Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

19
Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online) Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021 Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 96 ANALISIS PERLAKUAN PENYUSUTAN ASET TETAP BERDASARKAN PSAK NOMOR 16 PADA PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA KENCANA KOTA SAMARINDA Indah Agustini Tri Utami 1) , Sigit Hartoko 2) , Jenglis Lumbanraja 3) [email protected] 1 , [email protected] 2, , [email protected] 3 123) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda 123) Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui kesesuaian perlakuan penyusutan aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, dimana metode ini menggambarkan keadaan perusahaan secara sistematis mengenai perlakuan penyusutan aset tetap, dan kesesuainnya terhadap PSAK Nomor 16. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusutan aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Samarinda belum sepenuhnya menerapkan PSAK Nomor 16, perusahaan menyusutkan seluruh kelompok aset tetapnya menggunakan metode garis lurus, jika dilihat aset tetap perusahaan didominasi oleh kelompok mesin, sehingga garis lurus tidak dapat mencerminkan pola konsumsi kelompok aset tersebut. Entitas belum pernah merevaluasi umur ekonomis, nilai sisa, metode penyusutan aset tetap yang digunakan seperti yang dinyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 62. Abstract. The purpose of this research are to find out how the depresiation of Property Plant and Equipment Treatment on Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda. The research method are using a qulitative, with a descriptive approach, this method are to describe the situation of company systematically about the depresiation treatment of fixced asset, and their compliance with PSAK Number 16. Data obtained through interwiew, observation, documentation, and library studies. The result of this research showed that the depresiation treatment of fixced asset at PERUMDAM Samarinda it is not fully implemented PSAK Number 16, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda.the company is downsizing the entire asset group using a stragiht line method, when seen by the regular asset group are dominated by machine, so a straight line methode cannot reflect the asset group’s consumption. The entity has never evaluated the economic age, salvage, the depreciation method used as stated in PSAK Number 16 paragraph 62. PENDAHULUAN Peran aset tetap sangat besar bagi perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, segi jumlah dana yang diinvestasikan, segi perawatan aset tersebut harus melibatkan banyak orang. Aset tetap juga adalah satu diantara komponen aset perusahaan yang memiliki pengaruh penting di dalam laporan posisi keuangan perusahaan. Nilai aset tetap biasanya dimiliki dengan harga perolehan yang paling material dari aset lainnya, sedangkan dari sudut penggunaannya, aset tetap merupakan jenis aset yang memiliki umur lebih dari satu tahun digunakan di dalam operasional perusahaan. Harga perolehan aset tetap adalah adalah seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap nilai perolehan aset tetap termasuk biaya perakitan dan instalasi, hingga aset tersebut berada pada lokasi dan siap digunakan sesuai dengan intensi perusahaan. Penentuan harga perolehan, perlu memperhatikan apakah aset tetap tersebut diperoleh dengan cara pembelian tunai, kredit, ditukar dengan surat berharga atau dengan melakukan pertukaran aset tetap yang sejenis maupun yang tidak sejenis, diperoleh dengan membangun sendiri atau sebagai hadiah (donasi). Aset tetap tidak terlepas dari kebijakan dan metode penyusutan karena bersamaan dengan berlalunya waktu, jumlah nilai ekonomis suatu aset tetap akan mengalami penurunan akibat adanya pemakaian. Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.Praktik pembebanan penyusutan mencerminkan tingkat penggunaan aset yang layak dan jumlah laba yang tepat dalam pelaporan laba atau rugi perusahaan. Jadi beban penyusutan merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Metode yang

Transcript of Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Page 1: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 96

ANALISIS PERLAKUAN PENYUSUTAN ASET TETAP BERDASARKAN PSAK NOMOR

16 PADA PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA KENCANA

KOTA SAMARINDA

Indah Agustini Tri Utami 1), Sigit Hartoko 2), Jenglis Lumbanraja 3)

[email protected], [email protected],, [email protected] 123) Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Samarinda

123) Jl. Cipto Mangunkusumo, Sungai Keledang, Kec. Samarinda Seberang Kota Samarinda, 75242

Abstrak.

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui kesesuaian perlakuan penyusutan aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, dimana metode ini menggambarkan keadaan perusahaan secara sistematis mengenai perlakuan penyusutan aset tetap, dan kesesuainnya terhadap PSAK Nomor 16. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusutan aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Samarinda belum sepenuhnya menerapkan PSAK Nomor 16, perusahaan menyusutkan seluruh kelompok aset tetapnya menggunakan metode garis lurus, jika dilihat aset tetap perusahaan didominasi oleh kelompok mesin, sehingga garis lurus tidak dapat mencerminkan pola konsumsi kelompok aset tersebut. Entitas belum pernah merevaluasi umur ekonomis, nilai sisa, metode penyusutan aset tetap yang digunakan seperti yang dinyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 62.

Abstract. The purpose of this research are to find out how the depresiation of Property Plant and Equipment Treatment on Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda. The research method are using a qulitative, with a descriptive approach, this method are to describe the situation of company systematically about the depresiation treatment of fixced asset, and their compliance with PSAK Number 16. Data obtained through interwiew, observation, documentation, and library studies. The result of this research showed that the depresiation treatment of fixced asset at PERUMDAM Samarinda it is not fully implemented PSAK Number 16, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Samarinda.the company is downsizing the entire asset group using a stragiht line method, when seen by the regular asset group are dominated by machine, so a straight line methode cannot reflect the asset group’s consumption. The entity has never evaluated the economic age, salvage, the depreciation method used as stated in PSAK Number 16 paragraph 62.

PENDAHULUAN

Peran aset tetap sangat besar bagi perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, segi jumlah dana yang diinvestasikan, segi perawatan aset tersebut harus melibatkan banyak orang. Aset tetap juga adalah satu diantara komponen aset perusahaan yang memiliki pengaruh penting di dalam laporan posisi keuangan perusahaan. Nilai aset tetap biasanya dimiliki dengan harga perolehan yang paling material dari aset lainnya, sedangkan dari sudut penggunaannya, aset tetap merupakan jenis aset yang memiliki umur lebih dari satu tahun digunakan di dalam operasional perusahaan. Harga perolehan aset tetap adalah adalah seluruh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap nilai perolehan aset tetap termasuk biaya perakitan dan instalasi, hingga aset tersebut berada pada lokasi dan siap digunakan sesuai dengan intensi perusahaan. Penentuan harga perolehan, perlu memperhatikan apakah aset tetap tersebut diperoleh dengan cara pembelian tunai, kredit, ditukar dengan surat berharga atau dengan melakukan pertukaran aset tetap yang sejenis maupun yang tidak sejenis, diperoleh dengan membangun sendiri atau sebagai hadiah (donasi). Aset tetap tidak terlepas dari kebijakan dan metode penyusutan karena bersamaan dengan berlalunya waktu, jumlah nilai ekonomis suatu aset tetap akan mengalami penurunan akibat adanya pemakaian. Penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aset tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.Praktik pembebanan penyusutan mencerminkan tingkat penggunaan aset yang layak dan jumlah laba yang tepat dalam pelaporan laba atau rugi perusahaan. Jadi beban penyusutan merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Metode yang

Page 2: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 97

digunakan dalam menghitung penyusutan akan berpengaruh pada jumlah biaya penyusutan aset tetap tersebut. Perhitungan penyusutan aset tetap yang dilakukan oleh perusahaan harus dihitung secara tepat dengan menggunakan metode penyusutan yang dilaksanakan secara konsisten.

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Samarinda adalah perusahaan milik

Pemerintah Kota Samarinda, memiliki fungsi utama yaitu dalam bidang penyediaan dan penjualan air bersih di

Kota Samarinda. perusahaan Daerah Air Minum Samarinda sebagai perusahaan plat merah tidak hanya

beriorentasi pada bisnis, namun juga dikombinasi dengan sosial, bahwa perusahaan tetap berusaha menjangkau

masyarakat yang belum terjangkau pipa distribusi air, sehingga perusahaan menyuplai air dengan truk tangki ke

daerah tersebut. Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda memiliki

empat bidang usaha yaitu intake (penyedotan air dari sungai mahakam dan beberapa waduk pendukung air

bahan baku yang tidak dapat dijangkau oleh pipa mahakam), pengolahan air (menetralisir air sehingga layak

dikonsumsi oleh masyarakat), Pendistribusian (penyaluran air ke masyarakat), bidang umum dan administrasi

(perkantoran).

Perlakuan yang tepat pada aset tetap akan menghasilkan perlakuan yang tepat pula pada penyusutan

dan akun-akun lain yang terkait dengan aset tetap. Perlakuan yang benar tersebut diharapkan dapat mencegah

terjadinya salah saji aset tetap di dalam laporan keuangan perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia telah

menyediakan pedoman (guidline) tentang perlakuan akuntansi terhadap aset tetap yang diatur dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 tentang aset tetap.

Pengalokasian harga perolehan aset tetap ke dalam biaya setiap periode akuntansi, Perusahaan umum

daerah air minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda melakukan perhitungan penyusutan aset teatp

menggunakan metode garis lurus, hal ini belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

Nomor 16. Informasi yang diperoleh dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana

Kota Samarinda, bahwa perusahaan ini belum pernah melakukan revaluasi terhadap metode penyusutan, nilai

sisa, serta umur ekonomis aset tetap, sehingga nilai aset tetap yang tercatat di dalam laporan keuangan

perusahaan bisa saja tidak sesuai dengan nilai yang sebenarnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai perlakuan penyusutan terhadap aset tetap dengan judul “Analisis Perlakuan Penyusutan

Aset Tetap Berdasarkan PSAK Nomor 16 Pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota

Samarinda ".

LANDASAN TEORI

Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,

buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang

digunakan pihak-pihak tertentu(1). Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang menyajikan informasi, terutama

yang bersifat keuangan, mengenai suatu kesatuan ekonomi, yang digunakan untuk pengambilan keputusan

ekonomi(2).Menurut American Accounting Association (1996) dalam(3), Accounting is the process of identifying,

measuring, and communicating economic information, to permit informed judgment and decisions by users of the

information. Jika diterjemahkan akuntansi adalah suatu proses yang meliputi identifikasi, pengukuran, dan

komunikasi dari informasi ekonomi yang memungkinkan penilaian dan pengambilan keputusan yang berharga

oleh pengguna informasi. Kesimpulan dari ketiga pendapat ahli di atas bahwa akuntansi adalah proses kegiatan

Page 3: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 98

jasa, pencatatan transaksi yang dibuktikan dengan faktur, selanjutnya dilakukan identifikasi, pengelompokkan,

penyajian dan pelaporan, hasil akhir dari akuntansi tersebut adalah menghasilkan laporan keuangan untuk dapat

digunakan sebagai informasi bagi para pemegang kepentingan atau stakeholders.

Pengertian Laba

Menurut(4), laba adalah sejumlah nominal yang menunjukkan perkembangan kegiatan usaha suatu

perusahaan. Sedangkan menurut(5), laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya sehubungan dengan

kegiatan usaha. Apabila biaya lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan

hasil perhitungan secara periodik (berkala).Menurut PSAK (6), menyatakan laba sebagai berikut, “Defenisi

penghasilan meliputi baik pendapatan/revenue maupun keuntungan/gains. Pendapatan timbul dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,

penghasilan jasa/fee, bunga, deviden, royalty dan sewa keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi

defenisi penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan

biasa. Keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi dan dengan demikian pada hakekatnya tidak

berbeda dengan pendapatan. Oleh karena itu, pos tersebut tidak dipandang sebagai usur terpisah dalam

kerangka dasar ini.

Pengertian laba yang dikutip dari pendapat para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laba adalah

selisih lebih antara pendapatan usaha dan beban usaha, jika pendapatan lebih besar dari beban usaha disebut

laba, dan jika pendapatan lebih kecil dari beban usaha maka disebut rugi. Laba juga sering disebut sebagai

pendapatan bersih atau (net earnings).

Ada dua unsur dalam laporan laba rugi, yaitu penghasilan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam

bentuk pemasukan atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban perusahaan selama periode tertentu.

Penghasilan dapat dilkasifikasikan menjadi berikut ini:

1. Pendapatan (revenue), adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal

entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal

dari kontribusi penanam modal.

2. Beban (expense), dapat diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam bentuk arus kas keluar,

penurunan aset, atau kewajiban (yang menyebabkan penurunan ekonomi yang tidak menyangkut

pembagian kepada pemilik) perusahaan selama periode tertentu.

Pengertian Aset Tetap

Aset tetap merupakan salah satu dari komponen harta di dalam struktur neraca, aset tetap juga

memegang peran yang sangat penting dalam mendukung proses operasional perusahaan, aset tetap memiliki

umur pemakaian yang paling panjang. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aset tetap penulis mengutip

beberapa defenisi yang di kemukakan oleh para ahli dibidang akuntansi dan lembaga profesi akuntansi seperti

diuraikan berikut ini:

Page 4: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 99

Aset tetap atau Aset berwujud, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 (6) menyatakan

bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang

dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan

selama lebih dari satu periode.

Menurut(7), aset tetap (fixed assets) adalah aset yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan

sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan (useful life) yang panjang. Aset tetap merupakan aset

yang berwujud (tangible assets). Berbeda dengan aset tidak berwujud (intangible assets), yang dimana tidak

memiliki wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi, maupun kontrak sosial.

Pengertian aset tetap di atas menurut para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tetap adalah

aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dimana aset tetap tersebut digunakan untuk mendukung operasional

perusahaan dalam penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan untuk pihak lain, dan dapat digunakan lebih

dari satu periode akuntansi.

Menurut(8), aset tetap adalah aset berwujud yang:

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada

pihak lain, atau untuk tujuan administratif,

2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Berdasarkan defenisi di atas terdapat beberapa hal penting terkait dengan aset tetap yaitu:

a. Aset tetap adalah aset berwujud, yaitu mempunyai bentuk fisik (seperti tanah, bangunan), berbeda

dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik (merupakan aset tak

berwujud).

b. Aset tetap mempunyai tujuan penggunaan khusus, yaitu digunakan dalam produksi atau penyediaan

barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset serperti

tanah yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual, bukan merupakan aset tetap.

c. Aset tetap termasuk kedalam aset tidak lancar, karena diharapkan akan digunakan untuk lebih dari

1 (satu) periode akuntansi.

Pengelompokan Aset Tetap

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 (9)menyatakan bahwa pengelompokan

aset tetap adalah suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokkan aset yang memiliki sifat dan keguanaan

yang serupa dalam operasi normal entitas. Berikut adalah contoh dari kelompok aset yang terpisah:

a) Tanah, b) Tanah dan Bangunan, c) Mesin, d) Kapal, e) Pesawat Udara, f) Kendaraan Bermotor, g)Perabotan;

dan, h)Peralatan Kantor.

Aset tetap dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu land, buildings, machinery, equipment and

tools, furniture, fixture, dan delivery equipment. Keenam kelompok ini dibagi berdasarkan jenisnya dan

kegunaannya dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Pengelompokkan ini sangat berarti untuk pencatatan

akuntansi terhadap aset tetap. Aset tetap pada dasarnya bisa memberikan gambaran kapitalisasi yang wajar,

Page 5: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 100

oleh karena itu dibutuhkan adanya perlakuan akuntansi yang memadai mulai dari saat perolehan sampai dengan

saat pengalokasian biaya selama umur aset tetap tersebut.

Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia(10), menjelaskan jenis-jenis harta yang

termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan.

Perolehan Aset Tetap

Menurut(7), aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana setiap cara perolehan akan

mempengaruhi penentuan harga perolehan asettetap. tersebut.Cara perolehan aset tetap antara lain:

a. Pembelian gabungan

Dalam beberapa kasus transaksi pembelian aset, sejumlah aset dapat diperoleh secara bersamaan melalui

sebuah pembelian gabungan (basket purchase) dengan satu harga beli. Untuk menghitung besarnya harga

perolehan atas dasar masing-masing aset, total harga beli ini harus dialokasikan diantara masing-masing

aset yang dibeli tersebut.

b. Pembelian kredit

Pembelian aset dapat dilakukan secara kredit. Dalam hal ini, pembeli biasanya akan menandatangani wesel

bayar (promes), yang secara spesifik menyebutkan persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban. Kontrak

pembelian kredit ini memerlukan pembayaran pada satu tanggal tertentu atau serangkaian pembayaran pada

interval periode tertentu yang telah disepakati. Bunga atas saldo kredit yang belum dibayar akan dicatat dan

diakui sebagai beban bunga.

c. Sewa Guna Usaha Modal

Sewa guna usaha modal adalah suatu kontrak dimana satu pihak (penyewa) diberikan hak untuk

menggunakan aset yang dimiliki oleh pihak lain, yaitu pihak yang menyewakan, selama suatu periode waktu

tertentu dengan membayar sejumlah biaya periodik tertentu. Pada hakekatnya, sewa guna usaha modal

secara ekonomis sama dengan pembelian aset tetap secara kredit jangka panjang.

d. Pertukaran Aset Tetap

Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat memperoleh sebuah aset baru dengan cara menukar aset

nonmoneter yang ada. Umumnya aset yang baru tersebut akan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya atau

sebesar nilai pasar wajar dari aset yang diserahkan, mana yang lebih dapat ditentukan dengan mudah.

e. Penerbitan Sekuritas

Ketika saham diterbitkan dalam pertukaran untuk aset selain kas, seperti tanah, bangunan, dan peralatan,

maka aset yang diperoleh harus dicatat sebesar nilai pasar wajarnya. Namun, jika nilai pasar wajar dari aset

yang diperoleh tidak dapat ditentukan secara objektif, maka harga pasar wajar saham akan digunakan untuk

mencatat perolehan aset tersebut.

f. Konstruksi (Bangun) Sendiri

Kadang kala, gedung dibangun oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Hal tersebut mungkin dilakukan

untuk menghemat biaya konstruksi, memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai, atau untuk mendapatkan

kualitas bangunan yang lebih baik. Sama seperti pembelian aset, harga perolehan aset tetap yang dibangun

Page 6: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 101

sendiri meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset

tersebut hingga siap digunakan.

g. Donasi (Sumbangan)

Ketika aset diterima melalui donasi (sumbangan), pengeluaran-pengeluaran tertentu mungkin diperlukan,

namun pengeluaran-pengeluaran ini biasanya relatif kecil sehingga tidak diperhitungkan sebagai dasar

penilaian untuk mencatat sumbangan aset tersebut.

Penyusutan Aset Tetap

Menurut PSAK Nomor 16 (9), pengertian penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang tersusutkan

dari aset selama umur manfaatnya. Menurut(11), Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan

bukan proses penurunan penilaian harga pasar aset tetap. Menurut haryono dalam (4), penyusutan adalah proses

pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional

dan sistematis.

Bahwa penyusutan merupakan pengalokasian harga perolehan secara proporsional kepada periode-

periode dimana aset tersebut dinikmati manfaatnya. Jumlah biaya depresiasi harus sesuai dengan harga

perolehan/pokok aset tetap; taksiran umur ekonomis; taksiran nilai sisa; (residual value) dan metode penyusutan

yang digunakan. Aset tetap yang digunakan oleh perusahaan di dalam menjalankan operasinya akan mengalami

penurunan produktivitas, kecuali tanah jika diyakini umur tanah tersebut tidak terbatas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas bahwa kesimpulan dari pengertian penyusutan aset tetap adalah

alokasi sistematis atas harga perolehan aset tetap ke dalam biaya selama umur manfaat aset yang bersangkutan,

penyusutan dilakukan secara rasional dan sistematis. Penyusutan terjadi seiring penurunan nilai aset tetap atas

penggunaan aset dalam mendukung operasional perusahaan.

Menurut(4), penurunan produktivitas ini disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor fisik dan faktor

fungsional.

1. Faktor Fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi fungsi aset tersebut adalah aus karena diapakai (wear and tear), aus karena

umur dan kerusakan;

2. Faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aset tertentu.

Metode Penyusutan Aset Tetap

Metode penyusutan yang lazim digunakan dalam praktek akuntansi seperti halnya menurut Ikatan

Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 (6), menyatakan berbagai metode

penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset

selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain:

1. Metode Garis Lurus (straight line method),

2. Metode Saldo Menurun (diminishing balance method),

Page 7: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 102

3. Metode Jumlah Unit (sum of the unit method).

Beberapa contoh kasus di bawah ini mengilustrasikan perhitungan dari ketiga metode penyusutan aset

tetap tersebut:

Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)

Metode garis lurus adalah metode depresiasi yang mengalokasikan biaya perolehan aset tetap dalam

jumlah yang sama ke dalam setiap periode penggunaan aset tetap tersebut(12).

Contoh kasus:

Tanggal 3 April 2011, harga perolehan mobil box harga Rp. 250.000.000, umur manfaat 5 tahun. Tahun ke 5

entitas mengharapakan nilai residu mobil box tersebut di akhir umur manfaatnya yaitu Rp.50.000.000.

Rumus:

=Harga Perolehan - Nilai Sisa

Masa ManfaatBeban depresiasi tahunan

Sumber: (12)

Metode depresiasi ini sangat sederhana dan lazim digunakan dalam praktik akuntansi dalam hal ini

penyusutan aset tetap. Metode ini memberikan dasar yang baik untuk mengalokasikan harga perolehan ke biaya

secara periodik ketika penggunaan aset dan pendapatan yang diperoleh dari penggunaannya relatif sama dari

periode ke periode.

Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method)

Metode saldo menurun menghasilkan depresiasi yang semakin kecil setiap tahunnya. Dengan

menggunakan saldo menurun, depresiasi pada periode awal umur manfaat suatu aset lebih besar daripada

depresiasi pada periode-periode selanjutnya (12).

Contoh kasus:

Sebuah mobil box yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2011 harga perolehan Rp.250.000.000,- memiliki umur

manfaat selama 5 tahun manfaat mobil. Nilai sisa mobil box tersebut akhir tahun kelima adalah Rp. 20.000.000,-

Rumus:

100

5Depresiasi (persentase) per tahun x 2 = 40%=

Sumber: (12)

Metode Jumlah Unit (sum of the unit method)

Penyusutan aset tetap menggunakan metode jumlah unit produksi (sum of the unit method) dalam

metode ini kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi dihitung dengan

dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi setiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam

hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah satu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk sehingga

depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Page 8: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 103

Menentukan depresiasi dengan menggunakan metode unit produksi mengharuskan umur manfaat tidak

diukur dengan satuan tahun tetapi dengan menggunakan estimasi jumlah unit produksi, seperti jam produksi,

jumlah kilometer, dan unit produksi lainnya.

Depresiasi dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Biaya perolehan - Nilai Sisa

Total Estimasi Unit ProduksiDepresiasi unit produksi=

Sumber: (12)

Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

Menurut(11), ada 3 jenis pengeluaran modal adalah sebagai berikut:

1. Penambahan pada aset tetap, contohnya penambahan AC pada gedung atau bangunan dan penambahan

sayap bangunan untuk bangunan induk. Harga perolehan penambahan tersebut didebit pada rekening aset

tetap yang bersangkutan dan didepresiasi selama estimasi masa manfaat aset tetap tambahan tersebut.

2. Betterments, yaitu pengeluaran untuk menambah efisiensi atau kapasitas masa manfaat aset tetap. Contoh,

bagian pemberi tenaga (power unit) dari mesin pemintal yang lama diganti dengan power unit yang memiliki

kapasitas lebih besar maka penggantian tersebut harus diasumsikan dalam rekening aset mesin pemintal

yang baru, akumulasi depresiasi unit tenaga yang lama dan harga perolehan aset yang lama harus

dihapuskan dari rekeningnya. Harga perolehan dari unit tenaga yang baru didepresiasi sampai dengan

perkiraan masa manfaatnya atau sisa masa manfaat mesin pemintal, tergantung mana yang lebih pendek

jangka waktunya.

3. Perbaikan luar biasa, yaitu pengeluaran yang dapat meningkatkan manfaat sebuah aset diatas kemampuan

standar aset tersebut. Dalam kasus ini perbaikan dapat disebut dengan pemulihan kembali kondisi aset

tersebut dan akan mempengaruhi akumulasi depresiasi yang telah dilakukan selama ini. Depresiasi untuk

periode berikutnya harus dilakukan dengan dasar nilai buku aset setelah diperbaiki dan merevaluasi

perkiraan masa manfaat yang tersisa dari aset tetap yang bersangkutan.

Sedangkan pengeluaran yang hanya memberikan manfaat tidak lebih dari satu periode akuntansi atau

biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan efisiensi operasi normal perusahaan disebut dengan pengeluaran

pendapatan. Pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan normal aset tetap diklasifikasikan sebagai

pengeluaran pendapatan. Contoh, biaya untuk memperbaiki busi mobil atau biaya untuk mengecat kembali

gedung.

METODE

Jenis Penelitian, Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Metode pendekatan penelitian yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Jenis Data, jenis data digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari laporan keuangan Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDAM) Tirta Kencana Samarinda. Sumber Data, sumber data yang digunakan adalah primer dan

sekunder, sumber data primer adalah daftar aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota

Page 9: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 104

Samarinda, laporan keuangan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Samarinda

yaitu neraca dan laporan laba rugi perusahaan tahun 2017-2019, informasi yang diperoleh langsung dari

perusahaan terkait dengan aset tetap. Menurut Azwar dalam (13), data primer adalah data yang diterima

langsung dari subjek penelitian. Data sekunder, menurut Sugiyono 2009 dalam adalah dokumen yang berkaitan

dengan pembahasan dari luar perusahaa seperli buku atau literatur lain yang berkaitan dengan pokok

pembahasanmenurut Sugiyono 2009 dalam (14) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data. Teknik Pengumpulan Data, Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah Wawancara, Observasi, Dokumentasi, dan Studi Pustaka.

Analisa data adalah proses menyusun, mengkategorikan data, mencari pola atau tema, dengan maksud

untuk memahami maknanya, Nasuitondalam(15). Artinya, semua analisa data kualitatif akan mencakup

penelusuran data dan didapatkan melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) untuk menemukan pola-pola

yang dikaji oleh peneliti.

Alat Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dengan

pendekatan kualitatif untuk memberikan gambaran atau penjelasan mengenai penerapan akuntansi terhadap

aset tetap pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda ditinjau dari

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16. Metode penyusutan aset tetap yang akan dikaji adalah,

metode penyusutan garis lurus, Metode saldo menurun, metode jumlah unit produksi.

Rumus Metode Garis Lurus

=Harga Perolehan - Nilai Sisa

Masa ManfaatBeban depresiasi tahunan

Sumber: (12)

Rumus Metode Saldo Menurun

100

5Depresiasi (persentase) per tahun x 2 = 40%=

Sumber: (12)

Rumus Metode Jumlah Unit Produksi

Biaya perolehan - Nilai Sisa

Total Estimasi Unit ProduksiDepresiasi unit produksi=

Sumber: (12)

Paragraf yang akan digunakan sebagai dasar perbandingan terhadap perlakuan penyusutan aset tetap

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Samarinda adalah:

Page 10: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 105

Paragraf PSAK No 16 Dasar Perbandingan Penyusutan Aset

Tetap PSAK Nomor 16

Penyusutan Aset Tetap Perusahaan Umum Daerah Air

Minum Samarinda

Kategori

Paragraph 44 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 45 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 46 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 47 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 48 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 49 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 51 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 52 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 53 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 54 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 55 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 56 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 57 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 58 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 59 Ha (sudah diterapkan)

Paragraph 60 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 61 Ho (belum diterapkan)

Paragraph 62 Ho (belum diterapkan)

Memberikan kesimpulan tentang kesesuaian perlakuan penyusutan aset tetap

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda

terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16.

HASIL

Aset tetap yang dimiliki oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda dimiliki dengan

beberapa cara yaitu:

a. Pembelian tunai

b. Dibangun sendiri

c. Hutang/pinjaman

d. Hibah/donasi

Jumlah Harga Perolehan Aset Tetap Periode 2015-2019

No Description Harga (Rupiah)

1. Kendaraan 4.374.235.642

2. Tanah dan Penyempurnaan Tanah 972.818.134

3. Instalasi Sumber Air 999.318.863

4. Instalasi Pompa 15.779.222.644

5. Bangunan dan Gedung 4.935.012.168

6. Transmisi dan Distribusi 124.766.327.044

7. Peralatan dan Perlengkapan 2.978.455.479

Page 11: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 106

Sumber Data: PERUMDAM Tirta Kencana Samarinda (Data Diolah)

Aset tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda dinilai berdasarkan harga

perolehan dan perhitungan penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus(straight line method) dengan nilai sisa

(salvage) Rp. 0,00,- penyusutan dihitung dengan cara harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa dibagi umur ekonomis aset

tetap.

Metode Garis Lurus

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2015-2016 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2017-2018 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2019 (Rupiah)

Biaya Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Desember 2019 31/12/19 31/12/19

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 972.818.134 - - 972.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 17.508.624.064 1.126.834.409 2.525.602.204 14.983.021.860

3 Instalasi Sumber Air 999.318.863 11.449.206 33.606.261 965.712.602

4 Instalasi Pompa 15.779.222.644 1.831.956.950 5.565.203.274 10.214.019.370

5 Bangunan & Gedung 4.935.012.168 233.672.558 884.040.375 4.050.971.793

6 Transmisi & Distribusi 119.925.485.377 16.830.840.051 54.177.296.868 65.748.188.509

7 Peralatan & Perlengkapan 2.978.455.479 528.858.692 797.234.816 2.181.220.663

8 Inventaris Kantor 5.510.450.257 942.538.665 3.026.539.821 2.483.910.436

9 Kendaraan & Angkutan 4.374.235.642 899.369.173 944.410.840 3.429.824.803

172.983.622.628 22.405.519.704 67.953.934.459 105.029.688.169

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember 2019

Sumber Data: PERUMDAM Tirta Kencana Samarinda (data diolah)

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku

Desember 2017 31/12/17 31/12/17 Desember 2018 31/12/18 31/12/18

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 822.818.134 - - 822.818.134 972.818.134 - - 972.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 7.894.237.457 315.268.190 632.059.734 7.262.177.723 11.788.257.275 766.708.061 1.398.767.795 10.389.489.480

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 6.042.833 16.114.222 80.571.111 96.685.333 6.042.833 22.157.055 74.528.278

4 Instalasi Pompa 13.398.732.894 1.077.716.486 2.027.804.921 11.370.927.973 13.892.892.894 1.705.441.403 3.733.246.324 10.159.646.570

5 Bangunan & Gedung 4.087.105.085 197.446.977 443.254.187 3.643.850.898 4.495.515.085 207.113.629 650.367.816 3.845.147.269

6 Transmisi & Distribusi 82.398.004.313 10.836.754.929 22.177.256.019 60.220.748.294 102.332.925.146 15.169.200.799 37.346.456.817 64.986.468.328

7 Peralatan & Perlengkapan 618.925.900 36.428.058 54.231.833 564.694.067 1.715.259.850 214.144.291 268.376.124 1.446.883.726

8 Inventaris Kantor 2.977.440.255 603.662.688 1.300.653.544 1.676.786.711 3.761.212.010 783.347.612 2.084.001.157 1.677.210.853

9 Kendaraan & Angkutan - - - - 2.162.000.000 45.041.667 45.041.667 2.116.958.333

112.293.949.371 13.073.320.161 26.651.374.460 85.642.574.911 141.217.565.727 18.897.040.295 45.548.414.755 95.669.150.971

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember

2018

Harga Perolehan

s/d Desember

2017

8. Inventaris Kantor 5.510.450.257

9. Instalasi Pengolahan Air 17.508.624.064

Jumlah Aset Tetap 177.824.464.295

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku

Desember 2015 31/12/15 31/12/15 Desember 2016 31/12/16 31/12/16

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 591.818.134 - - 591.818.134 597.818.134 - - 597.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 2.499.935.489 113.472.340 113.472.340 2.386.463.149 3.532.517.493 203.319.205 316.791.544 3.215.725.949

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 4.028.556 4.028.556 92.656.777 96.685.333 6.042.833 10.071.389 86.613.944

4 Instalasi Pompa 3.526.756.869 318.032.772 318.032.772 3.208.724.097 7.791.495.961 632.055.662 950.088.434 6.841.407.527

5 Bangunan & Gedung 2.463.350.682 105.604.496 105.604.496 2.357.746.186 3.931.082.921 140.522.411 245.807.211 3.685.275.710

6 Transmisi & Distribusi 41.073.849.845 3.871.649.587 3.871.649.587 37.202.200.258 61.215.736.181 7.468.851.502 11.340.501.090 49.875.235.091

7 Peralatan & Perlengkapan 32.725.900 5.130.217 5.130.217 27.595.683 88.349.900 12.673.558 17.803.775 70.546.125

8 Inventaris Kantor 3.761.212.010 243.400.948 243.400.948 1.442.018.152 5.510.450.257 454.526.283 696.990.856 1.493.193.124

9 Kendaraan & Angkutan - - - - - - - -

54.046.334.262 4.661.318.915 4.661.318.915 47.309.222.437 82.764.136.180 8.917.991.455 13.578.054.299 65.865.815.604

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember

2016

Harga Perolehan

s/d Desember

2015

Page 12: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 107

Metode Saldo Menurun Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2015-2016 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2017-2018 (Rupiah)

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi

Desember 2017 31/12/17 31/12/17 Desember 2018 31/12/18

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 822.818.134 - - 822.818.134 972.818.134,00 - -

2 Instalasi Pengolahan Air 7.894.237.457 540.009.492 1.143.960.612 6.750.276.845 11.788.257.275,00 1.346.553.148 2.490.513.761

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 9.693.712 28.829.351 67.855.982 96.685.333,00 8.481.998 37.311.348

4 Instalasi Pompa 13.398.732.894 1.720.142.852 3.461.303.334 9.937.429.560 13.892.892.894 2.545.556.973 6.006.860.308

5 Bangunan & Gedung 4.087.105.085 347.844.601 818.338.123 3.268.766.962 4.495.515.085 332.393.446 1.150.731.569

6 Transmisi & Distribusi 87.238.845.980 14.721.246.362 38.755.369.867 48.483.476.113 107.173.766.813 18.434.361.721 57.189.731.587

7 Peralatan & Perlengkapan 618.925.900 57.617.450 88.094.783 530.831.117 1.715.259.850 384.241.190 472.335.973

8 Inventaris Kantor 2.977.440.255 640.876.546 1.814.688.034 1.162.752.221 3.761.212.010 659.351.208 2.474.039.242

9 Kendaraan & Angkutan - - - - 2.162.000.000 90.083.333 90.083.333

117.134.791.038 18.037.431.015 46.110.584.105 71.024.206.933 146.058.407.394 23.801.023.017 69.911.607.121

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan s/d

Desember 2018

Harga Perolehan

s/d Desember

2017

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2019 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Biaya Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Desember 2019 31/12/19 31/12/19

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 972.818.134 - - 972.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 17.508.624.064 1.782.098.613 4.272.612.374 13.236.011.690

3 Instalasi Sumber Air 999.318.863 18.234.493 55.545.842 943.773.021

4 Instalasi Pompa 15.779.222.644 2.162.198.824 8.169.059.131 7.610.163.513

5 Bangunan & Gedung 4.935.012.168 352.271.960 1.503.003.529 3.432.008.639

6 Transmisi & Distribusi 124.766.327.044 18.219.660.352 75.409.391.940 49.356.935.104

7 Peralatan & Perlengkapan 2.978.455.479 831.809.831 1.304.145.804 1.674.309.675

8 Inventaris Kantor 5.510.450.257 1.134.859.604 3.608.898.846 1.901.551.411

9 Kendaraan & Angkutan 4.374.235.642 1.753.696.679 1.843.780.012 2.530.455.630

177.824.464.295 26.254.830.356 96.166.437.478 81.658.026.817

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan s/d

Desember 2019

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku

Desember 2015 31/12/15 31/12/15 Desember 2016 31/12/16 31/12/16

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 591.818.134 - - 591.818.134 597.818.134 - - 597.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 2.499.935.489 226.944.679 226.944.679 2.272.990.810 3.532.517.493 377.006.441 603.951.120 2.928.566.373

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 8.057.111 8.057.111 88.628.222 96.685.333 11.078.528 19.135.639 77.549.694

4 Instalasi Pompa 3.526.756.869 636.065.544 636.065.544 2.890.691.325 7.791.495.961 1.105.094.938 1.741.160.482 6.050.335.479

5 Bangunan & Gedung 2.463.350.682 211.208.992 211.208.992 2.252.141.690 3.931.082.921 259.284.530 470.493.522 3.460.589.399

6 Transmisi & Distribusi 41.073.849.845 7.743.299.175 7.743.299.175 33.330.550.670 66.056.577.848 16.290.824.330 24.034.123.505 42.022.454.343

7 Peralatan & Perlengkapan 32.725.900 10.260.433 10.260.433 22.465.467 88.349.900 20.216.900 30.477.333 57.872.567

8 Inventaris Kantor 1.685.419.100 486.801.896 486.801.896 1.198.617.204 2.190.183.980 687.009.593 1.173.811.488 1.016.372.492

9 Kendaraan & Angkutan - - - - - - - -

51.970.541.352 9.322.637.830 9.322.637.830 42.647.903.522 84.284.711.570 18.750.515.260 28.073.153.090 56.211.558.480

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember

2016

Harga Perolehan

s/d Desember

2015

Page 13: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 108

Metode Jumlah Unit Produksi Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2015-2016 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2017-2018 (Rupiah)

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Rekapitulasi Penyusutan Aset Tetap Tahun 2019 (Rupiah)

Biaya Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

Desember 2019 31/12/19 31/12/19

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 972.818.134 - - 972.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 17.508.624.064 3.501.724.804 8.722.665.249 8.785.958.815

3 Instalasi Sumber Air 999.318.863 199.863.772 277.212.039 722.106.824

4 Instalasi Pompa 15.779.222.644 3.155.844.521 11.001.996.781 4.777.225.863

5 Bangunan & Gedung 4.935.012.168 233.672.558 4.050.971.793 4.050.971.793

6 Transmisi & Distribusi 119.925.485.377 23.985.097.013 82.008.451.484 37.917.033.893

7 Peralatan & Perlengkapan 2.978.455.479 528.858.692 2.181.220.663 2.181.220.663

8 Inventaris Kantor 5.510.450.257 942.538.665 2.483.910.436 2.483.910.436

9 Kendaraan & Angkutan 4.374.235.642 874.847.126 1.317.697.273 3.056.538.369

172.983.622.628 33.422.447.151 112.044.125.718 64.947.784.790

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember 2019

Sumber Data: Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Kencana Kota Samarinda(data diolah)

Perbandingan penyusutan aset tetap PERUMDAM Samarinda dengan PSAK Nomor 16, kategori dibawah ini

digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara Penyusutan Aset Tetap Perusahaan Umum Daerah Air

Minum (PERUMDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda dan penyusutan berdasarkan PSAK Nomor 16.

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku

Desember 2015 31/12/15 31/12/15 Desember 2016 31/12/16 31/12/16

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 591.818.134 - - 591.818.134 597.818.134 - - 597.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 2.499.935.489 461.028.474 461.028.474 2.038.907.015 3.532.517.493 726.698.181 1.187.726.655 2.344.790.838

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 17.830.337 17.830.337 78.854.996 96.685.333 19.889.797 37.720.134 58.965.199

4 Instalasi Pompa 3.526.756.869 650.390.917 650.390.917 2.876.365.952 7.791.495.961 1.602.841.587 2.253.232.504 5.538.263.457

5 Bangunan & Gedung 2.463.350.682 105.604.496 105.604.496 2.357.746.186 3.931.082.921 140.522.411 884.040.375 3.685.275.710

6 Transmisi & Distribusi 41.073.849.845 7.574.681.179 7.574.681.179 33.499.168.666 61.215.736.181 12.593.105.126 20.167.786.305 41.047.949.876

7 Peralatan & Perlengkapan 32.725.900 5.130.217 5.130.217 27.595.683 88.349.900 12.673.558 797.234.816 70.546.125

8 Inventaris Kantor 3.761.212.010 243.400.948 243.400.948 1.442.018.152 5.510.450.257 454.526.283 3.026.539.821 1.493.193.124

9 Kendaraan & Angkutan - - - - - - - -

54.046.334.262 9.058.066.567 9.058.066.567 42.912.474.785 82.764.136.180 15.550.256.943 28.354.280.610 54.836.802.463

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember

2016

Harga Perolehan

s/d Desember

2015

Biaya Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku Biaya

Akumulasi

Depresiasi Nilai Buku

Desember 2017 31/12/17 31/12/17 Desember 2018 31/12/18 31/12/18

1 Tanah & Penyempurnaan Tanah 822.818.134 - - 822.818.134 972.818.134 - - 972.818.134

2 Instalasi Pengolahan Air 7.894.237.457 1.618.583.142 2.806.309.797 5.087.927.660 11.788.257.275 2.414.630.648 5.220.940.445 6.567.316.830

3 Instalasi Sumber Air 96.685.333 19.823.732 57.543.866 39.141.467 96.685.333 19.804.401 77.348.266 19.337.067

4 Instalasi Pompa 13.398.732.894 2.747.189.112 5.000.421.616 8.398.311.278 13.892.892.894 2.845.730.645 7.846.152.261 6.046.740.633

5 Bangunan & Gedung 4.087.105.085 197.446.977 197.446.977 3.643.850.898 4.495.515.085 207.113.629 2.357.746.186 3.845.147.269

6 Transmisi & Distribusi 82.398.004.313 16.894.351.285 37.062.137.590 45.335.866.723 102.332.925.146 20.961.216.881 58.023.354.471 44.309.570.674

7 Peralatan & Perlengkapan 618.925.900 36.428.058 36.428.058 564.694.067 1.715.259.850 214.144.291 27.595.683 1.446.883.726

8 Inventaris Kantor 2.977.440.255 603.662.688 603.662.688 1.676.786.711 3.761.212.010 783.347.612 1.442.018.152 1.677.210.853

9 Kendaraan & Angkutan - - - - 2.162.000.000 442.850.147 442.850.147 1.719.149.853

112.293.949.371 22.117.484.995 45.763.950.593 65.569.396.937 141.217.565.727 27.888.838.253 75.438.005.612 66.604.175.039

No Nama Barang

Total

Harga Perolehan

s/d Desember

2018

Harga Perolehan

s/d Desember

2017

Page 14: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 109

Analisis Perbandingan Penyusutan Aset Tetap Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Samarinda

Terhadap Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16

Aset Tetap PSAK Nomor 16 Aset Tetap PERUMDAM Samarinda

Kategori

Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah(6).

Beberapa komponen aset tetap yang diganti disusutkan secara terpisah dari bagian aset yang bersangkutan, aset tetap disusutkan sesuai jenis atau kelompok aset tetap.

Ha (sudah diterapkan)

Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara setiap bagian tersebut. Misalnya, adalah tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin pada pesawat terbang, baik baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan. Sama halnya, jika entitas memperoleh aset tetap yang disewakan dalam sewa operasi, maka entitas sebagai lessor akan lebih tepat untuk menyusutkan secara terpisah jumlah yang terefleksikan dalam biaya perolehan aset tersebut yang dapat diatribusikan langsung terhadap ketentuan sewa, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan secara relatif terhadap kondisi pasar, (6)

Entitas telah melakukan penyusutan secara terpisah antara komponen-komponen yang telah diganti akibat adanya kerusakan dari aset tetap yang bersangkutan. Entitas telah mengalokasikan jumlah pengakuan awal terhadap bagian aset tetap yang signifikan seperti perolehan bangunan intake dan mesin intake sisusutkan secara terpisah. Seluruh aset tetap yang dimiliki oleh entitas disusutkan dengan metode yang sama yaitu metode garis lurus,tanpa

Ha (sudah diterapkan)

Suatu bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memilii umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur dan metode penyusutan bagian signifikan lainnya dari aset tersebut. Bagian-bagian tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban penyusutan (6).

mempertimbangkan bagian-bagian dari aset signifikan.

Ho (belum diterapkan)

Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang terpisah. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi bervariasi untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu mencerminkan pola penggunaan atau umur manfaat dari bagian tersebut (6).

Entitas menyusutkan bagian-bagian yang tersisa dari suatu aset tetap dengan melakukan pendekatan terhadap peraturanpajak, yaitu Peraturan Menteri Keuangan NOMOR96/PMK.03/2009

Ha (sudah diterapkan)

Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total perolehan aset tersebut (6).

Aset tetap yang biaya perolehannya tidak signifikan disusutkan secara terpisah.

Ha (sudah diterapkan)

Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi Kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya (6).

Entitas mengakui beban penyusutan setiap periode di dalam laporan laba rugi perusahaan.

Ha (sudah diterapkan)

Page 15: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 110

Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya (6)

Penyusutan aset tetap dilakukan selama umur ekomomis aset tersebut.

Ha (sudah diterapkan)

Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sesuai dengan PSAK Nomor 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan (6)

Perusahaan terakhir melakukan review aset tetap adalah pada tahun 2011 dengan melibatkan pihak penilai dari lembaga penilai independen, sejak saat itu hingga periode 2019 perusahaan tidak pernah lagi melakukan review terhadap aset tetapnya.

Ho (belum diterapkan

Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya, sepanjang nilai residu aset tidak melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak meniadakan keharusan untuk menyusutkan aset (6)

entitas belum pernah melakukan analisa terbaru mengenai nilai wajar sesungguhnya atas aset tetap, tarakhir dilakukan pada tahun 2011.

Ho (belum diterapkan)

Jumlah tersusutkan suatu aset ditentukan setelah mengurangi nilai residualnya. Dalam praktik, nilai residu aset terkadang signifikan sehingga tidak material dalam perhitungan jumlah tersusutkan (6).

Jumlah tersusutkan aset ditentukan setelah dikurangi nilai residu, dan dihitung berdasarkan metode penyusutan garis lurus.

Ha (sudah diterapkan)

Nilai residu aset dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari jumlah tercatatnya. Jika hal tersebut terjadi, maka beban penyusutan aset tersebut adalah nol, hingga nilai residu selanjutnya berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatatnya (6).

Nilai residu Aset tetap PERUMDAM Samarinda adalah Rp. 0,-

Ha (sudah diterapkan)

Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, misalnya pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan Sesuai dengan instensi manajemen, penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual (atau aset tersebut termasuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diual) sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang dihentikan

Aset tetap disusutkan ketika aset telah pada posisi dan siap digunakan oleh perusahaan. Seluruh aset tetap dimaksudkan untuk digunakan dalam mendukung operasional perusahaan.

Ha (sudah diterapkan)

dan pada saat aset tersebut dilepaskan. Oleh sebab itu depresiasi tidak dihentikan pengakuannya ketika aset tidak digunakan atau dihentikan penggunaanya kecuali telah habis disusutkan. Namun, apabila metode penyusutan yang digunakan adalah usage method (seperti unit of production method) maka beban penyusutan menjadi nol bila tidka ada produksi (6).

Manfaat ekonomi masa depan melekat pada aset yang dikonsumsi oleh entitas terutama melalui penggunaan aset itu sendiri. Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersil , dan keusangan selama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas,

Kebijakan penyusutan aset tetap, entitas menggunakan Peraturan Menteri Keuangan NOMOR 96/PMK.03/2009. Metode penyusutan garis lurus (straight line method).

Ho (belum diterapkan)

Page 16: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 111

seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat dari setiap aset:

a) Ekspektasi daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai dengan merujuk pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran fisik dari aset.

b) Ekspektasi tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktor pengoperasian aset tersebut seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program pemeliharaan aset dan perawatannya, serta perawatan dan pemeliharaan aset pada saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur)

Keusangan teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut, dan Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu, seperti berakhirnya waktu penggunaan sehubungan dengan sewa (6).

Umur manfaat ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu setelah pemanfaatan sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa (6).

Kebijakan penyusutan aset tetap, entitas menggunakan Peraturan Menteri Keuangan NOMOR 96/PMK.03/2009. Metode penyusutan garis lurus (straight

Ho (Belum diterapkan)

Tanah dan bangunan merupakan aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah meskipun keduanya diperoleh sekaligus. Pada umumnya tanah memiliki umur manfaat tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur manfaat tanah terbatas misalnya tanah yang ditambang atau tanah digunakan untuk tempat pembuangan akhir. Bangunan memiliki umur manfaat terbatas sehingga merupakan aset yang disusutkan. Peningkatan nilai tanah dengan bangunan di atasnya tidak mempengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut (6).

Entitas tidak menyusutkan tanah, dan mencatatnya secara terpisah dari bangunan

Ha (Sudah diterapkan)

Jika biaya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya bongkar, memindahkan dan memugar, dan manfaat yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut harus disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya. Dalam beberapa kasus, tanah itu sendiri memiliki umur manfaat yang terbatas, dalam

Entitas belum pernah menyusutkan biaya penyempurnaan dan pemugaran tanah. Namun biaya pemugaran dan penyempurnaan tanah dikapitalisasi terhadap nilai nilai bangunan di atas tanah tersebut.

Ho (Belum diterapkan)

Page 17: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 112

hal ini disusutkan dengan cara yang mencerminkan manfaat yang diperoleh dari tanah tersebut (6).

Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset oleh entitas (6).

Entitas menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus. Jika ditinjau berdasarkan kelompok aset tetap yang dimiliki perusahaan dominan adalah aset berupa mesin, sehingga metode garis lurus tidak mencerminkan pola konsumsi aset tetap.

Ho (belum diterapkan)

Metode penyusutan yang digunakan untuk Aset di-review minimum setiap akhir tahun buku dan, apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan (6).

Entitas setiap tahun masih menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus. Metode penyusutan yang digunakan oleh entitas terakhir di-review pada tahun 2011 oleh lembaga penilai independen.

Ho (belum diterapkan)

Sumber: Data diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa penyusutan aset yang dilakukan oleh Perusahaan Umum Daerah Air

Minum Tirta Kencana Kota Samarinda belum sepenuhnya menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Nomor 16, terutama mengenai pemilihan metode penyusutan aset tetap, perusahaan menggunakan

metode penyusutan garis lurus, dimana metode penyusutan tersebut belum dapat mencerminkan pola

konsumsi dari kelompok aset perusahaan seperti, transmisi dan distribusi, instalasi pompa, instalasi sumber

air, instalasi pengolahan air, kelompok aset tersebut sangat berkaitan erat dengan kapasitas produksi

perusahaan, metode penyusutan yang lebih mencerminkan pola konsumsi aset tersebut adalah metode saldo

menurun (diminishing balance method), metode penyusutan jumlah unit produksi (unit of production method)

atau metode penyusutan jam jasa (service hours method).

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 bahwa nilai residu dan umur manfaat

setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun, namun entitas me-review nilai wajar aset tetapnya

terakhir pada tahun 2011 sehingga dalam hal ini entitas belum menerapkan PSAK Nomor 16 paragraf 52.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 paragraf 57, perusahaan perlu melakukan

pertimbangan ekspektasi daya pakai dari aset, ekspektasi tingkat keausan fisik,keusangan teknis dan

keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan produksi, pembatasan penggunaan

aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu, dalam hal ini perusahaan hanya melakukan pertimbangan

peraturan pajak.

Perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya bongkar, memindahkan dan memugar, dan manfaat

yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan dan pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut harus

disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya, kebijakan entitas mengenai perlakuan aset tanah belum

sesuai dengan PSAK Nomor 16 sedangkan dalam biaya perolehan tanah perusahaan mengeluarkan biaya

Page 18: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 113

penyempurnaan dan pemugaran tanah seperti penyempurnaan jalan, dimana umur tanah jalan tersebut

terbatas, sehingga perlu dilakukan penyusutan sebesar biaya penyempurnaan tanah tersebut.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan pada bab sebelumnya mengenai penerapan

Standar Akuntansi Keuangan yaitu PSAK Nomor 16 tentang aset tetap pada Perusahaan Umum Daerah Air

Minum (PERUMDAM) Tirta Kota Kencana Samarinda, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Entitas menyusutkan seluruh kolompok aset tetapnya menggunakan metode garis lurus, sedangkan

berdasarkan PSAK Nomor 16 paragraf 61 dinyatakan penyusutan yang digunaan mencerminkan

ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset oleh entitas. Aset tetap Perusahaan

Umum Daerah Air Minum Samarinda didominasi mesin sehingga metode penyusutan garis lurus tidak

dapat mencerminkan pola konsumsi aset mesin tersebut.

2. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 paragraf 60 dinyatakan bahwa jika

biaya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya bongkar, memindahkan dan memugar, maka

biaya tersebut harus disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya, dalam hal ini perusahaan

tidak menyusutkan biaya penyempurnaan dan pemugaran tanah, melanikan dikapitalisasikan terhadap

nilai bangunan di atas tanah tersebut.

3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 paragraf 62 bahwa metode penyusutan minimum di

review setiap akhir tahun buku, dalam hal ini entitas belum melaukan revaluasi terhadap metode

penyusutan yang digunakan oleh entitas.

4. Metode penyusutan garis lurus menghasilkan biaya penyusutan paling kecil dibandingkan metode saldo

menurun dan metode jumlah unit produksi.

DAFTAR RUJUKAN

1. Sujarweni VW. Pengantar Akuntansi. Mona, editor. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2019. 1 hal.

2. Halim Abdul. Akuntansi Manajemen. Edisi Dua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta; 2017. 2 hal.

3. Arief Sugiyono. Informasi dalam Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Grasindo; 2015. 2 hal.

4. Mia Lasmi wardiyah. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Bandung: CV Pustaka Setia; 2017. 29 hal.

5. Soemarso. Akuntansi suatu Pengantar. Edisi Dua. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 1994.

6. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Aset Tetap Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia; 2011. Tersedia pada: www.iaiglobal.or.id

7. Hery. Akuntansi: Aktiva, Utang, dan Modal. Edisi Satu. Rudy, editor. Yogyakarta: Gava Media; 2011.

8. Shidarta Utama. Akuntansi Keuangan Menengah berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat; 2012.

9. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Tentang Aset Tetap Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan; 2015. Tersedia pada: www.iaiglobal.or.id

10. Sri Mulyani Indrawati. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia. NOMOR 96/PMK.03/2009 Indonesia; 2009. https://www.kemenkeu.go.id

11. Rusdi Akbar. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN; 2004.

12. Andrey Hasiholan Pulungan, Ahmad Basid Hasibuan LH. Akuntansi Keuangan Dasar Berbasis PSAK Per 1 Juni 2012. Edisi Satu. Jakarta: Mitra Wacana Media; 2013.

13. Elly Suroya Fahmisah. Analisis Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAK 16 (Studi Kasus pada Pabrik Gula (PG) Lestari Kertosono Nganjuk). 2016;16. http://etheses.uin-malang.ac.id/2807/

14. Ana Yuanita Sari. Analisis Pengakuan, Pengukuran, Pengungkapan, dan Penyajian Aset Biologis Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Pada PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). 2015;

Page 19: Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) ISSN 2722-9327 (online)

Jurnal Eksis ISSN : 0216-6437 (Print) Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda ISSN 2722-9327 (online)

Volume 17 No 1 April 2021 Received : 16 Juni 2021 Revised : 20 Juni 2021 Accepted : 21 Juni 2021

Sosial Ekonomi dan Bisnis Halaman 114

http://eprints.ums.ac.id/36935/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf

15. reka Avisha. Penilaian Penyusutan Aset Tetap Serta Dampaknya Pada Laba PT Prodia Widyahusada Tbk. 2018; http://repository.uinsu.ac.id/5356/1/skripsi Reka Avisha.pdf