Keramik Kasongan

12
SEKILAS MENGENAL PERKEMBANGAN GERABAH, KERAMIK DI KASONGAN, BANTUL, YOGYAKARTA Keramik adalah barang atau bahan yang dibuat dari bahan- bahan organik (bukan logam) dengan bahan-bahan tanah dan batu- batu silikat sebagai bahan yang terpenting yang proses pembuatannya di sertai dengan pembakaran suhu tinggi. Tanah murni : AL203 : 39,5% Si02 : 46,5 % H02 : 14% Keramik dibedakan menjadi 3 : 1. Earten ware : suhu pembakarannya 700°C (bakaran rendah) 2. Ston ware : suhu pembakarannya 850 °C (bakaran sedang) 3. Porselen,Glasir, : suhu pembakarannya 1300°C (bakaran tinggi) Sejarah keramik di Indonesia Sejarah keramik ditemukan di Mesir ±15.000 SM adapun di Indonesia ditemukan sejak zaman pra sejarah kira-kira 3000 SM. Adapun jenis yang dbuat antara lain gerabah kasar dengan kata lain Earten ware berupa kendi, kuali, periuk, belanga, Cobek, keren, anglo, kendil dsb KASONGAN

description

Its a bit info for ceramic / Pottery kasongan

Transcript of Keramik Kasongan

Page 1: Keramik Kasongan

SEKILAS MENGENAL PERKEMBANGAN GERABAH, KERAMIK

DI KASONGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Keramik adalah barang atau bahan yang dibuat dari bahan-bahan organik (bukan

logam) dengan bahan-bahan tanah dan batu-batu silikat sebagai bahan yang terpenting yang

proses pembuatannya di sertai dengan pembakaran suhu tinggi.

Tanah murni : AL203 : 39,5%

Si02 : 46,5 %

H02 : 14%

Keramik dibedakan menjadi 3 :

1. Earten ware : suhu pembakarannya 700°C (bakaran rendah)

2. Ston ware : suhu pembakarannya 850 °C (bakaran sedang)

3. Porselen,Glasir, : suhu pembakarannya 1300°C (bakaran tinggi)

Sejarah keramik di Indonesia

Sejarah keramik ditemukan di Mesir ±15.000 SM adapun di Indonesia ditemukan

sejak zaman pra sejarah kira-kira 3000 SM. Adapun jenis yang dbuat antara lain gerabah

kasar dengan kata lain Earten ware berupa kendi, kuali, periuk, belanga, Cobek, keren, anglo,

kendil dsb

KASONGAN

Dusun kasongan kira-kira 7 km ke arah selatan tepatnya dari kota ke arah selatan,

yaitu jalan menuju Kabupaten Bantul dan 700 m sebelah barat jalan Bantul. Berada di dusun

Kajen, Bangunjiwo, Kasihan Bantul. Kyai Song adalah cikal bakal dari kasongan yang hidup

antara tahun 1675-1765 kurang lebih 320 tahun.

Tahun 1745-1825 Mbah Jembuk mengembangkan produk hiasan dinding berbagai

bentuk kepala binatang seperti kepala kerbau, kepala kambing, ikan gabus, dsb. Kemudian

berkembang lagi ke produk celengan dalam bentuk binatang dan buah buahan waluh

dikarenakan pada masa itu uang yang beredar jenis uang logam. Kemudian secara berturut-

turut oleh Mbah Jasentiko, Mbah Tupon, Mbah Gimin mengembangkan produk jenis lain

jembangan, pengaron dan klenting.

Page 2: Keramik Kasongan

Tahun 1825-1830 oleh Kyai Song, dia adalah salah satu dari pembantu, pekatik ( yang

mengurusi kudanya ) P. Diponegoro mengembangkan produk berupa, alat rumah

tangga.

Tahun 1830-1890 oleh Mbah Rono, Mbah Giyek, Mbah Jengkol mengembangkan

produk berupa anglo.

Tahun 1925 oleh Mbah Harto, Mbah Josetomo mengembangkan produk berupa pot

Tahun 1967 oleh Nyi Sulyantoro Sulaiman mengembangkan produk berupa pot dan

vas ke dalam bentuk seni.

Tahun 1970 oleh bapak Sapto Hudoyo mengembangkan produk berupa motif

binatang dengan dekorasi temple yang dijadikan cirri khas produk kasongan sampai

sekarang

Tahun 1980 dikenalkan tungku (up draff) dan dikenalkan juga tanah liat dari Godean

Tahun 1985 Kantor UPT didirikan sebagai Kepanjangan tangan Pengrajin ke

Pemerintah dari semua problem dan kendalanya.

Tahun 1987 keramik kasongan memasuki pasaran eksport secara komersial

Tahun 1988 kerajinan tanah liat glasiran dikenalkan di daerah ini.

Tahun 2003 UPT ini bekerjasama dengan pusat pengembangan dan pemberdayaan

pendidik dan tenaga kependidikan seni dan budaya yang dulu bernama PPPG

kesenian Yogyakarta dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi

Kabupaten Bantul.

Urutan atau proses pembuatan keramik

1. Pencarian bahan

2. Pengolahan bahan

3. Pembentukan barang

4. Pendekorasian

5. Pengeringan

6. Pembakaran

7. Finising

8. Pemasaran

Page 3: Keramik Kasongan

1) Pencarian bahan

Bahan yang dipergunakan adalah diambila dari - Domosili ( Kasongan )

- Dari daerah Godean

- Dari daerah bayat Klaten, Jateng

- Sukabumi Jawa Barat ( suhu tinggi )

2) Pengolahan bahan

Dilakukan dengan cara manual maupun maksimal adapun pengolahan dengan manual

yaitu dengan cara diinjak-injak kemudian dengan cara maksimal dilakukan dengan cara

diolah dengan molen kurang lebih 6 s/d 7 kali putaran.

3) Pembentukan barang dikerjakan dengan tiga cara :

a. Sistem putar

b. Sistem Cetak

c. Sistem Bebas.

d. Ada asesoris temple pilin.

a.- Sistem putar

Dilakukan dengan cara manual dan peralatnnya perbot yang terbuat dari kayu bulat yang

ditumpuk dua di tengahnya dikasih laker atau perbot yang terbuat dari cor semen, ada

juga yang diputar dengan dinamo/listrik.

Perbot dibedakan menjadi 3:

1. Perbot/ putaran tangan

2. Perbot/ putaran kaki

3. Perbot/ putaran mesin

Cara kerja dengan perbot dilakukan dengan cara :

1. Bahan baku ditaruh di perbot

2. Perbot diputar barang dipijit

3. Dibentuk sesuai apa yang di inginkan

b.- Sistem Cetak

Cara kerja dengan Cetakan dilakukan dengan cara :

1. Membuat master barang yang mau dicetak

Page 4: Keramik Kasongan

2. Membuat cetakan barang, ini biasanya membuat barang dengan jumlah banyak

dengan tinggi, besar, lingkarannya yang sama. Dan perlu di sesuaikan akan

penyusutan barangnya.

3. Cetakan ada 2 : a. Tuang ( bahan baku di buat kaya bubur tanah )

b. Padat ( bahan baku dengan tanah padat biasa )

Bahan cetakan terbuat dari gypsum

c.- Sistem Bebas

Cara kerja dengan Bebas dilakukan dengan cara :

1. Membuat barang sesuai apa yang di inginkan oleh pengrajin dan biasanya adalah

hewan-hewanan, buah-buahan.

d.- Sistem Tempel Pilin.

Cara kerja dengan Tempel Pilin dilakukan dengan cara :

1. Bahan baku dipilin, dibuat bundar-bundar baru di tempelkan pada barang untuk

dijadikan hiasan, asesoris.

4). Pendekorasian

Pendekorasian keramik dilakuakan pada saat mentah atau sesudah di bakar

Pada saat mentah (green ware) dengan cara

1. Teknik Engobe : lapisan tanah tipis pada bodi keramik mentah dengan kata lain green

ware

2. Teknik marbling : teknik dilakukan dengan cara mencampurkan dua jenis tanah lait yang

berbeda warna pada saat penngolahan bahan

3. Teknik tekan : tekni dilakukan dengan menggunakan alat bantu cetak berupa kayu atau

gypsum yang telah diberi motif, dll.

Sesudah dibakar dengan cara

1. Teknik under glaze

Teknik dilakukan pada benda-benda biskuit dengan menggunakan oksida warna

khusus kemudian di lapisi glasir transparan.

2. Teknik over glaza

Teknik ini merupakan dekorasi pada permukaan glasir yang telah dibakar atau matang

sehingga membutuhkan pembakaran tambahan dll

Page 5: Keramik Kasongan

Glaze : lapisan kaca tipis pada bodi keramik yang melalui proses pembakaran suhu

yang tinggi.

5). Pengeringan

Pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan adapun lama pengeringan

dipengaruhi beberapa factor :

1. Ketebalan Bodi/Barang

2. Cuaca

3. rata-rata 5 s/d 7 hari

6). .Pembakaran

Pembakaran dilakukan dengan Sistem/cara :

1. Pembakaran tungku ladang

2. Pembakaran tungku bak/bata

3. Pembakaran dengan tungku gas/listrik

1. Pembakaran ladang

Pertama-tama barang disusun sedemikian rupa lading atau di tanah lapang kemudian

diberi api sedikit demi sedikit dengan cara dibakar dengan sampah ranting-ranting

kering, jerami kering.lama pembakaran ± 6 jam panas yang dibutuhkan ± 600°C

2. Pembakaran tungku bak/bata

Pertama barang disusun sedemikian rupa didalam tungku bak kemudian diberi api

sedikit demi sedikit melalui lubang api dikanan maupun kiri. Setelah api naik kemudian

di beri jerami kering.

Lama pembakaran ± 6-7 jam dengan panas yang dibutuhkan ± 700°C

3. Pembakaran dengan tungku gas/ listrik

Pertama-tama barang disusun ke dalam tungku menggunakan plat tanah api yang

diberi penyangga kemudian di bakar. Lama pembakaran tergantung keinginan kita

sesuai dengan jenis yang dibakar di dalam tungku sampai 12 jam

Page 6: Keramik Kasongan

7). .Finising

Finising untuk gerabah kasongan ada beberapa cara :

1. Dicat dengan cat tembok, cat minyak, cat mobil dll

2. Dilapis Daun, kaca, Gedebok, kulit telor

3. Dibatik dll.

8). Pemasaran

1. Dengan Media cetak, Brosure, Surat kabar,

2. Dengan media elektronik, Radio TV, Internet

3. Dengan Konsumen datang sendiri

4. Dengan Desaint-desaint yang dikirimkan ke Konsumen/Bayer.

Tujuan ekspor dalam dan luar negeri

Dalam negeri : Hampir seluruh kota besar yang ada di Indonesia seperti Bandung, Jakarta,

Semarang, Sumatera, dan Kalimantan, Bali, Sulawesi, NTB dll.

Luar negeri meliputi : Amerika, Australia, Asia dan Eropa, Afrika,Terutama di kota-kota

besar seperti, : Singapura, Prancis, Belanda, Kanada, Korea, Inggris

Hongkong, Malaysia, Belgia, Yunani, Itaia, dll.

Pengrajin kasongan tersebar di lima pedukuhan.

1. Pedukuhan Kajen

2. Pedukuhan Kalipucang

3. Pedukuhan Gedongan

4. Pedukuhan Tirto

5. Pedukuhan Sembungan

Total pengrajin 582 pengrajin (data setelah gempa)

Luas Wilayah 43,5 Ha

Page 7: Keramik Kasongan

Perkembangan pada waktu Pasca Gempa 26 Mei 2006

Dilihat secara Umum;

Di Sentra Gerabah Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan Bantul, 70 % Pengrajin

Kasongan mengalami Krisis total, tidak ada kekegiatan sama sekali.

- Rumah banyak yang roboh

- Bahan baku sulit di cari

- Tenaga kerja tidak ada

- Bahan jadi pecah semua

- Tidak produksi.

- Kegiatan sehari-harinya merapikan bahan bangunan.

Pedulinya dari Pemerintah Pusat Kementrian Perindustrian Jakarta

Sehingga pada waktu itu keadaan fakum meratapi nasib dari kejadian yang baru saja dialami.

Namun Karena pedulinya Pemerintah dengan adanya nasib yang dialami oleh para Pengrajin

di Kasongan, dari Pusat Kementrian Perindustrian RI memberikan Bantuan berupa;

- Perbot / Pengrajin 2 buah

- Mesin Molen tiap Kelp. 1 mesin deasel ( satu ) kelp. 14 s/d 16 orang.

- Tungku pembakaran bila ada yang mempunyai lahan untuk didirikan tungku

bata. Walaupun bantuan itu tidak sesuai dengan harapan para pengrajin yang

kurang memenuhi standar produksi.

Pedulinya dari Pemerintah Kabupaten Bantul

Dan dari Kabupaten Bantul juga ada bantuan yang berupa Stimulan-stimulan baik barang

maupun yang berujud uang, aga para Pengrajin bias bangkit lagi untuk aktif memproduksi

barang-barang lagi dan Pihak Kabupaten mencanangkan 2 tahun wajib bangkit dalam

arti;

- Bangkit Semangatnya

- Bangkit Produksinya

- Bangkit Tempat tinggalnya

- Bangkit infra strukturnya

Page 8: Keramik Kasongan

- Bangkit dari kelemahan-kelemahan tenaga dan pikirannya.

Para Pengrajin di Kasongan merasa tergugah, dengan adanya cobaan yang diterima, selang 8

bulan banyak yang bisa membangun rumah masing-masing mengapa ?

- Pengaruh dari berita-berita yang ditayangkan di media-media sehingga merasa

peduli untuk berkunjung ke Bantul terutama di Kasongan sentra gerabah

- Banyak dari manca Negara yang berdatangan untuk membeli produk-produk

dari Kasongan

- Omzetnya meningkat sampai 300 % yang dulunya hanya 80 Contener dalam 1

(satu) bulan meningkat menjadi 250 Contener dalam (satu) bulan, yang kalau

di rupiahkan per Contener kira-kira 50 s/d 70 juta.ini pada awal tahun 2007.

- Para pengrajin terus memproduksi untuk memenuhi pesanan-pesananya.

- Ini berlangsung sampai dengan krisis Moneternya Amerika pada Oktober

2008. Hingga sekarang menurun sampai dengan kembali semula.

-

Demikian kronologi bangkitnya sentra Gerabah Kasongan dalam menghadapi Pasca Gempa

tahun 2006 yang lalu.

UPT Gerabah Kasongan, Bantul