Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
-
Upload
irfan-hendayana -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
1/35
Nurma Hidayati
Disampaikan pada:Peluncuran Pedoman Obat Pengembangan Baru, Pedoman Cara Uji Klinik yang
Baik, dan Pedoman Umum Penilaian Produk Biosimilar
Jakarta, 14 Desember 2015
KERANGKA REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
PRODUK FARMASI DARI HASIL RISET DI INDONESIA
1
DIREKTUR PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
2/35
3
PENDAHULUAN1
2
OUTLINE
PERAN BADAN POM DALAM PENGEMBANGAN PRODUK
FARMASI DARI HASIL RISET
2
3 PENUTUP
4
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
3/35
3
1Pendahuluan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
4/35
4
ISU-ISU STRATEGIS DI
INDONESIA
• Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
• Perkembangan industri farmasi• Distributor dan Pedagang besar farmasi• Pelayanan kefarmasian
• Kepatuhan pelaku usaha• Ketergantungan terhadap APIs dan Produk
baru serta pengembangannya• Pemberdayaan Masyarakat
• Obat-obatan palsu• AEC (Asean Economic Community) 2015
•Daya saing produk• Pengembangan obat baru
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
5/35
Situasi Riset Farmasi
Indonesia
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
6/35
6
Sasaran Pembangunan Bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat Tahun 2015 - 2019
S
TR
A
T
EG
I
“Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan”
• Penguatan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasisrisiko
• Penguatan kemitraaan pengawasan Obat dan Makanandengan pemangku kepentingan
• Peningkatan sumber daya manusia pengawas Obat danMakanan
• Penguatan kapasitas dan kapabilitas pengujian Obat danMakanan
• Peningkatan kemandirian pengawasan Obat dan Makanan
berbasis risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha• Peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam
rangka mendorong peningkatan daya saing produk Obatdan Makanan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
7/35
MISI
1.Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat.
2.Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan
jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat
kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3.Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan POM
VISI
Obat dan Makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat
dan daya saing bangsa
Perka BPOM No. 2 tahun 2015 tentang
Renstra Badan POM 2015-2019
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
8/35
8
2Peran BPOM dalam
Pengembangan Produk
Farmasi Dari Hasil Riset
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
9/35
Dasar Hukum
•Undang-undang RepublikIndonesia No. 8 Tahun 1999tentang Perlindungan Konsumen
• Undang-undang RepublikIndonesia No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
10/35
Pengawasan Pre market
LANDASAN HUKUM
Registrasi sediaan farmasibertujuan untuk melindungi masyarakat
dari bahaya yang disebabkan
oleh penggunaan sediaanfarmasi yang tidak memenuhipersyaratan mutu dan/ataukeamanan dan/ataukhasiat/kemanfaatan
UU Kesehatan 36 tahun 2009
Sediaan farmasi yangdiedarkan di wilayah
Indonesia, sebelumnya harusdilakukan registrasi untukmemperoleh Izin Edar,
Registrasi Sediaan Farmasiterkait erat dengan Proses
Pengembangan Produk
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
11/35
11
Pengembangan Obat Pengawasan RegulasiLembaga Riset/Akademisi/
Industri Farmasi
BPOM KemKes
Peran BPOM dalam Pengembangan ProdukFarmasi Dari Hasil Riset
Penemuan Obat
Pre Klinik
Uji Klinik
Evaluasi Obat
Fase IV
(Post Market)
Lembaga
Riset/PT/Industri
Farmasi
Expert
Pre-IND/Pra-OPB
IND/OPB
Persetujuan UK
Importasi obat
Inspeksi CUKB
Pelaporan SAE
Pre – market RiskAssessment
Khasiat, mutu dankeamanan
On Site Evaluation
•Control on Phase IV CT
•Pharmacovigilance
MTA = MaterialTransfer
Agreement
AEFI
Program Nasional
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
12/35
??
Pengawalan Regulatori Sejak Tahap
Pengembangan Hingga Izin Edar
Pengawalan Regulatori Sejak Tahap
Pengembangan Hingga Izin Edar
12
Registrasi
Obat
Desember2015
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
13/35
PEDOMAN TATA LAKSANA
DAN PENILAIAN OBAT
PENGEMBANGAN BARU
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
14/35
Tujuan Tata Laksana dan
Penilaian OPB
• Memberikan kesempatan pengembang untukberkonsultasi dengan Badan POM terkaitpengembangan produk yang nantinya akandidaftarkan untuk mendapat Nomor Izin Edar
• Melakukan evaluasi secara bertahap dari hasilpengembangan
• Memberikan insentif dalam proses pendaftaranobat (pengurangan timeline)
• Dalam hal molekul bahan aktif, maka
diberlakukan pula Pedoman Cara PembuatanBahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBB AOB).
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
15/35
Tujuan Tata Laksana dan
Penilaian OPB
• Memberikan kesempatan pengembang untukberkonsultasi dengan Badan POM terkaitpengembangan produk yang nantinya akandidaftarkan untuk mendapat Nomor Izin Edar
• Melakukan evaluasi secara bertahap dari hasilpengembangan
• Memberikan insentif dalam proses pendaftaranobat (pengurangan timeline)
• Dalam hal molekul bahan aktif, maka
diberlakukan pula Pedoman Cara PembuatanBahan Baku Aktif Obat yang Baik (CPBB AOB).
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
16/35
OUTLINE PEDOMAN TATA LAKSANA DAN
PENILAIAN OBAT PENGEMBANGAN BARU
1.
PENDAHULUAN
2.
RUANGLINGKUP
3.
ISTILAH
4.
OPB
5.
PENILAIAN OBATPENGEMBANGAN
BARU
6.PROGRAMPENGEMBANGANKLINIK /CLINICALDEVELOPMENT
PROGRAM
7. PENANGGUHAN/PENGHENTIANPROSES OBAT
PENGEMBANGANBARU
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
17/35
RUANG LINGKUP (1)
CAKUPANOPB
Bahan Obat
Molekul baruBahan biologi/ bioteknologi
Obat
Molekul baruProduk
biologi /bioteknologi
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
18/35
Pengembangan
di luar negeriPembuatan di
Indonesia
Sekurang
nya 1 uji
klinik di
Indonesia
R
E
G
I
ST
R
AS
I
Pengembangan
di luar negeri
Pembuatan di luar
negeri
Pengembangan
di IndonesiaPembuatan di
Indonesia
RUANG LINGKUP (2)
Sekurang
nya dimulai
dari ujiklinik fase 2
dilakukan di
Indonesia
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
19/35
Skema
Proses OPB
– Pengajuan OPB dimulai setelah uji
non klinik dilakukan. Namun tidak
menutup kemungkinan jika
pengajuan dilakukan pada tahap Pra
OPB
– Badan POM melakukan kawalanregulasi dengan rapat pembahasan
dengan tim ahli ataupun dengan
pendaftar
– Pelaksanaan program
pengembangan klinik
– OPB didaftarkan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
20/35
PEDOMAN CARA UJI KLINIKYANG BAIK
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
21/35
PEDOMAN CARA UJI KLINIK
YANG BAIK DI INDONESIA
• Keputusan Kepala BPOM Nomor
02002/SK/KBPOM Tahun 2001 yang direvisimenjadi Peraturan Kepala BPOM No. 09Tahun 2014 tentang Tata LaksanaPersetujuan Uji Klinik
• Peraturan Kepala BPOM No.13 Tahun 2014tentang Pedoman Uji Klinik Obat herbal
Diformat masuk dalamBuku Pedoman CUKB di
Indonesia
Adopsi ICH E6
Good Clinical Practices (GCP)
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
22/35
LINGKUP
• Regulasi Studi Klinik:Persetujuan pelaksanaan uji klinik
Izin impor produk untuk uji klinik
Inspeksi Uji Klinik
OBAT
OBAT HERBAL
SUPLEMENKESEHATAN
PANGANOLAHAN
KOSMETIKA
MANDATORINON
MANDATORI
Peraturan Ka Badan POM tentangTata Laksana Persetujuan Uji Klinik
PRODUK
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
23/35
KERANGKA REGULATORI
PENGAWASAN UJI KLINIK
Mekanisme
Clinical Trial Authorization
(Otorisasi Uji Klinik)
Persetujuan uji klinik olehRegulator (Badan POM)termasuk persetujuanpemasukan obat UK
(Evaluasi dokumen UK dandokumen produk uji klinik)
Persetujuan uji klinik olehRegulator (Badan POM)termasuk persetujuanpemasukan obat UK
(Evaluasi dokumen UK dandokumen produk uji klinik)
Good Clinical Practice
Inspection
(Inspeksi CUKB)
Pemeriksaan dan verifikasi ditempat pelaksanaan uji klinikdan tempat lain yang terkait
dengan uji klinik oleh Regulator (Badan POM)
- Dokumen
- Fasilitas/site
Pemeriksaan dan verifikasi ditempat pelaksanaan uji klinikdan tempat lain yang terkait
dengan uji klinik oleh Regulator (Badan POM)
- Dokumen
- Fasilitas/site
Verifikasi/Pemantauan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
24/35
TATA LAKSANA UJI KLINIK YANG DISANDINGKAN DENGAN
PERATURAN MENKES TERKAIT UJI KLINIK
Pengajuanuji klinik
Setelahpersetujuan
4Monitoring
& Audit
Pengkajian
Regular
- Dokumen Uji
Klinik/Uji BE
-Persetujuan
Etik
Komisi EtikPenelitiSponsor/CRO
Dokumen
Uji Klinik/
Uji BE
Dokumen
Uji Klinik/
Uji BE
Kaji
Ilmiah
dan
Etik
Persetujuan
Etik
Badan
POM
Kajia
n
Ya
Badan POM
Inspeksi,
Monitoring ES,
Penghentian/
penangguhan
- PPUK
- IjinImpor
Produk
Tim
Penasehat
UK Nasional
Kajian
Ya
Kemenkes
Persetujuan
Kajian
MTA
Kemenkes
Registri
Penelitian
Klinik
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
25/35
PEDOMAN PENILAIAN
PRODUK BIOSIMILAR
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
26/35
Regulasi Biosimilar
Prinsip:
•Produk biosimilar harusmenunjukkan kemiripan/kesetaraanmutu, keamanan dan khasiatdengan produk pembandingnya.
26
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
27/35
KEBIJAKAN EVALUASI PRODUK
BIOSIMILAR
Produk Biosimilar Produk PembandingKomparabilitas
Persyaratan
Q, S, E
Evaluasi
Mutu
Karakterisasi
Nonklinik
Klinik
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
28/35
Pedoman Penilaian Produk
Biosimilar
• Tujuan : – Menjelaskan konsep produk biosimilar dan prinsip umum pendaftaran
biosimilar.
– Memberikan panduan pengembangan dan persyaratan pendaftaran
biosimilar di Indonesia.
– Memberikan panduan evaluasi produk biosimilar.• Pedoman umum persyaratan evaluasi mutu, nonklinik dan klinik
produk biosimilar di Indonesia
• Tidak berlaku untuk vaksin, produk darah/plasma dan
rekombinan produk darah, serta produk biologi lain misalnya
terapi gen.• Menggunakan draft pedoman Biosimilar IKAFI sebagai bahan awal
dengan mengacu pada WHO.
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
29/35
1. Studi komparabilitas mutu
Karakterisasi: atribut fisikokimia, aktivitas biologi, atribut imunokimia dan
cemaran.
2. Studi komparabilitas nonklinik
Minimal studi toksisitas dosis berulang dan/atau studi farmakodinamik
3. Studi komparabilitas klinik
Studi PK/PD, khasiat dan keamanan, imunogenisitas
Studi PK/PD komparatif mungkin dapat digunakan untuk menunjukkan
khasiat yang setara antara biosimilar dengan produk pembanding bila:
- PK dan PD produk pembanding terkarakterisasi baik;- Setidaknya satu PD marker adalah penanda yang terkait dengan khasiat
- Hubungan antara dosis/paparan, PD marker yang relevan serta
respons/khasiat dari produk pembanding sudah established.
Studi Komparabilitas
untuk Produk Biosimilar
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
30/35
PEDOMAN UMUM PENILAIAN
PRODUK BIOSIMILAR
ProdukPembanding
Produk originatorterdaftar di Indonesia
Bila tidak adaproduk originator
yang terdaftar
Produk originator yang sudah terdaftar dinegara dengan sistem evaluasi yang
established dan belum pernah ditolak diIndonesia
Bila produkoriginator sudahtidak diproduksi
Produk bioterapetik yang paling establishedyang sudah disetujui berdasarkan data mutu,
keamanan, dan efikasi lengkap, serta telah lamaberedar tanpa adanya isu terkait aspek mutu,
keamanan dan efikasi.
Produkoriginator
Produk biologi yang dikembangkan untuk pertamakalinya oleh suatu produsen dan terdaftar berdasarkandata lengkap mutu, keamanan dan efikasi serta telah
memiliki hak paten.
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
31/35
Registrasi produk biosimilar (1)
Produkbiosimilar impor
Proses pengembanganberada di bawah
pengawasan otoritasregulasi obat di
negara asal
Diperlukan dokumenpengembangan akhir
Mutu
Nonklinik
Klinik C o m p a r a b i l i t y D a t a
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
32/35
Registrasi produk biosimilar (2)
Produk biosimilarproduksi lokal
Proses pengembangan akan berada di bawahpengawasan Badan POM
Evaluasi data melalui IND-like system :pendekatan bertahap (stepwise ) dengankonsultasi ahli pada setiap tahap
pengembangan.
Studi klinik hanya dilakukan jika data mutudan nonklinik dinilai memadai
Protokol studi klinik harus disetujui olehkomite etik dan Badan POM
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
33/35
Outline Pedoman Umum Penilaian
Produk Biosimilar
I. Pendahuluan
A. Latar BelakangB. Tujuan Pedoman
C. Manfaat Pedoman
D. Ruang Lingkup
E. Definisi
II. Persyaratan Umum
A. Bingkai Kerja Administratif
B. Prinsip Evaluasi
1. Pendaftaran produk
biosimilar
2. Studi komparabilitas yang
memperkuat kemiripan/
kesetaraan biologis3. Produk pembanding untuk
produk biosimilar
III. Persyaratan Khusus
A. Evaluasi Mutu1. Proses pembuatan
2. Karakterisasi
3. Spesifikasi
4. Metode analisis
5. Stabilitas
B. Evaluasi Non-klinik
1. Pertimbangan umum2. Pertimbangan khusus
C. Evaluasi Klinik
1. Studi farmakokinetik
2. Uji farmakodinamik
3. Studi PK/PD konfirmasi
4. Studi efikasi
5. Keamanan6. Imunogenisitas
7. Ekstrapolasi data efikasi dan
keamanan ke indikasi klinik lain
D. Farmakovigilans
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
34/35
1. Pokok-pokok kebijakan Badan POM disusun untuk melakukanpengawasan Obat dan Makanan yang lebih ke hulu
2. Sejalan dengan visi untuk melindungi masyarakat melalui tersedianya
obat yang aman, berkhasiat dan bermutu dan meningkatkan daya saing
produk Indonesia, Badan POM melakukan pengawalan mulai dari
tahapan pengembangan produk.
3. BPOM mendukung pengembangan hasil riset menjadi produk denganmemfasilitasi komunikasi dan pendampingan regulasi
4. Pembahasan pada proses pengembangan obat diperlukan pada setiap
tahapan riset agar hasil riset sesuai dengan persyaratan sehingga dapat
dilanjutkan ke tahap komersialisasi (hilirisasi)
34
Kesimpulan
-
8/17/2019 Kerangka Regulasi dalam pengembangan produk
35/35
Terima Kasih
www.pom.go.id