Keseimbangan Asam Basa Tubuh

11
KESEIMBANGAN ASAM BASA TUBUH Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45) Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah >7,45 Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh Sistem Buffer Tubuh Sistem buffer ECF → asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3) Sistem buffer ICF → fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4) Sistem buffer ICF eritrosit → oksihemoglobin-hemoglobin (HbO2- dan HHb) Sistem buffer ICF dan ECF → protein (Pr- dan HPr) Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari buffer darah, paru dan ginjal Persamaan Handerson Hasselbach: 20 [HCO3-] pH = 6,1 + log --------------------- 1PaCO2 [HCO3-] → faktor metabolik, dikendalikan ginjal PaCO2 → faktor respiratorik, dikendalikan paru pH 6,1 → efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 → pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4 Gangguan Asam Basa darah

Transcript of Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Page 1: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

KESEIMBANGAN ASAM BASA TUBUH

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh

Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45)

Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah >7,45

Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh

Sistem Buffer Tubuh

Sistem buffer ECF → asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)

Sistem buffer ICF → fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)

Sistem buffer ICF eritrosit → oksihemoglobin-hemoglobin (HbO2- dan HHb)

Sistem buffer ICF dan ECF → protein (Pr- dan HPr)

Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari buffer darah, paru dan ginjal

Persamaan Handerson Hasselbach:

20 [HCO3-]

pH = 6,1 + log ---------------------

1PaCO2

[HCO3-] → faktor metabolik, dikendalikan ginjal

PaCO2 → faktor respiratorik, dikendalikan paru

pH 6,1 → efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat

Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 → pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4

Gangguan Asam Basa darah

Page 2: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓

Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑

Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑

Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓

Asidosis Metabolik

Ciri: [HCO3-] ↓ <22mEq/L dan pH <7,35 → kompensasi dengan hiperventilasi PaCO2↓,

kompensasi akhir ginjal → ekskresi H+, sebagai NH4+ atau H3PO4

Penyebab: Penambahan asam terfiksasi: ketoasidosis diabetik, asidosis laktat (henti jantung

atau syok), overdosis aspirin Gagal ginjal mengekskresi beban asam Hilangnya HCO3- basa →

diare

Gejala Asidosis Metabolik Tidak jelas dan asimptomatis Kardiovaskuler: disritmia, penurunan

kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan serebral Neurologis: letargi, stupor, koma Pernafasan:

hiperventilasi (Kussmal) Perubahan fungsi tulang: osteodistrofi ginjal (dewasa) dan retardasi

pada anak

Penatalaksanaan Asidosis Metabolik Tujuan: meningkatkan pH darah hingga ke kadar aman

(7,20 hingga 7,25) dan mengobati penyakit dasar NaHCO3 dapat digunakan bila pH <7,2 atau

[HCO3-] <15mEq/L

Risiko NaHCO3 yang berlebihan: penekanan pusat nafas, alkalosis respiratorik, hipoksia jaringan,

alkalosis metabolik, hipokalsemia, kejang, tetani Alkalosis Metabolik Ciri: [HCO3-] ↑ >26mEq/L

dan pH >;7,45 → kompensasi dengan hipoventilasi PaCO2↑, kompensasi akhir oleh ginjal →

ekskresi [HCO3-] yang berlebihan

Penyebab:

Hilangnya H+ (muntah, diuretik, perpindahan H+dari ECF ke ICF pada hipokalemia)

Retensi [HCO3-] (asidosis metabolik pasca hiperkapnia)

Gejala Alkalosis Metabolik

Gejala dan tanda tidak spesifik

Page 3: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Kejang dan kelemahan otot → akibat hipokalemia dan dehidrasi

Disritmia jantung, kelainan EKG → hipokalemi

Parestesia, kejang otot → hipokalsemia

Penatalaksanaan Alkalosis Metabolik

Tujuan: menghilangkan penyakit dasar

Pemberian KCl secara IV dalam salin 0,9% → (diberikan jika Cl- urine <10mEq/L) menghilangkan

rangsangan aldosteron → ekskresi NaHCO3 Jika Cl- urine >20mEq/L → disebabkan aldosteron

yang berlebihan → tidak dapat diobati dengan salin IV, tapi dengan diuretik

Asidosis Respiratorik

Ciri: PaCO2 ↑ >45mmHg dan pH <7,35 → kompensasi ginjal retensi dan peningkatan [HCO3-]

Penyebab: hipoventilasi (retensi CO2), inhibisi pusat nafas (overdosis sedatif, henti jantung),

penyakit dinding dada dan otot nafas (fraktur costae, miastemia gravis), gangguan pertukaran

gas (COPD), obstruksi jalan nafas atas

Gejala Asidosis Respiratorik Tidak spesifik Hipoksemia (dominan) → asidosis respiratorik akut

akibat obstruksi nafas Somnolen progresif, koma → asidosis respiratorik kronis Vasodilatasi

serebral → meningkatkan ICV → papiledema dan pusing

Penatalaksanaan Asidosis Respiratorik Pemulihan ventilasi yang efektif sesegera mungkin →

pemberian O2 dan mengobati penyebab penyakit dasar PaO2 harus ditingkatkan >60mmHg dan

pH >7,2

Alkalosis Respiratorik

Ciri: penurunan PaCO2 <35mmHg dan peningkatan pH serum >7,45 → kompensasi ginjal

meningkatkan ekskresi HCO3-

Penyebab: hiperventilasi (tersering psikogenik karena stress dan kecemasan), hipoksemia

(pneumonia, gagal jantung kongestif, hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini keracunan

aspirin, septikemia

Page 4: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Gejala Alkalosis Respiratorik

Hiperventilasi (kadar gas, frekuensi nafas)

Menguap, mendesak, merasa sulit bernafas

Kecemasan: mulut kering, palpitasi, keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat

Parastesia, otot berkedut, tetani

Vasokontriksi serebal → hipoksia cerebral → kepala dingin dan sulit konsentrasi

Penatalaksanaan Alkalosis Respiratorik

Menghilangkan penyebab dasar

Kecemasan dapat dihilangkan dengan pernafasan kantong kertas yang dipegang erat disekitar

hidung dan mulut dapat memulihkan serangan akut

Hiperventilasi mekanik → diatasi dengan menurangi ventilasi dalam satu menit, menambah

ruang hampa udara atau menghirup 3% CO2 dalam waktu singka

Page 5: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Keseimbangan Asam Basa dalam Darah

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.

Satuan derajat keasaman adalah pH:

· pH 7,0 adalah netral

· pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)

· pH dibawah 7,0 adalah asam.

Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat memiliki pH

yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecil

pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.

Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya

berlangsung selama beberapa hari.

Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang

terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk

meminimalkan perubahan pH suatu larutan.

Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu

komponen asam).

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat

dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak

karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

Pembuangan karbondioksida.

Page 6: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang

dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida

tersebut dikeluarkan (dihembuskan).

pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan

kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah

menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah

meningkat dan darah menjadi lebih asam.

Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu

mengatur pH darah menit demi menit.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa menyebabkan salah

satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit

mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit

mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari

sejumlah penyakit.

Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang

serius.

Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab

utamanya.

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan

dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.

Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau

kelainan pernafasan.

Asidosis Respiratorik

Defenisi :

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida

dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Page 7: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.

Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga

pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Penyebab :

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.

Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

- Emfisema

- Bronkitis kronis

- Pneumonia berat

- Edema pulmoner

- Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan

gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat,

yang menekan pernafasan.

Asidosis Metabolik

Defenisi :

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar

bikarbonat dalam darah.

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Page 8: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha

tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon

dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih

banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu

banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Penyebab :

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang

diubah menjadi asam.

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.

Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).

Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah

satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I.

Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang

disebut keton.

Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari

metabolisme gula.

Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang

semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara

normal.

Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA),

yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan

ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik:

Page 9: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

· Gagal ginjal

· Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

· Ketoasidosis diabetikum

· Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

· Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau

amonium klorida

· Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau

kolostomi.

Alkalosis Respiratorik

Defenisi :

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat

dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab :

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah

karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:

- rasa nyeri

- sirosis hati

- kadar oksigen darah yang rendah

- demam

- overdosis aspirin.

Page 10: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Pengobatan :

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.

Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika

penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan

kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian

menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang

dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi

kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

Alkalosis Metabolik

Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya

kadar bikarbonat.

Page 11: Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Penyebab :

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang

berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang

dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak

basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang

banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.

Penyebab utama akalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)

2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).