Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang...

27
KESEPIAN PADA MAHASISWA UKSW YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA DAN TINGGAL JAUH DARI ORANG TUA OLEH SRI THERESIA ANGGRIANI 802008127 TUGAS ASKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang...

Page 1: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

KESEPIAN PADA MAHASISWA UKSW YANG TINGGAL

BERSAMA ORANG TUA DAN TINGGAL JAUH DARI ORANG

TUA

OLEH

SRI THERESIA ANGGRIANI

802008127

TUGAS ASKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
Page 3: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
Page 4: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
Page 5: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
Page 6: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
Page 7: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

KESEPIAN PADA MAHASISWA UKSW YANG TINGGAL

BERSAMA ORANG TUA DAN TINGGAL JAUH DARI ORANG

TUA

Sri Theresia Anggriani

Ratriana Y.E. Kusumiati

Heru Astikasari S. Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan kesepian pada

mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa UKSW dengan subjek penelitian sebanyak 82

orang yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua. Alat

pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner berupa skala kesepian (skala

UCLA) yang terdiri dari 20 item. Teknik sampling yang dipergunakan teknik simple

random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik mahasiswa UKSW yang

tinggal bersama orang tua maupun yang tinggal jauh dari orang tua kesepiannya sangat

rendah. Hal ini diperlihatkan dengan nilai thitung = 0,844, nilai signifikansi two tailed >

0,05 atau nilai p = 0,401. Dengan kata lain, Ha ditolak dan Ho diterima. Dengan

melakukan uji t diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kesepian mahasiswa UKSW

yang tinggal bersama orang tua maupun yang tinggal jauh dari orang tua. Maka dapat

disimpulkan mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari

orang tua tidak mengalami kesepian.

Kunci : kesepian, mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh

dari orang tua.

Page 9: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

ii

ABSTRACT

This study aimed to determine the difference stage of loneliness among UKSW

students who live with parents and live separately from parents. Subjects in this study

are 82 students of Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) who are living with their

parents, and who are living separately from their parents. Data was collected by using

questionnaire contained of Loneliness scale (scale UCLA) with 20 items. Technique

which used the sampling method of using a technique of simple random sampling.The

research results showed that both students of Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW) living with their parents and living separately from parents very low. This case

had shown by the value tcount = 0,844, significance two tailed > 0,05 or p = 0,401. In the

words Ha rejected and Ho received. The result of T-test that there is no difference lonely

students who live with parents and live separately from parents. It can be concluded

students of Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) who are living with their

parents, and who are living separately from their parents not subjected to lonely.

Keywords: loneliness, students of UKSW who are living with parents and living

separately from parents.

Page 10: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

1

PENDAHULUAN

Kesepian adalah suatu reaksi emosional dan kognitif terhadap dimilikinya

hubungan yang lebih sedikit dan lebih tidak memuaskan daripada yang diinginkan

orang tersebut (Baron & Byrne, 2005). Kesepian dapat terjadi pada berbagai usia,

termasuk mahasiswa. Banyak hal yang seseorang jatuh dalam kesepian. Salah satu

penyebab kesepian adalah kondisi di mana harus tinggal jauh dari keluarga. Hal tersebut

dijelaskan oleh Lake (1986) dalam bukunya bahwa orang yang bekerja jauh dari rumah

terpisah dengan keluarga dan teman-teman mengatakan ini sebagai penyebab kesepian

mereka. Hal lain yang dirasa menjadi salah satu faktor penyebab kesepian adalah

masalah perpindahan. Baron & Byrne (2005) menyebutkan bahwa perpindahan ke

lokasi baru dapat menimbulkan kesepian.

Pindah ke tempat baru dan terpisah dari keluarga terkadang perlu dilakukan oleh

mahasiswa dalam menempuh pendidikan. Mahasiswa yang sebagian besar berada pada

masa perkembangan remaja akhir dan dewasa awal sangat rentan mengalami kesepian.

Mahasiswa merupakan salah satu golongan remaja yang memperoleh kesempatan untuk

lebih mengenal lapangan hidupnya melalui perguruan tinggi. Bagian sebagian besar

mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah tempat dari tinggal

bersama orang tua, menjadi tinggal bersama dengan orang lain, entah itu kos, kontrakan

atau tinggal bersama saudara. Mencari teman yang cocok bukanlah hal yang mudah.

Apalagi biasanya teman-teman kuliah maupun di tempat sekitar tinggal biasanya juga

berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Gagal mendapatkan teman yang sesuai

bisa berakibat timbulnya perasaan kesepian (Siswanto, 2007).

Menurut Soelaeman (dalam Shochib, 2000) keluarga adalah sekumpulan orang

hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan

adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan,

dan saling menyerahkan diri. Selanjutnya keluarga adalah tempat dan lingkungan utama

dan pertama bagi seorang anak dalam menjalani proses sosialisasi terhadap aneka

macam kehidupan. Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

anak, karena anak membutuhkan perlindungan yang seharusnya ia dapatkan dari kedua

orang tuanya tersebut, dan mendapatkan kekuatan dari orang tuanya untuk pendidikan

serta masa depannya. Maka peranan orang tualah yang dirasa paling besar pengaruhnya

Page 11: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

2

terhadap perkembangan anak, disamping pengaruh lingkungan lainnya seperti sekolah

dan masyarakat (Gunarsa, 2003).

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Sitta Yuhana (2010) pada

mahasiswa di salah satu universitas di Indonesia yang tinggal di tempat kos menemukan

bahwa mahasiswa yang menjadi subjek penelitian memiliki tingkat kesepian yang

berada pada rata-rata bawah. Hasil yang didapat bahwa terdapat hubungan keterbukaan

diri yang signifikan terhadap kesepian pada mahasiswa merantau yang tinggal di kos.

Hubungan tersebut bersifat negatif dimana jika keterbukaan diri dirasakan tinggi maka

akan diikuti dengan kesepian yang rendah, begitu juga dengan sebaliknya. Di samping

itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri memberikan sumbangan

relatif sebesar 21,1% terhadap kesepian. Sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor

penyesuaian diri, harapan positif, kepribadian, optimisme, dan harga diri. Akan tetapi

penelitian tersebut belum mempertimbangkan frekuensi subjek bertemu dengan

keluarganya dan daerah asal subjek karena hal tersebut juga dapat mempengaruhi

kesepian seseorang.

Untuk mempelajari transisi sosial yang terjadi ketika memasuki perguruan

tinggi, Carolyn Cutrona, Daniel Russell, dan Anne Peplau mengadakan suatu penelitian

tentang mahasiswa-mahasiswa yang diterima UCLA. Para peserta penelitian itu

dihubungi selama beberapa minggu pertama mereka di kampus dan setelah itu tujuh

bulan kemudian di musim semi (Cutrona, 1982).Di awal tahun kuliah, 75 persen

mahasiswa baru itu setidak-tidaknya mengalami kesepian sesaat sejak kedatangan

mereka di kampus. Lebih dari 40 persen menyatakan bahwa mereka mengalami

kesepian dengan intensitas sedang sampai hebat. Untunglah, sebagian besar mahasiswa

mampu mengatasi masalah penyesuaian diri di kampus itu dengan sukses. Sampai

musim semi, hanya 25 persen yang masih merasa kesepian.

Perbedaan mahasiswa yang mampu mengatasi kesepian mereka dengan

mahasiswa yang tetap mengalami kesepian sepanjang tahun pertama mereka di

perguruan tinggi yang paling kelihatan ditemukan dalam sikap mereka. Mahasiswa

memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengatasi kesepian bila mereka memulai

tahun kuliahnya dengan harapan positif bahwa mereka akan berhasil mendapatkan

teman dan bila mereka mempunyaipenilaian yang baik mengenai kepribadian dan

Page 12: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

3

dirinya sendiri. Dengan kata lain, optimisme dan harga diri yang tinggi merupakan

unsur signifikan dalam usaha menciptakan kehidupan sosial yang memuaskan di

perguruan tinggi.

Mahasiswa yang tinggal di rumah bersama orang tuanya tidak akan merasa lebih

kesepian dibandingkan mahasiswa yang tinggal di asrama. Mahasiswa yang berhasil

dan yang tidak berhasil melaporkan keikutsertaan mereka dalam kegiatan seperti

keanggotaan klub, permainan olahraga dikampus, kunjungan, pesta, atau pembicaraan

dnegan orang yang tidak dikenal di kelas, dalam frekuensi yang hampir sama. Kedua

kelompok itu juga memiliki kemungkinan yang sama untuk mengembangkan

penampilan dan keterampilan sosial mereka atau untuk menemukan cara baru

menghadapi orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada januari 2014 sampai

pada penulisan penelitian ini dilakukan kepada sebagian para mahasiswa yang kuliah di

UKSW pernah mengalami yang namanya kesepian saat jauh dari orang tua maupun

tinggal bersama orang tuanya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesepian dapat

terjadi pada semua mahasiswa baik ltu mahasiswa mahasiswa yang tinggal bersama

dengan orang tua maupun yang tinggal berjauhan dari orang tua seperti ngekost atau

tinggal di asrama. Kesepian yang terjadi pada mereka diakibatkan oleh berbagai macam

faktor diantaranya adalah tidak memiliki teman, tidak memiliki kekasih, sulit

beradaptasi, tidak memiliki saudara, dan orang tua yang sibuk bekerja.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis ingin mengadakan penelitian dan

ingin mengetahui tentang ada perbedaan kesepian pada mahasiswa UKSW yang tinggal

bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua.

Rumusan Masalah

Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah adanya perbedaan kesepian pada mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang

tua dan tinggal jauh dari orang tua ?

Page 13: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

4

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kesepian

Menurut Brehm & Kassin (dalam Dayakisni, 2003) kesepian adalah perasaan

kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan dengan hubungan

sosial yang ada. Kesepian juga berarti suatu keadaan mental dan perasaan emosional

yang terutama dicirikan oleh adanya perasaan-perasaan terasing dan kurangnya

hubungan yang bermakna dengan orang lain (Bruno, dalam Dayakisni. 2003). Peplau &

Perlman (dalam Taylor. Peplau, & Sears, 2000) mengatakanbahwa kesepian terjadi

sebagai akibat berkurangnya hubungan yang berarti dengan orang lain dan hal ini dapat

menyebabkan keadaan yang tidak menyenangkan. Baron & Byrne (2000) mengatakan

bahwa kesepian muncul ketika terjadi kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan

kenyataan dalam kehidupan interpersonal individu. Kesepian mengacu pada

ketidaknyamanan subjektif yang dirasakan seseorang ketika beberapa kriteria penting

dari hubungan sosial individu tersebut terhambat atau tidak terpenuhi. Kekurangan

tersebut dapat bersifat kuantitatif seperti tidak memiliki teman seperti yang diinginkan

dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibina hanya bersifat

seadanya atau kurang memuaskan (Perlman dan Peplau dalam Taylor, Peplau, & Sears,

2000).

Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan berkurangnya

hubungan dengan orang lain dalam bersosialisasi di kehidupan individu dengan

beberapa kekurangan yang bersifat kuantitatif seperti tidak memiliki teman yang

diinginkan dan bersifat kualitatif seperti merasa bahwa hubungan sosial yang dibina

hanya bersifat seadanya atau kurang memuaskan.

Bentuk-Bentuk Kesepian

Weiss (dalam Santrock, 2003) menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang

berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda-beda, yaitu:

a. Isolasi emosional (emotional isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul

ketika seseorang tidak memiliki ikatan hubungan yang intim; orang dewasa yang lajang,

bercerai, dan ditinggal mati oleh pasangannya sering mengalami kesepian jenis ini.

Page 14: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

5

b. Isolasi sosial (social isolation) adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika

seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya; tidak ikut

berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang melibatkan adanya kebersamaan,

minat yang sama, aktivitas yang terorganisasi, peranperan yang berarti; suatu bentuk

kesepian yang dapat membuat seseorang merasa diasingkan, bosan dan cemas.

Menurut Young (dalam Weiten & Lloyd, 2006) kesepian dapat dibagi menjadi dua

bentuk berdasarkan durasi kesepian yang dialaminya, yaitu :

a) Transcient loneliness yaitu perasaan kesepian yang singkat dan muncul sesekali, banyak

dialami individu ketika kehidupan sosialnya sudah cukup layak. Meer mengemukakan

bahwa transcient loneliness memiliki jangka waktu yang pendek, seperti ketika

mendengarkan sebuah lagu atau ekspresi yang mengingatkan pada seseorang yang

dicintai yang telah pergi jauh (dalam Newman & Newman, 2006).

b) Transitional loneliness yaitu ketika individu yang sebelumnya sudah merasa puas

dengan kehidupan sosialnya menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam

jaringan sosialnya (misalnya meninggalnya orang yang dicintai, bercerai atau pindah ke

tempat baru).

c) Chronic loneliness adalah kondisi ketika individu merasa tidak dapat memiliki kepuasan

dalam jaringan sosial yang dimilikinya setelah jangka waktu tertentu. Chronic

loneliness menghabiskan waktu yang panjang dan tidak dapat dihubungkan dengan

stressor yang spesifik. Orang yang mengalami chronic loneliness bisa saja berada dalam

kontak sosial namun tidak memperoleh tingkat intimasi dalam interaksi tersebut dengan

orang lain (Berg & Peplau, 1982). Sebaliknya, individu yang memiliki kemampuan

sosial tinggi, yaitu meliputi mampu bersahabat, kemampuan komunikasi, kesesuaian

perilaku nonverbal dan respon terhadap orang lain memiliki sistem dukungan sosial

yang lebih baik dan tingkat kesepian yang rendah (Rokach, Bacanli & Ramberan,

2000).

Selanjutnya Shaver dkk (dalam Wrightsman, 1993) mengemukakan tipetipe

kesepian yang lain berdasarkan sifat kemenetapannya, yaitu:

1) Trait loneliness, yaitu kesepian yang cenderung menetap (stable pattern), sedikit

berubah, dan biasanya dialami oleh orang yang memiliki selfesteem yang rendah, dan

memiliki sedikit interaksi sosial yang berarti.

Page 15: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

6

2) State loneliness, yaitu kesepian yang bersifat temporer, biasanya disebabkan oleh

pengalaman-pengalaman dramatis dalam kehidupan seseorang.

Aspek-Aspek Kesepian

Menurut Suseno (dalam Rahmawati, 2007), berpendapat bahwa terdapat 4 aspek

yang dapat digunakan untuk mengukur kesepian, yaitu :

a. Aspek Emosional

Individu merasa kesepian karena tidak terpenuhinya kebutuhan komunikasi secara baik

dengan orang-orang yang dicintainya.

b. Aspek Sosial

Individu merasa kesepian karena ketidakmampuan untuk melibatkan diri dengan

lingkungan sosial.

c. Aspek Kognitif

Individu merasa kesepian karena tidak mempunyai atau mempunyai sedikit teman untuk

berbagi pikiran dengan orang lain.

d. Aspek Behavioral

Individu merasa kesepian karena tidak mempunyai teman dalam melakukan kegiatan di

luar rumahnya.

Faktor-Faktor Penyebab Kesepian

Menurut Rubenstein dan shaver, 1982 (dalam Miller, Perlman, dan Brehmn 2007),

yaitu sebagai berikut :

a. Kekurangan dalam hubungan

Lima alasan utama mengapa orang merasa kesepian, adalah :

1. Being Unattached adalah tidak memiliki pasangan, tidak memiliki pasangan seks, cerai

dengan suami/istri.

2. Alienation adalah merasa berbeda, merasa tidak mengerti, merasa tidak dibutuhkan,

tidak memiliki teman.

3. Being alone adalah sampai di rumah dan tidak ada orang.

4. Forced Isolation adalah tidak dapat pergi kemanapun.

5. Dislocation adalah jauh dari rumah, memulai pekerjaan atau sekolah baru seringnya

berpindah, seringnya berpergian.

b. Perubahan keinginan dalam hubungan

Page 16: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

7

Keinginan dan tujuan berubah seiring dengan waktu. Pasangan biasa saja merasa cocok

saat mereka berumur 15 tahun, namun ketika mereka berumur 25 tahun merasa tidak

cocok lagi. Hal ini disebabkan adanya perbedaan keinginan dari usia 15 tahun dan 25

tahun. Jika individu merubah keinginannya dalam berhubungan, namun pola hubungan

tersebut tidak berubah, individu tersebut biasa merasakan kesepian.

c. Causal Attributions

Ketika individu merasakan kesepian, atribusi mereka akan menentukan apakah seberapa

lama mereka akan merasa kesepian.

d. Perilaku Interpersonal

Terdapat tiga macam perbedaan antara individu yang merasakan kesepian dengan

individu yang tidak merasakan kesepian, yaitu sebagai berikut :

1) Harga diri yang rendah

Individu yang kesepian merasa dirinya sendiri sangat buruk. Mereka merasa dirinya

tidak pantas untuk dicintai dan tidak merasa dirinya menarik. Mereka merasakan suatu

hal buruk yang sebenarnya tidak ada, dua hal itulah yang membuat mereka semakin

merasa kesepian.

2) Pikiran yang negatif mengenai orang lain

Individu yang kesepian biasanya menunjukkan berbagai sikap negatif terhadap orang

lain (Check, Perlman, dan Malamuth, 1985), tidak dapat mempercayai orang lain (Vaux,

1988), selalu merasa curiga (Hanley-Dunn, Maxwell, dan Santos, 1985), dan menilai

negatif orang lain (Jones, Sansome,dan Helm, 1983).

3) Kemampuan bersosialisasi yang rendah

Individu yang kesepian biasanya memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah

(DiTommaso, 1989), dan cara berinteraksinya membosankan (Solano dan Koester

1989). Mereka pasif, responsive, lambat dalam berespon ketika berinteraksi dengan

orang lain, tidak banyak bertanya, dan menyenangkan untuk diajak berbicara (Hansson

dan Jones, 1981; Jones dan Hobbs, dan Hackenburry, 1982), sulit untuk

mengembangakn keintiman dengan orang lain (Davis dan Franzoi, 1986; Schwab et al,

1988). Mereka juga tidak memiliki pacar atau pengalaman pacaran sebelumnya dan

teman bermain (R.A. Bell; Berg dan McQuinn; dalam Baron dan Byrne, 2004). Selain

itu, Russel (dalam Peplau dan Perlman, 1982) menyatakan bahwa mahasiswa yang

kesepian mudah marah, menutup diri dan canggung.

Page 17: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

8

Kesepian juga terkait dengan depresi/frustasi (Anderson dan Harvey, 1988) dengan

cirri-ciri memiliki mood yang negatif, pesimisme, kurangnya inisiatif, dan memiliki

proses berpikir yang lambat (Holmes, 1991). Kesepian dapat menyebabkan penolakan

sosial (Nolam, Flynn, dan Garber, 2003) sehingga membuat perasaan kesepian tersebut

meningkat (Beach et al, 2003).

Hipotesis

Ada perbedaan signifikan kesepian pada mahasiswa yang tinggal bersama orang

tua dan tinggal jauh dari orang tua.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang menekankan

pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Penelitian ini

menggunakan teknik uji hipotesis (uji t) yang bertujuan untuk mencari adanya

perbedaan kesepian pada mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua dan tinggal

jauh dari orang tua dan menggunakan juga SPSS 17 for windows.

Identifikasi variabel penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas : tempat tinggal

b. Variabel tergantung : kesepian.

Partisipan dan metode sampel

Subjek yang akan diteliti adalah mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang

tua dan tinggal jauh dari orang tua. Mahasiswa UKSW yang aktif. Tekhnik pengambilan

sampel ini menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Jumlah subjek penelitian ini

yaitu 82 responden. Yang mana peneliti menyebar angket 100 lembar diantaranya 58

disebarkan di kelas psikologi umum 1 di fakultas Psikologi yang 42 disebarkan di

beberapa teman peneliti dan ditempat kost peneliti sedangkan sisa angket yang kembali

18 lembar angket ke peneliti. Angket tersebut disebarkan pada tanggal 21 September

2015.

Page 18: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

9

Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket

(Questionnaire). Angket adalah metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan

yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur, yang harus dijawab oleh orang yang

menjadi subjek penelitian. Angket menurut Sugiyono (dalam Supramono, 2004), adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Penyusunan angket ini menggunakan model skala likert yang terdiri dari dua jenis

item yaitu item favorable (pernyataan yang mendukung pada obyek yang diukur) dan

item unfavorable (pernyataan yang tidak mendukung pada obyek yang diukur). Skala

kesepian yang digunakan pengukuran UCLA Loneliness Scale yang digunakan oleh

Russell, D, Peplau, dkk (1978).

Pernyataan mendukung (favorable) dalam penelitian ini diberi urutan penilaian

yaitu Sangat Sering (SS) diberi skor 4, Sering (S) diberi skor 3, Jarang (J) diberi skor 2,

dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 1. Untuk pernyataan yang tidak mendukung

(unfavorable) yaitu Sangat Sering (SS) diberi skor 1, Sering (S) diberi skor 2, Jarang (J)

diberi skor 3 dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 4. Untuk memperoleh data dari

penelitian ini, peneliti menggunakan skala penilaian guna mengukur adanya perbedaan

kesepian.

Jawaban ragu-ragu atau netral dihilangkan untuk menghindari kecenderungan

responden memilih jawaban ragu-ragu tersebut, sehingga responden akan memilih

jawaban yang lebih pasti.

Metode Analisis Data

Untuk menganalisis kesepian pada mahasiswa UKSW yang tinggal bersama

orang tua dan tinggal jauh dari orang tua digunakan uji hipotesis (uji t). Namun sebelum

menghitung uji hipotesis (uji t) dlakukan mencari data validitas, reliabilitas, uji

normalitas data terlebih dahulu.

Uji Coba Alat Ukur

Sebelum alat ukur ini digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, maka alat

ukur yang akan digunakan harus dilakukan uji coba terlebih dahulu dengan melakukan

Page 19: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

10

try out. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas guna

mendapatkan item-tem yang layak sebagai alat ukur.

Dalam menetapkan sampel uji coba, Azwar (2010) mengatakan tidak ada

ketentuan pasti untuk menentukan seberapa banyak sampel yang harus diambil.

Berdasarkan konsep tersebut, uji coba item dilakukan terhadap 20 sampel yang

memiliki karakteristik sama dengan responden penelitian. Uji coba alat ukur dilakukan

di UKSW pada mahasiswa fakultas Psikologi, Komunikasi, Hukum, Teknologi

Informasi dan Teologi yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua.

Pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 21 September 2015. Dari 20 item berupa angket

yang disebar setelah diisi responden angketnya dikembalikan lagi kepada peneliti.

HASIL PENELITIAN

Uji Daya Beda Aitem

Daya beda aitem ialah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu

atau kelompok individu yang memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi

aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan

fungsi skala kesepian keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi aitem total

(Azwar, 2010).

Dari 20 aitem skala kesepian terdapat 20 aitem yang sahih ataupun valid dan

dapat digunakan untuk penelitian. Koefisien korelasi berkisar antara 0,371 sampai

0,605. Aitem yang valid sekitar 20 yaitu 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19

dan 20. Sedangkan aitem yang gugur atau tidak valid yaitu tidak ada sama sekali. Maka

dapat disimpulkan semua aitem dari skala kesepian valid.

Uji Reliabilias

Azwar (2012) menyatakan bahwa aitem yang memiliki daya diskriminasi yang

baik bila koefisien korelasi aitem total sebesar ≥ 0,30. Koefisien reliabilitas (rxx) berada

dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Jika koefisien semakin tinggi

mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel, namun dalam kenyataan

pengukuran psikologi koefisien sempurna yang mencapai angka rxx = 1,00 belum pernah

dijumpai. Selanjutnya, untuk menguji reliabilitas alat ukur maka dilakukan pengujian

dengan menggunakan SPSS 17.0 For Windows. berdasarkan uji reliabilitas terhadap

Page 20: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

11

aitem skala kesepian diperoleh Nilai r = 0,908 > rtabel = 0,444, maka dapat disimpulkan

bahwa item-item tersebut reliabel

Uji Normalitas Data

Selain uji validitas dan reliabilitas, syarat berikut dalam melakukan uji hipotesis

adalah uji normalitas data. Instrumen disebut layak diuji apabila data berdistribusi

normal. Uji normalitas dilakukan dengan Uji One Sample Kolmogorov Smirnov dan

Shapiro-wilk. Hasilnya disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas Data Kesepian Pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal

Bersama Orang Tua dan Tinggal Jauh Dari Orang Tua

Tests of Normality

tinggal

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

kesepian bersama orang tua .128 31 .200* .950 31 .161

jauh dari orang tua .142 51 .012 .933 51 .006

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel 1 dapat kita lihat pada kolom kolmogorov – smirnov diperoleh nilai

signifikansi untuk tinggal bersama orang tua sebesar 0.200, sedangkan nilai signifikansi

untuk tinggal jauh dari orang tua sebesar 0.012. maka dapat dilihat mahasiswa yang

tinggal bersama orang tua berdistribusi normal sedangkan yang tinggal jauh dari orang

tua berdistribusi tidak normal. Dan pada kolom Shapiro – wilk diperoleh nilai

signifikansi untuk tinggal bersama orang tua sebesar 0,161, sedangkan nilai signifikansi

untuk tinggal jauh dari orang tua sebesar 0,006. mahasiswa yang tinggal bersama orang

tua berdistribusi normal sedangkan yang tinggal jauh dari orang tua berdistribusi tidak

normal. Karena nilai signifikansi untuk menentukan berdistribusi normal atau tidak

normal lebih besar ˃ 0,05.

Page 21: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

12

Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan data item yang valid yang ada, maka selanjutnya akan dibuat

kategorisasi untuk menentukan tinggi rendahnya kesepian dalam penelitian ini akan

dibuat 4 kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan data yang ada, menunjukkan bahwa jumlah item yang valid adalah

20 item. Setiap itemnya memiliki 4 pilihan jawaban dengan 1 nilai terkecil dan nilai 4

nilai tertinggi.

Jadi skor tertinggi dari 20 item yang valid adalah 20 x 4 = 80, dan skor terendah

adalah 20 x 1 = 20. Sedangkan buat kategori yang digunakan terdiri dari 4 kategori.

Berikut ini perhitungannya :

I =

I = 15

Tabel 2.1

Tabel Nilai Rata-rata Kesepian Pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama

Orang Tua

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) Mean Standard

Deviasi

Sangat

Tinggi

65 ≤ x ≤ 80 9

5 1, 6629032 5006,7443 Tinggi 50 ≤ x < 65 57

Rendah 35 ≤ x < 50 270

Sangat

Rendah

20 ≤ x < 35 284

Page 22: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

13

Berdasarkan tabel di atas 2.1 diketahui bahwa dari 31 subjek penelitian

menunjukkan kategori sangat rendah dengan rentang interval 20-35, frekuensi 284,

persentase 5%, mean 1, 6629032 dan standard deviasi 5006,7443.

Tabel 2.2

Tabel Nilai Rata-rata Kesepian Pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Jauh Dari

Orang Tua

Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%)

Mean Standard

Deviasi

Sangat

Tinggi

65 ≤ x ≤ 80 17

5

1,6627451

7666,2546

Tinggi 50 ≤ x < 65 107

Rendah 35 ≤ x < 50 428

Sangat

Rendah

20 ≤ x < 35 468

Berdasarkan tabel di atas 2.2 diketahui bahwa dari 51 subjek penelitian

menunjukkan kategori sangat rendah dengan rentang interval 20-35, frekuensi 468,

persentase 5%, mean 1, 6627451 dan standard deviasi 7666,2546.

Perolehan nilai rata-rata dari kedua subyek di atas, memberikan kesimpulan

bahwa mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua maupun tinggal jauh dari

orangtua sama-sama memiliki kesepian yang sangat rendah.

Uji Hipotesis (Uji t)

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t, digunakan pada

penelitian memperbandingkan dua sampel dengan satu variabel. Hasil dari uji t yang

menyatakan ada atau tidaknya perbedaan kesepian pada mahasiswa UKSW yang tinggal

bersama orang tua dan yang tinggal jauh dari orang tua, dapat dilihat pada signifikansi

dari hasil uji t. Apabila hasil dari signifikansi two tailed memperlihatkan angka > 0,05

maka hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan kesepian pada mahasiswa

Page 23: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

14

UKSW yang tinggal bersama orang tua dengan yang tinggal jauh dari orang tua

diterima (H0). Namun, apabila hasil signifikansi two tailed memperlihatkan angka <

0,05, maka hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan kesepian antara mahasiswa

UKSW yang tinggal bersama orang tua dengan yang tinggal jauh dari orang tua ditolak

(Ha). Hasil dari uji t disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Hasil Uji t Kesepian Pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang Tua

dan Tinggal Jauh Dari Orang Tua

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the

Difference

tinggal

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e Lower Upper

kese

pian

bersama

orang tua

.646 .424 .844 80 .401 1.62176 1.92047 -2.20011 5.44362

jauh dari

orang tua

.823 58.379 .414 1.62176 1.97043 -2.32194 5.56546

Hasil dari tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai thitung = 0,844, signifikansi

two tailed > 0,05 atau nilai p = 0,401, dengan demikian hipotesis yang menyatakan

adanya perbedaan kesepian antara mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua

dan yang tinggal jauh dari orang tua ditolak. Dengan kata lain, Ha ditolak dan Ho

diterima. Atau dapat disebut bahwa keduanya tidak mengalami kesepian.

Page 24: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

15

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang kesepian pada mahasiswa UKSW yang

tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua, menunjukkan hasil

perhitungan hasil uji t juga memperlihatkan bahwa tidak adanya perbedaan kesepian

antara mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua maupun yang tinggal jauh

dari orang tua. Hal ini diperlihatkan dengan nilai thitung = 0,844, nilai signifikansi two

tailed > 0,05 atau nilai p = 0,401. Dengan kata lain, Ha ditolak dan Ho diterima. Artinya

tidak ada perbedaan kesepian antara mahasiwa UKSW yang tinggal bersama orang tua

dan tinggal jauh dari orang tua. Atau mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua

dan tinggal jauh dari orang tua tidak mengalami kesepian.

Berdasarkan hasil deskriptif, menunjukkan juga bahwa kesepian pada

mahasiswa UKSW yang tinggal bersama orang tua dan tinggal jauh dari orang tua

termasuk dalam kategori sangat rendah. Dilihat dari mahasiswa UKSW yang tinggal

bersama orang tua dengan 31 subjek menunjukkan kategori sangat rendah dengan

rentang interval 20-35, nilai frekuensi 284, dan nilai presentase 5%, nilai mean

1,6629032 dan nilai standard deviasi 5006,7443. Sedangkan dari mahasiswa UKSW

yang tinggal jauh dari orang tua dengan 51 subjek menunjukkan kategori sangat rendah

juga dengan rentang interval 20-35, nilai frekuensi 468, nilai persentase 5%, nilai mean

1,6627451 dan nilai standard deviasi 7666,2546.

Hasil ini dengan demikian berbeda dengan hasil penelitian Sitta Yuhana (2010),

dimana disebutkan bahwa mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua memiliki tingkat

kesepian dibawah rata-rata. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan temuan Cutrona

(1982), bahwa meskipun pada awal memasuki dunia kampus mahasiswa UCLA

mengalami kesepian karena tinggal jauh dari orang tua, namun faktor penyesuaian diri,

dan rasa optimisme untuk mendapatkan teman membantu mengurangi rasa kesepian

pada mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua.

Penelitian kali ini mengambil subyek mahasiswa UKSW. Sejak dahulu, Salatiga

dikenal karena iklimnya yang nyaman dan kondusif untuk para pendatang khususnya

mahasiswa berinteraksi satu dengan yang lain. Sikap saling terbuka dan saling

menerima antar berbagai mahasiswa dari beragam fakultas maupun etnis, dapat menjadi

faktor pendorong berkurangnya rasa kesepian mahasiswa yang tinggal jauh dari orang

Page 25: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

16

tua dan dapat beradaptasi lebih cepat. Selain itu, keterbukaan masyarakat Salatiga dalam

menerima pendatang juga ikut mempengaruhi mereka yang menjadi mahasiswa yang

tinggal bersama orang tua, dimana keterbukaan yang terwariskan dari keluarganya

mempermudah mereka dalam bersosialisi dengan mahasiswa yang lain dan mahasiswa

tidak terlalu pusing dengan kesibukan orang tuanya bekerja dan kurangnya rasa kasih

sayang dari mereka karena mereka mendapatkan perhatian diluar lingkungan keluarga

seperti teman-teman baru mereka di kampus dan tetangga mereka dirumah.

Page 26: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

17

PENUTUP

KESIMPULAN

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan kesepian antara

mahasiswa yang tinggal bersama orang tua dan mahasiswa yang tinggal jauh dari orang

tua.nilai rata-rata juga memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan mahasiswa yang

tinggal bersama orang tua maupun mahasiswa yang tinggal jauh bersama orang tua.

Hal ini didukung oleh faktor didukung oleh suasana yang terbuka dan kondusif

bagi siapa saja dalam hal bergaul, sehingga baik mahasiswa UKSW yang tinggal

bersama orang tua maupun yang tinggl jauh dari orang tua, kesepiannya sangat rendah.

SARAN

Adapun saran yang diberikan peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan, antara lain:

1. Mahasiswa

Para mahasiswa tetap mempertahankan hubungan sosial, keakraban dengan

orang lain dan keluarga agar tidak adanya kesepian

2. Masyarakat

Memperluas jaringan hubungan sosial dan suasana terbuka dengan

masyarakat lainnya agar terhindar adanya kesepian.

3. Implikasi penelitian selanjutnya

Meskipun penelitian ini memberikan hasil positif dalam kesepian. Dalam

penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilengkapi juga wawancara lebih

lengkap sehingga informasi yang didapatkan menjadi lebih akurat dan

lengkap.

Page 27: Kesepian pada Mahasiswa UKSW yang Tinggal Bersama Orang ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9327/2/T1_802008127_Full... · Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap

18

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar. (2000). Skala Pengukuran Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

David, S. (2002). Psikologi Keluarga Peran Ayah Dalam Keluarga. Jakarta : Erlangga.

Sutrisno, H. (1999). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi offset.

Sutrisno, H. (2000). Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi.

Hojat, M and Crandall, R. (1989). Lonelines. California : Sag and Publication.

Lake, T. (1986). Kesepian. Alih Bahasa : F.X. Budiyanto. Jakarta : Arean.

Longfellow, Sears, Freedman & Peplau. (1999). Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta :

Erlangga.

Nuzuly T. S. (2009). Hubungan Kesepian dan Agresi Pada Remaja Yang Sedang

Berpacaran. Skripsi Psikologi (diterbitkan). Depok : Universitas Indonesia.

Peplau, L, A & D., Perlman, eds. (1982). Loneliness : A Sourcebook of Current Theory,

Research and Therapy. New York : John Wiley.

Rahmawati, H. (2007). Kesepian Pada Remaja Yatim Piatu di Panti Asuhan. Skripsi

(Tidak diterbitkan). Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

Russell, D, Peplau, L.A., & Ferguson, M.L. (1978). Developing a measure of loneliness.

The Journal of Personality Assessment, 42, 290-294.

Sanjaya, A. (2012) Hubungan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian pada Lansia di

Panti Wredha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita Binjai. Jurnal

Keperawatan, 10, 30

Sears, D. O., Fredman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Psikologi sosial Jilid 1. Edisi

kelima. Jakarta: Erlangga.

Sitta Yuhana. (2010). Hubungan Keterbukaan Diri Dengan Kesepian Pada Mahasiswa

Merantau Yang Tinggal Di Tempat Kost. Jurnal Psikologi. Jakarta : Universitas

Gunadarma.

Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan. Bandung : Alfa

Beta.

.

.