KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016 91 KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA, KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA THE OCCURRENCE OF IRON SANDS IN BEO BEACH AND ADJACENT AREA, TALAUD ISLANDS, NORTH SULAWESI PROVINCE Mohammad Akrom Mustafa, Deny Setiady dan Udaya Kamiludin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Junjunan 236, Bandung-40174, Indonesia Email : [email protected] Diterima : 07-03-2016, Disetujui : 28-09-2016 ABSTRAK Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatan gelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopis dan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan. Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadar persentase magnetit (% Fe) antara 0.139 % - 38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 % dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetit dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetit terkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. Keterdapatan Magnetit diduga berasal dari Batuan Gunungapi Pampini, batuan campuraduk Bancuh Karakelang dan Batuan Ultramafik Kabaruang. Kata Kunci : Magnetit, Karaktersitik pantai, aktivitas tektonik, endapan plaser, sumber batuan, Pantai Beo. ABSTRACT Ironsand (magnetite) is one of the mineral potential in some coastal areas of Indonesia, which is related to the presence of andesitic-ultramafic rocks. Therefore Beo coast and its vicinity are then selected as the object of investigation. Magnetite is accumulated as the alochton deposit as the product of rocks weathering in land and coastal abrasion processes are formed by waves and currents parallel to the coast. The methods of investigation include coastal characteristics mapping, positioning, sediment sampling, megascopic and grain minerals analysis with photomicrograph. Coastal characteristics of Beo consist of pocket beach and rocks. Magnetite deposits are usually occupies a pocket beach which is partially formed Berm. The percentage of magnetite content ranging from 0.139% - 38.11%. Anomalies magnetite grading between 21,414 % dan 38,106 % found in Beo, Maririka and the Batumbalango Beach. Magnetite environment is impacted by tectonic movements active in Resen vertically namely the lifting of coral reefs. Magnetite is concentrated on the formation of moving liquid media as placer beach types affected fluvial. The presence of magnetite supposed to be derived from Pampini Volcanics, and mixture of heterogenous rocks Karakelang Melange and Kabaruang Ultramafics. Keywords: Magnetite, coastal characteristics, tectonic activity, placer deposits, source rocks, Beo Beachs PENDAHULUAN Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki posisi strategis dalam pembangunan karena merupakan salah satu wilayah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan dengan Negara Filipina. Daerah penelitian terletak di kawasan pantai Beo dan sekitarnya, Pulau Karakelong, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah penelitian secara administratif merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara yang secara geografi terletak pada koordinat 04° 05’

Transcript of KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

Page 1: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

91

KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA, KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA

THE OCCURRENCE OF IRON SANDS IN BEO BEACH AND ADJACENT AREA, TALAUD ISLANDS, NORTH SULAWESI PROVINCE

Mohammad Akrom Mustafa, Deny Setiady dan Udaya Kamiludin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Junjunan 236, Bandung-40174, Indonesia Email : [email protected]

Diterima : 07-03-2016, Disetujui : 28-09-2016

ABSTRAK

Pasirbesi (magnetit) merupakan salah satu hasil pelapukan batuan di daratan dan abrasi pantai oleh pemusatangelombang dan arus sejajar pantai. Tujuan penelitian menentukan keterdapatan pasirbesi di sekitar Pantai, KepulauanTalaud, Sulawesi Utara. Metode penelitian meliputi karakteristik pantai, pemercontohan sedimen, analisis megaskopisdan mineral butir disertai fotomikrograf. Tipologi Pantai Beo terdiri dari pantai berkantong pasir dan berbatuan.Endapan Magnetit umumnya menempati pantai berkantong pasir yang sebagian membentuk tanggul gisik. Kadarpersentase magnetit (% Fe) antara 0.139 % - 38.11 %. Anomali magnetit dengan kadar kisaran antara 21,414 %dan 38,106 % dijumpai di Pantai Beo, Maririka dan Pantai Batumbalango. Lingkungan keterdapatan magnetitdipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tektonik aktif Resen yaitu terangkatnya terumbu karang. Genesa magnetitterkonsentrasi oleh media cair bergerak sebagai endapan plaser pantai yang dipengaruhi oleh fluviatil. KeterdapatanMagnetit diduga berasal dari Batuan Gunungapi Pampini, batuan campuraduk Bancuh Karakelang dan BatuanUltramafik Kabaruang.

Kata Kunci : Magnetit, Karaktersitik pantai, aktivitas tektonik, endapan plaser, sumber batuan, Pantai Beo.

ABSTRACT

Ironsand (magnetite) is one of the mineral potential in some coastal areas of Indonesia, which is related to thepresence of andesitic-ultramafic rocks. Therefore Beo coast and its vicinity are then selected as the object ofinvestigation. Magnetite is accumulated as the alochton deposit as the product of rocks weathering in land and coastalabrasion processes are formed by waves and currents parallel to the coast. The methods of investigation includecoastal characteristics mapping, positioning, sediment sampling, megascopic and grain minerals analysis withphotomicrograph. Coastal characteristics of Beo consist of pocket beach and rocks. Magnetite deposits are usuallyoccupies a pocket beach which is partially formed Berm. The percentage of magnetite content ranging from 0.139% -38.11%. Anomalies magnetite grading between 21,414 % dan 38,106 % found in Beo, Maririka and theBatumbalango Beach. Magnetite environment is impacted by tectonic movements active in Resen vertically namely thelifting of coral reefs. Magnetite is concentrated on the formation of moving liquid media as placer beach types affectedfluvial. The presence of magnetite supposed to be derived from Pampini Volcanics, and mixture of heterogenous rocksKarakelang Melange and Kabaruang Ultramafics.

Keywords: Magnetite, coastal characteristics, tectonic activity, placer deposits, source rocks, Beo Beachs

PENDAHULUAN

Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki posisistrategis dalam pembangunan karena merupakansalah satu wilayah terluar Negara KesatuanRepublik Indonesia yang berbatasan denganNegara Filipina.

Daerah penelitian terletak di kawasan pantaiBeo dan sekitarnya, Pulau Karakelong, KabupatenKepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.Daerah penelitian secara administratif merupakanbagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Utara yangsecara geografi terletak pada koordinat 04° 05’

Page 2: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

92

43”-04° 28’ 31” Lintang Utara dan 126° 38’ 25”-126° 49’ 35” Bujur Timur.

Kepulauan Talaud memiliki luas wilayahsekitar 26.966,46 km² dengan panjang garis pantai234,40km. Terdapat tiga pulau utama di KabupatenKepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelong, PulauSalibabu, dan Pulau Kabaruan. Pulau Karakelongmerupakan pulau terbesar di wilayah KabupatenKepulauan Talaud (Akrom, dkk., 2011).

Ditinjau dari segi pengembangan danpembangunan, daerah pantai masih memilikiketerbatasan data beraspek geologi, khususnyapotensi sumber daya mineral. Bijih besimerupakan salah satu potensi di Indonesia, sepertidi Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan,Bangka Belitung, Lampung, Nangroe AcehDarusalam, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara,Maluku Utara dan Papua (Direktorat Sumber DayaMineral, 1983 dalam Direktorat Jenderal Mineral,Batubara dan Panas Bumi, 2007). Oleh sebab itudipilih Pantai Beo, Kepulauan Talaud sebagai objekpenelitian. Pasirbesi atau disebut endapan plaser(Placer deposits) diartikan sebagai endapan mineralpermukaan yang terkonsentrasi secara mekanik,yakni pemisahan berat jenis alami mineral beratdari mineral ringan oleh media air atau udara yangmana dengan sifat atau tingkah laku mineralnya

menjadi terhimpun dalam suatu endapan (Jensen,dkk., 1981).

Karakteristik geologis Indonesia yang unikmembawa dampak yang sangat besar terhadappotensi sumber daya alam, khususnya mineralyang tersebar di seluruh wilayah PerairanIndonesia, baik yang masih berbentuk sumberdaya maupun yang telah dikategorikan sebagaicadangan dengan berbagai kualitas.

Menurut Hall, (1999), Kepulauan Talauddiduga merupakan Punggungan Tengah Samuderadi antara dua penunjaman, secara tektonik unikdan aktif dengan penunjaman ganda yang salingberlawanan arah dan membentuk Prisma Akresidalam Sistim Busur Depan (Gambar 1).

Daerah penelitian secara regional (Charlton,2014) merupakan tempat berinteraksinya tigamega lempeng, yaitu Lempeng Eurasia yangbergerak ke arah tenggara, Lempeng Pasifik yangbergerak ke barat dan Lempeng Indo-Australiayang bergerak ke utara. Akibat pergerakanlempeng-lempeng ini daerah penelitian dikenalsebagai tektonik dan kegempaan aktif di duniayang dinamakan sebagai fenomena penunjamanganda (double subduction). Selanjutnya akibatpenunjaman berganda ini, diikuti pula olehfenomena lain, yaitu aktivitas kegunungapianberganda. Gunungapi berganda ini berupa dua

Gambar 1. Tektonik Laut Maluku dan sekitarnya (Hall, 1999)

Page 3: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

93

deretan gunungapi sejajar, yaitu Jalur Sangihe-Sulawesi Utara dan jalur Volkanik HalmaheraBarat.

Berdasarkan peta Geologi Lembar Talaud,Sulawesi Utara (Sukamto, dkk., 1986), tatananstratigrafi Kepulauan Talaud dibentuk olehendapan batuan sedimen dan batuan gunungapiyang beralaskan batuan ultramafik dan bancuh.Batuan-batuan tersebut sebagai Batuan UltramafikKabaruang, Bancuh Karakelang, BatuanGunungapi Pampini, Formasi Tifore, Formasi Awit,Batuan Gunungapi Miangas, Batugamping Beo danAluvium (Gambar 2).

Batuan tertua di Kepulauan Talaud adalahBatuan Ultramafik Kabaruang (lebih tua dariOligo-Miosen) yang merupakan Lempeng besar didalam Bancuh Karakelang. Batuannya terdiri darihimpunan peridotit, serpentinit, gabro dan basal.Bancuh Karakelang merupakan campuran bongkahtak terpetakan dari batuan mafik, ultramafik,

batuan malihan, batuan sedimen pelagos, batuanklastika, dan sebagian bersama dengan lempungbersisik. Bancuh Karakelang dan BatuanUltramafik Kabaruang secara stratigrafimerupakan batuan tertua dan sebagai alas batuanlainnya. Hubungan batuan tersebut dengan batuanlebih muda sebagian besar berupa sentuhan sesarsungkup.

Berdasarkan indikasi kondisi geologi tersebutdi atas maka kandungan mineral dalam sedimenpantai, baik logam dasar, pasir besi dan minerallainnya diharapkan terakumulasi di pantai Talaud.

Maksud penelitian yaitu mengumpulkan danmenginventarisasi data dasar mengenaiketerdapatan mineral pada sedimen pantai.Tujuannya yaitu identifikasi dan memberikaninformasi sumberdaya mineral yang meliputi:jenis, besaran, sebaran dan tafsiran sumber asalbatuannya.

Gambar 2. Geologi Lembar Talaud (Sukamto, 1986)

Page 4: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

94

METODE

Metode penyelidikan meliputi pemetaankarakteristik pantai, penentuan posisi,pemercontohan sedimen pantai, deskripsimegaskopis dan analisis laboratorium.

Identifikasi pantai dilakukan dengan orientasilapangan melalui tepian laut dan pantai secaradeskripsi kualitatif. Deskripsi kualitatif dilakukanterhadap aspek geologi (Resistensi batuan), relief,karakteristik garis pantai (Shoreline character) danproses dominan (Dolan, dkk., 1975) denganbeberapa modifikasi pada legenda dan skala peta.

Pemercontohan sedimen pantai dilaksanakansinergi dengan deskripsi kualitatif unsur-unsurkarakteristik pantai, yaitu diambil di sepanjangpantai. Pengeplotan data dipandu perangkat GlobalPositioning System (GPS) Plus III jenis Garmindengan memasukan rencana lokasi contoh, makaakan terlihat posisi titik-titik koordinat di layarmonitor sesuai dengan yang diinginkan.

Pemercontohan sedimen pantai (Gambar 3)dilakukan pada paras pantai dan sebagian dibelakangnya yaitu pada tanggul gisik (Berm),masing-masing sedalam 20 cm seperti diperlihatdalam penampang zona pantai (Davidson, 2010).

Percontohan sedimen diawali oleh deskripsimegaskopis dan preparasi untuk keperluan analisismineral butir. Analisis mineral butir dilakukan diLaboratorium Pusat Sumber Daya Geologi.

Analisis megaskopis merupakan pemeriansifat fisik sedimen/batuan dengan alat bantu kacapembesar (10x dan 20x), bertujuan untukmendapatkan gambaran umum jenis sedimen dankandungan mineralnya. Analisis mineral butir

dilakukan dibawah mikroskop stereo binokulerguna mengetahui jenis mineral dan persentasesecara kualitatif dan kuantitatif disertaifotomikrografnya. Dalam analisis mineral butirpreparasi contoh dipilih pada sedimen yangmengandung fraksi pasir dengan cara pengambilandan penimbangan yang meliputi: asal contohbasah, hasil pengeringan dan homogenisasi(Sample splitter). Dari contoh homogenisasidiambil ± 100 gram, kemudian mineral bersifatmagnetik dipisahkan dari non magnetiknya,selanjutnya deskrispsi mikroskopis dibawahmikroskop stereo binokuler.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan deskripsi kualitatif terhadapaspek geologi, relief, karakteristik garis pantaidan proses dominan; karakteristik pantai Beo dansekitarnya dikelompokan ke dalam pantaiberkantong pasir (Pocket beach) dan berbatuan(Rocks) yang sebagian berhutan bakau/”mangrove”(Gambar 4).

Pantai berkantong pasir disusun oleh batuanlepas berdaya tahan rendah sampai batugampingkoral berdaya tahan tinggi, menempati morfologipedataran pantai-lereng pebukitan berelief sedangdengan proses dominan marin. Dikatakan pantaiberkantong pasir oleh karena materialnyamenempati teluk-teluk dengan bentuk pantaicekung yang relatif sempit. Pantai berkantongpasir berkembang mulai dari Teluk Essang,Maririka-Tarohan, dan Pantai Niampak. Tipologipantai ini memiliki karakteristik garis pantaididominasi oleh pasir (Foto 1). Muka pantainya

Gambar 3. Penampang zona pantai

Page 5: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

95

mempunyai lebar antara meteran sampai puluhanmeter dengan kemiringan datar-landai.

Resistensi lemah aluvium selalu identikdengan garis pantai mundur, namun di daerahpenelitian relatif terjadi kesetimbangan olehkarena dialasi oleh Batugamping Terumbu Kuarteryang berdaya tahan tinggi. Material gisiknya coklatkeputihan-abu kehitaman, halus-sangat kasar,kerikilan, membundar-menyudut tanggung, sortasibaik-sedang dengan komposisi utama litoklastikasal darat dan klastika biogenik. Litoklastik asaldarat berupa kuarsa, magnetit dan mineral hitamlainnya. Sedangkan klastika biogeniknya terdiridari fragmen koral dan pecahan cangkang moluskadan mikrit. Di belakang muka pantai secarasetempat dan tidak terpetakan, seperti di PantaiMakatara dan Niampak dijumpai kerikil (Gravel)yang disusun oleh fragmen batuan aneka bahanyang terdiri dari andesit berwarna abu-abu,sebagian basal kehitaman, batugamping

keputihan-kecoklatan, dan meta sedimenteroksidasi berwarna kemerahan. Fragmen batuanini berukuran butiran (granule)-kerakal (pebble),membundar-membundar tanggung dengan sortasiburuk (Foto 2). Material gisik diduga berasal darifluviatil yang diangkut ke muara dan abrasitanjung-tanjung, kemudian dibentuk kembali olehproses marin dan arus sejajar pantai berupapenumpukan oleh gelombang laut yang sebagianmembentuk tanggul gisik. Kemiringan mukapantai relatif semakin membesar ke arah selatanNiampak.

Pantai berbatuan memiliki karakteristik garispantai berbatuan berupa hamparan sempitsingkapan koral. Pantai berbatuan disusun olehbatuan keras Batugamping Koral Kuarter berdayatahan tinggi dan sebagian Aluvium Kuarter.Pantai berbatuan menempati morfologi pedataranaluvium-lereng pebukitan berelief sedang (Low-medium rellief) hingga bertebing-lereng pebukitan

Gambar 4. Karakteristik pantai Beo dan sekitarnya

Page 6: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

96

berelief sedang (Cliff-medium rellief) denganproses dominan marin. Tipologi pantai ini tersebarmulai dari Tanjung Essang hingga Pantai Niampakdi selatan daerah penelitian, seperti di Pantai Awitdan Dermaga Pelabuhan Laut Beo. Pada dasartebing di batas tukas air pasang ditemukan adanyajatuhan batuan (Rock fall) akibat gravitasi oleherosi gelombang.

Muka pantainya didominasi oleh rataanbatugamping koral yang sebagian ditutupi olehpasir-kerikil hasil abrasi tebingnya (Foto 3).Rataan batuannya memiliki permukaan datar, licin(berlumut), berlubang dan tajam (kasar). Rataanbatuan ini diduga terbentuk oleh agitasi gelombangyang sekaligus menunjukkan jejak tinggi mukalaut pada saat abrasi batuan tersebut berlangsung.Secara kumulatif proses abrasi tetap lebih aktif

dengan dijumpainya rataan batuan hasil erosisebagai jejak garis pantai sebelumnya. Materialgisik yang sebagian menutupinya mempunyai sifatfisik putih kecoklatan, sedang-kasar, kerikilan,membundar-menyudut tanggung, sortasi baik-buruk dengan penyusun utama klastika biogenik.Hal sama material kerikilnya disusun olehfragmen monomik batugamping koral, keputihan-kecoklatan, berukuran butiran (granule)-berangkal(cobble), membundar-membundar tanggungdengan pemilahan buruk.

Sinergi dengan deskripsi kualitatifkarakteristik pantai didapat contoh sedimen pantaisebanyak 20 contoh (Gambar 5). Dari semuacontoh hanya 16 buah yang dilakukan analisismineral butir.

Hasil analisis mineral butir, sedimen pantaiumumnya mengandung magnetit, piroksen,kuarsa, kalsit, amfibol, biotit, feldspar, zirkon,oksida besi, mineral lempung, cangkang kerangdan fragmen batuan (Tabel 1). Kandungannyamenunjukkan adanya variatif komposisi utamamulai dari magnetit, piroksen, kuarsa, kalsit,mineral lempung, cangkang kerang dan fragmenbatuan (Tabel 2).

Untuk mengetahui pola sebaran dilakukanhanya sebatas kepada persentase dan sebaranlateral (Utara-Selatan) secara grafis (Gambar 6).Persentase magnetit (Fe+2Fe+3

2O4) yangteridentifikasi dalam setiap percontohanmempunyai kadar antara 0.139% - 38.11%.Dibawah miskroskop stereo binokuler magnetit iniberwarna hitam-kecoklatan, kilap metalik-kusam,bentuk butir menyudut-membundar tanggung, dan

Foto 1. Tanggul gisik dengan komposisi utamamagnetit di belakang muka pantai berkantongpasir (Lokasi Pantai Maririka)

Foto 2. Fragmen batuan aneka bahan pada muka pantaiberkantong pasir (Lokasi Pantai Niampak)

Foto 8. Rataan batugamping koral dengan latarbelakang takik-takik pada pantai berbatuan(Lokasi Pantai Awit selatan)

Page 7: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

97

Gambar 5 Lokasi pemercontohan sedimen pantai

Tabel 1. Hasil analisis mineral butir sedimen pantai

Page 8: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

98

memiliki magnet kuat yang membentuk rantai(Lihat kembali tabel 2).

Distribusi magnetit lateral sejajar pantaiumumnya menunjukkan grafis persentase besaranyang fluktuatif dan relatif datar. Persentasefluktuatif yang anomali dijumpai di PantaiMaririka (Lihat kembali foto 1), PantaiBatumbalango dan Pantai Beo, masing-masingdengan kadar 38,106% (TTP-10 B), 21,414%(TTP-07) dan 37,695% (TTP-01). Besaranpersentase anomali di Pantai Maririka ini terdapatpada contoh tanggul gisik. Potensi keterdapatanmagnetit tersebut di atas dijumpai pada pantaiberkantong pasir, menempati teluk-teluk denganbentuk pantai cekung yang relatif sempit (Gambar7). Sedangkan persentase anomali pada mukapantainya lebih kecil dibandingkan dengan padatanggul gisik, yaitu mempunyai kadar 15,533%.Keberdaan persentase magnetit di Pantai Beo ini

berbeda mencolok dengan hasil pemisahan secarasederhana menggunakan magnet, yaitu sekitar10% (Hananto, dkk., 2015). Lingkungankeberadaan magnetit kemungkinan dipengaruhioleh proses pergerakan tektonik aktif yangberlangsung sekarang/Resen (McCaffrey, 1982).Magnetit termasuk kedalam kelompok mineralopak. Magnetit memiliki berat jenis tinggi,stabilitas menengah dan tidak terlarut dalamlingkungan oksidasi (Folk, 1980). Dengan beratjenis tinggi kemungkinan pengendapan magnetitsecara mekanik sebagai terigenious sedimen tidakakan terangkut jauh dari sumbernya. Klasifikasicebakan plaser diduga magnetit genesanyaterkonsentrasi dalam media cair yang bergerakjenis plaser aluvial-sungai dan pantai (Evans,1980). Konsentrasi mekanik ini merupakanpemisahan berat jenis secara alami mineral berat

Tabel 2. Salah satu hasil analisis mineral butir, tampak komposisi utama piroksen dan magnetit(TTP-10B).

Page 9: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

99

dari mineral ringan oleh pergerakan air akibatperilaku mineralnya (Jensen dan Bateman, 1981).

Keberadaan magnetit memiliki kesesuaiandengan penyusun litologi daratannya yaitu didugaberasal dari breksi (komponen andesit-basal), lavabasal, dan retas diorit Batuan Gunungapi Pampini.Magnetit juga diduga berasal dari bongkah-bongkah batuan campuraduk peridotit, serpentinit,gabro, basal dan sekis Bancuh Karakelang. Selaindari Bancuh Karakelang diduga berasal dariperidotit, serpentinit, gabro dan basal BatuanUltramafik Kabaruang. Hal ini ditunjang darikehadiran persentase piroksen yangteridentifikasi dalam setiap percontohanmempunyai kadar selalu lebih tinggi dibandingkandengan magnetit yaitu antara 0,509% - 56,563%.Distribusi anomali persentase piroksen inifluktuatif dan lebih menyebar yaitu terdapat diPantai Maririka antara 50,584% - 54,576% (TTP-10A dan TTP-10B), Pantai Batumbalango56,563% (TTP-07), Pantai Beo antara 44,168% -52,524% (TTP-11 dan TTP-01), Pantai Lobo37,542% (TTP-13) dan Pantai Makatara 44,168%(TTP-11). Piroksen ini dibawah miskroskop stereobinokuler mempunyai sifat fisik berwarna hijau,transparan, bentuk butir prismatik-menyuduttanggung dan hadir dominan dalam setiappercontohan.

Mineral lainnya yang teridentifikasi, yaitukuarsa mempunyai persentase antara 0,517% -35.505%, kalsit 0,042% - 44,062%, amfibol sangatjarang/trace (< 1 %) - 8,543%, biotit sangat jarang- 1,323%, feldspar 0,2 % - 1,12%, zirkon 0,054 -sangat jarang dan mineral lempung 1,166%-44.77%.

Piroksen, kuarsa, felspar, amfibol dan biotitmerupakan mineral utama (essential minerals),serta magnetit dan zirkon sebagai mineraltambahan (accessory minerals) dalampembentukan batuan beku. Selain pada batuanbeku, khususnya kuarsa dijumpai pula dalambatuan ubahan, batuan sedimen dan sebagai urat(vein) didalam batuan. Diduga keberadaan kuarsaini sebagian bersumber dari batupasir FormasiAwit yang tersingkap paling luas di daerahpenelitian. Sedangkan kehadiran kalsit dancangkang kerang berasal dari hasil aktifitas marindan pengerjaan ulang batugamping koralBatugamping Beo.

KESIMPULAN

Keterdapatan magnetit umumnyaberkembang pada pantai berkantong pasir (Pocketbeach), baik pada muka pantai (Beach face) maupun

pada sebagian tanggul gisik (Berm). Materialpantai ditafsirkan berasal dari hasil pelapukan danerosi batuan yang diangkut oleh sungai dandiendapkan di pantai. Selain itu, juga berasal dariproses marin di sepanjang garis pantai olehpemusatan gelombang dan arus sejajar pantai.Gelombang melemparkan partikel-partikelmembentuk cebakan ke arah pantai, dan air yangkembali membawa bahan-bahan ringan untukdipisahkan dari mineral berat. Bertambah besardan berat partikel akan diendapkan di pantai,kemudian terakumulasi sebagai batas yang jelasdan membentuk lapisan hitam yang mengandungbesi seperti terlihat pada muka pantai dan lapisantanggul gisiknya. Sumber utama keterdapatanmagnetit diduga berasal dari breksi berkomponenandesit-basal, lava basal, dan retas diorit BatuanGunungapi Pampini. Magnetit juga berasal daribongkah-bongkah batuan campuraduk peridotit,serpentinit, gabro, basal dan sekis BancuhKarakelang. Selain dari Bancuh Karakelang jugabersumber dari peridotit, serpentinit, gabro danbasal Batuan Ultramafik Kabaruang. Hal inidiperkuat oleh kadar piroksen yang selalu lebihtinggi dibandingkan dengan magnetit

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaKepala Pusat Penelitian dan PengembanganGeologi Kelautan yang telah memberikandorongan sehingga dapat dipublikasikan tulisan ini.Terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan sejawat atas masukan dan kerjasamanya,baik sesama fungsional maupun struktural yangtidak dapat disebutkan satu persatu sehingga kamidapat menyelesaikan karya tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Akrom, M., Kurnio, H., Santosa, L. T., Kamiludin,U., Achmad, M., Rachmad, B. Dan Suryoko,M., A., 2011, Laporan penelitianketerdapatan pasir besi di pantai dan lepaspantai Kepulauan Talaud, Provinsi SulawesiUtara, Laporan Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan, (tidakdipublikasikan).

Charlton, T., 2014, The Bird’s Head-Halmaheramicroplate: an unrecognised plate simplifiespresent-day SE Asia tectonic.

Davidson, R., and Arnott., 2010, Introduction toCoastal Processes and Geomorfology.Cambridge University Press.

Page 10: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

100

Gambar 6. Distribusi persentase mineral sejajar pantai

Gambar 7. Keterdapatan magnetit di Pantai Beo dan sekitarnya.

Page 11: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

101

Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan PanasBumi, 2007, Mineral, Batubara danGeothermal.

Dolan, R., Hayden, B.O. and Vincent, M.K., 1975,Classificataion of coastal landform of theAmerica, Zeithschr Geomorphology, inEncyclopedia of beach and coastalenvironments.

Evans, A.M.; 1980. An Introduction to Ore Geology,Geoscience Texts Volume 2, BlackwellScientific Publications, Oxford-London-Edinburgh-Boston-Palo Alto-Melbourne.

Folk, R.L., 1980. Petrology of sedimentary rocks,Hemphill Publishing Co, Austin, Texas.

Hall, R., 1999, Neogen history of collision inHalmahera Region, Indonesia, IndonesianPetroleum Association.

Jensen, M.L and Bateman, A.M., 1981, EconomicMineral Deposits, Third Edition, John Wiley& Sons.

Kurnio, H., Mustafa, M.A. dan Kamiludin, U.,2015, Pengaruh pengangkatan danperubahan pola sedimentasi terhadapsebaran pasir besi di pesisir dan perairanpantai bagian barat Pulau Talaud SulawesiUtara. Jurnal Geologi Kelautan, 13(2), h.61-74.

McCaffrey, R., 1982, Lithospheric deformationwithin the Molucca Sea Arc Collision:Evidence from shallow and intermediateearthquake activity. Journal of GeophysicalResearch, 81, h. 3663-3678.

Sukamto, R. dan Suwarna, N., 1986, Peta GeologiLembar Talaud, Sulawesi Utara, Sekala1 :250.000. Pusat Penelitian danPengembangan Geologi.

Page 12: KETERDAPATAN PASIRBESI DI PANTAI BEO DAN SEKITARNYA ...

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

102