Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

29
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Janetty 102012109 E9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Abstrak Pekerjaan selalu memiliki aspek fisik, biologi, kimia, ergonomis, dan psikologi. Aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Apabila aspek-aspek ini diabaikan maka kecelakaan kerja pun tidak dapat dihindari. Tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga dipengaruhi oleh alat-alat pelindung diri yang dipakai di tempat kerja, terutama bila tempat kerja memiliki resiko tinggi terkena bahaya seperti pekerjaan pada pengelasan, proyek bangunan, pabrik dengan paparan bahan kimia tinggi, dll. Dalam bekerja tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat diperhitungkan dan diutamakan untuk mencegah kecelakaan dan kerugian yang akan berdampak bagi pekerja juga perusahaan tersebut. Kata kunci : keselamatan, kesehatan, kerja, okupasi, K3, pelindung, alat Abstract Tinjauan Pustaka

description

pbl blok 26 keselamatan kerja k3

Transcript of Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Page 1: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Janetty

102012109

E9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Pekerjaan selalu memiliki aspek fisik, biologi, kimia, ergonomis, dan psikologi.

Aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Apabila aspek-aspek ini diabaikan maka kecelakaan kerja pun tidak dapat dihindari. Tingkat

Kesehatan dan Keselamatan Kerja juga dipengaruhi oleh alat-alat pelindung diri yang dipakai

di tempat kerja, terutama bila tempat kerja memiliki resiko tinggi terkena bahaya seperti

pekerjaan pada pengelasan, proyek bangunan, pabrik dengan paparan bahan kimia tinggi, dll.

Dalam bekerja tingkat Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat diperhitungkan dan

diutamakan untuk mencegah kecelakaan dan kerugian yang akan berdampak bagi pekerja

juga perusahaan tersebut.

Kata kunci : keselamatan, kesehatan, kerja, okupasi, K3, pelindung, alat

Abstract

Job always has physical , biological, chemical, ergonomi, and psychology aspects.

These aspects are very closely related to the Occupational Health and Safety. If these aspects

are not taken seriously, accidents was unavoidable . Occupational Health and Safety levels

are also influenced by personal protective equipment used in the workplace, especially for

hazardous workplace such as job on welding, building projects, factories with high exposure

of Chemical, etc . Occupational Health and Safety at Work must be very calculated and

prioritized to prevent accidents and losses that will impact employees also the company as

well.

Keywords : safety, health, job, work, occupational, protective, equipments

Tinjauan Pustaka

Page 2: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Pendahuluan

Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 2 milyar pekerja dan tenaga kerja yang terus-

menerus berkembang. Sekitar 75% dari pekerja tersebut merupakan pekerja di negara sedang

berkembang yang risiko di tempat kerjanya jauh lebih parah. Setiap tahun terdapat sekitar

250 juta kasus cedera akibat kerja yang mengakibatkan 330.000 kematian.1

Tenaga manusia sebagai salah satu faktor produksi di perusahaan, merupakan satu

kesatuan biologis yang mempunyai peran sama dengan faktor produksi lainnya (dana

permodalan, alat produksi, dll). Oleh sebab itu pemeliharaan dan pengembangan tenaga

manusia, memerlukan perhatian khusus di samping perhatian terhadap faktor produksi

lainnya sebab manusia sebagai pekerja memiliki kompleksitas yang lebih tinggi daripada

mesin. Manusia memiliki motivasi kerja yang harus dibangun, kejenuhan yang bisa timbul

sewaktu-waktu sehingga mempengaruhi etos kerja, depresi dan stres, dan banyak faktor lain

sehingga suatu kesatuan pembangun perusahaan tidak hanya dinilai dari segi teknis produksi

dan alat saja, tetapi juga pekerjanya. Cara memperhatikan kesejahteraan pekerja adalah

dengan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan memperhatikan aspek-

aspek fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan faktor lainnya untuk meningkatkan produktivitas

dan meminimalisir kecelakaan kerja.2

Skenario

Di suatu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, mempunyai proyek

pembangunan mall dimana karyawan yang bekerja ada sekitar 500 orang yang terdiri dari

berbagai pendidikan dan jabatan. Ada sekitar 200 orang sebagai tenaga pelaksana kasar, yang

pendidikannya hanya SD yang berasal dari desa. Dari laporan tenaga kesehatan di perusahaan

tersebut, telah terjadi beberapa kecelakaan kerja terutama yang tersering adalah kaki tertusuk

paku; padahal oleh perusahaan sudah ditetapkan setiap pekerja yang masuk ke kompleks

pembangunan diharuskan memakai helm dan memakai sepatu khusus. Selain itu, sudah ada

sekuriti yang mengawasi pekerja tersebut, tetapi sering kali para karyawan tidak mematuhi

aturan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) tersebut. Sebagai dokter di perusahaan

tersebut, anda diminta untuk melakukan identifikasi kecelakaan kerja tersebut.

Hipotesis

Page 3: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Beberapa kecelakaan kerja, yang tersering adalah kaki tertusuk paku, pada tenaga

pelaksana proyek pembangunan mall tersebut merupakan unsafe action dengan tidak

menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dengan baik.

Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak disengaja seperti kejadian-kejadian yang

tidak diharapkan dan tidak terkontrol. Kecelakaan tidak selalu berakhir dengan luka fisik dan

kematian. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan peralatan dan material dan khususnya

yang menyebabkan luka perlu mendapat perhatian terbesar. Semua kecelakaan tanpa melihat

apakah itu menyebabkan kerusakan ataupun tidak perlu mendapatkan perhatian. Kecelakaan

yang tidak menyebabkan kerusakan peralatan, material dan kecelakaan fisik dari personil

kerja dapat menyebabkan kecelakaan lebih lanjut.

Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara

Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan, kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau

harta benda. Dan tempat kerja merupakan tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja

untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber cahaya.5

Definisi kecelakaan kerja lainnya adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak di-

harapkan, yaitu tidak dilatar belakangi unsur kesengajaan, dan tidak direncanakan, karenanya

peristiwa sabotase ataupun kriminalitas adalah di luar ruang lingkup kecelakaan. Tidak

diharapkan, sebab peristiwa kecelakaan disertai oleh kerugian material ataupun penderitaan

dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

WHO menjabarkan kecelakaan kerja sebagai suatu kejadian yang tidak dipersiapkan

penanggulangan sebelumnya sehingga menghasilkan cedera. Untuk itulah penanggulangan

suatu kecelakaan kerja sangat penting. Penanggulangan ini yang dimasukkan ke program K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang ada hubungannya dengan kerja,

dalam kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Dengan

demikian muncul dua permasalahan:

Page 4: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

a. Kecelakaan sebagai akibat langsung dari pekerjaan atau;

b. Kecelakaan terjadi saat melakukan pekerjaan.

Adakalanya ruang lingkup kecelakaan kerja diperluas, sehingga meliputi kecelakaan

tenaga kerja pada saat perjalanan dari dan ke tempat kerja. Kecelakaan di rumah, atau pada

waktu rekreasi dan cuti berada di luar makna kecelakaan kcrja, sekalipun pencegahannya

sering disertakan dalam program keselamatan kerja/keselamatan perusahaan. Kecelakaan

demikian, termasuk kecelakaan umum yang menimpa tenaga kerja di luar pekerjaannya.2

Teori Kecelakaan Kerja

a. Teori Domino Heinrich

Heinrich (1931) dalam risetnya menemukan sebuah teori yang dinamainya Teori

Domino. Teori itu menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera,

terdapat lima faktor secara berurutan yang digambarkan sebagai lima domino yang berdiri

sejajar, yaitu: kebiasaan/situasi, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tak aman

(hazard), kecelakaan, serta cedera. Heinrich mengemukakan, untuk mencegah terjadinya

kecelakaan, kuncinya adalah dengan memutuskan rangkaian sebab-akibat. Misalnya, dengan

membuang hazard, satu domino di antaranya.

Birds (1967) memodifikasi teori domino Heinrich dengan mengemukakan teori

manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu: manajemen,

sumbcr penyebab dasar, gejala, kontak, dan kerugian. Dalam teorinya, Birds itu

Page 5: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

mengemukakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan

mulai memperbaiki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Praktek di bawah standar

atau unsafe acts dan kondisi di bawah standar atau unsafe conditions merupakan penyebab

langsung suatu kecelakaan, dan penyebab utama dari kesalahan manajemen.6

Beberapa contoh tipikal penyebabnya adalah:

Situasi kerja

- pengendalian manajemen yang kurang

- standar kerja yang minim dan tidak memenuhi standar

- perlengkapan yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi

Kesalahan orang

- keterampilan dan pengetahuan yang minim

- masalah fisik atau mental

- motivasi yang minim atau salah penempatan

- perhatian yang kurang

Tindakan tidak aman

- tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui

- mengambil jalan pintas

- menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja

Kecelakaan

- kejadian yang tidak terduga

- akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya

- terjatuh

- terhantam mesin atau material yang jatuh

Cedera/kerusakan

Page 6: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

- terhadap pekerja: sakit dan penderitaan & kehilangan pendapatan kehilangan

kualitas hidup

- terhadap perusahaan: kerusakan pabrik, pembayaran kompensasi kerugian

produksi, kemungkinan proses pengadilan.2

b. Teori Multiple Causation

Teori ini menyebutkan bahwa kecelakaan kerja terjadi karena adanya banyak

penyebab. Penyebab kecelakaan tersebut adalah kondisi yang tidak aman (unsafe condition)

dan tindakan yang tidak aman (unsafe action).7

c. Teori Gordon

Menurut Gordon (1949), Kecelakaan terjadi karena adanya kontak di antara 3 (tiga)

hal yaitu korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan dan lingkungan yang kompleks.

Untuk itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab terjadinya kecelakaan, harus diketahui

karakteristik dari korban kecelakaan, perantara dan lingkungan secara detail.7

Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan akibat kerja terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejap mata.

Bennett (1991) mengatakan bahwa di dalam setiap kejadian kecelakaan kerja, empat faktor

bergerak dalam satu kesatuan berantai, yakni a) faktor lingkungan, b) faktor bahaya, c) faktor

peralatan dan perlengkapan, dan d) faktor manusia.

Cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di berbagai Negara tidak sama. Namun

ada kesamaan umum, yaitu kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab, antara lain:3

a. Penyebab langsung

1) Perbuatan yang tidak aman (unsafe acts), didefinisikan sebagai segala tindakan

manusia yang dapat memungkinkan tejadinya kecelakaan pada diri sendiri

maupun orang lain. Contoh dari perbuatan yang tidak aman seperti misalnya :

- Tidak menggunakan alat yang telah disediakan.

- Salah menggunakan alat yang telah disediakan.

Page 7: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

- Menggunakan alat yang sudah rusak.

- Metode kerja yang salah.

- Tidak mengikuti prosedur keselamatan kerja.

2) Kondisi yang tidak aman (unsafe condition), didefinisikan sebagai suatu

kondisi lingkungan kerja yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Contoh kondisi yang tidak aman :

- Kondisi fisik, mekanik, peralatan.

- Kondisi permukaan tempat berjalan dan bekerja.

- Kondisi penerangan, ventilasi, suara dan getaran.

- Kondisi penataan lokasi yang salah

b. Penyebab tidak langsung

1) Fungsi manajemen proyek

2) Kondisi pekerja

Faktor Manusia

1. Umur/usia

Usia muda relatif lebih mudah terkena kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia

lanjut yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan tergesa-gesa. Pengkajian usia dan

kecelakaan akibat kerja menunjukkan angka kecelakaan pada umumnya lebih rendah dengan

bertambahnya usia, tetapi tingkat keparahan cedera dan penyembuhannya lebih serius.

2. Jenis Kelamin

Tingkat kecelakaan akibat kerja pada perempuan akan lebih tinggi daripada pada laki-

laki. Perbedaan kekuatan fisik antara perempuan dengan kekuatan fisik laki-laki adalah 65%.

Secara umum, kapasitas kerja perempuan rata-rata sekitar 30% lebih rendah dari laki-laki.

Tugas yang berkaitan dengan gerak berpindah, laki-laki mempunyai waktu reaksi lebih cepat

daripada perempuan.

3. Koordinasi Otot

Page 8: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Koordinasi otot berpengaruh terhadap keselamatan pekerja. Diperkirakan kekakuan

dan reaksi yang lambat berperan dalam terjadinya kecelakaan kerja.

4. Kecenderungan Celaka

Konsep popular dalam penyebab kecelakaan adalah “accident prone theory”. Teori ini

didasarkan pada pengamatan bahwa ada pekerja yang lebih besar mengalami kecelakaan

dibandingkan pekerja lainnya. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri yang ada dalam pribadi

yang bersangkutan. Kepribadian yang dimaksud adalah kecerobohan atau clumsiness.

5. Pengalaman Kerja

Semakin banyak pengalaman kerja dari seseorang, maka semakin kecil kemungkinan

terjadinya kecelakaan akibat kerja. Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan

kerja bertambah baik sesuai dengan usia, maka kerja atau lamanya bekerja di tempat yang

bersangkutan.

6. Tingkat Pendidikan

Pendidikan formal dan pendidikan non-formal akan mempengaruhi peningkatan

pengetahuan pekerja dalam menerima informasi dan perubahan, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Tuntutan pekerjaan atau job requirements pada seorang pekerja

adalah:

1. Pengetahuan (pengetahuan dasar dan spesifik tentang pekerjaan)

2. Fungsional (keterampilan dasar dan spesifik dalam mengerjakan suatu

pekerjaan)

3. Afektif (kemampuan dasar dan spesifikasi dalam suatu pekerjaan)

7. Kelelahan

Kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada suatu industri. Kelelahan

merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup lagi untuk melakukan

aktivitasnya. Kelelahan ini ditandai dengan adanya penurunan fungsi-fungsi kesadaran otak

dan perubahan pada organ di luar kesadaran. Kelelahan disebabkan oleh berbagai hal, antara

lain kurang istirahat, terlalu lama bekerja, pekerjaan rutin tanpa variasi, lingkungan kerja

yang buruk serta adanya konflik.5

Page 9: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

b. Faktor lingkungan

1. Lokasi/tempat kerja

Disain lokasi kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kecelakaan kerja.

Tempat kerja dinilai baik apabila lingkungan kerja aman dan sehat.

2. Peralatan dan perlengkapan

Proses produksi adalah bagian dari perencanaan produksi. Langkah penting dalam

perencanaan adalah memilih peralatan dan perlengkapan yang efektif sesuai dengan apa yang

diproduksinya. Pada dasarnya peralatan/perlengkapan mempunyai bagian-bagian kritis yang

dapat menimbulkan keadaan bahaya, yaitu:

1. Bagian-bagian fungsional

2. Bagian-bagian operasional

Bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan dengan jalan mengubah

konstruksi, memberi alat perlindungan. Peralatan dan perlengkapan yang dominan

menyebabkan kecelakaan kerja, antara lain:

1. Peralatan/perlengkapan yang menimbulkan kebisingan

2. Peralatan/perlengkapan dengan penerangan yang tidak efektif

3. Peralatan/perlengkapan dengan temperatur tinggi ataupun terlalu rendah

4. Peralatan/perlengkapan yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya

5. Peralatan/perlengkapan dengan efek radiasi yang tinggi

6. Peralatan/perlengkapan yang tidak dilengkapi dengan pelindung, dll.

3. Shift kerja

Menurut National Occupational Health and Safety Committee, shift kerja adalah

bekerja di luar jam kerja normal, dari Senin sampai Jumat termasuk hari libur dan bekerja

mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 19.00 atau lebih. Shift kerja malam biasanya lebih

banyak menimbulkan kecelakaan kerja dibandingkan dengan shift kerja siang, tetapi shift

kerja pagi-pagi tidak menutup kemungkinan dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja.5

Page 10: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Penyebab kecelakaan kerja dapat diidentifikasi lebih mudah dengan menggunakan diagram

fishbone.

Dengan adanya diagram fishbone, kita dapat membuat list atau daftar faktor-faktor resiko

yang dapat menjadi masalah beserta sub-masalahnya.

Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja

dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja,

lingkungan kerja dan cara-cara melakukan pekerjaan tersebut. Unit keselamatan kerja

merupakan suatu unit yang bertanggung jawab atas tempat, alat, mesin, pesawat, yang aman

bagi tenaga kerja, dan sesuai dengan kondisi kerja, juga bertanggung jawab dalam

penyediaan alat keselamatan/pengaman/pelindung yang cocok serta melindungi tenaga kerja.

Tujuan keselamatan kerja, antara lain:

Melindungi hak keselamatan tenaga kerja dalam/selama melakukan pekerjaan untuk

kesejahtcraan hidup serta peningkatan produksi dan produktivitas nasional.

Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

Memelihara sumber produksi serta menggunakannya dengan amat dan berdayaguna

(efisien)2

Page 11: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Selain itu, ada beberapa alasan pentingnya memperhatikan masalah keselamatan

dalam bekerja, yaitu :

Kemanusiaan

Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk

memperbaiki keadaan merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan

kecelakaan yang terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya, misalnya

kematian, luka/cedera berat maupun ringan, tetapi juga mengakibatkan penderitaan bagi

keluarga korban jika korban meninggal atau cacat. Oleh karena itu, pengusaha mempunyai

kewajiban untuk melindungi pekerjanya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang

aman.

Ekonomi

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi seperti

kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, biaya santunan

kecelakaan dan sebagainya. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan

kecelakaan maka selain dapat mencegah terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor juga

dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.

UU dan peraturan

UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi bidang kesehatan

kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak kecelakaan yang terjadi, makin

meningkatnya pembangunan dengan penggunaan teknologi modern.

Nama baik perusahaan

Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik dapat mempengaruhi

kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain. Menururt Ir Christiawan, reputasi

atau citra perusahaan juga merupakan sumber daya penting terutama bagi industri jasa,

karena berhubungan dengan kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi

keselainatan kerja perusahaan mendukung reputasi perusahaan itu, sehingga dapat dikatakan

bahwa prestasi keselamatan kerja yang baik akan memberikan keuntungan pada perusahaan

secara tidak langsung.4

Dampak Kecelakaan Kerja

Page 12: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Kecelakaan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan baik bagi pekerja

maupun bagi pengusaha. Bagi pekerja, kecelakaan yang terjadi dapat mengakibatkan

penderitaan baik merupakan kematian, luka/cedera berat maupun ringan, maupun penderitaan

bagi keluarga mereka bila pekerja meninggal dunia atau cacat. Sedangkan bagi perusahaan,

kecelakaan yang terjadi dapat menimbulkan kerugian berupa biaya langsung dan biaya tak

langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya kompensasi pekerja, biaya perawatan medis dan

rumah sakit, santunan untuk pekerja yang menderita cacat, santunan kematian, serta premi

asuransi yang dikenakan atas kebakaran, kehilangan, atau kerusakaan properti, serta atas

tuntutan dari masyarakat sekitar. Sedangkan biaya tak langsung misalnya biaya untuk

mengganti peralatan yang rusak, biaya tambahan karena pekerjaan terhenti, biaya yang

timbul karena waktu yang terbuang untuk mencari tenaga kerja pengganti, untuk

membersihkan lokasi pekerjaan dan untuk memberikan pertolongan, dan sebagainya.

Selain itu biaya tak langsung yang timbul juga dapat berupa penurunan kualitas

pekerjaan, penurunan produktivitas pekerja, dan penurunan nama baik perusahaan. Besarnya

biaya tak langsung dapat mencapai 4-7 kali biaya langsung. Oleh karena itu, terlihat bahwa

kecelakaan kerja berpengaruh terhadap biaya, waktu, mutu pekerjaan, produktivitas pekerja

dan nama baik perusahaan.4

Manajemen dan Penilaian Resiko

Manajemen resiko adalah proses manajemen dimana kemungkinan untuk

mendapatkan keuntungan dan kerugian yang berhubungan aktifitas diidentifikasi, dievaluasi

dan dikendalikan dan atau penerapan kebijakan-kebijakan manajemen dan prosedur untuk

memaksimumkan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan dalam meminimumkan

kerugian. Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan

sistem manajemen perusahaan/organisasi. Manajemen ini bertujuan untuk meminimalkan

atau bahkan menghindari risiko sama sekali.5

Penerapan Manajemen Resiko

Penerapan manajemen resiko dilakukan dengan beberapa komponen dengan urutan yang

sistematis, yaitu;

Identifikasi resiko

Page 13: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Kegiatan identifikasi resiko dilakukan dengan identifikasi terhadap resiko yang akan

dikelola, mencari tahu jenis bahaya apa saja yang mungkin menimbulkan resiko, bagaimana

dan kenapa resiko tersebut bisa muncul.

Analisis resiko

Analisis resiko dilakukan untuk memperkirakan resiko dengan mengkombinasikan faktor

probabilitas atau likelihood dan konsekuensi, dengan mempertimbangkan upaya

pengendalian resiko yang telah dilakukan.

Evaluasi resiko

Evaluasi resiko dilakukan untuk membandingkan tingkat resiko yang didapat dalam

proses analisi esiko dengan kriteria evaluasi sesuai dengan model analisis yang digunakan.

Penanganan risiko

Penanganan atau pengendalian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan aspek efektifitas

dan efisiensi.

Monitoring dan review

Monitoring dilakukan dengan mengkaji ulang tingkat resiko serta efektivitas program

penanganan resiko yang telah dilakukan.

Komunikasi dan Konsultasi

Komunikasi antara manajemen dan pekerja untuk mendapatkan masukan mengenai

implementasi pengelolaan resiko di tempat kerja guna perbaikan sistem pengelolaan resiko

tersebut.5

Penilaian Resiko

Pada dasarnya, penilaian resiko adalah cara-cara yang digunakan perusahaa untuk

dapat mengelola dengan baik resiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa

kesehatan dan keselamatan pekerja terjamin dengan meminimalisir faktor resiko penyakit

yang diakibatkan pekerjaan.

Langkah-langkah untuk menilai resiko:

Page 14: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Mengidentifikasikan bahaya yang berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja

pekerjanya.

Melakukan penilaian risiko yang 'sesuai dan mencukupi' terhadap bahaya yang

teridentifikasi.

Memutuskan apa yang 'sesuai dan mencukupi' itu berdasarkan situasi dan kondisi

operasinya.

Menentukan lingkup penilaian:

‐ semua perlengkapan, baik yang sedang dipakai maupun yang baru

‐ material dan substansi.

Lebih memprioritaskan perlindungan terhadap seluruh angkatan kerja ketimbang

perorangan

Mempertimbangkan segala risiko dari kegiatan operasional yang dapat mempengaruhi

orang yang bukan pekerja seperti agen dan para pekerja kontrak, kontraktor, tamu,

dan mereka yang datang karena tugas seperti tukang pos, karyawan perusahaan

utilitas, supir pengantar, dan sebagainya.

Mengangkat seorang penilai:

Penilai untuk melakukan penilaian-penilaian yang mempunyai pengetahuan

tentang :

* proses-proses kerja

* perundang-undangan kesehatan dan keselamatan kerja

* standar kesehatan dan keselamatan kerja terbaru untuk industri.

Memberikan waktu kepada penilai untuk melakukan penilaian selama jam kerja.

(Penilai bisa merupakan penyelia atau penanggung jawab yang sudah mendapatkan

pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja.)

Jika mempekerjakan lima pekerja atau lebih, catatlah hasil penilaian risiko tersebut

Istilah-istilah tertentu yang digunakan dalam penilaian risiko:

Bahaya (hazard) - sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian/kelukaan

Probabilitas - kemungkinan bahwa bahaya dapat menyebabkan kerusakan atau

kerugian/kelukaan.

Page 15: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Risiko - perpaduan antara probabilitas dan tingkat keparahan kerusakan atau

kerugian/kelukaan

Berbahaya (danger) - keadaan yang berisiko.

Tingkat risiko (extent of risk) - ukuran jumlah orang yang mungkin terkena

pengaruh dan tingkat keparahan kerusakan atau kerugian/kelukaan, yaitu

berupa konsekuensi.

Setelah penilaian terhadap resiko-resiko yang ada, maka harus dilakukan strategi untuk

meminimalisir faktor resiko tersebut. Langkah selanjutnya adalah :

1) Mendefinisikan tugas atau proses yang akan dinilai

2) Mengidentifikasi bahaya

3) Menghilangkan atau mengurangi bahaya hingga minimum

4) Mengevaluasi risiko dari bahaya residual

5) Mengembangkan strategi-strategi pencegahan

6) Menjalankan pelatihan metode-metode kerja yang baru

7) Mengimplementasikan upaya-upaya pencegahan

8) Memonitor kinerja

9) Melakukan kajian ulang secara berkala dan membuat revisi jika perlu

Investigasi Kecelakaan

Penyebab kecelakaan

Cari terlebih dahulu akar dari kecelakaan kerja tersebut.

Penyebab langsung—bagian atau komponen yang secara aktual menyebabkan

cedera atau kerusakan.

Akar penyebab—tindakan atau kegiatan yang menyebabkan kontak dengan

penyebab langsung. Analisis akar penyebab kecelakaan melibatkan

pemeriksaan urut-urutan kejadian dan pengambilan keputusan yang mengarah

ke kecelakaan dan pengidentifikasian tindakan yang tak langsung yang

memicu rangkaian kejadian tersebut.

Penyebab cedera atau kerusakan adalah tindakan atau proses yang

menyebabkan cedera atau kerusakan aktual.

Page 16: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Perhatikan faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja :

- Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat ranibat udara,

suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain.

- Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda-benda

padat.

- Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan.

- Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

- Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara pekerja atau

dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

Penyelidikan

Oleh siapa?

- Diawali penyelia yang memberitahukan kepada penasehat keselamatan kerja.

- Perwakilan keselamatan kerja - catat hak mereka.

- Penasehat keselamatan kerja.

- Surveyor/tenaga ahli dari pihak asuransi jika klaim terhadap perusahaan mungkin atau

sudah dibuat.

- Inspektur yang berwenang jika cedera atau kecelakaan harus dilaporkan kepada pihak

berwenang.

- Polisi jika terjadi korban jiwa.

Kapan?

- Segera setelah orang yang terluka kembali dari klinik P3K atau dipindahkan untuk

menjalani perawatan medis.

- Sebelum lokasi kecelakaan dimasuki orang lain.

Prosedur :

- Mendatangi lokasi dan mencatat detail-detail yang penting

- Mengambil gambar/foto

- Mengukur bagian dan area yang relevan

- Memeriksa kondisi pabrik dan perlengkapan - menyiapkan pengujian jika diperlukan

- Menanyai para saksi

idealnya sendirian namun boleh disertai perwakilannya saja jika diminta

Page 17: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

menekankan bahwa sasaran penyelidikan ialah pada pengungkapan penyebab

kecelakaan

bukti-bukti harus didapat langsung dan bukan menurut penuturan

- Memeriksa catatan pelatihan yang pernah diberikan kepada pekerja yang menjadi

korban.

- Menanyai korban sesegera mungkin tanpa menimbulkan tekanan.

- Menganalisis informasi dan menyiapkan laporan.

- Jika klaim sudah masuk, pihak asuransi akan menyelidiki dan menanyai para saksi

namun tidak menanyai pihak penuntut.

- Jika penyelidikan dilakukan oleh inspektur yang berwenang, surat pernyataan bisa

dimintakan dari para saksi, termasuk korban.

- Dalam kasus korban jiwa, polisi melakukan penyelidikan untuk menentukan

penyebab kematian dan apakah telah terjadi tindakan kriminal sebelumnya.

Meminta keterangan

- Jika diperlukan untuk meminta keterangan, arahnya harus ditetapkan dengan jelas,

misalnya untuk menentukan penyebab kecelakaan

- Laporan permintaan keterangan ini diberikan untuk majikan maupun pekerja sehingga

'tidak ditutup-tutupi' pada saat terjadi gugatan

- Jika sasaran permintaan keterangan ini adalah untuk menolak klaim, ini harus jelas

dinyatakan dan dipahami oleh orang-orang yang terlibat, tatkala catatan dan laporan

menjadi 'rahasia'.

Informasi yang akan dikumpulkan

- Rincian tapak—pemilik, alamat, departemen/seksi/bengkel

- Proses atau operasi yang bersangkutan, termasuk rincian setiap pabrik yang terlibat

- Tanggal dan waktu kecelakaan

- Data rinci pribadi korban (mungkin didapat dari data personalia)

- Informasi pelatihan yang pernah diberikan kepada korban

- Pekerjaan yang sedang dilaksanakan pada saat kecelakaan

Apakah sudah mendapat izin?

Apakah prosedur yang benar sudah diikuti?

Apakah alat Pelindung terpasang di tempat?, dll

- Rincian cedera yang dialami.

Page 18: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Laporan

- Menganalisis hasil penyelidikan dan informasi yang diperoleh

- Mempersiapkan laporan yang menggambarkan keadaan kecelakaan dan kemungkinan

penyebab-penyebabnya

- Membuat saran agar kejadian serupa tidak terulang

Tujuan Investigasi

Tujuan investigasi kecelakaan kerja menurut ICAM Investigation Guidline adalah sebagai

berikut:

- Menentukan fakta di sekitar lokasi kejadian.

- Mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dan penyebab dasar kecelakaan.

- Melihat kecukupan prosedur dan program pengendalian yang sudah ada

- Merekomendasikan tindakan pencegahan dan perbaikan.

- Melaporkan temuan dalam rangka untuk membagi pelajaran dari kecelakaan.

- Tidak menyalahkan satu pihak.

Hierarchy Control atau Urutan Pengendalian Resiko

Pengendalian kecelakaan kerja bisa dilakukan melalui 3 metode pengendalian kecelakaan

kerja, yaitu:

1. Pengendalian teknis atau rekayasa (Engineering Control)

Dengan melakukan rekayasa pada bahan dengan cara:

- Eliminasi, yaitu dengan cara menghilangkan sumber bahaya secara

total

- Substitusi, mengganti material maupun teknologi yang digunakan

dengan material atau teknologi lain yang lebih aman bagi pekerja dan

lingkungan

- Minimalisasi, yaitu mengurangi jumlahpaparan bahaya yang ada di

tempat kerja

- Isolasi, memisahkan antara sumber bahaya dengan pekerja.

Page 19: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Pengendalian teknis atau rekayasa diperkirakan dapat memberikan hasil atau efektifitas

penurunan risiko sebesar 70%-90% (perubahan disain atau penggantian mesin dan 40%-70%

pemberian batas atau barier).

2. Pengendalian Administrasi (Administratif Control)

Pengendalian administrasi yaitu pengendalian bahaya dengan kegiatan yang bersifat

adminisrasi seperti pemberian penghargaan, training dan penerapan prosedur.

3. Penggunaan alat pelindung diri (APD)

APD yaitu alat yang digunakan untuk melindungi pekerja agar dapat memproteksi

dirinya sendiri. Pengendalian ini adalah alternatif terakhir yang dapat dilakukan bila kedua

pengendalian sebelumnya belum dapat mengurangi bahaya dan dampak yang mungkin

timbul.

Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan di atas, diketahui bahwa salah satu faktor

terjadinya kecelakaan kerja tenaga kerja yang disebutkan dalam skenario tersebut adalah

tidak mengikuti prosedur kerja yang seharusnya, yaitu menggunakan APD yang merupakan

salah satu prosedur dalam sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oleh sebab

itu, berdasarkan hasil pembelajaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

Daftar Pustaka

1. McKenzie, F James. Kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dalam Kesehatan

Masyarakat: Suatu Pengantar. Ed.4; Alih bahasa, Atik Utami, et all. Editor bahasa

Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC, 2007. h.615

Page 20: Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

2. Dainur. Higine perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja (hiperkes) dalam materi-

materi pokok ilmu kesehatan masyarakat; Editor: Jonathan Oswari. Jakarta: Widya

Medika, 2009. h.71-2,75-8.

3. Ridley John. Kecelakaan dalam Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Ed.4.

Jakarta: Erlangga, 2010 h.113-8.

4. Okti FP. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: FKM Universitas Indonesia;

2008.h.201.

5. Suardi R. Mengapa kesehatan dan keselamatan kerja (K3) penting? dalam Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatam Kerja. Jakarta: Penerbit PPM, 2011. h.3-8.

6. Teori Kecelakaan Kerja. 10 Oktober 2015. Diunduh dari:

www.dinsosnakertrans.tulungagung.go.id. 2015.

7. Ridley John. Tanggung jawab manajemen dalam Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan

Kerja, Ed.3. Jakarta: Erlangga, 2007. h. 113-8.

8. Mayendra O. Kecelakaan Kerja. Jakarta: FKM Universitas Indonesia; 2009.h.115-9.

9. Suardi R. Sistem manajemen K3 dan manfaat penerapannya dalam sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Penerbit PPM, 2007. h.15-6, 23-34.