KETAHANAN NASIONAL

10
KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan semester genap disusun oleh : 1. Ayesta C. Vionita 11/312761/PA/13574 2. Andani Nilasari 11/316944/PA/14062 3. Dayu Yunita 11/316950/PA/14068 4. Annisa Ika Kurnia 11/316956/PA/14074 5. Prilda Titi S. 11/316972/PA/14090 6. Nur Warohmah 11/316980/PA/14098 7. Ummi Khaltsum A. 11/317021/PA/14138 8. Lusi Tersiana 11/31704/PA/14211 UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Transcript of KETAHANAN NASIONAL

  • KETAHANAN NASIONAL

    DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

    untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan semester genap

    disusun oleh :

    1. Ayesta C. Vionita 11/312761/PA/13574

    2. Andani Nilasari 11/316944/PA/14062

    3. Dayu Yunita 11/316950/PA/14068

    4. Annisa Ika Kurnia 11/316956/PA/14074

    5. Prilda Titi S. 11/316972/PA/14090

    6. Nur Warohmah 11/316980/PA/14098

    7. Ummi Khaltsum A. 11/317021/PA/14138

    8. Lusi Tersiana 11/31704/PA/14211

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perubahan sosial budaya akibat globalisasi telah merambah hampir pada

    semua lapisan masyarakat dunia. Masyarakat dunia sengaja atau tidak telah

    terpengaruh oleh perubahan ini. Perubahan sosial budaya yang dialami masyarakat

    dunia menimbulkan berbagai perilaku, baik yang positif maupun negatif.

    Globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi terutama teknologi komunikasi informasi dan transportasi,

    menyebabkan dunia terasa semakin sempit, transparan dan tanpa batas yang semakin

    mengglobal. Proses globalisasi tercermin dalam globalisasi informasi dan globalisasi

    ekonomi, yang membawa sistem nilai yang positif serta dapat mendorong ke arah

    kemajuan dan modernisasi, yang bersifat negatif dapat mempengaruhi persatuan dan

    kesatuan bangsa. Ini dinamakan sebagai tantangan globalisasi dimana menjadi bagian

    dari tantangan yang bersifat eksternal, bahkan dapat dikatakan sebagai ancaman,

    dimana berasal dari keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang bersifat internal.

    Sebagai contoh kecil, terdapat perkembangan teknologi informasi yang

    merupakan salah satu sebab semakin cepatnya terjadi perubahan pada masyarakat

    suatu bangsa. Teknologi informasi menjadi terbuka dan bahkan seolah-olah telah

    menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat saat ini sehingga masyarakat yang belum

    memiliki kemampuan teknologi informasi dinilai belum mengikuti perkembangan

    globalisasi. Tentu globalisasi melalui teknologi informasi tersebut juga memberikan

    hal-hal yang positif tetapi banyak juga ada hal-hal yang negatif. Maka, masyarakat

    dan bahkan bangsa Indonesia harus mampu melakukan filterisasi terhadap

    perkembangan teknologi informasi tersebut sehingga tidak memberikan dampak

    negatif pada masyarakat .

    Selain itu adanya kecenderungan dan dominasi negara adidaya yang selalu

    memaksakan kehendaknya merupakan permasalahan yang dihadapi dalam

    penyelenggaraan politik luar negeri. Negara-negara yang kuat cenderung menerapkan

    kepentingan politik serta dilandasi nilai-nilai yang berlaku dimasyarakatnya kepada

  • negara lain dalam hal demokrasi, HAM dan lingkungan hidup serta pandangan bebas,

    hal ini menyebabkan tekanan politik dan krisis ekonomi nasional yang dapat

    memperlemah ketahanan nasional. Oleh karena itu perlu adanya keuletan dan

    ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi

    dan mengatasi segala ancaman,gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang

    dari dalam maupun luar. Yang langsung maupun tidak langsung membahayakan

    kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara RI yang berdasarkan

    Pancasila dan UUD 1945.

    Proses pertahanan nasional yang dilakukan masyarakat akan menjaga identitas

    bangsa terutama dalam aspek kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional merupakan

    hasil (resultante) interaksi dari budaya budaya suku bangsa (daerah) atau budaya

    asing (luar) yang kemudian di terima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi

    budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa ada unsur paksaan dan

    dominasi budaya terhadap budaya lainya. Kebudayaan nasional merupakan identitas

    dan menjadi kebanggaan indonesia. Indentitas bangsa indonesia adalah manusia dan

    masyarakat yang memiliki sifat sifat dasar.

    1.2 Rumusan Masalah

    Banyaknya isu sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat dapat

    mempengaruhi ketahanan nasional suata bangsa. Sebenarnya apa yang dimaksud

    dengan sosial budaya? Dan apa kasus penganalisaan masalah sosial budaya sehingga

    dapat berpengaruh terhadap ketahanan nasional. Maka dalam makalah ini kami akan

    mengangkat masalah ketahanan nasional dalam bidang tersebut yaitu apakah yang

    dimaksud dengan ketahanan nasional itu? Lalu bagaimanakah pengaruh sosial budaya

    dalam dan luar terhadap ketahanan nasional? Dan bagaimanakah cara

    mempertahankan ketahanan nasional khususnya di bidang sosial budaya? Topik inilah

    yang akan kami bahas dalam makalah kali ini.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

    Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan

    bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk

    dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan

    nasional. Hakikat konsepsi nasional Indonesia adalah pengaturan dan

    penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan, selaras

    dalam, seluruh aspek, kehidupan nasional. Dalam konteks ketahanan nasional:

    a Ketahanan nasional sebagai status kenyataan nyata atau rela.

    b Ketahanan nasional sebagai konsepsi

    c Ketahanan nasional sebagai metode berfikir atau metode pendekatan.

    Ketahanan nasional dibagi dalam beberapa aspek, yaitu sumber daya alam

    (SDA), geografis, kependudukan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta

    pertahanan dan keamanan. Namun dalam makalah ini akan difokuskan mengenai

    ketahanan di bidang sosial budaya. Ketahanan dibidang sosial budaya diartikan

    sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung

    kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi

    segala ancaman,gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam

    maupun luar. Yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan

    kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan

    UUD 1945.

    Kebudayaan merupakan gambaran seluruh cara hidup yang melembaga dalam

    suatu masyarakat yang manifetasinya tampak dalam tingkah laku dan tingkah laku

    tersebut dapat dipelajari. Dengan demikian ketahanan sosial yang dibentuk oleh

    kekuatan kebudayaan tertentu bisa dipelajari dan diupayakan untuk meningkatkan

    kualitasnya. Ternyata kebudayaan mampu mengikat individu untuk mewujudkan

    kesatuan dan melakukan aktivitas bersama dalam rangka mempertahankan

    kehidupannya.

  • 2.2 Aspek Sosial Budaya

    Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri hidup

    bersama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan

    yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.

    Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya

    mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang

    muncul dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih

    baik. Karena itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan

    aktif manusia terhadap tantangan yang datang dari lingkungan.

    Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola

    hubungan sosial yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya,

    mengacu pada kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan.

    Atas dasar itu, maka hal tersebut akan dibicarakan dalam bahasan berikutStruktur

    Sosial dan Kondisi Budaya di Indonesia

    2.3 Struktur Sosial dan Kondisi Budaya di Indonesia

    Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik.

    Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan

    suku-bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur

    masyarakat Indonesia ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas

    dan lapisan bawah yang cukup tajam.

    Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah

    menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara

    horizontal, sementara sratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat

    Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi.

    Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur

    masyarakat Indonesia yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia

    terintegrasi pada tingkat nasional sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional

    yang mantap.

    Sebenarnya lapisan sosial yang berbeda membawa perbedaan perilaku

    kebudayaan yang diwujudkan dalam keadaan tertentu seperti bahasa yang

  • digunakan, kebiasaan berpakaian, kebiasaan konsumsi makanan dan sebagainya.

    Semua itu menambah keanekaragaman tampilan budaya masyarakat Indonesia.

    Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-kebudayaan lain

    dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau

    kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah

    tertentu tidak sama artinya dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan

    Indonesia.

    Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945

    dirumuskan sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh

    Indonesia. Perkataan puncak-puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang

    diterima dan dijunjung tinggi oleh sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan

    memiliki persebaran di sebagian besar wilayah Indonesia.

    2.4 Pengklaiman Budaya Indonesia Terhadap Budaya Indonesia

    VIVAnews.com - 14 Juni 2012 - Malaysia kembali berulah. Setelah

    sebelumnya mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia seperti Angklung, Reog

    Ponorogo, lagu Rasa Sayange, dan tari Pendet, kini Malaysia kembali menyebutkan

    bahwa salah satu tarian dari Sumatera Utara yaitu Tari Tor-tor beserta alat musik

    Gondang sembilan sebagai salah satu dari kebudayaan mereka. Ini dikatakan oleh

    Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim.

    Seperti dilansir kantor berita Bernama di Malaysia, Ia berencana

    mendaftarkan kedua budaya masyarakat Sumatera Utara itu dalam Seksyen 67 Akta

    Warisan Kebangsaan 2005. "Tarian ini akan diresmikan sebagai salah satu cabang

    warisan negara," kata Datuk Seri Dr. Rais Yatim seperti dikutip Bernama usai

    meresmikan Perhimpunan Anak-anak Mandailing.

    Di atas ini merupakan salah satu contoh kasus ketahanan nasional di bidang

    sosial di mana masyarakat kurang memiliki sifat ketahanan nasional sehingga

    struktur pemerintahan daerah maupun nasional tidak dapat melindungi aset-aset

    kebudayaan Indonesia sebagai warisan leluhur.

  • Adapun penyebab terjadinya pengklaiman terhadap budaya Indonesia adalah

    sebagai berikut :

    Faktor perkembangan masyarakat Indonesia yang notabene pembentuk ras

    melayu (jawa,minang,bugis,mandailing) yang awalnya berasal dari Indonesia

    lalu berimigrasi ke malaysia yang sebelumnya membawa kebudayaan asli

    indonesia lalu mengenalkannya ke khalayak di seluruh kawasan negara

    malaysia.

    Kebudayaan tradisional yang notabene telah berabad - abad ada dan tidak

    adanya saksi hidup pencipta kebudayaan tersebut (contoh : lagu daerah memang

    tanpa pencipta).

    Malaysia merupakan negeri yang sedang mencari jati diri budayanya.

    Alasan serumpun dan seiman (muslim)

    Indonesia baru bertindak setelah diklaim sehingga membuat Malaysia keenakan

    mengklaim budaya Indonesia.

    Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri , namun

    budayawan malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk kebudayaan negara

    Indonesia (khususnya melayu).

    Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya.

    Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menjadikan rasa ingin menjaga dan

    ingin melestarikan kebudayaanya sebagai suatu kebutuhan.

    Perpindahan penduduk menyebabkan budaya kita diakui oleh negara lain.

    Pemerintah kurang perhatian terhadap kekayaan budaya nasional.

    2.5 Daftar Budaya Indonesia yang Diklaim oleh Negara Lain

    Semangat para pemuda kala memperjuangkan persatuan Indonesia, kini tak

    lagi sama. Jika dahulu musuh utama adalah penjajah (Belanda dan Jepang), sekarang

    tinggal menjaga apa yang sudah diperjuangkan dulu. Namun yang perlu

    digarisbawahi adalah mempertahankan sesuatu itu lebih sulit daripada

    memperolehnya. Pengklaiman Malaysia akan tari pendet yang merupakan salah

    satu budaya Indonesia itu merupakan salah satu bukti, perjuangan mempertahankan

    warisan leluhur yang masih kental akan pesan moral tidak semudah membalikkan

    telapak tangan.

  • Bagaimanapun Indonesia sangat kaya akan budaya, fakta ini tidak bisa

    disangkal lagi oleh siapapun. Namun dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah

    dan bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak

    bangsa Indonesia. Banyak kebudayaan Indonesia yang seharusnya dipatenkan

    sebagai warisan bangsa Indonesia tanpa disadari dicuri satu persatu oleh bangsa lain.

    Bahkan akhir akhir ini Bangsa Indonesia kembali dikagetkan dengan klaim

    Malaysia atas tari tor tor. Dari data yang dikumpul, setidaknya terdapat 32 daftar

    artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa lain. Tidak hanya Malaysia yang

    mencuri budaya dari Indonesia, tetapi banyak Negara lain yang berprilaku sama

    dengan Malaysia, seperti Belanda, Jepang, Inggris dan Prancis. Adapun budaya yang

    di ambil oleh 5 negara ini yaitu sebagai berikut:

    Batik dari Jawa oleh Adidas

    Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia

    Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia

    Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia

    Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia

    Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia

    Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda

    Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda

    Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda

    Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing

    Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia

    Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia

    Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia

    Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia

  • Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia

    Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia

    Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia

    Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia

    Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia

    Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh

    Oknum WN Perancis

    Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN

    Inggris

    Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia

    Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika

    Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh

    Shiseido Co Ltd

    Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia

    Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda

    Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang

    Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia

    Kain Ulos oleh Malaysia

    Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia

    Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

    Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Ketahanan nasional sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan

    bernegara karena ketahanan nasional merupakan kemampuan suatu bangsa dan

    negara untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa guna dapat mencapai

    kesejahteraan bangsa dan melanjutkan pembangunan yang berkesinambungan.

    Ketahanan dibidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang

    berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan

    kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan,

    hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun luar. Yang langsung

    maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya

    bangsa dan Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

    3.2. Saran

    Ketangguhan untuk mempertahankan martabat bangsa harus dimiliki semua

    orang dan dapat ditanamkan sejak dini. Caranya adalah menanamkan rasa cinta

    tanah air terhadap bangsa Indonesia sejak dini melalui pendidikan formal sehingga

    anak-anak dapat mengenal lebih dalam dan akan timbul rasa untuk mempertahankan

    bangsa Indonesia. Maka melalui cara ini setiap orang mempunyai kesadaran diri

    untuk mempertahankan keutuhan NKRI, apabila setiap orang memiliki ketahanan

    yang kuat maka bangsa ini tidak akan mudah terkikis oleh budaya atau politik dari

    luar yang dapat mengancam keutuhan NKRI.