KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN...

65
KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN NaCl 0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. R DENGAN VULNUS LACERATUM DI IGD RSUD SUKOHARJO Disusun Oleh : JOKO SUPRIYANTO P.12034 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN...

Page 1: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN

NaCl 0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. R DENGAN VULNUS LACERATUM

DI IGD RSUD SUKOHARJO

Disusun Oleh :

JOKO SUPRIYANTO

P.12034

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA

HUSADA SURAKARTA

2015

Page 2: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

i

KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN

NaCl 0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN

Tn. R DENGAN VULNUS LACERATUM

DI IGD RSUD SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DisusunOleh :

JOKO SUPRIYANTO

P.12034

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA

HUSADA SURAKARTA

2015

Page 3: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : JOKO SUPRIYANTO

NIM : P.12 034

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA

DENGAN NaCl 0,9% PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Tn. R DENGAN VULNUS

LACERATUM DI IGD RSUD SUKOHARJO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 21 Februari 2015

Yang Membuat Pernyataan

JOKO SUPRIYANTO

NIM P.12 034

Page 4: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : JOKO SUPRIYANTO

NIM : P.12 034

Program Studi : DIII KEPERAWATAN

Judul : KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN NaCl

0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. R DENGAN

VULNUS LACERATUM DI IGD RSUD SUKOHARJO

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : 22 Mei 2015

Pembimbing : Ns. Anissa Cindy N.A, S.Kep., M. Kep ( )

NIK. 201188087

Page 5: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : JOKO SUPRIYANTO

NIM : P11 034

Program studi : DIII Keperawatan

Judul : KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN

NaCl 0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. R

DENGAN VULNUS LACERATUM DI IGD RSUD

SUKOHARJO

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di :

Hari/Tanggal :

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns.Anissa Cindy N.A,S.kep.,M. Kep

NIK. 201188087

(……………………)

Penguji I : Bc. Yeti Nur Hayati, M. Kes

NIK: 201378115

(……………………)

Penguji II : Ns. Amalia senja, S. Kep

NIK: 201390126

(……………………)

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Stikes Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murhayati, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK: 200680021

Page 6: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur alhamdulillah atas rahmat dan hidayahnya dan dengan segala

rendah hati saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan saya

persembahkan untuk orang yang kusayangi Ayahanda Tino dan Ibunda

tercinta Sumi yang tiada henti-hentinya memberi doa restu,

kasih sayang, perhatian dan dukungan untuk menjadikanku orang sukses.

Kedua saudaraku Karsiati yang selalu memberikan dukungan dan support

setiap langkahku dan bude Lyda Winarsari yang selalu mengingatkan dan

memberi dukungan. Serta sahabat-sahabatku yang spesial Anip Wagiyanto,

Mahendrata kusuma, Wahyu diyastuti, Elshinta Arianti, Febriana, Norma

Novita Sari, Diah Arum, Novita Wahyu anggraeni, Tri haryono, Ares Bacan

Laksito, Lailatul Mubarokhah, Wahyu Fitriyana, Ruben Eka Mulya, Nila

Wahyuningsih, Fatma cecil, Fitri Winda, Danar Fauzan dan juga teman-

teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu semoga perjalanan yang

kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih baik, bijaksana dan

dewasa. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2011 kelas 9 IPS 5. Ibu

Anissa Cindy Nurul Afni, S.,kep., Ns., M. Kep, terima kasih atas

bimbingannya selama ini.

Almameterku tercinta

Page 7: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA

DENGAN NaCl 0,9% PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn. R DENGAN

VULNUS LACERATUM DI IGD RSUD SUKOHARJO”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M. Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Atiek Murhayati, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Ketua Program studi D III

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M. Kep., selaku Sekertaris Ketua Program

Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ibu Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns., M. Kep., sebagai pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta memberikan masukan

dengan cermat dan perasaan yang nyaman dalam bimbingan, sehingga

membantu penulis dalam penyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Bc. Yeti Nur Harti, M. Kes selaku dosen penguji pertama yang telah yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan–masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

Page 8: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

vii

6. Ns. Amalia Senja, S. Kep selaku dosen penguji kedua yang telah yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan–masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. Terima kasih atas segala

kasih sayang selama ini, selalu memberikan semangat, do’a, pengorbanan,

bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga putramu ini mampu

menyelesaikan tugas akhiri ni.

8. Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan pengelolaan kasus.

9. Kedua orang tua saya dan kaka saya yang selalu memberikan semangat, do’a,

pengorbanan, bimbingan serta bantuan material dan spiritual, sehingga

putramu ini mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Teman-teman mahasiswa prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta dan semua pihak yang terkait didalamnya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun tugas di kasus

ini.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan.

Wa’alaikumsalam. Wr. Wb

Page 9: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

viii

Surakarta, Mei 2015

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... ii

Page 10: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

ix

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 3

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka ....................................................................................... 6

1. Definisi ........................................................................... 6

2. Jenis Luka ....................................................................... 6

3. Proses Penyembuhan Luka ............................................. 7

4. Klasifikasi Penyembuhan Luka ...................................... 8

5. Faktor yang Memepengaruhi Penyembuhan Luka ......... 9

6. Masalah Yang terjadi Pada Luka .................................... 10

B. Perawatan Luka dengan NaCl 0,9% ................................................ 11

C. Kerangka Teori ...................................................................... 16

D. Kerangka Konsep .................................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subyek Aplikasi Riset .................................................................... 18

B. Tempat dan Waktu ......................................................................... 18

C. Media Dan Alat Yang Digunakan .................................................. 18

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ............................. 18

E. Alat Ukur Evaluasi Dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan Riset .... 19

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien ...................................................................... 26

B. Pengkajian ............................................................................. 26

Page 11: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

x

C. Analisa Data .......................................................................... 30

D. Prioritas Diagnosa ................................................................. 31

E. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 31

F. Implementasi ......................................................................... 32

G. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 34

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................. 35

B. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 38

C. Perencanaa Keperawatan ....................................................... 40

D. Implementasi Keperawatan ................................................... 44

E. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 48

B. Saran ...................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori ...................................................................... 16

Page 12: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

xi

Gambar 2. Kerangka Konsep .................................................................. 17

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

xii

Lampiran 1. Proposal Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 3. Surat Pernyataan

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 5. Jurnal Utama

Lampiran 6. Asuhan Keperawatan (Fotocopy)

Lampiran 7. Look Book

Lampiran 8. Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 9. SOP perawatan Luka

Page 14: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kejadian cedera seperti lecet atau memar, luka robek (vulnus

laceratum), anggota tubuh terputus dan cedera mata menunjukkan

kecenderungan pada usia kurang dari satu tahun kejadiannya rendah, angka

meningkat di usia muda dan menurun di usia lanjut. Kelompok umur yang

mempunyai proporsi tertinggi untuk jenis cedera lecet atau memar pada umur

15-24 tahun, luka robek (vulnus laceratum) pada umur 25-34 tahun, patah

tulang pada umur 75 tahun keatas, terkilir pada umur 65-74 tahun, anggota

tubuh terputus pada usia produktif (25-54 tahun), cedera mata pada umur 35 –

64 tahun, gagar otak pada umur 65-74 tahun dan jenis cedera lainnya pada

umur 75 tahun ke atas. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan penulis di

RSUD Sukoharjo dari bulan Januari 2014 sampai Desember 2014 didapatkan

jumlah penderita Vulnus Laceratum rawat jalan sejumlah 140 (16,8%) orang

(RSUD Sukoharjo, 2015).

Vulnus laceratum adalah luka terbuka yang ditimbulkan oleh goresan

benda sedikit tumpul atau yang tidak terlalu tajam. Vulnus laceratum dapat

disebabkan oleh karena terjadi kekerasan, benda tumpul, goresan, jatuh,

kecelakaan sehingga kontinuitas jaringan terputus. Tepi luka berbentuk garis

tidak teratur dan jaringan kulit disekitar luka juga mengalami kerusakan

(Junaidi, 2011).

Page 15: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

2

Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses

peradangan atau inflamasi. Reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan

terputus, dalam keadaan ini ada peluang besar untuk terjadi infeksi yang sangat

hebat dan tindakan pertolongan segera yaitu melakukan desinfeksi kemudian

menutupnya dengan plester atau kasa steril lalu membawa korban kerumah

sakit. Jika diperlukan dapat diberikan antibiotika dan antitetanus untuk

mencegah infeksi atau serangan tetanus (Junaidi, 2011).

Untuk mencegah terjadinya infeksi diperlukan pertolongan dengan

perawatan luka. Perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang

sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Dengan demikian,

perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang

adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian

yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan,

evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang

sistematis (Rostini dkk, 2013).

Perawatan luka yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit salah satunya

dengan NaCl 0,9%. Normal salin atau NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis

aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi

kering, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses

penyembuhan. Perawat menggunakan cairan normal salin untuk

mempertahankan permukaan luka agar tetap lembab sehingga dapat

meningkatkan perkembangan dan migrasi jaringan epitel. Membersihkan luka

Page 16: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

3

secara hati-hati dengan normal saline dengan memasang balutan yang dibasahi

normal salin (basah-basah, lembab-basah) merupakan cara yang sering

digunakan untuk menyembuhkan luka dan melakukan debridement luka basah-

kering (Wahyuni, 2014).

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontuinitas lapisan kulit atau jaringan

parut dan tidak menggangu aktifitas normal. Masa penyembuhan luka

umumnya ditandai dengan lamanya hari rawat pasien (Rostini dkk, 2013).

Penelitian yang dilakukan Rostini dkk (2013) menunjukan bahwa ada

penggaruh perawatan luka dengan NaCl 0,9% terhadap lama hari rawat pasien

vulnus laceratum. Pasien yang dirawat luka dengan NaCl 0,9% memiliki waktu

hari rawat yang lebih cepat.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik

mengimplementasikan pemberian larutan NaCl 0,9% pada pasien vulnus

laceratum di ruang IGD rumah sakit RSUD Sukoharjo. Serta melihat

perawatan luka yang dilakukan di bangsal dengan menggunakan larutan NaCl

0,9% untuk mempercepat lama hari rawat pasien.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan perawatan luka dengan NaCl 0,9% pada vulnus

laceratum di IGD.

2. Tujuan Khusus

Page 17: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

4

Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien vulnus laceratum

a. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan vulnus laceratum.

b. Penulis mampu menyusun intervensi pada pasien dengan vulnus

laceratum.

c. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien vulnus

laceratum.

d. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan vulnus

laceratum.

e. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian larutan NaCl 0,9%

terhadap lama hari rawat Tn. R dengan vulnus laceratum.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman tentang konsep penyakit serta

penatalaksanaanya dalam aplikasi melalui proses keperawatan dengan

basis ilmu keperawatan dalam memberikan asuhan pada asuhan vulnus

laceratum.

2. Bagi Pendidikan

Sebagai referensi dan wacana dalam perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang keperawatan gawat darurat asuhan keperawatan

pada pasien dengan gangguan sistem integumen.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Page 18: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

5

Memberikan kontribusi dalam pengembangan profesi keperawatan

khususnya dalam bidang keperawatan ganguan sistem integumen.

4. Bagi Rumah Sakit

Sebagai evaluasi dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dalam

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif terutama pada

pasien vulnus laceratum.

BAB II

Page 19: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

6

TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka

1. Definisi

Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh,

yang dapat terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat menggangu aktifitas

sehari – hari (Hidayat, 2014).

2. Jenis luka

Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka

disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena

radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka

terkena trauma. Luka yang tidak disengaja (trauma) juga dapat dibagi

menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup jika tidak

terjadi robekan sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan

seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat

tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka)

(Hidayat, 2014).

Berdasarkan penyebabnya, luka dibagi menjadi dua, yaitu luka

mekanik dan luka non mekanik. Luka mekanik terdiri atas, sebagai berikut

:

a. Vulnus scissum, atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir luka

terlihat rapi.

Page 20: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

7

b. Vulnus contusum, luka memar dikarenakan cedera pada jaringan

bawah kulit akibat benturan benda tumpul.

c. Vulnus laceratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainaya

yang menyebabkan robeknya jaringan rusak yang dalam.

d. Vulnus punctum, luka tusuk yang kecil di bagian luar (bagian mulut

luka), akan tetapi besar di bagian dalam luka.

e. Vulnus seloferadum, luka tembak akibat tembakan peluru. Bagian tepi

luka tampak kehitam – hitaman.

f. Vulnus morcum, luka bekas gigitan yang tidak jelas bentuknya pada

bagian luka.

g. Vulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak

sampai ke pembuluh darah.

Luka nonmekanik terdiri atas luka akibat zat kimia, termik, radiasi

atau sengatan listrik.

3. Proses Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka melalui empat tahap, yaitu sebagai berikut

(Hidayat, 2014).

a. Tahap respons inflamasi akut terhadap cedera. Tahap ini di mulai saat

terjadinya luka. Pada tahap ini terjadi proses hemostasis yang ditandai

dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang

rusak, disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke

daerah yang rusak.

Page 21: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

8

b. Tahap destruktif, pada tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang

mati oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.

c. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh darah baru diperkuat oleh

jaringan ikat dan menginfiltrasi luka.

d. Tahap maturasi, pada tahap ini terjadi reepitelisasi, konstraksi luka,

dan organisasi jaringan ikat.

4. Klasifikasi Penyembuhan Luka

Menurut (Sjamsuhidajat, 2005) beberapa klasifikasi dalam

penyembuhan luka sebagai berikut:

a. Penyembuhan primer dilakukan bila luka bersih, tidak terinfeksi dan

dijahit dengan baik, luka, luka di jahit, penyembuhan primer.

b. Penyembuhan sekunder, luka di biarkan terbuka, luka terisi jaringan

granulasi epitel; menutup granulasi mulai dari pinggir, terisi penuh

dengan jaringan granulasi, granulasi ditutup oleh epitel, proses

perupaan kembali diseertai pengerutan.

c. Penyembuhan primer tertunda atau penyembuhan dengan jahitan

tertunda dengan luka dibiarkan terbuka, setelah beberapa hari ada

granulasi baik tanpa gejala dan tanda infeksi, di pasang jahitan,

penyembuhan.

d. Debridemen atau toilet luka, luka kasar atau kotor, pembersihan dan

pembilasan debridemen yang terdiri atas pembuangan segala jaringan

yang kotor atau nekrotimk termasuk pinggir luka, jahitan lapis demi

lapis, penyembuhan primer.

Page 22: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

9

5. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu

sebagai berikut (Hartono, 2014):

a. Vaskularisasi, mempengaruhi luka karena luka membutuhkan

peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

b. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat

perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu

orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam darah

akan mengalami proses penyembuhan yang lama.

c. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan

pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutya,

proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga

dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

d. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. Adanya

penyakit seperti diabetes melitus dan ginjal dapat memperlambat

proses penyembuhan luka.

e. Nutrisi, merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel,

terutama karena terdapat kandungan zat gizi di dalamnya. Sebagai

contoh, vitamin A diperlukan untuk membantu proses epitelisasi atau

penutupan luka dan sintesis kalogen. Vitamin B kompleks sebagai

faktor pada sistem enzimyang mengatur metabolisme protein,

karbohidrat, dan lemak. Vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas,

mencegah timbulnya infeksi, dan membentuk kapiler-kapiler darah.

Page 23: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

10

Vitamin K membantu sintetis protombin dan berfungsi sebagai zat

pembekuan darah.

f. Kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stres, mempengaruhi proses

penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengonsumsi

obat-obatan, merokok, atau stres akan mengalami proses

penyembuhan yang lebih lama.

6. Masalah yang Terjadi pada Luka

Menurut Hidayat (2014) beberapa masalah yang dapat terjadi dalam

proses penyembuhan luka adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan

tanda vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernafasan,

penurunan tekanan darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta

keadaan kulit yang dingin dan lembab.

b. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan,

demam atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar

luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.

c. Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhya yang

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan,

kekurangan nutrisi, terjadinya trauma, dan lain-lain. Sering ditandai

dengan kenaikan suhu tubuh (demam), dan rasa nyeri pada daerah

luka.

Page 24: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

11

d. Eviceration, yaitu menonjolya organ tubuh bagian dalamkearah luar

melalui luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu

dengan baik atau akibat proses penyembuhan yang lambat.

B. Konsep NaCl 0,9%

1. Definisi

Natrium Klorida 0,9% adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh

tubuh, karena alasan ini, tidak ada reaksi hipersensitivitas dari natrium

klorida. Normal saline aman digunakan untuk kondisi apapu

(Kristianingrum, 2013). Natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama

seperti plasma. Sel ini tidak akan mempengaruhi sel darah merah. Natrium

klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering digunakan

Natrium Klorida 0,9%.

2. Jenis- jenis NaCl menurut kristiyaningrum (2013):

a. NaCl 0,3%

Kandungan dalam larutan NaCl 3% (513 mEq/L)

b. NaCl 0,5%

Kandungan dalam larutan NaCl 5% (855 mEq/L)

c. NaCl 0,9 %

Cairan NaCl 0.9% juga merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk

perawatan luka karena sesuai dengan kandungan garam tubuh.

Page 25: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

12

3. Manfaat

Normal salin atau NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk

tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga

kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.

Perawat menggunakan cairan normal salin untuk mempertahankan permukaan

luka agar tetap lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan migrasi

jaringan epitel.

C. Perawatan Luka dengan Vulnus Laceratum

1. Definisi

Pembersihan luka secara klasik menggunakan antiseptik seperti

hydrogen peroxide, povidone iodine, acetic acid dan chlorohexadine dapat

mengganggu proses penyembuhan dari tubuh karena kandungan antiseptic

tersebut tidak hanya membunuh kuman, tapi juga membunuh leukosit

yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang

membentuk jaringan kulit baru. Cara yang terbaik untuk membersihkan

luka adalah dengan menggunakan cairan saline dan untuk luka yang sangat

kotor dapat digunakan water-presure (Kristiyaningrum, 2013).

2. Tujuan Perawatan Luka

Tujuan perwawatan luka Hidayat (2014) menyebutkan bentuk tujuan

dari perawatan luka:

a. Mencegah terjadinya infeksi.

b. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka.

c. Memperbaiki integritas kulit dan jaringan.

Page 26: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

13

3. Prosedur Pelaksanaan Perawatan Luka

Merupakan tindakan keperrawatan untuk merawat luka dan

melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang (masuk

melalui luka) dan mempercepat proses penyembuhan luka (Hidayat,

2014):

a. Alat dan bahan

1) Pinset anatomi.

2) Pinset cirurghi.

3) Gunting steril.

4) Kapas sublimat/savlon dalam tempatnya.

5) Larutan boorwater.

6) NaCl 0,9%.

7) Gunting perban (gunting tidak steril).

8) Plester/pembalut.

9) Bengkok.

10) Kasa steril.

11) Mangkok kecil.

12) Handscoon steril.

b. Prosedur kerja

1) Cuci tangan.

2) Jelaskan prosedur yang akandilaksanakan.

3) Gunakan sarung tangan steril.

4) Buka plester dan balutan menggunakan pinset.

Page 27: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

14

5) Bersihkan luka dengan menggunakan savlon/sublimat, atau NaCl

0,9% sesuai dengan keadaan luka. Lakukan hingga bersih.

6) Berikan obat luka.

7) Tutup luka dengan menggunakan kasa steril.

8) Balut luka.

9) Catat perubahan keadaan luka.

10) Cuci tangan.

4. Komplikasi Penyembuhan Luka

Menurut Potter & Perry (2006) beberapa masalah yang terjadi pada

penyembuhan luka adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan

Perdarahan dari daerah luka merupakan hal yang normal terjadi

selama dan sesaat setelah trauma. Yang di tandai dengan perubahan

tanda vital, penurunan tekanan darah melemahnya kondisi

tubuh,kehausan, serta keadaan kuloit yang dingin.

b. Infeksi

Infeksi luka oleh bakteri akan menghambat penyembuhan luka.

Luka terkontaminasi atau luka traumatik akan menunjukan tanda-

tanda infeksi lebih awal yaitu dalam waktu 2-3 hari. Ditandai dengan

demam, nyeri tekan dan nyeri pada daerah luka serta sel dartah putih

meningkat. Tepi luka terlihat mengalami inflamasi dan terdapat

purulen.

c. Dehisens

Page 28: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

15

Jika luka tidak sembuh dengan baik, maka lapisan kulit dan

jaringan akan terpisah. Terpisahnmnya jaringan kulit dan jaringan

paling sering terjadi sebelum pembentukan kalogen (3-11 hari setelah

cidera). Dehisens merupakan terpisahnya lapisan luka secara parsial

atau total yang dipengaruhi oleh faktor, seperti obesitas, kekurangan

nutrisi, terjadinya trauma. Biasa ditandai dengan kenaikan suhu tubuh

dan nyeri pada luka.

d. Eviserasi

Terpisahnya lapisan luka secara total dan dapat menimbulkan

keluarnya organ viseral melalui luka yang terbuka. Luka harus segera

di tutup dengan balutan steril yang di basahi dengan normal salin di

atas jaringan yang keluar untuk mencegah masuknya bakteri dan

kekeringan pada jaringan.

e. Fistula

Saluran abnormal yang berada diantara dua buah organ atau di

antara organ dan luar tubuh. Sebagian besar fistula terbentuk karena

penyembuhan luka yang buruk atau karena komplikasi penyakit.

D. Kerangka Teori

Page 29: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

16

Sumber : (Wahyuni, 2006; Potter & Perry, 2006; Hidayat, 2014)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Luka terkena

mesin

kecelakaan

Luka robek (vulnus laceratum)

Perdarahan Infeksi Dehisen Eviserasi Fistula

Perawatan luka

dengan NaCl

Menjaga

kelempanan

Mempercepat

penyembuhan

Memperbaiki

Integritas kulit

Page 30: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

17

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

BAB III

Ketepatan perawat

merawat luka

Perawatan luka

dengan NaCl 0,9%

Luka vulnus

laceratum

Page 31: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

18

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek yang digunakan aplikasi riset ini Tn. R dengan Vulnus Laceratum

B. Tempat dan Waktu

Aplikasi riset ini telah dilakukan di ruang IGD RSUD Sukoharjo pada tanggal

12 Maret 2015.

C. Media dan Alat yang Di Gunakan

Dalam aplikasi riset ini media alat yang digunakan NaCl 0,9% untuk perawatan

luka dan SOP perawatan luka.

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset

1. Alat dan bahan

a. Pinset anatomi

b. Pinset cirurghi

c. Gunting steril

d. Kapas sublimat/savlon dalam tempatnya

e. Larutan boorwater

f. Nacl 0,9%

g. Gunting perban (gunting tidak steril)

h. Plester/pembalut

Page 32: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

19

i. Bengkok

j. Kasa steril

k. Mangkok kecil

l. Handscoon steril

2. Prosedur kerja

Cuci tangan

a. Jelaskan prosedur yang akandilaksanakan

b. Gunakan sarung tangan steril

c. Buka plester dan balutan menggunakan pinset

d. Bersihkan luka dengan menggunakan savlon/sublimat, atau NaCl

0,9% sesuai dengan keadaan luka. Lakukan hingga bersih

e. Berikan obat luka

f. Tutup luka dengan menggunakan kasa steril

g. Balut luka

h. Catat perubahan keadaan luka

i. Cuci tangan

E. Alat Ukur evaluasi dari Aplikasi Tindakan Berdasarkan Riset

Untuk mengetahui ketepatan perawat melakukan perawatan luka maka

tindakan perawatan luka harus sesuai dengan SOP yang berlaku saat ini.

Page 33: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

20

PENATALAKSANAAN PERSIAPAN KULIT, TEKNIK STERILISASI DAN

PERBAIKAN LASERASI

Pengertian Adalah tindakan membersihkan kulit sterilisasi kulit pada daerah

laserasi sebelum dilakukan perbaikan

Tujuan 1. Mencegah infeksi sekunder

2. Mempercepat penyembuhan luka

3. Meminimalkan bekas luka

Kebijakan Sesuai SOP dengan kebijakan No: 05.01.001

Prosedur A. Indikasi

1. Mengontrol perdarahan

2. Irigasi dan debridemen untuk mengurangi insidensi

infeksi

3. Pemulihan integritas fungsional dari kulit dan

mengurangi kemungkinan jaringan parut

B. Kontra Indikasi

Tidak terdapat kontra indikasi absolut, meskipun

demikianpenutupan yang lambat harusb diwaspadai pada

luka-luka yang sangat terkontaminasi dan atau terdapat suatu

interval yang lama sejak waktu terjadinya cidera (kurang

lebih 24 jam untuk wajah dan 12 jam untuk sisa bagian tubuh

yang lainya).

C. Peralatan

1. Larutan garam fisiologis untuk irigasi

2. Larutan betadine

3. Obat anestesi lokal

4. Jarum 11/12 inchi, 18G dan jarum 1 inchi 25 G

5. Spuit 3ml dan 50 ml

6. Duk steril

7. Berbagai macam benang jahit

8. Kasa

Page 34: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

21

9. Hemostat

D. Persiapan Kulit

Terdapat 2 jenis tindakan persiapan kulit, yaitu

membersihkan kulit dan sterilisasi kulit.

1. Membersihkan kulit

Kulit yang dibersihkan cukup memenuhi syarat untuk

melakukan penyuntikan (SC, IM, atau IV) dan punksi

vena sederhana, tetapi tidak memenuhi syarat untuk

melakukan punksi vena untuk tujuan mengambil darah

untuk biakan atau memasang alat-alat.

2. Sterilisasi kulit

Sterilisasi kulit harus dilakukan sebelum melakukan

tindakan-tindakan yang akan melubangi atau memotong

kulit, kecuali hanya untuk menyuntik atau melakukan

punksi sederhana. Tindakan ini akan menghilangkan

bakteri pada permukaan kulit, dan hanya tertingal sedikit

bakteri hidup di folikel rambut atau kelenjar keringat.

Sterilisasi kulit tidak perlu dilakukan bila tindakan

tersebut menyebabkan terlambatnya tindakan untuk

menyelamatkan jiwa (misalnya thorakotomi untuk

mengatasi tension pneumotorak)

Macam-macam teknik sterilisasi untuk kulit

1. Basahi kulit secukupnya dengan alkohol 70% selama

2 menit, atau

2. Dengan kasa steril berukuran 4x4 inchi yang dibubuhi

tinetur yodium 2% ditempelkan pada darah tersebut,

biarkan hingga yodium kering. Kemudian kasa

tersebut diangkat dan daerah tersebut ditutup dengan

alkohol 70% karena yodium dapatmembakar kulit.

Page 35: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

22

3. Bubuhkan desinfektan yodium organik 2 kali, biarkan

kering. Desinfektan ini tidak perlu di hapus sebelum

operasi selesai.

Petunjuk berikut yang harus diperhatikan untuk semua

kasus:

1. Sterilisasi harus lebih luas dari daerah yang lebih luas

dari yang diperlukan untuk tindakan

2. Desinfektan dilakukan dimulai dari sentral dan

meluas ke perifer

3. Gunakan sarung tangan steril saat membubuhkan

desinfektan

E. Teknik Sterilisasi

Sebenarnya tidak mungkin mencapai tehnik sterilisasi di

bagian gawat darurat dibandingklan dengan ruang operasi.

Petunjuk-petunjuk di bawah ini hanya menurunkan resiko

terjadinya infeksi. Penerangan yang baik sangat membantu

mencapai teknik sterilisasi dan hal ini sangat penting agar

prosedur yang akan dilakukan berhasil:

1. Cuci tangan dengan sabun antiseptik, sebelum melakukan

setiap tindakan.

2. Semua alat yang diperlukan tersedia di samping operator

sehingga setelah memakai sarung tangan steril hanya

peralatan steril yang selanjutya disentuh. Cara lain

seorang pembantu dapat menolong membuka

pembungkus alat-alat steril.

3. Kenakan sarung tangan.

4. Lakukan sterilisasi klulit, seperti dijabarkan diatas.

5. Perluas daerah steril dengan pembungkus kulit yang steril

dengan kertas atau kain steril. Penutup steril ini

mempunyai jendela yang memperlihatkan daerah yang

akan dilakukan tindakan.

Page 36: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

23

6. Pastikan semua kateter, jarum ‘stopcok’ dan lainya

terletak baik di lapangan steril sehingga tidak jatuh di

lantai pada saat melakukan tindakan.

7. Pada saat melakukan prosedur yang memerlukan

sterilisasi tinggi (misalnya: memasang kateter untuk

pemberian nutrisi parentraltotal), pakailah topi, masker

dan pakaian yang biasa digunakan untuk melakukan

pembedahan, selain memakai sarung tangan steril.

Jika menggunakan suatu infiltrasi lokal, maka ukuran-

ukuran berikut ini akan mengurangi rasa sakit:

a. Gunakan jarum kecil ukuran 25G atau 27G dengan

spuit 5ml.

b. Lakukan incisi yang dalam pada dermis melalui luka

lebih baik daripada melalui kulit yang utuh.

c. Injeksikan secara perlahan-lahan.

d. Tunggulah beberapa menit bsebelim meneruskan

tindakan untuk memastikan bahwa telah terjadi

anestesi.

8. Lakukan debridemen jaringan yang mengalami

devitalisasi dengan menggunakan gunting iris dan scalpel

9. Lakukan irigasi yang cepat terhadap luka dengan

menggunakan 250 sampai 500 ml larutan garam fisiologis

yang diarahkan ke semua daerah luka menggunakan spuit

50ml dan jarum berukuran 19G, mintalah asisten

menuangkan cairan fisiologis untuk irigasi ke dalam

bejana steril sehingga anda mudah dalam menyedotnya.

10. Lihatlah dengan seksama seluruh luka untuk mencari

benda asing atau kerusakan terhadap struktur yang lebih

dalam seperti misalnya tendon dan sendi yang mungkin

mengalami cidera yaitu dengan rentan gerak yang penuh

pada saat anda mengamatinya di dalam luka. Untuk

Page 37: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

24

cidera-cidera yang lebih aman atau daerah-daerah yang

sulit seperti misalnya: bibir atau tepi kelopak mata

memerlukan konsultasi kecuali kalau anda sendiri yakin

bahwa anda tahu bagaimana merawatnya.

11. Jika terjadi laserasi, tutupalah lapisan vascia subcutan

dengan jahitan interrupted yang dapat diserap. Harap

berhati-hati dalam menempatkan kembali keperkiraan

anatomisnya karena perkiraan yang baik dari lapisan yang

lebih dalam dapat membantu memastikan perkiraan yang

baik dari kulit.

F. Perbaikan Laserasi

Prosedur perbaikan laserasi:

1. Pilihlah ukuran benang dan jarum yang sesuai

2. Peganglah jarum dengan needle holder. Peganglah needle

holder dengan ibu jari keempat tangan anda yang

dominan. Hubungan antara tangan, needle holder, dan

jarum tersebut akan menghasilkan pasase jarum yang

wajar melalui tepi-tepi kulit.

3. Peganglah forcep adson dengan tangan anda yang tidak

dominan. Forcep tersebut dapat diguynakan untuk

menggengam tepi kulit untuk traksi dan mencabut jarum.

Jari-jari tangan anda tidak boleh menyentuh luka pada

saat anda menjahit.

4. Luka yang kecil ditutup yang panjang, palinmg tidak

ditutup mulai dari tengah dan secara berturut-turut

membagi luka tersebut menjadi 2 bagian. Gunakan

bentuk gambar kuilit (sebagai contoh kerutan, tepi bibir

yang sangat merah). Untuk membantu memastikan

bahwa luka menutup secara teratur.

5. Jahit sederhana dilakukan sebabai beriikut: peganglah

tepi kulit dengan forcep adson. Posisi ujung jarum tegak

Page 38: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

25

lurus terhadap kulit dengan jarak yang sesuai dari ujung

luka dan pinggir kulit. Hasil kosmetik yang paling baik

diperoleh dengan menempatkan jaringan merapat pada

pinggir luka dan saling dirapatkan dengan menggunakan

jarum dan benang ukuran kecil. Demikian pula dengan

luka-luka diwajah ditutup dengan benang ukuran kecil,

menggunakan lebih banyak jahitan dibandingkan dengan

luka di badan atau luka extremitas. Putarlah pergelangan

tangan anda un tuk memajukan jarum melewati kulit pada

salah satu sisi luka dan jarum keluar dari kulit dan

kedalam luka harus sama pada kedua sisinya. Pada saat

jarum masuk melalui luka, lakukan reposisi forcep adson

untuk merapatkan tepi kulit berikutnya. Apabila lukanya

lebar dibandingkan dengan ukuran jarum, maka tidak

akan mungkin untuk memajukan jarum melewati kedua

sisi kulit hanya dengan 1x jalan. Dalam keadaan tersebut,

lewatkan jarum melalui tepi kulit berikutnya mulai dari

luka pada kedalaman yang sama seperti kulit yang

pertama tadi, sehingga jarum dapat keluar secara tegak

lurus teaarhadap kulit pada jarak yang sama dari ujung

luka dan tepi kulit yang terdahulu. Ikatlah benang

menggunakan simpul bedah dengan tekanan yang

adekuat dengan sedikit membalikan tepi kulit.

6. Jahitan matras diperlukan apabila lukanya panjang dan

lebar sedemikian rupa sehingga terdapat tekanan yang

cukup besar pada tepi kulit pada tengah-tengah luka.

Sumber: SOP perawatan luka RSUD Sukoharjo

Page 39: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

26

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang aplikasi jurnal pemberian larutan

NaCl 0,9% terhadap lama hari rawat pada Asuhan Keperawatan Tn. R dengan

vulnus laceratum di IGD RSUD Sukoharjo. Asuhan keperawatan pada Tn. R

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan intervensi sesuai masalah keperawatan,

implementasi yang telah dilakukan dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada

tanggal 12 Maret 2015 pukul 12.06 dengan menggunakan metode autoanamnesa

dan alloanamnesa.

A. Identitas Klien

Pasien bernama Tn. R, berjenis kelamin laki-laki dengan umur 60 tahun,

berstatus kawin, beragama islam, pekerjaan adalah swasta. Tn. R bertempat

tinggal di Jumampolo, Karanganyar. Tn. R di rawat di RSUD Sukoharjo yang

bertanggung jawab adalah Tn. A, Tn. A merupakan anak dari Tn. R, Tn. A

berumur 23 tahun, pekerjaannya adalah swasta. Tn. A bertempat tinggal di

daerah Jumampolo, Karanganyar.

B. Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien didapatkan airway pasien jalan

nafas pasien tidak ada sumbatan benda asing di jalan nafas seperti muntahan

Page 40: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

27

dan sekret. Breathing pasien di dapatkan RR: 19x/m tidak ada otot bantu

pernafasan tidak ada cuping hidung. Nafas spontan tidak ada suara nafas

tambahan. Circulation dengan hasil nadi 80x/menit, Tekanan darah 130/80

akral hangat tidak ada tanda-tanda sianosis. Capilary revile kurang dari 2 detik,

keluar darah dari luka ± 50cc dan tidak ada tanda-tanda syok. Disability dengan

didapatkan hasil GCS E4, V5, M6. Dan Exposure dengan hasil adanya luka

robek di punggung tangan dengan panjang 15cm kedalaman 1cm luka tampak

kemerahan suhu: 36,7°C.

Hasil pemeriksaan fisik yang didapat pasien dalam keadaan baik,

kesadaran composmentis, GCS E4 V5 M6. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital

diperoleh hasil tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/menit pernafasan

19x/m.

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien didapatkan History (sampel)

nyeri di punggung tengah dengan luka robek panjang 15cm kedalaman 1cm

luka tampak kemerahan. P: pasien mengatakan nyeri dipunggung tangan kanan

terkena streng, Q: nyerinya seperti disayat-sayat, R: Nyeri pada punggung

tangan, S: skala nyeri 7, T: Nyeri terus menerus. Pasien tidak alergi terhadap

obat dan makanan. Pasien sebelumnya tidak mengkonsumsi obat apapun.

Riwayat penyakit sekarang pasien tidak ada penyakit sebelumnya yang

diderita. Last meal yaitu pasien sebelum ke IGD mengkonsumsi nasi sayur dan

teh hangat. Event leading yang berisi kronologi kejadian bahwa pasien sebelum

dibawa ke IGD, pasien mengalami kecelakaan kerja pada waktu

mengoperasikan mesin padi tangan kanan tersangkut streng dan mengalami

Page 41: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

28

luka robek, kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Sukoharjo 11.50 WIB.

Sesampainya di IGD pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan di

lakukan perawatan luka dengan NaCl 0,9 % untuk mencegah infeksi dan

mempercepat penyembuhan luka lalu pasien diberi anestesi lidokain untuk

dilakukan hecting 10 jahitan dalam dan 10 jahitan luar kemudian di berikan

ATS (Anti Tetanus Serum) lewat IM. Setelah tindakan selesai pasien

dibolehkan pulang. Lama gejala yang dirasakan yaitu nyeri karena luka robek

terkena streng sejak 10 menit yang lalu, penanganan yang telah dilakukan

sebelumnya belum dilakukan tindakan apapun dan langsung di bawa ke IGD

RSUD Sukoharjo. Gejala lain yang dirasakan pasien mengatakan tidak ada dan

lokasi nyeri atau keluhan lain adalah lokasi nyeri di punggung kanan karena

luka robek terkena streng.

Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih dan lembab, rambut

pendek dan warnanya sebagian memutih. Pada muka bentuk oval. Pada mata

palpebra tidak oedema, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil

isokor. Diameter kanan atau kiri sama dan simetris. Ada reflek terhadap

cahaya. Pada mata tidak ada alat bantu penglihatan. Pada hidung tidak ada

sekret, bersih, simetris tidak menggunakan alat bantu pernafasan. Pada mulut

bibir lembab, bersih. Pada gigi klien tampak bersih tidak ada caries gigi. Pada

telinga tidak ada penumpukan serumen dan simetris, sedangkan dileher tidak

ada pembesaran kelenjar tyroid.

Pada pemeriksaan dada pada paru-paru simetris, tidak ada jejas ekspansi

kanan kiri, vokal fremitus kanan kiri sama, bunyi sonor, tidak ada suara nafas

Page 42: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

29

tambahan. Sedangkan untuk pemeriksaan jantung klien di dapat ictus cordis

tidak tampak, ictus cordis teraba di ICS 5, perkusi bunyi pekak, bunyi jantung

reguler.

Perut klien bentuk datar, bising usus 18x/menit tidak ada massa dan nyeri

tekan. Pada genetalia tidak terpasang DC, pada rectum tidak terdapat hemoroid.

Daerah ekstremitas atas kekuatan otot kanan dan kiri 5/5 terdapat luka

robek di punggung tangan kanan, luka terbuka panjang 15cm dalam 1cm, luka

tampak kemerahan, ROM aktif, capilary refile <2 detik, tidak ada perubahan

bentuk tulang. Daerah ekstremitas bawah kekuatan otot kanan dan kiri 5/5

ROM aktif, capilary refile <2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang.

Dilakukan pengkajian pada pasien untuk riwayat kesehatan keluarga

pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti,

hipertensi, DM, jantung. Dari hasil genogram Tn. R adalah anak pertama dari

3 bersaudara dan sudah beristri mempunyai 2 orang anak.

Pada pemeriksaan laboratorium pasien tidak dilakukan pemeriksaan

laboratorium.

Tanggal 12 Maret 2015 Pasien mendapatkan terapi obat oral

ciprofloxasin dosis 2x1 tab 500mg, golongan kulnolon kandungan

siprofloksasin 500mg, fungsi untuk infeksi ringan dan berat, gonore. Na

diclofenat 3x1 tab 25mg golongan analgesik dan narkotik kandungan natrium

diklofenak 25mg fungsi untuk peradangan dan bentuk digeneratif, remalisme.

Ranitidin 3x1 tab 150mg golongan obat saluran cerna antasida dan ulkus

antibula kandungan ranitidin 150/tab, fungsi untuk tukak lambung dan

Page 43: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

30

deudenum akut. kemudian pasien mendapat obat parenteral ATS (Anti Tetanus

Serum) dosis 1500 iu golongan vaksin kandungan anti toksin tetanus 1500 iu,

untuk mencegah tetanus pada luka yang terkontaminasi tanah debu jalan atau

zat lain.

C. Analisa Data

Pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 12.06 WIB ditemukan masalah

keperawatan nyeri pada punggung tangan kanan. Data subyektif pasien

mengatakan nyeri pada punggung tangan kanan. P: luka terkena streng, Q:

nyeri seperti disayat-sayat, R: punggung tangan, S: skala nyeri 7, T: nyeri terus

menerus. Data obyektif pasien tampak kesakitan, TTV: TD 130/80 mmHg

respirasi 19x/m nadi 80x/m suhu 36,7°C, terdapat luka robek di punggung

tangan kanan dengan panjang luka 15cm kedalaman 1cm luka tampak

kemerahan.

Pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 12.10 WIB ditemukan masalah

keperawatan luka robek di punggung tangan kanan terkena streng. Data

subyektif pasien mengatakan luka robek di punggung tangan kanan. Data

objektif terdapat luka robek di punggung tangan kanan dengan panjang luka

15cm kedalaman luka 1cm luka tampak kemerahan, suhu 36,7°C.

D. Prioritas Diagnosa

Page 44: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

31

Dari hasil pengkajian dan analisa data penulis merumuskan dua

diagnosa yaitu prioritas diagnosa:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (terkena streng)

2. Resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya jaringan sekunder.

E. Rencana Keperawatan

Diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

fisik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam diharapkan

nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil pasien mengatakan nyeri

berkurang, skala nyeri 1 sampai 5, pasien tidak meringis kesakitan, TTV dalam

batas normal TD 120/80 mmHg suhu 36,5°C nadi 80x/m respirasi 20x/m.

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang pertama adalah kaji pola

nyeri (PQRST) untuk mengetahui penyebab kualitas nyeri skala dan waktu

kejadian nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri,

kaji tanda-tanda vital untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien, kolaborasi

dengan dokter untuk pemberian obat analgetik ciprofloxasin, Na diclofenat,

ranitidin untuk mempercepat penurunan nyeri.

Diagnosa yang kedua yaitu resiko infeksi berhubungan dengan

terbukanya jaringan sekunder. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1x1 jam diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil: luka

tertutup, tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu tubuh normal 36,5ᵒC, dolor tidak

ada, kalor tidak ada, tumor tidak ada, rubor tidak ada, fungsiolaesa tidak ada.

Page 45: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

32

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang kedua adalah monitor

kulit adanya kemerahan untuk mengetahui keadaan kulit, lakukan perawatan

luka dengan Nacl 0,9% untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah

infeksi, lakukan heacting untuk menutup luka robek, kolaborasi dengan dokter

pemberian ATS (Anti Tetanus Serum) untuk mencegah terjadinya tetanus. Kaji

tanda-tanda infeksi dolor, kalor, tumor, rubior, fungsiolaesa untuk mengetahui

ada tidaknya infeksi.

F. Implementasi

Berdasarkan intervensi yang telah penulis susun implementasi yang

penulis lakukan untuk prioritas diagnosa pertama nyeri akut pada hari Kamis

12 Maret 2015 pukul 12.40 WIB mengkaji pola nyeri pasien dengan PQRST,

pasien mau untuk dikaji hasil yang di dapat P: luka terkena streng, Q: nyeri

seperti tersayat-sayat, R: punggung tangan, S: skala nyeri 7, T: terus menerus.

Pasien tampak meringis kesakitan. Pukul 12.50 WIB mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam, pasien bersedia untuk diajarkan, pasien tampak

melakukan relaksasi nafas dalam. Pukul 12.15 WIB mengkaji TTV, pasien mau

untuk diperiksa, di dapatkan hasil suhu 36,7°C, nadi 80x/m respirasi 19x/m TD

130/80 mmHg. Pukul 12.55 WIB melakukan kolaborasi pemberian obat

analgetik, pasien mau untuk meminum obat, obat masuk melalui oral.

Implementasi yang penulis lakukan untuk diagnosa yang kedua yaitu

pada hari Kamis 12 Maret 2015 pukul 12.08 WIB memonitor kulit sekitar luka,

pasien bersedia untuk diperiksa, hasilnya kulit sekitar luka tampak kemerahan.

Page 46: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

33

Pukul 12.10 WIB melakukan perawatan luka dengan NaCl 0,9%, pasien

mengatakan mau dilakukan perawatan luka, dan hasilnya luka sudah dilakukan

perawatan dan masih tampak terbuka. Perawatan luka yang dilakukan sesuai

dengan dengan langkah prosedur perawatan luka yaitu cuci tangan, jelaskan

prosedur yang akan dilaksanakan, gunakan sarung tangan steril, buka plester

dan balutan menggunakan pinset, bersihkan luka dengan menggunakan

savlon/sublimat, atau NaCl 0,9% sesuai dengan keadaan luka, lakukan hingga

bersih, berikan obat luka, tutup luka dengan menggunakan kasa steril, balut

luka, catat perubahan keadaan luka, cuci tangan (Hidayat, 2014).

Pukul 12.20 WIB melakukan heating, pasien mau untuk dilakukan

heacting, dan hasilnya luka tertutup dengan heating dalam 10 dan heacting luar

10. Pukul 12.35 WIB memberi obat ATS (Anti Tetanus Serum), pasien mau

untuk diberikan obat, dan hasilnya obat masuk melalui IM tidak ada reaksi

alergi. Pukul 13.45 WIB mengkaji tanda-tanda infeksi, pasien mau untuk

dikaji, dengan hasil tidak terjadi tanda-tanda infeksi, dolor tidak ada, kolor

tidak ada, tumor tidak ada, rubor tidak ada, fungsiolaesa tidak ada.

Setelah dilakukan tindakan perawatan di IGD selama 1x1 jam pasien

pulang dengan keadaan luka bersih, luka tertutup dengan heacting 10 jahitan

dalam dan 10 jahitan luar, luka ditutup menggunakan kasa steril, tidak tampak

tanda-tanda infeksi.

G. Evaluasi

Page 47: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

34

Evaluasi keperawatan dilakukan setelah penulis melakukan tindakan

sesuai dengan intervensi. Evaluasi untuk diagnosa pertama pada hari Kamis 12

Maret 2015 pukul 13.00 WIB respon subyektif pasien mengatakan nyeri

berkurang, P: luka terkena streng, Q: nyeri seperti tersayat-sayat, punggung

tangan, S: skala nyeri 5, T: nyeri terus menerus. Respon obyektif klien tampak

meringis kesakitan, analisa: masalah nyeri akut teratasi sebagian, planing:

intervensi dilanjutkan: anjurkan pasien melakukan relaksasi nafas dalam secara

mandiri, anjurkan pasien untuk minum obat penghilang nyeri Na diclofenac 25

mg/8 jam.

Evaluasi untuk diagnosa kedua hari Kamis 12 Maret 2015 pukul 13.10

WIB respon subyektif pasien mengatakan luka robek di punggung tangan,

respon obyektif tampak luka robek di punggung tangan dengan panjang luka

10cm kedalaman luka 1cm, luka tampak kemerahan, analisa: masalah laserasi

sebagian luka tertutup, planing: intervensi dilanjutkan: beri tahu pasien

lukanya jangan sampai terkena air, anjurkan pasien untuk mengontrolkan

keadaan luka pada tanggal 15 Maret 2015, anjurkan pasien untuk meminum

obat antibiotik ciproflaxasin 500 mg/12 jam.

BAB V

PEMBAHASAN

Page 48: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

35

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang pemberian larutan NaCl 0,9

% terhadap lama hari rawat pada asuhan keperawatan Tn. R dengan vulnus

laceratum. Pembahasan yang di susun dalam bab ini telah disesuaikan dengan

tahapan proses keperawatan yang meliputi, pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi atau catatan

perkembangan klien.

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

memeriksa dan mengkomunikasikan data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan klien,

baik fisik, metal, sosial maupun lingkungan (Dermawan, 2012).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. R adalah pasien mengatakan ada

luka robek (vulnus laceratum) di punggung tangan kanan yang disebabkan oleh

faktor mekanis karena kecelakaan kerja terkena streng. Luka dengan panjang

15cm, kedalaman luka 1cm, luka tampak kemerahan dan tampak ada darah

yang keluar dari luka 50cc. Trauma mekanis terjadi karena tergesek, terbentur,

terpotong dan terjepit (Junaidi, 2011). Hasil pengkajian yang terjadi pada Tn.

R sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa trauma mekanis menyebabkan

luka tertutup dan terbuka. Pada Tn. R didapatkan luka terbuka (vulnus

laceratum) dan mengakibatkan rusaknya kontuinitas jaringan yang

menyebabkan nyeri (Potter & Perry 2006). Hasil pengkajian Tn. R juga

mengatakan nyeri pada punggung tangan kanan akibat vulnus laceratum.

Page 49: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

36

Pada pemeriksaan airway, breathing, circulation, disability, exposure

didapatkan keadaan pasien masih baik, dimana jalan nafas paten, pasien tidak

sesak nafas, tekanan darah dalam batas normal, sirkulasi darah normal dan

keadaan pasien baik sehingga tidak ada menyebabkan ganguan lainya, selain

luka robek di punggung tangan kanan. Karena pada Tn. R luka vulnus

laceratum yang terjadi tidak menimbulkan gangguan A, B, C, D karena luka

hanya terjadi di punggung tangan kanan. Luka tidak terjadi pada daerah yang

sangat vital pada tubuh (Junaidi, 2011).

Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda

vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernafasan, penurunan tekanan

darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin

dan lembab (Hidayat, 2014).

Meskipun ada keluar darah tetapi tidak sampai menimbulkan syok pada

pasien. Pemeriksaan fisik yang didapatkan adanya perdarahan pada luka sekitar

50 cc, tetapi hal itu tidak berpengaruh pada kesadaran pasien. Karena luka

tersebut bisa memicu terjadinya infeksi pada luka yang terbuka. Infeksi, terjadi

bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam atau panas, rasa nyeri

dan timbul bengkak, jaringan disekitar luka mengeras, serta adanya kenaikan

leukosit (Junaidi, 2011).

Pada pemeriksaan history (sampel) pasien mengatakan ada luka robek

(vulnus laceratum) di punggung tangan kanan yang disebabkan oleh faktor

mekanis karena kecelakaan kerja terkena streng (Junaidi, 2011).

Page 50: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

37

Semua luka traumatik cenderung terkontaminasi bakteri serta mikro

organisme lainya. Apakah infeksi dapat berkembang atau tidak, tergantung

beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan infeksi luka secara klinis,

seperti tingkat kontaminasi terhadap luka, virulensi dari organisme yang

mengkontaminasi, dan kepekaan host terhadap infeksi (Morison, 2004)

Luka dengan panjang 15cm, kedalaman luka 1cm, luka tampak

kemerahan dan tampak ada darah yang keluar dari luka 50cc. Pasien

mengatakan nyeri pada punggung tangan, skala nyeri 7, nyeri seperti di sayat-

sayat dan terus menerus. Pasien tidak ada alergi obat dan makanan. Di IGD

pasien mendapatkan perawatan luka dengan NaCl 0,9% kemudian dilakukan

heacting dan diberikan ATS (Anti Tetanus Serum) lewat IM.

Pada pasien Tn. R tidak dilakukan pemeriksaan lab, dikarenakan setelah

dilakukan perawatan pasien langsung pulang. Pada pasien cidera umumnya

dilakukan pemeriksaan lab untuk melihat hasil ada tidaknya infeksi.

Pemeriksaan yang dilakukan biasanya dengan pemeriksaan darah untuk

melihat ada tidaknya infeksi dengan melihat leukosit yang meningkat (Junaidi,

2011).

Infeksi merupakan suatu komplikasi pada luka. Ada tidaknya infeksi

merupakan penentu dalam proses penyembuhan luka. Sumber utama infeksi

adalah bakteri. Jika terjadi infeksi maka fase-fase dalam penyembuhan luka

akan terhambat (Boyle, 2009)

B. Diagnosa Keperawatan

Page 51: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

38

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan berdasarkan

data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respons klien terhadap

masalah kesehatan serta faktor penyebab (etiologi) yang perlu diatasi dengan

tindakan atau intervensi keperawatan (Maryam, 2008).

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis dapat ditegakkan

prioritas diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera fisik (vulnus laceratum). Ditemukan luka robek (vulnus laceratum)

di punggung tangan kanan yang disebabkan oleh faktor mekanis karena

kecelakaan kerja terkena streng. Luka dengan panjang 15cm, kedalaman luka

1cm, luka tampak kemerahan.

Nyeri akut adalah sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman

emosional yang muncul dari kerusakan jaringan baik secara aktual atau

potensial atau, merupakan kerusakan yang terjadi tiba-tiba atau waktu yang

lama dengan intensitas sedang atau berat dan dapat diantisipasi atau diprediksi

dan lamanya kurang dari 6 bulan. Secara teori diagnosa ini dimunculkan

apabila terdapat batasan karakteristik antara lain posisi antalogik atau

menghindari nyeri, gerakan melindungi area nyeri, tingkah laku berhati-hati,

gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, meringis),

terfokus pada diri sendiri, fokus menyempit (penurunan interaksi dengan orang

lain), tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, dan beraktifitas

berulang-ulang), respon autonom (berkeringat, perubahan tekanan darah,

perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil), tingkah laku ekspresif (gelisah,

merintih, menangis, waspada, nafas panjang atau berkeluh kesah), dan pasien

Page 52: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

39

melaporkan secara verbal ataupun non verbal (Herdman, 2011). Kondisi Tn. R

saat itu sesuai dengan teori dimana Tn. R mengatakan nyeri pada punggung

tangan kanan dan terlihat meringis kesakitan menahan nyeri.

Diagnosa keperawatan yang kedua yang bisa ditegakkan adalah resiko

infeksi berhubungan dengan terbukanya jaringan sekunder (terkena streng).

ditemukan luka robek (vulnus laceratum) di punggung tangan kanan yang

disebabkan oleh faktor mekanis karena kecelakaan kerja terkena streng. Luka

dengan panjang 15cm, kedalaman luka 1cm, luka tampak kemerahan. Resiko

infeksi adalah mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.

Secara teori, kondisi Tn. R sesuai dengan teori yang menjelaskan diagnosa

resiko infeksi terdapat beberapa batasan karakteristik yang harus terpenuhi

antara lain penyakit kronis, imunitas yang didapat tidak adekuat, pertahanan

tubuh primer yang tidak adekuat (integritas kulit tidak utuh, jaringan yang

mengalami trauma, penurunan kerja silaris, statis cairan tubuh, perubahan

sekresi pH, gangguan peristalsis), pertahanan tubuh sekunder yang tidak

adekuat (penurunan hemoglobin, leukopenia, supresi/penurunan respons

inflamasi), peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patogen,

imunopsupresi, prosedur invasif, pengetahuan yang tidak cukup untuk

menghindari pemajanan patogen, malnutrisi, agens farmasis/obat

(imunosupresan), trauma, kerusakan jaringan (Herdman, 2011).

Infeksi, terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan, demam

atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar luka mengeras,

serta adanya kenaikan leukosit (Hartono, 2013).

Page 53: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

40

Infeksi luka oleh bakteri akan menghambat penyembuhan luka. Luka

terkontaminasi atau luka traumatik akan menunjukan tanda-tanda infeksi lebih

awal yaitu dalam waktu 2-3 hari. Ditandai dengan demam, nyeri tekan dan

nyeri pada daerah luka serta sel darah putih meningkat. Tepi luka terlihat

mengalami inflamasi dan terdapat purulen (Potter & Perry, 2006).

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosis

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan

klien (Maryam, 2008).

Berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (terkena streng). Tujuan keperawatan

adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 1 jam diharapkan

nyeri berkurang dengan kriteria hasil yaitu mampu mengontrol nyeri (tahu

penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari bantuan), ekspresi wajah dan tubuh rileks, skala

nyeri berkurang dari 7 menjadi 5, tanda-tanda vital dalam batas normal,

menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

Intervensi yang akan dilakukan pada prioritas diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (vulnus laceratum) adalah kaji nyeri (P,

Q, R, S, T) dengan rasional untuk mengetahui faktor predisposisi nyeri, kualitas

nyeri, tempat nyeri skala nyeri dan waktu timbulnya nyeri dan frekuensi nyeri.

Page 54: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

41

Vulnus laceratum merupakan faktor nyeri pada klien. Nyeri pada vulnus

laceratum timbul karena stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui

serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan akhirnya

sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis. Stimulus nyeri

mencapai konteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan

mempersepsikan nyeri (Potter & Perry, 2006).

Nyeri bersifat subyektif dan sangat bersifat individual. Nyeri adalah

segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi

kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri. Empat antribut pasti

pengalaman nyeri, antara lain nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan,

merupakan kekuatan yang mendominasi, bersifat tidak berkesudahan

(Andarmoyo, 2013).

Monitor tanda vital klien untuk mengetahui tanda terjadinya syok pada

klien akibat nyeri yang dirasa berikan posisi yang nyaman pada klien dengan

rasional bahwa dengan posisi nyaman dapat membantu klien mengurangi rasa

nyeri yang dialami. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dengan mengurangi

rasa nyeri dan skala nyeri melalui terapi non farmakologi (Nuratif, 2013).

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari

ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri.

Tehnik relaksasi nafas dalam dilakukan dengan perlahan dan berirama. Irama

yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat

bersama setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan ekshalasi (“hembuskan, dua,

Page 55: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

42

tiga”). Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan

dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis (Andarmoyo, 2013).

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik dengan rasional

mengurangi nyeri yang dirasakan pasien dengan bantuan terapi farmakologi

(Wilkinson, 2007).

Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu resiko infeksi berhubungan

dengan terbukanya jaringan sekunder (terkena streng) setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 1x1 jam diharapkan luka tertutup dan tidak

terjadi tanda-tanda infeksi pada luka.

Intervensi yang dilakukan diagnosa kedua resiko infeksi adalah kaji

monitor kulit adanya kemerahan dengan rasional untuk mengetahui keadaan

kulit, lakukan perawatan luka dengan NaCl 0,9%. Untuk mempercepat

penyembuhan luka lakukan heacting untuk menyatukan jaringan yang terbuka.

Heacting merupakan tindakan keperawatan untuk menutup luka melalui

jahitan, bertujuan untuk mencegah perdarahan, mencegah infeksi silang,

mempercepat proses penyembuhan luka (Hidayat, 2014).

Untuk mendapatkan cara yang terbaik untuk membersihkan luka adalah

dengan menggunakan cairan salin dan untuk luka yang sangat kotor dapat

digunakan water-presure. Cairan NaCl 0.9% juga merupakan cairan fisiologis

yang efektif untuk perawatan luka karena sesuai dengan kandungan garam

tubuh (Kristiyaningrum, 2013).

Normal salin atau NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk

tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga

Page 56: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

43

kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.

Perawat menggunakan cairan normal salin untuk mempertahankan permukaan

luka agar tetap lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan

migrasi jaringan epitel. Membersihkan luka secara hati-hati dengan normal

saline dengan memasang balutan yang dibasahi normal salin (basah-basah,

lembab-basah) merupakan cara yang sering digunakan untuk menyembuhkan

luka dan melakukan debridement luka basah-kering (Wahyuni, 2014).

Untuk luka yang tidak terlalu terkontaminasi, air steril atau NaCl 0,9 %

adalah pilihan untuk perawatan luka. Larutan tersebut sudah digunakan sejak

2000 Tahun terakhir, selain itu cairan itu non-toksik (Morison, 2004).

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan

dengan tujuan kebutuhan klien terpenuhi secara optimal (Maryam,

2008).

Implementasi yang dilakukan berdasarkan diagnosa nyeri berhubungan

dengan agen cidera fisik adalah mengkaji nyeri pada pasien secara

komprehensif yang meliputi P, Q, R, S, T. Implementasi yang dilakukan

selanjutnya adalah melakukan tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi

nyeri. Tehnik relaksasi nafas dalam merupakan intervensi keperawatan secara

mandiri untuk menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah (Potter & perry, 2006). Sudah banyak bukti

Page 57: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

44

tehnik relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam meredakan nyeri

(Syamsudin, 2009).

Tindakan selanjutnya melakukan kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgesik, nadiclofenat 25mg, yaitu golongan analgesik non

narkotik dengan indikasi sakit paska traumatik, inflamatori, sakit paska operasi

yang berfungsi sebagai anti reumatik non steroid (ISO, 2012).

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan kedua

resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya jaringan sekunder.

Pemberian larutan NaCl 0,9% dilakukan pada pasien vulnus laceratum.

Normal salin atau NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis untuk tubuh dan tidak

membahayakan jaringan luka, melindungi granulasi jaringan dari kondisi

kering, menjaga kelembapan sekitar luka dan membantu luka menjalani proses

penyebuhan dan mencegah infeksi pada luka (Rostini, 2013).

Perawataan luka yang dilakukan oleh perawat sudah sesuai prosedur

penulis dan sesuai dengan SOP RSUD Sukoharjo yaitu: jelaskan prosedur yang

akan dilaksanakan, gunakan sarung tangan steril, buka plester dan balutan

menggunakan pinset, bersihkan luka dengan menggunakan savlon/sublimat,

atau NaCl 0,9% sesuai dengan keadaan luka, lakukan hingga bersih, berikan

obat luka, tutup luka dengan menggunakan kasa steril, balut luka, catat

perubahan keadaan luka dan yang terakhir cuci tangan. Dengan melihat

perawat merawat luka yang telah dilakukan perawat dapat disimpulkan perawat

telah melakukan perawatan luka dengan baik sesuai poin prosedur tindakan

perawatan luka.

Page 58: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

45

Terdapat empat tahap dalam proses penyembuhan luka antara lain tahap

respon inflamasi akut terhadap cedera. Tahap ini di mulai saat terjadinya luka.

Pada tahap ini terjadi proses hemostasis yang ditandai dengan pelepasan

histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak, disertai proses

peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak. Tahap destruktif,

pada tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit

polimorfonuklear dan makrofag. Tahap poliferatif, pada tahap ini pembuluh

darah baru diperkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi luka. Tahap

maturasi, pada tahap ini terjadi reepitelisasi, konstraksi luka, dan organisasi

jaringan ikat (Hidayat, 2014).

Dengan pemberian larutan NaCl 0,9% didapatkan hasil terhadap lama

hari rawat pasien vulnus laceratum dengan hasil:

Setelah dilakukan tindakan perawatan luka dan heacting didapatkan hasil

luka bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka tertutup dengan heating.

Karena penulis melakukan penelitian sehari di IGD tidak bisa mengetahui lama

hari rawat pasien, yang harapannya dapat dilihat di bangsal, namun pasien

pulang setelah dapat perawatan luka dengan NaCl 0,9%.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Rostini dkk (2013)

menunjukan dengan mengobservasi perawatan luka di bangsal menggunakan

larutan NaCl 0,9% didapatkan penyembuhan luka bisa lebih cepat mengalami

perbaikan jaringan. Sehingga, berdasarkan pada penelitian tersebut

penggunaan larutan NaCl 0,9% pada perawatan luka vulnus laceratum sangat

efektif untuk mempercepat penyembuhan luka. Menunjukkan ada penggaruh

Page 59: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

46

penggunaan larutan NaCl 0,9% terhadap lama hari rawat pada pasien vulnus

laceratum.

E. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada Tn. R ini untuk membandingkan kriteria

hasil pada perencanaan dengan hasil akhir dari tindakan implementasi penulis.

Evaluasi yang akan dibahas meliputi dua diagnosa, yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera fisik (vulnus laceratum) dan resiko infeksi

berhubungan dengan terbukanya jaringan sekunder.

Evaluasi keperawatan dilakukan setelah penulis melakukan tindakan

sesuai dengan intervensi. Evaluasi untuk diagnosa pertama pada hari Kamis 12

Maret 2015 jam 13.00 WIB respon subyektif pasien mengatakan nyeri

berkurang, P: luka terkena streng, Q: nyeri seperti tersayat-sayat, punggung

tangan, S: skala nyeri 5, T: nyeri terus menerus. Respon obyektif klien tampak

meringis kesakitan, analisa: masalah nyeri akut teratasi sebagian, planing:

intervensi dilanjutkan: anjurkan pasien melakukan relaksasi nafas dalam secara

mandiri, anjurkan pasien untuk minum obat penghilang nyeri nadiclofenac 25

mg/8 jam.

Evalusi untuk diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya

jaringan sekunder didapatkan data subyektif, pasien mengatakan terdapat luka

robek di punggung tangan kanan dan telah dilakukan perawatan luka dan

heacting oleh perawat, hasil analisa subyektif dan obyektif bahwa masalah

teratasi sebagian setelah dilakukan perawatan luka dan heacting. Intervensi

Page 60: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

47

tetap dilakukan dengan memberitahu pasien lukanya tidak boleh terkena air,

anjurkan pasien mengontrolkan lukanya dan anjurkan pasien untuk minum

obat.

Pada evaluasi penulisan karya tulis ini adalah perawatan luka vulnus

laceratum yang dilakukan oleh perawat dengan NaCl 0,9% sesuai dengan SOP

yang berlaku saat ini.

BAB VI

KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan proses asuhan keperawan yang meliputi,

pengkajian, diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan

evaluasi pada Tn.R dengan vulnus laceratum di ruang IGD RSUD Sukoharjo,

maka ditarik kesimpulan:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang ditemukan pada Tn. R dengan vulnus

laceratum adalah terdapat luka robek di punggung tangan kanan dengan

panjang luka 15cm kedalaman 1cm luka tampak kemerahan dan tampak

keluar darah 50cc. Hasil TTV: TD 130/90 mmHg respirasi 19x/menit nadi

Page 61: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

48

80x/menit suhu 36°C. Pasien menggatakan nyeri pada punggung tangan

kanan akibat terkena streng (trauma mekanis).

2. Diagnosa

Diagnosa yang didapatkan pada Tn. R dengan vulnus laceratum

yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (vulnus laceratum)

dan resiko infeksi berhubungan dengan terbukanya jaringan sekunder

(terkena streng).

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan yang dapat disusun pada Tn. R dengan

vulnus laceratum untuk nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

(vulnus laceratum). Intervensinya yaitu kaji nyeri (P, Q, R, S, T ), monitor

tanda-tanda vital pasien. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam. Kolaborasi

dengan dokter pemberian analgesik.

Perencanaan keperawatan untuk resiko infeksi berhubungan dengan

terbukanya jaringan sekunder (terkena streng). Yaitu obseravasi warna dan

karakteristik luka, bersihkan luka dengan NaCl 0,9% lakukan heacting,

kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.

4. Implementasi keperawatan

Implementasi yang dilakukan pada Tn. R dengan vulnus laceratum

terhadap masalah nyeri, diantaranya mengkaji nyeri (P, Q, R, S, T).

Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan kolaborasi dengan dokter

pembemberian obat analgesik.

Page 62: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

49

Implementasi selanjutnya dilakukan untuk mengatasi masalah resiko

infeksi adalah mengobservasi warna dan karakteristik luka, melakukan

perawatan luka dengan NalC 0,9% dan melakukan heacting. Melakukan

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik.

5. Evaluasi

Evaluasi masalah nyeri akut pada Tn. R dengan vulnus laceratum

setelah dilakukan relaksasi nafas dalam dan pemberian obat analgesik

nyeri sudah berkurang, klien sudah tampak tenang dan rileks, skala nyeri

menjadi 5 (ada penurunan skala nyeri).

Evaluasi masalah keperawatan resiko infeksi setelah dilakukan

tindakan perawatan luka dengan NaCl 0,9 % , heating dan pemberian obat

antibiotik luka sudah tertutup dan pasien pulang tidak terjadi tanda-tanda

infeksi.

6. Analisa Pemberian Tindakan

Hasil evaluasi aplikasi jurnal pada Tn. R dengan perawatan luka

dengan NaCl 0,9% sudah sesuai dengan SOP. Tetapi hasil tidak dapat

dilihat secara langsung karena pasien hanya dirawat dalam satu hari.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien vulnus

laceratum, terdapat masukan atau saran yang ditujukan kepada:

1. Institusi Pelayanan Kesehatan (Rumah sakit)

Page 63: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

50

Hendaknya perawat melakukan perawatan luka sesuai SOP dengan

memperhatikan tehnik aseptik.

2. Tenaga Kesehatan Khusunya Perawat

Tenaga kesehatan yang berdinas dapat semakin meningkatkan

kemampuan perawatan luka dan tetap sesuai dengan SOP dalam perawatan

luka.

3. Institusi Pendidikan

Meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana dalam proses pendidikan dari

apa yang sudah ada saat ini, melengkapi perpustakaan dengan buku-buku

keperawatan khususnya tentang perawatan luka.

Page 64: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo S. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Boyle M. 2009. Pemulihan Luka ( Wound Healing in Midwifery). Jakarta: EGC.

Dermawan D. 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.

Yogyakarta: Goysing Publising.

Hartono A.2014. Perawatan Luka. Jakarta: Binapura Aksara.

Herdman, T. H. 2012. Nursing diagnoses: definitions and Classification. Jakarta:

EGC.

Hidayat Alimul AA & M. Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.

Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat. 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT ISFI.

Junaidi. 2011. Pedoman Pertolongan Pertama Yang Harus Dilakukan Saat Gawat

& Darurat Medis. Yogyakarta: Andi Offset.

Kristiyaningrum, dkk. 2013. Efektifitas Penggunaan larutan NaCl Dibandingkan

Dengan D40 % Terhadap Proses Penyembuhan Luka Ulkus Dm di RSUD

KUDUS. Jurnal Keperawatan. 52-58.

Maryam, dkk.2008. Buku Ajar Berfikir Kritis dalam Proses Keperatatan. Jakarta:

EGC.

Morison MJ. 2004. Manajemen Luka. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Mosby EGC.

Rostini, dkk. 2013. Penggaruh Penggunaan Larutan NaCl 0,9% Terhadap Lama

Hari Rawat Pada Pasien Vulnus Laceratum di RSUD H.Andi Sulthan

Daeng Radja Kabupaten Bulukumba. Jurnal Keperawatan. 1-6.

Sjamsuhidajat R & Wim De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed. 2. Jakarta :

EGC.

Page 65: KETEPATAN PERAWAT MERAWAT LUKA DENGAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/27/01-gdl-jokosupriy... · SOP perawatan Luka . 1 BAB I ... perawatan luka yang dilakukan di

Syamsuddin A. 2009. Efektifitas Terapi Relaksasi Nafas Dalam dengan Bermain

Meniup Baling-baling Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Anak

Post Perawatan Luka Operasi di Dua Rumah Sakit di Banda Acehg

Nanggroe Aceh Darussalam Tesis. Program Studi Magister. Depok.

Wahyuni TP. 2014. Pemberian Luka Dermatitis Atopik Dengan Cairan Normal

Salin. Jurnal Keperawatan. 79-91.

Wilkinson, M. J. 2007. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interquentions and

NOC Outcomes, Edisi 7. Jakarta: EGC.