Kesimpulan Diskusi Moderator

3
KESIMPULAN 1. Struktur Sel Normal dan Adaptasi Sel (Anik) : Struktur sel normal terdiri dari nucleus, reticulum endoplasma, ribosom, m membrane sel, sitoplasma, apparatus golgi, lisosom. Adapun mekanism selular terdiri dari : atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia. terjadi akibat kekurangan nutrisi yang sebagian besar berasal dari protein sintesis protein pada ribosom. Atrofi dapat memberikan dampak terg organ mana dia terkena. enyebabterjadinya atropi adalah penurunan suplai darah, penurunan penurunan stimulasi endokrin, kurangnya nutrisi pada organ tersebut, dan m organ. Atrofi terdiri dari dua jenis, yaitu fisiologis dan patologis. Atro contohnya adalah kelenjar mamae mengecil setelah tidak dipakai lagi untuk dan uterus mengecil segera setelah melahirkan, sedangkan contoh atrofi pat adalah kaki mengecil pada kaki pasien yang stroke yang parese karena tidak digunakan untuk berjalan atau digerakkan. !ipertropi ukuran otot pada atlet merupakan hipertropi fisiologis, akibat pembesaran sel yang mengakibatkan membesarnya massa jaringan terseb tanpa menambah jumlah selnya ("ambayong.#, $%%%). pembesaran ukuran ini ti akan mempengaruhi fungsi dari organ normalnya. karena pembesaran i secara alami diakibatkan karena akti&itas terus'menerus seperti mengangkat yang biasanya dilakukan oleh para atlit. sehingga tidak akan menganggu fun organ tersebut. 2. !ipertrofi dan !iperplasia ( hika) : !ipertrofi dan hiperplasia merupakan bentuk lain dari adaptasi sel. eduan menyebabkan pembesaran ukuran organ, namun penyebab dan tempat terjadi yan berbeda. perbedaan antara hipertrofi dan hiperplasia adalah sebagai beriku a. ada hipertrofi biasanya menunjukkan adanya suatu pembesaran pada masing sel, yang berakibat pada membesarnya massa jaringan seluruhnya, t menambah jumlah selnya. *iasanya terjadi sebagai respon organ tertentu, peningkatan kerja jaringan tersebut. b. ada hiperplasia, terjadi suatu pembesaran massa jaringan yang disebabka bertambahnya sel'sel yang menyusunnya. !iperplasia dapat juga diakibat stimulus yang tidak diketahui, dan hampir selalu berhenti setelah stimul dihilangkan. ertambahan sel yang tidak terkontrol ini adalah gambaran p yang membedakan hiperplasia dari neoplasia. "etapi, terdapat hubungan ya antara hiperplasia patologis tertentu dengan keganasan (malignansi). enyebab *! belum diketahui secara pasti, tetapi sampai saat ini dapat di dengan faktor'faktor risiko terjadinya *! yaitu bisa dari ras, usia, obes hormon +!", ri ayat keluarga, pola diet, akti&itas seksual, merok minum minuman beralkohol, olahraga, dan penyakit diabetes melitus. sehingg mengurangi kekambuhan *! ini adalah dengan mengurangi faktor'fakto

description

Kesimpulan IDK UI Kelompok 1D

Transcript of Kesimpulan Diskusi Moderator

KESIMPULAN

1. Struktur Sel Normal dan Adaptasi Sel (Anik) :Struktur sel normal terdiri dari nucleus, reticulum endoplasma, ribosom, mitokondria, membrane sel, sitoplasma, apparatus golgi, lisosom. Adapun mekanisme adaptasi selular terdiri dari : atrofi, hipertrofi, hyperplasia, metaplasia. Mekanisme atrofi terjadi akibat kekurangan nutrisi yang sebagian besar berasal dari protein saat proses sintesis protein pada ribosom. Atrofi dapat memberikan dampak tergantung pada organ mana dia terkena.Penyebab terjadinya atropi adalah penurunan suplai darah, penurunan stimulus, penurunan stimulasi endokrin, kurangnya nutrisi pada organ tersebut, dan malfungsi organ. Atrofi terdiri dari dua jenis, yaitu fisiologis dan patologis. Atrofi fisiologis, contohnya adalah kelenjar mamae mengecil setelah tidak dipakai lagi untuk menyusui dan uterus mengecil segera setelah melahirkan, sedangkan contoh atrofi patologis adalah kaki mengecil pada kaki pasien yang stroke yang parese karena tidak digunakan untuk berjalan atau digerakkan.Hipertropi ukuran otot pada atlet merupakan hipertropi fisiologis, karena terjadi akibat pembesaran sel yang mengakibatkan membesarnya massa jaringan tersebut, tanpa menambah jumlah selnya (Tambayong.J, 2000). pembesaran ukuran ini tidak akan mempengaruhi fungsi dari organ normalnya. karena pembesaran ini terjadi secara alami diakibatkan karena aktivitas terus-menerus seperti mengangkat barbel yang biasanya dilakukan oleh para atlit. sehingga tidak akan menganggu fungsi dari organ tersebut.2. Hipertrofi dan Hiperplasia (Chika) :Hipertrofi dan hiperplasia merupakan bentuk lain dari adaptasi sel. Keduanya dapat menyebabkan pembesaran ukuran organ, namun penyebab dan tempat terjadi yang berbeda. perbedaan antara hipertrofi dan hiperplasia adalah sebagai berikut : a. Pada hipertrofi biasanya menunjukkan adanya suatu pembesaran pada masing-masing sel, yang berakibat pada membesarnya massa jaringan seluruhnya, tanpa menambah jumlah selnya. Biasanya terjadi sebagai respon organ tertentu, terhadap peningkatan kerja jaringan tersebut.b. Pada hiperplasia, terjadi suatu pembesaran massa jaringan yang disebabkan oleh bertambahnya sel-sel yang menyusunnya. Hiperplasia dapat juga diakibatkan oleh stimulus yang tidak diketahui, dan hampir selalu berhenti setelah stimulus tersebut dihilangkan. Pertambahan sel yang tidak terkontrol ini adalah gambaran penting yang membedakan hiperplasia dari neoplasia. Tetapi, terdapat hubungan yang erat antara hiperplasia patologis tertentu dengan keganasan (malignansi).Penyebab BPH belum diketahui secara pasti, tetapi sampai saat ini dapat dihubungkan dengan faktor-faktor risiko terjadinya BPH yaitu bisa dari ras, usia, obesitas, kadar hormon DHT, riwayat keluarga, pola diet, aktivitas seksual, merokok, kebiasan minum minuman beralkohol, olahraga, dan penyakit diabetes melitus. sehingga untuk mengurangi kekambuhan BPH ini adalah dengan mengurangi faktor-faktor risiko untuk terjadi nya BPH (Birowo P, Rahardjo D, 2002). Selain itu denga modifikasi/ mengubah gaya hidup yang dapat memicu timbulnya BPH, diantaranya adalah buang air kecil sebelum tidur, menghindari konsumsi kafein dan alkohol, rokok, dan pengosongan kandung kemih yang lebih sering ketika tidak sedang tidur. selain itu juga bisa melakukan terapi hormon, tujuan terapi hormone adalah mengontrol keseimbangan hormon testosteron sehingga dapat membantu mengatasi keluhan gangguan prostat.Hiperplasia akan berhenti bila stimulus dihentikan, yaitu pada contoh hiperplasia fisiologis yaitu pada saat wanita menstruasi, maka payudara wanita tersebut akan membesar. stimulus ini akan berhenti bila wanita tersebut selesai masa menstruasi, maka payudara akan mengecil dan kembali ke bentuk yang normal. Untuk contoh hiperplasia patologis misalnya pada kanker serviks, dimana stimulus dapat dihentikan dengan cara pengangkatan serviks atau tindakan kemoterapi ataupun penyinaran dan untuk contoh hiperplasia kompensasi misalnya stimulus dihentikan dengan cara mengangkat/ membedah sebagian jaringan hati (pada kasus sirosis hepatis) dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak kemudian dilakukan transplatasi organ (Tambayong Jan, 2000).3. Jejas Sel dan Kematian Sel : Nekrosis (Dea Nanda A. M.) :Terdapat beberapa penyebab cedera (jejas) sel. Lima (5) dari beberapa penyebab umum jejas sel antara lain iskemia/ hipoksia, infeksi mikroorganisme, kerusakan gen dan imun, factor fisik, radikal bebas dan toksik kimia, kekurangan nutrisi dan kelainan endokrin. Apoptosis (kematian sel yang diprogram) adalah suatu proses yang ditandai dengan terjadinya urutan teratur tahap molekular yang menyebabkan disintegrasi sel. Apoptosis tidak ditandai dengan adanya pembengkakan atau peradangan, tetapi sel yang akan mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan dengan sel di sebelahnya (fagositosis). Nekrosis merupakan jejas sel irreversible akibat proses enzimatik dari kematian elemen-elemen sel, denaturasi protein, dan autolisis. Nekrosis terdiri dari nekrosis koagulativa dan liquefactive.Pembagian jejas menjadi irreversible dan reversible itu berdasarkan tingkat kerusakannya. Jejas reversible (kerusakan tidak menimbulkan kematian sel/ degeneratif dan pada umumnya dapat diperbaiki dengan menghilangkan stimulus) dan jejas irreversible (kerusakan menimbulkan kematian sel).4. Mekanisme Molahidatidosa (Dhoni Siswanto) :Molahidatidosa adalah contoh kasus hipertrofi. kita ketahui bahwaHamil anggur merupakan kondisi kehamilan yang tidak normal, di mana perkembangan sel telur yang menjadi cikal-bakal janin terhenti, namun justru sel-sel trofoblas (sel-sel yang kelak menjadi plasenta) berkembang. Kelompok sel-sel tersebut kemudian MEMBENGKAK menjadi gelembung berisi cairan yang mirip buah anggur (Departemen Obgyn FKUI RSCM).Beberapa faktor yang sering dikaitkan sebagai penyebab hamil anggur ini yaitu mutasi genetik (buruknya kualitas sperma atau ovum), kehamilan di mana janin akan mati dan tak berkembang, kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi yang kurang baik. Diperkirakan bahwa faktor-faktor seperti gangguan pada telur, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kelainan rahim berhubungan dengan peningkatan angka kejadian mola. Wanita dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun juga berada dalam risiko tinggi. Mengkonsumsi makanan rendah protein, asam folat, dan karoten juga meningkatkan risiko terjadinya mola.