Keterampilan Klinik II

6
KETERAMPILAN KLINIK II ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL NAMA : NAHLA ZAIMAH JAINUDDIN STAMBUK: 1102100001 KELOMPOK : 1A FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

description

blok forensik

Transcript of Keterampilan Klinik II

KETERAMPILAN KLINIK IIILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

NAMA : NAHLA ZAIMAH JAINUDDINSTAMBUK: 1102100001KELOMPOK : 1A

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA2013

Dalam keterampilan klinik II, saya berperan sebagai observer.Adapun hal-hal yang saya temukan:

Pasien 1 :Scenario C

Seorang wanita, 24 tahun dating ke dokter dengan keluhan nyeri pada dada, napas pendek-pendek, hemoptisis, pemeriksaan fisik

Dokter :aksa nur ranchmanPasien: nahla zaimah jainuddinDiagnosis sementara: Koch pulmonum

Menanyakan identitas pasienMenanyakan identitas pasiensesuai

Menanyakan keluhan utama, lokasi, onset, keluhan lain, penyakit terdahulu, keluarga, Menanyakan keluhan utama, lokasi, onset, keluhan lain, penyakit terdahulu, keluarga,sesuai

Memperhatikan waktuMemperhatikan waktusesuai

Meminta izin saat melakukan pemeriksaan fisisMeminta izin saat melakukan pemeriksaan fisissesuai

Obat yang diberikan telah sesuai dengan keluhanObat harus sesuai dengan keluhan sesuai

Scenario B

Seorang wanita, umur 48 tahun dating ke dokter dengan keluhan sakit pada bagian tengah dada, menjalar ke bahu dan rahang atas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan

Dokter : roni charismaPasien : risqa aulia

KoreksiYang telah dilakukan dokterYang seharusnya dilakukan

Memeriksa pasie tidak berdasarkan antrianMemeriksa sesuai dengan antrian

Tidak menanyakan riwayat keluarga, riwayat pengobatan

Tidak melakukan informed consent sebalum melakukan tindakan sehingga membuat pasien bingungMelakukan informed concent sebelum melakukan tindakan karena sesuai dengan hak pasien yaitu:

1.Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis 2.Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain (second opinion) 3.Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; 4. Menolak tindakan medis; dan 5. Mendapatkan isi rekam medis

Kurang sesuai

Tidak memberikan edukasi kepada pasien

Cara bertanya seperti menginvestigasi sehingga pasien menjadi kurang nyamanDi dalam proses komunikasi dokter-pasien, sikap profesional ini penting untuk membangun rasa nyaman, aman, dan percaya pada dokter, yang merupakan landasan bagi berlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman, 1998)

Tidak memperhatikan waktu saat melakukan anamnesis

Terstruktur dan sietematis dalam melakukan pertanyaan

Melakukan anamnesis terpimpin

Melakukan cross check

Mengkonsultasikan pada dokter ahli

Referensi:1. Komunikasi efektif dokter-pasien. 2006. Konsil kedokteran Indonesia.

Scenario A

Seorang laki-laki 59 tahun. Dating ke dokter dengan keuhan sakit pada daerah dada, menjalar ke rahang, bahu dan lengan. Ia juga mengalami sesak, dan berkeringat berlebih di bagian tangan. Pemeriksaan fisis didapatkan BB TB tekanan darah

Dokter : fitri ani azisPasien: ila armila

KoreksiYang telah dilakukan dokterYang seharusnya dilakukanketerangan

Memeriksa pasien tidak berdasarkan antrianBerdasarkan antrianKurang sesuai

Menanyakan identitas pasien

Sambung rasa dengan pasien baik

Menanyakan keluhan utama,penyerta, keluhan lain

Menanyakan riwayat penyakit sebelumnya, keluarga, pengobatan

Tidak efisien waktuSikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan tugasnya (dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran dan fungsinya; mampu mengatur diri sendiri seperti ketepatan waktu, pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with one-self); dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with others).