Keracunan Makanan
-
Upload
mawarni-lestari -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Keracunan Makanan
TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
MANAJEMEN KERACUNAN MAKANAN
Oleh:
Mawarni Lestari
P 17420513045
Nakula 2
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan
makanan sangat umum terjadi dan terkadang menimbulkan masalah serius hingga
mengancam hidup penderitanya. Banyak sekali penyebab keracunan makanan, yang
paling umum adalah karena infeksi bakteri seperti Campylobacter, Salmonella,
Shigella, Escherichia coli (E. coli), Listeria, dan Botulisme. Onset gejala dan tingkat
keparahan tergantung pada waktu yang infeksi penyebabnya. Ada lebih dari 250
penyakit yang bertalian dengan makanan.
CDC memperkirakan bahwa 68% dari kasus-kasus keracunan makanan yang
disebabkan karena organisme tidak terdeteksi atau tidak diketahui. Hal ini karena
kebanyakan kasus menyelesaikan sendiri dan tidak memerlukan rawat inap. Penyebab
adalah terutama dua-organisme menular dan racun.
Makanan sangat rentan terhadap kontaminasi jika tidak ditangani, disimpan
atau dimasak dengan baik. Makanan yang paling sering menyebabkan keracunan
(karena pengolahan yang tidak benar atau terkontaminasi) adalah daging, ikan, susu,
telur dan berbagai penganan atau sajian setelah makan. Makanan yang terkontaminasi
oleh bahan atau bakteri tertentu paling sering terjadi akibat ketidakbersihan
lingkungan memasak, bahan makanan atau tempat makan tidak dicuci dengan bersih,
proses pengolahan makanan yang salah, dan juga karena orang yang mengolahnya
sedang dalam kondisi penyakit tertentu, seperti infeksi pada kulit atau batuk-batuk.
CDC melaporkan data di Amerika antara tahun 1998 dan 2008, perkiraan
penyakit yang bertalian dengan makanan tahunan, rawat inap, dan kematian akibat
masing-masing 17 kategori makanan. Di antara temuan tersebut sayuran berdaun
hijau yang penyebab paling umum dari keracunan makanan (22%), terutama karena
spesies Norovirus, diikuti oleh E coli O157. Unggas adalah penyebab kematian
paling umum dari keracunan makanan (19%), dengan Listeria dan Salmonella spesies
menjadi organisme menular utama dan produk susu [adalah penyebab paling sering
kedua penyakit bawaan makanan (14%) dan kematian (10%), dengan faktor utama
yang menjadi kontaminasi oleh Norovirus dari makanan dan pasteurisasi yang tidak
tepat mengakibatkan kontaminasi dengan spesies Campylobacter.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar keracunan makanan
2. Untuk mengetahui penanganan darurat keracunan makanan
3. Untuk mengetahui pencegahan keracunan makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keracunan Makanan
1. Definisi
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel
pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil
menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia. Intoksikasi
atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan
dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7%
dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah
toksik.
Keracunan makanan adalah masuknya zat racun (toxic) ke dalam
tubuh darii bahan makanan yang dimakan baik tertelan, terhirup ataupun
masuk melalui kulit tubuh. Menurut Gaman dan Sherington (1996)
keracunan makanan adlah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi
makanan yang beracun atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme.
Keracunan makanan sangat umum terjadi dan terkadang menimbulkan
masalah serius hingga mengancam hidup penderitanya. Banyak sekali
penyebab keracunan makanan, yang paling umum adalah karena infeksi
bakteri seperti Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia coli (E.
coli), Listeria, dan Botulisme.
2. Penyebab Keracunan Makanan
Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh tiga hal
yaitu:
a. Keracunan makanan secara kimiawi
Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan
kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari
bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan
produksi.
Keracunan juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari
logam tertentu (misalnya timah, merkuri dan cadmium) di dalam
tubuh. Kadar merkuri dan cadmium yang tinggi telah ditemukan pada
ikan yang ditangkap di perairan yang mengalami pencemaran bahan
buangan industry.keracunan timah dapat timbul oleh air yang melewati
pipa yang terbuat dari timah hitam.
b. Keracunan makanan secara biologis
Keracunan makanan secara biologis karena memakan tumbuhan yang
mengandung substansi yang terdapatsecara alami dan bersifat
membahayakan. Biasanya jarang menjadi penyebab keracunan
makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat terjadi karena
penyiapan makanan yang kurang baik atau pemilihan makanan yang
kurang tepat (misalnya mengkonsumsi jamur beracun).
c. Keracunan makanan karena mikroorganisme
Pada dasrnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan makhluk
hidup lain, tetapi mikroorganisme juga dapat membahaykan karena
beberapa jenis dari mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan sakit
yang cukup serius pada makhluk hidup yang lain (Gaman dan
Sherrington, 2000: 255)
Berikut beberapa mikroorganisme penyebab keracunan makanan :
1) Virus : Norovirus, Rotavirus, Hepatitis A
2) Bakteri : Salmonella, Campylobacter, Escherichia Coli (E Coli),
Shigella, Listeria Monocytogenes, Clostridium Botulinum, dll
3. Tanda Dan Gejala Keracunan Makanan
Keracunan makanan biasanya dimulai dengan perasan mual, kejang
dan nyeri di perut secara tiba-tiba, perut kembung terutama di bagian
bawah yang diikuti dengan muntah-muntah, diare, dan perasaan lemah.
Mungkin juga muncul perasaan terbakar pada anus, dan tinja yang
dikeluarkan mengandung darah atau semacam lendir. Bila sudah dalam
kondisi seperti ini, si penderita akan kekurangan cairan dan akhirnya syok,
hingga asidosis.
Dalam dua sampai empat jam setelah memakan makanan yang sudah
terkontaminasi bakteri, penderita akan merasakan kejang perut yang hebat,
diikuti perasaan mual, muntah-muntah, dan diare, sering juga terjadi
kelemahan dan syok yang hebat. Pada umumnya serangan ini akan
berakhir dalam beberapa jam diikuti dengan kesembuhan sempurna.
B. Penanganan Gawat Darurat Keracunan Makanan
1. Dapatkan kontrol jalan panas, ventilasi, dan oksigenisasi. Pada keadaan
tidak ada kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung
pada keberhasilan penatalaksanaan pernapasan dan sistem sirkulasi.
2. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu
tertelan, gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
3. Tangani syok yang tepat.
4. Kurangi kadar arcun yang masih ada di dalam lambung dengan memberi
korban minum air putih atau susu sesegera mungkin. Jangan beri jus buah
atau asam cuka untuk menetralkan racun. Zat asam akan menyebabkan
kerusakan lebih parah pada lambung atau esophagus jika dimuntahkan
5. Usahakan untuk mengeluarkan racun dengan merangsang korban untuk
muntah
6. Usahakan korban untuk muntah dengan wajah menghadap ke bawah
dengan kepala menunduk lebih rendah dari badannya agar tidak tersedak
7. Bawa segera ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat
8. Jangan memeberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban
bila ai dalam keadaan pinsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak
tahu racun apa yang tetelan
9. Jangan berusaha memuntahkan korban jika menelan bahan-bahan seperti
pembersih toilet, cairan antikarat, cairan pemutih, sabun cuci, bensin,
minyak tanah, tiner serta cairan pemantik api. Karena produk BBM yang
dimuntahkan dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.
C. Pencegahan terjadinya Keracunan Makanan
1. Masak air sampai mendidih beberapa saat, masak bahan ayam, daging
sapi, telur, sosis dan ikan secara matang.
2. Cuci tangan dengan benar sebelum dan setelah menyiapkan makanan.
3. Hindari menggunakan alat masak atau wadah untuk kelas makanan
berbeda, seperti mengiris daging lalu mengiris tahu tanpa pisau dicuci
terlebih dahulu.
4. Cuci tangan dengan baik setelah memegang hewan.
5. Jangan mengonsumsi susu yang belum di pasteurisasi.
6. Selalu perhatikan keterangan kadaluarsa pada makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keracunan makanan dapat terjadi disebabkan karena kebersihan dan proses
pengolahan makanan oleh penjamah makanan yang tidak memperhatikan
prinsip- prinsip hyigene dan sanitasi makanan. Terdapatnya bahan- bahan
pencemar dalam makanan baik yang bersifat bakteriologis, chemis, dan fisik
dan akan memberikan citra negatif bagi pengelola jasa makanan seperti jasa
boga, dan tempat pengolahan lainnya.
B. Saran
Diperlukan suatu kerjasama antara pihak produsen dengan instansi terkait,
dengan melaksanakan pelatihan dan ketrampilan terhadap pengelola makanan.
Diharapkan kepada pihak produsen untuk tetap memperhatikan prinsip-prinsip
Hygine Sanitasi Makanan
DAFTAR PUSTAKA
Agus Harnowo, Putro. Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat. Detik Health. Diakses tanggal 13 November 2015.
Fajri. (2012). Keracunan Obat dan bahan Kimia Berbahaya. Dari: http://fajrismart.wordpress.com/2011/02/22/keracunan-obat-dan-bahan-kimia-berbahaya/. Diakses tanggal 13 November 2015.
Krisanty, dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media.
Sartono. (2001). Racun dan Keracunan. Jakarta: Widya Medika.