BAB XV_lap. Keu. Yg Dikonsolidasikan
Click here to load reader
-
Upload
ozy-al-banjari -
Category
Documents
-
view
823 -
download
1
Transcript of BAB XV_lap. Keu. Yg Dikonsolidasikan
BAB XV
LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI
(PERSOALAN-PERSOALAN KHUSUS)
Pendahuluan
Bab ini akan membahas mengenai persoalan-persoalan khusus di dalam penyusunan
neraca konsolidasi masing-masing apabila metode harga perolehan dan metode equity dipakai.
Adapun persoalan-persoalan khusus tersebut, ialah :
1. Pembelian saham langsung dari perusahaan anak.
2. Perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis atau golongan saham yang beredar.
3. Saham Bonus (stock deviden) dari perusahaan anak.
4. Laba (rugi) dari transaksi antar perusahaan yang berafiliasi (Intercompany profit).
5. Pemilikan obligasi (surat-surat beharga lainnya) antar perusahaan yang berafiliasi.
Pembelian Saham Langsung dari Perusahaan Anak
Untuk memperoleh posisi kontrol pada perusahaan lain melalui pemilikan saham-
sahamnya, selain dengan cara membeli saham-saham tersebut dari para pemegang saham dapat
dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruhnya langsung dari perusahaan yang
bersangkutan pada waktu saham-saham dikeluarkan.
Adapun bentuk saham-saham yang dijual oleh perusahaan (anak) dapat berupa saham dalam
portepel maupun saham-saham yang dikeluarkan dalam rangka terjadi emisi saham.
Apabila hal ini terjadi maka saldo modal (hak-hak pemegang saham) perusahaan anak
bertambah dengan jumlah harga yang dibayar untuk saham-saham yang dijual tersebut. Oleh
sebab itu apabila neraca konsolidasi disusun oleh perusahaan induk, maka eliminasi terhadap
hak-hak pemilikan pada perusahaan anak bertitik tolak dari saldo modal setelah terjadinya
penjualan saham terakhir itu.
Contoh 1 :
Berikut ini adalah struktur permodalan PT PA pada tanggal 31 Desember 1977 :
Modal Saham (10.000 lembar tanpa nilai nominal)............ Rp 100.000.000,00
Laba Yang Ditahan .......................................................... Rp 25.000.000,00
Rp 125.000.000,00
Dikurangi :
Saham Yang Ditarik kembali dari peredaran, 2.800 lembar
@ Rp 12.500,00 ................................................................. Rp 35.000.000,00
Jumlah ....................................................... Rp 160.000.000,00
Pada tanggal 1 Januari 1978 PT PI membeli 6.000 lembar dari pemegang saham PT PA di Pasar
Modal dengan harga @ Rp 15.000,00 dan seluruh saham yang ditarik kembali dari peredaran
dengan harga yang sama setiap lembarnya.
Dalam hal ini transaksi jual-beli saham tidak saja mempunyai akibat financial pada PT PI melainkan juga
kepada PT PA. Akibat financial tersebut pada masing-masing perusahaan akan dicatat sebagai berikut :
Transaksi PT PI PT PA
1. PT PI membeli 6.000 lembar saham–saham PT PA dengan pemegang saham.
Investasi Saham-saham, PT PA Rp 90.000.000,00 Kas Rp 90.000.000,00
—
2. PT PI membeli 2.000 lembar saham-saham treasury dari PT PA dengan harga @ Rp 15.000,00/lbr
Investasi Saham-saham, PT PA Rp 30.000.000,00 Kas Rp 30.000.000,00
Kas Rp 30.000.000,00 Saham Ditarik da- ri Peredaran Rp 25.000.000,00 Modal Penjualan kembali saham di atas harga per- olehannya Rp 5.000.000,00
Dengan adanya transaksi itu permodalan PT PA berubah pada tanggal 1 Januari 1978 menjadi
sebagai berikut :
Modal Saham, 10.000 lembar tanpa nilai nominal ...... Rp 100.000.000,00
Modal Penjualan kembali saham-saham di atas
harga perolehannya ..................................................... Rp 5.000.000,00
Laba Yang Ditahan ..................................................... Rp 25.000.000,00
Jumlah ................................................... Rp 130.000.000,00
Apabila pada tanggal 1 Januari 1978, sesaat setelah terjadinya pemilikan saham-saham PT PA
disusun neraca konsolidasinya, maka bentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi
baik atas dasar metode harga perolehan maupun metode equity dan dengan mengabaikan pos-pos
lain di dalam neraca individual masing-masing perusahaan, nampak sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
PT PI PT PAEliminasi Neraca konsolidasi
Debit Kredit Debit Kredit
Debit :
Invetasi saham-saham, PT PAElim. 80% modal sahamElim. 80% modal penjualankembali Saham di atas Harga PerolehannyaElim. 80% Saldo Laba Yang Ditahan
Selisih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Saham
120.000.000─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
─
80.000.000
4.000.000
20.000.000
─ 16.000.000
Kredit :
Modal Saham, PT PAElim 80%
Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
Modal penjualan kembali Saham di atas Harga Perolehan
Elim 80%Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
──
─
──
─
100.000.000─
─
5.000.000─
─
80.000.000
─
4.000.000
─
─
─
─ 20.000.000
Laba Yabg Ditahan PT PAElim 80%
Hak Pemegang Saham Minoritas 20%
──
─
25.000.000─
─
20.000.000
─ ─
─
─
1.000.000
5.000.000
Perusahaan Anak Memiliki Lebih dari Satu Jenis (Golongan) Saham
Apabila posisi kontrol terhadap perusahaan anak dicapai melalui pemilikan saham-
sahamnya, dan perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis (modal) saham, maka harus
dibedakan besarnya bagian hak-hak pemegang saham menurut jenisnya masing-masing.
Ada beberapa jenis modal saham prioritas, yang satu sama lain mempunyai akibat yang berbeda-
beda khususnya dilihat dari segi hak-hak penyertaannya:
(a) Saham Prioritas, tidak komulatip dan tidak berpatisipasi
Hak pemilikan atau klaim terhadap kekayaan bersih perusahaan dari saham prioritas jenis
ini terbatas hanya sebesar nilai nominal (nilai yang ditetapkan); sedang saldo laba yang
ditahan seluruhnya merupakan bagian dari para pemegang saham biasa. Sebaliknya saldo
defisit seluruhnya menjadi tanggungan para pemegang saham biasa pula.
(b) Saham Prioritas, komulatip tidak berpatisipasi.
Saham prioritas ini memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai nominal
(nilai yang ditetapkan) jika semua dividen yang menjadi haknya sampai dengan tanggal
terakhir telah dibagikan.
(c) Saham Prioritas, tidak komulatip berpatisipasi penuh.
Saham prioritas jenis ini memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih sebesar nilai
nominal. Hak dividen (bagian laba) hanya diperoleh apabila perusahaan mendapatkan laba,
sedangkan jika perusahaan menderita rugi tidak mempunyai hak atas dividen dalam tahun
buku yang bersangkutan.
(d) Saham Prioritas, komulatip berpatisipasi penuh.
Saham prioritas jenis ini di samping memiliki hak/klaim terhadap kekayaan bersih seperti
halnya saham-saham prioritas yang lain, juga memiliki hak atas laba (dividen) yang
komulatip serta mempunyai hak atas partisipasinya di dalam jumlah modal yang ditetapkan
(sesuai dengan ketentuan yang berlaku) terhadap sisa laba jika ada.
Contoh 2 :
Berikut ini struktur permodalan PT PA pada tanggal 31 Desember 1977 :
6% Saham Prioritas, 5.000 lembar nominal @ Rp 10.000,00 Rp 50.000.000,00
Saham Biasa 10.000 lembar nominal @ Rp 10.000,00 Rp 100.000.000,00
Agio Saham Biasa Rp 5.000.000,00
Laba Yang Ditahan Rp 45.000.000,00
Saldo modal tersebut dapat dikelompokan sesuai dengan jenis (golongan) saham sebagai berikut :
Jenis Saham Prioritas Jumlah ModalHak Pemegang
Saham Prioritas
Hak Pemegang
Saham Biasa
1. Tidak komulatip tidak berpatisipasi2. Komulatip, tidak berpatisipasi
penuh, dividen menunggak tahun 1976 & 1977
3. Tidak komulatip, berpatisipasi penuh
4. Komulatip berpatisipasi penuh, dividen menunggak tahun 1975 sampai dengan 1977
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
50.000.000,00
56.000.000,00
65.000.000,00
69.000.000,00
150.000.000,00
144.000.000,00
135.000.000,00
131.000.000,00
Penjelasan :
Hak-hak masing-masing kelompok pemegang saham, pada tiap-tiap kasus tersebut
dihitung sebagai berikut :
Saham Prioritas tidak komulatip, tidak berpatisipasi
Saham Prioritas Saham Biasa
1) Nominal Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . .Agio Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Saldo Laba Yang Ditahan . . . . . . . . . .
Rp 50.000.000,00
──
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00Rp 45.000.000,00
Jumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 50.000.000,00 Rp 150.000.000,00
Saham Prioritas komulatip, tidak berpartisipasi
Saham Prioritas Saham Biasa
2) Nominal Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Agio Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Saldo Laba Yang Ditahan: Rp 45.000.000,00Deviden kepada Saham Prioritas :- Tahun 1976 :
6% x Rp 50.000.000,00 = (Rp 3.000.000,00)Tahun 1977 :6% x Rp 50.000.000,00 = (Rp 3.000.000,00)Sisa untuk Saham Biasa Rp 39.000.000,00
Rp 50.000.000,00──
Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
─
─
─Rp 39.000.000,00
Jumlah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 56.000.000,00 Rp 144.000.000,00
Saham Prioritas tidak komulatip berpatisipasi penuh
Saham Prioritas Saham Biasa
3) Nominal Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Agio Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Saldo Laba Yang Ditahan Rp 45.000.000,00Deviden untuk Saham Prioritas :
( 5.000 x Rp 45.000.000,00) = (Rp 15.000.000,00) 15.000
Deviden untuk Saham Biasa :
- ( 10.000 x Rp 45.000.000,00) = (Rp 30.000.000,00) 15.000
Rp 50.000.000,00─
Rp 15.000.000,00
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
Rp 30.000.000,00
Jumlah 0 Rp 65.000.000,00 Rp 135.000.000,00
Saham Prioritas komulatip, berpatisipasi penuh
Saham Prioritas
Saham Biasa
4) Nominal Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Agio Saham . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .Saldo Laba Yang Ditahan, Rp 45.000.000,00─ Untuk Saham Prioritas :
- Tahun 1975 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
- Tahun 1976 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
- Tahun 1977 :(6% x Rp 50.000.000,00) = Rp 3.000.000,00
─ Untuk Saham Biasa, denganTarip sama dengan SahamPrioritas, tahun 1977 :
(6% x Rp 100.000.000,00) = Rp 6.000.000,00Sisa dibagi untuk : Rp30.000.000,00
Rp 50.000.000,00─
Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
─
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
─
─
─
Rp 6.000.000,00
- Saham Prioritas :( 5.000 x Rp 30.000.000) = Rp 10.000.000,00 15.000
- Saham Biasa :( 10.000 x Rp 30.000.000) = Rp 20.000.000,00 15.000
Jumlah 0
Rp 10.000.000,00
─
Rp 69.000.000,00
Rp 20.000.000,00
Rp 131.000.000,00
Contoh 3 :
Apabila pada contoh nomor 2 PT PA dalam keadaan defisit sebesar RP 45.000.000,00, maka pembagian (alokasi) terhadap saldo modal sebesar Rp 110.000.000,00 kepada masing-masing kelompok pemegang saham adalah senagai berikut :
Jenis Saham Prioritas Jumlah ModalHak Pemegang
Saham Prioritas
Hak Pemegang
Saham Biasa
1. Tidak komulatip tidak berpatisipasi2. Komulatip, tidak berpatisipasi
penuh, dividen menunggak tahun 1976 & 1977
3. Tidak komulatip, berpatisipasi penuh
4. Komulatip berpatisipasi penuh, dividen menunggak tahun 1975 sampai dengan 1977
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
50.000.000,00
56.000.000,00
65.000.000,00
69.000.000,00
150.000.000,00
144.000.000,00
135.000.000,00
131.000.000,00
Hak dari masing-masing kelompok pemegang saham seperti tersebut di atas dihiutng dengan cara yang sama pada contoh sebelumnya, namun demikian karena perusahaan dalam keadaan defisit, maka hak partisipasi saham prioritas praktis tidak mempunyai pengaruh di dalam penentuan hak atas saldo laba yang belum dibagi.Pada kasus nomor 4, hak pemegang saham prioritas sebesar Rp 59.000.000,00 dan hak pemegang saham biasa sebesar Rp 51.000.000,00 dari jumlah modal seluruhnya sebesar Rp 110.000.000,00 tersebut di atas dihitung dengan cara sebagai berikut :
Jumlah Modal(Hak Pemegang) Saham Prioritas
(Hak Pemegang) Saham Biasa
1. Nominal Saham . . . . . . . . . . .2. Agio Saham . . . . . . . . . . . . . .3. Defisit . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Deviden menyunggak, tahun 1975 sampai dengan 1977 = (3 x 6% x 50.000.000 = 9.000.000)
Rp 150.000.000,00 Rp 5.000.000,00(Rp 45.000.000,00)
─
Rp 50.000.000,00──
Rp 9.000.000,00
Rp 150.000.000,00 Rp 5.000.000,00(Rp 45.000.000,00)
(Rp 9.000.000,00)
Jumlah Rp 110.000.000,00 Rp 59.000.000,00 Rp 51.000.000,00
Alokasi semacam ini diperlukan apabila oleh perusahaan induk akan disusun neraca konsolidasi,
di mana perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis modal saham yang beredar. Hasil alokasi
ini dipakai sebagai titik tolak di dalam melakukan eliminasi hak-hak pemiliknya pada peruahaan
anak di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi. Untuk memperoleh gambaran yang
kongkrit berikut ini diberikan contohnya :
Contoh 4 :
Pada tanggal 1 Januari 19778 PT PI membeli saham-saham PT PA di Pasar Modal
masing-masing sebagai berikut :
- 2.000 lembar Saham Prioritas dengan kurs 120
- 8.000 lembar Saham Biasa dengan kurs 125
Posisi modal PT PA pada tanggal 31 Desember 1977 adalah sebagai berikut:
6% Saham Prioritas, 5.000 lembar nominal @ Rp 10.000,00 Rp 50.000.000,00Saham Biasa, 10.000 lembar, nominal @ Rp 10.000,00 . . . . Rp 100.000.000,00Agio Saham Biasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 5.000.000,00Laba Yang Ditahan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 45.000.000,00
Jumlah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp 200.000.000,00
Saham Prioritas adalah komulatip tidak berpatisipasi. Meskipun dalam dua tahun terakhir (tahun 1976 dan tahun 1977) PT PA memperoleh keuntungan, akan tetapi mengingat kebutuhan modal kerja dalam rangka ekspansi direksi para pemegang saham memutuskan untuk tidak membagikan deviden. Apabila pada tanggal 1 Januari 1978 di saat setelah terjadi pemilikan saham-saham oleh PT PI kemudian disusun neraca konsolidasi, maka alokasi hak-hak para pemegang saham, pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut (lihat juga contoh 2; kasus nomor 2).
Elemen Modal Jumlah Modal(Hak Pemegang) Saham Prioritas
(Hak Pemegang) Saham Biasa
Nominal SahamAgio SahamLaba Yang Ditahan- Untuk Saham Prioritas- Deviden tahun 1976 &
1977(2 x 6% x 50.000.000)
- Sisa untuk Saham Biasa
Rp 150.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 45.000.000,00
─
──
Rp 50.000.000,00───
Rp 6.000.000,00─
Rp 100.000.000,00Rp 5.000.000,00
──
─Rp 39.000.000,00
Saldo per 1 Januari 1978 Rp 200.000.000,00 Rp 56.000.000,00 Rp 144.000.000,00
Adapun eliminasi hak-hak pemilikan PT PI di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya pada tanggal 1 Januari 1978nampak sebagai berikut : (lihat halaman 379).
Atas dasar komposisi modal dari msing-masing kelompok/jenis saham yang telah dipisahkan tersebut kemudian, eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk dapat dilakukan di dalam daftar lajur seperti terlihat di atas. Adapun jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut :
(1) Modal Saham Prioritas, PT PA Rp 20.000.000,00Laba Yang Ditahan, PT PA Rp 2.400.000,00Selisih Lebih Harga Perolehan di atas Nilai Buku Saham Rp 1.600.000,00
Investasi Saham-saham Prioritas Rp 24.000.00,00
(2) Modal Saham Biasa, PT PA Rp 80.000.000,00Agio Saham Biasa Rp 4.000.000,00Laba Yang Ditahan, PT PA Rp 31.200.000,00
Investasi Saham-saham Biasa Rp 100.000.000,00Selisih Lebih Nilai Buku di atas Harga Perolehan Saham Rp 15.200.000,00
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi - Partial
PT PI
(Rp)
PT PA
(Rp)
Eliminasi Neraca konsolidasi
D
(Rp)
K
(Rp)
D
(Rp)
K
(Rp)Debit
Invetasi saham-saham Priorits, PT PA 24.000.000 Elim. 40% modal saham ─ 20.000.000 Elim. 40% saldo Laba Yang
ditahan, 1-1-1978 ─ 2.400.000Selisih Lebih Harga Pero-lehan di atas Nilai Buku Saham ─ ─ 1.600.000Investasi Saham-saham Biasa, PT PA 100.000.000 Elim. 80% Modal Saham ─ 80.000.000 Elim. 80% saldo Laba Yang ditahan, 1-1-1978 ─ 31.200.000 Elim. 80% Agio Saham ─ 4.000.000Selisih Lebih Nilai Buku di atas Harga Perolehan ─ ─ ─ 15.200.000
KreditModal Saham Prioritas ─ 50.000.000 Eliminasi 40% 20.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 60% 30.000.000Laba Yang Ditahan, untuk Saham Prioritas 6.000.000 Elim. 40% seperti diatas 2.400.000Hak Pemegang Saham Minoritas 60% 3.600.000Modal Saham Biasa 100.000.000 Eliminasi 80% 80.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 20.000.000Agio Saham (Biasa) 5.000.000 Eliminasi 80% 4.000.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 1.000.000Laba Yang Ditahan, untuk Saham Biasa 39.000.000 Elim. 80% seperti diatas 31.200.000Hak Pemegang Saham Minoritas 20% 7.800.000
Pemisahan khususnya terhadap (saldo) Laba Yang Ditahan atau Defisit perusahaan
anak juga penting untuk menentukan jumlah selisih lebih (kurang) harga perolehan dari
nilai buku sahamnya.
Pada jurnal tersebut di atas debit dalam komponen-komponen modal merupakan
perwujudan dari nilai buku saham yang dimiliki perusahaan induk, sedang kredit pada
Investasi Saham merupakan harga perolehannya.
Dalam hal ini nilai buku untuk 2000 lembar saham Prioritas PT PA yang dimiliki oleh PT
PI sebesar Rp 23.400.000 terdiri dari Nominal Rp 20.000.000 dan saldo Laba Yang
Ditahan sebesar Rp 2.400.000 (= 40% x Rp 6.000.000) sedang harga perolehannya
sebesar Rp 24.000.000 (2.000 x Rp 12.000). oleh sebab itu untuk saham-saham
prioritas dibayar dengan harga di atas nilai bukunya sebesar Rp 1.600.000.
Demikian sebaliknya untuk sebaliknya untuk 8.000 lembar Saham Biasa, dibeli oleh PT
PI dengan harga di bawah (kurang) dari nilai bukunya pada saat terjadi pembelian
sebesar RP 15.200.000 dapat dibuktikan dengan cara yang sama. Akan tetapi untuk
saham biasa nilai bukunya terdiri dari nilai nominal saham dan bagian atas saldo laba
yang ditahan ditambah lagi dengan sebagian agio sahamnya yang timbul pada saat
pertama kali sahamnya yang tersebut dikeluarkan.
Apabila dalam operasinya selama tahun buku 1978, PT PA menderita rugi sebesar Rp
30.000.000; maka akan mengakibatkan perubahan hak dari masing-masing pemegang
saham. Oleh karena Saham Prioritas mempunyai hak deviden yang kumulatif, maka
meskipun perusahaan menderita kerugian tetap diperhitungkan hak atas dividen
untuk tahun buku yang bersangkutan.
Di lain pihak para pemegang saham biasa akan berkurang haknya atas(saldo) laba
yang ditahan tidak hanya dengan seluruh jumlah rugi yang diderita melainkan ditambah
juga dividen untuk saham prioritas. Apabila saham prioritas mempunyai hak atas
dividen kumulatif, maka dilihat dari segi kepentingan para pemegang saham biasa
masih harus ditambah dengan dividen yang diperhitungkan untuk pemegang saham
prioritas. Dengan demikian dalam contoh ini saldo lada yang ditahan sebesar
Rp15.000.000 pada akhir tahun 1978 akan alokasikan sebagai berikut :
- Untuk (pemegang) saham prioritas =
Rp 9.000.000 [ ( Rp 6.000.000 + 6%(Rp 50.000.000)]
- Untuk (pemegang ) saham biasa =
Rp 6.000.000 [ Rp 39.000.000 – (Rp 30.000.000 + 6% x Rp 50.000.000) ]
Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut di atas, posisi hak pemegang
saham pada tanggal 31 Desember 1978, akan menjadi sebagai berikut:
Hak-hak pemegang
saham
Jumlah Saham prioritas Saham biasa
1) Nominal saham
2) Agio saham
3) Laba yang ditahan
(45.000.000-30.000.000)
- Untuk saham prioritas:
(3x 6% x50.000)
- Untuk saham Biasa:
(15.000.000-9.000.000
Rp 150.000.000
Rp 5.000.000
Rp 15.000.000
-
Rp 50.000.000
-
Rp9.000.000
Rp 100.000.000
Rp 5.000.000
Rp 6.000.000
Saldo per 31 Desember
1978
Rp 170.000.000 Rp 59.000.000 Rp 111.000.000
Apabila kemudian pada tanggal 31 Desember 1978, disusun neraca konsolidasi, maka
bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi, maka bentuk daftar lajur
penyusunan neraca konsolidasinya tergantung pada metode pencatatan yang dipakai
terhadap investasi saham-saham pada perusahaan anak, seperti ternyata di bawah ini.
Metode harga perolehan (Cost Method)
Jika metode harga perolehan dipakai (pada contoh nomor 4), maka tidak ada mutasi
apapun yang dicatat oleh PT PI, selama PT PA tidak membagi dividen. Namun
demikian untuk penyusunan neraca konsolidasi, saldo laba yang ditahan PT PA pada
tanggal 32 Desember 1978 harus dialokasikan. Hal ini diperlukan untuk menentukan
besarnya kenaikan (penurunan) saldo laba ditahan (Defisit) sejak terjadinya pemilikan
saham oleh PT PI.
Adapun daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi per 31 Desember 1978, apabila
metode harga perolehan dipakai akan tampak sebagai berikut :
Daftar lajur penyusunan Neraca konsolidasi - Partial
Rekening-rekening PT PI PT PA Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Debit : Investasi saham-saham prioritas, PT PA 24.000.000 - - - - -Eliminasi 40% saham-saham - - - 20.000.000 - -Eliminasi 40% saldo laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 2.400.000 - -Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku - - - - 1.600.000 -Investasi saham biasa, PT PA 100.000.000 - - - - -Eliminasi 80% saham-saham - - - 80.000.000 - -Eliminasi 80% laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 31.200.000 - -Eliminasi 80%, Agio modal Saham - - - 4.000.000 - -Selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan - - - - - 15.200.000 Kredit : Modal saham prioritas - 50.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 20.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 30.000.000Laba yang ditahan, untuk saham prioritas - 9.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 2.400.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 5.400.000Kenaikan saldo laba yang ditahan untuk PT PI (40% x Rp 3.000.000) - - - - - 1.200.000Modal saham biasa - 100.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 80.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 20.000.000Agio saham - 5.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 4.000.000 - - -
Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.000.000Laba yang ditahan, saham Biasa - 6.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 31.200.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.200.000Penurunan saldo laba yang ditahan untuk PT PI (80% x (Rp 39.000.000-Rp 6.000.000) - - - - 26.400.000 -
Metode Equity
Pada contoh ini hubungan afiliasi antara PT PI dengan PT PA, timbul sebagai akibat
pemilikan sebagian besar saham biasa PT PA oleh PT PI. Namun demikian
dimungkinkan pula untuk melakukan pencatatan terhadap investasi saham-saham
prioritas seperti pada umumnya metode-metode pencatatan terhadap saham-saham
perusahaan anak.
Apabila metode equity dipakai sebagai dasar pencatatan terhadap investasi saham-
saham perusahaan anaknya, maka pencatatan yang harus dilakukan oleh PT PI
berhubungan dengan investasi saham-sahamnya pada PT PA selama tahun buku 1978
ialah; pengakuan terhadap bagian atas kerugian yang diderita (untuk saham-saham
biasa) dan pengakuan terhadap bagian atas deviden untuk saham-saham prioritasnya.
Adapun jurnal untuk mencatat pengakuan rugi dan bagian deviden tersebut adalah
sebagai berikut :
(1) investasi saham-saham prioritas, PT PA …..Rp 1.200.000
Rugi – Laba, PT PA Rp 1.200.000
[ 40% x (6% x Rp 50.000.000)]
(2) Rugi – Laba, PT PA Rp 26.400.000
Investasi saham-saham biasa, PT PA Rp 26.400.000
[ 80% x (Rp 30.000.000 + Rp 3.000.000)]
Jika pada tanggal 31 Desember 1978 dibuat neraca konsolidasi, maka bentuk daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi yang didasarkan atas metode equity nampak sebagai berikut:
Rekening-rekening PT PI PT PA Eliminasi Neraca Konsolidasi
Neraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)Debit : Investasi saham-saham prioritas, PT PA 25.200.000 - - - - -Eliminasi 40% modal saham - - - 20.000.000 - -Eliminasi 40% saldo laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 3.600.000 - -Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku - - - - 1.600.000 -Investasi saham biasa, PT PA 73.600.000 - - - - -Eliminasi 80% modal saham - - - 80.000.000 - -Eliminasi 80% laba yang ditahan 1-1-1978 - - - 4.000.000 - -Eliminasi 80%, Agio modal saham - - - 4.000.000 - -Selisih lebih nilai buku di atas harga perolehan - - - - - 15.200.000 Kredit : Laba yang ditahan (defisit) PT PI (25.200.000) - - - 25.200.000 -Modal saham prioritas - 50.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 20.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 30.000.000Laba yang ditahan, untuk saham prioritas - 9.000.000 - - - -Eliminasi 40% seperti di atas - - 3.600.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 60% - - - - - 5.400.000Modal saham biasa - 100.000.000 - - - -Eliminasi 80% - - 80.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 20.000.000Agio saham - 5.000.000 - - - -Eliminasi 80% - - 4.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.000.000Laba yang ditahan, saham Biasa - 6.000.000 - - - -Eliminasi 80% seperti di atas - - 4.800.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 1.200.000
Saham bonus (stock deviden) yang dibagikan oleh Perusahaan anak
Apabila saham bonus (stock deviden) dibagikan oleh perusahaan anak, maka pada
perusahaan anak terjadi perubahan posisi modalnya, karena hal ini berarti terjadi
perubahan status dari sebagian (seluruh) saldo laba yang ditahan menjadi modal
statuair. Namun demikian dilihat dari perusahaan induk dan para pemegang saham
lainnya pembagian bonus saham ini tidak mempengaruhi proporsi pemilikannya, kecuali
terhadap adanya tambahan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Oleh sebab itu
perusahaan induk sebagai pemegang saham perusahaan anaknya, demikian pula
halnya para pemegang saham lainnya tidak perlu mengakui adanya penghasilan yang
timbul dan kenaikan nilai investasinya sebagai akibat dari saham-saham yang diterima
kemudian sebagai deviden tersebut. Akan tetapi cukup membuat catatan memo tentang
bertambahnya jumlah (lembar) lembar saham yang dimiliki.
Adanya perubahan komposisi modal pada perusahaan anak (khususnya berkurangnya
saldo laba yang ditahan tanpa diikuti dengan berkurang aktiva dari saat terjadinya
pemilikan saham) menimbulkan masalah tersendiri apabila setelah terjadi pembagian
bonus saham disusun neraca konsolidasi. Masalah tersebut terutama berhubungan
dengan proses eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak di dalam
penyusunan daftar lajur.
Akan tetapi oleh karena persoalan eliminasi hak-hak pemilikan pada perusahaan anak
berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh metode pencatatannya, maka untuk lebih
jelasnya akan dilihat satu persatu pada masing-masing metode pencatatan berlaku.
Contoh 5 :
Pada tanggal 1 Januari 1977 PT Wijaya membeli 400 lembar saham-saham PT Dian
dengan kurs 175. Pada saat tersebut posisi modal PT Dian adalah sebagai berikut :
Modal saham, 500 lembar nominal @ RP 100.000 Rp 50.000.000
Laba yang ditahan Rp 27.500.000
Dalam tahun 1977 PT Dian melaporkan laba sebesar Rp 12.500.000 dan membagikan
bonus saham sebanyak 50% dari modal yang telah beredar. Dengan bertitik tolak pada
data tersebut apabila sesaat setelah terjadinya pembelian saham PT Dian kemudian
disusun neraca konsolidasi , maka bentuk daftar Lajur penyusunan neraca
konsolidasinya akan Nampak sebagai berikut :
Daftar lajur penyusunan Neraca konsolidasi - Partial
Rekening-rekening PT Wijaya PT Dian Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Debit Investasi saham-saham,
PT Dian70.000.00
0 - - - - -Eliminasi 80% modal saham - - -
40.000.000 - -
Eliminasi 80% laba yang
Ditahan - - -22.000.00
0 - -Selisih lebih harga perolehan
di atas nilai buku saham - - - -8.000.00
0 - Kredit :
Modal saham PT Dian -50.000.00
0 - - - -
Eliminasi 80% - -40.000.00
0 - - -Hak pemegang saham
minoritas 20% - - - - -10.000.00
0Laba yang ditahan PT Dian -
27.500.000 - - - -
Eliminasi 80% - -22.000.00
0 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 5.500.000
Metode Harga Perolehan
Apabila metode harga perolehan dipakai, maka tidak ada penghasilan apapun
yang harus diakui dari bonus saham yang dibagikan. Di lain pihak nilai investasi juga
tidak berubah meskipun dalam hal ini diterima saham yang sama sebanyak 200 lembar
(50% x 400 lembar). Hal ini sesuai kenyataan, di samping tidak ada pengorbanan yang
terjadi untuk 200 lembar saham yang diterima kemudian ini, juga tambahan 200 lembar
saham yang sekarang dimiliki itu sama sekali tidak mempengaruhi besarnya bagian
pemilikan perusahaan induk pada perusahaan anaknya.
Oleh sebab itu tidak ada satu alasan pun untuk menaikkan nilai investasi saham-
saham bagi PT Wijaya. Oleh karena pembagian saham bonus berakibat pengurangan
terhadap saldo laba yang ditahan dan kenaikan jumlah modal statuair dari jumlah pada
saat terjadi pembelian saham, maka apabila setelah terjadi pembagian saham bonus ini
disusun neraca konsolidasi; eliminasi hak-hak pemilikan dari perusahaan induk diatur
sebagai berikut :
(1) Eliminasi terhadap modal saham, dipakai titik tolak dari modal terakhir (setelah
pembagian bonus saham) sebesar persentase kepemilikannya.
(2) Eliminasi terhadap saldo laba yang ditahan bertitik tolak dari saldo laba yang
ditahan pada saat/tanggal terjadinya pembelian saham-saham dikurangi dengan jumlah
yang dikapitalisasi sebagai modal saham (statuair).
Atas dasar ketentuan tersebut diatas maka bentuk daftar laju penyusunan neraca
konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1977, menurut metode harga perolehan akan
nampak sebagai berikut :
Daftar lajur penyusunan Neraca Konsolidasi
Rekening-rekening PT Wijaya PT Dian Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Debit Investasi saham-saham,
PT Dian70.000.00
0 - - - - -Eliminasi 80% modal saham - - -
60.000.000 - -
Eliminasi 80% laba yang ditahan (Rp 27.500.000 - Rp 25.000.000 - - - 2.000.000 - -Selisih lebih harga perolehan
di atas nilai buku saham - - - -8.000.00
0 - Kredit :
Modal saham PT Dian -75.000.00
0 - - - -Eliminasi 80% seperti diatas - -
60.000.000 - - -
Hak pemegang saham
minoritas 20% - - - - -15.000.00
0Laba yang ditahan PT Dian -
15.000.000 - - - -
Eliminasi 80% seperti diatas - - 2.000.000 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 5.500.000Kenaikan saldo laba yang ditahan untuk PT Wijaya
(80% x Rp 12.500.000) - - - - -10.000.00
0
Metode Equity
Apabila metode equity dipakai, mak investasi saham perusahaan anak harus
didebit sebesar RP 10.000.000 = (80% X Rp 12.500.000) sebagai pengakuan terhadap
bagian atas laba yang diperoleh PT Dian dalam tahun 1977, dengan rekening lawan
kredit pada Rugi-laba PT Dian (Laba yang ditahan)
Penerimaan 200 lembar saham bonus hanya dicatat dalam bentuk memo, dan dengan
demikian sekarang dimiliki 600 lembar dari 750 lembar saham-saham PT Dian yang
sudah beredar. Dalam hal ini juga berlaku argumentasi yang sama paa metode harga
perolehan untuk tidak menaikkan nilai investasi saham bagi PT Wijaya berhubung
dengan bonus saham yang diterima.
Sebaliknya penurunan saldo laba yang ditahan pada PT Dian juga tidak perlu diikuti
dengan mengurangi nilai saham investasi saham oleh PT Wijaya, karena penurunan
saldo laba yang ditahan diimbangi dengan kenaikan saldo modal saham (statuair)
dengan jumlah yang sama. Oleh sebab itu tidak ada satu alasan pun bagi PT wijaya
untuk mengurangi saldo rekening (nilai) investasi saham pada PT Dian dalam
hubungannya dengan bonus yang dibagikan, karena pembagian bonus saham tidak
berakibat berkurangnya kekayaan bersih PT Dian.
Dengan demikian apabila setelah terjadi pembagian bonus saham kemudian
disusun neraca konsolidasi, eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan
anak di dalam daftar lajur dilakukan seperti biasa dalam metode equity, yaitu bertitik
tolak pada posisi keuangan perusahaan anak pada saat neraca konsolidasi disusun.
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disusun dengan
berdasarkan dari data pada contoh nomor 5 adalah sebagai berikut :
Daftar lajur Penyusunan neraca konsolidasi - Partial
Rekening-rekening PT Wijaya PT Dian Eliminasi Neraca KonsolidasiNeraca (Rp) (Rp) D (Rp) K (Rp) D (Rp) K (Rp)
Debit Investasi saham-saham,
PT Dian80.000.00
0 - - - - -Eliminasi 80% modal saham - - -
20.000.000 - -
Eliminasi 80% laba yang
ditahan - - -12.000.00
0 - -Selisih lebih harga perolehan
di atas nilai buku saham - - - -8.000.00
0 - Kredit : Laba yang ditahan PT Wijaya - - - - -
10.000.000
Modal saham -75.000.00
0 - - - -
Eliminasi 80% - -60.000.00
0 - - -Hak pemegang saham
minoritas 20% - - - - -15.000.00
0
Laba yang ditahan -15.000.00
0 - - - -
Eliminasi 80% - -12.000.00
0 - - -Hak pemegang saham minoritas 20% - - - - - 3.000.000
Laba (Rugi) dari transaksi antar perusahaan berafiliasi (inter company profit)
Selama di antara perusahaan yang berafiliasi sebagai unit usaha masih tetap
melanjutkan usahanya masing-masing, maka tidak merupakan suatu hal yang mustahil
jika di antara unit-unit usaha tersebut melakukan jual-beli baik berupa barang
(dagangan)/ jasa yang dihasilkan maupun harta tak bergerak (aktiva tetap) untuk
fasilitas pabriknya.
Apabila hal ini terjadi berarti akan mengakibatkan timbulnya laba (rugi) bagi pihak yang
menjual, dan sudah semestinya apabila laba (rugi) yang terjadi diakui dan dilaporkan
dalam Laporan Rugi laba individual. Akan tetapi sesuai dengan tujuan dan konsepsinya
di dalam penyajian laporan keuangan yang dikonsolidasi, maka laba (rugi) yang timbul
sebagai akibat adanya transaksi antar perusahaan tersebut tidak boleh diakui. Dalam
hal ini jual-beli barang jasa maupun harta tak bergerak itu semata-mata sebagai
perpindahan pengelolaan saja, dan oleh karenanya tidak ada alasan apapun untuk
menaikkan/menurunkan nilai ataupun mengakui timbulnya laba (rugi) sari barang, jasa
maupun harta tak bergerak yang bersangkutan. Kecuali apabila barang, jasa maupun
harta tak bergerak itu oleh pihak yang membeli telah dijual kembali kepada pihak lain di
luar hubungan afiliasinya.
Di dalam laporan keuangan yang dikonsolidasikan, laba (rugi) serta kenaikan
(penurunan) nilai barang, jasa maupun harta tak bergerak yang telah diakui oleh
masing-masing pihak harus dihapuskan (dieliminasi).
Berikut akan diberikan contoh-contoh penyusunan neraca yang di konsolidasikan
apabila di antara perusahaan-perusahaan yang berafiliasi masih tetap memiliki
sebagian atau seluruh dari barang-barang (dagangan) dan harta tak bergerak (aktiva
tetap) sebagai akibat transaksi antar kedua belah pihak, masing-masing dilihat apabila
pemilikan oleh perusahaan induk atas saham-saham perusahaan anak meliputi
keseluruhan induk atas saham-saham perusahaan anak meliputi keseluruhan dan atau
hanya sebagian besar modal saham yang beredar.
Laba (Rugi) dari transaksi jual beli barang antar perusahaan afiliasi
Adapun barang dagangan yang dibeli dari pihak yang ada hubungan afiliasi, dan
barang tersebut masih termasuk di dalam persediaan di pihak pembeli pada saat
laporan keuangan konsolidasi disusun, berarti bahwa laba (rugi) dan kenaikan
(penurunan) nilai barang dagangan yang telah diakui, (dalam laporan keuangan
individual) pihak penjual belum (tidak) seluruhnya direalisasikan. Sebab hal ini hanya
merupakan perpindahan (tempat) pengelolaan saja apabila dilihat dari segi ekonomi
untuk perusahaan induk dan anaknya.
Akan tetapi apabila barangan tersebut oleh pihak pembeli telah dijual kepada pihak lain
di luar hubungan afiliasinya, berarti laba (rugi) baik yang telah diakui oleh pihak penjual
sebelumnya maupun laba (rugi) yang diakui kemudian oleh pembeli (pertama) telah
sama-sama direalisasikan. Dalam keadaan ini apabila kemudian neraca konsolidasi
disusun untuk perusahaan-perusahaan yang berafiliasi tidak perlu adanya
penghapusan terhadap laba (rugi) yang telah diakui oleh kedua belah pihak tersebut.
Sebagai contoh, PT Dani yang memiliki 80% saham-saham yang beredar dari PT
Wijaya, menjual barang dagangan sebesar harga pokok Rp 500.000 dengan harga Rp
750.000 kepada PT Wijaya. Hal ini berarti PT Dani telah mengakui laba atas penjualan
tersebut sebesar Rp 250.000. di lain pihak pada buku-buku PT Wijaya barang yang
sama dicatat sebesar (harga pokok) Rp 750.000. Apabila kemudian PT Wijaya
menjualnya kembali kepada PT Anon (yang tidak da hubungan afiliasi dengan kedua
perusahaan terdahulu) dengan harga Rp 800.000, ini berarti diakui sekali lagi Laba atas
barang yang sama sebesar Rp50.000.
Di laporan keuangan yang dikonsolidasikan barang dagangan yang mempunyai
harga pokok semula (original cost) sebesar Rp 500.000 dengan demikian setelah dijual
kepada pihak di luar afiliasi berakibat menaikkan aktiva (dalam bentuk kas, atau
piutang) sebesar Rp 300.000. Di lain pihak kenaikan aktiva tersebut diimbangi pula
dengan kenaikan aktiva tersebut diimbangi pula dengan kenaikan saldo laba yang
ditahan masing-masing Rp 290.000 untuk perusahaan induk, dan Rp 10.000 untuk
pemegang saham minoritas pada perusahaan anak. Jumlah laba dari barang dagangan
tersebut sebesar : Rp 300.000 telah seluruhnya direalisasi dan dapat dibagikan sebagai
deviden kepada pemegang saham dari kedua perusahaan yang berafiliasi. Oleh karena
itu tidak ada masalah apapun di dalam penyajian laporan keuangan yang
dikonsolidasikan.
Tidak demikian halnya apabila PT Wijaya pada contoh di atas belum berhasil
menjual kembali barang dagangan tersebut kepada PT Anon, sehingga pada saat
laporan keuangan konsolidasi disusun sebagian dari atau seluruh barangan masih
tercantum sebagai persediaan (aktiva) yang sudah inklusif di dalamnya kenaikan nilai
atas harga pokok mula-mula. Hal ini mengakibatkan timbulnya persoalan, khususnya di
dalam proses eliminasi terhadap laba dan atau kenaikan nilai aktiva pada penyusunan
laporan keuangan konsolidasi.
Masalah eliminasi ini berhubungan dengan jumlah laba yang harus dieliminasi;
mengingat kemungkinan masih adanya pihak lain (Pemegang Saham Minoritas) di antara
perusahaan yang berafiliasi tersebut, di mana jumlah (eliminasi) itu dipengaruhi oleh:
a) Presentase pemilikan oleh perusahaan induk atas saham-saham perusahaan anaknya.
b) Pihak yang melakukan penjualan atau pihak yang telah mengakui terjadinya laba (rugi)
dan kenaikan (penurunan) aktiva; perusahaan indukkah atau perusahaan anak.
Dalam hubungannya dengan masalah tersebut, berlaku ketentuan yang berikut:
1) Apabila penjualan barang (dagangan) dilakukan oleh perusahaan induk, berarti pula
perusahaan induk yang telah mengakui terjadi laba (rugi) dan atau kenaikan (penurunan)
nilai barang tersebut dengan demikian tidak melibatkan kepentingan para pemegang
saham minoritas.
2) Apabila pihak yang menjual barang adalah perusahaan anak yang telah mengakui
timbulnya laba (rugi) atas barang (dagangan) tersebut. Di lain pihak juga kenaikan
(penurunan) terhadap harta kekayaannya. Jika pemilikan saham oleh perusahaan induk
kurang dari 100% berarti hal ini menyangkut kepentingan (hak-hak) para pemegang
saham minoritas.
Dalam hal ini ada dua pendapat yang saling bertentangan.
Pendapat pertama mengatakan, oleh karena para pemegang saham minoritas mempunyai
hak pembagian atas laba (rugi) maka baginya tidak perlu dibedakan tentang pembeli
barang (dagangan) tersebut apakah kelmpok anggota perusahaan afilisi atau pihak ketiga
(diluar afiliasi). Menurut pendapat ini mengakui bagian laba (rugi) dan kenaikan
(penurunan) nilai barang dagangan dari harga pokoknya semula yang merupakan hak
para pemegang saham minoritas di dalam laporan keuangan yang dikonsolidasi dapat
dibenarkan. Oleh sebab itu menurut pendapat ini eliminasi terhadap jumlah laba (rugi)
atas barang (dagangan) di dalam laporan keuangan yang dikonsolidasi terbatas hanya
sebesar bagian (haknya) perusahaan induk sebagai controlling interest.
Pendapat lain yang mengatakan bahwa sesuai dengan tujuan penyusunannya, seluruh
jumlah laba (rugi) sebagai akibat transaksi jual-beli barang (dagangan) tersebut harus
dihapuskan di dalam laporan keuangan yang di konsolidasi. Menurut pendapat ini tidak
ada laba (rugi) yang timbul dari barang (dagangan) tersebut, yang harus diakui baik untuk
para pemegang saham minoritas maupun untuk perusahaan induk; selama barang
(dagangan) yang bersangkutan masih berada di dalam lingkungan anggota-anggota
perusahaan berafiliasi.
Contoh 6 : Penjualan barang dagangan oleh Perusahaan Induk kepada Perusahaan
Anaknya.
PT Dani memiliki 100% saham-saham (yang berdar dari) PT Wijaya. Pada tanggal 31
Desember 1977, PT Wijaya melaporkan persediaan barang dagangan sebesar Rp 2.500.000,00 di
mana termasuk di antaranya barang-barang yang dibeli dari PT Dani sebesar Rp 1.000.000,00.
Harga pokok barang dagangan tersebut menurut catatan PT Dani adalah sebesar Rp 750.000,00.
Atas dasar data tersebut, apabila pada tanggal 31 Desember 1977 disusun neraca
konsolidasi maka terhadap persediaan garang dagangan yang ada pada PT Wijaya harus
dikurangi menjadi sebesar harga pokoknya semula yaitu Rp 750.000,00.
Di lain pihak saldo – Laba Yang Ditahan dari PT Dani juga harus dikurangi sebesar laba yang
telah diakui atas barang dagangan yang dijual kepada PT Wijaya sebesar Rp 250.000,00. Adapun
jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut:
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 250.000,00
Persediaan Barang Dagangan, PT Wijaya Rp 250.000,00
Sedang kedua rekening tersebut dalam hubungannya dengan transaksi antar perusahaan yang
berafiliasi ini, akan nampak dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolodasi sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Rekening-rekening neraca PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit:
Persediaan barang
Dagangan - Rp250.000,00 - Rp250.000,00 Rp250.000,00
Kredit:
Laba Yang Ditahan,
PT Dani Rp250.000,00 - Rp250.000,00 - - -
Cara yang sama berlaku pula, apabila misalnya pemilikan saham PT Wijaya oleh PT Dani pada
contoh di atas kurang dari 100%.
Sebab dalam hal melakukan penjualan adalah penjualan induk, maka pengaruh antar transaksi
tersebut tidak melibatkan kepentingan para pemegang saham minoritas pada perusahaan anak.
Contoh 7: Penjualan barang dagangan oleh Perusahaan Anak, kepada Perusahaan Induk,
apabila Perusahaan Induk 100% saham-saham Perusahaan Anak.
PT Dani memiliki 100% saham-saham PT Wijaya. Persediaan barang dagangan PT dani
pada tanggal 31 Desember 1977 menunujukkan saldo sebesar Rp 5.000.000,00 termasuk
diantaranya barang dagangan sebesar Rp 3.000.000,00 dibeli dari PT Wijaya. Atas barang
dagangan tersebut PT Wijaya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 20% dari harga
pokoknya.
Berdasar data tersebut di atas apabila pada tanggal 31 Desember 1977 disusun neraca
konsolidasi, maka laba yang timbul dari penjualan atas barang dagangan harus dihapuskan,
demikian sebaliknya nilai persediaan barang dagangan harus dikurangi menjadi harga pokoknya
semula. Oleh karena ada dua metode pencatatan atas investasi saham-saham perusahaan anak
yang masing-masing mempunyai ketentuan sendiri-sendiri, maka prosedur eliminasi terhadap
saldo Laba Yang Ditahan (PT Wijaya) dan nilai persediaan barang pada PT Dani juga tergantung
pada metode pencatatan yang dipakai.
(1) Metode Harga Pokok Perolehan
Apabila metode harga pokok perolehan dipakai berarti bahwa laba atas barang dagangan
baru diakui pada buku-buku perusahaan anak, sedang perusahaan induk belum mengakui
bagian atas laba yang terjadi. Oleh sebab itu sebagai rekening lawan atas kredit pada
Persediaan Barang Dagangan (PT Dani) seluruhnya dibebankan pada saldo Laba Yang
Ditahan, PT Wijaya.
Adapun jurnal eliminasinya sebagai berikut:
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Rp 500.000,00
Persediaan Barang Dagangan, PT Dani Rp 500.000,00
Sedang rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan transaksi tersebut, akan
nampak di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Metode Harga Perolehan
Rekening-rekening neraca
PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
(Rp) (Rp) D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit:
Persediaan barang dagangan 5.000.000,00 - - 500.000,00 4.500.00,00 -
Investasi saham-saham, PT
Wijaya 125.000.000,00 - - - - -
Elim. 100% modal saham - - - 100.000,00 - -
Elim. 100% saldo laba Yang Di
tahan, pada tanggal pembelian
saham - - - 15.000.000,00 - -
Selisih Lebih Harga Perolehan
di atas nilai buku saham - - - - 10.000.000,00 -
Kredit:
Modal Saham, PT Dani 250.000.000,00 - - - - 250.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Dani 50.000.000,00 - - - - 50.000.000,00
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000 - - - -
Elim. 100% - - 100.000.000 - - -
Laba Yang Ditahan PT Wijaya - 23.000.000 500.000 - - -
Elim. 100 % seperti di atas - - 15.000.000 - - -
Kenaikan Saldo Laba Untuk
PT Dani - - - - - 7.500.0
00
Catatan : diumpamakan pada saat terjadi pembelian saham-saham oleh PT Dani, Saldo Laba Yang Ditahan, PT Wijaya sebesar Rp 15.000.000,00
(2) Metode Equity
Apabila metode equity dipakai berarti bahwa pengakuan terhadap laba atas barang
dagangan tidak saja pada buku-buku PT Wijaya melainkan juga PT Dani telah mengakui
seluruh jumlah laba tersebut.
Oleh sebab itu eliminasi terhadap laba atas barang dagangan tersebut dan penurunan nilai
persediaan barang dagangan dilakukan sebagai berikut:
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Rp 500.000,00
Persediaan Barang Dagangan, PT Dani Rp 500.000,00
Sedangkan eliminasi terhadap hak-hak pemilikan PT Dani pada PT Wijaya dilakukan seperti
biasanya dengan bertitik tolak dari posisi akhir Hak-hak Pemegang Saham PT Wijaya .
Dengan demikian rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan laba yang terjadi
atas transaksi penjualan barang antara PT Wijaya dengan PT Dani di dalam daftar lajur neraca
konsolidasi menurut konsep/metode equity nampak sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Metode Equity
Rekening-rekening neraca
PT Dani PT Wijaya
Eliminasi Neraca Konsolidasi
(Rp) (Rp) D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit:
Persediaan barang dagangan 5.000.000,00 - - 500.000,00 4.500.00,00 -
Investasi saham-saham, PT
Wijaya 125.000.000,00 - - - - -
Elim. 100% modal saham - - - 100.000,00 - -
Elim. 100% laba Yang Ditahan - - - 23.000.000,00 -
Selisih Laba Harga Perolehan
di atas nilai buku saham - - - - 10.000.000,00 -
Kredit:
Modal Saham, PT Dani 250.000.000,00 - - - - 250.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Dani 28.000.000,00 - 500.000,00 - - 57.500.000,00
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000 - - - -
Elim. 100% - - 100.000.000 - - -
Laba Yang Ditahan PT Wijaya - 23.000.000 - - -
Elim. 100% - - 23.000.000 - -
Dari contoh ini baik pada metode harga perolehan maupun metode equity kedua-duanya di
dalam neraca konsolidasi Perusahaan induk mengakui laba yang diperoleh perusahaan anak
sebesar Rp.7.500.000,00 yaitu sebesar kenaikan saldo Laba yang ditahan pada perusahaan anak
selama pemilikan saham-saham perusahaan anak dikurangi dengan laba atas transaksi jual beli
barang dagangan atau [ Rp 23.000.000,00 – (Rp 15.000.000,00 + Rp 500.000,00) ].
Contoh 8 : Penjualan barang dagangan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk,
apabila Perusahaan Induk memiliki kurang dari 100% saham-saham
Perusahaan Anak.
Diumpamakan pada contoh nomor 7, PT Dani hanya memiliki 80% dari jumlah saham-
saham PT Wijaya. Dengan bertitik tolak pada dasar-dasar pemikiran yang telah disebutkan di
muka, maka eliminasi terhadap laba yang telah diakui atas laba dari transaksi antara PT Wijaya
dan PT Dani harus dialokasikan sesuai dengan hak atas laba dari masing-masing kelompok
pemegang saham.
Dalam hal ini PT Dani sebagai perusahaan induk mempunyai hak atas laba sebesar : Rp
400.000,00 (80% x Rp 500.000,00), sedang Rp 100.000,00 selebihnya dibebankan kepada para
pemegang saham Minoritas pada PT Wijaya.
Adapun prosedur eliminasinya apabila disusun neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember
1977, tergantung pada metode pencatatan terhadap investasi saham yang bersangkutan, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Metode Harga Pokok Perolehan
Pada metode harga perolehan dipakai berarti bahwa bagian atas barang dagangan
sebesar : Rp 400.000,00 (80% x Rp 500.000,00) tersebut belum diakui/dicatat pada
buku-buku PT Wijaya. Oleh sebab itu seluruh jumlah laba yang timbul harus
dikurangkan dari saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya pada tanggal 31 Desember 1977,
sebagai rekening lawan dari penurunan nilai barang dagangan yang ada pada PT Dani
menjadi harga pokoknya semula.
Baru kemudian atas dasar Laba Yang Ditahan setelah dikurangi dengan Rp 500.000,00
tersebut eliminasi terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk itu dilakukan, namun
demikian sebagai konsekuensi dari laba atas barang dagangan tersebut kepada masing-
masing kelompok pemegang saham, maka untuk menentukan hak para pemegang saham
minoritas terhadap saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya pada tanggal 31 Desember 1977
dipakai titik tolak dari saldo Laba Yang Ditahan setelah dikurangi jumlah laba yang harus
dihapuskan tersebut. Dalam hal ini hak para pemegang saham minoritas terhadap saldo
Laba Yang Ditahan dari PT Wijaya pada tanggal 31 Desenber 1977 harus sebesar Rp
4.500.000,00 (20% x (Rp 23.000.000,00 - Rp 500.000,00) atau hasil perhitungan dari :
- Saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal :
31 Desember 1977 ............................ ........... Rp 23.000.000,00
- Bagian pemilikan pemegang saham mino-
ritas ....................................... .................. 20%
Hak atas Saldo Laba Yang Ditahan, dalam
neraca individual ..................................... Rp 4.600.000,00
Dikurangi :
Alokasi jumlah laba atas barang dagangan =
20% x Rp 500.000,00 yang dihapuskan ( Rp 100.000,00)
Hak atas Saldo Laba Yang Ditahan, dalam
neraca yang dikonsolidasikan Rp 4.500.000,00
Sedangkan rekening-rekening yang terlibat dalam transaksi antara PT Dani dengan PT Wijaya
sebagai perusahaan afiliasi, dan prosedur eliminasinya dalam daftar lajur neraca konsolidasi
menurut metode harga perolehan, nampak sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Metode Harga Perolehan
Rekening-rekening neraca
PT Dani PT Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
(Rp) (Rp) D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit:
Persediaan barang dagangan 5.000.000,00 - - 500.000,00 4.500.00,00 -
Investasi saham-saham, PT
Wijaya 125.000.000,00 - - - - -
Elim. 80% modal saham - - - 80.000,00 - -
Elim. 80% saldo laba Yang Di
tahan, (Rp 15.000.000,00) - - - 12.000.000,00 - -
Selisih Lebih Harga Perolehan
di atas nilai buku saham - - - - 10.000.000,00 -
Kredit:
Modal Saham, PT Dani 250.000.000,00 - - - - 250.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Dani 50.000.000,00 - - - - 50.000.000,00
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000.000,0
0 - - - -
Elim. 80% modal saham - - 80.000.000,0
0 - - -
Hak pemegang saham
minoritas 20% - - - - - 20.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Wijaya - 23.000.000,00 500.000,00 - - -
Elim. 80 % seperti di atas - - 12.000.000,0
0 - - -
Hak pemegang saham minoritas
(20% x Rp 22.500.000,00) - - - - - 4.500.000,00
Kenaikan Saldo Laba Untuk
PT Dani - - - - - 6.000.000,00
(2) Metode Equity
Pada metode equity berarti bahwa pada buku-buku PT Dani telah pula diakui bagian atas
laba dari barang dagangan tersebut sebesar Rp 400.000,00 (80% x Rp 500.000,00). Oleh
sebab itu pada metode equity sebagai rekening lawan dari pengurangan nilai persediaan
barang dagangan sebesar Rp 500.000,00 adalah debit masing-masing saldo Laba Yang
Ditahan, PT Dani sebesar Rp 400.000,00 dan saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya
sebesar Rp 100.000,00 yang merupakan hak atas bagian laba para pemegang saham
minoritas. Dengan demikian jurnal eliminasi terhadap laba yang terjadi dari transaksi jual
beli barang dagangan antar PT Dani dengan PT Wijaya, sebagai perusahaan afiliasi pada
metode equity adalah sebagai berikut:
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 400.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya Rp 100.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp 500.000,00
Adapun prosedur eliminasi terhadap hak-hak pemilikan PT Dani pada PT Wijaya selanjutnya
dilakukan sebagaimana biasa yaitu dengan bertitik tolak pada posisi akhir hak-hak pemegang
saham PT Wijaya. Perbedaan disini hanya terletak pada prosdur penentuan hak para pemegang
saham minoritas terhadap saldo Laba Yang Ditahan pada tanggal 31 Desember 1977. Dala hal
ini dipakai dasar penentuan saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya dikalikan persentase pemilikan
sahamnya, kemudian dikurangi dengan bagian atas laba barang dagangan yang dihapuskan
tersebut.
Menurut metode equity bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31
Desember 1977 adalah sebgai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Metode Equity
Rekening-rekening neraca
PT Dani PT Wijaya
Eliminasi Neraca Konsolidasi
(Rp) (Rp) D K D K
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit:
Persediaan barang dagangan 5.000.000,00 - - 500.000,00 4.500.00,00 -
Investasi saham-saham, PT
Wijaya 131.400.000,00 - - - - -
Elim. 80% modal saham - - 80.000,00 - -
Elim. 80% saldo laba Yang Di
Tahan - - - 18.400.000,00 - -
Selisih Lebih Harga Perolehan
di atas nilai buku saham - - - - 33.000.000,00 -
Kredit: Modal Saham, PT Dani 250.000.000,00 - - - - 250.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Dani 56.400.000,00 - - 400.000,00 - 56.000.000,00
Modal Saham, PT Wijaya - 100.000.000 - - - -
Elim. 80% modal saham - - 80.000.000 - - -
Hak pemegang saham
minoritas 20% - - - - - 20.000.000,00
Laba Yang Ditahan PT Wijaya - 23.000.000 500.000 - - -
Elim. 80 % seperti di atas - - 18.400.000 - - -
Hak pemegang saham minoritas
[(20% x Rp 23.000.000,00)-
Rp100.000,00 - - - - - 4.500.000,00
Contoh 9 : Penjualan barang dagangan antar (transaksi) Perusahaan Anak
PT Dani memiliki 80% saham-saham PT Wijaya dan 75% saham-saham PT Anon. Pada
tanggal 31 Desember 1977 yaitu pada saat disusun neraca konsolidasi diketahui bahwa dalam
Persediaan Barang Dagangan PT Anon termasuk sebesar Rp 3.000.000,00 di antaranya barang-
barang yang semula dibeli dari PT Wijaya. Untuk setiap penjualannya dalam tahun buku 1977
PT Wijaya memperhitungkan tingkat laba kotor sebesar 20% dari harga pokoknya.
Dalam hal ini PT Dani mempunyai hak atas laba dari barang dagangan tersebut sebesar
Rp 400.000,00 (80% x Rp 500.000,00) sedang Rp 100.000,00 selebihnya adalah hak dari para
pemegang saham minoritas PT Wijaya.
Di dalam neraca konsolidasi seluruh jumlah laba tersebut harus dieliminasi sebagai imbangan
dari penurunan nilai persediaan barang yang ada pada PT Anon. Adapun jurnal eliminasinya,
dalam rangka penyusunan neraca konsolidasi adalah sebagai berikut :
Metode Harga Perolehan
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (80% untuk
PT Dani 20% pemegang saham minoritas) Rp 500.000,00
Persediaan Barang Dagangan PT Anon Rp 500.000,00
Metode Equity
Laba Yang Ditahan, PT Dani Rp 400.000,00
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (Untuk Pemegang
Saham Minoritas Rp 100.000,00
Persediaan Barang Dagangan (PT Anon) Rp 500.000,00
Contoh 10 : Transfer barang dagangan dua kali atau lebih, didalam lingkungan
perusahaan afiliasi.
Sangat dimungkinkan bahwa masalah penentuan jumlah laba (rugi) antar transaksi yang
harus dialokasikan kepada masing-masing pihak menjadi lebih kompleks. Ini terjadi apabila
sejumlah atau sebagian dari jumlah barang yang sama diperjual-belikan lebih dari satu kali di
antara perusahaan-perusahaan afiliasi. Misalnya pada contoh nomor 9 di muka, PT Anon
kemudian menjual semua barang dagangan yang dibeli semula dari PT Wijaya kepada PT Dani,
dengan harga Rp 3.250.000,00 dan sampai dengan tanggal penyusunan neraca konsolidasi
barang tersebut masih termasuk dalam persediaan PT Dani.
Dengan hal ini terhadap barang dagangan yang untuk terakhir kalinya berada di dalam
pengurusannya PT Dani telah diakui laba oleh perusahhan induk sebesar Rp 587.500,00 dengan
perincian sebagai berikut ini :
- Bagian laba atas penjualan barang, oleh PT Wijaya kepada PT Anon
(80% x Rp 500.00,00)
- Bagian laba atas penjualan barang, oleh PT Anon kepada PT Dani
(75% x Rp 250.000,00)
Jumlah
= Rp 400.000,00
= Rp 187.500,00
Dengan demikian ayat jurnal eliminasi terhadap laba atas barang dagangan pada masing-masing metode
pencatatan (investasi saham) untuk penyusunan neraca konsolidasi pada tanggal 31 Desember 1977
adalah sebagai berikut :
1) Metode Harga Perolehan (Cost Method)
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (80% PT Dani, 20% Pemegang Saham
Minoritas)…………………………………
Laba Yang Ditahan, PT Anon (75% PT Dani, 25% Pemegang Saham
Minoritas)…………………………………
Persediaan Barang Dagangan………………………
2) Metode Equity
Laba Yang Ditahan, PT Dani……………………………………
Laba Yang Ditahan, PT Wijaya (Pemegang Saham Minoritas)…
Laba Yang Ditahan, PT Anon (Pemegang Saham Minoritas)…..
Persediaan Barang Dagangan…………………………………
Laba (rugi) yang terjadi dari transaksi Penjualan Aktiva Tetap antar Perusahaan Afiliasi
Rp 500.000,00
Rp 250.000,00
Rp 587.500,00
Rp 100.000,00
Rp 62.500,00
Rp 750.000,00
Apabila salah satu pihak di dalam perusahaan afiliasi menjual Aktiva tetapnya (yang
dibuat/dimilikinya) kepada pihak pembeli aktiva tetap tersebut akan dipakai sendiri didalam aktivitas
perusahaannya, maka timbul laba (rugi) dari transaksi antar perusahaan tersebut. Laba (rugi) antar
transaksi demikian, seperti halnya pada jual beli barang dagangan merupakan masalah tersendiri di
dalam rangka penyusunan laporan keuangan yang dikonsolidasi.
Contoh 11 : Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan Induk, dijual kepada dan untuk digunakan oleh
Perusahaan Anak, Perusahaan Induk memiliki 100% saham-saham perusahaan Anak.
PT Dani memiliki 100% saham-saham PT Wijaya. Untuk memnuhi kebutuhan akan mesin-mesin
pabriknya agar terdapat kesesuaian produk yang dihasilkan oleh perusahaan anak, PT Dani membuat
sendiri mesin-mesin tersebut dan dijual kepada perusahaan-perusahaan anaknya. Sebuah mesin seharga
Rp 2.500.000,00 telah dijual kepada PT Wijaya pada awal tahun 1977. Biaya yang telah diperlukan untuk
membuat mesintersebut termasuk biaya pemasangannya oleh PT Dani telah dikeluarkan sebesar Rp
2.000.000,00. Mesin ditaksir akan dapat dipakai selama 5 tahun.
Apabila sesaat setelah terjadinya penjualan mesin tersebut disusun neraca konsolidasi, maka
seluruh jumlah laba yang telah diakui oleh PT Dani harus dieliminasi, berhubung dari mesin yang
bersangkutan belum ada manfaat yang dikonsumsi. Demikian pula (rekening) mesin harus
dilaporkansesuai dengan harga peolehannya, sehingga jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut :
Laba Yang Ditahan, PT Dani……………………. Rp 500.000,00
Mesin dan Alat Pabrik…………………… Rp 500.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasinya, khususnya yang menyangkut rekening-
rekening yang terlibat dalam transaksi ini akan nampak sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Rekening-
rekening Neraca
PT Dani
(Rp)
PT Wijaya
(Rp)
Eliminasi Neraca Konsolidasi
D
(Rp)
K
(Rp)
D
(Rp)
K
(Rp)
Debit :
Mesin dan Alat-
alat Pabrik
Kredit :
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
-
-
2.500.000,00
-
-
500.000,00
500.000,00
-
2.000.000,00
500.000,00
-
-
Dengan demikian dari data pada contoh tersebut di atas, jurnal eliminasi yang harus dilakukan
dalam hubungannya dengan transaksi penjualan aktiva tetap oleh PT dani kepada PT Wijaya untuk
penyusunan neraca konsolidasi pada setiap akhir periode akuntansi selama umur pemakaiannya dapat
diikhtisarkan seperti tabel yang berikut :
Tanggal Penyusunan
Neraca Konsolidasi
Saldo Laba Yang
Ditahan, PT Dani
(Debit)
Akumulasi
Penyusutan Mesin &
Alat Pabrik
(Debit)
Mesin dan Alat-alat
Pabrik
(Kredit)
1) Pada saat terjadi
penjualan
2) Akhir tahun ke 1
3) Akhir tahun ke 2
4) Akhir tahun ke 3
5) Akhir tahun ke 4
6) Akhir tahun ke 5
Rp 500.000,00
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 200.000,00
Rp 100.000,00
-
-
Rp 100.000,00 *1)
Rp 200.000,00
Rp 300.000,00 *2)
Rp 400.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
*1) Dihitung dari [1/5 x (Rp 2.500.000,00 – Rp 2.000.000,00)]
*2) Dihitung dari [3/5 x (Rp 2.500.000,00 – Rp 2.000.000,00)]
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Rekening-
rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya
Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit :
Mesin dan
Alat-alat
Pabrik
Kredit :
Akumulasi
Penyusutan
-
-
2.500.000,00
1.500.000,00
-
300.000,00
500.000,00
-
2.000.000,00
-
-
1.200.000,00
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani - - 200.000,00 - 200.000,00 -
Contoh 12 : Aktiva Tetap yang dibuat oleh perusahaan Anak dijual kepada dan untuk perusahaan
Induk. Apabila Perusahaan Induk memiliki 100% saham-saham Perusahaan Anak.
Dengan demikian apabila pada contoh nomor 11 tersebut mesin dibuat oleh PT Wijaya dan
kemudian dijual kepada PT Dani, jurnal eliminasi yang dibuat untuk penyusunan neraca konsolidasi pada
saat terjadinya transaksi jual beli, dan berturut-turut pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya
akan sama pada contoh nomor 11 sebagai berikut :
Tanggal Penyusunan
Neraca Konsolidasi
Saldo Laba Yang
Ditahan, PT Dani
(Debit)
Akumulasi
Penyusutan Mesin &
Alat Pabrik
(Debit)
Mesin dan Alat-alat
Pabrik
(Kredit)
1) Pada saat terjadi
jual-beli
2) Akhir tahun ke 1
3)Akhir tahun ke 2
4) Akhir tahun ke 3
5) Akhir tahun ke 4
6) Akhir tahun ke 5
Rp 500.000,00
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 200.000,00
Rp 100.000,00
-
-
Rp 100.000,00
Rp 200.000,00
Rp 300.000,00
Rp 400.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada akhir tahun ke 4 akan nampak sebagai
berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial
Rekening-
rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya
Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit :
Mesin & Alat
Pabrik
Kredit :
Akumulasi
Penyusutan
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
2.500.000,00
2.000.000,00
-
-
-
-
-
400.000,00
100.000,00
500.000,00
-
-
2.000.000,00
-
100.000,00
-
1.600.000,00
-
Contoh 13 : Aktiva Tetap yang dibuat oleh Perusahaan Anak dijual kepada dan dipakai oleh
Perusahaan Induk. Apabila Perusahaan Induk memiliki saham-saham Perusahaan anak
kurang dari 100%.
Jika pada contoh nomor 12 di muka, pemilikan saham oleh PT Dani atas saham-saham PT Wijaya
hanya berjumlah 75% dari seluruh saham yang beredar, maka dalam neraca konsolidasi (yang disusun
sesaat setelah terjadinya transaksi jual beli) Mesin & Alat-alat Pabrik harus dilaporkan sebesar harga
perolehan mula-mula (dalam hal ini sebesar Rp 2.000.000,00). Laba antar transaksi dihapuskan dengan
mengurangkannya dari saldo Laba Yang Ditahan PT Dani sebesar Rp 375.000,00 (75% x Rp 500.000,00)
dari saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya yang menjadi hak para pemegang saham minoritas sebesar Rp
125.000,00 (25% x Rp 500.000,00).
Dalam neraca konsolidasi yang disusun setiap akhir tahun (periode) berikutnya setelah terjadinya
transaksi jual beli, Mesin & Alat Pabrik dilaporkan sesuai dengan nilai bukunya (berdasar harga
perolehan mula-mula). Oleh sebab itu sebagai rekening lawan kredit dari rekening Mesin & Alat-alat
Pabrik sebesar Rp 500.000,00 adalah debit pada rekening Akumulasi Penyusutan sebesar selisih antara
jumlah menurut rekening pembukuan PT Dani dengan jumlah yang dihitung menurut harga perolehan
semula. Laba dan transaksi antar perusahaan itu secara berturut-turut menjadi berkurang sebesar Rp
100.000,00 (1/5 x Rp 500.000,00), yaitu hasil alokasi dari jumlah laba antar transaksi selama umur
pemakaian mesin. Dengan demikian secara berturut-turt jumlah yang harus didebit pada rekening saldo
Laba Yang Ditahan PT Dani (Perusahaan Induk) dan PT Wijaya (Perusahaan Anak) masing-masing akan
semakin berkurang dengan Rp 75.000,00 (75% x Rp 100.000,00) untuk PT Dani dan Rp 25.000,00 (25% x
Rp 100.000,00) untuk PT Wijaya, seperti ternyata pada tabel yang berikut :
Tanggal Penyusunan
Neraca Konsolidasi
Saldo Laba Yang
Ditahan, PT Dani
(Perusahaan Induk)
(Debit)
Akumulasi
Penyusutan Mesin &
Alat Pabrik
(Perusahaan Anak)
(Debit)
Akumulasi
Penyusutan
(Debit)
Mesin dan Alat-alat
Pabrik
(Kredit)
1) Pada saat terjadi
penjualan
2) Akhir tahun ke 1
3)Akhir tahun ke 2
4) Akhir tahun ke 3
5) Akhir tahun ke 4
6) Akhir tahun ke 5
Rp 375.000,00
Rp 300.000,00
Rp 225.000,00
Rp 150.000,00
Rp 75.000,00
-
Rp 125.000,00
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 50.000,00
Rp 25.000,00
-
-
Rp 100.000,00
Rp 200.000,00
Rp 300.000,00
Rp 400.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Sedang bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada akhir tahun (periode) ke 1 setelah
terjadinya transaksi penjualan mesin dan peralatan oleh PT Wijaya sebagai perusahaan anak kepada PT
Dani sebagai perusahaan induk tergantung dari metode pencatatan terhadap investasi saham pada
perusahaan anak yang digunakan oleh PT Dani. Agar memperoleh gambaran yang yang konkrit berikut
ini akan diberikan serangkaian contoh-contoh sebagai berikut :
- Metode Equilty :
Pada metode Equilty, PT Dani akan akan melakukan pencatatan atas bagian keuntungan yang
dilaporkan PT Wijaya yang timbul dari transaksi antar kedua perusahaan berikut :
Investasi Saham-saham, PT Wijaya………. Rp 375.000,00
Laba/Rugi, PT Wijaya
(Saldo Laba Yang Ditahan,
75% x Rp 500.000,00……………… Rp 375.000,00
Penjelasan daftar lajur
(1) Dalam Neraca konsolidasi pada akhirnya kenaikan saldo rekening Investasi Saham-saham, PT Wijaya
(perusahaan anak) dieleminasi seluruhnya.
(2) Saldo kredit Laba Yang Ditahan, PT Dani pada akhir tahun ke 1 sebesar Rp 75.000,00 merupakan
koreksi atas pembebanan biaya penyusutan mesin yang terlalu besar dalam tahun ke 1 tersebut.
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi, Partial
Metode Equilty
Rekening-
rekening
Neraca
PT Dani
(Rp)
PT Wijaya
(Rp)
Eliminasi Neraca Konsolidasi
D
(Rp)
K
(Rp)
D
(Rp)
K
(Rp)
Debit :
Investasi
Saham-
saham, PT
Wijaya
Mesin dan
Peralatan
Kredit :
Akumulasi
Penyusutan
Laba Yang
375.000,00
2.500.000,00
500.000,00
-
-
-
-
-
100.000,00
a) 375.000,00
500.000,00
-
-
2.000.000,00
-
-
-
400.000,00
Ditahan, PT
Dani
Laba Yang
Dtahan, PT
Wijaya
Eliminasi
75%
375.000,00
-
-
-
500.000,00
-
300.000,00
100.000,00
a) 375.000,00
-
-
-
-
-
-
75.000,00
25.000,00
-
Dalam contoh ini ubtuk masa lima tahun PT Dani telah membebankan biaya penyusutan mesin pada
pendapatan yang bersangkutan sebesar RP 500.000,00 sedang seharusnya hanya sebesar hanya sebesar
Rp 400.000,00 (1/5 x Rp 2.000.000,00) atau terlalu besar Rp 100.000,00 per tahun. Dengan denikian
dalam tahun ke 1 begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya masih harus diakui biaya sebesar Rp
25.000,00 (Rp 100.000,00 – Rp 75.000,00) oleh PT Dani sebagai akibat pembelian mesin dari PT Wijaya.
Di lain pihak jumlah yang sama (RP 25.000,00) tersebut merupakan bagian laba para pemegang saham
minoritas pada PT Wijaya, sebagai nampak dalam daftar lajur diatas.
Metode Harga Perolehan
Pada metode harga perolehan laba antar transaksi yang dilaporkan PT Wijaya belum/tidak
diakui oleh PT Dani di dalam laporan keuangan individual sampai dengan ada realisasi melalui
pembagian deviden. Oleh sebab itu eliminasi terhadap laba antar transaksi pada akhir tahun ke 1 setelah
terjadinya trnsaksi akan nampak seperti pada daftar lajur yang berikut :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi – Partial.
Metode Harga Perolehan
Rekening-
rekening PT Dani PT Wijaya
Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Neraca (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit :
Mesin dan
Peralatan
Kredit :
Akumulasi
Penyusutan
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
Laba Yang
Dtahan, PT
Wijaya
Pemegang
Saham
Minoritas
25%
Kenaikan
Saldo Laba
untuk PT
Dani
2.500.000,00
500.000,00
-
-
-
-
-
-
-
500.000,00
-
-
-
100.000,00
300.000,00
100.000,00
-
-
500.000,00
-
-
-
-
-
2.000.000,00
-
300.000,00
-
-
-
-
400.000,00
-
-
25.000,00
375.000,00
Pemilikan Obligasi Antar Perusahaan-Perusahaan Berafiliasi (Inter Company Bond Holding)
Seperti halnya transaksi jual beli baik berupa barang-barang dagangan, jasa-jasa maupun
fasilitas-fasilitas produksi lainnya, maka sangat dimungkinkan terjadinya pemilikan (Surat Hutang)
Obligasi dari suatu perusahaan oleh perusahaan lain didalam lingkungan perusahaan yang berafiliasi.
Apabila hal ini terjadi berarti akan timbul hutang-piutang antar perusahaan-perusahaan yang berafiliasi.
Di dalam neraca yang dikonsolidasi hutang-piutang tersebut harus dieleminasi (dihapuskan), sehingga
hanya obligasi-obligasi yang dimiliki oleh pihak-pihak diluar perusahaan-perusahaan yang berafiliasi
dilaporkan sebagai “Hutang Obligasi”.
Pada mulanya Obligasi dapat dijual/dikeluarkan dengan kurs di atas maupun di bawah nilai nominalnya.
Oleh karenanya nilai buku hutang obligasi sebelum jatuh temponya kelak, kemungkinan berbeda dengan
jumlah yang harus dibayar pada saat pelunasan hutang yang bersangkutan.
Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya, disebabkan oleh karena tingkat
bunga nominal (Obligasi) tidak sama dengan tingkat bunga efektipnya. Akan tetapi pada saat jatuh
temponya (hutang) obligasi akan dibayar sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu nilai buku (hutang)
obligasi harus disesuaikan secara periodik sehingga pada saat jatuh tem[ponya nilai buku hutang obligasi
persis sama dengan nilai nominalnya.
Contoh 14: Pemilikan obligasi oleh perusahaan anak atas obligasi yang dikeluarkan perusahaan induk.
PT Dani mengeluarkan 10 lembar 6% obligasi nominal @ Rp. 10.000.000 pada tanggal 1 januari
1975. obligasi tertanggal 1 januari 1975, dijual seluruhnya dengan kurs 110. bunga dibayar tiap-tiap
setengah tahun masing-masing tiap tanggal 1 januari dan 1 juni 1975. empat tahun kemudian, tepatnya
pada tanggal 1 januari 1979 PT Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan anak dari PT Dani
membeli 5 lembar obligasi PT Dani dari pemegang saham sebelumnya dengan harga seluruhnya rp.
5.450.000.
Apabila setelah terjadi transaksi pembelian obligasi oleh PT Wijaya kemudian disusun neraca
konsolidasi, maka nilai buku hutang obligasi untuk 5 lembar pada tanggal 1 januari 1979 harusdieliminasi
sesuai dengan dasarannggapan bahwa transaksi tersebuut berarti penarikan kembali/pelunasan
terhadap hutang obligasi.
Atas dasar alasan tersebut (rugi) pelunasan obligasi itu dihitung sebagai berikut:
Nominal, 10 lembar obligasi..............................................................Rp.10.000.000
Premium ( 10%xRp. 10.000.000).......Rp. 1.000.000
Amortisasi, 1 januari 1975 sampai
Dengan 1 januari 1979
(4%xRp. 1.000.000)............................Rp. 400.000
Rp. 600.000
Nilai buku, 1 januari 1979............................................................Rp.10.600.000
Nilai buku untuk 5 lembar (Rp.10.600.000:2)=.................................Rp. 5.300.000
Dilunasi dengan harga........................................................................Rp. 5.450.000
Rugi pelunasan obligasi...............................................................Rp. 150.000
Daftar Lajur Penyusunan neraca Konsolidasi - Partial
Eliminasi Neraca Konsolidasi
Rekening PT Dani
PT
Wijaya D K D K
Neraca (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Debit:
Investasi 6%
Obligasi PT Dani
(nominal Rp.
5.000.000) - 5.450.000 - 5.450.000 - -
Kredit:
Hutang Obligasi 10.000.000 - 5.000.000 - - 5.000.000
Premium Obligasi 600.000 - 300.000 - - 300.000
Laba Yang Ditahan,
PT Dani - - 150.000 - 150.000 -
Prosedur Alternatip
Apabila suatu perusahaan menarik kembali (membeli kembali) obligasinya sendiri tidak pada
saat jatuh temponya mungkin sekali tidak bertujuan untuk pelunasan, melainkan semata-mata sebagai
investasi sementara dengan harapan setiap saat dapat terjual kembali jika diperlukan uang
tunai.transaksi pemilikan obligasi demikian disebut “obligasi yang ditarik dari peredaran (Treasury
Bond)”. Sehingga penyajian obligasi yang dimiliki oleh salah satu atau lebih anggota dalam lingkungan
perusahaan-perusahaan yang berafiliasi di dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Hutang obligasi..................................Rp. 10.000.000
Dikurangi:
Obligasi yang dimiliki oleh
Perusahaan dalam lingkungan
Afiliasi Rp. 5.000.000
Obligasi yang beredar Rp. 5.000.000
Apabila pada contoh nomor 14, obligasi PT Dani yang dimiliki oleh PT Wijaya dianggap sebagai
obligasi yang ditarik dari peredaran maka eliminasi di dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi
yang diperlukan hanya terbatas pada saldo premium obligasi. Atas dasar tersebut bentuk lajur pada
tanggal 1 januari 1979, dimana obligasi yang dimiliki oleh PT Wijaya dianggap sebagai obligasi yang
ditarik dari peredaran akan tampak sebagai berikut ;
Daftar Lajur Penyusunan neraca Konsolidasi - Partial
Rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya Elliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit:
Investasi 6%
obligasi, PT
Dani (nominal
Rp.
5.000.000)
Kredit:
Hutang
Obligasi
Premium
obligasi
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
-
10.000.000
600.000
-
5.450.000
-
-
-
-
-
300.000
150.000
5.450.000
-
-
-
5.000.000
-
-
150.000
-
10.000.000
300.000
-
Apabila obligasi PT Dani yang dimiliki oleh PT Wijaya dianggap sebagai obligasi yang ditarik dari
peredaran, maka jumlah premium/diskonto obligasi diamortisasi/diakumulasi sepanjang umur
obligasinya. Oleh karena amortisasi premium secara periodik menurut buku-buku PT Dani berbeda
dengan amortisasi premium pada buku-buku PT Wijaya, maka secara periodik laba (rugi) tersebut akan
semakin berkurang sebesar selisih amortisasi premium obligasi menurut buku-buku PT Dani dengan
amortisasi premium pada buku-buku PT Wijaya.
Dengan demikian eliminasi secara periodik terhadap premium obligasi yang belum diamortisasi
dan laba (rugi) yang harus diakui sejak tanggal pembelian sampai dengan tanggal jatuh tempo
obligasinya di dalam neraca konsolidasi, akan nampak seberti berikut:
Tanggal Penyusunan
Neraca Konsolidasi
Premium Obligasi
(Debit)
Laba Yang Ditahan PT
Dani (Debit)
Investasi Obligasi
(Kredit)
1 Januari 1979
31 Desember 1979
31 Desember 1980
31 Desember 1981
31 Desember 1982
31 Desember 1983
31 Desember 1984
Rp. 300.000
Rp. 250.000
Rp. 200.000
Rp.150.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
-
Rp. 150.000
Rp. 125.000
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 50.000
Rp. 25.000
-
Rp. 450.000
Rp. 375.000
Rp. 300.000
Rp. 225.000
Rp. 150.000
Rp. 75.000
-
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa amortisasi premium secara periodik akan mengurangi nilai buku
hutang obligasi pada buku PT Dani sebesar Rp. 100.000 (premium Rp.1.000.000 diamortisasi dalam
waktu 10 tahun). Sehingga untuj hutang obligasi sebesar Rp.5.000.000 nilai bukunya akan berkurang
secara periodik sebesar Rp.50.000 ( ½ x Rp.100.000). disisi lain pihak amortisasi premium investasi
obligasi pada buku PT Wijaya secara periodik akan mengakibatkan penurunan nilai bukunya sebesar
Rp.75.000 (premium sebesar Rp.450.000 diamortisasi dalam waktu 6 bulan).
Laba (rugi) yang terjadi sebagai akibat transaksi tersebut adalah perbedaan nilai buku hutang
obligasi (menurut PT Dani) dengan harga perolehan (nilai buku) obligasi pada PT Wijaya. Oleh sebab itu
eliminasi laba (rugi0 yang terjadi secara periodik akan berkurang sebesar selisih amortisasi premium
periodik menurut PT Wijaya dengan amortisasi periodik PT Dani yaitu : Rp. 25.000 (atau 1/6 x xRp.
150.000).
Dengan demikian apabila sampai dengan akhir periode tahun buku 1982 obligasi PT Dani yang
dimiliki PT Wijaya tidak dijual kembali, maka daftar lajur neraca konsolidasinya sebagai berikut :
Daftar Lajur Penyusunan neraca Konsolidasi - Partial
Rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya Elliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit:
Investasi 6%
obligasi, PT
Dani (nominal
Rp.
5.000.000)
Kredit:
Hutang
Obligasi
Premium
obligasi
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
-
10.000.000
200.000
-
5.150.000
-
-
-
-
-
100.000
50.000
150.000
-
-
-
5.000.000
-
-
50.000
-
10.000.000
100.000
-
Pemilikan obligasi oleh perusahaan induk atas obligai yang dikeluarkan oleh perusahaan anak
Apabila obligasi perusahaan anak yang semula dimiliki oleh pihak lain diluar anggota perusahaan
yang berafiliasi, kemudian dibeli oleh perusahaan induk dengan harga yang berbeda dengan nilai
bukuhutang obligasi pada buku perusahaan anak, maka timbul laba (rugi) yang harus diakui oleh
perusahaan afiliasisebagai satu kesatuan ekonomis. Dalam hal ini laba (rugi) yang terjadi seluruhnya
merupakan beban bagi perusahaan anak. Oleh sebab itu laba (rugi) tersebut akan dibebankan kepada
saldo laba yang ditahan dari perusahaan induk atau dari perusahaan anak tergantung di samping dari
bagian pemilikan atas saham perusahaan anak, juga metode pencatatan investasi saham-saham pda
perusahaan anak yang dipakai.
Contoh 15:
PT Dani memiliki 75% saham-saham PT Wijaya sejak beberapa tahun yang lalu. Untuk memenuhi
kebutuhan akan modal kerja dalam rangka perluasan usahanya, pada tanggal 1 januari 1975 PT Wijaya
mengeluarkan 10 lembar 6% oblugasi niminal @ Rp. 1.000.000 dengan kurs 110. obligasi tertanggal 1
januari 1975 dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 1985. Bunga obligasi dibayar tiap-tiap
setengah tahun masing-masing pada tanggal 1 januari dan 1 juli.
Empat tahun kemudian yaitu pada tanggal 1 januari 1979 PT Dani membeli 5 lemmbar obligasi
PT Wijaya dari para pemegang saham sebelumnya dengan harga seluruhnya sebesar Rp. 5.450.000.
Dilihat sebagai satu kesatuan ekonomis transaksi pembelian obligasi oleh PT Dani
mengakibatkan kerugian yang harus diakui sebesar Rp. 150.000 yaitu merupakan selisih anntara nilai
buku hutang obligasi dengan jumlah yang dibayar untuk menarik kembali obligasi tersebut dengan
perhitungan sebagai berikut:
Nominal Obligasi(5 lembar@ Rp. 1.000.000) =Rp.5.000.000
Premium Obligasi:
10% x Rp. 5.000.000..................................Rp.500.000
Amortisasi premium (1 januari 1975
sampai dengan 1 januari 1979= 4/10 x
500.000) Rp.200.000
Rp. 300.000
Nilai buku, 1 januari 1979..................................................Rp.5.300.000
Dilunasi dengan harga........................................................Rp.5.450.000
Rugi pelunasan obligasi...............................................Rp. 150.000
Dalam hal ini rugi yang terjadi sebesar Rp. 150.000 harus dialokasikan masing-masing Rp.
112.500 untuk PT Dani sebagai perusahan induk dan Rp.37.500 untuk PT Wijaya sebagai kerugian yang
dibebankan kepada pemegang saham minoritas.
Prosedur ini dilakukan apabila ini pelunasan terhadap hutang obligasi PT Wijaya.
Akan tetapi apabial pemilikan obligasi oleh PT dani atas PT Wijaya tidak merupakan pelunasan hutang
dan obligasimasih tetap dipegang oleh PT Dani berarti hubungan hutng piutang masih tetap berlangsung
sebagai unit usaha yang terpisah, meskipun didalam neraca yang dikonsolidasikan harus ditiadakan.
Apabila hal terakhir ini yang terjadi, Maka atas dasar contoh nomor 15 eliminasi terhadap
premium obligasi serta pengakuan rugi di dalam neraca yang dikonsolidasi sejak saat pemilikan obligasi
oleh PT Dani sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi akan tampak sebagai berikut:
Tanggal Penyusunan
Neraca Konsolidasi
Premium
Obligasi
(Debit)
Laba Yang
Ditahan PT Dani
(Debit)
Laba Yang
Ditahan PT
Wijaya (Debit)
Investasi Obligasi
(Kredit)
1 Januari 1979
31 Desember 1979
31 Desember 1980
31 Desember 1981
31 Desember 1982
31 Desember 1983
31 Desember 1984
Rp. 300.000
Rp. 250.000
Rp. 200.000
Rp.150.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
-
Rp. 112.000
Rp. 93.750
Rp. 75.000
Rp. 56.250
Rp. 37.500
Rp. 18.750
-
Rp. 37.500
Rp. 31.250
Rp. 25.000
Rp. 18.750
Rp. 12.500
Rp. 6.250
-
Rp. 450.000
Rp. 375.000
Rp. 300.000
Rp. 225.000
Rp. 150.000
Rp. 75.000
-
Metode Harga Perolehan :
Pada dasarnya laba (rugi) yang terjadi sebagai akibat pemilikan obligasi oleh perusahaan induk
atas obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan anak sepenuhnya menadi beban perusahaan anak. Akan
tetapi oleh karena perusahaan induk mempunyai bagian atas laba (rugi) pada perusahaan anak maka
laba (rugi) yang terjadi juga harus dialokasikan.dengan demikian pada contoh ini bagian rugi sebesar Rp.
112.500 pada 1 januari belum nampak diakui pada buku-buku PT Dani. Oleh sebab itu pada cost method
seluruh jumlah kerugian yang terjadi (Rp. 150.000) harus didebiit (dikurangkan) dari saldo laba yang
ditahan PT Wijaya, dengan perincian = Rp. 112.500 harus ditanggunng oleh PT dani sebagai contrilling
interest dan Rp. 37.500 ditanggung para pemegang saham minoritas pada PT Wijaya. Adapun bentuk
lajurnya akan nampak sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan neraca Konsolidasi – Partial
Metode harga perolehan
Rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya Elliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit:
Investasi 6%
obligasi, PT
Wijaya
(nominal Rp.
5.000.000)
Kredit:
Hutang
Obligasi
Premium
obligasi
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
Laba Yang
Ditahan, PT
5.450.000
-
-
4.525.000
-
10.000.000
600.000
-
-
-
300.000
-
450.000
-
-
-
5.000.000
-
-
-
-
10.000.000
300.000
4.525.000
Wijaya
Eliminasi 75%
seperti diatas
Hak
pemegang
saham
minoritas
(25% x Rp.
2.350.000)
Kenaikan
saldo laba
yang ditahan
untuk PT Dani
(75% x Rp.
300.00)-Rp.
112.500
-
-
-
-
2.500.000
-
-
-
150.000
1.650.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
587.500
112.500
Metode Equity :
Apabila metode equity dipakai dalam pencatatan investasi saham pada perusahaan anak
berartibahwa PT Dani telah mengakui bagian ruugi yang diderita oleh PT Wijaya. Oleh sebab itu apabila
neraca konsolidasi disusun pada tanggal 1 januari 1979, maka eliminasi terhadap premium obligasi harus
disertai dengan pengakuan rugi masing-masing sebesar Rp. 112.500 dibebankan pada saldo laba yang
ditahan PT Dani sebagai contrilling interest dan Rp. 37.500 dibebankan pada saldo yang ditahan PT
Wijaya sebagai bagian rugi yang harus dibebankan para pemegang saham minoritas perusahaan anak.
Adapun bentuk lajurnya akan nampak sebagai berikut:
Daftar Lajur Penyusunan neraca Konsolidasi – Partial
Metode equity
Rekening
Neraca
PT Dani PT Wijaya Elliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit:
Investasi 6%
obligasi, PT
Dani (nominal
Rp.
5.000.000)
Kredit:
Hutang
Obligasi
Premium
obligasi
Laba Yang
Ditahan, PT
Dani
Laba Yang
Ditahan, PT
Wijaya
Eliminasi 75%
Hak
pemegang
saham
minoritas
(25% x Rp.
2.500.000)-
Rp. 37.500
5.450.000
-
-
4.750.000
-
-
-
-
10.000.000
600.000
-
2.500.000
-
-
-
-
300.000
112.500
37.500
1.875.000
-
450.000
-
-
-
-
-
-
5.000.000
-
-
-
-
-
-
-
10.000.000
300.000
4.637.500
-
-
587.500
Catatan:
1. Saldo Laba Yang Ditahan PT Dani diumpamakan sebesar Rp. 4.525.000 tidak termasuk bagian
atas laba yang diperoleh PT Wijaya sejak terjadi pemilikan saham yaitu sebesar 75% x (Rp.
2.500.000 _ Rp. 2.200.000) atau sebesar Rp. 225.000
2. Kenaikan saldo Laba Yang Ditahan PT Wijaya sejak pemilikan sahamnya oleh PT Dani sampai
dengan tanggal 1 januari 1979 sebesar Rp. 300.000
Pada dua contoh terakhir pembelian/pemilikan obligasi oleh perusahaan anak maupun induk
atas obligasi-obligasi perusahaan afiliasi tersebut masing-masing dilakukan dengan harga diatas nilai
buku hutang obligasi perusahaan yang mengeluarkan obligasi.
Akan tetapi apabila pembelian/pemilikan obligasi dilakukan dengan harga dibawah nilai buku
hutang obligasi, maka didalam laporan keuangan yang dikonsolidasi tidak boleh segera diakui terjadinya
laba. Melainkan harus dilaporkan sebagai “laba atas pemilikan obligasi antar perusahaan afiliasi yang
belum direallisasi” sesuai dengan konsep konservatisme.