Keterbukaan_Memberi_Informasi_Hukum-libre.pdf

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan informasi. Informasi ini sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Informasi dan komunikasi memang tak bisa terlepas dari masyarakat, dimana ia berfungsi dan beroperasi karena komunikasi itu tidak akan ada jika tidak ada masyarakat. Informasi sangat berkaitan erat dengan komunikasi. Manusia tidak dapat hidup dan berkembang dengan sempurna jika tidak ada kedua hal tersebut yaitu informasi dan komunikasi. Komunikasilah yang menimbulkan sistem sosial dalam kehidupan suatu bangsa. Komunikasi pula yang menjadi unsure dinamis masyarakat, baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Kenyataan tersebut di atas tidak dapat diingkari kebenarannya. Hanya orang atau bangsa yang mempunyai banyak informasilah yang dapat berkembang dengan pesat. Dengan informasi orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya. Dengan informasi pula orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya. Sebenernya tantangan utama yang di hadapi adalah globalisasi yang oleh sementara orang diartikan sebagai proses terintegrasinya berbagai unit kehidupan Negara menjadi sebuah unit kehidupan global. Globalisasi sekarang sedang berlangsung terus dalam rangka mencari bentuk dalam berbagai dimensi. Globalisasi mempunyai cirri yang khusus yaitu keterbukaan informasi atau dikenal sebagai cyber space yang memungkinkan sector komunikasi yang bersifat missal yang menyentuh hamper semua bidang kehidupan masyarakat bahkan bidang kehidupan yang bersifat personal sekalipun. Pancasila sebagai ideologi terbuka akan dapat mengakomodasi berbagai perubahan dan pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan keterbukaan yang melekat pada Pancasila ini, Indonesia menghadapi globalisasi dengan suatu prisip yang senantiasa konsisten dengan rambu-rambu konstitusi. Dan atas dasar itu pula, semangat keterbukaan yang berkembang dewasa ini harus yang dianggap sebagai potensi yang sangat berguna

description

good

Transcript of Keterbukaan_Memberi_Informasi_Hukum-libre.pdf

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan di dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan informasi. Informasi ini sudah menjadi kebutuhan primer manusia. Informasi dan komunikasi memang tak bisa terlepas dari masyarakat, dimana ia berfungsi dan beroperasi karena komunikasi itu tidak akan ada jika tidak ada masyarakat. Informasi sangat berkaitan erat dengan komunikasi. Manusia tidak dapat hidup dan berkembang dengan sempurna jika tidak ada kedua hal tersebut yaitu informasi dan komunikasi. Komunikasilah yang menimbulkan sistem sosial dalam kehidupan suatu bangsa. Komunikasi pula yang menjadi unsure dinamis masyarakat, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

    Kenyataan tersebut di atas tidak dapat diingkari kebenarannya. Hanya orang atau bangsa yang mempunyai banyak informasilah yang dapat berkembang dengan pesat. Dengan informasi orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya. Dengan informasi pula orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidupnya.

    Sebenernya tantangan utama yang di hadapi adalah globalisasi yang oleh sementara orang diartikan sebagai proses terintegrasinya berbagai unit kehidupan Negara menjadi sebuah unit kehidupan global. Globalisasi sekarang sedang berlangsung terus dalam rangka mencari bentuk dalam berbagai dimensi. Globalisasi mempunyai cirri yang khusus yaitu keterbukaan informasi atau dikenal sebagai cyber space yang memungkinkan sector komunikasi yang bersifat missal yang menyentuh hamper semua bidang kehidupan masyarakat bahkan bidang kehidupan yang bersifat personal sekalipun.

    Pancasila sebagai ideologi terbuka akan dapat mengakomodasi berbagai perubahan dan pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan keterbukaan yang melekat pada Pancasila ini, Indonesia menghadapi globalisasi dengan suatu prisip yang senantiasa konsisten dengan rambu-rambu konstitusi. Dan atas dasar itu pula, semangat keterbukaan yang berkembang dewasa ini harus yang dianggap sebagai potensi yang sangat berguna

  • 2

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan kesejahteraan umum, dan yang terpenting adalah dalam mendukung pembangunan dan meningkatkan ketahanan nasional.

    Keterbuakaan informasi biasanya selalu dilawankan dengan stabilitas politik. Keterbukaan informasi sangat ditentukan oleh latar belakang budaya politik suatu bangsa. Dalam kaitan ini masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang pra modern yang mengedepankan watak tradisional pada berbagai tingkat perkembangannya.

    1.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

    Tujuan bangsa Indonesia yang ingin mensejahterahkan rakyatnya dapat terjadi jika ada hubungan baik diantara masyarakat dengan pemerintah. Hubungan baik tersebut meliputi berbagi aspek mulai dari yang umum hingga aspek yang khusus. Aspek khusus tersebut salah satunya adalah keterbukaan dalam hal member informasi publik. Keterbukaan informasi publik ini di atur di Undang-Undang No. 14 tahun 2008. Dalam hal keterbukaan informasi ini perlu diketahui peran masyarakat serta peran pemerintah saat ini dalam memberi informasi sehingga hukum- hukum yang berlaku di Indonesia dapat ditegakkan.

    1.3 BATASAN MASALAH

    Pada makalah yang berjudul Pembangunan Partisipasi Publik Dalam Keterbukaan Memberi Informasi Untuk Menegakkan Hukum ini akan dibahas tentang bagaimana mengapresiasikan sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apa akibat dari tidak transparannya pemerintah terhadap masyarakat, mengapa sikap terbuka dalam suatu Negara menjadi sangat penting, bagaimana partisipasi masyarakat untuk menjamin suatu keadilan.

    1.4 TUJUAN

    Mahasiswa dapat memahami apresiasi sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

    Mahasiswa dapat mengetahui akibat dari tidak transparannya pemerintah terhadap masyarakat

    Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya sikap terbuka daam suatu Negara

    Mahasiswa dapat mengetahui partisipasi masyarakat untuk menjamin suatu keadilan

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 KETERBUKAAN

    2.1.1 PEGERTIAN KETERBUKAAN

    A. Makna Keterbukaan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), kata keterbukaan berasal dari buka, yang berarti keadan terbuka. Arti keterbukaan adalah memberi peluang pihak luar untuk masuk dan menerima berbagai hal dari luar untuk masuk.Makna keterbukaan ini dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan baik aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, ideologi, paham dan aliran maupun ekonoim. Suatu bangsa yang tidak terbuka dengan bangsa lainnya akan menerima akibatnya yakni dikucilkan dari pergaulan internasional yakni dikucilkan dari pergaulan internasional. Oleh karena itulah komunikasi dan informasi menjadi bagian penting dan mutlak bagi suatu Negara. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara makna keterbukaan memiliki dimensi luas dan kompleks, yaitu bagaimana suatu negara yang memiliki batas-batas territorial dan kedaulatan tidak akan berdaya untuk menepis masuknya informasi, komunikasi dan transportasi yang dilakukan oleh masyarakat di luar perbatasan.

    Pengertian Keterbukaan

    Adanya keterbukaan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.Dengan perkembangan teknologi dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk menepis dan mengendalikan setiap informasi yang masu Dengan demikian, era keterbukaan secara tidak langsung akan mengakibatkan mengecilnya ruang dan waktu. Negara dituntut untuk lebih aktif dalam rangka menyaring dan mengendalikan setiap informasi yang masuk.

    Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan ketersediaan informasi yang dapat diberikan dan didapat oleh masyarakat luas.Keterbukan merupakan kondisi yang memungkinkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.

  • 4

    Di samping itu, keterbukaan juga akan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu negara menjadi kabur. Kecanggihan teknologi dan informasi membuat batas-batas teritorial suatu negara menjadi tidak berarti. Seseorang akan dengan mudah memberikan dan menerima informasi sesuai dengan keinginannya. Pada akhirnya keterbukaan akan mengakibatkan hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial.

    Akan tetapi, keterbukaan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di suatu negara. Di lihat dari aspek sosial budaya, keterbukaan akan memberikan ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya barat yang sama sekali berbeda dengan budaya masyarakat Indonesia. Dilihat dari aspek ideologi, keterbukaan akan memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi-ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, munculnya era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk apabila kita tidak dapat mempersiapkan diri.

    2.1.2 Ciri-ciri Keterbukaan

    Sikap keterbukaan, merupakan prasyarat dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan.Keterbukaan juga merupakan sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dilihat tentang ciri-ciri keterbukaan sebagai berikut.

    1) Terbuka (transparan) dalam proses maupun pelaksanaan kebijakan publik.

    2) Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog maupun berkomunikasi.

    3) Berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yg dilakukan orang lain.

    4) Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.

    5)Bersikap hati-hati dan selektif (check and recheck) dalam menerima dan mengolah informasi dari manapun sumbernya.

    6)Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.

    7)Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang dilakukan.

  • 5

    Sangat menyadari tentang keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.

    9) Mau bekerja sama dan menghargai orang lain.

    10)Mau dan mampu menyesuaikan dengan berbagai perubahan yang terjadi

    2.1.3 MANFAAT KETERBUKAAN

    - Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara negara

    - Meningkatnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

    - Mencegah terjadinya KKN

    - Menciptakan hubungan harmonis yg timbal balik antara penyelenggara negara dengan rakyat

    - Meningkatkan potensi masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki

    - Dapat mengungkapkan ketidak-adilan sehingga dapat menunjang terciptanya jaminan keadilan sesuai dengan hak asasi setiap manusia.

    2.2 PARTISIPASI

    2.2.1 PENGERTIAN PARTISIPASI

    Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. Jadi dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang

  • 6

    melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

    2.2.2 BENTUK PARTISIPASI

    Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.

    Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan. Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai

    prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri

    2.2.3 PRINSIP-PRINSIP PARTISIPASI

    Sebagaimana tertuang dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipati yang disusun oleh Department for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004: 106-107) adalah:

    Cakupan : Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership): Pada dasarnya setiap orang

    mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak. Transparansi :Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi dan iklim

    berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/Equal Powership) : Berbagai pihak yang

    terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.

  • 7

    Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility : Berbagai pihak mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya. Pemberdayaan (Empowerment : Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala

    kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain. Kerjasama : Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk saling

    berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

    2.2.4 TIPE PARTISIPASI

    Tipologi Karakteristik

    Partisipasi pasif/

    manipulatif

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi;

    (b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek] tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat;

    (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.

    Partisipasi dengan cara memberikan informasi

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya;

    (b) Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan memengaruhi proses penyelesaian;

    (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.

    Partisipasi melalui

    konsultasi

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi;

    (b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan

  • 8

    masyarakat;

    (c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama;

    (d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.

    Partisipasi untuk

    insentif materil

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya;

    (b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya;

    (c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat [[insentif yang disediakan/diterima habis.

    Partisipasi fungsional

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek;

    (b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati;

    (c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.

    Partisipasi interaktif

    (a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada;

    (b) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik;

    (c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.

  • 9

    Self mobilization

    (a) Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki;

    (b) Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan;

    (c) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada.

    2.2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI

    Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program. Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:

    1. Usia

    Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari kelompok usia lainnya.

    2. Jenis kelamin

    Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan bahwa pada dasarnya tempat perempuan[ adalah di dapur yang berarti bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

  • 10

    3. Pendidikan

    Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

    4. Pekerjaan dan penghasilan

    Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.

    5. Lamanya tinggal

    Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.

    2.3 DASAR HUKUM

    2.3.1 PENGERTIAN

    Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah salah satu produk hukum Indonesia yang dikeluarkan dalam tahun 2008 dan diundangkan pada tanggal 30 April 2008 dan mulai berlaku dua tahun setelah diundangkan. Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini pada intinya memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu.

  • 11

    2.3.2 TUJUAN UNDANG-UNDANG

    Pasal 3

    Undang undang ini bertujuan untuk:

    1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

    2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; 3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan

    pengelolaan Badan Publik yg baik; 4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yg transparan, efektif dan

    efisien, akuntabel serta dpt dipertanggungjawabkan; 5. Mengetahui alasan kebijakan publik yg mempengaruhi hajat hidup orang banyak 6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan atau 7. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik

    untuk menghasilkanlayanan informasi yang berkualitas.

    2.3.3 PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN

    Pentingnya keterbukaan informasi dan partisipasi masyarakat diakomodir melalui sejumlah peraturan yang lahir di era pasca Soeharto, antaranya:

  • 12

    o UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

    Bebas dari KKN

    o UU no. No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang kemudian diubah dengan UU No.20 Tahun 2001

    o Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

    o UU No.15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang,dan

    o UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK).

    o Pasal 3 UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, secara tegas memasukkan asas keterbukaan (butir 4) dan asas akuntabilitas ( butir 7) sebagai bagian dari asas umum penyelenggaraan negara.

    o Pasal 8 UU ini juga menegaskan hak dan tanggungjawab masyarakat untuk ikut mewujudkan Penyelenggaraan Negara yang bersih (ayat 1). Peran serta ini diwujudkan dalam bentuk, al: hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang penyelenggaraan negara (pasal 9 ayat 1 huruf a) yang mendapat jaminan perlindungan hukum (psl 9 ayat 1 huruf d).

    o Pasal 41 UU No.31 / 1999 jo No.20/ 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menegaskan masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemb erantasan tindak pidana korupsi (ayat 1). Peran masyarakat dimaksud, antaranya dalam bentuk : hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi (ayat 2 huruf a).

    o Pasal 2 PP No.71 Tahun 2000 Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juga mengatur hak setiap orang, organisasi masyarakat atau LSM berhak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi serta menyampaikan saran dan pendapat kepada penegak hukum dan atau Komisi (KPK) mengenai perkara tipikor.

  • 13

    o Psl 40 UU No.15/2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang: Setiap orang yang melaporkan terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberi perlindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya.

    o Pasal 1 ayat 3 , UU No.30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi : Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Dapat disimpulkan, keterbukaan informasi dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai good governance (tata kelola pemerintahan yang baik) bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul. Tetapi merupakan perintah dari sekian banyak peraturan perundangan sebagai jawaban atas tuntutan reformasi, yang bermuara (diatur) melalui UU KIP.

  • 14

    BAB III PERMASALAHAN

    3.1 Bagaimana mengapresiasikan sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

    3.2 Apa akibat dari tidak transparannya pemerintah terhadap masyarakat?

    3.3 Mengapa sikap terbuka dalam suatu Negara menjadi sangat penting?

    3.4 Bagaimana partisipasi masyarakat untuk menjamin suatu keadilan?

  • 15

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Mengapresiasikan Sikap Terbuka Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

    Era keterbukaan atau lebih dikenal dengan globalisasi, merupakan resulatante (akibat/hasil) dari sedemikian banyak perkembangan pemikiran menyeluruh baik ilmu pengetahuan maupun teknologi dalam paruh kedua abad ke 20. Hal ini telah mendorong dilakukannya serangkaian penyesuaian serta perkembangan kelambagaan serta tatanannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar dengan cepat mampu menyesuaikan diri.Rangkaian penyesuaian yang diperlukan bukan hanya menyangkut kebijaksanaan penyelenggaraan negara, strategi serta tata kerja pemerintahan, tetapi juga orientasi tata nilai serta aspek kelembagaan masyarakat dan bangsa itu sendiri (aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, hukum, pertahanan dan keamanan).

    Secara psikologis, tumbuhnya sikap keterbukaan berkaitan erat dengan jaminan keadilan.Keterbukaan merupakan sikap jujur, rendah hati dan adil serta mua menerima pandapat orang lain. Sedangkan keadilan merupakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.Dengan demikian penerapan jaminan keadilan perlu dilandasi oleh sikap jujur rendah hati dan tindakan yang tidak berat sebelah. Sebagai manusia kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan mengabaikan kewajiban, karena hal yang demikian dapat mengarah padapemerasan dan memperbudak oran lain. Sebaliknya jika hanya menjalankan kewajiban dan mengabaikan apa yang menjadi hak kita, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas oleh orang lain.

    Contoh; seorang karyawan yang hanya menuntut hak kenaikan upah tanpa diimbangi peningkatan kualitas kerjanya tentu dianggap sebagai pemeras. Sebaliknya seorang majikan yang terus menerus memeras tenaga pegawainya tanpa memperhatikan kenaikan upah dan peningkatan kesejahteraan pekerjanya, maka cenderung disebut telah memperbudak orang lain.

    Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap terbuka ini akan mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa

  • 16

    dan bernegara, sikap terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar keterbukaan tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan dilakukannya hal ini maka kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dapat diperkecil.

    Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat ditunjukkan dengan dukungan pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya kebebasan pers diharapkan akses informasi warga negara terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai contoh setiap pengambilan keputusan yang diambil oleh pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara. Pers sendiri diharapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara. Selain itu, sikap netral harus terus dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat bagi pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan. Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif.

    Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini:

    1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

    2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.

    3.Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang berlangsung.

    4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.

    5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.

    Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat

  • 17

    mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.

    Keterbukaan dalam pengertian sikap dan perilaku yang dilakukan pemerintah dewasa ini merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.Sebagai contoh adalah keterbukaan arus informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di bidang hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.

    Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam melaksanakan peraturan tersebut.Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat menentukan jalannya jaminan keadilan.

    Sesungguhnya keadilan bermula dari adanya pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan kelompok. Pertentangan kepentingan akan menyebabkan pertikaian, bahkan peperangan antara sesama manusia. Oleh sebab itu, keberadaan keadilan adalah untuk mempertimbangkan pertentangan secara teliti melalui perangkat peraturan-peraturan (hukum) untuk mewujudkan suatu perdamaian. Dengan kata lain, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara masalah keadilan menjadi masalah penting dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

    Dalam konteks berbangsa dan bernegara, keadilan merupakan hak mutlak bagi setiap warga negara.Pemerintah harus mampu menegakkan keadilan bagi setiap warga negaranya. Keadilan tersebut harus menyangkut semua aspek kehidupan, baik keadilan hukum, politik, maupun kesejahteraan ekonomi

    Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang paling utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun indikasi dari suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila di dalam penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator.

  • 18

    4.2 AKIBAT DARI TIDAK TRANSPARANNYA PEMERINTAH

    Akibat penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan diantaranya:

    1. kesenjangan antara rakyat dan pemerintah akibat krisis kepercayaan 2. menimbulkan prasangka yang tidak baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3. pemerintah tidak berani bertanggungjawab kepada rakyat 4. tidak adanya partisipasi dan dukungan rakyat sehingga menghambat proses 5. pembangunan nasional 6. hubungan kerjasama internasional yang kuarang harmonis 7. ketertinggalan dalam segala bidang.

    Untuk itu diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good governance). Dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu:

    1. Asas Kepastian Hukum

    2. Asas Tertib Penyelenggaran Negara 3. Asas Kepentingan Umum 4. Asas Keterbukaan 5. Asas Proposionalitas 6. Asas profesionalitas 7. Asas Akuntabilitas

    Penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia dilakukan oleh pemerintah atau penyelenggara negara. Penyelenggara negara menurut Undang-Undang RI No. 28 Tahun 1999 tentang Pentelenggara Negara yang Bersih, dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislative, dan yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • 19

    4.3 Pentingnya sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

    Negara wajib untuk menciptakan kondisi masyarakat agar mampu berprestasi serta bertanggung jawab terhadap kemajuan dari berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    Keterbukaan dan jaminan keadilan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Keterbukaan( transparan) bertolak dari kejujuran dalam melaksanakan hak dan kewajiban baik sebagai warga negara ataupun sebagai pejabat Negara.

    Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun. Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan suatu keputusan bersama yang bermanfaat.Berbagai aspirasi yang telah menjadi keputusan bersama dapat menjadikan bangsa ini mudah mencapai suatu keadilan. Jika masyarakat suatu bangsa telah ikut berperan dan munyumbangkan aspirasi dan pendapatnya, persatuan akan lebih mudah terwujud. Hal itu dikarenakan mereka merasa mempunyai cita-cita, tujuan, dan peranan yang sama ketebukaan yang mensyaratkan kesediaan semua pihak untuk menerima kenyataan merupakan pluralitas. Selain itu, di dalamnya juga muncul perbedaan pendapat.

    Pada dasarnya kebijakan publik dan peraturan pelaksanaan yang mengikutinya memuat arahan umum serta ketentuan yang mengatur masyarakat.Sehubungan dengan itu, semua kebijaksanaan publik dan dan peraturannya membutuhkan dukungan masyarakat untuk bisa efektif.Penentangan oleh masyarakat tehadap sejumlah kebijaksanaan dan peraturan yang ada secara empirik lebih banyak dikarenakan oleh kurangnya keterlibatan publik dalam tahap kebijaksanaan. Jika hal itu dibiarkan begitu saja maka makin besar keinginan rakyat untuk selalu mengadakan pembaharuan, tetapi rakyat tidak tau arahnya sehingga mereka akan mudah kehilangan kendali dan emosianal. Rakyat cenderung ingin membentuk suatu wadah dengan kebijakan sendiri.Akibatnya, timbul konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Sebaliknya, jika keterbukaan dan jaminan keadilan selalu dipupuk dan diperhatikan akan menghasilkan suatu kebijakan publik dan peratruran umum yang mengatur masyarakat dengan baik.

    Kemudian bahwa nilai-nilai persatuan yang dirintis oleh pemuda dan para pahlawan pejuang bangsa yang terkandung dalam sumpah pemuda, kurang dikaji dan dipahami dalam

  • 20

    kehidupan sehari-hari oleh seluruh bangsa dan oleh setiap warga Negara. Nilai-nilai persatuan yang telah dirintis oleh pemuda dan pejuang bangsa semakin memudar.Sebagai akibatnya yang lebih jauh, timbul berbagai benih pemecahan dan sikap serta tindakan yang mengarah keinginan beberapa daerah Negara kesatuan Indonesia untuk melepaskan diri dari NKRI.

    Keberhasilan hati dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari hari, terutama pemimpin bangsa ini, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan, yaitu masyarakat madani.

    Misalnya, korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat merusak kesejahteraan kehidupan bangsa yang menjadi tujuan didirikannya Negara kesatuan Republik Indonesia yang terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Menghapuskan keadilan sosial akan melahirkan ketimpangan. Kurang transparannya pelaksanaan hak dan kewajiban para pemimpin masyarakat, bangsa, dan Negara adalah penyebab utama hancurnya Negara

    Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa.Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah.Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak pada penderitaan rakyat.Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

    4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Jaminan Keadilan

    Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah.Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan.Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif.Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan melakukan cara-cara berikut ini.

    1. Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

  • 21

    2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan. 3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang

    berlangsung. 4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan

    keadilan. 5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.

    Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan rasa keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara.Selain itu, terwujudnya rasa keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan di Indonesia.Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam masyarakat.Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial harus terwujud.

  • 22

    BAB V PENUTUP

    5.1. SIMPULAN

    Memasuki era keterbukaan, mengharuskan kita secara arif agar mampu merumuskan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam berinteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita. Sudah saatnya makna nasionalisme dan patriotisme yang memiliki dimensi dan cakupan yang makin kompleks, memerlukan langkah-langkah arif dan bijaksana agar kita makin dapat mendekatkan wujud cita-cita Proklamasi yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

    Untuk mengurangi terjadinya penyelewangan yang dilakukan pemerintah diperlukan suatu penyelenggaran pemerintahan yang baik dan terbuka.Penyelenggaraan negara yang baik dapat menciptakan pemerintahan yang baik (good governance). Keterbukaan dan jaminan keadilan merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Keterbukaan( transparan) bertolak dari kejujuran dalam melaksanakan hak dan kewajiban baik sebagai warga negara ataupun sebagai pejabat Negara. Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun.

    5.2. SARAN

    Dengan keterbukaan dan jaminan keadilan, masyarakat akan lebih mudah dalam menyampaikan aspirasi dan pendapat yang membangun. Aspirasi dan pendapat itu ditampung dan diseleksi, kemudian dijadikan suatu keputusan bersama yang bermanfaat. Berbagai aspirasi yang telah menjadi keputusan bersama dapat menjadikan bangsa ini mudah mencapai suatu keadilan. Jika masyarakat suatu bangsa telah ikut berperan dan munyumbangkan aspirasi dan pendapatnya, persatuan akan lebih mudah terwujud.

  • 23

    DAFTAR PUSTAKA

    Nasution, Adnan Buyung ., The Aspiration for Constitutional Government in Indonesia , Sinar Harapan , Jakarta, 1993

    Rachmadi,F. informasi dan komunikasi dalam percaturan internasional, PT. Alumni, Bandung, 1988

    Amal, Ichlasul , Armawi Armaidy, keterbukaan inforasi dan ketahanan nasional , Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1999

    Sjahrir, Our Struggle, Itacha, Moden Indonesia Project, Southeast Asia Program, Cornell University, 1968

    Todung, Mulya Lubis, In Search of Human Right, PT. Gramedia Pustaka Utama-SPES, Jakarta, 1993

    Aturan Perundang-Undangan :

    Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik

    Website :

    http://www.wikipedia,org

    http://www.fachmidriyanto9th.blogspot.com