Kerukunan antar umat beragama dalam islam

15
Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Islam SHABRINA SEPTIANI 05011381520097 AGRIBISNIS A KAMPUS PALEMBANG UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

Transcript of Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Page 1: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Kerukunan Antar Umat Beragama

dalam Islam

SHABRINA SEPTIANI

05011381520097

AGRIBISNIS A

KAMPUS PALEMBANG

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Kerukunan• Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya

tiang atau tiang-tiang yang menopang rumah; penopang yang memberi kedamaian dan kesejahteraan kepada penghuninya]

• secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.

• serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram.

Page 3: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Kerukunan Umat Beragama

• Ialah hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.

Page 4: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Tetapi...

• Di Indonesia sendiri masih terjadi ke tidak rukunan/ ketegangan antar masyarakat serta umat beragama.

Page 5: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan;

1. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama.

2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu.

3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan

4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara

TO

Page 6: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Toleransi

Toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat

Toleransi berarti sikap menenggang, membiarkan, membolehkan, baik berupa pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang dimiliki seseorang atas yang lainnya.

Page 7: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

TOLERANSI DALAM ISLAM:

Ketika Nabi Muhammad hijrah ke kota Madinah, Nabi melihat kenyataan adanya pluralitas agama.

Pasal 25 Piagam Madinah menyebutkan bahwa bagi orang-orang Yahudi agama mereka dan bagi orang Islam agama mereka.

Pasal 20 Piagam Madinah mengisyaratkan bahwaorang-orang musyrik atau kafir Madinah tidak dinyatakan sebagai musuh kaum Muslimin.

Kebebasan beragama pada masa Nabi Muhammad s.a.w. juga ditunjukkan dengan adanya kebebasan dalam melakukan propaganda keagamaan

Page 8: Kerukunan antar umat beragama dalam islam
Page 9: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Q.S. Al-Kafirun 1-6

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!“

2. aku tidak akan menyembah apa yang

kamu sembah

3. Dan kamu bukan penyembah AIlah

yang aku sembah

4. Dan aku tidak pernah menjadi

penyembah apa yang kamu sembah,

5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi

penyembah AIlah yang aku sembah

6. Untukmulah agamamu, dan untukkulah

agamaku

Page 10: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

1. Penegasan bahwa Tuhan yang disembah oleh NabiMuhammad SAW dan kaum kaum Muslimin tidaklah samadengan Tuhan yang disembah oleh orang-orang kafir(musyrik), begitu juga dalam cara peribadahannya.

2. Mengisyaratkan tentang gagalnya semua usaha dan harapanorang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi MuhammadSAW meninggalkan dakwahnya

3. Penolakan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam terhadapkaum kafir untuk mencampuradukkan keimanan danperibadahan yang diajarkan agama Islam dengan agamakaum kafir.

4. Anjuran untuk saling bertoleransi dan menghormati dalammemeluk suatu keyakinan atau akidah.

Page 11: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Batasan ToleransiDalam Islam

1. Tingkat akidah Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku

2. Orang yang memusuhi Islam, yaitu orang yang menyerangnya dan orang yang membantu menyerang orang islam.

3. Tingkatan Ibadah, contohnya memberi salam makanya kita tidak bisa memberikan salam kepada orang yang beragama lain karena salam termasuk ibadah.

Page 12: Kerukunan antar umat beragama dalam islam
Page 13: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

Ukhuwah dalam Kerukunan

A. Ukhuwah Islamiyah

• Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubunganantara muslim satu dengan muslim lainnya.

• Dalam pandangan islam, sesama muslim merupakansaudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an Surat al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan :

”Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Page 14: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

B. Ukhuwah Insaniyah• Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas

pemikiran bahwa pada hakekatnya kita semua adalahmakhluk Allah SWT. Oleh karena itu, segala macambentuk pemaksaan ideologi dan penindasan adalahtidak bisa dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka sikap yang harus dikembangkan sejatinya adalahsaling tasamuh, menghargai dan menghormati, bukansaling memusuhi

• Hal ini, sebagaimana Allah SWT menerangkan dalamSurat Yunus ayat 99 yang artinya :”Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”

Page 15: Kerukunan antar umat beragama dalam islam

C. Ukhuwah Wathoniyah• Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas

persamaan nasib dan sebangsa, alias hubunganwarga negara dengan pemerintah.

• Dalam hal ini, Islam memandang bahwa selakuwarga negara kita diwajibkan untuk mentaatipemerintah sah, yang dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan ulil amri

• Hal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’ : 59 yang artinya :”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

TO