KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN...

114
KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial oleh: MAYA DAMAYANTI NIM. 106083003630 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

Transcript of KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN...

Page 1: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN

DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL

DI ASIA TENGGARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ilmu Sosial

oleh:

MAYA DAMAYANTI

NIM. 106083003630

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada
Page 3: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada
Page 4: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Maret 2012

Maya Damayanti

Page 5: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

iv

ABSTRAKSkripsi ini menganalisis “Kerjasama ASEAN dalam Menghentikan Aliran

Dana Operasional Terorisme Internasional di Asia Tenggara”. Tujuan yanghendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kerjasama yang dilakukannegara-negara anggota ASEAN dalam memberantas terorisme serta aspek-aspekyang mendukung kegiatan terorisme, khususnya pendanaan terorisme. Penulismenemukan, bahwa upaya ASEAN untuk mengatasi terorisme sebagai suatuwilayah telah disahkan sepuluh negara anggota ASEAN dan mengadopsiDeklarasi ASEAN Aksi Bersama untuk Counter Terrorism pada KTT ASEANke-7 tanggal 5 November 2001 di Brunei Darussalam. Para pemimpin ASEANmemandang terorisme sebagai ancaman besar bagi perdamaian dan keamananinternasional dan tantangan langsung terhadap pencapaian perdamaian, kemajuandan kemakmuran ASEAN serta realisasi visi ASEAN 2020. Komponen dalamkerjasama ASEAN adalah ASEAN Regional Forum (ARF). ARF merupakansalah satu forum dialog yang dimiliki oleh ASEAN yang memfasilitasi kerjasamanegara kawasan Asia Tenggara dan kawasan Asia-Pasifik untuk membahasmasalah terorisme. Terorisme merupakan ancaman serius terhadap stabilitas,perdamaian dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya. Namunkerjasama ASEAN tersebut belum efektif karena adanya kelemahan-kelemahandalam proses pengambilan keputusan sehingga belum mampu mengatasiperbedaan pendapat yang cukup mendasar dalam merumuskan strategi yangdiperlukan untuk memerangi terorisme, namun terorisme dapat diredam denganadanya kerjasama internasional dan konvensi-konvensi teresebut. Kerjasama-kerjasama tersebut dilakukan dalam hal tukar menukar informasi intelijen,koordinasi penegak hukum, pertukaran informasi pergerakan kelompok teroris,modus operandi teroris, penyidikan rekening teroris, membekukan aset teroris,training/pelatihan menangani bagaimana mengontrol persebaran bahan-bahanpeledak.

Skripsi ini menggunakan kerangka pemikiran kerjasama internasional olehK.J Holsti dan konsep keamanan Barry Buzan. Jenis penelitian ini adalah jenisdeskriptif analisis yang mengandalkan data berupa data primer seperti wawancara,dokumen-dokumen resmi ASEAN. Sementara data sekunder berupa studikepustakaan, didapat melalui buku-buku, jurnal, multimedia, hasil penelitian, danterbitan-terbitan lainnya.

Kata kunci: Kerjasama ASEAN, Terorisme, Pendanaan Terorisme, danKeamanan.

Page 6: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta izin-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kerjasama ASEAN

Dalam Menghentikan Aliran Dana Operasional Terorisme Internasional di

Asia Tenggara”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak

yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun

pemikiran. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Kiky Rizky, M.Si. sebagai Pembimbing Skripsi penulis yang telah

memberikan arahan, data-data skripsi, ilmu yang bermanfaat, dan saran

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak dan Mama Tercinta, Abdul Wahab dan Sri Sukinem selaku orang tua

penulis yang telah memberikan dorongan semangat, yang tidak kenal lelah

mengumandangkan ayat suci, berdoa untuk kebaikan putri-putrinya, dukungan

baik moral maupun material selama penulis menuntut ilmu serta doa restunya

yang selalu menyertai penulis. Terimakasih Mah, Pa... semoga Allah SWT

selalu melindungi, memberikan kesehatan, ketentraman batin, rezeki untuk

mama dan bapak. Amin…. I Love You.

3. Prof. Dr.Bahtiar Effendy sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dina Afrianty, Ph.D., sebagai Ketua Program Studi Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Sejumlah narasumber seperti J.S.George Lantu (Direktorat Politik dan

Keamanan ASEAN Kementrian Luar Negeri RI), Al Chaidar (seorang

pengamat teroris yang juga merupakan mantan DI/TII), Usep Fathoni

(seorang anggota Darul Islam/DI), AKP Terima Sembiring, SH.

(Kaurkermin DAGRI Densus 88 AT POLRI), Kompol. Wino Sumarno

(Kaurmin Bagkouminter Set NCB Interpol Indonesia Div.Hubinter Polri),

Nuriani Ratu Inten (Asisten Analis Hukum, Direktorat Hukum dan Regulasi,

Page 7: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

vi

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan/PPATK), Supriyanto

Suwito (Direktorat Kerjasama Politik dan Keamanan ASEAN Kementrian

Luar Negeri RI), Johannes O.S Manginsela (bagian Kerjasama Multilateral,

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT), Farah Monika

(Technical Officer, Security Cooperation Division, ASEAN Secretary).

6. Bapak Agus Nilmada Azmi, S.Ag, M.Si., sebagai Sekretaris Program Studi

Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Nazaruddin Nasution, SH, MA., sebagai Dosen Pembimbing Akademik

penulis.

8. Bapak Armein Daulay M.Si. dan Bapak Badrus Sholeh, MA sebagai dosen

Program Studi Hubungan Internasional yang telah banyak memberikan data-

data skripsi, informasi narasumber, ilmu yang bermanfaat, memberikan saran

serta mengajarkan dan membimbing penulis sejak awal memasuki Jurusan

Hubungan Internasional.

9. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah mengajarkan berbagai ilmu dan telah membantu penulis dalam

meyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswi.

10. Terimakasih untuk perpustakaan Sekertariat ASEAN, perpustakaan Freedom

Institute, Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan IISIP, Perpustakaan

PDHI UI, Perpustakaan Univ.Budi Luhur, Perpustakaan KEMLU,

Perpustakaan Fak.Hukum UI, MABES POLRI, Densus AT 88, BNPT,

PPATK.

11. Teruntuk Mba Emmi Dhamayanti, kak Ferry Irwansyah, Al Masih (Sihu), dan

Syifa Aulia Irwansyah selaku kakak, adik, dan keponakan yang penulis

sayangi, terimakasih atas dukungan dan do’a kalian.

12. Teruntuk sahabat-sahabat terbaik penulis di HI; Mawar Meirizka Ramdhani,

Nurhasanah, Siti Alfiah (Ulil), Siti Hasanahwati (Nyu’nyan), Tulus Mira

Solikah (Ikobano), Yeyen Magreyeni Sinapa (Uni yeyen). Kalian semua telah

memberikan pertemanan yang indah dengan segala suka duka dan canda tawa

sejak awal perkuliahan hingga saat ini, serta telah memberikan dorongan

Page 8: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

vii

semangat di saat penulis putus asa dalam pembuatan skripsi ini. “sayang

kalian TOMODACHITACHI....!”.

13. Sahabat Rosy Kamalia (Otchy) dan Iyul Yanti, teman seperjuangan penulis

selama di HI yang telah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini dengan segala saran dan kritikan. Jatuh bangun bersama mencari

data skripsi. “Otchy, Yunk...terimakasih karena kalian berdua selalu ada untuk

menyeka air mataku disetiap keterpurukanku...SEMANGAT!!!!!”.

14. Rusman Fauzy, terimakasih telah menjadi sahabat yang baik, terimakasih atas

do’a nya, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan. ”selesaikan

skripsimu Rusman!!!”.

15. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis di HI angkatan 2006 (kelas B plus kelas

A); Astrid Issmulyanti, Lilis Widyasari, Ita Fatimah, Anne Normadiah, Irvan

Nasrullah, (Almh) Izzun Nahdliyah, Sabriela Yolanda, Chairunnisa, Ibnu

Arifiyanto, Nadya Hajarani Dwilestari, Rifqi Achmad Sazali, Muhammad

Zubir, Benardy Ferdiansyah, Starlet Rallysa Injaya, Prila Chandra Ramadhani,

Yeni Puspitasari, Ade Hernando Ikhsan, Wibisono Dwi Octavianto, Dwi

Wahyuni, Muhammad Ikhsan, Cristya Anyarani, Puji Nia Rahmatika, Riana

Amelia, Shinta Oktalia, Syaid Haikal Quraisy, Umi Kulsum, Muhammad

Iqbal, Muhammad Firmansyah, Viky Hamka. Terimakasih atas persahabatan

kalian.

16. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini namun

tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih.

Semoga dengan segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat

imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-

perbaikan ke depan.

Jakarta, 28 Maret 2012

Maya Damayanti

Page 9: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR BAGAN........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 7

E. Metoda Penelitian ............................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14

BAB II PERSOALAN PENDANAAN TERORISME DAN UPAYA

PENCEGAHANNYA DI NEGARA-NEGARA ASEAN

A. Metoda Pendanaan Terorisme di Asia Tenggara.................................. 18

B. Pendanaan Terorisme di Negara-negara Asia Tenggara……………... 26

C. Kelompok Teroris Internasional di Asia Tenggara............................... 46

D. Upaya Pemberantasan Terorisme di Negara-negara Asia Tenggara…. 52

Page 10: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

ix

BAB III KERJASAMA KEAMANAN KAWASAN ASEAN

A. Prinsip-prinsip ASEAN......................................................................... 55

B. Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN Terkait Isu Terorisme... 58

C. Isu-Isu Keamanan ASEAN................................................................... 60

C.1 Keamanan Tradisional............................................................... 61

C.2 Keamanan Non-Tradisional....................................................... 63

D.Konvensi ASEAN Tentang Pemberantasan Terorisme (ACCT)............ 65

E. Peran ARF dalam Kontra-Terorisme…………………………………. 68

BAB IV KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHADAPI UPAYA

MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL

TERORISME

A. Reaksi Negara-negara ASEAN Terhadap Isu Terorisme

Internasional......................................................................................... 71

B. Kerjasama Bilateral Negara-negara ASEAN dalam Kontra-

Terorisme.............................................................................................. 77

C. Respon ARF Terhadap Pendanaan Terorisme...................................... 82

BAB V PENUTUP….................................................................................. 92

Daftar Pustaka ............................................................................................... xv

Lampiran-Lampiran

Page 11: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

x

DAFTAR TABEL

Table A. Legal framework (kerangka hukum) di Asia Tenggara …………….. 21

Table B. Konvensi Internasional Terkait dengan Anti-Terorisme…………….. 75

Tabel C. Kerjasama ASEAN dalam Memberantas Terorisme……………….. 85

Page 12: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan A. Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah…………………………. 48

Page 13: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara

Lampiran 2. Surat Keterangan Wawancara

Lampiran 3. Konvensi-konvensi

Page 14: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACCT ASEAN Convention on Counter Terrorism

AMLC Anti-Money Laundering Council

AMLO Anti Money Laundering Office

AMMTC ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime

APG Asia Pacific Group on Money Laundering

ARF ASEAN Regional Forum

ARMM Autonom Region of Muslim Mindanao

AS Amerika Serikat

ASC ASEAN Security Community

ASEAN Association South East Asian Nation

AUSTRAC Australian Transaction Reports and Analysis Center

CENTO Central Treaty Organization

CFT Convention Financing Terrorism

DI Darul Islam

FATF Financial Action Task Force

FIU Financial Intelligence Unit

ICJ International Court of Justice

IMF International Monetary Fund

JA Jamaah As Sunnah

JI Jamaah Islamiyah

KEMLU Kementerian Luar Negeri

KMM Kumpulan Mujahidin Malaysia

KoFIU Korea Financial Intelligence Unit

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MILF Moro Islamic Liberation Front

MNLF Moro National Liberation Front

MoU Memorandum of Understanding

MLAT Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters

NATO North Atlantic Treaty Organization

Page 15: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

xiv

NCB National Central Bureau for Interpol

OIC Organization of1 the Islamic Conference

PAS Partai Islam seMalaysia

PBB Perserikatan Bangsa-bangsa

PPATK Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan

PUPJI Pedoman Perjuangan Islamiyah Umam Al-Jamaah

SEATO Southeast Asia Treaty Organization

SFT Suppression of the Financing Terrorism

SOMTC Senior Official Meeting on Transnational Crime

TC Transnational Crime

TOC Transnational Organized Crime

UMNO Organisasi Nasional Malaysia Bersatu

WTC World Trade Center

Page 16: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya ASEAN untuk mengatasi terorisme sebagai suatu wilayah telah

disahkan 10 negara anggota ASEAN dan mengadopsi Deklarasi ASEAN Aksi

Bersama untuk Counter Terrorism pada KTT ASEAN ke-7 tanggal 5 November

2001 di Brunei Darussalam. Para pemimpin ASEAN memandang terorisme

sebagai ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional dan

tantangan langsung terhadap pencapaian perdamaian, kemajuan dan kemakmuran

ASEAN serta realisasi visi ASEAN 2020.1 Visi ASEAN 2020, yaitu mencita-

citakan ASEAN sebagai komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka,

damai, stabil, dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang

dinamis di tahun 2020. ASEAN menyatakan komitmen untuk memerangi

terorisme sesuai dengan Piagam PBB, hukum internasional lainnya, dan resolusi

PBB yang relevan.2 ASEAN menetapkan delapan jenis kejahatan lintas negara

yang ditangani dalam kerjasama ASEAN, yaitu terorisme, perompakan,

penyelundupan manusia, perdagangan gelap, narkoba, penyelundupan senjata,

kejahatan ekonomi internasional, pencucian uang, dan kejahatan internet/dunia

maya.3

1 S. Pushpanathan (Asisten Direktur, Sekretariat ASEAN), Upaya ASEAN UntukMemerangi Terorisme, http://www.asean.org/15060.htm. Diakses pada 15 Oktober 2011, Pukul.06.29.

2 Ditjen Kerjasama ASEAN, ASEAN Selayang Pandang, Jakarta: Ditjen KerjasamaASEAN, DEPLU RI, 2007, h.27.

3 Yulia Diniastuti, “Masa Depan Kerjasama Keamanan ASEAN: Tantangan bagiPengembangan ASEAN Regional Forum”, Analisis CSIS no.5, 1996, h.11.

Page 17: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

2

Pemberantasan terorisme merupakan salah satu bentuk kerjasama di

bawah mekanisme AMMTC. Untuk memperkuat kerjasama, ASEAN juga telah

menyusun dan menandatangani ASEAN Convention on Counter Terrorism

(ACCT), saat KTT ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina, pada tanggal 13 Januari 2007.

Konvensi ini merupakan instrumen penting kerjasama ASEAN yang memberikan

dasar hukum yang kuat guna meningkatkan kerjasama untuk pencegahan,

penanggulangan dan pemberantasan terorisme.4

Dalam memberantas kejahatan terorisme, ASEAN memberikan perhatian

secara khusus mengenai bagaimana mencari cara untuk memberantas organisasi

terorisme, memberantas dukungan infrastruktur yang menunjang terorisme seperti

pendanaan terorisme, dan diajukan ke pengadilan bagi pelaku kegiatan terorisme.

para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk mengembangkan program dalam

rangka peningkatan kemampuan negara anggota ASEAN untuk melakukan

investigasi, deteksi, monitoring, dan pelaporan kegiatan terorisme, membahas dan

menggali ide-ide dan inisiatif yang praktis untuk meningkatkan peran ASEAN

dan keikutsertaan ASEAN bersama masyarakat internasional termasuk dengan

mitra diluar kawasan ASEAN seperti ASEAN+3 (China, Jepang, dan Republik

Korea), dan dengan negara-negara mitra wicara lainnya (Amaerika Serikat,

Australia,Kanada, Selandia Baru, Rusia, dan India) serta ASEAN Regional Forum

(ARF), agar perang terhadap terorisme benar-benar merupakan kerjasama pada

4Kerjasama Politik Keamanan ASEAN.www.kemlu.go.id/.../Kerjasama%20Politik%20Keamanan%20ASEA.. Diakses pada 12 oktober2011, pukul 10.08.

Page 18: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

3

tingkat bilateral secara komprehensif dan bahwa pada tingkat internasional, PBB

mempunyai tugas utama dam hal pemberantasan terorisme.5

Kerjasama dan saling berbagi data intelijen diantara negara-negara

ASEAN yang mengarah pada penangkapan terorisme juga merupakan faktor

pendorong peningkatan rasa percaya diri di kawasan. Kerjasama ASEAN di

bidang pertukaran informasi intelijen selama ini telah berjalan sangat baik

terutama setelah terbentuknya ASEAN Regional Forum (ARF) tahun 1994.

Ketika krisis ekonomi tahun 1997 mulai menghantam ASEAN, kerjasama

intelijen ini mulai melemah. Ketika terjadi peristiwa 11 September 2011,

kerjasama intelijen praktis tidak ada. Isu terorisme dengan demikian memulihkan

kembali kerjasama intelijen yang telah melemah. Namun, ASEAN sendiri masih

mempunyai kelemahan-kelemahan dalam proses pengambilan keputusan sehingga

tidak mampu mengatasi perbedaan pendapat yang cukup mendasar dalam

merumuskan strategi yang diperlukan untuk memerangi terorisme, terutama dalam

hal urgensi pembentuk konvensi seperti yang diusulkan oleh sekjen PBB

tersebut.6

Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan

kelompok-kelompok teroris lokal dapat bekerjasama dengan jaringan terorisme

internasional. Hal ini memaksa kerjasama antarpemerintah dalam skala global

sebagai upaya untuk mengimbangi aksi-aksi teroris internasional.7 Salah satu

5 Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Deplu, “Kerjasama ASEAN dalam UpayaNasional Menuju peran ASEAN untuk memerangi Terorisme melalui Pemberantasan PencucianUang dan Penyelundupan Senjata”.Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Deplu, 2003, h.14.

6Poltak Partogi Nainggolan (Ed), Terorisme dan Tata Dunia Baru, Jakarta: Sekjen DPR

RI, 2002, h. 147.7 Sukawarsini Djelantik, “Terorisme dan Kerjasama Internasional”, Jurnal Ilmiah

Hubungan Internasional. Parahyangan Center for International Studies, Bandung. Vol.3. No. 7.Januari, 2007, h.583.

Page 19: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

4

upaya yang dilakukan adalah dengan memblokade sumber-sumber dana kelompok

teroris. Karena dalam melakukan serangkaian serangan terorisme, teroris

memerlukan dana untuk melakukan aksinya dan asal para teroris itu mendapatkan

dana untuk melakukan aksinya.8 Menurut penulis para teroris membutuhkan

banyak uang untuk menjalankan berbagai aksinya. Semakin canggih dan rumit

aksi teroris, semakin banyak dana yang dibutuhkan. Teroris memerlukan dana

untuk mendapatkan senjata, termasuk juga untuk mendapatkan bahan-bahan

peledak yang belakangan ini banyak digunakan. Oleh karena itu, ASEAN sepakat

dalam pertemuan Tingkat Menteri ARF ke-9 di Bandar Seri Begawan, tanggal 31

Juli 2002, isu terorisme kembali dibahas. Para peserta sidang mendukung

pernyataan ketua sidang tentang Unit Finansial mencegah terorisme, berisi

kesepakatan untuk mencegah pemanfaatan sistem keuangan masing-masing

negara untuk kegiatan terorisme. pertemuan tersebut juga menyepakati untuk

membentuk suatu keompok kerja (Inter-Sessional Meeting on Counter Terrorism

and Transnational Crime) untuk mengembangkan kerjasama ARF dalam

memerangi terorisme.9

Sebelumnya pada tanggal 24-26 Maret 2002 diselenggarakan ARF

Workshop on Counter-Terrorism dengan memfokuskan pada financing of terrorist

activites di Honohulu, dan pada tanggal 17-19 April 2002 juga diselenggarakan

8 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 pasal 1 ayat 1tentang konvensi internasional pemberantasan pendanaan terorisme, "Dana" berarti berbagaimacam aset, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang bergerak maupun yang tidakbergerak, yang didapatkan, dan dokumen-dokumen atau instrumen-instrumen hukum dalambentuk apapun, termasuk dalam bentuk elektronik atau digital, yang menjadi barang bukti, ataubunga, aset-aset semacam itu, termasuk, tapi tidak terbatas pada, kredit bank, travel cek, bank cek,pos wesel, saham, keamanan, obligasi, draft dan surat pengakuan hutang.www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/37/183.bpkp, diakses pada 15 Maret 2011. Pukul, 14.30.

9 Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Deplu, “Kerjasama ASEAN dalam UpayaNasional Menuju peran ASEAN untuk memerangi Terorisme melalui Pemberantasan PencucianUang dan Penyelundupan Senjata”, h. 21.

Page 20: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

5

ARF Workshop on Prevention of Terrorism di Bangkok. Hasil workshop pertama

adalah Draft Statement on Terrorist Financing yang isinya adalah memutus akses

terorisme ke sistem finansial dan penyalahguanan jaringan perbankan informal.

Rekomendasi yang kedua adalah pembuatan daftar badan yang relevan dan daftar

kegiatan anti terorisme yang telah dilakukan, memperkuat usaha pemberantasan

terorisme dengan cara-cara pertukaran informasi dan intelijen.10

Perkembangan ancaman terorisme di Asia Tenggara, latar belakangnya

tidak lepas dari tumbuhnya jaringan organisasi Jamaah Islamiyah (JI), JI terbentuk

karena mempunyai keterkaitan yang kuat dengan Al-Qaeda, mereka bersama-

sama memerangi Uni Soviet di Afghanistan, dan menjadi awal terbentuknya

jaringan tersebut. Setelah perang selesai mereka kembali ke negara masing-

masing, namun tetap menjalin kerjasama. JI adalah suatu jaringan organsisasi

yang ingin memperjuangkan suatu negara Islam diseluruh wilayah Asia Tenggara,

mulai seluruh wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand Selatan hingga ke Filipina,

terjadi pengelompokan-pengelompokan di wilayah Asia Tenggara.11

Masyarakat internasional juga mulai bertindak mengatasi terorisme

melalui penghentian dana-dana yang diduga ditujukan bagi pelaksanaan terorisme.

Dengan Resolusi 54/109 pada pertemuan ke empat tanggal 9 Desember 1999,

Majelis Umum PBB mengadopsi International Convention for the Suppression of

the Financing of Terrorism yang selanjutnya disingkat sebagai Konvensi

Pendanaan Terorisme (Convention on Financing Terrorism/CFT), melarang

10 Ibid,h.27.11 Wawancara dengan Bpk. Johannes O.S. Manginsela (Kerjasama Multilateral, Badan

Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT), pada 5 Desember 2011, pukul 11.30.

Page 21: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

6

segala tindakan untuk mendanai terorisme.12 Bahkan, sebelumnya Resolusi

Majelis Umum PBB Nomor 51/210 tanggal 17 Desember 1996 ayat 3 (f) sudah

mengambil langkah-langkah mencegah dan menangkal, pendanaan teroris dan

organisasi teroris, baik pendanaan tersebut secara langsung maupun tidak

langsung melalui organisasi-organisasi yang mempunyai atau menyatakan diri

bertujuan untuk kegiatan-kegiatan amal, sosial, dan kebudayaan atau organisasi-

organisasi yang juga terlibat dalam tindakan-tindakan melawan hukum, seperti

jaringan perdagangan senjata gelap, transaksi narkoba, dan penggelapan uang,

termasuk eksploitasi orang-orang dengan tujuan pendanaan kegiatan-kegiatan

teroris.

B. Rumusan Masalah

Sejak terjadi serangan 9/11, kawasan Asia Tenggara memperoleh sorotan

khusus internasional dalam kampanye melawan terorisme karena sejumlah

kelompok yang diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda disinyalir beroperasi

di wilayah Asia Tenggara. Terungkapnya sel-sel Al-Qaeda di kawasan Asia

Tenggara setidaknya telah menyadarkan negara-negara ASEAN bahwa stabilitas

keamanan di kawasan Asia Tenggara terancam. Untuk menghadapinya ASEAN

memerlukan sebuah strategi yang dapat menjamin bahwa Asia Tenggara bukanlah

tempat yang ideal bagi persembunyian atau pusat kegiatan teroris.13 Di samping

memerangi terorisme, juga dibutuhkan upaya untuk menghentikan aliran dana

operasional terorisme karena tanpa unsur pendanaan, aksi teroris tidak akan

berjalan.

12 International Convention For The Suppression of The Financing of Terrorism.http://www.un.org/law/cod/finterr.htm. Diakses pada tanggal 27 September 2009, Pukul 20.38.

13Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru, h.145.

Page 22: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

7

ASEAN mulai mengambil peranannya dan menanggapi isu terorisme yang

dituduhkan oleh Amerika Serikat terhadap kawasan ini dengan mengadakan

pertemuan-pertemuan melalui forum-forum dialog yang ada secara resmi maupun

tidak. Di sinilah peran ASEAN akan terlihat upayanya dalam memerangi

terorisme. Dalam pertemuan mengenai ARF Workshop on The Prevention of

Terrorism di Honohulu pada 17-19 April 2002 menghasilkan Draft Statement on

Terrorist Financing yang berisikan pemutusan akses terorisme ke sistem finansial

dan penyalahgunaan jaringan perbankan informal. Dari beberapa penjelasan di

atas, penulis mengajukan pertanyaan bagaimanakah kerjasama ASEAN dalam

menghentikan aliran dana operasional terorisme internasional di Asia

Tenggara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui

kerjasama yang dilakukan negara-negara anggota ASEAN dalam memberantas

terorisme serta aspek-aspek yang mendukung kegiatan terorisme, khususnya

pendanaan terorisme.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pertanyaan penelitian mengenai bagaimana kerjasama

ASEAN dalam menghentikan aliran dana operasional terorisme internasional di

Asia Tenggara, dalam skripsi ini penulis memakai konsep yang saling berkaitan

satu sama lain, yaitu konsep kerjasama internasional dan konsep keamanan.

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam

Page 23: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

8

kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi

di dalam negaranya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik

internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan

internasional.14 Isu keamanan regional dan global memerlukan keterlibatan aktif

semua negara untuk mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. Kerjasama

internasional merupakan bukti dari adanya saling pengertian antarbangsa

(international understanding) sebagai akibat dari adanya interdependensi

antarbangsa dan bertambah kompleksnya kehidupan dalam masyarakat

internasional.15 Seperti yang dikemukakan oleh K.J Holsti, bahwa kerjasama

internasional menjadikan hidup lebih mudah, nyaman, dan efisien.16

Pemerintah Indonesia bersama-sama Malaysia dan Filipina

menandatangani suatu persetujuan antiterorisme (Agreement on Information

Exchange and Establishment of Communication Procedures) pada 7 Mei 1992 di

Manila.17 Perjanjian ini menyediakan suatu kerangka kerjasama dalam pertukaran

informasi dan pembentukan prosedur komunikasi untuk operasi bersama.

Perjanjian ini menunjukkan betapa rawannya kegiatan terorisme di tiga negara ini

yang memang telah diduga menjadi sarang terorisme internasional. Kerjasama

regional sekaligus menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia

dengan segala macam persoalan domestiknya tidak dapat diabaikan begitu saja

dan dibiarkan sendiri dalam memerangi terorisme internasional.

14Yanyan Moch, Yani dan Banyu Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,

Bandung: Rosda Karya, 2006, h.33.15Ibid, h.121.16 KJ.Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, Seventh Edition. New

Jersey: Prentice Hall, 1995, h.361.17 Anak Agung Banyu Perwita, Indonesia, ASEAN dan Isu Terorisme Internasional.

Dalam situs http://www.balipost.com/balipostcetaK/2002/12/30/o2.htm. Diakses pada 17 Juli2010, pukul 13.51.

Page 24: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

9

Berbagai pertemuan dan kesepakatan yang telah dihasilkan ASEAN di

atas, pada dasarnya, merupakan bentuk keberanian dalam meninjau, merevisi pola

dan bentuk kerja sama regional ASEAN. Bentuk kerjasama ini akan menjadi

kunci yang sangat penting bagi ASEAN dalam memerangi teroris dan menjaga

kohesivitas di antara sesama negara ASEAN dalam upayanya membentuk

komunitas keamanan di Asia Tenggara.18 Di tingkat kawasan, negara-negara di

Asia Tenggara yang rawan terorisme seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand juga

bekerjasama.19 Rawannya keamanan ASEAN sebagai target terorisme ditandai

dengan peringatan perjalanan (travel warning) kepada warga negara Amerika

Serikat, Inggris dan Kanada untuk berpergian di beberapa negara seperti Indonesia

dan Filipina. Kerjasama ASEAN sangat diperlukan mengingat ASEAN memiliki

daftar panjang aksi terorisme setelah empat serangan besar terjadi di Indonesia

pada 4 tahun terakhir; Bom Bali 1 (2002) dan Bom Bali 2 (2005), Bom Hotel JW

Marriot (2003), Bom di depan Kedubes Australia (2004). Kerjasama internasional

di ASEAN meliputi kesepakatan pertukaran informasi untuk mencari para

tersangka terorisme dengan rencana pembangunan pusat data informasi yang

terhubung ke kepolisian seluruh kawasan. Kerjasama seperti ini sangat diperlukan

di tingkat operasional guna mempermudah proses pengadilan, pengevakuasian

para tersangka teroris dan pemblokiran gerakan teroris serta menciptakan

keamanan kawasan.

Selanjutnya, konsep keamanan. Menurut Indria Samego dalam bukunya

yang berjudul System Pertahanan-Keamanan Negara: Analisis Potensi dan Problem

18 Ibid.19 Djelantik, “Terorisme dan Kerjasama Internasional”, h.584-585.

Page 25: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

10

terdapat dua konsep keamanan,20 yaitu pertama, Territorial Security/territorial

defense adalah konsep pertahanan yang dikembangkan atas pertimbangan

kedaulatan negara, integritas wilayah dan keutuhan perbatasan yang merupakan

perhatian (fokus) utama untuk mempertahankan teritorial. Ke dua, Regional

security, yaitu konsep security pada dua negara atau lebih yang berada pada

wilayah tertentu. Konsep ini terbagi menjadi 3 macam: (a) Collective security:

Konsep pertahanan yang dibangun dua negara atau lebih dalam suatu kerjasama

pertahanan berbentuk pakta (allied) berdasarkan pertimbangan adanya ancaman.

Contoh: NATO, SEATO, CENTO. (b) Common security: Konsep pertahanan

yang dibangun dua negara atau lebih dalam suatu kerjasama pertahanan atas

pertimbangan kepentingan bersama (common interest). Contoh: NCB (Narcotic

Control Board) Internasional. (c) Comprehensive security: Konsep keamanan

menyeluruh yang dilakukan dua negara atau lebih dalam bentuk forum kerasama

dan dialog keamanan dengan fokus peace resolution, peace keeping, operation

dan berbagai bentuk kerjasama keamanan pada aspek politik ekonomi, psikologi,

militer. Contoh: ARF yang dikembangkan ASEAN.

ASEAN mengadopsi pemikiran keamanan komprehensif (comprehensive

security) sebagai landasan kerjasama keamanan. Keamanan komprehensif

mengakui bahwa masalah keamanan tidak hanya terdiri dari masalah-masalah

militer, tetapi juga non-militer.21 Masalah-masalah non-militer mencakup masalah

ekonomi, politik domestik, lingkungan hidup, terorisme, penyakit menular,

20 Indria Samego, System Pertahanan-Keamanan Negara: Analisis Potensi dan Problem.Jakarta: Habibie Center, 2001, h.25.

21 Diniastuti, “Masa Depan Kerjasama Keamanan ASEAN: Tantangan bagiPengembangan ASEAN Regional Forum”, h.376.

Page 26: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

11

narkoba.22 Studi mengenai terorisme terkait dengan isu keamanan tradisional dan

nontradisional. Kelompok tradisonalis memandang isu keamanan terkait dengan

ancaman politik dan militer, dengan memfokuskan pada aksi-aksi yang dilakukan

untuk menyelesaikan ancaman. Jika dipandang dari sudut pandang nontradisional,

terorisme juga mempengaruhi pola hubungan sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi

dan lingkungan.23

Menurut Buzan, kerangka analisis keamanan diperkenalkan dimana

substansi studi keamanan diperluas tanpa meninggalkan fokus utamanya pada

aspek penggunaan kekuatan militer.24 Kejahatan internasional seperti terorisme,

penyelundupan manusia, kejahatan lingkungan, kejahatan hak asasi manusia, dan

sebagainya menunjukkan peningkatan cukup tajam dan berkembang menjadi isu

keamanan internasional.25

Keamanan suatu negara berhubungan dengan keamanan seluruh negara

dalam satu kawasan. Seperti ancaman keamanan oleh teroris di Indonesia juga

merupakan ancaman keamanan bagi seluruh negara di kawasan ASEAN. Oleh

sebab itu diadakan kerjasama untuk memberantas terorisme tersebut untuk

menciptakan stabilitas keamanan nasional juga regional ASEAN. Perdamaian juga

berkaitan dengan konsep keamanan yang menurut Arnold wolfer dapat dilihat

secara objektif dan subjektif.26 Keamanan secara objektif adalah suatu keadaan

yang bebas dari berbagai ancaman terhadap nilai-nilai yang diperoleh sedangkan

22 Yulius P.Hermawan, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007, h. 43.

23Sukawarsini Djelantik, Terorisme:Tinjauan Psiko-politis, Peran Media, Kemiskinan

dan Keamanan Nasional, Terorisme: Tinjauan Psiko-politis, Peran Media, Kemiskinan danKeamanan Nasional. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010, h.275.

24 Aleksisu Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Garaha Ilmu,2008, h.140 .

25 Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, h. 120.26

Barry Buzan, 1991, People, State and Fear: An Agenda for International SecurityStudies in The Post Cold War Era, London : Harvester Wheatsharf, h.17.

Page 27: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

12

keamanan secara subjektif berarti bebas dari segala rasa takut atas serangan

terhadap nilai-nilai yang telah diperoleh tersebut.

Sementara, pakar studi keamanan internasional lainnya, seperti Klare dan

Thomas, telah mencoba melihat dimensi internasional dari gerakan terorisme,

dengan melihat kaitannya dengan realitas tatanan dunia yang tidak adil.27

Karenanya, dengan mengikuti argumentasi mereka, adalah logis jika kemudian

kerjasama global di antara gerakan terorisme dapat terbentuk, sekalipun terdapat

perbedaan latar belakang ideologis diantara mereka. Sebab, muncul kesadaran

akan musuh bersama, yakni tata dunia baru yang tidak adil, di bawah hegemoni

para pemimpin negara maju, yang secara langsung telah mempengaruhi. Sikap

para pemimpin nasional yang menentang gerakan mereka di masing-masing

negara. Tekanan globalisasi yang meningkatkan proses marjinalisme dan

keterancaman kelompok, diketahui telah menimbulkan resistensi dan reaksi

perlawanan dari kelompok-kelompok yang terancam. Tidak terwakilinya aspirasi

dan kepentingan kelompok-kelompok tersebut secara memadai, baik di tingkat

nasional maupun global, mendorong mereka untuk membenarkan aksi-aksi

kekerasan dalam wujud yang ekstrem, yaitu terorisme untuk mendestabilisasi

negara, kawasan, dan sistem dunia yang tengah berjalan.

Selanjutnya dalam perspektif literatur hubungan internasional, terorisme

dianalisis sebagai ancaman baru yang serius karena mendorong peranan negara,

pemerintah dan lembaga-lemabaga multilateral yang mengatur pembangunan dan

27 Poltak Partogi Nainggolan, “Terorisme dan Perspektif Keamanan Paska PerangDingin”, ANALISIS CSIS xxxi/2002, No.1.h.77.

Page 28: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

13

keamanan internasional, seperti Bank Dunia dan PBB dengan dampak yang

mengancam eksistensi negara, keamanan kawasan, dan global.28

E. Metoda Penelitian

Jenis penulisan skripsi ini adalah jenis deskriptif analisis, yaitu suatu cara

untuk membuat gambaran dan analisis berupa gejala dan situasi yang menjadi

bagian permasalahan yang diteliti.29 Jenis penelitian seperti ini menggunakan

metoda analisis kualitatif30 yang mendasarkan pada penelitian kepustakaan. Hal

ini dilakukan dengan kunjungan ke beberapa perpustakaan di Jakarta, yaitu

perpustakaan Sekertariat ASEAN, perpustakaan Freedom Institute, Perpustakaan

Utama UIN Jakarta, Perpustakaan IISIP, Perpustakaan PDHI UI, Perpustakaan

Univ.Budi Luhur, Perpustakaan KEMLU, Perpustakaan Fak.Hukum UI, MABES

POLRI, Densus 88, BNPT, PPATK. Penelitian dilakukan melalui pengumpulan

data dan informasi lainnya dengan menggunakan berbagai sumber seperti buku,

jurnal, majalah, makalah-makalah seminar, penelusuran data melalui internet yang

dapat dipertanggungjawabkan situsnya serta wawancara dengan sejumlah

narasumber seperti J.S.George Lantu (Direktorat Politik dan Keamanan ASEAN

Kementrian Luar Negeri RI), Al Chaidar (seorang pengamat teroris yang juga

merupakan mantan anggota DI/TII), Usep Fathoni (seorang anggota Darul Islam /

DI), AKP Terima Sembiring, S.H. (Kaurkermin DAGRI Densus 88 AT POLRI),

Kompol. Wino Sumarno (Kaurmin Bagkouminter Set NCB Interpol Indonesia

Div.Hubinter Polri), Nuriani Ratu Inten (Asisten Analis Hukum, Direktorat

28Ibid, h.78.29 John Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approach, California:

Sage Publication, 1994, h.148.30

Lissa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, Jakarta: Kencana, 2007, h. 87.

Page 29: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

14

Hukum dan Regulasi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan/

PPATK), Supriyanto Suwito (Direktorat Kerjasama Politik dan Keamanan

ASEAN Kementrian Luar Negeri RI), Johannes O.S. Manginsela (bagian

Kerjasama Multilateral, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme/BNPT),

Farah Monika (Staf Ahli, Divisi Kerjasama Keamanan Sekertariat ASEAN).

Wawancara dilakukan dengan narasumber yang dapat dipercaya dan juga

merupakan sumber utama dalam menggali informasi mengenai skripsi yang

penulis buat.

F. Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penitian

D. Kerangka Pemikiran

E. Metoda Penelitian

F. Sistematika Penulisan

Bab II. Persoalan Pendanaan Terorisme dan Upaya Pencegahannya di Negara-

negara ASEAN

A. Metoda Pendanaan Terorisme di Asia Tenggara

B. Pendanaan Terorisme di Negara-negara Asia Tenggara

C. Kelompok Teroris Internasional di Asia Tenggara

D. Upaya pemberantasan terorisme di Negara-negara Asia Tenggara

Bab III. Kerjasama Keamanan Kawasan ASEAN

A. Prinsip-prinsip ASEAN

B. Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN Terkait Isu Terorisme

C. Isu-Isu Keamanan ASEAN

C.1 Keamanan Tradisional

C.2 Keamanan Non-Tradisional

Page 30: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

15

D. Konvensi ASEAN Tentang Pemberantasan Terorisme

E. Peran ARF dalam Kontra-Terorisme

Bab IV. Kerjasama ASEAN Menghentikan Aliran Dana Operasional Terorisme di

Asia Tenggara

A. Reaksi Negara-negara ASEAN Terhadap Isu Terorisme Internasional

B. Kerjasama Bilateral Negara-negara ASEAN dalam Kontra-Terorisme

C. Respon ARF Terhadap Pendanaan Terorisme

Bab V. Penutup

Daftar Pustaka

Page 31: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

16

BAB II

PERSOALAN PENDANAAN TERORISME DAN UPAYA

PENCEGAHANNYA DI NEGARA-NEGARA ASEAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai berbagai metoda pendanaan teroris

untuk dapat melaksanakan aksi terornya. Pendanaan terorisme dapat terjadi di

berbagai negara dan muaranya mengarah kepada tindak kriminal berupa aksi

terorisme.31 Sumber pendanaan para teroris dapat diperoleh dengan bermacam-

macam cara. Sebelum penulis mengulas mengenai metoda pendanaan teroris di

Asia Tenggara, terlebih dahulu penulis akan memaparkan beberapa metoda

pendanaan terorisme di dunia seperti Pejuang militan Hamas dan Jihad Islam

Palestina mendapat dana dari kantor Shintrako Ltd. Serta Mayan Custom Brokers

dan International Fowarding daerah pinggiran kota Tel Aviv, Israel.32 Jaringan

teroris di seluruh dunia juga ada yang bergantung pada sistem kerahasian bank

dan korporasi internasional untuk menyembunyikan dan mengalihkan uang

mereka. Struktur ini dimungkinkan karena adanya kesepakatan di antara bank-

bank di dunia dan karena kekuatan-kekuatan keuangan dunia. Tetapi konsekuensi

yang tidak diinginkan adalah bahwa hal tersebut membantu jaringan dunia para

teroris.33

The Sunday Time London mengatakan bahwa Khalid al-Fawwaz, yang

dicurigai sebagai anggota Osama bin Laden telah menggunakan suatu rekening

yang dibuka pada cabang Barclays Bank di London untuk membiayai sirkulasi

31Wawan Purwanto, Membongkar Dana Teroris, Jakarta: Cipta Bina Mandiri, 2010,

h.277.32 Ibid, h.350-352.33 Sutan Remi Sjahdeni, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan

Terorisme, Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti, 2007, h.289.

Page 32: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

17

perintah dan perjanjian yang dibuat oleh Osama bin Laden dengan bagian-bagian

lain dari jaringan mereka.34 Demikian juga ketika Osama bin Laden dan anggota

National Islamic Front yang kaya mendirikan Al Shamal Islamic Bank di

Khartoum. Osama bin Laden menginvestasikan 50 juta dollar.35

Phillippine Daily Inguirer pada bulan Agustus 2000 melaporkan bahwa

Islamic Relief Organization (IRO) didirikan pada 1992 oleh Bin Laden sebagai

kedok atas aktifitas pendanaan teroris. IRO bekerja dibawah Muslim World

Language, sebuah organisasi yang didukung oleh pemerintah Arab Saudi.

Pertolongan organisasi tersebut diduga adalah untuk menyediakan Bin Laden

dengan uang untuk memperoleh senjata dibawah samaran amal kepada komunitas

muslim. Berbagai cara yang disebut amal sekarang dicurigai menjadi kedok

operasi Bin Laden. Selain itu kecurigaan terhadap amal juga terjadi di Kenya,

pada tahun 1994 Al-Haqq meninggalkan Sudan dan pindah ke Kenya, ia menjadi

seorang direktur sebuah lembaga amal bernama Help Africa People.36

Pada Maret 2005, Washington menangkap pelarian Kuba bernama Luis

Posada Carriles, dengan tuduhan memasuki wilayah Amerika Serikat secara

ilegal. Posada adalah pelaku peledakan bom pesawat Kuba pada 6 Oktober 1976.

Dalam wawancara dengan New York Times, pada tahun 1998, Posada mengakui

terlibat dalam pemboman sebuah hotel di Havana. Posada juga membantu

memastikan dana UU$ 6 juta dari Oliver North, Penasehat Keamanan Nasional

Gedung Putih untuk Gerakan Kontra Nikaragua. Dana tersebut diperoleh dari

keuntungan penjualan senjata ke Iran (secara rahasia) senialai US$ 45 juta.37

34 Ibid.35

Purwanto, Membongkar Dana Teroris, h.14.36

Ibid, h. 341.37

Ibid. h. 347-348.

Page 33: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

18

Berdasarkan beberapa metoda teroris medapatkan dana dapat diperoleh

persamaan metoda yang digunakan yaitu mendapatkan dana melalui cara ilegal,

penyelundupan senjata, transfer, sumbangan, melalui badan amal, serta sistem

kerahasian bank. Metoda-metoda tersebut juga digunakan oleh teroris di Asia

Tenggara. Berikut ini penulis akan memberikan penjelasan metoda pendanaan di

Asia Tenggara secara terperinci dalam sub bab pendanaan teroris di beberapa

negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Alasan penulis memilih empat negara tersebut, yaitu karena Wilayah I (Singapura

dan Malaysia) dikenal sebagai pengumpulan dana oleh sebab itu mengapa dua

negara tersebut jarang terjadi bom terorisme. Wilayah II (Kalimantan dan

Jawa/Indonesia) sebagai area perjuangan. Wilayah III (Filipina) merupakan

wilayah pelatihan.38 Dalam subbab ini, dijelaskan dukungan dana yang diberikan

oleh Jamaah Islamiyah dan Al-Qaeda sebagai dua teroris internasional yang

berkembang cukup pesat di Asia Tenggara untuk membeli bahan-bahan dan

merakit bom.

A. Metoda Pendanaan Terorisme di Asia Tenggara

Ada dua metoda pembiayaan bagi kegiatan para teroris.39 Metoda pertama

adalah melibatkan perolehan dukungan keuangan dari negara dan selanjutnya

menyalurkan dana tersebut kepada organisasi teroris. Diyakini bahwa teroris yang

didukung oleh negara (state-sponsored terrorism) telah menurun beberapa tahun

terakhir ini. Dana juga diperoleh dari perorangan yang memiliki kekayaan berupa

dana yang besar. Sebagai contoh peristiwa penyerangan pada 11 September 2001.

38 Wawancara dengan Bpk. Johannes O.S Manginsela, Kerjasama Multilateral BNPTpada 5 Desember 2011, pukul 11.30.

39 Purwanto, Membongkar Dana Teroris, h. 8-9.

Page 34: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

19

Osama Bin Laden yang dipercaya sebagai dalang di belakang penyerangan

tersebut, dituduh telah memberikan kontribusi dana dan mendukung jaringan

teroris Al-Qaeda bersama-sama dengan rezim Taliban yang dahulu memerintah

Afghanistan. Posisi Arab Saudi merupakan salah satu dari banyak aspek yang

menarik dan kontroversial mengenai pertanyaan pendanaan. Dugaan lain yang

telah dibuat adalah bahwa anggota-anggota keluarga kerajaan Saudi yang tidak

puas ada di antara para sponsor keuangan Bin Laden. Metoda ke dua adalah

memperoleh langsung dari berbagai kegiatan yang menghasilkan uang. Kegiatan-

kegiatan tersebut termasuk melakukan berbagai kegiatan tindak pidana. Cara ini

tidak berbeda dengan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi

kejahatan pada umumnya, kelompok-kelompok teroris juga memperoleh dana

sebagian dari pendapatan yang halal (tidak terkait dengan kejahatan).40 Suatu

kelompok teroris di wilayah tertentu dapat membiayai diri sendiri misalnya

melalui penculikan, pemerasan, penggelapan pajak, penipuan, perampokan,

perdagangan narkotika, dan aktivitas kriminal lainnya. Permintaan dan

pengumpulan dana dari masyarakat adalah salah satu cara memperoleh dana untuk

mendukung kegiatan terorisme. Seringkali pengumpulan dana tersebut dilakukan

atas nama organisasi yang telah memiliki status sebagai organisasi amal atau

lembaga bantuan atau organisasi yang ditujukan untuk komunitas tertentu.

Beberapa metoda lainnya dalam pengumpulan dana antara lain adalah

penarikan dana dari masing-masing anggota, penjualan barang-barang, atraksi

budaya, kegiatan-kegiatan sosial, sosialisasi dari rumah ke rumah di antara

komunitas serta donasi dari anggota-anggota yang tergolong mampu dalam

40 Ibid, h. 9.

Page 35: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

20

komunitas.41 Sejak organisasi teroris di Asia Tenggara mengandalkan berbagai

cara untuk meningkatkan dan transfer dana, berbagai tanggapan akan diperlukan

untuk melawan teroris di wilayah ini. Tingkat kepatuhan negara-negara di

kawasan dalam menerapkan standar internasional untuk melawan terorisme dapat

diuji bersama dalam empat dimensi yang berbeda,42 Pertama, kerangka hukum,

dalam hal kerangka hukum, sebagian besar negara di wilayah ini telah mengambil

langkah-langkah dasar untuk mentransfer norma-norma internasional ke dalam

hukum nasional. Sebagai contoh terkait dengan peraturan Bank Indonesia43, aparat

penegak hukum dapat memerintahkan penyitaan aset individu atau entitas baik

yang telah dinyatakan tersangka atau diindikasikan untuk kejahatan, namun dalam

praktiknya untuk mengidentifikasi aktiva tersebut mereka harus bekerjasama

dengan bank. Hanya Brunei, Indonesia, Singapura, Thailand, dan Malaysia telah

mengkriminalisasi pendanaan terorisme. Hal ini terlihat pada tabel sebagai

berikut:

41 Ibid, h.217-218.42 Jeanne K.Giraldo dan Harold A.Trinkunas, Terrorism Financing and States Responses,

California: Standford University Press, 2007, h.213-214.43 Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Program Anti

Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum, serta SE No.11/31/2009, perbankan di Indonesia harus membuat kategori nasabahnya berdasarkan tingkatrisiko berkenaan dengan potensi pencucian uang.http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=37614cd638a3b268d2de3795ec1a292b&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5, Diakses pada 5 Desember 2010 pukul.20.30.

Page 36: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

21

Table A. Legal framework (kerangka hukum) di Asia Tenggara

Bru

nei

My

an

ma

r

Ka

mb

oja

Ind

on

esia

La

os

Ma

lays

ia

Fil

ipin

a

Sin

ga

pu

ra

Th

ail

an

d

Vie

tnam

Kriminalisasi Obat-obatan danPencucian Uang

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

Kriminalisasi Selain Obat 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1Sistem untuk mengidentifikasiaset

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

Kriminalisi Pendanaan Terorisme 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0Bagian Konvensi InternasionalPembiayaan terorisme

1 0 0 0 0 0 1 1 1 1

Anggota APG 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0total 6 3 2 5 0 5 5 6 6 4

Catatan: nilai 1 diindikasikan bahwa ada beberapa kerangka hukum, nilai 0 tidak ada indikasi.Sumber: Untited State Departement of State, Bureau for International Narcotics and LawEnforcement Affairs. Dalam buku Jeanne K.Giraldo dan Harold A.Trinkunas, TerrorismFinancing and States Responses, California: Standford University Press, 2007. h.215.

Kedua, langkah-langkah pengaturan yang meliputi sektor formal

(misalnya, perbankan) dan informal (misalnya, amal). Penilaian tanggapan

pemerintah untuk pendanaan teroris juga harus memperhitungkan sejauh mana

pemerintah telah menempatkan berbagai langkah-langkah peraturan untuk

mencegah pendanaan. Secara khusus, pemerintah harus memastikan kepatuhan

perbankan melalui pelaporan yang terus menerus dan harus mengatur sektor

informal, termasuk penukaran uang, kasino, dan amal. Ketiga, tingkat pengalaman

infrastruktur administratif mereka untuk mengatasi pendanaan teroris; Keempat,

bukti penegakan hukum. Sementara bagian dalam kerangka hukum dan peraturan

dapat dilihat sebagai ukuran kepatuhan norma, tindakan administratif dan

penegakan hukum adalah mandat untuk sejauh mana norma-norma benar-benar

telah dilaksanakan.

Empat cara pokok teroris dalam menghasilkan uang di Asia Tenggara

adalah sama dengan hal yang teroris lakukan di tempat lain, yaitu dengan donasi,

Page 37: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

22

uang dari badan amal Islam, pendapatan yang dihasilkan dari bisnis yang sah dan

kejahatan.44 Donasi didapat dari berbagai jenis dan dapat bersifat sukarela atau

diperoleh melalui unsur pemaksaan atau perampokan seperti fa’i (harta rampasan

perang). Uang dikumpulkan dari anggota kelompok sebagai iuran keanggotaan.

Menurut Pedoman Perjuangan Islamiyah Umam Al-Jamaah (PUPJI) atau

the general guide for the struggle of Al Jamaah Al Islamiyah, ketetapan konstitusi

dari Jamaah Islamiyah, anggotanya diminta untuk memberikan kontribusi reguler

ke organisasi tersebut. PUPJI juga mengakui sumber dari jamaah sebagai infaq

(amal), sedekah (sumbangan), zakat (amal wajib) dan sumber lain yang dapat

digunakan dalam ijtihad (kebijaksanaan).45 Pernyataan tersebut didukung oleh Al-

Chaidar seorang pengamat teroris yang juga seorang Darul Islam, mengatakan

bahwa:46

“pendanaan dari Al-Qaeda, juga dari jamaah, namanya infak, sadaqah,zakat, tattawu atau zakat khusus untuk pelatihan, fa’i (harta rampasan perang)20% untuk sendiri sisanya untuk jamaah, kebanyakan mengandalkan dana dari Al-Qaeda, juga ada zakat/infaq dari Timur Tengah, menginfakkan hartanya ke jalanAllah tapi masuk ke dalam organisasi terorisme.”

Sebelum menjadi daerah afiliasi Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah, kedua

jaringan teroris tersebut mengembangkan kemampuan teroris Asia Tenggara

untuk menjadi sebuah lahan operasi. Kawasan ini pertama dan terutama back

office bagi Al-Qaeda, menyediakan dukungan logistik dan keuangan.47

Mematikan pendanaan teroris adalah tugas yang sulit tapi tidak sia-sia. Ini adalah

alat investigasi penting dan aparat penegak hukum memberikan suatu mekanisme

44 Daljit Singh, Terrorism in South and Southeast Asia in the Comim Decade. Singapore :Institute of Southeast Asian Studies in association with Macmillan, 2009.h.96

45Ibid.46 Wawancara dengan Bpk. Al Chaidar seorang pengamat teroris juga seorang Darul

Islam tanggal 18 Juni 2011, pukul 13.00.47 Funding Terrorism in Southeast Asia: The Financial Network of Al Qaeda and Jemaah

Islamiya. http://www.nbr.org/publications/element.aspx?id=252, Diakses pada 20 Oktober 2010,pukul.18.00.

Page 38: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

23

untuk berurusan dengan lembaga-lembaga, seperti amal atau perusahaan

pengiriman uang. Hal ini penting karena keberhasilan utama dalam perang

melawan terorisme sampai saat ini telah menjadi penangkapan operatif

terkemuka, sedangkan lembaga pendukung terorisme tetap ada.

Institut Studi Strategi Internasional berpendapat, bahwa meskipun Al-

Qaeda telah beroperasi sejak 11 September di Afghanistan dan di tempat lain,

organisasi mungkin mempertahankan dua pertiga kepemimpinan inti dan sebagian

besar dari sekitar 20.000 aktivis yang dilatih di Afghanistan setelah 1996.

Berdasarkan spesialis terorisme asal Inggris Rohan Gunaratna pada awal tahun

2002 diperkirakan bahwa sekitar seperlima dari kekuatan organisasi Al-Qaeda di

Asia secara keseluruhan. Gunaratna berpendapat, bahwa: 48

Their leaders are handpicked, mostly educated in the Middle East, speakArabic unlike the vast majority of Asian Muslims, and were already of aradical bent. Al-Qaeda’s Asian core is handpicked from several hundredjihadi volunteers who fought in Afghanistan, including, inter alia, CentralAsians, Chinese, Pakistanis, Bangladeshis, Indonesians, Malaysians,Singaporeans and Filipinos.(Pemimpin mereka dipilih dengan teliti, sebagian besar berpendidikan diTimur Tengah, berbicara dalam bahasa Arab tidak seperti mayoritasMuslim Asia, dan sudah cenderung radikal. Pusat Al-Qaeda Asia adalahdipilih dari beberapa ratus sukarelawan jihad yang bertempur diAfghanistan, termasuk, antara lain, Asia Tengah, Cina, Pakistan,Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina.)

Lebih lanjut lagi Rohan Gunaratna mengatakan, bahwa Al-Qaeda

memperluas jaringannya di kawasan Asia Tenggara dengan memanfaatkan

internet, menginfiltrasi organisasi Muslim non-pemerintahan, mengirim pemimpin

agama yang ekstrim ke kawasan dan melatih para aktivis di Afghanistan.49

Keterlibatan Al-Qaeda di Asia Tenggara mencakup juga penyediaan dana dan

48Frank Frost. Terrorism in Southeast Asia.http://www.aph.gov.au/library/intguide/FAD/sea.htm. Diakses pada 27 April 2010, pukul 23.25.

49 Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru, h.140.

Page 39: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

24

latihan militer beberapa kelompok Islam militan di Indonesia, Malaysia, dan

Filipina dan berencana untuk memperluas serta memperdalam pengaruhnya di

kawasan.50 Eksistensi Al-Qaeda dan jaringannya di Asia Tenggara mulai digugat

dan dipertanyakan ketika berbagai ledakan bom terjadi di negara-negara ASEAN.

Masyarakat semakin curiga terhadap Al-Qaeda dan jaringannya ketika sebuah

ledakan dahsyat yang menewaskan sekitar 185 jiwa terjadi di daerah pantai kuta

pada tanggal 12 Oktober 2002. Selang beberapa hari kemudian terjadi pula

ledakan bom di Zamboanga, Filipina yang menewaskan sedikitnya 3 orang.

Perang melawan teror terus berlanjut di Asia Tenggara dan pemerintah di

Asia Tenggara layak diberi penghargaan untuk penangkapan beberapa 150

Jamaah Islamiyah (JI) anggota hingga April 2003. Beberapa anggota syura JI

(dewan) ditangkap, termasuk Muhammad Iqbal Rahman (Abu Jibril), Agus

Dwikarna, dan Faiz bin Abu Bakar Bafana.51 Mekanisme untuk mendanai

terorisme terus berlanjut di Asia Tenggara, dan sampai saat ini ada aset teroris

atau dana yang telah disita di wilayah tersebut. Dua anggota Jamaah Islamiyah

terkemuka, Hambali dan Abu Jibril, aset mereka diblokir oleh Amerika Serikat di

bawah Executive Order 13244 pada tanggal 24 Januari 2003 (delapan belas bulan

setelah Abu Jibril ditahan). Per-Januari 2003, US$113.000.000 aset Al-Qaeda

telah dibekukan. Pada awal tahun 2003, Departemen Keuangan AS Kantor

Pengawasan Aset Luar Negeri menyusun daftar 300 amal individu dan perusahaan

di Asia Tenggara yang diyakini milik Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah sebagai

50 Menurut pemerintah Swiss, Osama Bin Laden pemimpin Al-Qaeda memiliki kekayaanantara 250-500 juta dollar AS, Australia 250 juta dollar AS dan Inggris 280-300 juta dollar AS,dua pengamat terorisme, Gunaratna dan Williams justru memperkirakan kekayaan pribadi Osamahanya sekitar 25 juta dollar AS dari keseluruhan nilai kekayaan warisan ayahnya yang sekitar 5miliar dollar AS. A.M Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis, Kristen, yahudi, Islam, Jakarta:KOMPAS, 2009, h.190.

51Singh, Terrorism in South and Southeast Asia in the Comim Decade, h.96.

Page 40: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

25

penyandang dana. Karena politik antarlembaga, daftar tersebut turun menjadi

delapan belas individu dan sepuluh perusahaan. Tetapi pada awal April 2003,

daftar itu masih tanpa pemberitahuan karena tekanan diplomatik dan birokrasi.

Pemerintah AS gencar sekali menumpas gerakan teroris. AS mencatat 305

individu sebagai teroris dan membekukan aset mereka senilai US$136,7 juta.

Menteri Keuangan AS, John Snow, memasukkan nama Al-Ghozi, Imam Samudra,

Muchlas, Parlindungan Siregar, Aris Munandar, Agus Dwikarna (Indonesia), serta

Muklis Yunos (Filipina), dan Abdul Hakim Murad (Pakistan) dalam daftar orang

yang asetnya harus dibekukan.52 Kemudian, daftar bertambah sepuluh orang,

seluruhnya warga Malaysia. Ke dalamnya, termasuk Dr. Azahari Husin, doktor

fisika yang diduga merancang bom di Bali dan Hotel Marriott Jakarta, Marzuki

Zulkifli, Zulkifli Abdul Hir, Noordin M. Top dan Amran Mansour.

Penemuan senjata api dan bahan peledak di Lamongan memperkuat

dugaan bahwa pelaku pengeboman di Indonesia tidak kalah perkasa dibanding

rekan-rekan mereka di mancanegara. Beberapa waktu lalu, misalnya, ditemukan

dua pucuk pistol FN, dua senjata laras panjang M-16 dan beberapa tipe lain, serta

5000 butir lebih amunisi di hutan jati Dadapan, Solokuro, Lamongan. Semuanya

diketahui milik Ali Imron.53 Di pasar gelap, sepucuk M-16 dihargai Rp 7 juta-10

juta, atau bisa lebih mahal tergantung permintaan dan stok di pasar. Pistol lebih

mahal lagi, dengan peluru perbutir rata-rata di atas Rp 10 ribu. Aparat kemudian

menemukan lagi 12 pistol jenis FN dan revolver bersama 2.587 butir amunisi

yang seluruhnya milik Ali Imron.

52 Dana “halal” untuk aksi terlarang.http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/10/13/LK/mbm.20031013.LK90857.id.

html. diakses pada 29 September 2009, pukul. 20.45.53 Ibid.

Page 41: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

26

B. Pendanaan Terorisme di Negara-negara Asia Tenggara

Dalam sub-bab ini, penulis akan membahas mengenai pendanaan

terorisme di empat negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Filipina, Singapura,

dan Malaysia. Alasan penulis memilih ke empat negara tersebut, yaitu karena

Singapura dan Malaysia dikenal sebagai pengumpulan dana oleh sebab itu

mengapa dua negara tersebut jarang terjadi bom terorisme, Indonesia (Poso,

Ternate, Ambon, Aceh, Medan, Pekanbaru, Jakarta, Nusa Tenggara Barat,

Bandung dan kota-kota lainnya) sebagai area perjuangan, dan Filipina

(kamp.Hudaibiyah/kamp.MILF) merupakan wilayah pelatihan.54 Berikut ini

penulis akan menjelaskan metoda pendanaan teroris dimasing-masing negara

secara berurutan.

Terkuaknya metoda pendanaan terorisme di Indonesia ditandai dengan

adanya peristiwa meledaknya Bom di Bali yang merenggut lebih dari 180 jiwa

pada 12 Oktober 2002, menegaskan keberadaan kelompok teroris di Indonesia

terkait dengan terorisme internasional. Berbagai tanggapan yang muncul di

berbagai kalangan masyarakat dan media massa bahwa teror tersebut adalah

rekayasa Amerika Serikat untuk menekan pemerintah Indonesia agar menangkap

sekelompok orang yang dituduh terkait kelompok teroris islam yang telah

ditangkap di Malaysia, Singapura, dan Filipina sejak 2001.55 Jauh sebelum 11

September Indonesia telah menderita serangan teroris karena satu rangkaian

tindakan-tindakan teroris yang terjadi dari tahun 2000-2001. Hal ini yang

dimasukkan satu rangkaian ledakan-ledakan dalam tujuh kota yang besar yang

54 Wawancara dengan Bpk. Johannes O.S Manginsela, Kerjasama Multilateral BNPTpada 5 Desember 2011, pukul 11.30.

55Indonesia dan Terorisme Internasional, http://interpol.go.id/id/kejahatan-

transnasional/terrorisme/71-indonesia-dan-terorisme-internasional. Diakses pada 2 Agustus 2010,pukul 23:44.

Page 42: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

27

menargetkan gereja-gereja di Malam Hari Natal pada tahun 2000 dan beberapa

wilayah umum yang lain seperti pusat perbelanjaan dan alun-alun, dan bangunan

Jakarta Stock Exchange. Ada banyak korban, namun tidak sebanyak pada

serangan teroris 11 September. Awalnya banyak dari masyarakat Indonesia belum

menyadari akan ancaman teror bahwa bisa terjadi pada setiap waktu, dan tidak

pandang pada target atau tempat. Usaha-usaha dari pemerintah di dalam

menetralkan kelompok-kelompok yang terlibat, sering kali menuduh pemerintah

tentang memecahkan Islam dengan menggambarkan dan menyamaratakan, bahwa

teroris digolongkan sebagai Islam. Dari hasil tersebut, pemerintah menjadi lebih

berhati-hati secara representatif dalam bertindak. Sementara itu, negara-negara

lain bertindak melawan kelompok teroris dan menangkap informasi dengan

mengumpulkan aktifitas kelompok teroris di Indonesia.56

Negara Indonesia merupakan negara berkembang dengan posisi yang

sangat strategis memegang peranan penting di ASEAN, namun telah menjadi

salah satu sasaran terorisme. Berbagai permasalahan dalam negeri dimanfaatkan

kelompok tertentu untuk mencapai tujuannya dengan melakukan kegiatan teror.

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan berbagai suku

bangsa sangat rentan dimanfaatkan untuk menimbulkan konflik, termasuk

kegiatan terorisme.

Kelompok teroris yang saat ini aktif beroperasi di Indonesia secara umum

merupakan bagian dari Jamaah Islamiyah.57 Kelompok teroris pimpinan Noordin

M.Top merupakan kelompok teroris bagian dari Jamaah Islamiyah. Kelompok

56 Teroris Di Indonesia Dan Usaha-Usaha Yang Diambil Untuk Mengalahkan Masalah,http://interpol.go.id/id/kejahatan-transnasional/terrorisme/69-teroris-di-indonesia-dan-usaha-usaha-yang-diambil-untuk-mengalahkan-masalah. Diakses pada 2 Agustus 2010, pukul 23:44.

57 Muh Taufiqurrohman, Peta Kelompok Teroris Indonesia, Jurnal HubunganInternasional, vol.6 no.1 Maret 2010, h.66-67.

Page 43: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

28

Noordin M.Top memisahkan diri dari Jamaah Islamiyah sejak terjadinya peristiwa

peledakan Hotel Marriot tahun 2003. Kelompok teroris Noordin M.Top memiliki

beberapa nama yaitu Thoifah Muqatilah, Brigade Firaqul Maut, Anshorul

Muslimin, dan Tanzim Al-Qaeda Al-Jihad untuk gugusan Kepulauan Melayu.

Pendirian kelompok ini dilatarbelakangi oleh perang Irak dan Afghanistan yang

dikobarkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Indonesia. Untuk mencapai

perjuangan, digunakan strategi perjuangan nikayah (balas dendam). Awalnya,

anggota kelompok teroris Noordin M.Top berasal dari Jamaah Islamiyah. Namun

pada perkembangannya, karena Noordin M.Top kesulitan mendapatkan anggota

dari Jamaah Islamiyah, para anggota baru direkrut dari kelompok Islam radikal

lain, yaitu KOMPAK dan Darul Islam.

Kelompok teroris Noordin M.Top menggunakan metoda clandestine

(rahasia) dalam setiap operasinya. Metoda ini dilaksanakan denga cara membagi

kelompok ke dalam sel-sel yang terdiri dari tiga sampai lima orang untuk setiap

unit operasi. Antara unit yang satu dengan yang lainnya terjadi

“kompartmentalisasi”, sehingga informasi dan identitas anggota dan pekerjaan sel

terlindungi. Selain itu, juga memakai cara bom bunuh diri. Pendanaan operasi-

operasi terorisme kelompok Noordin M.Top berasal dari Al-Qaeda, yang

disalurkan kepada kelompok melalui Hambali.58 Dalam kasus pembiayaan atau

pendanaan terorisme internasional yang masuk ke Asia Tenggara dapat dilihat

dari laporan Majalah Time, bahwa dikatakan Hambali menerima uang sejumlah

Rp.1,1 miliar dari Al-Qaeda untuk pengeboman di Indonesia. Di antara aksinya

adalah membantu untuk meledakkan dua belas pesawat Amerika di atas Laut

58 Ibid, h.68-71.

Page 44: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

29

Pasifik pada 1995, bom natal 24 desember 2000, dalang bom Bali 1 pada 12

Oktober 2002 dan penanggung dana bom di Hotel JW Marriot Jakarta pada 5

Agustus 2003.59

Aksi Bom Bali I dan II adalah aksi terencana yang merupakan proyek

Hambali, semua jaringan di Indonesia mengetahui ada rencana tersebut, bom JW

Mariiot juga terencana, namun berasal dari jaringan Jakarta. Mereka bertemu

berawal dari pertemuan di Afghanistan, dan mereka bertemu kembali di konflik

Poso.60 Pengiriman dana aksi tersebut melalui kurir seorang warga Malaysia

bernama Wan Min bin Wan Mat, diakuinya pada tahun 2002 pernah mengirim

US$35.500 kepada Muchlas, melalui anggota Jamaah Islamiyah (JI). Saat itu

Muchlas sudah lari ke Thailand dan selanjutnya kembali ke Indonesia. Kiriman

pertama pada awal April 2002, senilai US$15.500, disusul US$10.000, dan

200.000 baht thailand (senilai US$5.000), dan terakhir US$5.000. Total nilainya

hampir Rp.300 juta (dengan kurs Rp.8.400 perdolar AS), yang dipakai Muchlas

dan kawan-kawan untuk aksi bom di Bali. Muchlas mengelola uang tersebut

secara ketat sehingga tidak diketahui dan karena dikirim tidak lewat bank, maka

tidak dapat terlacak oleh aparat.61 Dalam kasus bom JW Marriot-1, teroris

menerima aliran dana dari Hambali sebesar USD 50.000, yang diselundupkan

melalui perbatasan Malaysia-Riau.62

59 Wawan H.Purwanto, Terrorisme Undercover, Jakarta: Cipta Bina Mandiri, 2007, h.19-20.

60 Wawancara dengan Bpk. Usep Fathoni seorang Darul Islam tanggal 31 Oktober 2011,pukul 13.00.

61Dana ’halal’ untuk aksi terlarang,http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/10/13/LK/mbm.20031013.LK90857.id.

html. diakses pada 29 September 2009, pukul, 20.45 wib.62Perubahan Pola Serangan dan Aliran Dana Teroris

http://hankam.kompasiana.com/2010/06/27/perubahan-pola-dan-aliran-dana-teroris/, Diakses pada10 Agustus 2010 pukul, 11:35.

Page 45: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

30

Keterkaitan Al-Qaeda dengan jaringan teroris di Indonesia juga terungkap

dalam persidangan tahun 2004.63 Para tersangka mengaku mendapatkan bantuan

dana dari petinggi Al-Qaeda, yaitu Khalid Sheikh Mohammad, melalui para

pelajar Indonesia yang belajar di Pakistan. Kelompok Noordin M.Top

mendapatkan paket dari Dumai yang isinya uang dollar Australia (Australia

$25.000) yang dikirim Hambali lewat kurir. Uang berasal dari Gun Gun, adik

Hambali yang berasal Pakistan. Gun Gun mendapatkan dana itu dari Khalid

Sheikh Mohammad. Dana itulah yang digunakan dalam pengeboman JW Marriott

tahun 2003.

Kelompok teroris di Indonesia selain mendapatkan pedanaan yang berasal

dari luar Indonesia, mereka juga mendapatkan dari dalam negeri atau berasal dari

sumbangan para anggota, contohnya kelompok teroris Poso, kelompok teroris

Palembang, kelompok Jamaah As-sunnah.64 Kelompok Poso dilatarbelakangi oleh

konflik komunal anatar warga Muslim dan Kristen Poso yang terjadi pada tahun

2000. Kelompok Poso juga terkait dengan Jamaah Islamiyah (JI), mereka

menjalin kerjasama pelatihan militer pada bulan Agustus 2000. Ideologi

kelompok Poso terkait erat dengan JI, yaitu jihad qital dan bertujuan menegakkan

agama Islam.

Dana mereka berasal dari infaq (sumbangan) bulanan para anggota, fa’I

(perampokan), sumbangan-sumbangan, dan potongan dari kontrak-kontrak yang

didapat melalui kader JI yang ditempatkan secara strategis di kantor-kantor

pemerintah lokal. Semua dana tersebut berasal dari Poso.65 Hal serupa juga

63 Terorisme Disokong Dana Al-Qaeda, http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A5556_0_3_0_M. Diakses pada 29 September 2011, pukul 22.30.

64 Taufiqurrohman, Peta Kelompok Teroris Indonesia, h.70.65Ibid, h, 71.

Page 46: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

31

dilakukan oleh kelompok teroris Palembang, pendanaan mereka berasal dari

beberapa sumber, yaitu iuran pribadi para anggota dan sumbangan dari pihak luar.

Untuk mendapatkan dana, kelompok ini mengajukan proposal kegiatan

keagamaan fiktif ke perusahaan-perusahan swasta, misalnya Bank Indonesia dan

P.T Pupuk Sriwijaya, dan instansi-instansi pemerintah dengan mengatasnamakan

Forum Bersama Umat Islam.66

Melalui iuran anggota dan usaha-usaha penipuan tersebut, kelompok

Palembang mengumpulkan dana sejumlah Rp. 11.632.000 yang dipakai untuk

membiayai operasi-operasi terorisme.67 Tidak jauh berbeda dengan kelompok

sebelumnya, kelompok Jamaah As-Sunnah (JA) juga mendapatkan pendanaan

dengan iuran para anggota. Pendirian JA dilatarbelakangi oleh konflik antar

agama di Ambon pada tahun 2000. Kelompok ini didirikan atas respon atau

tuntutan untuk mengirim laskar ke wilayah konflik di Ambon. Kelompok ini

berbasis di Masjd As-Sunnah Bandung, dan mulai aktif pada tahun 2000 ketika

Ambon sedang bergejolak. Pemimpin JA merupakan Amir Jihad yang sekaligus

imam di masjid As-Sunnah, dibantu oleh Asadaduddien (sekertaris), Abu Ismail

(bendahara), Abu Izzudien (ketua bidang dakwah), Abu Dzar (ketua bidang

ekonomi), Qudama (ketua bidang data dan informasi), dan Abu Fajri (komandan

laskar).68

Tujuan dari kelompok JA dalah untuk menegakkan syariat Islam. Hal ini

berarti tidak bertujuan mendirikan negara Islam, akan tetapi membuat pemerintah

Indonesia untuk menjalankan, dan menerapkan syariat Islam secara total.69

66 Ibid, h.74.67 Ibid. h.7468 Ibid, h.76.69 ibid, h. 77-81.

Page 47: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

32

Pendanaan JA berasal dari tiga sumber, yaitu: iuran anggota, sumbangan dari

pemimpin JA, dan sumbangan dari simpatisan. Anggota-anggota JA memberikan

sumbangan Rp.5.000 – Rp.100.000 perbulan tergantung dari situasi keuangan

masing-masing. Pemimpin JA dan para simpatisan menyumbangkan uang sebesar

Rp.250.000 sampai tiga juta. Diantara simpatisan JA adalah mantan pejabat

Kodam Siliwangi dan pengurus Majelis Mujahidin Indonesia.

Kelompok teroris JA menjalin kerjasama dengan Jamaah Islamiyah dalam

bidang militer dan dakwah. Dalam bidang militer, JA mendapatkan materi

pelatihan militer tentang manajemen operasi militer dari Ustadz Dudung, anggota

Jamaah Islamiyah di Subang.70 Sementara itu, Syaifudin Umar alias Abu Fida,

seorang anggota Jamaah Islamiyah dan jaringan Noordin M.Top dari Surabaya,

membantu pemimpinan JA dalam memantapkan ideologi jihad anggota-anggota

JA. Abu Fida mengajarkan paham Noordin M.Top mengenai perlunya operasi

balas dendam kepada Amerika dan pentinggnya menjalankan operasi terorisme

dalam unit-unit kecil.

Berikutnya kelompok teroris Filipina yang terjadi karena kelompok

pemberontakan Moro sangat mendominasi kehidupan politik di Filipina dalam

beberapa periode.71 Keberadaan kelompok Moro tidak lepas dari peranan Spanyol

dan Amerika yang pernah menjajah negara tersebut. Sejak Filipina di bawah

jajahan Spanyol selama hampir 350 tahun, telah banyak kebijakan yang

dikeluarkan. Salah satu kebijakan yang kemudian memicu timbulnya peperangan

adalah ketika tahun 1565, Spanyol menghentikan penyebaran agama Islam dan

70 Ibid, h.84.71Petrus Reinhard Golose, Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach danMeyentuh Akar Rumput,. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2009,h.20.

Page 48: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

33

aktivitas kelompok Moro di selatan Filipina. Kemudian Spanyol berusaha

memperluas penyebaran agama Kristen di wilayah utara Filipina. Di bawah

jajahan Amerika Serikat, Filipina pun mengalami nasib yang hampir sama, yaitu

wilayah yang berpenduduk Islam bangsa Moro dikuasai.

Pada tahun 1972 lahir suatu gerakan Moro National Liberation Front

(MNLF) yang didirikan oleh Nur Misuari.72 Perselisihan antara pemerintah

Filipina dan MNLF pimpinan Nur Misuari akhirnya diakhiri dengan kesepakatan

perdamaian kedua belah pihak di Tripoli pada tahun 1976. Perjanjian tersebut

baru ditandatangani pada tahun 1996, seiring dengan pelaksanaan Konferensi

Organisasi-organisasi Islam atau Organization of1 the Islamic Conference (OIC)

yang dilasanakan di Jakarta. Kesepakatan in diambil dengan memberlakukan

otonomi khusus bagi rakyat Muslim Mindanao atau Autonom Region of Muslim

Mindanao (ARMM) dan sekaligus mengangkat Nur Misuari sebagai gubernur.

Sebagai bagian dari Mindanao, ARMM dibentuk untuk membawa situasi

ketertiban dan keamanan di kawasan tersebut.73 Tetapi, hal itu gagal dilakukan

saat Misuari dan pasukannya turut dalam berperang. Para pendukung Misuari

menolak ARMM yang mengakibatkan terjadinya konflik antara Tentara Filipina

(AFP) dan ARMM. Konflik internal di dalam faksi MNLF terutama antara

Misuari dan Hussin merupakan salah satu permainan perang tersendiri dalam

konflik Filipina. Konflik internal dalam tubuh MNLF telah menyebabkan

kelompok Misuari kehilangan posisi tawar mereka dengan pemerintah Filipina.

Pemerintah Filipina tidak selalu mampu menangani situasi di Mindanao. Sebagai

contoh, kebijakan deklarasi Perang Total yang diutarakan oleh Presiden Estrada

72 Ibid, h.21.73 Yunanto, S. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, Jakarta: Friedrich

Ebert Stiftung, 2003, h.172-173.

Page 49: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

34

pada Mei 2000 sama sekali menggagalkan proses perdamaian. Pandangannya

yang menyamaratakan bahwa semua Islam adalah musuh memperlihatkan

pengetahuannya yang minim serta ketidakpekaannnya tentang sejarah

pemberontakan bangsa Moro.

Selain konflik internal, perdamaiaan di Mindanao juga dipengaruhi

kesenjangan ekonomi tidak hanya terjadi di Manila (kelompok kaya) tetapi juga di

antara Tri-people (masyarakat asli, penduduk muslim, dan penduduk Kristen)

yang memilih pandangan berbeda dalam memahami proses politik dan ekonomi.74

Kecemburuan sosial yang disebabkan oleh akses terhadap pekerjaan, pendidikan,

dan kesehatan serta jaminan sosial di antara masyarakat Selatan merupakan

faktor-faktor di balik kesenjangan tersebut. Penyelesaian pemberontakan Moro,

dari yang paling tegas (Martial Law 1972) sampai dengan kesepakatan damai

1996 semuanya mengalami kegagalan. Mindanao bukan hanya merupakan

persoalan hukum, melainkan juga persoalan budaya dan sejarah.

Diskriminasi politik kolonial Spanyol berlanjut pada masa kolonial

Amerika. Kemunculan awal pemberontakan kelompok Islam terhadap negara

Filipina dimulai pada awal 1950-an.75 Situasi Mindanao memburuk di bawah

pemberlakuan Undang-undang Darurat 1972 yang dideklarasikan oleh Presiden

Marcos. Orang-orang Moro selalu berada dalam situasi yang serba kekurangan

terhadap pemenuhan hak untuk memperoleh akses di bidang-bidang pendidikan,

kesehatan, dan kehidupan sosial. Dalam pandangan pemerintah, Moro telah

melawan undang-undang. Konstitusi Filipina tidak mengatur secara jelas

hubungan antara pemerintah di tingkat pusat dan daerah, apakah dalam bentuk

74 Ibid.h.17375 Ibid. h.174

Page 50: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

35

negara kesatuan atau federal, meskipun sistem negara kesatuan mendominasi

sistem pemerintahan Filipina. Setelah Marcos digulingkan dalam tahun 1986,

administrasi Corazon Aquiono mulai bernegosiasi tentang otonomi Moro dengan

MNLF, tetapi gagal karena oposisi oleh faksi-faksi dalam pemerintah Manila dan

perbedaan antara Moro.76

Jaringan Filipina merupakan jaringan terkecil diantara jaringan JI, tetapi

sangat penting sebagai sebuah logistik utama untuk bertanggunjawab memperoleh

bahan peledak, senjata dan perlengkapan lainya.77 Pemimpin jaringan Filipina

berasal dari Indonesia, Fathur Rohman al-Gozi (Mike). Ia lahir pada 17 Februari

1971 di Jawa Tengah, Al-Gozi juga merupakan murid di pesantren Al-Mukmin

milik Abu Bakar Ba’asyir sejak tahun 1984-1990, kemudian melanjutkan madrasa

di Pakistan pada tahun 1990. Di Pakistan ia direkrut sebagai anggota JI oleh

seorang pebisnis asal Malaysia dan seorang anggota shura JI, Faiz Abu Bakar

Bafana. Ia dilatih oleh Al-Qaeda di Afghanistan (1993-1994), dimana ia

dikenalkan kepada beberapa personel MILF dan dikirimkan ke Filipina (1996)

sebagai penghubung dan mendirikan sel JI.

Al-Gozi menjadi penghubung antara JI dengan MILF, dimana posisi ini

sangat penting, karena banyak anggota JI yang dilatih di kamp MILF. Al-Gozi

dan pelatih lainnya dari JI dan Al-Qaeda dalam MILF memainkan peranan dalam

beridirnya organisasi teroris mereka pada tahun 1999-2000, ini merupakan grup

operasi khusus.78 Sebagai imbalannya, Muklis Yunos, komandan kelompok

operasi khusus, yang dilatih dengan Al-Gozi di Afghanistan mempertemukan Al-

76 Angel M.Rabasa, Political Islam in Southeast Asia: Moderates, Radical, andTerrorists. New York: Oxford University Press Inc, 2003, h.54.

77Zachary abuza, Militant Islam in Southeast Asia, London: Lynne Rienner Publisher:

2003, h.136-137.78 Ibid.h.137-138

Page 51: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

36

Gozi dengan Hussain Ramos, pemasok bahan peledak ke MILF. Hal ini penting,

karena pada musim gugur tahun 2000, Al-Gozi memerintahkan untuk

memperoleh bahan peledak yang signifikan untuk operasi JI. Dalam satu

pertemuan di Kuta Kinbalo, Malaysia, Faiz bin Abu Bakar Bafana telah memesan

kepada Al-Gozi pembelian lima sampai tujuh ton bahan peledak yang akan

dibawa ke Singapura dan akan digunakan di Singapura, Faiz mengirimkan

$18,000 untuk pembayaran melalui sebuah bank di Singapura kepada tiga akun

rekening Al-Gozi di bank nasional Filipina. Al-Gozi mengambil 250,000 peso

($4,850) dari bank pada November 2000 dan mulai melakukan pembelian bahan

peledak di Cebu; kemudian Al-Gozi mengaku melakukan membeli lebih dari

1,100 kilogram TNT. Untuk mendukung MILF, Al-Gozi membantu dan

mendapatkan keuangan untuk Muklis dalam pemboman Metro Manila pada 30

Desember 2000, yang menewaskan 22 orang. Al-Ghozi alias Ronny Asaad bin

Ahmad alias Idris Anwaruddin alias Randi Adam Alih alias Sammy Sali Jamil

ditangkap 15 Januari 2002. Ia dibekuk karena menyimpan secara ilegal satu ton

bahan peledak jenis TNT (trinitrotoluene), 300 detonator, dan 17 senapan M-16.79

Untuk semua alat pemusnah ini, tentu diperlukan dana tidak sedikit. Harga resmi

yang dibayar militer AS untuk satu pon TNT sekitar US$ 25. Dan harga ini bisa

lebih mahal di pasar gelap. Untuk memperolehnya, Ghozi harus memiliki paling

sedikit US$ 50 ribu (sekitar Rp 420 juta). Ghozi, yang bernama sandi ”Mike”,

menyimpan uang lebih banyak karena, ia terlibat dalam peledakan stasiun kereta

79Dana ’halal’ untuk aksi terlarang,

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/10/13/LK/mbm.20031013.LK90857.id.html. diakses pada 29 September 2009, pukul, 20.45.

Page 52: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

37

api Metro Manila, 30 Desember 2000. Ghozi menyediakan komponen peledak

dan penyandang dana bagi tersangka utama, Muklis Yunos.

Selanjutnya kelompok teroris di Singapura. Negara Singapura menjadi

bagian dari kawasan Asia Tenggara, khususnya bagian Dunia Melayu. Sebelum

dikuasai kerajaan Inggris, Singapura merupakan bagian kekuasaan Riau Lingga,

negara bagian Johor.80 Ditinjau dari berbagai aspek, Dunia Melayu tetap

merupakan wilayah yang penting baik secara geopolitik, geoekonomi, maupun

geososial bagi keberlangsungan Singapura. Bagi kekuatan-kekuatan besar,

Singapura merupakan negara yang penting di Asia Tenggara. Letak pentingnya

Singapura karena negara ini memiliki sumber-sumber kekayaan regional, sebagai

pengawas jalur utama komunikasi laut dan kedekatannya dengan pusat-pusat

kekuatan penting di Cina, Jepang, dan India.

Satu efek terpenting dari Tragedi 9/11 adalah munculnya kebersamaan

antara Beijing dan Washington dalam menghadapi ancaman terorisme

internasional. Kesaksian mengenai peningkatan globalisasi dunia yang terlihat di

New York dan Washington pada 11 September mempunyai dampak yang jauh

dan luas. Salah satu kawasan yang merasakan dampaknya secara langsung adalah

Asia Tenggara. Kawasan ini selalu diperhitungkan dalam strategi politik dan

ekonomi dunia sejak tahun 1945 dan belum pernah lepas dari perhatian negara-

negara dunia. Dengan tuduhan Washington terhadap Osama dan jaringan Al-

Qaeda mengenai serangan teroris dan deklarasi perang melawan para

pendukungnya dan sumber-sumber teroris, perang AS melawan teroris mau tidak

mau menjangkau Asia Tenggara, terutama dalam rangka hubungan-hubungan

80 Yunanto, S. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, h.186.

Page 53: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

38

yang sudah dijalin antara berbagai kelompok teroris di kawasan ini, yang juga

menjadi sasaran AS.

Dalam hubungan ini, perhatian khusus diberikan kepada teroris yang

dikaitkan dengan gerakan Islam yang beroperasi di Malaysia, Indonesia, dan

Filipina dan juga ditemukan jaringannya di Singapura.81 Masalah dan tantangan

bagi Singapura tidaklah sederhana mengingat hubungan dengan negara tetangga

yang penduduknya mayoritas beragama Islam (Indonesia dan Malaysia).

Tantangan itu juga muncul dalam bentuk ancaman baru dari terorisme

internasional yang sudah memiliki jaringan di kawasan ini. Secara tradisional,

pemerintah Singapura selalu memperhatikan ancaman keamanan dari dalam dan

dari negara tetangganya terutama ancaman yang berasal dari komunisme dan

komunalisme. Negara ini pernah mempunyai pengalaman terorisme di masa lalu,

termasuk tantangan teroris yang dilakukan Partai Komunis Malaya, 22 kasus

yang melibatkan tokoh agama dan sebelas serangan bom dalam kurun waktu

antara tahun 1986 dan 1974, teroris dari partai Palestina Merdeka dan Japanese

Red Army, pembajakan pesawat penerbangan Vietnam, Malaysia, dan Singapura

pada Oktober 1977, Desember 1977 dan Maret 1991. Pada Desember 2001,

pemerintah mengumumkan penangkapan sejumlah warga negara Singapura yang

mempunyai hubungan dengan teroris regional dan internasional serta terhadap

mereka yang merencanakan aksi untuk meledakkan sasaran Amerika di

Singapura. Bagaimanapun cara pemerintah menangani masalah dan tantangan ini,

yang jelas adalah tragedi 11 September sudah secara langsung menganggu

keamanan Singapura dalam berbagai tingkatan.

81 Ibid, h.189-190.

Page 54: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

39

Singapura memiliki sejumlah persoalan yang berkaitan dengan Islam

militan dan permasalahannya. Ada tiga faktor utama yang dapat diperhatikan

dalam kaitan ini, yaitu:82

a. Kenyataan tentang bertambahnya populasi penduduk muslim.

b. Fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa Singapura terletak di Asia Tenggara

terutama dikelilingi oleh negara-negara dengan populasi muslim terbesar di

Indonesia, Malaysia, Brunei seperti juga halnya di Thailand dan Filipina

Selatan.

c. Kenyataan tentang keunikan geopolitik dan geostrategis Singapura tidak

dapat menghindar dari pekembangan pada tingkat global, yang berasal dari

Timur Tengah atau cara Barat memandang politik Islam atau Islam militan

secara garis besar dampaknya terhadap Singapura dan kebijakan luar

negerinya sebagaimana juga penduduk Muslim dan non-Muslim menanggapi

perkembangan ini.

Jaringan teroris Singapura tidak besar, sekitar enam puluh hingga delapan

puluh anggota. Singapura menjadi tempat operasional jaringan, dan sel Singapura

bertanggung jawab untuk perencanaan dan koordinasi serangan.83 Sel Singapura

dipimpin oleh Ibrahim bin Maidin, yang tidak memiliki pelatihan agama formal,

tetapi dilatih oleh Ba'asyir, Hambali, Sungkar, dan Abu Jibril, yang sering

mengunjungi Singapura untuk ceramah di acara pribadi. Dia telah dilatih di

Afghanistan pada tahun 1993. Banyak warga Singapura juga direkrut ke dalam sel

JI Malaysia melalui studi mereka di beberapa madrasah JI, termasuk sekolah Al-

Tarbiyah Luqmanul Hakiem di Johor. Maidin adalah amir kelompok, sementara

82 Ibid, h.191-192.83 Abuza, Militant Islam in Southeast Asia, h.138-139.

Page 55: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

40

operasi kegiatan dipimpin oleh Mas Slamat Kastari. Sel jaringan Singapura

memilik lima unit fungsi, yaitu: mengoperasikan atau menjalankan, keamanan,

utusan, penyedia dana, dan sebagai penghubung.

Salah satu fungsi yang paling penting dari sel Singapura adalah

penggalangan dana. Anggota sel menyumbangkan dua persen dari gaji mereka

kepada JI di awal 1990-an dan lima persen pada akhir dekade.84 Peneliti

Singapura percaya bahwa 25% dari dana yang diberikan ke sel JI Malaysia dan

25% ke sel Indonesia. Transfer ini dilakukan oleh individu. Sisa dana digunakan

untuk peralatan, operasi, dan pelatihan di luar negeri. Sel JI Singapura juga

terlibat dalam penggalangan dana untuk MILF. Dari tiga puluh enam orang

ditahan di Singapura antara Desember 2001 dan Agustus 2002, ada empat orang

yang tidak tercatat sebagai anggota JI akan tetapi aktif sebagai pendukung dan

mengumpulkan dana untuk MILF. Sebagai contoh, Husin Abdul Azis, warga

Singapura yang telah dilatih di sebuah kamp MILF, tidak hanya memberikan

sumbangan sebesar $20.000 dari uangnya sendiri untuk gerakan namun juga

menambahkan $20.000 Singapura untuk MILF. Kemudian yang lainnya ditahan

pada bulan Agustus 2002, Habibullah Hameed, juga memberikan $40.000 selama

bertahun-tahun untuk MILF.

Kebijakan Singapura melawan terorisme internasional dan ancaman yang

diperlihatkan oleh kelompok-kelompok militan Islam tampak lebih jelas. Negara-

negara ASEAN telah mengambil sejumlah cara untuk mencegah dari kehancuran.

Meskipun terdapat ketidakseragaman dalam tindakan-tindakan memerangi terror

pada level nasional masing-masing. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah

84 Ibid, h.139-140.

Page 56: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

41

Singapura sesuai dengan tujuan-tujuan beberapa pemerintah dalam

mempersiapkan diri untuk menghadapi terorisme di Asia Tenggara. Kebijakan

yang ditujukan dengan upaya mengahadapi kelompok Islam militan adalah

sebagai berikut: 85

a. Menginvestigasi jaringan bawah tanah JI.

b. Mencegah terjadinya kekerasan dan penganiayaan dan memajukan

kesejahteraan rakyatnya.

c. Mengambil langkah yang dapat mencegah terhadap meluasnya operasi JI.

d. Berhubungan dengan berbagai instansi pemerintah untuk

mensosialisasikan ancaman yang sesungguhnya, dan meyakinkan bahwa

persoalan ini tidak berhubungan dengan masalah etnik dan sosial dalam

negeri. Langkah ini juga meyakinkan bahwa ancaman ini bukan berasal

dari Islam melainkan berasal dari terorisme.

e. Mendukung berbagai usaha dipolmasi dan politik untuk menentapkan JI

sebagai terorisme internasional.

Kelompok teroris Malaysia juga tidak jauh dari persaingan politik. Militan

Islam di Malaysia tumbuh dalam suasana persaingan politik yang tajam antara

kedua partai politik utama, yaitu Organisasi Nasional Malaysia Bersatu/UMNO

dan Partai Islam seMalaysia/PAS.86 Konfrontasi kedua parta politik tersebut

dianggap memperlambat perkembangan Islam di Malaysia. Rivalitas antara

UMNO dan PAS tidak mendorong Islam sebagai sebuah ideologi yang kuat,

bahkan menjadikan faktor penghambat proses Islamisasi di Malaysia. Orang-

orang yang menginginkan Islam sebagai ideologi yang paling berpengaruh di

85 Yunanto, S. Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, h.193.86 Ibid, h.221.

Page 57: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

42

Malaysia pendukungnya terdiri dari berbagai ras, merasa frutasi. Munculnya Al-

Maunah, Kumupulan Mujahidin Malaysia (KMM) dan cabang Jamaah Islamiyah

dipercayai sebagai kelompok yang dapat mewujudkan perubahan yang cepat

dalam mewujudkan peranana Islam dalam masyarakat Malaysia. Al-Maunah

merupakan kelompok militan pertama yang merasa frustasi dengan rivalitas antara

UMNO dan PAS.

KMM awalnya merupakan sebuah gerakan yang pengorganisasiannya

sangat longgar. Gerakan ini muncul pada tahun 1986 sebagai sebuah gerakan

bawah tanah dengan nama Halaqah Pakindo. Banyak alumni jihad dari Afganistan

yang bergabung bersama KMM dan pernah membantu jihad dalam konflik

Ambon dan Filipina.87 Anggota-anggota KMM yang mendapatkan tindakan

represif pemerintah banyak yang ditampung oleh PAS. Bahkan PAS juga yang

membantu mereka secara hukum ketika ditangkap oleh polisi. Dalam konteks

inilah, jaringan KMM, Jamaah Islamiyyah, dan PAS sesungguhnya bagian dari

gerakan kultural dan politik yang tidak suka dengan gaya pemerintah rezim

Mahathir dan Badawi yang represif terhadap para pembangkang (oposisi).

Tujuan pertama KMM adalah melakukan gerakan pemurnian Islam

terhadap orang-orang melayu.88 Dalam mencapai tujuannya, KMM mengajak

alumni Masakapindo dan mantan pejuang Afghanistan untuk terlibat dalam misi

ini. Selama perang Afghanistan tahun 1980an, orang-orang Islam Malaysia pergi

ke Afghanistan untuk membantu saudara-saudara Muslimnya dalam perang

melawan Uni Soviet. Tujuan kedua dari KMM adalah untuk menjaga dan

meyakinkan perjuangan politik PAS. Pemimpin gerakan ini berusaha untuk

87 Ibid, h.225.88Ibid, h.225-226 .

Page 58: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

43

melindungi politisi PAS jika pemerintah akan menangkap mereka. Tujuan jangka

panjang KMM adalah untuk melaksanakan Shari'ah Islam di Malaysia sebagai

dasar untuk mendirikan negara Islam. Gerakan ini bahkan membahayakan

terbentuknya negara Islam di wilayah ini yang menggabungkan Indonesia,

Malaysia, Filipina Selatan dan Thailand Selatan yang kemudian disebut sebagai

Daulah Islam Nusantara.

Hambali merupakan tokoh yang menghubungkan KMM dengan jaringan

Islam di wilayah ini.89 Tuduhan hubungan KMM dengan Al-Qaeda juga

dilakukan oleh Hambali, yang juga disinyalir sebagai tokoh JI di Indonesia.

Hambali dan Abu Bakar Ba’asyir merupakan dalang di belakang JI di Indonesia

dan Malaysia. Hubungan KMM dengan JI juga melalui Hambali. Lima fungsi

jaringan JI yang mudah terlihat di Malaysia,90 pertama, pekerjaan sangat teliti

dengan Malaysia, dengan siapa yang ingin bersungguh-sunguh menjadi anggota.

Abu Jibril sebagai pemimpin spiritual di KMM. Ke dua, jaringan Malaysia

sebagai penyalur utama antara JI, Osama bin Laden dan Al-Qaeda di Afghanistan.

Jaringan Malaysia telah menjadi pusat logistik untuk pengiriman pasukan mata-

mata JI ke Afghanistan untuk silatih. Ke tiga, jaringan ini bertanggungjawab

untuk merekrut dan mendidik. Kebanyakan merekrut yang telah selesai di

pendidikan sekolah Al-Tarbiyah Luqmanul Haqim, yang juga memainkan peranan

penting di semua struktur JI. Pembiayaan untuk sekolah dibiayai oleh figur garis

tengah JI, Wan Win Wan Mat, dosen di Universitas Teknologi Malaysia (UTM),

ia juga sebagai bendahara penyedia dana $33,000 untuk bom klub di Bali kepada

Mukhlas, pemimpin Al-Tarbiyah dan pengorganisasi serangan bom Bali.

89 Ibid, h.227.90 Abuza, Militant Islam in Southeast Asia, h.134-136.

Page 59: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

44

Ke empat, jaringan Malaysia bertanggungjawab pembangunan beberapa

sektor perusahaan yang digunakan untuk dana Al-Qaeda dan memperoleh senjata,

serta bahan pembuat bom. Ada juga dimana anggota JI membangun binsis, dan

menerima kontrak bisnis dari pendukung JI, kemudian memberikan hasil

pendapatan tersebut ke organisasi. Berdasarkan white paper pemerintah

Singapura, bahwa JI menjalankan bisnis untuk memberikan 10% dari total

pendapatan untuk organisasi. Uang tersebut disebut juga dengan infaq fisabilillah

atau uang jihad. Uang infaq fisabilillah dikontrol oleh ketua operasi JI, Hambali

dan digunakan untuk mendukung biaya perjalanan dan pelatihan anggota di kamp

Al-Qaeda di Afghanistan serta kamp MILF, uang tersebut juga digunakan untuk

membeli senjata, bahan peledak serta memberikan subsidi ke madrasah. Ke lima,

jaringan Malaysia bertanggungjawab untuk membangun sebuah jaringan di

Australia.

Yazid Sufaat, seorang mantan kapten tentara malaysia dan pelatih ahli

biokimia Amerika Serikat,91 ditahan pemerintah Malaysia berdasarkan Undang-

Undang Keamanan Internal atas tuduhan kontroversial memiliki hubungan dengan

Al-Qaeda.92 Sufaat, yang juga seorang ahli kimia Malaysia dan anggota Jemaah

Islamiyah, adalah rekan dekat Hambali dan dilaporkan sebagai tokoh kunci dalam

membantu memperluas jaringan bin Laden di Asia Tenggara. Para pejabat AS

mengatakan ada bukti bahwa Sufaat bertemu dengan dua pembajak pesawat pada

11 September, dan pada bulan Januari 2000 di Kuala Lumpur Sufaat menyediakan

$35.000 kepada Zacarias Moussaoui, tokoh lain yang terlibat dalam serangan 11

September.

91 Ibid, h.134.92 Al-Qaeda in Southeast Asia: Evidence and Response, situs Center fo Defense

Informations, http://www.cdi.org/terrorism/sea.cfm. Diakses pada 29 September, pukul 24.00.

Page 60: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

45

Selain Sufaat, pihak berwenang Malaysia juga telah menangkap puluhan

tersangka anggota Jemaah Islamiyah dalam beberapa pekan terakhir. Selain itu,

mereka juga telah menangkap 50 anggota KMM, dan sedang mencari sekitar 200

anggota lainnya.93 KMM berusaha untuk mendirikan sebuah negara Islam yang

terdiri dari Malaysia, Indonesia dan Filipina selatan, dan memiliki sejarah

pemboman, perampokan dan pembunuhan.

Sejak serangan 11 September di Amerika Serikat, Perdana Menteri

Mahathir telah membenarkan penggunaan Internal Security Act (ISA) berdasarkan

alasan kontra-terorisme.94 Serangan September juga mendorong perubahan besar

dalam kebijakan AS mengenai penindasan politik di Malaysia. Internal Security

Act (ISA) adalah hukum penahanan preventif awalnya diberlakukan pada awal

tahun 1960 selama keadaan darurat nasional sebagai tindakan sementara untuk

memerangi pemberontakan komunis. Berdasarkan Pasal 73 (1) ISA, polisi bisa

menahan seseorang sampai 60 hari, tanpa surat perintah atau pengadilan dan tanpa

akses pengacara hukum. Meskipun kukuh menentang kampanye militer pimpinan

AS di Afghanistan, Mahathir tegas tentang terorisme di daerah. Menteri

Pertahanan Datuk Seri Najib Tun Razak setuju untuk bekerja lebih erat dengan

Indonesia untuk memerangi terorisme dan meningkatkan pertukaran intelijen

militer. Pemerintah juga telah mendesak ASEAN untuk memainkan peran yang

lebih menonjol dalam pemecahan regional daripada bergantung pada

kepemimpinan AS.

93 Ibid.94 Malaysia's Internal Security Act and Suppression of Political Dissent, situs human

right watch, www.hrw.org/backgrounder/asia/malaysia-bck-0513.htm. Diakses pada 24 Maret2011, pukul 18.00.

Page 61: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

46

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metoda pendanaan

terorisme di masing-masing negara (Indonesia, Filipina, Singapura, dan Malaysia)

menggunakan beberapa metoda yang sama, yaitu mendapatkan dana untuk

kegiatan terorisme melalui kurir, sumbangan dana pribadi, iuran anggota, dan

media transfer seperti yang dilakukan Al-Gozi di Filipina. Teroris di ke empat

negara tersebut juga ada kaitannya dengan terorisme internasional seperti AL-

Qaeda dan Jamaah Islamiyah (JI). Al-Qaeda dan JI juga turut membantu

pendanaan bagi kelompok-kelompok teroris tersebut.

C. Kelompok Teroris Internasional di Asia Tenggara

Secara umum perkembangan ancaman terorisme di Asia Tenggara, latar

belakangnya tidak lepas dari tumbuhnya jaringan organisasi Al-Qaeda dan Jamaah

Islamiyah (JI).95 Al-Qaeda dan Jamaah Islamiyah mengembangkan kemampuan

teroris Asia Tenggara untuk menjadi sebuah lahan operasi. Kawasan ini menjadi

back office bagi Al-Qaeda, menyediakan dukungan logistik dan keuangan. Jamaah

Islamiyah juga menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan operasi mereka,

contohnya Singapura dan Malaysia sebagai kawasan ekonomi, Filipina sebagai

kawasan training (latihan), Indonesia sebagai kawasan Jihad / lahan garap

utama.96

Jamaah Islamiyah yang berarti Organisasi Keislaman, dibentuk di

Malaysia di akhir tahun 1980an oleh sekelompok kaum ekstrem Indonesia yang

95 Wawancara dengan Bpk. Johannes O.S Manginsela, Kerjasama Multilateral BNPTpada 5 Desember 2011, pukul 11.30.

96 Wawancara dengan Bpk. AKP Terima Sembiring, SH. (Kaurkermin DAGRI Densus 88AT POLRI) pada 5 Desember 2011, pukul 15.00.

Page 62: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

47

mengasingkan diri.97 Jaringan kelompok ini berkembang menjadi sel-sel yang

tersebar di kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Sel-

sel yang lebih kecil kemungkinan ada di wilayah lain Asia Tenggara. Tujuan

kelompok ini adalah mendirikan satu negara Islam di Indonesia dan wilayah lain

Asia Tenggara. Di tahun-tahun awal pembentukannya JI menyarankan

penggunaan jalan damai dalam mencapai tujuan itu, namun pada pertengahan

tahun 1990-an kelompok ini mulai mengambil jalan mempergunakan kekerasan.

Menurut David Wright-Neville dari Universitas Monash, Australia, militansi ini

terbentuk sebagian karena kontak antara tokoh-tokoh JI dan personel Al-Qaeda

yang berada di Afghanistan ketika itu. Dibawah pengaruh Al-Qaeda, JI mulai

yakin bahwa tujuannya hanya bisa dicapai lewat "perang suci". Sementara itu,

sejumlah besar anggota JI tidak suka dengan banyaknya umat Muslim yang tidak

bersalah menjadi korban dalam serangan-serangan bom di Indonesia.

Jamaah Islamiyah muncul untuk beroperasi di beberapa kelompok lainnya

termasuk Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan menurut Rohan Gunaratna,

bersama-sama mereka sebuah operasi jaringan regional teroris di bawah naungan

Al-Qaeda.98 Beberapa kelompok telah dituduh memiliki hubungan dengan Al-

Qaeda dan beberapa memiliki hubungan dengan gerakan-gerakan lain di wilayah

ini. Pejabat Intelijen (terutama dari Singapura) telah menyelidiki kelompok

karena menjadi perhatian luas di Januari 2002. JI juga telah terlibat dalam

sejumlah pengeboman termasuk di Manila pada bulan Desember 2000. JI diduga

dipimpin oleh seorang ulama Indonesia radikal, Abu Bakar Basyir, yang

97 Profil Jamaah Islamiyah.http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/09/100922_jamaahislamiyah.shtm

l.diakses pada 18 Januari 2010, pukul 17:00.98

Frank Frost. Terrorism in Southeast Asia.http://www.aph.gov.au/library/intguide/FAD/sea.htm. Diakses pada 27 April 2010, pukul 23.25

Page 63: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

48

mengelola sekolah Islam berasrama di Solo, Jawa Tengah. Pemboman di

Singapura diduga diselenggarakan oleh deputi Basyir, Riduan Isamuddin, juga

dikenal sebagai Hambali (yang saat ini lokasi tidak diketahui). JI diduga terkait

dengan kelompok lain termasuk Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM).

Singapura telah menyatakan bahwa JI menerima beberapa dana dari Al Qaeda

selama tiga tahun. pejabat Singapura juga menyatakan bahwa Hambali telah

berusaha untuk mengkoordinasikan kegiatan JI dengan kelompok Islam radikal di

Thailand dan separatis di Filipina selatan, terutama Front Pembebasan Islam Moro

(MILF) ke dalam aliansi yang disebut Rabatitul Mujaihidin.

Bagan A. Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiyah

Skema organisasi JI yang dipaparkan Kapolri Jenderal Polisi BambangHendarso Danuri di Mabes Polri, Jumat (24/9/2010).99

Keterangan: Organisasi JI punya beberapa Mantiqi yang tunduk pada Markaz dalam menjalankanaksi terornya di Asia Tenggara. Terdapat empat mantiqi, Mantiqi Ula atau Mantiqi I meliputiwilayah Singapura dan Malaysia. Nama Muklas alias Ali Gufron terpidana mati Bom Bali I pernahmenjadi pimpinan Mantiqi Ula atau I. Mantiqi II atau biasa disebut dengan nama Mantiqi Sani.

99Mengintip Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiah.

http://www.tribunnews.com/2010/09/24/mengintip-struktur-jaringan-teroris-jamaah-islamiah..Diakses pada 27 September 2010, Pukul 01.40.

AMIRAbu Bakar Ba’asyir

Askari (PanglimaPerang)

Dzulkarnain Als.UstDaud

PLH Amir JIAbu Rusdan

Als.Thoriqudin

Majelis SyuraHambali

Majelis QyadahMarkaziyah

Mustofa Als.AbuTholut dan AcmadRocman Als.Saad

MARKAZ

Mantiqi I(Malaysia,Singa

pura)Muchlas Als.Ali

Gufron danAdung

Mantiqi II(Indonesia)Abu Irsyad

Als.Syahroni

Mantiqi III (Mindanao,Sabah-Kaltim)

Mohammad Nasir AbasAls.Khairudin

Als.Sulaeman Als.LemanAls.Maman Als.Malik

Als.Edy Mulyono

Mantiqi IV(Australia)Abd.Rohim

Ayub

Page 64: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

49

Jaringan inilah yang cukup progresif menjalankan aksi terornya. Sebagian Wilayah Indonesiabagian barat dibawahai oleh Mantiqi II. Untuk Mantiqi II, Mabes Polri berhasil memetakankekuatan struktur organisasinya. Matiqi II membawahi delapan Wakalah atau organisasi JI tingkatprovinsi. Ada wakalah Sumatra Utara, Pekanbaru, Lampung, Jabotabek, Jawa Barat, Surakarta,Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wakalah-wakalah ini masih membawahi lagi yang namanyaKhatibah atau organisasi setingkat kota. Khatibah membawahi Qirdas. Dibawah Qirdas ada yangnamanya Fiah atau kelompok kecil. Mantiqi III atau biasa disebut dengan nama Mantiqi Tahlidmeliputi wilayah Mindanao, Sabah, Kaltim dan Sulawesi. Sama seperti Mantiqi lainnya Mantiqiini juga membawahi Wakalah, lalu Khatibah dan Qirbas. Nasir Abas pernah menjadi pimpinanMantiqi ini. Mantiqi ini sangat solid dalam aksi teror di poso dan pernah membentuk laskar Uhud.Mantiqi terakhir adalah Mantiqi IV atau Mantiqi Ukhro. Mantiqi ini meliputi wilayah Australia.100

Peta kekuatan organisasi teroris di Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia,

Thailand dan Filipina dimotori oleh konfederasi organisasi Islam radikal bernama

Jamaah Islamiyah. Meski belum terbukti, sumber intelijen mempercayai Jamaah

Islamiah didirikan pertama kali oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar

Ba'asyir.101 Sebagai jaringan teroris internasional, JI juga dipercayai mempunyai

hubungan dan afiliasi yang erat dengan Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden.

Misi JI adalah mendirikan negara kekalifahan Islam di Asia Tenggara, meliputi

Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, dan Kamboja. Polisi

meyakinii bahwa sebelum ditangkap Abu Bakar Baasyir adalah Amir JI. Selain

Amir, Markaz diisi pimpinan seperti Askari (Panglima Perang), Amir, Regional

Shura atau dewan penasihat dan BP Markaziyah. Hambali, sebelum ditangkap

pada 11 Agustus 2003, pernah menjabat dewan penasihat Markaz JI. Hambali

punya peran sebagai penghubung ke jaringan teroris Internasional seperti Al

Qaeda dan Abu Sayaf.

Meluasnya fenomena perang global terhadap aksi terorisme, yang

kemudian lebih fokus pada upaya penumpasan jaringan Al-Qaeda, juga

mengimbas kepada kawasan Asia Tenggara. Hasil penyelidikan FBI yang

100Frank Frost. Terrorism in Southeast Asia.http://www.aph.gov.au/library/intguide/FAD/sea.htm, Diakses pada 27 April 2010, pukul 23.25

101Mengintip Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiahhttp://www.tribunnews.com/2010/09/24/mengintip-struktur-jaringan-teroris-jamaah-islamiah.

Page 65: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

50

dilakukan setelah Tragedi 11 September 2001 bahwa Al-Qaeda telah memperluas

jaringan operasinya di Asia Tenggara fokus perhatian kemudian ditujukkan

kepada negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti

Indonesia dan Malaysia.102 Al-Qaeda adalah jaringan yang sangat terdesentralisasi

dan sukar dipahami, juga merupakan teroris transnasional yang sulit untuk

didentifikasi dan diperangi. Institut Internasional Studi Strategi berpendapat

bahwa meskipun Al-Qaeda di Afghanistan telah pecah sejak 11 September,

organisasi ini masih memiliki dua pertiga kepemimpinan inti dari sekitar 20.000

aktifis yang dilatih di Afghanistan setelah 1996. Berdasarkan spesialis terorisme

asal Inggris Rohan Gunaratna pada awal tahun 2002 diperkirakan bahwa sekitar

seperlima dari kekuatan organisasi Al-Qaeda di Asia secara keseluruhan.

Gunaratna berpendapat bahwa: 103

Their leaders are handpicked, mostly educated in the Middle East, speakArabic unlike the vast majority of Asian Muslims, and were already of aradical bent. Al-Qaeda’s Asian core is handpicked from several hundredjihadi volunteers who fought in Afghanistan, including, inter alia, CentralAsians, Chinese, Pakistanis, Bangladeshis, Indonesians, Malaysians,Singaporeans and Filipinos.(Pemimpin mereka dipilih dengan teliti, sebagian besar berpendidikan diTimur Tengah, berbicara dalam bahasa Arab tidak seperti mayoritasMuslim Asia, dan sudah cenderung radikal. Pusat Al-Qaeda Asia adalahdipilih dari beberapa ratus sukarelawan jihad yang bertempur diAfghanistan, termasuk, antara lain, Asia Tengah, Cina, Pakistan,Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina.)

Lebih lanjut lagi Rohan Gunaratna mengatakan bahwa Al-qaeda

memperluas jaringannya di kawasan Asia Tenggara dengan memanfaatkan

internet, menginfiltrasi organisasi Muslim non pemerintahan, mengirim pemimpin

102 Nurani Chandrawati. 2003. “Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam MengantisipasiPerluasan Jaringan Terorisme Internasional (khususnya kelompok Al-Qaeda) di Kawasan AsiaTenggara”. Jurnal Politik Internasional Global vol.5 No.2 Mei 2003.h. 61

103Frank Frost, Terrorism in Southeast Asia.http://www.aph.gov.au/library/intguide/FAD/sea.htm. Diakses pada 27 April 2010, pukul 23.25.

Page 66: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

51

agama yang ekstrim ke kawasan dan melatih para aktifis di Afghanistan.104

Keterlibatan Al-Qaeda di Asia Tenggara mencakup pula penyediaan dana dan

latihan militer beberapa kelompok Islam militan di Indinesia, Malaysia dan

Filipina dan berencana untuk memperluas dan memperdalam pengaruhnya di

kawasan.105 Eksistensi Al-Qaeda dan jaringannya di Asia Tenggara mulai digugat

dan dipertanyakan ketika berbagai ledakan bom terjadi di Negara-negara ASEAN.

Masyarakat semakin curiga terhadap Al-Qaeda dan jaringannya ketika sebuah

ledakan dahsyat yang menewaskan sekitar 185 jiwa terjadi di daerah pantai kuta

pada tanggal 12 Oktober 2002. Selang beberapa hari kemudian terjadi pula

ledakan bom di Zamboanga, Filipina yang menewaskan sedikitnya 3 orang.

Informasi tentang aktivitas Al-Qaeda dan kelompoknya di Asia Tenggara

mulai terungkap setelah pemerintahan Taliban di Afghanistan menderita

kekalahan. Dinas intelijen Singapura memperoleh informasi bahwa kelompok

Aliansi Utara telah mengungkap pasukan Taliban yang berasal dari Asia

Tenggara. Singapura menahan 15 orang anggota organisasi Jamaah Islamiyah

dengan tuduhan merencanakan pemboman terhadap sasaran milik AS dan Negara

Barat lainnya di Singapura.106 Jamaah Islamiyah diduga kuat mempunyai

hubungan dengan Al-Qaeda sebab bersama mereka disita beberapa foto, bom,

rekaman video sasaran serangan, paspor palsu, stempel imigrasi palsu, dan

beberapa dokumen yang berhubungan dengan Al-Qaeda. Sementara pemerintah

Malaysia menahan 13 orang teroris yang merupakan anggota dari Kumpulan

104 Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru, h.140.105 Menurut pemerintah Swiss, Osama Bin Laden pemimpin Al-Qaeda memiliki kekayaan

antara 250-500 juta dollar AS, Australia 250 juta dollar AS dan Inggris 280-300 juta dollar AS,dua pengamat terorisme, Gunaratna dan Williams justru memperkirakan kekayaan pribadi Osamahanya sekitar 25 juta dollar AS dari keseluruhan nilai kekayaan warisan ayahnya yang sekitar 5miliar dollar AS. A.M Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis, Kristen, Yahudi, Islam, h.190

106 Ibid. h.141-143

Page 67: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

52

Mujahidin Malaysia (KMM). Malaysia pada awalnya hanya menahan seorang

tersangka yang bernama Yazid Sufaat yang kemudian ditahan pada 9 Desember

2001 karena dicurigai mempunyai hubungan khusus dengan 3 tersangka pelaku

pembajakan pesawat yang menabrak gedung Pentagon. Kecurigaan ini muncul

karena pada 2000, Yazid Sufaat menerima kedatangan Khalid Al Midhar dan

Nawaf Al-Hazmi di Kuala Lumpur dan menginap di sebuah apartemen yang

menjadi mliknya.

Terbongkarnya sel-sel Al-Qaeda di Asia Tenggara memperlihatkan bahwa

Osama bin Laden secara cerdik telah mengubah sistem jaringan terorisme dengan

tidak lagi terpusat pada Al-Qaeda sebagai satu organisasi tetapi menyebar sebagai

parasit di berbagai kelompok separatis atau desiden di seluruh dunia.107 Bagai

benalu, jaringan ini menempel dan menggerogoti kelomopk mlitan dengan

mempropaganda anti Amerika Serikat. Dari pengakuan Omar Al Faruk, Fathur

Rohman al Gozi, Yazid Sufaat, beberapa anggota MILF atau para anggota Jamaah

Islamiyah yang tertangkap di Malaysia dan Singapura terlihat bahwa jaringan Al-

Qaeda telah berada dimana-mana termasuk Indonesia.

D. Upaya pemberantasan Terorisme di Negara-negara Asia Tenggara

Dalam sub bab ini penulis akan membahas mengenai upaya

pemberantasan terorisme di beberapa negara-negara Asia Tenggara seperti

Indonesia, Filipina, Singapura, dan Malaysia. Keberhasilan kepolisian Indonesia

dalam penangkapan pelaku-pelaku pemboman Bali sekaligus mengungkapkan

jaringan kaum muslim radikal di Indonesia dan Asia Tenggara. Keberhasilan

107 Ibid. h.144

Page 68: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

53

tersebut setelah POLRI membolehkan dan meminta polisi-polisi asing non-

ASEAN untuk membantu mereka dalam investigasi dan dengan demikian

memperkenalkan mereka dengan teknologi forensik yang lebih canggih dan

menggunakannya untuk mengungkapkan jaringan yang berniat membuat “negara

Islam Nusantara” yang mencakup Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei

Darussalam, dan Filipina Selatan. POLRI berhasil mengungkapkan bukti-bukti

baru tentang jaringan radikal di Indonesia dan Asia Tenggara, tentang pembiayaan

Bom Bali oleh jaringan Jamaah Islamiyah sebesar US$30.000 melalui seorang

warga negara Malaysia, Wan Win Wan Mat, yang merupakan bendahara JI.108

Sama seperti Indonesia, kedudukan Islam di negara Malaysia tergolong

mendominasi karena di Malaysia kedudukan partai keagamaan seperti Partai

Islam se-Malaysia (PAS) tergolong mendominasi dan merupakan oposisi tangguh

terhadap kekuasaan UMNO yang sedang berkuasa. Deputi PM Malaysia Ahmad

Badawi mengingatkan bahwa Malaysia sangat potensial menjadi pusat baru

kegiatan terorisme mengingat semakin meningkatnya kegiatan Islam militan di

Malaysia. Pada tanggal 26 Juli 2001, pihak kepolisian Malaysia telah menangkap

2 orang Malaysia dan 13 orang Indonesia dilepas pantai Tawau di negara bagian

Sabah dengan sejumlah senjata M16, 2 pistol dan sejumlah amunisi. Pada awal

Agustus 2001, Pemerintah Malaysia menahan 10 orang anggota Kumpulan

Majelis Mujahidin yang diduga kuat ingin membentuk sebuah negara Islam.

Termasuk didalamnya seorang tokoh muda bernama Nick Adli Nik Abdul Aziz

108 C.P.F. Luhulima, “Pemberantasan Teorisme dan Kejahatan Transnasional dalamPembangunan Keamanan Asia Tenggara”, Analisis CSIS, no.1, 2003.

Page 69: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

54

yang ditangkap pemerintah dengan tuduhan berencana menggulingkan

pemerintahan PM Mahatir Mohamad.109

Di Filipina, pemerintah setempat menyatakan telah menahan Faisal

Dompol Ijajil, tersangka pelaku serangkaian pemboman di Manila yang diyakini

merupakan anggota organisasi Abu Sayyaf yang memiliki keahlian dibidang

pemboman dan intelijen. Demikian juga penangkapan terhadap Fathur Rohman Al

Gozi, yang diduga merupakan anggota jaringan Al-Qaeda.110

109 Humphrey Wangke, Strategi ASEAN Menghadapi Terorisme, dalam buku PoltakPartogi Nainggolan (Ed), Terorisme dan Tata Dunia Baru, h.137.

110 Ibid, h.138.

Page 70: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

55

BAB III

KERJASAMA KEAMANAN KAWASAN ASEAN

Bab ini akan membahas mengenai Kerjasama Keamanan Kawasan Asia

Tenggara. Pembahasan akan di perinci dengan membahas prinsip-prinsip

ASEAN, pembentukan komunitas keamanan ASEAN, isu-isu keamanan ASEAN

seperti keamanan tradisional dan non-tradisional, konvensi ASEAN tentang

pemberantasan terorisme serta peran ARF dalam kontra-terorisme.

A. Prinsip-prinsip ASEAN

ASEAN berdiri pada 8 Agustus tahun 1967. Pada awal pembentukannya

ASEAN hanya terdiri dari lima negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura,

dan Filipina. Walaupun masing-masing negara anggota berbeda satu sama lain

dalam hal bahasa, budaya, agama, geografi, etnisitas dan pengalaman sejarah,

hubungan antaranggota secara bertahap menumbuhkan rasa kebersamaan.111

Dengan latar belakang sedemikian beragam dan dorongan kuat untuk membentuk

sebuah pola hubungan internasional baru dan berbeda dengan apa yang terjadi di

masa lalu serta ditengah ancaman komunitas yang semakin kuat di Vietnam, Laos,

dan Kamboja sudah tentu memerlukan upaya luar biasa agar tujuan tersebut dapat

terwujud. Secara teoritis sudah tentu upaya besar semacam ini hanya mungkin bila

negara-negara ASEAN memiliki norma yang akan mengatur interaksi di antara

mereka sendiri sedemikian rupa sehingga tidak lagi muncul ancaman perang di

kalangan negara anggota.

111Bambang Cipto, 2007, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, h.13 .

Page 71: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

56

Negara-negara anggota ASEAN memegang teguh prinsip-prinsip dasar

sebagai berikut:112

1. Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah,

dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN;

2. Komitmen bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan

perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan;

3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan-

tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum

internasional;

4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai;

5. Tidak campur tangan urusan dalam negeri Negara-Negara Anggota

ASEAN;

6. Penghormatan terhadap hak setiap Negara Anggota untuk menjaga

eksistensi nasionalnya bebas dari campur tangan eksternal, subversi, dan

paksaan;

7. Ditingkatkannya konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius

mempengaruhi kepentingan bersama ASEAN;

8. Berpegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik,

prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;

9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak

asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial;

112 ASEAN Selayang Pandang.www.kemlu.go.id/Documents/ASEAN%20Selayang%20Pandang.doc. Diakses pada 10

Oktober 2011, pukul 22.30.

Page 72: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

57

10. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum

internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui

oleh Negara-Negara Anggota ASEAN;

11. Tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk

penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN

atau Negara non-ASEAN atau subjek non-negara mana pun, yang

mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan

ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN;

12. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh

rakyat ASEAN, dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat

persatuan dalam keanekaragaman;

13. Sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi,

sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar,

inklusif dan non-diskriminatif; dan

14. Berpegang teguh pada aturan-aturan perdagangan multilateral dan rezim-

rezim yang didasarkan pada aturan ASEAN untuk melaksanakan

komitmen-komitmen ekonomi secara efektif dan mengurangi secara

progresif ke arah penghapusan semua jenis hambatan menuju integrasi

ekonomi kawasan, dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar.

Prinsip utama dalam kerjasama ASEAN antara lain adalah persamanaan

kedudukan dalam keanggotaan (equality), tanpa mengurang kedaulatan masing-

masing negara anggota. Negara anggota ASEAN sepenuhnya tetap memiliki

kedaulatan ke dalam maupun ke luar (sovereignity).113 Sedangkan musyawarah

113Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kemlu RI, ASEAN Selayang Pandang, h.3.

Page 73: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

58

atau pengambilan keputusan yang berbasis konsensus, pengakuan kedaulatan

nasional dan renunsasi pemaikaiaan ancaman atau penggunaan kekerasan serta

penyelesaiaan perbedaan dan perselisihan dengan cara damai.114

B. Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN Terkait Isu Terorisme

Komunitas keamanan ASEAN (ASEAN Security Community/ASC),

ditujukkan untuk mempercepat kerjasama politik keamanan di ASEAN untuk

mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk dengan masyarakat internasional.

115 Komunitas keamanan ASEAN bersifat terbuka, berdasarkan pendekatan

keamanan komprehensif dan tidak ditujukan untuk membuat suatu pakta

pertahanan atau aliansi militer, maupun kebijakan luar negeri bersama.

Komuitas keamanan ASEAN dibentuk pada Konferensi Tingkat Tinggi

(KTT) Bali II, sebagai salah satu dari tiga Komunitas ASEAN, pada dasarnya

adalah sebuah komunitas yang secara khusus mengutamakan cara-cara damai

dalam menyeselaikan sengketa antar anggota.116 Landasan komunitas keamanan

ini adalah kerjasama politik dan keamanan dalam kerangka keamanan

komprehensif, yang mencakup ketahanan nasional dan regional. Komunitas

keamanan Asia Tenggara ini mengacu kepada piagam Perserikatan Bangsa-

bangsa (PBB) dan prinsip-prinsip hukum internasional. Melalui komunitas

keamanan ini, ASEAN mengembangkan kerjasama politik dan keamanan sebagai

bagian penting dari upaya pencegahan dan penyelesaian konflik, dan

pembangunan perdamaian pasca konflik (post-conflict peace building).

114C.P.F.Luhulima.dkk, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008,h.45.115

Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kemlu RI, ASEAN Selayang Pandang, h.28.116 C.P.F Luhilima, “Menuju Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN”, Analisis

CSIS, vol.33, No.4 Tahun 2004, h.536.

Page 74: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

59

Komunitas keamanan ASEAN membangun kerjasama dan konsultasi antar

ASEAN dan mitra-dialognya tentang masalah-masalah keamanan regional melalui

ASEAN Regional Forum.117 Komunitas ini juga memanfaatkan semua lembaga

dan mekanisme ASEAN untuk menjamin agar Asia Tenggara bebas dari semua

jenis senjata penghancur masal serta memperkuat kemampuan nasional dan

regional untuk menghadapi dan memerangi terorisme serta semua bentuk

kejahatan Lintas Negara lainnya. Di bidang kerjasama keamanan

nonkonvensional, khususnya di bidang pemberantasan terorisme, langkah pertama

yang harus diambil ialah harmonisasi undang-undang dan peraturan perundang-

undangan untuk memeranginya.

ASEAN mengadopsi pemikiran keamanan komprehensif (comprehensive

security) sebagai landasan kerjasama keamanan. Pemikiran ini mengakui bahwa

masalah keamanan tidak hanya terdiri dari masalah-masalah militer, tetapi juga

non-militer.118 Dua kerangka utama dijadikan landasan pembuatan kebijakan

keamanan adalah doktrin Ketahanan Nasional (National Resilience) dan

ketahanan regional (Regional Resilience). Kedua doktrin ini pada dasarnya

bertujuan untuk mencegah intervensi pihak luar terhadap masalah-masalah

keamanan internal, baik dalam lingkup domestik maupun regional. Doktrin

ketahanan nasional diterjemahkan dalam kebijakan pertahanan nasional tiap

negara, dalam mengatasi sumber ancaman domestik.

Latar belakang pembentukan ASC antara lain adanya keinginan

menyesuaikan forum kerja sama ekonomi yang sudah berjalan sejak awal

pembentukan ASEAN 1967, karena dalam lima tahun terakhir agenda kerja sama

117Ibid, h.540.

118Diniastuti. “Masa Depan Kerjasama Keamanan ASEAN: Tantangan bagiPengembangan ASEAN Regional Forum” , h. 376.

Page 75: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

60

ekonomi ASEAN sangat dominan dan mengabaikan aspek kerja sama

keamanan.119 Munculnya gagasan ASC diharapkan dapat menjawab tantangan

ASEAN menghadapi isu-isu keamanan yang tidak hanya berkaitan dengan

pertahanan dan ancaman militer, akan tetapi, menyangkut soal-soal nonmiliter,

seperti kejahatan transnasional, terorisme, dan separatisme.

Ketika masalah terorisme menimpa ASEAN, seperti pengeboman di Bali

(Oktober 2002), Hotel JW Marriott, Jakarta (Agustus 2003), dan sejumlah aksi

terorisme, juga pengeboman di Filipina yang diduga terkait dengan jaringan

Jemaah Islamiyah di Singapura, Malaysia, dan Thailand, gagasan ASC semakin

relevan untuk direalisasikan.120 Para pemerintahan ASEAN menyadari, saatnya

ASEAN mempunyai instrumen yang efektif untuk memerangi terorisme, meski

sejumlah masalah keamanan lainnya juga perlu diperhatikan. Namun, belum ada

satu kesatuan kesepakatan, karena masing-masing negara ASEAN cenderung

mengambil sikap sesuai dengan kepentingan sendiri-sendiri dalam masalah

terorisme, sehingga menghambat ASC menjadi instrumen yang efektif. Sulit bagi

ASEAN untuk memperoleh mekanisme regional yang berlaku umum bagi

ASEAN, dan mengandalkan pola yang sudah ada seperti melalui jalur bilateral.

C. Isu-Isu Keamanan ASEAN

Isu-isu keamanan di kawasan ASEAN tidak lagi hanya mencakup

keamanan tradisional, tetapi juga masalah keamanan non-tradisional, khususnya

terorisme, keamanan maritim, narkoba, penyelundupan senjata, dan manusia.

Perkembangan demikian menuntut suatu pengaturan keamanan yang tidak sekedar

119 Faustinus Andrea, Komunitas Keamanan ASEAN dan Terorisme.http://www.tempointeraktif.com/. Diakses pada 17 Oktober 2011, pukul 22.30.

120 Ibid.

Page 76: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

61

berorientasi pada proses (lewat pertemuan-pertemuan), tetapi lebih fungsional

sifatnya dan bisa membuahkan hasil konkrit.121 Konflik yang terjadi tidak jarang

melibatkan penggunaan ancaman atau kekuatan militer yang disebut sebagai

upaya tradisional untuk mendapatkan keamanan. Ungkapan ini kemudian untuk

membedakan antara isu keamanan tradisional (military security) dan isu

keamanan non-tradisional (non-military security).122

Dalam pembahasan isu keamanan tradisional, penulis akan membahas

masalah perbatasan darat. Sedangkan dalam isu keamanan non-tradisional, akan

dibahas mengenai terorisme, karena terorisme merupakan isu yang paling menjadi

fenomenal pasca peristiwa 9/11.

C.1 Keamanan Tradisional

Salah satu alasan utama didirikannya ASEAN ialah untuk mencegah

kembali terjadinya konflik diantara negara-negara bertetangga di Asia Tenggara.

Bagi sebagian besar negara-negara ASEAN, keamanan tradisional, yang diartikan

sebagai keamanan dari ancaman militer dari luar, pada umumnya menempati

prioritas yang lebih rendah dalam perspektif keamanan komprehensif

(comprehensive security).123 Perhatian negara-negara ASEAN lebih banyak

tertuju pada tantangan keamanan non-tradisional yang semakin beragam dan

mendesak untuk diatasi. Akan tetapi, bukan berarti bahwa masalah keamanan

tradisional tidak lagi relevan dalam rangkaian hubungan bilateral para anggota

ASEAN. Salah satu tantangan keamanan di kawasan ASEAN yang relatif sulit

121Yasmin Sungkar (ed), 2008, Isu-isu Keamanan Strategis dalam Kawasan ASEAN,

Jakarta: LIPI, h.4.122

Cipto, 2007, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, h.196.123 Sungkar (ed), Isu-isu Keamanan Strategis dalam Kawasan ASEAN, h.26.

Page 77: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

62

untuk diatasi adalah sengketa perbatasan, baik di darat maupun di laut. Apabila

tantangan keamanan non-tradisional bersifat transnasional pada umumnya

mendorong negara-negara untuk bekerjasama, namun masalah keamanan

tradisional cenderung bersifat zero sum game, yaitu keuntungan bagi satu pihak

dan kerugian bagi pihak lainnya, sehingga musyawarah sulit dicapai.

Bagi para pengusung konsep keamanan tradisional, negara adalah

organisasi politik terpenting yang berkewajiban menyediakan keamanan bagi

seluruh warganya. Sementara itu, para penganut konsep keamanan baru

menyatakan bahwa tingkat keamanan yang begitu tinggi akan sangat bergantung

pada totalitas interaksi antar individu pada tataran global.124 Hal ini dikarenakan

konsep keamanan baru merupakan agenda pokok semua insan manusia di muka

bumi ini dan oleh karenanya dibutuhkan kerjasama erat antar semua individu baik

dalam tataran lokal, nasional maupun global. Dengan kata lain, tercapainya

keamanan tidak hanya bergantung pada negara melainkan akan ditentukan pula

oleh kerjasama internasional secara multilateral yang turut melibatkan aktor non

negara. Bahkan dalam banyak kasus, aktor non-negara memainkan peran yang

sangat vital dalam mengatasi berbagai isu-isu keamanan baru.

Konflik bilateral selalu terjadi di mana pun baik di negara maju maupun

di negara berkembang. Negara-negara anggota ASEAN yang berbatasan dengan

negara lain sudah tentu berharap dengan pembentukan ASEAN konflik

antarnegara akan berakhir. Misalnya saja seperti kasus Sipadan dan Ligitan. Pulau

Sipadan dan Ligitan telah menjadi sumber pertikaian anatara Malaysia dan

Indonesia sejak akhir tahun dekade 60-an. Kasus dibawa ke International Court of

124 Perwita, Pengantar Hubungan Internasional, h.125.

Page 78: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

63

Justice (ICJ) tahun 1998. 125 Pada tanggal 17 Desember 2002 ICJ memberi hak

kepada Malaysia untuk mengelola Sipadan dan Ligitan semata-mata karena

pemerintah Malaysia dan sebelumnya pemerintah Koloni Inggris, secara terus-

menerus telah menguasai dan mengelola kedua pulau tersebut. Klaim Indonesia

yang berdasarkan pada dokumen hukum perjanjian antara pemerintah Kolonial

Belanda dan Inggris mengenai garis batas wilayah masing-masing pada tahun

1891 dianggap oleh Mahkamah Internasional kurang kuat karena Indonesia

selama ini tidak berupaya menguasai dan mengelola Pulau Sipadan dan Ligitan

atau menentang apa yang dilakukan oleh Malaysia di kedua pulau tersebut.126

C.2 Keamanan Non-Tradisional

Entitas keamanan tidak lagi terbatas pada tataran negara dan

pertahanannya dari serangan militer luar, tetapi juga mencakup kelompok

masyarakat dan manusianya.127 Isu-isu seperti penyakit menular, terorisme,

perusakan lingkungan, perdagangan gelap narkoba, dan penyelundupan manusia

menjadi isu yang mengkhawatirkan karena implikasinya dalam konteks keamanan

yang lebih luas. Isu-isu non-militer tersebut kemudian dikategorikan sebagai

tantangan keamanan non-tradisional. Keamanan non-tradisional adalah kejahatan

yang dijalankan individu maupun kelompok yang operasinya melibatkan dua atau

lebih negara termasuk kategori kejahatan transnasional. Kejahatan transnasional

(Transnational Crime/TC) dapat juga disebut dengan kejahatan transnasional

terorganisir (Transnational Organized Crime/TOC).

125 Cipto, 2007, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, h.196-202126 Sungkar (ed), Isu-isu Keamanan Strategis dalam Kawasan ASEAN, h.37.127 Ibid, h.16.

Page 79: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

64

Upaya pemberantasan kejahatan lintas negara (transnational crimes/TC)

atau disebut pula sebagai non-traditional security issue di dalam Piagam ASEAN

merupakan salah satu prioritas kerjasama ASEAN. Untuk mendukung

pemberantasan TC, ASEAN telah membentuk ASEAN Ministers Meeting on

Transnational Crime (AMMTC) pada tahun 1997 dengan mekanisme Senior

Official Meeting on Transnational Crime (SOMTC) sebagai sub-ordinasinya.128

Negara anggota ASEAN menyepakati 8 (delapan) bentuk kejahatan transnasional

yang harus ditangani secara bersama, yaitu: terorisme, Perdagangan Manusia /

Trafficking in Persons, Penyelundupan obat-obatan terlarang, Pembajakan di

Laut, Pencucian Uang, Kejahatan Ekonomi Internasional, Penyelundupan senjata,

Kejahatan dunia Maya / Cyber Crime.

AMMTC dilakukan secara periodik (2 tahun sekali) dan telah menetapkan

kesepakatan kerjasama ASEAN dalam menanggulangi kejahatan lintas negara,

yaitu pertukaran informasi, melalui capacity building, pelatihan, pelaksanaan

hukum, ekstra kerjasama di kawasan regional. Demi efektivitasnya penyusunan

action plan dan program-program selanjutnya, maka untuk setiap kejahatan telah

ditunjuk negara sebagai fokal poin, sebagai berikut:129

a) Terorisme : Indonesia

b) Penyelundupan obat terlarang : Singapura

c) Pencucian uang : Malaysia

d) Penyelundupan senjata : Thailand, Filipina, Vietnam,

dan Kamboja

e) Penyelundupan Manusia : Filipina

128 Kerjasama Politik Keamanan ASEAN.www.kemlu.go.id/.../Kerjasama%20Politik%20Keamanan%20ASEAN. Diakses pada 12

Oktober 2011, pukul 20.30.129 wawancara dengan Bpk Kompol. Wino Sumarno (Kaurmin Bagkouminter Set NCB

Interpol Indonesia Div.Hubinter Polri), 7 November 2011, pukul 10.00.

Page 80: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

65

f) Kejahatan Laut : Malaysia

g) Kejahatan ekonomi : Singapura

h) Kejahatan dunia maya/cybercrime : Singapura

D. Konvensi ASEAN Tentang Pemberantasan Terorisme (ACCT)

ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) ditandatangani pada

Januari tahun 2007, yang sudah menandatangani ada enam negara, yaitu

Singapura, Tahiland, Filipina, Brunei, Kamboja, Vietnam. Konvensi ini sudah

aktif berlaku per 28 Mei 2011. Negara-negara yang sudah meratifikasi

berkewajiban mengimplentasikan. Indonesia belum meratifikasi ACCT karena

proses perundangan di Indonesia prosedurnya rumit, harus dari kementerian,

presiden, DPR, semua ini karena sistem demokrasi. ACCT semacam payung

hukum untuk memberantas terorisme di Asia Tenggara, mencakup berbagai

program-program kerjasama termasuk bagaimana menghentikan pembiayaan

terorisme.130

Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri dan DPR baru

meratifikasi Konvensi ASEAN mengenai Pemberantasan Terorisme (ASEAN

Convention on Counter Terrorism/ACCT). Indonesia terlambat melakukan

ratifikasi ACCT dibandingkan dengan keenam negara anggota ASEAN lain

padahal pemerintah RI telah menandatangainya pada 13 Januari 2007, sedangkan

Myanmar telah meratifikasi pada Januari 2012. Keterlambatan meratifikasi ACCT

dapat melemahkan posisi diplomasi Indonesia di tingkat ASEAN mengenai isu

pemberantasan terorisme, walaupun Indonesia telah meratifikasi tujuh konvensi

internasional lain yang berkaitan dengan isu terorisme. Ratifikasi konvensi ACCT

130 wawancara dengan Bpk. Supriyanto Suwito pada Direktorat Kerjasama Keamanan danPolitik ASEAN. 23 November 2011 pukul 09.00.

Page 81: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

66

memberi manfaat dalam memperkuat aplikasi norma perilaku ASEAN, seperti

jaminan bagi masing-masing anggota ASEAN untuk menjunjung tinggi prinsip

kesetaraan, kedaulatan, integritas teritorial, yurisdiksi, dan tidak campur tangan

dalam urusan negara lain. Ratifikasi konvensi ACCT menjadi tahapan penting

bagi negara-negara anggota ASEAN untuk menunjukkan komitmen serius dalam

membangun Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN 2015.131

ACCT sangat penting karena, pertama konvensi ini memperkenalkan

program rehabilitasi, agar pelaku tindak terorisme dapat kembali menjadi bagian

masyarakat, kedua konvensi atur jaminan perlakuan adil (fair treatment) dan

ketiga konvensi dilaksanakan atas dasar prinsip non intervensi atas urusan dalam

negeri negara lain. Ratifikasi ACCT memberi dukungan dari negara para pihak

seperti pertukaran informasi intelijen, peningkatan kapasitas penegak hukum,

penghentian pendanaan aktivitas terorisme serta memperoleh manfaat berupa

bantuan hukum timbal balik (mutual legal assistance) dan ekstradisi terkait

terorisme.132

ACCT mencakup kerjasama dalam hal mencegah pembiayaan terorisme,

seperti yang tertulis pada pasal enam bidang kerjasama,133 yaitu mencegah mereka

yang membiayai, merencanakan, memfasilitasi, atau melakukan tindak teroris dari

menggunakan wilayah masing-masing untuk tujuan melawan Pihak lain dan / atau

warga Pihak lainnya, mencegah gerakan teroris atau kelompok teroris oleh

pengawasan perbatasan yang efektif dan kontrol pada penerbitan surat-surat

131 Ratifikasi Konvensi ASEAN, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=299019. Diakses pada 13 Maret 2012, pukul 07.15.

132Perlunya Ratifikasi Konvensi ASEAN Pemberantasan Terorisme,http://www.tribunnews.com/2012/03/08/perlunya-ratifikasi-konvensi-asean-

pemberantasan-terorisme, Diakses pada 13 Maret 2012, pukul 07.15.133 ASEAN Convention on Counter Terrorism, http://www.aseansec.org/19250.htm.

diakses pada 1 September 2011, pukul 20.00.

Page 82: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

67

identitas dan dokumen perjalanan, dan melalui langkah-langkah untuk mencegah

penggunaan pemalsuan, pemalsuan atau penipuan identitas kertas dan dokumen

perjalanan.

ACCT memberikan dasar hukum yang kuat untuk meningkatkan kerjasama

ASEAN di bidang pemberantasan terorisme. Selain memiliki karakter regional,

ACTT bersifat komprehensif (meliputi aspek pencegahan, penindakan, dan

program rehabilitasi) sehingga memiliki nilai tambah jika dibandingkan dengan

konvensi sejenis.134 Beberapa perjanjian yang telah dihasilkan ASEAN terkait

dengan pemberantasan kejahatan lintas negara yaitu:135

a. ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crimes yang mencakup

kerjasama pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang,

pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan

manusia, bajak laut, kejahatan internet dan kejahatan ekonomi

internasional;

b. Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (MLAT)

ditandatangani tahun 2006;

c. Agreement of Information Exchange and Establishment of Communication

Procedures ditandatangani tahun 2002, merupakan perjanjian di tingkat

sub regional guna penanganan kejahatan lintas batas melalui pertukaran

informasi;

d. ASEAN Declaration on Joint Action to Counter Terrorism ditandatangani

tahun 2001 dalam penanganan terorisme;

134 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kemlu RI, ASEAN Selayang Pandang, h.31.135 ASEAN Selayang Pandang.

www.kemlu.go.id/Documents/ASEAN%20Selayang%20Pandang.doc. Diakses pada 10 Oktober2011, pukul 22.30.

Page 83: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

68

ACCT merupakan satu instrumen regional yang punya kekuatan hukum,

dan sifatnya komitmen politis. Konvensi tersebut mempunyai kekuatan yang

mengikat secara hukum dan kewajiban negara-negara yang meratifikasi konvensi

tersebut wajib melaksanakan.136 Penerapannya tergantung konvensi tersebut

dilaksanakan di level nasional, tetapi adanya satu payung hukum di tingkat

kawasan punya keuntungan, kelebihan, yaitu pertama, untuk memperkuat

komitmen politik. Ke dua, mendorong aksi-aksi nasional untuk mendukung

memberantas terorisme.

Setiap negara punya aturan masing-masing dan penerapan semua konvensi

diatur oleh konvensi internasional tersebut.137 Artinya kalau negara sudah

mengikat diri dalam satu konvensi internasional, contohnya terorisme, maka

langkah-langkah yang diatur harus sesuai konvensi tersebut, misalnya memonitor

terhadap organisasi-organisasi di dalam negara yang diduga terkait terorisme.

E. Peran ARF dalam Kontra-Terorisme

ASEAN Regional Forum (ARF) diprakarsai oleh ASEAN pada tahun

1994, sebagai forum untuk saling tukar pandangan dan informasi bagi negara-

negara Asia Pasifik mengenai masalah-masalah politik dan keamanan, baik

regional maupun internasonal.138 Pembentukan Forum Regional ASEAN (ASEAN

Regional Forum/ARF) merupakan usaha ASEAN yang pertama untuk

136wawancara dengan Bpk. Supriyanto Suwito (Direktorat Kerjasama Keamanan dan

Politik ASEAN ) 23 November 2011 pukul 09.00.137 Wawancara dengan Bpk. George Lantu (Direktorat Kerjasama Keamanan dan Politik

ASEAN ) pada tanggal 18 Mei 2011, pukul 13.00 di ASEAN Secretary.138 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kemlu RI, ASEAN Selayang Pandang.h.36

Page 84: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

69

memultilateralisasi keamanan di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.139 ARF

merupakan suatu mekanisme untuk membangun kepercayaan negara ASEAN

sendiri dan untuk memperluas sikap saling percaya dengan Negara-negara di luar

ASEAN, dengan negara-negara Indocina dan mitra-dialog negara-negara Asia

Pasifik yang potensial mempunyai ambisi hegemonial.

Anggota ARF saat ini berjumlah 27 anggota,140 yaitu Australia,

Bangladesh, Brunei Darussalam, Kambodia, Kanada, Cina, Democratic Peoples'

Republic of Korea, Uni Eropa, India, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia,

Myanmar, Mongolia, New Zealand, Pakistan, Papua New Guinea, Filipina,

Republic of Korea, Russian Federation, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor

Leste, Amerika Serikat, dan Vietnam. Akan tetapi, ARF terbatas pada langkah-

langkah memberikan pernyataan atau mengambil sikap karena statusnya hanya

sebuah forum internasional.

Usaha pembentukan ARF berkembang menjadi hubungan kerjasama yang

baik antar negara kawasan dengan negara lain selain dalam keanggotaan ASEAN.

Jika di kaitkan dengan isu terorisme, ARF merupakan salah satu forum dialog

yang di miliki oleh ASEAN yang memfasilitasi kerjasama negara kawasan Asia

Tenggara untuk membahas masalah terorisme. ARF diharapkan lebih konsisten

dalam membentuk forum keamanan dan mengusahakan agar adanya ARF tidak

hanya di tujukan untuk kepentingan salah satu negara saja tetapi untuk

kepentingan masalah bersama.

139 C.P.F Luhulima, “Masa Depan ASEAN Regional Forum (ARF)”,dalam buku BantartoBandoro (ed), Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik, Jakarta: Center for Strategic andInternational Studies,1996.h.87

140 The ASEAN Regional Forum.http://www.aseanregionalforum.org/AboutUs/tabid/57/Default.aspx. diakses pada 10

September 2010, pukul 17.12.

Page 85: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

70

Terorisme merupakan ancaman serius terhadap stabilitas, perdamaian dan

keamanan di kawasan Asia-Pasifik dan sekitarnya. Hal ini memiliki hubungan

dengan kejahatan terorganisir transnasional, seperti pencucian uang,

penyelundupan senjata, penyelundupan manusia, dan produksi dan perdagangan

obat-obatan terlarang.141 Terorisme juga terkait dengan gerakan ilegal bahan

mematikan nuklir, kimia, biologi, dan lainnya. Terorisme memiliki dimensi

ganda, manifestasi dan penyebab dan tidak menghormati batas-batas nasional, itu

merupakan fenomena yang kompleks yang membutuhkan pendekatan yang

komprehensif dan kerjasama internasional belum pernah terjadi sebelumnya.

Lebih dari sebelumnya, penting untuk memastikan keamanan aliran barang dan

orang, untuk membuat dan memperkuat perbatasan suara infrastruktur, dan untuk

mengkoordinasikan berbagi informasi dan penegakan hukum.

Pemberantasan terorisme disetujui dalam KTT ASEAN VII di Brunei

Drasussalam (5 November 2001) dalam bentuk ASEAN Declaration on Joint

Action to Counter Terrorism.142 KTT VII ini mengeluarkan Sembilan butir

rencana kerja mulai dari penguatan mekanisme nasional, peningkatan kerjasama

antara badan-badan penegak hukum sampai kepada peningkatan pertukaran

informasi/intelijen dan pembangunan kemampuan regional. Semua langkah untuk

memerangi terorisme dilakukan di bawah payung hukum PBB.

141 ASEAN Regional Forum (ARF) Statement on Cooperative Counter-Terrorist Actionon Border Security. http://www.aseansec.org/14835.htm. diakses pada 24 April 2011, pukul 2.47.

142 Luhulima, “Menuju Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN”.h.540-541

Page 86: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

71

BAB IV

KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHADAPI UPAYA

MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL

TERORISME

Bab ini akan membahas mengenai kerjasama ASEAN dalam menghadapi

upaya menghentikan aliran dana operasional terorisme. Pembahasan akan

diperinci dengan membahas reaksi pemerintahan di Asia Tenggara dan kerjasama

masing-masing negara anggota dalam memberantas terorisme dan kerjasama ARF

memberantas pendanaan terorisme.

A. Reaksi Negara-negara ASEAN Terhadap Isu Terorisme Internasional

Pasca-Tragedi 11 September 2001, masalah terorisme menjadi perhatian

penting bagi pemerintah dan masyarakat di Asia Tenggara karena setelah Tragedi

11 September sejumlah media internasional secara gencar memberitakan, bahwa

Filipina, Malaysia, dan Indonesia sudah masuk dalam jangkauan perluasan

terorisme internasional, khususnya kelompok Al-Qaeda. Pakar keamanan Asia

dari Australian National University, Alan Dupont menyatakan, bahwa Al-Qaeda

telah melakukan kerjasama dengan kelompok-kelompok agama di kawasan Asia

Tenggara (terutama kelompok muslim radikal) yang kemudian dijadikan agen

dalam merumuskan pemasokan dana untuk mewujudkan tujuan perluasan operasi

mereka.143

143Chandrawati, “Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam Mengantisipasi Perluasan

Jaringan Terorisme Internasional (khususnya kelompok Al-Qaeda) di Kawasan Asia Tenggara”,h.64-65.

Page 87: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

72

Dalam buku Inside Al-Qaeda karangan Rohan Gunaratna, Al-Qaeda

membentuk Rabitatul144 untuk memfasilitasi kelompok mujahidin di Asia

Tenggara kelompok mereka di Asia Selatan dan Timur Tengah.145 Dalam buku ini

juga dikatakan bahwa Al-Qaeda memasok dana ke Rabitatul Mujahidin yang

dibentuk pada tahun 1999. Alasan jaringan Al-Qaeda memperluas jaringannya

hingga ke kawasan Asia Tenggara, yaitu karena empat faktor.146 Pertama, latar

belakang historis berupa upaya rekrutmen para sukarelawan untuk membantu

Mujahidin di Afghanistan melawan invansi Uni Soviet pada dekade 1980-an.

Sejumlah pemuda muslim di kawasan Asia Tenggara terutama yang mayoritasnya

muslim seperti Indonesia dan Malaysia berangkat ke Afghanistan untuk

bergabung dan dididik di kamp militer yang didirikan oleh kelompok muslim

radikal pendukung perjuangan Mujahidin. Ke dua, meningkatnya jumlah

penduduk Asia Tenggara yang mengambil fokus kajian Islam di kawasan Timur

Tengah (Mesir, Iran, Saudi Arabia dan Pakistan).

Ke tiga, berkembangnya pusat-pusat pendidikan Islam seperti pesantren

dan madrasah. Melalui pendidikan Islam di pesantren dan madrasah, kelompok

Islam fundamentalis yang merasa termarjinalisasi oleh kebijakan pemerintah yang

dianggap sekuler, berupaya untuk menyosialisasikan kepentingan mereka. Ke

empat, kemudahan perpindahan penduduk di kawasan Asia Tenggara yang

memberikan peluang bagi perluasan jaringan gerakan teroris yang berbasis pada

perjuangan Islam tersebut. Perkembangan sistem perbankan modern juga

memungkinkan penyaluran dana secara lebih mudah dan tidak dapat terdeteksi

144 Sayap militer Jamaah Islamiyah yang berhubungan dekat dengan Al-Qaeda145 Purwanto, Terrorisme Undercover, h.17.146 Chandrawati, “Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam Mengantisipasi Perluasan

Jaringan Terorisme Internasional (khususnya kelompok Al-Qaeda) di Kawasan Asia Tenggara”,h.65-67.

Page 88: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

73

secara jelas terutama dari mana sumber dana berasal, misalnya sistem hawala

yang dipakai di Timur Tengah, sistem tersebut memungkinkan pihak petransfer

dana untuk tidak memberitahukan secara terbuka identitas diri dengan hanya

memberikan komisi sebesar satu hingga dua persen dan biaya transfer lima belas

persen dari jumlah dana yang akan ditransfer kepada pihak bank.

Dengan adanya tudingan bahwa Al-Qaeda telah memperluas jaringannya

hingga ke kawasan Asia Tenggara, maka ASEAN telah menunjukkan

komitmennya untuk memerangi terorisme global, seperti tertuang dalam berbagai

penyataan, materi pembahasan dalam berbagai kegiatan ASEAN ataupun status

mereka dalam berbagai konvensi internasional.147 Beberapa negara-negara

ASEAN telah menjalin kerja sama dalam penanggulangan terorisme, dalam

bentuk kerja sama bilateral dan/atau trilateral di antara sesama anggota serta

kerjasama multilateral antara anggota ASEAN dengan pihak lain, misalnya

Amerika Serikat atau Australia.

Negara-negara ASEAN telah merumuskan kebijakan nasional untuk

menanggulangi terorisme,148 mulai dari pemberlakuan perundangan seperti UU

Anti-Teror milik Indonesia atau Internal Security Act yang diterapkan oleh

pemerintah Malaysia dan Singapura, membentuk lembaga-lembaga khusus yang

bertanggungjawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan anti-teror

ataupun peningkatan kapasitas aparat keamanan dan militer, serta kerjasama

dengan negara-negara maju seperti Amerika Serkat dan Australia. Sebagian besar

telah meratifikasi konvensi internasional yang terkait langsung maupun tidak

langsung dengan antiterorisme.

147Kusnanto Anggoro, “ASEAN dan Konvensi Regional Penanggulangan Terorisme”.

ANALISIS CSIS Vol.36, No.1, h.42-43.148 Ibid, h.43.

Page 89: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

74

Pada KTT ASEAN VII di Brunei Darussalam pada 7 November 2001,

ASEAN mengeluarkan deklarasi yang menggarisbawahi pentingnya aksi bersama

memerangi terorisme serta kecaman terhadap serangan pada 11 September 2001

yang dianggap melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan. ASEAN juga secara tegas

menolak upaya yang mengaitkan terorisme dengan agama dan ras tertentu,

membentuk komitmen bersamaan untuk mengantisipasi dan melakukan aksi

perlindungan dari kegiatan terorisme atas dasar piagam PBB, hukum internasional

yang berlaku, serta resolusi PBB.149 Berdasarkan kesepakatan tersebut ASEAN

melakukan ratifikasi terhadap dua belas konvensi yang dikeluarkan PBB

sehubungan dengan masalah terorisme serta memasukkan isu terorisme sebagai

bagian penting dalam pembahasan transnational crime pada Pertemuan Tingkat

Menteri di Malaysia pada April 2002. Konvensi-konvensi internasional tersebut

digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

149 Chandrawati, “Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam Mengantisipasi PerluasanJaringan Terorisme Internasional (khususnya kelompok Al-Qaeda) di Kawasan Asia Tenggara”, h.68.

Page 90: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

75

Table B. Konvensi Internasional Terkait dengan Anti-Terorisme

Sumber: Kusnanto Anggoro. “ASEAN dan Konvensi Regional Penanggulangan Terorisme”.ANALISIS CSIS Vol.36, No.1, 2007.

Sehubungan dengan kesepakatan ASEAN dalam meratifikasi 12 konvensi

tersebut diatas (Table B) ASEAN juga akan melakukan pertukaran informasi dan

membangun kapasitas database bersama untuk investigasi, deteksi, pantauan dan

Konvensi

Bru

nei

Fil

ipin

a

Ind

on

esia

Ka

mb

oja

La

os

Ma

lays

ia

My

an

ma

r

Sin

ga

pu

ra

Th

ail

an

d

Vie

tnam

Perlindungan Bahan Nuklir

Pelanggaran Komite Dewan Pesawat

Konvensi Pengambilan Alih PesawatTerbang

Konvensi Penindasan Tindakan MelawanHukum Terhadap KeselamatanPenerbangan Sipil

Konvensi Pencegahan dan HukumanTerhadap Tindak Pidana TerhadapOrang-orang yang Dilindungi SecaraInternasional

Konvensi Internasional MemerangiPengambilan Sandera

Konvensi Penindasan TerhadapKeselamatan Penerbangan Sipil

Konvensi Penindasan Terhadap TindakanMelawan Hukum Terhadap KeselamatanNavigasi Maritim

Protokol Penindasan Terhadap TindakanMelawan Hukum Terhadap KeselamatanKebijakan yang Telah Ditetapkan yangTerletak di Wilayah Kontinental

Pembuatan Peledak Plastik untuk TujuanIdentifikasi

Konvensi Internasional PenindasanTerhadap Pemboman Teroris

Konvens Internasonal TentangPemberantasan Pendanaan Terorisme

Page 91: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

76

pelaporan kegiatan-kegiatan yang berindikasi pada ancaman teroris.150 ASEAN

juga memperkuat kerjasama keamanan regional Asia Pasifik dengan memasukkan

masalah terorisme sebagai agenda penting dalam pertemuan ASEAN Regional

Forum dan Dialog ASEAN plus 3 (RRC, Jepang, dan Korsel) serta memperkuat

kerjasama dalam memerangi terorisme di berbagai tingkatan. ASEAN dan Cina

pada November 2002 mengeluarkan Deklarasi Bersama ASEAN dan China

tentang Kerjasama di Bidang Isu Keamanan Non-Tradisional di mana kontra-

terorisme telah dimasukkan sebagai salah satu prioritas untuk kerja sama ASEAN-

Cina.

Ada berbagai hambatan untuk melaksanakan komitmen-komitmen

tersebut. Pertemuan-pertemuan tersebut tidak menyelesaikan tantangan penguatan

kapasitas atau menghasilkan mekanisme untuk mengkoordinasi badan-badan

ASEAN seperti ASEAN Ministerial Meeting on Terrorism Crime/AMMTC dan

Senior Official Meeting on Transnational Crime/SOMTC.151 Kelemahan

koordinasi dan pandangan konservatif tentang kedaulatan merupakan salah satu

sebab kerjasama tidak dapat dilakukan secara efektif. Seperti pada Table. B tidak

semua anggota ASEAN telah menjadi pihak konvensi-konvensi sektoral yang

dapat digunakan untuk menanggulangi masalah terorisme. Beberapa negara

“kunci”152 belum menandatangani konvensi tertentu yang instrumental dan

relevan dengan geostrategi Asia Tenggara, misalnya konvensi tentang Safety of

Maritime Navigation Safety of Fixed Platform on Continental Shelf hanya

ditandatangani oleh empat negara, yaitu Brunei, Filipina, Myanmar dam Vietnam.

150Ibid.151 Anggoro, “ASEAN dan Konvensi Regional Penanggulangan Terorisme”, h.44-45.152 Negara-negara penting yang berpotensi jaringan terorisme, yaitu Filipina, Thailand,

Malaysia, Indonesia, Singapura.

Page 92: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

77

The Making of Plastic Explossive for the Purpose of Identification hanya

ditandatangani oleh Filipina dan Singapura. Sedangkan Malaysia belum

menandatangani konvensi tentang Terrorist Financing (1999), dan Indonesia

belum menandatangani konvensi tentang Supression of Terrorist Bombing.

B. Kerjasama Bilateral Negara-negara ASEAN dalam Kontra-Terorisme

Kerjasama pemberantasan terorisme tidak cukup dilakukan dalam lingkup

ASEAN karena terorisme di Asia Tenggara yaitu JI maupun Al-Qaeda memiliki

jaringan yang terkait dengan terorisme di Indonesia, Malaysia, Filipina,

Singapura. Oleh karena itu butuh adanya kerjasama antar negara seperti Filipina,

Indonesia, Malaysia, Singapura untuk memberantas terorisme. Supaya informasi

dapat di informasikan, kemudian pergerakan terorisme bisa dipotong dan dapat

dilakukan tindakan-tindakan pencegahan.153

Dalam konteks sistem internasional, keamanan adalah mengenai

kemampuan negara dan masyarakat untuk memelihara kemerdekaan identitasnya

dan fungsi integritasnya.154 Menurut Buzan, keamanan berkaitan dengan masalah

kelangsungan hidup (survival). Isu-isu yang mengancam kelangsungan hidup

suatu unit kolektif atau prinsip-prinsip yang dimiliki oleh unit-unit kolektif

tertentu akan dipandang sebagai ancaman yang eksistensial. Untuk itu diperlukan

tindakan untuk memprioritaskan isu tersebut agar ditangani sesegera mungkin dan

menggunakan sarana-sarana yang ada untuk menangani masalah tersebut.155

Dalam memahami konsep dan isu keamanan terdapat lima tingkat analisis yaitu

153 Wawancara dengan Bpk. Supriyanto Suwito pada Direktorat Kerjasama Keamanandan Politik ASEAN. 23 November 2011 pukul 09.00.

154 Buzan, People, Satate and Fear: An Agenda for International Security Studies in thePost Cold War Era, h.18.

155 Perwita, Pengantar Hubungan Internasional, h.122.

Page 93: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

78

keamanan militer, keamanan politik, keamanan ekonomi, keamanan sosial dan

keamanan lingkungan.156

ASEAN memandang bahwa isu terorisme dalam segala bentuk

manifestasinya yang dilakukan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun

merupakan sebuah ancaman yang mendalam bagi perdamaian dan keamanan

regional. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk memerangi, mencegah, dan

menekan segala bentuk terorisme dalam kaitan dengan piagam PBB serta hukum

internasional lainnya. ASEAN bekerjasama memerangi terorisme di tingkat

regional dan menetapkan langkah-langkah gabungan untuk menghadapi terorisme

dengan memperhatikan kondisi wilayah serta masing-masing negara anggota

ASEAN. Dalam rangka untuk mencapai kebijakan dan strategi yang bertujuan

memerangi terorisme, ASEAN telah membentuk sebuah kerangka kerja regional

guna memerangi kejahatan transnasional serta mengadopsi rencana aksi ASEAN

yang memaparkan sebuah strategi regional yang kohesif untuk mencegah,

mengontrol dan menetralisasi kejahatan transnasional.157 Menurut K.J Holsti

pemerintah melakukan kerjasama dengan tujuan mengurangi beban biaya serta

meningkatkan efisiensi. Alasan dilakukan kerjasama karena adanya ancaman yang

sama atau kesamaan masalah serta mengurangi dampak negatif terhadap pihak

lain. Proses pencapaian kerjasama melalui empat tingkatan, yaitu; The Genesis of

Problems, Identifying Problems, Negotiating Solutions, dan Establishing

Problem.158 Proses kerjasama ASEAN berada pada tahap identifiying problems

dan negotiating solutions, yaitu menetapkan bahwa terorisme merupakan ancaman

156 Buzan, People, Satate and Fear: An Agenda for International Security Studies in thePost Cold War Era, h.19.

157 Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru. 2002, h. 146.158 Holsti, International Politics: A framework for Analysis, h. 362-364.

Page 94: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

79

yang harus diwaspadai secara bersama dan oleh semua pihak dan menyatukan

pandangan untuk membuat perlawanan atau pemberantasan terhadap kejahatan

transnasional termasuk terorisme.

Kerjasama yang lebih konkret dilakukan ASEAN melalui kesepakatan

yang dilakukan secara bilateral atau trilateral. Misalnya, pengamanan tapal batas

juga tidak terlepas dari perhatian negara-negara anggota ASEAN. Beberapa

kesepakatan di bidang ini telah dicapai dengan tujuan untuk mempersempit ruang

gerak teroris.159 Indonesia dan Malaysia secara bilateral telah mencapai

kesepakatan untuk bekerjasama dalam penjagaan perbatasan kedua negara.

ASEAN menyadari bahwa kawasannya kini telah memasuki sebuah era baru,

yaitu menghadapi salah satu tantangan yang paling sulit yang pernah dihadapi

oleh ASEAN. Pertama, karena terorisme telah menghilangkan banyak korban sipil

dan harta bendanya. Ke dua adalah menjaga citra ASEAN sebagai kawasan yang

damai dan aman dengan keyakinan dunia bahwa Asia Tenggara bukanlah sarang

teroris. Kesepakatan lainnya adalah antara Malaysia dan Thailand yang

memperketat penjagaan perbatasan kedua negara terutama yang berada di sebelah

utara Thailand yang rawan dengan penyelundupan senjata. Pemerintah Malaysia

curiga bahwa persenjataan yang dimiliki oleh kelompok KMM Malaysia didapat

dari Thailand.

Bahkan lebih jauh lagi, Filipina, Malaysia dan Indonesia telah mencapai

kesepakatan dalam perang melawan terorisme, yaitu dengan mengizinkan masing-

masing negara untuk mengejar para teroris yang menyebrangi perbatasan darat

dan laut negara-negara itu atas kejahatan yang dilakukan di wilayah negara

159 Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru. 2002, h.147-148.

Page 95: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

80

masing-masing. Teroris yang melarikan diri ke salah satu dari ketiga negara itu

dapat ditahan ditempatnya melarikan diri agar ia tidak mengulangi lagi

perbuatannya.160

Persetujuan yang disebut Pertukaran Informasi dan Pembentukan Prosedur

Komunikasi (Agreement on Information Exchange and Establishment of

Communication Procedures) yang ditandatangani pada tanggal 7 Mei 2002 oleh

ketiga Negara tersebut dimaksudkan untuk menerapkan langkah-langkah yang

lebih keras dalam memerangi terorisme. Tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan pertukaran informasi di antara aparat militer dan hukum.

Persetujuan ini, meskipun hanya ditandatangani tiga negara ASEAN, tetapi

sebenarnya terbuka untuk semua negara anggota ASEAN. 161 Penandatanganan ini

merupakan wujud komitmen tiga negara dalam memerangi terorisme dan

kejahatan transnasional. Bersama negara-negara anggota ARF, ASEAN juga

mencapai kesepakatan untuk menempuh upaya tindakan berskala luas untuk

merusak jaringan dana teroris antara lain dengan membentuk unit intelejen

finansial di setiap negara untuk mengawasi sumber keuangan.

Salah satu Kesepakatan Pertukaran Informasi dan Pembentukan Prosedur

Komunikasi (Agreement on Information Exchange and Establishment of

Communication Procedures) ialah menegaskan komitmen negara pendatang

dalam mencegah penggunaan wilayah negara masing-masing oleh siapapun untuk

kegiatan terorisme, termasuk pengejaran teroris hingga lintas batas, pencucian

uang, penyelundupan, pembajakan di laut dan di pesawat udara, pengerahan sub

elemen subversi, penyelundupan manusia dan obat-obatan terlarang, pelanggaran

160 Ibid, h. 148.161 Ibid, h. 149-151.

Page 96: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

81

keimigrasian, pencarian sumber daya laut, polisi laut, dan penyelundupan

senjata.162

Kerjasama yang sudah dijalin antara kepolisian Indonesia dan Filipina

adalah dalam melawan kejahatan transnasional yang membawa masalah bagi

kedua negara seperti penangkapan ikan secara ilegal, perdagangan, perdagangan

obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, dan salah satu yang penting adalah

dalam memerangi terorisme.163 Kerja sama menghadapi terorisme penting karena

kedua negara adalah negara yang menghadapi ancaman terorisme kongkret. Oleh

karena itu Indonesia dan Filipina di samping menjalankan usaha nasional masing

masing juga bekerja sama dalam memberantas terorisme. Sudah menjadi

pengetahuan umum bahwa ada jaringan terorisme baik tingkat regional maupun

global. Sehingga, untuk mengatasinya tidak hanya diperlukan upaya

penanggulangan maupun pemberantasan secara nasional tetapi juga dalam lingkup

dengan mengembangkan kerja sama antarnegara. Dalam kaitan inilah dijalankan

kerja sama tukar menukar intelijen, berbagi pengalaman, pendidikan, latihan dan

sebagainya. Terorisme itu memiliki jaringan nasional, regional, dan global. Di

Asia Tenggara, para teroris memiliki mobilitas tinggi. Di Indonesia bukan hanya

warga negara Indonesia yang terlibat dalam terorisme bahkan dua aktor utama

dari Malaysia. Begitu juga di Filipina ada warga negara Indonesia. Ada dua solusi

dalam menghadapi jaringan terorisme, yakni pertama, harus betul-betul efektif

menjalin kerja sama regional maupun bilateral, termasuk dalam hal information

162 Faustinus Andrea, “Isu Terorisme dan Hubungan ASEAN Jepang”, Analisis CSIS,Tahun XXXI/2002, No.2. h.275.163RI-Filipina Kerja Sama Atasi Terorisme.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/08/15273037/RIFilipina.Kerja.Sama.Atasi.Terorisme. Diakses pada 22 Maret 2011, pukul 11.00.

Page 97: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

82

gathering dan intelijen. Ke dua tidak boleh ada save haven atau tempat berlindung

yang aman bagi teroris, koruptor, dan yang terlibat dalam kejahatan transnasional.

C. Respon ARF Terhadap Pendanaan Terorisme

Peristiwa 11 September mendorong Forum Regional ASEAN (ARF) yang

merupakan forum membahas keamanan di kawasan ASEAN, untuk

mendiskusikan masalah terorisme secara lebih intensif dan kompprehensif,

mengingat dampaknya yang sangat destruktif. Dalam Pertemuan Tingkat Menteri

ARF ke-9 di Bandar Seri Begawan tanggal 31 Juli 2002, isu terorisme kembali

dibahas. Para peserta sidang mendukung pernyataan ketua tentang upaya

mencegah finansial terorisme, berisi kesepakatan untuk mencegah pemanfaatan

sistem keuangan masing-masing Negara untuk kegiatan terorisme. Pertemuan juga

menyepakati untuk membentuk suatu kelompok kerja (Inter-Sessional Meeting on

Counter Terrorism and Transnational Crime) untuk mengembangkan kerjasama

ARF dalam memerangi terorisme.

Pentingnya perang melawan pendanaan teroris telah tumbuh seiring

dengan maraknya aksi-aksi terorisme di seluruh dunia. Pendanaan teroris adalah

penyediaan dukungan keuangan untuk terorisme baik bagi yang mendukung,

merencanakan atau melakukan terorisme. Pendanaan terorisme umumnya

bergantung pada sumber pendanaan yang sah, yang dikumpulkan melalui

organisasi yang sah atau organisasi nirlaba. Dana-dana ini antara lain berasal dari

iuran keanggotaan, sumbangan, dan acara kebudayaan dan sosial, yang kemudian

Page 98: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

83

disalurkan ke organisasi teroris.164 Apa yang dimaksud dengan terorisme itu

sendiri sampai saat ini belum berhasil disepakati. Karena kesulitan yang

berkepanjangan/kegagalan untuk merumuskan definisi terorisme dalam berbagai

konferensi diplomatik internasional, maka telah ditempuh cara untuk mengatur

terlebih dahulu aspek-aspek tertentu dari terorisme dalam berbagai perjanjian

internasional secara sektoral seperti masalah pendanaan terorisme

ini.“International Convention for the Suppression of the Financing Terrorism,

1999” atau Konvensi Internasional mengenai Pemberantasan terhadap Pendanaan

Terorisme (selanjutnya disebut Konvensi SFT) pada mulanya hanya diratifikasi

oleh beberapa negara saja. Namun setelah peristiwa tanggal 11 September 2001,

semua negara anggota PBB dihimbau untuk meratifikasi konvensi tersebut

(sebagaimana tertuang dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1372

(2001).165 Dampak terorisme yang meluas membuat negara-negara kawasan di

Asia Tenggara merasa sangat berkepentingan untuk turut aktif dalam penyelesaian

masalah bersama ini. Forum-forum pembahasan dan kerjasama pemberantasan

terorisme pun bermunculan di kawasan Asia Tenggara seperti AMMTC (ASEAN

Ministerial Meeting on Transnational Crime), yaitu forum pertemuan di bawah

ASEAN untuk membicarakan masalah kejahatan lintas negara, ARF (ASEAN

Regional Forum) yaitu forum kerjasama ASEAN dalam mengatasi maslah

keamanan kawasan, ARF ini juga terbentuk dengan kesertaan negara-negara di

luar keanggotaan ASEAN seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Jepang.

164 "Money Laundering" dan Dana Teroris. http://www.interpol.go.id/id/kejahatan-transnasional/pencucian-uang/96-qmoney-launderingq-dan-dana-teroris. Diakses pada 5 April2011, pukul 09.20.

165 Purwanto, Membongkar Dana Teroris, h.110-111.

Page 99: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

84

Selain pembentukan forum-forum kerjasama, ASEAN juga melaksanakan

beberapa pertemuan tingkat tinggi yang khusus membahas mengenai masalah

terorisme. Sejak awal pertemuannya ASEAN dalam masalah kejahatan lintas

negara yang diadakan di Manila 18-20 Desember 1997, telah menghasilkan The

first Conference on Terrorism yang berupaya untuk meningkatkan kerjasama

dalam menghadapi segala bentuk terorisme. Pertemuan lainnya adalah melalui

KTT VII ASEAN di Bandar Seri Begawan pada 5 November 2001, para

pemimpin ASEAN tergabung dalam Joint Action to Counter Terrorism yang

mengutuk serangan teroris di AS pada tanggal 11 September 2001. Dalam

kesempatan tersebut para anggota konferensi juga menolak segala upaya untuk

mengaitkan kejadian terorisme dengan agama atau ras manapun. ASEAN juga

sepakat untuk menghadapi, menghindari, dan menindas semua bentuk terorisme

sesuai dengan Piagam PBB. KTT VII ASEAN tersebut juga menghasilkan

sembilan butir rencana kerja yang secara umum berisi tentang penguatan

mekanisme nasional, peningkatan kerja sama antara badan-badan penegak hukum,

meningkatkan pertukaran informasi dan pembangunan kemampuan regional, yang

keseluruhannya untuk memerangi terorisme namun tetap berada pada payung

PBB. ASEAN juga membentuk deklarasi bersama Amerika Serikat untuk bersama

memerangi terorisme internasional yang dilakukan pada 1 Agustus 2002 di Brunei

Darussalam. Dengan membangun kerangka kerjasama to prevent, to distrupt, and

combat terorisme internasional melalui pertukaran informasi,dan memperbaiki

intelijen dan penyebaran informasi tentang pembiayaan terorisme, meningkatkan

usaha pembangunan kemampuan melalui pelatihan dan pendidikan, konsultasi

Page 100: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

85

antar pejabat, analisis dan operator lapangan yang sesuai dengan Resolusi Dewan

Keamanan PBB.166

Pemerintah melakukan kerjasama dengan tujuan mengurangi beban biaya

serta meningkatkan efisiensi. Alasan dilakukan kerjasama karena adanya ancaman

yang sama atau kesamaan masalah (common threats or problems) serta

mengurangi dampak negatif terhadap pihak lain.167 Dalam rangka penanggulangan

terorisme internasional di kawasan ASEAN, negara anggota ASEAN sudah

seharusnya melakukan kerjasama dalam pencegahan dan penanggulangan

terorisme internasional. Dalam upaya menjaga kestabilan keamanan kawasan

dalam hal ini ancaman terorisme, maka ASEAN telah melakukan berbagai

perjanjian multilateral yang pernah disetujui dan di tandatangani oleh Negara-

negara anggota ASEAN antara lain sebagai berikut:

Tabel C. Kerjasama ASEAN dalam Memberantas Terorisme

No Tanggal Tempat Forum1 5 November

2001BruneiDarussalam

ASEAN tentang Aksi Bersama untuk melawanterorisme

2 4 Oktober 2001 Bandar SeriBegawan, BruneiDarussalam

Pernyataan ketua ARF atas tindakan teroris 11September 2001

3 24-26 Maret2002

Honohulu Lokakarya ARF dalam memberantas pembiayaanterorisme

4 17-19 April 2002 Bangkok,Thailand

Lokakarya ARF pada pencegahan terorisme

5 7 Mei 2002 Indonesia, Malaysia, Filipina menandatanganiperjanjian pertukaran informasi dan pembentukanprosedur komunikasi untuk melawan terorisme dankejahatan transnasional lainnya

6 20-21 Mei 2002 Kuala Lumpur Para pemimpin mengeluarkan deklarasi ASEANtentang bekerjasama untuk kontra-terorisme danmenginstruksikan menteri untuk mengadopsilangkah-langkah praktis untuk mencapai tujuandeklarasi telah ditindaklanjuti oleh menteri yangbertanggung jawab atas kejahatan transnasionalpada pertemuan tingkat menteri khusus ASEAN

166Ibid.167 KJ.Holsti, International Politics: A framework for Analysis, Seventh edition, h.361.

Page 101: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

86

terorisme7 30 Juli 2002 Bandar Seri

Begawan, BruneiDarussalam

Pernyataan ARF pada tindakan terhadappembiayaan teroris

8 1 Agustus 2002 Bandar SeriBegawan, BruneiDarussalam

ASEAN-Amerika Serikat Bersama untukKerjasama Memerangi Terorisme Internasional

9 16 Oktober 2002 Phnom Penh,Kamboja

Pernyataan ketua Forum Regional ASEAN (ARF)pada serangan teroris tragis pemboman di Bali

10 3 November2002

Phnom Penh Deklarasi Terorisme oleh KTT ASEAN ke-8

11 17-18 Desember2002

Bali Kerjasama Memerangi pencucian uang danpendanaan terorisme

12 Januari 2003 ASEAN-Uni Eropa Ministerial Meeting (AEMM)ke-14 (deklarasi untuk memerangi terorismeinternasional)

13 21-22 Januari2003

Singapura Lokakarya pembiayaan terorisme

14 27-28 Januari2003

Brussel-Belgia Rapat Menteri ASEAN dan EU ke-14 padaDeklarasi bersama tentang kerjasama dalammemerangi terorisme dan laporan wakil ketua

15 3-5 Juni 2003 Darwin, Australia Lokakarya Forum Regional ASEAN padapengelolaan konsekuensi dari serangan teroris besar

16 17 Juni 2003 Pernyataan ASEAN Regional Forum dalamkerjasama kontra-teroris tindakan pada keamananperbatasan.

17 5 February 2004 Bali, Indonesia Pertemuan Menteri Regional Bali dalam Kotra-terorisme

18 30-31 Maret2004

Manila Co’Chairs Summary report of Second ASEANRegional Forum Intersessional Meeting on Counter-Terrorism and Transnational Crime

19 2 Juli 2004 Jakarta Pernyataan tentang keamanan transportasimemperkuat melawan terorisme

20 Juli 2004 AMM dan PMC ke-37 (ASEAN-Rusia, ASEAN-Australia) deklarasi tentang kerjasama dalammemerangi terorisme internasional

21 28 July 2006 Kuala Lumpur,Malaysia

Kerjasama ARF dalam Memerangi PenyalahgunaanSerangan Cyber dan Teroris Cyber Space

22 2-4 Mei 2007 Singapura Laporan wakil ketua pada pertemuan ARF ke limatentang kontra terorisme dan kejahatantransnasional

23 16-19 Oktober2007

Busan, Korea Ringkasan seminar ARF keempat dalam cyberterorisme

24 21-22 Februari2007

Semarang,Indonesia

Laporan ringkasan pertemuan keenam ARF dalamrapat kontra terorisme dan kejahatan transnasional

Sumber: diolah dari berbagai sumber, yaitu: ASEAN Secretariat. ARF Documents Series 1994-2002, 1994-2004, 2006-2009, Jakarta: ASEAN Secretariat dan Emmers and Sebastian, “ Terrorismand Transnational Crime “ dalam Weatherbee, International Relations in Southeast Asia. (dlmbuku : Dr.Bambang Cipto, MA. Hubungan Internasional di Asia Tenggara : Teropong terhadapDinamika, Realitas, dan Masa Depan. H. 240)

Page 102: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

87

Sejak serangan insiden The World Trade Center, fokus kerjasama ASEAN

di bidang kejahatan transnasional mulai membahas segala sesuatu yang langsung

maupun tidak, terkait terorisme. Konferensi puncak ASEAN ke-7 di Bandar Sri

Begawan pada 2001 menghasilkan ASEAN Declaration on Joint Action to

Counter Terrorism. Sementara, The Special ASEAN Ministerial Meeting on

Terrorism yang diselenggarakan di Kuala Lumpur pada Mei 2002 meluncurkan

program kerja untuk melaksanakan rencana ASEAN (Plan of Action) untuk

memerangi kejahatan transnasional. Program kerja tersebut, termasuk yang

berkaitan dengan terorisme, meliputi; tukar menukar informasi, harmonisasi

undang-undang, pertukaran intelijen, koordinasi penegak hukum, pelatihan dan

pengembangan persetujuan bilateral maupun multilateral, yang diharapkan dapat

memfasilitasi penangkapan, penghukuman dan ekstradisi.168 Pertukaran informasi

tersebut lebih kepada pertukaran informasi pergerakan kelompok teroris,

organsasi teroris, modus operandi teroris, mengenai pelatihan banyak yang

dilakukan, misalnya seperti di Singapura menangani bagaimana mengontrol

persebaran bahan-bahan peledak.169

Menyadari arti penting pendanaan bagi kelompok teroris, maka ARF

mengeluarkan ARF Statement on Measures Against Terrorist Financing pada 30

Juli 2002 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam untuk menghambat segala

aktifitas terorisme.170 Langkah-langkah tersebut merupakan respon terhadap

adanya kecurigaan bahwa para teroris mendapatkan dana operasinya dari luar

negeri. Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan senior official ARF yang

168 Anggoro, “ASEAN dan Konvensi Regional Penanggulangan Terorisme”, h.44.169 Wawancara dengan Bpk. Supriyanto Suwito pada Direktorat Kerjasama Keamanan

dan Politik ASEAN. 23 November 2011 pukul 09.00.170ASEAN Secretariat, ARF Documents Series 1994-2002, h. 321.

Page 103: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

88

bertema ARF Workshop on Financial Measures Against Terorism yang digelar di

Honohulu pada 24-26 Maret 2002.

Pernyataan mengenai ARF Statement on Measures Against Terrorist

Financing pada 30 Juli 2002 menghasilkan antara lain171:

A. Freezing Terrorist Assets

Implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1373 untuk menghentikan

pendaaan teroris. (Each ARF participant will implement the relevant UN

Security Council Resolutions, particulary UNSCR 1373, to stop the

financing of terrorism).

Berkaitan dengan implementasi Resolusi tersebut, masing-masing peserta

ARF dengan yuridiksi yang dimilikinya akan membekukan aset serta

menutup akses terhadap sistem finansial internasional (In accordance with

UNSCR 1373, each ARF participant will, within its jurisdiction, freeze

without delay the assets of terrorism and their associates and close their

access to the international financial system).

Masing-masing peserta ARF akan mempublikasikan daftar teroris yang

asetnya dapat dibekukan beserta jumlah aset yang dimaksud. (Each ARF

participant will, consistent with its laws, make public the lists of terrorists

whose assets are subject to freezing and the amount of assets frozen, if

any).

B. Implementation of International Standards

Setiap peserta ARF akan bertujuan untuk menyetujui, menerima,

meratifikasi atau menyetujui dan menerapkan Konvensi PBB untuk

171 Ibid, h. 322-323.

Page 104: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

89

Pemberantasan Pendanaan Terorisme sesegera mungkin. (Each ARF

participant will aim to approve, accept, ratify or accede to implement the

UN Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism as soon

as possible).

Setiap peserta ARF akan bertujuan untuk menyetujui, menerima,

meratifikasi atau menyetujui dan melaksanakan untuk Konvensi PBB

terhadap Kejahatan Transnasional Terorganisir. (Each ARF participant

will aim to approve, accept, ratify or accede to implement the UN

Convention Against Transnational Organized Crime).

Peserta ARF akan bekerjasama dengan IMF, Bank Dunia, FATF, FSF dan

Basle Committee of Banking Supervisors (BCBS) dan badan internasional

dan regional yang relevan untuk diterapkan dalam mendorong penerimaan,

implementasi dan pengkajian standar internasional dalam penanganan

penyalahgunaan sistem financial oleh kelompok teroris, peraturan

pendanaan dan pencucian uang. (We will work co-operatively and in

collaboration with the International Monetary Fund (IMF) and World

Bank, FATF and FATF-style bodies, FSF, Basle Committee of Banking

Supervisors (BCBS) and other relevant international and regional bodies

to promote the adoption, implementation and assessment of international

standards or recommendations to combat the abuse of the financial

system, including in respect of terrorist financing, financial regulation and

money laundering).

Page 105: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

90

C. International Cooperation: Exchange of Information and Outreach

(kerjasama internasional dalam pertukaran informasi yang berkaitan

dengan finansial kelompok teroris)

Peserta ARF akan meningkatkan kerjasama dalam hal pertukaran

informasi termasuk implementasi domestic dari resolusi PBB. Peserta

ARF segera akan menerapkan tindakan yang diperlukan untuk

memfasilitasi pertukaran ini. (We will enhance our cooperation on the

international exchange of information, including regarding actions taken

under UN resolutions. ARF participants will promptly implement such

measures as are necessary to facilitate this exchange).

Setiap peserta ARF harus mendirikan segera, atau mempertahankan,

sebuah Unit Keuangan Intelijen atau akan mengambil langkah-langkah

untuk meningkatkan berbagi informasi di antara mereka, termasuk melalui

mempromosikan peningkatan partisipasi dalam kelompok unit tersebut.

(Each ARF participant should establish promptly or maintain, a Financial

Intelligence Unit or its equivalent and will take steps to enhance

information sharing among them, including through promoting increased

participation in groups of such units).

Sebuah unsur penting dari upaya ini adalah pekerjaan dari badan-badan

regional anti pencucian uang. Dengan demikian, para peserta ARF

memanggil pada badan-badan regional untuk bertemu segera dan untuk

memperluas mandat mereka untuk memasukkan pendanaan teroris. (An

important element of this effort is the work of the regional FATF-Style

anti-money laundering bodies accordingly, the ARF participant call on

Page 106: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

91

these regional bodies to meet promptly and to expand their mandates to

include terrorist financing).

Pernyataan mengenai pembiayaan terorisme secara tidak langsung

memberikan gambaran sejauh mana ARF telah melangkah sebagai mekanisme

multilateral kawasan. Para peserta ARF juga membentuk suatu unit intelijen

finansial (Financial Intelligence Unit/FIU) yang memiliki tugas menganalisa serta

memonitor alur finansial yang diduga dimiliki oleh kelompok teroris. FIU

memudahkan ARF untuk menghambat akses finansial.

Menurut penulis kerjasama ASEAN-ARF telah berjalan efektif dalam

penanggulangan terorisme termasuk menghentikan aliran dana operasional

terorisme, hal ini senada dengan pernyataan AKP Terima Sembiring, SH.

(Kaurkermin DAGRI Densus 88 AT POLRI) bahwa kerjasama ASEAN sudah

berjalan dengan baik dan telah bekerja secara efektif melalui capacity building,

tukar-menukar informasi, penyerahan tersangka melalui handling over, police to

police, tidak menggunakan perjanjian ekstradisi sebab waktunya cukup

panjang.172 Kerjasama dalam kerangka ARF sifatnya lebih pada mendorong

komitmen politik negara-negara di kawasan untuk meningkatkan kerjasama

pemberantasan terorisme di kawasan. Implementasi konkretnya ada pada aparat

penegak hukum, baik dalam bentuk kerjasama antara penegak hukum di negara-

negara ASEAN maupun upaya di tingkat nasional.173

172Wawancara dengan Bpk. AKP Terima Sembiring, SH. (Kaurkermin DAGRI Densus

88 AT POLRI) pada 5 Desember 2011, pukul 15.00.173 Wawancara dengan Bpk. Supriyanto Suwito pada Direktorat Kerjasama Keamanan

dan Politik ASEAN. 23 November 2011 pukul 09.00.

Page 107: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

92

BAB V

PENUTUP

Skripsi ini telah membahas mengenai bagaimana kerjasama ASEAN

dalam menghentikan aliran dana operasional terorisme internasional di Asia

Tenggara. Dari beberapa pemaparan bab-bab sebelumnya penulis dapat

menyimpulkan beberapa poin, yaitu:

Pertama, Dalam memberantas kejahatan terorisme, ASEAN memberikan

perhatian secara khusus mengenai bagaimana mencari cara untuk memberantas

organisasi terorisme, memberantas dukungan infrastruktur yang menunjang

terorisme seperti pendanaan terorisme, dan diajukan ke pengadilan bagi pelaku

kegiatan terorisme. para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk mengembangkan

program dalam rangka peningkatan kemampuan negara anggota ASEAN untuk

melakukan investigasi, deteksi, monitoring, dan pelaporan kegiatan terorisme,

membahas dan menggali ide-ide dan inisiatif yang praktis untuk meningkatkan

peran ASEAN dan keikutsertaan ASEAN bersama masyarakat internasional

termasuk dengan mitra diluar kawasan ASEAN seperti ASEAN+3 (China,

Jepang, dan Republik Korea), dan dengan negara-negara mitra wicara lainnya

(Amaerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru, Rusia, dan India) serta

ASEAN Regional Forum (ARF), agar perang terhadap terorisme benar-benar

merupakan kerjasama pada tingkat bilateral secara komprehensif dan bahwa pada

tingkat internasional, PBB mempunyai tugas utama dam hal pemberantasan

terorisme.

Kerjasama keamanan dan kerjasama internasional sangat penting karena

terorisme internasional di beberapa negara Asia Tenggara merupakan ancaman

Page 108: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

93

keamanan bagi seluruh negara di kawasan ASEAN. Oleh sebab itu diadakan

kerjasama untuk memberantas terorisme tersebut untuk menciptakan stabilitas

keamanan nasional juga regional ASEAN.

Kedua, kerjasama pemberantasan terorisme dilakukan dengan membentuk

ASEAN Convention on Counter Terrorism (ACCT) yang mulai berlaku aktif 28

Mei 2011 setelah di ratifikasi, ACCT semacam payung hukum untuk

memberantas terorisme di Asia Tenggara, mencakup berbagai program-program

kerjasama termasuk bagaimana menghentikan pembiayaan terorisme. Selain itu

dilakukan kerjasama antar anggota ARF, kerjasama antar anggota ARF karena

ARF merupakan salah satu forum dialog yang di miliki oleh ASEAN yang

memfasilitasi kerjasama negara kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya untuk

membahas masalah terorisme. Bersama negara-negara anggota ARF, ASEAN

juga mencapai kesepakatan untuk menempuh upaya tindakan berskala luas untuk

merusak jaringan dana teroris antara lain dengan membentuk unit intelijen

finansial di setiap negara untuk mengawasi sumber keuangan.

Ketiga, Kerjasama-kerjasama tersebut dilakukan untuk tukar menukar

informasi intelijen, koordinasi penegak hukum, pertukaran informasi pergerakan

kelompok teroris, modus operandi teroris, penyidikan rekening teroris di negara

yang diduga teroris tersebut menyembunyikan uangnya maupun melakukan

pencucian uang, membekukan aset teroris, training/pelatihan menangani

bagaimana mengontrol persebaran bahan-bahan peledak, seperti pelatihan yang

dilakukan di Singapura.

Menurut penulis kerjasama-kerjasama ASEAN tersebut belum efektif,

karena ASEAN sendiri masih mempunyai kelemahan-kelemahan dalam proses

Page 109: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

94

pengambilan keputusan sehingga belum mampu mengatasi perbedaan pendapat

yang cukup mendasar dalam merumuskan strategi yang diperlukan untuk

memerangi terorisme, dan tantangan terbesar yang akan dihadapi ASEAN adalah

mengatasi nilai-nilai historis yang selama ini telah tertanam, yaitu ketetapan

mereka untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing negara.

Selain itu, kerjasama dalam konvensi hanya sebagai salah satu instrumen hukum

memberantas terorisme. Menurut penulis menurun atau meningkatnya terorisme

di satu negara ada berbagai faktornya, tergantung upaya-upaya nasional,

kepolisian, aparat penegak hukum di negara bersangkutan dalam memberantas

terorisme, tetapi dengan ada atau tidaknya konvensi bukan berarti tidak menjadi

penting karena konvensi sebagai satu payung hukum di tingkat kawasan yang

mempunyai keuntungan, yaitu pertama, untuk memperkuat komitmen politik, ke

dua, mendorong aksi-aksi nasional untuk mendukung memberantas terorisme.

Meski pun terorisme belum hilang, namun terorisme bisa diredam dengan adanya

kerjasama internasional dan konvensi-konvensi teresebut.

Page 110: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

DAFTAR PUSTAKA

Abuza, Zachary, 2003, Militant Islam in Southeast Asia, London: Lynne Rienner Publisher:

ASEAN Secretariat, 2002, ARF Documents Series 1994-2002, Jakarta: ASEAN Secretary.

________________, 2004, ARF Documents Series 1994-2004, Jakarta: ASEAN Secretary.

________________, 2009, ARF Documents Series 2006-2009, Jakarta: ASEAN Secretary.

Bandoro (ed), Bantarto, 1996, Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik, Jakarta: Centerfor Strategic and International Studies.

Buzan, Barry, 1991, People, Satate and Fear: An Agenda for International Security Studies inthe Post Cold War Era. London : Harvester Wheatsharf.

Cipto, Bambang, 2007, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, John, 1994, Research Design: Qualitative and Quantitative Approach, California:Sage Publication.

Djelantik, Sukawarsini, 2010, Terorisme: Tinjauan Psiko-politis, Peran Media, Kemiskinan danKeamanan Nasional. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Deplu, 2003, “Kerjasama ASEAN dalam Upaya NasionalMenuju peran ASEAN untuk memerangi Terorisme melalui Pemberantasan PencucianUang dan Penyelundupan Senjata”.Direktorat Jendral Kerjasama ASEAN Deplu.

Direktorat Kerjasama ASEAN, 2007, ASEAN Selayang Pandang 2007. Jakarta: DepartemenLuar Negeri Republik Indonesia.

Giraldo, Jeanne K. and Harold A.Trinkunas, 2007, Terrorism Financing and States Responses,California: Standford University Press.

Golose, Petrus Reinhard, 2009, Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach danMeyentuh Akar Rumput,. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.

Harrison, Lissa, 2007, Metodologi Penelitian Politik, Jakarta: Kencana.

Hendropriyono,A.M, 2009, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi dan Islam, Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara.

Hermawan, Yulius P, 2007, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta:Graha Ilmu.

Page 111: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

Holsti, KJ, 1995, International Politics: A framework for Analysis. New Jersey: Prentice Hall,Seventh edition.

Jemadu, Aleksisu, 2008, Politik Global dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Garaha Ilmu.

Luhulima, C.P.F. dkk, 2008, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moch. Yani, Yayan, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja RosdaKarya

Nainggolan, Poltak Partogi (Ed), 2002, Terorisme dan Tata Dunia Baru. Jakarta: Sekjen DPRRI.

Purwanto, Wawan, 2007, Terrorisme Undercover, Jakarta: Cipta Bina Mandiri.

, 2010, Membongkar Dana Teroris, Jakarta: Cipta Bina Mandiri.

Rabasa, Angel M, 2003, Political Islam in Southeast Asia: Moderates, Radical, and Terrorists.New York: Oxford University Press Inc.

Remi Sjahdeni, Sutan, 2007. Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan PembiayaanTerorisme, Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti.

Singh, Daljit, 2009. Terrorism in South and Southeast Asia in the Comim Decade. Singapore :Institute of Southeast Asian Studies in association with Macmillan.

Samego, Indria, 2001, System Pertahanan-Keamanan Negara: Analisis Potensi dan Problem,Jakarta: Habibie Center.

Sjahdeni,Sutan Remi, 2007, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan PembiayaanTerorisme, Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti.

Sungkar, Yasmin (ed), 2008, Isu-isu Keamanan Strategis dalam Kawasan ASEAN, Jakarta: LIPI

Yunanto, S, 2003, Gerakan Militan Islam di Indonesia dan Asia Tenggara, Jakarta: FriedrichEbert Stiftung.

Jurnal

Andrea, Faustinus, “Isu Terorisme dan Hubungan ASEAN Jepang”, Analisis CSIS, TahunXXXI/2002, No.2.

Anggoro, Kusnanto, “ASEAN dan Konvensi Regional Penanggulangan Terorisme”. ANALISISCSIS Vol.36, No.1

Page 112: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

Chandrawati, Nurani, “Kebijakan Negara-negara ASEAN dalam Mengantisipasi PerluasanJaringan Terorisme Internasional (khususnya kelompok Al-Qaeda) di Kawasan AsiaTenggara”. Jurnal Politik Internasional Global. Departemen Hubungan InternasionalFISIP UI. Vol.5 No.2 Mei 2003

Diniastuti, Yulia. “Masa Depan Kerjasama Keamanan ASEAN: Tantangan bagi PengembanganASEAN Regional Forum”.Analisis CSIS no.5, 1996

Djelantik, Sukawarsini, “Terorisme dan Kerjasama Internasional”. Jurnal Ilmiah HubunganInternasional. Parahyangan Center for International Studies, Bandung. Vol.3. No. 7.Januari 2007

Luhulima,C.P.F. “Pemberantasan Teorisme dan Kejahatan Transnasional dalam PembangunanKeamanan Asia Tenggara”, Analisis CSIS, no.1, 2003.

Luhilima, C.P.F “Menuju Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN”, Analisis CSIS, Vol.33,No.2 Tahun 2004.

Nainggolan, Poltak Partogi, “Terorisme dan Perspektif Keamanan Pasca Perang Dingin”.ANALISIS CSIS xxxi/2002, No.1.

Taufiqurrohman, Muh, “Peta Kelompok Teroris Indonesia”. Jurnal Hubungan InternasionalVol.6 No.1 Maret 2010.

Multimedia

S. Pushpanathan (Asisten Direktur, Sekretariat ASEAN), Upaya ASEAN Untuk

Memerangi Terorisme, http://www.asean.org/15060.htm. Diakses pada 15 Oktober 2011, Pukul.

06.29.

Kerjasama Politik Keamanan ASEAN.www.kemlu.go.id/.../Kerjasama%20Politik%20Keamanan%20ASEA.. Diakses pada 12 oktober2011, pukul 10.08.www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/37/183.bpkp, diakses pada 15 Maret 2011. Pukul, 14.30.International Convention For The Suppression of The Financing of Terrorism.

http://www.un.org/law/cod/finterr.htm. Diakses pada tanggal 27 September 2009, Pukul20.38

Indonesia, ASEAN dan Isu Terorisme Internasional. Dalam situshttp://www.balipost.com/balipostcetaK/2002/12/30/o2.htm. Diakses pada 17 Juli 2010,pukul 13.51.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Program Anti PencucianUang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum,http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=37614cd638a3b268d2de3795

Page 113: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

ec1a292b&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5, Diakses pada 5 Desember 2010pukul.20.30.

Funding Terrorism in Southeast Asia: The Financial Network of Al Qaeda and Jemaah Islamiya.http://www.nbr.org/publications/element.aspx?id=252, Diakses pada 20 Oktober 2010,pukul.18.00.

Terrorism in Southeast Asia. http://www.aph.gov.au/library/intguide/FAD/sea.htm. Diaksespada 27 April 2010, pukul 23.25.

Dana “halal” untuk aksi terlarang.http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/10/13/LK/mbm.20031013.LK90857.id.html.

diakses pada 29 September 2009, pukul. 20.45.Indonesia dan Terorisme Internasional, http://interpol.go.id/id/kejahatan-

transnasional/terrorisme/71-indonesia-dan-terorisme-internasional. Diakses pada 2Agustus 2010, pukul 23:44.

Teroris Di Indonesia Dan Usaha-Usaha Yang Diambil Untuk Mengalahkan Masalah,http://interpol.go.id/id/kejahatan-transnasional/terrorisme/69-teroris-di-indonesia-dan-usaha-usaha-yang-diambil-untuk-mengalahkan-masalah. Diakses pada 2 Agustus 2010,pukul 23:44.

Perubahan Pola Serangan dan Aliran Dana Teroris”http://hankam.kompasiana.com/2010/06/27/perubahan-pola-dan-aliran-dana-teroris/,Diakses pada 10 Agustus 2010 pukul, 11:35.

Terorisme Disokong Dana Al-Qaeda, http://www.cmm.or.id/cmm-ind_more.php?id=A5556_0_3_0_M. Diakses pada 29 September 2011, pukul 22.30.

Al-Qaeda in Southeast Asia: Evidence and Response, situs Center fo Defense Informations,http://www.cdi.org/terrorism/sea.cfm. Diakses pada 29 September, pukul 24.00.

Malaysia's Internal Security Act and Suppression of Political Dissent, situs human right watch,www.hrw.org/backgrounder/asia/malaysia-bck-0513.htm. Diakses pada 24 Maret 2011,pukul 18.00.

Profil Jamaah Islamiyah.http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/09/100922_jamaahislamiyah.shtml.diaks

es pada 18 Januari 2010, pukul 17:00.Mengintip Struktur Jaringan Teroris Jamaah Islamiah.

http://www.tribunnews.com/2010/09/24/mengintip-struktur-jaringan-teroris-jamaah-islamiah. .Diakses pada 27 September 2010, Pukul 01.40.

ASEAN Selayang Pandang.www.kemlu.go.id/Documents/ASEAN%20Selayang%20Pandang.doc. Diakses pada 10 Oktober

2011, pukul 22.30.Komunitas Keamanan ASEAN dan Terorisme. http://www.tempointeraktif.com/. Diakses pada

17 Oktober 2011, pukul 22.30.Kerjasama Politik Keamanan ASEAN.

www.kemlu.go.id/.../Kerjasama%20Politik%20Keamanan%20ASEAN. Diakses pada 12Oktober 2011, pukul 20.30.

Ratifikasi Konvensi ASEAN, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=299019. Diaksespada 13 Maret 2012, pukul 07.15.

Perlunya Ratifikasi Konvensi ASEAN Pemberantasan Terorisme,http://www.tribunnews.com/2012/03/08/perlunya-ratifikasi-konvensi-asean-pemberantasan-terorisme, Diakses pada 13 Maret 2012, pukul 07.15.

Page 114: KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA … · KERJASAMA ASEAN DALAM MENGHENTIKAN ALIRAN DANA OPERASIONAL TERORISME INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA S kripsi Diajukan kepada

ASEAN Convention on Counter Terrorism, http://www.aseansec.org/19250.htm. diakses pada 1September 2011, pukul 20.00.

The ASEAN Regional Forum.http://www.aseanregionalforum.org/AboutUs/tabid/57/Default.aspx. diakses pada 10 September

2010, pukul 17.12.ASEAN Regional Forum (ARF) Statement on Cooperative Counter-Terrorist Action on Border

Security. http://www.aseansec.org/14835.htm. diakses pada 24 April 2011, pukul 2.47.RI-Filipina Kerja Sama Atasi Terorisme.

http://internasional.kompas.com/read/2011/03/08/15273037/RIFilipina.Kerja.Sama.Atasi.Terorisme. Diakses pada 22 Maret 2011, pukul 11.00.

"Money Laundering" dan Dana Teroris. http://www.interpol.go.id/id/kejahatan-transnasional/pencucian-uang/96-qmoney-launderingq-dan-dana-teroris. Diakses pada 5April 2011, pukul 09.20.

Wawancara

Al Chaidar (seorang pengamat teroris yang juga merupakan mantan DI/TII) pada tanggal 18Juni 2011, pukul 13.00

J.S.George Lantu (Direktorat Politik dan Keamanan ASEAN Kementrian Luar Negeri RI) padatanggal 18 Mei 2011, pukul 13.00

Usep Fathoni (seorang anggota Darul Islam/DI) pada 31 Oktober 2011, pukul 13.00

AKP Terima Sembiring, SH. (Kaurkermin DAGRI Densus 88 AT POLRI) pada 5 Desember2011, pukul 15.10

Kompol. Wino Sumarno (Kaurmin Bagkouminter Set NCB Interpol Indonesia Div.HubinterPolri), 7 November 2011, pukul 10.00.

Supriyanto Suwito (Direktorat Kerjasama Politik dan Keamanan ASEAN) pada 23 November2011, pukul 09.00

Nuriani Ratu Inten (Asisten Analis Hukum, Direktorat Hukum dan Regulasi, Pusat Pelaporandan Analisis Transaksi Keuangan/ PPATK) pada 25 November 2011, pukul 10.00

Johannes O.S Manginsela (Kerjasama Multilateral, Badan Nasional PenanggulanganTerorisme/BNPT) pada 5 Desember 2011, pukul 11.30

Farah Monika (Technical Officer, Security Cooperation Division, ASEAN Secretary) pada 6Desember 2011, pukul 10.00