Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

48
8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh 1 Anak Jalanan di Banda Aceh dan Sekitarnya Hasil penelitian PKPA-Dinsos NAD-YAB Atas dukungan ILO-IPEC September 2006

Transcript of Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

Page 2: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

2

Jumlah Anak

• Selama satu bulan penelitian, ditemukan total 124 anak

• 14 anak tidak dijadikan subjek penelitian karena menolak diwawancarai (lima anak), tidak dapat diwawancarai (berusia < dua tahun) dan didrop karena tidak bersedia menjawab semua entri kuesioner (enam anak).

• Dengan demikian, subjek penelitian ini sebanyak 110 orang

Page 3: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

3

Kategori Anak

• 55 % anak yang rentan menjadi anak jalanan

• 32 % anak yang bekerja di jalanan • 14 % anak jalanan yang hidup di jalan • Anak jalanan berusia 16 tahun ke

atas tidak ditemukan

Page 4: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

4

USIA RESPONDEN

No Usia LL PR Jlh

01 < 5 tahun 5 7 12

02 05-10 tahun 33 13 46

03 11-15 tahun 30 6 36

04 16- <18 tahun 16 0 16

Jumlah 84 26 110

Page 5: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

5

PENDIDIKAN:1. Alasan Tidak Sekolah

Dari 92 orang anak usia sekolah, sebanyak 45 orang mengaku sudah tidak sekolah:

• Dari 65 orang berusia 06-13 tahun, 33 orang (51 %) tidak sekolah (28 orang laki-laki dan 5 orang perempuan

• Dari 22 orang anak usia 14-16 tahun 8 orang (36 %) tidak sekolah

• Dari 5 orang anak usia 17 tahun ke atas, 2 orang tidak sekolah

Page 6: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

6

Ketika data anak putus sekolah dicrosstabdengan daerah asal, maka tingkat putus sekolah cenderung lebih tinggi bagi anak yang berasal dari luar Banda Aceh. Status sebagai warga migran tidak memungkinkan anak dari luar Banda Aceh sekolah meski sebagian besar anak datang bersama orang tua, sifat mobile tempat tinggal tidak mendukung kelanjutan pendidikan formal anak di daerah asal atau di Banda Aceh

Page 7: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

7

PENDIDIKAN:2. Tingkat pendidikan

Dari 47 anak yang masih sekolah• 32 orang (68 %) Sekolah Dasar• 11 orang (26 %) SMP• 3 orang (6 %) SMA

Kecenderungan umum partisipasi pendidikan semakin berkurang pada jenjang pendidikan lebih tinggi terlihat dalam penelitian ini. Ketagihan terhadap uang, kebebasan di jalanan, perasaan diri yang ”sudah besar”dan berbagai efek akibat mereka bekerja di jalanan, diamati cukup besar pengaruhnya untuk menjauhkan anak dari dunia pendidikan

Page 8: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

8

Daerah Asal Anak • Dari 110 anak, 26 % berasal dari Kota Banda Aceh, sisanya (74 %)

dari kabupaten/kota lain di NAD. • Konflik bersenjata puluhan tahun di NAD, lebih signifikan sebagai

dampak dibandingkan gempa dan tsunami terhadap banyaknya anak-anak jalanan di Banda Aceh.

• Daerah asal anak dominan daerah konflik masa lalu seperti Aceh Utara, Aceh Timur dan Pidie.

• Anak-anak dari barak pengungsian atau daerah tsunami jumlah yang ditemukan hanya 12 orang, 8 dari Kabupaten Aceh Besar, 4 orang dari Banda Aceh dan 1 orang dari Kabupaten Aceh Barat.

• 25 anak-anak lain yang berasal dari Banda Aceh bukan daerah terkena tsunami

• Demikian juga anak-anak dari Aceh Utara, Kota Lhoksemumawe, Bireuen dan Pidie, bukan wilayah yang terkena langsung dampak tsunami.

Page 9: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

9

Pekerjaan dan lokasi bekerja1: Usia pertama kali bekerja di jalanan• Usia Balita merupakan umur pertama kali anak bekerja

di jalanan paling banyak. • Dari 37 anak yang telah bekerja pada usia Balita, 18

orang saat ini masih usia balita dan 19 orang telah berusia di atas 5 tahun, ke 19 anak ini telah bekerja lebih dari satu tahun bahkan ada telah bekerja sejak usia 3 tahun.

• Rendahnya usia anak berkaitan dengan pekerjaan anak di Banda Aceh yaitu mengemis atau meminta sumbangan dan umumnya anak terlibat di jalanan karena keinginan orang tua yang memanfaatkan anak sebagai alat pengundang rasa iba.

Page 10: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

10

Pekerjaan dan lokasi bekerja2. Pekerjaan yang dilakukan

No Usia LL PR Total %

1 Asongan 8 0 8 7

2 Menyemir 3 0 3 3

3 Mengamen 1 1 2 2

4 Mengemis 52 19 71 65

5 Meminta sumbangan 15 5 20 18

6 Menyuci piring 3 0 3 3

7 Memulung 2 1 3 3

Total 84 26 110 100

Page 11: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

11

• Meminta sumbangan merupakan pekerjaan paling banyak dilakukan anak-anak di jalanan.

• Mengemis dimaknai anak-anak sebagai upaya (orang miskin) memperoleh sedikit rezeki yang ada pada orang lain, yang bagi orang-orang kaya (versi anak) tidak berarti apa-apa.

• Dalam mengemis mereka tidak meminta uang dengan jumlah besar. Seribu atau lima ratus rupiah, sudah sangat berarti. Mereka mamahami rezeki yang dicari bukan dari satu orang, tetapi dari banyak orang. Untuk itu, ketika dari satu orang memperoleh atau tidak, mereka segera berlalu, kepada orang berikutnya.

• Bagi anak-anak yang memulung atau pekerjaan di luar mengemis mengatakan malu dengan pekerjaan tersebut walaupun hasilnya lebih besar

Page 12: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

12

Pekerjaan dan lokasi bekerja3. Jam mulai bekerja

Aktifitas anak-anak di jalanan dimulai :• 12 % dari jam enam pagi • 49 % dari jam sembilan• 10 % dari jam 12.00-15.00• 16 % dari jam 15-18 • 13 % dari jam 18-di atas jam 21.00

Page 13: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

13

Jam mulai bekerja…………………….

• Pada jam 6 pagi mereka mengemis buah dari agen atau pengecer di pasar-pasar.

• Anak-anak yang mengemis, meminta sumbangan dan asongan jam kerja biasanya dimulai dari jam 9 pagi. Anak yang bekerja pada jam ini umumnya tidak sekolah atau mendapat izin tidak sekolah, hanya 6 orang anak masih bersekolah dari 54 orang anak yang bekerja pada jam 9 pagi hingga jam 12 siang.

• Anak yang bekerja mulai jam 15.00 adalah anak-anak masih sekolah dan berasal dari Banda Aceh

Page 14: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

14

• Anak-anak yang bekerja jam 18.00-21.00 atau lebih, umumnya pengemis, peminta sumbangan dan pengamen di kawasan pusat jajanan (rek) Peunayong, Simpang Mesra, Darussalam, Ulee Kareeng, kawasan Jambo Tape, Simpang Surabaya atau di kawasan Mesjid Raya

• Di perempatan jalan seperti Simpang Surabaya, Simpang Jambo Tape, Simpang Lima, Simpang Jam dan lain-lain biasanya sampai menjelang Maghrib (jam 19.00) atau paling lama sampai jam 21.00

• Sementara anak pemulung, asongan dan menyapu bus bekerja hanya sampai jam 18.00

Page 15: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

15

Pekerjaan dan lokasi bekerja4. Jumlah jam kerja di jalanan

No Waktu LL PR Total %1 Kurang 3 jam 4 1 5 52 01-03 jam 11 4 15 143 03-06 jam 18 4 22 204 06-09 jam 23 12 35 325 Lebih 9 jam 28 5 33 30

Total 84 26 110 100

Page 16: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

16

Pekerjaan dan lokasi bekerja5. Kegiatan setelah bekerja

• 52 % anak mengaku pulang ke rumah atau losmen • 25 % tetap di jalanan bersama teman, • 7 % membantu orang tua• 6 % tetap di jalanan bersama keluarga• 5 % sekolah • 5 % ke Mesjid atau terminal• Bagi anak yang bertempat tinggal di Banda Aceh

sekitarnya termasuk di Perumnas Ujung Batee dan barak di Kajhu, setelah selesai bekerja pulang ke rumah bersama orang tua/keluarga, antara jam 20.00 – 21.00

Page 17: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

17

Pekerjaan dan lokasi bekerja6. Lokasi kerja

• Lokasi-lokasi anak bekerja adalah pusat-pusat keramaian di inti kota dengan lokasi utama Mesjid Raya, Pasar Aceh, Peunayong, Terminal Setui, Pasar Lambaro, Kampung Baru, Darussalam, Ule Kareng, Neusu, Lampriet. Sedangkan di perempatan jalan terdapat seperti di Simpang Lima, Jambo Tape, Simpang Surabaya, Simpang Jam

• Anak-anak juga secara mobile bekerja perumahan-perumahan/kampung dan terbanyak ke kafe-kafe, warung dan pusat keramaian lainnya

Page 18: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

18

Penghasilan anak sehari

NoRata-rata penghasilan

sehari LL PR Total %

1 Kurang dari Rp 10.000 6 0 6 5

2 Rp 10.000 – 20.000 8 8 16 15

3 Rp 20.000 - Rp 30.000 33 10 43 39

4 Rp 40.000 - Rp 50.000 19 5 24 22

5 Rp 50.000 atau lebih 18 2 20 18

6 Tidak Tahu 0 1 1 1

Total 84 26 110 100

Page 19: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

19

Penggunaan uang hasil bekerja

Uang yang diperoleh anak-anak dari hasil bekerja di jalanan digunakan yaitu:

• 46 % sebahagian diserahkan kepada orang tua dan sebahagian untuk diri sendiri

• 28 % diserahkan seluruhnya kepada orang tua

• 16 % seluruhnya untuk diri sendiri • 2 % diserahkan kepada pesantren

Page 20: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

20

Tempat tinggal anak

• 35 % anak tinggal di rumah orang tua

• 23 % menyewa kamar/kos bersama teman atau keluarga

• 8 % di rumah keluarga • 1 % di rumah orang lain

Page 21: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

21

Tempat Tidur anak yang tidak pulang ke rumah

Tempat tidur 37 orang anak (30 laki-laki dan 7 perempuan) yang tidak pulang ke rumah

• 54 % di terminal• 22 % di emperan toko• 11 % di emperan Mesjid• 11 % di rumah/gudang kosong • 3 % di gudang bus

Anak-anak yang berasal dari Kota Banda Aceh (29 orang) dan Aceh Besar (14 orang) hanya satu orang dari Banda Aceh yang tidak

pulang ke rumah setelah bekerja

Page 22: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

22

Biaya sewa kamar/losmen25 orang anak menyewa kamar/losmen di Banda Aceh.

Jumlah sewa per bulan yang dibayar: • 11 orang di atas Rp. 100 ribu• 3 orang Rp. 50-75 ribu• 9 orang Rp. 25-50 ribu• 2 orang < Rp. 25 ribu.

Ada juga anak dan orang tua walaupun menyewa kamar/losmen tetapi sering tidur di terminal dan bekerja sampai jam empat pagi untuk menunggu bus angkutan

umum dari Medan yang datang pagi hari

Page 23: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

23

Faktor-faktor penyebab anak bekerja

No Alasan bekerja LL PR Total %

1 Keretakan keluarga 5 0 5 5

2 Kemiskinan keluarga 54 15 69 63

3 Kurang perhatian keluarga 3 1 4 4

4 Tidak punya keluarga 2 1 3 3

5 Lari dari kampung karena kasus tertentu 2 1 3

3

6 Ingin membantu orang tua 14 6 20 18

Lainnya 4 2 6 5

Total 84 26 110 100

Page 24: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

24

Miskin menurut anak:• Ketika FGD, anak mendeskripsikan kemiskinan yang

mereka maksud dengan karakteristik berikut: tidak punya rumah, rumah jelek, tidak punya apa-apa, tidak punya biaya hidup, tidak punya uang.

• Dalam pandangan anak, konsep miskin berbeda dengan kurang mampu. Seorang anak perempuan mengatakan, “miskin dan kurang mampu tidak sama, kurang mampu tidak punya uang, tidak punya baju, kalau miskin tidak punya apa-apa, tidak punya rumah, baju hanya satu.”

• Anak yang lain mengatakan, “Kurang mampu itu rumah bagus dikit kalau miskin rumahnya jelek.”

• Anak lain, “Kurang mampu masih punya barang-barang di rumah, dinding rumahnya jelek kalau miskin tidak punya apa-apa.”

Page 25: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

25

Subkultur kemiskinan• Dari pendalaman peneliti, ada upaya-upaya keluarga

anak untuk tetap miskin, karena dengan demikian mereka tetap merasa layak menjadi pengemis

• Hanya dengan tampilan kemiskinan orang lain marasa iba dan terketuk hatinya untuk bersedekah, membantu sesama yang fakir-miskin

• Dalam beberapa kasus, ada orang tua justru memperkuat tali ikatan lingkar setan (vicious circle) kemiskinan pada anak-anaknya dan orang tua tidak terlalu khawatir kalau anak-anaknya tidak sekolah

• Proses transfer pemiskinan ini sangat mempengaruhi persepsi anak tentang diri dan keluarganya

• Terjadi proses marjinalisasi pasif oleh orang tua sehingga anak-anak menjadi “menikmati” lembar demi lembar uang ribuan yang diperoleh dari hasil mengemis

Page 26: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

26

…………….?

• Penelusuran peneliti ke losmen/kamar kost keluarga anak di Terminal Setui Banda Aceh menemukan fakta, ada orang tua justru tidur-tiduran sambil menonton televisi atau VCD di kamar, anak-anaknya mengemis di jalanan

• Juga menjadi tidak langka ketika anak-anak jalanan memiliki telepon genggam yang dibeli dari hasil mengemis

Page 27: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

27

Orang pertama yang membawa anak bekerja di jalanan

• Sebanyak 50 % anak mengaku orang tua dan keluarga (nenek) sebagai orang pertama kali membawa mereka ke jalanan

• 26 % atas keinginan sendiri• 11 % dibawa oleh saudara kandung• 8 % diajak teman• 5 % anak karena lari rumah

Page 28: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

28

Pihak yang mengorganisir anak bekerja

• Dari 110 anak yang diwawancara dalam penelitian ini, 97 % anak mengaku tidak memiliki koordinator atau orang yang mengorganisir dalam bekerja di jalanan

• Hanya tiga anak mengaku memiliki koordinator namun dua orang anak mengaku tidak berkewajiban menyetorkan uang setiap hari kepada si bos tersebutPendalaman dilakukan, anak mengaku tidak wajib menyetor kepada bos tapi

ternyata ibunya memberikan uang setoran sebesar Rp. 10 ribu sehari kepada orang yang mengorganisir. Anak lain mengaku tidak memiliki orang yang

mengorganisir namun menurut pengakuan ibu kandungnya yang juga mengemis, ada sejumlah uang diserahkan kepada “seseorang” untuk disimpan

dan akan diambil ketika pulang ke daerah asal

Page 29: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

29

Hubungan anak dengan orang tua/keluargaKetagori anak-anak tersebut, dalam hubungannya

dengan keluarga ialah: • Anak yang hanya memiliki ayah dan tinggal dengan ayah tujuh orang• Anak yang hanya memiliki ayah tetapi tidak tinggal dengan ayah dua orang (1

bersama teman dan 1 bersama keluarga)• Anak yang hanya memiliki ibu dan tinggal dengan ibu 25 orang• Anak yang hanya memiliki ibu tetapi tidak tinggal dengan ibu 10 orang• (tiga orang tinggal di jalanan, empat orang menyewa kamar bersama teman, tiga

orang bersama keluarga)• Anak yang memiliki ayah dan ibu dan tinggal dengan kedua orang tuanya, 26 orang • Anak yang memiliki ayah dan ibu tetapi tidak tinggal dengan kedua orang tuanya 11

anak (empat di jalanan, lima menyewa kamar bersama teman dan dua orang bersama keluarga)

• Anak yang memiliki ayah dan ibu, dan tinggal hanya dengan ayah: lima orang (orang tua bercerai atau ayah kawin lagi)

• Anak yang memiliki ayah dan ibu, dan tinggal hanya dengan ibu: 16 anak, (keluarga terpisah/bercerai)

• Anak yang tidak memiliki ayah dan ibu dan tinggal dengan keluarga: empat orang (di rumah orang tua dua anak dan di rumah keluarga dua anak)

• Anak yang tidak memiliki ayah dan ibu dan tidak tinggal dengan keluarga: empat orang (dua di jalanan dan satu di rumah bukan keluarga dan menyewa kamar)

Page 30: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

30

Kakak/adik yang juga bekerja di jalanan

• 53 % anak mengaku memiliki saudara kandung berusia di bawah 18 tahun yang bekerja di jalanan saat ini.

• Pada kasus dimana orang tua/keluarga juga bekerja di jalanan, anak-anak biasanya bekerja dalam satu lokasi

• Beberapa kasus, orang tua tidak bekerja secara aktif walaupun sama-sama berada di jalanan, orang tua hanya duduk mengawasi dan dalam waktu tertentu meminta uang yang diperoleh anak disamping ada orang tua tinggal di losmen/penginapan sementara anak-anaknya bekerja di jalanan

• Anak-anak memiliki kecenderungan tidak sendirian bekerja di jalanan di dalam satu keluarga. Bila dikaitkan dengan jumlah saudara kandung anak-anak dengan jumlah dominan satu sampai tiga dalam satu keluarga, maka pelibatan seluruh anak oleh orang tua untuk bekerja di jalanan merupakan hal yang lazim di jumpai

Page 31: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

31

Sikap orang tua/keluarga• 97 % anak mengatakan orang tua/keluarga mengetahui

dia bekerja di jalanan. Hanya 3 % (tiga anak) menyatakan orang tua/keluarga tidak mengetahui jika sekarang ini dia bekerja di jalanan.

Bagaimana respon orang tua/keluarga ?• 55 % anak mengatakan diperbolehkan atau bahkan

disuruh bekerja di jalanan • 25 % anak menyatakan biasa saja atau tidak masalah• 10 % anak tidak mengetahui sikap orang tuanya• 5 % orang tua cuek atau masa bodoh jawaban yang

dimaknai sebagai sikap menyetujui • Hanya 5 % yang melarang anak bekerja di jalanan

Page 32: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

32

Pekerjaan orang tua anak• Dari 51 orang anak laki-laki yang memiliki ayah,

15 orang adalah pengemis atau meminta sumbangan dan ibu 59 %.

• Jumlah 29 % pekerjaan ayah yang mengemis secara kuantitas kelihatan sedikit, namun jika dilihat dari 10 kategori jawaban pekerjaan ayah, serta pekerjaan ibu si anak sebanyak 59 % adalah pengemis dan peminta sumbangan

• Jumlah ini cukup relevan untuk mempertegas faktor-faktor yang menyebabkan anak bekerja dan putus sekolah, jenis pekerjaan yang dilakukan anak di jalanan

Page 33: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

33

Frekuensi anak pulang ke rumah dalam seminggu (3 bulan terakhir)

• 31 % setiap hari• 24 % sekali seminggu• 18 % tidak pernah• 18 % tidak tentu• 4 % tiga kali• 2 % enam kali• 4 % tidak mau menjawab

Page 34: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

34

Perilaku anak• Ada 24 orang laki-laki (dari 84 orang) sudah merokok• 3 orang anak, sudah menghisap ganja

Seorang anak berusia 11 tahun mengatakan: Long bang dodoi na ge peuget, mangat teunget eh uroe, hantem ku eh uroe, teunget ku hinan teler”. (aku pernah buat dodol (menggunakan ganja), supaya tertidur siang hari, karena

tidak pernah tidur siang, tertidur karena teler). Pengakuan anak lain: kamoe bandet Penanyong bebas

narkoba (kami bandit Peunanyong bebas narkoba). Penegaskan: anak-anak jalanan banyak dan bebas

menggunakan narkoba, seperti ganja.

Page 35: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

35

• Juga ditemukan pengakuan satu orang anak laki-laki berusia 17 tahun yang telah menggunakan obat-obatan terlarang, dengan frekuensi kurang dari tiga kali seminggu. Obat tersebut diperoleh dengan membeli sendiri di tempat biasa dia bekerja dari orang dewasa di lokasi tersebut, dan ketika mengkonsumsi ada anak jalanan lain bersamanya

Page 36: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

36

Ngelem.........• Tujuh anak mengaku sudah menghisap lem: 5 anak laki-laki dan 2

anak perempuan, dengan rentang usia 10-17 tahun. • Dalam FGD, anak-anak saling memberitahukan temannya yang

pernah dan sering ngelem. Disamping ada mengaku hanya sekali.

”long sit sigo, han pateh ke tan (pernah menggunakan sekali, ngak percaya ya udah) katanya meyakinkan karena ada teman lain

membantah. ”Long pih han ku pateh menyo droe ne pegah hana ne pake”, (aku juga nggak percaya kalo abang bilang nggak pernah pakai lem), kata anak lain. Anak lain, dengan emosi berkata: pu

sigo, mnyo bandet-bandet Setui nyan, rata-rata lem cap Kameng na saboh sapo lam tah” (apa sekali, kalau bandit Setui itu, rata-rata lem

cap Kambing, punya satu seorang). • Ngelem bagi anak terkait dengan upaya menegaskan jati diri,

kebebasan, pengakuan serta ”kenikmatan” dari ngelem. Seorang anak mengaku jika mumang (pening) ia ngelem. Ada anak mengatakan agar mangat badan (enak badan). Anak lain ngelemsebagai upaya memperoleh rasa iba orang lain; ”mangat sayang di kalen le gob (supaya kasihan dilihat orang).

Page 37: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

37

Kegiatan seksual• Melalui wawancara menggunakan kuesioner, lima anak (3 laki-laki

dan 2 perempuan) mengaku sudah melakukan kegiatan seksual, dengan tingkat usia 15-17 tahun. Kegiatan seksual yang dilakukan anak laki-laki: 2 orang berciuman/mencium pacar, 1 orang dengan sesama anak jalanan dan 1 orang pacar anak bukan anak jalanan.

• Satu orang anak pernah menjadi korban sodomi (usia 10 tahun) asal Aceh Utara, yang dilakukan abang kandungnya (incest) yang juga bekerja di jalanan sebagai pedagang asongan

• Dua orang anak perempuan mengaku telah melakukan kegiatan seksual, satu orang bersama pacar (sesama anak jalanan) yaitu berciuman dan diraba bagian sensitifnya dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam satu minggu yang di lakukan di sekitar lokasi mereka bekerja.

• Seorang anak perempuan burusia 15 tahun asal Kabupaten Pidie, mengaku telah melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa yang ada di sekitar lokasi bekerja dengan frekuensi hampir setiap hari. Si anak juga mengaku pernah berciuman dengan anak jalanan laki-laki.

Page 38: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

38

Kisah seorang anak perempuan…………• Pendalaman peneliti serta kunjungan ke kampung asalnya (19

September 2006), diperoleh riwayat kekerasan seksual yang dialami anak. Pada usia 13 tahun dia berpacaran dengan sesama anak jalanan dan melakukan hubungan seksual di satu tempat di Peunayong. Kekerasan tersebut diketahui seorang aparat. Berikutnya si aparat melakukan perbuatan serupa kepada si anak, dengan ancaman jika tidak mau, perbuatan si anak dengan dengan pacarnya akan dia beritahukan kepada orang lain serta ancaman mereka akan dipenjara.

• Menurut keterangan warga desa yang diwawancarai, termasuk Kheucik, di kampung di salah satu desa di Kecamatan Lhung Putu, Pidie, si anak melakukan perbuatan serupa dengan lelaki di kampung tersebut. Akibatnya warga kampung mengusir si anak dari desanya, sehingga dua tahun belakangan, menurut warga kampung, dia tidak pernah pulang. Namun, si anak mengaku dalam dua tahun terakhir setiap bulan pulang ke kampung, namun secara sumbunyi-sembunyi karena takut diusir warga.

Page 39: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

39

Kekerasan/perbuatan kriminal yang dilakukan

Dari 110 anak-anak 22 orang pernah melakukan kekerasan kepada sesama anak yang bekerja di jalanan yaitu:

• 14 orang memukul• 2 orang menendang• 4 orang memaki• 1 orang memukul • 1 orang meraba bagian sensitif

Page 40: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

40

Kecelakaan yang pernah dialami

Ada 24 anak (21 laki-laki dan 3 perempuan) yang pernah mengalami kecelakaan

sewaktu bekerja di jalanan, yaitu:• 2 orang pernah ditabrak mobil• 10 ditabrak sepeda motor• 6 orang tertuusuk benda tajam• 6 orang jatuh berakibat cedera.

Page 41: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

41

Kekerasan yang dialami1. Di jalanan

• 44 orang anak mengaku pernah mengalami kekerasan ketika bekerja di jalanan dalam tiga bulan terakhir, terdiri dari kekerasan fisik yaitu ditampar 14 orang, ditendang 2 orang dan 2 orang dipukul.

• Dimarahi satu-satunya kekerasan psikis yang dialami sebanyak 19 anak, sedangkan kekerasan seksual yaitu diraba pada bagian sensitif 3 orang, dipeluk dari belakang 1 orang dan 1 orang disodomi.

• Anak jalanan merupakan pihak paling banyak melakukan kekerasan (34 %), kemudian orang tidak dikenal (30 %), orang di kenal di sekitar lokasi kerja (30%) dan 7 % dilakukan keluarga yang mendampingi anak ketika bekerja di jalana

Page 42: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

42

Kekerasan yang dialami2. KDRT

• Di rumah tangga kekerasan yang dialami anak dominan kekerasan psikis, disusul kekerasan pisik yaitu, 6 orang ditampar, 2 ditendang, 31 orang dimarahi dan 5 anak pernah dipukul. Kekerasan seksual tidak ada dikemukakan dialami di rumah tangga.

• Pelaku kekerasan dalam rumah tangga (23) atau 53 % dilakukan ibu, 16 kasus (36 %) oleh ayah, paman/bibi tiga kasus (7 %) dan kakak/abang dua kasus (5 %)

• Frekeunsi kekerasan tersebut adalah: 27 orang mengalami tiga kali atau kurang dalam seminggu, 8 anak 3-10 kali seminggu, 7 anak mengalami 10-16 kali seminggu dan 2 anak mengalami sangat sering, di atas 16 kali seminggu.

Page 43: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

43

Kekerasan yang dialami3. Di Sekolah

• Dari 47 anak yang masih sekolah, 21 orang (47 %) menyatakan mengalami kekerasan yaitu 9 anak ditampar, 7 dimarahi dan 5 anak dipukul.

• Pelaku kekerasan di sekolah 15 kasus guru kelas dan 7 kasus teman sesama pelajar, usianya lebih tua.

• Kekerasan tersebut dialami 19 anak dengan frekuensi tiga kali atau kurang, dan tiga orang anak mengalami antara tiga sampai 10 kali seminggu.

Page 44: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

44

Pilihan Anak: jika dipindahkan dari jalanan• 52%) anak berkeinginan kembali bersekolah jika

dipindahkan atau tidak bekerja di jalanan• 13 % membuka usaha sendiri• 4 % mengikuti kursus keterampilan • 1 orang ingin tinggal di shelter anak jalanan, tapi bukan

shelter yang dikelola pemerintah• Ketika dipindahkan dari jalanan, anak-anak menyatakan

tetap ingin bersama keluarga, hanya 11 % anak yang bersedia tidak bersama keluarga dan pilihan mereka adalah tinggal/bersekolah pesantren dan panti asuhan. 30 anak yang menjawab tidak tahu, 11 orang adalah anak berusia lima tahun ke bawah dan sisanya anak putus

Page 45: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

45

Pilihan pelatihan:

• Hanya 41 % anak yang memilih pelatihanJenis pelatihan keterampilan yang dipilih adalah:

• 16 % otomotif• 9 % elektornik• 9 % menjahit• 8 % bangunan• 5 % memasak• 2 % tukang perabot

Page 46: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

46

Rekomendasi

• Pencegahan dan penanggulangan anak jalanan di Banda Aceh hendaknya dilakukan melalui pendekatan budaya, agama dan hukum, serta melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh di masyarakat, sebab budaya dan keagamaan turut melanggengkan anak bekerja di jalanan, namun sekaligus dapat dijadikan kekuatan dalam melindungi anak-anak untuk tidak terlibat dalam jenis-jenis pekerjaan berbahaya dan eksploitatif

• Revitalisasi nilai budaya maupun sistem kekerabatan lokal yang semasa konflik banyak tidak berjalan, perlu dilakukan sehingga sistem kekerabatan sosial yang ada dapat kembali berjalan maksimal. Pendekatan positive deviance penting dilakukan; yaitu mengajak masyarakat untuk mencari, menggali dan mengaktifkan kembali sistem kekerabatan sosial maupun sumber-sumber desa yang ada dalam usaha-usaha perlindungan anak berbasis desa dan kota.

Page 47: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

47

• Pendidikan diyakini sebagai satu cara efektif meretas subkultur kemiskinan dan subkultur jalanan, pendidikan hendaknya dijadikan prioritas pertama dalam pencegahan dan penanggulangan masalah ini, sehingga peningkatan akses, kualitas dan inclusive education dan metode sekolah terbuka dan fleksibel (open flexi time school) seharusnya tidak dijadikan simbolika politik atau ajang uji coba selera. Pendidikan yang layak merupakan hak asasi setiap anak. Demikian juga perluasan akses skema-skema bantuan pendidikan dari pemerintah seperti dana bantuan operasional sekolah (BOS). Negara bertanggungjawab untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fullfil) hak-hak setiap anak dan negara wajib memberikan perlindungan khusus bagi anak.

Page 48: Anak jalanan di banda aceh dan sekitarnya

8/16/2007 Prepared by: Sulaiman Zuhdi Manik PKPA Aceh

48

• Di jalanan, tetap diperlukan pendampingan anak sehingga anak memiliki teman bercerita, orang yang mendengarkan suara anak, sekalikus sebagai media dalam memberikan pemahaman akan hak-hak mereka serta untuk mengembalikannya ke sekolah dan tidak bekerja lagi di jalanan

• Pengasuhan, pembinaan dan pendidikan anak melalui metode panti atau asrama hendaknya dilakukan dengan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak sebagai pertimbangan dan tujuan setiap aktifitas serta dilakukan oleh petugas profesional yang berempaty dan dapat diterima anak. Untuk itu perlu dirumuskan sistem ataupun manual pendampingan yang relevan dengan konteks Aceh.