KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN...

97
KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Arlinda Ayuningtyas 1112113000040 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN...

Page 1: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Arlinda Ayuningtyas

1112113000040

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 03 Mei 2019

Arlinda Ayuningtyas

Page 3: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Arlinda Ayuningtyas

NIM : 1112113000040

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ahmad Alfajri, MA

NIP.-

Tangerang Selatan, 02 Mei 2019

Menyetujui,

Pembimbing,

Febri Dirgantara Hasibuan, M.M.

NIP.-

Page 4: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

oleh

Arlinda Ayuningtyas

1112113000040

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Mei

2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, MA Eva Mushoffa, MHSPS

NIP- NIP-

Penguji I, Penguji II,

M.Adian Firnas, M.Si Robi Sugara, M.Sc

NIP- NIP-

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 22 Mei 2019

Ketua Program Studi

Ahmad Alfajri, MA

Page 5: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa keputusan Cina melakukan normalisasi hubungan

diplomatik dengan Norwegia pada 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui alasan Cina memutuskan untuk melakukan normalisasi hubungan

diplomatik dengan Norwegia setelah enam tahun Cina membekukan hubungan

diplomatiknya terhadap Norwegia. Penelitian skripsi ini menggunakan metode

penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis dengan tekhnik pengumpulan

dan pengolahan data sekunder (studi pustaka). Kerangka pemikiran yang

digunakan adalah kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri. Pada penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa keputusan Cina melakukan normalisasi hubungan

diplomatik dengan Norwegia pada 2016 adalah untuk melindungi dan

menunjukkan kepentingan inti Cina, melanjutkan kembali perjanjian perdagangan

bebas dengan Norwegia, akses teknologi untuk eksplorasi energi dan akses

menuju kawasan Arktik. Kebijakan untuk melakukan normalisasi diplomatik

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal yaitu kondisi

sosio-ekonomi Cina dan dokumen rencana lima tahunan Cina ke-13 sedangkan

untuk faktor eksternalnya adalah langkah diplomatik Norwegia melalui tindakan

dan dukungannya terhadap berbagai kepentingan Cina.

Kata kunci : Cina, Norwegia, Kebijakan Luar Negeri, Kepentingan Nasional

Page 6: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT

atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini sebagai salah satu syarat akademis di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidyatullah Jakarta untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi

Hubungan Internasional. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarga, sahabat, dan

pengikutnya hingga akhir zaman. Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari

peran dan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat selama proses pembuatan

skripsi. Sehubungan dengan itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta terutama kepada Bapak dan Ibu penulis yaitu Bapak

Iman Sujatman dan Ibu Sulastri atas do’a dan dukungannya yang selalu

diberikan untuk kelancaran skripsi ini. Untuk dua adik penulis, Arlita

Alistia dan Artria Alifia yang selalu mendukung baik disaat suka maupun

sulit dengan canda dan nyanyiannya agar penulis terus bersemangat dalam

menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu, pemikiran, dan tenaga untuk membantu

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A., Ketua Program Studi Hubungan

Page 7: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

vii

Internasional Bapak Ahmad Alfajri, M.A., dan Sekretaris Program Studi

Hubungan Internasional Ibu Eva Mushafa, MHSPS.

4. Jajaran dosen Program Studi Hubungan Internasional UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyalurkan ilmunya yang sangat

bermanfaat kepada penulis selama menempuh perkuliahan beserta seluruh

staf administrasi FISIP yang telah membantu kelancaran penulis dalam

menyelesaikan studi

5. Sahabat-sahabat penulis semasa perkuliahan Dita Kirana, Tasya Safirah

Ghassani, Dinda Cipta Savitry, Hani Samantha M., dan Ratna Widya Laily

yang selalu memberikan dukungan pada penulis.

6. Sahabat-sahabat penulis sejak masa SMA, Dwi Menur Mandriati S.,

Rahmawati Budi Utami, Arieta Dwi Rahayu, Dian Dianti Avoressi,

Natasha Rahadianita dan Lulu Adilla Latifah yang selalu menyemangati,

memotivasi dan menjadi pendengar yang baik bagi penulis.

7. Seluruh teman HI angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan

keceriaan selama masa perkuliahan.

8. Para fighter akhir, Irma, Tasya, Dinda, Sakina, Putri, Aisyah, Mugi,

Djordi, Indra, Gusti, Niyomi, Farah, Eufrat, Fahri, Luthfi, Nurul, Ijul,

Ismail dan Zaky yang selalu menumbuhkan optimisme dan saling support

bahwa kita bisa menyelesaikan ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Page 8: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

viii

Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka saran dan kritik sangat

diharapkan untuk mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi

ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca.

Jakarta, 03 Mei 2019

Arlinda Ayuningtyas

Page 9: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SIDANG SKRIPSI ............................. iv

ABSTRAK .................................... ................................................................. v

KATA PENGANTAR .................. ................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................. ................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN .............. ................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK ...................... ................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................ ................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ................ ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ................... ................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ..................... ................................................................. 8

E. Kerangka Pemikiran

1. Kepentingan Nasional ........ ................................................................. 12

2. Kebijakan Luar Negeri ....... ................................................................. 14

F. Metode Penelitian ................... ................................................................. 16

G. Sistematika Penulisan ............. ................................................................. 17

Page 10: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

x

BAB II ALASAN CINA MELAKUKAN PEMBEKUAN HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA

A. Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian Norwegia

pada Liu Xiaobo ...................... ................................................................. 19

B. Respon Cina kepada Norwegia atas Penghargaan Nobel Perdamaian ..... 24

C. Dampak Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian Pada Hubungan

Diplomatik Cina-Norwegia ..... ................................................................. 33

BAB III DINAMIKA HUBUNGAN DIPLOMATIK CINA - NORWEGIA

A. Hubungan Diplomatik Cina Norwegia sebelum 2010 .............................. 39

B. Hubungan Diplomatik Cina-Norwegia 2010-2016 ................................... 47

BAB IV KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI

HUBUNGAN DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

A. Aspek Kepentingan yang Mempengaruhi Normalisasi Hubungan Diplomatik

Cina dan Norwegia ................. ................................................................. 50

1. Aspek Politik

1.1 Melindungi dan Menunjukkan Kepentingan Inti Cina ................. 51

2. Aspek Ekonomi

2.1 Melanjutkan Kembali Negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas

Dengan Norwegia ....... ................................................................. 53

2.2 Akses Teknologi untuk Melakukan Eksplorasi Energi ................. 57

2.3 Akses Cina Menuju Kawasan Arktik ............................................ 58

B. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi

Kebijakan Luar Negeri Cina Melakukan Normalisasi Hubungan Diplomatik

Dengan Norwegia..................... ................................................................. 59

Page 11: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xi

1. Faktor Internal

1.1 Kondisi Sosio-Ekonomi Cina ......................................................... 60

1.2 Dokumen Rencana Lima Tahunan Cina ........................................ 62

2. Faktor Eksternal

2.1 Dukungan Norwegia Terhadap Cina Sebagai Permanen Observer

Di Dewan Arktik .......... ................................................................. 62

2.2 Keikutsertaan Norwegia sebagai founding member dalam AIIB .. 63

2.3 Norwegia Tidak Melakukan Pertemuan Dengan Dalai Lama

Saat Kunjungannya di Norwegia ................................................... 65

2.4 Kedatangan Menteri Luar Negeri Norwegia di Beijing ................ 66

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN ............................. ................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ................... ................................................................. xv

LAMPIRAN LAMPIRAN ........... ................................................................. xxvi

Page 12: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xii

DAFTAR SINGKATAN

AIIB Asian Infrastructure Investment Bank

EEA European Economic Area

EFTA European Free Trade Association

FTA Free Trade Agreement

HAM Hak Asasi Manusia

NPC National People’s Congress

PBB Persatuan Bangsa- Bangsa

PKC Partai Komunis Cina

RRC Republik Rakyat Cina

Page 13: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xiii

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK II.C.I Data Impor Salmon Segar dan Beku Cina

Asal Norwegia dan Dunia ....................................................... 36

GRAFIK II.C.2 Pangsa Pasar Keseluruhan Salmon Segar dan Beku Cina ..... 37

Page 14: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL IV.A.2.2.1 Wilayah Sumber Cadangan Gas Alam ............................ 57

Page 15: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Terjalinnya hubungan diplomatik diantara negara merupakan penanda telah

diakuinya kedaulatan suatu negara serta menjadi pintu gerbang terbukanya

hubungan bilateral. Kunjungan tingkat tinggi menjadi salah satu langkah yang

ditempuh dalam menjalin hubungan diplomatik antar negara. Kunjungan tingkat

tinggi juga menjadi pendorong terjalinnya kesepahaman bersama, kepercayaan

politik serta meningkatkan kerjasama bilateral dalam berbagai bidang. Setelah

pendirian Republik Rakyat Cina pada 1 Oktober 1945, pengakuan diplomatik

terhadap kedaulatan Cina pun datang dari beberapa negara. Salah satu negara

pertama yang membangun hubungan diplomatik dengan Cina adalah Norwegia.1

Norwegia dan negara-negara yang berada yang di kawasan Eropa Utara

menjadi sekelompok negara barat pertama yang membangun hubungan

diplomatik dengan Cina.2 Pengakuan atas pendirian negara Republik Rakyat Cina

(RRC) dilakukan Norwegia pada 7 Januari 1950. Namun keduanya tidak langsung

mendirikan hubungan diplomatik secara penuh. Barulah pada 5 Oktober 1954

1 Kristin Huang dan Liu Zhen, “Let‟s put Nobel spat behind us : a look back at China and

Norway‟s ties”, South China Morning Post, 2016 [Artikel Online]; tersedia dalam

https://www.scmp.com/news/china/diplomacy-defence/article/2055980/lets-put-nobel-spat-

behind-us-look-back-china-and;internet; 28 Maret 2019. 2 Jerker Hellstrom, China’s Political Priorities in the Nordic Countries, (FOI-R-3879-

SE,2014),11.

Page 16: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

2

hubungan diplomatik Cina-Norwegia terbangun secara formal. Pertukaran duta

besar baru dilakukan setahun setelahnya.

Sepanjang tahun 1950-an hingga 1960-an intensitas hubungan diantara

Cina-Norwegia relatif kecil. Intensitas hubungan diplomatik keduanya baru

mengalami peningkatan pada 1970-an.3 Hal tersebut terlihat dari meningkatnya

kunjungan tingkat tinggi yang dilakukan kedua negara. Pada 1973, Menteri Luar

Negeri Norwegia, Dagfinn Vaarvik, mengunjungi Cina dan selama kunjungannya

tersebut Cina dan Norwegia menandatangani perjanjian mengenai angkutan udara

sipil. Pada 1980-an hubungan Cina dan Norwegia semakin berkembang seiring

dengan meningkatnya pertukaran kunjungan tingkat tinggi. Kesuksesan tersebut

terlihat dari kunjungan Perdana Menteri Cina, Wakil Perdana Menteri dan Wakil

Ketua Komite tetap NPC telah mengunjungi Norwegia. Sebaliknya, Perdana

Menteri Norwegia dan Presiden Parlemen Norwegia juga telah bertandang ke

Cina.

Hubungan bilateral Cina dan Norwegia diperkuat dengan disepakatinya

berbagai jenis perjanjian dan kerjasama. Dalam bidang kebudayaan, Cina dan

Norwegia secara aktif mendukung berbagai inisiatif terkait pertukaran budaya dan

artistik.4 Ketertarikan akan budaya terlihat dari bagaimana kalangan atas

Norwegia tertarik dengan seni dan artefak Cina sedangkan masyarakat Cina

3 Embassy of the People‟s Republic of china in the Kingdom of Norway, “China and

Norway”, [Database Online]; tersedia di

https://www.fmprc.gov.cn/ce/ceno/eng/zngx/t110722.htm#6; internet; 15 April 2019. 4 Bjornar Sverdrup,”Norway and China : Crime and Punishment” dalam buku Dragon in

the North : The Nordic Countries’ Relations with China, (Norway : Norwegian Institute of

International Affairs, 2016), 46.

Page 17: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

3

mengagumi karya drama dari Henrik Ibsen.5 Bahkan koran Partai Komunis Cina

(PKC), People’s Daily, mencantumkan nama Henrik Ibsen sebagai salah satu

nama dari 50 daftar nama orang asing yang berpengaruh dalam membentuk

perkembangan moderen Cina.6 Tak hanya dalam seni, Cina dan Norwegia juga

saling mendukung di bidang ilmu pengetahuan. Pada 28 Juli 2004, secara resmi

Cina membuka stasiun penelitian pertamanya di kutub utara yaitu Stasiun Yellow

River yang terletak di Ny-Alesund, Kepulauan Svalbard Norwegia.7

Hubungan harmonis yang telah terjalin tersebut tercederai dengan adanya

insiden pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian. Institusi Penghargaan Nobel

Norwegia memasukkan nama Liu Xiaobo sebagai salah satu kandidat penerima

penghargaan Nobel Perdamaian untuk tahun 2010. Menanggapi hal tersebut,

sebelum pengumuman pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian diumumkan

pada 8 Oktober 2010, Cina telah terlebih dahulu melayangkan peringatan melalui

Deputi Kementerian Luar Negeri Cina, Fu Ying, kepada pemimpin Institusi Nobel

Norwegia, Geir Lundestad, bahwa pemberian Nobel perdamaian ini akan

berdampak pada hubungan diantara kedua negara.8

5 Bjornar Sverdrup,”Norway and China : Crime and Punishment”, 46.

6 Sheila Melvin, “A root of moderenism in China : Ibsen-Asia- Pasific- International Herald

Tribune”, New York Times, 2006 [Artikel Online]; tersedia di

https://www.nytimes.com/2006/09/15/world/asia/15iht-ibsen.2822242.html;

internet;28Maret2019. 7 Embassy of the People‟s Republic of china in the Kingdom of Norway, “Chinese North

Pole Research Station launched in Norway”, 2004 [Database Online]; tersedia di

http://www.chinese-embassy.no/eng/dtxw/t145358.htm; internet;28 Maret 2019. 8 Tania Branigan, “Nobel Committe warned not to a award peace prize to Chinese

dissident”, The Guardian, 2010 [Artikel online]; tersedia di

http://www.theguardian.com/world/2010/sep/28/nobel-peace-prize-liu-xiaobo; internet;30 Maret

2019.

Page 18: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

4

Liu Xiabao merupakan seorang intelektual Cina yang menginginkan

perubahan politik dan demokrasi di Cina.9 Dirinya juga merupakan aktivis pada

saat peristiwa Tiananment pada tahun 1989. Selain itu, Liu juga inisiator

penulisan sebuah manifesto yang disebut dengan “Piagam 08”. Isi dari piagam

tersebut menginginkan berakhirnya kepemimpinan satu partai Cina, reformasi

politik yang demokratis, menjamin Hak Asasi Manusia, kebebasan berekspresi

dan pengadilan yang independen.10

Akibat tindakannya tersebut Liu Xiaobo ditahan pada Desember 2008

karena upaya aktivitas penghasutan yang bertujuan untuk menggulingkan

pemerintahan. Sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Biro Keamanan

Kota Beijing bahwa penahanan Liu terkait dengan aktivitas agitasi (penghasutan)

seperti menyebarkan rumor dan memfitnah pemerintah dengan tujuan untuk

menjatuhkan kekuasaan negara dan menggulingkan sistem negara.11

Setahun

kemudian pengadilan Cina memutuskan untuk menjatuhi hukuman 11 tahun

penjara dengan vonis “penghasutan untuk menjatuhkan kekuasaan yang sah”.12

Meskipun pemerintah Cina telah melayangkan peringatan untuk tidak

memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Liu Xiaobo, Komite Nobel

9 Anonim, ”Profile of Liu Xiaobo, the jailed Chinese intellectual”, Telegraph, 2010 [Artikel

Online]; tersedia di https://www.telegraph.co.uk/expat/expatnews/7213748/Profile-of-Liu-Xiaobo-

the-jailed-Chinese-intellectual.html; internet;28 Maret 2019. 10

David Eimer,” Liu Xiaobo wins Nobel Peace Prize: a profile”, Telegraph, 2010 [Artikel

Online]; tersedia di https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/8050873/Liu-Xiaobo-

wins-Nobel-Peace-Prize-a-profile.html; internet; 28 Maret 2019. 11

Anonim, “Liu Xiaobo Arrested for Subversion”, China Daily, 24 Juni 2009, [Artikel

Online]; tersedia di http://www.chinadaily.com.cn/china/2009-06/24/content_8318518.htm;

internet; 28 Maret 2019. 12

Anonim, “China's Nobel anger as Liu Xiaobo awarded peace prize” , BBC, 2010 [Artikel

online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-11505164;internet; 28 Maret

2019.

Page 19: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

5

Norwegia tetap melanjutkan dan menetapkan Liu Xiaobo sebagai pemenang

Penghargaan untuk tahun 2010. Komite Nobel Norwegia berkomentar bahwa

keputusan Liu Xiaobo sebagai pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian

merupakan bentuk penghargaan atas upaya panjangnya dalam memperjuangkan

Hak Asasi Manusia tanpa menggunakan cara kekerasan.13

Tak hanya itu Liu juga

dideskripsikan sebagai “simbol terpenting dari upaya memperjuangkan Hak Asasi

Manusia di Cina”.

Jiang Yu, selaku juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina di Beijing,

menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Liu Xiaobo bertentangan

dengan tujuan dari penghargaan Nobel itu sendiri dimana Nobel menginginkan

bahwa Penghargaan Nobel Perdamaian diberikan kepada orang yang

mempromosikan perdamaian antar manusia, mempromosikan persahabatan

internasional dan perlucutan senjata.14

Sedangkan apa yang dilakukan oleh Liu

Xiaobo merupakan kebalikan dari tujuan pemberian Penghargaan Nobel

Perdamaian. Terlebih statusnya sebagai terpidana berdasarkan pada putusan

pengadilan Cina menandakan bahwa Liu Xiaobo terbukti bersalah atas

tindakannya yang berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

Menyikapi keputusan dari Komite Nobel Norwegia, Beijing segera

memanggil Duta Besar Norwegia di Beijing untuk datang ke Kementerian Luar

Negeri Cina. Dalam pertemuan tersebut Beijing mengajukan protes

13

Tania Branigan,”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”, The Guardian [Artikel

Online]; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/oct/08/liu-xiaobo-nobel-chinese-

fury;internet;25 April 2019 14

Tania Branigan, “Nobel Committe warned not to a award peace prize to Chinese

dissident”.

Page 20: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

6

ketidaksetujuannya atas pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian yang

dilakukan oleh Komite Nobel Norwegia namun pihak Norwegia menyatakan

bahwa Komite Nobel merupakan institusi independen dan tidak berkaitan dengan

pemerintah Norwegia.15

Meskipun Norwegia menyatakan bahwa Komite Nobel adalah sebuah

institusi independen dan keputusan kepada siapa Penghargaan Nobel Perdamaian

itu ditujukan sepenuhnya merupakan keputusan mutlak Komite Nobel tanpa

adanya campur tangan dari pemerintah Norwegia. Namun pada acara pemberian

Penghargaan Nobel Perdamaian, para petinggi resmi pemerintahan Norwegia

turut hadir di dalamnya. Sikap yang ditunjukkan Norwegia tersebut menunjukkan

bahwa Norwegia juga mendukung hasil putusan dari Komite Nobel Norwegia.

Perdana Menteri Cina di Beijing menyatakan bahwa Cina menentang negara

manapun atau siapapun menggunakan Penghargaan Nobel Perdamaian untuk

mengintervensi urusan dalam negeri Cina atau melanggar hukum kedaulatan

Cina.16

Insiden pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian ini menjadi titik

perubahan hubungan Cina terhadap Norwegia. Atas insiden tersebut Cina

mengeluarkan sikap tegas baik melalui pernyataan tegas, tindakan dan kebijakan

15

Anonim, “Chinese dissident wins Nobel Prize”, Al Jazeera [Artikel Online]; tersedia di

https://www.aljazeera.com/news/europe/2010/10/20101081305576754.html;internet; 30 April

2019. 16

Anonim,”China anger at „farce‟ of Liu Xiaobo Nobel Peace Prize”, BBC, 2010 [Artikel

Online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-11974187; internet;30 Maret

2019.

Page 21: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

7

sebagai bentuk balasan atas sikap yang telah dilakukan oleh Norwegia. Selama

enam tahun Cina tidak melakukan kontak diplomatik resmi kepada Norwegia.

Namun, pada tahun 2016 untuk pertama kalinya Cina dan Norwegia

kembali melakukan pertemuan diplomatik. Pertemuan tersebut diwakili Menteri

Luar Negeri Norwegia, Borge Brende, dan Perdana Menteri Cina, Li Keqiang di

Cina. Agenda pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah untuk melakukan

normalisasi hubungan diplomatik antara Cina-Norwegia. Hal ini menarik untuk

diteliti karena Cina yang bersikap tegas atas insiden pemberian penghargaan

Nobel perdamaian hingga melakukan pembekuan hubungan diplomatik selama

enam tahun akhirnya merubah sikapnya dengan bersedia melakukan normalisasi

hubungan diplomatik terhadap Norwegia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan diatas, skripsi ini mengangkat rumusan masalah

Mengapa Cina memutuskan untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik

dengan Norwegia pada 2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengetahui kepentingan Cina atas terhadap Norwegia atas

normalisasinya kembali hubungan diplomatik

Page 22: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

8

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mendorong Cina melakukan

normalisasi hubungan diplomatik dengan Norwegia pada 2016

Adapun manfaat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengembangan serta pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah

dipelajari di jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Politik

dan Ilmu Sosial

2. Sebagai sumber referensi bagi penelitian selanjutnya

D. Tinjauan Pustaka

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa kepentingan Cina yang

memutuskan untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan

Norwegia. Sebagai peninjau skripsi, penulis menemukan beberapa artikel jurnal

penelitian yang telah dilakukan yang terkait dengan tema skripsi. Penulis

menemukan terdapat tiga penelitian yang memiliki kaitan dengan tema penelitian

yang tengah penulis lakukan. Berikut ini hasil penelitian dan artikel jurnal yang

terkait dengan topik.

Penelitian pertama ditulis oleh Jingchao Peng dan Njord Wegge dalam

artikel jurnal yang berjudul China’s Bilateral Diplomacy in the Arctic.17

Artikel

ini menjelaskan mengenai diplomasi bilateral Cina kepada negara-negara di

17

Jingchao Peng dan Nojord Wegge, “China‟s bilateral diplomacy in the Arctic,” Polar

Geography (Vol.38,No.3, Juli 2015): 233.

Page 23: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

9

wilayah Arktik. Terdapat enam negara yang menjadi bahasan yaitu Amerika

Serikat, Kanada, Denmark/Greenland, Norwegia, Rusia dan Islandia. Dalam

menjelaskan penelitiannya, kedua penulis menggunakan konsep diplomasi. Secara

keseluruhan kebijakan luar negeri Cina masih berpusat pada keuntungan ekonomi

dan menempatkan diri di kancah global guna mendukung pertumbuhan

perekonomiannya. Namun di Arktik, keberadaan Cina lebih berfokus kepada area

penelitian sedangkan perdagangan dan keikutsertaan dalam kerjasama multilateral

menempati posisi kedua. Selain itu membangun hubungan bilateral menjadi

prioritas Cina di kawasan Arktik. Berbeda dengan penelitian tersebut, skripsi ini

berfokus pada hubungan Cina dan Norwegia terkait dengan kepentingan Cina

melakukan normalisasi hubungan diplomatik.

Artikel jurnal selanjutnya berjudul Emerging interests of non-Arctic

countries in the Arctic : a Chinese perspective yang ditulis oleh Nong Hong.18

Geopolitik yang terjadi di kawasan Arktik saat ini tidak terlepas dari masa perang

dingin dimana keberadaan militer dan kemanan tergantikan dengan kepentingan

politik yang beragam dari negara-negara di kawasan Arktik. Terdapat lima negara

inti di kawasan Arktik yaitu Rusia, Kanada, Amerika Serikat, Norwegia dan

Denmark. Kelimanya terlibat dalam permasalahan teritori dan klaim atas

kandungan sumber daya yang berada di Arktik. Kawasan Arktik tak hanya

menarik bagi negara-negara di kawasan tersebut saja namun juga menarik negara

non-Arktik untuk ikut berperan disana. Cina menjadi salah satunya. Artikel ini

mencoba menjelaskan apa yang menjadi kepentingan dan motivasi Cina dalam

18

Nong Hong, ”Emerging interests of non-Arctic countries in the Arctic: a chinese

perspective,” The Polar Journal (Vol.4, No.2, November 2014): 271.

Page 24: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

10

keikutsertaan serta kehadirannya di kawasan. Berbeda dari penelitian ini, skripsi

ini fokus kepada keputusan Cina yang melakukan normalisasi hubungan

diplomatiknya dengan Norwegia.

Artikel jurnal terakhir ditulis oleh Xianwen Chen dan Roberto Javier Garcia

yang berjudul Economic sanctions and trade diplomacy: Sanction-busting

strategies, market distortion and efficacy of China’s restrictions on Norwegian

salmon imports.19

Dalam tulisannya, kedua penulis menyatakan bahwa sanksi

ekonomi dalam bentuk pelarangan impor salmon dari Norwegia merupakan

bentuk balasan atas penghargaan Nobel perdamaian pada 2010 yang ditujukan

untuk pembangkang Cina. Penelitian dilakukan melalui interview secara personal

kepada pemangku kewenangan dalam lingkar perdagangan salmon Norwegia-

Cina serta pengujian pada data perdagangan.

Penulis dalam artikel jurnal tersebut menemukan bukti bahwa telah terjadi

perubahan pola perdagangan pada salmon Norwegia baik kategori beku maupun

segar melalui langkah-langkah pembatasan sebagai bentuk respon atas

penghargaan Nobel perdamaian. Pemberlakuan custom practice dan regulatory

border menjadi cara yang dipergunakan sehingga menyebabkan turunnya impor

salmon asal Norwegia. Kedua praktek tersebut meliputi ketatnya pengujian pada

produk dan prosedur inspeksi serta lamanya waktu perizinan yang dibutuhkan

bagi salmon Norwegia untuk memasuki pasar Cina. Prosedur terkait izin impor

pembatasan hanya berlaku pada salmon Norwegia.

19

Xianwen Chen dan Roberto Javier Garcia, “Economic sanctions and trade diplomacy :

Sanction-busting strategies, market distortion and efficacy of China‟s restrictions on Norwegian

salmon imports”, SAGE; 1.

Page 25: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

11

Langkah-langkah pembatasan yang ditujukan pada salmon asal Norwegia

ini menyebabkan distorsi pada pasar Cina sejak 2011. Para pelaku usaha yang

berada di Cina yang bergerak di bidang impor salmon asal Norwegia harus

mengalami kerugian karena harus mengeluarkan biaya tambahan untuk perizinan

serta produk ikan salmon yang mengalami pembusukan sebagai akibat dari

lamanya proses pengujian serta inspeksi. Kondisi ini menyebabkan para pelaku

usaha melakukan berbagai usaha guna meminimalisir kerugian. Usaha-usaha

tersebut adalah dengan menjual salmon yang sudah berkualitas tidak bagus

kepada pabrik pengolah, mengubah sumber impor salmon kepada negara-negara

yang juga memproduksi salmon selain Norwegia, mempalsukan asal negara dari

salmon tersebut di pasar retail dan usaha-usaha lainnya. Hingga upaya

penyelundupan pun dilakukan melalui negara ketiga seperti Hong Kong dan

Vietnam.

Penekanan pada salmon Norwegia dikarenakan salmon merupakan ikon

bagi Norwegia. Kondisi ini akan merusak citra Norwegia sebagai pelaku ekspor

salmon terbesar dengan kualitas terbaik di dunia. Selain itu, dengan turunnya

penjualan salmon asal Norwegia akan membahayakan investasi Norwegia di pasar

Cina. Tekanan yang dilakukan Cina terhadap impor salmon asal Norwegia

menunjukkan terjadinya penerapan sanksi ekonomi yang dilakukan Cina pada

Norwegia.

Cina telah menjadikan ekonomi sebagai alat untuk mempengaruhi

hubungan internasional. Sanksi yang diterapkan Cina merupakan sanksi halus dan

Page 26: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

12

tidak di deklarasikan secara resmi. Keperluan penggunaan sanksi ekonomi yang

dilakukan Cina melihat pada sejauh mana efektivitas sanksi tersebut berdampak

pada sikap dan tindakan negara target. Dalam hal ini, sanksi yang diberikan Cina

telah berdampak pada sikap Norwegia. Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap

pemerintah Norwegia yang tidak bertemu dengan Dalai Lama dalam

kunjungannya ke Norwegia. Berbeda dengan penelitian ini yang fokus pada

penekanan sanksi ekonomi yang dilakukan Cina atas sikap Norwegia terkait

dengan pemeberian Nobel Perdamaian pada 2010, skripsi ini berupaya untuk

mencari kepentingan Cina dengan dinormalisasikanya kembali hubungan

diplomatik Cina dan Norwegia.

E. Kerangka Pemikiran

1. Kepentingan Nasional

Setiap negara memiliki kepentingan nasional yang berbeda-beda, namun

kepentingan nasional yang paling mendasar bagi suatu negara adalah

mempertahankan kelangsungan hidup negara. Negara merupakan aktor rasional,

dimana akan melakukan pemilihan strategi untuk memaksimalkan keuntungan

dan meminimalisir kerugian. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh negara tersebut

dirangkum dalam sebuah kebijakan yang di dalamnya terdapat kepentingan

nasional.20

Kepentingan nasional mempengaruhi jalur kebijakan yang akan

diambil oleh setiap negara.

20

John baylis dan Steve Smith, The Globalization of World Politics, 2nd

Edition, (London:

Oxford University Press, 2001), 210.

Page 27: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

13

Menurut Hans J. Morgenthau kepentingan nasional adalah kemampuan

negara untuk melindungi identitas fisik, ekonomi dan politik serta kulturnya dari

gangguan negara lain. Secara lebih mendalam, negara harus dapat

mempertahankan integritas teritorialnya (identitas fisiknya), mempertahankan

rezim ekonomi dan politiknya (identitas politiknya) baik demokratis, otoriter,

sosialis atau komunis serta memelihara norma-norma etnis, religius dan sejarah.21

Oleh karena itu, negara selalu mengejar kepentingan nasional demi menjaga

kedaulatan wilayahnya.

Nuechterlein menyimpulkan bahwa kepentingan nasional adalah kebutuhan

dan keinginan yang dirasakan suatu negara terhadap negara berdaulat lainnya

yang terdiri dari lingkungan eksternal.22

Dirinya juga mengelompokkan

kepentingan nasional ke dalam empat bagian. Pertama, kepentingan pertahanan,

yaitu perlindungan negara dan warganegaranya melawan ancaman dan kejahatan

fisik dari negara lain. Kedua, kepentingan ekonomi, yaitu peningkatan ekonomi

demi kesejahteraan masyarakatnya dengan melakukan hubungan kerjasama

dengan negara lain. Ketiga, tatanan dunia, yaitu menjaga sistem ekonomi politik

internasional dimana negara dan masyarakatnya merasa aman serta

perdagangannya dapat beroperasi secara damai diluar batas wilayahnya. Keempat,

kepentingan ideologi, yaitu bentuk perlindungan dan memajukkan seperangkat

nilai yang dianut dan dipercayai baik oleh warga negaranya secara universal.

21

Hans J. Morgenthau, The Concept of National Interests in Foreign Policy, (New Jersey:

Nrentice Hall, 1999), 26. 22

Donald E.Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual

Framework For Analysis and Decision Making”, British Journal of International Studies (Vol.2,

No.3, Oct.1976), 247.

Page 28: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

14

Dalam mengidentifikasikan keempat kelompok kepentingan tersebut, hal

terpenting yang harus dilakukan adalah menentukan seakurat mungkin apa yang

menjadi intensitas kepentingan suatu negara dalam melihat suatu isu internasional

yang spesifik.23

Untuk membantu proses analisa dalam menentukan intensitas

kepentingan dapat digunakan seperangkat definisi yang akan membantu

pengambil kebijakan memprioritaskan pilihannya. Keempat definisi tingkatan

yang dapat dipergunakan : survival, vital, major, dan peripheral.

2. Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri merupakan alat yang digunakan suatu negara untuk

mendapatkan tujuan-tujuan demi kelangsungan hidup seluruh entitas di dalamnya.

Senada dengan hal tersebut, Willian Wallace menuturkan bahwa kebijakan luar

negeri merupakan arena politik yang menjadi jembatan penting terhadap semua

masalah (hambatan) yang terjadi diantara negara bangsa dan lingkungan

internasional.24

Menurut K.J. Holsti kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan

yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau

mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan baik dalam bentuk kebijakan,

sikap, maupun tindakan kepada negara lain.25

Holsti menjelaskan bahwa tingkat

keterlibatan suatu negara dalam berbagai bidang isu internasional paling sedikit

23

Donald E.Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy:...”250. 24

William Wallace, dalam Michael Clarke & Brian White, Understanding Foreign Policy

“The Foreign Policy System Approach”, (USA: Edward elgarPublishing Limited, 1995),5. 25

K.J. Holsti, International Politics terdapat dalam karya terjemahan M.Tahir Azhary,

Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis, (Jakarta : Erlangga, 1988), 107.

Page 29: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

15

merupakan suatu ungkapan orientasi umumnya terhadap bagian dunia lain. Holsti

juga meyatakan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil dalam menentukan

kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari kondisi

eksternal dan internal negara itu sendiri.26

Faktor internal tersebut adalah

kebutuhan sosio-ekonomi, sedangkan faktor eksternal adalah kebijakan dan

tindakan yang dilakukan oleh negara lain.

Normalisasi hubungan diplomatik yang dilakukan Cina terhadap Norwegia

tidak terlepas dari adanya faktor internal dan eksternal yang menjadi

pendorongnya. Keadaan sosio-ekonomi dan dokumen rencana lima tahunan Cina

(China‟s Five Year Plan) menjadi faktor internal yang mendorong terjalinnya

kembali hubungan diplomatik diantara Cina-Norwegia. Selain itu, sikap Norwegia

yang mendukung peran Cina di kancah internasional menjadi faktor eksternal

yang turut mempengaruhi kebijakan Cina dalam menormalisasi hubungan

diplomatiknya terhadap Norwegia.

26

K.J.Holsti, “Politik internasional”, 108.

Page 30: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

16

F. Metode Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah tipe penelitian kualitatif

deskriptif analitis. Metode kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati.27

Desktiptif analitis digunakan untuk

memberikan gambaran mengenai fakta yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif meliputi tiga tipe, yaitu

observasi, interview, dan dokumen yang masing-masing mempunyai fungsi dan

keterbatasan.28

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sekunder,yaitu

telaah pustaka (library research). Ini dilakukan dengan menelusuri berbagai

dokumen tertulis yang berkaitan dengan fokus penelitian seperti jurnal, buku,

artikel serta pembertitaan dari media elektronik dan cetak yang berhubungan

dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun, tempat-tempat yang menjadi

sumber literatur selama dilakukannya pengumpulan data yaitu Perpustakaan

Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan FISIP

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Pasca

Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

27

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2002 (Bandung : Remaja

Rosdakarya), 3. 28

John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, 1994

(SAGE Publications, Inc, Thousnd Oaks), 149.

Page 31: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

17

G. Sistematika Penulisan

BAB I

Pendahuluan

Berisikan mengenai penjelasan dari pendahuluan seperti pernyataan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

pemikiran, dan metode penelitian.

BAB II

Alasan Cina Melakukan Pembekuan Hubungan Diplomatik Dengan

Norwegia

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai latar belakang Cina melakukan

pembekuan hubungan diplomatik dengan Norwegia. Terdapat tiga bagian dalam

bab ini yaitu mengenai kronologi pemberian penghargaan Nobel perdamaian

kepada Liu Xiaobo, respon yang diberikan Cina kepada Norwegia atas

penghargaan Nobel perdamaian tersebut dan dampak dari pemberian hubungan

penghargaan Nobel terhadap hubungan diplomatik Cina-Norwegia.

BAB III

Dinamika Hubungan Diplomatik Cina-Norwegia

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai hubungan diplomatik Cina-

Norwegia sebelum 2010 dan hubungan diplomatik Cina-Norwegia pada 2010-

2016

Page 32: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

18

BAB IV

Keputusan Cina Melakukan Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan

Norwegia 2016

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai alasan dan kepentingan yang

melatabelakangi Cina memutuskan melakukan normalisasi serta faktor internal

dan eksternal yang mempengaruhi dikeluarkannya kebijakan normalisasi tersebut.

BAB V

Kesimpulan

Pada bab ini berisikan kesimpulan analisis terkait keputusan Cina melakukan

normalisasi hubungan diplomatik dengan Norwegia 2016.

Page 33: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

19

BAB II

ALASAN CINA MELAKUKAN PEMBEKUAN HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA

Pada bab ini membahas alasan yang melatarbelakangi Cina melakukan

pembekuan hubungan diplomatik dengan Norwegia. Bab ini terdiri dari tiga

bagian. Bagian pertama menjelaskan mengenai kronologi pemberian penghargaan

Nobel perdamaian kepada Liu Xiaobo. Bagian kedua, menjelaskan mengenai

respon yang diberikan Cina kepada Norwegia atas pemberian penghargaan Nobel

perdamaian. Bagian ketiga menjelaskan mengenai dampak dari pemberian

penghargaan Nobel terhadap hubungan diplomatik Cina-Norwegia.

A. Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian Norwegia pada Liu Xiaobo

Penghargaan Nobel merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada

orang yang telah berjasa dalam kehidupan masyarakat melalui bidang ilmu

pengetahuan, sains dan kemanusiaan.29

Penghargaan ini diinisiasi oleh Alfred

Nobel. Alfred Nobel adalah seorang inventor asal Swedia yang juga seorang

pebisnis, ilmuwan serta juga seorang penulis puisi dan drama. Institusi Nobel

didirikan pada 1895 yang didirikan berlandaskan pada wasiat terakhir Nobel serta

dirinya juga menyumbangkan seluruh harta kekayaannya guna pendirian institusi

tersebut. Sejak 1901, penghargaan Nobel telah memberikan apresiasinya kepada

pria dan wanita dari seluruh dunia atas dedikasi dan pencapaiannya dalam bidang

29

Nobel Prize Organization, “who we are and what we do” [Database on-line]; tersedia di

https://www.nobelprize.org/the-nobel-prize-organisation/;internet;20 April 2019.

Page 34: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

20

fisika, kimia, psikologi atau kesehatan, sastra dan upaya untuk membangun

perdamaian dunia.

Sesuai dengan permintaan Nobel, Penghargaan Nobel Perdamaian diberikan

kepada seseorang yang paling atau yang telah berjasa bagi persaudaraan antar

bangsa atas penghapusan ataupun penurunan keberadaan tentara serta berupaya

mendirikan dan mempromosikan kongres perdamaian.30

Berbeda dengan

pemberian penghargaan Nobel yang biasanya dilakukan di Swedia, khusus

pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian dilakukan di Norwegia. Pemberian

Penghargaan Nobel Perdamaian dilakukan oleh komite yang beranggotakan lima

orang yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Parlemen Norwegia. Anggota dari

komite ini memiliki masa jabatan enam tahun dan dapat dipilih kembali jika telah

usai masa jabatannya.

Pada 2010, institusi Penghargaan Nobel Perdamaian memasukkan nama Liu

Xiaobo sebagai salah satu kandidat yang masuk dalam daftar penerima

Penghargaan Nobel Perdamaian. Liu Xiaobo merupakan aktivitis Cina yang

menyuarakan perubahan dalam sistem perpolitikan Cina dan menginginkan

pelaksanaan demokrasi di Cina.31

Liu juga merupakan seorang dosen sastra di

Universitas Normal Beijing. Dirinya juga dikenal atas upayanya yang membantu

menegosiasikan jalan keluar aman dari lapangan Tiananmen pada ribuan

30

Norwegian Nobel Institute, [Database on-line]; tersedia di

https://www.nobelpeaceprize.org/History;internet;20 April 2019 31

AFP, “Profile of Liu Xiaobo, the jailed Chinese intellectual”, 2010 [Artikel Online];

tersedia di https://www.telegraph.co.uk/expat/expatnews/7213748/Profile-of-Liu-Xiaobo-the-

jailed-Chinese-intellectual.html diakses pada 25 April 2019;internet;25 April 2019

Page 35: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

21

demontrator mahasiswa di malam 3 Juni 1989 saat militer memadamkan protes di

jantung kota Beijing.

Atas aksi protesnya di lapangan Tiananmen tersebut Liu harus mendekam

selama dua puluh bulan dan setelahnya menghabiskan tiga tahun dalam kamp

yang memiliki program “mengedukasi kembali para pekerja” (labor re-

education).32

Setelah gerakan protesnya pada 1989, Liu dilarang untuk mengajar

kembali di Universitas Normal Beijing. Selain pengajar, Liu juga merupakan

seorang penulis. Tulisannya yang mendukung demokrasi dan menghormati HAM

dilarang terbit di Cina. Meski begitu, tulisannya dipublikasikan di Hong Kong

dan luar Cina. Liu juga mendapat penghargaan dari Human Rights Watch,

Reporters Without Borders dan grup pengusung HAM lainnya.33

Pada 2004

tulisan essaynya yang berjudul The Noble Paradise of Power, the Hell for the

Meek memenangkan juara dalam Hong Kong Human Rights News.

Upayanya untuk mengkritisi pemerintah Cina terus digelorakan. Dirinya

bersama aktivis Cina lainnya membuat sebuah petisi yang disebut dengan piagam

08. Isi dari piagam 08 berisi tuntutan yang menginginkan berakhirnya

kepemimpinan satu partai Cina, reformasi politik yang demokratis, menjamin Hak

Asasi Manusia, kebebasan berekspresi dan pengadilan yang independen.34

Piagam

32

Wojciech Moskwa dan Ben Blanchard,”China livid as dissident Liu wins Nobel Peace

Prize”, 2010 [Artikel Online]; tersedia di https://www.reuters.com/article/us-nobel-peace/china-

livid-as-dissident-liu-wins-nobel-peace-prize-idUSTRE6964LP20101008;internet;25 April 2019. 33

Anonim, “Profile of Liu Xiaobo, the jailed Chinese intellectual”, Telegraph [Artikel

Online]; tersedia di https://www.telegraph.co.uk/expat/expatnews/7213748/Profile-of-Liu-Xiaobo-

the-jailed-Chinese-intellectual.html;internet;25 April 2019 34

David Eimer, “Liu Xiaobo wins Nobel Peace Prize: a profile”, 2010 [Artikel Online];

tersedia di https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/8050873/Liu-Xiaobo-wins-

Nobel-Peace-Prize-a-profile.html; internet; 28 Maret 2019.

Page 36: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

22

08 sendiri telah mendapat 10,000 tanda tangan dalam forum daring. Inti dalam

piagam tersebut adalah meminta penghapusan atas pasal hukum Cina yang

merujuk pada aturan “ancaman penggulingan pada pemerintahan yang sah”

dimana pasal inilah yang menjerat banyak aktivis yang melakukan protes pada

pemerintah Cina. Atas petisi yang dibuatnya tersebut, Liu ditangkap oleh

pemerintah Cina atas tuduhan menggulingkan pemerintahan yang sah. Dirinya

mendapatkan hukuman kurungan penjara selama 11 tahun terhitung mulai dari

tahun 2009.

Pada 8 Oktober 2010 ketua Komite Nobel Norwegia, Thorbjorn Jagland,

mengumumkan nama Liu Xiaobo sebagai pemenang Penghargaan Nobel

Perdamaian untuk tahun 2010. Jagland juga menyebutkan bahwa Liu adalah

“simbol terpenting” bagi upaya perjuangan HAM di Cina.35

Dirinya juga berujar

bahwa pada prakteknya, kebebasan yang diagungkan dalam konstitusi Cina

“terbukti secara jelas tertutup bagi rakyat Cina”. Jagland juga menambahkan

bahwa sebagai negara besar Cina harus siap menghadapi kritik yang mengkritisi

pemerintahan Cina dan pihak yang menginginkan demokrasi.36

Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian yang diberikan oleh Komite

Nobel Norwegia merupakan bentuk apresiasi pada Liu Xiaobo atas upaya panjang

dan perjuangannya yang tanpa menggunakan kekerasan dalam penegakkan HAM

35

Anonim, “Nobel Peace Prize awarded to China dissident Liu Xiaobo”, BBC, [Artikel

Online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-europe-11499098;internet;25 April 2019. 36

Tania Branigan,”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”.

Page 37: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

23

di Cina.37

Komite Nobel juga percaya bahwa terdapat hubungan yang erat antara

HAM dan perdamaian.38

Menanggapi pengumuman tersebut salah seorang

penandatangan piagam 08, Xu Youyu, menyatakan dukungannya dan mengatakan

bahwa penghargaan tersebut merupakan bayaran atas “pengorbanan besar” yang

telah dilakukan Liu Xiaobo untuk mewujudkan demokrasi dan HAM di Cina.

Dirinya juga menambahkan bahwa Liu Xiaobo bukanlah satu-satunya yang

berjuang karena dibelakangnya terdapat banyak orang yang turut mendukung.

Penghargaan tersebut bukanlah hanya tertuju pada Liu Xiaobo saja namun juga

pada kelompok - kelompok yang juga telah turut berjuang. Ribuan orang yang

menderita akan terinspirasi atas berita ini. Penghargaan tersebut juga menandakan

bahwa pengejaran nilai-nilai masyarakat Cina seperti perdamaian, kebebasan dan

demokrasi telah diakui. Kerabat Liu Xiaobo yang lain, Liao Yiwu juga

mengatakan bahwa sebagai salah satu teman baiknya dirinya mengaku senang dan

hal ini menjadi momen besar dalam sejarah Cina. Hal ini akan mendorong

perkembangan demokrasi di Cina dan menjadi semangat penguat bagi dirinya dan

teman-teman pejuang lainnya.

Dukungan atas pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian kepada Liu

Xiaobo juga datang dari Dalai Lama. Dalai Lama memberikan pernyataan bahwa

dirinya percaya di masa mendatang, generasi Cina berikutnya dapat menikmati

kenikmatan atas upaya yang telah dilakukan masyarakat Cina saat ini menuju

pada pemerinahan yang bertanggung jawab. Dalai Lama juga menyatakan bahwa

37

Tania Branigan,”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”, The Guardian [Artikel

Online]; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/oct/08/liu-xiaobo-nobel-chinese-

fury;internet; 25 April 2019. 38

Tania Branigan,”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”.

Page 38: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

24

pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian merepresentasikan dukungan

internasional atas upaya aktivis pro-demokrasi Cina dan meminta Cina untuk

melepaskan Liu dan aktivis lain yang terpenjara atas upayanya mengekspresikan

kebebasan mereka.39

Dukungan juga diberikan oleh presiden Cekoslovakia

Vaclav Havel dan Desmond Tutu.

B. Respon Cina kepada Norwegia atas Penghargaan Nobel Perdamaian

Menanggapi masuknya nama Liu Xiaobo dalam jajaran nama kandidat

penerima penghargaan Nobel Perdamaian, pemerintah Cina langsung merespon

melalui Deputi Kementerian Luar Negeri Cina, Fu Ying. Dalam kunjungannya di

Oslo, beberapa hari sebelum pengumuman keputusan pemenang, dirinya bertemu

langsung dengan Direktur Institusi Nobel, Geir Lundestad. Dalam pertemuan

yang bertempat di Kedutaan Besar Cina di Norwegia tersebut, Cina mengeluarkan

pernyataan bahwa keputusan yang akan diambil tersebut akan berpengaruh buruk

pada hubungan Cina dan Norwegia, dan Cina melihat tindakan tersebut sebagai

tindakan tidak bersahabat.40

Peringatan yang telah diberikan oleh Cina tidak ditanggapi secara serius

oleh pihak Komite Nobel Norwegia. Pada 8 Oktober 2010, Komite Nobel

Norwegia tetap mengumumkan Liu Xiaobo sebagai pemenang penerima

Penghargaan Nobel Perdamaian 2010. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina,

39

Tania Branigan,”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”, The Guardian [Artikel

Online]; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2010/oct/08/liu-xiaobo-nobel-chinese-

fury;internet;25 April 2019. 40

Wijciech Moskwa,”China warns Norway against peace Nobel for dissident”, Reuters

[Artikel Online]; tersedia di

https://af.reuters.com/article/worldNews/idAFTRE68Q5VF20100927;internet; 25 April 2019.

Page 39: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

25

Ma Zhaoxu, langsung merespon dengan menyatakan bahwa Liu Xiaobo

merupakan seorang kriminal yang telah dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada

25 Desember 2009 setelah pengadilan setempat di Beijing memutuskan bahwa

dirinya dinyatakan bersalah atas upaya hasutan yang dilakukannya dengan tujuan

untuk menjatuhkan pemerintah.41

Penghargaan Nobel Perdamaian seharusnya

diberikan kepada orang yang telah berkontribusi dalam membangun harmonisasi

nasional, membangun pertemanan antar negara, upaya perlucutan senjata, dan

melakukan serta mempropagandakan konferensi perdamaian sebagaimana

harapan dari pendiri Penghargaan Nobel itu sendiri, Alfred Nobel. Namun,

keputusan yang dilakukan oleh Komite Nobel dengan memberikan penghargaan

pada Liu Xiaobo merupakan hal yang kontradiksi dan menodai citra Penghargaan

Nobel Perdamaian. Ma juga menambahkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh

Liu Xiaobo berkebalikan dengan tujuan dari Penghargaan Nobel Perdamaian itu

sendiri.

Atas keputusan Komite Nobel Norwegia tersebut, Cina memanggil Duta

Besar Norwegia di Beijing untuk datang ke Kementerian Luar Negeri Cina guna

mengajukan protes ketidaksetujuannya. Namun, juru bicara Kementerian Luar

Negeri Norwegia, Ragnhild Imerslund, menyatakan bahwa Komite Nobel

merupakan institusi independen yang dalam memutuskan keputusannya tidak ada

campur tangan dari pemerintah Norwegia dan segala bentuk keputusan yang

dibuat oleh komite jangan dilihat sebagai reaksi atau komen resmi atas apa yang

41

Anonim, “Liu Xiaobo‟s Nobel Peace Prize could harm China-Norway Ties”, China Daily

[Artikel Online];tersedia di http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-

10/08/content_11386646.htm; internet; 21 April 2019.

Page 40: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

26

terjadi di Cina.42

Namun, meskipun Komite Nobel Norwegia mengklaim diri

sebagai institusi independen yang terlepas dari pemerintah dan parlemen

Norwegia, faktanya pemilihan kelima anggota Komite Nobel Norwegia dipilih

oleh parlemen Norwegia itu sendiri. Selain itu, kelima orang tersebut merupakan

orang pilihan. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya pernah menduduki

posisi penting dalam pemerintahan Norwegia. Ketua Komite Nobel, Thorbjon

Jagland, sebelumnya telah memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri

Norwegia dan Perdana Menteri. Disaat yang bersamaan dimana dirinya menjadi

ketua komite Nobel Norwegia, dirinya juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral

Dewan Eropa. Anggota komite lainnya juga masih memiliki keterkaitan dengan

NATO dan juga Amerika Serikat. Fakta ini menunjukkan bahwa penerima

penghargaan Nobel perdamaian dari dulu hingga sekarang merupakan kandidat

yang memiliki frekuensi yang sama dengan strategi global Amerika Serikat.43

Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian Norwegia ini merupakan

pemberian kali kedua yang diberikan oleh Komite Nobel Norwegia yang

ditujukkan kepada Cina. Keduanya diberikan kepada orang yang tidak berdamai

dengan politik Beijing.44

Pemberian penghargaan Nobel Perdamaian pada 2010

seperti mengulang kejadian saat Komite Nobel Norwegia memberikanya kepada

Dalai Lama pada 1989. Kedua insiden telah menimbulkan kemarahan pemerintah

Cina karena tindakan ini dianggap sebagai upaya yang dilakukan oleh pihak Barat

42

Anonim, “Chinese dissident wins Nobel Prize”, Al Jazeera. 43

Guo Ping,”Award goes against peace”, China Daily [Artikel Online]; tersedia di

www.chinadaily.com.cn/thinktank/2010-11/05/content_11505543.htm; internet; 28 April 2019 44

Anonim, “Part of the plot to contain China”, China Daily [Artikel Online]; tersedia di

ee.china-embassy.org/eng/zytz/t762748.htm; internet; 20 April 2019.

Page 41: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

27

dalam mengintervensi isu domestik Cina. Bagi Cina kedua orang yang dipilih

sebagai penerima Nobel Perdamaian bukanlah pihak yang dianggap berkontribusi

dalam membangun perdamaian dan pembangunan di Cina. Pemberian ini

menunjukkan arogansi dan prasangka yang dilakukan oleh komite Nobel terhadap

negara yang telah membangun kemajuan luar biasa dalam bidang ekonomi dan

sosial selama tiga dekade.

Pernyataan resmi dikeluarkan Cina melalui juru bicara Kementerian Luar

Negeri Cina, Jiang Yu, menjelang upacara pemberian penghargaan. Cina secara

tegas menolak segala upaya dari negara manapun atau individu yang

menggunakan Penghargaan Nobel Perdamaian untuk mengintervensi hubungan

dalam negeri dan melanggar kedaulatan hukum Cina.45

Dirinya juga menegaskan

bahwa apa yang dilakukan oleh Liu Xiaobo telah melanggar pasal 105 hukum

pidana Republik Rakyat Cina atas tindakannya yang menulis serta

mempublikasikan artikel penghasutan di internet, mengordinasi dan mengajak

masyarakat untuk menandatangani, serta menghasut untuk menggulingkan

pemerintah dan sistem sosial. Menghadapi kondisi ini sudah menjadi hal yang

umum bagi negara untuk memberikan hukuman kepada pihak-pihak yang

membahayakan kekuatan politik nasional dan sistem sosial.46

Cina berharap agar

negara-negara yang menerima undangan untuk dapat membedakan mana yang

benar dan salah karena ini bukanlah tentang HAM melainkan bentuk intervensi

45

Embassy of the People‟s Republic of China in the United States, “Decision of Norwegian

Nobel Committee does not represent wish of majority of people : experts” [Database Online]

tersedia di www.china-embassy.org/eng/gdxw/t777551.htm; internet; 20 April 2019. 46

Jiang Yu, “Foreign Ministry Spokesperson Jiang Yu‟s Remarks on the Nobel Peace Prize

Awarding Ceremony on December 9, 2010”, [Database Online]; tersedia di www.chinese-

embassy.no/chn/zjsg/sgxw/t775762.htm; internet; 30 April 2019.

Page 42: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

28

domestik suatu negara. Terkait dengan hal ini, Cina telah mendapatkan pengertian

dan dukungan dari lebih 100 negara dan organisasi internasional besar.

Pada upacara pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian, 10 Desember

2010, Cina melarang secara tegas seluruh instansi resmi pemerintah untuk

menghadiri acara pemberian penghargaan setelah sebelumnya Cina juga

mengembalikan undangan acara. Pelarangan hadir juga berlaku untuk keluarga,

kerabat dan kelompok pendukung dengan ditutupnya akses keluar dari Cina

menuju Norwegia. Perhelatan acara tersebut dihadiri oleh duta besar sejumlah

negara, Raja dan Ratu Norwegia serta perwakilan tinggi Norwegia lainnya.47

Dengan adanya kehadiran para petinggi pemerintahan Norwegia menunjukkan

bahwa Norwegia secara resmi mendukung pemberian Penghargaan Nobel

Perdamaian kepada Liu Xiaobo. Sebagai bentuk protes dan kemarahan Cina, kursi

yang seharusnya menjadi tempat Liu untuk menerima Penghargaan Nobel

Perdamaian dibiarkan kosong dan menjadi bukti keseriusan Cina memandang

insiden ini.

Juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina, Jiang Yu, menyatakan bahwa

sulit bagi Cina dan Norwegia untuk kembali menjalin hubungan seperti di masa

lalu, karena Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan

penghargaan Nobel perdamaian pada terpidana kriminal Cina dan pemerintah

Norwegia telah secara terang-terangan menunjukkan dukungannya pada

47

Anonim, “Nobel Peace Prize: empty chair represents Liu Xiaobo at ceremony”, The

Telegraph [Artikel Online]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/8193908/Nobel-Peace-Prize-empty-chair-

represents-Liu-Xiaobo-at-ceremony.html; internet; 20 April 2019.

Page 43: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

29

keputusan tersebut.48

Keputusan komite Nobel serupa dengan mendukung

aktivitas kriminal di Cina, “menentang secara jelas” dan “intervensi nyata” atas

sistem peradilan Cina. Liu Xiaobo secara jelas merupakan terpidana yang telah

dijatuhi hukum penjara selama 11 tahun oleh pengadilan Cina dan dengan

pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian menunjukkan komite Nobel Norwegia

tidak menghormati sistem peradilan di negara lain.

Duta Besar Cina untuk Barbados, Qiang Wei, menyatakan sudut

pandangnya.49

Menurutnya inilah pertama kalinya pemberian penghargaan Nobel

perdamaian diberikan kepada seorang narapidana yang menjalani hukuman

penjara setelah diadili dengan adil dan dinyatakan bersalah karena telah

melanggar hukum di negara berdaulat. Liu Xiaobo merupakan seorang pelanggar

hukum yang telah melanggar pasal 105 hukum kriminal Republik Rakyat Cina.

Permasalahannya adalah hukum suatu negara harus dipatuhi. Keputusan

pemberian Nobel Norwegia merupakan suatu bentuk penghinaan serta ekspresi

tidak menghormati aturan hukum Cina. Selain itu, dengan adanya pemberian ini

juga bisa dijadikan bentuk dorongan pada pembangkang negara lainnya untuk

tidak mengindahkan dan mematuhi aturan hukum negaranya. Negara manapun

tentu akan mengambil tindakan yang sama apabila terdapat orang yang

mengkonfrontasi kedaulatan dengan cara-cara tidak sopan dan merupakan

ancaman nasional. Apa yang dilakukan Cina merupakan tindakan untuk

48

Anonim,”FM: China ties with Norway affected by Nobel”, China Daily [Artikel Online];

tersedia di www.chinadaily.com.cn/china/2010-12/02/content_11645313.htm; internet; 28 April

2019. 49

Qiang Wei, “China Akin to Nazi Germany?”, Barbados Newspaper Nation [Artikel

Online]; tersedia di bb.china-embassy.org/eng/sgxw/t778034.htm; internet; 28 April 2019

Page 44: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

30

melindungi kedaulatan serta keutuhan negara Cina dari ancaman-ancaman yang

berpotensi mengganggu keamanan nasionalnya. Sistem yang berlaku di Cina tentu

saja belum sempurna dan masih terus berkembang. Cina juga tidak antipati

dengan nilai-nilai Barat. Banyak hal yang Cina pelajari dari Barat. Cina juga

berkomitmen untuk membangun demokrasi dan HAM. Kondisi ini bukan untuk

mengakomodasi kepentingan barat namun kebutuhan bagi Cina itu sendiri.

Bagaimanapun setiap negara pasti mengatur aturannya sendiri dan tentu saja ada

perbedaan antara mengatur negara berkembang dengan jumlah penduduk 1,3

milyar dengan negara yang sudah maju yang hanya memiliki penduduk kurang

dari lima juta orang.

Anggota komite Nobel Norwegia juga mengakui bahwa pemberian

penghargaan Nobel perdamaian ini merupakan „keputusan politik‟ dan berharap

dapat memberikan „perlindungan‟bagi penerimanya serta mendorong perubahan

di Cina. Menurut Wei, ini adalah taktik yang sama yang dipergunakan pada masa

perang dingin dahulu dan taktik ini tidak berlaku untuk menekan Cina melakukan

perubahan begitu saja.50

Duta Besar Cina untuk Norwegia, Tang Guoqiang, membagikan

pendapatnya pada pihak komite Nobel perdamaian Norwegia serta dunia yang

mengkrikitik sikap Cina terkait pemberian penghargaan Nobel perdamaian dalam

tulisannya yang berjudul “My Rethinking”.51

Tang menganggap tindakan yang

dilakukan oleh Komite Nobel perdamaian Norwegia tidak menilik pada situasi

50

Qiang Wei, “China Akin to Nazi Germany?”, 3. 51

Tang Guoqiang, “My Rethinking”, 2010 [Artikel Online]; tersedia di www.chinese-

embassy.no/eng/zjsg_2/sgxw/t777593.htm; internet; 28 April 2019.

Page 45: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

31

yang sebenarnya terjadi serta tidak memahami secara tepat struktur perpolitikan di

Cina itu sendiri. Cina merupakan negara berkembang dengan peradaban 5000

tahun. Selain itu, Cina memiliki jumlah penduduk 1,3 milyar dan 56 kelompok

etnis. Cina merupakan negara besar yang tengah mempercepat laju pembangunan

serta perbaikan. Keadaan ini tidaklah mudah bagi Cina secara objektif, mendalam

dan murni dalam memahami Cina itu sendiri. Tidak mengganggap rendah diri

sendiri serta sombong adalah pendekatan yang tepat.

Kesuksesan Cina dalam membangun negaranya terlihat dengan menurunnya

tingkat buta huruf dari 80% hingga 3,6%, angka kehidupan juga meningkat dari

yang sebelumnya kurang dari 35 tahun hingga kini dapat mencapai 70 tahun, dan

pertumbuhan perekonomian Cina yang tumbuh pertahunnya rata-rata 10% dari

tiga dekade yang lalu. Semua capaian ini tidak luput dari peran sistem

perpolitikan Cina. Seperti yang telah diatur dalam konstitusi Cina, Cina

mempraktekan sistem kongres rakyat, sistem otonomi wilayah etnis minoritas,

sistem manajemen diri sendiri di tingkat akar rumput dan sistem kerjasama

multipartai dan konsultasi politik yang secara keseluruhan berujung pada

kepemimpinan Partai Komunis Cina (PKC). Sistem perpolitikan tersebut telah

membuktikan jaminan kesuksesan Cina di bidang sosial dan ekonomi.52

Filosofi politik berakar dari realitas kehidupan yang dihadapi suatu negara

dan sejarah yang dialami oleh negara tersebut.53

Ini adalah elemen yang tidak

mudah begitu saja ditransplantasikan. Sistem politik suatu negara didasarkan pada

52

Tang Guoqiang, “My Rethinking”. 53

Tang Guoqiang, “My Rethinking”.

Page 46: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

32

kenyataan sejarah dan sosial ekonomi negara itu sendiri. Sukses tidaknya sistem

politik tercermin dari apakah sistem tersebut mampu memenuhi kebutuhan

pembangunan yang produktif serta mengimbangi perubahan ekonomi. Menjawab

hal tersebut, Cina mampu menghadapi kondisi tantangan tersebut. Menjamin

stabilitas negara, meningkatkan kehidupan masyarakat Cina, menyelesaikan

masalah sosial dan mendapatkan dukungan rakyat menjadi bukti konkrit

keberhasilan sistem politik Cina. Jika sistem politik barat menjadi acuan utama,

maka apapun yang dilakukan oleh Cina selama itu tidak memiliki jalur yang sama

akan tetap dinilai tidak sesuai dengan standar yang berlaku dan ketinggalan

jaman.

Masyarakat Cina berkeyakinan bahwa jalur yang ditempuh haruslah

berlandaskan pada kondisi nasional dan berakar pada realitas.54

Apapun yang

telah dialami Cina tidak dapat begitu saja diekspor. Begitupun sebaliknya, apapun

yang dialami oleh negara-negara Barat belum tentu sesuai dengan kondisi Cina.

Cina tidak menutup diri akan ilmu dari Barat. Di saat bersamaan Cina belajar serta

mengeksplor bentuk dan jalan baru guna mempertemukan tuntutan akan

pembangunan berkelanjutan di Cina dan pembangunan peradaban politik di dunia.

Di era globalisasi saat ini, sudah sepatutnya setiap negara saling

mengetahui, memahami dan menghormati perbedaan yang ada melalui pemikiran

yang terbuka dan inklusif.55

Norwegia sebagai negara pertama yang mengakui

kedaulatan Cina seharusnya bersikap demikian sebab pengakuan kedaulatan yang

54

Tang Guoqiang, “My Rethinking”. 55

Tang Guoqiang, “My Rethinking”.

Page 47: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

33

dilakukan oleh Norwegia menunjukkan bahwa Norwegia terlepas dari pengaruh

mentalitas perang dingin yang saat itu tengah terjadi. Sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh konfusius, “dalam sebuah kelompok berisi tiga orang, saya akan

menemukan seorang guru” bermakna bahwa Cina yang tengah dalam proses

pembangunan akan belajar dan terlibat dalam pertukaran yang sama di dunia serta

membuka diri terhadap kritik konstruktif dari dunia luar guna menuju kemajuan

bersama. Namun jika peribahasa tersebut dimaknai “dalam sebuah kelompok

berisi tiga orang, saya haruslah menjadi gurunya” sebagai upaya untuk merusak

stabilitas dan pembangunan Cina dengan dalih “kritik” maka akan dijawab “tidak,

terimakasih”.

C. Dampak Pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian Pada Hubungan

Diplomatik Cina-Norwegia

Cina sebelumnya telah memberi peringatan jika penghargaan Nobel

perdamaian tersebut diberikan pada narapidana Liu Xiaobo maka hal tersebut

akan merusak hubungan bilateral yang telah berjalan baik selama ini antara Cina

dan Norwegia. Peringatan tersebut diwujudkan Cina dalam bentuk pembatalan

pertemuan antara Menteri Perikanan Norwegia, Lisbeth Berg-Hansen, dengan

Wakil Menteri Keamanan Pangan Cina, Sun Dawei. Di waktu yang bersamaan

pembatalan pertemuan juga dilakukan antara Berg Hansen dengan Waktil Menteri

Perikanan Cina, Niu Dum. Pembatalan pertemuan politik tingkat tinggi yang

dilakukan secara sepihak oleh Cina menjadi langkah awal yang dipergunakan

Page 48: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

34

Cina terhadap Norwegia.56

Cina juga membatalkan pagelaran musik asal

Norwegia, Some Sunny Night, yang dijadwalkan akan digelar di Cina.

Pada Desember 2012, Cina mengeluarkan kebijakan kunjungan bebas visa

kepada pengunjung yang berasal dari seluruh negara-negara di Eropa kecuali

Nowegia.57

Pemerintah kota Beijing membuka daftar 45 negara dimana warga

negara yang berasal dari negara-negara tersebut diizinkan memasuki kota saat

transit selama 72 jam tanpa visa. Kebijakan ini mulai berlaku 1 Januari 2012.

Kebijakan diperuntukkan bagi negara-negara yang memiliki jumlah kunjungan

wisatawan terbanyak ke Beijing antara tahun 2009 – 2011. Wisatawan yang

berasal dari 27 negara anggota Uni Eropa, termasuk Islandia dan Swiss, bisa

menikmati keuntungan dari kebijakan ini. Wisatawan asal Amerika Serikat, Rusia,

Jepang, Australia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin juga mendapat

perlakuan kebijakan bebas. Namun, kebijakan kunjungan bebas Visa ini tidak

berlaku bagi Norwegia. Menurut Wang Qin, salah satu pejabat senior di Beijing

administrasi perjalanan pemerintah, beberapa negara tidak memenuhi syarat

karena warga negara atau pemerintah mereka “berkualitas rendah” dan

“berperilaku buruk. Meskipun dalam pernyatannya tidak disebutkan nama-nama

dari negara tersebut. Hal yang menarik adalah berdasarkan data statistik Cina,

pada semester pertama tahun 2012 jumlah wisatawan asal Norwegia merupakan

salah satu yang terbesar dari sepuluh negara teratas jumlah kunjungan wisatawan

56

Walter Gibbs dan Gwladys Fouche, “China Steps up Retaliation against Norway for

Nobel”, Reuters [Artikel Online]; tersedia di https://www.reuters.com/article/us-nobel-peace-

china-idUSTRE6971XY20101012; internet; 25 April 2019. 57

Jamil Anderlini dan Clare MacCarthy, “China Snubs Norway in Visa Reforms”,Financial

Times [Artikel Online]; tersedia di https://www.ft.com/content/7aa84f82-3f6a-11e2-b0ce-

00144feabdc0; internet; 20 April 2019.

Page 49: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

35

menuju Cina. Daftar nama negara penerima kunjungan bebas visa ini diatur oleh

menteri luar negeri Cina. Sebelum dikeluarkannya kebijakan ini, Cina menolak

visa sejumlah wartawan, ilmuwan dan pebisnis Norwegia yang akan berkunjung

Cina.

Selain pembatalan pertemuan diplomatik tingkat tinggi, penolakan visa,

Cina juga mengenakan sanksi pada sektor perikanan. Berdasarkan pada data

dibawah terlihat bahwa terjadi perubahan jumlah total impor Cina terhadap

salmon segar dan beku asal Norwegia dan jumlah total impor Cina secara

keseluruhan / dunia. Impor salmon asal Norwegia mengalami penurunan pada

2011, kembali naik pada 2012, namun jarak jumlah total impor Cina secara

keseluruhan dan jumlah total impor Cina dari Norwegia semakin melebar.

Page 50: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

36

Grafik II.C.1. Data Impor Salmon Segar dan Beku Cina

Asal Norwegia dan Dunia

Sumber : UN Comtrade Database and Norwegian Seafood Council

58

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan permintaan impor salmon

Norwegia oleh Cina sedangkan jumlah impor salmon Cina secara keseluruhan

terus mengalami peningkatan. Terlihat sejak 2007 – 2010 rata-rata impor salmon

yang dilakukan Cina secara keseluruhan hanya mencapai 6.900 ton sedangkan

pada 2011- 2014 mencapai 25,180 pertahunnya. Penurunan terhadap impor

salmon Norwegia secara mendadak ini adalah hal yang tidak diduga sebab

konsumen Cina lebih memilih salmon asal Norwegia dibandingkan dari kawasan

lain. Momen penurunan tersebut terjadi tepat pada tahun 2011, sebagai akibat dari

insiden pemberian penghargaan Nobel perdamaian.

58

UN Comtrade Database and Norwegian Seafood Council dalam Xianwen Chen dan

Roberto Javier Garcia, “Economic Sanction and Trade Diplomacy : Sanction-Busting Stategies,

Market Distortion and Efficacy of China‟s Restrictions on Norwegian Salmon Imports”, Sage : 4.

Page 51: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

37

Grafik II.C.2. Pangsa Pasar Keseluruhan Salmon Segar dan Beku Cina

Sumber : UN Comtrade Database, Norwegian Seafood Council, and Census and

Statistics Departmentof the Government of Hong Kong.59

Sepanjang 1997-2010, impor salmon segar dan beku asal Norwegia

mendominasi pangsa pasar impor salmon Cina secara keseluruhan. Tercatat

pangsa pasar salmon asal Norwegia mencapai 80% dalam beberapa tahun. Namun

terlihat mulai pada tahun 2011, Inggris dan Kepulauan Faroe menjadi penyuplai

baru bagi pangsa pasar impor salmon Cina dan disaat bersamaan terjadi

penurunan impor salmon asal Norwegia. Berdasarkan data dari kedua grafik,

meskipun impor salmon Norwegia mengalami penurunan, pangsa pasar impor

salmon tetap terjaga dengan adanya peningkatan impor salmon dari wilayah lain.

Penurunan impor salmon asal Norwegia terkait dengan adanya pemberlakuan

59

UN Comtrade Database, Norwegian Seafood Council, and Census and Statistics

Departmentof the Government of Hong Kong dalam Xianwen Chen dan Roberto Javier Garcia,

“Economic Sanction and Trade Diplomacy :...”, 5.

Page 52: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

38

custom practice dan regulatory border yang diterapkan Cina hanya kepada

salmon asal Norwegia serta isu virus yang terdapat pada ikan salmon asal

Norwegia.60

Dampak selanjutnya dari insiden pemberian penghargaan Nobel perdamaian

tersebut adalah penundaan negosiasi perjanjian perdagangan bebas. Negosiasi

perjanjian perdagangan bebas Cina-Norwegia yang telah berlangsung selama dua

tahun mengalami penundaan pembahasan hingga waktu yang tidak di tentukan.

Cina menyatakan harus memikirkan kembali negoasiasi perjanjian perdagangan

bebas tersebut dengan para ahli.

Sikap dan tindakan tegas Cina menunjukkan bahwa apa yang telah

dilakukan Norwegia merupakan kesalahan besar. Sebagi bentuk “pembalasan”

atas tindakan Norwegia tersebut, Cina menggunakan langkah – langkah strategis

agar Norwegia dapat merefleksikan tindakan yang telah dilakukannya.

60

Xianwen Chen dan Roberto Javier Garcia, “Economic Sanction and Trade Diplomacy

:...”, 11.

Page 53: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

39

BAB III

DINAMIKA HUBUNGAN DIPLOMATIK CINA – NORWEGIA

Bab ini membahas mengenai hubungan diplomatik antara Cina dan

Norwegia. Bab ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menjelaskan

mengenai hubungan diplomatik antara Cina dan Norwegia sebelum tahun 2010.

Bagian kedua menjelaskan mengenai hubungan diplomatik antara Cina dan

Norwegia diantara tahun 2010-2016.

A. Hubungan Diplomatik Cina-Norwegia sebelum 2010

Negara-negara di kawasan Nordik atau Negara-negara di kawasan Eropa

Utara merupakan kelompok negara pertama yang membentuk hubungan

diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC) tidak lama setelah Cina

mendeklarasikan kedaulatannya pada 1 Oktober 1949.61

Salah satu negara nordik

yang turut membentuk hubungan diplomatik dengan Cina adalah Norwegia.

Hubungan diplomatik Cina dan Norwegia telah terbangun sejak 1851, dimana saat

itu Norwegia masih bergabung dengan Swedia, dengan didirikannya Konsulat

Jendral di Guangzhou.62

Pada 1853 perwakilan konsulat didirikan di Shanghai dan

10 tahun kemudian Shanghai menjadi Konsulat Jendral dan kantor Guangzhou

berubah menjadi perwakilan konsulat.

61

Jerker Hellstrom, “China‟s Political Priorities in the Nordic”, 11. 62

Kristin Huang dan Liu Zhen, “Let‟s putNobel spat behind us: a look back at China and

Norway‟s ties” [Artikel Online]; tersedia di https://www.scmp.com/news/china/diplomacy-

defence/article/2055980/lets-put-nobel-spat-behind-us-look-back-china-and;internet; 28 Maret

2019.

Page 54: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

40

Pada 1905 Thorvald Hansen ditunjuk menjadi perwakilan Norwegia di

Shanghai setelah secara resmi Norwegia memisahkan diri dari Swedia pada 1905.

Setelah deklarasi kemerdekaan serta pendirian Republik Rakyat Cina oleh Mao

Zedong pada 1949, Norwegia beserta dengan Swedia, Denmark dan Finland

menjadi kelompok negara barat pertama yang merespon pendirian Republik

Rakyat Cina pada Januari 1950. Hubungan diplomatik formal antara Cina dan

Norwegia sendiri baru terbangun pada 5 Oktober 1954. Pertukaran Duta Besar

baru dilakukan setahun setelahnya. Pada saat itu intensitas hubungan Cina –

Norwegia terbilang kecil sebagai akibat dari perang dingin.

Sepanjang tahun 1950-an hingga 1960-an frekuensi hubungan diantara

Cina-Norwegia relatif kecil. Frekuensi hubungan diplomatik keduanya mengalami

peningkatan pada 1970-an. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya kunjungan

tingkat tinggi yang dilakukan kedua negara. Hubungan Cina-Norwegia tidak

hanya tercakup pada hubungan bilateral saja melainkan juga dukungan Norwegia

terhadap Cina untuk menjadi anggota dalam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

pada 1971.

Pada 1973, Menteri Luar Negeri Norwegi, Dagfinn Vaarvik, mengunjungi

Cina dan selama kunjungannya tersebut Cina dan Norwegia menandatangani

perjanjian mengenai angkutan udara sipil. Pada 1980-an hubungan Cina dan

Norwegia semakin berkembang seiring dengan meningkatnya pertukaran

kunjungan tingkat tinggi. Kesuksesan tersebut terlihat dari kunjungan Perdana

Menteri Cina, Wakil Perdana Menteri dan Wakil Ketua Komite tetap NPC telah

Page 55: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

41

mengunjungi Norwegia. Sebaliknya, Perdana Menteri Norwegia dan Presiden

Parlemen Norwegia juga telah bertandang ke Cina.

Pada 1989, tensi hubungan kedua negara meningkat saat Komite Nobel

Perdamaian Norwegia memberikan penghargaan kepada Dalai Lama.

Penghargaan tersebut diberikan atas upaya Dalai Lama yang menggunakan

langkah damai dalam membebaskan wilayahnya dari kekuasaan Cina.

Menghadapi situasi tersebut, pemerintah Cina melalui perwakilannya, Wang

Guisheng, penasihat dari kedutaan besar Cina, menyatakan kemarahannya dan

menganggap bentuk penghargaan tersebut telat mencampuri urusan dalam negeri

Cina. Wang menambahkan bahwa penghargaan tersebut telah melukai perasaan

rakyat Cina dan Dalai Lama bukanlah hanya sekadar pemimpin keagamaan

melainkan juga tokoh politik yang memiliki tujuan untuk memisahkan Tibet dari

Cina serta meruntuhkan kesatuan politik.63

Meski terjadi peningkatan tensi antara Cina dan Norwegia akibat dari

pemberian penghargaan Nobel perdamaian, hubungan diplomatik Cina-Norwegia

masih tetap berjalan baik. Sejak pendirian hubungan diplomatik, hubungan

perdagangan keduanya juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data statistik

Cina, perdagangan bilateral Cina dan Norwegia rata-rata tumbuh pertahunnya.64

Pada 1950-an,nilai perdagangan mencapai US$ 2 juta, US$ 6 juta pada 1960-an,

63

Glenn Frankel, “Dalai Lama Wins Nobel Peace Prize”, The Washington Post, 6 Oktober

1989, [Artikel Online]; tersedia di

https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1989/10/06/dalai-lama-wins-nobel-peace-

prize/eee3bf56-18e1-4f28-abc2-fe766d39cc17/?utm_term=.45a0e095784e; internet; diakses pada

25 April 2019. 64

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway, “Economic Trade and Tradae

Relations between China and Norway”[Database Online]; tersedia di

www.chineseembassy.no/eng/jm/t111023.htm; internet; 25 April 2019.

Page 56: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

42

US$29 juta pada 1970-an dan US$114 juta pada 1980-an. Pada tahun 2000, total

perdagangan Cina-Norwegia mencapai US$ 1.097 juta meningkat 32,7%. Dimana

jumlah tersebut didasarkan pada jumlah ekspor Cina menuju norwegia yang

mencapai US$ 487 juta dan nilai impor yang berjumlah US$610 juta, masing-

masing meningkat 41,9% dan 26,1%.

Hubungan baik Cina – Norwegia tidak hanya tercermin dalam bidang

politik dan ekonomi saja melainkan bidang budaya juga turut mempengaruhi

hubungan bilateral keduanya. Hal tersebut ditandai dengan adanya perjanjian

kebudayaan antara Cina dan Norwegia pada 1963. Dalam bidang kebudayaan,

kedua negara secara aktif mendorong pada pertukaran budaya dan artistik.65

Sejak

abad ke-20 masyarakat atas Norwegia tertarik pada artefak Cina dan seni,

sedangkan bagi Cina seorang ahli drama teater, Henrik Ibsen, menjadi salah

seorang orang asing yang masuk dalam kelompok 50 orang asing berpengaruh

dalam membentuk budaya moderen Cina. Institut konfusius Cina juga dibukadi

Bergen pada 2008, sebagai pusat perkembangan bahasa Cina, budaya dan seni

tradisional Cina. Bukan hanya itu saja, pertukaran budaya juga dilakukan oleh

perwakilan diplomatik Norwegia di Cina dengan melakukan pameran arsitektur

serta konser.

65

Bjornar Sverdrup-Thygeson,”The Norway-China Relationship: For Better, For Worse,

For Richer,For Poorer”, dalam Bjornar Sverdup Thygeson, Wrenn Yennie Lindgren, Marc

Lanteigne, China and Nordic Diplomacy (Oxon : Routledge, 2018), 79.

Page 57: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

43

Ketertarikan Cina pada sains dan penelitian di kawasan Kutub Utara juga

mendorong Cina untuk mendirikan stasiun penelitian pertamanya.66

Stasiun

Yellow River dibuka secara resmi di Ny-Alesund kepulauan Svalbard, Norwegia.

Yang Huigen, kepala deputi Pusat Penelitian Kutub Cina yang bermarkas di

Shanghai, menjadi kepala deputi pertama di stasiun tersebut. Pendirian stasiun di

kutub utara tersebut merupakan langkah integral Cina untuk lebih memahami

tentang perubahan iklim di Arktik dan wilayah sekitarnya.

Hubungan bilateral Cina – Norwegia tidak hanya berpusat pada politik,

ekonomi dan budaya saja namun juga dari sisi sosial yaitu mengenai Hak Asasi

Manusia. Pembahasan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) yang dimulai sejak

1997 juga menjadi salah satu agenda tahunan yang turut diperbincangkan antara

Cina dan Norwegia. Bagi Cina, pembahasan mengenai HAM perlu untuk

dilakukan dengan negara lain sebagai pondasi untuk saling menghormati guna

memajukan pembangunan manusia secara internasional.67

Disisi lain, Cina

menentang intervensi terhadap kondisi internal Cina dari negara manapun dengan

mengatasnamakan isu HAM. Cina juga percaya jika kedua belah saling

menghormati, tidak akan mungkin ada hambatan yang terlibat dalam pembicaraan

HAM.

66

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway,”Chinese North Pole Research

Station Launched in Norway”, 2004 [Database Online]; tersedia di http://www.chinese-

embassy.no/eng/zngx/t145358.htm;internet;20 Maret 2019. 67

Anonim, “Sino-Norway face no barrier on human rights dialogue”, China Human

Rights.CN, 2017 [Artikel Online]; tersedia di

http://www.chinahumanrights.org/html/2017/POLITICS_0401/7793.html;internet; 30 April 2019.

Page 58: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

44

Untuk memperingati hubungan diplomatik Cina-Norwegia yang telah

mencapai usia 50 tahun, kedua negara saling memberikan ucapan selamat dengan

disertai kunjungan diplomatik. Perayaan 50 tahun terjalinnya hubungan

diplomatik Cina-Norwegia ditandai dengan kunjungan Wu Bangguo, Ketua

Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Cina (NPC), atas undangan Presiden

Parlemen Norwegia, Jorgen Kosmo, ke Norwegia.68

Dalam pernyataannya, Wu

Bangguo, menyatakan bahwa hubungan diplomatik antara Cina dan Norwegia

telah berjalan mulus dan juga telah membangun hubungan bilateral yang

komprehensif.69

Hal tersebut dikarakteristikan dengan kepercayaan yang terjalin

diantara kedua belah pihak dan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan.

Wu juga menambahkan, kedekatan kerjasama diantara kedua negara tidak hanya

menunjukkan kepentingan masing-masing pihak namun juga berkonribusi pada

perdamaian dan pembangunan dunia. Kosmo juga mengatakan cepatnya

pembangunan ekonomi di Cina telah menjadi sorotan dunia sehingga lingkaran

bisnis dan finasial Norwegia menunjukkan keinginan yang kuat untuk berinvestasi

di Cina.

Ucapan selamat atas terjalinnya hubungan diplomatik selama 50 tahun Cina

dan Norwegia juga disampaikan secara resmi oleh Presiden Cina, Hu Jintao, dan

Raja Norwegia, Raja Harald V, melalui pertukaran telegram.70

Dalam pesannya,

68

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway, “Wu Bangguo's Visit to

Norway”, 2004 [Database Online]; tersedia di http://no.china-

embassy.org/eng/ztxw/cn50/t141744.htm; internet; 20 Maret 2019. 69

Anonim, “Better Ties with Norway Called For”, Xinhua News Agency, 2004 [Artikel

Online]; tersedia di http://www.china.org.cn/english/2004/Jun/97264.htm;internet;20 Maret2019. 70

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway, “Chinese President Hu Jintao and

Norwegian King Harald V exchange congratulations on the 50th anniversary of the establishment

Page 59: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

45

Hu Jintao menyampaikan bahwa selama 50 tahun hubungan Cina-Norwegia telah

terbangun hubungan bilateral yang stabil. Kondisi tersebut berkat meningkatkanya

kedekatan hubungan bilateral di semua level, pemahaman yang sama dan

kepercayaan yang terbangun diantara keduanya. Hasil yang luar biasa juga dicapai

dalam pertukaran dan kerjasama dalam sektor ekonomi dan perdagangan, sains

dan teknologi serta kebudayaan. Hu Jintao dan Raja Harald V juga berharap agar

hubungan yang telah terjalin baik ini akan terus berkembang dan semakin

menguat di tahun-tahun kedepannya.

Pada 28 Maret 2005 Menteri Luar Negeri Norwegia, Jan Petersen, disambut

oleh Wakil Presiden Cina, Zeng Qinghong, di Great Hall, Cina. Dalam pertemuan

tersebut kedua negara saling memuji atas perkembangan hubungan bilateral

keduanya yang berjalan lancar. Cina juga mengapresiasi Norwegia yang telah

menghargai kebijakan One China Policy. Cina dan Norwegia berharap bahwa

kerjasama bilateral keduanya dapat terus berjalan lancar baik dibidang ekonomi,

sains, teknologi dan budaya. Norwegia juga berharap dengan pertukaran tingkat

tinggi, kepercayaan politik dan eratnya kerjasama dua arah keduanya dapat

menguntungkan hubungan kerjasama keduanya.

Kelancaran serta stabilnya hubungan bilateral antara Cina dan Norwegia

membuat Cina mengajukan proposal kerjasama perdagangan bebas. Inisiasi Free

Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas dimulai pada 2007.

Pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas tersebut dianggap dapat memperat

of Diplomatic Relations between China and Norway”, 2004 [Database Online]; tersedia di

http://no.china-embassy.org/eng/ztxw/cn50/t163332.htm;internet;20 Maret 2019.

Page 60: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

46

hubungan bilateral Cina-Norwegia, meningkatkan kerjasama ekonomi dan

perdagangan, meningkatkan pembangunan ekonomi dan meningkatkan standar

hidup bagi dua negara.71

Putaran negosiasi pertama dilakukan pada 18 September

2008 di Oslo, Norwegia.

Norwegia merupakan kelompok negara pertama dan negara eropa pertama

yang dipilih Cina untuk menjadi partner dalam melakukan perjanjian

perdagangan bebas.72

Pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas secara bilateral

merupakan langkah baru yang dilakukan Cina. Sebelumnya Cina lebih

mengutamakan keikutsertannya dalam perjanjian perdagangan bebas di tingkat

multilateral. Inti dari pelaksanaan FTA sendiri adalah untuk menurunkan tarif

perdagangan dan mengaplikasikan aturan perdagangan yang lebih fair terhadap

negara-negara yang ikut serta.

Umumnya Cina akan mengawali perjanjian dengan fokus pada barang,

pembahasan mengenai perluasan sektor lain akan mengikuti seiring dengan

terimplementasinya komitmen pada liberalisasi barang yang telah terlaksana.73

Isu

yang berkaitan dengan dengan lingkungan, kebijakan kompetisi dan buruh tidak

menjadi hal utama yang dinegosiasikan dalam perjanjian. Kebutuhan pembahasan

pada isu tersebut akan dibahas secara terpisah atau dalam dokumen pendamping.74

71

Ministry of Commerce of The People‟s Republic of China, “China FTA Network“

[Database Online]; tersedia di http://fta.mofcom.gov.cn/topic/ennorway.shtml;internet; 30 Maret

2019. 72

Jun Zhao dan Timothy Webster, “Taking Stock: China‟s First Decade of FreeTrade”,

Faculty Publications (Paper 41, 2011), 68. 73

Henry Gao, ”China‟s Strategy for Free Trade Agreements”, 7. 74

Henry Gao, “China‟s Strategy for Free Trade Agreements”, 7.

Page 61: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

47

B. Hubungan Diplomatik Cina-Norwegia 2010-2016

Paska pemberian penghargaan Nobel perdamaian pada 2010, hubungan

diplomatik Cina-Norwegia mulai mengalami kerenggangan. Cina sebelumnya

telah memperingatkan Norwegia bahwa pemberian Penghargaan Nobel

Perdamaian akan berdampak pada hubungan diplomatik keduanya. Bagi Cina,

pemberian penghargaan tersebut tidak seharusnya dilakukan dan diberikan kepada

orang yang telah dilabeli sebagai seorang pembangkang serta tengah menjalani

hukuman penjara atas tuduhan subversi terhadap pemerintahan Cina.

Sebagaimana disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina,

Jiang Yu, bahwa sulit bagi Cina untuk tetap menjaga hubungan baik dengan

Norwegia seperti sebelumnya karena Komite Nobel memutuskan untuk

memberikan Penghargaan Nobel Perdamaian kepada seorang narapidana yang

jelas telah melanggar hukum Cina dan pemerintah Norwegia menyatakan

dukungannya atas keputusan tersebut di depan umum.75

Dirinya juga

menambahkan bahwa menjadi masuk akal dan dapat dipahami apabila sebagian

kementerian meragukan pertukaran bilateral dan kerjasama dengan Norwegia.

Ketidakhadiran satupun perwakilan resmi Cina saat upacara pemberian

Penghargaan Nobel Perdamaian pada Desember 2010 menjadi sinyal ketegasan

Cina kepada Norwegia. Cina menghentikan seluruh pertemuan tingkat tinggi yang

sebelumnya sudah diagendakan oleh kedua negara. Kunjungan tingkat tinggi yang

biasa dilakukan tidak lagi dilakukan setelah peristiwa pemberian penghargaan

75

Anonim, “FM: China ties withNorway affected by Nobel”, China Daily [Artikel Online];

tersedia di www.chinadaily.com.cn/china/2010-12/02/content_11645313.htm; internet; 20 April

2019.

Page 62: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

48

Nobel perdamaian tersebut dilakukan. Tidak hanya penghentian kunjungan

tingkat tinggi, pertemuan formal dan penghentian sementara kerjasama terutama

negosiasi perjanjian perdagangan bebas juga turut dalam sanksi yang diberikan

kepada Norwegia.

Meskipun Cina tidak mengeluarkan pernyataan resmi namun melalui

tindakan-tindakan tersebut jelas menjadi sinyal Cina dalam melihat insiden

tersebut. Sikap yang ditampilkan oleh suatu negara dalam menghadapi suatu

peristiwa merupakan bentuk respon atas peristiwa yang tengah dihadapinya. Sikap

saling menghormati dan percaya yang tertuang dalam berbagai pernyataan sikap

diplomatik Cina-Norwegia dalam berbagai aspek selama ini, nyatanya tidak

dijunjung tinggi oleh Norwegia sebagai tuan rumah penyelenggara acara

penghargaan Nobel perdamaian.

Cina yang memegang prinsip untuk tidak ikut campur dalam urusan

domestik suatu negara menjadikannya untuk tidak terlibat dalam urusan apapun

karena Cina sendiri tidak ingin urusan dalam negerinya mendapat intervensi dari

negara lain. Sikap Norwegia yang mendukung pelaksanaan acara dengan turut

hadir dalam upacara pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian ditambah dengan

adanya relasi antara komite Nobel perdamaian dengan pemerintah Norwegia

menjadikan keadaan tersebut sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh pihak

Norwegia untuk menekan Cina melakukan perubahan pada pondasi negara dan

sistem perpolitikan Cina dengan menggunakan dalih pemberian penghargaan

Nobel perdamaian. Karena itulah, sepanjang 2010 hingga 2016 Cina melakukan

Page 63: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

49

kontak formal apapun dengan Norwegia. Sebagai sebuah negara yang berdaulat

Cina akan melakukan usaha semaksimal mungkin dalam melindungi kedaulatan

dan keutuhan negaranya.

Page 64: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

50

BAB IV

KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN

DIPLOMATIK DENGAN NORWEGIA 2016

Pada bab ini dijelaskan hal-hal yang kepentingan dan alasan keputusan Cina

melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Norwegia. Bab ini terbagi

dalam tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan mengenai keputusan Cina

melakukan normalisasi hubungan diplomatik termasuk kepentingan politik dan

ekonomi yang ingin didapatkan oleh Cina. Bagian Kedua menjelaskan mengenai

faktor internal yang mempengaruhi keputusan Cina melakukan normalisasi.

Bagian ketiga menjelaskan mengenai faktor eksternal yang turut mempengaruhi

keputusan Cina.

A. Aspek Kepentingan yang Mempengaruhi Normalisasi Hubungan

Diplomatik Cina dan Norwegia

Setelah enam tahun mengalami pembekuan hubungan diplomatik, akhirnya

pada 19 Desember 2016 Cina dan Norwegia sepakat untuk melakukan normalisasi

hubungan diplomatik dengan ditandai adanya nota kesepakatan yang merupakan

hasil dari pertemuan antara Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, dan Menteri Luar

Negeri Norwegia, Borge Brende, di Beijing.

Keputusan untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik yang

dilakukan Cina terhadap Norwegia tidak terlepas adanya kepentingan nasional

Page 65: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

51

yang ingin diraih oleh Cina. Menurut Donald E. Nuechterlein, kepentingan

nasional adalah kebutuhan dan keinginan yang dirasakan suatu negara terhadap

negara berdaulat lainnya yang terdiri dari lingkungan eksternal.76

Nuechterlein

membagi kepentingan nasional menjadi empat bagian yaitu kepentingan

pertahanan, kepentingan ekonomi, kepentingan tata dunia dan kepentingan

ideologi. Dalam mengidentifikasikan apa yang menjadi prioritas kepentingan

suatu negara harus dilihat sejauh mana intensitas atau fokus dari negara tersebut

dalam melihat suatu isu internasional yang spesifik.77

1. Aspek Politik

1.1Melindungi dan Menunjukkan Kepentingan Inti Cina

Berdasarkan penjelasan kepentingan nasional yang dipaparkan oleh

Nuechterlein, normalisasi hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Cina

terhadap Norwegia berkaitan dengan kepentingan Cina untuk melindungi dan

menunjukkan apa yang menjadi kepentingan utama Cina. Terkait dengan

peristiwa pemberian Penghargaan Nobel Perdamaian, Norwegia secara tidak

langsung menargetkan agar terjadinya perubahan pada hal yang menjadi

kepentingan inti Cina yaitu pondasi sistem negara dan partai politik.78

Hal ini juga

dilihat sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh pihak barat untuk merubah

ideologi Cina. Alat yang masih dipergunakan pihak barat untuk mendistribusikan

76

Donald E. Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual

Framework For Analysis and Decision-Making”, British Journal of International Studies (Vol.2,

No.3, Oct.1976), 247 77

Donald E. Nuechterlein, “National Interests and Foreign Policy...”, 248. 78

Michael D. Swaine, “China Assertive Behaviour Part One : Core Interests”.

Page 66: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

52

nilai-nilai demokrasi dengan mendukung pihak-pihak yang berkontribusi

menyebarkannya demokrasi dan penegakkan HAM.

Pondasi sistem negara dan partai politik merupakan bagian dari

kepentingan inti yang vital bagi Cina dan menjadi hal yang tidak dapat

dinegosiasikan. Ideologi komunis Cina dan otoritas Partai Komunis Cina dalam

menjalankan pemerintahan merupakan hal utama yang tidak dapat dirubah dan

harus dipertahankan dalam kondisi apapun. Pernyataan tegas disampaikan oleh Xi

Jinping dalam pidatonya yang menyatakan bahwa Cina akan berada pada jalan

pembangunan yang damai, namun tidak mengabaikan pada hak dan kepentingan

yang sah serta tidak mengorbankan kepentingan inti Cina.79

Xi Jinping juga

menegaskan bahwa tidak ada satupun negara yang dapat membuat Cina

melakukan kesepakatan atas apa yang menjadi kepentingan inti Cina dan tidak

ada satupun negara yang dapat membuat Cina menelan pil pahit dengan upayanya

untuk merusak kedaulatan, keamanan dan pembangunan Cina.

Dengan tetap bertahannya ideologi komunis dan eksistensi Partai Komunis

Cina dalam tampuk kekuasaan akan menciptakan stabilitas politik yang

selanjutnya akan memudahkan Cina dalam mengkoordinasikan tujuan

selanjutnya. Hal yang terkait dengan tujuan Cina adalah pembangunan,

menghindarkan ketertinggalan dalam upaya mempertahankan negara, dan secara

bertahap meningkatkan kehidupan masyarakat.80

79

Jian Zhang, “China‟s New Foreign Policy under Xi Jinping: Towards „Peaceful Rise

2.0‟”, Global Change,Peace & Security (vol.27, No.1, 2015), 9. 80

China national interest, 164

Page 67: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

53

Normalisasi yang dilakukan Cina terhadap Norwegia merupakan bentuk

timbal balik dari sikap yang ditunjukkan oleh Norwegia terhadap Cina. Cina akan

bersikap baik terhadap negara yang berlaku sama dengan cara menghormati dan

tidak mengganggu prinsip-prinsip yang tercantum dalam kepentingan inti Cina.81

Normalisasi yang dilakukan Cina terhadap Norwegia terjadi karena adanya

komitmen Norwegia yang tercantum dalam kesepakatan diantara Cina dan

Norwegia bahwa Norwegia akan menghormati pada hal-hal yang menjadi

kepentingan inti Cina dan menghindari keterlibatan dari hal-hal yang berpotensi

mengganggu hubungan bilateral antara Cina dan Norwegia.82

Melalui peristiwa

ini Cina ingin menunjukkan bahwa Cina tidak segan bersikap tegas pada hal-hal

yang berupaya untuk mengganggu kepentingan intinya dan akan bersikap

sebaliknya jika negara tersebut menghormati pada prinsip–prinsip yang tercantum

dalam kepentingan intinya. Penghormatan terhadap hal-hal yang menjadi bagian

dari kepentingan inti Cina menjadi pondasi terbukanya peluang kerjasama.

2. Aspek Ekonomi

2.1. Melanjutkan kembali negosiasi perjanjian perdagangan bebas

Dengan Norwegia

Normalisasinya kembali hubungan diplomatik antara Cina dan Norwegia

membuka jalan bagi kedua negara untuk kembali bernegosiasi terkait dengan

perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/ FTA). Pemilihan Norwegia

81

Jian Zhang, “China‟s New Foreign Policy under Xi Jinping..”,10. 82

Anonim, “Full Text: Statement of China and Norway on Normalization of Bilateral

Relations”, China Daily [Artikel Online]; tersedia di

http://www.chinadaily.com.cn/world/cn_eu/2016-12/19/content_27714255.htm;internet; diakses

pada 5 April 2019.

Page 68: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

54

sebagai negara partner dalam melakukan perjanjian perdagangan bebas oleh Cina

dikarenakan Norwegia merupakan yang berada di kawasan Eropa namun

Norwegia tidak bergabung dalam Uni Eropa (UE). Kompleksitas hubungan

ekonomi-politik yang dihadapi Cina terhadap Uni Eropa menyebabkan Cina harus

melakukan strategi “side-door” sebagai upaya Cina dalam memperluas pasarnya

menuju Eropa dengan memilih negara yang tidak masuk menjadi anggota dalam

Uni Eropa.83

Hal lain yang menjadi alasan pemilihan Norwegia adalah karena Norwegia

terbuka dengan perjanjian perdagangan bebas. Norwegia merupakan salah satu

negara anggota EFTA dan tergabung dalam EEA. Keduanya merupakan bentuk

kerjasama ekonomi yang memiliki akses untuk melakukan perdagangan dengan

Uni Eropa. Posisi ini menguntungkan Cina karena Cina dapat melihat serta

mempelajari bagaimana jalannya liberalisasi dalam perekonomian di Eropa dan

dapat menemukan cara bagaimana Cina harus menghadapi hambatan potensial

dalam membangun perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa.84

Perjanjian perdagangan bebas menjadi jalan Cina untuk mendapatkan status

sebagai ekonomi pasar serta memberi kemudahan akses pada bahan baku atau

sumber daya alam yang dimiliki oleh negara partnernya.85

Perjanjian perdagangan

bebas yang dilakukan secara bilateral menjadi langkah-langkah penyusun Cina

untuk mendapatkan kepercayaan dari negara yang menjadi partnernya tentang

83

Marc Lanteigne, “Northern Exposure: Cross-Regionalism and the China-Iceland

Preferential Trade Negosiations”, The China Quarterly (No.202, Juni 2010), 364. 84

Marc Lanteigne, “Northern Exposure:...”, 371. 85

John Ravenhill dan Yang Jiang, “China‟s Move to Preferential Trading...”, 33.

Page 69: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

55

sistem perekonomian yang dijalankannya. Perlahan namun pasti langkah ini

menjadi jalan untuk diakuinya sistem perekonomian Cina di tingkat multilateral

Terlaksananya perjanjian perdagangan bebas dengan Norwegia akan

membantu Cina dalam mendapatkan akses terhadap sumber daya alam, energi,

serta membuka akses di bidang agrikultur. Keberadaan perjanjian tersebut akan

menjadi jalan bagi terbukanya liberalisasi perdagangan salmon.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu inti dari kepentingan jangka

panjang Cina. Perjanjian perdagangan bebas merupakan salah satu langkah untuk

memujudkan pembangunan tersebut. Sebagaimana pernyataan yang disampaikan

oleh Perdana Menteri Cina Wen Jiabao bahwa pembangunan adalah kata terakhir;

namun hal tersebut bukan hanya dasar guna menyelesaikan semua permasalahan

internal namun pembangunan ekonomi juga merupakan pondasi untuk

meningkatkan kekuatan diplomasi Cina. Inti kompetisi antar negara terletak pada

kekuatan (Power). 86

Keberlanjutan pembangunan ekonomi juga menjadi titik

kekuatan bagi keberlangsungan Partai Komunis Cina. Selama Partai Komunis

Cina mampu memberikan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Cina maka

kepemimpinannya masih akan terus bertahan.87

86

Wen Jiabao, “A Number of Issues Regarding the Historic Tasks in the Initial Stage of

Socialism and China‟s Foreign Policy” dalam China’s International Behaviour : Activism,

Opportunism and Diversification, (Santa Monica: RAND Corporation, 2009): 15 87

Evan S. Medeiros, China’s International Behaviour : Activism, Opportunism and

Diversification, (Santa Monica: RAND Corporation, 2009): 16

Page 70: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

56

2.2. Akses Teknologi untuk Melakukan Eksplorasi Energi

Kebutuhan terhadap energi menjadi alasan Cina untuk terus melakukan

pencarian sumber energi guna menunjang pembangunan perkonomiannya. Salah

satu sumber energi yang menjadi pilihan Cina adalah gas alam. Pada akhir 2004,

proyek pipa gas yang diberi nama “West-to-east” telah rampung dan secara resmi

mulai beroperasi, hal ini menjadi penanda cepatnya periode pembangunan dalam

industri gas alam di Cina.88

Secara keseluruhan pada 2007, konsumsi gas alam di

Cina meningkat 23,8% dan mencapai 69,5 milyar kubik meter (bcm).89

Peningkatan tersebut menjadikan Cina masuk ke dalam sepuluh negara terbesar

dalam konsumsi gas alam. Meski begitu, meningkatnya konsumsi penggunaan gas

alam masih belum menggeser penggunaan batubara yang tetap menduduki

peringkat pertama sebagai sumber energi yang masih banyak dipergunakan di

Cina. Ketergantungan Cina pada penggunaan batubara telah menimbulkan

dampak polusi yang cukup parah di Cina.

Menghadapi kondisi tersebut pemerintah Cina mengupayakan peralihan

dengan mengganti penggunaan batubara menjadi gas alam. Selain itu, penggunaan

gas alam menjadi langkah Cina dalam pengurangan emisi. Hal ini berkaitan

dengan kebijakan pemerintah Cina pada 2014 yang menginginkan arah

pembangunan Cina tetap berlanjut namun berlandakan pada pembangunan yang

88

Lu Jialiang dan Zhao Suping, “China‟s natural gas exploration and development

strategies under the new normal”, Science Direct (2015): 1. 89

Nobuyuki Higashi, “Natural Gas in China, Market Evolution and Strategy”, International

Energy Agency (Juni 2009), 4..

Page 71: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

57

memperhatikan lingkungan. Berikut merupakan wilayah-wilayah di Cina yang

memiliki cadangan gas alam90

:

Tabel IV.A.2.2.1 Wilayah Sumber Cadangan Gas Alam

Wilayah Tarim, Ordos dan Sihuan merupakan tiga wilayah dengan

cadangan gas alam terbesar di daratan Cina. Besarnya cadangan gas alam yang

dikandung tidak dibarengi dengan eksplorasi yang maksimal. Sehingga potensi

cadangan gas alam yang besar tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan energi

Cina. Ketiadaan teknologi menjadi penghambat eksplorasi gas alam di Cina.

Melalui normalisasinya kembali hubungan Cina dan Norwegia dapat

menjadi akses bagi Cina untuk mendapatkan teknologi eksplorasi gas alam yang

dimiliki oleh Norwegia. Norwegia merupakan negara yang menguasai teknologi

pengeboran terbaik dalam eksplorasi gas dan minyak bumi. Keberadaan teknologi

yang mampu untuk mengeksplorasi gas alam menjadi hal yang dibutuhkan Cina

90

Nobuyuki Higashi, “Natural Gas in China, Market Evolution and Strategy”, 7.

Page 72: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

58

guna meningkatkan produksi gas alamnya yang selanjutnya menjadi pendorong

bagi pembangunan perekonomian Cina.

2.3. Akses Cina Menuju Kawasan Arktik

Posisi geografis Norwegia yang memiliki batas langsung dengan wilayah

Arktik di bagian utara menjadikan Norwegia menjadi salah satu negara penting

bagi Cina dalam mengakomodir akan kepentingan ekonomi dan politiknya

terhadap kawasan Arktik. Mencairnya es yang menyelimuti kawasan Arktik

menyebabkan terbukanya peluang untuk melakukan eksplorasi terhadap sumber

daya alam yang terkandung di dalamnya serta terbukanya peluang jalur

perdagangan baru lintas laut utara.

Program One belt, One Road yang dikeluarkan Cina pada 2013, terbagi

dalam dua kebijakan yaitu jalur sutera sabuk ekonomi dan jalur sutera laut abad

21. Keduanya merupakan kebijakan yang berupaya untuk membentuk integrasi

yang tinggi, membangun keuntungan dan kooperatif ekonomi baik itu di darat

maupun di laut yang secara keseluruhan dapat menghubungkan Cina dengan pasar

Eropa.91

Sejalan dengan waktu, program tersebut semakin diperluas ke berbagai

wilayah hingga kawasan Arktik juga masuk di dalamnya.

Konsern Cina terhadap Arktik dibuktikan dengan berlayarnya kapal

Xuelong mengarungi rute lautan Arktik. Bukan hanya perjalanan mengarungi

lautan, Cina juga melakukan investasi di wilayah-wilayah yang memiliki potensi

91

Martin Kosaa, “The Rise of China in the Arctic? Domestic motives, actors and

international context”, 15.

Page 73: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

59

yaitu dengan melakukan pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan kereta

dan proyek infrastruktur lainnya yang dapat menghubungkan setiap wilayah di

kawasan Arktik. Untuk itulah Cina membutuhkan terjalinnya hubungan

diplomatik yang baik dengan seluruh negara kawasan di Arktik agar bisa

terhubungnya akses Cina menuju daerah yang kaya akan sumber daya alam

tersebut .

B. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Kebijakan Luar

Negeri Cina Melakukan Normalisasi Hubungan Diplomatik dengan

Norwegia

Menurut K.J. Holsti kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan

yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau

mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan baik dalam bentuk kebijakan,

sikap, maupun tindakan kepada negara lain.92

Holsti juga meyatakan bahwa

keputusan dan tindakan yang diambil dalam menentukan kebijakan luar negeri

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari kondisi eksternal dan internal

negara itu sendiri.93

Keputusan Cina untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik

dengan Norwegia tidak terlepas dengan adanya pengaruh dari faktor internal dan

faktor eksternal. Terkait dengan hal tersebut beberapa faktor internal menjadi hal

yang mempengaruhi keputusan Cina yaitu kondisi sosio-ekonomi Cina dan

dokumen China’s 13th

Five-Year Plan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah

92

K.J. Holsti, International Politics terdapat dalam karya terjemahan M.Tahir Azhary,

Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis, (Jakarta : Erlangga, 1988), 107. 93

K.J.Holsti, “Politik internasional”, 108.

Page 74: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

60

kebijakan dan tindakan dari negara lain yaitu berupa tindakan yang dilakukan oleh

Norwegia sebagai upayanya dalam menormalisasi hubungan diplomatik dengan

Cina.

1. Faktor Internal

1.1 Kondisi Sosio-Ekonomi Cina

Meningkatnya kelas menengah di Cina telah membawa perubahan ekonomi

dan transformasi sosial.94

Evolusi pada kelas menengah selama lebih dari dua

dekade memunculkan konsumen yang hebat dan berpengalaman yang mampu dan

bersedia membayar harga mahal untuk mendapatkan produk berkualitas. Hal

tersebut juga mempengaruhi pilihan pada makanan yang akan dikonsumsi.

Menurut Kementrian Agrikultur Cina, konsumsi masyarakat atas makanan laut

(seafood) telah melampaui konsumsi daging babi dan keadaan ini berdampak pada

ekosistem di dalam maupun di luar kawasan Cina.95

Di Cina, manfaat kesehatan dari mengonsumsi produk ikan

dilatarbelakangi oleh tradisi dan ketersediaan. Menurut tradisi Cina, ikan

menyimbolkan kaya dan kemakmuran.96

Konsumsi perkapita produk ikan dan

hasil laut di Cina adalah yang tertinggi di dunia. Konsumsi masyarakat Cina

94

Karim Zarrouki, “Sector Trend Analysis : Fish trends in China”, Global Analysis Report

[Database Online]; tersedia di http://www.agr.gc.ca/resources/prod/Internet-Internet/MISB-

DGSIM/ATS-SEA/PDF/sta_fish_trends_china_ats_tendances_poisson_chine_2017a-eng.pdf;

internet; 5 Mei 2019. 95

Erica Gies,”The Consequencesof China‟s Booming Demand for Seafood”, Hakai

Magazine [Artikel Online] tersedia di https://www.hakaimagazine.com/news/the-consequences-of-

chinas-booming-demand-for-seafood/; internet; 5 Mei 2019. 96

Laine Weich, “Salmon Prospects Bright Among China‟s Growing Middle Class”,

Anchorage Daily News [Artikel Online]; tersedia di https://www.adn.com/business-

economy/2017/06/17/salmon-prospects-bright-among-chinas-growing-middle-class/; internet; 5

Mei 2019.

Page 75: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

61

terhadap makanan laut juga didorong adanya kampanye kesehatan publik yang

menyatakan bahwa makanan laut lebih sehat karena memiliki kandungan asam

lemak tak jenuh yang lebih kaya. Seiring dengan meningkatnya kelas menengah

yang memiliki kemampuan untuk membeli produk berkualitas, pilihan untuk

mengonsumsi produk hasil laut juga bergeser. Pilihan tersebut jatuh pada Salmon

segar. Memakan makanan laut segar juga menjadi sebuah trend internasional.

Salmon segar sangat populer di Cina karena warnanya yang merah yang

berarti menandakan keberuntungan. Selain itu, tekturnya yang kencang, lembut

dan berair serta motif daging salmon yang seperti kelereng menjadi kombinasi

yang pas untuk memberikan kenikmatan saat disantap. Hal ini menjadi daya tarik

tersendiri bagi kelas menengah untuk mencicipinya. Bukan hanya itu,

mengonsumsi salmon segar juga menjadi simbol status sosial karena termasuk

kelompok makanan hasil laut mahal yang penyajiannya hanya dilakukan di

restoran.97

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Cina harus melakukan impor salmon

dari berbagai negara. Tercatat pada 2011, konsumsi Cina terhadap impor salmon,

dengan kategori segar (fresh), berjumlah 50.000 ton dari seluruh negara. Kondisi

ini akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan masyarakat Cina

sehingga Cina perlu untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar

pasokan terhadap produk salmon tetap terjaga.

97

Anonim, “Norway Increases Salmon Exports to China”, World Fishing & Aquaculture

[Artikel Online]; tersedia di https://www.worldfishing.net/news101/Comment/analysis/norway-

increases-salmon-exports-to-china; internet; 5 Mei 2019.

Page 76: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

62

1.2. Dokumen Rencana Lima Tahunan Cina

Dokumen rencana lima tahunan Cina (China‟s Five-Year Plan) merupakan

blueprint yang menjadi pedoman bagi Cina dalam mengarahkan kebijakan sosial

dan ekonominya. Rencana Lima Tahun ke-13 (2016-2020), disetujui pada Maret

2016 oleh Majelis Nasional Rakyat Cina, adalah dokumen yang paling jelas

hingga saat ini dalam menjelaskan tujuan dan implementasi Cina selama lima

tahun ke depan.98

Dalam dokumen tersebut juga mengandung keinginan Cina

untuk membangun masyarakat yang cukup makmur dalam segala hal yang

menjadi representasi satu dari dua tujuan utama dari peringatan 100 tahun

berdirinya Partai Komunis Cina. Usulan Rencana Lima Tahun ke-13

mengedepankan filosofi yang menyerukan pengembangan yang didorong oleh

inovasi, keseimbangan, lingkup hijau / lingkungan, keterbukaan dan

pembangunan yang inklusif.99

2. Faktor Eksternal

2.1. Dukungan Norwegia terhadap Cina sebagai permanen observer di

Dewan Arktik

Pada Mei 2013 dalam Pertemuan Dewan Tingkat Menteri kedelapan di

Kiruna, Swedia, Cina resmi ditetapkan sebagai observer permanen di Dewan

Arktik. Keinginan Cina untuk mendapatkan status sebagai observer dalam Dewan

98

Michel Aglietta dan Guo Bai,”China‟s 13th

Five-Year Plan. In Pursuit of a “Moderately

Prosperous Society””, CEPII (No.12, September 2016), 1. 99

Anonim, “Interpreting China‟s Proposed 13th Five-YearPlan”, Beijing Review [Artikel

Online]; tersedia di

http://www.bjreview.com/Beijing_Review_and_Kings_College_London_Joint_Translation_Projec

t/2016/201703/t20170321_800091795.html;internet;15 Mei 2019

Page 77: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

63

Arktik sudah terlihat sejak 2007 saat dimulainya pertemuan Senior Arctic

Officials (SAO) di Tromso, Norwegia pada April 2007.100

Dewan Arktik

merupakan forum antar pemerintah di kawasan Arktik yang mengedepankan

kerjasama khususnya mengenai isu pembangunan berkelanjutan dan perlindungan

terhadap lingkungan Arktik.101

Terdiri dari delapan anggota tetap yaitu Kanada,

Denmark, Finlandia, Islandia, Swiss, Norwegia, Rusia dan Amerika Serikat.

Meskipun Cina telah diberikan status sebagai observer permanen di Dewan

Arktik, Cina tidak memiliki hak untuk melakukan Voting dikala Dewan Arktik

menetapkan suatu kebijakan. Hak suara hanya diberikan kepada negara-negara

yang memiliki batas wilayah langsung terhadap Laut Arktik. Masuknya Cina

menjadi salah satu observer permanen di Dewan Arktik tidak terlepas dari

dukungan Norwegia. Hanya negara-negara yang mendapatkan dukungan penuh

dari kedelapan anggota tetap Arktiklah yang bisa mendapatkan status tersebut.

Dukungan Norwegia terkait status keanggotan ini juga menunjukkan langkah

Norwegia untuk bisa kembali menormalisasi hubungan diplomatik dengan Cina.

2.2. Keikutsertaan Norwegia sebagai founding member dalam AIIB

(Asian Infrastucture Investment Bank)

AIIB (Asian Infrastucture Investment Bank) merupakan bank multilateral

yang didirikan atas prakarsa Republik Rakyat Cina (RRC). Tujuan pembangunan

bank tersebut adalah sebagai institusi finansial regional yang berfokus pada

100

Marc Lanteigne, China’s Emerging Arctic Strategies : Economics and Institution

(Islandia: University of Iceland), 11. 101

Linda Jakobson,”China Prepares For an Ice-Free Arctic”, SIPRI (No.2010/2, Maret

2010), 10.

Page 78: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

64

investasi inrastuktur guna mendukung pembangunan perekonomian berkelanjutan

di Asia.102

Investasi infrastruktur tersebut meliputi jalan, pelabuhan, kereta api

dan proyek infrastruktur lainnya di kawasan Asia. Pada 2015, Cina membuka

kesempatan bagi negara manapun untuk bergabung dalam institusi keuangan

multilateral tersebut. Negara yang mengajukan diri sebagai anggota sebelum 31

Maret 2015 disebut sebagai founding member serta akan mendapatkan hak untuk

merancang aturan perbankan namun apabila melewati batas tanggal tersebut,

hanya akan mendapatkan status sebagai anggota biasa dan hak voting tanpa bisa

ikut serta merancang berbagai aturan.103

Keikutsertaan Norwegia terlihat dalam pernyataan Perdana Menteri

Norwegia, Borge Brende, bahwa Norwegia merupakan kontributor substansial

dalam upaya pembangunan global dan berharap untuk bergabung dengan negara-

negara di Asia beserta negara wilayah lainnya dalam membantu membangun

struktur dan misi dari AIIB.104

Norwegia dalam Pada 1 April 2015, aplikasi

keanggotaan Norwegia diterima oleh Cina dan menjadikan Norwegia menjadi

salah satu negara founding member pendirian AIIB. Dalam pernyataannya juru

bicara Cina Hua Chunying menyatakan bahwa Cina telah menerima aplikasi

keanggotaan dan AIIB merupakan institusi multilateral terbuka yang menerima

102

Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC), “Asian Infrastucture Investment

Bank”[Artikel Online]; tersedia di https://www.eda.admin.ch/deza/en/home/partnerships-

mandates/partnerships-multilateral-organisations/international-financial-institutions/aiib.html;

internet; 9 Mei 2019. 103

Anonim, “Norway „very pleased‟ to be founding member of AIIB”, China Daily, 17

April 2015, [Artikel Online]; tersedia di http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-

04/17/content_20456515.htm; internet; 1 Mei 2019. 104

Kementrian Luar Negeri Norwegia, “Norway confirms intention to join Asian

Infrastucture Investment Bank”, Press Release, 31 Maret 2015 [Artikel Online]; tersedia di

https://www.regjeringen.no/en/aktuelt/Norway_intends_AIIB/id2404331/; internet; 5 Mei 2019.

Page 79: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

65

baik negara Asia maupun diluar Asia untuk bergabung di dalamnya.105

Keikutsertaan Norwegia menjadi salah satu founding member mengindikasikan

bahwa Norwegia menghargai institusi keuangan yang dibangun oleh Cina

tersebut.

2.3 Norwegia Tidak Melakukan Pertemuan Dengan Dalai Lama Saat

Kunjungannya di Norwegia

Pada Mei 2014, Dalai Lama melakukan kunjungan selama tiga hari di

Norwegia. Kunjungannya tersebut dilakukan atas undangan yang diberikan oleh

Komite Nobel menandai perayaan 25 tahunnya Penghargaan Nobel Perdamaian

yang diberikan kepada dirinya. Selama kunjungannya tersebut, tidak ada satupun

perwakilan resmi dari pemerintah Norwegia yang menemuinya. Menteri Luar

Negeri Norwegia meyatakan bahwa memang tidak ada satupun perwakilan resmi

yang menemui Dalai Lama karena Norwegia menghadapi situasi luar biasa

sebagai akibat dari ketiadaan hubungan politik antara Cina dan Norwegia.106

Senada dengan pernyataan Menteri Luar Negerinya, Perdana Menteri Norwegia

juga menyatakan bahwa ada hal yang lebih penting yang harus dilakukan oleh

Norwegia yaitu dengan menjaga tetap terbukanya pintu dialog dengan

Norwegia.Seperti diketahui, Cina akan memberikan “sanksi” kepada negara-

negara yang mendukung Dalai Lama.

105

Anonim,”China receives Norway‟s application to join AIIB”, Xinhua, 1 April 2015

[Artikel Online]; tersedia di

http://english.gov.cn/news/top_news/2015/04/01/content_281475081440424.htm; internet; 10 Mei

2019. 106

Tone Sutterud dan Elisabeth Ulven, “Norway Criticised Over Snub to Dalai Lama

during Nobel Committee Visit”, The Guardian [Artikel Online]; tersedia di

http://amp.theguardian.com/world/2014/may/06/norway-snub-dalai-lama-nobel-visit; internet; 5

Mei 2019.

Page 80: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

66

2.4. Kedatangan Menteri Luar Negeri Norwegia di Beijing

Kedatangan Menteri Luar Negeri Norwegia di Beijing, Cina menunjukkan

upaya serius yang dilakukan oleh Norwegia untuk menormalisasi hubungan

diplomatiknya terhadap Cina. Dalam kunjungannya tersebut akhirnya baik Cina

dan Norwegia menyepakati nota kesepakatan yang inti utamanya adalah kedua

pihak akan saling menghormati pada kepentingan masing-masing pihak dan

adanya pernyataan dari pihak Norwegia yang menyadari atas permasalahan terjadi

serta berupaya untuk mengembalikan hubungan tersebut.107

Disebutkan pula bahwa Norwegia menyatakan sikapnya dengan menghormati

kebijakan satu Cina, menghormati kedaulatan dan keutuhan teritorial Cina dan

menaruh perhatian tinggi pada hal yang terkait dengan kepentingan inti serta hal

yang menjadi fokus utama Cina. Norwegia tidak akan mendukung aksi-aksi yang

dapat mengganggu itu semua serta melakukan yang terbaik untuk menghindari

kerusakan hubungan bilateral keduanya di masa mendatang. Baik Cina dan

Norwegia akan membangun hubungan persahabatan yang berlandaskan pada

sikap saling menghormati, persamaan dan saling menguntungkan.

Perubahan sikap Cina yang bersedia melakukan normalisasi hubungan

diplomatik disebabkan oleh sikap Norwegia yang secara terus menerus melakukan

diplomasi sebagai bentuk perwujudan dari keseriusan Norwegia untuk kembali

membangun hubungan diplomatik dengan Cina. Tindakan Norwegia yang

107

Anonim, “Full Text: Statement of China and Norway on normalization of bilateral

relations”, China Daily [Artikel Online]; tersedia di

http://www.chinadaily.com.cn/world/cn_eu/2016-12/19/content_27714255.htm; internet; 5 April

2019.

Page 81: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

67

mendukung eksistensi Cina di kancah internasional menjadi perhatian Cina.

Kebutuhan Cina untuk memenuhi sosial ekonominya dan pedoman kebijakan

yang tercantum dalam dokumen rencana lima tahunannya menjadi faktor internal

Cina yang membutuhkan kolaborasi dengan negara yang mampu memenuhi

tujuan-tujuannya.

Page 82: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

68

BAB V

KESIMPULAN

Keputusan Cina melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan

Norwegia pada 2016 karena Cina ingin mengejar dan memenuhi kepentingan

nasionalnya. Di dalam merumuskan apa saja yang menjadi kepentingan nasional

terdapat tingkatan sesuai dengan urgensi dari kepentingan itu sendiri. Bagi Cina,

menjaga dan melindungi kepentingan inti termasuk dalam kategori kepentingan

yang vital. Kepentingan inti itu sendiri adalah menjaga dan melindungi pondasi

sistem negara yaitu ideologi komunis dan stabilitas Partai Komunis Cina. Dengan

tetap terjaganya nilai-nilai ideologi komunis menjadi pondasi terjaminnya

stabilitas politik dan pemerintahan Cina yang selanjutnya akan memudahkan Cina

untuk mendapatkan kepentingan – kepentingan lainnya. Normalisasi yang

dilakukan Cina terhadap Norwegia merupakan bentuk timbal balik dari sikap yang

ditunjukkan oleh Norwegia terhadap Cina. Cina akan bersikap baik terhadap

negara yang berlaku sama dengan cara menghormati dan tidak mengganggu

prinsip-prinsip yang tercantum dalam kepentingan inti Cina. Selain itu, Cina juga

ingin menunjukkan bahwa gangguan apapun yang ditujukkan kepada kepentingan

inti, Cina tidak segan untuk melakukan tindakan tegas. Cina menginginkan agar

negara lain menghormati dan mengakui prinsip-prinsip yang menjadi bagian dari

kepentingan inti Cina.

Setelah kepentingan vital terpenuhi, kepentingan-kepentingan masuk

dalam kelompok kepentingan major. Kepentingan tersebut adalah keinginan Cina

Page 83: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

69

untuk melanjutkan kembali negosiasi perjanjian perdagangan bebas, akses

teknologi untuk melakukan eksplorasi energi dan akses menuju kawasan Arktik.

Ketiga hal tersebut masuk dalam kepentingan ekonomi yang ingin didapatkan

Cina dari dinormalisasikannya kembali hubungan diplomatiknya dengan

Norwegia.

Secara keseluruhan kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh Cina

tidak terlepas karena adanya dorongan dari faktor internal dan faktor eksternal

yang menjadi landasan dikeluarkannya kebijakan normalisasi tersebut. Faktor

sosial ekonomi dan dokumen rencana 5 tahunan Cina ke-13 menjadi faktor

internal yang mempengaruhi Cina untuk melakukan normalisasi diplomatik

terhadap Norwegia. Sedangkan tindakan dan langkah diplomatik yang dilakukan

oleh Norwegia yang berupaya untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik

terhadap Cina menjadi faktor eksternal yang mendukung terwujudnya normalisasi

hubungan diplomatik.

Upaya terus menerus yang dilakukan oleh Norwegia melalui berbagai

tindakannya agar tercipta normalisasi diplomatik menjadi perhatian Cina dalam

perubahan sikapnya terhadap norwegia. Merujuk pada pepatah Cina siapa yang

mengikatkan tali pada leher harimau dialah yang harus melepaskannya. Cina

menginginkan tindakan dan komitmen Norwegia atas apa yang telah

dilakukannya. Cina akan bertindak timbal balik terhadap berbagai sikap dan

tindakan yang dilakukan oleh negara lain terhadap dirinya. Komitmen yang

tercantum dalam kesepakatan normalisasi Cina dan Norwegia, menunjukkan

Page 84: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

70

komitmen Norwegia untuk menghormati pada prinsip yang termasuk dalam

kepentingan inti Cina dan menjaga hubungan baik dengan tidak terlibat dengan

hal-hal yang berpotensi mengganggu hubungan diplomatik keduanya.

Page 85: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xv

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anonim. 2009. China’s International Behaviour : Activism, Opportunism and

Diversification, (Santa Monica: RAND Corporation).

Azhary, M. Tahir. 1988. Politik Internasional Kerangka Untuk Analisis, (Jakarta :

Erlangga.

Baylis, John dan Steve Smith. 2001. The Globalization of World Politics, 2nd

Edition, London: Oxford University Press.

Clarke, Michael dan Brian White. 1995. Understanding Foreign Policy “The

Foreign Policy System Approach:. (USA: Edward elgarPublishing Limited)

Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative

Approaches, Thousand Oaks SAGE Publications Inc.

Hellstrom, Jerker. 2014. China’s Political Priorities in the Nordic Countries. FOI-

R-3879-SE.

KPMG Global China Practice. 2016. The 13th Five-Year Plan China’s

Transformation and Integration with the World Economy: Opportunities for

Chinese and Foreign Business (China: KPMG).

Lanteigne, Marc. 2009. Chinese Foreign Policy. Oxon: Routledge.

Medeiros, Evan S. 2009. China’s International Behaviour : Activism,

Opportunism and Diversification, (Santa Monica: RAND Corporation)

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Page 86: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xvi

Morgenthau, Hans J. 1999. The Concept of National Interests in Foreign Policy.

(New Jersey: Nrentice Hall.

S. Medeiros, Evan. 2009. China’s International Behaviour : Activism,

Opportunism and Diversification. Santa Monica: RAND Corporation.

Thygeson, Bjornar Sverdrup. 2016. Dragon in the North : The Nordic Countries’

Relations with China. Norway : Norwegian Institute of International Affairs.

Thygeson, Bjornar Sverdup, Wrenn Yennie Lindgren dan Marc Lanteigne. 2018.

China and Nordic Diplomacy. Oxon : Routledge.

Williams, Simon . 2012. The Role of the National Interest in the National Security

Debate. United Kingdom : Royal College of Defence Studies.

JURNAL

A.Carter, Colin , Funing Zhong dan Jing Zhu. 2012. “Advance in Chinese

Agriculture and its Global Implication, Applied Economic Perspective and

Policy. (Vol.34, No.1).

Aglietta, Michel dan Guo Bai,. 2016. “China‟s 13th

Five-Year Plan. In Pursuit of a

“Moderately Prosperous Society””, CEPII (No.12, September 2016).

Chen, Xianwen dan Roberto Javier Garcia, “Economic sanctions and trade

diplomacy : Sanction-busting strategies, market distortion and efficacy of

China‟s restrictions on Norwegian salmon imports”. SAGE.

D.Swaine, Michael. ”China‟s Assertive Behaviour Part One: Core Interests”.

Gao, Henry. “China‟s Strategy for Free Trade Agreements”.

Higashi, Nobuyuki. 2009. “Natural Gas in China, Market Evolution and

Strategy”, International Energy Agency.

Hong, Nong. 2014. ”Emerging interests of non-Arctic countries in the Arctic: a

chinese perspective.” The Polar Journal. (Vol.4, No.2, November 2014).

Page 87: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xvii

Jakobson, Linda dan Jingchao Peng. 2012. ”China ArcticAspirations”. SIPRI

Policy Paper 34.

Jakobson, Linda. 2010. “China Prepares For an Ice-Free Arctic”. SIPRI

(No.2010/2, Maret 2010).

Jialiang, Lu dan Zhao Suping. 2015. “China‟s natural gas exploration and

development strategies under the new normal”. Science Direct.

Ji-kun, Huang ,Wei Wei, Cui Qi dan Xie Wei. 2017. ”The Prospect for China‟s

food security and imports: will China starve the world via imports?”.

Journal of Integrative Agriculture.

Lanteigne, Marc. 2010. “Northern Exposure: Cross-Regionalism and the China-

Iceland Preferential Trade Negosiations”, The China Quarterly (No.202,

Juni 2010).

Lanteigne, Marc. China’s Emerging Arctic Strategies : Economics and Institution

(Islandia: University of Iceland),

Nuechterlein, Donald E. “National Interests and Foreign Policy: A Conceptual

Framework For Analysis and Decision Making”, British Journal of

International Studies (Vol.2, No.3, Oct.1976).

Ravenhill, John dan Yang Jiang. 2009. ”China‟s Move to Preferential Trading : a

new direction in China‟s diplomacy”, Journal of Contemporary China.

Peng, Jingchao dan Nojord Wegge. 2015. “China‟s bilateral diplomacy in the

Arctic”. Polar Geography. (Vol.38.No.3, Juli 2015).

Zarrouki, Karim. “Sector Trend Analysis : Fish trends in China”. Global Analysis

Report [Jurnal Online]; tersedia di

http://www.agr.gc.ca/resources/prod/Internet-Internet/MISB-DGSIM/ATS-

SEA/PDF/sta_fish_trends_china_ats_tendances_poisson_chine_2017a-

eng.pdf; internet; dikases pada 5 Mei 2019.

Zhao, Jun dan Timothy Webster, “Taking Stock: China‟s First Decade of

FreeTrade”,2011. Faculty Publications. Paper 41.

Page 88: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xviii

Zhang, Jian. “China‟s New Foreign Policy under Xi Jinping: Towards „Peaceful

Rise 2.0”. Global Change,Peace & Security (vol.27, No.1, 2015).

WEBSITE

AFP. “Profile of Liu Xiaobo, the jailed Chinese intellectual”. Telegraph (2010)

[Artikel Online]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/expat/expatnews/7213748/Profile-of-Liu-

Xiaobo-the-jailed-Chinese-intellectual.html diakses pada 25 April 2019;

internet; diakses pada 25 April 2019.

Anderlini, Jamil dan Clare MacCarthy. “China Snubs Norway in Visa Reforms”.

Financial Times [Artikel Online]; tersedia di

https://www.ft.com/content/7aa84f82-3f6a-11e2-b0ce-00144feabdc0;

internet; diakses pada 20 April 2019.

Anonim. ”Profile of Liu Xiaobo, the jailed Chinese intellectual”. Telegraph

(2010) [Artikel Online]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/expat/expatnews/7213748/Profile-of-Liu-

Xiaobo-the-jailed-Chinese-intellectual.html; internet; diakse pada 28 Maret

2019.

Anonim. “Liu Xiaobo Arrested for Subversion”. China Daily (24 Juni 2009).

[Artikel Online]; tersedia di http://www.chinadaily.com.cn/china/2009-

06/24/content_8318518.htm; internet; diakses pada 28 Maret 2019.

Anonim. “China's Nobel anger as Liu Xiaobo awarded peace prize”. BBC (2010)

[Artikel online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-

11505164; internet; diakses pada 28 Maret 2019.

Page 89: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xix

Anonim. “Nobel Peace Prize awarded to China dissident Liu Xiaobo”, BBC.

[Artikel Online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-europe-

11499098; internet; diakses pada 25 April 2019.

Anonim. “Chinese dissident wins Nobel Prize”. Al Jazeera [Artikel Online];

tersedia di

https://www.aljazeera.com/news/europe/2010/10/20101081305576754.ht

ml; internet; diakses pada 30 April 2019.

Anonim. “China anger at „farce‟ of Liu Xiaobo Nobel Peace Prize”. BBC (2010)

[Artikel Online]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-asia-pacific-

11974187; internet; diakses pada 30 Maret 2019.

Anonim. “Liu Xiaobo‟s Nobel Peace Prize could harm China-Norway Ties”,

China Daily [Artikel Online];tersedia di

http://www.chinadaily.com.cn/china/2010-10/08/content_11386646.htm;

internet; diakses pada 21 April 2019.

Anonim. “Part of the plot to contain China”. China Daily [Artikel Online];

tersedia di ee.china-embassy.org/eng/zytz/t762748.htm; internet; diakses

pada 20 April 2019.

Anonim. “Nobel Peace Prize: empty chair represents Liu Xiaobo at ceremony”,

The Telegraph [Artikel Online]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/8193908/Nobel-

Peace-Prize-empty-chair-represents-Liu-Xiaobo-at-ceremony.html; internet;

diakses pada 20 April 2019.

Anonim. “FM: China ties with Norway affected by Nobel”. China Daily [Artikel

Online]; tersedia di www.chinadaily.com.cn/china/2010-

12/02/content_11645313.htm; internet; diakses pada 28 April 2019.

Anonim. “Sino-Norway face no barrier on human rights dialogue”. China Human

Rights.CN, (2017) [Artikel Online]; tersedia di

Page 90: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xx

http://www.chinahumanrights.org/html/2017/POLITICS_0401/7793.html;in

ternet; diakses pada 30 April 2019.

Anonim. “Better Ties with Norway Called For”. Xinhua News Agency, 2004

[Artikel Online]; tersedia di

http://www.china.org.cn/english/2004/Jun/97264.htm;internet; diakses pada

20 Maret2019.

Anonim. “FM: China ties withNorway affected by Nobel”. China Daily [Artikel

Online]; tersedia di www.chinadaily.com.cn/china/2010-

12/02/content_11645313.htm; internet; diakses pada 20 April 2019.

Anonim. “Full Text: Statement of China and Norway on Normalization of

Bilateral Relations”, China Daily [Artikel Online]; tersedia di

http://www.chinadaily.com.cn/world/cn_eu/2016-

12/19/content_27714255.htm;internet; diakses pada 5 April 2019.

Anonim. “Norway Increases Salmon Exports to China”. World Fishing &

Aquaculture [Artikel Online]; tersedia di

https://www.worldfishing.net/news101/Comment/analysis/norway-

increases-salmon-exports-to-china; internet; diakses pada 5 Mei 2019.

Anonim. “Interpretng China‟s Proposed 13th Five-YearPlan”. Beijing Review

[Artikel Online]; tersedia di

http://www.bjreview.com/Beijing_Review_and_Kings_College_London_Jo

int_Translation_Project/2016/201703/t20170321_800091795.html; internet;

diakss pada 15 Mei 2019.

Anonim. “Norway „very pleased‟ to be founding member of AIIB”. China Daily

(17 April 2015) [Artikel Online]; tersedia di

Page 91: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxi

http://www.chinadaily.com.cn/business/2015-04/17/content_20456515.htm;

internet; diakses pada 1 Mei 2019.

Anonim. “China receives Norway‟s application to join AIIB”, Xinhua (1 April

2015) [Artikel Online]; tersedia di

http://english.gov.cn/news/top_news/2015/04/01/content_28147508144042

4.htm; internet; diakses pada 10 Mei 2019.

Branigan, Tania. “Nobel Committe warned not to a award peace prize to Chinese

dissident”. The Guardian. 2010 [Artikel online]; tersedia di

http://www.theguardian.com/world/2010/sep/28/nobel-peace-prize-liu-

xiaobo; internet; diakses pada 30 Maret 2019.

Branigan, Tania. ”Liu Xiaobo Nobel win prompts Chinese Fury”. The Guardian

[Artikel Online]; tersedia di

https://www.theguardian.com/world/2010/oct/08/liu-xiaobo-nobel-chinese-

fury; internet; diakses pada 25 April 2019.

Eimer, David. “Liu Xiaobo wins Nobel Peace Prize: a profile”. Telegraph. 2010

[Artikel Online]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/8050873/Liu-

Xiaobo-wins-Nobel-Peace-Prize-a-profile.html; internet; diakses pada 28

Maret 2019.

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway. “Wu Bangguo's Visit to

Norway” ( 2004) [Database Online]; tersedia di http://no.china-

embassy.org/eng/ztxw/cn50/t141744.htm; internet; diakses pada 20 Maret

2019.

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway. “Chinese President Hu

Jintao and Norwegian King Harald V exchange congratulations on the 50th

anniversary of the establishment of Diplomatic Relations between China

and Norway”. (2004) [Database Online]; tersedia di http://no.china-

embassy.org/eng/ztxw/cn50/t163332.htm; internet; diakses pada 20 Maret

2019.

Page 92: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxii

Embassy of the People‟s Republic of china in the Kingdom of Norway. “China

and Norway”. [Database Online]; tersedia di

https://www.fmprc.gov.cn/ce/ceno/eng/zngx/t110722.htm#6; internet;

diakses pada 15 April 2019.

Embassy of the People‟s Republic of china in the Kingdom of Norway. “Chinese

North Pole Research Station launched in Norway”. 2004 [Database Online];

tersedia di http://www.chinese-embassy.no/eng/dtxw/t145358.htm; internet ;

diakses pada 28 Maret 2019.

Embassy of the People‟s Republic of China in the United States. “Decision of

Norwegian Nobel Committee does not represent wish of majority of people

: experts” [Database Online] tersedia di www.china-

embassy.org/eng/gdxw/t777551.htm; internet; diakses pada 20 April 2019.

Embassy of the People‟s Republic of China in Norway. “Economic Trade and

Tradae Relations between China and Norway”[Database Online]; tersedia di

www.chineseembassy.no/eng/jm/t111023.htm; internet; diakses pada 25

April 2019.

Frankel, Glenn. “Dalai Lama Wins Nobel Peace Prize”. The Washington Post (6

Oktober 1989). [Artikel Online]; tersedia di

https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1989/10/06/dalai-lama-

wins-nobel-peace-prize/eee3bf56-18e1-4f28-abc2-

fe766d39cc17/?utm_term=.45a0e095784e; internet; diakses pada 25 April

2019.

Gibbs, Walter dan Gwladys Fouche, “China Steps up Retaliation against Norway

for Nobel”. Reuter.s [Artikel Online]; tersedia di

https://www.reuters.com/article/us-nobel-peace-china-

idUSTRE6971XY20101012; internet; diakses pada 25 April 2019.

Gies, Erica. “The Consequencesof China‟s Booming Demand for Seafood”. Hakai

Magazine [Artikel Online] tersedia di

Page 93: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxiii

https://www.hakaimagazine.com/news/the-consequences-of-chinas-

booming-demand-for-seafood/; internet; tersedia di 5 Mei 2019.

Guoqiang, Tang. “My Rethinking”. 2010 [Artikel Online]; tersedia di

www.chinese-embassy.no/eng/zjsg_2/sgxw/t777593.htm; internet; diakses

pada 28 April 2019.

Huang, Kristin dan Liu Zhen. “Let‟s put Nobel spat behind us : a look back at

China and Norway‟s ties”. South China Morning Post. [Artikel Online];

tersedia di https://www.scmp.com/news/china/diplomacy-

defence/article/2055980/lets-put-nobel-spat-behind-us-look-back-china-

and;internet; diakses pada 28 Maret 2019.

Kementrian Luar Negeri Norwegia, “Norway confirms intention to join Asian

Infrastucture Investment Bank”, Press Release (31 Maret 2015) [Artikel

Online]; tersedia di

https://www.regjeringen.no/en/aktuelt/Norway_intends_AIIB/id2404331/;

internet; diakses pada 5 Mei 2019.

Melvin, Sheila. “A root of moderenism in China : Ibsen-Asia- Pasific-

International Herald Tribune”. New York Times. 2006 [Artikel Online];

tersedia di https://www.nytimes.com/2006/09/15/world/asia/15iht-

ibsen.2822242.html; internet; diakses pada 28 Maret 2019.

Ministry of Commerce of The People‟s Republic of China. “China FTA Network“

[Database Online]; tersedia di

http://fta.mofcom.gov.cn/topic/ennorway.shtml; internet; diakses pada 30

Maret 2019.

Moskwa, Wijciech. “China warns Norway against peace Nobel for dissident”,

Reuters [Artikel Online]; tersedia di

https://af.reuters.com/article/worldNews/idAFTRE68Q5VF20100927;

internet; diakses pada 25 April 2019.

Moskwa, Wojciech dan Ben Blanchard. “China livid as dissident Liu wins Nobel

Peace Prize”. Reuters (2010) [Artikel Online]; tersedia di

Page 94: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxiv

https://www.reuters.com/article/us-nobel-peace/china-livid-as-dissident-liu-

wins-nobel-peace-prize-idUSTRE6964LP20101008; internet; diakses pada

25 April 2019.

Nobel Prize Organization. “who we are and what we do”. [Database on-line];

tersedia di https://www.nobelprize.org/the-nobel-prize-organisation/;

internet; diakses pada 20 April 2019.

Norwegian Nobel Institute. [Database on-line]; tersedia di

https://www.nobelpeaceprize.org/History; internet; diakses pada 20 April

2019.

Ping, Guo. “Award goes against peace”. China Daily [Artikel Online]; tersedia di

www.chinadaily.com.cn/thinktank/2010-11/05/content_11505543.htm;

internet; diakses pada 28 April 2019.

Sutterud, Tone dan Elisabeth Ulven. “Norway Criticised Over Snub to Dalai

Lama during Nobel Committee Visit”, The Guardian [Artikel Online];

tersedia di http://amp.theguardian.com/world/2014/may/06/norway-snub-

dalai-lama-nobel-visit; internet; diakses pada 5 Mei 2019.

Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC). “Asian Infrastucture

Investment Bank”[Artikel Online]; tersedia di

https://www.eda.admin.ch/deza/en/home/partnerships-

mandates/partnerships-multilateral-organisations/international-financial-

institutions/aiib.html; internet; diakses pada 9 Mei 2019

Wei, Qiang. “China Akin to Nazi Germany?”. Barbados Newspaper Nation

[Artikel Online]; tersedia di bb.china-embassy.org/eng/sgxw/t778034.htm;

internet; diakses pada 28 April 2019.

Weich, Laine. “Salmon Prospects Bright Among China‟s Growing Middle Class”,

Anchorage Daily News [Artikel Online]; tersedia di

https://www.adn.com/business-economy/2017/06/17/salmon-prospects-

bright-among-chinas-growing-middle-class/; internet; diakses pada 5 Mei

2019.

Page 95: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxv

Yu, Jiang. “Foreign Ministry Spokesperson Jiang Yu‟s Remarks on the Nobel

Peace Prize Awarding Ceremony on December 9, 2010”. [Database Online];

tersedia di www.chinese-embassy.no/chn/zjsg/sgxw/t775762.htm; internet;

diakses pada 30 April 2019.

Page 96: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxvi

Lampiran I

Page 97: KEPUTUSAN CINA MELAKUKAN NORMALISASI HUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49170/1/ARLIND… · Nama : Arlinda Ayuningtyas NIM : 1112113000040 Program Studi

xxvii