Keu Syariah

42
Prinsip dan instrumen sistem keuangan Islam

Transcript of Keu Syariah

Page 1: Keu Syariah

Prinsip dan instrumen sistem keuangan Islam Prinsip dan instrumen

sistem keuangan Islam

Page 2: Keu Syariah

Prinsip-prinsip utama sistem keuangan Islam

Prinsip-prinsip utama sistem keuangan Islam

• keuangan Islam adalah sebuah konsep lama tapi disiplin yang sangat muda dalam arti akademik.

• Perbedaan utama antara sistem ekonomi saat ini dan sistem ekonomi Islam adalah didasarkan pada tujuan menjaga pandangan sosial tertentu untuk kepentingan umat manusia dan masyarakat.

• keadilan sosial-ekonomi adalah pusat dari cara hidup Islam.

Page 3: Keu Syariah

Kewajiban Berikhtiar Kewajiban Berikhtiar

• Manusia disuruh untuk berikhtiar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS Al-Jumu’ah :10)

“Jika telah melakukan shalat shubuh, janganlah kalian tidur, maka kalian tidak akan sempat mencari rezeki.” (HR Thabrani)

• Allah mencintai hambaNya yang bertaqwa, kaya dan sederhana.“Sesungguhnya Allah SWT mencintai hamba yang bertakwa,

kaya, lagi menyembunyikan (simbol-simbol kekayaannya).” (HR Muslim)

Page 4: Keu Syariah

Prinsip Dasar IkhtiarPrinsip Dasar Ikhtiar

Page 5: Keu Syariah

• Dilakukan dengan NIAT YANG BENAR.“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang

bekerja. Barang siapa yang bekerja keras mencari nafkah yang halal untuk keluarganya maka sama seperti mujahid di jalan Allah.” (HR Ahmad)

• Menggunakan INPUT YANG HALAL.“Bertaqwalah kepada Allah dan sederhanakanlah

dalam mencapai rizki. Ambillah apa yang halal, dan tinggalkanlah apa yang haram.” (HR Ibn Majah)

• Mengikuti PROSES SESUAI tuntunan SYARIAH (menghindari RIBA, GHARAR dan MAYSIR).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.. “. (QS An Nisaa’:29)

Prinsip Dasar Ikhtiar (Lanjutan)Prinsip Dasar Ikhtiar (Lanjutan)

Page 6: Keu Syariah

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

• Type "A" is a financial claim of monetary value with resourse to underlying durable assets and related cash flows. This type has a predictable future income stream, is marketable and can be discounted since with the changing of hands, the instrument passes title to the goods and not to the debt. It is basically lease-based.

• This instrument is partly backed by durable assets and its income is not predictable, but evaluated through an asset valuation process at the end of an agreed and declared duration. The underlying transactions can be a mix of ijara, modaraba, musharaka etc., contracts. This Type may be traded in the secondary market at its fair market price acceptable to the parties involved but not discounted.

• Type "C" is purely a monetary claim to an expected income stream forthcoming from underlying commercial transactions. Income is evaluated through an asset-valuation process at the end of an agreed and declared period. A transaction of this type may comprise morabaha, istasna etc., contracts which are debt claims against third parties in respect to actual commercial transactions. The Type may be traded at its face value declared at the end of each accounting period but cannot be discounted.

• The Type "D" is purely a financial claim of monetary value but with recourse to certain precious metals such as gold, silver, platinum, etc., or commodities quoted on exchanges. The instrument entitles the holder to take delivery of the underlying asset but does not carry any attached revenue stream except that its price is pegged to the price of the underlying precious metal or commodity quoted at recognized international exchange rates. It can be traded but not discounted.

Sumber : http://islamic-world.net/economics/articles.htm

Page 7: Keu Syariah

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

• Tipe "A" adalah tuntutan finansial nilai moneter dengan recourse yang mendasari aset tahan lama dan arus kas terkait. – Jenis ini memiliki aliran pendapatan yg dpt diprediksi masa depan,

berharga karena dpt berubah, instrumen melewati hak atas barang dan tidak terhadap hutang.

– Hal ini pada dasarnya berbasis sewa.

• Tipe ”B" Instrumen ini sebagian didukung oleh aset tahan lama dan pendapatan tidak dapat diprediksi, tetapi dievaluasi melalui proses penilaian aset pada akhir durasi yang disepakati dan dideklarasikan. Transaksi yang mendasari bisa menjadi campuran ijarah, modaraba, musyarakah dan lain-lain, kontrak. Jenis ini dapat diperdagangkan di pasar sekunder pada harga pasar wajar diterima oleh pihak yang terlibat tetapi tidak diskon.

Page 8: Keu Syariah

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

• Tipe "C" adalah murni tuntutan moneter untuk aliran pendapatan yang diharapkan datang dari dasar transaksi komersial. – Pendapatan dievaluasi melalui proses penilaian aset pada akhir periode yang

disepakati dan dideklarasikan. – Sebuah transaksi jenis ini dapat terdiri murabahah, istasna dll, – kontrak yang masih klaim hutang terhadap pihak ketiga sehubungan dengan

transaksi komersial sebenarnya.

• Tipe "D" adalah murni tuntutan finansial nilai moneter tetapi dengan recourse untuk logam mulia tertentu seperti emas, perak, platinum, dll, atau komoditas pada bursa. – Instrumen yang memberikan hak untuk mengambil pengiriman dari aset yang

mendasari tetapi tidak membawa aliran pendapatan apapun yang terpasang kecuali yang harganya dipatok dengan harga logam mulia yang mendasar

– atau komoditas dikutip pada kurs yang diakui internasional. Hal ini dapat diperdagangkan tetapi tidak diskon.

Page 9: Keu Syariah

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Murabahah

Yaitu suatu transaksi jual beli barnag pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

MudharabahYaitu akad kerjasama antara pemilik dana dan pengelola dana

untuk melakukan kegiatan usaha dengan pembagian hasil yang telah disepakati.

IjarahYaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.

Page 10: Keu Syariah

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Instrumen-instrumen utama sistem keuangan Islam

Istisna

Yaitu akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’)..

SalamYaitu pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari,

sedangkan pembayaran dilakukan di muka

RahnYaitu perjanjian pinjaman dengan jaminan atau dengan melakukan

penahanan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang gadai baru dapat diserahkan kembali pada

pihak yang berhutang bila hutangnya sudah lunas.

Page 11: Keu Syariah

Hukum Islam tentang ekonomi dan keuangan Hukum Islam tentang

ekonomi dan keuangan

Page 12: Keu Syariah

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

• Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik. (Menimbun Uang sehingga menghasilkan bunga berlipat (Riba) juga termasuk tidak dibolehkan)

• Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.

• Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.

• Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.

• Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak diperbolehkan dalam islam karena hamr termasuk barang yg haram zatnya

Page 13: Keu Syariah

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

Cara transaksi yang dibenarkan dalam Islam adalah pertukaran ekonomi yang bersifat produktif tanpa

ada unsur riba (bunga), gharar (manipulasi), maisir (judi), ihtikar (penimbunan), tatfif (curang).

“…Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba…” (Al Baqarah: 275)

Page 14: Keu Syariah

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

Prinsip/ Hukum yang dianut Islam dalam Ekonomi atau Keuangan

HARAM HARAM

Haram zatnya

1. Taghrir (Gharar)

2. Riba

3. Maisir

4. Risywah

1. Terjadi Ta’alluq

2. Terjadi “2 in 1”

Haram Selain zatnya Tidak Sahnya Akad

1. Babi

2. Khamr

3. Bangkai

4. Darah

Page 15: Keu Syariah

Penyebab Transaksi terlarang (Lanj)

Penyebab Transaksi terlarang (Lanj)

Terlarang Karena Zatnya:

• Transaksi dilarang karena objek (barang/jasa) yang ditransaksikan juga terlarang. Misalnya : minuman keras, daging babi, bangkai, prostitusi dll.

• Jadi transaksi jual beli tersebut adalah haram, walaupun akad jual-belinya sah

Page 16: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Terlarang Karena Faktor Selain Zatnya. Disebabkan 2 hal:• Hal 1 : Melanggar Prinsip “An Taraddin Minkum”

An Taraddin Minkum maksudnya prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-sama ridha).

Untuk sama-sama ridha, para pihak harus mempunyai informasi yang seimbang (complete information).

Assymetric information yang dalam bahasa fiqih disebut TADLIS yaitu transaksi dimana salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain, dapat menyebabkan transaksi menjadi terlarang.

Page 17: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

TADLIS dapat terjadi dalam 4 hal, yakni :

• Kuantitas, contohnya pengurangan takaran

• Kualitas, contohnya menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya

• Harga, contohnya menaikkan harga barang di atas harga pasar karena ketidaktahuan pembeli akan harga pasar

• Waktu penyerahan, berjanji akan mengirimkan barangnya pada masa yang diketahui hal tersebut tidak mungkin bisa dipenuhinya

Page 18: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

Terlarang karena faktor selain zatnya (Lanjutan):

• Hal : 2 Melanggar Prinsip “La Tazhlimuna Wa La Tuzhlamun”

La tazhlimuna wa la tuzhlamun maksudnya jangan menzalimi dan jangan dizalimi.

Praktek-praktek yang melanggar prinsip ini adalah

– Rekayasa penawaran dan permintaan : Ikhitikar dan Bai’ Najsi

– Riba

– Gharar

– Maysir

Page 19: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

– Ikhitikar : Rekayasa Penawaran

– Bai’ Najsi : Rekayasa Permintaan

– Riba : Kelebihan atau imbalan atas pokok yang dikenakan hanya berdasarkan atas pertimbangan waktu saja tanpa harus menanggung kewajiban atau resiko.

Page 20: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)(Karena selain Zatnya)

– Gharar : transaksi (jual atau beli) dari probable items yang eksistensi dan karakteristiknya tidak pasti, karena mempunyai RESIKO YANG TIDAK PERLU yang membuat perdagangan itu bersifat spekulatif yang mengarah ke perjudian.

– Maysir atau judi adalah pekerjaan dimana hasilnya hanya semata-mata ditentukan oleh PERMAINAN PELUANG semata (game of chance).

Perjudian sangat tegas ditentang oleh Al-Quran.

Page 21: Keu Syariah

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Terlarang Karena Ketidaklengkapan atau Ketidaksahan Akad.

Dapat disebabkan oleh faktor -faktor:

•Rukun dan syarat akad tidak terpenuhi•Suatu akad mengait dengan akad lain (ta’alluq)

Page 22: Keu Syariah

• Rukun: Terdiri dari 3 hal, yaitu :– Pelaku : penjual-pembeli, penyewa-pemberi sewa, penerima upah-

pemberi upah

– Objek: barang dan jasa– Ijab-Kabul: kesepakatan antara kedua belah pihak yang

bertransaksi.

Berkaitan dengan kesepakatan, akad akan batal apabila terdapat :– Kesalahan/kekeliruan objek

– Paksaan (ikrah)

– Penipuan (tadlis)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Page 23: Keu Syariah

• Syarat: sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun.

– Contohnya adalah pelaku transaksi haruslah orang yang cakap hukum (mukallaf).

– Bila rukun telah terpenuhi, tetapi syarat tidak dipenuhi, rukun menjadi tidak lengkap sehingga transaksi tersebut menjadi fasid (rusak)

• Ta’alluq : Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, dimana berlakunya akad 1 tergantung pada akad 2.

– Transaksi di atas haram, karena ada persyaratan. Penerapan syarat ini mencegah terpenuhinya rukun.

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Penyebab Transaksi Terlarang (Lanj.)

Page 24: Keu Syariah

PRINSIP MUAMALAT

DALAM ISLAM

PRINSIP MUAMALAT

DALAM ISLAM

SALING RIDHA (‘AN TARADHIN)HALAL-THAYYIB (HALALAN THAYYIBAN)BEBAS RIBA DAN EKSPLOITASI (DZULM)

BEBAS MANIPULASI (GHOROR)SALING MENGUNTUNGKAN (TA’AWUN)TIDAK MEMBAHAYAKAN (MUDHARAT)

ANTI MONOPOLI& SPEKULASI (MAYSIR)

Page 25: Keu Syariah

Uang dalam Perspektif Islam

Uang dalam Perspektif Islam

Page 26: Keu Syariah

26

Konsep Uang Sistem Ekonomi Konvensional

Konsep Uang Sistem Ekonomi Konvensional

Uang adalah sesuatu yang secara awam dijadikan media pertukaran.

Fungsi A Means of Payment or Exchange A Store of Value A Unit of Account

Jenis Commodity monies Fiat or Token money

Kebutuhan Demands for transactions Demands for precautionary Demands for speculation

Page 27: Keu Syariah

27

Pemikiran Al Ghazali tentang uang

Pemikiran Al Ghazali tentang uang

Uang bagaikan cermin, ia tidak mempunyai warna namun dapat merefleksikan semua warna. Uang diperlukan untuk menentukan nilai dari barang dan jasa Uang diperlukan untuk mempercepat transaksi

Menimbun uang adalah dosa. Menimbun = mengurangi uang dalam sirkulasi = memperlambat

transaksi ekonomi Melebur = menghilangkan uang dari sirkulasi

Nilai dan bentuk uang ditentukan oleh Pemerintah. Uang yang bukan dari logam mulia = alat bayar resmi Pemerintah menjamin nilainya

.

Page 28: Keu Syariah

28

Pemikiran Ibnu Chaldun tentang Uang

Pemikiran Ibnu Chaldun tentang Uang

Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi di negara tersebut dan kemampuan untuk memperoleh neraca perdagangan yang positif.Nilai uang di suatu negara merefleksikan kemampuan

produksi (efisiensi produksi) negara tsb konsep inflasiNilai tukar uang antar negara tergantung pd kemampuan

memperoleh neraca perdagangan yg positif moneter Emas dan perak adalah acuan nilai dari uang.

Penerbitan uang sesuai dengan nilai harta (cadangan) tidak harus emas/perak

Harga emas/perak relatif stabil acuan bagi harga yg lain

.

Page 29: Keu Syariah

29

Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Syariah

Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Syariah

Uang diperlukan untuk transaksi, sehingga uang adalah milik masyarakat dan nilai guna uang meningkat bila kegunaannya dalam transaksi meningkat.

Uang tidak harus berbasis pada emas dan perak selama dinyatakan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah dan pemerintah wajib menjaga nilainya.

Nilai tukar uang antar negara adalah merupakan fungsi neraca perdagangan antar negara tersebut

Suatu negara dapat memakai mata uang negara lain sebagai alat pembayaran yang syah di negara tersebut.

Larangan penimbunan emas dan perak (kanzul mal) adalah karena emas dan perak pada masa tersebut berlaku sebagai alat pertukaran nilai (uang).

.

Page 30: Keu Syariah

30

Emas/Perak dalam UangEmas/Perak dalam Uang

• Gold Standard : uang diterbitkan dengan menjamin penukaran uang dengan emas pada nilai paritas tertentu memerlukan cadangan emas untuk menerbitkan uang

• Dinar : uang dicetak dari emas dengan nilai (mutu dan berat) tertentu memerlukan emas untuk penerbitan uang

• Acuan Emas : nilai tukar valuta ditentukan berdasarkan acuan nilai emas (mutu dan berat) tertentu tetapi tanpa menjamin penukaran uang dengan emas tidak memerlukan (cadangan) emas, tetapi pemerintah tetap harus menjamin nilai uang

Page 31: Keu Syariah

Konsep Time Value of Money vsEconomic Value of Time

Konsep Time Value of Money vsEconomic Value of Time

Page 32: Keu Syariah

Time Value of MoneyTime Value of Money

The concept that a specific sum of money is more valuable the sooner it is received. Time value of money is dependent not only on the time interval being considered but also the rate of discount used in calculating current or future values

ekonomi syariah menolak konsep time value of money yang menghubungkan nilai tukar uang berdasarkan periode waktu karena adanya unsur inflasi yang merupakan teori yang berlaku dalam sistem ekonomi kapitalis. Dalam sistem ekonomi kapitalis tersebut maka nilai tukar uang (daya belinya) pada saat sekarang berbeda dengan nilainya pada beberapa tahun mendatang.

Dasar perhitungannya adalah bunga, yang jelas status haramnya.

Page 33: Keu Syariah

Time Value of MoneyTime Value of Money

FV = PV(1+r)n

• FV : Future Value

• PV : Present Value

• r : Interest rate

• n : Tahun

Page 34: Keu Syariah

Economic Value of TimeEconomic Value of Time

Economic value of time dapat diartikan sebagai upaya memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada waktu/periode tertentu.

waktulah yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang yang memiliki nilai waktu seperti yang terdapat pada konsep konvensional yang dikenal dengan time value of money

Page 35: Keu Syariah

Economic Value of TimeEconomic Value of Time

Dasar perhitungan Economic value of time adalah nisbah (bagi hasil)

Dalam ekonomi bagi hasil, yang digunakan untuk mekanisme ekonominya adalah nisbah bagi hasil dan return usaha yang terjadi secara riil.

Jadi, apabila terdapat resiko, maka akan ditanggung bersama. Economic value of time tidak selamanya positif, apabila terdapat kerugian maka akan negatif.

Page 36: Keu Syariah

Economic Value of TimeEconomic Value of Time

Y = (QR) vW

Dimana:

• Y = Pendapatan

• Q = Nisbah bagi hasil

• R = Return usaha

• r = Tingkat pemanfaatan usaha

• W = Harta yang ditabung.

Page 37: Keu Syariah

• Teori konvensional meyakini bahwa uang saat ini lebih bernilai dibanding uang di masa depan (Economic value of time vs time value of money). Teori ini berangkat dari pemahaman bahwa uang sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Dengan memegang uang orang dihadapkan pada risiko berkurangnya nilai uang akibat inflasi. Sedangkan jika menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik uang akan mendapatkan bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi.

• Teori time value of money tampak tidak akurat, karena setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan mendapat hasil positif, negatif bahkan tidak mendapat apa-apa. Dalam teori keuangan hal ini dikenal dengan istilah risk-return relation. Disamping itu kondisi ekonomi tidak selalu menghadapi masalah inflasi. Keberadaan deflasi yang seharusnya menjadi alasan munculnya negative time value of money diabaikan oleh teori konvensional.Ekonomi Islam memandang waktulah yang memiliki nilai ekonomis (penting).

Economic Value of Time vs Time Value of MoneyEconomic Value of Time vs Time Value of Money

Page 38: Keu Syariah

Sistem Keuangan Islam dan Stabilitas Ekonomi

Sistem Keuangan Islam dan Stabilitas Ekonomi

Maqashid Syariah (tujuan utama Syariah Islam):

mewujudkan kemaslahatan manusia, yang terletak pada perlindungan terhadap:

• agama (dien),

• jiwa (nafs)

• akal (aqal)

• keturunan (nasl)

• kekayaan (maal).

Page 39: Keu Syariah

Dalam ekonomi Islam, maqashid ini memiliki peran penting dalam alokasi dan distribusi sumber daya.

– Keimanan memberi dampak signifikan terhadap hakikat, kuantitas, dan kualitas kebutuhan material dan non-material manusia beserta cara pemuasannya.

– Iman juga berfungsi sebagai filter moral yang akan mengkontrol self-interest dalam batas-batas social-interest. Filter ini menyerang langsung pusat masalah dalam ekonomi konvensional yaitu klaim yang tidak terbatas terhadap sumber daya (unlimited wants) dengan cara mengubah perilaku manusia dan skala preferensi-nya agar selaras dengan tujuan-tujuan normatif.

– Sedangkan jiwa, akal, dan keturunan adalah kebutuhan moral, intelektual, dan psikologis manusia yang sangat penting. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini akan menciptakan pemenuhan yang seimbang terhadap semua kebutuhan hidup manusia dan juga akan berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel ekonomi yang penting seperti konsumsi, tabungan dan investasi, lapangan kerja dan produksi, serta distribusi pendapatan.

Page 40: Keu Syariah

Filosofi dan Bentuk Pemikiran Ekonomi IslamFilosofi dan Bentuk Pemikiran Ekonomi Islam

• Basis filosofi pemikiran ekonomi Islam yang terpenting adalah konsep: (i) tauhid; (ii) risalah; (iii) akhirat; dan (iv) kesejahteraan hidup.

– Filosofi terakhir ini memberi kerangka untuk economic achievements, sedangkan filosofi 1 dan 3 mensyaratkan bahwa seluruh aktivitas ekonomi harus sejalan dengan nilai dan norma Islam yang terdapat pada filosofi ke-2.

• Setidaknya terdapat tiga kategori analisa ekonomi dalam tradisi Islam.

– Pertama, norma dan nilai-nilai ideal ekonomi.

– Kedua, aspek legal dan evaluasi isu-isu ekonomi.

– Dan terakhir adalah analisa dan aplikasi historis.

Page 41: Keu Syariah

Setidaknya terdapat lima bentuk pemikiran ekonomi Islam.

– Pertama, pembahasan hal-hal ekonomi dalam disiplin Ilmu Tafsir.

– Kedua, pembahasan isu-isu ekonomi dalam disiplin Ilmu Fiqh.

– Ketiga, pemikiran ekonomi dalam konteks sistem etika Islam untuk pembangunan.

– Keempat, pemikiran ilmuwan Islam tentang ekonomi sebagai respon dari kebutuhan dalam pembuatan kebijakan publik.

– Kelima, analisa obyektif dari perekonomian nyata.

Page 42: Keu Syariah

Terima KasihTerima KasihSemoga BermanfaatSemoga Bermanfaat