Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

24
(Sharia Financial Accounting) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) Akuntansi Syariah?

Transcript of Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah

(Sharia Financial Accounting)

Kerangka Dasar Penyusunan danPenyajian Laporan Keuangan Syariah

(KDPPLKS)

AkuntansiSyariah?

Tujuan Kerangka Dasar :

a. Sebagai acuan penyusunan standar akuntansi keuangan syari’ahb. Sebagai acuan penyusunan laporan keuangan, untuk

menanggulangi masalah akuntansi syari’ah yang belum diaturdalam standar akuntansi keuangan syari’ah

c. Sebagai acuan auditor dalam memberikan pendapat mengenaiapakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsipakuntansi syari’ah yang berlaku umum

d. Sebagai acuan para pemakai laporan keuangan dalammenafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuanganyang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangansyari’ah

Ruang Lingkup :

a. Membahas tentang tujuan laporan keuanganb. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam

laporan keuangan danc. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang

membentuk laporan keuangan

Tujuan Laporan Keuangan Syari’ah :

a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syari’ah dalam semuatransaksi dan kegiatan usaha

b. Informasi kepatuhan entitas syari’ah terhadap prinsip syari’ahserta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban uangsesuai dengan prinsip syari’ah bila ada dan bagaimana perolehandan penggunaannya

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas stari’ah terhadap amanah dalam mengamankandana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layakdan

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperolehpenanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasimengenai pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syari’ahtermasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah danwakaf

Asumsi Dasar :

a. Dasar AkrualDengan dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa laindiakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kasditerima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansiserta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yangbersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrualmemberikan informasi kepada para pemakai tidak hanyatransaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan danpembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masadepan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yangyang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporankeuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu danperistiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi. Penghitungan pendapatanuntuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar kas.

Asumsi Dasar :

a. Kelangsungan UsahaEntitas syari’ah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginanmelikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.Jika maksud dan keinginan tersebut timbul, laporan keuanganmungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasaryang digunakan harus diungkapkan

Unsur-Unsur Laporan Keuangan Syari’ah :

Laporan keuangan entitas syari’ah antara lain meliputi :a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan

komersial :(i) Laporan posisi keuangan(ii) Laporan laba-rugi(iii) Laporan arus kas(iv) Laporan perubahan ekuitas

b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial(i) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan(ii) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan

c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkankegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syari’ah tersebut

Laporan Posisi Keuangan :

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisikeuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer danekuitas :

Aset Sumber daya yang dikuasai oleh entitas syari’ahsebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkanakan diperoleh entitas syari’ah

Kewajiban Utang entitas syari’ah masa kini yang timbul dariperistiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkanmengakibatkan arus keluar dari sumber dayaentitas syari’ah yang mengandung manfaatekonomi

Laporan Posisi Keuangan :

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisikeuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer danekuitas :

Dana Syirkah Temporer Dana yang diterima sebagai investasidengan jangka waktu tertentu dariindividu dan pihak lainnya di mana entitassyari’ah mempunyai hak untuk mengeloladan menginvestasikan dana tersebutdengan pembagian hasil investasiberdasarkan kesepakatan

Ekuitas Hak residual atas aset entitas syari’ah setelahdikurangi semua kewajiban dan dana syirkahtemporer

Laporan Posisi Keuangan :

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisikeuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer danekuitas :

Dana Syirkah Temporer Dana yang diterima sebagai investasidengan jangka waktu tertentu dariindividu dan pihak lainnya di mana entitassyari’ah mempunyai hak untuk mengeloladan menginvestasikan dana tersebutdengan pembagian hasil investasiberdasarkan kesepakatan

Ekuitas Hak residual atas aset entitas syari’ah setelahdikurangi semua kewajiban dan dana syirkahtemporer

11

Neraca bank konvensionalAKTIVA = KEWAJIBAN + MODAL

Neraca bank syariahAKTIVA = KEWAJIBAN + INVESTASI TIDAK TERIKAT + MODAL

12

Penyajian Secara Wajar

Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerjakeuangan, dan arus kas entitas syariah dengan menerapkan PernyataanStandar Akuntansi Keuangan secara benar disertai pengungkapan yangdiharuskan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam Catatan atasLaporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkanpenyajian yang wajar walaupun pengungkapkan tersebut tidak diharuskanoleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Apabila Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan belum mengatur masalahpengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksiatau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihandan penerapan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 20 sertamenyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikaninformasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

13

PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan secara wajarposisi keuangan, kinerja, dan arus kas sehingga tujuan laporan keuangantersebut dapat tercapai. PSAK mungkin tidak mengatur pengungkapaninformasi tertentu padahal pengungkapan informasi tersebut diperlukanguna menyajikan laporan keuangan secara wajar. Dalam hal tersebutmaka entitas syariah harus memberikan tambahan pengungkapaninformasi yang relevan sehingga laporankeuangan dapat disajikan secara wajar.

Kecepatan inovasi dalam dunia bisnis sering mengakibatkan belumdiaturnya suatu transaksi atau peristiwa dalam PSAK. Dalam kondisitersebut, penyajian secara wajar laporan keuangan dapat dicapai denganmemilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 20serta menyajikan informasi menggunakan konsep yang terdapat dalamKerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

14

Kebijakan Akuntansi

Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agarlaporan keuangan memenuhi ketentuan dalam PernyataanStandar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalamPernyataan Standar Akuntansi Keuangan, maka manajemenharus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporankeuangan menyajikan informasi :

(a) relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untukpengambilan keputusan; dan

(b) dapat diandalkan, dengan pengertian:(i) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan

entitas syariah;(ii) menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau

transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;(iii) netral yaitu bebas dari keberpihakan;(iv) mencerminkan kehati-hatian; dan(v) mencakup semua hal yang material.

15

Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan,dan praktik yang diterapkan entitas syariah dalam menyusun danmenyajikan laporan keuangan.

Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manjemenmenggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansiyang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporankeuangan. Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemenmemperhatikan:(a) persyaratan dan pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang mirip

dengan masalah terkait;(b) definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, dana

syirkah temporer, penghasilan dan beban yang ditetapkan dalamKerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan KeuanganSyariah; dan

(c) pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktikindustri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf (a) dan (b)paragraf ini.

16

Kelangsungan Usaha

Dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen harus menilai(assessment) kemampuan kelangsungan usaha entitas syariah.Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsunganusaha, kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi atau menjual,atau tidak mempunyai alternatif selain melakukan hal tersebut. Dalampenilaian kelangsungan usaha, ketidakpastian yang bersifat materialyang terkait dengan kejadian atau kondisi yang bisa menyebabkankeraguan atas kelangsungan usaha harus diungkapkan. Apabilalaporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi kelangsunganusaha, maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama dengandasar lain yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan sertaalasan mengapa asumsi kelangsungan usaha entitas syariah tidakdapat digunakan.

17

Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan apakah asumsikelangsungan usaha masih layak digunakan dalam menyiapkan laporankeuangan. Dalam mempertimbang-kan apakah dasar asumsi kelangsunganusaha dapat digunakan, manajemen memperhatikan semua informasi masadepan yang relevan paling sedikit untuk jangka waktu 12(dua belas) bulan dari tanggal neraca.

Dasar Akrual

Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual,kecuali Laporan Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuanpembagian hasil usaha. Dalam penghitungan pembagian hasil usahadidasarkan pada pendapatan yang telah direalisasikan menjadi kas(dasar kas).

18

Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode haruskonsisten, kecuali:(a) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau

perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atassuatu transaksi atau peristiwa; atau

(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan atau Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Akusisi atau pelepasan yang signifikan atau kajian ulang terhadap penyajian laporankeuangan mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harusdisajikan secara berbeda. Suatu entitas syariah mengubah penyajian laporankeuangannya jika hanya perubahan penyajian tersebut menghasilkan informasi yangdapat diandalkan dan lebih relevan kepada pemakai laporan keuangan dan strukturyang baru akan digunakan seterusnya, sehingga tidak menurunkan dayakomparatifnya. Ketika melakukan perubahan penyajian, entitas syariah harusmengklasifikasi ulang informasi komparatif sesuai paragraf 35 dan 36.

19

Materialitas dan AgregasiPos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yangtidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yangsejenis.

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses atas sejumlah transaksi yangdiklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan saldodan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan atau Catatan atas LaporanKeuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material maka dapat digabungkan dengan poslain yang sejenis dalam laporan keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan. Suatu posmungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan, tetapicukup material untuk disajikan terpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasidianggap material jika dengan tidak diungkapkannya informasi tersebut dapatmempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Untuk menentukan materialitas suatu pos maka besaran dan sifat unsur tersebut harusdianalisis dimana masing-masing dapat menjadi faktor penentu. Penerapan konsepmaterialitas berarti pengungkapan spesifik yang disyaratkan oleh suatu Pernyataan atauInterpretasi tidak akan terpenuhi jika informasi yang diungkapkan adalah tidak material.

20

Saling Hapus (Offsetting)

Aset, kewajiban, dana syirkah temporer, penghasilan dan beban disajikansecara terpisah, kecuali saling hapus diperkenankan dalam Pernyataanatau Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan.

Saling hapus akan mempengaruhi pemahaman pengguna laporan keuanganterhadap suatu transaksi yang telah dilakukan dan mempengaruhi penilaianpengguna laporan keuangan atas arus kas entitas syariah pada masa depan,kecuali mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Aset yangdilaporkan sebesar nilai, setelah dikurangi dengan penyisihan, tidak termasukkategori saling hapus.

21

Dalam aktivitas normal, entitas syariah juga melakukan transaksi-transaksi lainyang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil. Hasildari transaksi tersebut disajikan dengan mengurangkan setiap pendapatandengan beban yang berkaitan sepanjang penyajian tersebut menggambarkansubstansi transaksi atau peristiwa tersebut.

Contoh :

(a) keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar termasuk investasidan aset operasional dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dengannilai tercatat dan beban yang timbul akibat pelepasan aset tersebut;

(b) pengeluaran yang diganti berdasarkan perjanjian kontrak dengan pihakketiga disajikan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penggantian yangditerima; dan

(c) pos luar biasa disajikan sebesar nilai setelah dikurangi pajak terkait dan hakminoritas sedangkan nilai bruto disajikan pada Catatan atas LaporanKeuangan.

22

Informasi Komparatif

Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif denganperiode sebelumnya, kecuali dinyatakan lain oleh Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan. Informasi komparatif yang bersifat naratif dandeskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkankembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periodeberjalan.

Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporankeuangan periode sebelumnya masih relevan untuk diungkapkan padaperiode berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi,dimana hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periodesebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkankembali pada periode berjalan. Pengguna laporan keuangan akanmemperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada tanggalNeraca sebelumnya dan langkah-langkah yang telah dilakukan pada periodeberjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

23

Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangandiubah maka jumlah komparatif harus direklasifikasi kecuali tidakpraktis dilakukan. Apabila jumlah komparatif direklasifikasi makaharus diungkapkan:(a) sifat dari reklasifikasi;(b) jumlah setiap pos atau kelompok pos yang di-reklasifikasi; dan(c) alasan reklasifikasi.

Apabila reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis dilakukan makaharus diungkapkan:(a) alasan tidak melakukan reklasifikasi jumlah tersebut; dan(b) sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut

direklasifikasi.

24

Informasi komparatif antar periode membantu pemakai dalampengambilan keputusan, khususnya penilaian kecenderungan informasikeuangan untuk maksud membuat prediksi. Terdapat suatu keadaandimana reklasifikasi untuk menjaga daya banding informasi komparatifdengan informasi pada periode berjalan tidak praktis dilakukan, misalnyapada periode sebelumnya data dikumpulkan sedemikian rupa sehinggatidak memungkinkan dilakukan reklasifikasi serta tidak praktis untukmenciptakan kembali informasi tersebut.