Kewirausahaan Keperawatan

17
KEWIRAUSAHAAN Modul 3 Merintis usaha baru Disusun oleh Drs Wawan Purwanto SE MM

description

Keperawatan dalam keperawatan menjelaskan bagaimana profesi keperawatan menciptakan usaha baru.

Transcript of Kewirausahaan Keperawatan

Page 1: Kewirausahaan Keperawatan

KEWIRAUSAHAAN

Modul 3

Merintis usaha

baru

Disusun oleh

Drs Wawan Purwanto SE MM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

Page 2: Kewirausahaan Keperawatan

1

MENUMBUHKAN KEBERANIAN UNTUK BERWIRAUSAHA

Ada anggapan bahwa kewirausahaan itu bakat dari lahir dan karenanya tidak dapat

diajarkan. Benarkah demikian ? Ternyata tidak demikian. Anggapan tersebut di atas tidak

benar, sebab pengertian kewirausahaan bukan berpijak pada bakat sejak lahir, melainkan

berkaitan erat dengan tindakan atau aksi. Jadi tindakan atau aksi itulah yang menentukan

seseorang sukses menjadi wirausahawan atau tidak.

Pengertian kewirausahaan.

Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar

istilah wiraswasta. Kata "wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani,

luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta

(entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan

dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri (http://www.pembelajar.com

).

Definisi kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat

dari perspektifnya masing-masing. Agar penegertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai

dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini.

Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta

sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani

dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan

terbaik kepada langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat,

bangsa dan negara.

Fenomena wirausaha 

Saya percaya, bahwa setiap tahun telah cukup banyak orang yang masuk dunia

bisnis. Mereka umumnya melakukan tiga cara. Yakni, membeli bisnis yang sudah ada,

menjadi partner dalam sebuah waralaba, atau dengan memulai bisnis baru.

Jika kita akan memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat pertanyaan

ini. Pertama, produk atau layanan apakah yang akan kita buat, dan itu untuk siapa? Kedua,

mengapa harus usaha itu? Mengapa calon customer harus membeli dari kita? Apa yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

* Disampaikan pada ceramah Kewirausahaan KKN UII dusun Manukan Condongcatur Depok Sleman DIY, 18 Desember 2005.

** Staf Pengajar pada jurusan Pendidikan Dunia Usaha Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 3: Kewirausahaan Keperawatan

2

akan kita berikan jika ternyata produk itu belum ada? Bagaimana kompetisinya? Apa

keuntungan yang akan kita peroleh dari kompetisi itu?

Ketiga, Apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapat order? Apakah

order itu datang segera? Keempat, siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai

bisnis baru itu berasal?

Menurut suatu penelitian, sebagian besar pengusaha itu dapat ide dari pengalaman

yang diperoleh ketika bekerja di industri yang sama. Namun hal itu menunjukkan bahwa

pengusaha seperti itu hanya berani memulai bisnis baru karena semata-mata melihat sisi

terangnya saja. Menurut Purdi E Chandra, jika kita memang benar-benar ingin memulai

bisnis baru, semestinya peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan.

Oleh karena itulah, sudah saatnya kita berani memulai bisnis baru. Hal itu memang

bukan hal mudah, karena membutuhkan analisa dan perencanaan yang serius. Namun, kita

harus yakin bahwa ide memulai bisnis baru tak terlalu sulit. Ide itu bisa berasal dari mana

saja dalam berbagai cara. Sekali ide bisnis itu dikembangkan dengan jelas, maka bisnis baru

itu niscaya akan berkembang. Apalagi, setelah terlebih dahulu kita adakan evaluasi dengan

teliti, baik itu berkaitan dengan customer dan pesaingnya.

Memulai bisnis tidak harus punya uang dulu.

Mungkinkah kita mulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Mengapa tidak! Jika kita

mampu mengoptimalkan pemikiran kita, maka akan banyak jalan yang bisa ditempuh dalam

menghadapi masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Hanya masalahnya,

darimana uang itu berasal ? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.

Memang, kebanyakan kita selalu mengeluh ketiadaan modal uang sebagai alasan

mengapa kita malas berwirausaha. Padahal, modal yang paling vital sebenarnya bukanlah

uang, tetapi modal non fisik, yakni berupa motivasi dan keberanian memulai yang mengebu-

gebu.

Saya yakin, jika hal itu sudah bisa dipenuhi, maka mencari modal uang bukanlah

persoalan yang tidak mungkin, meski secara pribadi kita tidak memiliki uang. Sementara kita

telah tahu, bahwa peluang bisnis telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita

tidak menundanya untuk memulai berbisnis.

Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti uang tabungan,

uang pesangon, pinjam di bank dan di koperasi atau dari lembaga keuangan atau dari pihak

lainnya. Namun, jika kita ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon atau

katakanlah belum ada keberanian untuk meminjam uang di bank atau koperasi, saya kira

kita juga tidak perlu risau. Karena ada cara untuk memulai bisnis, meski kita tidak memiliki

uang tunai sekalipun.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 4: Kewirausahaan Keperawatan

3

Contohnya, kita bisa menjadi seorang perantara. Misalnya, menjadi perantara jual beli

rumah, jual beli motor dan lain-lain. Keuntungan yang kita dapat bisa dari komisi penjualan

atau cara lain atas kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa

melakukannya.

Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan pembayaran di

muka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis dimana konsumen yang jadi sasaran bisnis kita

itu mau membayar atau mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun

produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa, seperti industri jasa pendidikan.

Dimana, siswa diwajibkan membayar dulu didepan sebelum proses pendidikan itu terjadi.

Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun sebelum

barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen sudah memberikan uang muka dulu. Artinya,

itu sama saja kita telah diberi modal oleh konsumen.

Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai. Contohnya,

menggunakan sistem bagi hasil. Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi

sesuai kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih ada.

Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan pemasok, dan kita pun jika

memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa

saja dengan cara kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk

pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada konsumen. Tentu,

masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis tanpa uang tunai.

Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati atau takut

dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak memiliki uang tunai namun berhasrat

untuk memulai bisnis. Saya yakin, dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang

wirausahawan, maka setidaknya akan selalu ada jalan untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak

sedikit pengusaha yang telah meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa

memiliki uang tunai.

Itu menunjukkan bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan "Tak mungkin kita

memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai." Kuncinya sebetulnya terletak pada motivasi dan

keberanian kita memulai bisnis yang menggebu-gebu. Hanya saja, untuk cepat meraih

sukses, apalagi tanpa memiliki uang tunai itu tidak semudah seperti kita membalikkan

telapak tangan.

Jeli Membaca Peluang.

Ada sebuah komentar menarik: "Saya begitu banyak sekali ide bisnis, tapi nyatanya

tak ada satu pun ide bisnis itu terealisir. Akibatnya, saya hanya sekadar kaya ide, tapi bisnis

tak ada?".

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 5: Kewirausahaan Keperawatan

4

Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Hanya

saja, kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. Sebagai contoh, di

beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide

sederhana seperti bisnis membangunkan orang tidur (morning call). Aneh, tapi itu nyata.

Barangkali sekarang ini belum banyak yang kita temukan. Namun, saya yakin jika kita

kreatif, akan mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap

satu atau dua di antaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya,

selama minat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini.

Keterampilan tertentu juga bisa dijadikan peluang bisnis. Terampil dibidang elektronika

misalnya, bisa membuka bisnis perbaikan dan pemeliharaan alat-alat elektronik. Ahli di

bidang komputer bisa membuka bisnis software dan hardware. Terampil di mesin, bisa

memulai bisnis dari servis motor atau mobil. Atau barangkali, punya kreativitas yang berciri

khas dan unik, kita bisa merintis bisnis kreatif, seperti kerajinan tangan.

Tingkat pendidikan kita juga bisa menjadi peluang bisnis dengan pengembangan

profesi. Misal sarjana matematika membuka kursus matematika. Sarjana Sastra lnggris

memulai usaha dengan membuka kursus bahasa lnggris. Peluang bisnis juga ada

dilingkungan keluarga. Bisa dimulai dengan berbisnis makanan atau katering dan keluarga

bisa diajak serta, dan bisnis ini bisa dikelola dari rumah.

Peluang itu juga terdapat di lingkungan pekerjaan, organisasi dan tetangga. Tentu

saja, di lingkungan itu kita banyak teman. Maka, jika punya produk tertentu, bisa saja kita

jual produk tersebut kepada mereka. Bahkan relasi kita pun bisa juga jadi peluang bisnis.

Misalnya, bisa pinjam uang pada relasi untuk modal usaha. Produk yang dihasilkan, selain

bisa dijual pada orang lain, juga pada relasi kita itu. Dengan begitu, kita tak hanya jeli

mencari peluang bisnis, tapi juga mampu menciptakan pasar.

Begitu pula, jika punya hobi. Misalnya melukis, bisa jadi pelukis, dan lukisan itu bisa

dijual digaleri. Bahkan, peluang bisnis itu juga bisa diraih saat kita melakukan perjalanan ke

luar kota. Ide bisnis bisa muncul setelah kita melihat bisnis di kota lain, dan itu bisa

dikembangkan di kota sendiri. Hanya saja, agar bisnis yang akan dijalankan tidak sia-sia,

ada baiknya pastikan dulu pasarnya.

Tapi, tentu, peluang bisnis itu hanya bisa diraih, jika kita jeli dan gigih. Ingat pepatah yang

mengatakan: "Tidak ada usaha, tidak ada hasil". Oleh karena itu, sebaiknya jangan ragu di

dalam setiap meraih peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Soal besar kecilnya peluang

jangan jadi masalah. Tangkap dulu peluang yang ada. Dan, jangan khawatir, peluang bisnis

yang berikutnya pasti akan mengikuti. Bisnis itu selalu mengalir, seperti bola salju, dimulai

dari yang kecil lalu menggumpal menjadi besar » (http://www.purdiechandra.com).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 6: Kewirausahaan Keperawatan

5

Bagaimana mencari modal

Salah satu alternatif mendapatkan modal adalah mencari pinjaman ke bank.

Sebetulnya, mendapat kredit dari bank tak serumit yang dikira. Buktinya, banyak orang

mendapatkannya. Prinsipnya, bank hanya akan memberi kredit pada orang yang dipercaya.

Oleh sebab itu, hal yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan pihak bank agar percaya

pada kita. Caranya? Penuhi semua persyaratan yang diminta!

Debitur

Bank membagi penerima kredit dalam dua golongan, yakni debitur perorangan dan

debitur perusahaan. Tentu saja, persyaratan untuk kedua jenis debitur itu berbeda. Bila kita

mengajukan kredit atas nama pribadi, maka kita termasuk debitur perorangan. Debitur

perorangan itu terdiri bisa berprofesi sebagai dokter, artis, pegawai negeri, perancang

busana, arsitek, karyawan swasta, pedagang, dan lain-lain. Bila kita mengajukan kredit atas

nama kelompok atau perusahaan, maka kita disebut debitur perusahaan atau badan usaha.

Semua bentuk usaha yang sah secara hukum (seperti PT, CV, Firma, dll), bisa mengajukan

kredit.

Debitur Perorangan

Bank selanjutnya akan membedakan debitur perorangan ini dalam tiga golongan,

yakni wirausahawan, karyawan, dan profesional, sesuai profesi masing-masing debitur.

Persyaratan yang diminta umumnya sama, yakni:

1. Foto kopi identitas diri (KTP, SIM, atau paspor).

2. Foto kopi akte nikah (bagi yang sudah menikah).

3. Foto kopi kartu keluarga.

4. Foto kopi rekekening koran/ giro atau tabungan 6-3 bulan terakhir.

5. Foto kopi slip gaji dan surat keterangan bekerja dari perusahaan (bagi karyawan).

Debitur Perusahaan

Persyaratan yang diminta untuk kelompok debitur ini, antara lain:

1. Bukti legalitas perusahaan

o Foto kopi identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur & komisaris).

o Foto kopi NPWP (Nomor Pokok wajib pajak).

o Foto kopi SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan).

o Foto kopi Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 7: Kewirausahaan Keperawatan

6

o Foto kopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan).

2. Performa Keuangan

o Kopi rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 6 s/d 3 bulan

terakhir.

o Data keuangan lain, seperti neraca keuangan, laporan rugi laba, catatan penjualan &

pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.

Jaminan

Bank biasanya akan meminta jaminan untuk lebih meyakinkan diri, bahwa kita layak

mendapat kredit. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa serifikat atau surat-surat

berharga, bisa juga dalam bentuk wujud tanah, bangunan, kendaraan bermotor, dan lain-

lain. Yang penting, nilainya lebih besar atau (minimal) sama dengan jumlah kredit diterima

(http://www.danamon.co.id ).

Sembilan langkah memulai berwirausaha

1. Mulailah dengan mimpi

Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan

produk yang akan kita tawarkan. Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat

sebuah terobosa dalam produk,

2. Mencintai produk atau pelayanan

Cintailah produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan

pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu

melewati masa masa sulit.

3. Pelajari konsep dasar bisnis

Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk bisnis yang baik,

belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar

– dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik.

4. Berani mengambil resiko

Ambillah resiko. Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal

dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko

yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih

banyak memberikan kemungkinan berhasil.

5. Konsultasi dengan ahlinya

Carilah nasehat dari pakarnya, tapi ikuti kata – kata kita. Wirausahawan selalu mencari

nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 8: Kewirausahaan Keperawatan

7

diputuskan dengan indera ke enamnya. Pada tahap awal sebuah usaha, kepiawaian

menjual merupakan kunci suksesnya.

6. Kerja keras

Ethos kerja yang keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi

hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Seorang pengusaha

sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir

akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.

7. Carilah teman sebanyak mungkin

Bertemanlah sebanyak banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama orang membeli

dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman.

Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu

menolong pada masa sulit.

8. Hadapi kegagalan

Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan

kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha

selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bila mana itu sampai terjadi, bersiaplah dan

hadapilah.

9. Mulailah sekarang juga

Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap, lakukanlah sekarang juga. Putuskan dan

kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita (www. [email protected] ) .

Wirausahawan Andal.

Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara kerja sebagai berikut :

Pertama, percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan

melalui usaha yang dilaksanakannya.

Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan

memanfaatkannya peluang tersebut.

Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang

lebih tepat dan effisien.

Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan

berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan

disiplin.

Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi

cukup luwes dalam melindunginnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 9: Kewirausahaan Keperawatan

8

Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan

dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/managerialship) serta

melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.

Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja

sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan.

Selain ciri-ciri di atas, setidaknya ada empat paradigma yang dapat membuat

seorang wirausaha menjadi sukses atau superior di tingkat persaingan usaha yang semakin

ketat.

Pertama, seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan di masa

mendatang. Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan

kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang senantiasa menyelesaikan

masalah yang timbul di perusahaan.

Paradigma kedua, fleksibilitas dari sang wirausaha. Seorang entrepreneur harus

bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha. Hal ini

diyakini akan membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan.

Ketiga, rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam

kemungkinan sebagai kemampuan mengendalikan permainan. Hal ini berkaitan erat dengan

inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim pembayaran tarif

telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan aturan

main (rule of the games) yang sangat antisipatif.

Paradigma keempat adalah kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau

bentuk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang kita buat dalam beberapa masa ke depan

akan selalu tertinggal. Kemampuan memperbaharui produk dan aturan main inilah yang

dapat membuat seorang wirausaha menjadi

pemenang.

Paradigma bahwa bisnis kadang berakhir dengan kegagalan adalah sesuatu yang

lumrah. Bukankah kita hidup sekarang saja selalu dihadapi oleh dua pilihan? Ada hitam ada

putih, ada kanan ada kiri, ada amal ada dosa, ada surga ada neraka, dan ada sukses tentu

ada juga gagal. Jadi, sikap dalam diri kita bahwa dua hal ini selalu beriringan dan kadang

kita mendapatkan satu di antaranya adalah ''hal yang memang kita hadapi,'' sehingga kita

nanti lebih tenang menghadapi dan dapat menerimanya dengan ikhlas..

Percaya diri juga dapat timbul kalau kita selalu berpikiran positif. Satu lagi yang harus

ditanamkankan dalam hati adalah jika usaha atau bisnis yang sedang kita jalankan berujung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 10: Kewirausahaan Keperawatan

9

dengan kegagalan, maka yang gagal adalah bisnisnya, bukan kita ! Kita sendiri tidak gagal

karena kita dalam proses mencari sesuatu yang lebih baik.

Oleh karena itu mulai sekarang juga, mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri kita

sendiri segeralah tanamkan keberanian untuk membangun masa depan kita demi anak-anak

kita dengan berwirausaha.

Minat Mahasiswa pada Dunia Bisnis

KIAN sulitnya perekonomian di Indonesia yang ditandai kenaikan harga BBM dan diikuti

kenaikan kebutuhan bahan pokok lainnya, memperkuat alasan mahasiswa untuk terjun ke

dunia bisnis. Minat ini memang sudah ada sejak dulu, di antaranya berawal dari hobi bahkan

mayoritas karena kebutuhan finansial. Tujuan lain, memperbanyak pengalaman kerja sejak

kuliah agar pada saat lulus nanti, tidak menambah tingkat pengangguran di negeri ini.

Karena sudah dibekali pengalaman berbisnis, dan kesiapan membuka lapangan kerja baru.

Mahasiswa, kaum terpelajar yang memiliki idealisme tinggi pada keyakinan yang

dipegangnya, mereka identik dengan dunia kampus yang selalu bergulat dengan makna.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka Departemen Pendidikan, bisnis

berarti usaha dagang; usaha komersial dalam dunia perdagangan. Bisnis berarti suatu

bentuk independensi seseorang, yang mempunyai sesuatu yang dikerjakan dan

menghasilkan.

Adapun risiko kegagalan dalam berbisnis, yakni tidak mendapatkan penghasilan tetap (gaji

rutin), mendapat tantangan dari keluarga, modal yang tertanam dalam bisnis dan lainnya.

Solusi yang ditawarkan di antaranya saat memulai usaha kita harus menguasai product

knowledge dan stakeholder-nya. Yang tidak kalah penting, dalam berbisnis kita harus fokus

dan jangan takut gagal. Sebab, untuk jadi pebisnis sukses yang penting adalah belajar dari

kegagalan.

Jadi, usaha ini bisa masuk dalam kategori kerja dan bisa dikerjakan oleh siapa saja mulai

dari anak-anak sampai nenek dan kakek tak terkecuali mahasiswa. Meski ada persepsi

umum di masyarakat, antara dunia kemahasiswaan dan dunia bisnis terbentang jarak sosial,

politik, ekonomi dan ideologis yang luar biasa lebar. Menurut persepsi itu, dunia

kemahasiswaan merupakan dunia yang idealis, sedangkan dunia bisnis merupakan dunia

realis.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 11: Kewirausahaan Keperawatan

10

Nyatanya, dunia kemahasiswaan tidak lagi asing dengan dunia bisnis. Itu bisa dibuktikan

dengan makin banyak produk kampus menjadi penopang yang andal untuk kemajuan

perusahaan. Banyak pula sekolah tinggi bisnis didirikan oleh kalangan pelaku bisnis, dalam

rangka menyiapkan software intelektual dan profesional bagi kelangsungan dunia usaha.

Khusus untuk mahasiswa fakultas ekonomi, sebagian besar mahasiswa mencoba

menginterpretasikan ilmu yang telah didapatkan melalui dunia bisnis yang riil. Sebab,

mereka memang mendapatkan mata kuliah yang lebih menekankan untuk menjadi seorang

entrepreneur sejati dibandingkan menjadi seorang pegawai kantoran.

Faktor yang mempengaruhi seorang mahasiswa menjadi pebisnis tipe kepribadian, terdiri

atas ekstrovert (terbuka) dan introvert (tertutup). Orang dengan tipe ekstrovert biasanya lebih

berminat pada lingkungan sekitar di luar dirinya, mereka memiliki optimisme yang tinggi

dalam menghadapi kehidupan. Tipe ini sangat diperlukan pada seorang pebisnis.

Sedangkan tipe introvert sebaliknya, mereka lebih menarik diri dari lingkungan sekitar di luar

dirinya, sehingga mereka sulit beradaptasi dengan orang lain dan kurang diterima

lingkungan. Sifat pesimis dan cemas menyebabkan mereka memiliki perasaan rendah diri,

sedangkan dalam hal ini, rasa percaya diri sangatlah diperlukan.

Mayoritas mahasiswa yang terjun di dunia bisnis berawal dari coba-coba. Mereka

beranggapan, selama tidak mengganggu aktivitas perkuliahan, tidak ada salahnya mencari

pengalaman berbisnis sejak kuliah. Lain halnya dengan mereka yang berada pada posisi

ekonomi yang rentan, atau yang sudah merasakan keberhasilan/kesuksesan dalam dunia

bisnis. Mereka biasanya kurang memperhatikan jalannya perkuliahan, bahkan ada yang

berpendapat jadwal kuliah jangan sampai mengganggu aktivitas bisnis.

Sangat beragam

Bisnis yang dijalani mahasiswa amat beragam, mulai dari yang skala kecil hingga besar.

Saat ini bisnis yang sedang marak bisnis multi level marketing dalam rangka memperluas

network-nya. Dalam bisnis MLM, keuntugan yang dapat diraih sangatlah menggiurkan,

apalagi untuk ukuran seorang mahasiswa.

Berbisnis berarti belajar mengatur sesuatu, kendalanya mahasiswa harus menempatkan

kapan waktu kuliah dan kapan waktu bisnis, seperti pepatah yang mengatakan life will be

beautiful in your live if you can manage. Karena bila tidak, bisa jadi kita jadi mahasiswa abadi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN

Page 12: Kewirausahaan Keperawatan

11

atau telat merampungkan kuliah, yang umumnya mahasiswa sudah berhak menyandang

gelar sarjana dalam 4 atau 5 tahun.

Sebagian mahasiswa nyatanya banyak yang menyelesaikannya sampai 6 hingga 8 tahun,

maka pihak kampus sendiri (PTN) sudah mengaturnya sejak tahun 1978. Bahwa usia kuliah

mahasiswa itu paling lama adalah 14 semester. Bahkan, ada yang sampai tidak selesai

sama sekali, alias ditinggalkan begitu saja. Untuk itu, beberapa dari mereka melanjutkan

atau mengalihkan studinya ke program ekstensi.

Kendala lain biasanya berupa modal, hambatan mental yang merasa gengsi, kemauan yang

lemah dan skill yang kurang memadai. Skill atau kemampuan ini dapat dibangun melalui

berbagai cara belajar seperti melalui pelatihan, kursus, diskusi dan bahkan dari pengalaman

itu sendiri.

Akan sangat bermanfaat bila kita membaca riwayat atau otobiografi para pebisnis yang

sukses, sehingga dapat melihat dan mengambil pelajaran dari kerasnya perjuangan serta

ketekunan mereka dalam mencapai cita-citanya. Sebab, tidak sedikit dari para pebisnis yang

terpukau oleh kisah sukses dan keberhasilan seseorang, tanpa mau melihat jalan panjang

yang telah mereka lalui.

Modal pertama berbisnis berani memulai dibarengi niat untuk serius. Kalau sudah berani

mulai berbisnis, kita juga harus berani bersaing, tapi yang perlu ditanamkan dalam-dalam

bersaing secara sehat. Selanjutnya untuk menjadi seorang pebisnis sukses kita harus

pantang mundur saat bisnis kita turun. Jeli terhadap saingan yang bisa menjadi kendali mutu

dari produk kita, jujur karena kunci sukses semua pekerjaan, memperluas link atau jaringan.

Ada tiga keuntungan apabila kita memiliki bisnis karena hobi. Pertama, ada kesungguhan

pada saat menjalankan bisnis karena kita merintis, menekuni, dan menjalankan berdasarkan

kesenangan. Apapun bentuk dan jenis bisnis membutuhkan kesabaran, kecintaan, dan

keseriusan yang luar biasa. Kedua, lebih fokus dan tertantang, kondisi ini karena ada nilai

kepuasan batin yang tidak bisa diukur oleh finansial. Ketiga, sebagai wujud syukur terhadap

potensi yang diberikan Allah kepada kita. Setiap orang memiliki potensi, minat, dan bakat

yang berbeda. Itulah sebabnya, mengembangkan minat bisnis yang sesuai hati nurani,

merupakan aplikasi dari penjabaran potensi yang Allah titipkan kepada kita.*** 

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Wawan Purwanto SE MM KEWIRAUSAHAAN LANJUTAN