Ketika Cinta Berbuah Surga

7
Ketika Cinta Berbuah Surga karya : Habiburrahman El Shirazy (diadaptasi dan dimodifikasi dari cerita aslinya) Di tanah Kurdistan, ada seorang ratu yang adil dan shalihah. Dia memiliki putera; seorang anak laki-laki yang tampan, cerdas, pemberani. Saat-saat paling menyenangkan bagi sang ratu adalah ketika dia mengajari anaknya itu membaca Al-Qur’an. Sang ratu juga menceritakan kepadanya kisah-kisah kepahlawanan para panglima dan tentaranya di medan pertempuran. Anak ratu yang bernama Said itu, sangat gembira mendengar penuturan kisah ibundanya. Si tampan Said akan merasa jengkel jika di tengah- tengah ibundanya bercerita, tiba-tiba ada seseorang yang memutuskannya. Terkadang, ketika sedang asyik mendengarkan cerita sang bunda, tiba-tiba pengawal masuk dan memberitahukan bahwa ada tamu penting yang harus ditemui oleh ratu. Sang ratu tau apa yang dirasakan anaknya. Maka dia member nasihat kepada anaknya, Ratu : “Said, Anakku, sudah saatnya kau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Seorang teman baik, yang akan membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bias kau ajak bercinta untuk surga. Said : “Apa maksud Bunda dengan teman yang bias diajak nercinta untuk surga?” (Tanya Said dengan penasaran.) Ratu : “Dia adalah teman sejati yang benar-benar mau berteman denganmu, bukan karena derajatmu, tetapi karena kemurnian cinta itu sendiri, yang tercipta dari keikhlasan hati. Dia mencintaimu karena Allah. Dengan dasat itu, kau pun bias mencintainya dengan penuh keikhlasan; karena Allah. Kekuatan cinta kalian akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan. Kekuatan cinta itu juga akan bersinar dan membawa kalian masuk surga.” Said : “Lalu, bagaimanan mencari teman seperti itu Bunda?” (semakin penasaran) Ratu : “Kamu harus menguji orang yang hendak kau jadikan teman. Ada sebuah cara menarik untuk menguji mereka. Undanglah siapa pun yang kau anggap cocok, untuk menjadi temanmu saat makan pagi di sini, di rumah kita. Jika sudah sampai di sini, ulurlah dan

description

Naskah Drama

Transcript of Ketika Cinta Berbuah Surga

Ketika Cinta Berbuah Surgakarya : Habiburrahman El Shirazy (diadaptasi dan dimodifikasi dari cerita aslinya)

Di tanah Kurdistan, ada seorang ratu yang adil dan shalihah. Dia memiliki putera; seorang anak laki-laki yang tampan, cerdas, pemberani. Saat-saat paling menyenangkan bagi sang ratu adalah ketika dia mengajari anaknya itu membaca Al-Quran. Sang ratu juga menceritakan kepadanya kisah-kisah kepahlawanan para panglima dan tentaranya di medan pertempuran. Anak ratu yang bernama Said itu, sangat gembira mendengar penuturan kisah ibundanya. Si tampan Said akan merasa jengkel jika di tengah-tengah ibundanya bercerita, tiba-tiba ada seseorang yang memutuskannya.Terkadang, ketika sedang asyik mendengarkan cerita sang bunda, tiba-tiba pengawal masuk dan memberitahukan bahwa ada tamu penting yang harus ditemui oleh ratu. Sang ratu tau apa yang dirasakan anaknya. Maka dia member nasihat kepada anaknya,

Ratu: Said, Anakku, sudah saatnya kau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Seorang teman baik, yang akan membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bias kau ajak bercinta untuk surga.Said: Apa maksud Bunda dengan teman yang bias diajak nercinta untuk surga? (Tanya Said dengan penasaran.)Ratu: Dia adalah teman sejati yang benar-benar mau berteman denganmu, bukan karena derajatmu, tetapi karena kemurnian cinta itu sendiri, yang tercipta dari keikhlasan hati. Dia mencintaimu karena Allah. Dengan dasat itu, kau pun bias mencintainya dengan penuh keikhlasan; karena Allah. Kekuatan cinta kalian akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan. Kekuatan cinta itu juga akan bersinar dan membawa kalian masuk surga.Said: Lalu, bagaimanan mencari teman seperti itu Bunda? (semakin penasaran)Ratu: Kamu harus menguji orang yang hendak kau jadikan teman. Ada sebuah cara menarik untuk menguji mereka. Undanglah siapa pun yang kau anggap cocok, untuk menjadi temanmu saat makan pagi di sini, di rumah kita. Jika sudah sampai di sini, ulurlah dan perlamalah waktu penyajian makanan. Biarkan mereka semakin lapar. Lihatlah apa yang kemudian mereka perbuat. Saat itu, rebuslah tiga butir telur. Jika dia tetap bersabar, hidangkanlah tiga telur itu kepadanya. Lihatlah, apa yang kemudian mereka perbuat! Itu cara yang paling mudah bagimu. Syukur, jika kau bisa mengetahui perilakunya lebih dari itu.Said: Baiklah Bunda, aku akan mencobanya. Terimakasih Bunda Ratu: Berusahalah anakku Said sangat gembira mendengar nasihat ibundanya. Diapun mempraktikkan cara mencari teman sejati yang cukup aneh itu. Mula-mula, dia mengundang anak-anak para pembesar kerajaan satu persatu.Wanita 1: (Masuk dengan pakaian rapi dan senyum menggoda). Assalamualaikum pangeran Senang bisa hadir untuk memenuhi undanganmu, pa.. ngeran.. Emm.. Jadi bagaimana tentang masa depan kita? Eh, maksudnya..apa kabar?Said: Alhamdulillah baik.. Kamu?Wanita 1: Baik juga pangeran.. Emm.. Ngomong-ngomong nama asli pangeran siapa sih sebenarnya?Said: Oh, panggil saja Said Wanita 1: Nama yang bagus. Kalau boleh tahu nama panjang pangeran Said siapa?Said: Mudah saja. Nama saya Saidih hatiku, galau jiwakuWanita 1: Waww, eksotis sekali pangeran..Said: Terima kasih. Ibunda yang memberi nama indah itu.

Mereka asyik berbincang-bincang cukup lama. Sang wanita pun merasa bosan dan mulai memikirkan makanan yang seharusnya sudah disajikan. Dia mulai kelaparan.Wanita 1 : Pangeran..Said : Apah?Wanita 1 : Kau mengundangku untuk makan pagi, bukan?Said : Benar.Wanita 1 : Lalu..?Said : Lalu apa?Wanita 1 : Kau bercanda? Mana makanannya? Sejak awal kau hanya menyediakan setumpuk omong-kosong! Undangan macam apa ini? Kau menghinaku?Said : (Said hanya diam dan tersenyum)Wanita 1 : (Pergi dengan emosi)

Keesokan harinya diundanglah wanita kedua.Wanita 2 : Assalamualaikum pangeran.Said : Waalaikumussalam. Selamat datang di istanaku, selamat belanja. Eh, maksud saya silakan duduk.Wanita 2 : (Tersipu malu) Kaukah pangeran Said yang ramah itu?Said : Tentu saja.Wanita 2 : Aah..aku kira dia lebih tinggi lagi.Said : Aah kau ini..Wanita 2 : Hanya bercanda pangeran.Said : Baiklah. Emm.. Siapakah gerangan nama wanita lembut di hadapanku ini?Wanita 2 : Nama saya Ningsih, pangeran.Said : Lalu nama lengkapnya siapa?Wanita 2 : Ningsihtasiun balapan kuto solo sing dadi kenangan kowe karo akuSaid : Sungguh indah namamu.Wanita 2 : Terima kasih Ayahku mendapat nasihat nama itu dari Ibunda pangeran. Said : Ibunda Ratu memang sungguh luar biasa.

Seperti yang telah Said lakukan sebelumnya, ia membiarkan wanita itu kelaparan, hinggaSaid : Emm.. Saya permisi ke belakang dulu ya.Wanita 2 : Oh, silakan pangeran.Wanita 2 : Katanya mau sarapan, tapi kok gak ada makanannya sih? Aku kan lapar. Ayah Herman bilang aku gak boleh telat makan. Nanti gudikku kambuh. Uuhhhh.. Apa aku kabur aja ya? Iya deh.. Dasar pangeran tulalit! (Pergi diam-diam)Said: (Mengintip ke ruang makan.) Sayang sekali..

Hari ketiga misi mencari teman sejati.Wanita 3 : Assalamualaikum..Said : Waalaikumussalam..Wanita 3: Pangeran?Said: Iya..?Wanita 3: Pangeran?Said: Iya..?Wanita 3: Pangeran..? (Suara meninggi)Said: Iya..?Wanita 3: Mari kita makan pangeran!!Said: Makan apa?Wanita 3: Bukankah pangeran mengundangku untuk makan?Said: Oh, itu. Ya..Benar.Wanita 3: Kalau begitu langsung saja.Said: Langsung saja apa?Wanita 3: Mandi pangeran. Ya makan! Aku sudah lapar sekali.Said: Jadi kau kemari hanya untuk makan?Wanita 3: Tentu saja. Kau kira?Said: Hmm..Wanita 3: Ayo pangeran, ayoo.. Aku lapar.Said: Kau ingin makan apa wahai gadis?Wanita 3: Aku ingin.. Emm.. Ingin makan.. Kebab Turki, lalu Fried Chicken juga boleh, atau minimal Pizza lah..Said: Wah. Sayang sekali. Saya hanya memiliki telur rebus di dapur.Wanita 3: Hah??? Hu kaaaah.. Pangeran niiii kaaaahhhhhh. Tauk dah tauk!! Dasar pangeran *tttiiiiitttt ,huhhh, *tiiiitttttt (Pergi seenaknya.)Said: (melongo)

Dari kejadian itu Said teringat bahwa di antara teman anak Raja itu ada seorang yang bernama Adil. Dia anak seorang menteri. Said melihat sepertinya Adil anak yang baik hati dan setia. Maka dia ingin mengujinya, dan diundanglah Adil untuk makan pagi. Adil memang lebih sabar dibanding anak-anak sebelumnya. Dia menunggu keluarnya hidangan dengan setia. Setelah dirasa cukup, Said mengeluarkan piring berisi tiga buah telur rebus. Tetapi,,,Adil: Hanya ini sarapan kita? Ini tidak cukup mengisi perutku. (Kesal dan pergi meninggalkan Said)Said: (Diam dan termangu.) Ya sudahlah biarkan dia pergi, dan akupun tak perlu meminta maaf padanya atas hidangan yang aku rebus dengan kedua tanganku ini. Dia.. Bukan.. Teman sejati yang aku cari, Permaisuriku.

Hari berikutnya, dia mengundang anak saudagar terkaya. Tentu saja anak saudagar itu sangat senang, hingga di malam hari sengaja ia tidak makan dan melaparkan perutnya agar paginya bisa makan sebanyak mungkin. Dia membayangkan makanan anak raja pasti enak dan lezat. Pagi-pagi sekali datang menemui Said.Wanita 5: Asslamualaikum, (sok ceria)Said : WaalaikumsalamWanita 5: Pangeran ya?? Duh.. lama tidak bertemu, apa kabar?Said: Iya.. Alhadulillah baik, bagaimana denganmu?Wanita 5: Oh,, baik juga.. Jadi bagaimana? Emm.. begini, aku punya produk baru.. (mengeluarkan dagangan) . Maukah kau bekerja sama denganku? Semua barang-barang ini hasil karyaku (antusias mempromosikan)..Setelah dirasa cukup berbincang, Said memotong pembicaraan..Said: Eh.. kau tidak lapar? Bagaimana kalau ku ambilkan makanan.Wanita 5: Oh.. ya ya ya silahkan! (bersemangat)Said: Silahkan.. (sambil menyuguhkan tiga telur rebus), ku ambilkan minum sebentar.Wanita 5: Oh.. ya ya ya.. (langsung menyantap habis tiga telur yang disediakan)Said: (mengintip)Wanita 5: Eeegghh! Hehehe.. Said: (datang sambil membawa 2 gelas air mineral) Mana telurnya?Wanita 5: Telah aku makan (dengan ekspresi wajah tidak berdosa)Said: Semuanya? (mengerutkan dahi)Wanita 5: Iya. Habis aku lapar sekali.. Ya sudah,, kalau begitu aku pamit dulu ya.. dan janagn lupa untuk mempertimgkan tawaran bisnisnya. Tenang.. Pasti ku kasih komersil kok.. Ini kartu namaku.. Sampai jumpa pangeran (Kemudian pergimeninggalkan pangeran)Said: Yaaaahhh padahal sedikit lagi dia menyelesaikan tantanganku tapi aku rasa dia tidak bisa di jadikan teman setia. Dia tidak setia. Tidak bisa merasakan suka duka bersama. Aku kan belum makan juga!

Said merasa jengkel dengan anak-anak di sekitar istana. Mereka semua mementingkan diri sendiri. Tidak setia kawan. Mereka tidak pantas dijadikan teman sejatinya. Akhirnya, dia meminta izin kepada ibunda ratu untuk pergi mencari teman sejati.Said:Bunda, sepertinya disini tidak ada yang tulus ingin menjadi teman sejatiku. Bagaimana jika saya pergi merantau untuk mencari sosok itu.Ratu:begitukah? Baiklah anakku, carilah teman sejatimu ibu akan mendukung dan mendoakanmu baik-baik anakku jaga dirimu.

Said pergi merantau. Ketika ia sampai di tengah hutan, dia mendengar suara merdu seorang gadis sedang bernyanyi. (bernyanyi bersama)

Said:Hei gadis, apa yang kau lakukan disini?Dara: Sedang mencari kayu bakar Tuan. Tuan sendiri sedang apa di tengah hutan begini?Said: Saya Oh.. Saya hanya kebetulan lewat, namamu siapa?Dara: Dara.Said: Em.. Nama lengkapnya siapa?Dara: Dara muda daranya para remaja.. Kalau Tuan sendiri?Said: Panggil saja saya Said. Tidak pakai Tuan ya.. dan tidak pakai saos, tidak pakai sambal, juga tidak pakai kol.. Begitu..Dara: O. (sok cuek)Said: Kamu darimana?Dara: Dari keluarga berencana.Said: (melihat apa yang dilakukan Dara) Oh.. biar saya bantu.Dara: Tidak perlu Said, nanti tangan kamu kotor..Said: Ah.. tak apa.. saya sudah biasa menguli. Em.. Dara,, maukah kau menjadi temanku?Dara: Teman? Aku rasa kita tidak pantas berteman. Dari penampilan saja sudah tidak memungkinkan!Said: Janganlah begitu,, Tuhan saja tidak membeda-bedakan derajat. Jadi bagaimana kamu bisa berfikir seperti itu?Dara: (tersenyum) Baik, kalau begitu besok pagi sempatkanalah datang ke gubukku.Said: Untuk apa?Dara: Mari..

Keesokan harinyaDara: Silakan SaidSaid: Terimakasih Dara. (mulai memakan hidangan)Said mengira Dara sedang mengujinya. Jadi, meskipun sebenarnya Said sedang lapar, ia hanya memakan setengah dari makanan yang disediakan.

Said: Dara.. aku anggap ini sebuah hutang. Jadi, kau juga harus datang besok pagi ke gubukku.Dara: Tapi, aku tak tahu arah jalan ke tempatmu tinggal.Said: Pergilah ke ibu kota, berikan kertas ini kepada tentara yang kau temui di sana. (sambil tersenyum)Pagi harinya, anak pencari kayu itu sampai juga ke istana. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Said tinggal di lingkungan kerajaan. Mulanya dia raguuntuk masuk ke istana. Akan tetapi, jika mengingat kebaikan dan kerendahan hati Said, dia berani masuk juga.

Dara: Assalamualaikum Said SaidSaid: Huss! Itu Sani.. Waalaikumussalam Wa Rohmah Selamat datang