Kewirausahaan keripik balarea

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Dewasa ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi tinggi telah mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian seperti singkong. Selama ini, di daerah - daerah pedesaan, para petani hanya menjual singkong secara langsung tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga harga jualnya sangat rendah dan tidak bisa memberikan pendapatan lebih bagi para petani. Dengan mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan dari singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk memanfaatkan hasil pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih tinggi. Manihot esculenta atau biasa disebut singkong merupakan salah satu umbi lokal yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dan sangat cocok di jadikan produksi yang beraneka ragam agar menghasilkan nilai tambah. Indonesia adalah penghasil singkong ke-4 dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brazil. Namun seiring perubahan zaman, masyarakat menganggap singkong sebagai makanan yang kurang berkelas. Banyak media massa menampilkan kondisi masyarakat yang mengonsumsi singkong sebagai kondisi yang mengenaskan. Padahal, singkong diakui sebagai sumber karbohidrat yang baik selain itu singkong juga mengandung vitamin, fosfor, zat besi, dan protein. Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan juga bernilai gizi tinggi. Banyaknya produk olahan dari singkong menjadi alasan utama mengapa singkong perlu dikembangkan dalam pengolahannya. Dipilihnya singkong juga sangat tepat mengingat manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk industri makanan. Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan singkong lebih ditumbuhkembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong. Berbagai jenis produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya).

Transcript of Kewirausahaan keripik balarea

Page 1: Kewirausahaan keripik balarea

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bisnis

Dewasa ini kebutuhan akan makanan yang bervariasi dan juga bernilai gizi

tinggi telah mengalami peningkatan. Potensi salah satu komoditas pangan yang patut

dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan ini adalah umbi-umbian seperti singkong.

Selama ini, di daerah - daerah pedesaan, para petani hanya menjual singkong secara

langsung tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga harga jualnya

sangat rendah dan tidak bisa memberikan pendapatan lebih bagi para petani. Dengan

mengetahui pemanfaatan dan produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan dari

singkong tentu akan mendorong dan memotivasi petani untuk memanfaatkan hasil

pertaniannya agar memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.

Manihot esculenta atau biasa disebut singkong merupakan salah satu umbi lokal

yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dan sangat cocok di jadikan

produksi yang beraneka ragam agar menghasilkan nilai tambah. Indonesia adalah

penghasil singkong ke-4 dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brazil. Namun seiring

perubahan zaman, masyarakat menganggap singkong sebagai makanan yang kurang

berkelas. Banyak media massa menampilkan kondisi masyarakat yang mengonsumsi

singkong sebagai kondisi yang mengenaskan. Padahal, singkong diakui sebagai sumber

karbohidrat yang baik selain itu singkong juga mengandung vitamin, fosfor, zat besi,

dan protein.

Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang enak dan juga

bernilai gizi tinggi. Banyaknya produk olahan dari singkong menjadi alasan utama

mengapa singkong perlu dikembangkan dalam pengolahannya. Dipilihnya singkong

juga sangat tepat mengingat manfaat dan kegunaan singkong cukup luas, terutama untuk

industri makanan. Banyaknya manfaat dan kegunaan dari singkong memungkinkan

singkong lebih ditumbuhkembangkan di daerah - daerah sentra produksi singkong.

Berbagai jenis produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya

keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya

tape, getuk dan makanan tradisional lainnya).

Page 2: Kewirausahaan keripik balarea

Dari berbagai jenis makanan tersebut keripik singkong merupakan produk yang

cocok untuk kalangan petani, selain proses pembuatannya yang cukup mudah, keripik

singkong merupakan makanan ringan yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar

penduduk Indonesia. Bahkan keripik singkong menjadi ikon makanan khas Indonesia

yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan

semakin banyaknya usaha kecil menengah yang memproduksi keripik singkong.

Apabila ditinjau dari aspek ekonomis usaha pembuatan keripik singkong mempunyai

prospek yang menggembirakan. Karena dengan harga yang sangat terjangkau konsumen

bisa menikmati keripik singkong yang renyah, gurih, dan nikmat. Seiring dengan

popularitas dan memasyarakatnya kripik singkong sebagai makanan ringan yang lezat

dan bernilai gizi tinggi, maka permintaan konsumen dan pasar terhadap kripik singkong

di berbagai daerah terus meningkat.

1.2 Alasan memilih produk ini untuk dijadikan bisnis

Alasan kami dalam memilih produk dari singkong untuk dijadikan usaha industri

makanan kami didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang sudah terlihat

dikalangan masyarakat yaitu jajanan keripik singkong merupakan makanan yang sudah

banyak dikenal orang dan banyak disukai oleh semua kalangan, dari anak kecil sampai

orang dewasa, dari kalangan rakyat kecil sampai kalangan kelas atas, namun keripik

singkong multirasa ini jarang ditemukan sehingga kami berinisiatif untuk membukanya

kembali.

Singkong atau cassava sudah sejak lama dikenal masyarakat sebagai bahan baku

untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah sebagai bahan baku makanan olahan.

Keripik singkong misalnya, panganan ini sudah lama menjadi makanan kecil atau

cemilan yang banyak disukai orang. Bahkan, keripik singkong sudah memasuki pasar

ekspor untuk dijadikan sebagai makanan ringan. Besarnya konsumsi masyarakat akan

makanan olahan berbasis singkong, baik di dalam maupun di luar negeri, mendorong

tumbuhnya wirausaha yang pada umumnya merupakan pengusaha kecil dan menengah.

Namun, tidak menutup kemungkinan munculnya usaha besar yang memproduksi

keripik singkong dengan berbagai cita rasa. Dalam kurun waktu belakangan ini, sejalan

dengan berkembangnya teknologi dan berkembangnya inovasi serta kreativitas

masyarakat pengusaha, singkong sudah dimanfaatkan untuk produk makanan olahan

Page 3: Kewirausahaan keripik balarea

lain. Sebut saja, cassava brownies tela, tela crezz better cassava dan cokro tela cake,

yang diproduksi oleh pengusaha muda asal Yogyakarta, Firmansyah.

Produk yang kami pilih yaitu Keripik Singkong Pedas Balarea, dimana keripik

singkong ini memiliki 3 tingkatan kepedasan yaitu Level S (Sedang), P (Pedas) dan SP

(Super Pedas), dengan berat bersih 60 gram. Keripik ini merupakan salah satu varian

keripik pedas yang sedang memboming di Indonesia, dan inilah alasan kami untuk

memilih bisnis keripik Balarea, selain dikarenakan rasa khas pedas yang dimiliki, dapat

dikatakan jenis keripik ini juga masih belum terlalu terkenal di daerah Sumatera

khususnya Sumatera Selatan.

Page 4: Kewirausahaan keripik balarea

BAB II

SEGMEN PASAR

2.1 Target Pasar

Yang menjadi target pasar dalam pemasaran Keripik Singkong Pedas Balarea

yakni kalangan mahasiswa di lingkungan kampus Universitas Sriwijaya. Selain

memasarkan di Kampus Universitas Sriwijaya, pemasaran juga dilakukan di lingkungan

tempat tinggal mahasiswa Universitas Sriwijaya, dimana sebagian besar target pasar

kami berindekos di Indralaya.

2.2 Pesaing

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwasannya produk Keripik

Singkong Pedas Balarea ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat Sumatera khususnya

Sumatera Selatan dan sekitarnya. Hal ini tentunya menguntungkan kami sebagai pihak

reseller, karena belum ada pesaing yang menjual produk yang memiliki karakter yang

sama dengan Keripik Singkong Pedas Balare. Dengan tidak adanya pesaing dalam

bisnis ini, posisi bisnis Keripik Singkong Pedas Balarea ini menjadi lebih mendominasi,

dikarenakan produk ini cukup berbeda dibandingkan produk-produk lainnya yang

dipasarkan di Sumatera Selatan, khususnya Indralaya.

Page 5: Kewirausahaan keripik balarea

BAB III

OPERASIONAL

3.1 Lokasi

Adapun bisnis ini dijalankan di lingkungan Universitas Sriwijaya, baik itu di

lingkungan kampus saat pagi hingga siang hari maupun pada saat sore hingga malam

hari di lingkungan tempat tinggal Mahasiswa Universitas Sriwijaya di kawasan

Indralaya.

3.2 Tenaga Kerja

Dalam memasarkan produk Keripik Singkong Pedas Balarea, kami melibatkan

tiga tenaga kerja yaitu kami sendiri, dimana tiga tenaga kerja tersebut bekerja secara

terpencar. Saat sedang memasarkan produk di Kampus Universitas Sriwijaya, kami

memasarkan secara bersama-sama, namun saat target kami beralih kepada lingkungan

tempat tinggal para mahasiswa, kami bekerja secara terpencar, mengingat posisi kami

yang bertempat tinggal berbeda satu sama lainnya.

3.3 Bahan Baku

Dengan posisi kami sebagai reseller, kami tidak menggunakan bahan baku

dalam bisnis ini. Kami menerima produk jadi yang siap untuk dijual dari CV Saung

Karuhun Berkah, Bandung, Jawa Barat dan tugas kami ialah menjualnya kembali

dengan harga yang berbeda dari harga yang diberikan perusahaan tersebut kepada kami.

Page 6: Kewirausahaan keripik balarea

BAB IV

STRATEGI PEMASARAN

Kegiatan utama pemasaran merupakan suatu perangkat perusahaan yang terdiri

dari 4 variabel yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi atau biasa disebut dengan

istilah marketing mix (Bauran Pemasaran). Keempat variabel ini akan menentukan

tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa memberikan kepuasan terhadap

konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

1. Produk

Merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang akan di jual

perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada

konsumen akhir, agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang

berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

Dalam hal ini produk yang dijual berupa Keripik Singkong Pedas Balarea

dengan tingkat level yang berbeda, yakni level sedang, level pedas, dan level sangat

pedas dengan berat bersih sebesar 60 gram. Adapun komposisi dari produk ini

terdiri dari keripik singkong pilihan, daun jeruk, garam, cabai, minyak goreng,

rempah, dan bawang putih.

Produk dikemas dalam kemasan plastik dengan warna yang menarik dan

berbeda pada tiap level. Kemasan plastik berwarna oranye untuk level sedang,

warna merah jambu untuk level pedas, dan warna merah untuk level sangat pedas.

Produk juga mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia dan izin

Dinas Kesehatan P-IRT 215327201466. Adapun produk ini merupakan produk yang

dibeli dari CV Saung Karuhun Berkah selaku perusahaan yang memproduksi yang

berkedudukan di Bandung, Provinsi Jawa Barat, dimana kemudian produk dijual

kembali kepada konsumen akhir.

2. Harga

Keputusan tentang harga produk merupakan keputusan pemasaran yang

sangat penting karena sangat menentukan terhadap volume penjualan dan akhirnya

akan menentukan keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, bahkan akan

Page 7: Kewirausahaan keripik balarea

menentukan keberlansungan perusahaan dalam pasar. Selain itu harga juga

merupakan atribut yang akan menentukan jumlah permintaan konsumen, selain

atribut produk lainnya seperti kualitas, rasa, higienitas, halal, dan lain-lain.

Dalam hal ini, harga yang ditetapkan untuk satu bungkus Keripik Singkong

Pedas Balarea cukup terjangkau, dikarenakan yang menjadi target pasar ialah para

mahasiswa Universitas Sriwijaya yang notabene belum memiliki pendapatan. Harga

yang ditetapkan untuk satu bungkus Keripik Singkong Pedas Balarea ialah Rp

5500,00 dan jika konsumen membeli lebih dari satu bungkus, maka harga yang

dikenakan untuk setiap bungkusnya sebesar Rp 5000,00.

Kami tidak terlalu berupaya untuk mencari profit maksimum melalui

penetapan harga, karena sasaran lain yang ingin kami capai adalah

memaksimumkan penerimaan, memaksimumkan pertumbuhan penjualan,

memaksimumkan penguasaan pasar dan kepemimpinan produk.

3. Promosi

Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam

rangka menjual produk ke konsumen. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan

yang dilakukan, pada umumnya ada empat kegiatan yang biasa dilakukan yaitu

periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas.

Dapat dikatakan promosi yang kami lakukan cukup mudah, karena

sebelumnya pihak perusahahaan atau CV Saung Karuhun Berkah telah

mengiklankan produknya di dunia maya melalui website dan jejaring sosial seperti

Facebook dan Twitter. Selain itu keberhasilan CV tersebut dalam bisnis ini telah

ditampilkan dalam satu rubrik milik Koran Sindo beberapa waktu lalu. Hal inilah

yang pada akhirnya membuat kami lebih mudah dalam melakukan promosi di

wilayah baru di luar Pulau Jawa, khususnya Indralaya.

Selain itu kami juga melakukan promosi dengan cara personal selling yaitu

mempromosikan dengan tatap muka. Cara ini juga cukup mudah dilakukan, selain

karena adanya proses persuasi, produk yang ditawarkan juga menarik baik dari segi

harga, kemasan, dan cita rasa.

Cara lain yang kami tempuh ialah publisitas yaitu dengan mengirimkan

pesan (Short Messages Services) melalui Handphone kepada beberapa penerima

Page 8: Kewirausahaan keripik balarea

yang cukup dikenal dan mengirimkan pesan melalui Chat pada jejaring sosial

Facebook. Cara ini juga cukup mudah ditempuh karena secara langsung kami

mengetahui kuantitas produk yang akan dibeli dan kuantitas produk yang masih

harus dijual.

4. Tempat

Mengacu pada tempat produk tersebut dipasarkan dan bagaimana agar

konsumen dapat menjangkaunya. Dalam hal ini, kami menyalurkan produk Keripik

Singkong Pedas Balarea di lingkungan kampus Universitas Sriwijaya dan

lingkungan tempat tinggal Mahasiswa Universitas Sriwijaya, dimana sebagian besar

mahasiswa yang menjadi target pasar kami bertempat tinggal di Indralaya.

Page 9: Kewirausahaan keripik balarea

BAB V

ANALISIS FINANSIAL

Pemasaran Keripik Singkong Pedas Balarea ini dimulai dengan pembelian

produk dari CV Saung Karuhun Berkah, Bandung sebagai pelaku produksi Keripik

Singkong Pedas Balarea. Proses selanjutnya ialah melakukan penghitungan dan sortase

untuk melihat kondisi barang apakah terdapat kekurangan atau tidak. Setelah melakukan

penghitungan, produk mulai dipasarkan dengan membagi rata kesemua level kepedasan.

Tabel Biaya Operasional

Biaya Harga

Pembelian 120 pcs (1 pcs =60 gram) Rp 316.000,00

Pengiriman Bandung-Palembang Rp 86.000,00

Total Rp 402.000,00

Adapun pemasaran dilakukan selama 3 hari berturut-turut terhitung sejak tanggal 8 Juni

2013-11 Juni 2013, dengan harga jual sebesar Rp 5.500,00 per 1 pcs.

Total Pengeluaran = Biaya Operasional

= Rp 402.000,00

Pendapatan = Harga Jual x Total Produksi

= Rp 5500,00 x 120 pcs

= Rp 660.000,00

Keuntungan = Penerimaan – Total Pengeluaran

= Rp 660.000,00 – Rp 402.000,00

= Rp 258.000,00

Page 10: Kewirausahaan keripik balarea

Break Even Point (BEP) Produksi

BEP Produksi = Total Biaya/ Harga Satuan / Jumlah Hari

= Rp 402.000,00/Rp 5.500,00/3

= 24, 36 (24) pcs / hari

Artinya, titik balik modal akan tercapai bila volume penjualan produk Keripik

Singkong Pedas Balarea mencapai 24, 36 atau 24 pcs per hari.

Page 11: Kewirausahaan keripik balarea

BAB VI

PELAJARAN YANG DIPEROLEH

Banyak sekali pelajaran yang diperoleh dalam menjalankan bisnis Keripik

Singkong Pedas Balarea ini, dimana untuk menjalankannya sangat membutuhkan kerja

sama yang baik dalam tim, membutuhkan kesabaran dalam berwirausaha, seperti

banyaknya konsumen yang menawar dengan harga yang lebih rendah dari target. Selain

itu kami juga belajar untuk membuat analisis finansial, dimana BEP menjadi hal penting

yang harus kami perhatikan di waktu berikutnya guna mencapai titik balik modal dalam

waktu yang singkat. Selain itu, menjalankan bisnis ini juga melatih mental kami yang

sebelumnya cukup enggan untuk berwirausaha di tengah kondisi banyaknya pesaing,

hingga pada akhirnya kami terjun langsung dalam kegiatan berwirausaha ini dan

merasakan manfaatnya.

Page 12: Kewirausahaan keripik balarea

BAB VII

SARAN

Diharapkan kegiatan usaha seperti ini dapat dikembangkan atau dilanjutkan

kembali kedepannya, melihat kondisi pasar yang cukup baik dan respon masyarakat

khususnya mahasiswa yang ada di lingkungan Kampus Universitas Sriwijaya cukup

baik. Selain itu, diharapkan pemasaran produk dilakukan dalam volume yang lebih

besar, tentunya dengan didukung daya modal yang cukup untuk mengembangkannya.