Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

20
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui,semua Negara pasti mempunyai peraturan-peraturan dan hukum,dan begitu juga dengan Negara Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara hukum, yang mempunyai peraturan-peraturan hukum, yang sifatnya memaksa seluruh masyarakat atau rakyat Indonesia harus patuh terhadap peraturan-peraturan atau kebijakan- kebijakan hukum di Indonesia bahkan juga memaksa orang asing yang berada di wilayah Indonesia untuk patuh terhadap hukum yang ada di Negara indonesia.dan Negara pun membentuk badan penegak hukum guna mempermudah dalam mewujudkan Negara yang adil dan makmur. Tetapi tidak dapat dipungkiri di Negara kita masih banyak kesalahan dalam menegakan hukum di Negara kita. Dan masih banyak juga ketidak adilan dalam melaksanakan hukum yang berlaku.tetapi itu bukanlah salah dalam perumusan hukum,melainkan salah satu keteledoran badan-badan pelaksa hukum di Indonesia. Akibat dari keteledoran tersebut banyak sekali pelangaran-pelangaran hukum,dan pelangar-pelangar hukum yang seharusnya di adili dan dikenakan sanksi yang seharusnya, malah dibiarkan begitu saja dan hal ini sangat berdampak buruk bagi masa depan negara ini. 1

Transcript of Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

Page 1: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui,semua Negara pasti mempunyai peraturan-peraturan dan

hukum,dan begitu juga dengan Negara Indonesia.Negara Indonesia adalah Negara

hukum, yang mempunyai peraturan-peraturan hukum, yang sifatnya memaksa seluruh

masyarakat atau rakyat Indonesia harus patuh terhadap peraturan-peraturan atau

kebijakan-kebijakan hukum di Indonesia bahkan juga memaksa orang asing yang

berada di wilayah Indonesia untuk patuh terhadap hukum yang ada di Negara

indonesia.dan Negara pun membentuk badan penegak hukum guna mempermudah

dalam mewujudkan Negara yang adil dan makmur. Tetapi tidak dapat dipungkiri di

Negara kita masih banyak kesalahan dalam menegakan hukum di Negara kita. Dan

masih banyak juga ketidak adilan dalam melaksanakan hukum yang berlaku.tetapi itu

bukanlah salah dalam perumusan hukum,melainkan salah satu keteledoran badan-badan

pelaksa hukum di Indonesia.

Akibat dari keteledoran tersebut banyak sekali pelangaran-pelangaran hukum,dan

pelangar-pelangar hukum yang seharusnya di adili dan dikenakan sanksi yang

seharusnya, malah dibiarkan begitu saja dan hal ini sangat berdampak buruk bagi masa

depan negara ini.

Oleh karena itu kita akan membahas apa bagaimana penegakan hukum di Indonesia

dan bagaimana upaya-upaya penegakan hukum di negara kita ini. untuk memulihkan

atau membentuk negara yang memiliki hukum yang tegas dan sesuai dengan undang-

undang yang berlaku.

II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah-masalah berikut,

1. Apa pengertian penegakan hukum ?

2. Siapa saja aparat penegak hukum di negeri ini ?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum ?

4. Apa saja masalah-masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia ?

III.Tujuan

Dari rumusan di atas, ada beberapa tujuan rumusan masalah sebagai berikut,

1

Page 2: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian penegakan hukum

2. Mahasiswa dapat mengetahui aparat penegak hukum di Indonesia

3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan

hukum di Indonesia

4. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah penegakan hukum yang

terjadi di Indonesia

2

Page 3: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Penegakan Hukum

“Negara Indonesia adalah Negara hukum”, dalam UUD 1945 pasal 1

ayat 3 amandemen ketiga. Dalam penjelasan UUD 1945 mengenai sistem

pemerintahan Negara disebutkan bahwa ”Negara Indonesia berdasarkan

atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka

(Machtsstaat)”. Prinsip dasar yang dianut dalam hukum dasar tersebut

memberikan gambaran hokum menjadi landasan kehidupan masyarakat.

Atau dengan kata lain yang ingin ditegakkan dalam Negara ini adalah

supremasi hokum bukan supremasi kekuasaan.

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

Dalam menegakkan hukum, ada tiga hal yang harus diperhatikan,

yaitu kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Oleh karena itu

Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa penegakan hukum merupakan suatu

usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum, dan

kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Proses perwujudan ide-ide itulah

yang merupakan hakikat dari penegakan hukum.

Penegakan hukum harus berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,

karena hukum diciptakan semata-mata untuk kepetingan masyarakat.

Sehingga dengan adanya penegakan hukum diharapkan masyarakat dapat

hidup aman, damai, adil, dan sejahtera. Penegakan hukum merupakan

suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum dan

kemanfaatan sosial menjadi kenyataan.

Jadi penegakan hukum pada hakikatnya adalah proses perwujudan

ide-ide. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam

3

Page 4: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penegakan hukum dibedakan

menjadi dua, yaitu:

a. Ditinjau dari sudut subyeknya:

1) Dalam arti luas, proses penegakan hukum melibatkan semua

subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang

menjalankan aturan normative atau melakukan sesuatu atau tidak

melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan

hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan

aturan hukum.

2) Dalam arti sempit, penegakan hukum hanya diartikan sebagai

upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan

memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana

seharusnya.

b. Ditinjau dari sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya:

1) Dalam arti luas, penegakan hukum yang mencakup pada nilai-nilai

keadilan yang di dalamnya terkandung bunyi aturan formal maupun

nilai-nilai keadilan yang ada dalam bermasyarakat.

2) Dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut

penegakkan peraturan yang formal dan tertulis.

2. Aparat Penegak Hukum

Hukum dapat tercipta bila masyarakat sadar akan hukum tanpa membuat

kerugian pada orang lain. Penegakkan Hukum di Indonesia tidak terlepas dari

peran para aparat penegak hukum. Menurut Pasal 1 Bab 1 Undang-undang

Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud aparat penehak hukum oleh

undang-undang ini adalah sebagai berikut:

a. Penyelidik ialah pejabat polisi negara Repulik Indonesia atau pejabat

Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh

undang-undang untuk melakukan penyelidikkan.

b. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk

bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan

yang telah memperoleh hukum tetap.4

Page 5: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

c. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang

ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan ketetapan hakim.

d. Hakim yaitu pejabat peradilan Negara yang diberi kewenangan oleh

undang-undang untuk mengadili.

e. Penasehat hukum ialah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan

oleh undang-undang untuk memberikan bantuan hukum.

Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak

hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur

penegak hukum yang teribat dalam proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi,

polisi, penasehat hkum, jaksa, hakim dan petugas sipil pemasyarakatan. Dalam

proses bekerjanya aparatur penegak hukum, terdapat tiga elemen penting yang

mempengaruhi, yaitu:

a. Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana

pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya.

b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai

kesejahteraan aparatnya.

c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupun

yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum

materiilnya maupun hukum acaranya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan

hukum sebagai berikut:

a. Faktor hukumnya sendiri

Semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin baik

memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik suatu

peraturan hukum akan semakin sukarlah menegakkannya. Secara umum,

peraturan hukum yang baik adalah peraturan hukum yang berlaku secara

yuridis, sosiologis dan filosofis.

1) Secara Yuridis:

Setiap peraturan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada

peraturan yang lebih tinggi tingkatannya. Ini berarti bahwa setiap

peraturan hukum yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan

peraturan hukum yang lebih tinggi derajatnya. Misalnya, Undang-

5

Page 6: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

Undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat.

2) Secara Sosiologis:

Bilamana peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh

masyarakat kepada siapa peraturan hukum tersebut ditujukan/

diberlakukan menurut “Anerkennungstheorie”, “The recognition

Theory”). Teori ini bertolak belakang dengan “Machttheorie”, Power

Theory”) yang menyatakan, bahwa peraturan hukum mempunyai

kelakuan sosiologis, apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa,

diterima ataupun tidak oleh warga masyarkat.

3) Secara Filosofis:

Apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum

(rechtsidde) sebagai nilai positif yang tertinggi. Dalam negara Indonesia,

cita-cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi adalah masyarakat

yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Faktor Penegak Hukum

Yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum..

Mentalitas penegak hukum merupakan titik sentral daripada proses

penegakan hukum. Hal ini disebabkan, oleh karena pada masyarakat

Indonesia masih terdapat kecenderungan yang kuat, untuk senantiasa

mengidentifikasikan hukum dengan penegaknya. Apabila penegaknya

bermental baik, maka dengan sendirinya hukum yang diterapkannya juga

baik. Kalau saja penegak hukum tidak disukai, maka secara serta merta

hukum yang diterapkan juga dianggap buruk.

Secara sosiologi setiap penegak hukum tersebut mempunyai

kedudukan (status) atau peranan (role). Kedudukan sosial merupakan

posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang isinya adalah hak dan

kewajiban. Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan

penilaian pribadi yang memegang peranan karena:

1) Tidak ada perundingan undang-undang yang sedemikian lengkap,

sehingga dapat mengatur perilaku manusia.

2) Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundang-undangan dengan

perkembangan masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian.

6

Page 7: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

3) Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan.

4) Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan khusus.

c. Faktor sarana atau Fasilitas

Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang

berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,

keuangan yang cukup dan seterusnya. Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi

maka mustahil penegak hukum akan mencapai tujuannya. Misalnya, untuk

membuktikan apakah suatu tanda tangan palsu atau tidak, kepolisian di

daerah tidak dapat mengetahui secara pasti, karena tidak mempunyai alat

untuk memeriksanya, sehingga terpaksa dikirim ke Jakarta.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa sarana atau fasilitas

sangat menentukan dalam penegak hukum. Tanpa sarana atau fasilitas yang

memadai, penegak hukum tidak akan dapat berjalan lancar, dan penegak

hukum tidak mungkin menjalankan peranan yangg seharusnya.

d. Faktor Masyarakat

Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin

memungkinkan penegakan hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah

tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka akan semakin sukar untuk

melaksanakan penegak hukum yang baik.

Kesadaran hukum merupakan suatu pandangan, pengetahuan,

penghayatan dan ketaatan masyarakat akan adanya hukum. Pandangan itu

berkembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu agama, ekonomi,

politik, dan sebagainya. Pandangan itu selalu berubah, oleh karena itu

hukum pun selalu berubah. Maka diperlukan upaya dari kesadaran hukum,

yakni:

1) Pengetahuan hukum

2) Pemahaman hukum

3) Sikap terhadap norma-norma

4) Perilaku hukum.

e. Faktor Kebudayaan

7

Page 8: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari

hukum yang berlaku, nilai-nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi

yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dituruti) dan apa

yang dianggap buruk (sehinga dihindari). Maka, kebudayaan Indonesia

merupakan dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku. Disamping itu

berlaku pula hukum tertulis (perundang-undangan), yang dibentuk oleh

golongan tertentu dalam masyarakat yang mempunyai kekuasaan dan

wewenang untuk itu. Hukum perundang-undangan tersebut harus dapat

mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat, agar hukum

perundang-undangan tersebut dapat berlaku secara aktif.

Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa azas

yang tujuannya adalah agar undang-undang tersebut mempunyai dampak

yang positif. Azas-azas tersebut antara lain:

1) Undang-undang tidak berlaku surut,

2) Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,

3) Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi,

4) Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang

yang bersifat umum, apabila pembuatnya sama,

5) Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-

undang yang berlaku terdahulu.

4. Masalah-Masalah Penegakan Hukum yang Terjadi di Indonesia

Penegakkan hukum di Indonesia sudah lama menjadi persoalan serius bagi

masyarakat di Indonesia. Bagaimana tidak, karena persoalan keadilan telah

lama diabaikan bahkan di fakultas-fakultas hukum hanya diajarkan bagaimana

memandang dan menafsirkan peraturan perundang-undangan. Persoalan

keadilan atau yang menyentuh rasa keadilan masyarakat diabaikan dalam

sistem pendidikan hukum di Indonesia.

Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang serius dalam kontek penegakkan

hukum. Para hakim yang notabene merupakan produk dari sekolah-sekolah

hukum yang bertebaran di Indonesia tidak lagi mampu menangkap inti dari

semua permasalahan hukum dan hanya melihat dari sisi formalitas hukum.

Sehingga tujuan hukum yang sesungguhnya malah tidak tercapai.

8

Page 9: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

Sebagai contoh, seluruh mahasiswa hukum atau ahli-ahli hukum

mempunyai pengetahuan dengan baik bahwa kebenaran materil, kebenaran

yang dicapai berdasarkan kesaksian-kesaksian, adalah hal yang ingin dicapai

dalam sistem peradilan pidana. Namun, kebanyakan dari mereka gagal

memahami bahwa tujuan diperolehnya kebenaran materil sesungguhnya hanya

dapat dicapai apabila seluruh proses pidana berjalan dengan di atas rel hukum.

Namun pada kenyataannya proses ini sering diabaikan oleh para hakim ketika

mulai mengadili suatu perkara. Penangkapan yang tidak sah, penahanan yang

sewenang-wenang, dan proses penyitaan yang dilakukan secara melawan

hukum telah menjadi urat nadi dari sistem peradilan pidana. Hal ini terutama

dialami oleh kelompok masyarakat miskin. Itulah kenapa, meski dijamin dalam

UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, prinsip persamaan di

muka hukum gagal dalam pelaksanaannya.

Kebenaran formil, kebenaran yang berdasarkan bukti-bukti surat, adalah

kebenaran yang ingin dicapai dalam proses persidangan perdata. Namun, tujuan

ini tentunya tidak hanya melihat keabsahan dari suatu perjanjian, tetapi juga

harus dilihat bagaimana keabsahan tersebut dicapai dengan kata lain proses

pembuatan perjanjian justru menjadi titik penting dalam merumuskan apa yang

dimaksud dengan kebenaran formil tersebut. Namun, pengadilan ternyata

hanya melihat apakah dari sisi hukum surat-surat tersebut mempunyai kekuatan

berlaku yang sempurna dan tidak melihat bagaimana proses tersebut terjadi.

Persoalan diatas makin kompleks, ketika aparat penegak hukum (hakim,

jaksa, polisi, advokat) juga mudah atau dimudahkan untuk melakukan berbagai

tindakan tercela dan sekaligus juga melawan hukum. Suatu tindakan yang

terkadang dilatarbelakangi salah satunya oleh alasan rendahnya kesejahteraan

dari para aparat penegak hukum tersebut (kecuali mungin advokat). Namun

memberikan gaji yang tinggi juga tidak menjadi jaminan bahwa aparat penegak

hukum tersebut tidak lagi melakukakn tindakan tercela dan melawan hukum,

karena praktek-praktek melawan hukum telah menjadi bagian hidup setidak

merupakan pemandangan yang umum dilihat sejak mereka duduk di bangku

mahasiswa sebuah fakultas hukum.

Persoalannya adalah bagaimana mengatasi ini semua, tentunya harus

dimulai dari pembenahan sistem pendidikan hukum di Indonesia yang harus

9

Page 10: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

juga diikuti dengan penguatan kode etik profesi dan organisasi profesi bagi

kelompok advokat, pengaturan dan penguatan kode perilaku bagi hakim, jaksa,

dan polisi serta adanya sanksi yang tegas terhadap setiap terjadinya tindakan

tercela, adanya transparansi informasi hukum melalui putusan-putusan

pengadilan yang dapat diakses oleh masyarakat, dan adanya kesejahteraan dan

kondisi kerja yang baik bagi aparat penegak hukum.

Berbicara masalah reformasi hukum, tentu tidak terlepas dari peran

berbagai pihak termasuk aparatur dan institusi yang bergerak di bidang hukum.

Peran yang jelas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan keterlibatan

pihak lain terutama aparatur pemerintah yang bergerak diluar bidang hukum

dan masyarakat secara umum. Peran ini tentu saja tidak hanya terletak pada

bagaimana sistem hukum yang ada bisa dibenahi, tapi juga bagaimana sistem

hukum yang diformulasikan dalam bentuk aturan-aturan hukum baik materiil

maupun formal itu ditegakkan secara konsekuen. Dalam situasi dimana institusi

formal yang bertanggung jawab melakukan reformasi di bidang hukum belum

memberikan perubahan yang berarti, kehadiran state auxiliary agencies seperti

KPK, Komnas HAM, KON dan KHN tentu diharapkan mampu memainkan

peran yang signifikan dalam upaya pembaharuan hukum.

Sistem hukum yang baik harus dimulai dari moral penegak hukum yang

baik. Ada adagium yang melekat dalam proses hukum kita, yaitu kalau

berurusan dengan hukum, ketika kehilangan kambing maka akan kehilangan

sapi. Karena baik polisi, jaksa, hakim, maupun pengacara terlibat dalam suatu

mafia peradilan. Mereka melakukan proses jual beli, berdagang hukum diantara

pelaku hukum tersebut. Itulah tantangan besar bagi masyarakat untuk

memperjuangkan hukum yang bersih, independen, dan bebas dari kepentingan

politik ataupun kepentingan lainnya. Itu agenda yang teramat penting dan

seharusnya dipelopori oleh institusi penegak hukum.

Penegakan hukum dalam mewujudkan keadilan harus selaras dengan

mentalitas yang bermoral bagi aparat penegak hukum. Hukum sebagai

panglima mewujudkan keadilan menjadi barometer dalam kemajuan bidang

lainnya. Sehingga kemajuan sektor lainnya dapat berjalan dalam koridor

hukum yang baik. Penegakan hukum dalam masyarakat yang pluralis harus

memperkuat tatanan kehidupan sesuai Pancasila, UUD 1945, semangat

10

Page 11: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

bhinneka tunggal ika, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam

memperkuat keutuhan NKRI.

Proses ini harus dikontrol oleh rakyat secara aktif dalam bentuk partisipasi

politik mereka. Martabat manusia tidak boleh dilanggar oleh siapapun termasuk

oleh negara, kepastian ini harus diatur dalam perundang-undangan yang

pembuatannya melibatkan partisipasi rakyat. Kemerdekaan pengadilan dan

hakim dari intervensi siapa pun atau apapun merupakan syarat mutlak suatu

negara yang berdasarkan hukum. Dan partisipasi rakyat dalam pembuatan

perundangan-undangan yang akan dijalankan oleh pengadilan adalah mutlak

sebagai pengejawantahan dari hak menentukan nasib sendiri.

Beberapa contoh masalah penegakan hukum yang terjadi di Indonesia

antara lain :

a. Kasus century yang menyebabkan banyaknya terseret nama-nama petinggi

Negara yang sampai saat ini belum jelas penyelesaiannya.

b. Proyek hambalang dimana kasus ini adalah dugaan tindak pidana korupsi

yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai

Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum qq komisaris

PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi

Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain

sebagainya yang sampai sekarang masih belum terselesaikan.

c. Kasus gayus tambunan yang melakukan tindak pidana korupsi, pencucian

uang dan penggelapan uang saat ini sudah menghilang kasusnya dan tanpa

kabar.

d. Kasus Akil Mochtar yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap

dalam sengketa Pilkada di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah

dan Lebak, Banten sampai saat ini masih belum terselesaikan.

Selain kasus-kasus di atas, masih banyak lagi kasus-kasus yang terjadi di negeri

ini sebagai bukti bahwa penegakan hukum yang terjadi di negeri ini masih

bermasalah dan carut-marut tidak ada habisnya. Baik di kota-kota besar

maupun di wilayah lain di Indonesia.

11

Page 12: Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya

atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara.

2. Aparat penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi

penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum antara lain:

hukumnya sendiri/substansi, Penegak Hukum, Sarana atau Fasilitas,

Masyarakat, Kebudayaan/Culture.

4. Masalah penegakan hukum yang terjadi di negeri ini semakin carut-

marut, untuk mewujudkan penegakan hukum yang sesungguhnya

dibutuhkan kesadaran dan perbaikan mutu dari semua pihak yang

terlibat di dalamnya.

B. Saran

Kami menyadari makalah ini masih mempunyai kekurangan dan demi

penyempurnaan makalah ini.maka kami membutuhkan kritik dan saran yang

bersifat positif/membangun dari pembaca.dan semoga makalah ini

bermanfaat untuk pembaca.

12