Roadmap Keramik

download Roadmap Keramik

of 34

Transcript of Roadmap Keramik

ROADMAP INDUSTRI KERAMIK

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 2009

I. PENDAHULUAN

1.1. Ruang Lingkup Industri keramik Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan tambang seperti clay, feldspar, pasir silika dan kaolin melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi. Industri keramik yaang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat rumah tangga (tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan nasional melalui penyediaan

kebutuhan domestik, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti lembpung, feldspar dan pasir silika yang tersebar di berbagai daerah, industri keramik terus tumbuh baik dalam kapasitas maupun tipe dan desain produk yang semakin berdaya saing tinggi. Kondisi ini dapat terlihat pertumbuhan rata rata sekitar 6% dan perolehan devisa yang mencapai US$ 220 juta pada tahun 2008 ataau meningkat dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar US$ 212 juta serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 200.000 orang. Saat ini kapasitas kapasitas industri keramik tile mencapai 327 juta m2, keramik saniter 4,6 juta pcs dan keramik tableware 268 juta pcs, sehingga untuk keramik telah menempatkan Indonesia sebagai

produsen keramik terbesar dunia setelah China, Italy, Spanyol, Turki dan Brazil. Industri keramik meliputi industri bahan baku, industri bahan penolong dan industri bahan setengah jadi serta produk keramik seperti tile, saniter dan tableware dan alat laboratorium meliputi KBLI 26201 s/d 26209 atau HS 6901 s/d 6914. Keramik adalah berbagai produk industri kimia yang dihasilkan dari pengolahan bahan tambang seperti kaolin, feldspar, pasir silika dan tanah liat (clay) melalui tahapan pembakaran dengan suhu tinggi (sekitar 1.300 oC). Adapun karakteristik industri keramik meliputi : Padat energi 1

Padat karya Penggunaan bahan baku tambang yang tidak dapat diperbaharui.

1.2. Pengelompokan Industri Keramik 1.2.1. Kelompok Industri Hulu Meliputi Industri bahan baku keramik seperti tanah liat, kaolin, feldspar, pasir kuarsa, zirkon Bahan Baku dan Sumber Deposit Bahan Baku Bahan baku dan penolong yang masih di impor sebagian besar dari China seperti feldspar, glazur / fritz, China Stone dan zat pewarna (pigmen). Sedangkan sumber deposit bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia tetapi belum diolah seperti tabel berikut Sumber Deposit Bahan Baku Jenis Bahan Lokasi Pengaribuan, Sumut Lampung Banjar Negara, Jabar Tulung Agung Lampung Monterado, Kalbar Bangka Belitung Pacitan, Jatim Cadangan 400 ribu ton 12,5 juta m3 642 ribu ton 40 ribu ton 10 juta ton 250 ribu ton 7 juta ton 6 juta ton 5 juta m3

Feldspar

Clay Kaolin Toseki

1.2.2. Kelompok Industri Antara Meliputi bahan baku body keramik, bahan pewarna, frits dan glasir

1.2.3. Kelompok Industri Hilir Meliputi industri barang jadi keramik seperti perlengkapan rumah tangga dari porselin, bahan bangunan dari porselin, alat laboratorium dan alat listrik/teknik dari porselin, barang untuk keperluan

2

laboratorium kimia dan kesehatan dari porselin serta barang-barang lainnya dari porselin.

Pengelompokan Produk Keramik No 1. 2. Keramik ubin/ tile : Ubin lantai, ubin perapian atau ubin dinding Keramik Saniter : Bak cuci, wastafel, alas baskom cuci, bak mandi, bidet, bejana kloset, tangki air pembilasan, tempat kencing dan perlengkapan saniter semacam itu dari keramik, dari porselen atau tanah lempung China 3. Keramik table ware : Perangkat makan, perangkat dapur, perlengkapan rumah tangga lainnya. Uraian

Keramik termasuk dalam katagori thermoset yaitu suatu benda yang setelah mengalami pemanasan dan pendinginan kembali tidak dapat berubah lagi kebentuk asalnya. Berdasarkan fungsi dan strukturnya produk keramik dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu keramik konvensional dan keramik maju.

1.2.1. Keramik Konvensional Keramik konvensional menggunakan bahan bahan alam fas amorf (dengan atau tanpa diolah. Keramik konvensional dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan maing masing : Industri keramik berat terdiri dari refraktori, mortar, abrasive dan industri semen

3

Industri keramik halus yang terdiri dari industri gerabah/keramik hias, porselen lantai dan dinding (ltile), saniter, tableware dan isolator listrik.

1.2.2. Keramik Maju Keramik maju dikenal juga advanced ceramics menggunakan bahan baku artifikal murni yang memepunayi fasa kristalin. Beberapa jenis industri keramik maju anatara lain : Zirkonia dan silikon, seperti untuk kebutuhan otomotif (blok mesin, gear, mata pisau dan gunting Barium titanat untuk industri elektronika (kapasitor dan gunting) Keramik nitrid oksida (zirkon nitride, magnesium nitride, cilikon karbida) digunakan untuk high technologi, cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi dan pengolahan logam Fiber optic di industri telekomunikasi, penerangan, gedung pencakar langit dan tenaga surya

1.3.

Kecenderungan Global Industri Keramik Hingga saat ini pemasaran industri keramik selain untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri juga telah diekspor ke berbagai negara seperti Asia, Amerika, Eropa (produk keramik tile dan saniter) dan keramik tableware ke negara-negara Amerika Serikat, Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin. Walupun Indonesia telah

1.3.1. Kecenderungan Yang Telah TerjadiSetellah mengalami krisis ekonomi sejak tahun 1997 Sejak tahun 2006, industri keramik mengalami pertumbuhan yang cukup baik dilihat dari utilisasi kapasitas maupun .perolehan devisa karena daya beli masyarakat telah membaik bahkan keramik bukan lagi termasuki barang mewah akan tetapi karena terkatt dengan kesehatan, maka keramik khususnya tile sudah merupakan kebutuhan masyarakat mulai dari tingkat bawah, menengah dan atas.

4

Permasalahan yang dihadapi oleh Industri Keramik, antara lain: Sering terganggunya pasokan energi listrik yang menyebabkan utilitas dan kualitas rendah; Masih tingginya kandungan impor bahan baku karena belum adanya pabrik pemurnian dan homogenisasi bahan baku seperti feldspar dan clay (tanah liat); Masih adanya gangguan keramik impor yang murah khususnya dari RRC; Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia yang terlatih dan terdidik.

1.3.2. Kecenderungan Yang Akan Terjadi Krisis finansial yang melanda dunia sejak pertengahan tahun 2008 secara tidaka langsung akan berdampak pada sektor industri keramik nasional dan permintaan dalam nebegri ikut menurun sejalan dengan daya beli masyarakat yang lemah. Dalam kondisi perekonomian yang demikian maka produksi keramik yang berlebihan terutama dari China akan mencari pasar alternatif termasuk Indonesia sebagai pasar potensial mengingat pasar keramik dunia yang semaik terbatas, hal ini mengakibatkan industri keramik nasional menjadi tertekan dan seharusnya peluang pasar domestik yang menjadi andalan menjadi tertekan, oleh karena itu dalam periode krisis tersebut diperkirakan permintaan pasar keramik dalam negeri maupun ekspor diperkirakan akan turun sekitar 30% dari tahun sebelumnya.

Bahan Baku : Industri bahan baku akan berkembang di daerah potensial tidak mengekspor atau menjual dalam bentuk bahan tambang namun telah diproses menjadi bahan baku yang kemurniannnya lebih tinggi dalam bentuk siap untuk dipakai atu diformulasikan dengan bahan baku lainnya, yang selama ini industri keramik membeli dan diolah/diproses di pabrik.

Industri Antara : 5

Industri antara akan berkembang secara sinergi terhadap daerah-daerah yang potensial mempunyai keanekaragaman bahan baku untuk

mengembangkan industri dalam bentuk bahan-bahan homogen maupun untuk formulasi suatu bahan campuran untuk berbagai bahan untuk jenis industri keramik seperti body, bahan glasir dan bahan pewarna serta pengembangan material science atau nano teknologi pada unsur-unsur tertentu seperti bahan baku zirkon atau unsur silika, alumina.

Industri Hilir : Akan berkembang desain-desain produk industri keramik tile, saniter, tableware maupun jenis-jenis keramik untuk aneka industri seperti komponen otomotif, peralatan kesehatan, isolator dan industri lainnya yang berbasis nano teknologi.

1.3.3. Analisis Terhadap Kecenderungan Yang Telah dan Akan Terjadi Dalam Perkembangan Industri Keramik Prospek pengembangan keramik ubin dalam beberapa tahun kedepan (jangka panjang) masih cukup potensial untuk dikembangkan

mengingat populasi penduduk Indonesia yanbg cukup besar dan konsumsi keramik perkapiata yang masih rendah sekitar 1 m2, sedangkan negara negara Asean lainnya sudah diatas 2 m2. Selain itu pembangunan perumahan maupun property yang diperkirakan terus berkembang akan membuka peluang pasar yang cukup baik. Industri keramik nasional memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produsen keramik negara lain yaitu tersedianya deposit tambang bahan baku keramik yang cukup besar yang tersebar diberbagai daerah seperti ball clay, feldspar dan zircon di Kalimantan Barat maupun energi gas sebagai bahan bakar proses produksi. Ini merupakan suatu keuntungan bagi industri keramik dalam upaya meningkatkan daya saing produk keramik ubin. Untuk menghadapi persaingan pasar global yang semakin ketat, industri keramik perlu melakukan peningkatan efisiensi menlaui inovasi 6

dan teknologi yang hemat energi gas dan mengembangkan desain untuk menghasilkan produk produk keramik berkualitas..

1.4.

Permasalahan Yang Dihadapi Industri Keramik Permasalahan yang dihadapi oleh industri keramik antara lain : Membanjirnya keramik impor khusussnya dari China, meskipun pemerintah telah menerapkan beberapa kebijakan dalam menahan lajunya impor keramik. Pasokan gas alam yang digunakan sebagai bahan bakar keramik belum mendapat jaminan untuk jangka panjang dan pasokan gas untuk industri keramik di Sumatera Utara hingga saai ini masih labil. Harga gas alam ditetapkan dalam US Dollar sehingga, sehingga apabila nilai tukar rupaah melemah terhadap mata uang US dollar akan mengakibatkan naiknya harga pokok produksi. Industri pengolah bahan baku keramik sangat sedikit padahal beberapa beberapa didaerah di Indonesia memiliki potensi bahan baku keramik, sehingga untuk bahan baku dengan kualitas tertentu masih banyak yang diimpor. Penguasaan Research and Developmen masih lemah Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang desain masih sangat lemah.

BAB II FAKTOR DAYA SAING 2.1. Permintaan dan Penawaran 2.1.1. Permintaan Dunia, Regional dan Domestik 7

Kebutuhan produk-produk keramik dunia terus meningkat terutama untuk negara-negara besar seperti USA, Jepang, Australia dan Eropa Pemasok keramik dunia adalah negara-negara maju bidang keramik yaitu China, Italy, Spanyol, Turki dan Brazilia. Ekspor Indonesia tahun 2006 sebesar US$ 222 juta naik 4,7% dibanding tahun 2005 (US$ 212 juta), dengan menyerap pangsa pasar dunia 1,2% sedangkan impor Indonesia tahun 2006 mencapai US$ 50,8 juta naik 23% dibanding tahun 2005 yang didominasi oleh produk dari China Pada saat ini produsen keramik ubin, tableware, saniter, genteng dan keramik hias berskala besar dan kecil menengah telah memproduksi berbagai jenis, ukuran dan desain keramik ubin, saniter dan tableware Kualitas tinggi untuk pasar ekspor Kualitas menengah dan sebagian kualitas tinggi untuk pasar dalam negeri Pemasaran dalam negeri sebesar Rp. 7,0 trilyun pada tahun 2006 meningkat 12,1% dibanding tahun 2005 (Rp. 6,8 trilyun)

2.1.2. Analisa GAP Utilisasi industri keramik saat ini mengalami penurunan karena kemampuan daya beli masyarakat yang berkurang, disamping itu beberapa permasalahan yang masih dihadapi yaitu : Pengadaan gas yang tidak stabil baik tekanan maupun volume. Membanjirnya impor illegal khususnya dari China

2.1.3. Perilaku Pasar Produk-produk keramik khususnya untuk kebutuhan bangunan sangat tergantung dengan kondisi pertumbuhan sektor properti di dalam negeri. Permintaan produk keramik khususnya untuk desain

ditentukan oleh buyer atau pembeli dari luar negeri. Khusus untuk keramik tile ukuran besar (ukuran 60 x 60) belum banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena harganya mahal dan hanya beberapa produsen dalam negeri yang memproduksi.

8

Umumnya konsumen selalu mengikuti perubahan desain yang berubah dengan cepat dan kualitas produk yang terus meningkat Pihak konsumen domestik dan ekspor lebih condong pada harga yang kompetitif Adanya kecenderungan konsumen yang berpenghasilan rendah untuk menggunakan keramik walaupun kualitas rendah (kw3)

2.2. Faktor Kondisi (Input) 2.2.1. Sumber Daya Alam Bahan baku dan penolong yang masih di impor seperti feldspar, glazur/fritz, China Stone dan zat pewarna (pigmen). Sedangkan sumber deposit bahan baku tersebut banyak terdapat di Indonesia tetapi belum diolah seperti tabel berikutJenis Bahan Lokasi Pengaribu an, Sumut Lampung Feldspar Banjar Negara, Jabar Tulung Agung Lampung Monterad o, Kalbar Bangka Belitung Pacitan, Jatim Cadangan 400 ribu ton 12,5 juta m3 642 ribu ton

40 ribu ton 10 juta ton 250 ribu ton 7 juta ton 6 juta ton 5 juta m3

Clay

Kaolin Toseki

LOKASI SUMBER BAHAN BAKU KERAMIK

SUMUT Feldspar

BANGKA Kaolin Pasir Silika LAMPUNG Lempung Feldspar JAWA BARAT

KALBAR Lempung

9

JAWA TIMUR Toseki

2.2.2. Sumber Daya Modal Perlu dana yang cukup besar untuk berinvestasi di industri keramik yaitu Tile sebesar US$ 4,8 juta/ 4 juta m2, Tableware sebesar Rp. 120 milyar/ 20 juta pcs dan Saniter sebesar US$ 15-20 juta/ 500 ribu pcs. Belum adanya skema khusus pembiayaan untuk industri dan bunga bank masih tinggi bila dibandingkan dengan negaranegara lain. Uraian Suku Bunga Moneter Fluktuatif Stabil Stabil Stabil Indonesia China 14 15% >6% Vietnam Thailand 6% 4%

Daya tarik investasi Indonesia masih rendah dibanding negara lain antara lain PPh relatif tinggi 35%,

dibandingkan dengan China dan Thailand sebesar 20% serta Vietnam 15%

2.2.3. Sumber Daya Manusia Tersedia tenaga kerja yang cukup terampil dalam bidang desain dan penguasaan teknologi yang didukung oleh

10

tersedianya akademi khusus di bidang keramik (program D1 s/d D3). Dukungan Litbang internal perusahaan dan Balai Besar Keramik Bandung dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) dalam pembinaan SDM dan penerapan SNI. Tersedianya perguruan tinggi yang memiliki jurusan khusus untuk keramik seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Belum dikuasainya kemampuan rancang bangun dan perekayasaan untuk teknologi industri keramik.

2.2.4. Infrastruktur Tingginya biaya THC yaitu US$ 150 per kontainer 20 ft (dibandingkan dengan China US$ 60-80, Malaysia US$ 75-110). Sarana dan prasarana transportasi belum mendukung baik di lokasi penambangan maupun di industri keramik. Sarana dan prasarana telekomunikasi belum merata di seluruh wilayah pengembangan industri. Industri keramik masih terkonsentrasi di Pulau Jawa

2.3. Industri Inti, Pendukung dan Terkait Industri Inti : Industri Keramik Industri Penunjang Industri pengolahan bahan baku feldspar, lempung dan kaolin. Perusahaan gas bumi (PT. PGN dan perusahaan gas swasta lainnya). Industri bahan kimia (glazur, fritz, zirconium dan pigmen).

11

Balai Besar Keramik Bandung. Industri Terkait Industri permesinan. Pembangunan APERSI). Balai Besar Barang dan Barang Teknik Bandung (B4T). perumahan / properti (REI, PERUMNAS,

2.4. Strategi Pengusaha dan Perusahaan 1. Perkembangan industri keramik dari negara-negara pesaing sangat pesat khususnya China 2. Kerjasama bidang keramik antara negara -negara ASEAN melalui konfrensi dan pameran 3. Beberapa negara pesaing menerapkan tarif BM tinggi untuk negara diluar ASEAN 4. Dalam rangka pengembangan industri keramik nasional, Indonesia menerapkan bea masuk keramik yang cukup tinggi meliputi ubin dan saniter sebesar 20% dan table ware dan keramik hias sebesar 30% yang akan diturunkan secara bertahap hingga 5% pada tahun 2010.

BAB III ANALISA SWOT

12

Dalam rangka penyusunan peta panduan pengembangan klaster industri Keramik perlu dirumuskan strategi pengembangan yang tepat sesuai dengan posisi strategis industri Keramik saat ini dan kondisi idealnya dengan mengkaji faktor internal dan eksternal industri Keramik. Hal ini untuk memetakan dengan baik strategi kebijakan dan arah pengembangan yang akan dicapai serta tahapan-tahapan untuk mencapai kondisi tersebut. Dalam rangka mengidentifikasi posisi strategis industri Keramik dengan lebih akurat dilakukan analisa SWOT. Indikator internal sistem digambarkan melalui kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknessess) sedangkan indikator eksternal sistem digambarkan melalui peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats). 3.1. Kekuatan Tersedianya Sumber Daya Alam. Bahan baku Energi : clay, kaolim, pasir silika dan feldspar. : bahan bakar gas, minyak dan batubara.

Kemampuan memproduksi keramik high quality. Penguasaan desain. Dukungan LITBANG internal perusahaan dan Balai Besar Keramik BAndung, Unit Pelayanan Teknis (UPT) di daerah, Perguruan Tinggi (ITB dan Universitas Muhamadiyah Jakarta), LIPI, BPPT.

Adanya dukungan Asosiasi dan Pemerintah Daerah.

3.2. Kelemahan Belum adanya fasilitasi penyiapan (pemurnian dan

pencampuran) bahan baku. Bahan glazur dan pigmen yang mempunyai nilai tinggi masih diimpor. Pasokan gas bumi tidak stabil dan harga jual dalam US Dollar, sedangkan penjualan dalam negeri menggunakan Rupiah. Sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik sedikit. Jarak antara pusat industri keramik dan sumber bahan baku cukup jauh dan jalur distribusi belum efisien.

13

3.3. Peluang Potensi pasar dalam negeri tetap terbuka, karena konsumsi perkapita untuk ubin masih rendah yaitu 1,0 m/tahun, sedangkan Thailand sudah mencapai 1,7 m/tahun. Malaysia sebesar 2,0 m/tahun dan Negara-negara maju berkisar antara 7 12 m/tahun. Potensi pasar ke negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika, Uni Eropa, Timur Tengah, Afrika dan NEgara-negara ASEAN cukup besar. Dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri.

3.4. Ancaman Beberapa negara tujuan ekspor seperti Philippina, Meksiko menerapkan hambatan tarif dan non-tarif. Maraknya impor dari China dengan harga murah. Beberapa negara tertentu menjadi tujuan ekspor China dan Indonesia. Persaingan terhadap produk keramik di pasar global baik di bidang kualitas maupun harga. Adanya tuntutan Negara tujuan ekspor yang makin tinggi terutama masalah mutu dan desain. Belum diberlakukannya SNI Wajib produk keramik khususnya ubin lantai.

BAB IV SASARAN

14

Dalam rangka pengembangan industri Keramik yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk, investasi, perolehan devisa, serta penyerapan tenaga kerja maka telah ditetapkan sasaran pengembangan industri Keramik sebagai berikut :

4.1. Jangka Menengah (2010-2014) a. Jangka Pendek (2010-2015) Pengamanan pasokan gas untuk industri keramik; Peningkatan teknik pengolahan bahan baku keramik;

b. Jangka Menengah (2015 2020) Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd (2009); Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Meningkatnya nilai ekspor dari USD 222 juta (2006) menjadi USD. 250 juta (2009); Tersusun dan diterapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib untuk keramik ubin dan saniter. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat.

4.2. Jangka Panjang (2010-2025) Menguatnya struktur industri keramik mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk jadi; Tingginya daya saing industri keramik nasional di pasar domestik dan ekspor; Tersedianya industri bahan baku keramik yang sesuai dengan kebutuhan.

4.1. Jangka Menengah (2010-2019) a. Jangka Pendek (2010-2014) Pengamanan pasokan gas untuk industri keramik; 15

Peningkatan teknik pengolahan bahan baku keramik;

b. Jangka Menengah (2014-2019) Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd (2010); Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Meningkatnya nilai ekspor dari USD 222 juta (2006) menjadi USD. 250 juta (2010); Tersusun dan diterapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) secara wajib untuk keramik ubin dan saniter. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat.

4.2. Jangka Panjang (2010-2025) Menguatnya struktur industri keramik mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk jadi; Tingginya daya saing industri keramik nasional di pasar domestik dan ekspor; Tersedianya industri bahan baku keramik yang sesuai dengan kebutuhan.

BAB V STRATEGI DAN KEBIJAKAN

16

5.1. Visi dan Arah Pengembangan Industri Keramik Visi : Membangun industri keramik nasional yang mempunyai daya saing internasional dan mempunyai nilai tambah yang tinggi pada tahun 2025. Arah Pengembangan Industri Keramik : Pengembangan industri Keramik untuk peningkatan nilai tambah. Adanya klaster industri Keramik diharapkan memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai (value chain) dari industri hulunya, mampu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun visi dan misi yang selaras, sehingga mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam industri, dan memfokuskan keterkaitan yang kuat antara sektor hulu sampai dengan hilir. 5.2. Indikator Pencapaian Terintegrasinya industri pengolahan Keramik. Peningkatan Utilisasi dan kapasitas industri Keramik, yang ditandai dengan : Kebutuhan bahan baku Keramik dapat dipenuhi dari dalam negeri Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri Keramik. Terpenuhinya kebutuhan dalam negeri akan produk-produk keramik. Meningkatnya kapasitas industri Keramik.

5.3. Tahapan Implementasi Beberapa langkah yang telah dilakukan berkaitan dengan

pengembangan klaster industri Keramik : Tahap diagnostik yaitu mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan klaster serta menyusun strategi pengembangan industri keramik.

17

Sosialisasi dan mobilisasi pembentukan klaster keramik kepada pemerintah dan pelaku usaha di daerah yang telah ditetapkan untuk dikembangkan menjadi lokasi pengembangan klaster industri keramik khususnya untuk daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam.

Kerjasama penelitian dan pengembangan antara dunia usaha dengan lembaga penelitian /perguruan tinggi.

Pembuatan Pilot Plant pengembangan pengolahan bahan baku keramik.

BAB VI PROGRAM / RENCANA AKSI

18

6.1. Jangka Menengah (2010-2014) a. Jangka Pendek (2010-2015) Koordinasi pengamanan pasokan gas untuk industri keramik; Promosi investasi bahan baku keramik; Peningkatan produksi bahan baku keramik untuk substitusi impor; Peningkatan efisiensi energi melalui penerapan konservasi energi; Pengembangan desain produk industri keramik; Meningkatkan kualitas produk keramik melalui SNI;

b. Jangka Menengah (2014-2019) Memenuhi pasokan gas sesuai kebutuhan industri keramik nasional. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti di daerah, khususnya penggunaan bahan baku yang tersedia di dalam negeri. Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik. Melakukan revitalisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri Kecil dan Menengah Keramik.

6.2. Jangka Panjang (2010-2025) Jangka Menengah (2015 2020) Memenuhi pasokan gas sesuai kebutuhan industri keramik nasional; Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti di daerah, khususnya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri; Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik; Melakukan Revitalisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri Kecil dan Menengah Keramik.

Jangka Panjang (2020 2025) Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi; Menerapkan dan pengawasan SNI; 19

Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri keramik; Mengembangkan industri pemurnian dan penyiapan bahan baku; Mengembangkan industri keramik bernilai tambah tinggi (advanced ceramic); Mengembangkan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik keramik yang hemat energi.

Kerangka pengembangan industri keramik perlu ditunjang oleh infrastruktur ekonomi yang memadai seperti teknologi, SDM, infrastruktur dan pasar. Pada Gambar 1. disampaikan Kerangka Pengembangan Industri Keramik, Gambar 2. tentang Kerangka Keterkaitan Industri Keramik dan Gambar 3. tentang Lokasi Pengembangan Klaster Keramik, sedangkan pada Tabel 1. disampaikan Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengembangan Industri Keramik. Produsen Sampai tahun 2006 ada 58 industri keramik di Indonesia yang menghasilkan produk keramik tile, tableware dan sanitary yaitu : Jenis Keramik - Keramik Ubin - Keramik Tableware - Keramik Saniter Perusahaan 40 15 3 -------58 T. Kerja (Org) 179.000 15.000 6.000 -----------200.000

Kapasitas dan Produksi Industri Keramik Nasional, 2006-2007 No 1 2 3 Jenis Keramik Tile Tableware Sanitary Satuan Jt m2 Jt Buah Jt Buah Kap 327 268 4,6 Produksi 2006 222,1 144,7 3,9 2007 200 131 4 Utilisasi (%) 2006 68 54 85 2007 61 49 87

Pemasaran Hingga saat ini pemasaran industri keramik selain untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri juga telah diekspor ke berbagai negara seperti Asia, Amerika dan Eropa (produk keramik tile dan saniter) dan keramik tableware ke negara-negara USA, Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin. 20

Konsumsi Dalam Negeri dan Nilai Penjualan Volume 2006 Tile Tableware Sanitary Jt m Jt buah Jt buah2

Uraian

Satuan

2007 186,2 113,7 3,35

Nilai (Rp Trilyun) 2006 2007 6,07 0,26 0,71 5,36 0,43 0,88

210,9 68,5 2,7

Volume dan Nilai Ekspor Keramik Volume 2006 Tile Tableware Sanitary Jt m Jt buah Jt buah2

Uraian

Satuan

2007 22,2 101,6 1,1

Nilai (US$ Juta) 2006 2007 113.0 79.0 30.5 96.5 81.9 32.5

33,5 102,0 1,2

Walaupun Indonesia telah memproduksi berbagai produk keramik dan telah diekspor ke berbagai negara, namun kita juga masih marak dengan produk-produk keramik impor yang sebagian besar berasal dari China. Besarnya volume dan nilai impor produk keramik dapat dilihat seperti tabel berikut :

Volume dan Nilai Impor Produk Keramik Indonesia Uraian Tile Tableware Sanitary Satuan Jt m2 Jt buah Jt buah Volume 2006 2007 11,30 8,35 99,00 84,30 0,45 0,42 Nilai (US$. Jt) 2006 2007 36.00 32.09 10.00 8.78 4.83 4.57

Gas Bumi Campuran bahan baku pada proses produksi dibakar melalui tanur sampai suhu 1.300 C dengan bahan bakar gas. Bahan bakar tersebut dipasok oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PT. PGN). Pasok gas dari perusahaan ini sering tidak stabil (pressure drop) sehingga kualitas produksi menjadi kurang baik dan optimalisasi kapasitas sulit dicapai. Perkembangan kebutuhan gas dari tahun 2005 dan perkiraan kebutuhan 2006 2010 adalah : 21

Permasalahan 1. Bahan Baku Bahan baku / penolong sebagian besar masih diimpor khususnya dari China seperti feldspar, clay, pigmen, dan china stone. Sebenarnya deposit feldspar ada di Banjarnegara, Pangaribuan, Lampung, Tulung Agung dan Lodoyo, Clay di Lampung dan Monterado (Kalbar), Kaolin di Bangka dan Belitung, Pasir Kuarsa di Pacitan namun sampai saat ini belum dikelola secara manufacture. 2. Bahan Bakar Bahan bakar yang digunakan adalah gas bumi yang diperoleh dari PT. PGN dengan pembayaran menggunakan mata uang US$, sedangkan penjualan dalam negeri menggunakan mata uang rupiah. Oleh sebab itu industri keramik sering mengalami kerugian akibat perubahan kurs. Gas yang dialirkan melalui saluran pipa distribusi sering mengalami gangguan dalam bentuk pressure drop/tekanan labil sehingga mempengaruhi kualitas produksi. 3. Impor Sejak awal Januari 2005 telah ditetapkan kenaikan Tarif Bea Masuk keramik yaitu 30% untuk tableware, 20% untuk ubin dan saniter (China 18%, Malaysia 30%, Filipina 15%, Thailand 30%, Vietnam 45%, Kamboja 7%, Laos 5%). Khusus untuk keramik tableware masih dikenakan tambahan bea masuk safeguard selama 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2006 sebesar Rp. 1.600/kg, tahun 2007 sebesar Rp.1.400/kg dan tahun 2008 sebesar Rp. 1.200/kg. Maraknya impor keramik yang masuk secara ilegal dengan harga yang murah menyebabkan serious Injury pada industri keramik nasional.

4. Ekspor

22

Ekspor produk keramik Indonesia sering dikenai non tarif barrier seperti di Philipina dikenakan safeguard measure untuk keramik tile, di Meksiko dikenakan dumping untuk keramik table ware. VII. Alternatif Pemecahan Masalah 1. Untuk mengurangi komponen bahan baku impor perlu dilakukan Promosi investasi pembangunan pabrik yang mengolah feldspar, Lempung dan Kaolin dan sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan oleh industri keramik. Daerah-daerah yang potensi bahan bakunya cukup besar seperti feldspar di Banjarnegara, Pangaribuan (Sumut) dan Lampung, sedangkan Clay di Lampung dan Kalimantan Barat, serta Kaolin di Bangka Belitung. 2. Penjualan hasil produksi keramik sebagian besar dengan mata uang rupiah, diusulkan PT. PGN tidak menggunakan sistim pembayaran gas dengan mata uang US$, namun dengan kurs rupiah yang berlaku tetap untuk satu tahun. Kinerja industri keramik sampai saat ini masih mengalami serious injury akibat maraknya impor ilegal dan belum tumbuhnya sektor properti serta menurunnya daya beli masyarakat. Oleh sebab itu adanya rencana menaikan harga gas dapat diikuti dengan peningkatan pelayanan baik kualitas maupun kuantitas pasokan gas. 3. Untuk mencegah maraknya impor illegal telah ditetapkan pengenaan verifikasi terhadap importasi keramik dari negara asal barang. 4. Produsen industri keramik nasional yang melakukan ekspor diharapkan lebih memahami peraturan-peraturan yang berlaku dinegara tujuan ekspor, sehingga terhindar dari pengenaan dumping atau safeguard maupun hambatan perdagangan lainnya.

6.3. Jangka Panjang (2020-2025) Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi. Menerapkan dan pengawasan SNI. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri keramik. 23

Mengembangan industri pemurnian dan penyiapan bahan baku. Mengembangan industri keramik bernilai tambah tinggi (advanced ceramic). Mengembangan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik keramik yang hemat energi.

Kerangka pengembangan industri keramik perlu ditunjang oleh infrastruktur ekonomi yang memadai seperti teknologi, SDM, infrastruktur dan pasar. Pada Gambar 1. disampaikan Kerangka Pengembangan Industri Keramik, Gambar 2. tentang Kerangka Keterkaitan Industri Keramik dan Gambar 3. tentang Lokasi Pengembangan Klaster Keramik, sedangkan pada Tabel 1. disampaikan Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengembangan Industri Keramik.

24

Industri Inti Industri Keramik

Industri Pendukung Mesin dan Peralatan; Bahan Kimia (glazur dan Pigmen); Gas Bumi; Pemurnian Bahan Baku (Tanah Liat, Kaolin, Pasir Silika, Feldspar, Batu Kapur)

Industri Terkait Bahan Bangunan; Engineering Ceramic; Komponen Kelistrikan Sasaran Jangka Menengah (2015-2020) 1. Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd 2. Tercapainya tingkat utilitas rata-rata diatas 90% 3. Meningkatnya nilai ekspor dari US.$.222 juta menjadi US.$.250 juta 4. Tersusun dan diterapkannya SNI secara wajib untuk keramik ubin dan saniter 5. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat Sasaran Jangka Panjang (2020 2025) 1. Menguatnya struktur industri keramik mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk jadi; 2. Tingginya daya saing industri keramik nasional di pasar domestik dan ekspor. 3. Tersedianya industri bahan baku keramik yang sesuai dengan kebutuhan.

Sasaran Jangka Menengah (2010 2015) 1. 2. 3. 4. 5. Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd (2009); Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Meningkatnya nilai ekspor daru USD. 222 juta (2006) menjadi USD. 250 juta (2009); Tersusun dan diterapkannya Standar Nasional (SNI) secara wajib untuk keramik ubin dan saniter. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat.

Strategi Sektor : Mendukung pasokan pengadaan bahan baku dan energi, pengembangan industri bahan penolong, mengoptimalkan penguasaan pasar dalam negeri, perlindungan yang wajar dari impor keramik. Teknologi : Pengembangan dan diversifikasi teknologi tradisional ke penggunaan otomatisasi. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2015-2020) 1. Memenuhi pasokan gas sesuai dengan kebutuhan industri keramik nasional 2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti didaerah, khusunya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri. 3. Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik 4. Melakukan revitalisasi unit pelayanan terpadu (UPT) industri kecil dan menengah keramik. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2020 2025) 1. Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi; 2. Menerapkan dan pengawasan SNI; 3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri keramik; 4. Mengembangkan industri pemurnian dan penyiapan bahan baku; 5. Mengembangkan industri keramik bernilai tambah tinggi (advancedceramic); 6. Mengembangkan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik keramikyang hemat energi. SDM : a. Meningkatkan kemampuan kompetensi SDM di bidang engineering ceramic melalui pendidikan dan pelatihan singkat hingga D3; b. Pelatihan sistem manajemen mutu pada industri dan bahan baku keramik. Infrastrkutur : a. Peningkatan peran litbang dan perguruan tinggi; b. Pengembangan kemampuan Balai Besar Keramik yang mampu menghasilkan rekayasa dan permesinan yang modern.

Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 2015)

1. 2. 3. 4. 5.

Memenuhi pasokan gas sesuai kebutuhan industri keramik nasional; Meningkatkan kualitas produk keramik melalui SNI; Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti di daerah, khususnya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri; Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik; Melakukan Revitalisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri Kecil dan Menengah Keramik.

Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi : a. Inisiasi (2004 2009) : Mendorong penggantian teknologi tradisional ke teknologi modern; b. Pengembangan cepat (2010 2015) : Pengembangan teknologi pembakaran yang efisien dan otomatisasi tungku; c. Matang (2016 2025) : pengembangan kemampuan rekayasa dan permesinan. Pasar : a. Membangun daya saing terhadap keramik China; b. Meningkatkan akses & penetrasi di pasar internasional; c. Membangun dan mempromosikan merk lokal di pasar internasional; Meningkatkan konsumsi produk keramik dalam negeri. d.

Gambar 2. 25

Kerangka Pengembangan Industri Keramik

P e m e r in t a h P u s a t: D e p e rin , D e p E S D M , D e p d a g , P e rta m in a , BKPM, BSN

F o r u m D a y a S a in g W o r k in g G ro u p F a s ilita to r K la s te r

Pem da: D in a s In d a g D in a s P e r ta m b a n g a n

BAHAN BAKU : L e m p u n g /ta n a h lia t F e ld s p a r K a o lin F r it z P a s ir S ilik a B a h a n k im ia la in n y a

K e r a m ik T ile /u b in d a n d in d in g K e r a m ik S a n it e r K e r a m ik T a b le W a r e R o o f in g / G e n t e n g

E k s p o r tir

PASAR LUAR NEGERI

M e s in d a n P e r a la t a n

D is tr ib u to r

R e f r a c t o r y /B a t u T a h a n A pi K e r a m ik h ia s

PASAR D ALAM NEGERI

L e m b a g a L itb a n g /P TB B IK , B 4 T

JAS A:T r a n s p o r t a s i, P e r b a n k a n

A s s o s ia s i: AS AKI

26

Tabel 1. Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Industri Keramik Pemerintah Pusat Pertamina Dep.Perin0 0 0 0 0 0 0 0

Pemda Asosiasi Prop

Swasta Perusahaan Industri

Perguruan Tinggi dan Litbang B4T Bandung Working Group Balai Besar Keramik

Forum Fasilitas Klaster

De. Dag

BKPM

ESDM

Rencana Aksi 2004 2009

PGN

BSN

Kab

PT

1. Pengamanan/pemenuhan pasokan gas; 2.Pemetaan bahan baku keramik; 3.Melakukan pemetaan ketersediaan pasokan dan kebutuhan gas; 4.Pemenuhan dan Penguasaan Pasar Domestik; 5.Pengembangan kemampuan teknologi industri keramik; 6.Penyusunan dan penerapan SNI wajib untuk keramik ubin dan SNI untuk Saniter; 7.Promosi Investasi untuk pemurnian bahan baku clay, feldspar dengan mensosialisasikan paket kebijakan investasi; 8.Peningkatan kompetensi SDM.

0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0

0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

27

Gambar 1. Lokasi Pengembangan Industri Keramik

NAD

Sumut Riau Sumbar

Kep. Riau Kep. Kalbar Jambi Babel Kalsel

Bengkulu Lampung

Sumsel DKI Jakarta Banten Jabar Jateng DI Yogya

Jatim Bali NTB NTT

Lokasi Indikasi Lokasi Sentra Sentra Jumlah sentra Jumlah Sentra Perusahaan Perusahaan

: Jawa, Luar JawaJawa (NTB, Kalbar, Babel, NTT, Bali) : Jawa, Luar (Jawa bagian Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara). : Sumatera Utara (3), Jawa Bagian Barat (30), Kalimantan Barat Banten (17) : Sumut, DKI Jakarta( 5), Babel (1), Kalbar (1), NTB, (8). : 41. 36 : : PT.PT. Satyaraya(Sumut), PT. Sibelco (Tangerang), PT. Surya Toto (Banten), PT. Tbk. (Jawa Bagian Barat), : Mark Dynamic Keramindo Indah Lautan Mineral (Kalbar), PT. Arwana Citra Mulia Mulia Ceramic PT. Tri Marga Jaya (Jawa Bagian Barat).

(Jabar/Cikarang, Bekasi), PT. Inti Keramik Alam Asri (Tengerang), PT. Asia Victory Industri (Surabaya)

28

1

Industri Inti Industri Keramik

Industri Pendukung Mesin dan Peralatan; Bahan Kimia (glazur dan Pigmen); Gas Bumi; Pemurnian Bahan Baku (Tanah Liat, Kaolin, Pasir Silika, Feldspar, Batu Kapur)

Industri Terkait Bahan Bangunan; Engineering Ceramic; Komponen Kelistrikan

Sasaran Jangka Menengah (2010 2015) 6. 7. 8. 9. 10. Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd (2009); Tercapainya tingkat utilisasi rata-rata diatas 90 persen; Meningkatnya nilai ekspor daru USD. 222 juta (2006) menjadi USD. 250 juta (2009); Tersusun dan diterapkannya Standar Nasional (SNI) secara wajib untuk keramik ubin dan saniter. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat.

Sasaran Jangka Menengah (2015-2020) 6. Terpenuhinya kebutuhan bahan bakar gas sebanyak 130 mmscfd 7. Tercapainya tingkat utilitas rata-rata diatas 90% 8. Meningkatnya nilai ekspor dari US.$.222 juta menjadi US.$.250 juta 9. Tersusun dan diterapkannya SNI secara wajib untuk keramik ubin dan saniter 10. Pengembangan pemanfaatan bahan baku keramik di Kalimantan Barat Sasaran Jangka Panjang (2020 2025) 4. Menguatnya struktur industri keramik mulai dari penyediaan bahan baku hingga produk jadi; 5. Tingginya daya saing industri keramik nasional di pasar domestik dan ekspor. 6. Tersedianya industri bahan baku keramik yang sesuai dengan kebutuhan.

Strategi Sektor : Mendukung pasokan pengadaan bahan baku dan energi, pengembangan industri bahan penolong, mengoptimalkan penguasaan pasar dalam negeri, perlindungan yang wajar dari impor keramik. Teknologi : Pengembangan dan diversifikasi teknologi tradisional ke penggunaan otomatisasi. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2015-2020) 1. Memenuhi pasokan gas sesuai dengan kebutuhan industri keramik nasional 2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti didaerah, khusunya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri. 3. Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik 4. Melakukan revitalisasi unit pelayanan terpadu (UPT) industri kecil dan menengah keramik. Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2020 2025) 7. Meningkatkan efisiensi dan konservasi energi; 8. Menerapkan dan pengawasan SNI; 9. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia bagi industri keramik; 10. Mengembangkan industri pemurnian dan penyiapan bahan baku; 11. Mengembangkan industri keramik bernilai tambah tinggi (advanced ceramic); 12. Mengembangkan bidang desain, rekayasa dan fabrikasi pabrik keramik yang hemat energi.

Pokok-Pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 2015) 6. 7. 8. Memenuhi pasokan gas sesuai kebutuhan industri keramik nasional; Meningkatkan kualitas produk keramik melalui SNI; Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan produsen keramik dalam rangka pengembangan industri inti di daerah, khususnya penggunaan bahan-bahan baku yang tersedia di dalam negeri; 9. Mempromosikan investasi industri bahan baku keramik; 10. Melakukan Revitalisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Industri Kecil dan Menengah Keramik.

Unsur Penunjang Periodesasi Peningkatan Teknologi : d. Inisiasi (2004 2009) : Mendorong penggantian teknologi tradisional ke teknologi modern; e. Pengembangan cepat (2010 2015) : Pengembangan teknologi pembakaran yang efisien dan otomatisasi tungku; f. Matang (2016 2025) : pengembangan kemampuan rekayasa dan permesinan. Pasar : e. Membangun daya saing terhadap keramik China; f. Meningkatkan akses & penetrasi di pasar internasional; g. Membangun dan mempromosikan merk lokal di pasar internasional; h. Meningkatkan konsumsi produk keramik dalam negeri. SDM : c. Meningkatkan kemampuan kompetensi SDM di bidang engineering ceramic melalui pendidikan dan pelatihan singkat hingga D3; d. Pelatihan sistem manajemen mutu pada industri dan bahan baku keramik. Infrastrkutur : c. Peningkatan peran litbang dan perguruan tinggi; d. Pengembangan kemampuan Balai Besar Keramik yang mampu menghasilkan rekayasa dan permesinan yang modern.

2

Gambar 1. Kerangka Pengembangan Industri KeramikP e m e r in t a h P u s a t: D e p e rin , D e p E S D M , D e p d a g , P e rta m in a , BKPM, BSN Pem da: D in a s In d a g D in a s P e r ta m b a n g a n

F o r u m D a y a S a in g W o r k in g G ro u p F a s ilita to r K la s te r

BAHAN BAKU : L e m p u n g /ta n a h lia t F e ld s p a r K a o lin F r it z P a s ir S ilik a B a h a n k im ia la in n y a

K e r a m ik T ile /u b in d a n d in d in g K e r a m ik S a n it e r K e r a m ik T a b le W a r e R o o f in g / G e n t e n g

E k s p o r tir

PASAR LUAR NEGERI

M e s in d a n P e r a la t a n

D is tr ib u to r

R e f r a c t o r y /B a t u T a h a n A pi K e r a m ik h ia s

PASAR D ALAM NEGERI

L e m b a g a L itb a n g /P TB B IK , B 4 T

JAS A:T r a n s p o r t a s i, P e r b a n k a n

A s s o s ia s i: AS AKI

Gambar 2.Kerangka Keterkaitan Industri Keramik

Tabel 1.Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Industri Keramik

3

Pemerintah Pusat Pertamina Dep.Perin0 0 0 0 0 0 0 0

Pemda Asosiasi Prop

Swasta Perusahaan Industri

Perguruan Tinggi dan Litbang B4T Bandung Working Group Balai Besar Keramik

Forum Fasilitas Klaster

De. Dag

BKPM

ESDM

Rencana Aksi 2004 2009

PGN

BSN

Kab

PT

1. Pengamanan/pemenuhan pasokan gas; 2.Pemetaan bahan baku keramik; 3.Melakukan pemetaan ketersediaan pasokan dan kebutuhan gas; 4.Pemenuhan dan Penguasaan Pasar Domestik; 5.Pengembangan kemampuan teknologi industri keramik; 6.Penyusunan dan penerapan SNI wajib untuk keramik ubin dan SNI untuk Saniter; 7.Promosi Investasi untuk pemurnian bahan baku clay, feldspar dengan mensosialisasikan paket kebijakan investasi; 8.Peningkatan kompetensi SDM.

0 0 0 0

0 0 0 0 0 0

0 0 0

0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Gambar 1. Lokasi Pengembangan Industri Keramik

NAD

Sumut Riau Sumbar

Kep. Riau Kep. Kalbar Jambi Babel Kalsel

Bengkulu Lampung

Sumsel DKI Jakarta Banten Jabar Jateng DI Yogya

Jatim Bali NTB NTT

Lokasi Indikasi Lokasi Sentra Sentra Jumlah sentra Jumlah Sentra Perusahaan Perusahaan

: Jawa, Luar JawaJawa (NTB, Kalbar, Babel, NTT, Bali) : Jawa, Luar (Jawa bagian Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Utara). : Sumatera Utara (3), Jawa Bagian Barat (30), Kalimantan Barat Banten (17) : Sumut, DKI Jakarta( 5), Babel (1), Kalbar (1), NTB, (8). : 41. 36 : : PT.PT. Satyaraya(Sumut), PT. Sibelco (Tangerang), PT. Surya Toto (Banten), PT. Tbk. (Jawa Bagian Barat), : Mark Dynamic Keramindo Indah Lautan Mineral (Kalbar), PT. Arwana Citra Mulia Mulia Ceramic PT. Tri Marga Jaya (Jawa Bagian Barat).

(Jabar/Cikarang, Bekasi), PT. Inti Keramik Alam Asri (Tengerang), PT. Asia Victory Industri (Surabaya)

5