Kesehatan Lingkungan
-
Upload
imam-syahuri-gultom -
Category
Documents
-
view
168 -
download
8
description
Transcript of Kesehatan Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.1
Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu:
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
1
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan
beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan
mental, system budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan
sosio kultural.1
Menurut pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan menyebutkan antara lain :
1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi:
a) Penyehatan air, tanah dan udara
2
b) Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan
c) Pengendalian vektor penyakit
d) Penyehatan atau pengamanan lainnya
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan
Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang
terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Peranan Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat
terdekat dengan tempat di mana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi.
Sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk
menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya
pemecahannya. Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam
lingkup jangkauan kemampuan puskesmas maka masalah tersebut dapat cepat
ditangani.
Puskesmas Banjarbaru merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan
masyarakat yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yang
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat
dasar di wilayah kerjanya. Wilayah kerja dari Puskesmas Banjarbaru meliputi
Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan, dan Kelurahan
Kemuning. Dalam pelaksanaan kewajibannya sebagai unit pelayanan kesehatan
masyarakat, Puskesmas Banjarbaru tidak dapat terlepas dari peran serta
3
keberadaan kesehatan lingkungan sebagai salah satu poin vital dari terlaksananya
suatu pelayanan kesehatan.
Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia
belum baik, baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas
penyehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan
kematian karena berbagai macam penyakit.
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan peningkatan
sanitasi dasar serta pencegahan dan penanggulangan kondisi fisik dan biologis
yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan pembangunan.
Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman yang dilakukan
oleh staf Puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan mengikutsertakan
masyarakat secara bergotong-royong.
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian
pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan
keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.
Kesehatan lingkungan di dalam suatu pelayanan kesehatan mutlak
diperlukan, karenanya pelayanan dan pengelolaan lingkungan yang efisien, efektif
dan benar sangat diperlukan untuk diterapkan di Banjarbaru. Pelayanan kesehatan
lingkungan dalam pelayanan kesehatan di Kelurahan Guntung Paikat, Loktabat
Selatan, dan Kemuning secara keseluruhan menjadi tanggung jawab bersama
4
antara Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dan Puskesmas Banjarbaru sebagai
pelaksana teknis sehari – harinya.
Adanya rasa tanggung jawab diperlukan dalam sejumlah evaluasi terhadap
kebijakan–kebijakan yang telah ada, khususnya kebijakan terkait dengan
pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru. Dengan adanya
makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan– kebijakan yang telah
ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan yang optimal
di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru.
Penulisan makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan–
kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman bertujuan berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua
unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat
memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka pada daerah kerja
Puskesmas Banjarbaru tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
5
Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat, dan sektor
lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup
Terlaksananya peraturan perundangan, tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku
Terselenggarannya pendidikan kesehatan guna menunjang
kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman
Terlaksannya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan
makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANJARBARU
2.1 Data Umum
Puskesmas Banjarbaru termasuk ke dalam wilayah kecamatan Banjarbaru
Selatan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Kelurahan
Guntung Paikat Jalan Rambai I Banjarbaru, dengan wilayah kerja sebanyak 3
Kelurahan yaitu Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan dan
Kelurahan Kemuning.
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah sebagai berikut.
1. Kelurahan Loktabat Selatan
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Loktabat Utara.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka dan Kelurahan
Palam.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Guntung Manggis.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Banjarbaru Kota.
2. Kelurahan Guntung Paikat
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Komet.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Besar.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kemuning.
3. Kelurahan Kemuning
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Komet.
7
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Guntung Paikat.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Loktabat Selatan.
Luas wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah 1466 Ha dengan
perincian luas Kelurahan Loktabat Selatan 858 Ha dengan persentase terhadap
wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sebesar 60%, Guntung Paikat 247 Ha (16%),
dan Kemuning 361 Ha (24%).
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru.
Sebagian besar wilayah Kelurahan Guntung Paikat, Loktabat Selatan dan
Kemuning merupakan dataran rendah dan dilalui sungai-sungai. Iklim yang
berpengaruh adalah iklim tropis dengan musim penghujan dan musim kemarau.
8
Faktor Keadaan iklim ini sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti
Diare, DBD (Demam Berdarah Dengue) dan ISPA yang cenderung akan menjadi
semakin banyak.
Seluruh wilayah kerja puskesmas dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan roda 4 maupun roda 2 sepanjang musim. Terdapat banyak akses jalan
dan beberapa jembatan yang menghubungkan antar wilayah yang dilalui sungai.
Wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru memiliki luas wilayah 1466 Ha
dengan jumlah penduduk sebanyak 26.683 jiwa. Di Kelurahan Guntung Paikat
jumlah penduduk 8.570 jiwa, di Loktabat Selatan sebanyak 8.985 jiwa dan
Kemuning 9.128 jiwa.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Persen
1. Loktabat Selatan 4656 4329 8985 31,80
2.
3.
Kemuning
Guntung Paikat
4643
4331
4485
4239
9128
8570
39,90
28,30
Jumlah 13630 13053 26683 100
Sumber: Kecamatan Banjabaru Selatan dalam Angka 2013
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi
atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 Km2. Menurut
Undang-undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori.
a. Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2.
b. Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2.
9
c. Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2.
d. Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2.
Konverter dari satuan Ha kedalam satuan Km2 adalah 1Ha sama dengan 0,01Km2.
Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk pada Wilayah Kerja Puskesrnas Banjarbaru Tahun 2012.
No
KelurahanJumlah(jiwa)
Kepadatan (jiwa/km2)
Kategori
1 Loktabat Selatan 8985 1.047 Sangat padat2 Guntung Paikat 9128 2.529 Sangat padat3 Kemuning 8570 3,470 Sangat padat
Jumlah 26.683 1.845 Sangat padatSumber: Kecamatan Banjabaru Selatan dalam Angka 2013
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga kelurahan tersebut
termasuk kedalam kategori sangat padat. Hal ini sangat berhubungan dengan
tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran penyakit di wilayah Puskesmas
Banjarbaru. Penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah
Nasofaringitis Akut.
Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2012.
Usia 0-1 1-5 5-6 7-15 16-21 22-59 >60 JUMLAH
JUMLAH 161 652 315 898 1.405 5.265 289 8.985
Persentase 1.79% 7.25% 3.50% 9.99% 15.63%58.59%
3.21% 100%
Sumber: Laporan Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2013
Tabel 2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012.
Usia 0-4 5-6 7-12 13-15 16-18 19-25 26-60 >60 Jumlah
Jumlah 791 662 856 774 1.340 335 4.109 261 9.128
Persentase
8.66%
7.25% 9.37% 8,47% 14.68%
3.67% 45.01%
2.85% 100%
Sumber: Laporan Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012
10
Tabel 2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Kemuning Tahun 2012
Usia 0-5 6-12 13-15 16-18 19-25 26-44 45-60 >60 JUMLAH
Jumlah 843 912 560 613 1428 3109 905 200 8570
Persentase 9.83% 10.64% 6.53% 7.15% 16.66% 36.27% 10.56% 2.33% 100%
Sumber: Laporan Kelurahan Kemuning Tahun 2012
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2000 usia 15-64 tahun
termasuk dalam golongan usia produktif, dari tabel 2.2, 2.3, dan 2.4 dapat dilihat
bahwa distribusi penduduk dari ketiga kelurahan tersebut terbanyak pada usia
produktif.
Grafik 2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Loktabat Selatan tahun 2012
SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
S1 KEATAS
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Sumber: Laporan Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2012
11
Grafik 2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012
Tidak Bersekolah
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
S1 KEATAS
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012
Grafik 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kemuning Tahun 2012
Belum Bersekolah
Tidak Bersekolah
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Kemuning Tahun 2012
Berdasarkan ketiga grafik ini, terlihat sebagian besar penduduk kelurahan
Loktabat Selatan hanya merupakan lulusan SLTP, disusul kelurahan Guntung
12
Paikat dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SLTA, sedangkan Kelurahan
Kemuning dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SLTP.
Tabel 2.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskemas Banjarbaru Tahun 2012.
No. Pekerjaan Jumlah Persen
1 Pengrajin 84 0,33
2 Petani 250 0,98
3 Buruh tani 333 1,3
4 TNI/Polri 474 1,85
5 Pedagang Keliling 579 2,26
6 Pensiunan PNS/TNI/Polri 612 2,39
7 Wiraswasta 633 2,47
8 Karyawan swasta 2270 8,87
9 PNS 2562 10,01
10Lain-lain (yang belum / tidak bekerja
dan anak-anak)17775 69,5
Jumlah 25.575 100
Sumber : Profil puskesmas Banjarbaru tahun 2012
Tabel 2.7. Jumlah Sarana Umum di Wilayah Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012.
No
Kelurahan
SekolahJuml
ahTK
SD/MI
SMP/MT
SMA/SMK/MA
Akademi
PT
Ponpes
1Loktabat Selatan
4 3 2 2 1 1 -13
2Guntung Paikat
6 5 3 3 - - -17
3Kemuning
5 4 - 1 - 1 112
Total 42
13
Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Grafik 2.4 Jumlah Sarana Kesehatan Pribadi Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Rumah
Jamban Leher Angsa
Sarana Air bersih
6400 6450 6500 6550 6600 6650 6700 6750
6512
6699
6701
Jumlah
Sumber: Data dinding bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
2.2 Gambaran Puskesmas Banjarbaru
Puskesmas Banjarbaru merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam
wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut:
1. Gedung Induk Pelayanan Puskesmas
Loket/kartu
RuangPoli Umum
RuangPoli Anak
Ruang Poli Lansia
Ruang MTBS
Ruang KIA
Ruang Poli Gigi
Ruang Apotek
14
Ruang P2M
Ruang Imunisasi
Ruang Kesling
Laboratorium
Ruang Kepala puskesmas
Ruang Tunggu pasien
WC
Ruang tindakan
Ruangan Komputer dan Tata Usaha
Ruangan Konsultasi Gizi
Gambar 2.1 Gedung Puskesmas Banjarbaru
15
Gambar 2.2 Bagian Dalam Dari Gedung Induk Puskesmas Banjarbaru
1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
- Pustu Loktabat Selatan
2. Posyandu Balita dan Puskesmas Keliling (Pusling)
No. Nama Posyandu Alamat1. Posyandu Seruni
(Balita dan Lansia)Belakang SMP 1
2. Posyandu Anggrek (Balita)
Polres Banjarbaru
3. Posyandu Berlina(Balita dan Lansia)
Komp.Berlina
4. Posyandu Sakura(Pusling dan Balita)
Komp.Banjarbaru
5. Posyandu Flamboyan(Balita)
Jl.Puskesmas
6. Posyandu Mekar Sari Gt.Paikat
16
(Balita)7. Posyandu Kenanga
(Pusling dan Balita)R.O Ulin
8. Posyandu Matahari(Balita dan Lansia)
Banjarbaru Asri
9. Posyandu Dahlia(Pusling dan Balita)
Harapan Mulia
10. Posyandu Kembang Sepatu (Pusling dan Balita)
Klausrepe
11. Posyandu Halim (Balita dan Lansia)
Komp.Halim
12. Posyandu Nusa Indah(Balita)
Gt.Lua
13. Posyandu Mawar(Balita dan Lansia)
Sumberadi
14. Posyandu Aster(Puslind dan Balita)
R.O Ulin
15. Posyandu St.Khadijah(Lansia)
Belakang SMA 1
16. Pusling Gt.Upih Gt.Upih17. Posyandu Kemuning
(Balita)Kemuning
Tabel 2.8 Nama dan Alamat Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru
Kelurahan Kuin Utara Kelurahan Banjarbaru
Kelurahan Pangeran
Kumala Sari (RT 7) Gelatik (RT 9) Sari Melati (RT 11)Indah sari (RT 6) Merpati (RT 1) Kemuning (RT 13)Surya Gemilang (RT 26)
Cendrawasih (RT 5) Mawar (RT 5)
Intan Sari (RT 16) Rajawali (RT 6) Adyaksa (RT 16)Karmila Sari (RT 14) Garuda (RT 7) Anggrek (RT 9)Mayang Sari (RT 8) Kasuari (RT 8) Kaca Piring (RT 25)
Nuri (RT 10) KambojaKutilang (RT 12)Dasamaya (RT 16)Walet (RT 26)
17
Tabel 2.9 Jumlah Karyawan Puskesmas Banjarbaru
No Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang)
1. Dokter Umum 5
2. Dokter Gigi 2
3. Bidan 10
4. Perawat 11
5. Perawat Gigi 5
6. Apoteker 1
7. Asisten Apoteker 3
8. Kesling 4
9. Pekarya 2
10. Petugas Gizi 3
11. Petugas Laboratorium 2
12. Sanitarian 4
13. PetugasAdministrasi 12
Total 64
Sumber: Arsip Kepegawaian Puskesmas Banjarbaru
Tabel 2.10 Daftar Nama Pejabat Fungsional Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
No
Nama / JabatanProgram / Kegiatan
Dokter Umum1 dr. Indriyani Yanuareni Koordinator Pengobatan (Poli), Pemulihan
Kesehatan, dan Rujukan2 dr. Muthmainah Pelaksana Pengobatan, TB Paru3 dr. Mariya Eka Pelaksana Pengobatan, Jiwa, PTM4 dr. Sinta Dyah Amrih L. Pelaksana Pengobatan, Malaria5 dr. Nur Lely Revina Pelaksana Pengobatan
Dokter Gigi1 drg. Ratih Elisa Nandarani Poli Gigi dan UKG / UKGMD2 drg. Dani Susanto Hidayat Poli Gigi
18
Perawat1 Rahmansyah, AMK Koordinator Imunisasi, Rabies2 Anwar Radi, S.Kep Pusling3 Susanti, S.Kep Jiwa4 Hendriyati Cahya, AMK Diare, Malaria5 Nurwahyuni, AMK Kusta, TB6 Ami Kurniati Utami, AMK Pelayanan Poli / MTBS7 Nur Hasanah, AMK Pelayanan Poli / MTBS8 Andri Hamidansyah, AMK Puskesmas, HIV/AIDS9 Hairunni’mah, AMK Mata, Campak10 Yessy Kusuma Putri, AMK DBD, Filariasis11 Endah Setiyani ISPA, Kesehatan Haji, Kesehatan Olahraga
Bidan1 Hj. Sri Badariah, AM.Keb Pustu Loktabat Selatan2 Hj. Jainah, AM.Keb Koordiantor KIA3 Rosana Febriyani, AM.Keb Pelayanan KIA, MTBS4 Siti Aisyah, AM.Keb Pustu Loktabat Selatan5 Misiyati Buana, SST Pelayanan KIA, Remaja, Anak6 Hj. Siti Rahmah, AM.Keb Pelayanan KIA, KB7 Endah Trihastuty Pelayanan KIA, DDTK, Pengelola BOK8 Sri Hargianti, Amd.Keb Pelayanan KIA, PWS KIA9 Mastriani R, Amd.Keb Pelayanan KIA, PWS KIA10 Santi Suzana, AM.Keb Poskesdes Loktabat Selatan
Perawat Gigi1 Isnaniah Pelayanan Gigi2 Samsul Hasani, SKM Pelayanan Gigi3 Hj. Mega Yanthi, SKM Pelayanan Gigi4 Nirawati Pelayanan Gigi5 Dewi Meriyati Pelayanan Gigi, Pengelola Jamkesmas
Sanitarian / Kesling1 Norjanah Kesling, Keskerja2 Sudariah, SKM Kesling, Survailans, Fogging3 Baihaki, SKM Kesling, Promkes4 Puguh Subagyo Kesling, UKS
Farmasi1 Hardina Rohani, S.Si, Apt Koordinator Apotek dan Gudang Farmasi
Puskesmas2 Hj. Ira Rabiatul M. Pelayanan Apotek3 Nana Fitriyana Pelayanan Apotek di Pustu4 Yulia Utari Pelayanan Apotek
Nutrisionis / Gizi
19
1 Fitri Yana Laila, A.Md Gz Pelayanan Gizi dan Masyarakat2 Arie Sumiyatie, AMG Pelayanan Gizi, Posyandu Lansia3 Rizki Hedyana Z, AMG Pelayanan Gizi dan Masyarakat
Analis Kesehatan1 Hj. Mahdalina, Amd. AK Pelayanan Laboratorium2 Dina Mega W, Amd.AK Pelayanan Laboratorium
Dengan jumlah karyawan di atas, tersusunlah struktur organisasi Puskesmas
Banjarbaru.
20
Gambar 5. Struktur Organisasi Puskesmas Banjarbaru
21
KEPALA PUSKESMAS
Taufik Riyadi, SKM, MMNIP 19630413 198512 1 002
Purnamawati, SKM, MMNIP 19670810 198703 2 004
Program yang dilaksanakan di Puskesmas Banjarbaru terdiri dari program
kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
a. Promosi kesehatan
b. Usaha KIA dan KB
c. Usaha Perbaikan Gizi Masyarakat
d. Usaha Kesehatan Lingkungan
e. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
f. Usaha PengobatandanPelayanan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya kesehatan usia lanjut
b. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
c. Upaya kesehatan telinga / pencegahan gangguan pendengaran
d. Kesehatan jiwa
e. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi dan mulut
f. Perawatan kesehatan masyarakat
g. Bina pengobatan tradisional
h. Bina kesehatan kerja
Program unggulan Puskesmas Banjarbaru adalah program manajemen
terpadu balita sakit (MTBS).
22
Tabel 2.9. Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
No.
Nama Sarana & Prasarana
Keterangan ∑ KondisiBaik Rusa
kRusak Berat
1 Sepeda Motor Digunakan tenaga kesehatan
5 V
Mobil Digunakan tenaga kesehatan
1 V
2 Ambulance Digunakan merujuk Pasien
1 V
3 Gedung Puskesmas Induk Tempat Pelayanan Kesehatan
1 V
4 Gedung Puskesmas Pembantu
Tempat pelayanan kesehatan Masyarakat
1 V
5 Rumah Dinas Sebagai rumah tinggal dokter, kepala puskesmas dan bidan
1 V
Sumber: Laporan Inventaris Puskesmas Tahun 2012
2.10 Macam 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Gambar 6. Data 10 Jenis Penyakit Terbanyak Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
23
Berdasarkan dari grafik sepuluh penyakit terbanyak pada puskesmas
diketahui bahwa Nasofaringitis akut merupakan penyakit terbanyak pertama yaitu
3.586dan hipertensi merupakan urutan terbanyak ke dua 2.762.Nasofaringitis akut
merupakan penyakit terbanyak, hal ini berhubungan dengan kepadatan penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru yang termasuk kategori sangat padat, hal
ini juga berhubungan dengan tingkat sanitasi.
Tabel 2.11 Jumlah Kunjungan Pasien PuskesmasBanjarbaru tahun 2012
No Jenis Kunjungan Jumlah
1 Kunjungan Askes 1.443
2 Kunjungan Umum 12.389
3 Kunjungan Jamkesmas 8.881
Total Kunjungan 22.713
Sumber: Laporan tahunan Puskemas Banjarbaru tahun 2012
Di Puskesmas Banjarbaru, total kunjungan warga tahun 2012 dengan
kunjungan pasien Umum 12.389 jiwa (54.55 %), asuransi kesehatan Jamkesmas
sebanyak 8.881 jiwa (39,1 %) dari jumlah kunjungan seluruhnya, dan kunjungan
Askes 1.443 jiwa (6,35 %).
24
BAB III
UPAYA POKOK PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru merupakan
salah satu program dari puskesmas. Program ini bertujuan menjamin
kelangsungan kesehatan lingkungan, serta keterjangkauan pelayanan yang efisien,
efektif dan rasional. Adapun struktur organisasi kesehatan lingkungan Puskesmas
Banjarbaru tertera pada skema berikut :
Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Banjarbaru
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjarbaru
Puskesmas Banjarbaru ditangani oleh 4 orang tenaga sanitarian. Menurut
DEPKES (2005), rasio ideal jumlah tenaga sanitarian di suatu daerah adalah 40 :
100.000 jiwa penduduk. Sehingga berdasarkan hal tersebut setidaknya jumlah
25
Top ManagerNama : Taufik Riyadi, SKM, MMNIP : 19630413 198512 1 002Jabatan : Kepala Puskesmas Banjarbaru
Unit Penunjang
Kesehatan lingkunganNorjannah, SKMSudariah, SKMBaihaki, SKM
Puguh Subagyo, SKM
tenaga sanitarian di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaruadalah sebanyak 10
orang.
Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas bertujuan menjamin
kelangsungan, keterjangkauan pelayanan kesehatan lingkungan yang efisien,
efektif, dan rasional. Adapun upaya pokok kesehatan lingkungan yang
diprogramkan Puskesmas Banjarbaru terdiri dari:
1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2. Penyehatan Tempat-Tempat Umum/Tempat Pengelolaan Makanan
3. Penyehatan Kualitas Air
4. Klinik Sanitasi
1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas Banjarbaru
mencakup dari arahan dinas kesehatan terhadap penyehatan lingkungan
pemukiman (pemeriksaan rumah) adalah pembinaan terhadap rumah dan
lingkungan (bangunan rumah, luas rumah, padat penghuni, ventilasi, jendela,
lantai, SAB, SPAL, dan sampah) serta Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2).
Berikut data pencapaian program Penyehatan Lingkungan Pemukiman yang
dicapai Puskesmas Banjarbaru
3.1 Tabel Data Perumahan Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target
1 tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan Rumah Buah 6512 70% 6381 98%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
4806
198
73%
26
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000 6512
4558
6381
4806
198
Grafik Kegiatan Pengawasan Rumah
Terdaftar Target Diperiksa MS TMS
Gambar 3.2. Grafik Kegiatan Pengawasan Rumah Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Kriteria rumah sehat menurut Winslow:
• Memenuhi kebutuhan fisiologis : Pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu dan,
• Memenuhi kebutuhan psikologis :
Ruang cukup baik
Aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
Kemudahan komunikasi
Ruang duduk dapat dipakai ruang makan keluarga
Penataan meubel, kebutuhan air bersih berkisar 100 l/orang/hari
Ada WC dan kamar mandi bersih
Rumah harus ditanami tanaman yang bersih dan rapi
27
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
o Tersedia air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
o Tidak memberi kesempatan serangga bersarang didalam/sekitar
rumah sistem pembuatan air limbah/tinja memenuhi syarat
kesehatan
o Pembuangan sampah pada tempat yang baik dan sehat, luas kamar
tidur/orang sesuai standar, tempat masak/menyimpan makanan
bebas dari pencemaran dan gangguan binatang,
o Fasilitas mandi
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan
o Bangunan yang kokoh (tidak curam dan licin)
o Cukup ventilasi dan cahaya (mencegah tersandung, teriris, dll)
o Jarak ujung atap dengan atap tetangga minimal 3 m
o Jauh dari pohon-pohon yang besar, jarak rumah kejalan sesuai
peraturan,
Lantai selalu basah jangan sampai terlalu licin,
Didepan pintu utama ditambah lantai tambahan
Bagian bangunan yang dekat api/listrik harus terbuat dari bahan tahan api
Meskipun rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sudah
mencapai 73%, belum tentu menyatakan jumlah rumah sehat yang sebenarnya
karena pada saat pengambilan sampel tidak mencakup seluruh rumah yang ada.
Rumah sehat mempengaruhi kesehatan penghuni dari rumah dan sekitarnya. Dari
28
sistem yang di terapkan di Puskesmas Banjarbaru menggunakan sampel acak dari
setiap RT yang ada dan di ketahui oleh kepala RT setempat, dan melihat kondisi
yang pantas untuk di berikan penyuluhan.
Mulai bergesernya penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru kearah
daerah lebih tinggi dan sadarnya akan rumah sehat dan standar serta
meningkatnya kondisi ekonomi sehingga banyak rumah yang sesuai syarat, ini
menjadi faktor yang berpengaruh.
3.3 Tabel Kegiatan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah Tahun 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target
1 tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan SPAL Buah 3792 2654 3426 90%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
2655
771
70%
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000 3792
2654
3426
2655
771
Grafik Kegiatan Pengawasan SPAL
Terdaftar Target Diperiksa MS TMS
Gambar 3.3. Grafik Kegiatan Pengawasan SPAL Puskesmas Banjarbaru Tahun
29
2012
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk air limbah,
diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya sedemikian rupa sehingga air limbah
tersebut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
2. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah
3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau
tempat-tempat rekreasi
4. Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus dan tidak menjadi tempat
berkembangnya berbagai bibit penyakit dan vector
5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai
oleh anak-anak
6. Baunya tidak mengganggu
Kegiatan pengawasan SPAL di wilayah kerja Puskesmas banjarbaru tahun
2012 telah memenuhi target higga 90% pengawasan, akan tetapi yang memenuhi
syarat mencapai 70% saja. Hal ini disebabkan banjarbaru dilalui aliran sungai
sehingga banyak masyarakat lebih memilih membuang air limbah rumah tangga
dan air limbah industri ke dalam sungai.
3.4 Tabel Kegiatan Pengawasan Jamban Keluarga Tahun 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target1
tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan Rumah Buah 4689 3282 4450 94%
30
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
4141
309
88%
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000 4689
3282
44504141
309
Grafik Kegiatan Pengawasan JAGA
Terdaftar Target Diperiksa MS TMS
Gambar 3.4. Grafik Kegiatan Pengawasan JAGA Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Persyaratan penyediaan sarana jamban antara lain :
a. Jenis jamban yang harus disediakan dan memenuhi syarat kesehatan
b. Jumlah jamban yang diperlukan untuk tempat pengungsian adalah 1 buah
dipakai untuk sekitar 20 orang
c. Diupayakan mempergunakan bahan lokal
d. Tempat atau lokasi jamban harus mempertimbangkan beberapa hal antara
lain
e. Letak cubluk harus lebih rendah dari lantai jamban sehingga air
penyiraman dapat mengalir dengan lancar (kemiringan saluran minimal
l2%)
31
f. Agar cubluk tidak cepat penuh, jangan ditempatkan pada tempat yang
memungkinkan masuknya air hujan
g. Tidak mencemari sumber air bersih (sumur gali/SPT) dan air tanah.
h. Jarak cubluk dengan sumur gali/SPT
i. Jenis tanah pasir 15 meter
j. Jenis tanah liat 10 meter
k. Jarak dasar cubluk dengan permukaan air tanah paling sedikit 2 meter.
32
Gambar 3.5. Syarat Jamban Sehat
Pengawasan terhadap jamban keluarga di Puskemas Banjarbarut elah
memenuhi target 1 tahun, yaitu 94%. Dari data yang di dapatkan dan dilakukan
oleh pihak kesehatan lingkungan didapatkan masih adanya jamban yang tidak
memenuhi syarat yaitu 309 rumah atau 6,67% di karenakan kondisi rumah yang
masih di dekat sungai ataupun rumah lama yang belum di renovasi sehingga
kurangnya perbaikan atas jamban sehat, namun dari presentasi yang berhasil
menandakan kepedulian dari pihak masayarakat akan pentingnya sanitasi terutama
jamban.
Menurut data dari Puskemas Banjarbaru bagian kesehatan lingkungan,
dalam beberapa tahun ini tidak ada bantuan atau pembangunan jamban umum,
jadi kegiatan yang di lakukan hanya himbauan dan pendampingan dalam
pembuatan jamban keluarga.
33
3.4 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target1
tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan TPS Buah 17 100% 17 100%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
10
7
58%
42%
Jumlah Terdaftar Diperiksa MS TMS0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
6 6
4
2
8 8
3
5
3 3 3
0
Grafik Kegiatan Pengawasan TPS
Guntung Paikat Kemuning Loktabat Selatan
Gambar 3.6. Grafik Kegiatan Pengawasan TPS Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak
menganggu atau mengancam keseharan masyarakat. Pengelolaan sampai yang
baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja tetapi untuk keindahan lingkungan.
Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah meliputi pengumpulan,
pengangkutan, sampai pemusnahan dan pengelolaan sampah sedemikian rupa
sehingga sampah tidak menjadi ganggua kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Dari data yang di dapatkan dan dilakukan oleh pihak kesehatan lingkungan
34
didapatkan 42% TPS dibanjarbaru masih tidak memenuhi syarat. Pengumpulan
sampah adalah tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi
yang menghasilkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan
sampah tersebut harus diangkut ke TPS dan selanjutnya ke TPA. Mekanisme,
sistem, atau cara pengangkutannya untuk di daerah Banjarbaru adalah tanggung
jawab pemerintah setempat. Oleh karena itu, perlu kerjasama terutama dengan
pemerintah untuk meningkatkan jumlah TPS yang memenuhi syarat di tahun
2013.
3.5 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target
1 tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan TPP Buah 4 4 4 100%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
4
-
100%
Gambar 3.7. Grafik Tempat Pengelolaan Pestisida Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
35
Jumlah TP2 Diperiksa MS TMS0
0.20.40.60.8
11.21.41.61.8
22 2 2
0
2 2 2
00 0 0 0
Kemuning
Gt.Paikat
Ltb.Selatan
Tempat pengelolaan pestisida adalah tempat kerja dimana dilakukan
sebagian atau semua pengelolaan pestisida. Pengeloalaan pestisida adalah
kegiatan yang meliputi pembuatan, pengangkutan, penyimpanan, peredaran,
pengolahan penggunaan dan pemusnahan pestisida.
Tempat pengelolaan pestisida antara lain: importer pestisida, pabrik
pestisida, unit usaha pergudangan yang menyimpan pestisida, distributor, dan
perusahaan yang menggunakan pestisida. Secara garis besar obyek yang harus
diamati dalam rangka pengawasan tempat pengelolaan pestisida yaitu jenis
pestisida, perlengkapan pelindung pestisida, penjamah pestisida, pembuatan
pestisida, penyimpanan pestisida, penyajian pestisida di took, aplikasi pestisida
dan peralatannya, serta pembuangan dan pemusnahan pestisida.
Pengawasan yang dilakukan terhadap tempat pengelolaan pestisida (TP2)
dimaksudkan untuk mengurangi risiko pencemaran dan juga keracunan terutama
terhadap pengelolanya. Jumlah tempat pengelolaan pestisida di wilayah
Puskesmas Banjarbaru sebanyak 4 buah dan semuanya mememuhi syarat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tempat pengelolaan pestisida
dan pengawasan sudah dilakukan sepenuhnya (100%) sesuai target awal tahun
yang direncanakan 100%, dan secara keseluruhan TP2 di wilayah Puskesmas
Banjarbaru telah memenuhi syarat.
2. Penyehatan Tempat-Tempat Umum/Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat-tempat umum meliputi hotel, penginapan, home stay, villa, salon
kecantikan, rumah ibadah, pasar, terminal, kolam renang, tukang cukur,
36
perkantoran, sekolah/madrasah, pondok pesantren dan sarana kesehatan.
Tempat pengelolaan makanan meliputi rumah makan/restoran, warung
makan, depot, café, industri rumah tangga pangan, jasa boga, depot air minum,
kantin, makanan jajanan sekolah dan warung kopi.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa pembinaan terhadap pengelola setiap
tahunnya atau dalam rangka pengelola minta ijin laik sehat.
Penyehatan Tempat-Tempat Umum
Adanya pengawasan sanitasi TTU bertujuan agar pencapaian sesuai
dengan intruksi dari bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru.
3.6 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target
1 tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan TTU Buah 96 76 96 100%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
94
2
97%
37
Jumlah TTU yg Ada
Diperiksa MS TMS05
1015202530354045 39
32 32
0
40
30 30
0
41
34 32
2
Gt. Paikat
Kemuning
Ltb.Selatan
Gambar 3.8. Grafik pengawasan sanitasi TTU Puskemas Banjarbaru 2012
Pengawasan sanitasi TTU telah mencapai 100%. Kegiatan ini dilakukan
dengan penghitungan target di awal tahun sebesar 80%, tetapi pada
pelaksanaannya pada tahun 2012 mencapai lebih dari target sasaran yaitu 100%.
Tempat Pengelolaan Makanan
Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) puskesmas
Banjarbaru memiliki tujuan : untuk meningkatkan jumlah makanan yang
memenuhi persyaratan kesehatan serta untuk menurunkan frekuensi
penyakit bawaan makanan dan keracunan makanan.
Pada tahun 2012, kegiatan pengawasan TPM dilaksanakan dengan hasil
kegiatan berupa usaha untuk menghindarkan makanan agar tidak kontak
langsung dengan vektor seperti lalat dan serangga lain.
Perlunya penekanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti
38
kebersihan, dan perlunya pemahaman penggunaan air bersih pada proses
pengolahan makanan.
3.7 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan 2012
Rincian kegiatan Satuan Terdaftar
(Jumlah)
Target
1 tahun
Realisasi
Jumlah Persentase
Pemeriksaan TPM Buah 96 93 96 100%
Memenuhi Syarat
Tidak memenuhi syarat
Buah
Buah
93
3
96%
Jumlah TPM yg ada
Diperiksa MS TMS05
101520253035404550
50
3430
0
45
30 31
3
40
32 32
0
Kemuning
Gt.Paikat
Lbt.Selatan
Gambar 3.9. Grafik Tempat Pengelolaan Makanan di Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
Kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tempat yang menyediakan
makanan dan minuman dan pengawasan sudah dilakukan sepenuhnya (100%) dari
target awal tahun sebesar 55%.
3. Penyehatan Kualitas Air
39
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal
22 ayat 23 mengatakan bahwa penyehatan air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya
penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan.
Cakupan pencapaian seluruh kegiatan penyehatan air di wilayah kerja
Puskesmas Banjarbaru pada tahun 2012 adalah rata-rata sebesar 98% dari target
awal tahun sebesar 70%.
Jumlah Keluarga
Diperiksa Ledeng SGL PAH0
500
1000
1500
2000
2500
2281
1668
801 822
0
2275
1709
856718
38
2122
1627
912 958
0
Gt.Paikat Kemuning Lbt.Selatan
Gambar 3.10. Grafik Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
40
Jumlah keluarga Diperiksa MS TMS0
500
1000
1500
2000
25002281
1668 1643
15
2275
1709 1702
5
2122
1627 1624
5
Gt.Paikat Kemuning Ltb.Selatan
Gambar 3.11. Grafik Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012 Berdasarkan Pemenuhan Syarat
Untuk kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih serta kegiatan
pembinaan kelompok pemakai air selama ini dilakukan bersamaan dengan
penyuluhan dan inspeksi lapangan, dimana inspeksi dilakukan langsung ke
rumah-rumah warga dan sebagian warga masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Banjarbaru tersebut rata-rata sudah memiliki sarana air bersih (PDAM) di setiap
rumah, meski masih ada penduduk yang menggunakan sumur galian dan menadah
air hujan. Masyarakat biasanya hanya menggunakan air bersih untuk dipakai
memasak atau diminum, sedangkan untuk mandi, cuci kakus dan mencuci masih
menggunakanair sumur galian atau menadah air hujan. Hal demikian terjadi
karena kendala yang dihadapi warga yang mengeluhkan tidak adanya biaya jika
memakai air PDAM sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, karena
memang rata-rata penduduk berstatus ekonomi menengah ke bawah. Berkenaan
dengan hal tersebut, pengawasan yang dilakukan terhadap kualitas air bersih pun
41
menjadi belum optimal, dibuktikan dengan adanya data yang didapatkan, yang
pencapaiannya 98%. Kerjasama antar warga, dan pihak-pihak terkait tentunya
sangatlah dibutuhkan dalam penanganan serta pemecahan hal tersebut di atas.
4. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan lingkungan untuk pemberatasan penyakit dengan bimbingan,
penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan
sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetap sebagai bagian integral dari
kegiatan puskesmas.
Petugas sanitasi sebagai pengelola klinik sanitasi dituntut mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan masalah lingkungan
dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak diderita masyarakat
sehingga mereka diharapkan dapat berperan dalam upaya memutuskan rantai
penularan penyakit, dan dalam jangka panjang dapat mencegah serta memberantas
penyakit-penyakit berbasis lingkungan.
Ruang lingkup standar prosedur operasional klinik sanitasi meliputi:
1. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, meliputi penyakit diare,
DBD, malaria dan kulit
2. Penyakit-penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi
perumahan dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB paru.
3. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui
makanan, antara lain diare, kecacingan, dan keracunan makanan.
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia
42
dan pestisida di rumah tangga.
Gt.Paikat Kemuning Lbt.Selatan Luar Wilayah0
10
20
30
40
50
60
70
16 17
32 33
4 5 744 5 7
4
62
48 47
161812 11
0
1812 11
0
Jumlah Pasien Ditindaklanjuti Kusades Melaksanakan SaranJumlah Klien Ditindaklanjuti Kusades2 Melaksanakan saran2
Gambar 3.13. Grafik Kunjungan Pasien/Klien ke Klinik Sanitasi Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
BAB IV
ANALISIS MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Perumusan Masalah
RUMUSAN PENYEBAB MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Hanya ada 4 karyawan di kesehatan lingkungan Puskesmas Banjarbaru
Jumlah rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yakni 198 rumah (27%)
Jumlah SPAL yang tidak memenuhi syarat 771 buah (30%)
Bagaimana cara agar kinerja program kesehatan lingkungan dengan jumlah tenaga yang terbatas di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru dapat terlaksana dengan maksimal?
Bagaimana mengurangi risiko timbulnya penyakit pada rumah keluarga yang belum memenuhi syarat rumah sehat?
Bagaimana mengatasi adanya SPAL yang tidak memenuhi syarat?
43
Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat 309 buah (22%)
TPS yang tidak memenuhi syarat 7 buah (42%)
TTU yang tidak memenuhi syarat 2 buah (3%)
TPM yang tidak memenuhi syarat 3 buah (4%)
Keluarga yang tidak mendapatkan akses sumber air bersih 15 KK (2%)
Bagaimana mengatasi jamban yang tidak memenuhi syarat?
Bagaimana pengelolaan sampah yang masih belum optimal?
Bagaimana upaya mencapai semua TTU memenuhi syarat?
Bagaimana upaya mencapai semua TPM memenuhi syarat?
Bagaimana upaya semua keluarga mendapatkan akses sumber air bersih?
B. Perumusan Penyebab Masalah
No Perumusan Penyebab Masalah
Intervensi Alternatif Pendekatan Pemecahan
Masalah
Rumusan Pendekatan Pemecahan Masalah
1 Kurangnya karyawan diruang kesehatan lingkungan
Mengoptimalkan kinerja pegawai kesling dan adanya upaya lintas sektorMenambah jumlah pekarya untuk memenuhi kekurangan pegawai
Melakukan pembagian kerja yang jelas antara 4 orang pegawai dan hubungan yang baik dengan dinas terkaitMerekrut pekarya dari masyarakat
2 Jumlah rumah tidak memenuhi syarat
Edukasi pentingnya rumah sehat
Penyuluhan Pembuatan ventilasi dan menjaga kebersihan lingkungan rumah serta membiakan sinar matahari untuk masuk
3 Jumlah SPAL
Edukasi pentingnya SPALMembuat Sarana SPAL bagi yang tidak memenuhi syarat
Penyuluhan pentingnya SPALMenutup tempat-tempat umum yang masih tidak memiliki SPAL
4 Jumlah jamban
Mengoptimalkan pembuatan dan
Pembuatan jamban masayarat secara umum sesuai standard dan pengoptimalkan jamban
44
keluarga pengelolaan sarana umum dan edukasi tentang sanitasi sendiri
keluarga yang sesuai
5 Jumlah TPS Memberikan alternative untuk tempat pembuangan sampah dan pengengkutan atau pengolahan sampah
Menyarankan agar semua warga mempunyai tempat penampungan sampah sementara di rumah kemudian mengkoordinasikan dengan dinas kesehatan untuk memperkerjakan orang khusus yang mengangkut sampah tersebut ke TPS di wilayah lain serta memperbaiki TPS yang tidak memenuhi syarat
6 Jumlah TTU Mempertahankan kondisi TTU yang telah memenuhi syaratEdukasi pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di TTU yang masih tidak memenuhi syarat
Penyuluhan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih TTUMenutup TTU yang tidak layak dan tidak mampu menjaga lingkungan
7 Jumlah TPM Mempertahankan kondisi TPM yang telah memenuhi syaratEdukasi pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di TTU yang masih tidak memenuhi syarat
Penyuluhan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih TPMMenutup TPM yang tidak layak dan tidak mampu menjaga lingkungan
8 Jumlah Akses Air Bersih
Edukasi tentang pentingnya akses air bersihMenyediakan sumber air bersih bagi yang belum memenuhi syarat
Penyuluhan tentanp pentingnya sumber air bersihKoordinasi dengan PDAM agar semua masyarakat wilayah kerja dipastikan dapat mengakses air bersih
C. Perumusan Penyebab Masalah
D. SWOT Dari Perumusan Masalah
A. Tenaga Kerja (SDM)
No. Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
1 Tingkat pendidikan yang sesuai
Kinerja tenaga kerja yang belum optimal dikarenakan
Jumlah penduduk usia produktif
Sedikitnya tenaga kerja yang berminat pada bidang ini dan
45
Fasilitas dan biaya
MasyarakatKondisi geografis
Tenaga kerja (SDM)
Kesehatan lingkungan efisien, efektif, dan rasional
Kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru
luas nya cakupan daerah Banjarbaru
Sedikitnya jumlah sanitarian
yang banyak kurangnya penerimaan pegawai di bidang ini
B. Masyarakat
No.
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
Beberapa masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi dan mengerti tentang kebersihan lingkungan dapat menjadi penggerak dan contoh dimasyarakat
Jumlah masyarakat dengan tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah
Hubungan dan koordinasi yang baik dengan dinas terkait dalam rangka penyehatan sanitasi secara cepat
Perilaku masyarakat dipinggiran sungai yang masih tidak sadar akan kebersihan lingkungan
C. Kondisi Sistem
No. Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Oppurtunity (Kesempatan)
Threat (Hambatan)
Koordinasi yang sehat dan harmonis antara Dinas Kesehatan - Puskesmas
Akses lintas sektoral yang mumpuni
Tidak adanya sistem yang baku tentang kriteria yang dijadikan acuan MS atau TMS
Metode pengambilan sampel rumah sehat dan jamban yang kurang
Hubungan baik antara dinas terkait dan pemerintahan setempat
Ada beberapa database yang tidak disimpan dalam bentuk digital.
46
47
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Puskesmas Banjarbaru dengan wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu
Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan dan Kelurahan Kemuning
mempunyai wilayah seluas wilayah 1466 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak
26.683 jiwa dan termasuk kedalam kategori sangat padat. Hal ini sangat
berhubungan dengan tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran penyakit
di wilayah Puskesmas Banjarbaru.
Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas sangat penting bertujuan
menjamin kelangsungan, keterjangkauan pelayanan kesehatan lingkungan yang
efisien, efektif, dan rasional.
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sudah
menyadari dan memiliki sarana yang sesuai tentang pentingnya kesehatan
lingkungan, akan tetapi ada juga sebagian kecil masyarakat yang belum mengerti
akan pentingnya kesehatan lingkungan.
B. Saran
Dari data yang telah didapatkan disarankan:
a. Perencanaan dilakukan lebih matang mengenai program dan dengan jumlah
tenaga yang tersedia sehingga hambatan berupa kurangnya tenaga kesehatan
dapat di minimalisasi serta dilakukan koordinasi antara berbagai sektor yang
terkait dalam kegiatan puskesmas agar pelaksanaan kegiatan program dapat
tercapai dan berjalan dengan baik.
48
b. Pengoptimalkan tenaga dari puskemas dan pengrekrutan kader-kader yang
berupaya lebih dimasyarakat.
c. Memanfaatkan organisasi serta tempat-tempat umum yang banyak tersedia di
masyarakat sehingga penyampaian informasi menyeluruh dan berkelanjutan.
d. Kerjasama dengan dinas terkait dan lintas sektoral untuk menjalankan
program terutama maslah biaya dan fasilitasyang belum ada.
e. Pembuatan system yang efisien dan tepat sasaran dalam pengawasan dan
penataan masyarakat.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
2. Data Dinding Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012
3. Laporan Tahunan Apotek Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru tahun 2012
4. Profil Puskesmas Banjarbaru Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2013.
5. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI, 2006.
50