apa yang sesungguhnya telah terjadi, apakah

lagi memberikan jalan keluar dan kemelut yang dihadapi. Hal ini sebetulnya tidak

dapat disesalkan, sebab yang terjadi pada tahun 30-an tersebut memang sangat

berbeda dengan persoalan-persoalan yang selama ini dihadapi. Dalam situasi tidak

menentu inilah lahir serang tokoh ekonomi yang kemudian menjadi sangat

berpengaruh, yaitu J.M. Keynes.

John Maynard Keynes (1883- 1946) mula-mula memperoleh pendidikan di Eton.

Sebagai seorang murid yang pintar ia banyak memenangkan berbagai hadiah dalam

bidang matematik, bahasa Inggris dan seni klasik. Kemudian Keynes melanjutkan

pendidikan ke King’s College, dengan bidang utama matematik. Disamping

matematik ia juga memperdalam falsafah dari gurunya Alfred Whitehead dan

pelajaran-pelajaran ekonomi diperoleh di bawah bimbingan Alfred Marshall dan A.C.

Pigou.

J.M. Keynes betul-betul cerminan seorang cendekiawan tulen. Selain ahli dalam

ilmu ekonomi, yang didukung oleh kepiawaiannya dalam ilmu matematik, ia juga

mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang falsafah, politik, dan bahkan juga

sangat mengerti dengan dunia sastra, seni lukis, teater drama dan bahkan tari balet

klasik. Orang tuanya, John Neville Keynes, juga seorang ahli ekonomi yang cukup

disegani. Akan tetapi namanya tenggelam di bawah bayang-bayang nama anaknya

yang jauh lebih termasyhur.

Sesudah menamatkan kuliahnya Keynes pernah menjadi editor sebuah jurnal

ilmiah yang cukup ternama “Economic Journal”. Disamping itu ia juga pernah

bertugas sebagai pamong (civil servant) dalam pemerintahan Inggris. Dalam usia

sangat muda (sekitar 26 tahun) Keynes sudah ikut tim delegasi Inggris melakukan

perundingan perdamaian Versailles tahun 1919. Sebelum mencapai usia 30 tahun ia

diangkat sebagai dosen di Cambridge University. Pengaruh Keynes sangat besar

dalam Perjanjian Bretton Woods tahun 1946, dan juga dalam pembentukan badan

Moneter Internasional IMP (International Monetary Fund). Atas jasa-jasanya sangat

2 | K e l o m p o k I V

Page 3: Keynes

besar, ia kemudian diangkat sebagai “baron”, suatu gelar kebangsawanan yang sangat

tinggi dalam masyarakat Eropa.

B. KARYA-KARYA KEYNES

Sebagai seorang pakar ekonomi ulung, ia telah menulis banyak buku. Tahun

1913 ia menulis: Indian Currency and Finance, yang memperlihatkan

ketertarikannya pada masalah-masalah moneter. Tulisan berikutnya adalah: The

Economic Consequences of the Peace (terbit tahun 1919). Pada tahun 1922 ia

menulis: A Revision of The Treaty. Kedua buku yang disebutkan terakhir ditulis

sehubungan dengan pengalamannya dalam delegasi perdamaian Versailles. Pada

tahun 1923 ia menulis: A Tract on Monetary Reform. Dalam buku ini

memperlihatkan keprihatinannya terhadap perubahan yang terjadi dalam daya beli

uang. Tulisannya yang lain adalah A Treatise on Money yang diterbitkan tahun

1930. Enam tahun berikutnya ia menerbitkan bukunya yang paling terkenal: The

General Theory of Employment, Interest, and Money.

Dalam bukunya: The Economic Consequences of The Peace, ia banyak

mengritik cara-cara yang digunakan oleh negara-negara yang menang Perang

Dunia Pertama (Amerika Serikat, Inggris dan Perancis) dalam menekan negara-

negara yang kalah perang (yaitu pihak Jerman). Walaupun dalam Perjanjian

Versailles ia mewakili pemerintahan Inggris, namun tidak urung ia mengritik

cara-cara yang digunakan negara-negara yang menang perang tersebut dalam

menekan Jerman dengan syarat pembayaran utang perang yang begitu berat.

Dalam buku tersebut ia mengisyaratkan bahwa tekanan dan negara-negara yang

menang perang terhadap Jerman dapat menimbulkan rasa marah dan dendam dan

masyarakat Jerman. Apa yang diramal oleh Keynes tahun 1919 tersebut menjadi

kenyataan 20 tahun berikutnya, di mana Jerman yang kalah dalam Perang Dunia I

di bawah Hitler melakukan balas dendam dengan memulai prakarsa Perang Dunia

Kedua.

Bukunya yang lain: A Treatise on Money terdiri dan dua volume. Volume

pertama khusus menyajikan teori-teori tentang anti dan peran uang dalam

3 | K e l o m p o k I V

Page 4: Keynes

perekonomian secara murni, dan dalam volume kedua dijelaskan bagaimana teori-

teori mumi tentang uang tersebut diterapkan dalam perekonomian.

Dalam hal ini seperti dicatat bahwa dalam beberapa bukunya yang terbit

sebelum The General Theory, Keynes masih berada dalam “jalur” pemikiran

klasik dan neo-klasik. Tetapi jalur pemikiran klasik dan neo-klasik ini mulai

ditinggalkan waktu ia menulis The General Theory. Sebagaimana yang dikutip

oleh Fusfeld (1977), paragraf pertama bab pertama buku General Theory tersebut

Keynes menulis:

“I have called this book ‘The General Theory of Employment, Interest, and

Money’, placing the emphasis on the prefix general. The object of such a title

is to contrast the character of my arguments and conclusions with those of the

classical theory of the subject, upon which I was brought up and which

dominates the economic thought, both practical and theoritical, of the

governing and academic classes of this generation, as it has for a hundred

years past.”

Buku The General Theory ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-

besaran yang terjadi tahun 30-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode

klasik dan neo-klasik. Teori klasik dinilai Keynes mengandung banyak

kelemahan, dan karena itu perlu diperbaiki dan disempurnakan.

C. KRITIKAN KEYNES TERHADAP TEORI KLASIK

Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan

mekanisme pasarakan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi

keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli

untuk membeli barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh

sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa

dan balas jasa dan faktor-faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor-faktor

produksi tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang

yang dihasilkan perusahaan. Ini yang dimaksudkan Say bahwa penawaran akan

selalu berhasil menciptakan permintaannya sendiri.

4 | K e l o m p o k I V

Page 5: Keynes

Dalam posisi kestimbangan tidak terjadi kelebjhan maupun kekurangan

permintaan. Kalaupun terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), misalnya

pasokan lebih besar dari permintaan; kekurangan konsumsi; atau teijadinya

pengangguran, maka keadaan ini dinilai kaum klasik sebagai sesuatu yang

sementara sifatnya Nanti akan ada suatu tangan tak kentara (invisible hands) yang

akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.

Kaum klasikjuga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya,

termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (fully-employed). Dengan

demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada

penganggurän. Kalau ada yang tidak bekerja, daripada tidak memperoleh

pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang

lebih rendah.. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan

menarik perusahaan untuk mempekerjakan mereka lebih banyak.

Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan

memperoleh pekerjaan. Kekecualian berlaku bagi mereka yang “pilih-pilih”

pekerjaan; atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar.

Tetapi kalau ada yang tidak ekerja karena kedua alasan yang disebutkan di atas,

mereka ini oleh kaum klasik tidak digolongkan pada penganggur; melainkan

pengangguran sukarela (voluntary unemployment).

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, analisis klasik bertumpu pada

masalah-masalah mikro. Dalam berproduksi, misalnya, masalah yang dihadapi

adalah: bagaimana menghasilkan barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya

dengan biaya serendah-rendahnya dengan memilih alternatif kombinasi faktor-

faktor produksi yang terbaik. Dengan cara memilih alternatif terbaik atau paling

efisien perusahaan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena

yakin bahwa tiap barang yang diproduksi akan selalu diiringi oleh permintaan,

sesuai dengan teori Say, maka tiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan

barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya.

Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan

permintaannya sendiri” di atas dikritik habis-habisan oleh Keynes sebagai sesuatu

yang keliru. Dalam kenyataan, demikian Keynes, biasanya permintaan lebih kecil

5 | K e l o m p o k I V

Page 6: Keynes

dan penawaran. Alasannya, sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat

akan ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian permintaan

efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Kalaupun kekurangan ini bisa

dieliminir dengan menurunkan hargaharga, maka pendapatan tentu akan turun,

dan sebagai akibatnya tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena

konsumsi lebih kecil dari pendapatan, berarti tidak semua produksi akan diserap

masyarakat. Dan memang inilah yang terjadi pada tahun 30-an, di mana

perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendalii. Di pihak lain daya beli

masyarakat terbatas Akibatnya banyak stok menumpuk. Sebagian perusahaan

terpaksa mengurangi produksi, dan sebagian bahkan melakukan rasionalisasi,

yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.

Tindakan rasionalisasi dari pihak perusahaan akan memaksa sebagian pekerja

menganggur. Orang yang menganggur jelas tidak mmperoleh pendapatan, dan

sebagai konsekuensinya pendapatan masyarakat turun. Turunnya pendapatan

masyarakat menyebabkan daya beli semakin rendah, dan akibatnya barang-barang

tidak laku sehingga kegiatan produksi menjadi macet. Puncak dan kemerosotan

ekonomi terjadi pada tahun 30-an di mana hampir di seluruh negara-negara

industri tenjadi depresi secara besar-besaran.

Sejak terjadinya depresi besar-besaran tersebut orang curiga bahwa ada

sesuatu yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang dianggap berlaku

umum selama ini. Menurut Keynes, pandangan klasik bahwa produksi akan selalu

menciptakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian tertutup

sederhana yang terdini dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja. Pada

tingkat perekonomian seperti ini semua pendapatan yang diterima pada suatu

periode biasanya langsung dikonsumsi, tanpa ada yang ditabung. Dalam keadaan

seperti ini memang permintaan akan selalu sama dengan penawaran agregat.

Tetapi dalam perekonomian yang lebih maju, di mana masyarakatnya sudah

mengenal tabungan, maka sebagian dan pendapatan akan mengalami kebocoran

(leakage) dalam bentuk tabungan, sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama

dengan anus pendapatan. Dengan demikian permintaan agregat akan lebih kecil

dari penawaran agregat.

6 | K e l o m p o k I V

Page 7: Keynes

Pendapat di atas mula-mula dibantah oleh pendukung klasik. Mereka

mengatakan bahwa tabungan tersebut akan dihimpun okeh lembaga-lembaga

keuangan, dan nanti akan disalurkan pada investor. Menurut keyakinan

pendukung-pendukung klasik, pasar akan mengatur sedemikian rupa sehingga

jumlah tabungan akan sama dengan jumlah investasi. Dengan demikian

kebocoran yang terjadi dalam tabungan akan diinjeksikan kembali ke dalam

pnekonomian melalul investasi, sehingga keseimbangan kembali wujud dalam

perekonomian.

Pendapat klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah

investasi di atas dibantah Keynes. Alasannya, motif orang untuk menabung tidak

sama dengan motif pengusaha untuk menginvestasi. Pengusaha melakukan

investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba yang sebesar-

besarnya, sedang sektor rumah tangga melakukan penabungan didorong oleh

berbagai motif yang sangat berbeda. Termasuk di dalamnya unruk motif benjaga-

jaga (pre-cautionary motives), misalnyu untuk menghadapi kecelakaan, penyakit,

untuk memenuhi hajat (memperingati kelahiran, perkawinan, kematian) dan

sebagainya. Perbedaan dalam motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak akan

pernah sama dengan jumlah investasi. Kalaupun jumlahnya sama, menurut

Keynes itu hanya merupakan kebetulan belaka, bukan suatu keharusan.

Karena Keynes mengamati bahwa umumnya investasi lebih kecil dan jumlah

tabungan, maka ia menyimpulkan bahwa permintaan agregat juga lebih kecil dari

penawaran agregat. Kekurangan ini, apabila tidak diantisipasi, akan menyebabkan

terjadinya ketidakseimbangan dalam perekonomian. Karena sebagian produksi

tidak terserap oleh masyarakat, stok akan meningkat, dan pada periode-periode

berikutnya terpaksa harus dibatasi. Apa yang menjadi inti pokok dari pendapat

Keynes di atas ialah bahwa perekonomian yang berjalan menurut mekanisme

pasar biasanya mencapai keseimbangan pada titik di bawah full-employment.

Kritikan Keynes yang lain terhadap sistem klasik yang juga sangat perlu

diperhatikan ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme

penyesuaian (adjustment) otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan

7 | K e l o m p o k I V

Page 8: Keynes

mencapai keseimbangan (equilibrium) pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal

ini sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja.

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi

keseimbangan semua sumber daya, termasuk di dalamnya sumber daya tenaga

keeja atau labor, akan dimanfaatkan secara penuh (fully employed). Kalau

seandainya terjadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan

tindakan/kebijaksanaan apapun.

Sesuai pandangan Laissez faire klasik, biarkan saja keadaan dernikian, dan

nanti orang-orang yang tidak bekerja tersebut akan bersedia bekerja dengan

tingkat upah yang lebih rendah, yang mendorong pengusaha untuk

mempekerjakan labor lebih banyak, sehingga akhimya semua yang mau bekerja.

akan memperoleh pekerjaan.

Pandangan klasik di atas tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes,

dalam kenyatan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik

di atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union)

yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dan penurunan tingkat

upah. Dan sini Keynes imengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada

pengandaian-pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari-hani.

Kalaupun tingkat upah bisa diturunkan (tetapi kemungkinan ini dinilai Keynes

kecil sekali), tingkat pendapatan masyarakat tentu. Tentunya pendapatan

sebagaian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya berli

masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara

keseluruhan berkurang. Biasanya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya

harga-harga.

Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal labor

(marginal value of productivity of labor), yang ikan sebagai patokan oleh

pengusaha dalam mempekerjakan akan turun. Kalau penurunan dalam harga-

harga tidak besar, maka kurva Nilai produktivitas marjinal labor hanya sedikit,

tetapi begitupun tetap sajajumlah labor yang tertambah kecil dan jumlah labor

yang ditawarkan. Yang parah harga-harga turun drastis, ini menyebabkan kurva

8 | K e l o m p o k I V

Page 9: Keynes

nilai ktivitas marjinal labor turun drastis pula, dan jumlah labor tertampung jadi

semakin kecil, dan pengangguran menjadi semakin luas.

D. PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi pada awal 30-an

Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada

mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan.

Misalnya kalau terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar

pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga sebagian tenaga yang

menganggur bisa bekerja, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan

masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, bisa menarik jumlah uang beredar

dengan mengenakan yang lebih tinggi, sehingga inflasi yang tak terkendali tidak

sampai terjadi. Dalam situasi di mana terjadi gerak gelombang turunnya kegiatan

ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijaksanaan pengelolaan pengeluaran

dan pengendalian efekfif dalam bentuk “kontra-siklis” atau “anti-siklis’.

Dari berbagai kebijaksanaan yang bisa di ambil, Keynes lebih mengandalkan

kebijaksanaan fiskal. Dengan kebijaksanapemerintah bisa mempenganihi jalannya

perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk

proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam situasi di

mana sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh, kebijaksanaan ini

sangat ampuh dalam meningkatkan output dan memberantas pengangguran.

Apakah Keynes tidak percaya pada mekanisme pasar bebas sesuai doktrin

laissez faire-laissez passer klasik? Apakah Ia tidak yakin dengan anggapan kiasik

bahwa perekonomian akan menemukan jalannya sendiri menuju keseimbangan?

Keynes sebetulnya percaya tentang semua hal yang dikemukakan oleh kaum

klasik tersebut. Akan tetapi Keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan

dan full-employment tersebut sangat panjang. Kalau ditunggu mekanisme pasar

(lewat tangan tak kentara) yang akan membawa perekdnomian kembali pada

9 | K e l o m p o k I V

Page 10: Keynes

posisi keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Sedangkan, demikian

Keynes pernah menulis: “dalam jangka panjang kita akan mati! ” (In the long run

we’re all dead!). Jadi, satu-satunya cara untuk membawa perekonomian ke arah

yang diinginkan seandainya ia “lari dari posisi keseimbangan”, demikian uraian

Keynes lebih lanjut, ialah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.

Demikianlah, kalau kaum klasik pada umumnya menganggap tabu campur

tangan pemerintah, bagi Keynes campur tangan pemerintah merupakan

keharusan. Campur tangan pemerintah terutama diperlukan kalau perekonomian

benjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kalau diamati, sepertinya Keynes sependapat dengan Marx yang mengatakan

bahwa sistem ekonomi klasik tidak bebas dan fluktuasi, krisis pengangguran, dan

sebagainya. Bedanya, kalau Marx berusaha menghancurkan sistem kapitalis dan

menggantikannya dengan sistem sosialis, Keynes sebaliknya justru ingin

menyelamatkan sistem liberal. tersebut.

E. DISKUSI

Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi

modern. Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin

klasik dan neo-klasik. Karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam

melaksanakan pembangunan, maka Keynes sering disebut “Bapak Ekonomi I

Pembangunan”. Selain itu ia juga disebut “Bapak Ekonomi Makro”, sebab kalau

dulu dalam tradisi klasik maupun neo-klasik analisis-analisis ekonomi lebih

banyak bersifat mikro, sejak Keynes analisis ekonomi juga dilakukan secara

makro, yaitu dengan melihat huhungan di antara variabel-variabel, ekonomi

(seperti pendapatan, konsumsi, tabungan, pajak, pengeluaran pemerintah, ekspor-

impor, pengangguran, inflasi dan sebagainya) secara besar-besaran atau agregatif.

Pengaruh Keynes terhadap negara-negara berkembang yang sangat ingin

melihat pembangunan ekonominya berhasil sangat besar. Juga sejak munculnya

Keynes maka status ahli-ahli ekononi naik beberapa tingkat. Pendapat-pendapat

mereka lebih sering didengar dan dijadikan sebagai bahan pengambil

kebijaksanaan. Sebagai yang pernah ditulis Keynes:

10 | K e l o m p o k I V

Page 11: Keynes

“The ideas of economists and political philosophers, both when they are

right and when they are wrong, are more powerful than is commonly

understood. Indeed, the world is ruled by little else!”

J.M. Keynes yang merupakan anak seorang ahli ekonomi John Neville

Keynes - sering dibandingkan dengan John Stuart Mill, yang juga anak seorang

ahli ekonomi James Mill. Keynes dan Mill yunior sama-sama menolak implikasi

kebijaksanaan dasar yang dianut kedua orang tua mereka, dan berani menempuh

perjalanan ke arah yang berbeda. Perbedaannya, J.S. Mill gagal melakukan

perpisahan dengan struktur teoritis yang dikembangkan pakar-pakar terdahulu

(terutama oleh Ricardo), sehingga ia akhirnya hanya bisa membuat “rumah

setengah jadi” antara mazhab klasik dan neo-klasik. Sedang J.M. Keynes berhasil

melakukan escape dari masa lalu, yaitu dan tradisi laissez faire yang dianut pakar-

pakar ekonomi masa silam seperti Adam Smith, Ricardo dan gurunya sendiri

Alfred Marshall. Keynes kemudian berhasil membentuk suatu “bangunan numah

utuh” dalam struktur teori-teori ekonomi baru, sehingga terjadi revolusi baik

dalam teori-teori apalagi dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi.

Untuk sebagian, apa yang dilakukan Keynes dalam mengembangkan teori-

teori baru dapat dijelaskan sebagai reaksi intelektual terhadap masalah-masalah

yang dihadapi di masanya. Keynes ingin mengetahui kekuatan-kekuatan yang

telah menyebabkan terjadinya pengangguran besar-besaran di Inggris tahun 20-an

dan depresi besar-besaran tahun 30-an. Apa yang disaksikannya, menurut

pemikiran Keynes, tidak mungkin bisa diatasi dengan teori-teori dan pendekatan

usang kaum klasik yang dipelajarinya dari tokoh-tokoh ekkonom terdahulu.

Bagi masyarakat Indonesia, suatu hal menarik yang bisa kita pelajari dan

tokoh Keynes ialah bahwa dalam mencari kebenaran kita harus dapat

menghilangkan budaya segan (budaya euh pakewuh). Menolak ajaran-ajaran lama

bukan berarti bahwa kita tidak menghargai karya-karya para pemikir ekonomi

terdahulu, tetapi sebagai titik anjak untuk membuka lembaran baru yang diyakini

mampu membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, baik

di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Bagi masyarakat Indonesia

11 | K e l o m p o k I V

Page 12: Keynes

yang sering sekali terjerat dan terpenjara oleh masa lampau hal ini bisa dijadikan

sebagai sesuatu yang berharga untuk diperhatikan.

Berani menempuh jalan sendiri, jika berhasil, akan menjadikan kita sebagai

pahlawan yang dikagumi. Tetapi untuk itu bukan tidak ada risikonya. Dalam

masyarakat yang bagaimanapun majunya sikap ‘berani tampil beda” sering harus

menghadang risiko. Hal seperti ini juga dialami oleh Keynes. Misalnya, karena ia

sering menentang ajaran dan teori-teori klasik dari guru-gurunya, maka ia tidak

pernah mendapat nilai yang memuaskan dalam mata-mata kuliah ekonomi.

Bagaimana reaksinya terhadap nilainya yang sering rendah untuk pelajaran

ekonomi tersebut? Menurut R.F. Harrod: The Life of John Maynard Keynes”

(1952), reaksi Keynes adalah: “I evidently know more about economics than my

examiners!”

12 | K e l o m p o k I V

Page 13: Keynes

Appendix - PowerPoint

13 | K e l o m p o k I V