Kesehatan Lingkungan

69
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. 1 Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu: 1. Penyediaan Air Minum 2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran 3. Pembuangan Sampah Padat 4. Pengendalian Vektor 1

description

ikm

Transcript of Kesehatan Lingkungan

Page 1: Kesehatan Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan

lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli

Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan

sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi

yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya

kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.1

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu:

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

1

Page 2: Kesehatan Lingkungan

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat

dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan

beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan

mental, system budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan

mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan

sosio kultural.1

Menurut pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan menyebutkan antara lain :

1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat.

2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan

pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.

3. Kesehatan lingkungan meliputi:

a) Penyehatan air, tanah dan udara

2

Page 3: Kesehatan Lingkungan

b) Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan

c) Pengendalian vektor penyakit

d) Penyehatan atau pengamanan lainnya

4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan

meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan

Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang

terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.

Peranan Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat

terdekat dengan tempat di mana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi.

Sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk

menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya

pemecahannya. Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam

lingkup jangkauan kemampuan puskesmas maka masalah tersebut dapat cepat

ditangani.

Puskesmas Banjarbaru merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan

masyarakat yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru yang

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat

dasar di wilayah kerjanya. Wilayah kerja dari Puskesmas Banjarbaru meliputi

Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan, dan Kelurahan

Kemuning. Dalam pelaksanaan kewajibannya sebagai unit pelayanan kesehatan

masyarakat, Puskesmas Banjarbaru tidak dapat terlepas dari peran serta

3

Page 4: Kesehatan Lingkungan

keberadaan kesehatan lingkungan sebagai salah satu poin vital dari terlaksananya

suatu pelayanan kesehatan.

Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia

belum baik, baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas

penyehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan

kematian karena berbagai macam penyakit.

Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu

lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan peningkatan

sanitasi dasar serta pencegahan dan penanggulangan kondisi fisik dan biologis

yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan pembangunan.

Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman yang dilakukan

oleh staf Puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan mengikutsertakan

masyarakat secara bergotong-royong.

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian

pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan

keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

Kesehatan lingkungan di dalam suatu pelayanan kesehatan mutlak

diperlukan, karenanya pelayanan dan pengelolaan lingkungan yang efisien, efektif

dan benar sangat diperlukan untuk diterapkan di Banjarbaru. Pelayanan kesehatan

lingkungan dalam pelayanan kesehatan di Kelurahan Guntung Paikat, Loktabat

Selatan, dan Kemuning secara keseluruhan menjadi tanggung jawab bersama

4

Page 5: Kesehatan Lingkungan

antara Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dan Puskesmas Banjarbaru sebagai

pelaksana teknis sehari – harinya.

Adanya rasa tanggung jawab diperlukan dalam sejumlah evaluasi terhadap

kebijakan–kebijakan yang telah ada, khususnya kebijakan terkait dengan

pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru. Dengan adanya

makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan– kebijakan yang telah

ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lingkungan yang optimal

di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru.

Penulisan makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan–

kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan

pemukiman bertujuan berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua

unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat

memberi pengaruh jelek terhadap kesehatan mereka pada daerah kerja

Puskesmas Banjarbaru tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

Meningkatnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin

masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

5

Page 6: Kesehatan Lingkungan

Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat, dan sektor

lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya

peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup

Terlaksananya peraturan perundangan, tentang penyehatan

lingkungan dan pemukiman yang berlaku

Terselenggarannya pendidikan kesehatan guna menunjang

kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan

pemukiman

Terlaksannya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi

perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan

makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum

6

Page 7: Kesehatan Lingkungan

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANJARBARU

2.1 Data Umum

Puskesmas Banjarbaru termasuk ke dalam wilayah kecamatan Banjarbaru

Selatan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Kelurahan

Guntung Paikat Jalan Rambai I Banjarbaru, dengan wilayah kerja sebanyak 3

Kelurahan yaitu Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan dan

Kelurahan Kemuning.

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah sebagai berikut.

1. Kelurahan Loktabat Selatan

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Loktabat Utara.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka dan Kelurahan

Palam.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Guntung Manggis.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Banjarbaru Kota.

2. Kelurahan Guntung Paikat

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Komet.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Besar.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kemuning.

3. Kelurahan Kemuning

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Komet.

7

Page 8: Kesehatan Lingkungan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Cempaka.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Guntung Paikat.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Loktabat Selatan.

Luas wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah 1466 Ha dengan

perincian luas Kelurahan Loktabat Selatan 858 Ha dengan persentase terhadap

wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sebesar 60%, Guntung Paikat 247 Ha (16%),

dan Kemuning 361 Ha (24%).

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru.

Sebagian besar wilayah Kelurahan Guntung Paikat, Loktabat Selatan dan

Kemuning merupakan dataran rendah dan dilalui sungai-sungai. Iklim yang

berpengaruh adalah iklim tropis dengan musim penghujan dan musim kemarau.

8

Page 9: Kesehatan Lingkungan

Faktor Keadaan iklim ini sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti

Diare, DBD (Demam Berdarah Dengue) dan ISPA yang cenderung akan menjadi

semakin banyak.

Seluruh wilayah kerja puskesmas dapat dijangkau dengan menggunakan

kendaraan roda 4 maupun roda 2 sepanjang musim. Terdapat banyak akses jalan

dan beberapa jembatan yang menghubungkan antar wilayah yang dilalui sungai.

Wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru memiliki luas wilayah 1466 Ha

dengan jumlah penduduk sebanyak 26.683 jiwa. Di Kelurahan Guntung Paikat

jumlah penduduk 8.570 jiwa, di Loktabat Selatan sebanyak 8.985 jiwa dan

Kemuning 9.128 jiwa.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

No. Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Persen

1. Loktabat Selatan 4656 4329 8985 31,80

2.

3.

Kemuning

Guntung Paikat

4643

4331

4485

4239

9128

8570

39,90

28,30

Jumlah 13630 13053 26683 100

Sumber: Kecamatan Banjabaru Selatan dalam Angka 2013

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi

atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 Km2. Menurut

Undang-undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah

dapat dikelompokkan menjadi empat kategori.

a. Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2.

b. Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 - 250 orang/km2.

9

Page 10: Kesehatan Lingkungan

c. Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 - 400 orang/km2.

d. Sangat padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2.

Konverter dari satuan Ha kedalam satuan Km2 adalah 1Ha sama dengan 0,01Km2.

Tabel 2.2 Kepadatan Penduduk pada Wilayah Kerja Puskesrnas Banjarbaru Tahun 2012.

No

KelurahanJumlah(jiwa)

Kepadatan (jiwa/km2)

Kategori

1 Loktabat Selatan 8985 1.047 Sangat padat2 Guntung Paikat 9128 2.529 Sangat padat3 Kemuning 8570 3,470 Sangat padat

Jumlah 26.683 1.845 Sangat padatSumber: Kecamatan Banjabaru Selatan dalam Angka 2013

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga kelurahan tersebut

termasuk kedalam kategori sangat padat. Hal ini sangat berhubungan dengan

tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran penyakit di wilayah Puskesmas

Banjarbaru. Penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru adalah

Nasofaringitis Akut.

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2012.

Usia 0-1 1-5 5-6 7-15 16-21 22-59 >60 JUMLAH

JUMLAH 161 652 315 898 1.405 5.265 289 8.985

Persentase 1.79% 7.25% 3.50% 9.99% 15.63%58.59%

3.21% 100%

Sumber: Laporan Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2013

Tabel 2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012.

Usia 0-4 5-6 7-12 13-15 16-18 19-25 26-60 >60 Jumlah

Jumlah 791 662 856 774 1.340 335 4.109 261 9.128

Persentase

8.66%

7.25% 9.37% 8,47% 14.68%

3.67% 45.01%

2.85% 100%

Sumber: Laporan Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012

10

Page 11: Kesehatan Lingkungan

Tabel 2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Kemuning Tahun 2012

Usia 0-5 6-12 13-15 16-18 19-25 26-44 45-60 >60 JUMLAH

Jumlah 843 912 560 613 1428 3109 905 200 8570

Persentase 9.83% 10.64% 6.53% 7.15% 16.66% 36.27% 10.56% 2.33% 100%

Sumber: Laporan Kelurahan Kemuning Tahun 2012

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2000 usia 15-64 tahun

termasuk dalam golongan usia produktif, dari tabel 2.2, 2.3, dan 2.4 dapat dilihat

bahwa distribusi penduduk dari ketiga kelurahan tersebut terbanyak pada usia

produktif.

Grafik 2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Loktabat Selatan tahun 2012

SD

SLTP

SLTA

AKADEMI

S1 KEATAS

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

Sumber: Laporan Kelurahan Loktabat Selatan Tahun 2012

11

Page 12: Kesehatan Lingkungan

Grafik 2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012

Tidak Bersekolah

Tidak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

AKADEMI

S1 KEATAS

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Guntung Paikat Tahun 2012

Grafik 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kemuning Tahun 2012

Belum Bersekolah

Tidak Bersekolah

Tidak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

AKADEMI

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Kemuning Tahun 2012

Berdasarkan ketiga grafik ini, terlihat sebagian besar penduduk kelurahan

Loktabat Selatan hanya merupakan lulusan SLTP, disusul kelurahan Guntung

12

Page 13: Kesehatan Lingkungan

Paikat dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SLTA, sedangkan Kelurahan

Kemuning dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SLTP.

Tabel 2.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskemas Banjarbaru Tahun 2012.

No. Pekerjaan Jumlah Persen

1 Pengrajin 84 0,33

2 Petani 250 0,98

3 Buruh tani 333 1,3

4 TNI/Polri 474 1,85

5 Pedagang Keliling 579 2,26

6 Pensiunan PNS/TNI/Polri 612 2,39

7 Wiraswasta 633 2,47

8 Karyawan swasta 2270 8,87

9 PNS 2562 10,01

10Lain-lain (yang belum / tidak bekerja

dan anak-anak)17775 69,5

Jumlah 25.575 100

Sumber : Profil puskesmas Banjarbaru tahun 2012

Tabel 2.7. Jumlah Sarana Umum di Wilayah Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012.

No

Kelurahan

SekolahJuml

ahTK

SD/MI

SMP/MT

SMA/SMK/MA

Akademi

PT

Ponpes

1Loktabat Selatan

4 3 2 2 1 1 -13

2Guntung Paikat

6 5 3 3 - - -17

3Kemuning

5 4 - 1 - 1 112

Total 42

13

Page 14: Kesehatan Lingkungan

Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Grafik 2.4 Jumlah Sarana Kesehatan Pribadi Warga di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Rumah

Jamban Leher Angsa

Sarana Air bersih

6400 6450 6500 6550 6600 6650 6700 6750

6512

6699

6701

Jumlah

Sumber: Data dinding bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

2.2 Gambaran Puskesmas Banjarbaru

Puskesmas Banjarbaru merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam

wilayah kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Gedung Induk Pelayanan Puskesmas

Loket/kartu

RuangPoli Umum

RuangPoli Anak

Ruang Poli Lansia

Ruang MTBS

Ruang KIA

Ruang Poli Gigi

Ruang Apotek

14

Page 15: Kesehatan Lingkungan

Ruang P2M

Ruang Imunisasi

Ruang Kesling

Laboratorium

Ruang Kepala puskesmas

Ruang Tunggu pasien

WC

Ruang tindakan

Ruangan Komputer dan Tata Usaha

Ruangan Konsultasi Gizi

Gambar 2.1 Gedung Puskesmas Banjarbaru

15

Page 16: Kesehatan Lingkungan

Gambar 2.2 Bagian Dalam Dari Gedung Induk Puskesmas Banjarbaru

1. Puskesmas Pembantu (Pustu)

- Pustu Loktabat Selatan

2. Posyandu Balita dan Puskesmas Keliling (Pusling)

No. Nama Posyandu Alamat1. Posyandu Seruni

(Balita dan Lansia)Belakang SMP 1

2. Posyandu Anggrek (Balita)

Polres Banjarbaru

3. Posyandu Berlina(Balita dan Lansia)

Komp.Berlina

4. Posyandu Sakura(Pusling dan Balita)

Komp.Banjarbaru

5. Posyandu Flamboyan(Balita)

Jl.Puskesmas

6. Posyandu Mekar Sari Gt.Paikat

16

Page 17: Kesehatan Lingkungan

(Balita)7. Posyandu Kenanga

(Pusling dan Balita)R.O Ulin

8. Posyandu Matahari(Balita dan Lansia)

Banjarbaru Asri

9. Posyandu Dahlia(Pusling dan Balita)

Harapan Mulia

10. Posyandu Kembang Sepatu (Pusling dan Balita)

Klausrepe

11. Posyandu Halim (Balita dan Lansia)

Komp.Halim

12. Posyandu Nusa Indah(Balita)

Gt.Lua

13. Posyandu Mawar(Balita dan Lansia)

Sumberadi

14. Posyandu Aster(Puslind dan Balita)

R.O Ulin

15. Posyandu St.Khadijah(Lansia)

Belakang SMA 1

16. Pusling Gt.Upih Gt.Upih17. Posyandu Kemuning

(Balita)Kemuning

Tabel 2.8 Nama dan Alamat Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru

Kelurahan Kuin Utara Kelurahan Banjarbaru

Kelurahan Pangeran

Kumala Sari (RT 7) Gelatik (RT 9) Sari Melati (RT 11)Indah sari (RT 6) Merpati (RT 1) Kemuning (RT 13)Surya Gemilang (RT 26)

Cendrawasih (RT 5) Mawar (RT 5)

Intan Sari (RT 16) Rajawali (RT 6) Adyaksa (RT 16)Karmila Sari (RT 14) Garuda (RT 7) Anggrek (RT 9)Mayang Sari (RT 8) Kasuari (RT 8) Kaca Piring (RT 25)

Nuri (RT 10) KambojaKutilang (RT 12)Dasamaya (RT 16)Walet (RT 26)

17

Page 18: Kesehatan Lingkungan

Tabel 2.9 Jumlah Karyawan Puskesmas Banjarbaru

No Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang)

1. Dokter Umum 5

2. Dokter Gigi 2

3. Bidan 10

4. Perawat 11

5. Perawat Gigi 5

6. Apoteker 1

7. Asisten Apoteker 3

8. Kesling 4

9. Pekarya 2

10. Petugas Gizi 3

11. Petugas Laboratorium 2

12. Sanitarian 4

13. PetugasAdministrasi 12

Total 64

Sumber: Arsip Kepegawaian Puskesmas Banjarbaru

Tabel 2.10 Daftar Nama Pejabat Fungsional Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

No

Nama / JabatanProgram / Kegiatan

Dokter Umum1 dr. Indriyani Yanuareni Koordinator Pengobatan (Poli), Pemulihan

Kesehatan, dan Rujukan2 dr. Muthmainah Pelaksana Pengobatan, TB Paru3 dr. Mariya Eka Pelaksana Pengobatan, Jiwa, PTM4 dr. Sinta Dyah Amrih L. Pelaksana Pengobatan, Malaria5 dr. Nur Lely Revina Pelaksana Pengobatan

Dokter Gigi1 drg. Ratih Elisa Nandarani Poli Gigi dan UKG / UKGMD2 drg. Dani Susanto Hidayat Poli Gigi

18

Page 19: Kesehatan Lingkungan

Perawat1 Rahmansyah, AMK Koordinator Imunisasi, Rabies2 Anwar Radi, S.Kep Pusling3 Susanti, S.Kep Jiwa4 Hendriyati Cahya, AMK Diare, Malaria5 Nurwahyuni, AMK Kusta, TB6 Ami Kurniati Utami, AMK Pelayanan Poli / MTBS7 Nur Hasanah, AMK Pelayanan Poli / MTBS8 Andri Hamidansyah, AMK Puskesmas, HIV/AIDS9 Hairunni’mah, AMK Mata, Campak10 Yessy Kusuma Putri, AMK DBD, Filariasis11 Endah Setiyani ISPA, Kesehatan Haji, Kesehatan Olahraga

Bidan1 Hj. Sri Badariah, AM.Keb Pustu Loktabat Selatan2 Hj. Jainah, AM.Keb Koordiantor KIA3 Rosana Febriyani, AM.Keb Pelayanan KIA, MTBS4 Siti Aisyah, AM.Keb Pustu Loktabat Selatan5 Misiyati Buana, SST Pelayanan KIA, Remaja, Anak6 Hj. Siti Rahmah, AM.Keb Pelayanan KIA, KB7 Endah Trihastuty Pelayanan KIA, DDTK, Pengelola BOK8 Sri Hargianti, Amd.Keb Pelayanan KIA, PWS KIA9 Mastriani R, Amd.Keb Pelayanan KIA, PWS KIA10 Santi Suzana, AM.Keb Poskesdes Loktabat Selatan

Perawat Gigi1 Isnaniah Pelayanan Gigi2 Samsul Hasani, SKM Pelayanan Gigi3 Hj. Mega Yanthi, SKM Pelayanan Gigi4 Nirawati Pelayanan Gigi5 Dewi Meriyati Pelayanan Gigi, Pengelola Jamkesmas

Sanitarian / Kesling1 Norjanah Kesling, Keskerja2 Sudariah, SKM Kesling, Survailans, Fogging3 Baihaki, SKM Kesling, Promkes4 Puguh Subagyo Kesling, UKS

Farmasi1 Hardina Rohani, S.Si, Apt Koordinator Apotek dan Gudang Farmasi

Puskesmas2 Hj. Ira Rabiatul M. Pelayanan Apotek3 Nana Fitriyana Pelayanan Apotek di Pustu4 Yulia Utari Pelayanan Apotek

Nutrisionis / Gizi

19

Page 20: Kesehatan Lingkungan

1 Fitri Yana Laila, A.Md Gz Pelayanan Gizi dan Masyarakat2 Arie Sumiyatie, AMG Pelayanan Gizi, Posyandu Lansia3 Rizki Hedyana Z, AMG Pelayanan Gizi dan Masyarakat

Analis Kesehatan1 Hj. Mahdalina, Amd. AK Pelayanan Laboratorium2 Dina Mega W, Amd.AK Pelayanan Laboratorium

Dengan jumlah karyawan di atas, tersusunlah struktur organisasi Puskesmas

Banjarbaru.

20

Page 21: Kesehatan Lingkungan

Gambar 5. Struktur Organisasi Puskesmas Banjarbaru

21

KEPALA PUSKESMAS

Taufik Riyadi, SKM, MMNIP 19630413 198512 1 002

Purnamawati, SKM, MMNIP 19670810 198703 2 004

Page 22: Kesehatan Lingkungan

Program yang dilaksanakan di Puskesmas Banjarbaru terdiri dari program

kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Wajib

a. Promosi kesehatan

b. Usaha KIA dan KB

c. Usaha Perbaikan Gizi Masyarakat

d. Usaha Kesehatan Lingkungan

e. Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

f. Usaha PengobatandanPelayanan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Upaya kesehatan usia lanjut

b. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan

c. Upaya kesehatan telinga / pencegahan gangguan pendengaran

d. Kesehatan jiwa

e. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi dan mulut

f. Perawatan kesehatan masyarakat

g. Bina pengobatan tradisional

h. Bina kesehatan kerja

Program unggulan Puskesmas Banjarbaru adalah program manajemen

terpadu balita sakit (MTBS).

22

Page 23: Kesehatan Lingkungan

Tabel 2.9. Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

No.

Nama Sarana & Prasarana

Keterangan ∑ KondisiBaik Rusa

kRusak Berat

1 Sepeda Motor Digunakan tenaga kesehatan

5 V

Mobil Digunakan tenaga kesehatan

1 V

2 Ambulance Digunakan merujuk Pasien

1 V

3 Gedung Puskesmas Induk Tempat Pelayanan Kesehatan

1 V

4 Gedung Puskesmas Pembantu

Tempat pelayanan kesehatan Masyarakat

1 V

5 Rumah Dinas Sebagai rumah tinggal dokter, kepala puskesmas dan bidan

1 V

Sumber: Laporan Inventaris Puskesmas Tahun 2012

2.10 Macam 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Gambar 6. Data 10 Jenis Penyakit Terbanyak Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

23

Page 24: Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan dari grafik sepuluh penyakit terbanyak pada puskesmas

diketahui bahwa Nasofaringitis akut merupakan penyakit terbanyak pertama yaitu

3.586dan hipertensi merupakan urutan terbanyak ke dua 2.762.Nasofaringitis akut

merupakan penyakit terbanyak, hal ini berhubungan dengan kepadatan penduduk

di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru yang termasuk kategori sangat padat, hal

ini juga berhubungan dengan tingkat sanitasi.

Tabel 2.11 Jumlah Kunjungan Pasien PuskesmasBanjarbaru tahun 2012

No Jenis Kunjungan Jumlah

1 Kunjungan Askes 1.443

2 Kunjungan Umum 12.389

3 Kunjungan Jamkesmas 8.881

Total Kunjungan 22.713

Sumber: Laporan tahunan Puskemas Banjarbaru tahun 2012

Di Puskesmas Banjarbaru, total kunjungan warga tahun 2012 dengan

kunjungan pasien Umum 12.389 jiwa (54.55 %), asuransi kesehatan Jamkesmas

sebanyak 8.881 jiwa (39,1 %) dari jumlah kunjungan seluruhnya, dan kunjungan

Askes 1.443 jiwa (6,35 %).

24

Page 25: Kesehatan Lingkungan

BAB III

UPAYA POKOK PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru merupakan

salah satu program dari puskesmas. Program ini bertujuan menjamin

kelangsungan kesehatan lingkungan, serta keterjangkauan pelayanan yang efisien,

efektif dan rasional. Adapun struktur organisasi kesehatan lingkungan Puskesmas

Banjarbaru tertera pada skema berikut :

Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan

Puskesmas Banjarbaru

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Kesehatan Lingkungan Puskesmas Banjarbaru

Puskesmas Banjarbaru ditangani oleh 4 orang tenaga sanitarian. Menurut

DEPKES (2005), rasio ideal jumlah tenaga sanitarian di suatu daerah adalah 40 :

100.000 jiwa penduduk. Sehingga berdasarkan hal tersebut setidaknya jumlah

25

Top ManagerNama : Taufik Riyadi, SKM, MMNIP : 19630413 198512 1 002Jabatan : Kepala Puskesmas Banjarbaru

Unit Penunjang

Kesehatan lingkunganNorjannah, SKMSudariah, SKMBaihaki, SKM

Puguh Subagyo, SKM

Page 26: Kesehatan Lingkungan

tenaga sanitarian di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaruadalah sebanyak 10

orang.

Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas bertujuan menjamin

kelangsungan, keterjangkauan pelayanan kesehatan lingkungan yang efisien,

efektif, dan rasional. Adapun upaya pokok kesehatan lingkungan yang

diprogramkan Puskesmas Banjarbaru terdiri dari:

1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

2. Penyehatan Tempat-Tempat Umum/Tempat Pengelolaan Makanan

3. Penyehatan Kualitas Air

4. Klinik Sanitasi

1. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas Banjarbaru

mencakup dari arahan dinas kesehatan terhadap penyehatan lingkungan

pemukiman (pemeriksaan rumah) adalah pembinaan terhadap rumah dan

lingkungan (bangunan rumah, luas rumah, padat penghuni, ventilasi, jendela,

lantai, SAB, SPAL, dan sampah) serta Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2).

Berikut data pencapaian program Penyehatan Lingkungan Pemukiman yang

dicapai Puskesmas Banjarbaru

3.1 Tabel Data Perumahan Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target

1 tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan Rumah Buah 6512 70% 6381 98%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

4806

198

73%

26

Page 27: Kesehatan Lingkungan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000 6512

4558

6381

4806

198

Grafik Kegiatan Pengawasan Rumah

Terdaftar Target Diperiksa MS TMS

Gambar 3.2. Grafik Kegiatan Pengawasan Rumah Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Kriteria rumah sehat menurut Winslow:

• Memenuhi kebutuhan fisiologis : Pencahayaan, penghawaan dan ruang

gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu dan,

• Memenuhi kebutuhan psikologis :

Ruang cukup baik

Aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni

Kemudahan komunikasi

Ruang duduk dapat dipakai ruang makan keluarga

Penataan meubel, kebutuhan air bersih berkisar 100 l/orang/hari

Ada WC dan kamar mandi bersih

Rumah harus ditanami tanaman yang bersih dan rapi

27

Page 28: Kesehatan Lingkungan

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

o Tersedia air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan

o Tidak memberi kesempatan serangga bersarang didalam/sekitar

rumah sistem pembuatan air limbah/tinja memenuhi syarat

kesehatan

o Pembuangan sampah pada tempat yang baik dan sehat, luas kamar

tidur/orang sesuai standar, tempat masak/menyimpan makanan

bebas dari pencemaran dan gangguan binatang,

o Fasilitas mandi

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan

o Bangunan yang kokoh (tidak curam dan licin)

o Cukup ventilasi dan cahaya (mencegah tersandung, teriris, dll)

o Jarak ujung atap dengan atap tetangga minimal 3 m

o Jauh dari pohon-pohon yang besar, jarak rumah kejalan sesuai

peraturan,

Lantai selalu basah jangan sampai terlalu licin,

Didepan pintu utama ditambah lantai tambahan

Bagian bangunan yang dekat api/listrik harus terbuat dari bahan tahan api

Meskipun rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sudah

mencapai 73%, belum tentu menyatakan jumlah rumah sehat yang sebenarnya

karena pada saat pengambilan sampel tidak mencakup seluruh rumah yang ada.

Rumah sehat mempengaruhi kesehatan penghuni dari rumah dan sekitarnya. Dari

28

Page 29: Kesehatan Lingkungan

sistem yang di terapkan di Puskesmas Banjarbaru menggunakan sampel acak dari

setiap RT yang ada dan di ketahui oleh kepala RT setempat, dan melihat kondisi

yang pantas untuk di berikan penyuluhan.

Mulai bergesernya penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru kearah

daerah lebih tinggi dan sadarnya akan rumah sehat dan standar serta

meningkatnya kondisi ekonomi sehingga banyak rumah yang sesuai syarat, ini

menjadi faktor yang berpengaruh.

3.3 Tabel Kegiatan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah Tahun 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target

1 tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan SPAL Buah 3792 2654 3426 90%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

2655

771

70%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000 3792

2654

3426

2655

771

Grafik Kegiatan Pengawasan SPAL

Terdaftar Target Diperiksa MS TMS

Gambar 3.3. Grafik Kegiatan Pengawasan SPAL Puskesmas Banjarbaru Tahun

29

Page 30: Kesehatan Lingkungan

2012

Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk air limbah,

diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya sedemikian rupa sehingga air limbah

tersebut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum

2. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah

3. Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau

tempat-tempat rekreasi

4. Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus dan tidak menjadi tempat

berkembangnya berbagai bibit penyakit dan vector

5. Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai

oleh anak-anak

6. Baunya tidak mengganggu

Kegiatan pengawasan SPAL di wilayah kerja Puskesmas banjarbaru tahun

2012 telah memenuhi target higga 90% pengawasan, akan tetapi yang memenuhi

syarat mencapai 70% saja. Hal ini disebabkan banjarbaru dilalui aliran sungai

sehingga banyak masyarakat lebih memilih membuang air limbah rumah tangga

dan air limbah industri ke dalam sungai.

3.4 Tabel Kegiatan Pengawasan Jamban Keluarga Tahun 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target1

tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan Rumah Buah 4689 3282 4450 94%

30

Page 31: Kesehatan Lingkungan

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

4141

309

88%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000 4689

3282

44504141

309

Grafik Kegiatan Pengawasan JAGA

Terdaftar Target Diperiksa MS TMS

Gambar 3.4. Grafik Kegiatan Pengawasan JAGA Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Persyaratan penyediaan sarana jamban antara lain :

a. Jenis jamban yang harus disediakan dan memenuhi syarat kesehatan

b. Jumlah jamban yang diperlukan untuk tempat pengungsian adalah 1 buah

dipakai untuk sekitar 20 orang

c. Diupayakan mempergunakan bahan lokal

d. Tempat atau lokasi jamban harus mempertimbangkan beberapa hal antara

lain

e. Letak cubluk harus lebih rendah dari lantai jamban sehingga air

penyiraman dapat mengalir dengan lancar (kemiringan saluran minimal

l2%)

31

Page 32: Kesehatan Lingkungan

f. Agar cubluk tidak cepat penuh, jangan ditempatkan pada tempat yang

memungkinkan masuknya air hujan

g. Tidak mencemari sumber air bersih (sumur gali/SPT) dan air tanah.

h. Jarak cubluk dengan sumur gali/SPT

i. Jenis tanah pasir 15 meter

j. Jenis tanah liat 10 meter

k. Jarak dasar cubluk dengan permukaan air tanah paling sedikit 2 meter.

32

Page 33: Kesehatan Lingkungan

Gambar 3.5. Syarat Jamban Sehat

Pengawasan terhadap jamban keluarga di Puskemas Banjarbarut elah

memenuhi target 1 tahun, yaitu 94%. Dari data yang di dapatkan dan dilakukan

oleh pihak kesehatan lingkungan didapatkan masih adanya jamban yang tidak

memenuhi syarat yaitu 309 rumah atau 6,67% di karenakan kondisi rumah yang

masih di dekat sungai ataupun rumah lama yang belum di renovasi sehingga

kurangnya perbaikan atas jamban sehat, namun dari presentasi yang berhasil

menandakan kepedulian dari pihak masayarakat akan pentingnya sanitasi terutama

jamban.

Menurut data dari Puskemas Banjarbaru bagian kesehatan lingkungan,

dalam beberapa tahun ini tidak ada bantuan atau pembangunan jamban umum,

jadi kegiatan yang di lakukan hanya himbauan dan pendampingan dalam

pembuatan jamban keluarga.

33

Page 34: Kesehatan Lingkungan

3.4 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah Tahun 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target1

tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan TPS Buah 17 100% 17 100%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

10

7

58%

42%

Jumlah Terdaftar Diperiksa MS TMS0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

6 6

4

2

8 8

3

5

3 3 3

0

Grafik Kegiatan Pengawasan TPS

Guntung Paikat Kemuning Loktabat Selatan

Gambar 3.6. Grafik Kegiatan Pengawasan TPS Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak

menganggu atau mengancam keseharan masyarakat. Pengelolaan sampai yang

baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja tetapi untuk keindahan lingkungan.

Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah meliputi pengumpulan,

pengangkutan, sampai pemusnahan dan pengelolaan sampah sedemikian rupa

sehingga sampah tidak menjadi ganggua kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Dari data yang di dapatkan dan dilakukan oleh pihak kesehatan lingkungan

34

Page 35: Kesehatan Lingkungan

didapatkan 42% TPS dibanjarbaru masih tidak memenuhi syarat. Pengumpulan

sampah adalah tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi

yang menghasilkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan

sampah tersebut harus diangkut ke TPS dan selanjutnya ke TPA. Mekanisme,

sistem, atau cara pengangkutannya untuk di daerah Banjarbaru adalah tanggung

jawab pemerintah setempat. Oleh karena itu, perlu kerjasama terutama dengan

pemerintah untuk meningkatkan jumlah TPS yang memenuhi syarat di tahun

2013.

3.5 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target

1 tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan TPP Buah 4 4 4 100%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

4

-

100%

Gambar 3.7. Grafik Tempat Pengelolaan Pestisida Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

35

Jumlah TP2 Diperiksa MS TMS0

0.20.40.60.8

11.21.41.61.8

22 2 2

0

2 2 2

00 0 0 0

Kemuning

Gt.Paikat

Ltb.Selatan

Page 36: Kesehatan Lingkungan

Tempat pengelolaan pestisida adalah tempat kerja dimana dilakukan

sebagian atau semua pengelolaan pestisida. Pengeloalaan pestisida adalah

kegiatan yang meliputi pembuatan, pengangkutan, penyimpanan, peredaran,

pengolahan penggunaan dan pemusnahan pestisida.

Tempat pengelolaan pestisida antara lain: importer pestisida, pabrik

pestisida, unit usaha pergudangan yang menyimpan pestisida, distributor, dan

perusahaan yang menggunakan pestisida. Secara garis besar obyek yang harus

diamati dalam rangka pengawasan tempat pengelolaan pestisida yaitu jenis

pestisida, perlengkapan pelindung pestisida, penjamah pestisida, pembuatan

pestisida, penyimpanan pestisida, penyajian pestisida di took, aplikasi pestisida

dan peralatannya, serta pembuangan dan pemusnahan pestisida.

Pengawasan yang dilakukan terhadap tempat pengelolaan pestisida (TP2)

dimaksudkan untuk mengurangi risiko pencemaran dan juga keracunan terutama

terhadap pengelolanya. Jumlah tempat pengelolaan pestisida di wilayah

Puskesmas Banjarbaru sebanyak 4 buah dan semuanya mememuhi syarat.

Kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tempat pengelolaan pestisida

dan pengawasan sudah dilakukan sepenuhnya (100%) sesuai target awal tahun

yang direncanakan 100%, dan secara keseluruhan TP2 di wilayah Puskesmas

Banjarbaru telah memenuhi syarat.

2. Penyehatan Tempat-Tempat Umum/Tempat Pengelolaan Makanan

Tempat-tempat umum meliputi hotel, penginapan, home stay, villa, salon

kecantikan, rumah ibadah, pasar, terminal, kolam renang, tukang cukur,

36

Page 37: Kesehatan Lingkungan

perkantoran, sekolah/madrasah, pondok pesantren dan sarana kesehatan.

Tempat pengelolaan makanan meliputi rumah makan/restoran, warung

makan, depot, café, industri rumah tangga pangan, jasa boga, depot air minum,

kantin, makanan jajanan sekolah dan warung kopi.

Kegiatan yang dilaksanakan berupa pembinaan terhadap pengelola setiap

tahunnya atau dalam rangka pengelola minta ijin laik sehat.

Penyehatan Tempat-Tempat Umum

Adanya pengawasan sanitasi TTU bertujuan agar pencapaian sesuai

dengan intruksi dari bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru.

3.6 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target

1 tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan TTU Buah 96 76 96 100%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

94

2

97%

37

Page 38: Kesehatan Lingkungan

Jumlah TTU yg Ada

Diperiksa MS TMS05

1015202530354045 39

32 32

0

40

30 30

0

41

34 32

2

Gt. Paikat

Kemuning

Ltb.Selatan

Gambar 3.8. Grafik pengawasan sanitasi TTU Puskemas Banjarbaru 2012

Pengawasan sanitasi TTU telah mencapai 100%. Kegiatan ini dilakukan

dengan penghitungan target di awal tahun sebesar 80%, tetapi pada

pelaksanaannya pada tahun 2012 mencapai lebih dari target sasaran yaitu 100%.

Tempat Pengelolaan Makanan

Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) puskesmas

Banjarbaru memiliki tujuan : untuk meningkatkan jumlah makanan yang

memenuhi persyaratan kesehatan serta untuk menurunkan frekuensi

penyakit bawaan makanan dan keracunan makanan.

Pada tahun 2012, kegiatan pengawasan TPM dilaksanakan dengan hasil

kegiatan berupa usaha untuk menghindarkan makanan agar tidak kontak

langsung dengan vektor seperti lalat dan serangga lain.

Perlunya penekanan dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti

38

Page 39: Kesehatan Lingkungan

kebersihan, dan perlunya pemahaman penggunaan air bersih pada proses

pengolahan makanan.

3.7 Tabel Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan 2012

Rincian kegiatan Satuan Terdaftar

(Jumlah)

Target

1 tahun

Realisasi

Jumlah Persentase

Pemeriksaan TPM Buah 96 93 96 100%

Memenuhi Syarat

Tidak memenuhi syarat

Buah

Buah

93

3

96%

Jumlah TPM yg ada

Diperiksa MS TMS05

101520253035404550

50

3430

0

45

30 31

3

40

32 32

0

Kemuning

Gt.Paikat

Lbt.Selatan

Gambar 3.9. Grafik Tempat Pengelolaan Makanan di Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

Kegiatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tempat yang menyediakan

makanan dan minuman dan pengawasan sudah dilakukan sepenuhnya (100%) dari

target awal tahun sebesar 55%.

3. Penyehatan Kualitas Air

39

Page 40: Kesehatan Lingkungan

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal

22 ayat 23 mengatakan bahwa penyehatan air meliputi pengamanan dan

penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya

penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi

persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan.

Cakupan pencapaian seluruh kegiatan penyehatan air di wilayah kerja

Puskesmas Banjarbaru pada tahun 2012 adalah rata-rata sebesar 98% dari target

awal tahun sebesar 70%.

Jumlah Keluarga

Diperiksa Ledeng SGL PAH0

500

1000

1500

2000

2500

2281

1668

801 822

0

2275

1709

856718

38

2122

1627

912 958

0

Gt.Paikat Kemuning Lbt.Selatan

Gambar 3.10. Grafik Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

40

Page 41: Kesehatan Lingkungan

Jumlah keluarga Diperiksa MS TMS0

500

1000

1500

2000

25002281

1668 1643

15

2275

1709 1702

5

2122

1627 1624

5

Gt.Paikat Kemuning Ltb.Selatan

Gambar 3.11. Grafik Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012 Berdasarkan Pemenuhan Syarat

Untuk kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih serta kegiatan

pembinaan kelompok pemakai air selama ini dilakukan bersamaan dengan

penyuluhan dan inspeksi lapangan, dimana inspeksi dilakukan langsung ke

rumah-rumah warga dan sebagian warga masyarakat di wilayah kerja puskesmas

Banjarbaru tersebut rata-rata sudah memiliki sarana air bersih (PDAM) di setiap

rumah, meski masih ada penduduk yang menggunakan sumur galian dan menadah

air hujan. Masyarakat biasanya hanya menggunakan air bersih untuk dipakai

memasak atau diminum, sedangkan untuk mandi, cuci kakus dan mencuci masih

menggunakanair sumur galian atau menadah air hujan. Hal demikian terjadi

karena kendala yang dihadapi warga yang mengeluhkan tidak adanya biaya jika

memakai air PDAM sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, karena

memang rata-rata penduduk berstatus ekonomi menengah ke bawah. Berkenaan

dengan hal tersebut, pengawasan yang dilakukan terhadap kualitas air bersih pun

41

Page 42: Kesehatan Lingkungan

menjadi belum optimal, dibuktikan dengan adanya data yang didapatkan, yang

pencapaiannya 98%. Kerjasama antar warga, dan pihak-pihak terkait tentunya

sangatlah dibutuhkan dalam penanganan serta pemecahan hal tersebut di atas.

4. Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi

masalah kesehatan lingkungan untuk pemberatasan penyakit dengan bimbingan,

penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan

sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetap sebagai bagian integral dari

kegiatan puskesmas.

Petugas sanitasi sebagai pengelola klinik sanitasi dituntut mempunyai

pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan masalah lingkungan

dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak diderita masyarakat

sehingga mereka diharapkan dapat berperan dalam upaya memutuskan rantai

penularan penyakit, dan dalam jangka panjang dapat mencegah serta memberantas

penyakit-penyakit berbasis lingkungan.

Ruang lingkup standar prosedur operasional klinik sanitasi meliputi:

1. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, meliputi penyakit diare,

DBD, malaria dan kulit

2. Penyakit-penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi

perumahan dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB paru.

3. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui

makanan, antara lain diare, kecacingan, dan keracunan makanan.

4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia

42

Page 43: Kesehatan Lingkungan

dan pestisida di rumah tangga.

Gt.Paikat Kemuning Lbt.Selatan Luar Wilayah0

10

20

30

40

50

60

70

16 17

32 33

4 5 744 5 7

4

62

48 47

161812 11

0

1812 11

0

Jumlah Pasien Ditindaklanjuti Kusades Melaksanakan SaranJumlah Klien Ditindaklanjuti Kusades2 Melaksanakan saran2

Gambar 3.13. Grafik Kunjungan Pasien/Klien ke Klinik Sanitasi Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

BAB IV

ANALISIS MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Perumusan Masalah

RUMUSAN PENYEBAB MASALAH

RUMUSAN MASALAH

Hanya ada 4 karyawan di kesehatan lingkungan Puskesmas Banjarbaru

Jumlah rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yakni 198 rumah (27%)

Jumlah SPAL yang tidak memenuhi syarat 771 buah (30%)

Bagaimana cara agar kinerja program kesehatan lingkungan dengan jumlah tenaga yang terbatas di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru dapat terlaksana dengan maksimal?

Bagaimana mengurangi risiko timbulnya penyakit pada rumah keluarga yang belum memenuhi syarat rumah sehat?

Bagaimana mengatasi adanya SPAL yang tidak memenuhi syarat?

43

Page 44: Kesehatan Lingkungan

Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat 309 buah (22%)

TPS yang tidak memenuhi syarat 7 buah (42%)

TTU yang tidak memenuhi syarat 2 buah (3%)

TPM yang tidak memenuhi syarat 3 buah (4%)

Keluarga yang tidak mendapatkan akses sumber air bersih 15 KK (2%)

Bagaimana mengatasi jamban yang tidak memenuhi syarat?

Bagaimana pengelolaan sampah yang masih belum optimal?

Bagaimana upaya mencapai semua TTU memenuhi syarat?

Bagaimana upaya mencapai semua TPM memenuhi syarat?

Bagaimana upaya semua keluarga mendapatkan akses sumber air bersih?

B. Perumusan Penyebab Masalah

No Perumusan Penyebab Masalah

Intervensi Alternatif Pendekatan Pemecahan

Masalah

Rumusan Pendekatan Pemecahan Masalah

1 Kurangnya karyawan diruang kesehatan lingkungan

Mengoptimalkan kinerja pegawai kesling dan adanya upaya lintas sektorMenambah jumlah pekarya untuk memenuhi kekurangan pegawai

Melakukan pembagian kerja yang jelas antara 4 orang pegawai dan hubungan yang baik dengan dinas terkaitMerekrut pekarya dari masyarakat

2 Jumlah rumah tidak memenuhi syarat

Edukasi pentingnya rumah sehat

Penyuluhan Pembuatan ventilasi dan menjaga kebersihan lingkungan rumah serta membiakan sinar matahari untuk masuk

3 Jumlah SPAL

Edukasi pentingnya SPALMembuat Sarana SPAL bagi yang tidak memenuhi syarat

Penyuluhan pentingnya SPALMenutup tempat-tempat umum yang masih tidak memiliki SPAL

4 Jumlah jamban

Mengoptimalkan pembuatan dan

Pembuatan jamban masayarat secara umum sesuai standard dan pengoptimalkan jamban

44

Page 45: Kesehatan Lingkungan

keluarga pengelolaan sarana umum dan edukasi tentang sanitasi sendiri

keluarga yang sesuai

5 Jumlah TPS Memberikan alternative untuk tempat pembuangan sampah dan pengengkutan atau pengolahan sampah

Menyarankan agar semua warga mempunyai tempat penampungan sampah sementara di rumah kemudian mengkoordinasikan dengan dinas kesehatan untuk memperkerjakan orang khusus yang mengangkut sampah tersebut ke TPS di wilayah lain serta memperbaiki TPS yang tidak memenuhi syarat

6 Jumlah TTU Mempertahankan kondisi TTU yang telah memenuhi syaratEdukasi pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di TTU yang masih tidak memenuhi syarat

Penyuluhan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih TTUMenutup TTU yang tidak layak dan tidak mampu menjaga lingkungan

7 Jumlah TPM Mempertahankan kondisi TPM yang telah memenuhi syaratEdukasi pentingnya menjaga lingkungan yang bersih di TTU yang masih tidak memenuhi syarat

Penyuluhan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih TPMMenutup TPM yang tidak layak dan tidak mampu menjaga lingkungan

8 Jumlah Akses Air Bersih

Edukasi tentang pentingnya akses air bersihMenyediakan sumber air bersih bagi yang belum memenuhi syarat

Penyuluhan tentanp pentingnya sumber air bersihKoordinasi dengan PDAM agar semua masyarakat wilayah kerja dipastikan dapat mengakses air bersih

C. Perumusan Penyebab Masalah

D. SWOT Dari Perumusan Masalah

A. Tenaga Kerja (SDM)

No. Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Oppurtunity (Kesempatan)

Threat (Hambatan)

1 Tingkat pendidikan yang sesuai

Kinerja tenaga kerja yang belum optimal dikarenakan

Jumlah penduduk usia produktif

Sedikitnya tenaga kerja yang berminat pada bidang ini dan

45

Fasilitas dan biaya

MasyarakatKondisi geografis

Tenaga kerja (SDM)

Kesehatan lingkungan efisien, efektif, dan rasional

Kesehatan lingkungan di Puskesmas Banjarbaru

Page 46: Kesehatan Lingkungan

luas nya cakupan daerah Banjarbaru

Sedikitnya jumlah sanitarian

yang banyak kurangnya penerimaan pegawai di bidang ini

B. Masyarakat

No.

Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Oppurtunity (Kesempatan)

Threat (Hambatan)

Beberapa masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi dan mengerti tentang kebersihan lingkungan dapat menjadi penggerak dan contoh dimasyarakat

Jumlah masyarakat dengan tingkat ekonomi dan pendidikan yang rendah

Hubungan dan koordinasi yang baik dengan dinas terkait dalam rangka penyehatan sanitasi secara cepat

Perilaku masyarakat dipinggiran sungai yang masih tidak sadar akan kebersihan lingkungan

C. Kondisi Sistem

No. Strength (Kekuatan)

Weakness (Kelemahan)

Oppurtunity (Kesempatan)

Threat (Hambatan)

Koordinasi yang sehat dan harmonis antara Dinas Kesehatan - Puskesmas

Akses lintas sektoral yang mumpuni

Tidak adanya sistem yang baku tentang kriteria yang dijadikan acuan MS atau TMS

Metode pengambilan sampel rumah sehat dan jamban yang kurang

Hubungan baik antara dinas terkait dan pemerintahan setempat

Ada beberapa database yang tidak disimpan dalam bentuk digital.

46

Page 47: Kesehatan Lingkungan

47

Page 48: Kesehatan Lingkungan

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Puskesmas Banjarbaru dengan wilayah kerja sebanyak 3 Kelurahan yaitu

Kelurahan Guntung Paikat, Kelurahan Loktabat Selatan dan Kelurahan Kemuning

mempunyai wilayah seluas wilayah 1466 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak

26.683 jiwa dan termasuk kedalam kategori sangat padat. Hal ini sangat

berhubungan dengan tingkat sanitasi, tingkat kesehatan dan penyebaran penyakit

di wilayah Puskesmas Banjarbaru.

Pengelolaan kesehatan lingkungan di Puskesmas sangat penting bertujuan

menjamin kelangsungan, keterjangkauan pelayanan kesehatan lingkungan yang

efisien, efektif, dan rasional.

Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru sudah

menyadari dan memiliki sarana yang sesuai tentang pentingnya kesehatan

lingkungan, akan tetapi ada juga sebagian kecil masyarakat yang belum mengerti

akan pentingnya kesehatan lingkungan.

B. Saran

Dari data yang telah didapatkan disarankan:

a. Perencanaan dilakukan lebih matang mengenai program dan dengan jumlah

tenaga yang tersedia sehingga hambatan berupa kurangnya tenaga kesehatan

dapat di minimalisasi serta dilakukan koordinasi antara berbagai sektor yang

terkait dalam kegiatan puskesmas agar pelaksanaan kegiatan program dapat

tercapai dan berjalan dengan baik.

48

Page 49: Kesehatan Lingkungan

b. Pengoptimalkan tenaga dari puskemas dan pengrekrutan kader-kader yang

berupaya lebih dimasyarakat.

c. Memanfaatkan organisasi serta tempat-tempat umum yang banyak tersedia di

masyarakat sehingga penyampaian informasi menyeluruh dan berkelanjutan.

d. Kerjasama dengan dinas terkait dan lintas sektoral untuk menjalankan

program terutama maslah biaya dan fasilitasyang belum ada.

e. Pembuatan system yang efisien dan tepat sasaran dalam pengawasan dan

penataan masyarakat.

49

Page 50: Kesehatan Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Tahunan Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

2. Data Dinding Puskesmas Banjarbaru Tahun 2012

3. Laporan Tahunan Apotek Rawat Jalan Puskesmas Banjarbaru tahun 2012

4. Profil Puskesmas Banjarbaru Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2013.

5. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI, 2006.

50