Kerangka Konsep, Variabel, Hipotesis(1)

19
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, dan VARIABEL Bonifasius Sukardi E. 2012-11-004 Eka Sawitri N. 2012-11-010 Nisa Apriani 2012-11-030 Patrisia Cristina K. 2012-11-031

description

kerangka konsep

Transcript of Kerangka Konsep, Variabel, Hipotesis(1)

Kerangka Konsep, Hipotesis, dan Variabel

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, dan VARIABEL

Bonifasius Sukardi E. 2012-11-004

Eka Sawitri N. 2012-11-010

Nisa Apriani 2012-11-030

Patrisia Cristina K. 2012-11-031

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus

S1 Keperawatan A Semester VI

Jakarta 2015

A. KERANGKA KONSEP

Konsep adalah suatu pengertian dasar sesuatu yang akan diteliti. Konsep adalah kaidah umum mengenai sesuatu himpunan benda-benda atau hal-hal yang biasanya dibedakan dari penglihatan atau perasaan. Perbedaan antara konsep dengan construct adalah konsep untuk sesuatu yang konkrit misalnya besar upah, usia, jenis kelamin, dsb. Sedangkan construct untuk sesuatu yang abstrak misalnya motivasi, haus, kepuasan, citra, budaya,dsb. (Supardi , 2013)

Kerangka konsep adalah uraian tentang hubungan antar variabel-variabel yang terkait dengan masalah penelitian dan dibangun berdasarkan kerangka teori atau kerangka pikir atau hasil studi sebelumnya sebagai pedoman penelitian. Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti, untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang dipengaruhi (veriabel dipenden) dan variabel pengaruh (variabel independen). (Nursalam,2008)

Kerangka konsep sebaiknya dibuat dalam bentuk skema atau diagram sehingga memudahkan untuk melihat hubungan antar variabel dan analisis datanya.

B. HIPOTESIS

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata Hippo yang artinya dibawah dah thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia menjadi hipotesa dan berkembang menjadi hipotesis. Maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2010)

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya yang pelu diuji (dibawah kebenaran). Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa ia tidak boleh mempunyai keinginan yang kuat agar hipotesisnya terbukti degan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya atau memanipulasi data sedemikian rupa, sehingga mengarah keterbuktian hipotesis.

Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal:

1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesis tidak terbukti (pada akhir penelitian).

2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). (arikunto,2010)

Apabila peneliti mengambil hak kedua, makan didalam laporan penelitian harus dituliskan proses penggantian ini. Dengan demikian, peneliti telah bertindak jujur dan tegas, sesuatu yang memasang sangat diharapkan dari seorang peneliti.

Untuk mengetahui kedudukan suatu hipotesis, dibutuhkan:

a. Perlu diuji apakah ada data yang menunjukan hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat.

b. Adanya data yang menunjukan bahwa akibat yang ada, memang menimbulkan penyebab itu.

c. adanya data yang menujukan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. (arikunto,2010)

Apabila ketiga hal ini dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.

Seorang ahli bernama Borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979:61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis harus diruuskan dengan singkat tapi jelas.

2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel

3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.

Sumber hipotetis:

a. Pengalaman dalam klinik

b. Teori

c. Review literatur

Ciri hipotesis:

a. Dalam bentuk pernyataan

b. Dibuat berdasarkan kerangka konsep penelitian.

c. Hubungan antara dua variabel atau lebih.

d. Harus dapat dibuktikan secara empirik.

Kegunaan hipotesis:

a. Tuntunan arah penelitian

b. Identifikasi variabel independen dan dependen yang akan digunakan.

c. Menentukan design penelitian.

d. Menentukan uji statistik yang akan digunakan.

Dikenal dua jenis hipotesis, yaitu:

1. Hipotesis nihil / Ho

Hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh, tiidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

2. Hipotesis alternatif / Ha

Hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh, antara hubungan atau ada perbedaan antara satu variabel dengan variabel lain.

Contoh hipotesis:

Hipotesis nol (Ho)

Hipotesis Alternatif (Ha)

Nilai A sama dengan nilai B

Tidak ada hubungan antara faktor C dan faktor D

Secara bersama-sama A,B,C tidak berhubungan dengan D

Ada perbedaan antara nilai A dan nilai B atau Nilai A lebih besar dari pada nilai B

Faktor C behubungan dengan faktor D atau faktor C berhubungan searah dengan D

Secara bersama-sama A,B,C berhubungan dengan D

Pengujian hipotesis dapat berguna untuk pengambilan keputusan apakah suatu hipotesis yang diajukan akan diterima atau ditolak. Bentuk uji hipotesis adalah:

1. One tail atau satu sisi, bila hipotesis alternatif menyatakana da hubungan searah atau ebrlawanan, atau salah satu variabel lebih tinggi atau rendah dari pada variabel lainnya.

2. Two tail atau dua sisi, bila hipotesis alternatif hanya menyatakan ada hubungan atau ada perbedaan tanpa menyebutkan arahnya hubungan atau perbedaan.

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah karakteristik dari subyek penelitian, atau fenomena yang dapat memiliki beberapa nilai (variasi nilai). Variabel yang dikumpulkan harus mengacu pada tujuan, dan kerangka konsep. Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan dimiliki oleh anggota kelompok tersebut.varibel adalah konsep yang memunyai nilai bervariasi. (setiadi, 2013)

1. Jenis Variabel berdasarkan angkanya:

a. Variabel diskrit adalah variable yang terdiri atas bagian-bagian atau kategori-kategori yang dapat dipisahkan dengan tegas. Umumnya data didapat dengan cara menghitung, misalnya tingkat pendidikan.

b. Variabel kontinyu adalah variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam jarak tertentu sampai dengan desimal. Umumnya data didapat dengan cara mengukur menggunakan alat, misalnya berat badan, tinggi badan. (Supardi, 2013)

2. Jenis Variabel berdasakan urutan waktu:

a. Variabel Pendahuluan adalah variabel yang penampilannya mendahului variabel bebas dan berhubungan dengan terikat.

b. Variabel bebas adalah variabel yang variasi nilainya dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas disebut juga variabel independen, variabel pengaruh, variabel penyebab atau variabel perlakuan.

c. Variabel antara, variabel penghubung adalah variabel yang terletak antara variabel bebas dan variabel terikat.

d. Variabel terikat adalah variabel yang variasi nilainya diakibatkan oleh satu atau lebih variabel bebas. Variabel terikat disebut juga variabel dependen, variabel terpengaruh, atau variabel akibat. (supardi, 2013)

3. Bagian Definisi Operasional

a. Definisi Operasonal Variabel

Operasional Variabel adalah batasan dengan cara pengukuran variabel yang akan diteliti. Tersusun dalam bentuk matrik, yang berisi: Nama semua variabel yang diteliti pada kerangka konsep penelitian, deskripsi variabel (DO), alat ukur, hasil ukur dan skala ukur yang digunakan. Definisi operasional dibuat untuk memeudahan dan menjaga kosistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. (Supardi,2013)

Operasional Variabel dapat diukur perlu untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai variabel tersebut menurut peneliti.

Contoh definisi Operasional:

1. Fertilitas seorang wanita adalah jumlah kelahiran hidup selama masa reproduksinya

2. Pengetahuan tentang HIV AIDS adalah jumlah jawaban responden yang benar terhadap 20 pertanyaan mengenai imunisasi

b. Indikator / pengukuran

Pengukuran adalah penetapan atau pemberiana ngka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu, ada tiga kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran yaitu: angka, penetapan, dan aturan.

1. Angka

Angka adalah sebuah simbol dalam bentuk 1,2,3,...,dst. Yang tidak mempunyai arti kecuali diberikan arti kepadanya. Jika pada angka telah dikaitkan dengan arti kuantitatif, maka angka tersebut berubah menjadi bilangan.

2. Penetapan

Penetapan adalah memetakan atau maping.

3. Aturan

Panduan atau perintah untuk melaksanakan sesuatu

Kriteria indikator yang baik, sensitif, stabil, dapat diukur:

1. Sensitif, artinya indikator tersebut harus sensitif terhadap perubahan situasi dan kondisi

2. Stabil, artinya status pengukuran dan perubahan yang terjadi harus stabil dan kontinyu

3. Dapat diukur, artinya perubahan kondisi harus dapat di observasi dan diukur dengan tepat dan prosedur pengukurannya sederhana.

c. Alat Ukur

Alat ukur adalah cara pengumpulan data. Ada beberapa cara pengumpulan data yaitu kuisioner, pengamatan, dan wawancara.

1. Kuesioner (daftar pertanyaan)

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir. Menurut jenisnya menjadi 2, yaitu : Kuesioner tipe pilihan, Kuesioner tipe isian.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan yaitu:

a. pertanyaan harus ditulis dengan kalimat sederhana, singkat, jelas, mudah dimengerti baik oleh responden maupun pelaksana.

b. pertanyaan jangan mempunyai arti ganda, sedapat mungkin pertanyaannya jangan menyinggung perasaan.

c. Usahakan agar tidak ada pertanyaan yang mengharuskan responden mengingat kembali masa lalu.

d. Usahakan agar pertanyaan tdiak mengharuskan responden tidak menghitung.

2. Pengamatan (observasi)/ angket

Ada beberapa jenis pengamatan yaitu:

a) Pengamatan Terlibat (observasi partisipasif).

Pengamat benar benar mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang telah diselidiki.

b) Pengamatan sistematis

Pengamatan yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas. Dan pada umumnya observasi sistematis ini didahului suatu observasi pendahuluan, yakni dengan observasi partisipasif.

c) Observasi eksperimental

Pengamat dimasukkan dalam kondisi dan situasi tertentu. Maka observasi ini sering disebut pengalaman terkendali.

Beberapa alat Observasi, antara lain:

a) Check List

Adalah daftar pengecek, berisi nama subyek dan ebberapa gejala/identitas lainnya dari sasaran penelitian. Pengamat tinggal memberikan tanda cek (X) pada daftar yang telah disediakan.

b) Skala penilaian (rating scale)

Adalah daftar yang berisikan ciri-ciri tingkah laku, yang dicatat secara bertingkat.

c) Daftar riwayat kelakuan

Adalah catatan-catatan mengenai tingkah laku seseorang yang luar biasa sifatnya atau yang khas.

d) Alat-alat mekanik

Alat ini antara laina dalah: alat perekan, alat fotografis, film, tape recorder dan lain-lain.

3. wawancara

adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan responden.

a) keuntungan pengumpulan data dengan teknik wawancara adalah:

1) Fleksibel karena urutan masalah tidak harus sesuai dengan daftar pertanyaan.

2) Jawaban dapat diperoleh dengan segera

3) Dapat menilai sikap dan kebenaran jawaban yang diberikan oleh responden.

4) Dapat membantu responden dalam mengingat hal-hal yang lupa.

b) kerugian pengumpulan data dengan teknik wawancara adalah:

1) Relatif membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang besar.

2) Dapat menimbulkan kesalahan atau bias yang berasal dari pewacana maupun responden.

3) Bila pertanyaan yang diajukan terlalu banyak maka melelahkan hingga kualitas data akan menurun.

d. Skala Ukuran

Tigkat pengukuran yang luas digunakan dibagi dalan empat kategori yaitu ukuran nominal, ordinal, interval, dan rasio.

1) Ukuran nominal

ukuran nominal adalah ukuran yang hanya diperoleh atau yang ditetapkan atas dasar proses penggolongan. Beberapa data nominal antara lain: jenis kelamin, kehadiran (hadir, tidak hadir), tempat kelahiran, kebangsaan, bahasa, jabatan, pekerjaan.

2) Ukuran ordinal

Data berjenjang atau berbentuk peringkat, artinya jarak suatu data dengan yang lain mungkin tidak sama, Juara I,II,III; golongan I,II,III; tingkat pendidikan; derajad keasaman dan sebagainya yang menunjukan peringkat antara data satu dengan yang lainnya.

3) Ukuran interval

Pengukuran bersifat kontinyu, didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama, selain mengurutkan obyek. Ciri khas data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak memiliki nilai nol absolut. Walaupun datanya nol, tetapi memiliki nilai. Misalnya, nol derajad celcius, ternyata masih ada nilainya.

4) Ukuran rasio

Data yang jaraknya sama tetapi memiliki nilai nol absolut, yang berarti tidak ada apa-apanya.

Skala pengukuran

Sifat

Membedakan

jenjang

selisih

kelipatan

nominal

+

-

-

-

ordinal

+

+

-

-

interval

+

+

+

-

rasio

+

+

+

+

e. Skor

Adalah nilai hasil penelitian yang kita buat sesuai dengan kriteria penelitian kita.

Misalnya: pengetahuan tentang penularan TB Paru, ada soal sejumlah 20 buah dibuat skor sebagai ebrikut:

1) Kurang : 0-7 Jawaban benar

2) Cukup : 8-14 jawaban benar

3) Baik : 15-20 jawaban benar

Skor juga bisa diperoleh dengan bantuan alat statistik, misalnya memakai nilai rata-rata (mean), nilai di atas rata-rata dinyatakan baik dan nilai rata-rata kebawah dinyatakan kurang baik.

CONTOH

Judul penelitian:

Hubungan antara karakteristik ibu dan pengetahuannya tentang penyakit ISPA pada Balita di Kabupaten X

Masalah penelitian

Belum diketahui apakah ada hubungan antara karakteristik ibu dan pengetahuan tentang penyakit ISPA pada Balita di Kabupaten X.

Tujuan khusus penelitian

3. Mengetahui karakeristik ibu balita

4. Mengetahui pengetahui ibu balita tentang penyakit ISPA

5. Mengtahui hubungan antara karakteristik ibu dan pengetahuannya tentang penyakit ISPA pada Balita di Kabupaten X.

Manfaat penelitian

Bahan penyuluhan pencegahan dan pengobatan penyakit ISPA terhadap ibu yang mempunyai anak balita di Kabupaten X.

Tinjauan Pustaka mencakup:

Karakteristik ibu balita

Pengetahuan

Penyakit ISPA

Kerangka Konsep

Berdasarkan teori perilaku Green (1980) dimana pengethuan seseorang dipengaruhi oleh karakteristiknya, maka disusun kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Bebas/ Independen : Variabel Terikat/Dependen

Karakteristik :

Umur

Pendidikan

PENGETAHUAN

Hipotesis Alternatif:

1. Adanya hubungan antar umur responden dengan pengetahuan nya

2. Adanya hubungan antara pendidikan responden dengan pengetahuan nya.

Definisi operasional variabel:

Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Hasil Ukur

SKALA

1. Umur

Umur dihitung sampai dengan ulang tahun terakhir

Kuesioner

Umur dalam tahun

Rasio

2. Pendidikan

Pendidikan dinilai berdasakan ijazah tertinggi yang dimiliki responden

Kuesioner

Tidak lulus SLTP, lulus SLTP

Ordinal

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Pt Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Supardi, Sudibyo & Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : TIM