KERAGAAN GALUR HUTAN KEDELAI DI DAERAH HASAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
-
Upload
duonghuong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of KERAGAAN GALUR HUTAN KEDELAI DI DAERAH HASAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
KERAGAAN GALUR HUTAN KEDELAI DI DAERAH HASAH PADA BEBERAPA TINGKAT PENGAPURAN
Tantono Subagyo*, Soertini Gandanegara** dan Hendratno**
ABSTRAK
KIRAGAAN GALUR HUTAN KIDELAI DI DAERAH HASAH PADA DIDIRAPA TINGKAT PINGAPURAN.
Galur mutan no. 43, 214 dan 23-D ditanam di lahan podsolik merah kuning di Sumatera
Selatan pada tingkat pengapuran 0; 250; 500 dan 1000 kg/ha. Ga1ur no. 23-D mempunyai
hasil brangkasan dan berat biji tertinggi yang berbeda nyata dan lebih tinggi dari
ga1ur yang lain maupun varietas Orba. Ga1ur no. 214 terlihat mempunyai berat brang
kasan dan jumlah po10ng isi yang 1ebih tinggi dari ku1tivar Orba. Ga1ur no. 23-D dan
214 lIerupakan ga1ur yang to1eran terhadap lahan masam sehingga dengan pengapuran
setinggi 250 atau 500 kg/ha telah didapatkan peningkatan hasi1 yang nyata.
ABSTRACT
THI PIRroRK&NCI or SIVIRAL SOYBEAN MUTANT LINKS ON ACID SOIL WITH SIVIRAL
LIVILS or LIKINC. Soybean mutant lines nos. 43, 214 and 23-D were planted on red
yellow podzolic soils with low pH at south Sumatera compared to Orba cultivars. Four
different levels of liming i.e. 0, 250, 500, 1000 were given. Results shows that
among the lines and cultivars observed, line no. 23-D gave highest yield and biomass
weight. Line no. 214 also gave a high biomass weight and number of fertile pods.
These two lines were found to be tolerant to the soil acidity, 250 or 500 kg/ha lime
was able to increase their yield significantly.
PENDAHULUAN
Di Indonesia kebutuhan akan kedelai sangat tinggi dan akan se
lalu meningkat. Pada tahun 1980 impor kedelai mencapai 194.000 ton,
meningkat menjadi 401.000 ton ditahun 1984 (1). Kebutuhan dewasa ini
diperkirakan mencapai 700.000 ton (2). Kebutuhan yang selalu mening
kat ini harus diimbangi dengan ekstensifikasi lahan.
* Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa
** Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
375
Oi luar Jawa lahan kering pada umumnya merupakan lahan dengan
tanah jenis podsolik merah kuning yang mempunyai reaksi masam (pH 4
SAMPAl 5). Dl 9umAt~rA, 9ulawesl dan KalImantan terdapat sekitar 1~juta Ha lahan podsolik merah kuning. Kultivar kedelai yang ada
selama ini kurang eoeok untuk ditanam pada tanah masam, dan memerlu
kan pengapuran yang eukup tinggi. Hal ini menyebabkan perlunya usaha
pengembangan varietas yang dapat tumbuh di lahan masam.
Oari hasil mutasi PAIR yang telah diuji pada pereobaan pot di
dapatkan bahwa galur No. 43, 214 dan 23-0 adalah galur yang toleran
terhadap kemasaman tanah (3). Pereobaan ini dilaksanakan dalam rang
ka kerja sama antara Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga
Atom Nasional dengan Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa untuk men
dapatkan galur kedelai yang toleran terhadap kemasaman tanah. Galur
yang didapat diharapkan akan dapat dikembangkan sebagai tanaman sela
maupun sebagai komponen dalam usaha tani karet rakyat.
BAHAN DAN METODE
Pereobaan dilaksanakan di Kebun Pereobaan Pusat Penelitian
Perkebunan Sembawa, dari bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 1990.
Tiga galur kedelai masing-masing galur no. 43, 214 dan 23-0 dan
kultivar Orba sebagai pembanding ditanam pada 5 tingkat pengapuran
yaitu 0; 250; 500; 750 dan 1000 kg/ha aplikasi jalur. Luas petak 6 x
2,5 m, jarak tanam 40 x 10 em. Pupuk 30 kg N/ha dan 60 kg P/ha dibe
rikan pada awal tanam. Benih diinokulasi dengan inokulum Rhizogin.
Pengamatan dilakukan terhadap peubah-peubah agronomis seperti be rat
brangkasan, jumlah polong dan jumlah polong isi dan berat biji. Per
eobaan dilaksanakan seeara faktorial sesuai dengan Raneangan Aeak
Berblok dengan tiga ulangan. Hasil analisa tanah pada tempat pereo
baan disajikan pada Tabel 1.
HASI L DAN PEMBAHASAN
Berat brangkasan, jumlah polong isi dan berat bij i dari 25
tanaman disajikan pada Gambar 1 dan 2. Analisa statistik menunjukkan
ketiadaan interaksi antara galur dan pengapuran, karena galur dan
kultivar yang ditanam tampaknya mempunyai respon yang hampir sama
376
terhadap pengapuran. Ditinjau dari berat brangkasan galur no. 214
dan 23-D mempunyai keragaman yang lebih baik dari varietas Orba pada
tingkat pengapuran yang sama. Dari jumlah polong isi nampak bahwa
galur no. 214 lebih unggul dari galur yang lain. Sedangkan dari segi
hasil yang jelas terlihat lebih baik dari Orba adalah galur 23-D.
Pengapuran meningkatkan hasil semua galur kedelai yang ditanam. Pada
galur no. 23-D nampak bahwa pengapuran sebesar 250 sampai 500 kg/ha
sudah meningkatkan hasil secara nyata.
Dari hasil percobaan ini secara umum dapat dikatakan bahwa
galur no. 23-D dan 214 merupakan galur yang lebih toleran terhadap
tanah masam dibandingkan dengan varietas Orba. Galur no. 214 lebih
unggul dari jumlah polong isi dan berat brangkasan sedangkan galur
no. 23-D dari berat brangkasan dan hasil. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mendapatkan strain Rhizobium yang toleran terhadap
kemasaman lahan dan mempunyai kisaran kompatibilitas terhadap galur
kedelai yang tinggi.
KESIMPULAN
1. Galur mutan no. 23-D dan 214 merupakan galur kedelai yang toleran
terhadap lahan masam dan dapat dikembangkan di lahan podsolik
merah kuning.
2. Pengapuran setinggi 250 sampai 500 kg/ha telah dapat meningkatkan
hasil galur kedelai 23-D dan 214 secara nyata walaupun hasil akan
tetap meningkat pada tingkat pengapuran yang lebih tinggi.
3. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan strain
Rhizobium tahan masam yang kompatibel dengan galur-galur tersebut
di atas.
DAFTAR PUSTAKA
1. SOEJITNO, J., "Status and current research of soybean
pests in Indonesia", Soybean Research and Development in
nesia (BOTTEMA, J.W.T., DAUPHIN, F., and GIJSBERG, G.,
CGPRT (1987) 217.
insect
Indo
eds. )
377
2. WIRAATMADJA, S., (Dirjen Tanaman Pangan)25 Juni 1990.
wawancara dalam Kompas
3. GANDANEGARA, S. dan HENDRATNO, Komunikasi pribadi.
Tabel 1. Hasil analisis tanah yang digunakandalam percobaan
% liat 26,15
Bahan organik (%)
0,238
pH
4 - 4,5
KTK (mmol/kg)
14 - 15
Kapasitas Iapang (%)
17,45
Al dapat tukar
4 meq/100 gr.
378
a. Berat brangkoson (g/25 tonomon).
1\ .:: ..A.",._._.__ A::::. " t::t ~ 1A1
......~. __ ._ El·········· - - ••.... /
D"'"'' ////
/
o 250
b. Jumloh polong isi.
20..0·..·..·..······..···0 ··..··..· · ·0
100
9060•.....• 0" 70-
c~60
0:Ii 500" Ce 40
.a ....3D
e CI.I
20Q)
]00
500 750 1000
16:~ 0"
~12
'0 Q,.c 60E::1~
4
0
0
250 500 750 1000
Tingkot pengopuron (kg/ho).
Gambar 1. Berat kering brangkas1m dan jumlah polongisi beberapa galur kedelai di lahan masamdengan beberapa tingkat pengapuran, Sembab aw a , 19 9 0
-¥- Orbo "0'-' 43 -A-. 23-D
379
125
~ 100c 0E0c.s
I()
75N "3.-:~.0
~
50
eC1.III)
25
~""""""b------8" ",~'~,~,~,O,." "",'..'"..'..'~" ,~~~.~.~.
~.'/, ------0······.... ~ ~.. ~_.. -.... .{-
..'/.... ,/
...~',/..,~,/... //
oo 250 500 750
lingkat pengapuran (kg/ha).
1000
Gambar 2. Berat biji beberapa galur kedelaihasil mutan di lahan mas am denganbe be rap a tingkat pengapuran, Semb aw a , 19 9 a
380
--¥- Orba --0- 43 -Br- 23-0
DISKUSI
RIJANTI S.
Mengapa Anda tidak menggunakan verietas Guntur sebagai kontrolnya,
karena kalau tidak salah mutan-mutan tersebut berasal dari varietas
Guntur.
TANTONO s.
Digunakan varietas Orba sebagai kontrol karena varietas ini yang
banyak ditanam di Sumatera Selatan.
HARRY IS M.
Dari makalah yang Anda sajikan kami sangat tertarik dan ternyata ada
2 galur mutan, yaitu 214 dan 23-D yang mempunyai adaptasi yang cukup
baik untuk lahan bermasalah dan pH rendah, dengan pengapuran yang
paling rendah. Yang kami ingin tanyakan adalah prospek masa depan
untuk pengembangan selanjutnya dan apakah ada varietas normal (yang
sudah dilepas) sebagai kontrol/pembanding untuk lahan bermasalah ?
TANTONO S.
Bila masalah konsumen dapat diatasi maka kedelai dapat diperluas
penanamannya antara lain Proyek Perkebunan Inti Rakyat, di antara
karet dan lain sebagainya, di Indonesia luas tanah podsolik masih
kurang cukup tinggi dan galur kedelai toleran terhadap kemasaman
dapat merupakan salah satu komoditi utama di lahan tersebut.
381