kewenangan Pemerintahan
-
Upload
adi-doanks -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of kewenangan Pemerintahan
Oleh : Supriadi (2110211040)Reza (211……………..
Pokok Bahasan
Pengertian
Asas Legalitas
Syarat dalam Penyelenggaraan Pemerintah
Kewenangan
Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan
Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan
Pembagian mengenai sifat wewenang pemerintahan
Pembagian Kewenangan antara Pusat, Propinsi dan Kab./Kota
Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah (Pusat)
Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Propinsi
Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah kabupaten/ kota
Asas Penyelenggaraan Pemerintahan
Pengertian
Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan Pemerintah.
Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi, seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Penyelenggara pemerintahan adalah Presiden dibantu seorang wakil presiden dan oleh menteri negara. Sedangkan penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD.
Asas Legalitas (legaliteitsbegin
sel) Asas legalitas dalam bidang Hukum Administrasi Negara memiliki
makna :
“Dat het bestuur aan de wet is onderworpen” (bahwa pemerintah tunduk kepada undang-undang) atau
“het legaliteitsbeginsel houdt in dat alle (algemene) de burgers bindende bepalingen op de wet moeten berusten” (asas legalitas menentukan bahwa semua ketentuan yang mengikat warga negara harus didasarkan pada undang-undang).
Asas legalitas ini merupakan prinsip negara hukum yang sering dirumuskan dengan ungkapan “Het beginsel van wetmatigheid van bastuur” yakni prinsip keabsahan pemerintah.
Syarat dalam Penyelenggaraan Pemerintah(Prajudi Atmosudirdjo)
1. Efektivitas, artinya kegiatan harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Legitimasi, artinya kegiatan administrasi negara jangan sampai menimbulkan heboh oleh karena tidak dapat diterima oleh masyarakat setempat atau lingkungan yang bersangkutan.
3. Yuridikitas, adalah syarat yang menyatakan bahwa perbuatan para pejabat administrasi negara tidak boleh melanggar hukum dalam arti luas
4. Legalitas, adalah syarat yang menyatakan bahwa perbuatan atau keputusan administrasi negara tidak boleh dilakukan tanpa dasar undang-undang (tertulis) dalam arti luas.
5. Moralitas, adalah salah satu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat untuk menghindari sikap kasar, tidak senonoh, kurang ajar dan tidak sopan.
6. Efisiensi wajib dikejar seoptimal mungkin; kehematan biaya dan produktivitas wajib diusahakan setinggi-tingginya
7. Teknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk mengembangkan atau mempertahankan mutu prestasi yang sebaik-baiknya.
Kewenangan
Kekuasaan negara dalam menguasai masyarakat memiliki otoritas dan kewenangan
Otoritas dalam arti hak untuk memiliki legitimasi kekuasaan
Kewenangan dalam arti hak untuk ditaati (obedience).
Perbedaan Kekuasaan dan KewenanganKekuasaan Tidak selalu berupa kewenangan Memiliki keabsahan (legitimate power) Tidak selalu memiliki keabsahan
Kewenangan Hak moral untuk membuat dan
melaksanakan keputusan politik dalam sebuah negara (pemerintahan)
Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan
Kewenangan yang bersumber pada perundang-undangan tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu :
a. Attributie (atribusi) adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan.
a. Delegative (delegasi) adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya).
b. Mandaat (mandaat”) terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya.
Dalam kepustakaan terdapat pembagian mengenai sifat wewenang pemerintahan, menurut Indroharto yakni :
1. Wewenang bersifat Terikat Terjadi apabila peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan yang
bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan atau peraturan peraturan dasarnya sedikit banyak menentukan isi dari keputusan yang harus diambil , dengan kata lain, terjadi apabila peraturan dasar yang menentukan isi dari keputusan yang harus diambil secara terinci, maka wewenang pemerintah semacam itu merupakan wewenang yang terikat;
2. Wewenang Fakultatif Terjadi dalam hal bahan atau pejabat tata usaha negara yang bersangkutan tidak wajib
menerapkan wewenangnya, atau sedikit banyak masih ada pilihan, sekalipun pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-hal atau keadaan-keadaan tertentu sebagaimana ditentukan dalam peraturan dasarnya;
3. Wewenang Bebas Terjadi ketika peraturan dasarnya memberi kebebasan kepada badan atau pejabat tata
usaha negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang akan dikeluarkannya atau peraturan dasarnya memberikan ruang lingkup kebebasan kepada pejabat tata usaha yang bersangkutan
Berdasarkan UU No. 22/1999 dan UU No. 32/2004,
Pembagian kewenangan antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dapat
diklasifikasikan sbb:1. Kewenangan Mengatur (Membuat UU/Perda) dalam Bidang dan Fungsi
Pemerintahan
PP No. 25/2000 meletakkan titik berat mengatur, dalam hal ini membuat UU dan pedoman dalam bidang dan fungsi pemerintahan ada pada pemerintah pusat. Pemerintah Pusat mempunyai titik berat kewenangan dalam hal menetapkan norma, standar, kriteria, persyaratan, dan kerangka peraturan yang bersifat umum dan menjadi pedoman.
2. Kewenangan Mengurus (Administrasi)
Penyelenggaraan kewenangan pemerintahan terletak pada kabupaten & kota, sejauh UU dan PP 25/2000 tidak menyerahkan kewenangan tersebut kepada pemerintah pusat dan propinsi.
- Penyelenggaraan kewenangan oleh pemerintah pusat melalui aparat pusat di daerah kab. & kota hanya boleh meliputi kewenangan yang berorientasi dan memiliki kepentingan nasional.
- Pelimpahan wewenang pemerintah pusat hanya diizinkan pada pemerintah propinsi
Urusan Pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah (Pusat)
1. Politik Luar Negeri
Mengangkat pejabat diplomatik, menunjuk warga negara untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan luar negeri, melakukan perjanjian dengan negara lain, menetapkan kebijakan perdagangan luar negeri, dsb.
2. Pertahanan
Mendirikan & membentuk angkatan bersenjata, menyatakan damai & perang, menyatakan negara dalam keadaan bahaya, membangun dan mengembangkan sistem hankam, dan persenjataan, menetapkan kebijakan untuk wajib militer, bela negara dsb.
3. Keamanan
Mendirikan dan membentuk kepolisian negara, menetapkan kebijakan keamanan nasional, menindak setiap orang/kelompok/organisasi yang kegiatannya menganggu keamanan negara dsb.
4. YustisiMendirikan lembaga peradilan, mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan LP, menetapkan kebijakan kehakiman dan keimigrasian, memberikan grasi, amnesti, abolisi, membentuk UU, Perppu, PP dan peraturan lain yang berskala nasional.
5. Moneter dan Fiskal NasionalKebijakan makro ekonomi, misalnya: mencetak uang dan menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter, mengendalikan peredaran uang, dsb.
6. AgamaMenetapkan hari lubur keagamaan yang berlaku secara nasional, memberikan pengakuan terhadap keberadaan suatu agama, menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan kehidupan keagamaan, dsb.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah
1. Urusan Wajib: urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara antara lain:
a. Perlindungan hak konstitusional
b. Perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI
c. Pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional
2. Urusan Pilihan
Urusan yang secara nyata ada di Daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, dan kekhasan serta potensi unggulan daerah, antara lain: pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, pariwisata.
Urusan Wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan
Daerah Propinsia. Perencanaan dan pengendalian pembangunanb. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruangc. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakatd. Penyediaan sarana dan prasarana umume. Penanganan bidang kesehatanf. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensialg. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kotah. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kotai. Fasilitasi pengembangan koperasi, UKM termasuk lintas kab/kotaj. Pengendalian lingkungan hidupk. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kab/kotal. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipilm. Pelayanan administrasi umum pemerintahann. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kotao. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kab/kotap. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
Urusan Wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kotaa. Perencanaan dan pengendalian pembangunanb. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruangc. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakatd. Penyediaan sarana dan prasarana umume. Penanganan bidang kesehatanf. Penyelenggaraan pendidikan g. Penanggulangan masalah sosialh. Pelayanan bidang ketenagakerjaani. Fasilitasi pengembangan koperasi, UKM j. Pengendalian lingkungan hidupk. Pelayanan pertanahanl. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipilm. Pelayanan administrasi umum pemerintahann. Pelayanan administrasi penanaman modalo. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
Asas Penyelenggaraan
PemerintahanBerdasarkan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, serta UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara sbb:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas tertib penyelenggara negara
3. Asas kepentingan umumasas keterbukaan
4. Asas proporsionalitas
5. Asas profesionalitas
6. Asas akuntabilitas
7. Asas efisiensi, dan
8. Asas efektivitas