KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM …eprints.ums.ac.id/83918/22/Naskah Publikasi-1.pdf ·...
Transcript of KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM …eprints.ums.ac.id/83918/22/Naskah Publikasi-1.pdf ·...
PUBLIKASI ILMIAH
KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA (Higher Order Thinking Skills)
HOTS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SHERA LATIFAH ARSYDA
A 410 160 008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
i
ii
4
iii
1
KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM
MENYELESAIKAN SOAL CERITA (Higher Order Thinking Skills)
HOTS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis kesalahan berdasarkan prosedur
Newman dalam menyelesaikan soal HOTS ditinjau dari gaya kognitif siswa terbagi
menjadi Field Dependent dan Field Independent. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri
1 Grogol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes GEFT, soal tes
SPLDV, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesalahan berdasarkan
prosedur Newman siswa kelas VIII F dalam menyelesaikan soal cerita Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel antara siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent dan field independent memiliki perbedaan. Dari kelima tahap kesalahan
Newman memahami, mentransformasi, melakukan proses penyelesaian, penulisan
jawaban akhir sering dilakukan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.
Sedangkan tahap kesalahan Newman melakukan proses penyelesaian, penulisan
jawaban akhir sering dilakukan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent.
Kesalahan berdasarkan prosedur Newman gaya kognitif Field Dependent lebih banyak
melakukan kesalahan daripada gaya kognitif Field Independent.
Kata Kunci: analisis kesalahan newman, gaya kognitif, hots.
Abstract
This study aims to describe the error analysis based on Newman's procedure in solving
HOTS questions in terms of students' cognitive styles divided into Field Dependent and
Field Independent. This type of research is descriptive qualitative research. The subjects
in this study were students of class VIII F of SMP Negeri 1 Grogol. Data collection
techniques used by the GEFT test, SPLDV test questions, interviews, and
documentation. The data analysis technique used is reducing data, presenting data, and
drawing conclusions. Error based on Newman procedure of class VIII F students in
solving the story problem of the Linear Equation System of Two Variables between
students who have cognitive style dependent fields and independent fields have
differences. From the five stages of error Newman understands, transforms, carries out
the process of completion, writing the final answer is often done by students who have a
field dependent cognitive style. Whereas the Newman error stage carries out the
completion process, writing the final answer is often done by students who have an
independent field cognitive style. Errors based on the Newman Field Dependent
cognitive style procedure make more mistakes than the Independent Field cognitive
style.
Keywords: error analysis of newman's theory, cognitive style, hots
2
1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan dari peserta didik. Pendidikan juga disebut
teknik pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman tentang sesuatu hal baru dan
membuatnya manjadi seseorang yang berpikir dan kritis.
Rising (1972) Matematika adalah pola pikir, mengatur pola, membuktikan logika yang,
matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
representasi akurat dari simbol dan padat, lebih bahasa simbol dari sebuah ide daripada
kedengarannya.
Menurut Polya (1973: 5), tahapan pemecahan masalah adalah memahami masalah,
merencanakan pemecahan, melaksanakan pemecahan, memeriksa kembali. Banyak faktor yang
tingkat kesalahan masih tinggi salah satunya siswa mengalami kesulitan dalam memahami
masalah. Oleh karena itu, berdampak pada nilai akhir siswa yang kurang memuaskan dan
kesalahan-kesalahan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita matematika masih
kategori tinggi.
Pada tanggal 8 mei 2018 kementrian pendidikan dan kebudayaan menyebutkan sebanyak 40%
siswa kesulitan menjawab soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) pada ujian Nasional 2018.
Hasil survey PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2015 menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa Indonesia tergolong rendah, peringkat ke 63 dari 69 negara yang
dievaluasi. Siswa Indonesia masih rendah dalam penguasaan materi dan kesulitan dalam menjawab
soal yang membutuhkan penalaran dan analitis pemecahan masalah. Banyak faktor yang tingkat
kesalahan masih tinggi salah satunya siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah. Oleh
karena itu, berdampak pada nilai akhir siswa yang kurang memuaskan dan kesalahan-kesalahan
siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita matematika masih kategori tinggi.
Menurut Newman (1977), kesalahan dalam mengerjakan soal matematika dibedakan menjadi
lima tipe kesalahan, yaitu: (1) reading error (kesalahan membaca), terjadi karena siswa salah
dalam membaca soal informasi utama sehingga siswa tidak menggunakan informasi tersebut dalam
mengerjakan soal dan jawaban siswa tidak sesuai dengan maksud soal; (2) comprehension error
(kesalahan memahami), terjadi karena siswa kurang memahami terutama di dalam konsep, siswa
tidak mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan pada soal dan salah dalam menangkap informasi
yang ada pada soal sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan; (3) transformation
error (kesalahan dalam transformasi) merupakan kesalahan yang terjadi karena siswa belum dapat
mengubah soal ke dalam bentuk matematika dengan benar serta salah dalam menggunakan tanda
operasi hitung; (4) process skills error (kesalahan dalam keterampilan proses), terjadi karena siswa
3
belum terampil dalam melakukan perhitungan; (5) encoding error (kesalahan pada notasi)
merupakan kesalahan dalam proses penyelesaian.
Terdapat faktor lain yang mendasari kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
cerita, salah satunya adalah gaya kognitif siswa. Menurut Witkin (Coop, 1974: 254 dalam Mallala,
2003: 12) mengatakan bahwa gaya kognitif dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu Field
Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Seseorang dengan tipe gaya kognitif Field
Independent (FI) akan cenderung menyatakan sesuatu gambaran lepas dari latar belakang gambaran
tersebut; mampu membedakan obyek-obyek dari konteks sekitarnya; mempunyai kecenderungan
tidak mudah dipengaruhi lingkungan; dan dalam menyelesaikan masalah menghasilkan lebih baik.
Sedangkan seseorang dengan tipe gaya kognitif Field Dependent (FD) cenderung melihat pola
secara keseluruhan dan mengalami kesulitan dalam memisahkan aspek-aspek tertentu; situasi atau
pola lebih dipengaruhi oleh lingkungan; menanggulangi efek pengecoh dengan cara global; dan
dalam menyelesaikan masalah kurang baik.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Desy Yusnia dan Harina Fitriyani (2016)
mengelompokkan kesalahan setiap tahap-tahapnya. Pada tahapan kesalahan memahami masalah
siswa tidak memahami keseluruhan soal, faktor tersebut disebabkan karena 1) siswa tidak menulis
apa yang diketahui soal, 2) siswa tidak tepat menuliskan apa yang diketahui soal, 3) siswa tidak
menuliskan apa yang ditanya, 4) siswa tidak tepat menuliskan apa yang ditanya. Pada tahapan
kesalahan transformasi siswa kurang tepat dalam merencanakan solusi dalam menyelesaikan soal,
faktor ini disebabkan karena 1) siswa tidak dapat menulis model matematis, 2) siswa tidak tepat
menulis model matematis, 3) siswa tidak menentukan rumus, 4) siswa tidak tepat menentukan
rumus. Pada tahapan kesalahan ketrampilan proses siswa kurang teliti dan kurangnya variasi latihan
soal, faktor ini disebabkan karena 1) siswa salah memilih prosedur yang diterapkan, 2) siswa salah
melakukan perhitungan, 3) siswa salah menentukan konsep, 4) siswa tidak menulis proses
penyelesaian. Pada tahapan kesalahan jawaban akhir siswa tidak mengecek kembali jawaban akhir,
faktor ini disebabkan karena 1) siswa tidak tepat menuliskan jawaban akhir, 2) siswa tidak
menuliskan jawaban akhir.
Enjang (2017) menjelaskan bahwa Siswa mengalami berbagai bentuk kesalahan dalam
mengerjakan soal cerita dengan materi program linear. Hal-hal yang menjadi indikator kesalahan
ditinjau dari gaya kognitif siswa adalah kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan operasi, dan
kesalahan prinsip. 1) Kesalahan Fakta dari kedua kategori yaitu gaya kognitif FI dan gaya kognitif
FD, yaitu siswa kurang teliti dalam melengkapi dan menentukan jawaban. 2) Kesalahan Konsep
dari kategori gaya kognitif Field Independent tidak melakukan kesalahan konsep. Namun, gaya
kognitif Field Dependent melakukan kesalahan konsep yang disebabkan karena siswa pasif dalam
bertanya dan terbatas dalam mengerjakan soal secara mandiri. 3) Kesalahan Operasi Kesalahan
4
Konsep dari kategori gaya kognitif Field Independent tidak melakukan kesalahan operasi. Namun,
gaya kognitif Field Dependent melakukan kesalahan operasi disebabkan karena siswa kurang
memahami operasi, kurang memahami guru juga siswa hanya menghafal tanpa mengindahkan
jawaban.
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk: 1) Menganalisis jenis kesalahan siswa
menggunakan prosedur Newman dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD), 2) Menganalisis
penyebab kesalahan siswa menggunakan prosedur Newman dalam menyelesaikan soal Higher
Order Thinking Skills (HOTS) ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field
Dependent (FD).
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Lokasi yang dijadikan tempat
penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII F SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo yang telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh
peneliti. Lokasi sekolah beralamat di Jalan Ciu, Telukan, Kecamatan Grogol, Kabubaten
Sukoharjo, Jawa Tengah. Sekolah ini Sekolah Standar Nasional dan berakreditasi A. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dengan tes GEFT, soal tes SPLDV, wawancara, dan
dokumentasi. Soal tes GEFT ditujukan untuk mengelompokkan siswa menjadi siswa bergaya
kognitif field dependent (FD) dan siswa bergaya kognitif field independent (FI). Tujuan
dilaksanakan soal tes SPLDV ini untuk menganalisis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dokumentasi
digunakan untuk mendokumentasikan proses dalam penelitian dan hasil penelitian.
Instumen dari penelitian ini ada dua yaitu instumen utama dan instrumen pendukung.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukung dalam
penelitian ini yaiti tes GEFT dan soal tes SPLDV. Sebelum soal tes diujikan untuk penelitian, soal
tes telah diuji oleh validator yang terdiri dari satu dosen program studi pendidikan matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta dan satu guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 1
Grogol.
Indikator analisis kesalahan menggunakan Prosedur Newman diantaranya kesalahan membaca,
kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses dan kesalahan
dalam penulisan jawaban.
Teknik analisis data yang digunakan dengan cara mereduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian berisi uraian analisis kesalahan menggunakan
5
prosedur Newman dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) ditinjau dari
gaya kognitif siswa yang dikelompokkan menjadi FI dan FD.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan setelah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan,
yang terdiri dari proposal penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing dan surat ijin
penelitian yang diserahkan pihak sekolah tempat penelitian, yaitu SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo.
Selain itu hal yang harus dipersiapkan dalam penelitian adalah instrumen penelitian. Pertama kali
yang dilaksanakan dalam penelitian adalah observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi lingkungan sekolah serta kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. tes ini dilakukan
pada hari Selasa tanggal 12 November 2019 yang diikuti oleh 31 siswa. Tes pertama yang
dilakukan adalah tes GEFT untuk menentukan siswa yang tergolong dalam FD dan FI, tes tersebut
dilaksanakan selama 25 menit. Dari tes GEFT tersebut diperoleh 16 siswa dengan tipe FD dan 15
siswa dengan tipe FI.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diambil dari 2 subjek. Berikut ini akan
diuraikan pembahasan mengenai kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan prosedur Newman
yang terdiri dari 5 indikator kesalahan yaitu kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan
mentransformasi, kesalahan melakukan proses penyelesaian, kesalahan penulisan jawaban akhir
dan ditinjau dari gaya kognitif yang terdiri dari Field Dependent dan Field Independent. Subjek
dengan siswa tergolong FD diberi kode SFD. Subjek dengan siswa tergolong FD diberi kode SFI.
1. Analisis Kesalahan berdasarkan Prosedur Newman Subjek Field Dependent (FD)
a. Analisis Kesalahan Soal Pertama SFD
Harga 4 buah tumblr dan 5 buah kutek Rp 200.000,00 , sedangkan harga 3 buah kutek dan
2 buah tumblr yang sama Rp 110.000,00. Berapakah harga 6 buah tumblr dan 5 buah
kutek?
Gambar 1. Hasil jawaban dan wawancara SFD pada soal pertama terkait kesalahan pada indikator
kesalahan berdasarkan prosedur Newman
Pada soal pertama SFD tidak melakukan kesalahan pada 4 indikator Newman yaitu
kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan mentransformasi, kesalahan
melakukan proses penyelesaian. Namun melakukan kesalahan pada 1 tahap indikator
6
Newman yaitu penulisan jawaban akhir. Karena mengira ketika sudah mendapat jawaban
itu pekerjaan telah selesai.
b. Analisis Kesalahan Soal Kedua SFD
Usia Riyanti
dari usia Susanti. Enam tahun yang akan datang jumlah usia mereka 42
tahun. Berapakah selisih usia Riyanti dan Susanti?
Gambar 2. Hasil jawaban dan wawancara SFD pada soal kedua terkait kesalahan pada indikator
kesalahan berdasarkan prosedur Newman
Pada soal kedua SFD tidak melakukan kesalahan pada 2 indikator Newman yaitu
kesalahan membaca dan kesalahan mentransformasi. Namun melakukan kesalahan pada 3
tahap indikator Newman yaitu kesalahan pemahaman, kesalahan keterampilan proses, dan
kesalahan dalam penulisan jawaban. Karena siswa belum memahami konsep soal SPLDV
dengan baik serta tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal sehingga mengira proses
transformasi yang dikerjakan merupakan proses penyelesaian soal dan jawaban akhir.
2. Analisis Kesalahan berdasarkan Prosedur Newman Subjek Field Independent (FI)
a. Analisis Kesalahan Soal Pertama SFI
7
Harga 4 buah tumblr dan 5 buah kutek Rp 200.000,00 , sedangkan harga 3 buah kutek dan
2 buah tumblr yang sama Rp 110.000,00. Berapakah harga 6 buah tumblr dan 5 buah
kutek?
Gambar 3. Hasil jawaban dan wawancara SFI pada soal pertama terkait kesalahan pada indikator
kesalahan berdasarkan prosedur Newman
Pada soal pertama SFI tidak melakukan kesalahan pada 5 indikator Newman yaitu
kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan mentransformasi, kesalahan
melakukan proses penyelesaian, kesalahan penulisan jawaban akhir. Karena sudah
memahami soal dengan baik dan tepat.
b. Analisis Kesalahan Soal Kedua SFI
Usia Riyanti
dari usia Susanti. Enam tahun yang akan datang jumlah usia mereka 42
tahun. Berapakah selisih usia Riyanti dan Susanti?
8
Gambar 4. Hasil jawaban dan wawancara SFI pada soal kedua terkait kesalahan pada indikator
kesalahan berdasarkan prosedur Newman
Pada soal kedua SFI tidak melakukan kesalahan pada 4 indikator Newman yaitu
kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan mentransformasi, kesalahan
melakukan proses penyelesaian. Namun melakukan kesalahan pada 1 tahap indikator
Newman yaitu penulisan jawaban akhir. Karena mengira ketika sudah mendapat jawaban
itu pekerjaan telah selesai.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dilihat bahwa kesalahan tipe Field Dependent
(FD) sering dilakukan pada tahap memahami (comprehension), mentransformasi
(transformation), melakukan proses penyelesaian (process skill), penulisan jawaban akhir
(encoding). Hal ini dikarenakan siswa belum memahami konsep soal dengan benar, tidak bisa
menuliskan kalimat matematis dengan tepat, kurang memahami konsep dan kurangnya variasi
soal HOTS sehingga tidak tepat dalam memilih rumus juga tidak bisa menyelesaikan soal, serta
sering lupa untuk mengecek dan menuliskan kesimpulan jawaban akhir. Senada dengan
pernyataan Enjang (2017) bahwa kesalahan lainnya yaitu siswa mengalami miskonsepsi, siswa
malu bertanya pada guru materi yang belum dipahami, juga siswa masih asing dengan latian soal
ini karena kurangnya variasi soal yang diberikan.
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa kesalahan tipe Field Independent
(FI) sering dilakukan pada tahap melakukan proses penyelesaian (process skill) dan penulisan
jawaban akhir (encoding). Hal ini dikarenakan siswa Field Independent (FI) kurang teliti dan
kurang latihan soal yang HOTS untuk memperdalam konsep. Penelitian diatas sebanding dengan
penelitian sebelumnya oleh Sulistyorini, dkk (2018) bahwa siswa gaya kognitif FI memiliki
pemahaman mendalam, namun kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Sehingga bagi siswa gaya
kognitif FI peneliti memberi saran untuk diberikan soal yang sukar untuk memperdalam konsep.
Berdasarkan uraian di atas terdapat perbedaan bahwa subjek Field Dependent lebih
banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal daripada subjek Field Independent.
4. PENUTUP
Kesalahan berdasarkan prosedur Newman siswa kelas VIII F dalam menyelesaikan soal cerita
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel antara siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent
dan field independent memiliki perbedaan. Dari kelima tahap kesalahan Newman memahami,
mentransformasi, melakukan proses penyelesaian, penulisan jawaban akhir sering dilakukan siswa
yang memiliki gaya kognitif field dependent. Sedangkan tahap kesalahan Newman melakukan
9
proses penyelesaian, penulisan jawaban akhir sering dilakukan siswa yang memiliki gaya kognitif
field independent.
Kesalahan berdasarkan prosedur Newman yang memiliki gaya kognitif Field Dependent lebih
banyak melakukan kesalahan daripada yang memiliki gaya kognitif Field Independent.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. H., Abidin, N. L. Z., & Ali, M. 2015. Analysis of students’ errors in solving Higher
Order Thinking Skills (HOTS) problems for the topic of fraction. Asian Social Science, 11(21),
133–142.
Abdurrahman As'ari, dkk. 2017. Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2. Edisi Revisi Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Amalia, S. R. (2017). Analisis Kesalahan Berdasarkan Prosedur Newman Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Ditinjau Dari Gaya Kognitif Mahasiswa.
Ariawan, R., & Nufus, H. (2017). Profil Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Masalah pada Mata Kuliah Kalkulus 1 ditinjau berdasarkan Gaya Kognitif. Suska
Journal of Mathematics Education, 3(2), 102.
Brookhart, Susan M. “How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your Classroom”. Paper
presented at the annual meeting of ASCD, Los Angeles, 2010.
Fadhilah Zamzam, K., & Alfiana Patricia, F. (2018). Error Analysis of Newman to Solve the Geometry
Problem in Terms of Cognitive Style. 160(Incomed 2017), 24–27.
Goodson, FJ. King, Ludwika, & Faranak Rohani. 2013. Higher Order Thinking Skills (Definition,
Teaching Strategis, and Assessment).
Hidayat, B. R., Sugiarto, B., & Pramesti, G. (2013). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa ((Penelitian dilakukan
di SMA Negeri 7 Surakarta Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012). Jurnal Pendidikan Matematika
Solusi, 1(1), 39–46.
Jha, S. K. (2012). Mathematics performance of primary school students in Assam (India): An analysis
using Newman Procedure. International Journal of Computer Applications in in Engineering
Sciences, II(I), 17–21.
Kemendikbud. (2015). PISA (Programme for International Student Assesment) Diakses pada 10
September 2019 (https://www.kemendikbud.go.id)
Mulyadi, Riyadi, & Subanti, S. (2015). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Berdasarkan Newman’S Error Analysis (Nea) Ditinjau
Dari Kemampuan Spasial. Jurnal Elektronik Pembeljaran Matematika, 3(4), 370–382.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Mulyani, M., & Muhtadi, D. (2019). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Trigonometri Tipe Higher Order Thinking Skill Ditinjau Dari Gender. Jurnal Penelitian Dan
Pembelajaran Matematika, 12(1).
Rusmania, N. (2015). Analisis Kesalahan Siswa Smp Kelas Viii Dalam Menyelesaikan Masalah Soal
Cerita Matematika. 151(2), 10–17.
Santoso, D. A., Farid, A., & Ulum, B. (2017). Error Analysis of Students Working about Word
Problem of Linear Program with NEA Procedure. Journal of Physics: Conference Series, 855(1),
0–8.
Sutama. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, Mix Method, R&D.
Kartasura : CV Jasmine.
Tarigan, Henry Guntur. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wijaya, Yeni Kurnia. (2018). Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) Berdasarkan Newman’s Error Analysis (Nea) Ditinjau Dari Gaya
Kognitif. Skripsi FKIP UMS.
Yusnia, D., & Fitriyani, H. (2010). Identifikasi Kesalahan Siswa Menggunakan Newman’s Error
Analysis (NEA) pada Pemecahan Masalah Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Seminar Nasional
Pendidikan, Sains Dan Teknologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadiyah Semarang, 78–83.