Kewarganegaraan a Kelompok 1 Identitas Nasional
-
Upload
m-zey-putra -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Kewarganegaraan a Kelompok 1 Identitas Nasional
Kewarganegaraan
“Identitas Nasional”
Nama Kelompok 1 :
- I Made Gede Yoga Wedana ( 1404505003 )
- M. Zaenal Arifin ( 1404505020 )
- I Putu Adi Putra Yasa ( 1404505023 )
- I Komang Adyanata ( 1404505037 )
- Putu Wahyu Saputra ( 1404505038 )
- I Putu Arya Putra Wibawa ( 1404505039 )
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER GENAP
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula
orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak
bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun
negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut
dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan
identitas dari bangsa yang bersangkutan. Bangsa pada hakikatnya adalah
sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses
sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu
sebagai suatu kesatuan nasional. Identitas-identitas yang disepakati dan
diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional suatu bangsa. Dengan
perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional perlu
dikemukaikan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas
nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan
normatif, melainkan sesuatu yang terbuka cenderung terus menerus bersemi
sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukungnya.
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa yang lain. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap
bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka
identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Selanjutnya dalam paper ini akan membahas tentang pengertian, unsur dan
faktor dari identitas nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?2. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas dan faktor – faktor pendukung
identitas nasional?3. Apa saja yang menjadi identitas nasional Indonesia?4. Bagaimana sikap masyarakat Indonesia terhadap identitas nasional
Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Dapat memahami apa itu identitas nasional.2. Dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya rasa nasionalisme
bagi generasi muda.3. Mengetahui jati diri bangsa melalui identitas nasional.4. Mengetahui bagaimana sifat masyarakat Indonesia terhadap identitas
nasional Indonesia.
1.4 Metode PenulisanMetode penulisan yang digunakan adalah metode kajian pustaka. Metode
kajian pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara menelaah
buku-buku yang menunjang penulisan sesuai dengan materi yang diperlukan
dalam penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Identitas Nasional
Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian
harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau
sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada
konsep kebangsaan.Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan
hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras,
agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Jadi, identitas nasional adalah ciri, tanda
atau jati diri yang melekat pada suatu negara sehingga membedakan dengan
negara lain.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia
ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat
ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang
sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder.Bersifat buatan
karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa
sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.Bersifat sekunder karena identitas
nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan
yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki
identitas nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas
kesukubangsaan.
2.2. Unsur – Unsur Pembentuk Identitas dan Faktor Pendukung Identitas
Nasional
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong H
Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas
unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana
berinteraksi antar manusia.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa
Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta
identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil
dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas bangsa Indonesia,
yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad
XX.
2.3. Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara
Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati
oleh para pendiri negara Indonesia.Identitas nasional Indonesia tercantum dalam
konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C.
Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
2.4. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-
bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu
asas dalam hidup berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan
oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup
bangsa Indonesia , yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar
filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut
Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang
dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas
nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme
Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan
unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
2.5. Sikap Masyarakat Indonesia Terhadap Identitas Nasional Indonesia
Implementasi atau penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir,
bersikap, dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut
kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
Contoh sederhana dari implementasi identitas nasional yaitu kewajiban
diadakanya upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi sekolah
maupun non sekolah.Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali unsur
identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945,
pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa (agama). Kegiatan
upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada Perguruan
Tinggi yang melaksanakan Upacara Bendera.Hal ini membuktikan bahwa
masyarakat sudah dijarkan bagaimana mengimplementasikan identitas nasional
sejak dini.Namun, masih banyak yang tak acuh dalam kegiatan semacam
ini.Kebanyakan dari mereka menganggap kegiatan upacara hanya sebagai
kewajiban agar terbebas dari hukuman yang sudah diterapkan.Dan juga
kurangnya penjelasan tentang makna dari kegiatan upacara itu sendiri.Sehingga
mereka tak acuh dengan makna dibalik upacara bendera ini.
Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat
dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Impementasi identitas
nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yamg mencakup kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya,dan pertahanan keamanan harus tercemin dalam
pola pikir, pola sikap, dan pola tindak senantiasa mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia diatas kepentingan pribadi dan
golongan. Sikap masyarakat Indonesia terhadap identitas nasional bangsa juga
sering kita lihat dalam berita-berita terkini, seperti yang sudah dilampirkan dalam
paper ini, artikel/berita tentang identitas nasional yang menyinggung ciri khas
dari bangsa Indonesia. Kasus identitas nasional Indonesia tentang hak paten batik
pada lampiran artikel 1 misalnya, batik merupakan salah satu warisan budaya
Indonesia yang beberapa waktu ini sempat diklaim oleh Malaysia dan menjadi
perbincangan hangat di mata dunia.
Selain itu juga pada tahun 2014 yang lalu saat Pemilihan Umum terjadi
masalah yang cukup serius tentang penggunaan lambang negara di salah satu
pasangan capres-cawapres. Seperti yang kita lihat pada lampiran artikel 2, salah
satu pasangan capres-cawapres tersebut menggunakan lambang negara yang
identik dengan identitas nasional Indonesia dengan menggantinya menjadi warna
merah. Kejadian tersebut jelas merupakan penyalahgunaaan lambang negara
demi kepentingan politik serta perilaku melecehkan yang dapat dikenai sanksi
yang telah diatur dalam UUD. Sedangkan pergeseran identitas nasional
Indonesia dalam konteks budaya dapat dilihat contohnya dalam lampiran artikel
3 dimana budaya K-Pop menyingkirkan industri kreatif dalam negeri. Presiden
Jokowi sempat menyindir industri dalam negeri yang kalah bersaing dengan
industri luar yang lebih matang dalam hal manajemen strategi. Jika salah satu
industri kreatif di Indonesia didukung sepenuhnya oleh pemerintah dan menjadi
terkenal di mata dunia maka bukanlah tidak mungkin nantinya hal tersebut
menjadi identitas nasional bangsa kita, Indonesia bisa dikenal dunia dengan
adanya produk-produk kreatif dari industri lokal yang ada.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah
sistem hukum/perundang – undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu
faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat
faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
B. Saran
Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita
untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat
mempertahankan keunika-keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita
harus menanamkan akan cinta tanah air yang diwujudkan dalam bentuk
ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan serta
mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila
yang dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan
keunikan inilah, Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan
dengan bangsa lain dan itu semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab
dan perjuangan dari warga Indonesia itu sendiri untuk tetap menjaga nama baik
bangsanya.
Daftar Pustaka
Prof. DR. H. Kaelan, M.S. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Grasindo
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-nasional.html ( diakses pada
tanggal 1 Maret 2015 )
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2012/06/28/pkn/ ( diakses pada tanggal 1 Maret 2015 )
Lampiran
Artikel 1
Menperin: Sistem "Batikmark" Lindungi Identitas Batik Indonesia
Jakarta - Pemerintah menciptakan sistem "batikmark" untuk melestarikan dan mengembangkan produk batik dengan memberikan jaminan mutu, kepercayaan konsumen, perlindungan hukum, dan identitas terhadap batik Indonesia, kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.
"''Batikmark'' adalah suatu tanda yang menunjukkan identitas dan ciri batik buatan
Indonesia yang terdiri dari tiga jenis yakni batik tulis, batik cap, serta batik kombinasi tulis dan cap," ujar MS Hidayat dalam sambutannya pada pembukaan Pameran Batik di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, tujuan utama penerbitan sertifikasi "batikmark", adalah memastikan perspektif dunia bahwa tekstil bermotif dan berproses batik adalah kekayaan tradisional Indonesia. "Sekaligus menjaga kualitas tekstil bermotif batik dan berproses batik tersebut kepada para konsumen batik," ujarnya. Logo "batikmark", lanjut Hidayat, bermanfaat sebagai alat pembeda batik buatan Indonesia dengan produk batik dari negara lain.
"Sehingga memudahkan konsumen mancanegara mengenal batik Indonesia ataupun para pembeli dalam negeri untuk lebih meyakini dari apa yang akan dipakai," ujar Hidayat. Selain itu, dengan adanya "batikmark" pada setiap produk batik produksi Indonesia, praktik pemalsuan produk batik yang sering dilakukan negara-negara lain dapat diminimalkan.
"Banyak produk batik buatan perajin Indonesia yang diekspor tanpa identitas apa pun, sehingga sampai di negara tujuan, produk tersebut kemudian diberi merek ataupun label lain, serta diakui sebagai produk negara lain," ujarnya.Untuk memasyarakatkan itu, Hidayat mengatakan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian 74/2007 tentang Penggunaan Batikmark "batik Indonesia" yang selanjutnya diatur melalui Peraturan Dirjen IKM 71/2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Batikmark "batik Indonesia". (*/sun
Sumber Artikel : http://www.investor.co.id/home/sistem-batikmark-lindungi-identitas-batik- indonesia/59422.html
Penerbitan Artikel : Selasa, 17 September 2013
Artikel 2
Kubu Prabowo - Hatta Kaget Polri Usut soal Lambang Garuda Merah
TRIBUNJOGJA,COM, JAKARTA — Anggota tim advokat Prabowo Subianto-
Hatta Rajasa, Habiburokhman, menyayangkan pemanggilan salah seorang anggota
DPP Partai Gerindra yang bernama Danang oleh penyidik Bareskrim Polri, Senin
(25/8/2014). Danang dipanggil sebagai saksi dalam perkara sangkaan penghinaan
terhadap lambang negara dan penggunaan secara tidak sah. "Kasus lambang negara
garuda merah ini kan sudah dipakai jutaan orang, kalau ini dipersoalkan, tentu akan
melibatkan banyak orang, seperti Pak Prabowo, Pak Hatta," kata Habib, Senin.
Menurut Habiburokhman, Koalisi Merah Putih saat itu telah melaporkan persoalan
penggunaan lambang garuda merah itu ke Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Namun, ketiga
lembaga itu memutuskan tidak ada yang salah dengan penggunaan lambang tersebut.
"Menjadi mengejutkan ketika tiba-tiba Mabes Polri melayangkan surat panggilan
kepada pengurus DPP Gerindra karena selama ini mekanisme penerimaan dan
pemrosesan perkara di Mabes Polri sangat ketat," ujarnya.
Habib menambahkan, Mabes Polri selama ini banyak menolak laporan yang masuk
karena tidak memiliki landasan hukum yang kuat. Dengan adanya surat pemanggilan
ini, dapat dipastikan perkara ini dianggap perkara serius. Lebih jauh, ia khawatir
adanya pemanggilan ini menjadi langkah awal atas sikap represif Mabes Polri.
Bahkan, ia mengaku khawatir jika pemanggilan ini merupakan salah satu upaya Polri
berpihak kepada penguasa. "Jangan sampai ada kesan pemanggilan pengurus
DPP Gerindraini sebagai order dari pihak tertentu," katanya. Tim relawan pasangan
Joko Widodo-Jusuf Kalla sempat melaporkan penggunaan lambang garuda merah itu
ke Bareskrim Polri
Sumber Artikel : http://jogja.tribunnews.com/2014/08/25/kubu-prabowo-hatta-kaget-
polri-usut-soal-lambang-garuda-merah
Penerbitan Artikel : Senin, 25 Agustus 2014
Artikel 3
Bicara Industri Kreatif, Jokowi Puji K-Pop dan Sindir Perbankan
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menjadikan bisnis hiburan di Korea Selatan alias K-Pop sebagai rujukan dalam memajukan industri kreatif di Indonesia. Jokowi bahkan memuji boyband asal Korea, Super Junior yang memiliki kemasan hiburan menarik.
"Saya tanya ke Menlu dan Dubes Korea tentang industri kreatif mereka di bidang musik seperti K-Pop berapa lama disiapkan. Mereka bilang disiapkan 13 tahun dan yang muncul sekarang itu K-Pop seperti Super Junior dan lain," ujar Jokowi dalam dialog bersama dengan Kompas 100 CEO Forum di Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Jokowi lalu menceritakan pengalamannya dua kali menonton konser Super Junior. Jokowi melihat mereka mempersiapkan penampilan dengan sangat detail mulai dari manajemen panggung hingga pencahayaan. "Kenapa sebuah negara saja bisa menyiapkan seperti itu dan melanda semua negara dari Korea, karena disiapkan dan direncanakan secara detail. Dari sekian ribu orang dipilih, mereka ditraining seperti militer yang gogrok (tumbang) banyak sekali," ucap Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melihat Indonesia juga memiliki potensi yang besar. Dia menyebut industri kreatif mulai dari film, tarian, musik, game, hingga industri kreatif berbasis kebudayaan dimiliki negeri ini. Namun, permasalahannya, pengemasannya dibuat asal-asalan.
"Kalau direncanakan dan dikonsep betul, kita punya kekuatan itu. Industri kreatif kita tidak digarap serius lighting-lightingan, panggung-panggungan. Padahal produk kita bagus, kemasan yang perlu disiapkan," imbuh pecinta musik rock itu.
Di sisi lain, Jokowi ingin perbankan ikut membantu industri kreatif. Ia lalu menyindir perbankan yang tak mau memberikan modal kepada para pemuda kreatif. (baca: Jokowi Akan Bentuk Badan Ekonomi Kreatif) "Misalnya Kaskus, kenapa nggak dipinjamkan modal? Sekarang saya mau tanya ke bapak-ibu semuanya," tanya Jokowi. Para pengusaha yang hadir hanya diam. "Loh, dijawab donk. Saya serius tanya loh ini. Makanya ke depan, tolong dibantu memajukan industri kreatif kita," ujar Jokowi.
Sumber Artikel :
http://nasional.kompas.com/read/2014/11/07/11375771/Bicara.Industri.Kreatif.Jo
kowi.Puji.K-Pop.dan.Sindir.Perbankan
Penerbitan Artikel : Jumat, 7 November 2014