KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

24
ALAT MUSIK TRADISIONAL MEMBRANOPHONE KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GENDANG MELAYU MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan telapak tangan KEPULAUAN RIAU GENDANG PANJANG MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan telapak tangan KALIMANTAN BARAT TUMA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan telapak tangan SULAWESI TENGAH GANDA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan telapak tangan PAPUA TIFA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan telapak tangan BENGKULU DOLL MEMBRANOFON ditepuk dengan memakai alat pukul

Transcript of KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Page 1: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

ALAT MUSIK TRADISIONAL

MEMBRANOPHONE

KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

GENDANG

MELAYU MEMBRANOFON

ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

KEPULAUAN RIAU

GENDANG

PANJANG MEMBRANOFON

ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

KALIMANTAN BARAT

TUMA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

SULAWESI TENGAH

GANDA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

PAPUA

TIFA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

BENGKULU

DOLL MEMBRANOFON ditepuk dengan memakai alat pukul

Page 2: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

MELAYU RIAU

MARWAS MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

RIAU

GEDOMBAK MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

RIAU

KOMPANG MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

ACEH

RAPAI MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan

telapak tangan

CHORDOPHONE

Jawa barat

Rebab Chordophone Di petik / di gesek

Sunda Kecapi Chordophone Di petik / di gesek

Page 3: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Kalimantan Timur

Sampe Chordophone Di petik / di gesek

suku Toraja

Gesso-geso

Chordophone Di petik / di gesek

Bugis

Talindo Chordophone Di petik / di gesek

Sulawesi selatan

Siter Chordophone Di petik / di gesek

Page 4: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Sulawesi tengah

Santu Chordophone Di petik / di gesek

Kalimantan selatan

Panting Chordophone Di petik / di gesek

Pulau rote, NTT

Sasando Chordophone Di petik / di gesek

Batak toba

Hasapi Chordophone Di petik / di gesek

ALAT MUSIK TRADISIONAL AEROPHONE (DITIUP)

No Gambar Nama Asal

Page 5: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

1.

Fu Maluku Utara

2.

Kuriding Banjar, Kalsel

3.

Lalove Sulawesi Tengah

4.

Puik Puik Sulawesi Selatan

5.

Suling

6.

Serunai Minangkabau, Sumbar

7.

Serune Kale Aceh

8.

Triton Papua

Page 6: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

9.

Saronen Madura

10.

Pareret Lombok

11.

Saluang Minangkabau, Sumbar

12.

Serangko Jambi

Alat Musik Idiophone

1) Kolintang

Cara Memainkan : dipukul menggunakan tongkat pukul

Asal : Sulawesi utara

2) Angklung

Cara Memainkan : digoyangkan

Page 7: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Asal : Jawa Barat

3) Bonang

Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul

Asal : Jawa Tengah

4) Saron

Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul

Asal : Jawa Tengah

5) Marakas

Cara Memainkan : digoyangkan

6) Gong

Page 8: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul

Asal :

7) Cowbell

Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul

8) Metal Cabasa

Cara Memainkan : digoyang dan diputar-putar

9) Wood Block

Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul

10) Guiro

Page 9: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Cara Memainkan : dipukul dengan pemukul berupa stik

Asal :

11) Claves

Cara Memainkan : dibenturkan satu sama lain

12) Tamborin

Cara Memainkan : digoyangkan

Page 10: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

13) Triangle

Cara Memainkan : dipukul dengan besi pemukul

14) ARAMBA SUMATERA UTARA

15) GENCENG

BALI

16) BENDE

LAMPUNG

17) LADOLADO

SULAWESI TENGGARA

Page 11: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang
Page 12: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

PERGELARAN MUSIK

Pergelaran Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada

orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran

adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton

untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain).

Tujuan pergelaran :

1) Memberi hiburan kepada masyarakat

2) Menumbuhkan motivasi untuk berkarya seni.

3) Memperingati hari besar nasional dan hari besar agama.

4) Melestarikan budaya bangsa.

5) Mengomunikasikan karya seni kepada orang lain.

6) Untuk apresiasi

7) Untuk ucapan khusus

8) Untuk komersial

Fungsi pergelaran :

1) Media pengembangan bakat.

2) Media ekspresi.

3) Media komunikasi.

4) Media apresiasi.

Unsur Pergelaran

Unsur-unsur pergelaran meliputi :

o Materi sajian

Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan

tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan

penyelenggara pergelaran.

o Pemain

Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru

sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang tokoh yang

dimaksud dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah merupakan unsur

Page 13: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran dalam hal ini secara langsung

dipertontonkan oleh seorang pemain.

o Sarana

Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu

pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan

keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran.

Unsur sarana meliputi, tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam pergelaran

seperti: dekorasi, pentas, tata cahaya, saund system, tata rias, tata busana, dan lain-lain.

o Penonton

Menonton suatu pergelaran karawitan adalah merupakan sebagian dari kebutuhan hidup

yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang dapat

melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan yang didapat

akan melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton menginginkan materi

sajian yang menyenangkan.

o Penyelenggara Pergelaran Kesenian

Pergelaran melputi bagian yang bersifat management dan bagian yang langsung

berurusan dengan kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian management yaitu

kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional

pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia

atau oleh Kepala Sekolah.

Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara penggunaannya seta

mempersiapkan keperluan- keperluan penyelenggaraan pergelaran, seperti; perijinan,

tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi, transportasi

akomodasi, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan seni yaitu kumpulan

orang- orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan tugasnya masing-

masing seperti; pemain, pelatih, piñata cahaya, penata suara, penata rias dan sebagainya

yang dipimpin oleh seorang sutradara.

Adapun langkah- langkah persiapan dalam penyelenggaraan pergelaran diantaranya:

1. Pengorganisasian pergelaran

2. Menentukan tema, sasaran, materi sajian, serta artis.

3. Pelaksanaan latihan

4. Evaluasi latihan pergelaran

5. Menyiapkan sarana pergelaran

6. Gladi resik

7. Melaksanakan pergelaran

1. Perorganisasian Pergelaran

Maksudnya adalah dalam sebuah pergelaran ada perorganisasiannya dalam kata lain

kepengurusan kepanitiaan. Karena itu merupakan sarana komunikasi untuk mengatur dan

mengarahkan semua potensi demi mencapai tujuan atau sasaran pergelaran.

Perorganisasian disekolah dapat menggunakan cara:

• Penanggung jawab : Kepala Sekolah

• Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian

• Ketua Pelaksana : Ketua OSIS

• Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS

• Sekertaris : Siswa

• Bendahara : Siswa

• Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana

Page 14: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

– Seksi latihan

– Seksi konsumsi

2. Menentukan Tema, Sasaran, Materi Sajian, serta Artis

Dalam suatu pergelaran kita harus menentukan tema dan sasaran atau tujuan serta materi

sajian. Untuk menentuakan tema kita harus menentukan tujuan dan sasaran terlebih

dahulu. Apabila sasaran dan tema telah ditentukan, maka kita dapat menyusun materi

sajian yang akan ditampilkan.

3. Pelaksanaan Latihan

Dalam pelaksanaan latihan sangat diutamakan rasa tanggung jawab, sungguh-sungguh,

serius, dan tepat waktu. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan dan

kesuksesan penyelenggaraan pergelaran.

4. Evaluasi Latihan

Bertujuan untuk mengukur kesiapan dalam pergelaran apabila belum siap pentas, maka

kita dapat mengintensifkan latihan dengan menambah waktu latihan.

5. Menyiapkan Sarana Pergelaran

Agar penyelenggara pergelaran dapat terlaksanakan dengan baik maka sarana yang perlu

di cek terlebih dahulu.

6. Gladi Resik

Adalah latihan terakhir yang biasanya dilaksanakan ditempat pergelaran, seolah-olah

benar-benar sedang melaksanakan pergelaran. Hal ini bertujuan agar pemain dapat

menguasai pentas.

7. Melaksanakan Pagelaran

Sesuai langkah-langkah dalam pagelaran kita terlebih dahulu harus menyusun

kepengurusan pagelaran

• Penanggung jawab : Kepala Sekolah

• Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian

• Ketua Pelaksana : Ketua OSIS

• Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS

• Sekertaris : Siswa

• Bendahara : Siswa

• Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana

– Seksi latihan

– Seksi konsumsi

8. Tugas-tugas Kepengurusan Pergelaran

1. Ketua pelaksana : mengatur segala hal dalam penyelengaraan pergelaran, mampu

berkomunikasi, dan berkerjasama antara kepala sekolah maupun siswa dan juga memiliki

sifat kepemimpinan.

2. Wakil ketua : Bertugas untuk mendampingi ketua, atau menggantikan ketua bila

ketua berhalangan, dan memberikan dorongan untuk memperlancar kegiatan.

3. Sekertaris : mencatat notula semua kegiatan kepengurusan selama penyelenggaraan

pergelaran, dan juga membuat laporan kegiatan sebelum dan setelah penyelenggaraan

pergelaran.

4. Bendahara :Bertugas sebagai penerima, penyimpan dana yang masuk dalam

pembiayaan pergelaran, dan bertanggung jawab atas penggunaan keuangan.

5. Seksi sarana dan prasarana : Bertugas untuk mengurus dan melayani serta

mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pergelaran.

6. Seksi latihan : Bertugas untuk penangguang jawab dalam latihan, menyusun jadwal

Page 15: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

latihan, serta mengevaluasi setiap latihan.

7. Seksi konsumsi : Bertugas untuk memberikan konsumsi selama pergelaran bagi

panitia, para undangan, dan para pemain.

* Hal-hal yang perlu dipertahankan dalam menulis sinopsis adalah:

a. Menggunakan bahasa penulis sinopsis

b. Sudut pandang orang ketiga

c. Alurnya maju

d. Tidak ada dialog

Pagelaran atau Drama mempunyai unsur-unsur pembangunan cerita dan unsur-unsur tersebut

biasanya disebut unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur itu adalah tema, alur, perwatakan,

amanat, latar (setting), dan titik pengisahan (point of view).

1. Tema

Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan suatu

karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang diungkapkan

pengarang tidak terlepas dari tema. Adapun peristiwa yang diangkat menjadi tema

bersifat actual, singkat dan jelas, waktunya yang terbatas

2. Alur

Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa

sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur

disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat

ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan

suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Karakter/ Perwatakan

Dalam cerita rekaan, ada individu yang diceritakan. Individu ini dalam karya sastra lazim

disebut tokoh. Tokoh tersebut digambarkan mempunyai karakter atau watak, misalnya

pemarah, periang, pemabuk, pemalu, penyabar, atau rajin. Penggambaran watak tokoh

dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Orang yang mempunyai watak pemarah,

tidak langsung dikatakan ‘dia pemarah’, tetapi dengan kalimat atau uraian lain sehingga

pembaca mengetahui bahwa tokoh yang igambarkan dalam cerita tersebut memiliki sifat

pemarah.

4. Amanat

Dalam cerita rekaan, terdapat pesan yang dituangkan oleh pengarang. Pesan atau amanat

ini dapat ditafsirkan sendiri oleh pembacanya. Tidak mustahil terjadi perbedaan

penafsiran amanat pembaca dengan amanat atau pesan yang dikehendaki pengarang.

5. Latar/ Setting

Latar adalah segala keterangan atau petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,

ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra beserta tempatnya. Dari

pengertian latar ini, dikenal latar waktu (kapan), latar tempat (di mana), dan latar sosial

(keadaan lingkungan masyarakat). Pengungkapan latar ada yang secara langsung dan

yang tidak langsung. Dalam cerita yang baik, antara latar dan penokohan sangat menyatu

sehingga baik penokohan maupun latar tidak dapat dipertukarkan.

6. Sudut Pandang/ Titik Pengisahan (Point of view)

Sudut pandang atau titik pengisahan dalam kesusastraan mencakup:

a. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang digunakan pengarang

dalam pendekatan materi cerita;

b. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah dalam

cerita;

Page 16: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

c. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan atau keterlibatan pengarang dengan pokok

masalah dalam cerita.

7. Menjiwai Karakteristik Tokoh Drama

Untuk mendapatkan hasil pementasan yang baik, salah satunya terletak pada kemampuan

pemain dalam menjiwai karakteristik tokoh yang diperankannya. Dalam hal ini, seorang

pemain harus berusaha menghayati sedalam mungkin karakter tokoh yang akan

diperankannya sehingga ia mampu menempatkan dirinya sehingga seorang tokoh di

dalam drama tersebut, bukan sebaliknya menjadi dirinya sendiri. Ada beberapa hal

penting yang harus diperhatikan ketika memerankan tokoh drama, diantaranya sebagai

berikut,

8. Kosentrasi

Pemusatan pikiran untuk menghayati dan menjiwai karakteristik tokoh yang akan

diperankan. Pemusatan pikiran ini melibatkan tiga faktor, yaitu faktor fisik, mental, dan

emosional.

9. Kemampuan mendayagunakan emosional

Seorang pemain diharuskan mampu untuk menampilkan bentuk-bentuk emosional tokoh

yang diperankan dengan baik. Bentuk-bentuk emosional biasanya ditampilkan dalam

bentuk mimik muka, gerak, ataupun suara.

10. Kemampuan laku dramatik

Kemampuan laku dramatik ialah kesanggupan pemain dalam melakukan sikap, tindakan,

serta prilaku, yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi.

11. Kemampuan membangun karakter

Karakter pemain sebisa mungkin identik dengan karakter tokoh yang ingin diperankan.

Seorang pemain dituntut untuk tidak tampil dengan karakter diri pribadinya, melainkan

sebagai tokoh yang diperankannya.

12. Kemampuan melakuakan observasi

Kemampuan ini berkaitan dengan kemapuan pemain dalam menampilkan gerak yang

seidentik mungkin dengan gambaran kenyataan yang ada dalam naskah drama.

Kemampuan tersebut bisa dilatih dengan melakukan observasi/pengamatan langsung

terhadap sikap aktivitas manusia sehari-hari.

13. Kemampuan menguasai irama

Irama yang dimaksud ialah tempo permainan gerak atau prilaku agar terjadi kehormatan

dalam pemeranan. Tempo tersebut didasarkan pada deskripsi yang ada dalam naskah

drama.

Jenis-jenis pergelaran :

1) Pergelaran pendidikan : pertunjukan seni yang bertujuan memberikan

Pengalaman kepada siswa

2) Pergelaran hiburan : pergelaran bertujuan memberikan hiburan kepada

masyarakat

Page 17: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

3) Pergelaran penerangan : pergelaran yang di dalamnya mengandung suatu

Tujuan memberikan informasi kepada masyarakat

4) Pergelaran amal : pergelaran untuk keperluan amal.

5) Pergelaran komersial : pergelaran yang bertujuan semata-mata untuk

Mencari uang

Jenis karya musik yang dipagelarkan:

a. music tradisional (musik yang lahir dari kebudayaan suatu daerah) dpat berupa

1. gamelan

2. tarling (cirebon)

3. kolintang (minahasa)

4. angklung

5. musik keroncong,dll

b. music modern (music yang digarap secara modern bik dari segi elemen musical, peralatan

music, penyajian,dll) dapat berupa

1. koor (paduan suara)

2. ansamble

3. perkusi, dll

Bentuk pergelaran atau pergelaran menurut tempatnya

:

1) Pergelaran indoor (pergelaran yang diadakan di dalam ruangan)

Contoh :

• Orkestra/ symphonyadalah penyajian music secara

lengkap (petik, gesek, tiup, pukul), berasal dari Eropa, dan alat-

alat musiknya bersifat internasional.

• Musik keroncong adalah suatu jenis musik atau aliran

musik yang lahir di Indonesia yang dipengaruhi oleh musik barat

(diatonis) sehingga bukan termasuk sebagai musik tradisional

melainkan salah satu jenis musik diatonis (world musik) yang

banyak berkembang pada saat ini. Adapun pada perkembangan

selanjutnya akan

Berkolaborasi dengan musik tradisional

Page 18: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

• Paduan suara adalah penyajian music vocal oleh

sekelompok vokalis dengan satu atau beberapa suara yang

dipimpin oleh seorang dirigent/konduktor.

• Vokal Group adalah kumpulan orang bernyanyi

bersama.

2) Pergelaran out door (pergelaran yang diadakan di luar ruangan)

Contoh :

• Band adalah sekelompok orang yang satu aliran musik

yang mempunyai satu cita – cita untuk berkarya dengan

membentuk kelompok musik / band itu sendiri.

• Dangdut adalah salah satu musik Indonesia yang sudah

merakyat di wilayah

Nusantara, yang dipadu dari unsur musik Melayu, India, dan

juga musik tradisional Indonesia. Dinamakan Dangdut karena

suara musik yang terdengar adalah suara ‘dang’ dan ‘dut’ dan

musik Dangdut lebih dikuasai oleh suara gendang dan suling.

• Musik rock adalah salah satu genre dalam khasanah

musik populer dunia yang biasanya didominasi oleh vokal, gitar,

drum, dan bas. banyak juga dengan penambahan instrumen seperti

keyboad, piano maupun synthesizer. Musik rock biasanya

mempunyai beat yang kuat dan didominasi oleh jenis-jenis gitar,

baik

Elektrik maupun akustik

Page 19: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

v Jenis-jenis pergelaran menurut bentuk penyajiannya :

1). Solo (penyajian tunggal)

2). Duet (penyajian 2 orang )

3) Trio (penyajian 3 orang)

4) Kwartet (penyajian 4 orang)

5). Kwinted (penyajian 5 orang

`

1) Orkestra/symphony (penyajian music secara lengkap (petik, gesek,

tiup,

Pukul)

Manfaat mengadakan pergelaran :

1) Menumbuhkan motivasi berkarya seni.

2) Melatih bekerjasama dalam kelompok seni.

3) Melatih bertanggung jawab dan sikap mandiri.

4) Menambah pengalaman bersosialisasi.

5) Menambah kemampuan siswa dalam memberikan apresiasi karya seni.

6) Menciptakan penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas.

7) Mampu mengadakan evaluasi karya seni obyektif.

Page 20: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Kritik Musik

Sebelum memasuki materi kritik, kita akan membahas sedikit tentang musik

➢ Music merupakan salah satu seni dengan medium utama menggunakan suara/ bunyi –

bunyian yang teratur dan memiliki nada

➢ Macam-macam genre musik antara lain, yaitu : keroncong, pop, tradisional, jazz, rock,

blues dll

➢ Istilah pencipta music (composer), penikmat seni music (aprisiator)

➢ Penyajian music dapat berupa penyajian tunggal, penyajian duet, trio, kolosal maupun

dalam bentuk orchestra

A. Pengertian Kritik Musik Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani

yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati,

membandingkan dan menimbang.

Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya

batas-batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing

pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara

Page 21: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

menyeluruh. Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. Kritik

akan membawa kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju.Namun nilai

kritik akan sangat bisa di terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas pandangan

yang obyektif. Menurut KBBI, kritik adalah kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik

atau buruk terhadap suatu karya, pendapat, dan sebagainya. Orang yang melakukan kritik disebut

dengan kritikus.

Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan

tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki

karya tersebut. Kritik musik dapat juga diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap

kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam

pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek

dari kritik, yaitu musik yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna

suara, interpretasi, dan ekspresi.

B. Fungsi Kritik Musik Fungsi kritik music secara umum antara lain :

• Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat

• Jembatan anatara pencipta, penyaji dan pendengar

• Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik

• Pengembangan mutu karya musik

C. Tujuan Kritik Musik

Berikut adalah beberapa tujuan adanya kritik musik antara lain:

• Untuk mengevaluasi hasil karya seni music

• Untuk mengapresiasi hasil karya music

• Untuk memberikan koreksi pada hasil karya seni music agar menjadi lebih baik lagi

• Untuk meningkatkan kualitas hasil karya seni music menjadi lebih kreatif dan inovatif

Page 22: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

1. JOURNALISTIC CRITICISM

Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi

tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis

dengan ringkas karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun

menyatakan, bahwa “kewajiban seorang kirtikus jurnalistik adalah memuaskan rasa

ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan perasaan mereka

(2011:8).

2. POPULAR CRITICISM

Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung

dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini

berarti kritik yang disampaikan bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang

disajikan tetapi pada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.

Atau dengan kata lain, jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum.

Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja

lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.

3. PEDAGOGICAL CRITICISM

Kritik ini biasanya diajarkan di sekolah. Tujuan dari kritik ini adalah untuk mengembangkan

bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan

obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri. Melalui pemahaman tentang kritik ini,

seorang siswa tidak hanya dapat menilai hasil karya dengan mengatakan : “benar” atau

“salah”, “bagus” atau “tidak bagus” saja, tetapi harus disertai penjelasan atas penilaiannya

tersebut untuk memotivasi bakat dan potensi siswa lain.

4. SCOLARLY CRTICISM

Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah,

dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam

menganalisis maupun membandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara

akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).

D. Langkah-Langkah Membuat Kritik Musik

KRITIK

JOURNALISTIC CRITISM

POPULAR CRITICISM

PEDAGOGICAL CRITICISM

SCOLARLY CRITICISM

Page 23: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

Dalam proses memberikan kritik karya seni musik termasuk karya musik ada empat

tahap. Berikut tahap – tahap memberikan kritik music :

1. Deskripsi

Menggambarkan fakta – fakta yang mereka temui dalam pertunjukan atau konser

musik. Apa yang di dengar dan di lihat dituangkan dalam tahap ini. (pengumpulan data asli

yang diperoleh secara langsung)

2. Analisis formal

Tahap yang mengacu pada proses analisis dari seorang kritikus terhadap suatu karya

musik. Tahap ini memfokuskan kemampuan kritikus pada aspek musikal. (fakta – teori)

3. Interpretasi

Tahap ini adalah proses memaknai karya seni musik. Tahap interpretasi

memperlihatkan kemampuan kritikus untuk menafsirkan atau memaknai symbol dan nilai

estetik yang ada dalam suatu pertunjukan.

4. Evaluasi

Seorang kritikus memberikan tanggapan, penilaian atas sebuah pertunjukan yang

ditampilkan. Penilaian ini didasarkan pada analisis mendalam atas karya musik dan interpretasi

yang telah dilakukan sebelumnya.

E. Mengkomunikasikan Kritik Musik

Kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika secara tertulis, kritik musik

harus memiliki sistematika penulisan yang mencakup : Pendahuluan, deskripsi, analisis,

interpretasi, dan evaluasi sebagai bahan kesimpulan.

1. Pendahuluan

Pada bagian pedahuluan ini kemukakan latar belakang kritik yang berhubungan dengan

pengalaman yang kamu peroleh setelah menyaksikan suatu konser musik. Dalam konser musik itu,

kamu berperan sebagai pendengar, bukan pemain. Genre musik dalam konser itu sebaiknya

merupakan genre musik yang kamu pahami dengan baik.

2. Deskripsi

Pada bagian deskripsi ini tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan pertunjukan atau

konser musik itu. Misalnya, tuliskan tanggal, waktu, dan lokasi pertunjukan, siapa pemain

musiknya, apa yang kamu saksikan dalam pertunjukan itu, jenis atau genre musik apa yang

dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan sebagainya yang dapat kamu

amati secara konkrit.

3. Analisis

Pada bagian Analisis fokuskan pada musik yang dimainkan. Kamu amati bagaimana cara

pemain musik memainkan karya-karya musik atau lagu mereka, seperti kemampuan musikal

masing-masing pemain dalam memainkan musik, mengekspresikan musik, menginterpretasikan

musik, keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengkalimatan (phrasing) lagu,

intonasi, dan lain-lain.

Page 24: KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang

4. Interpretasi

Pada bagian Interpretasi kamu harus dapat memaknai musik atau lagu yang dimainkan dalam

pertunjukan musik tersebut. Pemaknaan musik yang dimainkan dalam pertunjukan yang kamu

saksikan tidak dapat terjadi apabila kamu tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang

musik, pencipta, nilai-nilai estetik, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik

dihasilkan. Dalam bagian ini, kamu dituntut untuk memiliki beragam referensi yang diperoleh dari

beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan yang kamu miliki sebagai upaya untuk

mengungkapkan makna dari musik yang dimainkan.

5. Evaluasi Pada bagian Evaluasi kamu baru dapat memberi penilaian terhadap pertunjukan atau konser

musik yang kamu saksikan. Namun, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penilaian yang

kamu tuliskan pada bagian ini bukan berupa penilaian-penilaian pribadi atau subjektif, tetapi

dilandaskan pada analisis dan interpretasi yang telah kamu lakukan dalam tahap sebelumnya.

Sedangkan secara lisan, cara dari mengungkapkan kritik sebagai berikut :

1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.

2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.

3. Kritik yang baik adalah memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya

seni menuju perbaikan dan kepuasan.

4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.