Kesadaran, Tamu Yang Akan Meninggalkan Tubuh Yang Bertindak Sebagai Rumah Singgah

3
* Kesadaran, Tamu Yang akan Meninggalkan Tubuh yang bertindak sebagai Rumah Singgah * Hidup adalah ketika pikiran tinggal bersama dalam tubuh, tetapi tubuh hanyalah rumah singgah. Pikiran tidak dapat tinggal disana selamanya. Satu hari tubuh dan pikiran akan terpisah. Inilah yang kita sebut kematian. Identitas ego yang kita bangun bagi diri kita sendiri didasarkan pada tubuh ini, masyarakat dan pengaruh sosial yang ada dalam lingkungan tempat kita hidup, segala sesuatu yang akrab dengan kelima panca indra kita, semua ini akan berhenti ketika kesadaran berpindah keluar dari tubuh kita. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi untuk membangun sebuah identitas," Saya berkebangsaan ini, beragama ini, Saya berasal dari kelas ekonomi ini, Saya berstatus pendidikan ini, minat Saya di sini, Saya berasal dari grup dengan ras ini. Saya berasal dari grup etnis ini, dan seterusnya." Kita berpikir dengan salah bahwa semua identitas yang menggambarkan siapa diri kita bahwa semua itu bersifat selamanya dan memiliki eksistensi sendiri. Tetapi pada saat kematian, kesadaran berpindah keluar dari tubuh ini dan seluruh hal akan hancur. Sadar akan kematian membuat kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang penting dalam hidup ini. Pentingkah bagi kita untuk melakukan segala macam hal untuk membuat orang lain mencintai kita? Apakah

description

Consciousness

Transcript of Kesadaran, Tamu Yang Akan Meninggalkan Tubuh Yang Bertindak Sebagai Rumah Singgah

* Kesadaran, Tamu Yang akan Meninggalkan Tubuh yang bertindak sebagai Rumah Singgah * Hidup adalah ketika pikiran tinggal bersama dalam tubuh, tetapi tubuh hanyalah rumah singgah. Pikiran tidak dapat tinggal disana selamanya. Satu hari tubuh dan pikiran akan terpisah. Inilah yang kita sebut kematian. Identitas ego yang kita bangun bagi diri kita sendiri didasarkan pada tubuh ini, masyarakat dan pengaruh sosial yang ada dalam lingkungan tempat kita hidup, segala sesuatu yang akrab dengan kelima panca indra kita, semua ini akan berhenti ketika kesadaran berpindah keluar dari tubuh kita. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi untuk membangun sebuah identitas," Saya berkebangsaan ini, beragama ini, Saya berasal dari kelas ekonomi ini, Saya berstatus pendidikan ini, minat Saya di sini, Saya berasal dari grup dengan ras ini. Saya berasal dari grup etnis ini, dan seterusnya." Kita berpikir dengan salah bahwa semua identitas yang menggambarkan siapa diri kita bahwa semua itu bersifat selamanya dan memiliki eksistensi sendiri. Tetapi pada saat kematian, kesadaran berpindah keluar dari tubuh ini dan seluruh hal akan hancur. Sadar akan kematian membuat kita bertanya kepada diri kita sendiri apa yang penting dalam hidup ini. Pentingkah bagi kita untuk melakukan segala macam hal untuk membuat orang lain mencintai kita? Apakah lebih penting untuk berhubungan dengan orang tanpa terikat dan melekat serta melangkah lebih jauh untuk mengembangkan praktik spiritual kita? Melepaskan ikatan bukan berarti kita bersikap dingin dan tidak mencintai. Namun hal itu hanya berarti bahwa kita tidak melekat. Dengan demikian akan ada ruang kosong bagi kasih sayang yang sesungguhnya dan komunikasi yang baik. Mengetahui bahwa kekayaan yang dihasilkan akan ditinggalkan, pentingkah bekerja hingga larut malam untuk mendapatkan uang yang lebih banyak? Bahkan ada yang sampai rela mempertaruhkan kesehatannya sendiri lupa kapan waktunya makan, tidur, beristirahat hanya untuk memiliki kekayaan duniawi! Karena kesadaran, sang tamu, akan meninggalkan tubuh sebagai rumah singgahnya, haruskah kita berlari sepanjang waktu mencoba untuk membuat pikiran kita bahagia dengan sedikit kesenangan ini dan itu?Apakah ada sesuatu yang lebih penting yang dapat kita lakukan dengan pikiran kita? Dengan berpaku pada pertanyaan tersebut, kita akan menyadari bahwa praktik Dhamma merupakan hal yang sangat penting karena pada saat kita meninggal, kekayaan kita akan ditinggalkan, tubuh kita akan ditinggalkan, teman dan kerabat akan ditinggalkan. Apa yang mengikuti kita adalah benih karma yang kita ciptakan untuk mendapatkan dan melindungi semua hal ini. Apa yang datang pada kita adalah kebiasaan mental dan emosi yang kita kembangkan selama hidup kita. Ini bisa berupa kebiasaan bodoh, permusuhan, dan keterikatan. Namun bisa juga merupakan kebiasaan kebaikan, pengertian dan kemurah hatian, disiplin etis, dan kebijaksanaan. Kebiasaan mana yang ingin kita kembangkan? Jenis karma apa yang ingin kita ciptakan? Merenungkan hal ini merupakan hal yang penting karena ini yang akan mengikuti kita. Sadhu...Sadhu...Sadhu..._/\_