Keperawatan profesional

80
HUKUM BLM DIKENAL & MANUSIA BERBUAT SEKEHENDAK HATINYA SATU SISTEM; HUKUM RIMBA. KEHIDUPAN TDK DPT BERTAHAN LAMA KEPUNAHAN

Transcript of Keperawatan profesional

Page 1: Keperawatan profesional

HUKUM BLM DIKENAL & MANUSIA BERBUAT SEKEHENDAK HATINYA

SATU SISTEM; HUKUM RIMBA.

KEHIDUPAN TDK DPT BERTAHAN LAMA

KEPUNAHAN

Page 2: Keperawatan profesional

BENTUK FISIK SEMPURNA AKAL & BUDI

MENGEMBAKAN DIRI & BERINTERAKSI

* PERTENTANGAN PENDAPAT* PERTIKAIAN* KETIDAKSERASIAN

Page 3: Keperawatan profesional

MEMBENTUK MASYARAKAT

HARMONIS

PERATURAN

NORMA PERILAKU ; KESUSILAAN, SOPAN SANTUN, ADAT & PERATURAN HUKUM

(Van Dijk, 1982)

Page 4: Keperawatan profesional

Suatu rangkaian ugeran (norma) yang mengaturperhubungan masyarakat

Rudolf Von Lhering “ Der Kampfums Recht”

Suatu tindakan, suatu karya yg tidak ada henti-hentinya artinya selalu diperbaharui dari hari kehari.

Pelaksanannya selalu diperbaharui danpelaksanaan itu tdk hanya oleh alat kekuasaannegara saja, tetapi dilaksanakan oleh seluruhrakyat (Prof Djoyodigoeno, 1986).

Page 5: Keperawatan profesional

PROF. DJOYODIGOENO, HUKUM ADALAH

SUATU KARYA DARIPADA SELURUH

RAKYAT YG BERSIFAT PENYEGARAN

THD TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN

PARA ANGGOTANYA DLM

PERHUBUNGAN PAMRIH & YG

BERTUJUAN PADA

TATA, KEADILAN, KESEJAHTERAAN

MASY YG LEBIH PENDUKUNGNYA.

HUKUM : HASIL DARI KEBUDAYAAN, SHG

HUKUM HARUS MEMPUNYAI SIFAT SPT

KEBUDAYAAN.

Page 6: Keperawatan profesional

MELINDUNGI & MENGATUR MASYARAKAT AGAR

TERTIB & DISIPLIN SEHINGGA KEAMANAN

NEGARA TERJAMIN DAN RAKYAT HIDUP

SEJAHTERA.

Page 7: Keperawatan profesional

TATA

KEADILAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Page 8: Keperawatan profesional

KONSERVATIF

KUNO

TETAP

TIDAK BERUBAH-UBAH

TEGAS

Page 9: Keperawatan profesional

DINAMIK

PLASTIK

DISESUAIKAN DGN KEADAAN YG SEDANG TERJADI & DISELARASKAN DGN KEADAAN MASY. YG SELALU BERUBAH.

Page 10: Keperawatan profesional

DINAMIK

PLASTIK

DISESUAIKAN DGN KEADAAN YG SEDANG TERJADI & DISELARASKAN DGN KEADAAN MASY. YG SELALU BERUBAH.

Page 11: Keperawatan profesional

PENGAKUAN & PERLINDUNGAN HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERADILAN YG BEBAS & TDK MEMIHAK, TDK DIPENGARUHI OLEH SESUATU KEKUASAAN/KEKUATAN LAIN APAPUN

LEGALITAS DARI TINDAKAN NEGARA/PEMERINTAH DLM ARTI TINDAKAN APARATUR NEGARA YG DPT DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA HUKUM.

Page 12: Keperawatan profesional

UNDANG – UNDANG

YURISPRUDENSI

TRAKTAT

KEBIASAAN

Page 13: Keperawatan profesional

Arti formil/arti sempit

Setiap aturan atau ketetapan yg dibentuk oleh alat perlengkapan negara yg diberikekuasaan m’bentuk UU, dan diundangkansebagaimana mestinya

Arti materiil/arti luas

Setiap aturan atau ketetapan yg isinyaberlaku mengikat kepada umum/semua orangdlm suatu daerah atau golongan tertentu(Prof Buys, lihat pada Mudjiono, 1991)

Page 14: Keperawatan profesional

.UUD 1945

Tap MPR

UU/Peraturan Pengganti UU

Peraturan Pemerintah

Keputusan Presiden

Peraturan Menteri /Instruksi Menteri

Peraturan Pelaksana lainnya

Page 15: Keperawatan profesional

Untuk Keperluan Perundangan; UU

Kekuatan mengikat

Diundangkan;

a. Lembaran Negara

b. Sekretaris Negara

Page 16: Keperawatan profesional

“Bahasa Inggris” – Yurisprudence

Ilmu pengetahuan yg mewejang bagaimana orangharus berbuat baik ( baik anggota masy ataubukan, hakim, polisi )dengan tujuan tertentu. Djojodigoeno

Teori Ilmu Hukum “Algemene Rechsleer”

* Generale Theory Of Law*

Page 17: Keperawatan profesional

Mengandung arti keputusanhakim atau keputusan pengadilanterhadap suatu masalah tertentu(case law judge )

Page 18: Keperawatan profesional

Hakim mempunyai kewajiban memeriksa &memutuskan setiap perkara yang diajukan

Keputusan hakim

Dibuat terhadap suatu perkara yang belum ada dasar hukumnya

Keputusan bila dianggap sudah memadai dapat dipakai sebagai sumber

hukum bagi perkara yang serupa

Page 19: Keperawatan profesional

TRAKTAT

Perjanjian antar negara baik bilateral (Perjanjian antara dua negara

), atau multilateral (Perjanjian antara lebih dari dua negara)

Agar dapat berlaku maka berbagai persyaratan tertentu harus

dipenuhi baik yang menyangkut hukum internasional maupun hukum

nasional masing – masing negara yang mengadakan perjanjian.

Page 20: Keperawatan profesional

Dapat menjadi sumber hukum walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah.

Kebiasaan yang dimaksud adalah

Yang ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin bahwa kebiasaan/peraturan itu berlakusebagai hukum (Mr. J.H.P. Bellefroid, lihat pada Mudjiono, 1998)

KEBIASAAAN

Page 21: Keperawatan profesional

PEMBAGIAN HUKUM

Hukum berdasarkan azas1. Sumber

2. Bentuk

3. Tempat

4. Waktu berlakunya

5. Sifat

6. Wujud

7. Cara Mempertahankan

8. Isi

Page 22: Keperawatan profesional
Page 23: Keperawatan profesional

Mengatur hubungan antara orang

yang satu dengan orang yang

lainnya yang menitikberatkan

pada kepentingan perseorangan

Page 24: Keperawatan profesional

1. Dalam arti luas

a. Hukum Perdata

b. Hukum Dagang

2. Dalam arti sempit

Hanya meliputi hukum perdata

Page 25: Keperawatan profesional

Hukum Perdata diatur pada Kitab Undang-undang Hukum Sipilatau KHUS

Meliputi:

a. Hukum Perseorangan

b. Hukum Keluarga

c. Hukum Kekayaan

d. Hukum Warisan

Page 26: Keperawatan profesional

Mengatur Tentang bagaimana caranya

a. Mengajukan tuntutan hak

b. Memeriksa

c. Memutuskan

d. Melaksanakan putusan

Page 27: Keperawatan profesional

1. Tahap pendahuluan

2. Tahap penentuan

3. Tahap pelaksanaan

Page 28: Keperawatan profesional

Mengatur hubungan antara negara dengan alat – alatperlengkapan atau hubungan antara negara denganperseorangan (warga negara)

Page 29: Keperawatan profesional

a. HukumTata negara

b. Hukum administrasi negara

c. Hukum pidana

d. Hukum Internasional

HUKUM PUBLIK

Page 30: Keperawatan profesional

Mempunyai objek pada aturan – aturan hukum yang mengenaikejahatan atau yang bertalian dengan pidana

HUKUM PIDANADiatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHPid)

Page 31: Keperawatan profesional

1. Hukum pidana umum

2. Hukum pidana militer

3. Hukum pidana fiskal

Page 32: Keperawatan profesional

Mengatur tentang bagaimana cara-cara memelihara danmempertahankan hukum pidana materiil.

Hukum Pidana Meliputi 3 Tingkatan :

1. Pemeriksaan pendahuluan (vooronderzoek)

2. Pemeriksaan dalam sidang pengadilan (eindonderzoek)

3. Pelaksanaan hukuman (strafexecutie)

Page 33: Keperawatan profesional

PENGADILAN

Page 34: Keperawatan profesional

Pengadilan Merupakan bentuk pelaksanaan dari kekuasaan

kehakiman yang ketentuannya di atur dalam

* UU 14/1970

* UU No 2 Tahun 1986 tentang peradilan umum

* UU No 14tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

Page 35: Keperawatan profesional

UU No. 14 Tahun 1970 Merupakan induk dan kerangka umum yang

meletakan dasar serta azas –azas peradilan sertapedoman bagi:

- Peradilan umum

- peradilan agama

- Peradilan militer

- Peradilan Tata usaha negara yg masing-masingperadilan masih diatur dlm UU tersendiri.

(Mertokusumo, 1988)

Page 36: Keperawatan profesional

Dalam pasal 10 ayat (1) UU no 14 tahun 1970, peradilan; Peradilan Umum

Peradilan Khusus

Page 37: Keperawatan profesional

Peradilan umum; peradilan untukrakyat pada umumnya Peradilan khusus untuk mengadili perkara golongan

rakyat tertentu.

Peradilan khusus:

a. Peradilan Agama

b. Militer

c. Tata usaha negara

Dimasa mendatang tidak menutup kemungkinandikembangkan spesialisasi pada masing-masinglingkungan pengadilan, misalnya pengadilan ekonomi, danmungkin pula diselenggarakan “peradilan khusus” tentangkesehatan (dalam hal ini termasuk keperawatan)

Page 38: Keperawatan profesional

SUSUNAN PENGADILAN Pengadilan Negeri

Pengadilan Tinggi

Mahkamah Agung

Page 39: Keperawatan profesional

Pengadilan Negeri Merupakan pengadilan tingkat pertama yang

menangani masalah hukum semua penduduk sehari-hari

Pengadilan negeri ada disetiap daerah kabupaten & mempunyai wilayah hukum tertentu.

Page 40: Keperawatan profesional

Pengadilan Tinggi Pengadilan tingkat kedua atau tingkatan

ulangan/bandingan

Tugas pengadilan tinggi;

a. Memeriksa ulang perkara perdata & pidana

b. Prerogatie perkara perdata (mengadukan perkara

dengan melampaui setingkat/tidak melalui

pengadilan negeri dahulu.

c. Menyelesaikan sengketa jurisdictie (sengketa ttg

mengadili diantara hakim-hakim di dlm daerah

hukumnya.

Page 41: Keperawatan profesional

Pengadilan tertinggi adalahMahkamah Agung. Mahkamah agung mempunyai tugas baik dlm lingkup peradilan

seperti :a. sebagai pengawas pengadilan tertinggib. Memutuskan semua perselisihan tingkat pertama dan terakhirc. Memutuskan tingkat keduad. Melakukan kasasi

Tugas diluar pengadilan:a. Mengawasi para notaris, pengacarab. Mengawasi penjarac. Memberikan laporan pada pemerintahd. Penasehat presiden sebelum memberikan grasi, amnesti dan

abolisi

Page 42: Keperawatan profesional

KONTRAK

Pengertian;

Ikatan persetujuan atau perjanjian resmiantara dua atau lebih partai untukmengerjakan atau tidak sesuatu.

Page 43: Keperawatan profesional

Kontrak :

* Lisan

* Tertulis

Kontrak secara hukum tidak berlaku apabila tidak dapat dipahami.

Pada umumnya kontrak ditandatangani oleh dua pihak yangmengadakan perjanjian.

Page 44: Keperawatan profesional

KONTRAK PERIKATAN /PERJANJIAN

BAHASA BELANDA ;

“ VERBINTENIS”

Page 45: Keperawatan profesional

Perikatan Mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain

Hal yang mengikat;

- Bentuk perbuatan; jual beli barang

- Bentuk peristiwa; lahirnya seorang bayi, matinya orang

- Keadaan; letak pekarangan yang bergandenganatau bersusun . (Muhamad, 1990)

Page 46: Keperawatan profesional

Hukum perikatan diatur dlm kitab undang-undang Hukum perdata (KUH Perdata) PdPasal 1319.

“Semua perjanjian, baik yang mempunyai namakhusus maupun yang tidak mempunyai namatertentu, tunduk pada ketentuan-ketentuan umumyang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”

Page 47: Keperawatan profesional

Ketentuan pasal 1234 KUHPdtperikatan;

Perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatuatau untuk tidak berbuat sesuatu.

Kewajiban yang harus dipenuhi dalam suatu perikatandisebut “Prestasi”

Kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatantidak dapat dipenuhi disebut “Wan Prestasi”

Page 48: Keperawatan profesional

Perikatan / Perjanjian Syah: Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang

membuat perjanjian (consensus)

Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuatperjanjian (capacity)

Ada suatu hal tertentu (a certain subject matter) danada suatu sebab yang halal (legal cause)

(Muhamad, 1990)

Page 49: Keperawatan profesional

KONTRAK GAJI

JAM KERJA

LIBURAN

ASURANSI KESEHATAN

IJIN CUTI

Page 50: Keperawatan profesional

KONTRAK Dilakukan sebelum asuhan keperawatan diberikan

Perawat seringkali tidak melakukan hal ini sehinggadlm pelaksanaan asuhan kep seringkali terjadi hal-halyang tidak diinginkan

Page 51: Keperawatan profesional

KONTRAK Dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara

kedua belah pihak yang bekerja sama

Secara hukum antara kedua belah pihak dapatmenggugat apabila rekanan kerjanya melanggarkntrak yang disepakati bersama

Page 52: Keperawatan profesional

HAK DAN TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM

PRAKTEK

Page 53: Keperawatan profesional

Menurut Sifatnya Hak Asasimanusia terdiri dari

Personal rights (hak asasi pribadi), meliputi kemerdekaan menyatakanpendapat, memeluk agama, kebebasan bergerak

Property Rights (hak untuk memiliki sesuatu); hak untukmembeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihanoleh pemerintah termasuk hak utk mengadakan suatu perjanjiandengan bebas.

Rights of legal equality hak untuk mendapatkan perlakuan yang samadan sederajat dlm hukum dan pemerintahan

Political Rights (hak politik); hak untuk ikut serta dalam pemerintahandgn ikut memilih & dipilih, mendirikan partai politik, mengadakanpetisi

Social & Cultural (hak sosial & kebudayaan)diantaranya hak untukmemilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai

Procedural Rigts, yaitu hak untuk memperoleh tata car peradilan danjamina perlindungan misalnya hal penggeledahan dan peradilan.

Page 54: Keperawatan profesional

Hak hak asasi manusia Pasal 27 (persamaan dlm hukum dan penghidupan

yang layak)

Pasal 28 (berserikat, berkumpul, mengeluarkanpikiran secara lisan dan tulisan)

Pasal 29 (kebebasan beragama)

Pasal 31 (mendapatkan pengajaran)

Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)

Pasal 33 (ekonomi)

Pasal 34 (kesejahteraan sosial)

Page 55: Keperawatan profesional

Hak dan tanggung jawab perawat

UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 pasal 53;

“ Ketentuan mengenai standar profesi dan hak pasienditetapkan dengan peraturan pemerintah”

Page 56: Keperawatan profesional

Hak Pasien Pasal 25 The United Nation Universal Declaration of

Human Rights 1984: pasal 1 The United Nation International Convention Civil and Political Right 1966 yaitu hak memperoleh kesehatan (the right to health care) dan hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)

Deklarasi Helsinki, The 18th World Medical Assembly, Finland 1964 muncul hak untukmemperoleh informasi (the right to information). (Poernomo, 1992)

Page 57: Keperawatan profesional

Hak dasar pasien; John F Kennedy (1962) Hak mendapatkan perlindungan keamanan

Hak mendapatkan informasi

Hak memilih

Hak mendengar

Page 58: Keperawatan profesional

1. Hak memberikan persetujuan(consent) Mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan

yang diberikan tanpa paksaan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tentang keputusan yang ia berikan, dimana orang tersebut secara hukummampu memberikan consent.

Diterapkan pada prinsip bhw setiap manusia dewasamempunyai hak utk menentukan apa yang harusdilakukan

Page 59: Keperawatan profesional

Kriteria Consent yang Syah: Tertulis

Ditanda tangani oleh pasien atau orang yang bertanggungjawab terhadapnya

Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan

Memenuhi beberapa elemen penting:

- Penjelasan kondisi

- Prosedur & konsekuensinya

- Penanganan atau prosedur alternatif

- Manfaat yang diharapkan

- Tawaran diberikan oleh pasien dewasa yg scr fisik dan

mental mampu membuat keputusan. (Ellis, 1987)

Page 60: Keperawatan profesional

2. Hak Untuk memilih mati Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan

standar medis oleh dokter

Kriteria kematian adalah mati otak “brain death”

Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang dgnhak untuk tetap mempertahankan hidup

Permasalahan muncul pada saat klien dlm keadaankritis & tdk mampu membuat keputusan sendiri ttghidup dan matinya misalnya dlm keadaan koma. Situasi ini klien hanya mampu mempertahankanhidup jika dibantu dgn pemasangan peralatanmekanik

Page 61: Keperawatan profesional

3. Hak perlindungan bagi orangyang tidak berdaya Orang dengan gangguan mental

Anak di bawah umur serta remaja dimana secarahukum mereka tidak dpt membuat keputusan ttgnasibnya sendiri

Lansia yg mengalami gangguan pola berpikir maupunkelemahan fisik

Untuk membuat keputusan diperlukan wali baikkeluarga, orang tua, atauwali ahli.

Page 62: Keperawatan profesional

4. Hak pasien dalam penelitian Sebelum pasien terlibat kepada mereka harus diberi

informasi secara jelas ttg percobaan yang dilakukan, bahaya yg mungkin timbul, kebebasan klienuntuk menolak atau menerima untuk berpartisipasi

Hak pasien :- Membuat keputusan sendiri utk berpartisipasi- informasi lengkap- menghentikan partisipasi tanpa sanksi- privasi- bebas dari bahaya atau resiko cidera-percakapan tentang sumber pribadi dan hak terhindardari pel-an org yg tdk berkompoten

Page 63: Keperawatan profesional

3. Hak mengendalikan praktik kepsesuai yg diatur oleh hukum

Berkaitan dengan tugas & tanggung jawab utkmenjalankan praktik kep

Menentukan nasibnya sendiri

Dalam setiap pembuatan keputusan yg berkaitan dgnperawat, maka perawat harus dilibatkan secara aktifsehingga pelanggaran hak tdk terjadi.

Page 64: Keperawatan profesional

Hak perawat UU No 23 tahun 1992 terutama pasal 50 tentang

pelaksanaan tugas tenaga kesehatan. Pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum.

Perawat sbg warga negara memiliki hak warga negara

Perawat sbg tenaga kerja memilki hak sbg tenaga kerja

Perawat sbg PNS memiliki hak sbg PNS

Page 65: Keperawatan profesional

Hak perawat1. Hak perlindungan wanita; hak yang menyangkut

peran dan perlindungan wanita merupakan hakperawat

2. Hak berserikat & berkumpul; organisasiprofesi, mengambil peran dalam aksi politik utkmewakili keperawatan atau masyarakat sbg penerimalayanan kesehatan

Page 66: Keperawatan profesional

4. Hak mendapatkan upah yang layak

5. Hak bekerja dilingkungan yang baik; lingkungan yang cukup aman, tidak mengancam keselamatan dankesehatan fisik maupun mental. Mempunyai saranadan prasarana yang memadai untuk memberikanaskep yang berkualitas. Hak bekerja sesuai jam kerjayang tepat dan tidak bekerja secra terus – menerustanpa memperhatikan istirahat atau melebihi jam kerja

Page 67: Keperawatan profesional

6. Hak terhadap pengembanganprofesional Mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah

seperti temu kerja, konferensi seminar, atau berbgaikursus singkat

Pendidikan berkelanjutan

Page 68: Keperawatan profesional

7. Hak menyusun standar praktikdan pendidikan keperawatan Mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum

yang diajukan untuk melindungi perawat danpenerima jasa keperawatan

Page 69: Keperawatan profesional

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTIK

Page 70: Keperawatan profesional

Tindakan Keperawatan

Kolaborasi tdk dapat sepenuhnya scrhukum dibebankan kepada perawat.

Mandiri sepenuhnya dapat dibebankan padaperawat

Page 71: Keperawatan profesional

1. Menjalankan instruksi dokter Sebelum menjalankan instruksi dokter misalnya

memberikan obat, maka perawat harus yakin lebihdulu bhw instruksi yg diberikan benar-benar jelas dandapat dilaksanakan

Perawat harus mengikuti instruksi dari waktu kewaktu dlm arti perawat harus tahu kapan instruksimulai diberikan, dihentikan atau diganti.

Page 72: Keperawatan profesional

Empat hal yg harus ditanyakan perawat utkmelindungi diri scr hukum

1. Tanyakan setiap instruksi yang ditanyakan klien

“ Contoh; jika seorang klien yang telah menerimainjeksi intra muskular atau intra vena memberitahuperawat bahwa dokter telah mengganti instruksi dariobat injeksi ke oral, maka perawat harus memeriksakembali instruksi sebelum memberikan obat”

Page 73: Keperawatan profesional

2. Tanyakan setiap instruksi bilakondisi klien berubah Perawat dianggap bertanggung jawab utk

memberitahu dokter tentang setiap perubahankondisi klien entah diminta atau tidak.

“contoh; bila seorang klien yang menerima infus intra vena tiba-tiba mengalami peningkatan kecepatandenyut nadi, nyeri dada, batuk, dll. Perawat harussegera memberitahu dokter dan menanyakankelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus.

Page 74: Keperawatan profesional

3. Tanyakan dan catat instruksi lisan (verbal) utk mencegah kesalahan komunikasi.

Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, instruksi, keadaan yg harus di beritahukan dokter, baca kembaliinstruksi kepada dokter, dan catat bahwa dokter telahmenyepakati instruksinya sewaktu diberikan.

Page 75: Keperawatan profesional

4. Tanyakan instruksi (standing order), terutama bila perawat tdk berpengalaman.

Standing order memberikan tambahan tanggungjawab perawat dalam melatih diri membuat keputusansewaktu melaksanakannya.

Perawat diberi tugas membuat keputusan kapan obatdibutuhkan

Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harusminta petunjuk baik dari perawat senior maupundokter

Page 76: Keperawatan profesional

2. Melaksanakan intervensi keperawatanmandiri atau yang didelegasi.

a. Ketahui pembagian tugas (job description) mereka

b. Ikuti kebijaksanaan & prosedur yang ditetapkan ditempat kerja

c. Selalu identifikasi klien, terutama sebelummelakukan intervensi utama

d. Pastikan bhw obat yang diberikan dengan dosis, rute, waktu dan klien yg benar

e. Lakukan setiap prosedur secara tepat

f. Catat semua pengkajian & perawatan yang diberikandengan cepat dan akurat

Page 77: Keperawatan profesional

g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasienh. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yg

baik dengan klien

i. Pertahankan kompetisi praktik keperawatan

j. Mengetahui kelemahan dan kekuatan perawat

k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawabkeperawatan pastikan bahwa orang yang diberikandelegasi tugas mengetahui apa yang harusdikerjakan dan orang tersebut memilikipengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan

l. Selalu waspada saat melakukan intervensikeperawatan dan perhatikan secara penuh setiaptugas yang dilaksanakan.

Page 78: Keperawatan profesional

TANGGUNG JAWAB HUKUM MAHASISWA KEPERAWATAN

Page 79: Keperawatan profesional

Tanggung jawab mhs Masa lalu mahasiswa yg menjalankan praktik

diperlakukan sama seperti halnya perawat yang sudahbekerja, sering dimanfaatkan utk mengisi kekurangantenaga perawat.

Saat ini mhs tdk diperlakukan sebagai tenagakerja, mencari pengalaman praktik

Beban tugas yg diberikan pada mereka harus sesuaidgn tingkat pengetahuan dan ketrampilan ataukompetensi mereka

Page 80: Keperawatan profesional

Untuk memenuhi tanggung jawab kepadaklien dan mengurangi kemungkinan terjadikelalaian maka mahasiswa perlu: Yakin bahwa mereka telah dipersiapkan utk merawat

pasien yang ditugaskan padanya.

Minta bantuan atau supervisi pada situasi dimanamereka kurang siap

Menerima kebijaksanaan /aturan tempat dimanamereka menjalankan praktik

Menerima kebijaksanaan/aturan dari institusipendidikan