kewirausahaan proposal contoh

2
GKN-PROFIL . Pria ini tidak akan pernah melupakan pesan orang tuanya almarhum yang mengatakan bisnis industri batik tidak akan banyak mendatangkan kerugian. Selembar kain batik dengan kualitas dan desain prima, harganya justru akan semakin mahal jika usianya makin lama. Lalu, pria kelahiran 28 Maret 1968 di Cirebon, Jawa Barat tersebut semakin memahami makna dari pesan orang tuanya yang akhirnya benar-benar terbukti. Setelah 13 tahun lebih bergelut dengan industri batik, Komarudin Kudiya kini bisa menikmati bisnisnya. ”Talenta dan darah seni memang mengalir dalam tubuh saya berdasarkan garis keturunan dari ibu. Sedangkan talenta bisnis dari garis keturunan ayah,” ungkap Komarudin yang namanya saat ini makin popular dalam industri dan bisnis batik nasional dan internasional. Produk batik Komarudin yang diberi brand Batik Komar bahkan tidak asing lagi bagi penggemar batik nasional. Pada skala global nama Komarudin pun sudah dikenal berkat aktivitasnya yang tidak pernah lepas dari industri batik. Lulusan Magister S2 Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu tercatat aktif untuk melambungkan batik nasional. Komarudin juga dipercaya menjadi instruktur pelatihan peningkatan kualitas dan desain batik di beberapa daerah. Pelatihan tersebut di bawah koordinasi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk seluruh wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Kesibukannya makin bertambah karena juga terpilih sebagai Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB). Namun, Komaruddin juga bisa memanfaatkan pengembangan pasar produknya melalui jaringan organisasi tersebut. Sebab, Dekranas memiliki perwakilan di seluruh Indonesia, yakni Dekeranas Daerah (Dekranasda). Dia memang terlahir dari lingkungan keluarga perajin batik, tepatnya di desa Trusmi, Plered, Proses pembuatan batik tradisional Cirebonan telah dilakukan keluarganya kurang lebih sekitar 100 tahun secara turun temurun. Meski lahir dan besar di Cirebon, akan tetapi Komarudin enggan mengatakan jika Batik Komar asli Cirebonan. Menurut dia, brand batik Komar bisa mewakili batik Cirebonan dan bisa juga tidak. Alasan dia, karena proses produksi batik Cirebonan memang dilaksanakan di Cirebon sehingga pengaruh corak, warna dan ragam kental pengaruh budaya batik Cirebonan yang khas dengan warna-warna cerah. Namun hasil produknya juga diperkaya dengan kreativitas atau karya pribadi. Batik Komar saat ini mempekerjakan sekitar 300 karyawan atau tenaga kerja yang tersebar di Bandung, Cirebon, dan Pekalongan. Penyebaran itu pula yang menjadi salah satu alasan Komar bahwa produknya tidak murni khas Cirebonan. Meski demikian, Batik Komar saat ini telah menjadi trendsetter batik modern kontemporer karena mengembangkan tema-tema batik diluar kebiasaan tema batik tradisonal yang pada umumnya dikerjakan perajin batik tradisional Cirebon. Tema unik itu, a.l. original dan general seperti desain batik Moluska atau kerang-kerangan, kristal air (snowflakes), dan sidik jari (fingerprint). Kini batik Komar memiliki sekitar 10.000 desain tulis maupun cap. Hebatnya, Komar dengan sempurna mendokumentasikan desain tersebut dengan baik mulai dari gambar atau sketsa hingga produk kain batik jadi. Bisnisnya makin menguat, karena animo masyarakat terhadap batik semakin bagus. Perkembangan bisnis batik Komaruddin diakuinya tidak terlepas dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, yakni mengimbau penggunaan atau pemakaian batik pada hari-hari tertentu setiap pekan.

description

kewirausahaan untuk semua

Transcript of kewirausahaan proposal contoh

Page 1: kewirausahaan proposal contoh

GKN-PROFIL. Pria ini tidak akan pernah melupakan pesan orang tuanya almarhum yang mengatakan bisnis industri batik tidak akan banyak mendatangkan kerugian. Selembar kain batik dengan kualitas dan desain prima, harganya justru akan semakin mahal jika usianya makin lama.

Lalu, pria kelahiran 28 Maret 1968 di Cirebon, Jawa Barat tersebut semakin memahami makna dari pesan orang tuanya yang akhirnya benar-benar terbukti. Setelah 13 tahun lebih bergelut dengan industri batik, Komarudin Kudiya kini bisa menikmati bisnisnya.

”Talenta dan darah seni memang mengalir dalam tubuh saya berdasarkan garis keturunan dari ibu. Sedangkan talenta bisnis dari garis keturunan ayah,” ungkap Komarudin yang namanya saat ini makin popular dalam industri dan bisnis batik nasional dan internasional.

Produk batik Komarudin yang diberi brand Batik Komar bahkan tidak asing lagi bagi penggemar batik nasional. Pada skala global nama Komarudin pun sudah dikenal berkat aktivitasnya yang tidak pernah lepas dari industri batik.

Lulusan Magister S2 Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu tercatat aktif untuk melambungkan batik nasional. Komarudin juga dipercaya menjadi instruktur pelatihan peningkatan kualitas dan desain batik di beberapa daerah.

Pelatihan tersebut di bawah koordinasi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk seluruh wilayah provinsi maupun kabupaten/kota. Kesibukannya makin bertambah karena juga terpilih sebagai Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB).

Namun, Komaruddin juga bisa memanfaatkan pengembangan pasar produknya melalui jaringan organisasi tersebut. Sebab, Dekranas memiliki perwakilan di seluruh Indonesia, yakni Dekeranas Daerah (Dekranasda).

Dia memang terlahir dari lingkungan keluarga perajin batik, tepatnya di desa Trusmi, Plered, Proses pembuatan batik tradisional Cirebonan telah dilakukan keluarganya kurang lebih sekitar 100 tahun secara turun temurun.

Meski lahir dan besar di Cirebon, akan tetapi Komarudin enggan mengatakan jika Batik Komar asli Cirebonan. Menurut dia, brand batik Komar bisa mewakili batik Cirebonan dan bisa juga tidak.

Alasan dia, karena proses produksi batik Cirebonan memang dilaksanakan di Cirebon sehingga pengaruh corak, warna dan ragam kental pengaruh budaya batik Cirebonan yang khas dengan warna-warna cerah. Namun hasil produknya juga diperkaya dengan kreativitas atau karya pribadi.

Batik Komar saat ini mempekerjakan sekitar 300 karyawan atau tenaga kerja yang tersebar di Bandung, Cirebon, dan Pekalongan. Penyebaran itu pula yang menjadi salah satu alasan Komar bahwa produknya tidak murni khas Cirebonan.

Meski demikian, Batik Komar saat ini telah menjadi trendsetter batik modern kontemporer karena mengembangkan tema-tema batik diluar kebiasaan tema batik tradisonal yang pada umumnya dikerjakan perajin batik tradisional Cirebon.

Tema unik itu, a.l. original dan general seperti desain batik Moluska atau kerang-kerangan, kristal air (snowflakes), dan sidik jari (fingerprint). Kini batik Komar memiliki sekitar 10.000 desain tulis maupun cap.

Hebatnya, Komar dengan sempurna mendokumentasikan desain tersebut dengan baik mulai dari gambar atau sketsa hingga produk kain batik jadi. Bisnisnya makin menguat, karena animo masyarakat terhadap batik semakin bagus.

Perkembangan bisnis batik Komaruddin diakuinya tidak terlepas dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, yakni mengimbau penggunaan atau pemakaian batik pada hari-hari tertentu setiap pekan.

“Meningkatnya kebutuhan batik bagi keperluan masyarakat Indonesia, termasuk dengan batik Komar, berdampak pada peningkatan produksi. Selain itu, Komarudin juga tetap membuka pintu bagi setiap orang yang ingin menimba ilmu batik di workshop-nya di kota kembang Bandung.

Saat ini dia tengah mempersiapkan pekerjaan besar untuk memenuhi kebutuhan pasar di Amerika Serikat, yakni berupa kain batik tulis asli Batik Komar. Meski kontrak kerja jatuh tempo pada Juli 2013, namun Komarudin mempersiapkannya sejak awal.

“Menciptakan batik tulis membutuhkan waktu sangat panjang. Menyelesaikan satu lembar saja bisa menghabiskan waktu sekitar tiga minggu. Jadi, saya tidak mau berspekulasi untuk merampungkan permintaan dari salah satu desainer dunia di Amerika,” tuturnya.

Lembaran batik tulis yang harus diselesaikannya sebanyak 500, dan bahan baku maupun kualitasnya di atas rata-rata standar sehingga benar-benar harus konsentrasi menyelesaikan order tersebut.

Mau tau berapa nilai per lembar batik tulis yang diorder perancang internasional dari negeri paman Sam tersebut? “Tidak terlalu mahal, karena start harganya mulai dari Rp1 juta. Namun, saya ingin membuktikan Batik Komar memiliki

Page 2: kewirausahaan proposal contoh

kualitas terbaik. Bukan batik tulis ecek-ecek.”

Menurut dia, sang desainer kondang tersebut sudah mengelilingi Asia Tenggara untuk menentukan dan memilih kain batik yang tepat untuk dipergunakan. Terutama bahan dasar yang pas untuk proyeknya.

Setelah menemukan beragam produk batik di Indonesia, perancang yang mewakili komunitasnya di Amerika Serikat tersebut, juga lebih dulu mengelilingi berbagai daerah industri batik di Indonesia untuk menentukan pilihan.

Akhirnya pilihan dijatuhkan kepada Batik Komar yang cocok dengan desain kontemporer Komarudin yang memang sudah mendunia. Ketika dia diberi kesempatan untuk melaksanakan tugas khusus sebagai uji kemampuan, dia berhasil menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Komarudin makin mendunia, karena nama Batik Komar sudah masuk Guinness Worl Record dan MURI sejak 2005 ketika mendesain dan memproduksi batik sepanjang 446,6 meter tanpa sambungan yang terdiri dari 407 motif dari Sabang sampai Merauke, dan dilengkapi dengan 112 kombinasi warna.

Adapun berbagai pengalaman yang berhasil diraihnya, di antaranya mengikuti pameran dan demo membatik di Musium Gallery Seni Kuala Lumpur Malaysia (1999), dan Hanover Word Exhibition 2000 di Jerman.

Berikutnya, Pameran Asean Trade Fair (ATF) di Thailand (2002), Gift Fair Tokyo 2003, Asean Japan Centre  Tokyo 2004, Kebudayaan Indonesia di Nagoya – Japan 2005, Lanzarotte – Spanyol 2007. [BISNIS INDONESIA]