KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang
Transcript of KEPULAUAN BANGKA MELAYU - OSIS MAN 2 Kota Malang
ALAT MUSIK TRADISIONAL
MEMBRANOPHONE
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
GENDANG
MELAYU MEMBRANOFON
ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
KEPULAUAN RIAU
GENDANG
PANJANG MEMBRANOFON
ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
KALIMANTAN BARAT
TUMA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
SULAWESI TENGAH
GANDA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
PAPUA
TIFA MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
BENGKULU
DOLL MEMBRANOFON ditepuk dengan memakai alat pukul
MELAYU RIAU
MARWAS MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
RIAU
GEDOMBAK MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
RIAU
KOMPANG MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
ACEH
RAPAI MEMBRANOFON ditepuk dengan memanfaatkan
telapak tangan
CHORDOPHONE
Jawa barat
Rebab Chordophone Di petik / di gesek
Sunda Kecapi Chordophone Di petik / di gesek
Kalimantan Timur
Sampe Chordophone Di petik / di gesek
suku Toraja
Gesso-geso
Chordophone Di petik / di gesek
Bugis
Talindo Chordophone Di petik / di gesek
Sulawesi selatan
Siter Chordophone Di petik / di gesek
Sulawesi tengah
Santu Chordophone Di petik / di gesek
Kalimantan selatan
Panting Chordophone Di petik / di gesek
Pulau rote, NTT
Sasando Chordophone Di petik / di gesek
Batak toba
Hasapi Chordophone Di petik / di gesek
ALAT MUSIK TRADISIONAL AEROPHONE (DITIUP)
No Gambar Nama Asal
1.
Fu Maluku Utara
2.
Kuriding Banjar, Kalsel
3.
Lalove Sulawesi Tengah
4.
Puik Puik Sulawesi Selatan
5.
Suling
6.
Serunai Minangkabau, Sumbar
7.
Serune Kale Aceh
8.
Triton Papua
9.
Saronen Madura
10.
Pareret Lombok
11.
Saluang Minangkabau, Sumbar
12.
Serangko Jambi
Alat Musik Idiophone
1) Kolintang
Cara Memainkan : dipukul menggunakan tongkat pukul
Asal : Sulawesi utara
2) Angklung
Cara Memainkan : digoyangkan
Asal : Jawa Barat
3) Bonang
Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul
Asal : Jawa Tengah
4) Saron
Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul
Asal : Jawa Tengah
5) Marakas
Cara Memainkan : digoyangkan
6) Gong
Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul
Asal :
7) Cowbell
Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul
8) Metal Cabasa
Cara Memainkan : digoyang dan diputar-putar
9) Wood Block
Cara Memainkan : dipukul dengan tongkat pemukul
10) Guiro
Cara Memainkan : dipukul dengan pemukul berupa stik
Asal :
11) Claves
Cara Memainkan : dibenturkan satu sama lain
12) Tamborin
Cara Memainkan : digoyangkan
13) Triangle
Cara Memainkan : dipukul dengan besi pemukul
14) ARAMBA SUMATERA UTARA
15) GENCENG
BALI
16) BENDE
LAMPUNG
17) LADOLADO
SULAWESI TENGGARA
PERGELARAN MUSIK
Pergelaran Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada
orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran
adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton
untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain).
Tujuan pergelaran :
1) Memberi hiburan kepada masyarakat
2) Menumbuhkan motivasi untuk berkarya seni.
3) Memperingati hari besar nasional dan hari besar agama.
4) Melestarikan budaya bangsa.
5) Mengomunikasikan karya seni kepada orang lain.
6) Untuk apresiasi
7) Untuk ucapan khusus
8) Untuk komersial
Fungsi pergelaran :
1) Media pengembangan bakat.
2) Media ekspresi.
3) Media komunikasi.
4) Media apresiasi.
Unsur Pergelaran
Unsur-unsur pergelaran meliputi :
o Materi sajian
Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan
tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan
penyelenggara pergelaran.
o Pemain
Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru
sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang tokoh yang
dimaksud dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah merupakan unsur
terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran dalam hal ini secara langsung
dipertontonkan oleh seorang pemain.
o Sarana
Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu
pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran.
Unsur sarana meliputi, tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam pergelaran
seperti: dekorasi, pentas, tata cahaya, saund system, tata rias, tata busana, dan lain-lain.
o Penonton
Menonton suatu pergelaran karawitan adalah merupakan sebagian dari kebutuhan hidup
yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang dapat
melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan yang didapat
akan melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton menginginkan materi
sajian yang menyenangkan.
o Penyelenggara Pergelaran Kesenian
Pergelaran melputi bagian yang bersifat management dan bagian yang langsung
berurusan dengan kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian management yaitu
kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional
pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia
atau oleh Kepala Sekolah.
Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara penggunaannya seta
mempersiapkan keperluan- keperluan penyelenggaraan pergelaran, seperti; perijinan,
tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi, transportasi
akomodasi, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan seni yaitu kumpulan
orang- orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan tugasnya masing-
masing seperti; pemain, pelatih, piñata cahaya, penata suara, penata rias dan sebagainya
yang dipimpin oleh seorang sutradara.
Adapun langkah- langkah persiapan dalam penyelenggaraan pergelaran diantaranya:
1. Pengorganisasian pergelaran
2. Menentukan tema, sasaran, materi sajian, serta artis.
3. Pelaksanaan latihan
4. Evaluasi latihan pergelaran
5. Menyiapkan sarana pergelaran
6. Gladi resik
7. Melaksanakan pergelaran
1. Perorganisasian Pergelaran
Maksudnya adalah dalam sebuah pergelaran ada perorganisasiannya dalam kata lain
kepengurusan kepanitiaan. Karena itu merupakan sarana komunikasi untuk mengatur dan
mengarahkan semua potensi demi mencapai tujuan atau sasaran pergelaran.
Perorganisasian disekolah dapat menggunakan cara:
• Penanggung jawab : Kepala Sekolah
• Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian
• Ketua Pelaksana : Ketua OSIS
• Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS
• Sekertaris : Siswa
• Bendahara : Siswa
• Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana
– Seksi latihan
– Seksi konsumsi
2. Menentukan Tema, Sasaran, Materi Sajian, serta Artis
Dalam suatu pergelaran kita harus menentukan tema dan sasaran atau tujuan serta materi
sajian. Untuk menentuakan tema kita harus menentukan tujuan dan sasaran terlebih
dahulu. Apabila sasaran dan tema telah ditentukan, maka kita dapat menyusun materi
sajian yang akan ditampilkan.
3. Pelaksanaan Latihan
Dalam pelaksanaan latihan sangat diutamakan rasa tanggung jawab, sungguh-sungguh,
serius, dan tepat waktu. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan dan
kesuksesan penyelenggaraan pergelaran.
4. Evaluasi Latihan
Bertujuan untuk mengukur kesiapan dalam pergelaran apabila belum siap pentas, maka
kita dapat mengintensifkan latihan dengan menambah waktu latihan.
5. Menyiapkan Sarana Pergelaran
Agar penyelenggara pergelaran dapat terlaksanakan dengan baik maka sarana yang perlu
di cek terlebih dahulu.
6. Gladi Resik
Adalah latihan terakhir yang biasanya dilaksanakan ditempat pergelaran, seolah-olah
benar-benar sedang melaksanakan pergelaran. Hal ini bertujuan agar pemain dapat
menguasai pentas.
7. Melaksanakan Pagelaran
Sesuai langkah-langkah dalam pagelaran kita terlebih dahulu harus menyusun
kepengurusan pagelaran
• Penanggung jawab : Kepala Sekolah
• Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian
• Ketua Pelaksana : Ketua OSIS
• Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS
• Sekertaris : Siswa
• Bendahara : Siswa
• Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana
– Seksi latihan
– Seksi konsumsi
8. Tugas-tugas Kepengurusan Pergelaran
1. Ketua pelaksana : mengatur segala hal dalam penyelengaraan pergelaran, mampu
berkomunikasi, dan berkerjasama antara kepala sekolah maupun siswa dan juga memiliki
sifat kepemimpinan.
2. Wakil ketua : Bertugas untuk mendampingi ketua, atau menggantikan ketua bila
ketua berhalangan, dan memberikan dorongan untuk memperlancar kegiatan.
3. Sekertaris : mencatat notula semua kegiatan kepengurusan selama penyelenggaraan
pergelaran, dan juga membuat laporan kegiatan sebelum dan setelah penyelenggaraan
pergelaran.
4. Bendahara :Bertugas sebagai penerima, penyimpan dana yang masuk dalam
pembiayaan pergelaran, dan bertanggung jawab atas penggunaan keuangan.
5. Seksi sarana dan prasarana : Bertugas untuk mengurus dan melayani serta
mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pergelaran.
6. Seksi latihan : Bertugas untuk penangguang jawab dalam latihan, menyusun jadwal
latihan, serta mengevaluasi setiap latihan.
7. Seksi konsumsi : Bertugas untuk memberikan konsumsi selama pergelaran bagi
panitia, para undangan, dan para pemain.
* Hal-hal yang perlu dipertahankan dalam menulis sinopsis adalah:
a. Menggunakan bahasa penulis sinopsis
b. Sudut pandang orang ketiga
c. Alurnya maju
d. Tidak ada dialog
Pagelaran atau Drama mempunyai unsur-unsur pembangunan cerita dan unsur-unsur tersebut
biasanya disebut unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur itu adalah tema, alur, perwatakan,
amanat, latar (setting), dan titik pengisahan (point of view).
1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan suatu
karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang diungkapkan
pengarang tidak terlepas dari tema. Adapun peristiwa yang diangkat menjadi tema
bersifat actual, singkat dan jelas, waktunya yang terbatas
2. Alur
Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur
disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat
ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
3. Karakter/ Perwatakan
Dalam cerita rekaan, ada individu yang diceritakan. Individu ini dalam karya sastra lazim
disebut tokoh. Tokoh tersebut digambarkan mempunyai karakter atau watak, misalnya
pemarah, periang, pemabuk, pemalu, penyabar, atau rajin. Penggambaran watak tokoh
dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Orang yang mempunyai watak pemarah,
tidak langsung dikatakan ‘dia pemarah’, tetapi dengan kalimat atau uraian lain sehingga
pembaca mengetahui bahwa tokoh yang igambarkan dalam cerita tersebut memiliki sifat
pemarah.
4. Amanat
Dalam cerita rekaan, terdapat pesan yang dituangkan oleh pengarang. Pesan atau amanat
ini dapat ditafsirkan sendiri oleh pembacanya. Tidak mustahil terjadi perbedaan
penafsiran amanat pembaca dengan amanat atau pesan yang dikehendaki pengarang.
5. Latar/ Setting
Latar adalah segala keterangan atau petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu,
ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra beserta tempatnya. Dari
pengertian latar ini, dikenal latar waktu (kapan), latar tempat (di mana), dan latar sosial
(keadaan lingkungan masyarakat). Pengungkapan latar ada yang secara langsung dan
yang tidak langsung. Dalam cerita yang baik, antara latar dan penokohan sangat menyatu
sehingga baik penokohan maupun latar tidak dapat dipertukarkan.
6. Sudut Pandang/ Titik Pengisahan (Point of view)
Sudut pandang atau titik pengisahan dalam kesusastraan mencakup:
a. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang digunakan pengarang
dalam pendekatan materi cerita;
b. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah dalam
cerita;
c. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan atau keterlibatan pengarang dengan pokok
masalah dalam cerita.
7. Menjiwai Karakteristik Tokoh Drama
Untuk mendapatkan hasil pementasan yang baik, salah satunya terletak pada kemampuan
pemain dalam menjiwai karakteristik tokoh yang diperankannya. Dalam hal ini, seorang
pemain harus berusaha menghayati sedalam mungkin karakter tokoh yang akan
diperankannya sehingga ia mampu menempatkan dirinya sehingga seorang tokoh di
dalam drama tersebut, bukan sebaliknya menjadi dirinya sendiri. Ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan ketika memerankan tokoh drama, diantaranya sebagai
berikut,
8. Kosentrasi
Pemusatan pikiran untuk menghayati dan menjiwai karakteristik tokoh yang akan
diperankan. Pemusatan pikiran ini melibatkan tiga faktor, yaitu faktor fisik, mental, dan
emosional.
9. Kemampuan mendayagunakan emosional
Seorang pemain diharuskan mampu untuk menampilkan bentuk-bentuk emosional tokoh
yang diperankan dengan baik. Bentuk-bentuk emosional biasanya ditampilkan dalam
bentuk mimik muka, gerak, ataupun suara.
10. Kemampuan laku dramatik
Kemampuan laku dramatik ialah kesanggupan pemain dalam melakukan sikap, tindakan,
serta prilaku, yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi.
11. Kemampuan membangun karakter
Karakter pemain sebisa mungkin identik dengan karakter tokoh yang ingin diperankan.
Seorang pemain dituntut untuk tidak tampil dengan karakter diri pribadinya, melainkan
sebagai tokoh yang diperankannya.
12. Kemampuan melakuakan observasi
Kemampuan ini berkaitan dengan kemapuan pemain dalam menampilkan gerak yang
seidentik mungkin dengan gambaran kenyataan yang ada dalam naskah drama.
Kemampuan tersebut bisa dilatih dengan melakukan observasi/pengamatan langsung
terhadap sikap aktivitas manusia sehari-hari.
13. Kemampuan menguasai irama
Irama yang dimaksud ialah tempo permainan gerak atau prilaku agar terjadi kehormatan
dalam pemeranan. Tempo tersebut didasarkan pada deskripsi yang ada dalam naskah
drama.
Jenis-jenis pergelaran :
1) Pergelaran pendidikan : pertunjukan seni yang bertujuan memberikan
Pengalaman kepada siswa
2) Pergelaran hiburan : pergelaran bertujuan memberikan hiburan kepada
masyarakat
3) Pergelaran penerangan : pergelaran yang di dalamnya mengandung suatu
Tujuan memberikan informasi kepada masyarakat
4) Pergelaran amal : pergelaran untuk keperluan amal.
5) Pergelaran komersial : pergelaran yang bertujuan semata-mata untuk
Mencari uang
Jenis karya musik yang dipagelarkan:
a. music tradisional (musik yang lahir dari kebudayaan suatu daerah) dpat berupa
1. gamelan
2. tarling (cirebon)
3. kolintang (minahasa)
4. angklung
5. musik keroncong,dll
b. music modern (music yang digarap secara modern bik dari segi elemen musical, peralatan
music, penyajian,dll) dapat berupa
1. koor (paduan suara)
2. ansamble
3. perkusi, dll
Bentuk pergelaran atau pergelaran menurut tempatnya
:
1) Pergelaran indoor (pergelaran yang diadakan di dalam ruangan)
Contoh :
• Orkestra/ symphonyadalah penyajian music secara
lengkap (petik, gesek, tiup, pukul), berasal dari Eropa, dan alat-
alat musiknya bersifat internasional.
• Musik keroncong adalah suatu jenis musik atau aliran
musik yang lahir di Indonesia yang dipengaruhi oleh musik barat
(diatonis) sehingga bukan termasuk sebagai musik tradisional
melainkan salah satu jenis musik diatonis (world musik) yang
banyak berkembang pada saat ini. Adapun pada perkembangan
selanjutnya akan
Berkolaborasi dengan musik tradisional
• Paduan suara adalah penyajian music vocal oleh
sekelompok vokalis dengan satu atau beberapa suara yang
dipimpin oleh seorang dirigent/konduktor.
• Vokal Group adalah kumpulan orang bernyanyi
bersama.
2) Pergelaran out door (pergelaran yang diadakan di luar ruangan)
Contoh :
• Band adalah sekelompok orang yang satu aliran musik
yang mempunyai satu cita – cita untuk berkarya dengan
membentuk kelompok musik / band itu sendiri.
• Dangdut adalah salah satu musik Indonesia yang sudah
merakyat di wilayah
Nusantara, yang dipadu dari unsur musik Melayu, India, dan
juga musik tradisional Indonesia. Dinamakan Dangdut karena
suara musik yang terdengar adalah suara ‘dang’ dan ‘dut’ dan
musik Dangdut lebih dikuasai oleh suara gendang dan suling.
• Musik rock adalah salah satu genre dalam khasanah
musik populer dunia yang biasanya didominasi oleh vokal, gitar,
drum, dan bas. banyak juga dengan penambahan instrumen seperti
keyboad, piano maupun synthesizer. Musik rock biasanya
mempunyai beat yang kuat dan didominasi oleh jenis-jenis gitar,
baik
Elektrik maupun akustik
v Jenis-jenis pergelaran menurut bentuk penyajiannya :
1). Solo (penyajian tunggal)
2). Duet (penyajian 2 orang )
3) Trio (penyajian 3 orang)
4) Kwartet (penyajian 4 orang)
5). Kwinted (penyajian 5 orang
`
1) Orkestra/symphony (penyajian music secara lengkap (petik, gesek,
tiup,
Pukul)
Manfaat mengadakan pergelaran :
1) Menumbuhkan motivasi berkarya seni.
2) Melatih bekerjasama dalam kelompok seni.
3) Melatih bertanggung jawab dan sikap mandiri.
4) Menambah pengalaman bersosialisasi.
5) Menambah kemampuan siswa dalam memberikan apresiasi karya seni.
6) Menciptakan penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas.
7) Mampu mengadakan evaluasi karya seni obyektif.
Kritik Musik
Sebelum memasuki materi kritik, kita akan membahas sedikit tentang musik
➢ Music merupakan salah satu seni dengan medium utama menggunakan suara/ bunyi –
bunyian yang teratur dan memiliki nada
➢ Macam-macam genre musik antara lain, yaitu : keroncong, pop, tradisional, jazz, rock,
blues dll
➢ Istilah pencipta music (composer), penikmat seni music (aprisiator)
➢ Penyajian music dapat berupa penyajian tunggal, penyajian duet, trio, kolosal maupun
dalam bentuk orchestra
A. Pengertian Kritik Musik Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani
yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati,
membandingkan dan menimbang.
Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidaksesuaian, penyimpangan ataupun lepasnya
batas-batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu pandangan masing-masing
pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu pengetahuan dan pengalamannya secara
menyeluruh. Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif. Kritik
akan membawa kemajuan, jika diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju.Namun nilai
kritik akan sangat bisa di terima, tentunya, jika sudah melalui seleksi mayoritas atas pandangan
yang obyektif. Menurut KBBI, kritik adalah kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik
atau buruk terhadap suatu karya, pendapat, dan sebagainya. Orang yang melakukan kritik disebut
dengan kritikus.
Kritik musik adalah penganalisaan dan pengevaluasian suatu karya musik dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
karya tersebut. Kritik musik dapat juga diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap
kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam
pertunjukan seni. Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek
dari kritik, yaitu musik yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna
suara, interpretasi, dan ekspresi.
B. Fungsi Kritik Musik Fungsi kritik music secara umum antara lain :
• Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat
• Jembatan anatara pencipta, penyaji dan pendengar
• Evaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik
• Pengembangan mutu karya musik
C. Tujuan Kritik Musik
Berikut adalah beberapa tujuan adanya kritik musik antara lain:
• Untuk mengevaluasi hasil karya seni music
• Untuk mengapresiasi hasil karya music
• Untuk memberikan koreksi pada hasil karya seni music agar menjadi lebih baik lagi
• Untuk meningkatkan kualitas hasil karya seni music menjadi lebih kreatif dan inovatif
1. JOURNALISTIC CRITICISM
Kritik ini isinya mengandung aspek pemberitaan. Tujuannya memberikan informasi
tentang berbagai peristiwa musik, baik pertunjukan maupun rekaman. Biasanya ditulis
dengan ringkas karena untuk keperluan surat kabar atau majalah. Sem C. Bangun
menyatakan, bahwa “kewajiban seorang kirtikus jurnalistik adalah memuaskan rasa
ingin tahu para pembaca yang beragam dan untuk menyenangkan perasaan mereka
(2011:8).
2. POPULAR CRITICISM
Kritik yang dilakukan secara terus menerus secara langsung atau tidak langsung
dikerjakan oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (Bangun, 2011: 12). Ini
berarti kritik yang disampaikan bukan pada tepat tidaknya analisis dan evaluasi yang
disajikan tetapi pada kesetiaan atas suatu gaya atau jenis musik yang mereka tekuni.
Atau dengan kata lain, jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum.
Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja
lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.
3. PEDAGOGICAL CRITICISM
Kritik ini biasanya diajarkan di sekolah. Tujuan dari kritik ini adalah untuk mengembangkan
bakat dan dan potensi peserta didik. Ini dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan
obyek kajian adalah karya peserta didiknya sendiri. Melalui pemahaman tentang kritik ini,
seorang siswa tidak hanya dapat menilai hasil karya dengan mengatakan : “benar” atau
“salah”, “bagus” atau “tidak bagus” saja, tetapi harus disertai penjelasan atas penilaiannya
tersebut untuk memotivasi bakat dan potensi siswa lain.
4. SCOLARLY CRTICISM
Kritik ini berkembang dikalangan akademisi dengan metodologi penelitian ilmiah,
dilakukan dengan pengkajian secara luas, mendalam dan sistematis, baik dalam
menganalisis maupun membandingkan dapat dipertanggung-jawabkan secara
akademis dan estetis. (Bangun, 2011: 11).
D. Langkah-Langkah Membuat Kritik Musik
KRITIK
JOURNALISTIC CRITISM
POPULAR CRITICISM
PEDAGOGICAL CRITICISM
SCOLARLY CRITICISM
Dalam proses memberikan kritik karya seni musik termasuk karya musik ada empat
tahap. Berikut tahap – tahap memberikan kritik music :
1. Deskripsi
Menggambarkan fakta – fakta yang mereka temui dalam pertunjukan atau konser
musik. Apa yang di dengar dan di lihat dituangkan dalam tahap ini. (pengumpulan data asli
yang diperoleh secara langsung)
2. Analisis formal
Tahap yang mengacu pada proses analisis dari seorang kritikus terhadap suatu karya
musik. Tahap ini memfokuskan kemampuan kritikus pada aspek musikal. (fakta – teori)
3. Interpretasi
Tahap ini adalah proses memaknai karya seni musik. Tahap interpretasi
memperlihatkan kemampuan kritikus untuk menafsirkan atau memaknai symbol dan nilai
estetik yang ada dalam suatu pertunjukan.
4. Evaluasi
Seorang kritikus memberikan tanggapan, penilaian atas sebuah pertunjukan yang
ditampilkan. Penilaian ini didasarkan pada analisis mendalam atas karya musik dan interpretasi
yang telah dilakukan sebelumnya.
E. Mengkomunikasikan Kritik Musik
Kritik musik dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika secara tertulis, kritik musik
harus memiliki sistematika penulisan yang mencakup : Pendahuluan, deskripsi, analisis,
interpretasi, dan evaluasi sebagai bahan kesimpulan.
1. Pendahuluan
Pada bagian pedahuluan ini kemukakan latar belakang kritik yang berhubungan dengan
pengalaman yang kamu peroleh setelah menyaksikan suatu konser musik. Dalam konser musik itu,
kamu berperan sebagai pendengar, bukan pemain. Genre musik dalam konser itu sebaiknya
merupakan genre musik yang kamu pahami dengan baik.
2. Deskripsi
Pada bagian deskripsi ini tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan pertunjukan atau
konser musik itu. Misalnya, tuliskan tanggal, waktu, dan lokasi pertunjukan, siapa pemain
musiknya, apa yang kamu saksikan dalam pertunjukan itu, jenis atau genre musik apa yang
dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan sebagainya yang dapat kamu
amati secara konkrit.
3. Analisis
Pada bagian Analisis fokuskan pada musik yang dimainkan. Kamu amati bagaimana cara
pemain musik memainkan karya-karya musik atau lagu mereka, seperti kemampuan musikal
masing-masing pemain dalam memainkan musik, mengekspresikan musik, menginterpretasikan
musik, keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengkalimatan (phrasing) lagu,
intonasi, dan lain-lain.
4. Interpretasi
Pada bagian Interpretasi kamu harus dapat memaknai musik atau lagu yang dimainkan dalam
pertunjukan musik tersebut. Pemaknaan musik yang dimainkan dalam pertunjukan yang kamu
saksikan tidak dapat terjadi apabila kamu tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang
musik, pencipta, nilai-nilai estetik, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik
dihasilkan. Dalam bagian ini, kamu dituntut untuk memiliki beragam referensi yang diperoleh dari
beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan yang kamu miliki sebagai upaya untuk
mengungkapkan makna dari musik yang dimainkan.
5. Evaluasi Pada bagian Evaluasi kamu baru dapat memberi penilaian terhadap pertunjukan atau konser
musik yang kamu saksikan. Namun, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penilaian yang
kamu tuliskan pada bagian ini bukan berupa penilaian-penilaian pribadi atau subjektif, tetapi
dilandaskan pada analisis dan interpretasi yang telah kamu lakukan dalam tahap sebelumnya.
Sedangkan secara lisan, cara dari mengungkapkan kritik sebagai berikut :
1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.
2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.
3. Kritik yang baik adalah memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya
seni menuju perbaikan dan kepuasan.
4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.